22
A. Pengertian Media Pembelajaran Matematika Kata ‘media’ berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media didefinisikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Association of education and communication technology (1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Menurut Criticos (1996) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Sedangkan menurut Blake dan Horalsen dalam Latuheru (1988) media merupakan saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan. Haryanto mengemukakan bahwa “istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud untuk pengajaran, maka media itu disebut media pengajaran”. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Gagne dan Briggs (1975) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan computer. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar . Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Briggs (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Sedangkan media pendidikan matematika yang lebih cenderung disebut alat peraga (manipulative materials) matematika dapat didefinisikan sebagai suatu alat peraga yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam GBPP bidang studi matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain alat peraga matematika adalah alat yang digunakan untuk mempermudah menjelaskan konsep matematika. 1

Artikel media pembelajaran matematika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Artikel media pembelajaran matematika

A. Pengertian Media Pembelajaran Matematika

Kata ‘media’ berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah,

perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media didefinisikan sebagai perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Association of education and

communication technology (1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Menurut Criticos (1996) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Sedangkan menurut Blake dan

Horalsen dalam Latuheru (1988) media merupakan saluran komunikasi yang digunakan

untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan.

Haryanto mengemukakan bahwa “istilah medium sebagai perantara yang mengantar

informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan atau informasi

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud untuk pengajaran, maka media itu

disebut media pengajaran”. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan

untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan

siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Gagne dan Briggs (1975) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder,

kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan

computer.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar. Briggs (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah

sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan

sebagainya. Sedangkan National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media

pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,

termasuk teknologi perangkat keras.

Sedangkan media pendidikan matematika yang lebih cenderung disebut alat peraga

(manipulative materials) matematika dapat didefinisikan sebagai suatu alat peraga yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam

GBPP bidang studi matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar

mengajar. Dengan kata lain alat peraga matematika adalah alat yang digunakan untuk

mempermudah menjelaskan konsep matematika. 1

Page 2: Artikel media pembelajaran matematika

GURUKOMUNIKAT

OR

Suatu benda dalam pembelajaran matematika

dapat menjadi alat peraga, alat, alat pembelajaran, atau

tidak mempunyai arti apa-apa. Yang dimaksud alat peraga

adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika.

Adapun yang dimaksud alat adalah alat untuk menghitung, menggambar,

mengukur, dsb., seperti kalkulator, komputer, mistar, jangka, busur derajat, klinometer, dsb.

Sedangkan yang dimaksud alat pembelajaran yaitu alat bantu yang digunakan untuk

memperlancar pembelajaran matematika, seperti OHP, komputer, papan tulis, spidol/ kapur,

dsb. Suatu benda dikatakan tidak mempunyai arti apa-apa akan terjadi jika benda tersebut

tidak dikaitkan dengan topik dalam pembelajaran

Matematika merupakan ilmu abstrak yang berkaitan dengan pola dan aturan serta

bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan. oleh

karena itu dibutuhkan suatu media pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam

memahami materi matematika dan membantu guru dalam menjelaskan konsep matematika

yang abstrak. Jadi media pembelajaran matematika adalah alat atau bahan yang digunakan

untuk memudahkan guru dalam menjelaskan konsep matematika yang abstrak dan

memudahkan siswa dalam memahami materi matematika sehingga dapat merangsang

perhatian, fikiran, perasaan, kemampuan dan kemauan peserta didik dalam mempelajari

matematika.

B. Kedudukan Media Pembelajaran Matematika

2

PESANCOMMUNIC-

MESSAGE

SISWAKOMUNIKAN

MEDIA(CHANNEL)

Page 3: Artikel media pembelajaran matematika

Dari bagan di atas, terlihat bahwa

kedudukan media pembelajaran dalam

proses pmbelajaran matematika adalah

sebagai fasilitas, alat pembelajaran dan

peragaan. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu

sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu

komponen sistem pembelajaran. Tanpa media media pembelajaran komunikasi tidak akan

terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung

secara optimal.

