Download pdf - Tugas Rasionalitas obat

Transcript
  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Obat adalah salah satu factor penting dalam pelayanan kesehatan. Akan

    tetapi, World Health OrganizationWHO! memperkirakan terdapat sekitar "#$

    dari seluruh penggunaan obat yang tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, dan

    pen%ualannya. &ekitar "#$ lainnya tidak digunakan secara tepat oleh pasien

    World Health Organization, '##'!. (enggunaan obat yang tidaktepat akan

    menimbulkan banyak masalah. )asalah*masalah tersebut diantaranya meliputi

    segi efekti+itas, efek samping, interaksi, ekonomi dan penyalahgunaan

    obat(harmaceutical are -etork /urope, '##0!. Oleh karena itu, dalam

    penggunaan obat diperlukan pertimbangan yang tepat agar penggunaannya efektif

    dan efisien. (ada tahun 12", konferensi WHO di 3enya melahirkan gagasan

    mengenai penggunaan obat yang rasional Hogerzeil, et al., 10!. (enggunaan

    obat dikatakan rasional bila pasien mendapatkan obat yang sesuai dengan

    kebutuhan klinis, sesuai dosis dan durasi pemberian, serta biaya yang dikeluarkan

    untuk obat tersebut terbilang rendah bagi pasien dan komunitasnya. (enggunaan

    obat rasional bertu%uan untuk menghindari masalah yang dapat timbul terkait obat

    4rug 5elated (roblem! World Health Organization, 12"!. (enilaian rasionalitas

    penggunaan obat ditin%au dari tiga indikator utama yaitu peresepan, pelayanan

    pasien, dan fasilitas World Health Organization, 10!. 5esep dapat

    menggambarkan masalah 6masalah obat seperti polifarmasi, penggunaan obat

    yang tidak tepat biaya, penggunaan antibiotik dan sediaan in%eksi yang berlebihan,

    serta penggunaan obat yang tidak tepat indikasi World Health Organization,

    10!. 3etidaktepatan peresepan dapat mengakibatkan masalah seperti tidak

    tercapainya tu%uan terapi, meningkatnya ke%adian efek samping obat,

    meningkatnya resistensi antibiotik, penyebaran infeksi melalui in%eksi yang tidak

    steril, dan pemborosan sumber daya kesehatan yang langka World Health

    Organization, '##!.

    1

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    2/24

    )asalah yang memprihatinkan adalah banyak hasil penelitian yang

    menun%ukan ketidaktepatan peresepan ter%adi di banyak negara terutama negara*

    negara berkembang seperti di 7ndonesia Hogerzeil, et al., 10!. (ada tahun

    10, peresepan di 7ndonesia masih dikategorikan tidak rasional. Hal tersebut

    dilihat dari banyaknya polifarmasi 0," obat per pasien!, penggunaan antibiotik

    yangberlebihan 80$!, serta in%eksi yang tidak tepat dan berlebihan 1#*2#$!

    Hogerzeil, et al., 10!. Akibatnya, banyak ter%adi masalah terkait penggunaan

    obat di 7ndonesia yang merugikan secara klinis maupun ekonomi. (emerintah

    telah melakukan banyak inter+ensi untuk merasionalkan penggunaan obat pada

    segala tingkat pelayanan kesehatan di 7ndonesia termasuk puskesmas sebagai

    fasilitas primer pelayanan kesehatan di 7ndonesia Arustiyono, 1!. 9saha*

    usaha tersebut diantaranya meliputi penyusunan 4aftar Obat /sensial -asional

    4O/-! dan pedoman pengobatan dasar di puskesmas yang harus di%adikan

    standar peresepan pada puskesmas Arustiyono, 1 dan Handayani, &upardi,

    5aharni, : &usyanty, '#1#!.

