UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA MATERI MACAM-MACAM SUJUD
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM TIPE
EVERYONE IS A TEACHER HERE
(Studi Tindakan di Kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak Tahun Ajaran
2009/2010)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1
dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
M. Najib Aziz 3105308
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
ii
SEMARANG
2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi
a.n. Sdr. Muhammad Najib Aziz
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama
ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Muhammad Najib Aziz
NIM : 3105308
Judul : Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
Materi Macam-Macam Sujud melalui Strategi
Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A
Teacher Here. (Studi Tindakan di Kelas VIII C SMP N 2
Bonang Demak 2009/2010)
Dengan ini mohon kiranya naskah skripsi saudara tersebut dapat di
munaqosahkan .
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Desember 2009
Pembimbing I Pembimbing II
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
iii
Ismail S.M., M.Ag. H. Mursid, M.Ag. NIP. 19711021 199703 1002 NIP. 19670305 200112 1001
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan Mufidah, M. Pd. Ketua
Hj. Tuti Qurrotul ‘Aini, M. Si. Sekretaris
Drs. H. Mustaqim, M. Pd. Penguji I
Ahwan Fanani, M. Ag. Penguji II
iv
ABSTRAK
Muhammad Najib Aziz (NIM : 3105308). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Materi Macam-Macam Sujud Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM Tipe Everyone Is A Teacher Here. (Studi Tindakan di Kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah) melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (2) Bagaimana efektifitas strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here dan peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak.
Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak. Dari hasil observasi secara langsung di kelas VIII C melalui pra siklus penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran PAI yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artinya peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum maksimal artinya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta didik menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyek penelitian ini adalah di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak. Dalam penelitian ini peneleti menggunakan satu kelas untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here yaitu kelas VIII C yang jumlahnya ada 40 peserta didik.
Setelah dilaksanakan tindakan melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik menjadi semangat belajar dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada tahap pra siklus motivasi belajar peserta didik mempunyai prosentase 58,57 % dan rata-rata tes akhir 64. Pada siklus 1 setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar peserta didik meningkat menjadi 68,57 % dan rata-rata tes akhir 74. Sedangkan pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus 2 motivasi belajar mengalami peningkatan yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diprosentasekan menjadi 80,00 % dan rata-rata tes akhir peserta didik adalah 79.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar yang memiliki dampak pada hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PAI melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here. Motivasi ini dapat dilihat dari keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran
v
berlangsung dengan semangat belajar yang tinggi dari peserta didik sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan efektif.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,
Semarang, 18 Desember 2009
Deklarator,
Muhammad Najib Aziz NIM : 3105308
vi
MOTTO
⌧
☺
☺ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ing Ngarso Sing Tuladha Ing Madya Mangun Karso
Tut Wuri Handayani
vii
PERSEMBAHAN
Sujud syukurku kepada Allah SWT, hanya kepada Engkaulah segala
sumber kekuatan sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiahnya. Sholawat
serta salamnya Allah tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam rentan
waktu menuntut ilmu tercipta sebuah karya sederhana yang bukan akhir dari
sebuah perjalanan, kupersembahkan kepada orang-orang tercinta:
1. Keluarga saya, Bapak H. Sholehan Al Aziz, Ibu Kiswati, dan adik Muhammad
Luthfy Aziz yang selalu mencurahkan kasih sayangnya dengan penuh
kesabaran, ketabahan dan ketulusan hati yang selalu membasahi bibir mereka
dengan untaian do’a.
2. Guru-guruku yang telah kenalkan jendela ilmu, yang perluas wawasan tentang
pendidikan dan akhlak serta jasa beliau yang terhormat KH. Mushonef, KH.
Hamdan Rofi’i, Almaghfurlah (Alm) K.H. Zaenal Asyikin, Ibu Nyai Hj.
Mutohiroh, Drs. KH. Mustaghfirin, KH. Abdul Kholiq, Lc. dan Ustadz
Qolyubi, S. Ag. Beserta keluarga, terima kasih atas bimbingannya.
3. Ria Angriani yang selalu sabar mendampingi penulis, dalam suka duka,
semoga engkau yang terbaik.
4. Kawan-kawan sehati dan seperjuangan di PPRT harir, rusdy, maky, sabik,
umam, dan lain yang tak bisa disebutkan satu persatu. terimakasih telah
membesarkanku dengan berjuta ilmu dan pengalaman berharga yang tak
ternilai.
5. Segenap keluarga besar mahasiswa IAIN Walisongo Semarang 2005
khususnya PAI C 05, Ipunk, Agus Socrates, Tajus, Gus Atok, Fauzan, Asep,
Sudrajat, Sa’dan, dkk. Jangan akhiri komunikasi kita sebagai saudara.
viii
6. Segenap Tim KKN Desa Gonoharjo, bapak H. Nurullah Yasin, S. Pdi., Om
Fathur, Mbak Mimin, Mbak Siska, Mbak Aliya’, terimaksih telah banyak
membekali sebagai modal menjalani kehidupan bermasyarakat.
7. Segenap Tim PPL SMP Negeri 31 Semarang, Hamdan, Tohir, Tolabi, Huda,
Ipunk, Nur Kheli, Nisrokh, Ulis.
8. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini Rajawali Com.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan
bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih
terutama penulis sampaikan kepada:
1. Prof Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Ismail S.M., M. Ag., dan H. Mursid, M. Ag., selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Buwono, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Bonang Demak yang
telah memberikan izin tempat penelitian dalam skripsi ini.
4. Bapak Masrur, M. Ag., selaku guru mapel PAI yang telah bersedia sebagai
kolaborator dalam pelaksanaan penelitian di lapangan.
ix
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Bapak, Ibu, serta Adikku yang telah mencurahkan kasih sayangnya,
perhatiannya dan doanya untuk keberhasilan penulis.
7. Keluarga besar PON PES Raudlatut Thalibin (PPRT) yang telah memberikan
motivasi, serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
telah memberikan bantuan, baik secara moril maupun materiil selama proses
penulisan skripsi ini.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
pada Materi Macam-Macam Sujud melalui Strategi Pembelajaran Berbasis
PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here. (Studi Tindakan di Kelas VIII C SMP
N 2 Bonang Demak) ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan
membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amiin
Semarang, 18 Desember 2009
Penulis
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Demak, 18 Desember 1987 sebagai anak pertama
dari dua bersaudara keluarga Bapak Sholehan Al Aziz dan Ibu Kiswati. Alamat
tinggal penulis beralamat di Desa Berahan Kulon RT 01 RW 01 Kecamatan
Wedung Kabupaten Demak 59554.
Penulis menyelesaikan sekolahnya di TK Kartika Sari Berahan Kulon
pada tahun 1993, dilanjutkan ke SD Negeri 02 Berahan Wetan tahun 1999,
melanjutkan di SMP Negeri 2 Bonang dan lulus pada tahun 2002 kemudian
melanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri Demak dan lulus pada tahun 2005.
Melanjutkan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan
Agama Islam .
Saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
Semarang, 18 Desember 2009
Muhammad Najib Aziz 3105308
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
DEKLARASI ..................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 7
C. Penegasan Istilah ........................................................................ 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 9
E. Telaah Pustaka ........................................................................... 10
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Motivasi Belajar ........................................................................ 13
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ......................... 22
xii
C. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A
Teacher Here .............................................................................. 28
D. Keterkaitan Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here
Pada Pokok Bahasan Macam-Macam Sujud ............................ 38
E. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam
Pembelajaran PAI Pada Materi Maam-Macam Sujud Melalui
Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A
Teacher Here ............................................................................. 41
F. Hipotesis .................................................................................... 43
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Penelitian ....................................................................... 45
B. Metode Penyusunan Instrumen ................................................. 46
C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 51
D. Variabel dan Indikator .............................................................. 52
E. Populasi dan Sampel ................................................................. 54
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 56
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 57
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Tindakan Tahap Pra Siklus ......................................... 58
B. Analisis Tindakan Tahap Siklus I ............................................. 63
C. Analisis Tindakan Tahap Siklus II ............................................ 70
D. Pembahasan ............................................................................... 76
E. Keterbatasan Penelitain ............................................................. 78
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 80
B. Saran-saran ................................................................................ 81
C. Penutup ...................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Penelitian ................................................................................. 52
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Peserta Didik ................................................... 53
Tabel 3. Data Peserta Didik Yang Menjadi Subjek Penelitian ........................... 55
Tabel 4. Skor Observasi Motivasi Belajar Peserta Didik Pra Siklus .................. 59
Tabel 5. Hasil Tes Akhir Pra Siklus ................................................................... 60
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus ................................................... 61
Tabel 7. Skor Observasi Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I .................... 64
Tabel 8. Hasil Tes Akhir Siklus I ....................................................................... 65
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I ....................................................... 67
Tabel 10. Perbandingan Jumlah Skor Observasi Motivasi belajar Peserta
Didik Pada Pra Siklus dan Siklus I .................................................................... 68
Tabel 11. perbandingan rata-rata tes akhir pada pra siklus dan siklus I ............ 68
Tabel 12. Skor Observasi Semangat Peserta Didik Siklus II ............................. 70
Tabel 13. Hasil Tes Akhir Siklus II .................................................................. 71
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I ...................................................... 73
Tabel 15. Perbandingan Jumlah Skor Observasi Motivasi belajar Peserta
Didik Pada Siklus I dan Siklus II ....................................................................... 75
Tabel 16. Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir Pada Siklus I dan Siklus II ........ 75
Tabel 17. Perbandingan Jumlah Skor Observasi Motivasi belajar Peserta
Didik Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ..................................................... 75
Tabel 18. Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir Pada Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II .............................................................................................................. 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pembelajaran Pra Siklus.
Gambar 2. Pembelajaran Siklus I.
Gambar 3. Aktivitas Peserta didik Pada Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.
Gambar 4. Aktivitas Peserta Didik Saat Melakukan Diskusi.
Gambar 5. Aktivitas Peserta Didik Sewaktu Presentasi.
Gambar 6 Peserta Didik Saat Mengerjakan Soal Evaluasi.
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Instrumen Dokumentasi
Lampiran 2. Lembar Observasi Semangat Belajar Peserta Didik. Lampiran 3. Analisis Data Tes Akhir
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus.
Lampiran 5. Tes Akhir Pra Siklus.
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.
Lampiran 7. Tes Akhir Siklus I.
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.
Lampiran 9. Tes Akhir Siklus II.
Lampiran 10. Ketuntasan Belajar.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. atau
dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan
manusia.1 Dalam mendewasakan manusia ini tentunya melalui beberapa
proses dalam pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya membutuhkan
waktu yang singkat tetapi melalui beberapa tahapan. Dalam proses
pembelajaran tersebut dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak baik menjadi baik.
Di dalam undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 3
disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan bertambahnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2
Tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, tidak terlepas dalam
memahami makna pendidikan itu sendiri. Sehingga dalam proses
pembelajaran, seorang pendidik senantiasa mempunyai peranan penting dalam
keberhasilan pendidikan, dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Tujuan mengembangkan potensi peserta didik dapat dilakukan melalui proses
pendidikan, yaitu melalui sekolah maupun madrasah. Sekolah merupakan
lembaga yang menjalankan proses pendidikan memberi pengajaran kepada
peserta didik.
Di sekolah umum, Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan satu
bidang studi atau unsur pokok keimanan, ibadah, Al-Qur’an, akhlak,
muamalah, syari’ah dan tarikh dengan satu silabi. Sedangkan di sekolah
berciri khas Islam, Pendidikan Agama Islam merupakan satu kelompok bidang
1Hari Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), hlm. 1. 2Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm.
6.
2
studi terdiri dari Al-Qur’an-Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak, Sejarah
Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab yang masing-masing bidang studi
memiliki silabi tersendiri.
Sedangkan tujuan umum PAI adalah meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT, berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.3
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik.
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terlepas dari
kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-
potensi yang dimilikinya sejak lahir. Aktualisasi potensi ini sangat berguna
bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri demi pemenuhan kebutuhannya.
Kebutuhan manusia makin lama makin bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut.4
Dalam Islam perintah untuk belajar dapat ditunjukkan dalam Q.S. Al-
Alaq ayat 1-5:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)”5
3Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 78. 4Max Darsono, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press,
2000), hlm. 1. 5Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Huda, 2005), hlm.
598.
3
Dari ayat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Islam
memerintahkan supaya belajar, karena belajar adalah kewajiban utama bagi
setiap insan baik laki-laki maupun perempuan dan merupakan sarana
peningkatan terbaik untuk mencerdaskan umat manusia.
Belajar, sebagaimana dikatakan Gordon Dryden dan Jean Nerevos,
bahwa setiap orang memiliki gaya belajar individual yang berbeda satu sama
lain. Sebagian orang belajar dengan baik secara berkelompok, sebagian yang
lain suka belajar sambil duduk di kursi sedang yang lain senang belajar sambil
berbaring atau lesehan di karpet atau tikar. Demikian juga sebagian orang
lebih mudah belajar melalui melihat langsung gambar dan diagram. Inilah
yang disebut cara belajar visual. Sebagian yang lain lebih suka mendengarkan.
Inilah model belajar audio tutorial. Sebagian lagi lebih senang belajar dengan
cara menggunakan indra perasa atau menggerakkan tubuh. Inilah gaya belajar
yang disebut haprik/kinesthetic. Beberapa orang juga lebih senang baca teks
tercetak (membaca buku) dan yang lain mungkin lebih suka berkelompok
yang saling berinteraksi.6
Menurut Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar,
sebagaimana dikutip oleh Bobbi de Porter dan Mike Henarcki menemukan,
bahwa banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup
faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Sebagian orang
misalnya, dapat belajar dengan baik dengan cahaya yang terang, sedang
sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar
paling baik secara berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur
otoriter seperti orang tua atau guru, yang lain lagi merasa bahwa bekerja
sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan musik
sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali
dalam ruangan sepi. Ada orang yang memerlukan lingkungan kerja yang
6Gordon Dryden dan Jennette Vos, “Revolusi Cara Belajar”, Alih Bahasa Word +
Translation Service, (Bandung: Kaifa, 2002), Cet. III, hlm. 19.
4
teratur rapi tetapi yang lain lagi lebih suka menggelar segala sesuatunya
supaya semua dapat terlihat.7
Dari berbagai macam perbedaan pola belajar tersebut pada dasarnya
untuk memperoleh hasil prestasi yang baik dan untuk mencapai keberhasilan
dalam pendidikan. Sebagai suatu hasil dari proses, prestasi yang baik
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Sedangkan untuk keberhasilan pendidikan, harus diarahkan indikatornya
kepada perubahan kualitas perilaku peserta didik, misalnya perilaku berfikir,
perilaku sosial, perilaku pribadi, perilaku menanggapi dan menyelesaikan
masalah, perilaku menyikapi keadaan, perilaku kemandirian peserta didik dan
lain-lain.8
Sebagai peserta didik yang mempunyai kewajiban belajar tentunya ia
akan belajar dengan sungguh-sungguh agar hasil yang dicapainya sesuai
dengan harapannya yaitu memperoleh hasil belajar yang baik. Tentu saja
untuk mencapai hasil yang optimal yaitu dengan usaha mempelajari serta
Pendidikan PAI Islam (PAI). Usaha tersebut merupakan indikator dari adanya
motivasi.9
Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi itu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila
ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka itu. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar
tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.10
Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi “motivation is an
essential condition of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau
ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan berhasil pula
7Bobbi de Poster dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan, terj. (Bandung: Kaifa, 2003), Cet. XVIII, hlm. 110. 8Djohar MS., op.cit., hlm. 30. 9Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hlm. 39. 10Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,
2004), hlm. 75.
5
pelajaran itu.11 Jadi tidak atau kurang berhasilnya peserta didik dalam belajar
bukan hanya disebabkan karena ketidakmampuannya. Tetapi tidak adanya
motivasi belajar yang merupakan salah satu penyebabnya. Boleh jadi peserta
didik yang mempunyai intelegensi tinggi gagal dalam mengikuti proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) karena kehilangan atau tidak
mempunyai motivasi belajar.
Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan guru hanya sebagai fasilitator. Artinya selama
proses pembelajaran, guru berfungsi sebagai penyedia atau pembimbing untuk
mempermudah kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dengan begitu, materi PAI
yang dipelajari peserta didik bukan sesuatu yang dicekokkan, tetapi sesuatu
yang dicari, dipahami kemudian dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.12
Ini tidak akan terwujud tanpa adanya belajar yang sungguh-sungguh serta
motivasi belajar yang tinggi.
Belajar adalah tugas utama bagi seorang peserta didik. Tugas ini harus
dilaksanakan dengan penuh semangat dan segenap daya upaya agar dapat
meraih kesuksesan yang diharapkan. Selain itu yang tidak kalah pentingnya
adalah peserta didik harus memiliki pola atau cara belajar yang baik sesuai
dengan kemampuannya, kendatipun pola atau cara belajar bukan satu-satunya
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, namun yang jelas, pola atau cara
belajar itu berpengaruh terhadap hasil belajar tersebut. Hal ini sesuai yang
dikatakan Oemar Hamalik bahwa cara belajar yang dipergunakan (peserta
didik) turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan
membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan
menyebabkan belajar itu kurang berhasil.13 Jadi dari hal tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa semakin tepat pola belajar seseorang berpeluang akan
11Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, edisi I (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2001), Cet. 9, hlm. 82. 12Sutrisno Hadi, Revolusi Pendidikan di Indonesia: Membedah Metode dan Teknik
Pendidikan Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: ar-Ruzz, 2005), hlm. 23. 13Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito,
1983), hlm. 30.
6
semakin baik pula hasilnya, sebaliknya semakin buruk pola belajar seseorang
berpeluang akan semakin kurang pula hasilnya.
Metode pembelajaran atau sering digunakan istilah strategi belajar
mengajar senantiasa mengalami dinamika dalam praktek dunia pendidikan.
Tidak terkecuali di negara Indonesia, dinamika tersebut terjadi dari masa ke
masa seiring dengan kebijakan pemberlakuan kurikulum pendidikan mulai
kurikulum 1975, 1984, 1994, 2004, dan KTSP 2006.
Dalam catatan sejarah pendidikan nasional, telah dikenal beberapa
pendekatan atau strategi pembelajaran seperti SAS (Sintesis, Analisis,
Sistematis), CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), CTL (Contextual Teaching and
Learning), Life Skills Education, PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).14 Penerapan PAIKEM dalam proses
belajar mengajar, menekankan pada peserta didik untuk aktif, inovatif, kreatif,
serta menyenangkan. Istilah menyenangkan dimaksudkan bahwa proses
belajar mengajar harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan
mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan
mendorong semangat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan
pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal.15
Berangkat dari pokok permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “UPAYA MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PAI
PADA MATERI MACAM-MACAM SUJUD MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM TIPE EVERYONE IS A TEACHER
HERE (STUDI TINDAKAN KELAS VIII C DI SMP N 2 BONANG
DEMAK).