Kedudukan media pembelajaran sebagai fasilitas, yaitu fasilitas pembelajaran yang

digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Dengan media pembelajaran ini, diharapkan dapat memfasilitasi setiap kemampuan dan

keterampilan siswa sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Selain itu, media

pembelajaran dapat memfasilitasi siswa yang memiliki tipe belajar berbeda-beda seperti tipe

belajar Audio Visual, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses

pembelajaran matematika.

Kedudukan media pembelajaran sebagai alat pembelajaran dan peragaan yaitu media

pembelajaran digunakan guru sebagai alat peraga dalam menjelaskan materi matematika yang

abstrak. Melalui media pembelajaran, materi yang disampaikan bisa terlihat lebih konkret

sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi matematika. Media pembelajaran

sebagai alat pembelajaran dan peragaan dapat membantu siswa dalam mengkontruksi

pemahamannya sehingga kesalahan konsep dapat dihindari. Oleh karena itu, keberadaan

media pembelajaran dalam menjelaskan konsep matematika sangat penting, terutama bagi

siswa sekolah dasar yang tahap perkembangannya masih dalam operasional konkret.

C. Rasional Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Matematika

Beberapa alasan mengapa dalam proses pembelajaran matematika diperlukan media

pembelajaran, diantaranya:

1. Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan3

FASILITAS-ALATPEMBELAJARAN

PERAGAAN(MANUAL-TIK)

Page 4: Artikel media pembelajaran matematika

Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak

disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat

dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut

Murwani (1999), untuk membelajarkan matematika secara benar pada siswa mutlak

harus menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal konsep-konsep

matematika.

2. Sifat materi matematika tidak mudah dipahami

Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan materi matematika

tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Maka dari itu dengan alat

pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak

hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus

melakukan/latihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on bisa tercapai,

konsep dibangun oleh siswa sendiri. Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila

disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal

oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu

alasan melakukan tiap langkah tersebut.

3. Hirarki matematika ketat dan kaku.

Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang diperlukan untuk dapat

menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki belajar menurut Gagne harus disusun dari

atas ke bawah atau up down (Orton,1987). Dimulai dengan menempatkan

kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan yang menjadi salah satu tujuan

dalam proses pembelajaran di puncak dari hirarki belajar tersebut, diikuti

kemampuan, keterampilan, atau pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus

mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau

pengetahuan diatasnya.

Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam pemecahan masalah

membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya,

yang membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan

media agar dapat menuntun untuk terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya

bersifat siatematis dan cenderung kaku.

4. Aplikasi matematika kurang nyata

Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang nyata,

bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika adalah kumpulan angka dan

simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media agar matematika dapat diaplikasikan 4

Page 5: Artikel media pembelajaran matematika

ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam

mempelajari konsep-konsep dalam matematika.

5. Belajar matematika perlu fokus

Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang kaku

sehingga membuat siswa menjadi kesulitan dalam mempelajari matematika. Maka

dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang menerangkan materi matematika,

sedangkan kebanyakan guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya.

Akibatnya siswa menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh

karena itu guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika.

Alat peraga dapat membatu guru untuk menyampaikan ide atau gagasannya dalam

pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan tidak bosan.

6. Citra pembelajaran matematika kurang baik

Pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang kurang baik, mereka

berpandangan bahwa pembelajaran matematika itu menakutkan, tegang, bosan dan

banyak PR. Hal ini disebabkan karena guru kurang dapat mengkomunikasikan materi

matematika yang bersifat kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik

oleh siswa. Pembelajaran matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai

dari penyampaian definisi atau pengertian dari suatu objek secara intuitif, dilanjutkan

dengan pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri dengan pemberian

contoh kemudian pemberian tugas atau PR yang banyak sebagai latihan.

Dalam pembelajaran matematika yang notabennya banyak siswa yang

menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh dengan rumus-rumus dan angka-

angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa sudah menyerah dan

merasa tidak akan mampu menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, hal ini

mengakibatkan siswa menjadi tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Maka dari itu alat peraga dapat membantu guru untuk mengubah

paradigma yang selama ini berkembang pada masyarakat pada umumnya dan siswa

khususnya.

