21
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 3,5 juta kematian pertahun disebabkan oleh diare, di mana 80% dari kematian ini mengenai anak-anak di bawah umur 5 tahun. Diperkirakan insidensi diare 0,5-2/episode/orang/tahun ada di negara maju sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta penderita diare setiap tahunnya. Berdasarkan laporan organisasi kesehatan dunia (WHO,2000). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.) (Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, Volume 2, Triwulan 2, 2011). Penyebab diare terbanyak di Indonesia masih infeksi, hal ini disebabkan sanitasi dan higiene yang masih buruk. Walaupun demikian penyebab-penyebab lain dari diare perlu diwaspadai dan perlu dicegah serta diobati sesegera mungkin. 1

Isi makalah diare

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jkpmjo;

Citation preview

Page 1: Isi makalah diare

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 3,5 juta

kematian pertahun disebabkan oleh diare, di mana 80% dari kematian ini

mengenai anak-anak di bawah umur 5 tahun. Diperkirakan insidensi diare

0,5-2/episode/orang/tahun ada di negara maju sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta

diperkirakan 99 juta penderita diare setiap tahunnya. Berdasarkan laporan

organisasi kesehatan dunia (WHO,2000). Penyakit diare masih merupakan

masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia,

karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Survei morbiditas

yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000

s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR

penyakit Diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000

penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010

menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih

sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi

KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239

orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan

jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%),

sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah

penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.) (Buletin Jendela

Data & Informasi Kesehatan, Volume 2, Triwulan 2, 2011).

Penyebab diare terbanyak di Indonesia masih infeksi, hal ini

disebabkan sanitasi dan higiene yang masih buruk. Walaupun demikian

penyebab-penyebab lain dari diare perlu diwaspadai dan perlu dicegah

serta diobati sesegera mungkin.

1

Page 2: Isi makalah diare

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan masalah dari

makalah ini adalah :

1. Apa definisi dari penyakit diare ?

2. Bagaimana etiologi dari penyakit diare ?

3. Bagaimana sign and sympon dari penyakit diare ?

4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit diare ?

5. Bagaimana pathway dari penyakit diare ?

6. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit diare ?

7. Apa saja komplikasi dari penyakit diare ?

8. Bagaimana proses keperawatan pada penyakit diare ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

a. Tujuan umum :

Dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan

penanganan pada pasien diare.

b. Tujuan khusus :

1. Mengetahui definisi dari penyakit diare.

2. Mengetahui etiologi dari penyakit diare.

3. Mengetahui sign and sympon dari penyakit diare.

4. Mengetahui patofisiologi dari penyakit diare.

5. Mengetahui pathway dari penyakit diare.

6. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada penyakit diare.

7. Mengetahui komplikasi dari penyakit diare.

8. Mengetahui proses keperawatan pada penyakit diare.

2

Page 3: Isi makalah diare

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih

lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24

jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai

pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja

normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam (Juffrie, 2010).

Menurut Simadibrata (2006) diare adalah buang air besar (defekasi)

dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air

tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Sedangkan menurut Boyle (2000), diare adalah keluarnya tinja air dan

elektrolit yang hebat. Pada bayi, volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam

disebut diare. Pada umur 3 tahun, yang volume tinjanya sudah sama dengan

orang dewasa, volume >200 g/kg/24 jam disebut diare. Frekuensi dan

konsistensi bukan merupakan indikator untuk volume tinja.

B. ETIOLOGI

1. Infeksi

1. Virus (30-40% diare) : rota virus, Norwalk virus, noro virus

(calicivirus), adenovirus, astrovirus, cytomegalovirus, coronaviruses.

2. Bakteri dan parasit (20-30% diare) : vibrio cholera O1, V.cholerae

O139, v parahaemolyticus, plesiomonas, aeromonas, bacteroides

fragilis, campylobacter jejuni, c coli, c upssaliensis, nontyphoidal,

salmonella, clostridium difficile, yersinia enterocolitica, y

pseudotuberculosis, shigella species, shigella, e.coli o157 (30% diare

infektif berdarah) e.coli, vibrio cholera, giardia, entamoeba.

