Transcript
Page 1: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN

TAHFIZ AL-QUR’AN WAL HADITS

AL-MUNAWWAROH

BANGKO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh :

ARIANSAH

NIM : UT.150191

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف
Page 3: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف
Page 4: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف
Page 5: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

MOTTO

كلقد يسرنا ٱلقرءاف للذكر فػهل من مدكر “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran

(dihafalkan), maka adakah yang mengambil pelajaran ” (QS. Al-Qamar : 17).

Page 6: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas yang terjadi di Pondok

Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko, dari masa ke

masa Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko

mampu melahirkan banyaknya para penghafal-penghafal Al-Qur’an, baik dari

segikualitas maupun kuantitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa santri

tahfiz yang mampu bersaing di tingkatNasional dan Internasional.

Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana

pelaksanaan tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko dan bagaimana metode tahfiz Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko. Sedangkan

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan pendekatan fenomenologis yang

tergolong ke dalam penelitian lapangan (field research). Penelitian ini

menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu : wawancara (interview),

pengamatan (observasi) dan dokumentasi.

Hasilnya penulis menemukan empat metode tahfiz Al-Qur’an yang

digunakan di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko, tiga metode yang digunakan adalah metode yang ditawarkan oleh para

ahli dan satu metode yang digunakan adalah metode yang pernah dipelajari oleh

guru pembimbing tahfiz ketika menghafal pada suatu lembaga (Ponpes Al-Askar

Bogor), kemudian diterapkan di kalangan santri tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz

Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko. Metode tersebut yaitu : Metode

Wahdah, Metode Sima’i, Metode Kitabah, dan Metode Memahami Makna Ayat.

Page 7: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi sederhana ini kepada:

Ayahanda dan Ibunda Tercinta...

Dua orang yang sangat berjasa dalam hidup saya dan yang sangat saya cintai

yaitu Ayahanda M. Salek dan Ibunda Nor Hasanah yang telah mendidik dan

mengasuhku dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih sayang dan ketulusan

yang tak kenal lelah dan batas waktu, agar kelak diriku menjadi anak yang

berbakti kepada kedua orang tua dan berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa

seterusnya dapat meraih cita-cita.

Serta adikku yang sangat aku sayangi :

Sandra Nor Sapitri

Lasmiarti

Ilham Nor Kholidi

Hilma Ariani

Auli Ramadhani

Uswatun Ikmaliah

Dan juga kepada :

Dr. H. Hasbullah, MA (Dosen Pembimbing 1)

Sajida Putri, S.Ud., M.Hum (Dosen Pembimbing 2)

yang telah membimbingku sehingga dapat mencapai ke titik ini. Ku ucapkan

banyak terima kasih kepadanya. Semoga Allah membalas semua jasa kalian

dengan sebaik-baiknya balasan.

Page 8: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga Skripsi yang

berjudul “Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko” ini dapat diselesaikan

penyusunannya. Shalawat dan salam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan

dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dan sebagai persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

Selesainya penyusunan Skripsi ini ditulis dengan banyak mendapat

masukan, arahan, serta bimbingan dari berbagai pihak, terutama dari dosen

pembimbing dan rekan-rekan penulis. Untuk itu, Penulis merasa sangat bersyukur

kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Hasbullah dan Ibu Sajida Putri, S.Ud., M.Hum selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan

sumbangan pemikiran, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

3. Bapak Prof. Su’aidi Asyari, M.A.,Ph.D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd, dan

Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd, masing-masing sebagai Wakil Rektor I, II, dan

III UIN Sulthan Thaha Saifuddin jambi.

4. Bapak Dr. Abdul Ghaffar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Masiyan, M.Ag, Bapak H. Abdullah Firdaus, Lc.,M.A.,Ph.D,

dan Bapak Dr. Pirhat Abbas, M.Ag, masing-masing selaku Wakil Dekan I,

Page 9: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف
Page 10: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

t ط ` ا

ẓ ظ b ب

` ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ ḥ ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w ك z ز

h ق s س

؍ ء sy ش

y ل ṣ ص

ḍ ض

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

ī ال ā ا A ا

aw اك á ال U ا

ay ال ū اك I ا

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ini ada dua macam:

Page 11: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya

adalah/h/.

contoh:

Arab Indonesia

Salãh صلاة

Mir’ãh مراة

2. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,

maka transliterasinya adalah/t/.

Contoh:

Arab Indonesia

Wizãrat al-Tarbiyah كزارة التبية

الزمن مراة Mir’ãt al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah /tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

Fajannatan فجئة

Page 12: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

NOTA DINAS ................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................. iii

PENGESAHAN ................................................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 6

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7

E. Kerangka Teori.............................................................................. 9

F. Metodologi Penelitian ................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 14

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh bangko .................................................................... 16

1. Letak Geografis Pondok Pesantren ........................................... 16

2. Latar Belakang Berdiri .............................................................. 16

B. Sumber Dana Pondok Pesantren .................................................... 21

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren .................................................... 21

D. Kondisi Umum Pondok Pesantren ................................................. 22

1. Tata Tertib Pondok Pesantren..................................................... 22

2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren ....................................... 27

3. Jumlah dan Kegiatan Santri ........................................................ 29

BAB III PELAKSANAAN TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK

PESANTREN AL-MUNAWWAROH BANGKO

A. Tata LaksanaTahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko ............................... 31

1. Pra Tahfiz Al-Qur’an .............................................................. 31

Page 13: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

2. Inti Tahfiz Al-Qur’an ............................................................. 33

3. Evaluasi Tahfiz Al-Qur’an ..................................................... 34

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Tahfiz Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Al-Munawwaroh Bangko ............................................. 37

1. Faktor Pendukung ................................................................... 37

2. Faktor Penghambat.................................................................. 40

BAB IV METODE TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN

TAHFIZ AL-MUNAWWAROH BANGKO

A. Metode Tahfiz Al-Qur’an ............................................................. 43

B. Metode Tahfiz Al-Qur’an Santri ................................................... 54

1. Metode Menghafal Al-Qur’an ................................................ 54

2. Metode Memelihara Hafalan Al-Qur’an ................................ 58

C. Motivasi dan Tujuan ..................................................................... 60

D. Implikasi Santri Tahfiz Al-Qur’an ............................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 64

B. Saran-saran ................................................................................... 65

C. Kata Penutup ................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 14: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kitab agung dan suci yang dikirimkan Allah kepada

umat manusia untuk memenuhi segala kebutuhan, baik jasmani maupun

rohani.1 Bagi umat Islam, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi dasar

dan pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia. Dalam kehidupan sehari-

hari umat Islam umumnya telah melakukan praktik resepsi terhadap Al-

Qur’an, baik dalam bentuk membaca, memahami dan mengamalkan maupun

dalam bentuk sosio-kultural. Itu semua karena umat Islam mempunyai belief

(keyakinan) bahwa berinteraksi dengan Al-Qur’an secara maksimal akan

memperoleh kebahagian dunia akhirat.2

Quraish Shihab mengatakan bahwa Al-Qur’an memperkenalkan

dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah bahwa ia

adalah kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah dan

dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 :

لفظوف ۥإنا نن نػزلنا ٱلذكر كإنا له “Sesungguhnya kami lah yang menurunkan Al-Qur’an dan

sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”. (Q.S. Al-Hijr : 9)4

Dengan jaminan Allah SWT dalam ayat tersebut, tidak berarti umat

Islam terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara

kemurniannya, akan tetapi umat Islam pada dasarnya tetap berkewajiban

untuk secara riil dan konsekuen memeliharanya. Karena pemeliharaan sesuai

1 Zubeyr Tekin, Kemuliaan Kitab Suci Al-Qur’an, (Jakarta : Gramedia Pustaka Umum,

2007), 1. 2 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, cet. II, (Yogjakarta : Idea

Press Yogyakarta, 2015), 103.

3 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1994), 21.

4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung : Diponegoro, 2013),

262.

Page 15: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

dengan sunnatullah yang telah ditetapkannya tidak menutup kemungkinan

kemurnian ayat-ayat Al-Qur’an akan diusik dan diputarbalikkan oleh musuh-

musuh Islam apabila umat Islam sendiri tidak mempunyai kepedulian terhadap

pemeliharaan kemurnian Al-Qur’an.5 Para penghafal Al-Qur’an adalah orang-

orang yang dipilih oleh Allah sepanjang sejarah kehidupan manusia untuk

menjaga kemurnian Al-Qur’an dari usaha-usaha pemalsuannya.6

Menghafal dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan al-hifz yang

merupakan akar kata dari حافظا-حفظا–يحفظ–حفظ yang mempunyai arti

menjadi hafal dan menjaga hafalannya atau memelihara hafalan dengan baik.7

Orang yang hafal Al-Qur’an dikenal dengan sebutan hafiz : yaitu orang yang

menghafal dengan cermat, termasuk sederetan kaum yang menghafal.8

Ibnu Mandzur, sebagaimana dikutip oleh Abdul Rabb Nawabuddin

mengatakan bahwa hafiz adalah orang yang berjaga-jaga, yaitu orang yang

selalu menekuni pekerjaannya.9 Ia berpendapat seperti itu berdasarkan firman

Allah SWT yang termaktub dalam QS. Al-Baqarah, ayat 238 :

حافظوا على الصلوات كالصلاة الوسطى كقوموا لله قانتي “Peliharalah semua shalat dan sholat wusta. Dan laksanakanlah sholat

dengan khusuk.”. (QS. Al-Baqarah : 238)10

Namun, maksud yang dikehendaki dari hafiz Al-Qur’an adalah suatu

proses yang dimulai dengan menghafal kemudian mengulang-ulang hafalan

dengan tujuan untuk memelihara Al-Qur’an di luar kepala (mengingat) dengan

baik dan benar dengan tata cara yang telah ditentukan.

5 Ahsin Wijaya, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta : Bumi Aksara, 1994),

21. 6 Abdul Aziz, Abdul Rauf, Menghafal Al-Qur’an Itu Mudah (Jakarta : Markaz Al-Qur’an,

2009) , 15. 7 A. Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Surabaya : Pustaka

Progresif, 1997), 301. 8 Abdul Rabb Nawabuddin, Kaifa Tahfidzul Qur’an, terj. Bambang Saiful Maarif, Tehnik

Menghafal Al-Qur’an (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1996), 25. 9Ibid., 25.

10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya., 39.

Page 16: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Abdul Rabb Nawabuddin sendiri berpendapat bahwa makna menghafal

Al-Qur’an berbeda dengan menghafal selain Al-Qur’an. Perbedaan ini

dikarenakan dua alasan. Pertama, menghafal Al-Qur’an adalah hafal secara

sempurna seluruh isi ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga orang yang hafal separuh

atau sepertiganya belum bisa dikatakan sebagai hafiz Al-Qur’an. Kedua,

menghafal Al-Qur’an harus kontinyu dan senantiasa menjaga yang dihafal

supaya tidak lupa. Orang yang hafal Al-Qur’an kemudian lupa sebagian saja

atau seluruhnya karena kealpaan atau sebab lain, misalnya sakit atau menjadi

tua maka tidak berhak menyandang sebagai hafiz.11

Menghafal Al-Qur’an juga membutuhkan usaha yang keras, ingatan

yang kuat serta minat dan motivasi yang besar dan disesuaikan dengan

kemampuan masing-masing orang. Meskipun begitu, Allah SWT akan selalu

memberi kemudahan bagi hamba-hambanya yang ingin menghafal kalamnya.

Sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Qomar, ayat 17 :

ف للذكر فػهل من مدكر كلقد يسرنا ٱلقرءا “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran

(dihafalkan), maka adakah yang mengambil pelajaran”. (QS. Al-

Qomar : 17)12

Ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah akan memberikan

kemudahan kepada orang-orang yang ingin menghafal Al-Qur’an. Jika ada di

antara hamba-hambanya yang berusaha untuk menghafalkannya, maka Allah

akan memberikan pertolongan dan kemudahan.13

Itu lah keistimewaan yang

dimiliki kitab suci Al-Qur’an, ia merupakan kitab yang dijelaskan dan

dimudahkan untuk dihafal, diingat dan dipahami.14

11

M. Ziyad Abbas, Metode Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta : Firdaus, 1993), 29-

30. 12

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya., 529. 13

Jalaludin Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abu

Bakar as-Sayuthi, Tafsir Jalalaini, (Surabaya : Nurul Huda), 438. 14

Yusuf Qardhawi, Kaifa Nata’amalu Ma’al Qur’an (Berinteraksi dengan Al-Qur’an)

terj. Abdul Hayyi Al-Kattani (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), 189.

Page 17: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Tradisi mempelajari dan menghafal Al-Qur’an telah lama dilakukan di

berbagai daerah di Nusantara. Usaha menghafal Al-Qur’an pada awalnya

dilakukan oleh para ulama yang belajar di Timur Tengah melalui guru-guru

mereka, namun perkembangan selanjutnya kecenderungan untuk menghafal

Al-Qur’an mulai banyak diminati masyarakat Indonesia. Untuk menampung

keinginan tersebut, para alumni Timur Tengah khususnya hijaz (Mekah dan

Madinah) membentuk lembaga-lembaga tahfiz Al-Qur’an dengan mendirikan

Pondok Pesantren khusus tahfiz atau melakukan pembelajaran tahfiz Al-

Qur’an pada Pondok Pesantren yang telah ada.15

Nadhifah, sebagaimana dikutip oleh Abdul Khoir dan Neng Kiki

Zakiyah mengatakan bahwa pada generasi sekarang menghafal Al-Qur’an

(tahfiz Al-Qur’an) tentu tidak mudah dengan sekali membaca langsung hafal,

akan tetapi ada metodenya dan juga ada berbagai macam problematikanya.16

Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an Wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko atau yang lebih dikenal dengan Pondok Pesantren Al-Munawwaroh

merupakan salah satu Pondok Pesantren Modern yang berbasis ilmu

keagamaan, kitab kuning dan Al-Qur’an. Pondok Pesantren Al-Munawwaroh

sendiri terbagi menjadi dua kampus, yaitu kampus putra dan putri yang saling

terpisah antara keduanya sejauh kurang lebih 600 meter.17

Semua kurikulum di Pondok Pesantren Al-Munawwaroh khusus tahfiz

Al-Qur’an diatur dan dipantau oleh Mudir Pondok Pesantren yang kemudian

peraturan tersebut disampaikan kepada guru-guru tahfiz untuk dijalankan

sebagaimana mestinya untuk mencapai tujuan tahfiz Al-Qur’an, kemudian

guru-guru tahfiz menyampaikan peraturan-peraturan santri tahfiz untuk saling

15

M. Syatibi, Potret Lembaga Tahfiz Al-Qur’an Di Indonesia, Suhuf : Jurnal Pengkajian

Al-Qur’an dan Budaya, Vol. 1, No.1, 2008, 112-113. 16

Abdul Khoir, Neng Kiki Zakiyah, Sistem Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di Pondok

Pesantren, Turats, Vol. 12, No. 1, Mei 2016, 37. 17

Observasi di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko,

27 September 2018, Kabupaten Merangin.

Page 18: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

bekerja sama dengan baik dalam membentuk santri yang hafal Al-Qur’an.18

Saat ini, Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko telah mampu melahirkan hafiz yang mampu bersaing di Tingkat

Nasional dan Internasional. Hal ini dibuktikan dengan adanya peserta MTQ

(Musabaqah Tilawatil Qur’an) di Medan 2018 dan MHQ (Musabaqah Hifzil

Qur’an) se-Asia Tenggara yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Darun

Najah Jakarta.

Dalam proses tahfiz, tahap pertama yang dilakukan santri adalah nazar

terlebih dahulu kepada guru tahfiz untuk tahsin/pembetulan bacaan Al-Qur’an

menggunakan tajwid, setelah calon penghafal bisa membaca Al-Qur’an secara

baik dan benar baru lah santri tersebut diperbolehkan untuk menghafal dengan

cara membaca ayat yang hendak dihafal secara berulang-ulang dengan

memperhatikan hukum tajwidnya, setelah lancar kemudian masuk kepada

menghafal ayat tersebut.19

Membaca secara berulang-ulang sebelum menghafal merupakan ciri

khas yang membedakan cara tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko dengan Pondok Pesantren

lainnya.

Pondok Pesantren tahfiz Al-Mubarak Kota Jambi misalnya, dalam

proses tahfiz Al-Qur’an tidak menggunakan metode tertentu. Hanya saja

sebelum proses menghafal Al-Qur’an dimulai, para santri diwajibkan untuk

nazar beberapa bulan terlebih dahulu dimulai dari surah Al-Fatihah, setelah

lancar membaca surah Al-Fatihah secara baik dan benar (makharijul huruf dan

tajwidnya) kemudian masuk ke surah Al-Baqarah untuk materi nazar yang

baru, setelah nazar tersebut dinilai baik dan benar menurut guru pembimbing

kemudian masuk kepada proses menghafal dengan cara tersendiri dan tidak

18

Redho Hamdani, Guru Tahfiz Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh,

Wawancara dengan penulis, 27 September 2018, Kabupaten Merangin. 19

Ibid.

Page 19: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

ada metode tertentu yang diterapkan oleh guru pembimbing kepada para

santri.20

Begitu pula Pondok Pesantren Irsyadul Ibad Batang Hari, hanya

menggunakan metode nazar saja sebelum proses menghafal dimulai, dan

ketika sudah masuk tahap menghafal maka menghafal dengan cara sendiri.21

Kenyataan dalam proses mencetak santri tahfiz tidak selalu berjalan

dengan mulus sesuai yang diharapkan oleh Mudir pesantren dan guru-guru

tahfiz. Terdapat beberapa kendala atau problem yang harus dihadapi oleh guru

tahfiz dalam mencetak santri penghafal Al-Qur’an, baik dari problem internal

maupun eksternal, sehingga ada metode dan upaya guru tahfiz dalam

menangani problem-problem yang dihadapi tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka penulis

tertarik untuk mengangkat sebuah pembahasan yang berjudul “Tahfiz Al-

Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an Wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Jambi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat tentang latar belakang yang telah penulis

paparkan di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan

dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko?

2. Bagaimana metode tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko?

20

Rizqon Fadli, Guru tahfiz SDN 59 Kota Jambi dan hafiz 30 juz alumni Pondok

Pesantren Al-Mubarak Kota Jambi, Wawancara dengan Penulis, 29 Oktober 2018, Kabupaten

Muaro Jambi, Rekaman Audio. 21

Purnama Sari, Ustazah dan alumni santri tahfiz Pondok Pesantren Irsyadul Ibad Batang

Hari, Wawancara dengan Penulis, 29 Oktober 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Rekaman Audio.