14Ismail SM, M.Ag, Strategi Pembelajaran PAI Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 45.
15Ibid, hm. 47.
7
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here
dalam pembelajaran PAI kelas VIII C pada materi macam-macam sujud
(sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah) ?
2. Apakah strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A
Teacher Here dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran PAI kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak ?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami
pokok kajian penelitian ini, maka perlu dijelaskan batas-batas pengertian dan
maksud dari penelitian ini. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa judul
penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
dalam Pembelajaran PAI pada Materi Macam-Macam Sujud melalui Strategi
Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here (Studi
Tindakan Kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak)”.
Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga terbentuk suatu
pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul
penelitian tersebut antara lain:
1. Upaya
Upaya diartikan sebagai usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu
maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya).16
2. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik, Motivasi artinya mendorong
kekuatan badan untuk berkemampuan, bersikap, berperilaku, bekerja dan
bergerak.17 Dalam hal ini yaitu meningkatkan semangat belajar.
Meningkatkan semangat belajar peserta didik sangat erat hubungannya
dengan keinginan untuk belajar peserta didik di kelas. Keinginan atau wish
16 Hasan Alwi et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005),
Edisi II, hlm. 995. 17Ibid, hlm. 684.
8
adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang
dibutuhkan.18
3. Belajar.
Menurut Muhibbin Syah bahwa belajar dapat difahami sebagai
tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.19
4. Pendidikan Agama Islam (PAI), ialah usaha yang lebih khusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta
didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran Islam.20
5. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Istilah
Aktif, maksudnya pembelajaran adalah proses aktif membangun makna
dan pemahaman dari informasi, ilmu maupun pengalaman peserta didik.
Inovatif maksudnya dalam proses pembelajaran dimunculkan ide-ide dan
inovasi baru. Kreatif maknanya bahwa pembelajaran adalah proses
mengembangkan kreativitas peserta didik. Efektif berarti bahwa model
pembelajaran apapun harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan
tercapai secara maksimal. Menyenangkan dimaksudkan bahwa proses
pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.21
6. Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here, merupakan sebuah
strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan
tanggung jawab individu. Model pembelajaran ini memberikan
kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang
“pengajar” terhadap peserta didik lain.22
18Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
PT.Rosda Karya , 2003), hlm. 61. 19Muhibbin Syah., op.cit., hlm. 92. 20Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati dan
Yayasan al-Qalam, 2002), Cet. 1, hlm. 18. 21Ibid, hlm. 46-47. 22Mel Silberman, Active Learning, (Yogyakarta: YAPPENDIS, 2002), Cet.II, hlm.149.
9
7. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktek
pembelajaran di kelasnya.23
8. Sekolah Menengah Pertama
Adalah Lembaga sekolah menengah pertama yang berada di Jl. Raya
Weding - Jali Kelurahan Jali Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tidak terlepas dari pokok permasalahan di atas, maka tujuan penulisan
skripsi ini adalah:
1. Untuk menemukan format skenario pembelajaran PAI dengan model
pembelajaran Everyone Is A Teacher Here.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model pembelajaran Everyone
Is A Teacher Here dalam menumbuhkan semangat belajar dan hasil belajar
peserta didik.
Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat:
1. Secara teoritis
Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat mengetahui konsep
pendekatan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan model
pembelajaran Everyone Is A Teacher Here khususnya dalam pembelajaran
PAI pada materi macam-macam sujud (sujud syukur, sujud sahwi, dan
sujud tilawah) di sekolah yang penulis teliti yaitu di SMP N 2 Bonang
Demak.
2. Secara praktis
a. Adanya model pembelajaran yang dapat memberi nuansa baru bagi
peserta didik untuk dapat semangat belajar dan dapat berperan aktif
dalam proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalah-masalah
baru dalam kehidupan yang semakin hari semakin beragam terutama
dalam masalah beribadah.
23Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 58.
10
b. Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang
sesuai dengan tuntunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP
2006) yang berdasarkan kurikulum 2004, yakni memberi banyak
kreatifitas pada peserta didik dan pendidik sebagai fasilitator.
c. Bagi pengembang kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
Jadi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
seorang guru agar dapat mendidik para peserta didik secara maksimal,
sehingga para peserta didik terdorong untuk semangat belajar yang akan
berpengaruh positif terhadap hasil belajarnya.
E. Kajian Pustaka
Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti mencoba menggali informasi
terhadap skripsi atau karya ilmiah yang lainnya yang relevan dengan
permasalahan yang sedang digarap oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan
untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti, antara lain:
1. Buku strategi pembelajaran berbasis PAIKEM oleh Ismail SM, dimana
dalam buku tersebut dijelaskan berbagai model dan pendekatan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang aktif serta menyenangkan
sehingga peserta didik terlibat aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.
2. Warifatul Azizah (3197164) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang. Korelasi Antara Perhatian Orang tua dengan Motivasi Belajar
Siswa Kelas II MAN 01 Kotamadya Magelang Tahun Pelajaran
2002/2003. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).
Dalam penelitian ini dianalisis data-data tentang korelasi antara perhatian
orangtua dengan motivasi belajar agama siswa. Data ini bersifat kuantitatif
dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Analisis data ini
digunakan mencari koefisien korelasi antara variabel X yaitu perhatian
orangtua dan Y yaitu motivasi belajar agama siswa kelas 2 MAN 01
Kotamadya Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa r0 =
11
0,280443. Hal ini menunjukkan bahwa baik pada taraf signifikan 5%
maupun 1% r0 lebih besar dibanding rt maka hipotesis kerja penelitian
yang mengatakan, “Ada korelasi perhatian orangtua dengan motivasi
belajar agama siswa kelas 2 MAN 01 Kotamadya Magelang diterima”.
3. Kedua, penelitian Wawan Dwi Atmoko (NIM : 3198223) Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2004 yang berjudul
“Implementasi Active Learning dalam Pendidikan Agama Islam : Problem
dan Solusinya (Studi Kasus di SD Hajah Isriati Baiturrahman Semarang
Tahun 2003)”. Penelitian ini berisi tentang hal-hal pokok yang erat
kaitannya dengan kesuksesan program active learning yaitu; a, pandangan
terhadap manusia memiliki potensi besar yang bisa dikembangkan secara
tidak terbatas yang meliputi aspek fisik, akal, dan emosi. b, pemahaman
terhadap prinsip-prinsip akselerasi belajar merupakan fondasi. c, belajar
agar menyenangkan dan berhasil maka dipersiapkan lingkungan belajar
baik secara fisik dan emosi.
Sedangkan pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menitik beratkan
pada kajian “Upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran PAI pada materi pokok macam-macam sujud melalui strategi
pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here (Studi
Tindakan di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak)”. Maksudnya yaitu
bagaimana meningkatkan semangat belajar yang berdampak positif pada hasil
belajar peserta didik terutama pada bidang studi PAI melalui strategi
pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here sehingga
pembelajaran PAI yang ada di kelas lebih aktif dan bermakna bagi peserta
didik dan tidak monoton yang pengaruhnya pada keberhasilan peserta didik
dalam belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti
diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah yang
ada dalam proses pembelajaran PAI dan seorang pendidik menjadi lebih
kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan materi-materi kepada peserta
didiknya.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Definisi Motivasi Belajar
Motivasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
pembelajaran. Untuk mengetahui apa sebenarnya motivasi maka akan
dikemukakan berbagai pendapat motivasi oleh para ahli sebagai berikut :
a. Menurut Sumardi Suryabrata, motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi yaitu suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Adapun Grenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.1
b. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman, “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.2
c. Menurut Nana Syaodih S “Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong / menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan”.3
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa
motivasi merupakan suatu perubahan energi pada diri seseorang yang
didahului dengan munculnya feeling yang mendorong seseorang bertindak
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan akhir. Setelah diketahui
pengertian motivasi, selanjutnya akan dijelaskan tentang pengertian
belajar. Para ahli telah mengemukakan definisi belajar antara lain:
a. Menurut W.S. Winkel belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
1Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. III, hlm. 101. 2Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), hlm. 71. 3Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 61.
13
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap”.4
b. Sedangkan menurut Slameto “Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5
c. Menurut Skiner yang dikutip oleh Muhibbin Syah “Belajar adalah suatu proses adaptasi / penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer).6
Pengertian motivasi dan belajar yang dijelaskan secara terpisah
dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar yang memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar (peserta didik) dapat tercapai.7
Motivasi belajar yang dimaksud disini adalah suatu dorongan yang
berasal dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan
belajar agar tujuan atau cita-cita yang diinginkan dapat tercapai yakni
memperoleh ilmu pengetahuan atau kepandaian dengan diindikasikan
terjadinya perubahan tingkah laku baik melalui pengalaman atau latihan.
Berkenaan dengan hal ini, yang dimaksud penulis tentang motivasi
belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi macam-macam
sujud di kelas VIII C SMP N 2 Bonang kabupaten Demak.
2. Teori Motivasi
a. Teori Hedonisme
Hedonisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama manusia adalah mencapai kesenangan
(hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya
4W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), Cet. V, hlm. 53. 5Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), hlm. 2. 6Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), Cet. I, hlm. 89. 7Ibid, hlm. 73.
14
anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal
yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat dan
lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan
baginya.
Contoh teori hedonisme adalah peserta didik di suatu kelas
merasa gembira dan bertepuk tangan mendengar bahwa guru PAI
mereka tidak dapat mengajar karena sakit. Menurut teori ini para
peserta didik tersebut harus diberi motivasi belajar yang tepat agar
mereka tidak malas belajar dan hanya memenuhi kesenangannya.
b. Teori Naluri
Pada dasarnya manusia mempunyai 3 dorongan nafsu pokok
atau yang disebut naluri yaitu naluri mempertahankan diri,
mengembangkan diri dan mengembangkan / mempertahankan jenis.
Kebiasaan atau tindakan-tindakan tingkah laku manusia sehari-hari
pada hakikatnya mendapat dorongan dari ketiga naluri di atas. Oleh
karena itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus
berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
Contoh dari teori naluri adalah seorang peserta didik yang
terdorong untuk berkelahi karena dianggap temannya bodoh (naluri
mempertahankan diri), agar peserta didik tersebut tidak berkembang
menjadi anak nakal yang suka berkelahi maka perlu diberi motivasi,
yaitu dengan menyediakan situasi yang dapat mendorongnya rajin
belajar sehingga dapat setara dengan teman-teman sekelasnya (naluri
mengembangkan diri).
c. Teori Reaksi Yang Dipelajari
Teori reaksi yang dipelajari disebut juga teori lingkungan
kebudayaan. Menurut teori ini tindakan atau perilaku manusia
berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di
tempat ia tinggal jadi tidak berdasarkan naluri. Jadi apabila seorang
pendidik akan memotivasi anak didiknya hendaknya mengetahui
15
benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan anak didik
tersebut.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dan “teori
reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri tetapi
hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang
umum. Menurut teori ini bila seorang pendidik ingin memotivasi anak
didiknya harus berdasarkan atas daya pendorong, yaitu naluri dan
reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini yang sekarang banyak dianut, teori ini beranggapan
bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakikatnya adalah untuk
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan
psikis. Oleh karena itu, apabila pendidik ingin memberikan motivasi
kepada peserta didik hendaknya mengetahui apa kebutuhan orang yang
akan dimotivasinya.8
Sedangkan menurut Abraham Maslaw yang dikutip oleh Nana
Syaodih Sukmadinata membagi kebutuhan pokok manusia dalam lima
tingkatan, kelima tingkatan inilah yang kemudian dijadikan pengertian
kunci dalam mempelajari motivasi manusia.
1) Kebutuhan fisiologis yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi
kebutuhan jasmaniah, seperti kebutuhan makan, minum, bergerak,
bernafas dan lain-lain.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, yaitu dorongan-dorongan
untuk menjaga / melindungi diri dari gangguan, baik gangguan
alam, binatang, iklim maupun manusia.
3) Kebutuhan sosial yaitu motif untuk membina hubungan baik kasih
sayang, persaudaraan baik dengan jenis kelamin yang berbeda
maupun yang sama.
8Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 74
– 76.
16
4) Kebutuhan akan penghargaan yaitu motif yang mendapatkan
pengenalan, pengakuan, penghargaan, penghormatan dari orang
lain.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri, manusia mempunyai potensi yang
dibawa sejak lahir dan kodratnya sebagai manusia. Potensi dan
kodrat tersebut perlu diaktualkan / dinyatakan dalam berbagai
bentuk sifat, kemampuan dan kecakapan nyata. Melalui berbagai
bentuk upaya belajar dan pengalaman individu berusaha
mengaktualkan semua potensi yang dimilikinya.9
3. Jenis dan Bentuk Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan
dapat berfungsi tanpa rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.10
Motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas
belajarnya. Peserta didik yang memilih motivasi intrinsik akan
mempunyai tujuan menjadi orang terdidik, berpengetahuan, dan ahli
dalam bidang tertentu.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi
belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik
sendiri. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni” atau motivasi
yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri peserta didik. Motivasi
intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri peserta didik dan
berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Pujian, hadiah dan
sejenisnya tidak diperlukan karena peserta didik belajar bukan untuk
9Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., hlm. 68. 10Sardiman, op.cit., hlm. 87.
17
mendapatkan pujian atau hadiah.11 Hal ini sesuai dengan teori
kebutuhan dari Abraham Maslaw yang dijelaskan di atas.
b. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Oemar Hamalik, motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti
angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah medali, pertentangan dan
persaingan, yang bersifat negatif adalah sarkasme, ejekan (ridicule)
dan hukuman.12
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan dapat
berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Peserta
didik yang mempunyai motivasi ekstrinsik belajar karena berharap
mendapatkan nilai baik, belajar bukan karena ingin mendapatkan
pengetahuan.
Motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran bukan berarti tidak
penting, sebab kemungkinan besar keadaan peserta didik dinamis,
berubah-ubah dan juga ada komponen-komponen lain dalam proses
belajar mengajar ada yang kurang menarik, pada keadaan ini peserta
didik yang bersangkutan perlu dimotivasi agar giat belajar. Usaha
untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik harus sesuai
dengan keadaan peserta didik itu sendiri, jadi motivasi ekstrinsik tetap
diperlukan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi intrinsik sangat diperlukan dalam pembelajaran, karena
timbul dari dalam diri peserta didik. Sedang motivasi ekstrinsik
walaupun timbul karena dorongan dari luar juga tetap diperlukan, jadi
11Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.
112. 12Ibid, hlm. 113.
18
dari kedua motivasi tersebut sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik sehingga berpengaruh pada hasil belajar.
4. Fungsi Motivasi
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran.
Dilihat dari segi fungsi dan manfaatnya motivasi dapat mendorong
timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku,
dalam hal ini fungsi motivasi adalah:
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi
tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
atau mencari tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah
laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.13
Ada juga fungsi-fungsi lain, yaitu mendorong timbulnya perbuatan.
Seorang guru dapat mendorong peserta didiknya agar mempunyai motivasi
yang baik dan giat belajar. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar yaitu:14
a. Memberi angka
Angka yang baik bagi peserta didik adalah sebuah motivasi
karena peserta didik berusaha belajar giat untuk mencapainya. Namun
belajar semata-mata untuk mencapai angka tidak akan memberi hasil
belajar yang sejati.
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi bila setiap orang
mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar hadiah juga
dapat merusak karena dapat menyimpangkan pikiran peserta didik dari
tujuan belajar yang sesungguhnya.
13Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 161. 14S. Nasution, Didaktis Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 78-81.
19
c. Saingan
Saingan dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi
yang lebih tinggi, namun persaingan juga dapat merusak karena dapat
saling merendahkan harga diri temannya.
d. Hasrat untuk belajar
Hasil belajar akan lebih baik apabila ada hasrat atau tekad
untuk mempelajari sesuatu. Kuatnya tekad tergantung pada macam-
macam faktor, salah satunya adalah nilai tujuan pelajaran itu bagi
peserta didik.
e. Ego-involvement
Seseorang merasa ego-involvement atau keterlibatan diri bila ia
merasa pentingnya suatu tugas dan menerimanya sebagai suatu
tantangan dengan mempertaruhkan harga dirinya. Itu sebabnya ia akan
berusaha dengan segenap tenaganya untuk mencapai hasil baik untuk
menjaga harga dirinya.
f. Sering memberi ulangan
Murid-murid lebih giat belajar apabila tahu akan diadakan
ulangan, akan tetapi bila ulangan terlampau sering maka pengaruhnya
tidak berarti lagi.
g. Mengetahui hasil
Peserta didik akan tambah semangat jika mengetahui hasil
belajarnya baik, akan tetapi jika hasil belajarnya jelek dapat
mengurangi motivasi belajar peserta didik tersebut.
h. Kerjasama
Bersama-sama melakukan tugas dapat meningkatkan kegiatan
belajar.
i. Pujian
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik
merupakan motivasi yang baik. Pujian akan lebih bermanfaat dari pada
hukuman, guru hendaknya mencari hal-hal pada peserta didik yang
20
dapat dipuji, seperti tulisannya, ketelitiannya, tingkah laku dan
sebagainya.
j. Teguran dan kecaman
Teguran dan kecaman digunakan untuk memperbaiki anak
yang membuat kesalahan, yang malas dan berkelakuan kurang baik,
namun harus digunakan dengan hati-hati dan bijaksana agar jangan
merusak harga diri anak.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah sebagai berikut:15
a. Cita-cita atau aspirasi peserta didik
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil.
Keberhasilan mencapai keinginan dapat menumbuhkan kemauan untuk
giat belajar yang akan menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Cita-
cita dapat memperkuat motivasi intrinsik maupun ekstrinsik.
b. Kemauan peserta didik
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan
untuk mencapainya, karena kemampuan akan memperkuat motivasi
belajar anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi peserta didik
Kondisi peserta didik yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan peserta didik
Peserta didik dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh
karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan dan
ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya agar motivasi belajar
peserta didik mudah diperkuat.
15Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
97-99.