3. Helminth : Strongyloides

4. Infeksi lain : Otitis media, sepsis, penyakit menular seksual.

3

Page 4: Isi makalah diare

2. Non Infeksi

1. Diare Osmotik

Meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang

disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik (antara lain

MgSO4, Mg(OH)2) dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada

defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa. (Simadibrata,

2006).

2. Diare sekretorik

Meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya

absorpsi. Diare sekretorik terjadi saat usus kecil dan usus besar

mengeluarkan senyawa garam (terutama natrium klorida) dan air ke

dalam feses. Sekresi garam dan air yang berlebihan ini dapat

disebabkan oleh pelbagai faktor, seperti adanya senyawa toksin, minyak

kastor, atau asam empedu di dalam usus. Selain itu, diare sekretorik

juga dapat disebabkan oleh adanya tumor tertentu, misalnya karsinoid,

gastrinoma, dan vipoma. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis

ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini

akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum

(Simadibrata, 2006).

3. Penyebab umum

Obstruksi usus, asupan toksik, keadaan inflamatorik dan alergik

(intoleransi laktosa, spru seliak, efek samping obat).

4

Page 5: Isi makalah diare

C. SIGN AND SYMPTON

Penyakit diare dapat langsung dikenali atau dirasakan oleh penderita.

Di antara gejala tersebut adalah:

1. Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang

berkepanjangan

2. Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari

3. Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)

4. Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan muntah-

muntah

5. Badan lesu atau lemah

6. Panas

7. Tidak nafsu makan

8. Darah dan lendir dalam kotoran

Salah satu gejala lainnya dari penyakit diare adalah gastroenteritis.

Gastroenteritis adalah peradangan pada saluran pencernaan yang diakibatkan

oleh infeksi atau keracunan makanan. Adapun diare yang disertai dengan

keluarnya darah bersama tinja, dimungkinkan karena ada peradangan atau

infeksi di sekitar usus (Ulceratif Colitis). Jika terbukti mengidap Ulceratif

colitis, penderita harus menjalani diet ringan dan mendapat obat

antiperadangan. Apabila keadaan penderita belum membaik dalam waktu 48

jam, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan

penanganan yang lebih intensif.

5

Page 6: Isi makalah diare

D. PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic

(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam

rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam

rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu

menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi

air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus

yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.

Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit

(Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik

dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),

hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

Diare di sebabkan oleh 4 faktor yaitu infeksi virus, makanan, melabsorbsi

dan psikologis. Virus berkembang di dalam usus halus dan melabsorbsi KH,

lemak meningkatkan tekanan osmotic sehingga terjadi kelebihan pengeluaran

air dan elektrolit dan peningkatan isi rongga usus, kemudian abdomen menjadi

distensi dan menyebabkan diare. Sedangkan dari faktor makanan dan

psikologi ini menyebabkan gerakan peristaltik yang berlebihan di usus,

sehingga makanan tidak dicerna dengan baik yang menyebabkan penurunan

kemampuan absorbi makanan di dalam usus, kemudian terjadi diare.

Ketika seseorang terkena diare, maka frekuensi BAB menjadi

meningkat. Peningkatan frekuensi BAB ini menyebabkan banyak air dan

elektrolit yang keluar, sehingga menyebabkan kekurangan cairan (dehidrasi),

dan hipovolemi. Frekuensi yang meningkat dapat menyebabkan gangguan

integritas kulit perianal.

Diare juga menyebabkan distensi abdomen, yang menyebabkan mual

muntah, sehingga nafsu makan menurun, dan menimbulkan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

6

Page 7: Isi makalah diare

E. PATHWAY

7

Makanan

Toksin tidak dapat diabsorbsi

Hipersekresi air & elektrolit

Peningkatan isi rongga usus

HiperperistaltikPenyerapan makanan di usus menurun

Meningkatkan tekanan osmotik

Diare

Frekuensi BAB meningkat

Hilang cairan & elektrolit berlebihan

Distensi Abdomen

Gangguan intregitas kulit perianal

Mual muntah

Nafsu makan menurun

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan

Asidosis metabolik

Sesak

Gangguan pertukaran gas

Resiko Syok (Hipovolemi)

Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit

Dehidrasi

Kekurangan volume cairan

Faktor

Psikologi Infeksi Melabsorbsi

Ansietas Kuman masuk & berkemabang

di usus halus

Page 8: Isi makalah diare

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik diare dapat ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

1. Beberapa petunjuk anamnesis yang mungkin dapat membantu diagnosis:

a. Bentuk feses (waterry diare atau disentri diare)

b. Makanan dan minuman 6-24 jam terakhir yang dimakan atau

diminum oleh penderita

c. Adakah orang lain sekitarnya menderita hal serupa, yang mungkin

oleh karena keracunan makanan atau pencemaran sumber air

d. Dimana tempat tinggal penderita

e. Siapa, misalnya: wisatawan asing patut dicurigai kemungkinan

infeksi cholera, E.coli, amebiasis, dan giardiasis; pola kehidupan

seksual

2. Pemeriksaan fisik antara lain:

a. Suhu tubuh

b. Berat badan

c. Status gizi

d. Tanpa dehidrasi

e. Kemungkinan komplikasi lain

3. Pemeriksaan diagnostik penunjang yang perlu dikerjakan antara lain:

a. Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis.

b. Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab.

c. Tes resistensi terhadap berbagai antibiotik.

d. pH dan kadar gula jika diduga ada sugar intolerance.

e. Pemeriksaan darah darah lengkap

f. Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na,

Ca, K dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia

(hipokronik, kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat terjadi karena

mal nutrisi/malabsrobsi tekana fungsi sumsum tulang (proses

imflemasi kronis), peningkatan sel-sel darah putih.

8

Page 9: Isi makalah diare

g. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal.

h. Pemeriksaan elektrolit tubuh terutama kadar natrium, kalium,

kalsium, bikarbonat terutama pada penderita diare yang mengalami

muntah-muntah, pernapaan cepat dan dalam, kelemahan otot-otot,

ilius paralitik.

i. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara

kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.

9

Page 10: Isi makalah diare

G. PENATALAKSANAAN TERAPI

1. Farmakoterapi.

Untuk mengurangi morbiditas, mencegah komplikasi, dan untuk

profilaksis. Agen anti diare (misalnya, kaolin-pektin) dan antimotility

(yaitu, loperamide) dikontraindikasikan dalam pengobatan gastroenteritis

akut pada anak-anak karena kurangnya manfaat dan meningkatkan risiko

efek samping, termasuk ileus, mengantuk, dan mual.

2. Rehidrasi.

Sebelum memberikan terapi rehidrasi pada pasien, perlu dinilai

dulu derajat dehidrasinya. Derajat dehidrasi terdiri dari dehidrasi ringan,

sedang, berat. Dikatakan dehidrasi ringan bila pasien mengalami

kekurangan cairan 2-5% dari berat badan. Sedang bila pasien kehilangan

cairan 5-8% dari berat badan. Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10%

dari berat badan.Bila keadaan umum pasien baik dan tidak dehidrasi,

asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari

buah, sup dan keripik asin. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan

dehidrasi, pemberian cairan intravena dan rehidrasi oral dengan cairan

isotonik mengandung elektrolit dan gula harus diberikan. Terapi rehidrasi

oral lebih praktis dan efektif daripada cairan intravena. Cairan oral antara

lain : pedialit, oralit, dll. Cairan infuse seperti Ringer Laktat. Cairan

diberikan 50-200 ml/kgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status

hidrasi.

Pasien dengan dehidrasi ringan sampai sedang masih dapat

diberikan cairan per oral atau selang nasogastrik, kecuali bila ada

kontraindikasi atau saluran cerna atas tak dapat dipakai. Pemberian oral

diberikan larutan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 gr glukosa,

3,5 gr NaCl, 2,5 gr Natrium Bikarbonat dan 1,5 gr KCl setiap liter.

Sedangkan pada pasien dengan dehidrasi sedang sampai berat sebaiknya

diberikan cairan melalui infuse pembuluh darah. Prinsip menentukan

jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan

10

Page 11: Isi makalah diare

yang keluar dari tubuh. Resusitasi Cairan & Elektrolit sesuai derajat

dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.

