REVITALISASI DAN PENATAAN KAWASAN PASAR JOHAR SEBAGAI PUSAT
PERDAGANGAN KOTA SEMARANG
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh :
WAHYU DWI YOGA JATI
D 300 160 076
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
REVITALISASI DAN PENATAAN KAWASAN PASAR JOHAR SEBAGAI PUSAT
PERDAGANGAN KOTA SEMARANG
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
WAHYU DWI YOGA JATI
D 300 160 076
Telah diperiksa dan disahkan oleh :
Dosen
Pembimbing
(Ir. Samsudin Raidi, M.Sc.)
NIK. 652
ii
HALAMAN PENGESAHAN
REVITALISASI DAN PENATAAN KAWASAN PASAR JOHAR SEBAGAI PUSAT
PERDAGANGAN KOTA SEMARANG
Oleh :
WAHYU DWI YOGA JATI
D 300 160 076
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jum’at, 6 Juli 2018 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat
Dewan Penguji :
1. Ir. Samsudin Raidi, M.Sc. (…………………………….)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Ronim Azizah, S.T., M.T. (…………………………….)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Ir. Nurhasan, M.T. (…………………………….)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D, IPM
NIK. 682
iii
PERNYATAAN
Dengan ni, saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi di sepanjang
pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis orang lain,
kecuali yang secara tertulis disebutkan dalam naskah dan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya.
Surakarta, 16 Juli 2018
WAHYU DWI YOGA JATI
NIM. D 300 160 076
1
Revitalisasi Dan Penataan Kawasan Pasar Johar Sebagai Pusat Perdagangan
Kota Semarang
Abstrak
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan proses jual beli.
Dalam suatu daerah pasar tradisional menjadi pusat kegiatan perdagangan masyarakat salah
satunya adalah pasar Johar yang telah menjadi pusat perdagangan terbesar di Kota Semarang.
Keberadaannya merupakan salah satu hal yang penting karena selain menjadi pusat
perdagangan, pasar Johar juga merupakan bangunan bersejarah yang keberadaanya harus
diingat oleh masyarakat. Karena kebakaran pada tahun 2015, mengakibatkan pasar Johar dan
kawasan sekitarnya termasuk pasar lain di kawasannya sehingga menghambat kegiatan jual
beli dan juga memerlukan pembenahan bangunan pasar di sekitarnya termasuk fasilitas
didalamn. Dalam pembangunanya sendiri untuk bangunan di pasar Johar dilakukan
rehabilitasi sedangkan untuk bangunan disekitarnya dibangun dengan menggunakan
pendekatan neo vernacular yaitu penggunaan unsur lokal yang dikombinasikan dengan
pola- pola modern. Penggunaan pendekatan neo vernacular digunakan agar tidak
menghilangkan identitas salah satu bangunan di kawasan tersebut yaitu pasar Johar yang
merupakan bangunan cagar budaya. Dengan begitu diharapkan pasar akan menjadi lebih
menarik karena masyarakat tidak hanya disuguhkan pendekatan dari segi arsitektur modern
saja tetapi juga arsitektur lokal, sehingga masyarakat juga akan mengetahui dan terus
mengingat bangunan cagar budaya dan tidak melupakannya begitu saja.
Kata kunci : cagar budaya, neo vernacular
Abstract
Market is a meeting place of sellers and buyers to make the process of buying and
selling. In a traditional market area became the center of community commerce
activities one of them is Johar market which has become the largest trading center
in Semarang City. Its existence is one of the important things because in addition
to being a trading center, Johar market is also a historic building that its existence
must be remembered by the community. Because of the fire in 2015, the Johar
market and the surrounding area including other markets in the region that inhibit
the sale and purchase activities and also require revamping the surrounding market
buildings including facilities inside. In the building itself for the building in Johar
market rehabilitation is done while for the surrounding buildings built using neo
vernacular approach that is the use of local elements combined with modern
patterns. The use of neo vernacular approach is used so as not to eliminate the
identity of one of the buildings in the area of Johar market which is a cultural
heritage building. With so expected market will become more interesting because
society is not only presented approach in terms of modern architecture but also
local architecture, so that society will also know and continue to remember building
of cultural heritage and do not forget it just like that.