Page 20: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko.

b. Untuk mengetahui metode tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Hasil penelitian ini sebagai khazanah keilmuan mengenai metode

tahfiz Al-Qur’an (menghafal dan memelihara hafalan Al-Qur’an).

b. Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi para penghafal Al-

Qur’an tentang metode yang tepat dan faktor-faktor yang perlu

diperhatikan dalam keberhasilan tahfiz Al-Qur’an.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berkenaan dengan tahfiz Al-Qur’an telah banyak

dilakukan, baik mengenai metodologi menghafal Al-Qur’an maupun

metodologi memelihara hafalan Al-Qur’an. Maka pada tinjauan pustaka ini,

penulis mencantumkan kajian terdahulu yang berkenaan dengan tema bahasan

sebagai berikut :

Jiyanto, dalam tesisnya yang berjudul Implementasi Metode Fami

Bisyauqin dalam Memelihara Hafalan Al-Qur’an pada Huffaz Ma’had

Tahfizul Qur’an Abu Bakar Ash-Shiddiq Muhammadiyah Yogyakarta, ia

berusaha memaparkan khusus kepada metode Fami Bisyauqin dalam

pembentukan santri huffaz. Hanya metode bisyaukin saja dan tidak ada metode

lainnya.22

22

Jiyanto, Implementasi Metode Fami Bisyauqin dalam Memelihara Hafalan Al-Qur’an

pada Huffaz Ma’had Tahfizul Qur’an Abu Bakar Ash-Shiddiq Muhammadiyah Yogyakarta, Tesis,

(Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2015).

Page 21: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Tri Ratna Dewi, dalam tesisnya yang berjudul Pengembangan Metode

Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an Di MI Ma’arif Bego Maguwoharjo Sleman

Yogyakarta.Ia berusaha memaparkan proses pembelajaran tahfiz Al-Qur’an

terkait dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran tahfiz Al-Qur’an

di MI Ma’arif Bego Sleman Yogyakarta. Pada kesimpulan akhir,ia

mengatakan bahwa pada MI tersebut tidak menggunakan metode yang

variatif, hanya mengandalkan cara menghafal sendiri yang dilakukan siswa

sehingga mempengaruhi keberhasilan tahfiz Al-Qur’an.23

Indra Koswara,Pengelolaan Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an

(Menghafal Al-Qur’an) di Pondok Pesantren Al-Husain Magelang, dalam

jurnal ini membahas tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tahfiz Al-

Qur’an. Ia menyimpulkan di akhir tulisannya bahwa ada tiga metode yang

diterapkan untuk menghafalkan Al-Qur’an di Pesantren Al-Husein Magelang,

yaitu : Metode Sorogan, Metode Tadarus dan Metode Sima’an.24

Muthoifin, Dkk, Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di Madrasah

Aliyah Tahfiz Nurul Iman Karanganyar dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi

Surakarta.Dalam jurnal ini membahas tentang metode yang digunakan di

kedua madrasah tersebut, serta efektifitas dan efiensi metode pembelajaran

tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa ada enam metode tahfiz Al-Qur’an

yang digunakan di Madrasah Aliyah Tahfiz Nurul Iman dan Al-Kahfi, yaitu :

metode juz’i, metode sima’i, metode tasmi’, metode muraja’ah, metode jama’

dan metode kitabah.25

Adapun buku yang telah ditemukan oleh penulis yang membahas

tentang metode yang dilakukan oleh seorang penghafal Al-Qur’an untuk

23

Tri Ratna Dewi, Pengembangan Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di MI Ma’arif

Bego Manguwoharjo Sleman Yogyakarta, Tesis, (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2017), 115-

116. 24

Indra Koswara, Pengelolaan Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an (Menghafal Al-Qur’an) di

Pondok Pesantren Al-Husain Magelang, Jurnal Hanata Widya, Vol.6, No.2, 2017, 70. 25

Muthoifin, et. Al, Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di Madrasah Aliyah Tahfiz

Nurul Iman Karanganyar dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi Surakarta, Jurnal Studi Islam, Vol.17,

No.2, Desember 2016, 32-34.

Page 22: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

menghafal dan menjaga hafalannya adalah buku yang berjudul Kaifa

Nata’amalu Ma’al Qur’an (Berinteraksi dengan Al-Qur’an) karya Yusuf

Qardhawi terjemah Abdul Hayyi Al-Kattani dan Al-Tibyan Fi Adab Hamalat

Al-Qur’an(Menjaga Kemuliaan Al-Qur’an, Adab dan Tata Caranya) terjemah

Ahmad Qosim.

Beberapa karya yang telah disebutkan di atas, pada karya yang

berkenaan dengan metode tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren di Indonesia

secara umum, belum ada di antara kajian tersebut yang membahas tentang

tahfiz Al-Qur’an yang diterapkan di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko dan mereka tidak mengangkat Tahfiz Al-

Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko sebagai sebuah penelitian.

E. Kerangka Teori

The living Qur’an atau “Al-Qur’an yang hidup” adalah ungkapan yang

tidak asing lagi bagi umat Islam. Di kalangan mereka ungkapan ini dapat

dimaknai berbagai macam :

Pertama, ungkapan tersebut bisa bermakna “Nabi Muhammad” dalam

arti yang sebenarnya, yaitu sosok Nabi Muhammad SAW, karena menurut

keyakinan umat Islam akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an.

Dalam Al-Qur’an itu disebutkan bahwa pada diri Nabi Muhammad SAW

terdapat contoh yang baik. Hal ini diperkuat oleh hadits dari Siti Aisyah r.a.

yang mengatakan bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an.

Artinya, beliau selalu berprilaku dan bertindak berdasarkan pada apa yang

terdapat dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW adalah Al-

Qur’an yang hidup. Al-Qur’an yang mewujud dalam sosok manusia.

Kedua, ungkapan tersebut juga bisa mengacu pada suatu masyarakat

yang kehidupan sehari-harinya menggunakan Al-Qur’an sebagai acuannya.

Mereka hidup dengan mengikuti apa-apa yang diperintahkan dalam Al-Qur’an

dan menjauhi hal-hal yang dilarang di dalamnya, sehingga masyarakat

Page 23: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

tersebut seperti Al-Qur’an yang hidup. Al-Qur’an yang mewujud dalam

kedidupan sehari-hari mereka. Mungkin masyarakat seperti ini belum ada,

karena dalam masyarakat Islam yang manapun selalu saja terdapat bentuk-

bentuk kehidupan pola-pola perilaku tindakan dan aktivitas yang tidak

berdasarkan Al-Qur’an.26

Ketiga, ungkapan tersebut juga dapat berarti bahwa Al-Qur’an

bukanlah hanya sebuah kitab, tetapi sebuah kitab yang hidup, yaitu

perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari begitu terasa dan nyata, serta

beranekaragam, tergantung pada bidang kehidupannya yang sangat

bervariasi.27

Kajian living Qur’an memberikan kontribusi yang signifikan bagi

pengembangan wilayah objek kajian. Di sisi lain juga dapat dimanfaatkan

untuk pemberdayaan di masyarakat dan sebagai pengembangan kajian di era

sekarang, sehingga kajian lebih meluas dan tidak terpaku pada kajian teks saja

dan akan lebih banyak mendapatkan tanggapan dan tindakan masyarakat

terhadap kehadiran Al-Qur’an.28

Penelitian ini mendeskripsikan secara kritis

tentang tahfiz Al-Qur’an.

Ahsin Wijaya Al-Hafiz memaparkan secara rinci mengenai metode

menghafalkan Al-Qur’an. Metode itu terbagi menjadi 5 metode, yaitu :

Metode Wahdah, Metode Kitabah, Metode Sima’i, Metode Gabungan dan

Metode Jama’.29

1. Metode Wahdah

Metode ini adalah menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang

hendak dihafal. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca

sebanyak sepuluh kali, atau dua puluh kali, atau lebih sehingga proses ini

mampu membentuk pola dalam bayangan, akan tetapi hingga benar-benar

26

Heddy Shri Ahimsa Putra, The Living Qur’an, Walisongo, Volume 20, Nomor 1, Mei

2012, 236. 27

Ibid., 237. 28

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta : Idea Press

Yogyakarta, 2015), 107. 29

Ahsin Wijaya, Bimbingan Praktis Manghafal Al-Qur’an, (Jakarta : Bumi Aksara,

2009), 63.

Page 24: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

membentuk gerak reflek pada lisannya. Setelah benar-benar hafal

kemudian dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama

demikian seterusnya, sehingga semakin banyak diulang maka kualitas

hafalan semakin refsentatif.30

2. Metode Kitabah

Kitabah artinya menulis.31

Metode ini memberikan alternatif dari

pada metode yang pertama. Pada metode ini penghafal terlebih dahulu

menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah

disediakan untuknya. Kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya sehingga

lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkannya. Metode ini cukup praktis

dan baik, karena di samping membaca dengan lisan, aspek visual menulis

juga akan sangat membantu dalam mempercepat terbentuknya pola

hafalan dalam bayangan ingatannya.32

3. Metode Sima’i

Sima’i artinya mendengar.33

Yang dimaksud mendengar di sini

adalah mendengarkan suatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini

sangat efektif bagi penghafal yang memiliki daya ingat ekstra, terutama

bagi penghafal tunanetra atau anak yang masih di bawah umur yang belum

mengenal baca tulis Al-Qur’an. Metode ini dapat dilakukan dengan dua

alternatif :

a. Mendengar dari guru yang membimbingnya, terutama bagi penghafal

tunanetra atau anak-anak. Dalam hal ini instruktur dituntut untuk

berperan aktif, sabar dan teliti dalam membacakan dan

membimbingnya, karena ia harus membacakan ayat satu persatu untuk

dihafal, sehingga penghafal mampu menghafal secara sempurna. Baru

kemudian dilanjutkan dengan ayat berikutnya.

30

Ibid. 31

A. Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab, (Surabaya : Pustaka

Progresif, 2007), 912. 32

Ahsin Wijaya, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an., 64. 33

A. Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab., 225.

Page 25: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

b. Merekam lebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya ke dalam

recorder dengan kebutuhan menurut kemampuannya. Kemudian

rekaman diputar dan didengar dengan seksama sambil mengikuti

secara perlahan. Kemudian diulang lagi dan diulang lagi, dan

seterusnya menurut kebutuhan sehingga ayat-ayat tersebut benar-benar

hafal diluar kepala.34

4. Metode Gabungan

Metode ini merupakan metode gabungan antara Metode Wahdah

dan Metode Kitabah. Hanya saja kitabah (menulis) di sini lebih memiliki

fungsional sabagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya,

kemudian ia mencoba menuliskannya di atas kertas yang telah disediakan

untuknya dengan hafalan pula. Kelebihan metode ini adalah adanya fungsi

ganda, yakni berfungsi untuk menghafal sekaligus berfungsi untuk

pemantapan hafalan.35

5. Metode Jama’

Maksud metode ini adalah cara menghafal yang dilakukan secara

kolektif atau bersama-sama dipimpin oleh seorang instruktur. Pertama,

instruktur membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan para penghafal

menirukan secara bersama-sama. Kemudian instruktur membimbingnya

dengan mengulang-ulang kembali ayat-ayat tersebut dan penghafal

mengikutinya. Setelah ayat itu dapat mereka baca dengan baik dan benar,

selanjutnya mereka mengikuti bacaan instruktur dengan sedikit demi

sedikit mencoba melepaskan mushaf (tanpa melihat mushaf) dan demikian

seterusnya sehingga ayat-ayat yang sedang dihafalnya itu benar-benar

sepenuhnya masuk dalam ingatannya. Setelah penghafal benar-benar hafal,

kemudian diteruskan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama.36

34

Ibid., 65. 35

Ibid., 66. 36

Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an., 66.

Page 26: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini adalah living Qur’an, yang memiliki metode

penulisan penelitian sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

fenomenologis. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field

research).

2. Subjek Penelitian

a. Guru tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

MunawwarohBangko.

Guru tahfiz merupakan orang yang paling mengerti seluk beluk

tentang keadaan santri tahfiz dan yang berkaitan dengannya.

b. Huffaz di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko.

Yang dimaksud huffaz dalam penelitian ini adalah mereka yang

telah dan sedang menerapkan metode tahfiz Al-Qur’an dalam

menghafal dan memelihara hafalan mereka.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data

adalah sebagai berikut :

a. Wawancara (Interview)

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam melalui wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur yang berfungsi untuk mendapatkan informasi mengenai

metode tahfiz Al-Qur’an, mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan dan penghambat santri tahfiz dalam

menghafal dan memelihara hafalan Al-Qur’an.

b. Pengamatan (Observasi)

Didalam observasi ini, peneliti mengadakan pengamatan dan

ikut serta dalam kegiatan santri tahfiz, seperti : menghafal, setoran,

khataman, muraja’ah dan kegiatan-kegiatan lainnya yang

Page 27: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

berhubungan dengan metode tahfiz yang digunakan oleh santri tahfiz

Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah metode dokumentasi tertulis dan dokumentasi bentuk

gambar.

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis

data deskriptif analitik (data-data yang berkaitan dengan tema yang diteliti,

dikumpulkan, dan diklasifikasikan) yang kemudian dilakukan deskripsi

(memberikan penafsiran atau uraian tentang data yang telah terkumpul,

dianalisis dan ditafsirkan kemudian disimpulkan dengan metode induktif).

G. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini dapat dipaparkan secara runtut dan terarah maka

sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua, gambaran umum lokasi penelitian dengan maksud untuk

memberikan informasi awal dan memberikan pemahaman terlebih dahulu

perihal kondisi lapangan yang menjadi pusat penelitian. Pertama, profil

Pondok Pesantren antara lain letak geografis Pondok Pesantren, latar belakang

berdiri dan perkembangan Pondok Pesantren. Kedua, sumber dana Pondok

Pesantren. Ketiga, visi dan misi Pondok Pesantren. Keempat, kondisi umum

Pondok Pesantren antara lain tata tertib, struktur organisasi, jumlah dan

kegiatan santri.

Bab ketiga, pelaksanaan tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz

Al-Qur’an Wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko. Pertama, tata laksana tahfiz

Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Page 28: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Munawwaroh Bangko antara lain pra tahfiz Al-Qur’an, inti tahfiz Al-Qur’an

dan evaluasi tahfiz Al-Qur’an. Kedua, faktor pendukung dan penghambat

tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko antara lain faktor internal dan eksternal.

Bab keempat tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko. Pertama, metode tahfiz Al-Qur’an.

Kedua, metode tahfiz Al-Qur’an santri antara lain metode menghafal dan

memelihara hafalan al-Qur’an. Ketiga, motivasi dan tujuan.Keempat,

implikasi santri tahfiz Al-Qur’an.

Bab kelima atau bab yang terakhir adalah kesimpulan dari penelitian,

saran-saran dan penutup. Setelah penutup maka penulis akan menyajikan

daftar pustaka sebagai kejelasan dan pertanggung jawaban referensi.

Page 29: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELTIAN

A. Profil Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko.

1. Letak Geografis Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an Wal Hadits Al-Munawaroh

Bangko atau yang lebih dikenal dengan Pondok Pesantren Al-

Munawwaroh merupakan salah satu Pondok Pesantren modern yang

berbasis Ilmu Keagamaan, Kitab Kuning dan Al-Qur’an.

Pondok Pesantren ini terbagi menjadi 2 kampus yang saling

terpisah antara santri putra dan santri putri.Jarak pemisah antara keduanya

± 600 m. Kampus I atau kampus putra terletak di Jl Sulthan Thaha, Sei.

Misang, Kel. Dusun Bangko, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin,

Provinsi Jambilebih tepatnya di eks arena MTQ Provinsi Jambi tahun

2001. Batas lokasi ini adalah : Sebelah Barat berbatasan dengan

hutan/tanah warga, sebelah Timur berbatasan dengan masjid Raya Baitul

Makmur Bangko milik Pemda Merangin, sebelah Selatan berbatasan

dengan hutan/tanah warga dan sebelah utara berbatasan dengan Jalan

Lintas Sumatra. Sedangkan kampus II terletak di belakang lesehan Gabing

Tilan tepatnya di Jl. Lintas Sumatra Km 03 Kelurahan Dusun Bangko,

Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.1

2. Latar Belakang Berdiri dan Perkembangan Pondok Pesantren.

Pendirian Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko diprakarsai oleh Rotani Yutaka (mantan Bupati

Merangin periode 1998-2008) dan diresmikan pada tanggal 16 Juni 2001

oleh mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin.2 Pondok Pesantren Tahfiz

Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko berada di bawah yayasan

1Dokumentasi Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Profil Pondok Pesantren, 1. 2Dokumentasi Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Profil Pondok Pesantren, Pendahuluan.

Page 30: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

pendidikan Lailo Beruji Merangin yang diketuai oleh Maznah Rotani (istri

mantan Bupati Merangin periode 1998-2008). Rotani Yutaka melihat kala

itu gedung dan fasilitas MTQ tidak termanfaatkan dengan baik bahkan

menjadi tempat maksiat, maka beliau berinisiatif agar eks arena MTQ

tersebut dijadikan sebagai tempat pengkajian keagamaan.

Satar Saleh (ketua MUI Merangin) menyarankan kepada Rotani

Yutaka agar tempat tersebut di samping mengkaji ilmu agama juga

digunakan untuk menghafalkan Al-Qur’an, agar orang-orang Merangin

terutama bahkan masyarakat pada umumnya tidak jauh menghafal Al-

Qur’an.

Bupati Sarko (nama Kabupaten sebelum pemekaran) Rotani

Yutaka menanggapi saran ketua MUI merangin tersebut sehingga beliau

menyampaikan kepada masyarakat Sarko khususnya, agar dapat

menitipkan di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, dengan harapan agar di Merangin tumbuh cikal

bakal hafiz Al-Qur’an dan setiap Kecamatan ada orang yang hafal Al-

Qur’an.

Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko hanya memiliki murid pertama di tingkat

Tsanawiyah sebanyak 13 orang. Seiring dengan berjalannya waktu dari

masa ke masa, Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko terus mengalami perkembangan.

Pondok Pesantren ini telah dikembangkan dengan sistem

kurikulum kombinasi antara kurikulum Pendidikkan Agama dan

Pendidikan Umum serta mengarah kepada sistem KTSP. Di samping

pelajaran tersebut, Pondok Pesantren Al-Munawwaroh menawarkan 3

Program pelajaran prioritas yaitu Tahfiz Al-Qur’an, Kitab Kuning dan

Bahasa. Bagi mereka yang mampu menghafal Al-Qur’an akan diberikan

beasiswa (bebas biaya atau diberi pemotongan sesuai persentase

hapalannya).