21
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan
dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.
f. Upaya guru dalam membelajarkan peserta didik
Upaya guru membelajarkan peserta didik terjadi di sekolah dan
luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi : (1)
menyelenggarakan tertib belajar, (2) membina disiplin belajar dalam
tiap kesempatan, (3) membina belajar tertib pergaulan, dan (4)
membina belajar tertib lingkungan sekolah. Upaya pembelajaran guru
di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah, seperti keluarga,
lembaga agama, pramuka dan pusat pendidikan pemuda. Upaya
mendidikkan belajar-belajar tertib hidup merupakan kerjasama sekolah
dan luar sekolah.16
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam, akan dibahas terlebih dahulu pengertian pendidikan secara umum. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah sebagai berikut :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Selanjutnya George F. Kneller mendefinisikan pengertian
pendidikan adalah : “Education is the process of self-realization, in which
the self realizes and develops all its potentialities”, yang artinya
16Ibid, hlm. 100.
22
pendidikan ialah suatu proses keinsyafan atau penyadaran diri dalam
merelisasikan dirinya dan mengembangkan semua potensinya.17
Berpijak dari pengertian di atas, dapat dirumuskan pengertian
Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah sebagai suatu usaha bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan
dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan,
menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat
mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah
dianutnya itu sebagai pendangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan
keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.18
Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah usaha yang lebih khusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta
didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran Islam.19
Sedangkan pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam belajar agama Islam. Pembelajaran
ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan peserta didik
yang dimiliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi
secara fisik dan sosial terhadap lingkungan.20
Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan
ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran PAI perlu
diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi
pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:21
17George F. Kneller, Logic and Language of Education, (London, Sydney: John Willey
and Sons Inc. New York, 1996), hlm. 14-15. 18Murni Djamal, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan
Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, 1984), hlm. 83. 19Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati dan
Yayasan al-Qalam, 2002), Cet.1, hlm.18. 20Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), Cet. III, hlm. 14. 21Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2002), Cet.II, hlm. 76.
23
a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b. Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing,
diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.
c. Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar
terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
2. Dasar Pendidikan PAI
Dasar pelaksanaan PAI berasal dari perundang-undangan yang
secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan
pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut
terdiri dari dua macam, yaitu:22
a. Dasar ideal, yaitu “Dasar falsafah negara pancasila, sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.”
b. Dasar struktural/konstitusional, yaitu: “UUD 45 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: (1) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.”
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Hal pertama yang dirumuskan dalam pendidikan adalah tujuan,
sedangkan tujuan dari pembelajaran pendidikan agama islam sebagaimana
dalam QS. Al Baqarah ayat 30:
⌧ ☺
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi"23
Sebagai khalifah manusia diperintah untuk membangun dan
memakmurkan bumi berdasarkan konsep-konsep yang diberikan Allah
22Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2005), Cet. II, hlm. 132. 23DEPAG RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Huda, 2005), hlm. 07.
24
yang sudah jelas di dalam Agama serta kitab-Nya. Atas dasar ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Agama Islam adalah
membina manusia secara pribadi dan kelompok sekaligus mampu
menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna
membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah yaitu
untuk bertakwa kepada-Nya.24
Dalam peraturan menteri pendidikan nasional pasal 24 lampiran
ke-2 dituliskan bahwa:25
“Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan-nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan.”
Muhaimin, dkk., menambahkan tujuan pendidikan agama Islam
dalam rumusan tersebut mengandung pengartian bahwa proses pendidikan
agama Islam yang dilalui dan dialami peserta didik di sekolah dimulai dari
tahap kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap
ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Untuk
selanjutnya menuju ke tahap afektif, yakni terjadinya proses internalisasi
ajaran dan nilai-nilai agama Islam, dalam arti menghayati dan
meyakininya. Melalui tahapan tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi
belajar dalam diri peserta didik dan bergerak untuk mengamalkan dan
mentaati ajaran Islam (tahapan psikomotorik) yang diinternalisasikan
dalam dirinya.26
24M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 17. 25PERMENDIKNAS No.24 Lampiran ke-2 Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (tt.p t.p t.t) hlm. 1. 26Muhaimin, op.cit., hlm. 79.
25
4. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan
bahwa agama Islam diajarkan kepada manusia dengan visi untuk
mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak
mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil,
berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan produktif
baik personal maupun sosial.
Dalam PERMENDIKNAS No. 22 BAB II tentang kerangka dasar
dan struktur kurikulum dituliskan:27
“Pendidikan Agama Islam (PAI) mencakup mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.”
Berdasarkan pernyataan di atas maka materi PAI meliputi beberapa
aspek, yaitu sebagai berikut:
1) Al Qur’an dan Hadits 2) Aqidah 3) Akhlak 4) Fiqih, dan 5) Tarikh dan kebudayaan Islam.
5. Evaluasi PAI
Dalam pembelajaran tugas utama guru adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre test,
proses dan post test.
Test dalam pengertian adalah suatu cara untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik atau sekelompok peserta didik sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku peserta didik tersebut, yang
27PERMENDIKNAS No. 22 BAB II Tahun 2006, Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (tt.p t.p t.t) hlm. 2.
26
dapat dibanding dengan nilai peserta didik yang lain atau dengan nilai
standar yang ditetapkan.28
Pertama, pre tes, pre tes dilakukan sebelum proses pembelajaran
dimulai. Ini perlu untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam
poses pembelajaran, serta mengetahui dari mana seharusnya proses
pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta
didik dan tujuan-tujuan yang perlu mendapat penekanan dan perhatian
khusus.
Kedua, proses. Di sini yang dimaksud dengan proses adalah
kegiatan dari pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan
belajar direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran dikatakan
efektif apabila seluruh peserta didik terlihat aktif, baik mental, fisik atau
sosial. Sejalan dengan pengertian kurikulum berbasis kompetensi, maka
dalam pembelajaran digunakan berbagai pendekatan dan metode
pembelajaran yang dapat memberikan kompetensi pada peserta didik.
Ketiga, post test, post tes dilaksanakan setelah proses dari kegiatan
pembelajaran selesai. Hal ini perlu dilakukan, a) untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik
secara individu maupun kelompok, b) mengetahui kompetensi dan tujuan-
tujuan yang dapat dikuasai peserta didik serta yang belum dikuasai, c)
untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti remedial dan peserta
didik yang perlu mengikuti pengayaan dan mengetahui tingkat kesulitan
mereka dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar), d) sebagai acuan
untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul, proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.29
Dalam proses belajar mengajar terdiri dari rangkaian tes yang
dimulai dari (tes awal) untuk pengetahuan mutu/isi pelajaran yang sudah
28Wayan Nurkanca dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 25.
29E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, op.cit., hlm. 197.
27
diketahui oleh peserta didik dan apa yang belum terhadap rencana
pembelajaran.
Pada saat dalam pelaksanaan (dalam proses) diperlukan tes
formatif untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang sedang
berlangsung sudah betul atau belum. Data yang diperoleh dari evaluasi
formatif dipergunakan untuk pengembangan. Sedangkan pada akhir
pembelajaran diadakan evaluasi sumatif untuk mengetahui apakah yang
diajarkan efektif atau tidak. Evaluasi formatif ini untuk mengetahui
seberapa jauh pengetahuan, keterampilan, atau sikap peserta didik
berkembang.30
C. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM Tipe Everyone Is A Teacher
Here
1. Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi
hal-hal berikut:31
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan model belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
30Mudhofir, Teknologi Intruksional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. VII,
hlm. 84. 31Drs. Saiful Bahri Djamarah, M.Ag., Drs. Aswan Zain., Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), Cet. III, hlm. 5.
28
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik.
2. PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan)
PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dari penjabaran tersebut dapat
diketahui beberapa komponen yang terkandung dalam PAIKEM, antara
lain:
a. Pembelajaran
Pembelajaran, seperti yang didefinisikan Oemar Hamalik
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.32
b. Aktif
Istilah aktif, maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses
aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu
pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri. Dalam
proses belajar mengajar peserta didik tidak diperlakukan seperti bejana
kosong yang pasif, sehingga peserta didik hanya menerima kucuran
ceramah dari seorang guru. Oleh karena itu, maka dalam strategi
pembelajaran berbasis PAIKEM ini, seorang guru dituntut untuk
mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara
aktif menemukan, memproses, dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan
dan ketrampilan-ketrampilan baru.33
32Oemar Hamalik, op.cit., hlm. 58. 33Ismail SM, M.Ag., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:
RaSAIL media group, 2008), hlm. 46.
29
c. Inovatif
Inovatif dalam pembelajaran berbasis PAIKEM, diharapkan
dari seorang guru mampu menciptakan terobosan, ide-ide serta
berbagai inovasi yang bersifat positif menjadi lebih baik.
d. Kreatif
Memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah
proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya
setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak
pernah berhenti. Dengan demikian guru dituntut untuk mampu
menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh
potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang secara
maksimal.
e. Efektif
Istilah efektif berarti bahwa model pembelajaran apapun yang
dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai
secara maksimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian
kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada
perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada diri peserta didik.
f. Menyenangkan
Dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung
dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat
peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran
akan dapat tercapai secara maksimal, disamping itu pembelajaran yang
menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta
didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif
dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.34
34Ibid, hlm. 47.
30
3. Landasan PAIKEM
a. Landasan Yuridis Formal
Yang dimaksud dengan landasan yuridis formal di sini adalah
dasar hukum yang melandasi diterapkannya PAIKEM. Dalam konteks
ini adalah segala bentuk perundangan dan peraturan serta kebijakan
pendidikan yang berlaku di negara kesatuan Republik Indonesia yang
didalamnya mengatur dan memberi rambu-rambu tentang
implementasi proses pendidikan yang berbasis PAIKEM.
Berbagai bentuk regulasi dan kebijakan pendidikan yang
dimaksud antara lain:35
1) Dasar Yuridis: UU RI No. 20/2003: Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas)
Pasal 1, Ayat 1.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
2) Dasar Yuridis: PP. 19/ 2005: Standar Nasional Pendidikan
Pasal 19, Ayat 1,
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
3) Dasar Yuridis: UU RI No.14/2005: Tentang Guru& Dosen
Pasal 6,
“kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
35Ibid, hlm. 48-50.
31
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”
b. Tinjauan Psikologis dan Pedagogis36
Tinjauan psikologis-pedagogis dalam konteks ini dimaksudkan
ingin melihat posisi dan signifikansi penerapan strategi berbasis
PAIKEM menurut kajian psikologi belajar. Pembelajaran merupakan
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik (guru) dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan pembelajaran
adalah fokus kegiatan akademik di sekolah / madrasah. Dengan
demikian, guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar di
dalam menentukan kualitas keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
Dalam proses pembelajaran tradisional menitik beratkan pada
metode imposisi yakni pembelajaran dengan cara menuangkan hal-hal
yang dianggap penting oleh pengajar bagi peserta didiknya. Cara
tersebut tidak mempertimbangkan kesesuaian antara materi dengan
kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan selanjutnya. Dalam
pandangan psikologis menyatakan bahwa setiap tingkah laku manusia
didorong oleh motif-motif tertentu. Aktivitas belajar akan berhasil
apabila berdasarkan motivasi pada diri peserta didik. Peserta didik
mungkin dapat dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan, tetapi ia
tidak mungkin dipaksa untuk menghayati perbuatan tersebut. Seorang
guru dapat memaksakan materi kepada peserta didik, tetapi tidak dapat
memaksanya untuk belajar dalam arti yang sebenarnya. Hal ini berarti
letak tugas guru yang paling berat ialah berupaya agar peserta didik
mau belajar dan memiliki semangat belajar secara berkelanjutan tanpa
dibatasi waktu.
Dalam konteks inilah, kehadiran pendekatan PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan)
diharapkan dapat menuntaskan permasalahan yang dialami oleh guru
36Ibid, hlm. 51.
32
dan peserta didik sebagaimana tergambar diatas. Berangkat dari
strategi pembelajaran berbasis PAIKEM ini semoga bisa dijadikan
sebagai bahan inspirasi untuk mewujudkan strategi-strategi
pembelajaran yang lebih baik.
4. Prinsip PAIKEM
Dalam penerapan PAIKEM oleh pendidik atau guru bisa dilihat
dan dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses
pembelajaran dilaksanakan. Kriteria ada atau tidaknya pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) di antaranya
dapat dilihat pada beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika
pendidik/guru menerapkan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM adalah
sebagai berikut:37
a. Memahami sifat peserta didik
b. Mengenal peserta didik secara perorangan
c. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar
d. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu
memecahkan masalah
e. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar
g. Memberikan umpan balik
h. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental
5. Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan yang mendeskripsikan dan
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar
tertentu.38 Sementara dalam ayat Al Qur’an yang menyinggung tentang
model pembelajaran terdapat pada Q.S. An Nahl ayat 125:
37 Ibid, hlm. 55. 38Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hlm.
175.
33
☺ ☺
☺
☺ “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah39 dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”40
Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru
untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana memperoleh
dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.41 Pembelajaran yang
penulis maksud adalah pembelajaran yang dimaknai sebagai proses
melatih peserta didik untuk bisa berpikir (learning to think), bisa berbuat
atau melakukan sesuatu (learning to do), dan bisa menghayati hidupnya
menjadi seorang pribadi sebagaimana ia ingin menjadi (learning to be),
Tidak kalah penting dari itu semua adalah belajar bagaimana belajar
(learning how to learn), baik secara mandiri maupun dalam kerjasama
dengan orang lain, karena mereka juga perlu belajar untuk hidup bersama
dengan orang lain (learning to live together). 42
Sedangkan everyone is a teacher here merupakan sebuah strategi
yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung
jawab individu. strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta
didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik
lain.43
Sebagai sebuah model pembelajaran, everyone is a teacher here
juga menekankan pada peran aktif peserta didik. Pada umumnya berbagai
39Hikmah ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
40DEPAG RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Huda, 2005), hlm. 282. 41Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud bekerjasama
dengan Rineka Cipta, 1999), hlm. 157. 42A. Atmadi dan Y. Setyaningsih, Transformasi Pendidikan; Memasuki Millennium
Ketiga, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hal. 7. 43Melvin L. Silberman, op.cit., hlm. 149.
34
kajian yang telah dilakukan lebih bersifat pragmatis, dalam bentuk latihan-
latihan langsung di lapangan. Kajian-kajian yang bersifat kepustakaan baru
sebatas pada buku-buku tentang peningkatan mutu pembelajaran. Diantara
buku yang membahas model tersebut Melvin L. Silbermen “ Active
Learning, 101 cara Belajar Peserta didik Aktif ” yang mengungkapkan
berbagai upaya peningkatan pembelajaran dengan menekankan pada peran
aktif antar peserta didik dengan model everyone is a teacher here.
Menurut Melvin, gaya belajar pada diri setiap peserta didik
berbeda-beda. Ada yang visual, auditori, kinestetik.44 Teori yang sama
juga dikemukakan dalam buku tentang Accelerated Learning tersebut
adalah “The Accelerated Learning Handbook”, panduan kreatif dan efektif
merancang program pendidikan dan pelatihan.” Buku ini di tulis oleh Dave
Meier yang didalamnya banyak mengungkapkan mengenai sejarah
Accelerated Learning dan kesuksesan yang dicapai dalam program
Accelerated Learning dalam hal Meier menawarkan konsep baru bernama
"SAVI Approach" dalam mengajarkan sekaligus melatihkan sesuatu.
Pendekatan SAVI ini berpangkal pada empat hal, yaitu Somatis, Auditori,
Visual, dan Intelektual. Apabila empat hal ini dapat diperhatikan oleh
seorang pengajar atau pelatih, insya Allah, pembelajaran yang dipercepat
(bukan lewat pemaksaan atau pengorbitan, melainkan lewat stimulasi)
akan terjadi secara hebat.
Somatis berarti mementingkan raga. Dalam pembelajaran di kelas,
buatlah para peserta didik untuk tidak diam di kursi. Ajaklah sesekali para
murid itu mengambil sesuatu di depan kelas. Buatlah mereka bergerak,
bergerak, dan bergerak saat menerima pelajaran. "Mustahil otak beranjak,
bila fisik tak bergerak," tulis Meier. Auditori berarti pemanfaatan suara.
Bacakanlah teks-teks yang ada di dalam buku secara indah dan penuh
pesona, laiknya seorang penyair sedang membacakan sajak-sajak
menariknya. Visual berarti ajarkan pengetahuan dengan gambar. "Otak
sangat senang dengan informasi yang digambar dan diberi warna," tulis
44Ibid, hlm. 21.
35
Meier. Dan intelektual berarti berhubungan dengan perenungan. Jangan
mengajar tanpa jeda. Berhentilah sejenak. Biarkan murid merumuskan
materi-materi pelajaran yang diperoleh. Biarkan murid-murid
membincangkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Biarkan pula
mereka bertanya, mengkritik, ataupun menggugat.45
Adapun untuk langkah-langkah dalam model pembelajaran
everyone is a teacher here antara lain sebagai berikut:46
a. Guru membagikan kartu indeks kepada peserta didik kemudian, guru
memerintahkan membuat pertanyaan.
b. Guru meminta kembali kartu tersebut untuk dikocok dan dibagikan
kembali kepada peserta didik dengan catatan tidak kembali pada
peserta didik semula.
c. Guru memberikan perintah kepada peserta untuk membaca dan
memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan
jawabannya.
d. Guru memberikan kesempatan pada sukarelawan untuk membacakan
pertanyaan yang mereka dapatkan dan memberikan jawaban (untuk
menciptakan budaya tanya jawab dalam pembelajaran).
e. Guru mempersilakan kepada peserta didik lain untuk melengkapi
jawaban dari temannya.
f. Berikan apresiasi (pujian/hadiah) terhadap setiap jawaban/tanggapan
yang diberikan peserta didik agar tidak termotivasi dan tidak takut
salah.
g. Mengembangkan diskusi lebih lanjut dengan cara peserta didik
bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing.
h. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut.
6. Unsur-unsur Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here
Unsur-unsur model pembelajaran everyone is a teacher here
memiliki unsur-unsur yang saling terkait, yakni:
45Dave Meier, Accelerated Learning Handbook : Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, (New York: Mc Graw Hill, 2000), hlm. 93.
46Ismail SM, op.cit., hlm. 74.
36
a. Saling ketergantungan positif (positive interdependence)
Ketergantungan positif ini bukan berarti peserta didik bergantung
secara menyeluruh kepada peserta didik lain. Jika peserta didik
mengandalkan teman lain tanpa dirinya memberi ataupun menjadi
tempat bergantung bagi sesamanya, hal itu tidak bisa dinamakan
ketergantungan positif. Guru harus menciptakan suasana yang
mendorong agar peserta didik merasa saling membutuhkan. Perasaan
saling membutuhkan inilah yang dinamakan positif interdependence.
Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui ketergantungan
tujuan, tugas, bahan atau sumber belajar, peran dan hadiah.
b. Akuntabilitas individual (individual accountability)
Model everyone is a teacher here menuntut adanya akuntabilitas
individual yang mengukur penguasaan bahan belajar tiap anggota
kelompok, dan diberi balikan tentang prestasi belajar anggota-
anggotanya sehingga mereka saling mengetahui rekan yang
memerlukan bantuan. Berbeda dengan kelompok tradisional,
akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering
dikerjakan oleh sebagian anggota. Dalam everyone is a teacher here,
peserta didik harus bertanggungjawab terhadap tugas yang diemban
masing-masing anggota.
c. Tatap muka ( face to face interaction )
Interaksi kooperatif menuntut semua anggota dalam kelompok belajar
dapat saling tatap muka sehingga mereka dapat berdialog tidak hanya
dengan guru tapi juga bersama dengan teman. Interaksi semacam itu
memungkinkan anak-anak menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Hal
ini diperlukan karena peserta didik sering merasa lebih mudah belajar
dari sesamanya dari pada dari guru.47
47Mulyana Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hlm. 124.
37
d. Ketrampilan Sosial (Social Skill)
Unsur ini menghendaki peserta didik untuk dibekali berbagai
ketrampilan sosial yakni kepemimpinan (leadership), membuat
keputusan (decision making), membangun kepercayaan (trust building),
kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan manajemen konflik
(management conflict skill).
Dengan penguasaan unsur-unsur diatas, dalam penerapan model
everyone is a teacher here dalam pembelajaran PAI menjadikan partisipasi
aktif peserta didik dan guru, sehingga peranserta aktif dalam pembelajaran
berjalan dan terwujud dan tugas yang diberikan sangat memotivasi mereka
berfikir dalam mencapai standar kompetensi pelajaran PAI yang sebagai
salah satu mata pelajaran yang mempelajari aspek ibadah, terutama
menyangkut pengenalan, pemahaman serta melakukan tentang macam-
macam sujud, yaitu sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah.
D. Keterkaitan Model Pembelajaran Everyone is a Teacher Here pada Pokok
Bahasan Macam-Macam Sujud
Standar kompetensi : 1. Memahami Macam-Macam Sujud
Kompetensi dasar : 1.1. Menjelaskan pengertian sujud sahwi, sujud
syukur dan sujud tilawah.
1.2. Menjelaskan tata cara dan sebab melakukan
sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah.
1.3. Mempraktekkan sujud sahwi, sujud syukur
dan sujud tilawah.
Indikator : 1.1.1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang
sujud sahwi, sujud syukur dan sujud
tilawah.
1.1.2. Peserta didik mampu melakukan sujud
sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah.
38
1.1.3. Peserta didik mampu menerapkan sujud
sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam materi pokok bahasan macam-macam sujud dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1) Sujud sahwi
Sujud sahwi adalah sujud dua kali yang dilakukan karena rukun
salat yang terlupakan dalam pelaksanaan salat fardu (salat wajib). Adapun
yang menyebabkan sujud sahwi yaitu:
- Lupa mengerjakan sesuatu, misal tasyahud awal
- Sangsi atau ragu-ragu dalam hitungan jumlah rakaat yang dikerjakan
- Kelebihan atau kekurangan dalam rakaat salat
Untuk mengerjakan sujud sahwi yaitu pada waktu sebelum salam
dalam salat, dilakukan dua kali sujud dan dengan bacaan sujud sebagai
berikut:
وهساليو امنالي نان محبس “Maha suci dzat (Allah) yang tidak pernah tidur dan lupa”
2) Sujud tilawah
Sujud tilawah ialah sujud yang dikerjakan ketika mendengar dan
membaca ayat sajadah dalam Al Qur’an. Sujud tilawah hukumnya sunah.
Adapun untuk melakukan sujud tilawah dilakukan satu kali dengan bacaan
sujud sebagai berikut,
هرصبو هعمس قشو لقهي خلذل هىجو دجب سحوله قووتف هتبراهللا ك نيقا لخال نسحا
“Telah sujud wajahku kepada (Allah) yang Menciptakannya, yang Membentuknya dan yang Membuka pendengarannya serta penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya, maka berkat Allah, Dialah sebaik-baik pencipta ”
3) Sujud syukur
39
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai ucapan
terimakasih kepada Allah SWT karena mendapat nikmat (keuntungan)
atau karena terhindar dari bahaya dan kesusahan. Sujud syukur dilakukan
satu kali sujud dengan bacaan sebagai berikut:
هىجو دجبس هرصبو هعمس قشو لقهي خلذلحوله قووفت هتبراهللا ك نيقا لخال نسحا
“Telah sujud wajahku kepada (Allah) yang Menciptakannya, yang Membentuknya dan yang Membuka pendengarannya serta penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya”
Dalam pembelajaran everyone is a teacher here bertujuan untuk
membiasakan peserta didik dapat belajar aktif secara individu maupun
kelompok dan membudayakan sifat berani , tidak minder serta tidak takut
salah dalam berpendapat maupun yang dilakukannya. Dengan pemakaian
model everyone is a teacher here dalam materi macam-macam sujud dapat
tercapai tujuan untuk mencapai satu tujuan hasil pembelajaran yaitu setiap
individu mampu menjelaskan serta melakukan sujud sahwi, sujud syukur
dan sujud tilawah. Dimana dalam indikator pokok bahasan sujud peserta
didik diharapkan untuk bisa memahami serta menerapkan apa yang telah
dipelajari mengenai materi macam-macam sujud. Dan dengan model
pembelajaran everyone is a teacher here peserta didik diharapkan untuk
berperan aktif dalam pembelajaran, baik dalam penugasan kelompok
maupun individu.
E. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran PAI
pada Materi Macam-Macam Sujud melalui Strategi Pembelajaran
Berbasis PAIKEM tipe Everyone is a Teacher Here
Model mengajar adalah salah satu kunci pokok di dalam keberhasilan
suatu proses belajar mengajar, karena dengan menggunakan model mengajar
yang sesuai, tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau dapat terlaksana
dengan baik.
Menerapkan metode mengajar harus memperhatikan partisipasi peserta
didik untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajarannya. Peserta didik
40
dirangsang untuk menyelesaikan problem-problem baik secara individu
maupun kelompok, yang pada akhirnya diharapkan dapat terlatih untuk belajar
mandiri dan tidak selalu tergantung pada guru.
Meningkatkan semangat belajar peserta didik atau peserta didik dalam
pembelajaran adalah tugas guru sebagai motivator, karena apa yang
didapatkan sewaktu proses pembelajaran adalah untuk bekal hidup dimasa
mendatang.
Melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a
teacher here ini dapat mendorong peserta didik untuk memahami hakekat,
makna, dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi
kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar. Hal ini mendorong peserta
didik untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish) yang kuat dalam
belajar.
Para pendidik atau guru untuk membangkitkan semangat belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan
dorongan atau memberikan pernyataan berkaitan dengan pentingnya materi
yang sedang diajarkan untuk kehidupan kelak ketika mereka sudah
menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.
Untuk membangkitkan semangat belajar guru perlu melakukan
pendekatan-pendekatan maupun strategi pembelajaran yang tepat untuk
menumbuhkan semangat peserta didik. Karena masalah semangat juga sangat
penting dalam belajar. Orang yang tidak bersemangat belajar berarti lesu, lesu
berarti kurang bergairah. Kurang bergairah berarti kurang motivasi.48
Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan
adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.49 Clifford T. Morgan
mengatakan “Motivation is a general term it refers to states within the organism to behaviour and to the goals to word which behaviour is directed”.
Artinya, motivasi adalah suatu istilah umum yang menunjukkan pada suatu
48Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 13-
14. 49E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, op.cit., hlm. 174.
41
keadaan dalam suatu organisme untuk berbuat dan menuju suatu tujuan di
mana suatu tingkah laku itu diarahkan.50
Peserta didik yang tidak bersemangat atau lesu, merupakan musuh
yang utama dalam meraih kesuksesan studi atau belajarnya. Membiarkan
berlama-lama dalam diri sama halnya menyembunyikan musuh dalam selimut.
Cara menumbuhkan semangat dalam belajar sebagaimana diungkapkan oleh
E. Mulayasa bahwa cara yang termudah adalah dengan melihat dan
mengamati orang yang mempunyai semangat yang menyala-nyala dalam
segala tindakan dan perbuatan.51 Sesuai dengan pembelajaran dengan
pendekatan PAIKEM bahwa dengan menghadirkan model dalam kelas, secara
langsung mereka dapat melihat orang yang benar-benar tekun dalam belajar.
Karena model itu adalah orang yang benar-benar berkompeten dalam bidang
tertentu untuk mempraktikkan di depan kelas dan dilihat oleh semua peserta
didik.
Pendekatan pembelajaran PAIKEM merupakan bagian dari
pembelajaran aktif yang sekaligus pembelajaran yang menyenangkan. Dengan
pembelajaran yang menyenangkan tersebut akan memotivasi peserta didik
dalam belajar dan mengurangi kejenuhan ketika setiap hari peserta didik
berada di dalam kelas. Hal ini yang akan membuat semangat peserta didik
menjadi semakin besar hasrat belajar mereka untuk terus mencari ilmu.
Pembelajaran dengan pendekatan ini juga akan menjadi lebih bermakna,
menemukan situasi baru ketika belajar bersama teman-temannya dan mampu
menyelesaikan permasalahan baik individu maupun kelompok.
Pembelajaran PAI dengan melalui strategi pembelajaran berbasis
PAIKEM merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi-
materi pembelajaran dengan kehidupan peserta didik, seperti telah diterangkan
sebelumnya bahwa PAI merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam pembelajaran dengan pendekatan ini
disamping peserta didik belajar dengan menyenangkan juga dituntut untuk
50Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: M.C. Grow Hill Company Inc., 1961), hlm. 187.
51E. Mulyasa, op.cit., hlm. 179.
42
aktif. Tempat yang pasti untuk menemukan pemaknaan dalam belajar adalah
dalam bentuk “pemaknaan aktif”. Dengan menempatkan anak didik dalam
kerangka kerja suatu masalah yang sebenarnya, dan dengan menempatkan
tanggung jawab untuk suatu solusi atas anak didik dan proses pembelajaran.52
Peserta didik dapat aktif dan merasa senang dalam kegiatan
pembelajaran karena adanya motivasi dan diarahkan pada tujuan pembelajaran
secara jelas. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-
sungguh juga karena memiliki motivasi belajar yang tinggi. Dalam hal ini
penulis memberikan indikator bahwa semangat peserta didik dapat dilihat dari
keaktifan mereka selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Pengajuan Hipotesis
Berkaitan dengan hipotesis penelitian, perlu dicatat bahwa keberadaan
hipotesis adalah sebagai kesimpulan sementara tentang masalah yang
merupakan perkiraan tentang keterikatan variabel-variabel yang diteliti.53
Sehubungan dengan pendapat tersebut diatas, maka hipotesis yang penulis
ajukan adalah bahwa:
1. Pembelajaran melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan
model pembelajaran everyone is a teacher here dapat menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar
khususnya dalam pembelajaran PAI.
2. Semakin sering peserta didik tampil sebagai guru bagi dirinya dan orang
lain sehingga dapat mencapai kompetensi dasar secara optimal maka
semakin baik prestasi belajarnya. Hal tersebut menandakan keefektifan
dan keberhasilan dari penggunaan strategi pembelajaran PAIKEM dengan
model pembelajaran tipe everyone is a teacher here.
52George Boeree, Belajar dan cerdas bersama, Psikologi Dunia, (Jogjakarta: Prismasophie,
2006), hlm. 62. 53Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UII,
1993), hlm. 63.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. MODEL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan, yaitu kajian sistematika
dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.1
penelitian tindakan kelas mempunyai empat kegiatan utama yang ada
pada setiap siklus, yaitu; (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan
(d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:2
dst.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi pemecahan
masalah yang memanfaatkan tindakan konkret dalam bentuk proses
pengembangan inovatif dalam mendeteksi suatu permasalahan yang sedang
dihadapi oleh peserta didik.
1Ebbutt, dikutip dalam Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 12. 2Suharsimi Arikunto, et. all, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Bumi Aksara, 2008),
Cet. VII, hlm. 74.
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS IIRefleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
?
44
Penelitian yang akan dilakukan direncanakan dalam beberapa siklus,
yaitu; (a) pra siklus, (b) siklus I, dan (c) siklus II. Pada pra siklus peneliti
hanya mengamati dan mengikuti pembelajaran yang dilakukan guru kelas
dengan menggunakan metode yang biasa digunakan (konvensional) dan
peneliti belum memberikan kisi-kisi bahkan penerapan metode yang hendak
digunakan oleh peneliti. Dan peneliti baru menggunakan pembelajaran model
everyone is a teacher here pada siklus I dan siklus II. Bila pada siklus II hasil
dari proses pembelajaran nilainya masih dibawah KKM dan peserta didik
masih pasif dalam megikuti pembelajaran maka alternatif yang ditawarkan
adalah melanjutkan sampai mendapatkan nilai sesuai KKM dan aktivitas
peserta didik meningkat dan peserta didik semakin bersemangat dalam
megikuti pembelajaran.
B. METODE PENYUSUNAN INSTRUMEN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus dibuat berdasarkan
format yang disyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Di
dalam RPP dapat dimuat skenario pembelajaran PAI dengan salah satu
pokok bahasan yang memuat standar kompetensi macam-macam sujud,
yang menggunakan model everyone is a teacher here.
2. Tugas rumah
Tugas rumah diberikan berupa soal-soal cerita yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Pemberian tugas rumah ini dimaksudkan
untuk mendalami materi PAI agar bisa mencapai kompetensi, selain itu
juga untuk melatih peserta didik menyelesaikan masalahnya sendiri.
3. Instrumen pengamatan
Instrumen pengamatan dengan indikator-indikator yang bisa
mengukur keberhasilan model everyone is a teacher here pada pokok
bahasan macam-macam sujud yaitu tercapainya kompetensi dasar
menjelaskan dan mempraktekkan sujud sahwi, sujud syukur serta sujud
tilawah. Dalam hal ini terutama untuk mengukur selama proses
45
pelaksanaan pembelajarannya, baik mengamati keaktifan peserta didik dan
tanggung jawab terhadap argumentasinya.
4. Siklus Kegiatan
Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan semangat belajar
peserta didik dalam pembelajaran PAI melalui strategi pembelajaran
berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here yang mampu
mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar khususnya mata
pelajaran PAI yang ada di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak. Tahapan
dalam penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus terdiri
atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
dirancang dalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Pelaksanaan tiap tahap akan diambil 1 kelas dengan kolaborator guru
pengampu mata pelajaran PAI kelas VIII C yaitu Bapak Masrur, S. Ag.
a. Pra Siklus
Tahap pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran PAI
secara langsung di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak. Dalam
pembelajaran PAI dikelas VIII C tersebut belum menggunakan model
pembelajaran secara aktif dan masih menggunakan metode ceramah
yang peserta didiknya masih belum banyak ikut aktif dalam proses
pembelajaran dan cenderung terjadi komunikasi yang pasif. Artinya
seolah-olah guru yang bicara dan peserta didik hanya mendengarkan
dan keberanian untuk bertanya terhadap suatu masalah yang belum
jelas yang ada dibenak mereka belum dapat diungkapkan secara
maksimal.3
Diakhir pembelajaran dilakukan tes formatif untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan pelajaran PAI. Apakah
kompetensi yang diharapkan sudah dapat tercapai dengan
menggunakan metode ceramah? Apakah peserta didik terlibat aktif
3Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran PAI di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak
pada tanggal 28 Oktober 2008.
46
dalam proses pembelajarannya? Apakah peserta didik antusias atau
memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran
PAI di kelas?
b. Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 menggunakan kelas VIII C yang diampu
oleh Bapak Masrur, S. Ag. Langkah-langkah besar dalam siklus 1
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah
disiapkan dalam bentuk RPP. Penekanan perencanaan disini
adalah menyiapkan peserta didik benar-benar menguasai SK
tentang macam-macam sujud.
b) Menyiapkan modul yang berisi soal-soal yang diarahkan bisa
menciptakan pembelajaran peserta didik bisa menemukan
sendiri. Dapat menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan macam-macam
sujud. Serta mampu menyatakan hikmah melaksanakan sujud
sahwi, sujud sukur serta sujud tilawah dalam kehidupan sehari-
hari.
c) Menyiapkan modul tugas untuk dibahas pada pertemuan siklus
2.
2) Pelaksanaan
a) Guru menampung semua permasalahan yang muncul setelah
peserta didik mempelajari modul yang diberikan sebelumnya.
b) Permasalahan dibahas bersama dengan tanya jawab. Guru
memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari.
c) Guru memberikan kertas untuk masing-masing peserta didik.
Kemudian peserta didik diminta untuk membuat sebuah
pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajari.
d) Guru meminta kembali kertas yang telah diisi pertanyaan.
47
Kemudian diacak supaya tidak kembali pada peserta didik yang
sama lalu dibagikan kembali kepada peserta didik. Untuk
difikirkan sejenak mengenai jawaban dari pertanyaan yang
tertera pada kertas.
e) Salah satu peserta didik diminta untuk membaca pertanyaan
dalam kertas, kemudian menjawab sesuai dengan pendapatnya.
f) Peserta didik lain berhak atau diperbolehkan menambahi jika
jawaban temannya dirasa kurang tepat.
3) Pengamatan
a) Guru mengamati apakah jiwa seorang guru sudah dapat
dilaksanakan oleh peserta didik dalam pembelajaran siklus 1.
b) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan peserta
didik, dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal
pelajaran hingga akhir pelajaran. Kemudian guru memberikan
penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator
keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan.
c) Guru mengamati jalannya pembelajaran. Adakah permasalahan
yang dihadapi peserta didik.
d) Guru mengklasifikasikan peserta didik yang mampu dan tidak
mampu memberi jawaban dan mengemukakan pendapat.
4) Refleksi
a) Secara kolaborasi guru menganalisis hasil pengamatan.
Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan
sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
b) Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan indikator
pengamatan. Membuat suatu perbaikan tindakan atau
rancangan revisi berdasarkan hasil analisis pencapaian
indikator-indikator.
c. Siklus 2
Untuk pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan dikelas VIII C
adalah sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus 1.