3. Upaya Rehidrasi Oral (U.R.O.)

Tabel 1. Pemberian Terapi Oral

UsiaDehidrasi Ringan – 3 jam

pertama (50ml/kg)

Tanpa Dehidrasi- jam selanjutnya

(10-20 ml/kg/setiap diareBayi sp 1 tahun 1,5 gelas * 0,5 gelas*Bayi sp 5 tahun 3 gelas ** 1 gelas **Bayi > 5 tahun 6 gelas 2 gelas

Berat badan + 6 kg :

6 kg x 50 ml = 300 ml = + 1,5 gelas

6 kg x 10-20 ml = 60 - 120 ml/setiap diare = 0,5gelas/setiap diare

Berat badan + 13 kg :

13 kg x 50 ml = 650 ml = 3 gelas

13 kg x 10 - 20 ml = 150 - 250 ml/setiap diare = 1 gelas setiap diare

Pemberian Oralit

Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).

a. Diare tanpa dehidrasi

Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak BAB

Umur 1-4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak BAB

Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak BAB

b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang

Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan

selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa

dehidrasi.

c. Diare dengan dehidrasi berat

11

Page 12: Isi makalah diare

Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke

Puskesmas untuk di infus. (Kemenkes RI, 2011)

Tabel 2. Kebutuhan Oralit per Kelompok Umur

UmurJumlah oralit yang

diberikan tiap BAB

Jumlah oralit yang disediakan di

rumah< 12 bulan 50-100 ml 400 ml/hari (2 bungkus)1-4 tahun 100-200 ml 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)> 5 tahun 200-300 ml 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)Dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml/hari

Sumber: Depkes RI, 2006

Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan

sendok dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan

botol tidak boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung

dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian

mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian

cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare berhenti. (Juffrie, 2010).

4. Diet atau Nutrisi : selain rehidrasi, pasien perlu diberikan nutrisi oral atau

parenteral tergantung kebutuhan.

5. Obat anti diare : Obat-obat ini digunakan untuk mengurangi gejala dan

cairan yang hilang. Yang banyak dipakai antara lain: devirat opioid

(loperamid, difenoksilat-atropin, tinktur opium), bismuth subsalisilat, obat

pengeras tinja (atapulgite, smectite), obat anti sekretorik atau anti

enkephalinase (hidrasec).

6. Antimikroba : pada diare infektif diberikan antibiotika atau antiparasit atau

anti-jamur tergantung penyebabnya.

7. Probiotik. Penelitian metaanalisis mendapattkan bahwa probiotik secara

bermakna dapat mempercepat penyembuhan diare akut disbanding

kontrol.

H. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi : ringan, sedang dan berat.

12

Page 13: Isi makalah diare

2. Gangguan pada keseimbangan elektrolit normal dalam tubuh.

Elektrolit adalah zat-zat kimia yang ketika mencair atau larut dalam air

atau cairan lainnya memecah menjadi partikel-partikel dan mampu

membawa aliran listrik. Konsentrasi elektrolit berbeda-beda dalam darah,

jaringan dan cairan dalam sel–sel tubuh. Tubuh kita harus memiliki jumlah

elektrolit utama yang tepat untuk energi. Diare dapat menyebabkan

kurangnya satu atau lebih elektrolit.

3. Kelumpuhan ileus (paralytic ileus).

Ini adalah suatu kondisi dimana terjadi pengurangan atau tidak adanya

gerakan usus. Kondisi ini dapat terjadi akibat pembedahan, cedera pada

dinding perut, sakit ginjal yang parah, atau penyakit parah lainnya.

4. Septisemia.

Ini adalah suatu kondisi dimana terdapat infeksi pada seluruh bagian

tubuh. Kondisi ini biasanya menyusul adanya infeksi di salah satu bagian

tubuh, yang dari sana bakteri pergi ke berbagai bagian tubuh lain melalui

darah.