7. Kemampuan kognitif siswa masih konkret

Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan materi

matematika itu bersifat abstrak. Hal ini akan menjadi hambatan bagi siswa dalam

pembelajaran matematika. maka untuk memahami konsep dan prinsip masih

diperlukan pengalaman melalui obyek konkret (Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep

diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek konkret, kemudian 5

Page 6: Artikel media pembelajaran matematika

dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Jadi dalam proses pembelajaran

matematika, peranan media/alat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu

konsep atau prinsip.

8. Motivasi siswa dalam mempelajari matematika sangat rendah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini, dilandasi oleh perkembangan matematika di

bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan

penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Atas dasar hal tersebut, maka pelajaran

matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar (SD)

hingga dewasa untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi

tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,

mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang

selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Namun, dalam kenyataannya minat dan motivasi siswa untuk mempelajari

matematika sangat rendah. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya

menganggap bahwa matematika merupakan salah satu peljaran yang sulit dipelajari.

Oleh karena itu, diperlukan suatu media pembelajaran dalam proses pembelajaran

matematika untuk memudahkan siswa dalam mempelajari matematika, sehingga

melalui penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar motivasi siswa dapat

meningkat.

Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap matematika, pembelajaran

matematika di sekolah dalam penyajiannya harus diupayakan dengan cara yang lebih

menarik bagi siswa. Matematika sebenarnya memiliki banyak sisi yang menarik.

Namun, seringkali hal tersebut tidak dihadirkan dalam proses pembelajaran

matematika. Akibatnya siswa mengenal matematika tidak secara utuh. Matematika

hanya dikenal oleh siswa sebagai kumpulan rumus, angka, dan simbol belaka.

Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari pendekatan

yang digunakan oleh guru. Dan pendekatan tersebut biasanya dipengaruhi oleh

pemahaman guru tentang sifat matematika, bukan oleh apa yang diyakini paling baik

untuk proses pembelajaran matematika di kelas. Guru yang memandang matematika 6

Page 7: Artikel media pembelajaran matematika

sebagai produk yang sudah jadi akan mengarahkan proses pembelajaran siswa untuk

menerima pengetahuan yang sudah jadi. Guru akan cenderung mengisi pikiran siswa

dengan sesuatu yang sudah jadi. Sementara, guru yang memandang bahwa

matematika merupakan suatu proses akan lebih menekankan aspek proses daripada

aspek produk dalam pembelajaran matematika. (Marpaung, 1998).

Akhirnya, yang menjadi permasalahan psikologis adalah bahwa pendidikan

matematika di negeri ini sudah terlanjur dan banyak “luka psikologis” yang diderita

siswa berkaitan dengan pendidikan matematika. Untuk dapat menyembuhkan luka

psikologis tersebut maka peran seorang guru sangat besar dalam hal ini, sehingga

minat siswa terhadap matematika tumbuh subur kembali. Pendidikan matematika di

sekolah hanya akan berlangsung dengan baik dan sampai pada tujuannya jika ada

sinergi dari banyak pihak, seperti siswa, guru, orang tua, dan pihak lain yang secara

langsung maupun tidak langsung terlibat dalam proses pembelajaran matematika di

sekolah. Antara saatu komponen dan komponen lain yang terlibat dalam pendidikan

matematika diharapkan dapat saling menginspirasi agar pembelajaran matematika di

sekolah menjadi lebih menyenangkan, lebih mengasyikkan, lebih dinamis, dan

humanis.

Dengan berbagai usaha yang dilakukan dalam proses pembelajaran

matematika di sekolah ini, maka diharapkan matematika tidak lagi dipandang secara

parsial oleh siswa, guru, masyarakat, atau pihak lain. Melainkan mereka dapat

memandang matematika secara utuh yang pada akhirnya dapat memacu dan

berpartisipasi untuk membangun peradaban dunia demi kemajuan sains dan teknologi

yang dapat memberikan manfaat bagi umat manusia. Media pembelajaran matematika

dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam

tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, sehingga memotivasi

siswa dan partisipasi siswa dominan. Contoh : dengan menggunakan media flash

sajian materi lebih menarik serta antusias siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk

pun akan terkalahkan, karena gambar, suara dan video akan lebih menarik untuk

mereka.