    2

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    3/24

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    '.1 (enggunaan Obat 5asional

    Obat memiliki dua sisi yang bertolak belakang. (emberian obat yang

    benar dapat memberikan manfaat menyembuhkan. Akan tetapi, penggunaan obat

    yang tidak benar dapat merugikan. 3esalahan dalam penggunaan obat dapat

    berakibat pada bertambahnya biaya pengobatan, tidak tercapainya tu%uan

    pengobatan hingga membahayakan kehidupan pasien World Health Organization,

    '##'!. Berikut adalah beberapa contoh dampak dari kesalahan dalam penggunaan

    obat ;

    a. 4ampak kesehatan

    3esalahan penggunaan obat dapat menyebabkan timbulnya efek samping

    hingga memperparah penyakit yang diderita pasien. (enelitian &uh et al '###!

    memperoleh data baha pasien lebih lama diraat di rumah sakit tanpa adanya

    perhatian untuk mencegah timbulnya efek samping obat. &elain itu, pasien

    %ugamenghabiskan lebih banyak biaya untuk mengatasi efek samping yang timbul

    &uh, et al., '###!.

    b. 4ampak ekonomi

    Biaya yang dihabiskan untuk pengobatan infeksi diperkirakan sebesar 8 * "

    %uta dolar Amerika

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    4/24

    gagasan mengenai penggunaan obat yang rasional Hogerzeil, et al ., 10!.

    (enggunaan obat dikat akan rasional bila pasien diberikan obat sesuai dengan

    kebutuhan klinisnya. Obat yang diberikan kepada pasien harus sesuai dari segi

    pemilihan, indikasi, cara pemberian, dosis, lama pemberian, informasi yang

    diberikan kepada pasien, e+aluasi serta biayanya World Health Organization,

    12"!. u%uan dari penggunaan obat yang rasional adalah meminimalisasi masalah

    yang timbul akibat penggunaan obat yang tidak tepat World Health Organization,

    10!.

    abel '.1. 7ndikator utama penilaian rasionalitas penggunaan obat

    World Health Organization, 10

    Banyak faktor yang mempengaruhi kerasionalan penggunaan obat. Akan

    tetapi, WHO menyimpulkan tiga faktor utama adalah pola peresepan, pelayanan

    yang diberikan bagi pasien, dan tersedianya fasilitas untuk merasionalkan

    penggunaan obat World Health Organization, 10!. aktor peresepan

    berpengaruh langsung pada ketepatan pemberian obat yang akan dikonsumsi oleh

    pasien. aktor pelayanan pasien berpengaruh pada ketepatan diagnosis dan terapi

    untuk pasien, serta informasi yang seharusnya diterima oleh pasien agar pasien

    4

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    5/24

    mengerti akan tu%uan terapinya dan paham tentang penggunaan obatnya. aktor

    fasilitas yaitu ketersediaan obat esensial dan daftarnya men%adi penun%ang bagi

    tenaga kesehatan untuk dapat men%alankan penggunaan obat yang rasional World

    Health Organization, 10!. 3etiga faktor tersebut berperan penting pada

    tercapainya kerasionalan penggunaan obat.

    '.1.1. (enggunaan Obat 5asional di 7ndonesia

    (ada tahun 10, peresepan di 7ndonesia masih dikategorikan tidak

    rasional. )asalah yang ter%adi adalah tingginya tingkat polifarmasi 0," obat per

    pasien!, penggunaan antibiotik yang berlebihan 80$!, serta in%eksi yang tidak

    tepat dan berlebihan 1#*2#$! Hogerzeil, et al., 10!. (ada tahun 1C, hasil

    penelitian lain di 80 puskesmas di 2 kabupaten

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    6/24

    memiliki target kerasionalan penggunaan obat berdasarkan parameter peresepan

    WHO. Berikut adalah target kemenkes terkait parameter indikator peresepan

    )utiarani, '#11! ;

    a. 5ata*rata %umlah obat tiap pasien ; ',@.

    b. (ersentase obat yang diresepkan menggunakan nama generik ; 1##$.

    c. (ersentase peresepan antibiotik pada 7&(A non pneumonia ; '#$.

    d. (ersentase peresepan antibiotik pada diare non spesifik ; 2$.

    e. (ersentase in%eksi pada myalgia ; 1$.

    f. (ersentase obat yang diresepkan dari 4O/- ; 1##$.

