67
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA KELAS IV SD INPRES SERO KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH NUR ILMIA 10540 8595 13 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2018

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ...Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Pada Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATANPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA KELAS IV

    SD INPRES SERO KABUPATEN GOWA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

    Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

    OLEHNUR ILMIA10540 8595 13

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR

    2018

  • iv

    PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866972 Makassar 90221

    SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : NUR ILMIA

    Nim : 10540 8595 13

    Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Judul Skripsi : Efektifitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan

    Pembelajaran Matematika Realistik Pada Kelas IV SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

    penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

    dibuatkan oleh siapapun.

    Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

    apabila pernyataan ini tidak benar.

    Makassar, Desember 2017

    Yang Membuat Pernyataan

    NUR ILMIA

  • v

    PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp. (0411) 866972 Makassar 90221

    SURAT PERJANJIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : NUR ILMIA

    Nim : 10540 8595 13

    Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

    1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

    akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

    2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

    pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

    3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

    4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya

    bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

    Makassar, Desember 2017

    Yang Membuat Pernyataan

    NUR ILMIA

  • vi

    MOTTO

    Tak ada yang mudah

    Tapi tak ada yang tidak mungkin

    Selama kita masih menginginkannya

    Hidup adalah pilihan

    Antara memilih dan dipilih

    Usahakanlah yang terbaik

    Tiada kasih sayang setulus kasih sayangmu

    Tiada pengorbanan seikhlas pengorbananmu

    Kuperuntukkan karya sederhana ini kepada

    Kedua orang tuaku, dan seluruh keluargaku

    sebagai tanda bakti dan kasih sayangku yang akan abadi

    selamanya...

    Semoga Allah SWT membalas budi baik mereka. Amin...

  • vii

    ABSTRAK

    Nur Ilmia 2017. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui PendekatanPembelajaran Matematika Realistik Pada Kelas IV SD Inpres Sero KabupatenGowa. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan IlmuPendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar Dibimbing Oleh Baharullahdan Nasrun.

    Penelitian ini merupakan penelitian Pre-experimental Design yangmelibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahuiEfektivitas pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran matematikarealistik pada kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa. Penelitian ini mengacupada 3 indikator keefektifan pembelajaran yaitu ketuntasan hasil belajar, keaktifandalam proses pembelajaran, dan respon siswa terhadap proses pembelajaranmatematika. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest, yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelaspembanding (kelas kontrol) dan mempunyai tes awal serta tes akhir. Populasipenelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Inpres Sero dengan sampelpenelitian yaitu siswa kelas IVB. Teknik Sampel yang digunakan yaitu SamplingJenuh dengan jumlah siswa kurang dari 30 siswa. Teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada awalpertemuan dan tes akhir pertemuan, lembar observasi untuk mengetahui keaktivansiswa dan angket respon siswa untuk mengetahui anggapan dan saran siswaterhadap pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran MatematikaRealistk.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata tes awal (pretest)adalah 59,00 sedangkan skor rata-rata tes akhir (postest) adalah 86,00 berada padakategori tinggi, persentase rata-rata aktivitas murid selama proses pembelajaranmencapai 80,08% berada pada kategori aktif, sedangkan persentase respon positifmurid terhadap pembelajaran mencapai 87,14%. Berdasarkan hasil penelitiansecara klasikal maka pengguanaan pendekatan Pembelajaran MatematikaRealistik efektif dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IVB SD IpresSero Kabupaten Gowa

    Kata Kunci : Hasil belajar, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Allah Maha Pengasih lagi maha Penyayang, demikian jiwa ini takkan

    henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyutan nadi dan jantung, gerak

    langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari

    sederetan berkah-Mu. Salam dan shalawat kepada baginda Rasulullah Muhammad

    saw, keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang tetap memegang teguh risalah

    yang disematkan di pundaknya, menjadi spirit kemanusiaan dan Teladan terbaik

    manusia dalam memahami dan menjalani kehidupan ini.

    Alhamdulillahirabbilalamin penulis telah menyelesaikan skripsi ini.

    melalui usaha keras ditengah hambatan dan keterbatasan, penulis mencoba

    melakukan yang terbaik untuk menyusun skripsi ini. Skripsi ini berjudul

    Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika

    Realistik Pada Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa yang diharapkan

    memberikan hasil dan selanjutnya mampu menjadi acuan peneliti selanjutnya.

    Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda

    dan ibunda yang penuh kasih sayang telah berjuang, mengasuh, membesarkan,

    mendidik, mendoakan serta membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

    Saudara-saudaraku yang telah memberikan semangat, perhatian, dan dukungan

    hingga akhir studi ini. Serta keluarga besarku atas segala keikhlasannya

    memberikan dukungan, pengorbanan, dan doa restunya demi keberhasilan penulis

    dalam menutut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan berbuah ibadah.

  • ix

    Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

    besarnya dan penghargaan kepada Dr. Baharullah, M.Pd., pembimbing pertama

    dan Nasrun, S.Pd, M.Pd., pembimbing kedua yang telah sabar, tekun dan ikhlas

    meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi,

    arahan serta saran-saran yang berharga kepada penulis selama penyusunan skripsi

    berlangsung.

    Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

    kepada: Dr. H. Abdul Rahman Rahim SE., MM. selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

    Sulfasyah, S.PD., MA., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

    Dasar, dan Sitti Fithriani Saleh, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Prodi Pendidikan

    Guru Sekolah Dasar (PGSD) serta seluruh dosen dan staf pegawai prodi

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan

    serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

    Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah SD

    Inpres Sero Kabupaten Gowa serta Muhammad Akbar, S.Pd selaku guru kelas IVB

    serta staf guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan, dan bimbingan selama

    penulis mengadakan penelitian di SD Inpes Sero Kabupaten Gowa. Penulis juga

    mengucapkan terima kasih banyak kepada murid-murid kelas IVB yang telah aktif

    berpartisipasi selama penulis melakukan penelitian.

  • x

    Teristimewa penulis haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-

    dalamnya kepada sahabat-sahabatku yang tidak bisa penulis sebutkan namanya

    satu persatu, terima kasih atas segala cinta, ruang dan waktu, kebersamaan dalam

    suka dan duka sebagai ukiran kenangan yang tak terhapuskan, kehangatan kasih

    dan kebaikan kalian adalah motivator untuk penulis.

    Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

    mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

    tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

    akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

    memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

    Makassar, Desember 2017

    Penulis

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................... iii

    SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv

    SURAT PERJANJIAN ............................................................................................v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

    ABSTRAK ............................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv

    DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

    A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................4

    C. Tujuan Penelitian...................................................................................5

    D. Manfaat..................................................................................................5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ................7

    A. Kajian Pustaka.......................................................................................7

    1. Efektivitas........................................................................................7

    2. Belajar dan Pembelajaran Matematika..........................................11

  • xii

    3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.................................13

    4. Hasil Belajar Matematika..............................................................15

    5. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ..........................18

    B. Kerangka Pikir.....................................................................................24

    C. Hipotesis Penelitian.............................................................................27

    BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................28

    A. Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian ...............................................28

    B. Populasi Dan Sampel ..........................................................................29

    C. Variabel dan Definisi Operasional ......................................................30

    D. Instrumen Penelitian............................................................................31

    E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................33

    F. Teknik Analisis Data...........................................................................33

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................36

    A. Hasil Penelitian ....................................................................................36

    B. Pembahasan ..........................................................................................44

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................47

    A. Kesimpulan..........................................................................................47

    B. Saran....................................................................................................47

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................49

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Judul Halaman

    2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Pendekatan Realistic

    Mathematic Education ............................................................... 21

    2.2 Langkah-langkah pembelajaran penekatan matematika

    realistic dalam penelitian ........................................................... 22

    3.1 Model Desain Penelitian............................................................ 28

    3.2 Kategorisasi Hasil Penelitian..................................................... 35

    3.3 Kriteria Persentase Keefektifan ................................................. 35

    4.1 Statistik Hasil Pretest Matematika Siswa Kelas IV SD

    Inpres Sero Kabupaten Gowa .................................................... 36

    4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Pretest

    Matematika Siswa Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten

    Gowa.......................................................................................... 37

    4.3 Statistik Posttest Matematika Siswa Kelas IV SD Inpres

    Sero Kabupaten Gowa ............................................................... 38

    4.4 Distribusi Posttest Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil

    Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa ........................................................................ 39

    4.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

    IV SD Inpres Sero Kbabupaten Gowa ....................................... 39

    4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa ....................................................................... 40

  • xiv

    4.7 Hasil Angket Respon Siswa Kelas IV SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran

    Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika

    Realistik ..................................................................................... 43

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Judul Halaman

    2.1 Skema Kerangka Pikir........................................................... 26

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN A

    Lembar observasi aktivitas murid

    Lembar respons murid

    Soal pretest dan posttest ketuntasan hasil belajar

    Alternatif jawaban

    Rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp)

    LAMPIRAN B

    Hasil observasi aktivitas murid

    Hasil respon murid

    Daftar nama murid, kehadiran, dan hasil tes belajar

    LAMPIRAN C

    Hasil analisis data aktivitas murid

    Hasil analisis data respon murid

    Deskriptif statistik dan frekuensi nilai pretest dan nilai posttest

    LAMPIRAN D

    Jadwal pelaksanaan penelitian

    LAMPIRAN E

    Persuratan dan dokumentasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia peranan matematika

    sangat penting, karena matematika merupakan ilmu dasar yang berkaitan dengan

    ilmu-ilmu yang lain. Semua ilmu yang di pelajari mengandung unsur matematika,

    baik itu dari bilangan maupun operasi yang melibatkan matematika itu sendiri.