D. Persyaratan Pembuatan Media Pembelajaran Matematika

Menurut E. T. Ruseffendi beberapa persyaratan media pembelajaran matematika,

diantaranya adalah :

1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat),7

Page 8: Artikel media pembelajaran matematika

2. Bentuk dan warnanya menarik,

3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit),

4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak,

5. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram,

6. Sesuai dengan konsep pada matematika,

7. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit

pemahaman matematika),

8. Peragaan itu agar menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi siswa,

9. Bila kita mengharapkan agar siswa itu aktif (sendiri atau berkelompok) alat peraga itu

dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan,

dipasangkan, dicopot (diambil dari susunannya).

10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.

11. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar

yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa,

bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar),

12. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap

media pembelajaran,

13. Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya

pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, pemilihan media harus

mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan

lingkungan fisik tempat siswa belajar.

Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah

1. Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa

2. Pemilihan media harus secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas

kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu

benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar

siswa

3. Tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media

memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan

belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media

untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu

4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi

pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar

mengajar8

Page 9: Artikel media pembelajaran matematika

5. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan

masing-masing media

6. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa persyaratan pembuatan media

pembelajaran yang baik adalah:

1. Media pembelajaran yang dibuat harus meragakan konsep. Media dipilih berdasarkan

tujuan instruksional yang telah ditetapkan baik dari segi kognitif, afektif, dan

psikomotor.

2. Media pembelajaran yang dibuat harus menjelaskan aturan. Media harus tepat untuk

mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.

3. Media pembelajaran yang dibuat harus memudahkan pemahaman siswa. Media yang

digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa dan dapat menunjang dan

membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran tersebut sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai.

4. Media pembelajaran yang dibuat murah dan mudah dibuat. Jika tidak tersedia waktu,

dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media

yang mahal dan memakan waktu yang lama bukanlah jaminan sebagai media yang

terbaik. Sehingga guru dapat memilih media yang ada, mudah diperoleh dan mudah

dibuat sendiri oleh guru..

5. Media pembelajaran yang dibuat harus mudah digunakan. Media yang dipilih

sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang ada di

lingkungan sekitarnya, dan mudah dibawa dan dipindahkan ke mana-mana.

6. Media pembelajaran yang dibuat harus fisibel. Maksudnya adalah media

pembelajaran yang dibuat dapat menggambarkan konsep abstrak matematika sehingga

menjadi lebih konkret atau nyata.

E. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran Matematika

1. Tujuan Media Pembelajaran Matematika

Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan

peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika. Menurut

Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah:

a. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan

tepat guna dan berdaya guna9

Page 10: Artikel media pembelajaran matematika

b. Untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi

materi kepada anak didik

c. Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta

memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik

d. Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak

dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik

e. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang

satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh

guru/pendidik.

Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan

media adalah:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan

motivasi.

b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi.

d. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah:

a. Efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Variasi metode pembelajaran.

d. Peningkatan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Fungsi Media Pembelajaran Matematika

Dalam sistem pembelajaran modern, maka metode, prosedur dan teknik yang

diterapkan dalam mengajar bidang studi mempunyai tujuan agar supaya proses

pembelajaran efektif. Media di sini mempunyai sumbangan yang cukup besar dalam

mencapai tujuan pembelajaran tersebut, karena media tersebut mempunyai banyak

fungsi.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kegunaan berbagai media pembelajaran

oleh Edgar Dale, YD Finn dan F.Hoban dari Amerika Serikat, dapat ditarik

kesimpulan bahwa media audio visual aids (AVA) apabila dipergunakan secara baik

dan benar akan memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut:

a. Dapat memberikan pemikiran yang abstrak maupun konkrit.

b. Dapat memberikan pengalaman yang sukar diperoleh dengan cara lain.

c. Dapat memperoleh perbendaharaan siswa (tidak verbalistik).10

Page 11: Artikel media pembelajaran matematika

d. Mempertinggi perhatian siswa.

e. Memberikan realitas, sehingga mendorong adanya self-activity.

f. Memberikan hasil belajar yang permanen.

