48
Studi Kasus : Evaluasi Trayek Angkot Untuk Mengatasi Kemacetan Oleh : Syawalianto Rahmaputro (13403048)

Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Studi Kasus : Evaluasi Trayek Angkot Untuk Mengatasi Kemacetan

Oleh :Syawalianto Rahmaputro

(13403048)

Page 2: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 1 :What is a ‘traffic jam’ anyway?

How should we define a traffic jam :Qualitative : “it’s a phenomenon occurred in a

traffic, when all the vehicles are stuck. So we have to wait, until we can move along again”, or “It’s when the vehicles on the road have to decrease their speed because of the intensity of the traffic”. Which one?

Quantitative : determine whether the traffic is jammed or not by calculating the Level of Sercive (LoS) of the road segment.

Page 3: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

To quantitatively determine a traffic jam :

The LoS categories are :

LoS formula : Q/C Q = traffic volume (pcu/time unit) C = road segment actual capacity (pcu/time unit)

LoS CATEGORIES SITUATION

≤ 0.4 A Free traffic flow

0.58 B Stable traffic flow

0.8 CStable Flow with limited vehicle

velocity

0.9 D Disturbed flow

1 E Traffic Jam

> 1 F High intensity Traffic Jam

Page 4: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

How to calculate the LoS ?

Traffic Volume : Accumulation of all vehicles that passed the road segment in a time period

Type Pce Description Example

Light Vehicle (LV) 1Two axle motor vehicle on 4 wheels

with an axle spacing 2 – 3 msedan, mini bus,

angkot, etc

Heavy Vehicle (HV)

1.3Motor vehicle with and axle spacing

of more than 3.5 m, normally with more than 4 wheels

truck, bus, etc

Motor Cycle (MC) 0.4 Motor vehicles with two or three wheels scooter, motorcycle

Page 5: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Actual Capacity :

keterangan : C = Capacity (pcu/waktu) C0 = Kapasitas Dasar (pcu/waktu) FCw = Faktor Penyesuaian untuk lebar jalan (skalar) FCsp = Faktor Penyesuaian untuk pembagian arah (skalar) FCsf = Faktor Penyesuaian untuk hambatan samping (skalar) FCcs = Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota (skalar)

cssfspw FCFCFCFCCC 0

Page 6: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

How can Angkot be a factor that causing a traffic jam?

The flow of Angkot added to the ‘Q’ factor. As there could be more than one Angkot route, the ‘Q’ would be quite high.

Angkot often make stops, which causing side frictions. And side frictions will make the actual capacity smaller and smaller.

LoSC

QLoS

Page 7: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 2 : Mission Objectives

Determine the state of the road segment by calculating the LoS.

Analyze it, and find solutions if the road is jammed.

* the object of the solution should be the Angkot(s)

Page 8: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 3 : Scope of Problem

The road segment which is going to be observed :

Jl. Purnawarman, the segment is between the cross-junction with Jl. R.E. Martadinata to the t-juntion with Jl. Padjajaran.

Time of observation : 13.00 – 16.00* Assumption: the activities in the region is at peak in this time period.

Page 9: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Angkots passing by:Kalapa – LedengAntapani – CiroyomCaringin – DagoCaringin – Sedang Serang

* assumption: this segment is the region with highest demand for these Angkots compare to other regions being passed

Page 10: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 4 : Definitions

Road Geometry :

Wc = carriageway width Wka, Wkb = distance from kerb to obstruction

Road Type : 4-lane two-way divided : 4/2 D 4-lane two way undivided : 4/2 UD 2-lane two-way undivided : 2/2 UD 2-lane one-way : 2/1

Page 11: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

LoS :

Q : Accumulation of all vehicles that passed the road segment in a time period (pcu/time unit)

C

QLoS

LoS CATEGORIES SITUATION

≤ 0.4 A Free traffic flow

0.58 B Stable traffic flow

0.8 C Stable Flow with limited vehicle velocity

0.9 D Disturbed flow

1 E Traffic Jam

> 1 F High intensity Traffic Jam

Page 12: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

C : Actual Capacity (pcu/time unit)

keterangan : C = Capacity (pcu/waktu) C0 = Kapasitas Dasar (pcu/waktu) FCw = Faktor Penyesuaian untuk lebar jalan (skalar) FCsp = Faktor Penyesuaian untuk pembagian arah (skalar) FCsf = Faktor Penyesuaian untuk hambatan samping (skalar) FCcs = Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota (skalar)

Type Pce Description Example

Light Vehicle (LV) 1Two axle motor vehicle on 4 wheels

with an axle spacing 2 – 3 msedan, mini bus,

angkot, etc

Heavy Vehicle (HV)