    3emenkes melakukan pengaasan untuk penilaian terhadap penggunaan

    obat di puskesmas menggunakan standar target tersebut. -ilai*nilai tersebut tidak

    ditetapkan sebagai standar penggunaan obat rasional dikarenakan kemenkes

    menyadari baha tidak seluruh puskesmas memiliki kondisi pelayanan kesehatan

    yang memadai )utiarani, '#11!.

    2.2 Indikator Peresepan

    (enentuan parameter yang akan digunakan dalam penilaian rasionalitas

    penggunaan obat merupakan hal penting. (ada tahun 10, WHO mengeluarkan

    panduan indikator utama untuk penilaian kerasionalan penggunaan obat. 7ndikator

    tersebut digunakan sebagai lini pertama dalam penilaian penggunaan obat.

    7ndikator tersebut terutama digunakan di negara 6 negara berkembang. 7ndikator

    peresepan digunakan untuk melihat pola penggunaan obat dan dapat

    menggambarkan secara langsung tentang penggunaan obat yang tidak sesuai

    World Health Organization, 10!.

    '.'.1 5esep

    5esep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hean

    kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai

    peraturan perundangan yang berlaku 4epartemen 3esehatan 57, '##@!. 5esep

    dapat menggambarkan masalah*masalah penggunaan obat seperti polifarmasi,

    penggunaan obat yang tidak tepat biaya, penggunaan antibiotik dan sediaan

    6

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    7/24

    in%eksi yang berlebihan, dan penggunaan obat yang tidak tepat indikasi World

    Health Organization, 10!. 3etidaktepatan peresepan dapat mengakibatkan

    masalah berupa tidak tercapainya tu%uan terapi, meningkatnya ke%adian efek

    samping obat, meningkatnya resistensi antibiotik, penyebaran infeksi melalui

    in%eksi yang tidak steril dan pemborosan sumber daya kesehatan yang langka

    World Health Organization, '##!.

    '.'.' (arameter dari 7ndikator (eresepan

    (ada indikator peresepan, terdapat lima parameter yang harus dinilai.

    (arameter tersebut dibuat berdasarkan masalah penggunaan obat yang umum

    ter%adi yaitu polifarmasi, pemilihan obat yang mahal, penggunaan antibiotik dan

    in%eksi yang berlebihan serta pemilihan obat yang tidak sesuai dengan standar

    terapi yang ada World Health Organization, 10!. )asalah 6 masalah tersebut

    dapat ditin%au dari peresepan yang dilakukan oleh dokter maupun tenaga

    kesehatan lain di fasilitas pelayanan kesehatan.

    '.'.'.1 5ata*rata %umlah obat yang diresepkan untuk tiap pasien

    a. u%uan ; mengukur tingkat polifarmasi.

    b. (rasyarat ; obat kombinasi yang digunakan dalam standar terapi dihitung

    sebagai satu obat.

    c. (erhitungan ; rata*rata, dihitung dengan membagi total %umlah obat yang

    diresepkan dibagi dengan total %umlah pasien World Health Organization, 10!.

    aktor*faktor yang dapat men%adi penyebab ter%adinya polifarmasi adalah

    dokter berfokus memberikan terapi untuk ge%ala yang timbul bukan diagnosis

    penyakit, tekanan dari pasien yang menginginkan ge%ala penyakit cepat hilang,

    pengetahuan dan kebiasaan dokter, tidak tersedianya standar terapi dan informasi

    komersial yang berlebihan dari pabrik obat Bhartiy, &hinde, -andhesar, :

    iari, '##2 dan &oumerai, )claughlin, : A+orn, '##"!. WHO menyarankan

    rata*rata %umlah obat yang diresepkan untuk tiap pasien adalah 1,@ 6 1,2 Bhartiy,