Page 31: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

disamping tahfiz penuh juga membuka tahfiz terbatas. Kategori tahfiz

penuh adalah santri yang sanggup menghafal perbulan 1 Juz, 2 Juz dan 2

bulan 1 Juz sedangkan tahfiz terbatas yaitu santri yang diberikan hafalan

surah tertentu seperti Juz 30, surah Yasin, surah Ad-Dukhan, Al-Kahfi,

As-Sajadah, Al-Waqi’ah, Al-mulk, dan sebagainya.3

Meskipun Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh masih perlu tambahan gedung belajar dan asrama serta

fasilitas-fasilitas lain, tetapi pendidikan di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko sudah mempunyai berbagai

fasilitas tapi belum terlalu memadai di dalam mempersiapkan santri

menjadi manusia mandiri dan unggul dalam persaingan global.

Berikut ini adalah perkembangan Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko :

a. Periode 2001-2003

Pada awal periode ini, Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko di Pimpin oleh Ust. Salman Arsyad

yang jumlah santri pertama dibuka tahun 2001 sekitar 13 orang, guru

berjumlah 4 orang, sampai tahun 2004 santri berjumlah + 100 orang

dan guru 9 orang. Saat itu santri hanya semata-mata menggunakan

sarana yang ada, sarana eks arena MTQ belum ada renopasi sedikit

pun dan penambahan gedung, bahkan belum pernah mendapat rehab,

sehingga Pondok Pesantren belum begitu berkembang karena animo

masyarakat terhadap Pondok Pesantren Al-Munawwaroh belum

terlihat.

b. Periode 2004-2012

Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh sekarang dipimpin oleh KH. Sofwan, S.Ag., M.Pd,

3Dokumentasi Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, 1-2.

Page 32: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

beliau adalah alumni Pondok Pesantren Al-Mustafawiyah Purba Baru

Medan, S-1 Jurusan Bahasa Arab IAIN STS Jambi dan S-2 Uhamka

Jakarta konsentrasi Menajemen Pendidikan.

Pada era ini, beliau selaku pimpinan melakukan modifikasi

kurikulum, yaitu perpaduan antara kurikulum Diknas dan Depag,

sesuai dengan perkembangan zaman. Beliau lebih mengutamakan

program skill seperti khat Al-Qur’an, Pidato, Sharhil Qur’an serta

kegiatan-kegiatan lainnya yang dibutuhkan di MTQ, dan kebutuhan

masyarakat, Program tahfiz yang lebih diutamakan oleh beliau di

samping program kitab kuning lainnya. Seiring dengan bertambahnya

jumlah murid, maka beliau menambah ruang belajar sehingga menjadi

28 lokal (di kampus I 16 lokal dan di kampus II 12 lokal) dan

menambah tenaga guru.

Pada tahun 2004, Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh mengalami kemajuan sehingga sampai saat

ini jumlah santri mencapai 320 orang, yang berdatangan tidak hanya

dari Kabupaten Merangin tetapi juga dari Kabupaten-kabupaten lain

bahkan ada yang dari Propinsi lain seperti : Sumatera Barat, Bengkulu,

dan Palembang. Jumlah guru pada saat tersebut 35 orang yang datang

dari berbagai alumni dari Perguruan Tinggi dan Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren Al-Munawwaroh al-hamdulillah telah mendapat

tanggapan yang positif di tengah-tengah masyarakat secara universal

dan sekarang mulai terkenal berkat keberadaan dan prestasinya saat

ini.

Pada tahun 2008 Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh melengkapi jenjang pendidikan dalam

sekolahnya (formal) dengan mendirikan TK Islam.

Pada tahun 2010 Pondok Pesantren menambah jenjang

pendidikan tingkat dasar yaitu Sekolah Dasar Islam Al-Munawwaroh

(SDIT) yang dimulai pada tahun pelajaran 2010/2011.

Page 33: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Dengan demikian, pada saat ini Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko telah memiliki 4jenjang

pendidikan formal yaitu TK Islam, SDIT, MTs dan MA Al-

Munawwaroh Bangko.

c. Periode 2013

Mulai pada tahun pelajaran 2013/2014 Pondok Pesantren mulai

melakukan pembenahan di bidang kesantrian, yaitu dengan melakukan

perubahan kampus I dijadikan Kampus Putra dan kampus II dijadikan

Kampus Putri. Sehingga di Kampus Putra terdapat MTs Putra, MA

Putra dan TK Iqro’, di Kampus Putri terdapat MTs Putri, MA Putri dan

SD Islam.

d. Periode 2016-2018

Mulai pada tahun pelajaran 2016/2017 Pondok Pesantren sudah

melakukan pembenahan satuan pendidikan yang ada di bawah naungan

Pondok yaitu TK Islam Al-Munawwaroh, SDIT, MTs, dan MA.

Pembenahan di masing-masing jenjang pendidikan terbukti dengan

diraihnya akreditasi B untuk SDIT, B untuk MA dan A untuk MTs.4

Pada tahun 2018 TK Islam ditutup dan lebih difokuskan ke

pengembangan SDIT.

Sekarang Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh telah menunjukkan prestasinya di bidang tahfiz Al-

Qur’an dan jenis lomba lainnya dalam MTQ, baik di tingkat

Kabupaten, Propinsi, Nasional maupun Internasional.

B. Sumber Dana Pondok Pesantren.

Sumber dana Pondok Pesantren Tahfoz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko Adalah :

1. Uang masuk santri baru/pembangunan.

4Dokumentasi Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Profil Pondok Pesantren, 2-3.

Page 34: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

2. SPP/uang asrama santri lama.

3. Dana BOS SD, MTs, dan MA.

4. Infaq dari lembaga/perorangan.5

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren.

1. Visi Pondok Pesantren

Visi Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko adalah mewujudkan Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko sebagai pusat pendidikan

yang unggul, pusat pengembangan masyarakat yang madani, mewujudkan

SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas tinggi dalam IPTEK (ilmu

pengetahuan dan teknologi) dan IMTAQ (iman dan taqwa).

2. Misi Pondok Pesantren

Misi dari pondok pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko adalah :

a. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

b. Berakhlakul karimah dan berwawasan luas.

c. Mampu membaca, memahami, menghapal dan mengamalkanAl-

Qur’an dan Al-Hadits.

d. Menjadikan santri yang mampu membaca kitab kuning.

e. Mempunyai kecakapan hidup (life skill).

D. Kondisi Umum Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko.

1. Tata Tertib Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko memliki 10 macam tata tertib yang wajib ditaati oleh santri, yaitu :

5 Deri Sutiaputra, Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 2 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Dokumentasi Tertulis.

Page 35: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

a. Tata Tertib Umum

1. Menjalankan ajaran Islam dan tata tertib Pondok Pesantren yang

berlaku.

2. Menghormati guru dan karyawan Pondok Pesantren Al-

Munawwaroh.

3. Menerima dengan ikhlas bimbingan, nasehat, teguran dan sanksi

apapun yang diberikan oleh pihak Pondok Pesantren.

4. Tidak keluar kampus kecuali atas izin yang berwenang.

5. Tidak mengkonsumsi obat-obatan, makanan atau minuman yang

haram.

6. Tidak melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri atau

orang lain.

7. Menjaga dan memelihara sarana milik Pondok Pesantren.

8. Tidak menyalah gunakan sarana Pondok Pesantren.

9. Menjaga dan memelihara hak milik pribadi.

10. Menjaga K5 (Kebersihan, Kerapian, Kenyamanan, Keindahan, dan

Keamanan di lingkungan Pondok Pesantren.

11. Memelihara Ukhuwah Islamiyah di lingkungan Pondok Pesantren.

12. Tidak membawa, membaca, dan menyimpan gambar atau bacaan

yang tidak Islami.

13. Tidak membawa atau menyimpan barang-barang yang dilarang

oleh Pondok Pesantren, seperti : senjata tajam, senjata api, pakaian

yang tidak Islami, peralatan masak, handphone dan alat elrktronik

sejenisnya.

14. Apabila melanggar poin 13, maka barang-barang tersebut menjadi

hak milik Pondok Pesantren dan tidak dapat diambil kembali oleh

siapapun(Orang tua, Wali, Aparat, dan lainnya).

15. Tidak berbicara kecuali dengan bahasa yang telah ditetapkan oleh

Pondok Pesantren (Arab dan Inggris).

16. Tidak duduk di Pos Jaga dan gerbang kecuali petugas.

Page 36: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

17. Tidak memanggil seseorang (majelis guru, karyawan, teman, kakak

kelas, atau tamu) kecuali dengan nama yang baik.

18. Tidak memakai hena kecuali bagian kuku.

19. Tidak bersolek secara berlebihan (lipstick, maskara, dan eye liner)

kecuali vitamin bibir.

20. Santri diwajibkan menutup aurat secara sempurna termasuk kaki

(bagi perempuan) di depan non mahram.

21. Diwajibkan berpakain sopan, rapi, bersih, dan syar’i baik di dalam

maupun di luar lingkungan Pondok Pesantren.

22. Tidak memakai celana jeans dan pakaian ketat.

23. Dilarang pinjam-meminjam barang apapun kepada sesama santri.

24. Gaya potongan rambut santri dengan ketentuan : santri putra (atas

2 cm, samping kanan 1 cm, sampimg kiri 1 cm, belakang 1 cm, dan

depan 2 cm) dan santri putri panjang rambut minimal sebatas bahu.

25. Santri yang memiliki akun media social seperti : facebook, twitter,

BBM, whatsapp, blog, website dan sejenisnya dilarang

memposting tulisan, mengupload foto/video tentang Pondok

Pesantren kecuali atas izin pihak Pondok Pesantren dan foto/video

pribadi yang tidak sopan atau membuka aurat.

26. Bagi santri kelas 1 diwajibkan mencuci pakaian di Laundry dan

dianjurkan bagi kelas 2 ke atas.6

b.Tata Tertib Ibadah Santri

1. Santri telah berada di masjid minimal 10 menit sebelum adzan.

2. Setelah adzan sampai shalat Rawatib tidak ada aktifitas kecuali

dalam nuansa ibadah.

3. Santri membiasakan shalat sunnah Rawatib.

4. Shalat dilakukan berjama’ah tepat waktu (tidak masbuk) di masjid

atau musholla.

6Buku Panduan Akhlak dan Tata Tertib Santri (PANTAS) Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko, 38-41.

Page 37: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

5. Setiap shalat santri harus memakai pakaian muslim/kameja lengan

panjang (dianjurkan berwarna putih), memakai peci putih dan

membawa sajadah.

6. Memakai pakaian koko putih dan peci putih pada malam Jum’at

dan shalat Jum’at.

7. Setiap shalat tidak memakai kaos oblong atau pakaian yang

bergambar atau bertiliskan besar di bagian belakang.

8. Bagi santri putra memakai seragam sekolah yang bersih untuk

shalat Zuhur pada hari efektif belajar.

9. Mematuhi dan melaksanakan program-program ibadah, baik

harian, mingguan maupun tahunan.

10. Membiasakan puasa sunnah Senin dan Kamis.Bagi yang hendak

berpuasa sunnah Senin dan Kamis agar melapor ke Pengurus

bagian ibadah dan diketahui kesiswaan paling lambat Zhuhur

Minggu dan Zuhur Rabu.

11. Melaksanakan shalat Tahajjud setiap malam Jum’at.

c. Tata Tertib Asrama

1. Berperan aktif dalam menjaga kebersihan, keindahan, kenyamanan

dan keamanan asrama.

2. Menjaga semua alat kebersihan yang ada.

3. Membersihkan kamar pagi, siang, sore, malam sebelum dan

sesudah bangun tidur.

4. Mematikan lampu luar jam 06.00 wib dan sebelum memasuki

kelas.

5. Tidur maksimal jam 22.30 wib hari biasa dan jam 00.00 wib

malam minggu, bangun pagi jam 04.00 wib dan khusus malam

Jum’at jam 03.30 wib.

6. Mandi sebelum shalat Shubuh.

7. Meletakkan peralatan mandi dan dan ember pakaian kotor di

tempat yang sudah disediakan.

Page 38: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

8. Mengepel asrama minimal satu kali dalam sehari.

9. Melapor ke wali asrama sebelum dan sesudah keluar pondok.

10. Melapor ke wali asrama jika ada masalah, sakit, dan lain-lain.

11. Membuat nama seluruh peralatan pribadi.

12. Menggantung pakaian dengan hanger.

13. Tidur menggunakan celana.

14. Menjemur pakaian di tempat yang sudah disediakan.

15. Menjemur kasur dan bantal satu kali dalam seminggu.

16. Mengikuti pengabsenan.

17. Menghormati dan menghargai sesama.

d. Tata Tertib Keuangan

1. Santri menyimpan uang di lemari maksimal Rp. 20.000.

2. Keuangan/tabungan santri diserahkan ke koperasi dengan bukti

buku tabungan.

3. Infaq bulanan harus dibayarkan langsung oleh orang tua.

4. Pembayaran administrasi Pondok Pesantren paling lambat tanggal

10 setiap bulannya.

5. Santri dilarang pinjam-meminjam uang dengan alasan apapun

kepada siapapun.

e. Tata Tertib Mandi

1. Mandi pada jam yang ditentukan, yaitu pagi sebelum Shubuh dan

sore jam 16.00-17.30.

2. Santri harus menggunakan kain basahan dan dilarang masuk bak.

3. Tidak berbicara berlebihan dan main-main di kamar mandi.

4. Tidak meninggalkan pakain kotor di kamar mandi.

5. Tidak membuang sampah apapun di kamar mandi.

6. Santri dilarang menggunakan kamar mandi ustaz/h

f. Tata Tertib Makan dan Minum

1. Makan pada jadwal yang sudah ditentukan.

Page 39: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

2. Mengambil makan sendiri-sendiri, mengambil secukupnya dan

tidak membuang nasi dan lauk.

3. Tidak memakan makanan orang lain tanpa izin pemiliknya.

g. Tata Tertib Olahraga

1. Kegiatan olahraga dilakukan di tempat dan jam yang sudah

ditentukan.

2. Memakai pakaian olahraga.

h. Tata Tertib Perizinan Santri

1. Perizinan pulang melalui kesiswaan, diketahui oleh wali asrama

dan wali kelas.

2. Perizinan keluar Pondok Pesantren melalui pengurus bagian

keamanan dan diketahui oleh kesiswaan (tidak pada waktu jam

belajar efektif).

3. Membawa kartu perizinan dan memperlihatkannya bila diminta

oleh pihak yang berkepentingan.

4. Keterlambatan datang ke Pondok Pesantren dikenakan sanksi dan

keterlambatan datang ke Pondok Pesantren pada perizinan pulang

dikenakan sanksi 1 sak semen perhari.

5. Saat izin keluar/pulang harus mengenakan (baju koko, celana

panjang dasar, dan kopiah hitam untuk putra) dan (baju

atasan/blus, rok dan jilbab Pondok Psantren untuk putri).

i. Tata Tertib Bahasa

1. Santri menggunakan bahasa resmi (Arab dan Inggris) dalam

percakapan sehari-hari.

2. Mengikuti program tang telah ditentukan bagian bahasa (harian,

mingguan dan bulanan).

3. Menggunakan bahasa daerah dikenakan sanksi kebersihan dan lain

sebagainya.

Page 40: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

4. Penggunaan bahasa di luar ketentuan dapat dilakukan pada acara

tertentu melalui izin tertulis kepada OSPA/OSPI (OSIS) yang

diketahui oleh pembimbing bagian bahasa.

j. Tata Tertib Life Skill

1. Seluruh santri wajib mengikuti kegiatan life skillsesuai minat dan

bakat, minimal 2 cabang life skill setiap orang.

2. Kehadiran santri tercatat pada daftar hadir yang dipegang oleh

pembimbig cabang life skill yang diikuti.7

2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren.

Berikut adalah struktur Organisasi Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko :8

7Buku Panduan Akhlak dan Tata Tertib Santri (PANTAS) Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko, 42-48. 8Dokumentasi Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Profil Pondok Pesantren, 5.

Pendiri &

PembinaH.Rotani

Yutaka, SH

Ketua Yayasan

Hj. Maznah Rotani

Mudir Ma’had

DR. KH. Sopwan, M.Pd

M.Pd

H Wakil Mudir

Subhan Edi, S.Pd

Bendahara

Muhsonah

H

Sekretaris

Dery Sutiaputra, S.pd,Si

H Pengembangan Pondok

Ainul Haq, S.Pd

H

Wakil Kesiswaan Pa

Ibnu Hajar, S.Pd.i

Wakil Kesiswaan Pi

Minti Sukaisi, S.Pd

H

Kepala MTs

Andri Pranoto, S.Pd

H

Kepala MA

Nurlatifah, S.Pd

H

Wakaur MTs Nia

Elviana, S.Pd

H

Kepala SD Islam

Elmariani, A.Ma

Wakaur MA

Khairuman, S.Pd

H

TU SD Islam

Anggun Rosalena

H

Page 41: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

3. Jumlah dan Kegiatan Santri.

a. Jumlah Santri

Jumlah santri Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko sebagaimana yang tercantum dalam tabel

berikut :

DATA REAL SANTRIPONDOK PESANTREN TAHFIZ AL-QUR’AN

WAL HADITS AL-MUNAWWAROH BANGKO 20189

Jenjang Kelas Putra Putri Jumlah

(Pa/i) Reg DM H Jumlah Reg DM H Jumlah

SDIT

1 50 50 24 24 74

2 19 19 12 12 31

3 14 14 17 17 31

4 16 16 19 19 35

5 15 15 18 18 33

6 10 10 9 9 19

9Dokumentasi Data Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko.

TU MTs

Rafi’ud Darojah, SE

H

Koord. Life Skill M. Irham

M, S.Pd,i

H

Operator MA

Rika Afriani

H

Operator MTs

Deni Irawan, S.IP

H

TU MA

Audila Saputri

H

Koord. Dapur & Umum Hj. Aini Sarpina, S.Pd,i

H

Koord. Asrama Pa

Safri Marjono, SH

H

Koord. Asrama Pi

Ana Janatia, S.Pd

H

Santri/wati

Ospa/Ospi

Majelis Guru

Page 42: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Total SDIT 223

MTs

1 95 22 117 164 28 192 309

2 64 21 6 91 75 10 8 93 184

3 14 23 12 49 40 17 11 68 117

Total Mts 610

MA

1 38 33 6 66 72 11 3 86 152

2 25 8 5 38 72 24 46 84

3 11 3 14 34 7 41 55

Total MA 291

Total Keseluruhan (SDIT+MTs+MA) 1124

b. Kegiatan Santri

Kegiatan santri Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko terjadwal secara teratur sebagai berikut :10

1. Pukul 04.00-06.00 : santri bangun untuk menunaikan shalat Shubuh

berjama’ah kemudian dilanjutkan dengan belajar mufradat bagi santri

umum dan belajar wajib tahfiz bagi santri hafiz Al-Qur’an.