1.3Motor vehicle with and axle spacing

of more than 3.5 m, normally with more than 4 wheels

truck, bus, etc

Motor Cycle (MC) 0.4 Motor vehicles with two or three wheels scooter, motorcycle

cssfspw FCFCFCFCCC 0

Page 13: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Base Capacity :

FCcs :

ROAD TYPE C0 (pcu/jam) KETERANGAN

4-lajur terbagi 1650 per jalur

4-lajur tak terbagi 1500 per lajur

2-lajur tak terbagi 2900 jumlah keseluruhan

jalan satu arah 1650 per lajur

City Size (million inhabitants) FCcs

< 0.1 0.86

0.1 - 0.5 0.9

0.5 - 1 0.94

1 - 3 1

> 3 1.04

Page 14: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Side Friction Class Total number of events/hour

Typical Conditions

Very Low (VL) <100 Daerah pemukiman

Low (L) 100 - 299 Daerah pemukiman dengan angkutan umum

Medium (M) 300 - 499 Daerah industri

High (H) 500 - 899 Daerah pertokoan

Very High (VH) >900 Daerah pertokoan dengan banyak kegiatan di sisi jalan

FCsf :SIDE FRICTIONS EVENTS BOBOT

Pejalan kaki yang menyebrang 0.5

Kendaraan yang parkir 1

Kendaraan yang keluar/masuk ke fasilitas di sisi jalan 0.7

Kendaraan lambat, misalnya sepeda, becak, gerobak, dll 0.4

Angkot yang berhenti 1

Page 15: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

ROAD TYPE SIDE FRICTION

FCsf

Jarak pembatas samping jalan ke obstacle (Wk)

≤ 0.5 m 1 m 1.5 m ≥ 2 m

4-lajur dengan pembatas

tengah

VL 1 1.01 1.01 1.02

L 0.97 0.98 0.99 1

M 0.93 0.95 0.97 0.99

H 0.87 0.9 0.93 0.96

VH 0.81 0.85 0.88 0.92

4-lajur tanpa pembatas

tengah

VL 1 1.01 1.01 1.02

L 0.96 0.98 0.99 1

M 0.91 0.93 0.96 0.98

H 0.84 0.87 0.9 0.94

VH 0.77 0.81 0.85 0.9

2-lajur tanpa pembatas atau jalan satu arah

VL 0.98 0.99 0.99 1

L 0.93 0.95 0.96 0.98

M 0.87 0.89 0.92 0.95

H 0.78 0.81 0.84 0.88

VH 0.68 0.72 0.77 0.82

Page 16: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

FCcw :ROAD TYPE Lebar jalan efektif (Wc) KETERANGAN FCw

4-lajur terbagi atau jalan satu arah

3 m Per Lajur 0.92

3.25 m Per Lajur 0.96

3. 50 m Per Lajur 1

3.75 m Per Lajur 1.04

4.00 m Per Lajur 1.08

4-lajur tak terbagi

3 m Per Lajur 0.91

3.25 m Per Lajur 0.95

3. 50 m Per Lajur 1

3.75 m Per Lajur 1.05

4.00 m Per Lajur 1.09

2-lajur tak terbagi

5 Jumlah keseluruhan 0.56

6 Jumlah keseluruhan 0.87

7 Jumlah keseluruhan 1

8 Jumlah keseluruhan 1.14

9 Jumlah keseluruhan 1.25

10 Jumlah keseluruhan 1.29

11 Jumlah keseluruhan 1.34

Page 17: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

FCsp : untuk jalan tanpa pembatas tengah :

Untuk jalan dengan pembatas dan jalan satu arah, besar FCsp = 1.

Perbandingan arus antar jalur (% - %) 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65 - 35 70 - 30

FCSP

2-lajur 1 0.97 0.94 0.91 0.88

4-lajur 1 0.985 0.97 0.955 0.94

Page 18: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

There’s a problem…

How could we know how much is the traffic flow or the events happen in the road segment? By observing?

The population size = ∞Solution : do sampling, and make

estimation

Page 19: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Dengan menggunakan metode statistika, kita dapat memperkirakan parameter dari suatu populasi. Pada studi kasus ini parameter yang akan dicari adalah rataan dari populasi arus kendaraan pada segmen jalan tersebut, dan populasi-populasi lain yang akan digunakan dalam menghitung LoS. Pada hal ini harus menggunakan estimasi, karena sangat sulit bila kita ingin mengetahui populasinya secara pasti. Rataan adalah sama dengan ekspektasi matematis.