    &hinde, -andhesar, : iari, '##2!. Akibat dari tingginya tingkat polifarmasi

    meliputi reduksi kualitas terapi obat, pemborosan, peningkatan biaya terapi,

    7

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    8/24

    peningkatan interaksi obat maupun efek samping obat dan efek psikososial yang

    mengakibatkan pasien bergantung pada obat Bhartiy, &hinde, -andhesar, :

    iari, '##2!.

    '.'.'.' (ersentase peresepan obat generik

    a. u%uan ; mengukur kecenderungan untuk meresepkan obat dengan nama

    generik.

    b. (rasyarat ; peneliti harus dapat mengobser+asi nama generik obat yang ada di

    dalam resep.

    c. (erhitungan ; persentase, total %umlah obat generik dibagi dengan total %umlah

    obat yang diresepkan lalu dikali seratus persen World Health Organization,

    10!.

    Obat generik adalah obat dengan nama resmi 7nternational -on (ropietary

    -ames 7--! yang ditetapkan dalam armakope 7ndonesia atau buku standar

    lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (eraturan )enteri 3esehatan

    5epubllik 7ndonesia -o. H3.#'.#'

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    9/24

    '.'.'.0 (ersentase peresepan antibiotik

    a. u%uan ; mengukur tingkat penggunaan antibiotik yang umumnya digunakan

    secara berlebihan dan banyak menghabiskan biaya.

    b. (rasyarat ; peneliti harus memiliki daftar obat yang dihitung sebagai antibiotik.

    c. (erhitungan ; persentase, %umlah pasien yang diresepkan antibiotik dibagi

    dengan total %umlah pasien lalu dikali seratus persen World Health Organization,

    10!.

    (ada tahun '##C, tingkat resistensi antibiotik meningkat di dunia akibat

    penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat World Health

    Organization, '##C!. (enggunaan antibiotik berlebihan terutama ter%adi pada

    pasien yang menderita diare dan 7&(A diantaranya hanya sekitar 8#$ pasien yang

    menerima terapi sesuai dengan standar World Health Organization, '##C!. Hal

    tersebut menyebabkan kerugian secara ekonomi yang tidak sedikit World Health

    Organization, '##C!. )asalah yang sering ter%adi dalam penggunaan antibiotik

    yang tidak tepat adalah World Health Organization, '##8!;

    a. (enggunaan untuk infeksi gastrointestinal dan saluran nafas yang disebabkan

    oleh +irus atau penyebab lain yang tidak membutuhkan antibiotik.

    b. (emilihan antibiotik yang memiliki spektrum luas padahal hanya dibutuhkan

    antibiotik yang berspektrum sempit.

    c. (emberian dosis yang tidak cukup akibat salah dosis, kurangnya durasi

    pemberian, atau pasien yang tidak sanggup membeli obat.

    d. 3ecenderungan untuk memilih antibiotik generasi terbaru tanpa bukti klinis

    yang cukup untuk keefektifannya.

    (enggunaan antibiotik yang berlebihan dapat dipengaruhi dari faktor

    kebiasaan dokter meresepkan antibiotik, permintaan pasien dan ketidakpastian

    diagnosis. Oleh sebab itu, diperlukan e+aluasi, standar terapi untuk penggunaan

    antibiotik, dan peningkatan sarana untuk penegakan diagnosis infeksi pada

    fasilitas pelayanan kesehatan World Health Organization, '##8!.