Menurut Derek Rowtree, media pembelajaran (media pembelajaran edukatif)

mempunyai fungsi:

a. Membangkitkan motivasi belajar

b. Dapat mengulang apa yang telah dipelajari

c. Menyediakan stimulus belajar

d. Mengaktifkan respon peserta didik (siswa)

e. Menggalakan latihan yang serasi

f. Memberikan balikan dengan segera

Mc.Know mengemukakan bahwa media pembelajaran mempunyai 4 (empat)

fungsi yaitu:

a. Memberikan kejelasan (Clarification)

b. Memberikan rangsangan (Stimulation)

c. Memberikan motivasi belajar

d. Mengubah titik berat pendidikan formal yang mementingkan kebutuhan

kehidupan siswa dibandingkan dengan penekanan pada instruksional akademis.

Levie & Lentz (1982) mengemukakan enam fungsi media pembelajaran,

khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi Etensi

Fungsi etensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan

makna visual yang ditampilkan atau meyertai teks pelajaran.

b. Fungsi Efektif

Fungsi efektif media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat

mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah

social atau ras.

c. Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

menunjukkan bahwalambang visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian

tujuan untuk dapat memahami dan mengingat informasi atau pesan yang

terkandung dalam gambar.11

Page 12: Artikel media pembelajaran matematika

d. Fungsi Kompensatoris

Fungsi ini terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan

konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca

untuk mengorganisasikaninformasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan demikian, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan

siswa yang lemah dan lambat menerimadan memahami isi pelajaran yang

disajikan dengan teks atau secara verbal.

e. Fungsi Psikomotoris

Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan suatu

kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.

f. Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang telah

dilaksanaka dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon

pembelajaran.

Disamping keempat pendapat tersebut, masih banyak pendapat lain misalnya

bahwa fungsi media dapat mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik

(siswa) dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya. Disamping

menambah pengalaman yang nyata dan menambah variasi dalam menyajikan.

Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, karena media

pembelajaran pada umumnya merupakan suatu yang baru bagi siswa sehingga dapat

menarik perhatiannya. Media mendorong siswa untuk ingin tahu lebih banyak dan

memungkinkan untuk berbuat sesuatu. Selain itu media memberikan kepada siswa besar

dibandingkan dengan cara tradisional, serta media lebih konkrit dan mudah untuk

dipahami.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran matematika

adalah:

a. Untuk membantu sajian materi

Dengan media pembelajaran matematika pengajaran dapat menarik dan

memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan dan

materi matematika yang menjadi prasyarat yang menunjang materi lainnya akan

mengendap, melekat dan dipahami siswa sehingga ketika memasuki materi pokok

materi prasyarat tidak perlu diulang untuk diajarkan. Misalnya : materi persamaan,

jika menggunakan alat peraga mereka akan lebih antusias dalam belajar, yang

mengakibatkan pemahaman siswa akan melekat, sehingga ketika memasuki materi 12

Page 13: Artikel media pembelajaran matematika

pertidaksamaan materi tentang persamaan tidak usah diajarkan kembali hanya

diriview saja.

b. Untuk meningkatkan motivasi belajar

Media pembelajaran matematika dapat mendorong keinginan siswa untuk

mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan

oleh guru/pendidik, sehingga memotivasi siswa dan partisipasi siswa dominan.

Contoh : dengan menggunakan media flash sajian materi lebih menarik serta antusias

siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk pun akan terkalahkan, karena gambar,

suara dan video akan lebih menarik untuk mereka.

c. Untuk memudahkan pemahaman siswa

Artinya dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi

lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi

mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on

bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri. Contohnya : dalam metode

eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan

tidak dihapal oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan

mereka tahu alasan melakukan tiap langkah tersebut.

d. Untuk mengkonkritkan konsep

Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak

disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat

dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : dalam

satuan matematika, misalnya 1000 cm3 = 1 liter, kita gunakan pendekatan dengan

menghitung volume kubus yang rusuknya 10 cm, setelah diperoleh volumenya,

kemudian kita masukan air kedalam kubus dengan rusuk 10cm tersebut, air yang

tertampung akan sebanyak 1 liter, jadi 1 liter = 1000cm3

3. Manfaat Media Pembelajaran Matematika

Menurut Latuheru (1988) secara umum manfaat penggunaan media

pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:

a. Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik

terhadap materi pengajaran yang disajikan.

b. Media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik

berdasarkan latar belakang sosil ekonomi.

c. Media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman

belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain.13

Page 14: Artikel media pembelajaran matematika

d. Media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara

teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka

e. Media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk

berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan

f. Media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

Sedangkan menurut Sadiman, dkk. (2002:16), media pengajaran dapat

mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya (1) obyek yang

terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model, (2) obyek yang

kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar, (3) gerak yang terlalu

cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography, (4) kejadian atau

peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto,

maupun VCD, (5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat

disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan (6) konsep yang terlalu luas

(misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan

dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.