    Karena merupakan ilmu dasar, maka matematika harus dipelajari dan dikuasai

    untuk lebih mudah dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya.

    Dalam pembelajaran matematika ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

    supaya materi dapat disampaikan dan dimengerti oleh siswa, yaitu sebagai

    seorang guru harus dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan sesuai

    dengan rencana serta kurikulum terbaru. Penguasaan materi baik terhadap

    matematika tentu saja erat kaitannya dengan bagaimana daya upaya komponen

    saling berpengaruh dalam pendidikan untuk memahami matematika, maka

    peningkatan mutu pengajaran matematika harus selalu diupayakan, sehingga

    mampu mengatasi permasalahan pendidikan seiring dengan tuntutan jaman.

    Orang tua menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran paling

    berat dan sebagai momok yang menakutkan bagi siswa. Bahkan orang tua juga

    mengeluhkan pelajaran matematika ini, sehingga banyak orang tua mengupayakan

    anaknya untuk diberi les atau pelajaran tambahan mata pelajaran matematika.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat magang 3 tanggal 1 Agustus

    1

  • 2

    sampai 1 Oktober 2016, bahwa siswa kelas IV SD Inpres Sero sangat minim

    dalam kemampuan belajar mandiri, termasuk sulit diajarkan karena menuntut

    siswa memahami sesuatu melalui apa yang dipelajarinya. Dengan KKM 70 pada

    mata pelajaran Matematika masih banyak siswa yang tidak mencapai KKM

    tersebut siswa hanya sampai pada nilai 50-60 saja sehingga kemampuan belajar

    siswa SD Inpres Sero belum maksimal.

    Penyebab rendahnya nilai matematika materi bangun datar yaitu metode

    pembelajaran kurang tepat, minimnya media dalam pembelajaran dikelas,

    motivasi belajar siswa rendah, kurangnya perhatian siswa saat pelajaran

    berlangsung. Selain itu, guru masih mendominasi pelaksanaan pembelajaran

    matematika, dimana guru masih berperan sebagai sumber utama sekaligus aktor

    dalam pembelajaran. Sementara siswa hanya pasif mendengarkan, sehingga siswa

    hanya menjadi robot penerima informasi tanpa dapat mengeksplorasi lebih dalam

    informasi yang sebenarnya sudah diperoleh siswa dari lingkungan sekitarnya.

    Disisi lain, pendekatan maupun metode pembelajaran yang digunakan oleh

    guru masih bersifat konvensional, sehingga pembelajaran matematika berlangsung

    monoton yang mengakibatkan siswa cenderung malas dalam belajar. Anak

    cenderung terperangkap dalam pemikiran menghafal, karena iklim yang terjadi

    dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah. Cara-cara menghafal

    semakin intensif dilakukan anak menjelang ujian. Anak belajar mengingat atau

    mencamkan materi, rumus-rumus, definisi, unsur -unsur, dan sebagainya. Namun

    ketika waktu ujian berlangsung, anak seperti menghadapi kertas buram. Anak

  • 3

    tidak mampu mengoperasi kan rumus-rumus yang dihafalnya untuk menjawab

    pertanyaan.

    Anak akan cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Anak

    kehilangan sense of learning, kebiasaan tersebut membuat anak bersikap pasif

    atau menerima begitu saja apa adanya dampaknya mengakibatkan anak tidak

    terbiasa untuk berpikir kritis, sehingga matematika menjadi pelajaran yang sulit

    untuk dipahami dan sulit untuk diselesaikan serta menjadi momok bagi para

    siswa. Dalam penyampaian pembelajaran, guru juga kurang memperhatikan

    pemanfaatan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa terhadap

    konsep matematika. Guru hanya menampilkan gambar dan rumus dipapan tulis,

    sehingga siswa cenderung menggambar saja dan menulis rumus di atas kertas

    tanpa melakukan peragaan untuk dapat menentukan asal mula rumus dan

    memahami konsep dalam menyelesaikan masalah. Guru dengan siswa kurang

    interaktif dalam pembelajaran, hal ini menyebabkan pembelajaran tidak

    komunikatif, akibatnya siswa sangat kaku dalam mengikuti pembelajaran.

    Oleh karena itu, permasalahan diatas jika tidak segera ditangani, maka

    proses belajar mengajar akan kurang efektif dan akhirnya mempengaruhi pada

    tingkat prestasi belajar matematika siswa secara berkelanjutan. Untuk mengatasi

    hal tersebut penulis mencoba meneliti dengan cara menerapkan satu pendekatan

    pembelajaran, yaitu dengan “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui

    Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada Kelas IV SD

    Inpres Sero Kabupaten Gowa”. Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

    merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dan

  • 4

    belajar merupakan aktivitas insani serta dalam pembelajarannya digunakan

    konteks nyata. Oleh karena itu, pembelajaran matematika menggunakan

    pendidikan matematika realistik akan mendekatkan matematika pada kegiatan

    belajar siswa dan mengkaji masalah-masalah yang relevan dengan fenomena

    nyata dalam kehidupan sehari-hari.

    Menurut Soejadi (2008,8) pembelajaran matematika realistic pada

    dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik

    untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga dapat mencapai

    tujuan pendidikan matematika secara lebih baik daripada masa yang lalu.

    Penggunaan pendidikan matematika realistik memungkinkan siswa untuk

    terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengembangkan

    pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Guru memiliki peran untuk memberikan

    pengarahan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan

    terciptanya kondisi pembelajaran yang interaktif dan kondusif bagi siswa,

    sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

    B. Rumusan masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, adapun rumusan

    masalahnya adalah: “Apakah pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

    efektif dalam pembelajaran matematika di Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten

    Gowa?”

    Secara operasional, untuk mengukur keefektifan pendekatan matematika

    realistik ditinjau dari 3 indikator, yaitu sebagai berikut:

  • 5

    1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa

    2. Keaktifan dalam proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SD

    Inpres Sero

    3. Respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas IV

    SD Inpres Sero

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

    keefektifan pembelajaran matematika melalui penggunaan pendekatan

    pembelajaran matematika realistik di kelas IV SD Inpres Sero kabupaten Gowa,

    ditinjau dari 3 indikator, yaitu sebagai berikut :

    1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa

    2. Keaktifan dalam proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SD

    Inpres Sero

    3. Respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas IV

    SD Inpres Sero

    D. Manfaat Penelitian

    Dari hasil penelitian tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa

    pihak diantaranya pada :

    1. Bagi guru

    Sebagai bahan masukan bagi para pendidik agar dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik serta dapat

  • 6

    merealistikkan segala permasalahan materi pelajaran yang berhubungan dengan

    dunia nyata siswa sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.

    2. Bagi siswa

    Melalui model pembelajaran yang diterapkan, siswa diharapkan dapat

    meningkatkan keterampilan dan melatih anak untuk berfikir logis dan sistematis

    serta membuat anak lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

    3. Bagi sekolah

    Sebagai informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan

    untuk mendapatkan pola pembelajaran yang efektif dalam setiap proses

    pembelajaran.

    4. Bagi peneliti

    Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

    peneliti atau penulis dalam menambah wawasan tentang model pendekatan

    pembelajaran matematika di sekolah dasar.

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIA

    A. Kajian Pustaka

    1. Efektivitas

    a. Pengertian Efektivitas

    Soemosasmito (dalam Trianto, 2009) mengemukakan bahwa guru yang

    efektif adalah guru yang menemukan cara untuk selalu berusaha agar anak

    didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan prestasi waktu

    belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik

    yang memaksa, negative atau hukuman.

    Menurut Uno dan Nurdin Mohamad (2012: 29) pada dasarnya efektivitas

    ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah

    dapat dicapai oleh peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan istilah efektif dalam

    pembelajaran menurut Reigeluth (dalam Uno, 2012:173) yaitu mengarah pada

    terukurnya suatu tujuan dari belajar.