48
Langkah-langkas yang dilakukan dalam siklus 2 dimulai dari
perencananaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi .
1) Perencanaan
a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah
disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil
refleksi siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah
semangat dalam memberikan jawaban.
b) Menyiapkan modul berupa tugas rumah yang berkaitan dengan
materi macam-macam sujud.
2) Pelaksanaan
a) Guru kembali menampung semua permasalahan yang muncul
setelah peserta didik mempelajari modul yang diberikan
sebelumnya.
b) Permasalahan dibahas bersama dengan tanya jawab.
c) Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang
dipelajari.
d) Guru memberikan kertas untuk masing-masing peserta didik.
Kemudian peserta didik diminta untuk membuat sebuah
pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajari.
e) Guru meminta kembali kertas yang telah diisi pertanyaan.
Kemudian diacak supaya tidak kembali pada peserta didik yang
sama lalu dibagikan kembali kepada peserta didik. Untuk
difikirkan sejenak mengenai jawaban dari pertanyaan yang
tertera pada kertas.
f) Salah satu peserta didik diminta untuk membaca pertanyaan
dalam kertas, kemudian menjawab sesuai dengan pendapatnya.
g) Peserta didik lain berhak atau diperbolehkan menambahi jika
jawaban temannya dirasa kurang tepat.
3) Pengamatan
a) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan peserta
didik, dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal
49
pelajaran hingga akhir pelajaran. Kemudian guru memberikan
penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator
keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan.
b) Guru mengamati jalannya pembelajaran. Guru membandingkan
antara pelaksanaan pada siklus 1 dan 2.
c) Guru mengamati jalannya pembelajaran dengan metode
everyone is a teacher here pada tahap ke dua. Dilakukan
evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu
merespon dengan baik.
4) Refleksi
a) Secara kolaborasi guru menganalisis hasil pengamatan.
Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan
terhadap pelaksanaan siklus 2.
b) Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan indikator
pengamatan. Mengevaluasi bagian-bagian mana yang telah
berhasil dicapai, bagian mana yang layak ditindak lanjuti
tentang kegiatan pembelajaran dengan metode everyone is a
teacher here.
d. Tes akhir
Setelah pelaksanaan siklus 1 dan 2 maka diadakan tes formatif.
Tes akhir ini berupa soal esay, yang bertujuan untuk mengukur
keberhasilan belajar dengan menggunakan metode everyone is a
teacher here, yaitu rata-rata nilai di atas 70%.
C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada tanggal 15
Oktober sampai 28 November 2009 yang dilaksanakan di SMP N 2
Bonang Demak.
50
2. Jadwal pelaksanaan penelitian
Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan
kelas yang akan dilaksanakan di SMP N 2 Bonang Demak.
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No. Rencana Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 1. Observasi Awal X 2. Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan X Menyepakati jadwal dan tugas X Menyusun Instrumen X Diskusi konsep pelaksanaan X
3. Pelaksanaan Menyiapkan kelas dan alat X Pelaksanaan Pra siklus X Pelaksanaan Siklus I X Melakukan tindakan siklus I X Pelaksanaan Siklus II X Melakukan tindakan siklus II X
4. Pembuatan Laporan X Menyusun konsep laporan X XPenyelesaian Laporan X
D. VARIABEL DAN INDIKATOR
Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah objek penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.4 Dalam penelitian ini terdapat
satu variabel, yaitu motivasi belajar bidang studi PAI peserta didik kelas VIII
C di SMP N 2 Bonang Demak.
Adapun indikator dari variabel hasil belajar bidang studi Pendidikan
Agama Islam peserta didik kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak adalah
peningkatan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran PAI dengan
menggunakan model everyone is a teacher here. Aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran PAI menjadi fokus dalam penelitian ini. Keaktifan bertanya
4Suharsimi Arikunto, et. all, op.cit., hlm. 16.
51
setelah belajar di rumah, keaktifan dalam mengikuti model pembelajaran,
keaktifan dalam memerankan tugas sebagai seorang guru dan yang tidak kalah
pentingnya adalah keaktifan dalam menulis serta keaktifan dalam
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan. Dari keaktifan peserta didik
serta ketuntasan materi, kemudian dilakukan ulangan. Sehingga diperoleh nilai
mata pelajaran PAI. Baru kemudian dibuat beberapa siklus untuk melihat
seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik.
Tabel 2 Indikator keberhasilan Peserta Didik dalam pembelajaran
No Indikator Aspek Perilaku yang Diamati
1.
Kesiapan menerima pelajaran Indikator pencapaian mencapai 5 kadar diskoring dengan skala (1 s.d 5). Indikator pencapaian diatas 70 %
Menyediakan buku dan alat tulis Suasana kelas tenang dan peserta
didik mengkondisikan diri menerima pelajaran
Ketenangan atau suasana kelas pada saat pelajaran dimulai
Pada saat pelajaran dimulai peserta didik mendengarkan penjelasan guru.
Perhatian peserta didik terpusat dan aktivitas pembelajaran peserta didik tampak aktif.
2.
Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Indikator pencapaian mencapai 5 kadar dengan skala (1 s.d 5). Indikator pencapaian diatas 70 %
Keaktifan mengikuti pelajaran. Kektifan bertanya dan menjawab Keaktifan dalam
mengungkapkan pendapat Menyelesaikan tugas individu
dan kelompok Keaktifan peserta didik dalam
mencari pengetahuan dan informasi untuk disampaikan atau diungkapkan dalam kelas.
3.
Hasil belajar. Rata-rata nilai yang dicapai diatas hasil ketuntasan belajar yang ditentukan yaitu 70.5
Diadakan tes akhir setelah pra siklus, siklus 1, siklus 2.
5Hasil wawancara pada tanggal 19 Oktober 2009.
52
E. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai
karakter umum yang sama.6 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah seluruh peserta didik kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak.
Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti.7 Sampel dalam pnelitian ini adalah peserta didik
kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak. Data peserta didik yang menjadi
subjek penelitian ini adalah :
Tabel. 3 Data peserta didik yang menjadi subjek penelitian
NO NAMA NO NAMA
1 Abdul Gofur 21 Irfan Mugi Wibowo 2 Ahmad Widodo 22 Iqbal Candra M 3 Ahmad Yanto Mulyanto 23 Khumaedi Firmansyah 4 Aldi Prasitio 24 Laeli Istiqomah 5 Ali Murtadho 25 Lela Conita 6 Ati Sulastri 26 M. Ardian Nurbani 7 Ayu Diah Nur’afiani 27 M. Khoirun Nursya’bani 8 Azmiatus Tamirotul F 28 M. Fahmi 9 Dede Soleman 29 M. Agung Kurniawan 10 Deni Agus utama 30 M. Wisnu Wijaya 11 Dede Arif Ma’sum 31 Nadia Lutfia Putri 12 Erwin Fauzi 32 Nengsih Nurhayati 13 Fajriyah 33 Novalia Amarta 14 Fikri Ghozali 34 Nasikhatul Aulia 15 Findi Sri Wahyuni 35 Noven Diana Loves 16 Helmi Hardiansyah 36 Nur Fauzan 17 Hermawan 37 Riski Fadilatunnisa 18 Eka Meliawati 38 Umi Hani 19 Imam Muzaki 39 Verly Nuramalia 20 Intan Apriliani 40 Yeni
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu:
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), Cet. 9, hlm. 108. 7Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. 7, hlm.
45.
53
a. Dokumentasi
Dokumen merupakan kumpulan data variable yang berbentuk lisan
maupun actifact, foto dan sebagainya.8 Sumber dokumentasi pada
dasarnnya adalah segala bentuk sumber informasi yang berhubungan
dengan dokumen baik resmi maupun yang tidak resmi.9 Metode
dokumenter ini digunakan peneliti untuk mengetahui dan mendapatkan
daftar nama peeserta didik yang menjadi sample penelitian yaitu
Classroom Action Research.
b. Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik
setelah melakukan pembelajaran PAI dengan metode everyone is a teacher
here untuk mengetahui kemampuan peserta didik
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada tiap siklus untuk membuat kesimpulan
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan
direfleksikan pada siklus berikutnya.
Data hasil pengamatan dan tes diolah dengan analisis deskriptif
untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan
pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here yang dapat
meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran dan semangat belajar peserta
didik. Sehingga dapat diukur perkembangan prestasi belajar peserta didik.
d. Lembar Kerja
Lembar kerja oleh peneliti dengan menggunakan soal-soal yang
diberikan peserta didik pada tiap siklus. Lembar kerja juga dipakai unntuk
mengetahui kektifan dan ketrampilan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
8Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1991), hlm. 129.
9Muhammad Ali, Strategi Penelitian Statistik, (Bandung: Bumi Aksara, 1993), hlm. 41.
54
e. Wawancara
Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Metode ini oleh peneliti digunakan untuk mewawancarai guru sebagai
mitra kerja dalam melaksanakan penelitian yaitu Bapak Masrur, S.Ag,
beliau adalah guru bidang studi Agama di SMP N 2 Bonang Demak.
G. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisis pendahuluan
Langkah awal peneliti akan mencari data jumlah peserta didik
kelas VIII C yang menjadi subjek penelitian.
2. Analisis uji hipotesis
a. Data Semangat Belajar Peserta Didik
Untuk mengetahui seberapa besar semangat belajar peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran PAI. Maka analisis ini
dilaksanakan pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan
teknik deskriptif melalui prosentase. Penghitungan prosentase
semangat belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
sebagai berikut:
Prosentase (%) = %100xNn
Keterangan:
N = Jumlah seluruh skor.
n = Skor yang diperoleh tiap peserta didik.
% = Tingkat prosentase yang ingin dicapai.
Kriteria penafsiran variabel penelitian yang ditentukan sebagai berikut:
a. 80% - 100% = Baik sekali
b. 50% - 79% = Baik
c. 25% - 59% = Cukup
d. 0% - 24% = Kurang
55
b. Data Hasil Belajar Peserta Didik
Ketuntasan belajar dalam akademik dapat dilihat dan diambil
dari kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal
dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan
belajar klasikal. Rumus yang dipergunakan adalah:
1) Menghitung rata-rata
Untuk mengetahui nilai rata-rata tiap peserta didik bisa
menggunakan rumus:10
Nx
x ∑=
Keterangan: x = rata-rata nilai ∑ x = jumlah seluruh nilai N = jumlah peserta didik 2) Menghitung ketuntasan belajar
a) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik
dapat ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan
analisis deskriptif prosentase dengan perhitungam:
Ketuntasan individu %100XnilaiseluruhJumlah
didikpesertadiperolyangnilaiJumlah=
b) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik
dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan
analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan:
Ketuntasan klasikal %100sec
XnkeseluruhaaradidikpesertaJumlah
tuntasyangdidikpesertaJumlah=
Keberhasilan dapat dilihat dari jumlah peserta didik
yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65 %
sekurang-kurangnya 85 % dari jumlah peserta didik yang ada
pada kelas tersebut.11
10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 264. 11E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Rosdakarya, 2005), hlm. 99.
56
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Pra Siklus
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas VIII C yang diampu
oleh Bapak Masrur, S.Ag., dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 30 Oktober
2009. Dalam tahap pra siklus, materi yang diajarkan adalah tentang macam-
macam sujud yaitu sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah. Tahap pra
siklus ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh semangat peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran PAI di kelas sebelum diterapkannya strategi
pembelajaran berbasis PAIKEM dengan model pembelajaran everyone is a
teacher here, dalam pembelajaran diperlukan pengelolaan kelas yang baik.
Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif atau
lingkungan kelas yang baik yang memungkinkan peserta didik senang (tidak
jenuh) selama mengikuti proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
yang direncanakan akan mudah tercapai.
Dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang
ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Pendekatan pembelajaran ini adalah termasuk pembelajaran aktif. Berdasarkan
hasil pengamatan pada pelaksanaan pra siklus di kelas VIII C dengan materi
macam-macam sujud yang diampu oleh Bapak Masrur, S.Ag., dalam proses
pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah dan pengerjaan
Lembar Kerja Peserta didik (LKS).
Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi
yang dipegang oleh peneliti dan lembar kerja soal yang dipegang oleh guru
untuk dibagikan kepada peserta didik di akhir pembelajaran. Lembar kerja ini
adalah sebagai tes kemampuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
dalam memahami materi sebelum diterapkannya model pembelajaran
everyone is a teacher here.
57
Tabel 4 Skor Observasi Semangat Peserta Didik dalam Mengikuti
Pembelajaran PAI Pada Tahap Pra Siklus
Sub Indikator
Indikator 1 Indikator 2 Jumlah Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 5 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6 4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6 5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 6 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 4 7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
Jumlah Skor - 2 9 8 0 - 6 12 4 - 41
Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
2 (rendah)
1 (kurang)
Skor yang dicapai
Nilai : X 100 % Skor maksimal
: 1007041 x %
: 58,57 %
58
Tabel 5 Tes akhir pada tahap pra siklus
NO NAMA NILAI
1 Ahmad Mubarok 60 2 Abdul Wakhid 60 3 Abdur Rohman 60 4 Adi Kuswantoro 60 5 Ahmad Sukron 70 6 Ahmad Taufik 70 7 Ahmad Badrudin 70 8 Ahmad Mufadol 70 9 Anis Muarifah 60 10 Ari Khalimah Cahyani 60 11 Budi Prasetyo Utomo 60 12 Dwi Arifin 55 13 Eka Sri Wijayanti 70 14 Faizin 55 15 Fauziyatun nisa’ 70 16 Fuji Nilasari 70 17 Iin Eliva 55 18 Khaqun Nadin 70 19 Komarul Huda 60 20 Kus Nurul Aniyah 70 21 Lulu’ul Kurniawati 70 22 Muhamad Mifatahudin 60 23 Muhamad Fahrudin 60 24 Muhamad Hidayatur Rizal 70 25 Muhamad Fatkhur Rohman 70 26 Muzahid 70 27 Nafi’atul Barokah 70 28 Nova Auliyatul Faizah 80 29 Nurul Muhammad 55 30 Rizki Ayu Amiliyah 55 31 Syahru Romadhon 60 32 Santi Wahyuningsih 60 33 Siti Astikah 70 34 Somat 55 35 Sudaryono 70 36 Sulaikah 60 37 Susanti 60 38 Tri Fatmawati 70 39 Umul Mansuroh 70 40 Wibi Laksana Putra 55
59
Untuk mengetahui hasil penilaian secara individu yang dilihat dari
indikator peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran pada pra siklus, dapat dilihat dari nilai rata-rata sebagai
berikut :
Tabel. 6 Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus
Skor (S) Frekuensi (F) SxF
85 0 0 80 1 80 70 18 1260 60 14 840 55 7 385
Jumlah 40 2565
Mean = ( )
64125,6440
2565===
Ν∑ fx
Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus tersebut dapat
disimpulkan bahwa peserta didik belum terlibat aktif secara penuh dalam
proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik adalah sebagai indikator
adanya semangat belajar dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang
kesiapannya matang dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas
menunjukkan adanya semangat atau keinginan untuk berprestasi.
Rendahnya motivasi belajar peserta didik pada kelas VIII C yang menjadi
obyek penelitian dapat ditunjukkan dari prosentase hasil penilaian
keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yaitu
sebesar 58,57 % yang masih berada dibawah ketentuan yaitu 70 %.
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir
pembelajaran didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap pra siklus
yaitu 64 yang belum memenuhi nilai ketuntasan belajar yang telah
ditentukan yaitu 70. Dari data yang diperoleh pada tahap pra siklus ada 21
peserta didik yang belum tuntas. Setelah mengamati secara langsung pada
proses pembelajaran PAI kelas VIII C pada tahap pra siklus, kemudian
peneliti mendiskusikan dengan kolaborator untuk tahap berikutnya yaitu
60
pada tahap siklus 1. Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada
beberapa hal yang dapat diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada
siklus 1, yaitu:
1. Pelaksanaan pembelajaran masih pada komunikasi satu arah.
2. Model pembelajaran yang masih belum mengedepankan adanya
praktek sujud, dalam hal ini adalah sujud sahwi, sujud syukur dan
sujud tilawah.
3. Pembelajaran yang ada di kelas berkaitan dengan sumber pembelajaran
masih bergantung pada Lembar Kerja Peserta didik (LKS).
4. Belum adanya praktek yang berkaitan dengan kehidupan nyata peserta
didik.
5. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah, membuat peserta didik
menjadi jenuh dan perhatian peserta didik belum terfokus pada satu
permasalahan.
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses belajar mengajar di kelas berkaitan dengan semangat
belajar peserta didik. Permasalahan tersebut kemudian didiskusikan
dengan guru mitra atau kolaborator untuk mencari solusi tersebut atau
mendiskusikan tentang strategi pembelajaran yang akan diterapkan yaitu
dengan pendekatan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone
is a teacher here. Solusi ataupun hasil diskusi tersebut akan diterapkan
menjadi sebuah tindakan untuk tahap berikutnya yaitu pada siklus 1.
B. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1 dilaksanakan oleh peneliti
dengan Bapak Masrur, S.Ag., sebagai guru mitra atau kolaborator peneliti
sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran PAI kelas VIII C di SMP N 2
Bonang Demak. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan di kelas VIII C dengan
materi pembelajaran macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan
sujud tilawah) pada tanggal 06 November 2009. Dalam siklus 1 ini, solusi
yang diperoleh dari tahap refleksi pada tahap pra siklus sebagai tindakan untuk
61
mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas VIII C
SMP N 2 Bonang Demak kaitannya dengan meningkatkan semangat belajar
peserta didik.
Sebelum melaksanakan tindakan pada tahap siklus 1, melakukan
diskusi terlebih dahulu tentang tindakan yang akan diambil untuk
menyelesaikan permasalahan yang didapat pada tahap pra siklus terutama
bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak menjenuhkan yang akan
membawa dampak motivasi belajar peserta didik. Tindakan tersebut kemudian
didiskusikan dengan kolaborator untuk menjadi alternatif pemecahan masalah.
Tindakan tersebut adalah :
1. Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan strategi
pembelajaran PAIKEM tipe everyone is a teacher here.
2. Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tahap pra
siklus.
3. Melaksanakan komponen pembelajaran yang ada pada pembelajaran aktif
diantaranya inquiri, pemodelan dan masyarakat belajar.
4. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan (tidak
menjenuhkan).