Menurut Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat media

pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi

verbalitas.

b. Memperbesar perhatian siswa.

c. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu

pelajaran lebih mantap.

d. Memberikan pengalaman yang nyata.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

f. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu

perkembangan bahasa.

g. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.

h. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru

dan murid.

i. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya

secara realita dan teliti.

j. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar.

14

Page 15: Artikel media pembelajaran matematika

Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)

adalah :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata –

katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

c. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat

diatasi sikap pasif siswa.

d. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

F. Jenis-Jenis dan Macam-Macam Media Pembelajaran Matematika

1. Manual

Adapun karakteristik media manual yaitu :

• Penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual

• Bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu

• Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada

tingkat usia berapa saja

• Mengandung pesan yang bersifat interpretative

Contoh dari media manual diantaranya:

a. Alat ukur (meter)

Dengan media manual seperti penggaris dan busur derajat, siswa belajar untuk

menggunakan alat ukur tersebut misal dalam menghitung panjang dan besar sudut

dalam koordinat polar.

b. Alat permainan

Permainan ini merupakan teknik yang dapat memotivasi para siswa, khususnya

untuk materi yang berulang-ulang dan mebosankan. Permainan mungkin hanya

melibatkan satu orang, atau sekelompok siswa. Permainan sering kali

mensyarakan siswa untuk menggunakan keterampilan problem solving atau untuk

mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam tingkat akurasi dan efisiensi yang

tinggi.

c. Skema konsep

Buzan mengemukakan bahwa cara belajar siswa yang alami (natural) adalah

sesuai dengan cara kerja otak berupa pikiran. Yang produknya berupa peta

konsep. Dengan demikian belajar akan efektif dengan cara membuat peta konsep,

15

Page 16: Artikel media pembelajaran matematika

sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi tidak ada

yang terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas, kemudian dinarasikan dengan gaya

bahasa masing-masing. Sehingga dalam media pembelajaran matematika

diperlukan skema konsep untuk memudahkan siswa dalam belajar matematika.

d. Peragaan rumus

Alat peraga juga dapat dipakai untuk memeragakan rumus yang ada dalam materi

matematika. Sehingga dapat memudahkan siswa dalam menghafal, memahami

dan mengaplikasikan rumus tersebut.

e. Gambar-diagram

Penyajian gambar dan diagram pada media pembelajaran diperlukan ketika sesuai

dengan materi. Hal ini akan mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran

matematika, misalkan diagram pada materi statistika, gambar pada materi bangun

ruang.

f. Media Cetak

Media cetak merupakan media yang disiapkan di atas kertas untuk

pengajaran dan informasi, dengan menggunakan media ini pembelajaran akan

berjalan dengan mudah karena materi yang akan diajarkan sudah tersedia.

Adapun beberapa jenis media cetak, yaitu:

a. Buku pelajaran yaitu buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang

memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan

ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik

dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

b. Diktat yaitu materi pelajaran yang disusun oleh guru.

c. Makalah yaitu salah satu jenis karya tulis ilmiah yang membahas tentang suatu

tema tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan.

2. Media Elektronik

Media yang digunakan dengan bantuan alat-alat elektronik, misalnya

kartulator, OHP, TV, DVD ,VCD dan komputer. Dalam penggunaan media

elekronik biasanya data disusun dalam benuk video, gambar, gambar animasi atau

sebuah film pendek. Penggunaan media elektronik biasanya digunakan sebagai

penekanaan pada materi mata pelajaran yang penting yang harus dimengerti oleh

siswa, misalnya dengan menggunakan video guru dapat menjelaskan bagaimana

pengaplikasian rumus intergral pada saat proses terbang pada pesawat. Atau dengan 16

Page 17: Artikel media pembelajaran matematika

menggunakan MATLAB guru dapat mengajarkan membuat bangun intergral dengan

menentukan titik kordinatnya.