Keyword : perdagangan, cagar budaya, neo vernacular
2
1. PENDAHULUAN
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunan biasanya
terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar. Keberadaan pasar tradisional sekarang ini semakin
terancam karena semakin banyaknya pembangunan pasar modern dan ditambah
lagi dengan kurangnya daya tarik pasar tradisional pada masyarakat karena masih
terdapat sarana dan prasarana dari pasar tradisional yang kurang memadai. Tetapi
disamping itu, pasar tradisional memiliki kelemahan yang sudah menjadi karakter
tersendiri yang sulit untuk diubah yaitu mulai dari tampilan pasar, tata ruang, tata
letak, kondisi pasar yang kotor dan berbau, kurangnya keamanan, penuh, sesak dan
sebagainya. Jika dilihat dari segi manapun, pasar tradisional akan lebih
menggambarkan kehidupan perekonomian masyarakat, yang didalamnya masih
terdapat orang- orang yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi tukang
becak, kuli panggul dan pedagang kecil.
Kawasan pasar Johar merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi
untuk menarik minat orang- orang untuk datang dan melakukan aktifitas disana
ataupun hanya sekedar menikmati hiruk pikuk Semarang di sore hari. Salah satu
yang menarik perhatian di kawasan tersebut adalah pasar Johar itu sendiri karena
selain menjadi pusat perdagangan, pasar Johar juga memiliki nilai- nilai yang tinggi
karena merupakan sebuah bangunan cagar budaya yang telah melewati berbagai
sejarah.Selain itu pasar kawasan ini juga dikelilingi oleh berbagai langgam
arsitektur karena tidak hanya terdapat bangunan dengan gaya arsitektur kolonial
tetapi juga terdapat bangunan yang menggunakan gaya arsitektur Cina, Jawa dan
juga Arab.
Walaupun sebagai pusat perdagangan yang terkenal sejak dahulu, pasar Johar
hanya terlihat seperti bangunan tua biasa ditambah lagi dengan keadaanya sekarang
ini pasca kebakarang beberapa tahun lalu. Akibat peristiwa tersebut, keadaan pasar
Johar tidak lagi seramai dulu. Meskipun begitu kawasan tersebut masih digunakan
3
sebagai tempat untuk bagi orang- orang menggantungkan hidupnyadengan
berjualan, menjadi tukang becak maupun kuli panggul.
2. METODE
Metodologi Pencarian Data
Untuk mendapatkan data yang akan dipergunakan dalam penulisan, data
digolongkan menjadi:
a. Data Primer
Data primer didapatkan dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek pengamatan dalam hal ini kawasan pasar Johar. Objek
pengamatan tersebut adalah dimensi, pola bentuk ruang sirkulasi yang
terbentuk dan digunakan oleh pelaku pasar pada saat ini, Selain itu dilakukan
pula wawancara kepada warga sekitar untuk mengetahui lebih data- data
terkait.
b. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari kutipan maupun data tertulis pada buku-buku,
penulisan penelitian, skripsi maupun tesis yang membahas tentang pasar
tradisional dan teori mengenai ruang dan sirkulasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Fisik dan Analisis Kawasan Site Terpilih
Batas Kecamatan
Utara
Timur
Selatan
Barat
Kecamatan Semarang Utara
Purwodinatan
Kranggan
Bangunharjo
Utara
Timur
Selatan
Barat
Hotel Metro, SCJ Johar
Semarang Plaza
Pecinan Semarang
Masjid Agung Kauman
Gambar 1. Site Lokasi Kawasan Pasar Johar
(Sumber : Aplikasi Google Earth & Analisa Penulis, 2018)
4
Gambar 2. Zonasi Kawasan Pasar Johar
(Sumber : Aplikasi Google Earth & Analisa Penulis, 2018)
Point of Interest Kawasan Pasar Johar
No Keterangan
1. Kampung Pecinan
2. Masjid Kauman
3. Kantor Pos Semarang
4. Kampung Melayu
5. Jembatan Mberok
Gambar 3. Point of Interest Kawasan Pasar Johar
(Sumber : Aplikasi Google Earth & Analisa Penulis, 2018)
Keterangan
Pasar Johar Lama 17,225 m2
Pasar Johar Utara
Pasar Johar Tengah
Pasar Johar Selatan
Alun- alun 17.864,06 m2
Pasar Johar Baru 11.605,66 m2
Pasar Kanjengan 6235 m2
Luas tanah sesuai perencanaan ± 52,929 m
5
3.2 Analisa Evaluasi Purna Huni
Aspek Fungsional
Tabel 1. Tabel EPH aspek fungsional
Sumber: Analisa Penulis
Analisa
Pengamatan Permasalahan Dokumentasi Rekomendasi
Jalan
Pemanfaatan jalan
dengan tidak
semestinya hanya
akan membuat
sirkulasi pada pasar
menjadi sempit.