    Efektivitas dapat diartikan ada efeknya sehingga membawa hasil.

    “efektivitas adalah terlaksananya kegiatan dengan baik, teratur, bersih, rapi, sesuai

    dengan ketentuan dan mengandung unsur-unsur kualitatif dan seni” Pipin (dalam

    Supardi, 2013:164). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

    efektivitas merupakan ukuran yang dijadikan acuan untuk mengetahui seberapa

    jauh tercapainya tujuan pembelajaran oleh siswa

    7

  • 8

    b. Indikator Efektivitas Pembelajaran

    1) Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

    Salah satu tujuan penerapan suatu model, pendekatan, dan metode

    pembelajaran adalah untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran.

    Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam

    belajar atau dengan kata lain ketuntasan belajar siswa yang diukur dengan tes

    hasil belajar. Ketuntasan belajar dapat diamati dengan cara melihat prestasi

    belajar siswa yang pengambilan datanya dari tes. Jika prestasi belajar lebih atau

    sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) maka siswa dinyatakan telah

    tuntas belajar. Jika prestasi belajar siswa kurang dari KKM maka siswa dikatakan

    belum tuntas belajar.

    Kriteria ketuntasan dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal

    perorangan dan klasikal, yaitu:

    a) Seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar jika siswa tersebut telah

    memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh

    sekolah

    b) Suatu kelas dikatakan belajar tuntas secara klasikal apabila 75% dari

    jumlah siswa keseluruhan telah mencapai skor ketuntasan minimal

    Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan

    di atas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat

    prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana

    penunjang. Tingkat keefektifan dapat diukur dengan membandingkan rencana

  • 9

    atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang telah dicapai. Semakin tinggi

    hasil yang dicapai dari target yang direncanakan, maka semakin tinggi pula

    keefektifannya. Dengan demikian, penekanan keefektifan perencanaan diarahkan

    pada pencapaian tujuan.

    2) Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Matematika

    Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006), aktivitas diartikan sebagai

    “keaktifan, kegiatan, kesibukan”. Keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar

    mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.

    Aktivitas belajar adalah proses komunikasi antara siswa dan guru dalam

    lingkungan kelas baik interaksi siswa dan guru atau siswa dengan siswa sehingga

    menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkah laku, dan keterampilan yang

    dapat diamati melalui perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa,

    keterampilan siswa dalam bertanya/menjawab.

    Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas

    siswa yang positif misalnya mengajukan pendapat atau gagasan, komunikasi

    dengan guru secara aktif dalam pembelajaran, penggunaan media yang benar,

    mengerjakan tugas atau soal, dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga

    dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas

    siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama siswa pada saat proses belajar

    mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran

    yang sedang diajarkan oleh guru.

    Jadi disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan

    siswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau dengan kata lain proses

  • 10

    interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa yang dapat

    mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran. Perubahan

    tingkah laku ini diamati melalui kesungguhan siswa dalam mengikuti proses

    pembelajaran.

    Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan

    dengan sekurang-kurangnya 80% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran

    baik aktivitas yang bersifat fisik ataupun mental.

    3) Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika

    Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006), respon juga dapat

    diartikan sebagai tanggapan. Respon siswa merupakan salah satu kriteria suatu

    pembelajaran dikatakan efektif atau tidak. Respon siswa dibagi menjadi dua yaitu:

    respon positif dan respon negatif. Respon yang positif merupakan tanggapan

    perasaan senang, setuju, atau merasakan ada kemajuan setelah pelaksanaan suatu

    model, pendekatan dan metode pembelajaran. Sedangkan respon yang negatif

    adalah sebaliknya. Penggunaan model pembelajaran yang baik dapat memberi

    respon yang positif bagi siswa setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran.

    Berdasarkan hasil analisis respons siswa diperoleh bahwa 87,14% siswa

    memberikan respons positif terhadap penerapan pendekatan pembelajaran

    matematika realistik dalam pembelajaran matematika

    Kriteria aspek respon siswa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah

    minimal 80% siswa yang memberi respon positif terhadap jumlah aspek yang

    ditanyakan.

  • 11

    2. Belajar dan Pembelajaran Matematika

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan bahwa belajar adalah

    berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan tergantung pada

    kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu

    dan pada daya tarik hasil itu bagi orang bersangkutan.

    Soejadi (dalam Rusman, 2016:201) menyatakan bahwa belajar adalah

    suatu pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan

    mentrasformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan

    yang ada dan merevisinya bila perlu. Selanjutnya, Sudjana (dalam Rusman,

    2016:1) menyatakan bahwa belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan

    memahami sesuatu. Sedangkan, Jakson (dalam Rusman, 2016:252) menyatakan

    bahwa belajar merupakan proses membangun pengetahuan melalui transformasi

    pengalaman.

    Piaget (dalam Ngalimun, 2015:173) menyatakan bahwa belajar merupakan

    pengembangan aspek kognitif yang meliputi, struktur, isi, dan fungsi. Sedangkan

    Skinner (dalam Sagala, 2010:14) menjelaskan bahwa belajar adalah: “Suatu

    proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.

    Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka

    responnya menjadi lebih baik sebaliknya, bila ia tak belajar maka responnya

    menurun. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang

    terjadinya respon”.

    Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah

    suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar

  • 12

    untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

    memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik

    dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

    Menurut J. Bruner belajar matematika ialah belajar tentang konsep-konsep

    dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari

    hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Selanjutnya

    Robert Gane, berpendapat bahwa belajar matematika harus didasarkan kepada

    pandangan bahwa tahap belajar yang lebih ringgi berdasarkan atas tahap belajar

    yang lebih rendah. Sedangkan Klob mendefenisikan belajar matematika sebagai

    proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa itu

    sendiri melalu transformasi pengalaman individu siswa. Pendapat Klob ini intinya

    menekankan bahwa dalam belajar siswa harus mengkontruksi sendiri pengetahuan

    yang dipelajari dan siswa harus didorong untuk aktif berinteraksi dengan

    lingkungan belajarnya sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih tinggi

    dari sebelumnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

    belajar matematika adalah belajar tentang rangkaian-rangkaian pengertian

    (konsep) dan rangkaian pertanyaan-pertanyaan {sifat, teorema, dalili, prinsip).

    Muhseto (2010) berpendapat bahwa Pembelajaran matematika adalah

    proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian

    kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang

    bahan matematika yang dipelajari.

  • 13

    3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

    Pelajaran matematika sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari,

    karena dapat membantu ketajaman berpikir secara logis (masuk akal) serta

    membantu memperjelas dalam menyelesaikan permasalahan.

    James yang dikutip oleh Erman Suherman (2003:16) mendefenisikan

    matematika sebagai ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan

    konsep-konsep yang berhubungan dengan yang lainnya dengan jumlah yang

    terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.

    Sedangkan Murniati (2007:46) mengatakan bahwa :

    “matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikanpembuktian yang logik; matematika itu adalah bahasa, bahasa yangmenggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas danakurat, representasinya dengan simbol dan bunyi, lebih berupabahasa simbol mengenai arti daripada bunyi; matematika adalahpengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teoridibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidakdidefenisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikankebenarannya; matematika adalah ilmu tentang pola keteraturanpola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannyaterdapat pada keterurutan dan keharmonisan”.

    Matematika yang diajarkan dijenjang persekolahan yaitu sekolah dasar,

    sekolah menengah pertama dan sekolah menengah umum disebut matematika

    sekolah. Sering juga dikatakan bahwa matematika sekolah adalah unsur-unsur

    atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi

    pada kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK.

    Matematika sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika

    sebagai ilmu. Dikatakan tidak sepenuhnya sama karena memiliki perbedaan

  • 14

    antara lain dalam hal a. Penyajian, b. Pola fikir, c. Keterbatasan semesta dan d.

    Tingkat ke abstrakannya.

    Matematika sekolah adalah bagian-bagian matematika yang dipilih dengan

    berorientasi kepada “makna pendidikan” dan “tuntutan perkembangan”.

    Pendidikan Matematika mengacu pada tujuan yaitu:

    1). Tujuan yang bersifat “formal” dan

    2). Tujuan yang bersifat “material”.

    Matematika sekolah merupakan bagian-bagian dari matematika sebagai

    ilmu yang dipilih atas dasar kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi, perlu selalu dapat sejalan dengan tuntutan kepentingan siswa untuk

    menghadapi tantangan dan tuntutan perkembangan kehidupan masa depan.