Penaksir titik rataan populasi (μ) diberikan oleh statistik xbar. Distribusi sampel berpusat di μ dan umumnya variansinya lebih kecil dari penaksir μ lainnya. Menurut Teorema Limit Central, distribusi sampel dapat diharapkan secara hampiran, berdistribusi normal dengan rataan μx = μ.

_

Xn

xX

n

ii

1_

Page 20: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Before we do the estimation, make sure the sample is distributed normally and the data is uniform

Normality test : Untuk menguji kenormalan suatu distribusi bisa digunakan berbagai

metode. Namun untuk studi kasus ini akan digunakan Uji Geary : 1- Hitung :

2- Hitung :

3- Keputusan : Data berdistribusi normal jika -zα/2 < z < zα/2

n

xx

n

xx

u

n

ii

n

ii

1

_

1

2_

2

2661.0

1 nuz

Page 21: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Uniform test : Cara menguji keseragaman data adalah dengan menentukan

batas kendali atas dan bawah. Apabila terdapat data yang berada diluar kendali maka sampel tidak seragam dan data tersebut harus dibuang. Mengenai ukuran sampel, minimal adalah 30. Jadi apabila setelah ada data yang dibuang dan n < 30, maka harus dilakukan pengambilan data lagi sampai n ≥ 30.

11

2_

n

xxn

ii

3_

xliBatasKenda

Page 22: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

For further step, we are going to decide how much is the Angkot flow which is optimum for the LoS.

Linear Programming : Persoalan programa linier (PL) adalah persoalan penentuan nilai maksimum/ minimum

dari suatu fungsi yang memenuhi seluruh pembatas (set konstrain) yang ada. Fungsi yang ingin dicari nilai maksimum/ minimumnya ini disebut fungsi tujuan (atau fungsi obyektif. Model matematik yang digunakan untuk menyatakan persoalan PL secara umum dituliskan seperti berikut :

Minimasi : z = c1 x1 + c2 x2 + … + cn xn ……… fungsi obyektif/tujuan

subject to (s/t) : a11 x1 + a12 x2 + … + a1n xn ≥ b1 ……… konstrain ke- 1a21 x1 + a22 x2 + … + a2n xn ≥ b2 ……… konstrain ke- 2

. . .am1 x1 + am2 x2 + … + amn xn ≥ bm ……… konstrain ke- mx1, x2, … , xn ≥ 0 ……… pembatas non-negatifdimana : xj , j = 1,2, …, n disebut sebagai variabel (atau variabel keputusan) aij , i = 1, 2, …, m dan j = 1, 2, …, n disebut sebagai koefisien teknologi (atau koefisien

konstrain)bi, i = 1, 2, …, m disebut sebagai ruas kanan (= RHS : Right Hand Side)cj , j = 1, 2, …, n disebut sebagai koefisien fungsi tujuan

Page 23: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 5 : Observing, and Collecting Data

Data mengenai Angkot :

Road type and geometric conditions : 2/1 UD Wc ≈ 6 m (total 2 lajur) Wka ≈ 0.5 m Wkb ≈ 0.5 m

Trayek Angkotkecepatan rata-rata

(km/jam)panjang rute (km)

Kalapa - Ledeng 15 11.2

Antapani - Ciroyom 15 11.67

Caringin - Dago 15 15.66

Caringin Sedang - Serang 15 14.73

Page 24: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Traffic Flow :

Data – data lain tidak akan dicantumkan karena banyak Ukuran sampel = 30 Selang waktu dalam satu pengamatan = 3 menit

no LV (veh/3min) MC (veh/3min) HV (veh/3min)

1 39 49 2

2 31 46 2

3 32 46 4

4 47 46 4

5 28 39 6

6 38 50 3

7 25 41 5

8 36 49 1

10 36 64 2

Page 25: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

No PEDESTRIAN ENTER/EXIT VEHICLESLOW MOVING

VEHICLE

1 35 20 2

2 23 19 4

3 35 17 2

4 35 21 4

5 30 23 3

6 33 20 4

7 37 20 4

8 37 22 4

9 33 22 3

10 33 19 3

Page 26: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Angkot tidak termasuk LV

Caringin - Dago (veh/3min)

No STOPPING Penumpang turun Penumpang naik

1 8 5 3

2 5 0 5

3 11 9 2

4 5 1 4

5 6 3 3

6 6 2 4

7 9 4 5

8 8 3 5

9 6 4 2

Page 27: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Trayek Angkot mean demand/3min% of total demand

at site

Kalapa - Ledeng 7 43.75%

Antapani - Ciroyom 3 18.75%

Caringin - Dago 3 18.75%

Caringin Sedang - Serang 3 18.75%

TOTAL 16 100%

Page 28: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 6 : Testing the samples