Sumber: Dokumen
Pribadi
Menyediakan kios
untuk pedagang
yang tidak
memiliki tempat
agar tidak
mengalihfungsikan
jalan sebagai
tempat berjualan
Tangga
Pemanfaatan tangga
sebagai tempat
barang atau sebagai
tempat sampah
Sumber: Dokumen
Pribadi
Karena tangga di
kawasan pasar
Johar memiliki
permasalahan
berkaitan dengan
sampah, sebaiknya
disediakan tempat
untuk menampung
sampah di beberapa
tempat agar tidak
mengalihfungsikan
fasilitas yang ada.
Pola
pergerakan
orang
Ruang pejalan kaki
belum
mengakomodasi
karakteristik
kegiatan pejalan
kaki secara tuntas.
Sumber: Dokumen
Pribadi
Disediakan
pedestrian berupa
material conblock
untuk
mengakomodasi
kegiatan pejalan
kaki disekitar
kawasan
Pergerakan
angkutan
umum
Kurangnya fasilitas
pendukung bagi
kegiatan angkutan
(halte, dll) umum.
Sumber: Dokumen
Pribadi
Disediakan fasilitas
pendukung seperti
halte dan penataan
sirkulasi yang baik
agar dapat
meningkatkan daya
Tarik lokasi.
6
Aspek Teknis
Tabel 2. Tabel EPH aspek Teknis
Analisa
Pengamatan Permasalahan Dokumentasi Rekomendasi
Tempat
parkir
Dengan alasan jauh
dari tempat parkir
dan karena terburu
buru, masyarakat
lebih memilih parkir
pada pinggir jalan,
masyarakat sering
manyalahgunakan
bagian jalan untuk
parkir (on street
parking). Padahal
sudah disediakan
lahan parkir untuk
menampung
kendaraan.
Sumber: Dokumen
Pribadi
Disediakan lahan
parkir yang lebih
luas untuk
menampung
kendaraan sehingga
tidak
menyalahgunakan
bagian jalan untuk
parkir.
Sampah Ketersediaan tempat
sampah pada sebuah
pasar merupakan
salah satu hal teknis
yang penting,
menyangkut ini
adalah pasar
tradisional.
Meskipun telah
tersedia lahan untuk
sampah di kawasan
pasar Johar, namun
masih terdapat
sampah yang
menumpuk dan
mengganggu
pembeli ditambah
lagi pengelolaan
sampah juga kurang
baik.
Sumber: Dokumen
Pribadi
Disediakan tempat
pembuangan
sampah disertai
pengelolaan
sampah
7
Analisa
Pengamatan Permasalahan Dokumentasi Rekomendasi
Luasan kios Ruko pada pasar
Ya’ik Permai
maupun Ya’ik baru
yang sempit
menyebabkan
barang dagangan
dari penjual
diletakkan sampai
keluar area kios dan
mengganggu
sirkulasi jalan
Sumber: Dokumen
Pribadi
Dagangan yang
sampai
mengganggu
sirkulasi jalan
disebabkan karena
tidak adanya lahan
bagi penjual untuk
menjual
daganganya dan
kurangnya luasan
kios, karena itu
harus disediakan
kios bagi para
penjual dengan
luasan yang
mencukupi untuk
menata barang
dagangan.
Saluran air
kotor
Kondisi saluran
irigasi yang penuh
sampah dan
tersumbat akan
menimbulkan
dampak bagi sekitar.
Selain mengotori
lingkungan dan
membuat pengguna
jalan enggan
melewatinya.