    Tujuan mata pelajaran matematika di SD menurut kurikulum 2013 SD/MI

    adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

    a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

    mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisen, dan

    tepat dalam pemecahan masalah.

    b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

    gagasan dan pernyataan matematika.

    c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah

    merancang metode demonstrasi dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

    d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau metode

    lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

  • 15

    e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

    memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika

    serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

    Tujuan umum dan khusus yang ada dikurikulum KTSP SD/MI 2007

    merupakan pelajaran matematika di sekolah yang memberikan gambaran belajar

    tidak hanya di bidang kognitif saja tetapi meluas pada bidang psikomotor dan

    afektif. Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan

    pembentukan kemampuan berfikir yang bersandar pada hakikat matematika, ini

    berarti hakikat matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran

    matematika. oleh karenanya hasil pembelajaran matematika merupakan

    kemampuan berfikir yang matematis dalam diri siswa, yang bermuara pada

    kemampuan menggunakan matematika sebagai bahasa dan alat dalam

    menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.

    Secara umum tujuan matematika sekolah adalah memberikan penekanan

    agar siswa memiliki kemampuan yang dapat dialih gunakan, memiliki

    keterampilan dalam penerapan matematika terutama dalam kehidupan sehari-hari,

    serta memiliki pandangan yang luas tentang matematika.

    4. Hasil Belajar Matematika

    Kata “hasil” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

    sesuatu yang diadakan oleh usaha. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara

    Etimologis “belajar” memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

    Wingo (dalam Hakim, 2009:73) menyatakan bahwa banyak segi yang

    sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar yaitu meliputi pengetahuan, dan

  • 16

    pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan

    menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep,

    menyenangi dan memberi respons positif terhadap suatu yang dipelajari, dan

    diperolah kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

    Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada

    diri seseorang yang melakukannya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa

    menjadi bisa baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

    Menurut Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:10) bahwa belajar

    merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas “setelah

    belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai”.

    Bukti seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku

    pada orang tersebut (dalam Hamalik:30).

    Hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa yang

    berkaitan dengan aspek-aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. Hasil belajar

    siswa dalam bidang studi tertentu dapat diketahui dengan jalan melakukan

    pengukuran yang dikenal dengan istilah pengukuran hasil belajar. Pengukuran

    hasil belajar ialah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan

    instruksional dapat dicapai oleh siswa setelah menempuh proses belajar mengajar

    “hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar” (dalam

    Mudjiono, 2000).

    Menurut Gagne (dalam Aunurrahman 2010:46) “cara berpikir seseorang

    tergantung pada, (a) keterampilan yang telah dimilikinya, (b) keterampilan serta

    hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas”. Dengan demikian

  • 17

    menurut Gagne di dalam proses belajar terdapat dua fenomena, yaitu

    meningkatnya keterampilan intelektual sejalan dengan meningkatnya umur serta

    latihan yang diperoleh individu, dan belajar akan lebih cepat bilamana strategi

    kognitif dapat dipakai dalam memecahkan masalah secara efesien.

    Gagne (dalam Aunurrahman:47) menyatakan bahwa ada lima macam hasilbelajar sebagai berikut :

    a. Keterampilan intelektual atau pengetahuan prosuderalmencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalahyang diperoleh melalui penyajian materi sekolah.

    b. Keterampilan kognitif yaitu kemampuan untuk memecahkanmasalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internalmasing-masing individu dalam memperhatikan, belajarmengingat dan berpikir.

    c. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikansesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.

    d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakandan mengkoordinasi gerakan-gerakan yang berhubungandengan otot.

    e. Sikap yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhitingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi kepercayaanserta faktor intelektual.

    Aunurrahman (2011) menyatakan bahwa:

    “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melaluikegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan proses dariseseorang, di mana hasil belajar dipengaruhi oleh intelegensi danpenguasaan anak tentang materi yang akan dipelajarinya”.

    Hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan

    atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi matematika setelah

    menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes

    hasil belajarnya. Di mana hasil belajar matematika siswa dapat diukur

    menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar.

  • 18

    5. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (Realistic MathematicEducation)

    Sanjaya (2008:127) menyatakan bahwa :

    “Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkanstrategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategipembelajaran induktif”.

    Roy Kellen (dalam Rusman, 2016:132) menyatakan bahwa terdapat dua

    pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan

    pendekatan yang berpusat pada siswa. Sedangkan Sanjaya (dalam Ngalimun,

    2015:8) menyatakan bahwa adapun istilah pendekatan (approach) dalam

    pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi.

    Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai konsep yang mencakup

    asumsi dasar tentang siswa, tentang proses belajar dan tentang suasana yang

    menciptakan terjadinya peristiwa belajar.

    a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

    Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematic Education

    (RME) dikatahui sebagai pendekatan yang telah berhasil dikembangkan dan

    diterapkan pertama kali di Nederlands. Realistic Mathematies Education adalah

    suatu inovasibaru dalam pendidikan matematika yang dimaksudkan

    untuk mengembangkan matematika sebagai suatu kegiatan manusia.

    Soedjadi (2000:8) menyatakan bahwa pembelajaran matematika realistikpada dasarnya adalah :

    “Pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didikuntuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehinggadapat mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baikdaripada masa yang lalu”.

    Ciri khas yang menonjol pada pembelajaran matematika realistik adalah

    digunakannya masalah-masalah atau soal-soal yang berawal dalam kehidupan

  • 19

    sehari-hari, yang kongkrit dalam alam pikiran siswa sebagai titik awal proses

    pembelajaran sehingga dapat disampaikan bahwa pendekatan pembelajaran

    matematika ralistik adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah realistik

    sebagai pangkat tolak pembelajaran.

    b. Karakteristik Realistic Mathematic Education (RME)

    Terdapat sejumlah pakar RME, diantaranya De Lange, Streefland,

    Gravemeijer, Traffers, dan Goffree yang merumuskan karakteristik pembelajaran

    matematika realistik sebagai berikut:

    1) Penggunaan masalah-masalah kontekstual. Masalah kontekstual terutama

    dimaksudkan sebagai titik tolak munculnya matematika yang diinginkan.

    2) Penggunaan model atau jembatan instrumen vertikal. Ciri ini diarahkan pada

    pengembangan strategi, skema dan simbolisasi yang cenderung menolak

    pentransferan rumus atau matematika secara langsung.

    3) Konstribusi siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk

    mengantarkan siswa dari metode informal menuju kepada proses matematika

    yang lebih formal.

    4) Adanya interaktivitas. Ciri ini meliputi negosiasi secara eksplisit, intervensi,

    kooperasi, dan evaluasi, baik antara siswa dengan siswa, maupun antara siswa

    dengan guru.

    5) Integrasi antara topik-topik pembelajaran. Ciri ini merupakan model holistik

    yang menunjukkan bahwa hasil belajar tidak akan dicapai jika diajarkan

    secara terpisah, melainkan dengan keterkaitan dan keterintegrasian dalam

    proses pemecahan masalah (dalam Hamzah.2003).

  • 20

    c. Langkah-langkah Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME)

    Zulkardi (dalam Aisyah, 2007:7.20) menjelaskan bahwa langkah-langkah

    pembelajaran matematika realistik sebagai :

    “1) Persiapan, selain menyiapkan masalah kontekstual, guru harus

    benar-benar memahami masalah dan memiliki berbagai macam

    strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam

    menyelesaikannya. 2) Pembukaan, Pada bagian ini siswa

    diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan

    diperkenalkan masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta

    menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.

    3) Proses pembelajaran, Siswa mencoba berbagai strategi untuk

    menyelesaikan masalah sesuai dengan pengalamannya, dapat

    dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Kemudian

    setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di

    depan siswa atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain

    memberi tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau kelompok

    penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi

    tanggapan sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi

    terbaik serta menemukan aturan atau prinsip yang bersifat umum.

    4) Penutup, Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik

    melalui diskusi kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari

    pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa harus

    mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk matematika formal”.

  • 21

    Ramlah (2004:12 ) menjelaskan langkah-langkah tahap pembelajaran

    realistik, yaitu :

    "a) Memberikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. b)

    Mendorong siswa menyelesaikan masalah tersebut, baik individu

    maupun kelompok. c) Memberikan masalah yang lain pada siswa,

    tetapi dalam konteks yang sama setelah diperoleh beberapa

    langkah dalam menyelesaikan masalah tersebut. d)

    Mempertimbangkan cara dan langkah yang ditentukan dengan

    memeriksa dan meneliti, kemudian guru membimbing siswa untuk

    melangkah lebih jauh kearah proses matematisasi vertikal. e)

    Menugaskan siswa baik individu maupun kelompok untuk

    menyelesaikan permasalahan lain baik terapan maupun bukan

    terapan. Untuk soal terapan dipilih soal cerita yang konteksnya

    dekat dengan keseharian siswa. Kemudian guru memantau dan

    membimbing siswa”.