    '.'.'.8 (ersentase peresepan in%eksi

    9

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    10/24

    a. u%uan ; mengukur tingkat penggunaan in%eksi yang umumnya digunakan

    secara berlebihan dan banyak menghabiskan biaya.

    b. (rasyarat ; peneliti harus memiliki daftar imunisasi yang tidak dihitung sebagai

    obat in%eksi.

    c. (erhitungan ; persentase, %umlah pasien yang diresepkan in%eksi dibagi dengan

    total %umlah pasien lalu dikali seratus persen World Health Organization, 10!.

    (enggunaan in%eksi yang berlebihan dan tidak aman merupakan masalah

    yang ter%adi di seluruh dunia Hutin, Hauri, : Armstrong, '##0!. (ada tahun

    '###, penggunaan in%eksi di negara berkembang masih tergolong tinggi dengan

    rata 6 rata sebanyak 0,8

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    11/24

    dokter atau peraat tidak ragu memberikan in%eksi pada pasiennya.

    d. 3eyakinan pasien baha in%eksi lebih cepat mengobati dibandingkan sediaan

    oral. &elain itu, pasien tidak perlu mengingat 6 ingat %adal minum obat sehingga

    mereka merasa lebih praktis.

    '.'.'." (ersentase obat yang diresepkan dari 4O/-

    a. u%uan ; mengukur dera%at praktek peresepan yang mengacu pada pola terapi

    standar nasional sesuai dengan tipe fasilitas pelayanan.

    b. (rasyarat ; peneliti harus memiliki daftar obat esensial standar terapi nasional.

    (ada penentuannya diperlukan prosedur apakah nama paten obat dikategorikan

    sama dengan obat generik yang berada pada standar terapi nasional.

    c. (erhitungan ; persentase, %umlah obat yang diresepkan sesuai 4O/- dibagi

    dengan total %umlah obat yang diresepkan lalu dikali seratus World Health

    Organization, 10!.

    Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan

    kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang

    diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan

    tingkatnya. Obat esensial adalah obat paling mendasar yang dibutuhkan oleh

    pelayanan kesehatan 4epartemen 3esehatan 57, '##2!. 3onsep obat esensial di

    7ndonesia mulai diperkenalkan pertama kali pada tahun 12#. &elan%utnya,

    pemerintah membuat 4O/- yang dire+isi secara berkala setiap 0*8 tahun. 4O/-

    merupakan standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan. (enerapan

    4O/- dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan

    penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan

    hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu langkah untuk memperluas,

    memeratakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

    9ntuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional, penggunaan obat esensial

    pada unit pelayanan kesehatan selain harus disesuaikan dengan pedoman

    pengobatan yang telah ditetapkan, %uga sangat berkaitan dengan pengelolaan obat

    11

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    12/24

    4epartemen 3esehatan 57, '##2!. (ada tahun '##@, peresepan obat esensial di

    puskesmas berkisar antara ',20 6 1## $ dengan rata*rata C,'' $. erdapat

    beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya pemanfaatan obat esensial yaitu

    Handayani, &upardi, 5aharni, : &usyanty, '#1#! ;

    a. (eresepan obat esensial yang kurang.

    b. 3etersediaannya yang tidak lengkap.

    c. 3omitmen pemerintah daerah yang kurang berpihak pada pelayanan.

    d. (romosi obat non esensial yang berlebihan.

    (eresepan obat esensial tidak hanya memerlukan komitmen dokter sebagai penulis

    resep tetapi %uga pemerintah daerah sebagai pihak pengelola pengadaan obat

    maupun pelayanan obat di puskesmas Handayani, &upardi, 5aharni, : &usyanty,

    '#1#!.

    2.3 PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN EDIS HABIS PAKAI

    (engelolaan Obat dan Bahan )edis Habis (akai merupakan salah satu

    kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan,penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan

    pelaporan serta pemantauan dan e+aluasi. u%uannya adalah untuk men%amin

    kelangsungan ketersediaan dan keter%angkauan Obat dan Bahan )edis Habis

    (akai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    13/24

    u%uan perencanaan adalah untuk mendapatkan;

    a. perkiraan %enis dan %umlah Obat dan Bahan )edis Habis (akai yang mendekati

    kebutuhanD

    b. meningkatkan penggunaan Obat secara rasionalD dan

    c. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.