Adapun karakteristik dari media elektronik (microsoft power point/macro

media flash) diantaranya:

a. Media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai

kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang

bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.

b. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan

operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan

bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang

telah tersedia..

contoh media elektronok, yaitu:

a. OHP

Media pembelajaran yang digunakan untuk mengaktifkan siswa

adalah melalui media OHP, Overhead Projector (OHP), yang diterjemahkan

projektor lintas kepala adalah projektor yang dipergunakan untuk

memprojeksikan objek diam yang tembus cahaya (transparan). Projeksi

diterima oleh layar atau alternatifnya, sebagai misal dinding. Objek yang

dimaksud adalah filem transparansi (misal: polifinil asetat) yang diberi tulisan

atau gambar, sehingga bila diprojeksikan, pada layar akan tergambar bayangan

tulisan atau gambar yang ada pada filem transparansi. Sesekali objek dapat

berupa benda yang tidak tembus cahaya, akan tetapi mempunyai bentuk

tertentu yang bila diprojeksikan akan dapat memvisualisasikan suatu gagasan.

Penggunaan media pembelajaran melalui visualisasi alat peraga

berbasis OHP dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Komputer

Dengan perkembangannya yang semakin canggih, maka sampai saat

ini banyak dirasakan manfaatnya dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu

manfaat komputer adalah dalam bidang pendidikan misalnya multimedia.

Dimana dengan pemanfaatan multimedia, proses pembelajaran lebih

bermakna, karena mampu menampilkan teks, warna, suara, video, gerak,

gambar serta mampu menampilkan kepintaran yang dapat menyajikan proses

interaktif.17

Page 18: Artikel media pembelajaran matematika

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga bermanfaat dalam

pendidikan, salah satunya adalah pembelajaran berbantuan komputer, dalam

penggunaannya menurut Sudjana dan Rivai (1989) terdapat beberapa model

pembelajaran berbantuan komputer, yaitu model latihan dan praktek (drill and

practice), model tutorial (tutorials), model penemuan (problem solving),

model simulasi (simulations) dan model permainan (game).

Menurut Ruseffendi, 1984 (dalam Didi, 1991) penggunaan komputer

dalam pembelajaran matematika banyak peranannya, baik sebagai alat hitung

maupun sebagai alat penyampaian materi pelajaran. Sebagai alat hitung,

komputer dapat melakukan perhitungan untuk mencari: logaritma,

perbandingan trigonometri, operasi hitung, dan sebagainya. Sedangkan

sebagai alat/media penyampaian materi pelajaran, komputer dapat diprogram

untuk membantu siswa dalam belajar (pembelajaran individu). Dalam

pembelajaran matematika, komputer banyak digunakan untuk menyampaikan

materi yang memerlukan gerak (animasi), gambar, teks, dan warna. Semua

fasilitas tersebut ada pada komputer, dan sernua fasilitas tersebut dapat

dimanfaatkan untuk memvisualisasikan konsep abstrak dalam matematika

menjadi konkret

Ada beberapa program komputer yang digunakan sebagai media

pembelajaran matematika, yaitu;

a. Microsoft Excel yang disingkat Excel adalah program aplikasi yang

banyak digunakan untuk membantu menghitung, menganalisa, dan

menyajikan data secara otomatis sehingga ia sangat cocok digunakan

sebagai media pembelajaran topik Statistika ,Peluang, Matrix dll.

b. Microsoft Powerpoint adalah sebuah program yang dapat digunakan untuk

mepresentasikan materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan

menggunakan powerpoin ini pendidik dapat menambahkan aplikasi

pembelajaran matematika seperti gambar model instrumen, grafik,

diagram, dan memungkinkan juga menambahkan audio agar pembelajaran

lebih menarik perhatian siswa.