Tabel 7 Skor Observasi Semangat Peserta Didik dalam Mengikuti
Pembelajaran PAI Pada Siklus 1
Sub Indikator
Indikator 1 Indikator 2 Jumlah Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8 3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7 4 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 6 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 5 7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
Jumlah Skor - - 6 16 0 - 2 12 12 - 48
62
Skor yang dicapai
Nilai : X 100 %
Skor maksimal
: 1007048 x %
: 68,57 %
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 1 tersebut dapat
disimpulkan bahwa peserta didik mulai ada peningkatan kesiapan belajar
maupun keaktifannya dalam proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik
adalah sebagai indikator adanya motivasi belajar dalam proses
pembelajaran. Peserta didik yang kesiapannya matang dalam pembelajaran
dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya semangat atau keinginan untuk
berprestasi. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari prosentase hasil
penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran yaitu sebesar 68,57 % dan masih dibawah ketentuan yang
telah ditetapkan yaitu 70 %. Dalam pelaksanaan tindakan pada tahap
siklus 1 terjadi suatu peningkatan mengenai kesiapan dan keaktifan
bertanya. Dengan model pembelajaran yang diterapkan yang berbeda pada
tahap pra siklus yaitu pendekatan pembelajaran berbasis PAIKEM dengan
model pembelajaran everyone is a teacher here terlihat adanya
peningkatan walaupun penerapannya belum secara optimal dan masih
banyak kendala-kendala yang harus diperbaiki untuk siklus berikutnya.
Peningkatan tersebut yaitu adanya ketenangan kelas pada saat pelajaran
akan dimulai, perhatian peserta didik dalam mengikuti pelajaran sudah
mulai terfokus sedikit demi sedikit, banyak yang terlihat aktif bertanya,
mengungkapkan ide atau pengetahuan tentang sujud sahwi, sujud syukur
serta sujud tilawah yang mereka alami ketika berada ditengah-tengah
pembelajaran.
63
Tabel. 8 Daftar Nilai PAI Kelas VIII C Siklus 1
NO NAMA NILAI 1 Ahmad Mubarok 70 2 Abdul Wakhid 70 3 Abdur Rohman 70 4 Adi Kuswantoro 70 5 Ahmad Sukron 72 6 Ahmad Taufik 80 7 Ahmad Badrudin 85 8 Ahmad Mufadol 90 9 Anis Muarifah 70 10 Ari Khalimah Cahyani 65 11 Budi Prasetyo Utomo 75 12 Dwi Arifin 60 13 Eka Sri Wijayanti 75 14 Faizin 60 15 Fauziyatun nisa’ 80 16 Fuji Nilasari 80 17 Iin Eliva 65 18 Khaqun Nadin 80 19 Komarul Huda 73 20 Kus Nurul Aniyah 90 21 Lulu’ul Kurniawati 75 22 Muhamad Mifatahudin 70 23 Muhamad Fahrudin 70 24 Muhamad Hidayatur Rizal 80 25 Muhamad Fatkhur Rohman 80 26 Muzahid 75 27 Nafi’atul Barokah 80 28 Nova Auliyatul Faizah 90 29 Nurul Muhammad 70 30 Rizki Ayu Amiliyah 60 31 Syahru Romadhon 70 32 Santi Wahyuningsih 70 33 Siti Astikah 80 34 Somat 70 35 Sudaryono 80 36 Sulaikah 70 37 Susanti 70 38 Tri Fatmawati 80 39 Umul Mansuroh 80 40 Wibi Laksana Putra 70
64
Untuk hasil penilaian secara individu yang dilihat dari
peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran pada
siklus 1, dapat dilihat dari nilai rata-rata adalah sebagai berikut :
Tabel. 9 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus 1
Skor (S) Frekuensi (F) SxF
100 0 0 90 3 270 85 1 85 80 11 880 75 4 300 73 1 73 72 1 72 70 14 980 65 2 130 60 3 180
Jumlah 40 2970
Mean = ( )
7425,7440
2970===
Ν∑ fx
Tabel 10
Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Semangat Belajar pada Tahap Pra Siklus dan Siklus 1
No. Pelaksanaan Siklus Jumlah Skor Prosentase (%)
1 Pra Siklus 43 58,57
2 Siklus 1 48 68,57
Tabel 11 Perbandingan Rata-rata Tes akhir pada Tahap Pra Siklus dan Siklus 1
No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata
1 Pra Siklus 64
2 Siklus 1 74
65
Dilihat dari tabel diatas perbandingan motivasi belajar dan hasil tes
akhir pada tahap pra siklus yang masih menggunakan metode ceramah dan
penugasan pada Lembar Kerja Peserta didik (LKS) dan siklus 1 yang
menggunakan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan model
pembelajaran everyone is a teacher here menunjukkan adanya sebuah
peningkatan semangat belajar yang berdampak pada nilai ketuntasan
belajar.
Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII C
SMPN 2 Bonang Demak kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran everyone is a teacher here untuk membahas tentang hal-hal
yang harus diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas
yang berbasis PAIKEM. Pada siklus 1 yang mengambil materi
pembelajaran macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud
tilawah), guru sebagai penyampai materi tersebut bekerja sama dengan
peneliti menerangkan materi tersebut dengan mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari dengan memberi penyadaran bahwa apa yang
dimiliki manusia pada dasarnya akan kembali kepada-NYA.
Pelaksanaan pembelajaran di siklus 1 ini adanya pembelajaran
yang sudah mulai aktif dan terjadinya komunikasi dua arah seperti halnya
adanya pembelajaran dengan diskusi antar kelompok, adanya pemodelan
dan adanya praktek sujud secara langsung, sehingga materi yang mereka
dapat benar-benar dirasakan oleh peserta didik yang akhirnya berguna di
masyarakat.
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 ini, guru
bersama peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran
tersebut dengan mendiskusikan kendala atau masalah yang dihadapi ketika
berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan beberapa catatan
yang harus direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran pada tahap siklus
2 yaitu sebagai berikut:
66
1. Adanya peserta didik yang masih kurang semangat dalam
pembelajaran berbasis PAIKEM.
2. Guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas dengan panduan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun secara
bersama-sama dengan peneliti belum sepenuhnya menguasai.
3. Dalam memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat terjadi
diskusi kelompok masih belum maksimal.
4. Adanya peserta didik yang masih pasif.
5. Adanya peserta didik yang trobel maker dalam proses pembelajaran.
Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara
peneliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan
dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus 2 yang akan meningkatkan
motivasi belajar terkait dengan pelaksanaan pendekatan pembelajaran
berbasis PAIKEM yang membawa dampak pada motivasi belajar.
Tindakan tersebut yaitu:
1. Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada peserta didik.
Dengan penyampaian materi yang seyogyanya guru mengetahui
terlebih dahulu apa-apa saja yang disukai oleh peserta didik. Setelah
itu berikan apa yang mereka sukai agar mereka juga menyukai apa
yang diajarkan oleh guru, misal dengan cara menawarkan nilai
tambahan bagi peserta didik yang mau bertanya.
2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap
peserta didik tidak hanya tertuju pada seorang saja, terlebih pada
pembelajaran secara kelompok.
3. Memaksimalkan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran
berbasis PAIKEM dengan memperhatikan komponen-komponennya.
4. Memberikan waktu untuk praktek langsung berkaitan topik materi
pelajaran.
5. Memberikan tugas berupa diskusi kelompok dalam pembelajaran
dengan cara memberikan tema terhadap suatu pokok pelajaran untuk di
presentasikan di depan kelas.
67
C. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Siklus II
Seperti pada tahap pra siklus dan siklus 1, observasi dilakukan oleh
peneliti dan kolaborator untuk berupaya meningkatkan motivasi belajar
peserta didik yang berdampak pada hasil belajar dan pemahaman terhadap
materi pelajaran yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan
pada tanggal 13 November 2009. Tindakan yang telah dirumuskan pada siklus
1 diatas akan diterapkan pada siklus 2. Dan hasil observasi tersebut adalah:
Tabel 12 Skor Observasi Semangat Peserta Didik dalam Mengikuti
Pembelajaran PAI Pada Siklus 2
Sub Indikator
Indikator 1 Indikator 2 Jumlah Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 9 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8 3 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9 5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9 6 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
Jumlah Skor - - 3 12 10 - - 6 20 5 56
Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
2 (rendah)
1 (kurang)
68
Skor yang dicapai Nilai : X 100 % Skor maksimal
: 1007056 x %
: 80 %
Tabel. 13 Daftar Nilai PAI Kelas VIII C Siklus 2
NO NAMA NILAI 1 Ahmad Mubarok 73 2 Abdul Wakhid 74 3 Abdur Rohman 72 4 Adi Kuswantoro 77 5 Ahmad Sukron 74 6 Ahmad Taufik 80 7 Ahmad Badrudin 90 8 Ahmad Mufadol 90 9 Anis Muarifah 72 10 Ari Khalimah Cahyani 72 11 Budi Prasetyo Utomo 75 12 Dwi Arifin 70 13 Eka Sri Wijayanti 75 14 Faizin 78 15 Fauziyatun nisa’ 80 16 Fuji Nilasari 90 17 Iin Eliva 78 18 Khaqun Nadin 82 19 Komarul Huda 73 20 Kus Nurul Aniyah 90 21 Lulu’ul Kurniawati 75 22 Muhamad Mifatahudin 80 23 Muhamad Fahrudin 84 24 Muhamad Hidayatur Rizal 88 25 Muhamad Fatkhur Rohman 87 26 Muzahid 75 27 Nafi’atul Barokah 80 28 Nova Auliyatul Faizah 90 29 Nurul Muhammad 80 30 Rizki Ayu Amiliyah 73 31 Syahru Romadhon 75
69
32 Santi Wahyuningsih 74 33 Siti Astikah 85 34 Somat 80 35 Sudaryono 80 36 Sulaikah 75 37 Susanti 80 38 Tri Fatmawati 87 39 Umul Mansuroh 80 40 Wibi Laksana Putra 85
Untuk hasil penilaian secara individu yang dilihat dari indikator
peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran pada
siklus 2, dapat dilihat dari nilai rata-rata adalah sebagai berikut :
Tabel. 14 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus 2
Skor (S) Frekuensi (F) SxF
100 0 0 90 5 450 88 1 88 87 2 174 85 2 170 84 1 84 82 1 82 80 9 720 78 2 156 77 1 77 75 6 450 74 3 222 73 3 219 72 3 216 70 1 70
Jumlah 40 3178
Mean = 7945,7940
3178N
)fx(===
Σ
Setelah akhir pembelajaran diadakan tes akhir yang hasilnya, dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata telah memenuhi hasil ketuntasan belajar
yang ditentukan yaitu 70. hal ini juga dapat dilihat dari hasil nilai kelas
VIII C yang tuntas belajar seluruhnya.
70
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 2 tersebut dapat
disimpulkan bahwa semua peserta didik hampir terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Secara individu maupun kelompok terlibat aktif bertanya,
menulis ketika ada keterangan atau informasi baru yang diterima dari guru
atau dari sumber lain, menyelesaikan tugas sesuai dengan fungsinya pada
kelompoknya dalam pembelajaran PAI di kelas. Sehingga dalam proses
pembelajaran tidak tergantung sepenuhnya pada guru dan mereka berusaha
mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk didiskusikan dalam kelas
atau permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi siap untuk
ditanyakan kepada guru. Hal ini juga ditunjukkan hasil observasi keaktifan
dan kesiapan dalam pembelajaran pada siklus 2 Penelitian Tindakan Kelas
pada kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak dengan prosentase 80 % yang
sudah berada diatas ketentuan yang ditetapkan yaitu 70 %.
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir
pembelajaran pada siklus 2 didapat bahwa rata-rata hasil tes pada siklus 2
yaitu 79,45 yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu diatas 70.
Dari data yang diperoleh pada tahap pra siklus ada 21 peserta didik yang
belum tuntas dan pada siklus pertama ada 5 peserta didik yang belum
tuntas. Berbeda dengan sebelumnya, untuk siklus kedua peserta didik
sudah tuntas seluruhnya.
Tabel 15 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Semangat Belajar
pada Siklus 1 dan Siklus 2
No. Pelaksanaan Siklus Jumlah Skor Prosentase (%)
1 Siklus 1 48 68,57
2 Siklus 2 56 80,00
Tabel 16
Perbandingan Rata-rata Tes akhir pada Siklus 1 dan Siklus 2
No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata
1 Siklus 1 74
2 Siklus 2 79
71
Dilihat dari tabel di atas perbandingan semangat belajar dan hasil
tes akhir pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya sebuah
peningkatan dari tiap-tiap siklus.
Setelah observasi selesai dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak, kemudian mengadakan
diskusi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
menggunakan srategi pembelajaran berbasis PAIKEM pada tahap siklus 2.
Hasil diskusi yang berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari tahap
pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yaitu:
1. Terjadi peningkatan semangat belajar peserta didik dari tahap pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2 yang dapat dilihat pada table sebagai
berikut:
Tabel 17 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Semangat Belajar
pada tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No. Pelaksanaan Siklus Jumlah Skor Prosentase (%)1 Pra siklus 41 58,57 2 Siklus 1 48 68,57 3 Siklus 2 56 80,00
2. Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan dari tahap pra siklus,
siklus 1 dan siklus 2
Tabel 18 Perbandingan Rata-rata Tes akhir
pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata 1 Pra siklus 64 2 Siklus 1 74 3 Siklus 2 79
72
D. Pembahasan
Pembelajaran konvensional dirasakan kurang efektif, terbukti dalam
observasi motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik pada tahap pra siklus,
pembelajaran kurang maksimal karena banyak dari peserta didik yang tidak
tuntas. Pembelajaran konvensional cenderung membatasi kebebasan dan
kreatifitas peserta didik untuk tumbuh kembang sesuai dengan tingkatan serta
daya pikir yang mereka miliki, selain itu pola pembelajaran konvensional
tidak melibatkan peserta didik secara utuh untuk saat melakukan proses
belajar mengajar sehingga perlu diadakan pengkajian ulang berkaitan dengan
model pembelajaran yang perlu diperbaiki yaitu dengan memperbaiki model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Oleh sebab itu peneliti
menawarkan model pembelajaran everyone is a teacher here dengan
pendekatan PAIKEM yang sesuai dengan karakteristik yang berorientasi pada
keaktifan peserta didik ketika mengikuti proses belajar, pemilihan model
tersebut untuk memberikan ruang bebas kepada peserta didik untuk
beraktualisasi dan bereksperimen ketika mereka dihadapkan pada masalah
yang perlu dipecahkan baik secara personal maupun kolektif.
Disamping itu, faktor yang mempengaruhi meningkatnya motivasi
belajar yang memiliki dampak pada ketuntasan hasil belajar peserta didik
adalah sebagai berikut: Pertama, peserta didik merasa lebih nyaman karena
ketika mendengarkan penjelasan dari teman dekatnya sehingga yang
bersangkutan lebih cepat paham dalam menerima informasi pada materi yang
sedang dibahas. Kedua, bila ada peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami konsep dan materi, mereka cenderung mempunyai keberanian
untuk bertanya pada teman bahkan pada guru. Ketiga, kebanyakan peserta
didik selalu melakukan komunikasi dengan baik sesama teman baik di luar
sekolah maupun di dalam kelas sehingga tidak adanya kecanggungan dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat saat proses belajar ataupun bermain.
Keempat, adanya hubungan emotional antar peserta didik yang erat sehingga
ada rasa untuk yang saling mendukung, keinginan saling membantu dan rasa
73
saling menghargai antar individu maupun antar anggota kelompok satu dengan
kelompok lain.
Sewaktu peneliti masuk kelas VIII C untuk melaksanakan observasi
yang pertama dalam menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher
here, nampak raut wajah peserta didik yang beraneka ragam, ada yang sangat
antusias, ada juga yang masih bingung, serta ada yang malu-malu dan lain
sebagainya. Namun ketika guru memberikan instruksi bagaimana aturan dan
tata cara belajar menggunakan model pembelajaran everyone is a teacher here
dalam proses belajar, peserta didik mulai paham dan mengerti sehingga tidak
butuh waktu lama aktivitas dan kreatifitas peserta didik mulai nampak adanya
persaingan sehat sewaktu sebagian peserta didik di minta untuk menjawab dari
pertanyaan dari kertas yang diberikakan oleh temannya sehingga suasana
proses belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan yang dibumbui dengan
sendau-gurau mewarnai suasana belajar PAI menjadi asyik dan
menyenangkan.
Motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran PAI terlihat
pada meningkatnya kesiapan serta aktivitas dari peserta didik saat mengikuti
pelajaran PAI pada siklus I dan II, hal ini dapat dilihat dalam tabel analisis
observasi semangat belajar dengan indikator kesiapan dan aktivitas belajar
peserta didik pada masing-masing siklus yang menunjukkan peningkatan yaitu
pra siklus 58,57% menjadi 68,57% pada sikus I dan meningkat pada siklus II
yaitu 80,00%. Dengan adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud dengan model
pembelajaran everyone is a teacher here berdampak pada nilai ketuntasan
belajar peserta didik (70), yang menunjukkan peningkatan dalam masing-
masing siklus, yaitu pra siklus dengan rata-rata 64, meningkat pada siklus I
pada 74, dan meningkat menjadi 79 dalam siklus II.
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan
adalah sebagai berikut:
74
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan mencoba menerapkan
strategi pembelajaran PAIKEM tipe everyone is a teacher here, sebagai
bentuk upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran PAI. Merupakan keterbatasan penelitian, diantaranya cara
memperoleh data dari penelitian tersebut, peneliti harus mengamati secara
langsung dengan cermat penerapan model pembelajaran everyone is a
teacher here di kelas sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar.
Namun menjadi sebuah kelebihan, dengan meneliti secara langsung di
kelas, peneliti dapat melihat secara langsung aktivitas pembelajaran.
2. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kelas VIII C sebagai
sampel penelitian yang jumlahnya 40 siswa. Sehingga dalam penelitian ini
yang mencoba menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher
here belum dapat menyeluruh. Hal ini disebabkan karena adanya
keterbatasan peneliti untuk melakukan penelitian di semua kelas di SMPN
2 Bonang Demak.
3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di SMPN 2 Bonang Demak
tidak lepas dari sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori dari
penelitian ini. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti,
maka referensi, daftar pustaka atau hasil-hasil penelitian yang relefan
dengan penelitian kurang maksimal dalam mencari sumber tersebut.
Sehingga menjadi sebuah kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian
ini.