    (erencanaan kebutuhan Obat dan Bahan )edis Habis (akai di (uskesmas

    setiap periode dilaksanakan oleh 5uang armasi di (uskesmas. (roses seleksi

    Obat dan Bahan )edis Habis (akai dilakukan dengan mempertimbangkan pola

    penyakit, pola konsumsi Obat periode sebelumnya, data mutasi Obat, dan rencana

    pengembangan. (roses seleksi Obat dan Bahan )edis Habis (akai %uga harus

    mengacu pada 4aftar Obat /sensial -asional 4O/-! dan ormularium

    -asional. (roses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di

    (uskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan peraat, serta pengelola

    program yang berkaitan dengan pengobatan. (roses perencanaan kebutuhan Obat

    per tahun dilakukan secara ber%en%ang bottom-up!. (uskesmas diminta

    menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan (emakaian dan

    Lembar (ermintaan Obat L(L(O!.

    &elan%utnya 7nstalasi armasi 3abupaten

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    14/24

    (enerimaan Obat dan Bahan )edis Habis (akai adalah suatu kegiatan

    dalam menerima Obat dan Bahan )edis Habis (akai dari 7nstalasi armasi

    3abupaten

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    15/24

    ". (endistribusian Obat dan Bahan )edis Habis (akai

    (endistribusian Obat dan Bahan )edis Habis (akai merupakan kegiatan

    pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan )edis Habis (akai secara merata

    dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit4, dan lain*lain!

    dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock),

    pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi,

    sedangkan pendistribusian ke %aringan (uskesmas dilakukan dengan cara

    penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).

    @. (engendalian Obat dan Bahan )edis Habis (akai

    (engendalian Obat dan Bahan )edis Habis (akai adalah suatu kegiatan

    untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan

    program yang telah ditetapkan sehingga tidak ter%adi kelebihan dan

    kekurangan

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    16/24

    b! (engendalian penggunaanD dan

    c! (enanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluarsa.

    C. (encatatan, pelaporan dan pengarsipan

    (encatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan

    dalam rangka penatalaksanaan Obat dan Bahan )edis Habis (akai secara tertib,

    baik Obat dan Bahan )edis Habis (akai yang diterima, disimpan, didistribusikan

    dan digunakan di (uskesmas atau unit pelayanan lainnya.

    u%uan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah;

    a. Bukti baha pengelolaan Obat dan Bahan )edis Habis (akai telah dilakukanD

    b. &umber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalianD dan

    c. &umber data untuk pembuatan laporan.

    2. (emantauan dan e+aluasi pengelolaan Obat dan Bahan )edis Habis (akai

    (emantauan dan e+aluasi pengelolaan Obat dan Bahan )edis Habis (akai

    dilakukan secara periodik dengan tu%uan untuk;

    a. mengendalikan dan menghindari ter%adinya kesalahan dalam pengelolaan Obat

    dan Bahan )edis Habis (akai sehingga dapat men%aga kualitas maupun

    pemerataan pelayananD

    b. memperbaiki secara terus*menerus pengelolaan Obat dan Bahan )edis Habis

    (akaiD dan

    c. memberikan penilaian terhadap capaian kiner%a pengelolaan.

    '. (elayanan 7nformasi Obat (7O!

    )erupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk

    memberikan informasi secara akurat, %elas dan terkini kepada dokter, apoteker,

    peraat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

    u%uan;

    a. )enyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di

    lingkungan (uskesmas, pasien dan masyarakat.

    16

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    17/24

    b. )enyediakan informasi untuk membuat kebi%akan yang berhubungan dengan

    Obat contoh; kebi%akan permintaan Obat oleh %aringan dengan

    mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang memadai!.

    c. )enun%ang penggunaan Obat yang rasional.