5. Komplikasi darah seperti koagulasi intravaskular terdesiminasi

Jika ada penyakit atau cedera parah apapun, darah cenderung membentuk

massa semipadat atau gumpalan darah dalam pembuluh darah. Karenanya,

tubuh harus menggunakan banyak zat kimia untuk membentuknya. Untuk

mengurangi efek penggumpalan, tubuh memproduksi sejumlah bahan

kimia anti penggumpalan. Akibatnya, darah tidak menggumpal, hal ini

malah dapat menyebabkan perdarahan. Septisemia, cidera parah,

perdarahan dan banyak penyakit parah lainnya dapat menyebabkan

koagulasi intravaskular terdesiminasi.

6. Renjatan hipovilemik yaitu kejang akibat volume darah berkurang.

7. Hipokalemia yaitu kadar kalsium dalam darah rendah dengan gejala

meteorismus (kembung perut karena pengumpulan gas secara berlebihan

dalam lambung dan usus), hipotonik otot, lemah, bradikardi, perubahan

pada elektrokardiogram.

8. Hipoglikemia yaitu kadar glukosa darah yang rendah.

13

Page 14: Isi makalah diare

9. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defesiensi enzim laktase

karena kerusakan vili mukosa usus halus.

10. Kejang terutama pada hidrasi hipotonik.

11. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan (masukan makanan berkurang, pengeluaran

bertambah).

I. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

14

Page 15: Isi makalah diare

Identitas klien yaitu : nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis

kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,

suku/bangsa, golongan darah, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian,

No. RM, diagnosa medis dan alamat.

Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama,

pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alamat.

b. Keluhan utama

Merupakan hal yang paling klien rasakan. Contoh : BAB lebih dari 3x.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang ( PQRST )

Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan :meliputi palliative,

provocative, quality, quantity, region, radiaton, severity scala dan time.

BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir

saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 x, waktu pengeluaran 3-

5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih dari

14 hari (diare kronis).

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Mengkaji apakah pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian

antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida

albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK,

OMA campak.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami diare.

f. Riwayat Imunisasi

Imunisasi yang pernah diberikan kepada klien, seperti imunisasi Polio,

BCG, DPT, dll.

g. Riwayat Psikososial

Psikososial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien,

dengan timbul gejala-gejala yang dialami, apakah pasien dapat

menerima pada apa yang dideritanya.

h. Lingkungan dan tempat tinggal

Mengkaji lingkungan tempat tinggal klien, mengenai kebersihan

lingkungan tempat tinggal, area lingkungan rumah, dll.

15

Page 16: Isi makalah diare

2. Diagnosa Keperawatan

1) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif.

2) Kerusakan intregitas kulit b.d ekskresi/BAB sering.

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan

intake makanan.

3. Kriteria Hasil, Intervensi dan Evaluasi

Dx 1 : Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif.

Definisi : penurunan cairan intravaskuler, intertisial, dan/atau intraseluler.

Ini mengacu pada dehidrasi, kehiolangan cairan saat tanpa perubahan pada

natrium.

DS : pasien mengeluh haus

DO : membran mukosa bibir kering, TTV abnormal, perubahan

status mental, penurunan tugor kulit, penurunan tugor lidah,

penurunan pengeluaran urin, pengeluaran pengikisan vena, kulit

kering, BB turun

Kriteria hasil :

Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan bb, bj urin

normal, ht normal

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,

membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan

Intervensi

Timbang popok atau pembalut jika diperlukan

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi

adekuat, tekanan ortostatik), jika diperlukan

Monitor vital sigen

Monitor masukkan makanan atau cairan dan hitung intake kalori

harian

Kolaborasikan pemberian cairan iv

16

Page 17: Isi makalah diare

Monitor status nutrisi

Berikan cairan iv pada suhu ruangan

Dorong masukkan oral

Berikkan penggantian nesogatrik sesuai output

Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Tawarkan snack (jus buah, buah segar)

Kolaborasi dengan dokter

Atur kemungkinan transfuse

Persiapan untuk transfuse

Evaluasi :

Urin output dapat dipertahankan

Ttv dalam batas normal

Tidak tampak tanda dan gejala dehidrasi

Dx 2 : Kerusakan intregitas kulit b.d ekskresi/BAB sering.