2. Pukul 06.00-07.00 : santri sarapan di dapur umum dan siap-siap untuk

masuk kelas.

3. Pukul 07.15-12.00 : belajar wajib santri umum.

4. Pukul 08.00-11.00 : belajar wajib santri tahfiz.

5. Pukul 12.00-13.30 : ISHOMA (istirahat, shalat Zhuhur berjama’ah,

dan makan).

6. Pukul 13.30-15.00 : kegiatan life skill (barzanji marhaban, tilawatil

Qur’an, kaligrafi, dan ceramah tiga bahasa : Arab, Inggris, dan

Indonesia).

7. Pukul 15.00-16.00 : shalat Ashar berjama’ah dilanjutkan dengan

bersih-bersih lingkungan Pondok Pesantren.

8. Pukul 16.00-17.15 : olahraga.

9. Pukul 17.00-18.00 : makan sore dan persiapan shalat Magrib

berjama’ah.

10

Observasi Penulis di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko, 2-9 Desember 2018, Kabupaten Merangin.

Page 43: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

10. Pukul 18.00-20.00 : shalat Magrib berjama’ah, dilanjutkan dengan

wajib ngaji antara Magrib dan Isya, dan sholat Isya berjama’ah.

11. Pukul 20.00-21.30 : wajib belajar malam bagi santri umum dan tahfiz

Al-Qur’an bagi santri tahfiz.

12. Pukul 22.00-04.00 : jam wajib istirahat.

13. Pukul 20.00-21.30 Kamis malam : muhadharah santri sebagai

pelatihan keahlian diri (ceramah tiga bahasa dan keterampilan

kemasyarakatan).

14. Pukul 20.00-22.00 Sabtu malam : ekstra kurikuler Seni Bela Diri

santri.

15. Pukul 08.00-16.00 hari Minggu : ektsra kurikuler Drum Band.

Page 44: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

BAB III

PELAKSANAAN TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN

TAHFIZ AL-QUR’AN WAL HADITS AL-MUNAWWAROH BANGKO

A. Tata Laksana Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko

Dalam proses pelaksanaan tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko ada fase-fase yang

ditempuh oleh para penghafal Al-Qur’an, yaitu :

1. Pra tahfiz

Bagi santri yang memiliki niat untuk menghafalkan Al-Qur’an,

ketika datang kepada guru tahfiz untuk meminta izin bergabung dalam

komunitas penghafal Al-Qur’an, terlebih dahulu dibacakan peraturan yang

menjadi sebuah perjanjian di atas surat bermaterai yang harus disanggupi

ketika menjadi santri tahfiz. Perjanjian yang harus disanggupi tersebut

adalah harus menyelesaikan hafalan Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko. Apabila telah

menyelesaikan pendidikan di jenjang Madrasah Aliyah, akan tetapi belum

menyelesaikan hafalan Al-Qur’an maka Pondok Pesantren tidak akan

mengeluarkan ijazah santri yang bersangkutan. Jika menyanggupi

perjanjian tersebut maka diperbolehkan untuk bergabung menjadi santri

tahfiz1.

Dalam proses menghafal Al-Qur’an tidak semua calon penghafal

sudah menguasai sepenuhnya ilmu Tajwid dan pandai membaca Al-

Qur’an dengan baik dan benar. Bagi calon penghafal yang belum bisa

membaca Al-Qur’an menurut guru pembimbing tahfiz Al-Qur’an terlebih

dahulu dikenalkan dengan IQRA’ tergantung kemampuan calon penghafal,

jika belum mengenal sama sekali dengan huruf-huruf Hijaiyah maka

nazhar dimulai dari IQRA’ bagian paling awal yang memperkenalkan

1 Redho Hamdani, Guru TahfizPondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 2 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio.

Page 45: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

huruf-huruf Hijaiyah, jika sudah mengenal huruf-huruf tersebut dan belum

bisa membaca huruf-huruf yang bersambung dengan huruf-huruf lainnya

maka dimulai dari bab tentang itu, dan begitu seterusnya sesuai dengan

kemampuan masing-masing calon penghafal.2

Sebelum memulai menghafal Al-Qur’an, para santri terlebih

dahulu diwajibkan untuk melakukan tahsin/pembetulan bacaan Al-Qur’an

secara baik dan benar menurut hukum Tajwid dan Gharib atau yang lebih

populer disebut di kalangan parapenghafal Al-Qur’an dengan sebutan

nazhar.3 Proses ini dilakukan oleh para calon penghafal dengan membaca

sendiri ayat yang akan dinazharkan sacara berulang-ulang dengan

memperhatikan hukum-hukum bacaannya, kemudian ayat yang sudah

dibaca tersebut dibacakan terlebih dahulu kepada para senior yang sudah

memiliki banyak hafalan bahkan khatam hafalan Al-Qur’an, setelah

dilakukan nazhar kepada para senior kemudian dilanjutkan

membaca/nazhar di depan guru pembimbing tahfiz. Proses ini dilakukan

terus-menerus setiap pertemuan jam wajib belajar santri tahfiz Al-Qur’an

sebanyak tiga kali pertemuan dalam 1x24 jam.4

Nazhar sebelum masuk ke proses menghafal bagi santri tahfiz

setelah menguasai IQRA’ sepenuhnya, kemudian nazhar Al-Qur’an yang

dimulai dengan surah Al-Fatihah terlebih dahulu, setelah menguasai

bacaan surah Al-Fatihah secara baik dan benar (penyebutan makharijul

huruf dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya) keseluruhan ayat,

kemudian calon penghafal melakukan nazhar bagian awal surah Al-

Baqarah dan seterusnya secara berurutan. Setelah santri benar-benar bisa

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, baru lah kemudian santri

tersebut diperbolehkan untuk menghafal yang dimulai dari bagian awal juz

1 dan seterusnya mengikuti tertib ayat dan juz Al-Qur’an. Setiap santri

2 Rahmat Dani, Santri Tahfiz 30 juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 4 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio. 3 Ibid.

4Observasi Penulis di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko, 1-9 Desember 2018, Kabupaten Merangin.

Page 46: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

melakukan nazhar dalam jangka waktu yang berbeda-beda, ada yang

nazhar dalam jangka waktu satu bulan, dua bulan bahkan ada yang nazhar

berbulan-bulan tergantung pada kemampuan masing-masing santri di

dalam menyerap materi yang dipelajari ketika nazhar.5

2. Inti Tahfiz

Ketika proses tahfiz Al-Qur’an sedang dilaksanakan, ada peraturan

dan kewajiban tersendiri yang harus ditaati oleh penghafal Al-Qur’an.

Santri tahfiz harus mampu menghafal satu juz Al-Qur’an dalam jangka

waktu satu bulan dan maksimal paling lama adalah dua bulan. Jika dalam

kurun waktu dua bulan tersebut santri tidak mampu menghafal satu juz

maka guru tahfiz akan memanggil santri yang bersangkutan dan diberi

peringatan, jika peringatan tidak diindahkan dan tidak berniat untuk

menghafal maka santri tersebut dikeluarkan dari santri tahfiz dan

dimasukkan ke santri umum. Dengan menghafal Al-Qur’an sebanyak satu

juz dalam jangka waktu satu bulan, jika dilakukan oleh seorang santri

secara terus-menerus akan membuat santri bisa menyelesaikan hafalan Al-

Qur’an dalam jangka waktu kurang lebih tiga tahun dan waktu setelahnya

bisa dimanfaatkan untuk melancarkan seluruh hafalan Al-Qur’an yang

telah dihafalkan.6

Pelaksanaan tahfiz Al-Qur’an ini memiliki jam wajib tahfiz

sebanyak tiga kali dalam waktu 1x24 jam, yaitu :

a. Setelah Shalat Subuh Berjama’ah

Pada waktu ini santri diwajibkan untuk mengulang hafalan

lama yang sudah dihafalkan dan menghafal hafalan baru yang

akandisetorkan ketika waktu Dhuha (wajib tahfiz pagi). Waktu ini

adalah waktu otak ketika masih fresh dan belum terpengaruh dengan

berbagai macam pikiran. Dengan menjadwalkan waktu wajib

menghafal bagi santri tahfiz di setiap waktu Shubuh, akan menjadikan

santri tersebut senantiasa menggunakan waktunya di Shubuh hari

5 Redho Hamdani, Guru Tahfiz Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko., Rekaman Audio. 6 Ibid.

Page 47: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

untuk menghafal, supaya target satu juz dalam satu bulan yang ingin

dicapai guru tahfiz bisa terpenuhi dan berjalan dengan baik.

b. Waktu Dhuha

Pada waktu Dhuha ini santri diwajibkan untuk menyetor

hafalan baru yang telah dihafalkan di waktu Shubuh. Penyetoran

hafalan harus menggunakan buku setoran khusus, apabila sudah

menyetorkan hafalan maka guru tahfiz akan memberi paraf di buku

setoran pada nama juz dan halaman yang sudah disetorkan. Buku

setoran ini sebagai bukti tertulis sekaligus catatan sejauh mana hafalan

seorang santri tahfiz dan sebagai pedoman bagi santri jika dalam

proses penyetoran hafalan ditemukan adanya kesalahan dalam

penyebutan bacaan ayat, maka bacaan yang salah tersebut dicantumkan

oleh guru pembimbing tahfiz di dalam buku setoran itu.

c. Malam Setelah Isya

Pada malam hari setelah Isya santri diwajibkan untuk

muraja’ah hafalan yang telah disetorkan kepada guru tahfiz, baik itu

hafalan baru yang disetorkan pada pagi hari maupun hafalan yang

lama.7

Di luar jam tersebut di atas, santri tahfiz diberi kebebasan untuk

menghafal atau mengulang hafalan yang sudah dihafalkan.

3. Evaluasi Tahfiz

Berbagai macam upaya guru tahfiz di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko dalam melakukan evaluasi

terhadap hafalan calon-calon hafizAl-Qur’an, yaitu :

a. Evaluasi Mingguan

Evaluasi ini dilakukan di penghujung setiap minggu. Setiap

penghafal yang sudah memiliki hafalan mulai dari satu juz, dua juz dan

seterusnya diberikan pertanyaan sambung ayat oleh guru pembimbing

tahfiz di depan para penghafal lainnya.Sambung ayat ini berkisar di

7 Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio.

Page 48: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

antara juz-juz yang sudah dihafalkan. Evaluasi mingguan ini akan

memberikan efek pada santri untuk lebih giat dalam mengulang

hafalan Al-Qur’an.8

b. Evaluasi Bulanan

Evaluasi dilaksanakan di awal bulan setiap bulannya. Evaluasi

ini dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Dengan mengelompokkan para penghafal menurut kelipatan

hafalannya masing-masing. Pengelompokan ini dikelompokkan

berdasarkan hafalan 5 juz, 10 juz, 20 juz dan 30 juz. Satu orang

yang mendapat jadwal membaca hafalannya, harus membaca

dengan tanpa melihat mushaf sedikitpun di depan kelompok

menurut juz-juz tersebut dan yang lainnya memperhatikan apa

yang dibaca dengan cara melihat mushaf atau tanpa melihat

mushaf. Proses evaluasi bulanan ini wajib diselesaikan satu hari

bagi kelompok hafalan 5 dan 10 juz. Sedangkan kelompok hafalan

20 dan 30 juz wajib menyelesaikan bacaan hafalan tersebut selama

dua hari. Jika dalam proses pembacaan tersebut, santri yang

mendapat jadwal membaca menemukan keraguan dan kesalahan,

maka santri yang lainnya yang menyimak dan membetulkan

bacaan tersebut.9

2. Evaluasi umum Dilakukan dengan cara menggabungkan antara

santri tahfiz putra dan putri di ruang belajar santri tahfiz putri atau

di masjid kampus putri, kemudian santri tahfiz maju satu persatu

dilanjutkan denganguru pembimbing tahfiz dan Pimpinan Pondok

Pesantren memberikan pertanyaan sambung ayat sebanyak kurang

8 Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 9 Dharu Dharma Aji Sutoto, Santri Tahfiz 15 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018, Kabupaten

Merangin, Rekaman Audio.

Page 49: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

lebih tiga atau empat soal yang harus dijawab. Setiap pertanyaan

tersebut dibaca sebanyak satu halaman bahkan lebih.10

c. Evaluasi Tahunan

Sebelum penghafal Al-Qur’an yang telah menyelesaikan

hafalannya diwisuda, penghafal tersebut diberi jangka waktu untuk

melancarkan hafalannya, setelah batas waktu yang diberikan telah

selesai, maka santri yang telah menyelesaikan hafalan tersebut diuji

langsung oleh guru pembimbing tahfiz, Pimpinan Pondok Pesantren

dan guru-guru lainnya. Ini bertujuan untuk membentuk seorang hafiz

yang diwisuda benar-benar mampu menguasai hafalannya dengan

baik. Evaluasi ini dilakukan hanya sekali dalam setahun.11

d. Evaluasi Musabaqah

Evaluasi musabaqah ini dilakukan dengan cara menyeleksi

santri untuk diikut sertakan pada MHQ (Musabaqah Hifzil Qur’an)

dan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) cabang perlombaan tahfiz

Al-Qur’an 1 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz, dan 30 juz. Bagi santri yang bisa

menjawab semua pertanyaan dengan lancar akan diutus oleh guru

tahfiz di tingkat Kecamatan, Kabupaten dan tingkat santri. Evaluasi ini

sekaligus menjadi motivasi bagi santri yang belum dipilih oleh guru

tahfiz untuk mengulang hafalan yang sudah dihafalkan lebih rajin lagi

agar bisa mengikuti jejak santri-santri tahfiz lainnya yang mengikuti

musabaqah.12

10

Naufal Hawari, Santri Tahfiz 20 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio. 11

Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 12

Redho Hamdani Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio.

Page 50: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Tahfiz Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko.

1. Faktor Pendukung

Ada beberapa faktor pendukung internal dalam proses keberhasilan

santri tahfiz dalam menghafal Al-Qur’an, yaitu :

a. Niat yang Ikhlas13

Menghafal kalam Allah dengan meluruskan niat karena Allah

SWT semata akan diberikan pertolongan langsung dari yang maha

memliki kalam tersebut. Niat yang ikhlas akan menjadikannya

senantiasa bersabar serta istiqamah jika mendapati halangan dan

rintangan apa saja dalam proses menghafal dan muraja’ah hafalan Al-

Qur’an.14

b. Kemauan yang Kuat dan Istiqamah.15

Jika niat dan kemauan yang kuat dimiliki oleh santri penghafal,

maka hal tersebut akan mempermudah proses tahfiz Al-Qur’an.16

Menghafal Al-Qur’an akan berhasil apabila motivasi yang kuat muncul

dari pribadi seorang penghafal. Membiasakan diri secara rutin untuk

menghafal dan muraja’ah hafalan Al-Qur’an akan mempercepat

tercapainya keberhasilan tahfiz Al-Qur’an.

c. Daya Ingat Penghafal.17

Proses menghafal Al-Qur’an sangat memerlukan daya ingat.

Daya ingat yang ekstra mampu membuat santri tahfiz bisa dengan

cepat menyelesaikan hafalannya, dengan selalu memberi support

kepada penghafal tersebut untuk terus menghafal dan menyelesaikan

hafalan Al-Qur’an dengan cepat. Daya ingat tersebut sangat

13

Ibid. 14

Zakariyal Anshari, Anda pun Bisa hafal 30 juz Al-Qur’an, (Surakarta : Ziyad, 2016),

148. 15

Redho Hamdani Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 16

Ibid. 17

Ibid.

Page 51: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

mempengaruhi santri untuk menghafal atau memahami materi dan

mempraktekkannya.

Jika dikaitkan dengan menghafal Al-Qur’an, kebiasaan-

kebiasaan yang dilakukan penghafal Al-Qur’an untuk mengulangi

hafalan dapat mempertajam ingatan dan menghindarkan lupa.Seorang

penghafal Al-Qur’an yang memiliki daya ingat yang kuat dan tinggi

bisa menghafal Al-Qur’an sebanyak 2 juz dalam jangka waktu satu

bulan, bahkan lebih dari dua juz.

Sedangkan faktor eksternal yang menjadi pendukung suksesnya

tahfizAl-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis

AlMunawwaroh Bangko adalah :

a. Tenaga Pengajar

Jika dalam suatu lembaga tahfiz memiliki guru tahfiz yang

cukup dan guru selalu hadir setiap jam wajib tahfiz Al-Qur’an, maka

hal tersebut akan mempermudah proses santri dalam penyetoran

hafalan dan santri akan selalu mendapatkan motivasi dari guru yang

berbeda-beda tentang bagaimana cara menghafal dan mengulang

hafalan Al-Qur’an.18

Tenaga pengajar tahfiz yang banyak dan berasal

dari berbagai lembaga tahfiz ternama tentunya akan menerapkan

metode tahfiz yang berbeda-beda pula yang bisa menjadi masukan bagi

santri untuk menggunakan metode tersebut.

b. Dukungan Kedua Orang Tua

Dorongan dari orang tua yang selalu memberi semangat kepada

anaknya untuk menjadi seorang hafiz Al-Qur’an akan sangat

membantu santri untuk terus semangat dalam menyelesaikan hafalan

Al-Qur’an. Di balik kesuksesan seorang penghafal akan selalu ada

do’a, usaha, dan support kedua orang tua kepada anaknya.19

18

Muhammad Imron Al-Ghifari, Santri Tahfiz 5 juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 7 Desember 2018, Kabupaten

Merangin. Rekaman Audio. 19

Redho Hamdani Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio.