    3egiatan;

    a. )emberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif dan

    pasif.

    b. )en%aab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,

    surat atau tatap muka.

    c. )embuat buletin, leaflet, label Obat, poster, ma%alah dinding dan lain*lain.

    d. )elakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien raat %alan dan raat inap, serta

    masyarakat.

    e. )elakukan pendidikan dan

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    18/24

    !ONTOH STANDA" P"OSEDU" OPE"ASIONAL

    PELA#ANAN IN$O"ASI OBAT

    18

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    19/24

    BAB III

    KESIPULAN

    (emberian obat yang benar dapat memberikan manfaat menyembuhkan.

    Akan tetapi, penggunaan obat yang tidak benar dapat merugikan. 3esalahan

    dalam penggunaan obat dapat berakibat pada bertambahnya biaya pengobatan,

    tidak tercapainya tu%uan pengobatan hingga membahayakan kehidupan pasien.

    WHO menyimpulkan tiga faktor utama yang mempengeruhi rasionalitas

    penggunaan obat, yaitu h pola peresepan, pelayanan yang diberikan bagi pasien,

    dan tersedianya fasilitas untuk merasionalkan penggunaan obat. aktor peresepan

    berpengaruh langsung pada ketepatan pemberian obat yang akan dikonsumsi oleh

    pasien. aktor pelayanan pasien berpengaruh pada ketepatan diagnosis dan terapi

    untuk pasien, serta informasi yang seharusnya diterima oleh pasien agar pasien

    mengerti akan tu%uan terapinya dan paham tentang penggunaan obatnya. aktor

    fasilitas yaitu ketersediaan obat esensial dan daftarnya men%adi penun%ang bagi

    tenaga kesehatan untuk dapat men%alankan penggunaan obat yang rasional World

    Health Organization, 10!. 3etiga faktor tersebut berperan penting pada

    tercapainya kerasionalan penggunaan obat.

    (enentuan parameter yang akan digunakan dalam penilaian rasionalitas

    penggunaan obat merupakan hal penting. WHO mengeluarkan panduan indikator

    utama untuk penilaian kerasionalan penggunaan obat. 7ndikator tersebut

    digunakan sebagai lini pertama dalam penilaian penggunaan obat. 7ndikator

    tersebut terutama digunakan di negara 6 negara berkembang. 7ndikator peresepan

    digunakan untuk melihat pola penggunaan obat dan dapat menggambarkan secara

    19

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    20/24

    langsung tentang penggunaan obat yang tidak sesuai. (ada indikator peresepan,

    terdapat lima parameter yang harus dinilai. (arameter tersebut dibuat berdasarkan

    masalah penggunaan obat yang umum ter%adi yaitu polifarmasi, pemilihan obat

    yang mahal, penggunaan antibiotik dan in%eksi yang berlebihan serta pemilihan

    obat yang tidak sesuai dengan standar terapi yang ada.

    DA$TA" PUSTAKA

    Arustiyono. 1!. (romoting 5ational 9se of 4rugs at he ommunity Health

    enters in 7ndonesia.

    http://dcc2.bumc.bu.edu/prdu/Other_Documents/A!"_#$DO$%"#A_&

    D!.htm

    Bashrahil, 3. '#1#!. 7ndicators of rational drug use and health ser+ices in

    'adramout emen. %astern *editeranian 'ealth +ournal , (2) ,,-

    1"".

    Bhartiy, &. &., &hinde, )., -andhesar, &., : iari, &. . '##2!. (attern of

    prescribing practices in the )adhya (radesh, 7ndia. 3athmandu 9ni+ersity

    *edical +ournal (,) -.

    Bond, A. 5aehl, L. ranke, . 1!. linical (harmacy &er+ices, (harmacist

    &taffing, and 4rug osts in 9nited &tates Hospitals. (harmacother, 11'!;10"86

    @'.