c. Media Peta Konsep bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa

dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan

pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan

masalah (Pandley,dkk. 1994). Peta konsep merupakan media pendidikan 18

Page 19: Artikel media pembelajaran matematika

yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari

inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai

hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan

dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran. Peta konsep

merupakan media yang akan mengarahkan siswa agar memperoleh

pelajaran bukan hanya sekedar menghafal melainkan juga

mengindentifikasi konsep yang diperoleh, dengan kata lain peta konsep

menyediakan skema-skema untuk menganalitis stimulus-stimulus baru

dan untuk menentukan hubungan dalam di dalam dan di antara kategori-

kategori dalam suatu materi pelajaran.

d. Media pelajaran matematika merupakan sarana untuk menyampaikan

informasi pelajaran matematika, namun dalam prakteknya dalam proses

pembelajaran juga memerlukan alat peraga.

e. Alat peraga adalah alat atau peraga yang digunakan untuk memperagakan

fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata

/kongkrit. Dalam proses pembelajaran alat peraga terbagi menjadi dua

bentuk yaitu alat non material dan alat material. Alat non material berupa

perintah, suruhan, larangan dan nasehat, dll, sedangkan alat material yaitu

alat yang berbentuk seperti bangun balok, segitiga, prisma, jajar genjang,

bola, globe, dll.

c. Internet

Salah satu media pembelajaran yang bisa digunakan

adalah internet, selain untuk browshing dan chating, internet juga

dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang efektif dan

efisien. Aplikasi dalam internet yang digunakan dalam pengembangan

media pembelajaran salah satu contohnya adalah blog dan e-learning.

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) media

pembelajaran dapat digolongkan yaitu :

a. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip,

atau overhead proyektor.

b. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang

tidak bersuara.

c. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.

d. Benda – benda hidup, simulasi maupun model.19

Page 20: Artikel media pembelajaran matematika

e. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).

Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah

sebagai berikut :

a. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media

Visual dan media Audio Visual.

b. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya

liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan

tempat dan media pengajaran individual.

c. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media

sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.

d. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua

dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.

G. Contoh Media Pembelajaran Matematika

- Materi: Operasi pada Bilangan Bulat

- Alat dan Bahan:

1. Kertas dengan 2 warna yang berbeda (misal

warna biru dan warna merah)

2. Gunting

3. Spidol

- Cara Pembuatan:

1. Gunting kertas berbentuk persegi panjang berukuran 7 x 4 cm.

2. Beri tanda positif (+) pada kartu berwarna biru dan beri tanda negatif (-) pada

kartu berwarna merah.

- Cara penggunaan:

Guru menjelaskan aturan main, yaitu untuk sebuah kartu yang biru (positif)

dipasangkan dengan kartu yang merah (negative) maka hasilnya adalah 0 (nol).20

Page 21: Artikel media pembelajaran matematika

• Contoh (1 ) untuk Soal : 5 + (-2) = ...

Caranya ambil 5 buah kartu biru dan dua buah kartu merah, pasangkan masing-

masing satu

kartu biru

dengan satu

kartu

merah,

hasilnya kartu yang tidak mempunyai pasangan yaitu kartu biru sebanyak 3

buah, berarti jawabannya 3 positif.

Jadi 5 + (-2) = 3

Ilustrasi penggunaan kartu pada soal (1)

• Contoh (2) untuk soal: 5 - (-

3) = ...

Caranya ambil 5 buah kartu biru, karena mau dikurang -3 belum ada kartu

merah, ambil 3 pasang kartu (3 kartu biru dan 3 kartu merah) yang nilainya

tetap nol karena berpasangan, karena pengurangan berarti ambil ke 3 buah kartu

merah (-3) yang sudah bergabung tadi, sehingga hasilnya bersisa kartu biru ada

8 buah, maka jawabannya adalah positif 8.

21

Page 22: Artikel media pembelajaran matematika

Karena dikurang ambil 3 kartu merah sehingga bersisa 8 kartu biru,

Jadi 5 - (-3) = 8 atau 5 - (-3) = 5 + 3 = 8

Setelah guru memberikan beberapa contoh dengan kasus yang berbeda, guru

memberikan siswa soal-soal sebagai latihan. Kemudian guru mengkonfirmasi jawaban siswa

dan guru bersama-sama dengan siswa memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah

dipelajari.

22