Page 52: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Hal ini sangat penting dalam mendukung santri dalam memberi

motivasi kepada anak untuk menguatkan. Dukungan dari kedua orang

tua terutama lebih dibutuhkan ketika santri liburan semester, maka

orang tua lah yang menjadi pengontrol santri tahfiz untuk selalu

muraja’ah hafalan dan orang tu pula yang berperan aktif dalam

membatasi santri tahfiz dalam bermain, lebih-lebih lagi bermain

handphone.

c. Lingkungan (Tempat) Menghafal.20

Lingkungan adalah faktor yang menentukan kecepatan

menghafal Al-Qur’an. Lingkungan yang nyaman dapat berpengaruh

bagi penghafal untuk mempermudah menyerap hafalan. Berbeda

dengan lingkungan yang gaduh maka penghafal akan merasa

terganggu dalam melakukan hafalan dan mengulang hafalan Al-

Qur’an, sehingga hafalannya mudah hilang.

d. Teman Bergaul

Bergaul dengan teman-teman yang rajin dalam mengaji akan

memberi efek bagi santri untuk mengaji pula, santri yang lain akan

merasa malu jika tidak mengaji (tahfizdan muraja’ah). Usia para santri

tahfiz yang berkisar dari 12 hingga 18 tahun sangat rentang terhadap

pergaulan. Lingkungan yang dikelilingi oleh orang-orang yang rajin

mengaji dan giat menghafal akan menjadikan santri tahfiz termotivasi

dan ikut mengaji juga. Jika sebaliknya, maka hal tersebut juga akan

menjadi pengaruh bagi santri.21

2. Faktor Penghambat

Dalam proses tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko ada beberapa penghambat

(internal) suksesnya santri menjadi hafiz Al-Qur’an :

20

Ibid. 21

Muhammad Imron Al-Ghifari, Santri Tahfiz 5 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio.

Page 53: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

a. Maksiat

Al-Qur’an adalah kitab yang suci, maka yang menghafalnya

harus manusia yang suci pula, kalau seorang penghafal ayat yang suci

tersebut banyak melakukan perbuatan maksiat maka proses menghafal

atau muraja’ah hafalan akan menjadi sulit dan tidak lancarnya sebuah

hafalan.22

Suatu ilmu tidak akan didatangkan oleh Allah kepada

seorang pelaku maksiat terlebih lagi Al-Qur’an tidak akan mau

melekat pada hati dan pikiran yang selalu bermaksiat kepada Allah

SWT.

b. Rasa malas

Rasa malas adalah suatu hal yang manusiawi yang dirasakan

oleh setiap orang.Namun, rasa malas yang dijumpai oleh para

penghafal Al-Qur’an memiliki tingkat kemalasan dan godaan yang

sangat luar biasa ketika hendak mengaji Al-Qur’an. Untuk mengatasi

rasa malas tersebut, para penghafal memperhatikan penghafal lainnya

yang selalu mencoba untuk giat dalam melakukan tahfiz dan

muraja’ah hafalan Al-Qur’an untuk memunculkan rasa semangat yang

baru.23

c. Bosan

Melakukan suatu pekerjaan yang sama setiap saat dan setiap

hari terkadang memberi efek bosan bagi penghafal jika tidak dilakukan

dengan cara yang variatif, karena penghafal membutuhkan cara yang

berbeda dalam tahfiz Al-Qur’an.24

d. Rasa Ingin Bermain

Bermain adalah dunia anak-anak yang masih menginjak usia

jenjang MTs dan baru memasuki usia jenjang MA. Namun, dalam

22

Naufal Hawari, Santri Tahfiz 20 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 23

Regi Muti, Santri Tahfiz 10 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 4 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio. 24

Ibid.

Page 54: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

proses santri menghafal Al-Qur’an, guru pembimbing tahfiz selalu

mengingatkan bahwa waktu bermain santri ada batasannya.25

e. Pelanggaran Tata Tertib Pondok Pesantren

Pelanggaran tata tertib Pondok Pesantren juga menjadi faktor

penghambat suksesnya santri menyelesaikan hafalan Al-Qur’an,

seperti masih adanya santri yang membawa Handphone, Mp3/Audio

Player dan sejenisnya. Waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan

untuk menghafal, akan tetapi disalah gunakan untuk memakai benda-

benda yang dilarang di Pondok Pesantren.26

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat eksternal dalam

suksesnya tahfiz di Pondok Pesantren Al-Munawwaroh Bangko adalah :

a. Program Bahasa Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko memiliki program bahasa yang diadakan selama

2 bulan setiap tahunnya, yang mana pada bulan tersebut kegiatan tahfiz

terganggu dikarenakan santri tahfiz juga harus mengikuti kegiatan

tersebut. Selama pelaksanaan program bahasa itu waktu santri tahfiz

lebih banyak dihabiskan untuk belajar bahasa Arab dan Inggris,

sehingga waktu mengaji menjadi jauh lebih sedikit dari biasanya.

Waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh santri tahfiz untuk

menambah hafalan dan muraja’ah hafalan Al-Qur’an, akan tetapi lebih

banyak dihabiskan untuk belajar dan menghafal kosa kata bahasa Arab

dan Inggris.27

Realita tersebut tampak sebelum adanya program

English Camp para santri tahfiz mampu menyetorkan 2 sampai 3

halaman perhari dan muraja’ah 3 sampai 5 juz perhari. Sebaliknya

ketika bulan English Camp hanya sedikit hafalan yang mampu

disetorkan dan sedikit pula muraja’ah nya.

25

Muhammad Imron Al-Ghifari, Santri Tahfiz 5 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 26

Ibid. 27

Dharu Dharma Aji Sutoto, Santri Tahfiz 15 juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018, Kabupaten

Merangin, Rekaman Audio.

Page 55: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

b. Santri Tahfiz dan Santri Umum ditempatkan di Satu Lokasi

Di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko masih bergabung antara santri tahfiz dan santri

umum, santri tahfiz ikut bergaul dengan santri umum yang jarang

memiliki kebiasaan mengaji yang teratur sebagaimana santri tahfiz. Ini

sangat memberi pengaruh yang negatif bagi santri. Sebaiknya santri

tahfiz ditempatkan pada lokasi yang keseluruhannya adalah para

penghafal Al-Qur’an, dengan begitu lingkungan sekeliling para

penghafal selalu dihiasi dengan kegiatan tahfiz Al-Qur’an.28

28

Regi Muti, Santri Tahfiz 10 juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 4 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio.

Page 56: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

BAB IV

METODE TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL-

QUR’AN WAL HADITS AL-MUNAWWAROH BANGKO

A. Metode Tahfiz Al-Qur’an

Dalam proses tahfiz, ada dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama

lain, yaitu tahfiz (menghafal) dan Muraja’ah (mengulang hafalan Al-Qur’an)

untuk menjaga hafalan yang sudah dimiliki oleh seorang penghafal.

Ada beberapa metode tahfiz Al-Qur’an menurut para ahli, di antaranya

:

1. Metode Tahfiz Menurut Umarul Faruq Abu Bakar

Umarul Faruq Abu Bakar menawarkan setidaknya empat metode

tahfiz yang bisa diterapkan bagi lembaga tahfiz/para penghafal Al-Qur’an,

yaitu metode Sudan, metode Uzbekiztan, Metode Maroko dan Mauritania,

dan metode Turki.1

Berikut adalah penjelasan dari empat metode di atas :

a. Metode Sudan

Metode menghafal ini dilakukan dengan cara :

1. Pembimbing tahfiz di dalam satu komunitas perkumpulan para

pengahafal Al-Qur’an membacakan ayat yang hendak dihafal.

Kemudian murid membaca ulang di depan pembimbing. Guru

pembimbing tahfiz memeperbaiki pengucapan huruf dan

bacaannya.

2. Setelah satu murid selesai membaca di hadapan gurunya ia kembali

ke tempatnya dan murid yang lain melakukan hal yang sama.

3. Ketika proses talqin ini selesai, maka untuk menghilangkan

kejenuhan guru pembimbing meminta murid untuk berdiri dan

membentuk lingkaran yang memutar, guru berada di tengah

lingkaran mengawasi para penghafal.

1 Umarul Faruq Abu Bakar, Jurus Dahsyat Mudah Menghafal Al-Qur’an untuk Anak,

(Surakarta : Ziyad, 2016), 97.

Page 57: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

4. Setelah berputar mengelilingi lingkaran selama kurang lebih satu

jam para menghafal kembali mengantri untuk menyetorkan

hafalan.

b. Metode Uzbekistan

Metode ini dilakukan dengan langkah-langkah :

1. Seorang penghafal membaca satu halaman dengan benar di depan

guru pembimbing tahfiz.

2. Seorang penghafal membaca satu halaman tersebut sebanyak 300

kali.

3. Setelah selesai membaca 300 kali, barulah ia mulai menghafal.

Kemudian menyetorkannya kepada guru pembimbing tahfiz.

4. Setelah seorang penghafal khatam hafalan Al-Qur’an maka

penghafal tersebut membaca hafalan Al-Qur’an secara keseluruhan

sebanyak 300 kali pula dengan melihat mushaf.2

c. Metode Maroko dan Mauritania

Metode ini digunakan dengan menggunakan metode alwah

atau papan kayu tulis. Metode hanya bisa dilaksanakan oleh anak-anak

yang yang mampu membaca dan menulis Al-Qur’an.

Caranya, guru pembimbing tahfiz menjelaskan bahwa para

penghafal tidak memegang mushaf selama menghafal, mereka hanya

boleh mengacu pada papan kayu yang telah ditulisi ayat-ayat Al-

Qur’an yang hendak dihafalkan. Jika salah seorang dari penghafal

tersebut lupa atau keliru maka ia harus bertanya kepada penghafal

yang lain dan jika tidak ada yang bisa maka harus bertanya langsung

kepada guru pembimbing tahfiz.3

d. Metode Turki

Metode ini dilakukan dengan cara :

2Ibid., 99.

3Ibid., 101.

Page 58: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

1. Melatih penghafal terlebih dahulu membaca Al-Qur’an dengan

baik dan benar yang dimulai dengan mengajarkan huruf-huruf

Hijaiyah sampai bisa membaca Al-Qur’an dengan baik.

2. Menghafal dari mushaf yang sudah dibagi menjadi setiap juz 10

lembar dan setiap halaman menjadi 15 baris.

3. Seorang penghafal memulai proses menghafal dari bagian akhir

dari juz 1, hari kedua pindah ke akhir juz 2, demikian setiap hari

sampai satu bulan hingga murid menyelesaikan 30 halaman.

4. Pada awal bulan kedua, penghafal menghafal satu halamn sebelum

terakhir dari juz 1, Hari kedua menghafal satu halaman sebelum

akhir juz 2, demikian seterusnya seperti cara pada poin 3.

5. Pengahafal terus menghafal dengan teknik menghafal dari halaman

terakhir setiap juz seperti cara pada poin 4.4

2. Metode Tahfiz Al-Qur’an Menurut Ahsin Wijaya

Ahsin Wijaya Al-Hafiz memaparkan secara rinci mengenai metode

menghafalkan Al-Qur’an menjadi 5 metode, yaitu : Metode Wahdah,

Metode Kitabah, Metode Sima’i, Metode Gabungan dan Metode Jama’.5

a. Metode Wahdah

Metode ini adalah menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat

yang hendak dihafal. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa

dibaca sebanyak sepuluh kali, atau dua puluh kali, atau lebih sehingga

proses ini mampu membentuk pola dalam bayangan, akan tetapi

hingga benar-benar membentuk gerak reflek pada lisannya. Setelah

benar-benar hafal kemudian dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya

dengan cara yang sama demikian seterusnya, sehingga semakin banyak

diulang maka kualitas hafalan semakin refsentatif.6

4Ibid., 100.

5 Ahsin Wijaya, Bimbingan Praktis Manghafal Al-Qur’an, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009),

63. 6 Ibid.

Page 59: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

b. Metode Kitabah

Kitabah artinya menulis.7Metode ini memberikan alternatif dari

pada metode yang pertama. Pada metode ini penghafal terlebih dahulu

menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah

disediakan untuknya. Kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya sehingga

lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkannya. Metode ini cukup

praktis dan baik, karena disamping membaca dengan lisan, aspek

visual menulis juga akan sangat membantu dalam mempercepat

terbentuknya pola hafalan dalam bayangan ingatannya.8

c. Metode Sima’i

Sima’i artinya mendengar.9 Yang dimaksud mendengar di sini

adalah mendengarkan suatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini

sangat efektif bagi penghafal yang memiliki daya ingat ekstra,

terutama bagi penghafal tunanetra atau anak yang masih di bawah

umur yang belum mengenal baca tulis Al-Qur’an. Metode ini dapat

dilakukan dengan dua alternatif :

1. Mendengar dari guru yang membimbingnya, terutama bagi

penghafal tunanetra atau anak-anak. Dalam hal ini instruktur

dituntut untuk berperan aktif, sabar dan teliti dalam membacakan

dan membimbingnya, karena ia harus membacakan ayat satu

persatu untuk dihafal, sehingga penghafal mampu menghafal

secara sempurna. Baru kemudian dilanjutkan dengan ayat

berikutnya.

2. Merekam lebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya ke dalam

recorder dengan kebutuhan menurut kemampuannya. Kemudian

rekaman diputar dan didengar dengan seksama sambil mengikuti

secara perlahan. Kemudian diulang lagi dan diulang lagi, dan

7 A. Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab, (Surabaya : Pustaka

Progresif, 2007), 912. 8Ahsin Wijaya, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an., 64.

9 A. Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab., 225.

Page 60: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

seterusnya menurut kebutuhan sehingga ayat-ayat tersebut benar-

benar hafal diluar kepala.10

d. Metode Gabungan

Metode ini merupakan metode gabungan antara Metode

Wahdah dan Metode Kitabah. Hanya saja kitabah (menulis) disini

lebih memiliki fungsional sabagai uji coba terhadap ayat-ayat yang

telah dihafalnya, kemudian ia mencoba menuliskannya di atas kertas

yang telah disediakan untuknya dengan hafalan pula. Kelebihan

metode ini adalah adanya fungsi ganda, yakni berfungsi untuk

menghafal sekaligus berfungsi untuk pemantapan hafalan.11

e. Metode Jama’

Maksud metode ini adalah cara menghafal yang dilakukan

secara kolektif atau bersama-sama yang dipimpin oleh seorang

instruktur. Pertama, instruktur membacakan satu ayat atau beberapa

ayat dan para penghafal menirukan secara bersama-sama.Kemudian

instruktur membimbingnya dengan mengulang-ulang kembali ayat-

ayat tersebut dan penghafal mengikutinya. Setelah ayat itu dapat

mereka baca dengan baik dan benar, selanjutnya mereka mengikuti

bacaan instruktur dengan sedikit demi sedikit mencoba melepaskan

mushaf (tanpa melihat mushaf) dan demikian seterusnya sehingga

ayat-ayat yang sedang dihafalnya itu benar-benar sepenuhnya masuk

dalam ingatannya. Setelah penghafal benar-benar hafal, kemudian

diteruskan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama.12

3. Metode Tahfiz Al-Qur’an Menurut Abdurrab Nawabuddin

Menurut Abdurrab Nawabuddin, ada dua metode tahfiz Al-

Qur’an,yaitu :13

10

Ibid., 65. 11

Ibid.,66. 12

Ahsin Wijaya Al-Hafiz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an., 66. 13

Abduurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Bandung : Sinar Baru, 1991),

59.

Page 61: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

a. Metode Juz’i

Metode juz’i adalah cara menghafal Al-Qur’an secara

berangsur-angsur atau sebagian demi sebagian dan menghubungkan

bagian satu dengan bagian lainnya dalam satu kesatuan materi yang

dihafal. Hal ini dapat dikaji dari pernyataan “untuk memperingan

beban, materi yang akan dihafalkan hendaknya dibatasi. Umpamanya

menghafal sebanyak tujuh baris, sepuluh baris, satu halaman atau satu

hizb. Apabila telah selesai, berpindahlah ke hafalan berikutnya,

kemudian gabungkan hafalan yang telah dihafal. Sebagai contoh,

seorang anak menghafal surah Al-Hujurat menjadi dua atau tiga tahap

atau surah Al-Kahfi dihafal menjadi empat tahap atau lima tahap.”14

b. Metode Kulli

Metode Kulli adalah metode menghafalkan Al-Qur’an dengan

cara menghafalkan secara keseluruhan materi hafalan yang dihafalkan,

tidak dengan cara bertahap atau sebagian-sebagian. Jadi, keseluruhan

materi ayat yang ada tanpa memilih-milahnya, baru kemudian diulang

terus sampai benar-benar hafal. Penjelasan tersebut dapat dikaji

berdasarkan penryataan “hendaknya seorang penghafal mengulang-

ulang apa yang pernah dihafalkannya meskipun hal itu merupakan satu

kesatuan tanpa memilih-milahnya. Misalnya, dalam menghafal surah

An-Nur, di sana ada tiga hizb kurang lebih ada delapan halaman yang

dapat dihafalkan oleh seorang penghafal sekaligus dengan cara banyak

membaca dan mengulang”.15

Di antara dua metode di atas, menurut Abdurrab Nawabuddin

metode juz’i merupakan metode yang sangat baik untuk dipergunakan

dalam proses menghafal Al-Qur’an,16

dengan beberapa alasan yang

dikemukakan :

14

Nurul Qomariyah dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal

Al-Qur’an, (Yogyakarta : Semesta Hikmah, 2016), 46. 15

Nurul Qomariyah dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal

Al-Qur’an., 47. 16

Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an., 59.

Page 62: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

1. Sebuah riwayat Al-Baihaqi dari Abu Aliyah berkata : Nabi

Muhammad SAW menggunakan metode ini dalam mengajar

qira’ah para sahabatnya, begitu pula para Sahabat mengajarkan

kepada generasi berikutnya.

2. Metode tersebut lebih tepat untuk anak-anak dan orang yang

kurang berpengalaman dalam menghafal Al-Qur’an.

3. Metode tersebut lebih baik untuk menghafal ayat-ayat yang mirip,

baik dalam struktur maupun dalam kata-kata serta ayat-ayat yang

diulang-ulang, seperti dalam surah Ar-Rahman, Al-Waqi’ah, Al-

Jin, dan lain-lain.17

4. Metode Tahfiz Menurut Muhammad Zein

Metode yang digunakan dalam proses tahfiz Al-Qur’an menurut

Muhammad Zein adalah :

a. Metode Hatam (Hafal Tanpa Menghafal)

Yaitu sebuah metode menghafal Al-Qur’an yang dilakukan

dengan mendengar ayat-ayat Al-Qur’an yang dilantunkan secara

berulang-ulang dengan memanfaatkan media audio atau audio visual.

Dalam prosesnya metode ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

1. Pengulangan ayat minimal sebanyak sepuluh kali.

2. Ayat dilafalkan dengan indah.

3. Memanfaatkan media audio untuk memutar ayat-ayat yang akan

dihafal.

Metode ini dapat dilakukan juga dengan sambil bermain

dengan tetap mendengar ayat-ayat Al-Qur’an yang disetel berulang-

ulang, sehingga secara tidak langsung mampu menghafal ayat

tersebut.Inilah alasan metode ini dinamakan metode hatam (hafal tanpa

menghafal).18

17

Nurul Qomariyah dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal

Al-Qur’an., 46. 18

Nurul Qomariyah dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal

Al-Qur’an., 50.