    Adapun langkah-langkah pembelajaran pendekatan Realistic Mathematic

    Education (RME) (Suharta, 2005:5) adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.1 langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Realistic MathematicEducation

    Aktivitas guru

    1. Guru memberikan siswa masalah kontekstual.

    2. Guru merespon secara positif jawaban siswa. Siswa diberi kesempatanuntuk memikirkan strategi siswa yang paling efektif.

    3. Guru mengarahkan siswa pada beberapa kontekstual dan selanjutnyamengerjakan masalah dengan menggunakan pengalaman mereka.

  • 22

    4. Guru mendekati siswa sambil memberikan bantuan seperlunya.

    5. Guru mengenalkan istilah konsep.

    6. Guru memberikan tugas di rumah, yaitu mengerjakan soal ataumembuat masalah cerita serta jawabannya sesuai dengan matematikaformal.

    Langkah-langkah pendekatan Realistic Mathematice Education dalam

    pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.2 langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Matematika Realistikdalam penelitian

    Tahap-tahap Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

    1. Tahap persiapan 1. Guru mempersiapkan masalahkontekstual

    1. Mempersiapkan hal-hal yangdiperlukan dalampembelajaran matemattika

    2. Tahap pembukaan 2. Guru mengondisikan siswa siapbelajar

    3. Guru menginformasikan tujuanpembelajaran

    4. Guru menginformasikan kepadasiswa alur pembelajaran

    5. Guru membagi siswa kedalambeberapa kelompok

    2. Siswa bersiap-siap menerimapembelajaran

    3. Siswa mendengarkan tujuanpembelajaran

    4. Siswa mendengarkan alurpembelajaran yangdisampaikan oleh guru

    5. Siswa duduk sesuai dengankelompok yang telahditentukan oleh guru

    3. Tahap prosespembelajaran

    6. Guru memperkenalkan masalahkontektual kepada siswa

    7. Guru meminta siswamenyelesaikan masalah tersebutdengan cara mereka sendiri

    8. Guru memperhatikan kegiatansiswa dan memberi bantuanseperlunya

    9. Guru meminta setiap kelompokmempersentasikan hasildiskusinya dan kelompok lainmemberi tanggapan untukmendapatkan strategi terbaikyang bersifat umum

    6. Siswa mendengarkanmasalah yang disampaikanoleh guru

    7. Siswa berdiskusi bersamateman kelompoknya untukmenyelesaikan masalahkontekstual dengan berbagaistrategi yang sesuai denganpengalamannya

    8. Siswa mempertanyakankepada guru apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti

    9. Siswa mempersentasikanhasil diskusi kelompoknyadan memberi tanngapankepada kelompok lain

  • 23

    4. Tahap penutup 10. Guru mengajak siswa untukmenarik kesimpulan tentangpembelajaran yang telahdilakukan

    11. Guru memberikan PR danpesan-pesan moral

    10. Siswa menyimpulkanpembelajaran yang telahdilakukan

    11. Siswa mengerjakan PR danmendengarkan pesan moralyang disampaikan oleh guru

    d. Kelebihan dan kekurangan Realistic Mathematic Education (RME)

    Menurut Suwarsono (dalam Warman 2008), kekuatan atau kelebihan

    pembelajaran matematika realistik antara lain memberikan pengertianyang

    jelas kepada siswa:

    1) Tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan

    tentang kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia.

    2) Matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan

    dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh orang lain tidak hanya oleh mereka

    yang disebut pakar matematika.

    3) Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak

    usah harus sama antara orang yang satu dengan yang lainnya.

    4) Mempelajari matematika proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama

    dan untuk mempelajari matematika orang harus menjalani sendiri proses itu

    dan menemukan sendiri konsep matematika dengan bantuan guru.

    5) Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran lain

    yang juga dianggap unggul yaitu antara lain pendekatan pemecahan masalah,

    pendekatan konstruktivisme, dan pendekatan pembelajaran yang berbasis

    lingkungan.

  • 24

    Kelemahan pembelajaran matematika realistik menurut Suwarsono yaitu :

    a) Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak selalu mudah setiap topik

    matematika yang perlu dipelajari siswa.

    b) Penilaian dalam pembelajaran matematika realistik lebih rumit daripada

    dalam pembelajaran konvensional.

    c) Pemilihan alat peraga harus cermat sehingga dapat membantu proses berfikir

    siswa.

    Cara mengatasi kelemahan pembelajaran matematika relistik dapat

    dilakukan upaya-upaya antara lain :

    (1) Memotifasi semua siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran;

    (2) Memberikan bimbingan kepada siswa yang memerlukan;

    (3) Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk dapat menemukan dan

    memahami konsep, dan

    (4) Menggunakan alat peraga yang sesuai sehingga dapat membantu proses

    berfikir siswa, maka pembelajaran matematika dengan pendekatan

    pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan

    pemahaman siswa terhadap konsep matematika.

    B. KERANGKA PIKIR

    Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor intern dan

    ekstern. Dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang digunakan di dalamnya

    dapat mempengaruhi keefektifan proses belajar mengajar siswa. Pemilihan

    pendekatan pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan daya serap siswa.

    pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat menentukan

  • 25

    keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Pendekatan

    pembelajaran yang baik merupakan pendekatan yang disesuaikan dengan materi

    yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan

    pembelajarannya sehingga dapat terlihat apakah pendekatan yang diterapkan

    efektif.

    Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar adalah

    adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh

    kemampuan guru dalam menjelaskan dan menerapkan suatu pendekatan yang

    efektif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan pendekatan

    pembelajaran matematika realistik pada maka siswa bisa lebih aktif dalam proses

    belajar mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung. Siswa akan berperan aktif dalam proses belajar

    mengajar sehingga guru bukanlah satu-satunya sumber belajar namun hanya

    sebagai pembimbing yang akan memberi arahan kepada siswa. Adapun bagan

    dari kerangka pikir di atas adalah sebagai berikut:

  • 26

    2.1 Bagan Kerangka Pikir

    Guru:Guru dalam proses pembelajaran

    kurang membimbing siswa dalambekerja sendiri

    Guru kurang mengoptimalkanpartisipasi siswa dalam menjawabpertanyaan pada prosespembelajaran

    Guru kurang memberikankesempatan kepada siswa untukmenunjukkan partisipasi mereka

    Siswa:Siswa kurang memperhatikan

    penjelasan guruSiswa hanya pasif di dalam kelasSiswa juga lebih banyak

    melakukan aktivitas lain sepertibermain dengan temansebangkunya ataupun kenakalanlainnya seperti mengganggutemanya

    Rendahnya hasil belajar matematika padasiswa kelas IV

    Pendekatan pembelajaranmatematika realistik

    Ketuntasan hasilbelajar

    Respon siswaKeaktifan belajarsiswa

    Pendekatan pembelajaranmatematika realistik

    TuntasAktif positif

    efektif

  • 27

    C. HIPOTESIS PENELITIAN

    Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Penggunaan Pendekatan

    Pembelajaran Matematika Realistik Efektif Terhadap Pembelajaran Matematika

    pada Siswa Kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa” ditinjau dari 3 aspek

    yaitu:

    1. Ketuntasan belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten

    Gowa mengalami peningkatan baik secara individual yakni siswa mencapai

    nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70, maupun secara klasikal yakni

    80% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor paling sedikit 70 .

    2. Keaktifan siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa yang diajar

    dengan menggunakan pendekatan pembelajara matematika realistik 80%

    siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

    3. Respon siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa yang diajar dengan

    menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik rata-rata

    persentase tiap aspek mencapai .

    Adapun hipotesis statistiknya adalah:

    Ho:µ1=µ2 : Pendekatan pembelajaran matematika realistik tidak efektif

    digunakan dalam pembelajaran matematika.

    Ha:µ1≠µ2 : Pendekatan pembelajaran matematika realistik efektif digunakan

    dalam pembelajaran matematika

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

    1. Jenis penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian

    pra- Eksperimental desing, yang mengkaji pendekatan pembelajaan matematika

    realistik dalam membantu siswa memahami pelajaran Matematika di kelas IV SD

    Inpres Sero Kabupaten Gowa.

    Desain Experimen yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest

    Design. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu

    kelompok saja tanpa ada kelompok pembanding yang sebelumnya telah diberikan

    perlakuan berupa tes awal sebelum perlakuan dan selanjutnya tes setelah

    diberikan perlakuan. Secara umum model penelitian eksperimen ini disajikan

    sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Model Desain Penelitian

    Sebelum Perlakuan SesudahX

    (Sugiyono, 2006: 111)

    Keterangan:

    = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

    = nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)

    X = perlakuan yang diberikan

    Tingkat hasil belajar = -

    28

  • 29

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memberikan dua

    kali tes, yaitu pretest (sebelum eksperimen) dan posttest (setelah eksperimen).