Sumber: Dokumen
Pribadi
Disediakan tempat
pembuangan
sampah dan
pembinaan untuk
masyarakat agar
tidak membuang
sampah
sembarangan
Sumber: Analisa Penulis
8
Aspek Perilaku
Tabel 3. Tabel EPH aspek perilaku
Analisa
Pengamatan Permasalahan Dokumentasi Rekomendasi
Penataan kios
terhadap
PKL
Adaanya PKL yang
berjualan didepan
kios yang
menyebabkan
terganggunya jual
beli
Sumber: Dokumen
Pribadi
Pemberian tempat
untuk PKL di
sekitar kawasan
pasar Johar agar
tidak mengganggu
pedagang lain
Sumber: Analisa Penulis
Analisa Pembentuk Citra Kawasan pada Kawasan Pasar Johar
3.3 Analisa Konsep Messo
Tabel 4. Analisa elemen pembentuk citra kawasan pasar Johar
Keterangan
1 Jl. Pemuda
Path
2 Jl. K.H. Agus Salim
3 Jl. Aloon-Aloon Barat
4 Jl. Kanjengan
5 Jl. K.H. Wahid Hasyim
6 Jl. Pedamaran
Sungai Mberok Edge
Gg. Lombok
1 Kampung Pecinan District
2 Kampung Melayu
1 Pasar Johar
Node 2 Alun- Alun Kauman
3 Pecinan Semarang
1 Masjid Agung Kauman
Landmark 2 Pasar Johar
3 Hotel Metro
4 Kantor Pos Besar
Sumber: Analisa Penulis
9
3.4.1 Analisa Sirkulasi Kendaraan Dan Pejalan Kaki
Tabel 5. Analisa sirkulasi dan pejalan kaki
Keterangan
: Pintu masuk
: Pintu keluar
: Pedestrian
Pintu masuk dari arah barat
dengan memberlakukan
sistem satu arah dengan
memasang signage pada sisi
jalan agar tidak terjadi
kemacetan dan
memanfaatkan ruang jalan
semaksimal mungkin untuk
sirkulasi kendaraan sehingga
tidak ada pedagang liar yang
mempergunakan bibir jalan
sebagai tempat berjualan,
sedangkan pintu keluar
berada di timur dengan
memberlakukan system satu
arah juga.
Keterangan
: Jalur Pemandu
Untuk sirkulasi pejalan kaki
menggunakan pedestrian
dengan material conblock
yang berfungsi untuk
menghindari crossing
dengan pengguna kendaraan.
Pedestrian disertai dengan
jalur pemandu yang
digunakan untuk
penyandang disabilitas
ditandai dengan garis
kuning.
Sumber: Analisa Penulis
10
3.4.2 Analisa Vegetasi
Tabel 6. Analisa vegetasi
1.Kiara Payung 2. Talok
3.Pohon Tanjung
3. Glodokan Tiang 4. Pakis Haji
Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Analisa Penulis
Konsep Vegetasi
• Pohon yang berada di sekitar tapak dipertahankan dan ditambahkan dengan
pohon lain seperti pohon peneduh. Selain sebagai peneduh dan sebagai filter,
penggunaan vegetasi dapat digunakan sebagai pengarah jalur masuk dan keluar
kawasan dan dapat juga digunakan sebagai pagar alami.
• Penggunaan vegetasi di sekitar kawasan menggunakan pohon Johar. Selain
sebagai peredam kebisingan pohon Johar merupakan identitas utama dari
terbentuknya kawasan pasar Johar.
• Pada area nomor 5 dapat ditambahkan pohon glodokan tiang atau pohon tanjung,
sebagai pagar alami dan sebagai pohon perindang.
11
Vegetasi yang akan ditanam antara lain:
Tabel 7. Jenis vegetasi
No Jenis Vegetasi Keterangan
1
Pohon Johar
Pohon Johar selain berfungsi sebagai
peneduh juga dapat digunakan sebagai
identitas kawasan terbentuknya pasar Johar.
2
Pohon Glodokan Tiang
Biasanya ditanam karena keefektifannya
mengurangi polusi udara dan tidak
mengganggu struktur trotoar, jalan dan
bangunan di sekitarnya.dan dapat digunakan
sebagai pagar alami.
3
Pohon Tanjung
Tanjung merupakan salah satu jenis tanaman
yang dipergunakan dalam program
pengembangan hutan kota, karena memiliki
multi fungsi. Selain sebagai peneduh, pohon
tanjung juga berguna menyerap unsur timbal
yang ada di lingkungan.
4
Bunga Kantil
Digunakan sebagai perngharum di
lingkungan pasar.
Sumber: Analisa Penulis
12
3.5 Analisa Konsep Mikro
3.5.1 Analisa Kebisingan
Tabel 8. Analisa kebisingan
Keterangan
: Kebisingan Tinggi
: Kebisingan sedang
: Kebisingan rendah
Permasalahan
Kebisingan paling tinggi berasal dari
kendaraan yang berlalu Lalang
terdapat di jl. Agus Salim.
Sumber: Dokumen Pribadi
Tujuan
Mengurangi tingkat kebisingan di
kawasan pasar Johar untuk
mendapatkan kondisi nyaman pada
saat berada di dalam kawasan.
Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Analisa Penulis
1 2
3 4
13
3.5.2 Analisa dan Konsep Matahari
Tabel 9. Analisa konsep matahari
Keterangan
Matahari terbit dari timur ke barat
dengan intensitas penyinaran yang
cukup tinggi sekitar pukul 11.00-
15.00
Konsep
Untuk megurangi intensitas
pencahayaan matahari yang tinggi
dan untuk mengurangi paparan
secara langsung penggunaan
vegetasi sangat diperlukan untuk
mengurangi atau menyaring cahaya
matahari serta dapat digunakan
untuk memperbaiki iklim di sekitar
kawasan. Sedangkan untuk
bangunan, penggunaan secondary
skin diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya matahari yang
masuk ke dalam bangunan.