Page 63: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

b. Metode Kaisa

Metode Kaisa yaitu metode menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an

dengan sistem kinestik atau menggunakan gerakan tubuh yang

disesuaikan dengan terjemahan ayat.Kekuatan metode ini terletak pada

pendekatan agar penghafal menjadi rileks saat menghafal dan tetap

mengutamakan tajwid.19

Metode kaisa merupakan metode kinestis yang mulai digagas

oleh Laili pada tahun 2012 dan secara resmi pada tahun 2014 dinamai

menjadi metode kaisa, dengan alasan karena karena pada saat itu salah

satu anaknya yang bernama Kaisa Aulia Kamal lolos di audisi Hafiz

Al-Qur’an yang tayang di stasiun televise Trans7 dan berhasil merebut

juara 3 dan juara favorit pada tahun 2014.

c. Metode Yadain

Metode ini adalah suatu cara untuk memudahkan menghafal

Al-Qur’an dengan tujuan untuk menghafal dan mengetahui bunyi ayat

Al-Qur’an, terjemah, nama surat, nomor surat, nomor ayat, nomor

halaman, letak kiri kanan, indeks tematik, dan letak juz dengan

menggunakan visualisasi imajinasi tadabbur dua tangan. Inti metode

yadain yaitu jari ayat metode yadain dan visualisasi imajinasi

tadabbur. Jari ayat untuk memudahkan menghafal nomor ayat, nomor

halaman, nomor juz dan bisa diaplikasikan juga untuk menghafal

nomor urutan surat. Sedangkan visualisasi imajinasi tadabbur dilatih

dengan dua tangan dan selanjutnya cukup menggunakan imajinasi

tadabbur untuk memahami isi kandungan Al-Qur’an.20

d. Metode ACQ (Aku Cinta Qur’an)

Metode ini merupakan metode menghafalkan Al-Qur’an

dengan gerak isyarat tangan yang dikolaborasikan dengan seimbang

antara gerakan mulut dan isyarat tangan, sehingga metode ini dinilai

sangat efektif dalam proses penghafalan Al-Qur’an, tidak terkecuali

19

Ibid. 20

Ibid., 51.

Page 64: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

bagi anak usia dini. Dalam penerapannya, metode ACQ ini tidak sulit

untuk diajarkan kepada anak. Karena metode ACQ mengajarkan anak

untuk mencintai Al-Qur’an dan paham Al-Qur’an, bukan memaksakan

Al-Qur’an. Sehingga dengan sendirinya mereka tergerak menghafal

dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an.21

e. Metode Fahim Al-Qur’an

Metode ini adalah metode menghafal Al-Qur’an dengan fast,

active, happy, and integrated in memorizingAl-Qur’an. Metode ini

cocok diterapkan untuk anak-anak sejak balita. Berbeda dengan

metode menghafal Al-Qur’an yang biasa ditemui, metode fahim Al-

Qur’an bisa dilakukan dengan bermain ular tangga dan sebagainya.

Metode ini menggunakan pendekatan tiga ranah pendidikan, yaitu :

kognitif, efektif dan psikomotorik. Dengan metode ini anak tidak

kehilangan dunia bermainnya sekaligus menjadi hafiz Al-Qur’an.22

Sedangkan Metode Muraja’ah (mengulang hafalan), sebagaimana

dijelaskan oleh Zakariyal Anshari di dalam karyanya yang berjudul “Anda

Pun Bisa Hafal 30 Juz Al-Qur’an”tentangmetode muraja’ah hampir sama

dengan metode menghafal hafalan baru. Metode yang dilakukan dalam

muraja’ah adalah :

1. Bersuara Ketika Muraja’ah

Tidak disarankan bagi seorang penghafal mengulang hafalannya

dengan suara lirih dan pelan. Kecuali bila tenggorokan sedang sakit dan

sudah lelah.

2. Membuka dan Menutup Mushaf Saat Muraja’ah

Ada kalanya muraja’ah hafalan dengan cara melihat mushaf dan

adakalanya pula muraja’ah hafalan tanpa melihat mushaf.

Contoh, pada saat muraja’ah juz pertama, bacalah ayat-ayat pada

juz tersebut dengan melihat mushaf, kemudian saat mengulanginya lagi

21

Ibid. 22

Ibid., 52.

Page 65: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

tidak perlu melihat mushaf lagi. Karena tujuannya adalah untuk merekam

letak ayat pada halaman yang sedang diulang dan untuk menambah kokoh

hafalan ketika tidak bergantung lagi kepada mushaf.

3. Tidak Berpindah Sebelum Lancar

Dalam muraja’ah hafalan Al-Qur’an hal yang harus diperhatikan

adalah tidak terburu-buru ingin cepat selesai satu surah atau satu juz.

Ketika ingin berpindah surah atau juz baru maka harus melancarkan

hafalan tersebut terlebih dahulu

4. Waktu Muraja’ah

Untuk menghasilkan hafalan yang memuaskan dan berkualitas,

maka bisa memilih di antara beberapa waktu berikut :

a. Sebelum Shubuh

Waktu sebelum shubuh adalah sebaik-baik waktu yang dimiliki

oleh seorang muslim. Bacaan di waktu ini lebih berkesan dan dapat

bertahan lama. Sebagaimana Allah telah menjelaskan di dalam

firmannya :

وـ قيلا إف ناشئة الليل هي أشد كطئا كأقػ“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa) dan

(bacaan pada waktu itu) lebih berkesan.” (QS. Al-Muzammil :

6)23

Rasulullah telah mempraktikkan cara tersebut. Beliau

mengulangi hafalannya pada sepertiga malam terakhir.

b. Setelah Shalat Shubuh Hingga Menjelang Zhuhur

Nabi Muhammad SAW menganjurkan bagi penghafal Al-

Qur’an yang tertidur dan tidak bangun di malam hari agar mengganti

waktu waktu yang telah berlalu antara setelah Shubuh dan sebelum

Zhuhur.

23

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung : Diponegoro, 2013),

574.

Page 66: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

c. Ketika Sedang Bersemangat

Pada asalnya waktu muraja’ah kapan saja bisa, hanya saja

waktu yang utama adalah dua waktu di atas.Boleh juga waktu lainnya

ketika punya semangat dan memperhatikan kondisi saat

muraja’ah.Kondisi itu pada saat tidak dikelilingi suasana hiruk pikuk,

karena hal tersebut bisa membuat seorang penghafal menjadi tidak

fokus.

d. Muraja’ah Al-Qur’an dalam Shalat

Salah satu metode muraja’ah yang paling baik adalah

muraja’ah Al-Qur’an saat melakukan shalat malam atau pada saat

melakukan shalat sunnah Rawatib. Sebelum melakukan muraja’ah

dalam shalat hendaknya menyiapkan hafalan yang akan

dimuraja’ahkan pada siang harinya dengan lancar. Hal ini bertujuan

agar ketika membacanya ketika shalat tidak ada ayat yang tersendat

atau lupa.24

Tabel berikut adalah kewajiban muraja’ah hafalan Al-Qur’an

bagi para pengghafal :25

Jumlah hafalan Wajib Muraja’ah perhari

5 juz 1 juz

10 juz 2 juz

15 juz 3 juz

25 juz 4 juz

30 juz 5 juz

24

Zakariyal Anshari, Anda pun Bisa Hafal 30 Juz Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Imam

Syafi’i, 2017), 128-130. 25

Ibid., 128.

Page 67: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

B. Metode Tahfiz Al-Qur’an Santri Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko

1. Metode Menghafal Al-Qur’an

Dalam menghafal Al-Qur’an ada beberapa metode yang digunakan

oleh para santri tahfiz, yaitu :

Rahmat Dani Al-Hafiz mengatakan “cara yang digunakan dalam

menghafal Al-Qur’an adalah dengan cara membaca ayat-ayat yang akan

dihafalkan secara berulang-ulang sebanyak lima kali atau lebih dengan

benar-benar memperhatikan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya,

menghafal di waktu Shubuh karena waktu itu yang disarankan oleh guru

pembimbing tahfiz dan dalam melakukan muraja’ah hafalan Al-Qur’an,

melakukan muraja’ah sebanyak lima juz setiap harinya di waktu wajib

tahfiz pagi, wajib tahfiz malam, di luar waktu wajib tahfiz dan di dalam

shalat, dengan begitu bisa menyelesaikan muraja’ah hafalan Al-Qur’an 30

juz setiap minggunya dari senin hingga sabtu dan hari minggu

dimanfaatkan untuk libur mengaji untuk refresh pikiran”.26

Regi Muti mengatakan “dalam menghafal Al-Qur’an, membaca

terlebih dahulu ayat yang akan dihafal sebanyak sepuluh kali atau lebih

dengan memperhatikan hukum-hukum bacaanya dengan teliti dan dalam

melakukan muraja’ah hafalan, melakukan muraja’ah sebanyak tiga

sampai lima juz perhari”.27

Muhammad Imron “dalam menghafal ditargetkan dalam satu hari

satu halaman Al-Qur’an. Sebelum menghafal, ayat yang akan dihafalkan

dibaca sebanyak 20 kali hingga bacaan benar-benar fasih dan benar,

kemudian mushaf Al-Qur’an ditutup dan mulai menghafal. Setelah ayat

benar-benar hafal baru lah disetorkan kepada guru pembimbing tahfiz.

Metode lain yang digunakan adalah dengan mendengar langsung dari guru

26

Rahmat Dani Al-Hafiz, Santri Tahfiz 30 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 4 Desember 2018, Kabupaten

Merangin, Rekaman Audio. 27

Regi Muti, Santri Tahfiz 10 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 4 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio.

Page 68: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

pembimbing tahfiz atau mendengar murottal para imam dan Syaikh-

Syaikh Arab.Setiap hari diwajibkan untuk mengulang hafalan sebanyak

satu juz agar hafalan yang sudah dihafalkan tidak lupa. Waktu yang

digunakan untuk menghafal adalah waktu Shubuh dan muraja’ah di waktu

antara Magrib dan Isya, kemudian dilanjutkan kembali seseudah Isya

hingga jam 9.30 malam”.28

Dharu Dharma Aji Sutoto “sebelum menghafal, ayat yang akan

dihafalkan satu halaman dibaca terlebih dahulu sebanyak lima kali atau

sepuluh kali untuk mengetahui secara benar kesalahan dalam pembacaan

ayat, setelah dibaca lima kali baru lah mulai menghafalkan satu halaman

tersebut. Terkadang jika langsung menghafal tanpa membaca berkali-kali

terlebih dahulu sering ditemukannya banyak kesalahan dalam pembacaan

ayat. Metode lain yang digunakan adalah dengan menulis terlebih dahulu

di dalam buku khusus ayat-ayat yang akan dihafalkan dan metode ini juga

banyak digunakan oleh penghafal lainnya. Dalam waktu 1x24 jam

muraja’ah hafalan Al-Qur’an sebanyak lima, 2 juz di waktu setelah tahfiz

wajib pagi hingga Zhuhur, dua juz di waktu antara Zhuhur dan Ashar dan

setelah Isya satu juz”.29

Naufal Hawari “membaca terlebih dahulu ayat yang akan

dihafalkan dengan memperhatikan tajwidnya dan dalam waktu satu hari

satu malam melakukan muraja’ah sebanyak empat juz Al-Qur’an untuk

tetap menjaga hafalan yang sudah dihafalkan”.30

Aziz Al-Hafiz juga mengatakan “sebelum masuk menghafal,

semua santri tahfiz diwajibkan terlebih dahulu untuk nazhar sebagai

tahsin/pembetulan bacaan calon penghafal, setelah bacaan baik dan benar

28

Muhammad Imron, Santri Tahfiz 5 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 7 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio. 29

Dharu Dharma Aji Sutoto, Santri Tahfiz 15 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018, Kabupaten

Merangin, Rekaman Audio. 30

Naufal Hawari, Santri Tahfiz 20 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio.

Page 69: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

baru lah santri dibolehkan untuk menghafal, disarankan untuk menghafal

menggunakan Al-Qur’an terjemah dan membaca secara berulang-ulang,

dengan menghafal makna ayat sekaligus akan sangat mempermudah dalam

proses menghafal dan muraja’ah hafalan yang sudah dihafalkan.

Muraja’ah hafalan Al-Qur’an ketika waktu lapang bisa hingga lima atau

enam juz dalam sehari, jika di waktu banyak kesibukan lainnya muraja’ah

hafalan tidak sampai lima juz”.31

Dari beberapa wawancara dengan santri dan guru tahfiz di atas,

maka metode yang digunakan santri tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko dalam menghafal Al-Qur’an

adalah sebagai berikut :

a. Metode Wahdah

Sebelum menghafal, ayat yang akan dihafalkan dibaca

sebanyak 5 kali, 10 kali dan 20 kali dengan melihat mushaf terlebih

dahulu dengan memperhatikan secara teliti hukum tajwid yang

terkandung di dalam ayat yang hendak dihafalkan tersebut. Setelah

berkali-kali dibaca terus-menerus hingga yakin tidak ada kesalahan

yang terdapat pada ayat yang dibaca dan ayat yang akan dihafal mulai

masuk ke ingatan, santri yang bersangkutan mulai menghafal ayat

tersebut dengan melihat mushaf dan tanpa melihat mushaf. Menghafal

langsung tanpa membaca berkali-kali dengan memperhatikan hukum-

hukum tajwidnya akan menyulitkan penghafal, terkadang kesalahan

baru ditemukan ketika proses penyetoran dan penghafal harus

mengghafal kembali.

b. Metode Sima’i

Metode ini juga digunakan di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadids Al-Munawwaroh Bangko. Guru tahfiz terlebih

dahulu membaca ayat yang akan dihafalkan oleh penghafal, penghafal

mendengar dengan baik ayat yang dibacakan oleh guru pembimbing

31

Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio.

Page 70: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

tahfiz tersebut. Metode ini bermanfaat bagi santri supaya mengetahui

cara praktek membaca Al-Qur’an dari Syaikh-syaikh Arab yang ahli

dalam bidang Al-Qur’an.

Ada juga yang menghafal dengan menggunakan audio player.

Ini hanya bisa dilakukan bagi santri yang dalam masa pengabdian

(telah menyelesaikan sekolah tingkat MA tapi belum menyelesaikan

hafalan Al-Qur’an.

c. Metode Kitabah

Menghafal dengan metode ini adalah dengan cara menulis

terlebih dahulu ayat yang akan dihafalkan pada buku khusus dengan

menulis maka akan sekaligus membaca ayat yang akan dihafalkan,

dengan demikian akan memberi respon kepada otak yang manjadikan

ayat tersebut mudah untuk diingat.

d. Menghafal dan Memahami Makna Ayat

Metode ini dilakukan dengan menggunakan Al-Qur’an

terjemah, dengan memahami dan mengetahui terlebih dahulu makna

ayat, di samping menghafal ayat terjemahnya juga dihafalkan.

Metode yang paling banyak digunakan oleh santri tahfiz

Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

bangko adalah metode wahdah, karena metode tersebut memiliki

kelebihan sebelum menghafal dilakukan pembetulan bacaan dan

hukum tajwid Al-Qur’an terlebih dahulu dan menciptakan bayangan

yang kuat di otak penghafal. Hal tersebut juga dibuktikan dengan

meminta para santri tersebut untuk mencoba beberapa metode yang

diterapkan di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko.

2. Metode Muraja’ah

Dalam proses muraja’ah hafalan yang sudah dihafal para santri

tahfiz melakukan muraja’ah dengan cara :

a. Bersuara Ketika Muraja’ah

Page 71: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Semua santri yang melakukan muraja’ah hafalan Al-Qur’an

dengan bersuara jelas, hal ini terlihat jelas ketika waktu wajib belajar

empat waktu selama 24 jam, terdengar jelas perpaduan suara santri-

santri tahfiz saat menghafal dan muraja’ah hafalan.

b. Membuka dan Menutup Mushaf

Bagi santri tahfiz yang sudah sangat lancar hafalannya, ia

melakukan muraja’ah dengan menutup mushaf. Sedangkan bagi santri

tahfiz yang belum begitu lancar hafalannya, ia melakukan muraja’ah

dengan membuka dan menutup mushaf.

c. Muraja’ah 5 juz perhari

Melakukan muraja’ah dengan jumlah juz yang banyak akan

sangat membantu dalam proses melancarkan hafalan yang sudah ada,

dalam satu minggu bisa menyelesaikan muraja’ah 30 juz Al-Qur’an

yang sudah dihafalkan.32

Waktu-waktu yang digunakan santri tahfiz Pondok Pesantren

Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko adalah sebagai

berikut :

1. Sebelum Shalat Shubuh

Pada waktu ini, bagi santri yang terbangun untuk

melakukan shalat Tahajud maka setelah melakukan shalat tersebut

langsung dilanjutkan dengan muraja’ah hafalan Al-Qur’an.33

2. Setelah Shalat Shubuh

Setelah dilaksanakan shalat shubuh berjama’ah di musholla

para santri tahfiz memiliki jam wajib belajar. Pada waktu ini, para

santri memanfaatkan waktu ini dengan sebaik mungkin, ada yang

memanfaatkan waktu ini untuk menghafal dan ada juga yang

memanfaatkan waktu ini untuk muraja’ah hafalan Al-Qur’an.34

32

Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 33

Muhammad Imron Al-Ghifari, Santri Tahfiz 5 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 34

Rahmat Dani Al-Hafiz, Santri Tahfiz 30 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio.

Page 72: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Waktu ini berlangsung sampai dengan waktu sarapan.

Ketika waktu sarapan tiba, para santri beristirahat untuk sarapan

dan mandi, setelah selesai kemudian dilanjutkan lagi menghafal

atau muraja’ah hafalan Al-Qur’an.

3. Ketika Sedang Bersemangat

Waktu ini terlihat jelas banyak santri yang melakukan

muraja’ah dengan rajin di luar jam wajib tahfiz. Ada yang

menghafal atau muraja’ah di asrama, mushola, ruang belajar

khusus santri tahfiz dan tempat-tempat lainnya di Pondok

Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko

yang bisa dimanfaatkan oleh para penghafal. Namun, hanya

setengah persen yang memiliki semangat seperti ini.

