SINDROMA NEFROTIK
Kelompok :Reza Latumahina
JaneMaria Dini Admirati
Bob
DEFINISI
• Sindroma Nefrotik (SN) merupakan tanda patognomik penyakit
glomerular yang ditandai dengan :
-) Edema Anasarka
-) Proteinuria masif >3.5 g/ hari
-) Hipoalbuminemia, Hiperkolesterolemia, Lipiduria
Etiologi
• Sindroma Nefrotik bisa disebabkan oleh GN primer dan GN sekunder
akibat keganasan, penyakit jaringan ikat, obat atau toksin, dan
penyakit sistemik
• Penyebab Primer : GN lesi minimal, Glomerulosklerosis fokal
segmental, GN membranosa, GN Membranoproliferatif, GN
Proliferatif lain
• Glomerulonefritis Sekunder:
• Infeksi : HIV, HBV, HCV, Sifilis, Malaria, Tuberkulosis, Lepra
• Keganasan : Adenokarsinoma Payudara, kolon, Limfoma Hodgkin, Mieloma
Multiple, dan karsinoma ginjal
• Penyakit Jaringan Penghubung : SLE, RA, MCTD
• Obat dan Toksin : OAINS, Kaptopril, Penisilamin, preparat emas
• Lain-lain : Diabetes Melitus, amyloidosis, Rejeksi Alograf Kronik
GLOMERULONEFRITIS LESI MINIMAL
• Anak usia dibawah 10 tahun
• 10-15% pada dewasa idiopatik
• Berhubungan dengan obat OAINS, Limfoma Hodgkin
• Pemeriksaan Histopatologi proliferasi ringan dari sel mesangial dan
effacement difus dari foot process
GFSF
• Pada pemeriksaan mikroskop cahaya didapatkan area segmental dari
mesangial mengalami kolaps dan sclerosis.
• Perubahan Komponen Slit diaphragm, disregulasi sitoskeleton aktin,
perubahan membrane basal glomerulus dan perubahan muatan listrik
negative
• Penyebab HIV, Nefropati refluks, bekas injuri glomerulus sebelumnya
NEFROPATI MEMBRANOSA
• Insiden Usia 30-50 tahun
• Laki-laki banding perempuan 2:1
• Penebalan Membran basal dan deposit imun sel epitel sepanjang
membrane basal glomerulus
• Disebabkan oleh hepatitis B antigenemia, Tiroiditis, Kaptopril,
Preparat Emas, dan OAINS
EVALUASI KLINIK
• Anamnesis• Penggunaan obat• Riwayat Infeksi dan Penyakit Sistemik Lain• Pemeriksaan Urin • Sedimen• Serum Albumin, kolesterol, trigliserida• Serologi dan Biopsi
FISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
• Proteinuria
• Vaskular Bed : Sel endotel, Membran Basal Glomerulus, dan Sel epitel
Podosit
• Injuri pada sel podosit menyebabkan gangguan matriks dan filtrasi
• Basal Glomerulus gagal sebagai mengalang besar molekul ( Size
Barrier) dan Muatan electron ( Charge Barrier)
HIPOALBUMIN DAN EDEMA
KOMPLIKASI
• Keseimbangan Nitrogen Negatif
-) Proteinuri menyebabkan keseimbangan nitrogen menjadi negative
-) Menyebabkan wasting illness meski tertutupi edema
-) Biasa diukur menggunakan plasma albumin
-) Katabolisme Protein terfiltrasi di Tubulus
• Hiperkoagulasi :
• Kadar berbagai protein yang terlibat dalam kaskade terganggu
• Menurunnya kadar albumin dan protein yang terbuang dalam urin
menyebabkan respon timbal balik peningkatan fungsi hati yang
berujung pada peningkatan faktor koagulasi
• Hiperlipidemia dan Lipiduria
• Diduga merupakan hasil stimulasi non-spesifik terhadap sintesis oleh
protein hati
• Peningkatan sintesis hati
• Akumulasi pada debris sel dan fatty cast
Metabolisme Kalsium dan Tulang
• Vitamin D terikat protein akan dieksresikan kedalam urin karena
terikat albumin
• Menimbulkan Hipokalsemia
EFEK METABOLIK LAIN
• Kehilangan hormone tiroid yang terikat oleh protein
• Menimbulkan gejala hipotiroid
• Anemia dapat terjadi karena menurunnya stimulasi dari EPO
• Ikatan obat tertentu seperti warfarin dapat terganggu karena
menurunnya albumin plasma yang berfungsi untuk berikatan dengan
obat
INFEKSI
• Menurunnya IgG, IgA, dan gamma globulin yang terekskresi bersama
urin akibat gangguan filtrasi menyebabkan penurunan imunitas.
• Menyebabkan Jumlah Sel T berkurang dalam imunitas
• Akumulasi cairan yang cukup besar seperti pada edema anasarka
dapat menjadi media yang baik bagi bakteri.
Gangguan Fungsi Ginjal Pada SN
• Gangguan Ginjal Akut : Gagal Ginjal Renal akibat deplesi volume,
nekrosis tubular, transformasi penyakit glomerular, efek samping
obat, penggunaan OAINS
• Gangguan Ginjal Kronik
PENGOBATAN
• Pengobatan spesifik untuk penyakit dasar
• Pengobatan non-spesifik untuk mengurangi proteinuria, mengontrol
edema, dan mengobati komplikasi
• Diuretik disertai diet rendah garam 2 gram per hari
• Furosemid oral bisa diberikan bila resisten akan kombinasi tiazid,
metalazon, dan asetazolamid
• Pembatasan asupan protein 0.8-1.0 g/KgBB/ hari
• ARB dan ACE Inhibitor
• Pemberian Antikoagulan
• Obat penstabilisasi lemak seperti Simvastatin, pravastatin, lovastatin.
Recommended