    2. Lokasi penelitian

    Lokasi penelitian yang menjadi sasaran peneliti adalah SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:90).

    Sedangkan menurut Suharsimin Arikunto (2013:173) adalah populasi merupakan

    keseluruhan subjek penelitian. Dari kedua pendapat tersebut maka peneliti dapat

    menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh data yang

    menjadi perhatian penelitian dalam ruang dan waktu tertentu. Jadi populasi bukan

    hanya orang, tetapi juga obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

    karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek itu

    Berdasarkan pernyataan di atas maka yang menjadi populasi dalam

    penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi contoh yang diambil

    dengan cara-cara tertentu. Penggunaan sampel dilatar belakangi karena adanya

    jumlah populasi yang besar sehingga untuk mencapai efisiensi penggunaan waktu,

    tenaga, dan biaya maka digunakan sampel. Menurut (Sugiyono, 2012:96)

  • 30

    sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

    digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relative kecil,

    yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin memuat generalisasi dengan

    kesalahan yang sangat kecil. `

    Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling

    jenuh. Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD

    Inpres Sero Kabupaten Gowa dengan jumlah 20 orang siswa.

    C. Variabel dan Definisi Operasional

    1. Variabel Penelitian

    a. Ketuntasan hasil belajar matematika

    b. Keaktifan siswa

    c. Respons siswa

    2. Defenisi Operasional Variabel

    a. Ketuntasan Hasil Belajar

    Ketuntasan hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini

    adalah skor yang diperoleh oleh siswa setelah proses pembelajaran dengan

    menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik melalui tes

    belajar. Ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah

    mencapai ketuntasan individual dan klasikal, yaitu siswa telah memenuhi

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dan skor idealnya 100. Standar

    ketuntasan belajar siswa sebagai acuan efektivitas pembelajaran pada

    penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang

    mencapai nilai KKM.

  • 31

    b. Keaktifan Siswa

    Keaktifan siswa adalah keterlaksanaan kegiatan siswa selama proses

    pembelajaran yang berlangsung melalui penggunaan pendekaan pembelajaran

    matematika realistik. Bentuk-bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar

    sangat beranekaragam. Keaktifan itu meliputi keaktifan penginderaan (yaitu

    mendengar, melihat, mencium, merasa dan meraba), mengolah ide-ide dan

    melakukan latihan-latihan dengan bentuk keterampilan jasmaniah (Hakim:52).

    Kriteria keberhasilan keaktifan siswa yang ditetapkan di SD Inpres

    Sero Kabupaten yaitu sekurang-kurangnya 80% siswa terlibat aktif dalam

    proses pembelajaran.

    c. Respons Siswa

    Respons siswa adalah tanggapan atau pendapat siswa tentang

    pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran matematika

    realistik. Kriteria yang ditetapkan di SD Inpres Sero yaitu minimal 80% siswa

    yang memberikan respons positif terhadap jumlah aspek yang ditanyakan.

    D. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar

    matematika yang sudah dikumpulkan, untuk mengukur hasil belajar matematika

    siswa setelah pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran

    matematika realistik.

    Selain tes hasil belajar, digunakan pula instrumen berupa lembar observasi

    keaktifan siswa, dan angket respons siswa sebagai instrumen tambahan untuk

    mengetahui efektifitas pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran

  • 32

    realistik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh validator

    yang berpengalaman. Hal ini diperlukan guna penyesuaian antara isi instrumen

    dengan materi yang diajarkan. Adapun instrumen yang digunakan dalam

    penelitian ini sebagai berikut:

    a. Tes Hasil Belajar

    Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah

    diajarkan, guru perlu menyusun suatu tes yang berdasarkan tujuan pembelajaran

    yang akan dicapai. Tes itu kemudian diberikan ke siswa. Penskoran hasil tes siswa

    menggunakan skala bebas yang tergantung dari bobot butir soal tersebut.

    Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa setelah

    pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik.

    Tes dibuat berdasarkan materi yang diberikan selama penelitian ini berlangsung

    dengan berdasarkan rumusan indikator pembelajaran.

    b. Lembar Observasi Keaktifan Siswa

    Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa

    selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini digunakan untuk

    menjaring aktivitas siswa selama mereka belajar pada pembelajaran matematika

    dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik yang bertujuan untuk

    memperoleh data keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.

    c. Angket Respons Siswa

    Angket respons siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai

    respons siswa terhadap pembelajaran yang digunakan. Respons siswa adalah

    tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan

  • 33

    pembelajaran matematika realistik. Pendekatan pembelajaran yang baik dapat

    memberi respons yang positif bagi siswa setelah mereka mengikuti kegiatan

    pembelajaran.

    Angket respons siswa dirancang untuk mengetahui respons siswa terhadap

    pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik.

    Indikator respons siswa menyangkut suasana kelas, minat mengikuti pembelajaran

    berikutnya, cara-cara guru mengajar, dan saran-saran. Teknik yang digunakan

    untuk memperoleh data respons tersebut adalah dengan membagikan angket

    kepada siswa setelah berakhirnya pertemuan terakhir untuk diisi sesuai dengan

    petunjuk yang diberikan.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

    1. Untuk memperoleh data mengenai ketuntasan hasil belajar matematika

    siswa, dengan menggunakan teknik pemberian tes hasil belajar.

    2. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan siswa, dengan menggunakan

    lembar observasi aktifitas siswa.

    3. Untuk memperoleh data mengenai respons siswa terhadap proses

    pembelajaran, dengan menggunakan teknik pemberian angket.

    F. Teknik Analisis Data

    Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen

    yang ada kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik

    deskriptif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengungkap keterlaksanaan

    pembelajaran, hasil belajar siswa, keaktivan siswa selama pembelajaran, dan

  • 34

    respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

    pembelajaran matematika realistik.

    1. Ketuntasan Hasil belajar

    Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa digunakan rata-

    rata, skor minimum, skor maksimum dan simpangan baku. Untuk keperluan

    analisis statistik deskriptif, pengkategorisasian hasil belajar matematika siswa

    menurut standar kategorisasi dengan skala lima yang diterapkan oleh Departemen

    Pendidikan Nasional.

    2. Analisis Data Keaktifan Siswa

    Data hasil pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran dianalisis

    sebagai berikut:

    Pta = X 100%

    Keterangan:

    Pta = persentase aktifitas siswa untuk melakukan suatu jenis aktivitas

    tertentu

    ∑Ta = persentase aktifitas yang dilakukan siswa selama pertemuan

    ∑T = jumlah seluruh aktifitas siswa

    Kriteria keberhasilan keaktifan siswa dalam penelitian ini dikatakan efektif

    apabila minimal 80% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

    3. Respons Siswa

    Data tentang respons siswa diperoleh dari angket respons siswa terhadap

    kegiatan pembelajaran. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan cara mencari

    persentase jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket.

    Persentase ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

  • 35

    P = X 100%

    Keterangan:

    P = Persentase siswa yang menjawab ya atau tidak

    f = Frekuensi siswa yang menjawab ya atau tidak

    N = Banyaknya siswa yang mengisi angket

    Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah lebih dari 80% siswa

    yang memberi respons positif dari jumlah aspek yang ditanyakan.

    Tabel 3.2 Kategorisasi Hasil Belajar

    Skor Kategori0 – 54 Sangat rendah55 – 64 Rendah65 – 79 Sedang80 – 89 Tinggi90 – 100 Sangat tinggi

    Nana Sudjana (Tonra, 2011:38)

    Hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang secara

    individual, kriteria seorang murid dikatakan tuntas ketika memenuhi Kriteria

    Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yakni 70 dan

    ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa di kelas tersebut telah

    mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

    Ketuntasan belajar klasikal : banyaknya siswa yang memperoleh skor(KKM) ≤70 x 100%Banyak seluruh siswa

    Tabel 3.3. Kriteria Persentase Keefektifan

    Persentase (%) Kriteria0 – 20 Tidak efektif21 – 40 Kurang efektif41 – 60 Cukup efektif61 – 80 Efektif81 – 100 Sangat efektif

    Sumber: Riduwan 2005 dalam Siti Muzdalifah, 20

  • 36

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. HASIL PENELITIAN

    Dalam penelitian ini diperoleh beberapa data berupa data hasil pretest

    sebelum diberikan perlakuan untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan

    murid dalam pembelajaran matematika dan data ketuntasan hasil belajar siswa

    setelah diberikan perlakuan (posttest), hasil pengamatan aktivitas siswa, data

    tentang respons siswa terhadap proses pembelajaran matematika,. Adapun hasil

    analisis masing-masing data tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa

    a. Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diberikan Perlakuan atau

    Pretest

    Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil belajar matematika siswa

    pada kelas IV yang dipilih sebagai unit penelitian. Berikut statistik skor hasil

    belajar matematika siswa pada Kelas IV sebelum diberikan perlakuan adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Statistik Hasil Pretest Matematika Siswa Kelas IV SD InpresSero Kabupaten Gowa