4. Ketika Sedang Shalat

Ini terlihat ketika peneliti ikut serta dalam kegiatan shalat

berjama’ah lima waktu, yang bertindak sebagai imam adalah para

santri tahfiz, santri yang menjadi imam membaca ayat-ayat yang

telah dihafalkan sebanyak kira-kira satu halaman Al-Qur’an

hafalan.35

Muraja’ah di waktu Shalat akan sangat membantu dalam

proses melancarkan hafalan Al-Qur’an.36

Muraja’ah di waktu ini

lebih banyak dilakukan bagi santri tahfiz yang sudah duduk di

jenjang Madrasah Aliyah, karena santri tersebut yang dianggap

sudah memasuki usia baligh.37

C. Motivasi dan Tujuan

1. Motivasi

35

Observasi Penulis dalam Kegiatan Shalat Bejama’ah di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko, 2-9 Desember 2018, Kabupaten Merangin, 36

Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 37

Naufal Hawari, Santri Tahfiz 20 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio.

Page 73: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Berbagai macam cara yang dilakukan oleh Pengurus Pondok

Pesantren dalam memberi motivasi kepada santri tahfiz untuk

menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya dengan cepat :

a. Pemberian Beasiswa

Program motivasi ini telah lama dilaksanakan, bagi santri

yang mampu menghafal 1 juz Al-Qur’an dalam satu bulan, maka

santri tersebut akan diberi uang saku dan bagi santri yang mampu

menghafal Al-Qur’an sebanyak 2 juz dalam jangka waktu satu

bulan, maka akan dibebaskan biaya uang makan pada bulan yang ia

sanggup menghafal 2 juz tersebut.38

b. Musabaqah Tilawatil Qur’an

Dengan mengikut sertakan santri dalam kegiatan

Musabaqah Tilawatil Qur’an akan manjadikan santri giat dalam

mengulang hafalannya dan semakin semangat. Santri yang dipilih

tersebut ketika mengikuti Musabaqah akan selalu berusaha

memberi yang terbaik untuk mengharumkan nama Pondok

Pesantren.39

c. Memberi Nasehat

Guru tahfiz menceritakan kepada para penghafal bagaimana

sulitnya untuk menjadi seorang hafiz Al-Qur’an, akan selalu ada

godaan, rintangan dan halangan yang berat dalam sebuah usaha,

terlebih lagi jika ingin menghafal kitab suci. Terkadang seorang

guru memberi motivasi tentang bagaimana seorang anak kecil yang

masih berumur di bawah tujuh tahun sudah bisa menghafal Al-

Qur’an secara keseluruhan.40

Terkadang seorang guru juga selalu

38

Redho Hamdani Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 39

Ibid. 40

Naufal Hawari, Santri Tahfiz 20 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko, Rekaman Audio.

Page 74: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

menceritakan bagaimana derajat dan kemuliaan yang dimiliki oleh

seorang penghafal kitab Allah.41

Tujuan para santri Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko dalam menghafal Al-Qur’an adalah :

1. Menjaga Kemurnian Al-Qur’an

Dengan menghafal, seorang hafiz akan berperan dalam

penjagaan kemurnian ayat suci Al-Qur’an.42

Yang mana Al-Qur’an

sejak diturunkan oleh Allah telah ada usaha para penantangnya.

2. Ingin Menjadi Ahlullah (Keluarga Allah)43

Dengan menjadi Ahlullah maka tak ada pembatas untuk

terkabulnya sebuah do’a, dengan demikian Allah akan mempermudah

urusan hambanya.

3. Ingin membanggakan kedua orang tua dan memakaikan mahkota dan

jubah kemuliaan di kepalanya di Akhirat nanti.44

4. Ingin Masuk Surga dan Membawa Keluarga ke Surga

Para guru pembimbing tahfiz menceritakan tentang hadis Nabi

yang menyatakan bahwa seorang penghafal Al-Qur’an bisa membawa

keluarga ke surga.45

D. Implikasi Santri Tahfiz Al-Qur’an

Ada beberapa implikasi yang sangat berpengaruh pada diri santri

tahfizPondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh

Bangko, yaitu :

1. Selalu Bersama Al-Qur’an

41

Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 42

Redho Hamdani Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits

Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 2 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio. 43

Rahmat Dani Al-Hafiz, Santri Tahfiz 30 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio. 44

Ibid. 45

Dharu Dharma Aji Sutoto, Santri Tahfiz 10 Jus Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadis Al-Munawwaroh Bangko., Rekaman Audio.

Page 75: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Selalu bersama Al-Qur’an merupakan implikasi yang sangat

melekat pada diri seorang santri tahfiz. Para santri terus membaca dan

melakukan tadabbur Al-Qur’an dengan melihat mushaf atau membaca

melalui mushaf. Para penghafal Al-Qur’an senantiasa menjadikan Al-

Qur’an sebagai temannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat

jelas ketika di luar jam wajib belajar para santri tahfiz bertebaran setiap

hari di ruang belajar, asrama, mushola dan tempat lainnya di

lingkungan Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko menghafal dan mengulang hafalan Al-Qur’an di

dalam jam wajib belajar maupun di luar jam wajib belajar.

2. Akhlakul Karimah

Akhlak yang mulia sangat mencerminkan diri pribadi seorang

santri tahfiz Al-Qur’an. Ini ciri khas yang sangat membedakan antara

santri tahfiz dan santri umum di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko. Santri tahfiz menjadikan Al-

Qur’an sebagai akhlaknya, apa yang diajarkan oleh Al-Qur’an itu yang

dilaksanakan dan apa yang dilarang oleh Al-Qur’an maka hal itu yang

ditinggalkan. Tidak menutup kemungkinan akhlak santri umum juga

lebih baik dari santri, akan tetapi lebih banyak santri tahfiz yang

memiliki akhlak yang baik itu.Hal tersebut bisa dilihat dari akhlak

santri tersebut kepada majelis guru dan tidak ditemukan adanya kasus

barang kehilangan di asrama santri tahfiz. Namun, kira-kira 10 persen

masih ada yang belum mampu mengamalkan ajaran Al-Qur’an

tersebut.

3. Berbicara yang baik-baik

Seorang penghafal kitab suci tentunya harus mengeluarkan

kata-kata yang enak untuk didengar oleh telinga orang lain dan

menghindari perkataan yang kotor.

4. Sebagai contoh bagi masyarakat

Menjadi contoh bagi masyarakat ketika seorang santri tahfiz

berada di kampung halamannya. Hal tersebut dilihat dari diri santri

Page 76: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

tahfiz yang senantiasa ke masjid, selalu mengaji dan menghindari

pergaulan-pergaulan yang dapat merusak nama baik pribadi, keluarga,

guru, Pondok Pesantren dan Agama.46

46

Redho Hamdani Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis

Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 2 Desember 2018, Kabupaten Merangin,

Rekaman Audio..

Page 77: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan secara mendalam terhadap

data hasil penelitian di lapangan, penelitian ini menghasilkan temuan dan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadits Al-Munawwaroh Bangko dilaksanakan dengan menjadwalkan jam

wajib menghafal dan jam wajib muraja’ah (mengulang hafalan Al-

Qur’an). Jadwal tersebut sebanyak tiga kali dalam 1x24 jam, yaitu : setelah

Shalat Shubuh berjama’ah (wajib muraja’ah dan menghafal hafalan baru),

pagi di waktu Dhuha (wajib menyetor hafalan baru), dan malam Setelah

Isya (muraja’ah atau menghafal hafalan baru). Santri tahfiz diwajibkan

menyelesaikan tahfiz Al-Qur’an hingga 30 juz di Pondok Pesantren Tahfiz

Al-Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko jika ingin pindah

Pesantren atau melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Adapun Faktor internal

dan eksternal pendukung tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko adalah : niat yang ikhlas,

kemauan yang kuat dan istiqamah, daya ingat yang tinggi, tenaga pengajar,

dukungan kedua orang tua, lingkungan (tempat menghafal) dan teman

bergaul. Sedangkan Faktor internal dan eksternal penghambat tahfiz Al-

Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko adalah : maksiat, santri yang malas, rasa bosan, rasa

ingin bermain yang tinggi, program bahasa Pondok Pesantren, dan lokasi

santri umum dan santri tahfiz satu lokasi.

2. Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadits Al-

Munawwaroh Bangko menggunakan empat metode tahfiz Al-Qur’an, tiga

metode yang digunakan adalah metode yang ditawarkan oleh para ahli dan

satu metode yang digunakan adalah metode yang pernah dipelajari oleh

guru pembimbing tahfiz ketika menghafal pada suatu lembaga, kemudian

diterapkan di kalangan santri tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

Page 78: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko. Metode tersebut yaitu : Metode

Wahdah, Metode Sima’i, Metode Kitabah, dan Metode Memahami Makna

Ayat. Metode yang paling banyak digunakan adalah metode wahdah,

karena semua santri melakukan tahsin bacaan terlebih dahulu sebelum

menghafal.

B. Saran-saran

Menghafal Al-Qur’an bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.

Menghafal Al-Qur’an sangat membutuhkan keseriusan dan kesungguhan,

sehingga tanpa keseriusan dan kesungguhan tidak akan menjadi seorang hafiz

Al-Qur’an yang baik. Namun demikian, bukan berarti tradisi menghafal Al-

Qur’an harus berhenti, karena menghafal Al-Qur’an memiliki nilai manfaat

yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat. Tahfiz Al-Qur’an harus tetap

dilestarikan sampai hari kiamat, meskipun ditemui banyak faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam tahfiz Al-Qur’an.

Merujuk pada hal tersebut, maka penulis memberikan saran-saran

konstruktif yang dapat digunakan sebagai bahan masukan. Saran-saran

tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Pengurus Pondok Pesantren

Pengurus yang dimaksudkan di sini adalah semua majelis guru

yang tercantum dalam struktur organisasi Pondok Pesantren Tahfiz Al-

Qur’an wal Hadits Al-Munawwaroh Bangko. Pengurus Pondok Pesantren

agar selalu memperhatikan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

keberhasilan santri tahfiz.

2. Bagi Pengasuh

Pengasuh yang dimaksudkan di sini adalah guru pembimbing tahfiz

Al-Qur’an. Posisi pembimbing tahfiz Al-Qur’an adalah memberikan

arahan dan masukan kepada santri ketika menghafal atau muraja’ah

hafalan Al-Qur’an berlangsung. Masukan yang diberikan menyangkut

tingkat hafalan santri, kefasihan dan ketartilan ayat yang dibaca. Guru

Page 79: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

pembimbing tahfiz agar menerapkan metode tahfiz bagi santri yang lebih

variatif, sehingga santri tidak mudah merasa jenuh.

Masukan yang diberikan, akan memotivasi santri untuk

memperbaiki hafalan setelah disimak oleh pembimbing, meningkatkan

kualitas hafalan dan menggunakan metode menghafal yang variasi.

3. Bagi Santri

Sebagai subjek penghafal Al-Qur’an, santri harus menghafal Al-

Qur’an dengan sebaik-baiknya. Santri harus memanfaatkan waktu yang

tersedia dengan sebaik mungkin, serta menjauhkan hal-hal yang dapat

menurangi konsentrasi hafalan, misalnya menghindari maksiat dan lain

sebagainya. Santri harus selalu melakukan muraja’ah, baik di waktu

sepertiga malam ataupun dalam shalat dan waktu yang lainnya yang sesuai

dengan kemampuan santri, agar hafalan yang sudah dihafalkan menjadi

sangat melekat di otak dan tidak mudah untuk lupa.

C.Kata Penutup

Penulis panjatkan puji dan sangat bersyukur kepada Allah SWT

yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-nya, sehingga

penulisan skripsi ini dapai diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

ditemukan kekurangan, baik dari segi metodologi maupun sistematikanya,

namun demikian saran dan perbaikan dari semua pihak, khususnya para

pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian,

sehingga perlu dikaji dan diteliti ulang untuk membuktikan keabsahan

temuannya. Semoga temuan ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan

peminat penelitian yang serupa serta sebagai masukan bagi para penghafal

Al-Qur’an.

Page 80: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro,

2013).

Buku

Anshari Zakariyal, Anda pun Bisa Hafal 30 Juz Al-Qur’an (Jakarta : Pustaka

Imam Syafi’I, 2017).

Buku Panduan Akhlak dan Tata Tertib Santri (PANTAS) Pondok Pesantren Tahfiz

Al-Qur’an wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko.

Faruq Abu Bakar Umarul, Jurus Dahsyat Mudah Menghafal Al-Qur’an untuk

Anak, (Surakarta :Ziyad, 2016).

Irsyad Muhammad dan Qomariyah Nurul, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak

Hafal Al-Qur’an,( Yogyakarta : Semesta Hikmah, 2016).

Jalaludin Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Jalaluddin Abdurrahman bin

Abu Bakar as-Sayuthi, Tafsir Jalalaini, (Surabaya : Nurul Huda).

Mustaqim Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, cet. II, (Yogjakarta :

Idea Press Yogyakarta, 2015).

Nawawi Imam, Al-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Qur’an (Menjaga Kemuliaan Al-

Qur’an, Adab dan Tata Caranya) terjema. Ahmad Qosim (Bandung : Al-

Bayan).

Qardhawi Yusuf, Kaifa Nata’amalu Ma’al Qur’an (Berinteraksi dengan Al-

Qur’an)terj. Abdul Hayyi Al-Kattani (Jakarta : GemaInsani Press, 1999).

Shihab Quraish, Membumikan Al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1994).

Jurnal

Gafita Rafi Syas, Komunikasi Instruktional Pengasuh Dalam Proses Belajar

Mengajar Pada Program Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Umar

Bin Khattab Pekanbaru, Jurnal JOM Fisip Vol.3 No.2. 2016.

Heddy Shri Ahimsa Putra, The Living Qur’an, Walisongo, Volume 20, Nomor 1,

Mei 2012.

Hidayah Nurul, Strategi Pembelajaran Tahfidz, Ta’allum : Jurnal Pendidikan

Islam, IAIN Tulungagung Vol. 04. No. 01. 2016.

Khoir Abdul, Neng Kiki Zakiyah, Sistem Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di

Pondok Pesantren, Turats, Vol. 12, No. 1, Mei 2016, 35-54.

Koswara Indra, Pengelolaan Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an (Menghafal Al-

Qur’an) di Pondok Pesantren Al-Husain Magelang, Jurnal Hanata Widya,

Vol.6, No.2, 2017.

Page 81: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Muthoifin, et. Al, Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di Madrasah Aliyah

Tahfiz Nurul Iman Karanganyar dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi

Surakarta, Jurnal Studi Islam, Vol.17, No.2, Desember 2016.

Nasokah, Khori Ahmad, Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an, Jurnal Al-Qalam Vol.

XIII.

Syatibi M, Potret Lembaga Tahfiz Al-Qur’an Di Indonesia, Suhuf :Jurnal

Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya, Vol. 1, No.1, 2008.

Zahari Iqlima, Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an, Ta’allum : Jurnal Pendidikan

Islam, Vol. 05, No. 01, Juni 2017.

Kamus

Munawwir Achmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Surabaya ;

Pustaka Progresif, 1997).

Munawwir Achmad Warson, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab, (Surabaya :

Pustaka Progresif, 2007).

Tesis

Dewi Tri Ratna, Pengembangan Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di MI

Ma’arif Bego Manguwoharjo Sleman Yogyakarta, Tesis, (Yogyakarta :

UIN Sunan Kalijaga, 2017).

Jiyanto, Implementasi Metode Fami Bisyauqin dalam Memelihara Hafalan Al-

Qur’an pada Huffaz Ma’had Tahfizul Qur’an Abu Bakar Ash-Shiddiq

Muhammadiyah Yogyakarta, Tesis, (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga,

2015).

Wawancara

Al-Ghifari Muhammad Imron, Santri Tahfiz Al-Qur’an 5 juz Pondok Pesantren

Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 7 Desember 2018,

Kabupaten Merangin.

Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018,

Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Dani Rahmat Al-Hafiz, Santri Tahfiz Al-Qur’an 30 juz Pondok Pesantren Tahfiz

Al-Qur’an wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan

Penulis, 4 Desember 2018, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 82: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

FadliRizqon, Guru Tahfiz SDN 59 Kota Jambi dan hafiz 30 juz alumni

pondokpesantren Al-Mubarak Kota Jambi WawancaradenganPenulis. 29

Oktober 2018, KabupatenMuaro Jambi, Rekaman Audio.

Hamdani Redho Al-Hafiz, Guru Tahfiz PondokPesantrenTahfiz Al-Qur’an wal

Hadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 2 Desember

2018, KabupatenMerangin, Rekaman Audio.

Hawari Naufal, Santri Tahfiz 20 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

walHadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8

Desember 2018, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Muti Regi, Santri Tahfiz Al-Qur’an 10 juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 4

Desember 2018, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Sutiaputra Deri, Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 2 Desember 2018,

Kabupaten Merangin, Dokumentasi Tertulis.

Sutoto Dharu Dharma Aji, Santri Tahfiz Al-Qur’an 15 juz Pondok Pesantren

Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara

dengan Penulis, 8 Desember 2018. Kabupaten Merangin.

Page 83: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

LAMPIRAN-LAMPIRAN

INSTRUMENPENGUMPULAN DATA

Skripsi

“TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL-QUR’AN

WAL HADIS AL-MUNAWWAROH BANGKO”

No JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-Letak Geografis dan Latar

Belakang Berdiri Pondok

Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadis Al-Munawwaroh Bangko

Sumber Dana Ponpes

Visi dan Misi Ponpes

-Tata Tertib Ponpes

-Struktur Organisasi Ponpes

-Jumlah dan Kegiatan Santri

Pelaksanaan Tahfiz (Pra, Inti,

dan Evaluasi)

-Faktor Pendukung Tahfiz

-Faktor Penghambat Tahfiz

-Metode Tahfiz Santri

-Motivasi dan Tujuan

-ImplikasiSantriTahfiz

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Wawancara

-Dokumentasi

-Dokumentasi

- Dokumentasi

-Dokumentasi

-Observasi

-Wawancara

-Observasi

-Wawancara

-Wawancara

-Wawancara

-Observasi

-Wawancara

-Wawancara

-Setting

-Dokumen Geografis

-Sekretaris Ponpes

-Sekretaris Ponpes

-Buku Panduan

Ponpes

-Buku Panduan

Ponpes

-Dokumen Sekretaris

Ponpes

-Dokumen Sekretaris

Ponpes

-Praktik Santri

-Guru Tahfiz

-Praktik Tahfiz

-Guru Tahfiz dan

Santri Tahfiz

-Guru Tahfiz dan

Santri Tahfiz

-Guru Tahfiz dan

Santri Tahfiz

-Praktik Tahfiz

-Guru Tahfiz dan

Santri Tahfiz

-Guru Tahfiz

Page 84: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

-Observasi -Praktik Implikasi

A. PanduanObservasi

No Jenis Data Objek Observasi

1

2

3

4

5

-Letak Geografis Ponpes

Al-Munawwaroh Bangko

-KegiatanSantri

-PelaksanaanTahfiz

-MetodeTahfizSantri

-Implikasi Santri Tahfiz

-Keadaan dan Letak Geografis

-Kegiatan santri setiap hari dari bangun tidur

sampai tidur kembali

-Tata cara pelaksanaan tahfiz

-Tata cara menghafal dan mengulang hafalan

Al-Qur’an

-Implikasi Al-Qur’an bagi diri santri

B. PanduanDokumentasi

No Jenis Data Data Dokumenter

1

2

3

4

5

6

-Letak Geografis Ponpes

Al-Munawwaroh Bangko

-Latar Belakang Pendirian

Ponpes Al-Munawwaroh

Bangko

-Visi dan Misi Ponpes Al-

Munawwaroh Bangko

-Tata Tertib Ponpes Al-

Munawwaroh Bangko

-Struktur Organisasi

Ponpes Al-Munawwaroh

Bangko

-JumlahSantri

-Data dokumentasi letak geografis Ponpes Al-

Munawwaroh Bangko

-Data dokumentasi tentang sejarah dan

perkembangan Ponpes Al-Munawwaroh

-Data dokumentasi tentang Visi dan Misi

Ponpes Al-Munawwaroh

-Dokumentasi tata tertib santri Al-

Munawwaroh

-Dokumentasi struktur organisasi Ponpes

-Dokumentasi jumlah santri keseluruhan

C. Butir-butirWawancara

No Jenis Data Sumber Data dan Substansi Wawancara

1

-Letak Geografis Ponpes

Al-Munawwaroh Bangko

SEKRETARIS PONPES

-Bisa jelaskan letak geografis Ponpes?