4. Penelitian ini hanya bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dalam pembelajaran PAI di kelas VIII C SMPN 2 Bonang
Demak melalui strategi pembelajaran PAIKEM tipe everyone is a teacher
here yaitu berusaha mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan
kehidupan peserta didik secara nyata. Sehingga dengan pendekatan dan
metode yang tepat maka peserta didik akan belajar lebih semangat karena
senang terhadap materi pelajaran tersebut dan guru yang akan
menyampaikan materi di dalam kelas.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Deskripsi data dan analisis penelitian tentang upaya meningkatkan
semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi macam-
macam sujud melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM model
everyone is a teacher here di SMP N 2 Bonang Demak, dari bab I sampai IV
maka pada akhir penulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud
syukur, dan sujud tilawah) dengan menggunakan model pembelajaran
everyone is a teacher here dapat dilihat dari indikator peningkatan
motivasi belajar peserta didik yaitu kesiapan serta aktivitas belajar peserta
didik, perencanaan pembelajaran yang mencantumkan persiapan materi
pembelajaran, penentuan waktu dan media pembelajaran, menyusun
rancangan tindakan (Planning) secara tertulis dengan mencantumkan
secara lengkap tentang langkah-langkah yang harus dilakukan pada proses
pembelajaran, rencana penilaian selama proses berlangsung dan setelah
akhir kegiatan pembelajaran. Setelah perencanaan, kemudian
dilaksanakan, tugas guru selanjutnya adalah melakukan evaluasi yang
dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan tipe
everyone is a teacher here sebagai upaya untuk meningkatkan semangat
belajar peserta didik kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak ditunjukkan
dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu kesiapan dan
keaktifan pada saat proses pembelajaran, juga ditunjukkan adanya
peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing siklus. Hal ini dapat
dilihat dari perolehan skor yang dipresentasikan melalui pengamatan
tentang semangat belajar peserta didik dengan indikator kesiapan dan
keaktifan dalam proses pembelajaran. Prosentase peningkatan semangat
belajar dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus 2 yaitu dari 58,57 %
meningkat menjadi 68,57 % dan sampai diatas rata-rata yang ditentukan
yaitu 70 % yaitu: 80 %. Sedangkan peningkatan tes akhir dari pra siklus,
siklus 1 sampai siklus 2 dapat dilihat dari nilai rata-rata pada masing-
masing siklus yaitu 64 meningkat menjadi 74 dan sampai pada nilai rata-
rata 79, peningkatan tersebut diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu 70. dengan peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud
syukur, dan sujud tilawah) yang mempunyai dampak positif yaitu
peningkatan nilai skor akhir di atas nilai ketuntasan minimal yaitu 70
maka strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher
here efektif diterapkan dalam pembelajaran PAI.
B. SARAN
Mengingat pentingnya meningkatkan semangat belajar peserta didik,
maka peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah
tersebut di atas sebagai berikut:
1. Guru PAI (Pendidikan Agama Islam)
a. Guru hendaknya berusaha melakukan penelitian perbaikan
pembelajaran, terutama pada model pembelajaran everyone is a
teacher here, perlu dikembangkan dan diimplementasikan untuk pokok
bahasan yang lain.
b. Dalam pembelajaran PAI, peserta didik harus dilibatkan secara aktif
baik secara teori maupun praktek.
c. Peserta didik dibiasakan untuk menyampaikan ide atau gagasan dan
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya. Baik tugas
individu maupun kelompok.
2. Pihak Sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya
meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya
kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya akan dapat
menghasilkan peserta didik yang berprestasi, berbudi pekerti luhur,
dan berakhlaqul karimah yang mampu berdampak positif pada
perkembangan dan kemajuan sekolah.
C. PENUTUP
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran-saran yang penulis
ungkapkan di atas diharapkan menjadi koreksi dan bagian pertimbangan bagi
semua guru di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyana, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Alwi, Hasan et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Edisi II.
Arikunto Suharsimi, et. all, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII.
, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. 7.
, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. 9.
Atmadi, A. dan Y. Setyaningsih, Transformasi Pendidikan; Memasuki Millennium Ketiga, Yogyakarta: Kanisius, 2000.
Boeree George, Belajar dan cerdas bersama, Psikologi Dunia, Yogyakarta: Prismasophie, 2006.
Darsono. Max, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press, 2000.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Al Huda, 2005.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, Cet. III.
Djamal, Murni, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, 1984.
Djamarah, Bahri, Saiful, dan Aswan Zain., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006, Cet. III.
Djamarah, Bahri, Syaiful, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Dryden, Gordon dan Jennette Vos, “Revolusi Cara Belajar”, Alih Bahasa Word + Translation Service, Bandung: Kaifa, 2002, Cet. III.
Ebbutt, dikutip dalam Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.
Hadi Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UII, 1993.
, Revolusi Pendidikan di Indonesia: Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: ar-Ruzz, 2005.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983.
, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Ismail SM, , Strategi Pembelajaran PAI Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSAIL Media Group, 2008.
Kneller, F. George, Logic and Language of Education, London, Sydney: John Willey and Sons Inc. New York, 1996.
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1991.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2005, Cet. II.
Meier, Dave, Accelerated Learning Handbook : Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, New York: Mc Graw Hill, 2000.
Morgan T. Clifford, Introduction to Psychology, New York: M.C. Grow Hill Company Inc., 1961.
Muchtar, Hari, Jauhari, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT. Rosda Karya, 2005.
Mudhofir, Teknologi Intruksional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, Cet. VII.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Rosdakarya, 2002, Cet.II.
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Statistik, Bandung: Bumi Aksara, 1993.
Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, Jakarta: Misaka Galiza, 2003, Cet. III.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Rosdakarya, 2005.
Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, Semarang: Gunung Jati dan Yayasan al-Qalam, 2002, Cet. 1.
Sukmadinata, Syaodih, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Nasution S., Didaktis Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nurkanca, Wayan dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
PERMENDIKNAS No. 22, 23, 24 Tahun 2006, Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Poster, Bobbi, de dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terj. Bandung: Kaifa, 2003, Cet. XVIII.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000..
Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV Alfabeta, 2003.
Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, edisi I Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Shihab, Quraish, M., Membumikan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1994.
Silberman, Mel, Active Learning, Yogyakarta: YAPPENDIS, 2002, Cet.II.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995. Cet. III.
Sukmadinata, Nana, Syaodih, Landasan psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT.Rosda Karya , 2003.
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995, Cet. I..
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Bandung: Fokus Media, 2006.
Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1999, Cet. V.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Demak, 18 Desember 1987 sebagai anak pertama
dari dua bersaudara keluarga Bapak Sholehan Al Aziz dan Ibu Kiswati. Alamat
tinggal penulis beralamat di Desa Berahan Kulon RT 01 RW 01 Kecamatan
Wedung Kabupaten Demak 59554.
Penulis menyelesaikan sekolahnya di TK Kartika Sari Berahan Kulon
pada tahun 1993, dilanjutkan ke SD Negeri 02 Berahan Wetan tahun 1999,
melanjutkan di SMP Negeri 2 Bonang dan lulus pada tahun 2002 kemudian
melanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri Demak dan lulus pada tahun 2005.
Melanjutkan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan
Agama Islam .
Saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
Semarang, 18 Desember 2009
Muhammad Najib Aziz 3105308
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI SEMANGAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Upaya meningkatkan semangat belajar siswa berawal dengan adanya
pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone
is a teacher here yaitu sebuah pembelajaran yang mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di
lingkungan sekitar peserta didik sehingga mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka.1
Sehingga dalam proses pembelajaran anak akan menemukan sebuah situasi
baru yang menyenangkan dan bermakna ketika belajar bersama teman-
temannya. Dan mampu menyelesaikan permasalahan baik individu maupun
kelompok.
Di era KTSP saat ini ada beberapa model pembelajaran yang mampu
mengaktifkan siswa dalam kelas. Diantaranya model pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dalam penulisan
karya ilmiah ini penulis akan membahas model pembelajaran dengan strategi
pembelajaran berbasis PAIKEM, dimana anak akan lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Kontruktivisme merupakan salah satu perkembangan model
pembelajaran mutakhir yang mengedepankan aktivitas peserta didik dalam
setiap interaksi edukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan menemukan
pengetahuan sendiri. Aliran ini dalam Ilmu pendidikan merupakan aliran yang
menekankan peserta didik untuk dapat berperan aktif dalam menemukan ilmu
baru.
Untuk mengktifkan siswa dalam pembelajaran sebagaimana
keterangan diatas, maka dalam hal ini strategi pembelajaran berbasis
1 Khairuddin, et. al., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jogjakarta,: Nuansa Aksara, 2007), hlm. 199.
PAIKEM ini adalah salah satu solusi untuk mewujudkan hal tersebut. Strategi
pembelajaran berbasis PAIKEM mendorong peserta didik memahami
hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan
motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar.2 Hal ini
mendorong siswa untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish) yang
kuat untuk belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia semangat
mempunyai arti kekuatan, kegembiraan dan gairah. Sedangkan Keinginan
atau wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang
dibutuhkan.3
Dari keterangan diatas bahwa siswa bersemangat dalam belajar karena
termotivasi dan mempunyai hasrat yang tinggi untuk belajar dengan sungguh-
sungguh. Hal ini tidak terlepas dari peran guru dalam kelas yang
menyampaikan materi dengan strategi yang jitu.
B. Landasan Konseptual
Dalam strategi pembelajaran berbasis PAIKEM ini siswa mempunyai
gairah dan semangat untuk melaksanakan proses pembelajaran yang ada di
kelas. Siswa yang gairah dan semangat merupakan siswa yang aktif dalam
proses pembelajaran. Dibawah ini secara konseptual dipaparkan pengertian:
1. Aktif dalam arti bahasa adalah giat,4 (dalam melaksanakan pekerjaan)
menjalankan kewajiban dengan rajin, bersemangat dan sungguh-sungguh.
Aktif juga dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran guru menciptakan
suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya dan
dapat mempertanyakan gagasannya. Belajar aktif harus gesit,
menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering
2 Ibid., hlm. 200. 3Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Rosda
Karya , 2003), hlm. 61. 4 Depdiknas, Kamus Besar Bahas Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. 3, hlm. 23.
meninggalkan tempat duduk mereka bergerak leluasa dan berfikir keras
(moving abot and thuinking aloud)5
2. Dalam pembelajaran aktif, yang dimaksud aktif adalah pembelajaran yang
banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran dikelas.6
3. Aktif maksudnya pembelajaran sebuah proses aktif mambangun makna/
pemahaman dari informasi maupun pengalaman oleh si siswa sendiri.
Sehingga dalam pembelajaran guru mampu menciptakan suasana yang
memungkinkan siswa untuk aktif menemukan, memproses dan
mengkonstruksi pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan baru.7
C. Definisi secara Operasional
Dari teori dan pengertian tentang keaktifan diatas maka dapat ditarik
sebuah pengertian secara operasional bahwa yang dimaksud keaktifan siswa
dalam pembelajaran adalah
"Keaktifan siswa dalam rangka menemukan makna tentang materi
yang sedang dipelajari, mengakses informasi untuk didiskusikan dengan guru
atau teman sekelas, mampu menyelesaikan permasalahan atau tugas baik
individu maupun kelompok, serta mempunyai keinginan atau motivasi dalam
mengikuti pembelajaran"
D. Indikator
1. Kesiapan menerima pelajaran
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran
3. Ketrampilan siswa dalam pembelajaran .
4. Hasil Belajar. Rata-rata nilai yang dicapai diatas hasil ketuntasan belajar
yang ditentukan yaitu 70.
5 Melvin L. Sil Berman, Active Learning, 101 Cara Siswa Belajar Aktif, (Bandung: Nusa Media,
2004), terj. Raisul Muttaqien, hlm. 1 6 Khairuddin, et. al. Op.cit hlm. 208 7 Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Panitia Sertifikasi Guru (PSG) LPTK
Rayon IAIN Walisongo Semarang tahun 2008, hlm. 126
E. Butir-Butir Pernyataan
No Indikator Aspek Perilaku yang Diamati Skor 1 2 3 4 5
1.
Kesiapan menerima pelajaran
1. Menyediakan buku dan alat tulis
2. Suasana kelas tenang dan siswa mengkondisikan diri menerima pelajaran
3. Ketenangan atau suasana kelas pada saat pelajaran dimulai
4. Pada saat pelajaran dimulai siswa mendengarkan penjelasan guru
5. Perhatian siswa terpusat dan aktivitas pembelajaran siswa tampak
6. Siswa menyiapkan buku pelajaran dan sumber belajar lainnya yang berkaitan dengan materi pelajaran
2.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran
1. Keaktifan mengikuti pelajaran.
2. Kektifan bertanya 3. Kektifan menjawab 4. Keaktifan menulis 5. Keaktifan dalam
mengungkapkan pendapat
6. Menyelesaikan tugas individu
7. Menyelesaikan tugas kelompok
8. Keaktifan siswa dalam mencari pengetahuan dan informasi untuk disampaikan atau diungkapkan dalam kelas.
Keterangan: Jumlah maksimal skor = 70
Skor yang dicapai Nilai = X 100 % Skor maksimal
ANALISIS DATA
PENILAIAN SEMANGAT BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN PAI
No. Indikator Pra Siklus Siklus I Siklus II 1.
Kesiapan dalam menerima
pelajaran dan
Keaktifan siswa dalam
pembelajaran
Jumlah
Rata-rata
Prosentase (%)
Kriteria nilai
Kriteria Nilai :
80% - 100% = Baik sekali
50% - 79% = Baik
25% - 59% = Cukup
0% - 24% = Kurang
Lampiran 2
ANALISIS DATA TES AKHIR
Instrumen tes dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan soal setelah
pembelajaran berupa lembar kerja yang berisikan soal-soal pada prasiklus, siklus I,
siklus II, dengan mengambil rata-rata nilai pada setiap siklus. Adapun rata-rata nilai
yang ditetapkan untuk mencapai ketuntasan minimal adalah 70.
No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Skor Rata-rata
Prosentase (%) Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian:
80% - 100% = Baik sekali
50% - 79% = Baik
25% - 59% = Cukup
0% - 24% = Kurang
Lampiran 3
Tahap Pra siklus: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 2 Bonang Demak Mata Pelajaran : Pendidikan agama Islam (PAI) Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil Standar Kompetensi :
1. Membiasakan sujud sahwi 2. Membiasakan sujud syukur 3. Membiasakan sujud tilawah
Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi,
dan sujud tilawah. 1.2. Menjelaskan tata cara sujud syukur, sujud sahwi,
dan sujud tilawah. 1.3. Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan
sujud tilawah. Indikator :
1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
2. Melakukan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit IV. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran PengorganisasianPeserta Waktu
Kegiatan Awal 1. Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi
dengan cara bertanya pernahkah anak-anak melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah dalam kesehariannya?
K 3 menit
I. Tujuan Pembelajaran : Dengan menjelaskan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah siswa dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Materi Ajar : Sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
III. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, simulasi / praktek bila waktu memungkinkan
Kegiatan Inti 2. Guru memberi kesempatan membaca buku panduan
atau Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap pokok bahasan yang akan dibahas
K 10 menit
3 Guru menjelaskan satu persatu pokok bahasan yaitu dari sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah K 30 menit
4 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap pokok bahasan yang telah diterangkan ketika ada suatu permasalahan yang belum jelas
K 10 menit
5 Setelah guru selesai memberi penjelasan dan peserta didik tidak ada pertanyaan sebagai akhir pelajaran diadakan tes secara tertulis untuk mengetahui seberapa jauh daya tangkap peserta didik dalam menerima materi yang telah diajarkan
I 20 menit
Penutup 6 Menyimpulkan tentang ketentuan-ketentuan sujud K 7 menit
Keterangan : I = individual; K = klasikal;
Demak, 02 November 2009
Guru Kolaborator Observer
Masrur, S. Ag M. Najib Aziz NIP. 195612071984051001 NIM. 3105308
V. Bahan ajar dan alat bantu Pembelajaran: - Buku paket PAI kelas VIII - Lembar Kerja Siswa (LKS)
VI. Penilaian 1. Tes akhir 2. Jenis tes : tes tertulis 3. Alat tes : terlampir
Lampiran 4
TES AKHIR PRA SIKLUS I. Berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
paling benar! 1. Hukum mensyukuri nikmat Allah SWT adalah … bagi setiap muslim.
a. sunah muakad b. fardhu kifayah c. sunah ghairu muakad d. wajib
2. Sujud dilakukan sebagai bukti …. a. rasa cinta dan kasih sayang b. rasa kagum terhadap keagungan Allah SWT c. rasa hormat dan tunduk kepada Allah SWT d. rasa takut sebenar-benarnya takut
3. Menurut Islam sujud hanya boleh dilakukan terhadap…. a. Allah SWT b. Allah SWT dan Rasul-Nya c. Hal-hal yang terpuji d. Kholik dan makhluk-Nya
4. Secara bahasa sujud tilawah berarti sujud karena…. a. ketaatan b. ayat c. bacaan d. perasaan
5. Sujud yang dilakukan seseorang memiliki beberapa unsur perasaan. Di bawah ini yang tidak termasuk unsur yang dimaksud adalah…. a. kepasrahan hati b. kesamaan hati c. ketundukan hati d. kepatuhan jiwa
6. Hukum melakukan sujud tilawah adalah…. a. sunah muakad b. fardhu kifayah c. sunah d. fardhu ain
7. Sujud yang dilakukan karena ragu dalam rakaat shalat disebut…. a. sujud tilawah b. sujud syukur c. sujud sahwi d. sujud karena lupa
8. Di bawah ini yang menyebabkan orang melakukan sujud sahwi adalah…. a. mendapatkan rizki b. tertimpa musibah
c. mendengar ayat sajadah d. lupa mengerjakan salah satu rukun shalat
9. Sujud syukur dan sujud tilawah sama dalam hal…. a. cara melakukannya b. manfaatnya c. hukumnya d. pelakunya
10. Sujud tilawah dapat dilakukan…. a. pada waktu shalat b. di luar shalat c. di dalam atau di luar shalat d. di dalam shalat
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang kamu ketahui tentang sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur? 2. Jelaskan ketentuan-ketentuan orang melakukan sujud sahwi! 3. Apa sebab-sebab dilakukannya sujud syukur? 4. Tulis ayat yang menyebabkan orang melakukan sujud tilawah! 5. Apa hikmah orang melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur?
