Upload
alia-nur-afni
View
541
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ILMU SOSIAL DASAR
MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Disusun Oleh:Alia Nur Afni(10115533)
1KA10
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PENGERTIAN MASYARAKATR. Linton
“Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini
dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas
tertentu”
M.J. Herskovits“Masyarakat adalah kelompok individu
yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu”
J.L. Gillin dan J.P. Gillin“Masyarakat adalah kelompok
manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama ”
S.R. Steinmetz“Masyarakat adalah kelompok
manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan
manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat
dan teratur”
Hasan Shadily“Masyarakat adalah golongan besar
atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara
golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain”
SYARAT-SYARAT MASYARAKAT
• Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
• Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu
• Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama
Pembagian Masyarakat
Berdasarkan Cara Terbentuknya
Masyarakat Paksaan,
misalnya negara, masyarakat tawanan dll
Masyarakat Merdeka
Masyarakat Natuur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya yang bertalian karena hubungan darah
(Suku, Gerombolan)
Masyarakat Kultur, yang
terjadi karena kepentingan keduniaan (Koperasi,
Gereja)
MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.• Beberapa ciri menonjol masyarakat kota:• Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa• Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang-orang lain• Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata• Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga kota dibandingkan warga desa
• Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi
• Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu
• Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar
PERBEDAAN DESA DAN KOTAAda beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota.Ciri-ciri tersebut adalah:• Jumlah dan kepadatan penduduk• Kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibanding desa
• Lingkungan hidup• Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas
• Mata pencaharian• Kegiatan utama penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu
bidang agraris. Sedangkan kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi bidang industri
• Corak kehidupan sosial• Corak kehidupan sosial di desa dapat dikatakan masih homogen
sebaliknya dengan di kota sangat heterogen
• Stratifikasi sosial• Beranekaragamnya corak kegiatan di bidang ekonomi berakibat bahwa
stratifikasi sosial kota jauh lebih kompleks daripada di desa • Mobilitas sosial• Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar daripada di desa
• Pola interaksi sosial• Pada masyarakat pedesaan, pola interaksinya horizontal, banyak
dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan. Sedangkan pada masyarakat perkotaan, pola interaksinya lebih condong ke arah verikal, sistem fedal masih berpengaruh
• Solidaritas sosial• Solidaritas masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-
kesamaan kemasyarakatan. Sedangkan masyarakat perkotaan justru terbentuk karena adanya perbedaan-perbadaan dalam masyarakat
• Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat tranportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa.
Pencapaian persyaratan diatas hendaknya dituangkan dalam suatu kebijakan dasar yang dikaitkan dengan pengembangan wilayah dan interaksi kota dan sekitarnya secara berimbang dan harmonis. Untuk itu semua, maka fungsi dan tugas aparatur Pemerintah Kota harus ditingkatkan:• Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang
timbul di kota• Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan
tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lainnya
• Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru
• Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara pemimpin di kota dengan pemimpin di tingkat Kabupaten, tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah Kabupaten dan sekitarnya
ASPEK POSITIF DAN NEGATIFJumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur meliputi:• Wisma: unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan
untuk tempat berlindung terhadap alam dan sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga
• Karya: unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat
• Marga: unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal) serta hubungan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal)
• Suka: unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
• Penyempurnaan: unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat unsur diatas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum
Rumusan pengembangan kota tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut:• Menekan angka kelahiran • Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke
pinggiran kota• Membendung urbanisasi• Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif
rendah• Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-
desa yang telah ada di sekitar kota besar• Transmigrasi bagi warga miskin dan tidak mempunyai
pekerjaan
MASYARAKAT PEDESAAN
Sutarjo Kartohadikusuma“Desa adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri”
Bintarto“Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi,
politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam
hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain”
A. PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Paul H. Landis“Desa adalah penduduknya kurang
dari 2.500 jiwa”
CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN
• Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya
• Sistem kehidupannya umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban)
• Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang
• Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat istiadat dan sebagainya
Dalam masyarakat pedesaan kita mengenal bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosialGejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan:• Konflik (pertengkaran)• Kontraversi (pertentangan)• Kompetisi (persiapan)• Kegiatan pada masyarakat pedesaan
B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
• Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya emnganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
• Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
• Mereka berorientasi pada masa ini, kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau.
C. SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
• Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
• Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong royong, mereka sadar bahwa hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
• Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
• Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
• Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.
Unsur daerah, penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau “Living Unit”
D. UNSUR-UNSUR DESA
1. Dalam hubungannya dengan kota, maka desa merupakan “Hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan.
2. Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
3. Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dan sebagainya.
E. FUNGSI DESA
URBANISASI DAN URBANISME
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek,yaitu:• Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota• Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya
penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik dengan keadaan di kota)
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat pedesaan tentu berbeda dengan masyarakat perkotaan, dapat dilihat dari hal-hal berikut:1. Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam2. Pekerjaan atau mata pencaharian3. Ukuran komunitas4. Kepadatan penduduk5. Homogenitas dan heterogenitas6. Diferensiasi sosial7. Pelapisan sosial8. Mobilitas sosial9. Interaksi sosial10. Pengawasan sosial11. Pola kepemimpinan12. Standar kehidupan13. Kesetiakawanan sosial14. Nilai dan sistem nilai