Page 85: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

2

3

4

5

6

7

-Latar Belakang Berdiri

Ponpes

-Sumber Dana Pondok

Pesantren

-Pelaksanaan Tahfiz

-Faktor Pendukung Tahfiz

-Faktor Penghambat Tahfiz

-Metode Tahfiz Santri

SEKRETARIS PONDOK

-Bagaimana sejarah pendirian Al-

Munawwaroh?

-Kapan dan oleh siapa Al-Munawwaroh

didirikan?

-Apa yang menjadi motivasi pendirian Al-

Munawwaroh?

-Bagaimana perkembangan hingga saat ini?

SEKRETARIS PONPES

-dari mana saja sumber dana yang masuk ke

Pondok Pesantren Al-Munawwaroh?

GURU TAHFIZ PONPES

-Bagaimana pelaksanaan tahfiz di Al-

Munawwaroh?

-Bagaimana pelaksanaan pra dan inti tahfiz?

-Bagaimana cara ustadz dan pengurus Ponpes

member motivasi kepada santri tahfiz?

GURU TAHFIZ

-Apa faktor yang mendukung suksesnya santri

dalam menghafal?

SANTRI TAHFIZ

-Apa faktor pendukung suksesnya menjadi

penghafal Al-Qur’an?

GURU TAHFIZ

- Apa faktor yang menghambat santri dalam

menghafal?

SANTRI TAHFIZ

-Apa faktor penghambat dalam mengghafal

Al-Qur’an?

GURU TAHFIZ

-Apa saja metode yang diterapkan bagi santri

tahfiz dalam menghafal dan muraja’ah

hafalan?

SANTRI TAHFIZ

Page 86: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

8

9

-Motivasi danTujuan

-Implikasi Santri Tahfiz

GURU TAHFIZ

-Apa motivasi dan tujuan santri dalam

menghafal yang ustadz temui?

SANTRI TAHFIZ

-Apa motivasi dan tujuan saudara dalam

menghafal Al-Qur’an?

GURU TAHFIZ

-Bagaimana implikasi santri tahfiz dalam

kehidupan sehari-hari?

DOKUMENTASI GAMBAR

Ruang belajar santri tahfiz putra

Page 87: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Asrama santri tahfiz putra

Pondok Pesantren terlihat dari atas

Page 88: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Menghafal dan Muraja’ah di luar jam wajib

Menghafal dan Muraja’ah di jam wajib

Page 89: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Dharu Dharma Aji Sukoto (santri tahfiz 15 juz) paling kiri, Ustaz Aziz Al-

Hafiz nomor 2 dari kanan danNaufal Hawari (santri tahfiz 20 juz) paling

kanan

Wawancara dengan Rahmad Dhani Al-Hafiz (santri tahfiz 30 juz)

Page 90: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Wawancara dengan Regi Muti (santri tahfiz 10 juz)

Wawancara dengan Muhammad Imron (santri tahfiz 5 juz)

CURRICULUM VITAE

Page 91: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Informasi Diri

ARIANSAH dilahirkan di Dusun Berau, Desa Kampung Tujuh, Kecamatan

Cermin Nan Gedang, Kabupaten Sarolangun, Jambi pada 25 Januari 1997. Putra

dari Muhammad Salek dan Norhasanah.

Riwayat Pendidikan

Ariansah memperoleh Sarjana Agama dari Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi pada Mei 2019, ijazah Madrasah Aliyah (MA)

diperolehnya dari Pondok Pesantren Al-Munawwaroh Bangko, Merangin, Jambi

pada 2015, Madrasah Tsanawiyah (MTs) diperolehnya dari Pondok Pesantren Al-

Munawwaroh Bangko, Merangin, Jambi pada 2012, dan memperoleh ijazah

Sekolah Dasar (SD) dari SDN.111 Sarolangun, Jambi.

KaryaI lmiah

Skripsi dengan judul“Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko”adalah karya tulis pertama Ariansah.

Page 92: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro,

2013).

Buku

Anshari Zakariyal, Anda pun Bisa Hafal 30 Juz Al-Qur’an (Jakarta : Pustaka

Imam Syafi’I, 2017).

Buku Panduan Akhlak dan Tata Tertib Santri (PANTAS) Pondok Pesantren Tahfiz

Al-Qur’an wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko.

Faruq Abu Bakar Umarul, Jurus Dahsyat Mudah Menghafal Al-Qur’an untuk

Anak, (Surakarta :Ziyad, 2016).

Irsyad Muhammad dan Qomariyah Nurul, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak

Hafal Al-Qur’an,( Yogyakarta : Semesta Hikmah, 2016).

Jalaludin Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Jalaluddin Abdurrahman bin

Abu Bakar as-Sayuthi, Tafsir Jalalaini, (Surabaya : Nurul Huda).

Mustaqim Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, cet. II, (Yogjakarta :

Idea Press Yogyakarta, 2015).

Nawawi Imam, Al-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Qur’an (Menjaga Kemuliaan Al-

Qur’an, Adab dan Tata Caranya) terjema. Ahmad Qosim (Bandung : Al-

Bayan).

Qardhawi Yusuf, Kaifa Nata’amalu Ma’al Qur’an (Berinteraksi dengan Al-

Qur’an)terj. Abdul Hayyi Al-Kattani (Jakarta : GemaInsani Press, 1999).

Shihab Quraish, Membumikan Al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1994).

Jurnal

Gafita Rafi Syas, Komunikasi Instruktional Pengasuh Dalam Proses Belajar

Mengajar Pada Program Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Umar

Bin Khattab Pekanbaru, Jurnal JOM Fisip Vol.3 No.2. 2016.

Heddy Shri Ahimsa Putra, The Living Qur’an, Walisongo, Volume 20, Nomor 1,

Mei 2012.

Hidayah Nurul, Strategi Pembelajaran Tahfidz, Ta’allum : Jurnal Pendidikan

Islam, IAIN Tulungagung Vol. 04. No. 01. 2016.

Khoir Abdul, Neng Kiki Zakiyah, Sistem Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di

Pondok Pesantren, Turats, Vol. 12, No. 1, Mei 2016, 35-54.

Koswara Indra, Pengelolaan Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an (Menghafal Al-

Qur’an) di Pondok Pesantren Al-Husain Magelang, Jurnal Hanata Widya,

Vol.6, No.2, 2017.

Page 93: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Muthoifin, et. Al, Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di Madrasah Aliyah

Tahfiz Nurul Iman Karanganyar dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi

Surakarta, Jurnal Studi Islam, Vol.17, No.2, Desember 2016.

Nasokah, Khori Ahmad, Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an, Jurnal Al-Qalam Vol.

XIII.

Syatibi M, Potret Lembaga Tahfiz Al-Qur’an Di Indonesia, Suhuf :Jurnal

Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya, Vol. 1, No.1, 2008.

Zahari Iqlima, Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an, Ta’allum : Jurnal Pendidikan

Islam, Vol. 05, No. 01, Juni 2017.

Kamus

Munawwir Achmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Surabaya ;

Pustaka Progresif, 1997).

Munawwir Achmad Warson, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab, (Surabaya :

Pustaka Progresif, 2007).

Tesis

Dewi Tri Ratna, Pengembangan Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an di MI

Ma’arif Bego Manguwoharjo Sleman Yogyakarta, Tesis, (Yogyakarta :

UIN Sunan Kalijaga, 2017).

Jiyanto, Implementasi Metode Fami Bisyauqin dalam Memelihara Hafalan Al-

Qur’an pada Huffaz Ma’had Tahfizul Qur’an Abu Bakar Ash-Shiddiq

Muhammadiyah Yogyakarta, Tesis, (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga,

2015).

Wawancara

Al-Ghifari Muhammad Imron, Santri Tahfiz Al-Qur’an 5 juz Pondok Pesantren

Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 7 Desember 2018,

Kabupaten Merangin.

Aziz Al-Hafiz, Guru Tahfiz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8 Desember 2018,

Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Dani Rahmat Al-Hafiz, Santri Tahfiz Al-Qur’an 30 juz Pondok Pesantren Tahfiz

Al-Qur’an wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan

Penulis, 4 Desember 2018, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Page 94: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

FadliRizqon, Guru Tahfiz SDN 59 Kota Jambi dan hafiz 30 juz alumni

pondokpesantren Al-Mubarak Kota Jambi WawancaradenganPenulis. 29

Oktober 2018, KabupatenMuaro Jambi, Rekaman Audio.

Hamdani Redho Al-Hafiz, Guru Tahfiz PondokPesantrenTahfiz Al-Qur’an wal

Hadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 2 Desember

2018, KabupatenMerangin, Rekaman Audio.

Hawari Naufal, Santri Tahfiz 20 Juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

walHadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 8

Desember 2018, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Muti Regi, Santri Tahfiz Al-Qur’an 10 juz Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 4

Desember 2018, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio.

Sutiaputra Deri, Sekretaris Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-

Munawwaroh Bangko, Wawancara dengan Penulis, 2 Desember 2018,

Kabupaten Merangin, Dokumentasi Tertulis.

Sutoto Dharu Dharma Aji, Santri Tahfiz Al-Qur’an 15 juz Pondok Pesantren

Tahfiz Al-Qur’an wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko, Wawancara

dengan Penulis, 8 Desember 2018. Kabupaten Merangin.

Page 95: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

LAMPIRAN-LAMPIRAN

INSTRUMENPENGUMPULAN DATA

Skripsi

“TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL-QUR’AN

WAL HADIS AL-MUNAWWAROH BANGKO”

No JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1

2

3

4

5

6

-Letak Geografis dan Latar

Belakang Berdiri Pondok

Pesantren Tahfiz Al-Qur’an wal

Hadis Al-Munawwaroh Bangko

Sumber Dana Ponpes

Visi dan Misi Ponpes

-Tata Tertib Ponpes

-Struktur Organisasi Ponpes

-Jumlah dan Kegiatan Santri

Pelaksanaan Tahfiz (Pra, Inti,

dan Evaluasi)

-Faktor Pendukung Tahfiz

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Wawancara

-Dokumentasi

-Dokumentasi

- Dokumentasi

-Dokumentasi

-Observasi

-Wawancara

-Setting

-Dokumen Geografis

-Sekretaris Ponpes

-Sekretaris Ponpes

-Buku Panduan

Ponpes

-Buku Panduan

Ponpes

-Dokumen Sekretaris

Ponpes

-Dokumen Sekretaris

Ponpes

-Praktik Santri

-Guru Tahfiz

Page 96: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

7

8

9

10

-Faktor Penghambat Tahfiz

-Metode Tahfiz Santri

-Motivasi dan Tujuan

-ImplikasiSantriTahfiz

-Observasi

-Wawancara

-Wawancara

-Wawancara

-Observasi

-Wawancara

-Wawancara

-Observasi

-Praktik Tahfiz

-Guru Tahfiz dan

Santri Tahfiz

-Guru Tahfiz dan

Santri Tahfiz

-Guru Tahfiz dan

Santri Tahfiz

-Praktik Tahfiz

-Guru Tahfiz dan

Santri Tahfiz

-Guru Tahfiz

-Praktik Implikasi

D. PanduanObservasi

No Jenis Data Objek Observasi

1

2

3

4

5

-Letak Geografis Ponpes

Al-Munawwaroh Bangko

-KegiatanSantri

-PelaksanaanTahfiz

-MetodeTahfizSantri

-Implikasi Santri Tahfiz

-Keadaan dan Letak Geografis

-Kegiatan santri setiap hari dari bangun tidur

sampai tidur kembali

-Tata cara pelaksanaan tahfiz

-Tata cara menghafal dan mengulang hafalan

Al-Qur’an

-Implikasi Al-Qur’an bagi diri santri

E. PanduanDokumentasi

No Jenis Data Data Dokumenter

1

2

3

-Letak Geografis Ponpes

Al-Munawwaroh Bangko

-Latar Belakang Pendirian

Ponpes Al-Munawwaroh

Bangko

-Visi dan Misi Ponpes Al-

Munawwaroh Bangko

-Data dokumentasi letak geografis Ponpes Al-

Munawwaroh Bangko

-Data dokumentasi tentang sejarah dan

perkembangan Ponpes Al-Munawwaroh

-Data dokumentasi tentang Visi dan Misi

Ponpes Al-Munawwaroh

Page 97: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

4

5

6

-Tata Tertib Ponpes Al-

Munawwaroh Bangko

-Struktur Organisasi

Ponpes Al-Munawwaroh

Bangko

-JumlahSantri

-Dokumentasi tata tertib santri Al-

Munawwaroh

-Dokumentasi struktur organisasi Ponpes

-Dokumentasi jumlah santri keseluruhan

F. Butir-butirWawancara

No Jenis Data Sumber Data dan Substansi Wawancara

1

2

3

4

5

-Letak Geografis Ponpes

Al-Munawwaroh Bangko

-Latar Belakang Berdiri

Ponpes

-Sumber Dana Pondok

Pesantren

-Pelaksanaan Tahfiz

-Faktor Pendukung Tahfiz

SEKRETARIS PONPES

-Bisa jelaskan letak geografis Ponpes?

SEKRETARIS PONDOK

-Bagaimana sejarah pendirian Al-

Munawwaroh?

-Kapan dan oleh siapa Al-Munawwaroh

didirikan?

-Apa yang menjadi motivasi pendirian Al-

Munawwaroh?

-Bagaimana perkembangan hingga saat ini?

SEKRETARIS PONPES

-dari mana saja sumber dana yang masuk ke

Pondok Pesantren Al-Munawwaroh?

GURU TAHFIZ PONPES

-Bagaimana pelaksanaan tahfiz di Al-

Munawwaroh?

-Bagaimana pelaksanaan pra dan inti tahfiz?

-Bagaimana cara ustadz dan pengurus Ponpes

member motivasi kepada santri tahfiz?

GURU TAHFIZ

-Apa faktor yang mendukung suksesnya santri

dalam menghafal?

SANTRI TAHFIZ

-Apa faktor pendukung suksesnya menjadi

penghafal Al-Qur’an?

Page 98: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

6

7

8

9

-Faktor Penghambat Tahfiz

-Metode Tahfiz Santri

-Motivasi danTujuan

-Implikasi Santri Tahfiz

GURU TAHFIZ

- Apa faktor yang menghambat santri dalam

menghafal?

SANTRI TAHFIZ

-Apafaktorpenghambatdalammengghafal Al-

Qur’an?

GURU TAHFIZ

-Apa saja metode yang diterapkan bagi santri

tahfiz dalam menghafal dan muraja’ah

hafalan?

SANTRI TAHFIZ

-Bagaimana metode yang dilakukan dalam

proses menghafal dan muraja’ah hafalan Al-

Qur’an?

GURU TAHFIZ

-Apa motivasi dan tujuan santri dalam

menghafal yang ustadz temui?

SANTRI TAHFIZ

-Apa motivasi dan tujuan saudara dalam

menghafal Al-Qur’an?

GURU TAHFIZ

-Bagaimana implikasi santri tahfiz dalam

kehidupan sehari-hari?

DOKUMENTASI GAMBAR

Ruang belajar santri tahfiz putra

Page 99: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Asrama santri tahfiz putra

Pondok Pesantren terlihat dari atas

Menghafal dan Muraja’ah di luar jam wajib

Page 100: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Menghafal dan Muraja’ah di jam wajib

Dharu Dharma Aji Sukoto (santri tahfiz 15 juz) paling kiri, Ustaz Aziz Al-

Hafiz nomor 2 dari kanan danNaufal Hawari (santri tahfiz 20 juz) paling

kanan

Wawancara dengan Rahmad Dhani Al-Hafiz (santri tahfiz 30 juz)

Page 101: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

Wawancara dengan Regi Muti (santri tahfiz 10 juz)

Wawancara dengan Muhammad Imron (santri tahfiz 5 juz)

Page 102: TAHFIZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIZ AL ...repository.uinjambi.ac.id/3000/1/UT.150191_ARIANSAH_ILMU...dipelihara.3Sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Hijr, ayat 9 : ف

CURRICULUM VITAE

Informasi Diri

ARIANSAH dilahirkan di Dusun Berau, Desa Kampung Tujuh, Kecamatan

Cermin Nan Gedang, Kabupaten Sarolangun, Jambi pada 25 Januari 1997. Putra

dari Muhammad Salek dan Norhasanah.

Riwayat Pendidikan

Ariansah memperoleh Sarjana Agama dari Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi pada Mei 2019, ijazah Madrasah Aliyah (MA)

diperolehnya dari Pondok Pesantren Al-Munawwaroh Bangko, Merangin, Jambi

pada 2015, Madrasah Tsanawiyah (MTs) diperolehnya dari Pondok Pesantren Al-

Munawwaroh Bangko, Merangin, Jambi pada 2012, dan memperoleh ijazah

Sekolah Dasar (SD) dari SDN.111 Sarolangun, Jambi.

KaryaI lmiah

Skripsi dengan judul“Tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur’an

wal Hadis Al-Munawwaroh Bangko”adalah karya tulis pertama Ariansah.


Recommended