Lampiran 5
Tahap Siklus 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP N 2 Bonang Demak Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil Standar Kompetensi :
1. Memahami sujud sahwi 2. Memahami sujud syukur 3. Memahami sujud tilawah
Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan pengertian sujud dan macam-macam
sujud 1.2. Menjelaskan ketentuan-ketentuan, menghafal
do’a, dan mempraktekan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
1.3. Menjelaskan tata cara melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah serta mempraktekannya.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian sujud 2. Menyebutkan macam-macam sujud 3. Menjelaskan pengertian sujud sahwi, sujud
syukur, sujud tilawah 4. Menjelaskan ketentuan-ketentuan, menghafal
do’a, dan mempraktekan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
5. Mempraktikan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Tujuan Pembelajaran : Dengan menjelaskan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah peserta didik dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Materi Ajar : Sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
III. Metode Pembelajaran : Everyone Is A Teacher Here
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran PengorganisasianPeserta Waktu
Kegiatan Awal 1. Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi
dengan cara bertanya pernahkah anak-anak melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah dalam kesehariannya?
K 5 menit
Kegiatan Inti 2. Guru memberi kesempatan membaca buku panduan K 10 menit 3 Guru menjelaskan satu persatu pokok bahasan yaitu
dari sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah K 20 menit
4 Guru membagikan sehelai kertas kepada peserta didik untuk menulis sebuah pertanyaan mengenai materi yang sudah dijelaskan tadi. Sebagai contoh: apa perbedaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah? kemudian dikumpulkan dan dibagi kembali secara acak.
I 10 menit
5 Setelah peserta didik mendapatkan kertas pertanyaan semua, guru meminta untuk di fahami dan di fikirkan jawabannya dan dilanjutkan beberapa peserta didik untuk tunjuk jari manakala pertanyaan yang dipegang penting untuk dibahas.
I 10 menit
6 Peserta didik membacakan soal tersebut dan diminta untuk membacakan jawabannya sekalian. peserta didik yang lain diminta untuk menanggapi apabila jawaban peserta didik yang lain tidak sama, guru memberikan kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk memberi jawaban lain untuk didiskusikan lebih lanjut. Guru memberikan appersepsi.
I 20 menit
Penutup 6 Menyimpulkan tentang ketentuan-ketentuan sujud K 5 menit
Keterangan : I = individual; K = klasikal;
V. Bahan ajar dan alat bantu Pembelajaran: - Buku paket PAI kelas VIII - Lembar Kerja Peserta didik (LKS)
Demak, 09 November 2009 Guru Kolaborator Observer
Masrur, S. Ag M. Najib Aziz NIP. 195612071984051001 NIM. 3105308
VI. Penilaian 5. Prosedur tes
Tes awal : ada Tes Proses : ada Tes akhir : ada
6. Jenis tes : tes tertulis 7. Alat tes : terlampir
Lampiran 6
TES AKHIR SIKLUS I I. Berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
paling benar! 1. Sujud yang dilakukan ketika seseorang membaca atau mendengar ayat sajadah
yaitu…. a. tilawah b. sajadah c. syukur d. sahwi
2. Sujud syukur dan sujud tilawah berbeda dalam hal…. a. jumlahnya b. sebab dan terjadi sebelumnya c. sifatnya d. dampaknya
3. Sujud syukur bisa dilakukan di…. a. masjid b. rumah sendiri c. tempat kejadian d. di mana saja asalkan tempatnya suci
4. Bacaan sujud syukur yang tepat adalah….
a. سبحان من ال ينم وال يسه b. سبحان ريب االعلى وحبمده c. سبحان ريب العظيم وحبمده d. سجدا وجهي للذي خلقه وسق مسعه وبصره حبوله وقوته
5. Cara sujud tilawah ialah…. a. membaca takbir lalu sujud b. membaca takbiratul ihram lalu sujud c. membaca takbir, ruku’, i’tidal dan sujud dua kali d. membaca takbir lalu sujud dua kali
6. Yang menyebabkan orang melakukan sujud tilawah adalah…. a. mendapatkan rizki b. tertimpa musibah c. mendengar ayat sajadah d. lupa mengerjakan salah satu rukun shalat
7. Bacaan sujud tilawah yang tepat adalah….
a. سبحان من ال ينم وال يسه
b. سبحان ريب االعلى وحبمده c. سبحان ريب العظيم وحبمده d. سجدا وجهي للذي خلقه وسق مسعه وبصره حبوله وقوته
8. Ketika seseorang lupa mengerjakan salah satu rukun dalam shalat, maka orang tersebut melakukan sujud…. a. tilawah b. sajadah c. syukur d. sahwi
9. Cara melakukan sujud sahwi yang benar yaitu…. a. sujud dua kali sebelum salam b. membaca takbiratul ihram lalu sujud c. membaca takbir, ruku’, i’tidal dan sujud dua kali d. membaca takbir lalu sujud dua kali
10. Bacaan sujud sahwi yang tepat adalah….
a. سبحان من ال ينم وال يسه b. سبحان ريب االعلى وحبمده c. سبحان ريب العظيم وحبمده d. سجدا وجهي للذي خلقه وسق مسعه وبصره حبوله وقوته
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur? 2. Bagaimana cara melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur! 3. Apa sebab-sebab dilakukannya sujud tilawah? 4. Apa yang menyebabkan orang melakukan sujud syukur! 5. Apa hikmah orang melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur?
Lampiran 7
Tahap Siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis PAIKEM Tipe Everyone Is A Teacher Here
Satuan Pendidikan : SMP N 2 Bonang Demak Mata Pelajaran : Pendidikan agama Islam (PAI) Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil Standar Kompetensi :
1. Membiasakan sujud sahwi 2. Membiasakan sujud syukur 3. Membiasakan sujud tilawah
Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan pengertian sujud dan macam-macam
sujud 2. Menjelaskan ketentuan-ketentuan, menghafal do’a,
dan mempraktekan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
3. Menjelaskan tata cara melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah serta mempraktekannya.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian sujud 2. Menyebutkan macam-macam sujud 3. Menjelaskan pengertian sujud sahwi, sujud syukur,
sujud tilawah 4. Menjelaskan ketentuan-ketentuan, menghafal do’a,
dan mempraktekan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
5. Mempraktikan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Tujuan :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan hukum sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
2. Siswa dapat menjelaskan tata cara sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
3. Siswa dapat mempraktekkan dan melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
Media/ alat/ bahan/ sumber: 1. Buku panduan PAI kelas VIII 2. Lembar Kerja Kelompok
Metode active learning : Diskusi kelompok, demonstrasi, dalam komponen PAIKEM adalah everyone is a teacher here
Skenario pembelajaran : 1. Materi yang dipilih adalah sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 2. Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok 3. Pembagian kelompok berdasarkan nomor urut absensi. Masing-masing terdiri
dari 8 orang Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Kelompok E
1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8 Mendiskusikan
pengertian sujud sahwi
dan tata caranya
Mendiskusikan pengertian
sujud syukur dan tata caranya
Mendiskusikan pengertian
sujud tilawah dan tata caranya
Mendiskusikan tentang hikmah
melakukan sujud sahwi, sujud syukur
dan sujud tilawah
Mendiskusikan tentang
perbedaan sujud sahwi, sujud syukur
dan sujud tilawah
4. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran maupun Lembar Kerja Siswa (LKS)
5. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi. 6. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi
kecil kelompoknya di depan kelas. 7. Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas untuk
penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada masalah yang belum terpecahkan.
8. Guru melempar beberapa pertanyaan untuk penjajagan pemahaman materi. 9. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusinya, guru memberikan
kesimpulan, penekanan dan tindak lanjut. 10. Praktik sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah di musholla Al-Iman
yang berada di SMP Negeri 2 Bonang. 11. Refleksi 12. Penilaian dengan memberikan soal tes yang telah disiapkan pada akhir
pelajaran.
Catatan Aspek-aspek PAIKEM: 1. Aspek Constructivism. Pada pembelajaran ini peserta didik secara aktif
membaca, mengamati dan mempraktekkan materi pembelajaran secara mandiri. Sehingga ada proses mengonstruk sendiri terhadap ilmu yang dipelajari.
2. Aspek inquiri-discovery learning. Pada pembelajaran ini siswa melakukan diskusi, bertanya penggalian data selanjutnya siswa melakukan hipotesis dan penyimpulan.
3. Learning Community. Antar siswa dalam setiap kelompok terlibat diskusi dan berbagi pendapat untuk merumuskan kesimpulan diskusi yang akan dipresentasikan dalam diskusi.
4. Apek Questioning. Ada proses saling bertanya, antara guru kepada siswa, siswa kepada guru dan siswa dengan siswa tentang apa yang dipahami, diketahui terkait salat jenazah.
5. Aspek Modeling. Siswa menjadi model yang diamati untuk ditiru dengan tutor guru mata pelajaran.
6. Aspek Reflectioning. Ada proses saling menanggapi dan memberi kesan serta evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah diikuti.
7. Aspek Authentic Assessment. Ada penilaian otentik guru terhadap proses pembelajaran siswa meliputi: partisipasi dalam kerja kelompok, penyajian/ presentasi hasil diskusi kelompok dan adanya apresiasi kepada kinerja kelompok.
Demak, 16 November 2009
Guru Kolaborator Observer
Masrur, S. Ag M. Najib Aziz NIP. 195612071984051001 NIM. 3105308
Lampiran 8
TES AKHIR SIKLUS II I. Berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
paling benar! 1. Sujud yang dilakukan ketika seseorang membaca atau mendengar ayat sajadah
yaitu…. a. tilawah b. sajadah c. syukur d. sahwi
2. Secara bahasa sujud tilawah berarti sujud karena…. a. ketaatan b. ayat c. bacaan d. perasaan
3. Hukum melakukan sujud tilawah adalah…. a. sunah muakad b. fardhu kifayah c. sunah d. fardhu ain
4. Cara sujud tilawah ialah…. a. membaca takbir lalu sujud b. membaca takbiratul ihram lalu sujud c. membaca takbir, ruku’, i’tidal dan sujud dua kali d. membaca takbir lalu sujud dua kali
5. Bacaan sujud tilawah yang tepat adalah….
a. سبحان من ال ينم وال يسه b. سبحان ريب االعلى وحبمده c. سبحان ريب العظيم وحبمده d. سجدا وجهي للذي خلقه وسق مسعه وبصره حبوله وقوته
6. Ketika seseorang lupa mengerjakan salah satu rukun dalam shalat, maka orang tersebut melakukan sujud…. a. tilawah b. sajadah c. syukur d. sahwi
7. Sujud yang dilakukan karena ragu dalam rakaat shalat disebut…. a. sujud tilawah b. sujud syukur c. sujud sahwi d. sujud karena lupa
8. Di bawah ini yang menyebabkan orang melakukan sujud sahwi adalah…. a. mendapatkan rizki b. tertimpa musibah c. mendengar ayat sajadah d. lupa mengerjakan salah satu rukun shalat
9. Bacaan sujud sahwi yang tepat adalah….
a. سبحان من ال ينم وال يسه b. سبحان ريب االعلى وحبمده c. سبحان ريب العظيم وحبمده d. سجدا وجهي للذي خلقه وسق مسعه وبصره حبوله وقوته
10. Cara melakukan sujud sahwi yang benar yaitu…. a. sujud dua kali sebelum salam b. membaca takbiratul ihram lalu sujud c. membaca takbir, ruku’, i’tidal dan sujud dua kali d. membaca takbir lalu sujud dua kali
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur? 2. Bagaimana cara melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur! 3. Apa sebab-sebab dilakukannya sujud tilawah? 4. Apa yang menyebabkan orang melakukan sujud syukur! 5. Apa hikmah orang melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur?
Lampiran 9
Komponen Refleksi Siklus 2 Sujud Sahwi
Nama : Kelas :
1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran sujud sahwi? 2. Hal-hal baru apa yang kalian dapatkan melalui kegiatan pembelajaran sujud
sahwi ini? 3. Buatlah komentar tentang pembelajaran sujud sahwi?
Praktik sujud sahwi! Dalam melaksanakan praktik sujud sahwi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
1. Pahami dengan baik tatacara sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah yang dipraktikan temamnu dimasing-masing kelompok!
2. Pelaksanaan praktik sujud di mushalla Al-Iman yang berada di SMP N 2 Bonang Demak!
3. Jika kamu melakukan sujud, pahami ketentuan-ketentuan tata cara melakukannya!
Sujud Syukur
Nama : Kelas :
4. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran sujud syukur? 5. Hal-hal baru apa yang kalian dapatkan melalui kegiatan pembelajaran sujud
syukur ini? 6. Buatlah komentar tentang pembelajaran sujud syukur?
Praktik sujud syukur! Dalam melaksanakan praktik sujud syukur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
1. Kelompok yang sudah ditentukan yang terdiri 8 orang menghafal bacaan-bacaan sujud syukur dengan cara apabila salah satu menghafal, yang lain menyimak dan membetulkan yang salah, begitu seterusnya!
2. Setelah hafal kemudian masing-masing kelompok mempraktikan atau mendemonstrasikan sujud syukur. Kelompok lain memperhatikan.
Sujud Tilawah
Nama : Kelas :
7. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran sujud tilawah? 8. Hal-hal baru apa yang kalian dapatkan melalui kegiatan pembelajaran sujud
tilawah ini? 9. Buatlah komentar tentang pembelajaran sujud tilawah? 10. Dapatkah ketrampilan yang kamu pelajari selama pembelajaran diterapkan
dirumah? Praktik sujud syukur! Dalam melaksanakan praktik sujud syukur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
1. Kelompok yang sudah ditentukan yang terdiri 8 orang menghafal bacaan-bacaan sujud tilawah dengan cara apabila salah satu menghafal, yang lain menyimak dan membetulkan yang salah, begitu seterusnya!
2. Setelah hafal kemudian masing-masing kelompok mempraktikan atau
mendemonstrasikan sujud tilawah. Kelompok lain memperhatikan.
Lampiran 10
RENCANA PEMBERIAN ALTERNATIF TINDAKAN SIKLUS I
1. Pelaksanaan : Siklus 1 2. Hari/ Tanggal : Desember 2009 3. Tempat : SMP N 2 Bonang Demak 4. Proses : Diskusi, tanya jawab
No. Permasalahan pada tahap Pra Siklus
Alternatif Tindakan
1. 2. 3. 4.
Pelaksanaan pembelajaran masih pada komunikasi satu arah Model pembelajaran yang masih belum mengedepankan adanya praktek Pembelajaran yang ada di kelas berkaitan dengan sumber pembelajaran masih bergantung pada Lember Kerja Siswa (LKS) Metode yang diterapkan masih mengedepankan metode ceramah.
Setelah peneliti dan guru mitra sebagai kolaborator berdiskusi berkaitan pembelajaran di kelas sebelum diterapkannya strategi pembelajaran berbasis PAIKEM menghasilkan beberapa tindakan yang akan diterapkan pada siklus 1 yaitu: Sesuai dengan topik yang sedang
digarap oleh peneliti yaitu menerapkan sttrategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here.
Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tahap pra siklus.
Melaksanakan komponen pembelajaran yang ada pada strategi pembelajaran berbasis PAIKEM diantaranya inquiri, pemodelan dan tanya jawab.
Kolaborator Peneliti
Masrur, S. Ag Muhammad Najib Aziz 195612071984051001 NIM. 3105308
Lampiran 11
RENCANA PEMBERIAN ALTERNATIF TINDAKAN SIKLUS 2
1. Pelaksanaan : Siklus 2 2. Hari/ Tanggal : Desember 2009 3. Tempat : SMP N 2 Bonang Demak 4. Proses : Diskusi, tanya jawab
No. Permasalahan pada tahap Siklus 1
Alternatif Tindakan
1. 2. 3. 4.
Peserta didik dalam proses pembelajaran suasana aktif belum muncul secara maksimal. Aktif bertanya, menjawab pertanyaan rata-rata hasil tes akhir belum memenuhi standar yang ditetapkan. Pelaksanaan Rencana Pembelajaran pada siklus sebelumnya belum maksimal Terjadinya miss komunikasi antar kelompok dengan guru yaitu guru dalam memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat terjadi diskusi kelompok masih belum maksimal Peserta didik yang trouble meker masih sulit untuk dikendalikan terutama dalam pembelajaran kelompok.
Setelah peneliti dan guru mitra sebagai kolaborator berdiskusi berkaitan pembelajaran di kelas sebelum diterapkannya strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here mengasilkan beberapa tindakan. Tindakan tersebut sebagai acuan untuk pelaksanaan siklus 2. Tindakan yang akan diterapkan pada siklus 2 yaitu: Memberikan motivasi untuk
semangat belajar kepada peserta didik dengan menyampaikan materi yang seyogyanya guru mengetahui terlebih dahulu apa saja yang disukai oleh peserta didik.
Pada saat pembelajaran kontak pandang guru terhadap peserta didik tidak hanya tertuju pada seorang saja, lebih-lebih pada pembelajaran di kelas.
Adanya praktek langsung berkaitan dengan topik materi pelajaran yang sedang dibahas
Kolaborator Peneliti
Masrur, S. Ag Muhammad Najib Aziz 195612071984051001 NIM. 3105308
Lampiran 12
Tugas Kelompok 1. Kelompok I
Tugas: Mendiskusikan Pengertian sujud sahwi dan tata caranya!
a. Abdul Gofur b. Ahmad Widodo c. Ahmad Yanto Mulyanto d. Aldi Prasitio e. Ali Murtadho f. Ati Sulastri g. Ayu Diah Nur’afiani h. Azmiatus Tamirotul F
2. Kelompok II
Tugas: Mendiskusikan sujud syukur dan tata caranya!
a. Dede Soleman b. Deni Agus utama c. Dede Arif Ma’sum d. Erwin Fauzi e. Fajriyah f. Fikri Ghozali g. Findi Sri Wahyuni h. Helmi Hardiansyah
3. Kelompok III
Tugas: Mendiskusikan sujud tilawah dan tata caranya!
a. Hermawan b. Eka Meliawati c. Imam Muzaki d. Intan Apriliani e. Irfan Mugi Wibowo f. Iqbal Candra M g. Khumaedi Firmansyah h. Laeli Istiqomah
4. Kelompok IV Tugas: Mendiskusikan tentang hikmah melakukan sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah! a. Lela Conita b. M. Ardian Nurbani c. M. Khoirun Nursya’bani d. M. Fahmi e. M. Agung Kurniawan f. M. Wisnu Wijaya g. Nadia Lutfia Putri h. Nengsih Nurhayati
5. Kelompok V
Tugas: Mendiskusikan tentang perbedaan sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah!
a. Novalia Amarta b. Nasikhatul Aulia c. Noven Diana Loves d. Nur Fauzan e. Riski Fadilatunnisa f. Umi Hani g. Verly Nuramalia h. Yeni