    20

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    21/24

    4epartemen 3esehatan 57. '##2!. 4aftar obat esensial nasional '##2. ?akarta;4epartemen 3esehatan 57.

    Departemen 0esehatan #. (211). &edoman &elaanan 0efarmasian di

    (uskesmas. ?akarta; 4epartemen 3esehatan 57.

    4iprahasto, 7. '##@!. (eningkatan mutu penggunaan obat di puskesmas melalui

    pelatihan ber%en%ang pada dokter dan peraat. ?urnal )ana%emen &elaanan

    0esehatan (2) 3-,1,.

    %rnst 4 . 5ri66le A +.(211,). Drug elated *orbidit and *ortalit : !pdating

    the 7ost-of-#llness *odel. + Am &harm Assoc. 3,:,28.

    >anisara, &. >. '##C!. armakologi dan erapi /disi ". ?akarta; akultas

    3edokteran 9ni+ersitas 7ndonesia.

    Handayani, 5. &., &upardi, &., 5aharni, : &usyanty, A. L. '#1#, ?anuari!.

    3etersediaan dan peresepan obat generik dan obat esensial di fasilitas pelayanan

    kefarmasian di 1# kabupaten

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    22/24

    Hoard, ? ?r., et al. 1C!. /ffecti+eness of antihistamines in the symptomatic

    management of the common cold. ?A)A. '8';'818*'81C.

    Hutin, F. ?., Hauri, A. )., : Armstrong, >. L. '##0!. 9se of in%ections in

    healthcare settings orlide, '###; literature re+ie and regional estimates.

    B)? , 0'C, 1*".

    7nstitute of )edicine of the -ational Academies. '##@!. )edication /rrors 7n%ure

    1." )illion (eople and ost Billions of 4ollars AnnuallyD 5eport Offers

    omprehensi+e &trategies for 5educing 4rug*5elated

    3eputusan )enteri 3esehatan 5epublik 7ndonesia -omor 1'2enerik )cgoan, ? / %r. '##!. /conomic 7mpact of Antimicrobial

    5esistance. http://.cdc.go;/ncidod/eid/;ol

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    23/24

    &oumerai, &. B., )claughlin, . ?., : A+orn, ?. '##"!. 7mpro+ing drug

    prescribing in primary care ; A critical analysis of the eGperimental literature. >he

    *ilbank ?uarterl =9 (3) ,-3=.

    "taa A. ;. @ 'ardon A. (,9). #nection practices in the de;eloping orld.

    esult and recommendations from field studies in !ganda and #ndonesia.

    Amsterdam; 9ni+ersity of Amsterdam.

    &uh, 4 . Woodall, B &. &hin, & 3. Hermes*4e &antis, / 5. '###!. linical and

    /conomic 7mpact of Ad+erse 4rug 5eactions in Hospitalized (atients.

    http://.theannals.com/cgi/content/abstract/93/,2/,9ene+a; World Health Organization.

    World Health Organization. '##!. )edicines 9se in (rimary are in

    De;eloping and >ransitional 7ountries : 4act Cook "ummari6ing esults from

    "tudies eported beteen ,1 and 211. 5ene;a: Borld 'ealth Organization.

    Borld 'ealth Organi6ation. (211

  • 7/25/2019 Tugas Rasionalitas obat

    24/24

    World Health Organization. '##', &eptember!. (romoting rational use ofmedicines : 7ore components. B'O &olic &erspecti;es on *edicines hal. 1*@.

    World Health Organization. '##'!. (romoting 5ational 9se of )edicines ; ore

    omponents. 4alam W. H. Organization, WHO (olicy (erspecti+es On

    )edicines. >ene+a; World Health Organization.

    World Health Organization. 12"!. he 5ational 9se of 4rugs. WHO Health

    Assembly 5esolution WHA0.'C. >ene+a; World Health Organization.


Recommended