Example of testing the normality :Light Vehicle :

Uji Geary : 1- H0 = sample berdistribusi normal 2- H1 = sample tidak berdistribusi normal 3- α = 0.05 4- zα/2 = 1.96

- zα/2 = -1.96 5- u = 0.971372

z = -0.58927 6- Kesimpulan : terima H0

Page 29: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Example of testing the uniformity : Uji Keseragaman MC:

1- σ = 7.117164 2- xbar = 51.36667 3- UCL = 72.71816

LCL = 30.01517

4- Kesimpulan : sampel seragam

Uji Keseragaman Data MC

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 10 20 30 40

UCL

LCL

CL

Motor Cycle

Page 30: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 7 : Estimating

Parameter Mean

(integer) satuan

LV 36 veh/3min

HV 2 veh/3min

MC 51 veh/3min

Kalapa - Ledeng 11 veh/3min

Antapani - Ciroyom 8 veh/3min

Caringin - Sedang Serang 8 veh/3min

Caringin - Dago 7 veh/3min

Pedestrian 33 person/3min

Enter/Exit Vehicle 22 veh/3min

Parking 1 veh/3min

Slow Moving Vehicle 3 veh/3min

Kalapa - Ledeng (Stopping) 11 veh/3min

Page 31: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 8 : Calculate the current LoS and Analyzing

Q :

Vehicle Type LV Angkot K - L Angkot A - C

Angkot C - D

Angkot C - SS HV MC

TOTAL FLOW

veh/3min 36 11 8 7 8 2 51

123

pce 1 1 1 1 1 1.3 0.4 

pcu/3min 36 11 8 7 8 2.6 20.4 93

pcu/h 720 220 160 140 160 52 408 1860

Page 32: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

C :

LoS :

LoS segmen jalan tersebut termasuk kategori E dimana kemacetan terjadi

Co 3300

FCw 0.92

FCsp 1

FCsf 0.68

FCcs 1

C (pcu/hour) 2064.48

90095327.0min3/224.103

min3/93

/48.2064

/1860

pcu

pcu

hourpcu

hourpcu

C

VLoS

Page 33: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 9 : Make Solutions Untuk mengatasi kemacetan tersebut kita harus menentukan nilai Los yang termasuk

kategori jalan tidak macet. Untuk itu paling tidak LoS = 0.8. Kemudian untuk memperoleh nilai sekian dengan memodifikasi parameter-parameter

yang berhubungan dengan angkot dalam model LoS, ada dua cara: Pertama adalah dengan menurunkan volume angkot. Kedua, dengan mengurangi hambatan samping. Namun karena untuk

mengurangi hambatan samping paling tidak dari kategori Very High ke kategori High, harus ada 3 trayek angkot yang dilarang berhenti sepanjang jalan tersebut atau bahkan tidak boleh lewat jalan tersebut. Karena perubahan pada parameter hambatan samping tidak signifikan, jadi fokus modifikasi pada arus angkot.

Untuk menentukan arus angkot yang optimal ada dua alternatif. Pertama dengan mengurangi armada angkot sehingga arus angkot juga

berkurang. Namun untuk hal ini solusi harus di trade-off dengan kemungkinan adanya lost-sales (ketika demand tidak terpenuhi) bagi trayek angkot tersebut. Kemudian bila terjadi pengurangan armada berarti pemecatan supir. Tapi kelebihannya adalah rute perjalanan angkot tidak perlu dirubah.

kedua adalah dengan menentukan trayek angkot mana yang tidak boleh melalui segmen jalan tersebut. Untuk hal ini perlu dicari jalur baru bagi angkot tersebut. Yang nantinya akan mempengaruhi keadaan kemacetan jalan yang dijadikan rute baru. Tapi untuk solusi ini yidak ada masalah dari pemecatan supir.

Page 34: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Solution 1 : LoS = 0.8 (agar jalan tidak macet)

* besarnya kapasitas menggunakan hasil perhitungan yang lama. Karena

perubahan kapasitas tidak signifikan.