    Statistik Nilai

    Ukuran Sampel 20Skor Ideal 100

    Skor Rata-rata 59,00Skor Tertinggi 80

    36

  • 37

    Skor Terendah 40Rentang Skor 60

    Sumber: Lampiran C

    Jika skor hasil (pretest) siswa dikelompokkan kedalam lima kategori, maka

    diperoleh distribusi frekuensi dan skor persentase yang ditunjukkan pada tabel 4.2

    berikut:

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Pretest MatematikaSiswa Kelas IV SD Inpes Sero Kabupaten Gowa

    Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

    0 ≤ × < 55 Sangat rendah 9 45

    55 ≤ × < 65 Rendah 6 30

    65 ≤ × < 80 Sedang 2 10

    80 ≤ × < 90 Tinggi 3 15

    90 ≤ × ≤ 100 Sangat tinggi 0 0

    Jumlah 20 100

    Sumber: Lampiran B

    Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa persentase hasil pretest matematika

    siswa sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik yakni

    dari 20 siswa terdapat 9 siswa atau 45% yang masuk kategori sangat rendah, 6

    siswa atau 30% yang masuk kategori rendah, 2 siswa atau 10% yang masuk

    kategori sedang, dan 3 siswa atau 15% yang masuk kategori tinggi.

  • 38

    b. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diberikan Perlakuan atau

    posttest

    Berikut disajikan Statistik skor hasil belajar siswa pada kelas IV SD Inpres

    Sero Kabupaten Gowa setelah dilaksanakan perlakuan (posttest) pada pokok

    bahasan bangun datar segitiga disajikan dalam tabel 4.3 berikut:

    Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IVB SDInpre Sero Kabupaten Gowa atau Posttest

    Statistik Nilai

    Ukuran Sampel 20Skor Ideal 100

    Skor Rata-rata 86,00Skor Tertinggi 100Skor Terendah 40Rentang Skor 60

    Sumber: Lampiran C

    Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar

    matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

    matematika realistik adalah 86,00 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai

    siswa adalah 100 dan skor terendah 40, dengan standar deviasi sebesar yang

    berarti bahwa skor ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IVB SD

    Inpres Sero Kabupaten Gowa pada posttest mengalami peningkatan meskipun

    masih ada 2 siswa yang masuk kategori sangat rendah.

    Jika skor hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan

    pendekatan pembelajaran matematika realistik dikelompokkan kedalam lima

    kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase yang

    ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut:

  • 39

    Tabel 4.4 Distribusi Posttest Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil BelajarMatematika Siswa Kelas IVB SD Inpres Sero Kabupaten Gowa

    Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

    0 ≤ × < 55 Sangat rendah 2 10

    55 ≤ × < 65 Rendah 0 0

    65 ≤ × < 80 Sedang 2 10

    80 ≤ × < 90 Tinggi 5 25

    90 ≤ × ≤ 100 Sangat tinggi 11 55

    Jumlah 20 100

    Sumber: Lampiran B

    Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa persentase skor

    hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan pendekatan pembelajaran

    matematika realistik yakni dari 20 siswa terdapat 2 siswa atau 10% yang masuk

    kategori sangat rendah, 0 siswa atau 0% yang masuk kategori rendah, 2 siswa atau

    10% yang masuk kategori sedang, 5 siswa atau 25% yang masuk kategori tinggi

    dan 11 siswa atau 55% yang masuk dalam kategori sangat tinggi.

    Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika

    siswa setelah perlakuan (posttest) dengan pendekatan pembelajaran matematika

    realistik dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

    Table 4.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IVBSD Inpres Sero Kabupaten Gowa

    Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)

    0 ≤ × < 70 Tidak Tuntas 2 10

  • 40

    70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 18 90

    Jumlah 20 100

    Sumber: Lampiran B

    Berdasarkan tabel 4.5 setelah perlakuan (posttest) dengan pendekatan

    pembelajaran matematika realistik dapat digambarkan bahwa yang telah mencapai

    ketuntasan hasil belajar sebanyak 18 orang dari jumlah keseluruhan 20 orang

    dengan persentase 90% sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar

    sebanyak 2 orang dari jumlah keseluruhan 20 orang dengan persentase 10%. Ini

    menunjukkan bahwa secara klasikal siswa kelas IVB SD Inpres Sero Kabupaten

    Gowa dinyatakan telah mencapai KKM.

    2. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Matematika

    Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menerapkan Pendekatan

    Pembelajaran Matematika Realistik selama 4 kali pertemuan dinyatakan dalam

    persentase yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

    Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa kelas IV SD Inpres KabupatenGowa

    No. Komponen YangDiamati

    Frekuensi AktivitasSiswa Pada

    Pertemuan Ke-Rata-Rata

    PersentaseRata-RataPertemuan

    (%)I II III IV1. Siswa yang hadir pada

    saat proses pembelajaran17 19 20 20 19 96,87

    2. Siswa yangmemperhatikanpenjelasan guru

    17 19 19 20 18,75 93,75

    3. Siswa yang menjawabpertanyaan lisan guru

    14 18 16 19 16,75 83,75

  • 41

    4. Siswa yang mengajukanpertanyaan tentangmateri yang diajarkan

    13 16 17 18 16 80

    5. Siswa yang bekerjasamadengan temankelompoknya

    15 16 16 18 16,25 81,25

    6. Siswa yang melakukanaktivitas lain di luarkegiatan pembelajaran

    10 8 7 4 7,25 36,25

    7. Siswa yangmengerjakan pekerjaanrumah (PR)

    16 16 19 20 17,75 88,75

    Sumber: Lampiran C

    Pta =∑∑ X 100% = , = , %

    Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa selama kegiatan pembelajaran

    dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik

    berlangsung, siswa telah terlibat secara aktif sehingga dominasi guru dalam

    pembelajaran dapat berkurang. Secara umum, hasil analisis data aktivitas siswa

    menunjukkan sebagian besar siswa aktif selama pembelajaran berlangsung.

    Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan IV

    menunjukkan bahwa:

    a. Aspek ke-1 (siswa yang hadir pada proses pembelajaran) pada pertemuan I,

    memiliki persentase frekuensi aktivitas siswa yang paling rendah, kemudian

    meningkat pada pertemuan II, III dan IV dengan persentase rata-rata 96,87%.

    b. Aspek ke-2 (memperhatikan penjelasan guru) pada pertemuan II dan III,

    persentase frekuensi aktivitas siswa yang sama, kemudian meningkat lagi pada

    pertemuan IV dengan persentase rata-rata 93,75%.

  • 42

    c. Aspek ke-3 (siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru) pada pertemuan III,

    persentase frekuensi aktivitas siswa menurun, kemudian meningkat lagi pada

    pertemuan IV dengan persentase rata-rata 83,75%.

    d. Aspek ke-4 (siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang diajarkan)

    pada pertemuan I, II, III dan IV persentase frekuensi aktivitas siswa selalu

    meningkat dengan persentase rata-rata 80%.

    e. Aspek ke-5 (siswa yang bekerjasama dengan teman kelompoknya) pada

    pertemuan II dan III memiliki persentase frekuensi aktivitas siswa yang sama,

    kemudian meningkat pada pertemuan IV dengan persentase rata-rata 81,25%.

    f. Aspek ke-6 (siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran

    seperti tidak memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, mengganggu

    teman, keluar masuk ruangan) ) pada pertemuan I, II, III dan IV persentase

    frekuensi aktivitas siswa selalu menurun dengan persentase rata-rata 36,25%.

    g. Aspek ke-7 (siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR)) pada pertemuan I

    dan II memiliki persentase frekuensi aktivitas siswa yang sama kemudian

    meningkat pada pertemuan III dan IV dengan persentase rata–rata 88,75%.

    Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata persentase

    aktivitas siswa adalah 80,08%. Ini berarti bahwa siswa kelas IV SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa berada pada kategori aktif.

    3. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Matematika

    Data tentang respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran diperoleh dari

    angket yang dibagikan kepada setiap siswa. Hasil analisis data respons siswa

    terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penggunaan pendekatan

  • 43

    pembelajaran matematika realistik yang diisi oleh 20 siswa dinyatakan dalam

    persentase yang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

    Tabel 4.7 Hasil Angket Respons Siswa Kelas IV SD Inpres Sero KabupatenGowa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Matematika MelaluiPendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

    No. Komponen Yang DitanyakanFrekuensi Persentase (%)

    Ya Tidak Ya Tidak

    1. Apakah anda senang belajarmatematika?

    18 2 90,00 10,00

    2.