Definisi : perubahan/gangguan epidermis dan/atau dermis

DS : -

DO : kerusakan lapisan kulit, gangguan permukaan kulit, infasi

struktur tubuh,

Kriteria hasil :

Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan

Tidak ada luka atau lesi

Perfusi jaringan baik

Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikkan kulit dan

mencegah terjadinya cidera berulang

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit

dan perawatan alami

Intervensi :

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

Hindari kerutan pada tempat tidur

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

17

Page 18: Isi makalah diare

Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali

Monitor kulit akan adanya kemerahan

Oleskan losion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan

Monitor aktifitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

Evaluasi :

Integritas kulit menjadi normal

Tidak ada luka atau lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik

Pasien mencegah terjadinye cedera berulang

Pasien mampu mempertahankan kelembaban kulit

Dx 3 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

penurunan intake makanan.

Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik

DS : Pasien mengeluh keram dan nyeri pada abdomen, merasa cepat

kenyang pada saat diberikan makanan, bibir pahit, sariawan,

mengeluh gangguan sensasi rasa, mengeluh asupan makanan

kurang

DO : pasien menghindari makan, BB 20% atau lebih di bawah berat

badan ideal, kerapuhan kapiler, diare, kehilangan rambut

berlebihan, bising usus hiperaktif, kurang nafsu makan, kurang

informasi, membrane mukosa pucat, ketidakmampuan memakan

makanan, tonus otot menurun, kelemahan otot mengunyah dan

kelemahan otot menelan.

Kriteria hasil:

Adanya tingkatan bb sesuai dengan tujuan

Bb ideal sesuai dengan tinggi badan

Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

18

Page 19: Isi makalah diare

Menunjukkan peningktan fungsi pengecapan dari menelan

Tidak terjadi penurunan bb yang berarti

Intervensi :

Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan pasien

Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe

Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c

Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

Ajarkan pasien membuat catatan makanan harian

Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

Evaluasi :

Bb dalam batas normal/ideal

Tidak tampak tanda malnutrisi

Terjadi peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

Terjadi penurunan bb yang berarti

19

Page 20: Isi makalah diare

BAB 4

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak

atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.

Penyebab diare ada 2 macam, yaitu infeksi yang berasal dari virus, bakteri,

parasit atau jenis patogen lainnya, sedangkan yang non-infeksi berasal dari

diare osmotic, sekretorik dan penyebab diare umum. Akibat dari diare itu

sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi

(intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

B. SARAN

Kepada masyarakat umum untuk berperilaku hidup sehat dengan menjaga

lingkungan agar tetap bersih seperti menutup bak air, pengelolaan sampah,

sarana pembuangan limbah, penggunaan jamban yang benar, pola cuci tangan

yang baik, mengonsumsi makanan dan minuman yang seimbang untuk

memenuhi nutrisi tubuh, seperti pemberian ASI dan MPASI yang sesuai

kepada bayi agar tidak terkena penyakit diare.

20

Page 21: Isi makalah diare

DAFTAR PUSTAKA

Adyanastri, Festy. 2012. Etiologi Dan Gambaran Klinis Diare Akut Di Rsup Dr

Kariadi Semarang. Laporan Hasil Karya Tulis Imiah : Universitas

Diponegoro.

Buletin Jendela Data dan Informasi. 2011. Situasi Diare Di Indonesia. Kemetrian

Kesehatan RI

Herdman, heather. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-

2014. Buku Kedokteran: Jakarta.

Juall, Lynda. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. EGC: Jakarta.

Nurarif, Amin Huda. Dan Kusuma, Hardhi (penyusun). 2013. Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.

,Mediaction : Yogyakarta.

Rani, Aziz. Simadibrata, Marcellus. Syam, Ari Fahrial (Editor). 2011. Buku Ajar

Gastroenterologi Edisi 1. InternaPublishing Pusat Penerbit Ilmu Penyakit

Dalam: Jakarta.

Robbin, Contran dan Kumar. 1996. Dasar Patologi Penyakit Edisi 5. EGC:

Jakarta.

Wilkins dan Williams. 2011. Nursing Menafsirkan Tanda-tanda dan Gejala

Penyakit. PT.Indeks: Jakarta.

21