Capacity

ArusAngkotArusMCArusHVArusLVLoS

'

48.2064

11808.0

ArusAngkot

471584.471 ArusAngkot

Page 35: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

model PL : max z = X1+X2+X3+X4 s/t X1+X2+X3+X4 ≤ 471

43.75% ( X1+X2+X3+X4 ) = X1

18.75% ( X1+X2+X3+X4 ) = X2

18.75% ( X1+X2+X3+X4 ) = X3

18.75% ( X1+X2+X3+X4 ) = X4

X1,X2,X3,X4 integer keterangan :

X1 = besar arus Kalapa – Ledeng (pcu/hour) X2 = besar arus Antapani - Ciroyom (pcu/hour) X3 = besar arus Caringin - Dago (pcu/hour) X4 = besar arus Caringin – Sedang Serang (pcu/hour)

Page 36: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Solusi yang diperoleh : z* = 464 pcu/hour X1* = 203 pcu/hour X2* = 87 pcu/hour X3* = 87 pcu/hour X4* = 87 pcu/hour

Page 37: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Trayek Angkot

13.00 - 16.0

0

Kec rata2(km/jam)

panjang rute (km)

waktu melintas rute

Lap

arus pcu/3jam

Jumlah Armada (vehicle)

Kalapa - Ledeng

3 jam 15 11.20.7466666

72 609 304

Antapani - Ciroyo

m3 jam 15 11.67 0.778 2 261 130

Caringin - Dago

3 jam 15 15.66 1.044 1 261 261

Caringin Sedang

- Serang

3 jam 15 14.73 0.982 1 261 261

Page 38: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Calculating the new LoS :

Vehicle Type LV

Angkot K - L

Angkot A - C Angkot C - D Angkot C - SS HV MC

TOTAL FLOW

veh/3min 36 0 8 7 8 2 51112

pce 1 1 1 1 1 1.3 0.4 

pcu/3min 36 10.15 4.35 4.35 4.35 2.6 20.4 82.2

pcu/h 720 203 87 87 87 52 408 1644

Page 39: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

C :

LoS : LoS = 1644/2064.48 = 0.796326435

LoS termasuk kategori C dimana arus stabil walau kecepatan kendaraan terbatas

Co 3300

FCw 0.92

FCsp 1

FCsf 0.68

FCcs 1

C (pcu/hour) 2064.48

Page 40: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Solution 2 :LoS = 0.8 (agar jalan tidak macet)

48.2064

11808.0

ArusAngkot

584.471ArusAngkot

Page 41: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

model PL : max z=a+b+c+d s/t 220a+160b+140c+160d ≤ 471.584

a,b,c,d biner keterangan :

z = jumlah trayek yang melewati segmen jalan tersebut a = ada tidaknya angkot Kalapa – Ledeng b = ada tidaknya angkot Antapani - Ciroyom c = ada tidaknya angkot Caringin - Dago d = ada tidaknya angkot Caringin – Sedang Serang

Page 42: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Solusi yang dihasilkan : z* = 3 a* = 0 b* = 1 c* = 1 d* = 1

Page 43: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Jadi angkot Kalapa-Ledeng harus diubah rutenya agar tidak melewati lagi segmen jalan purnawarman. Salah satu alternatif rute baru adalah seperti ilustrasi berikut :

Page 44: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Calculating the new LoS : Q :

Vehicle Type LVAngkot K -

LAngkot A

- CAngkot C -

DAngkot C -

SS HV MCTOTAL

FLOW

veh/3min 36 0 8 7 8 2 51112

pce 1 1 1 1 1 1.3 0.4 

pcu/3min 36 0 8 7 8 2.6 20.4 82

pcu/h 720 0 160 140 160 52 408 1640

Page 45: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

C :

LoS = 1640/2064.48 = 0.7943889

LoS termasuk kategori C dimana arus stabil dengan kecepatan terbatas

Co 3300

FCw 0.92

FCsp 1

FCsf 0.68

FCcs 1

C (pcu/hour) 2064.48

Page 46: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 10 : Summary

Setelah melakukan studi kasus, maka kesimpulan yang diambil adalah : Segmen jalan tersebut macet. Terbukti dari LoS-nya yang termasuk kategori E. Cara menanggulangi kemacetan tersebut bisa dengan cara menentukan jumlah

armada trayek angkot menjadi sebagai berikut :

sehingga LoS menjadi kategori C, dimana kemacetan tidak terjadi.

Trayek Angkot Jumlah Armada (vehicle)

Kalapa - Ledeng 303

Antapani - Ciroyom 130

Caringin - Dago 261

Caringin Sedang - Serang 261

Page 47: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Cara kedua adalah dengan mengubah rute angkot Kalapa – Ledeng, agar tidak melalui segmen jalan tersebut (dialihkan ke Jl. Martadinata – Jl. Merdeka – Jl. Sumatera). Sehingga LoS jalan menjadi kategori C juga.

Page 48: Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung

Step 11 : Say “Thank Tou!!”

Thank you for your attention!!!Don’t hesitate to ask for more

explanations about this presentation