    Apakah anda memahami materi yangdiajarkan oleh guru melaluiPendekatan pembelajaran realistik?

    16 4 80,00 20,00

    3.

    Apakah anda menyukai LKS yangdigunakan pada saat pembelajaranmelalui Pendekatan pembelajaranrealistik?

    17 3 85,00 15,00

    4.Apakah anda senang belajar denganberkelompok? 16 4 80,00 20,00

    5.Apakah anda senang dengandiberikannya penghargaan mandiri?

    20 0 100 0

    6.

    Apakah anda merasakan adakemajuan setelah pembelajaranmelalui Pendekatan pembelajaranrealistik??

    16 4 80,00 20,00

    7.

    Setujuhkah anda jika pembelajaranberikutnya guru menerapkanPendekatan pembelajaran realistik?

    19 1 95,00 05,00

    Jumlah 122 18 87,14 12,86Sumber: Lampiran C

    Berdasarkan tabel tersebut, secara umum rata-rata siswa yang memberi

    respons positif terhadap pelaksanaan pendekatan pembelajaran matematika

    melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik adalah 87,14%. Dengan

    demikian, menurut kriteria respons siswa pada BAB III, dapat disimpulkan bahwa

  • 44

    respons siswa positif terhadap pembelajaran matematika melalui pendekatan

    pembelajaran matematika realistik.

    B. PEMBAHASAN

    1. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa

    a. Kemampuan Awal Siswa (Pretest) Sebelum Menerapkan Pendekatan

    Pembelajaran Matematika Realistik

    Hasil analisis statistika deskriptif menunujukkan bahwa skor hasil pretest

    matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero Kabupaten Gowa sebelum diterapkan

    pendekatan pembelajaran matematika realistik berada pada kategori yang sangat

    rendah. Hal ini terlihat dari skor rata-rata siswa sebesar 59,00. Hai ini juga

    menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas IV SD Inpres Sero, 9 siswa atau 45%

    memperoleh skor pada interval 0 ≤ x < 55 dengan kategori sangat rendah, 6 siswa

    atau 30% memperoleh skor pada interval 55 ≤ x < 65 dengan kategori rendah, 2

    siswa atau 10% memperoleh skor pada interval 65 ≤ x < 80 dengan kategori

    sedang, 3 siswa atau 15% memperoleh skor pada interval 80 ≤ x < 90 dengan

    kategori tinggi, dan 0 siswa atau 0% memperoleh skor pada interval 90 ≤ x ≤ 100 .

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pretest matematika siswa kelas IVB SD

    Inpres Sero tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal dengan persentase rata-

    rata 59,00%.

    b. Hasil Belajar Siswa Setelah Menerapkan Pendekatan Pembelajaran

    Matematika Realistik

    Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah

    menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik mengalami

  • 45

    peningkatan yaitu berada pada kategori tinggi. Dari 20 siswa kelas IV SD Inpres

    Sero, 18 siswa atau 90% yang memenuhi KKM, dan hanya 2 siswa atau 10% yang

    tidak tuntas. Jika dikaitkan dengan kriteria ketuntasan hasil belajar, dapat

    disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Sero

    setelah diterapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik memenuhi

    kriteria ketuntasan klasikal dengan persentase rata-rata 86,00%.

    2. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Matematika

    Hasil pengamatan Aktivitas Siswa dalam pembelajaran matematika dengan

    penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik pada siswa kelas IV SD

    Inpres Sero Kabupaten Gowa menunjukkan bahwa ketujuh aspek yang diamati

    memenuhi kriteria efektif, siswa sangat antusias dan termotivasi dalam proses

    pembelajaran. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran, siswa merasa

    mendapatkan tantangan untuk belajar dalam berkelompok dan menyelesaikan

    LKS yang diberikan secara bersama-sama, serta siswa merasa memiliki tanggung

    jawab sendiri sehingga waktu yang terbuang percuma seperti siswa mengantuk,

    saling mengganggu, bermain atau tertidur selama proses pembelajaran

    berlangsung dapat berkurang.

    Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika

    melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik menunjukkan

    bahwa siswa tidak canggung dalam menyelesaikan suatu masalah maupun pada

    saat mempresentasikan hasil kerjanya, saling memberi dan menerima pendapat,

    bagi siswa yang merasa mampu akan memberikan masukan yang berarti bagi

  • 46

    teman yang lain dan pada saat menjelaskan kembali, siswa saling memberikan

    dukungan serta menghargai pendapat orang lain.

    Dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran

    matematika realistik, kualitas proses pembelajaran dapat ditingkatkan, karena

    dengan perangkat pembelajaran yang dirancang, guru tidak lagi menjadi sumber

    informasi sebanyak-banyaknya bagi siswa. Guru membimbing siswa, memberikan

    pertanyaan, dan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan

    pembelajaran siswa berusaha untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi,

    sehingga siswa menjadi aktif dan suasana pembelajaran di kelas menjadi kondusif.

    3. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Matematika

    Berdasarkan hasil analisis respons siswa diperoleh bahwa 87,14% siswa

    memberikan respons positif terhadap penerapan pendekatan pembelajaran

    matematika realistik dalam pembelajaran matematika. Hal ini berarti bahwa

    pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

    matematika realistik dapat mengakibatkan adanya perubahan pandangan siswa

    terhadap matematika dari matematika yang membosankan menuju matematika

    yang menyenangkan sehingga keinginan untuk mempelajari matematika semakin

    besar.

  • 47

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN

    Berdasrkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka

    diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika efektif melalui penerapan

    pendekatan pembelajaran matematika realistik pada siswa kelas IV SD Inpres Sero

    Kabupaten Gowa ditinjau dari tiga indikator keefektifan yaitu:

    1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa setelah diberi perlakuan (posttest)

    berdasarkan skor rata-rata mencapai 86,00 berada pada kategori tinggi dan

    persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal mencapai 90%.

    2. Persentase rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika

    mencapai 80,08% berada pada kategori aktif.

    3. Persentase respons positif siswa terhadap pembelajaran matematika melalui

    penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik mencapai 87,14%.

    B. SARAN

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis

    mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

    1. Guru matematika sebaiknya kreatif dalam menciptakan suasana kelas agar

    murid tidak cepat bosan dan tegang dalam belajar serta lebih termotivasi untuk

    memperhatikan apa yang diajarkan.

    2. Kepada guru matematika khususnya agar dapat mencoba menerapkan

    pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam proses belajar mengajar

    47

  • 48

    sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta aktivitas siswa

    dalam pembelajaran.

    3. Sebagai tindak lanjut penerapan, pada saat proses pembelajaran diharapkan

    guru untuk lebih mengawasi dan mengontrol serta membimbing siswa dalam

    belajar mandiri.

  • 49

    DAFTAR PUSTAKA

    Aisyah, Nyimas,dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.Jakarta. Depdiknas.

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pendekatan Praktik. Cet.XIII; PT. RinekaCipta: Jakarta.

    Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ke-4. Bandung:Alfabeta.

    Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

    Depdigbud.1989. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

    Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

    Hakiim Lukmanul. 2009.Perencanaan Pembelaajran. Bandung: CVWacana Prima.

    Hamalik Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT.BumiAksara.

    Hamzah. 2003. Realistic Mathematics Education (RME) Suatu Pendekatan DalamPembelajaran Matematika. Makassar: FMIPA UNM.

    http://a410090018.blogspot.com/2013/02/defenisi-belajar-matematika.html,”diakses pada”8/7/2018

    Muhseto,Gatot.2010. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:Universitas Terbuka.

    Murniati, Endyah. 2007. Kesiapan Belajar Matematika di Sekolah Dasar.Surabaya: Surabaya Intelectual Club (SIC).

    Ngalimun, dkk. 2016.Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: AswajaPressindo

    .Ramlah B. 2004. Meningkatkan Hasil Belajar matematika Siswa Melalui

    Pembelajaran Pendekatan Realistk Pada Siswa kelas 1 SMPN 3Sungguminasa. Skripsi. Makassar. FMIP UNM.

    Rosnani. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui PembelajaranKooperatif Model Missouri Mathematics Project Pada Siswa Kelas VIISMP NEGERI 3 Herlang Kab.Bulukumba. Skripsi Unismuh Makassar.

    49

  • 50

    Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran:MengembangkanProfesionalisme Guru. Cet.2; Jakarta: Rajawali Pers

    Sagala, Syaiful. 2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

    Sanjaya, Wina. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar prosespendidikan. Jakarta: Prenada Media.

    Soedjadi 2000. Kiat Pembelajaran Matematika di Indonesia Konstalasi KeadaanMasa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Direktorat Jenderal Pendidikan

    Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.

    Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Ce