Sumber: Analisa Penulis
3.6 Analisa dan Konsep Penggunaan Ruang
Analisa Kegiatan Pengguna
Tabel 10. Analisa kegiatan pengguna
Pengguna Aktifitas Ruang
Pengunjung
Parkir
Hall
Pasar (kios, los)
Toilet
14
Penjual
Parkir
Hall
Kios,Los
Toilet
Masjid
Pengelola
Parkir
Hall
Kios,Los
Toilet
Masjid
Sumber: Analisa Penulis
Program Ruang
Pasar Johar Lama
Tabel 11. Program ruang pasar Johar Lama
No Area Publik No Area Privat
1 Parkir 1 Ruang Panel
2 Kios,Los 2 Ruang genset
3 Toilet 3 Gudang
4 Toilet
Sumber: Analisa Penulis
Pasar Johar Baru
Tabel 12. Program ruang pasar Johar Baru
No Area Publik No Area Privat
1 Parkir 1 Ruang Pengelola
2 Kios,Los 2 Ruang Administrasi dan Humas
3 Toilet 3 Ruang Panel
4 Ruang genset
5 Gudang
6 Toilet
Sumber: Analisa Penulis
15
Pasar Kanjengan
Tabel 13. Program ruang pasar Kanjengan
No Area Publik No Area Privat
1 Parkir 1 Ruang Panel
2 Kios,Los 2 Ruang genset
3 Toilet 3 Gudang
4 Toilet
Sumber: Analisa Penulis
3.7 Analisa Besaran Ruang
Pasar Johar Lama
Jumlah pedagang : 1871
Johar Utara : 702
Johar Tengah : 655
Johar Selatan : 514
Tabel 14. Analisa besaran ruang pasar Johar Lama
No Jenis Ruang Kapasitas Standar Jumlah Sumber Luas
Kelompok Kegiatan Utama
1 Kios
Los
2 orang
2 orang
8 m2/unit
7 m2/unit
658
1478
A
A
5264
10346
Total 15.610
Sirkulasi 30% 4,683
Jumlah total 20.293
Kegiatan Pendukung
1 Gudang 1 9 m2/unit 12 SB 108
2 TPS 25 m2/unit 2 SB 50
Total 158
Sirkulasi 30% 47,4
Jumlah total 205,4
Kegiatan Servis
1 Lavatori
umum
Pria 4 toilet 2,5
m2/unit 28 unit DA 70
Wanita 4 toilet 2,5
m2/unit 28 unit DA 70
2 Ruang
Mekanika
Ruang genset 40 m2/unit 3 DA 120
16
No Jenis Ruang Kapasitas Standar Jumlah Sumber Luas
Kelompok Kegiatan Utama
Ruang panel 40 m2/unit 3 DA 120
Total 380
Sirkulasi 30% 114
Jumlah total 494
Sumber: Analisa Penulis
Tabel 15. Jumlah total besaran ruang pada pasar Johar lama
No Jenis Kegiatan Jumlah total
1 Kelompok Kegiatan Utama 20.293
2 Kegiatan Pendukung 205,4
3 Kegiatan Servis 494
Jumlah total 20.992,4
Sumber: Analisa Penulis
Pasar Johar Baru
Jumlah Pedagang : 1232 +62 = 1294
Pasar Yaik Permai : 517
Pasar Yaik Baru : 687
SCJ : 28
Perkiraan Jumlah pedagang tahun mendatang
Selisih jml pedagang thn 2015 dan 2018 = 1418 – 1232 = 186 (per 3
tahun)
Perhitungan satu tahun x = 186/3 = 62
Tabel 16.Analisa besaran ruang pasar Johar Baru
No Jenis Ruang Kapasitas Standar Jumlah Sumber Luas
Kelompok Kegiatan Utama
1 Kios
Los
2 orang
2 orang
6 m2/unit
4 m2/unit
468
826
A
A
2.808
3.304
Total 6.112
Sirkulasi 30% 1.833,6
Jumlah total 7.945,6
Kegiatan Pengelola
1 Ruang kantor
pengelola 1 orang
20
m2/unit 1 DA 20
2 R.
Administrasi
dan Humas
17
No Jenis Ruang Kapasitas Standar Jumlah Sumber Luas
Kelompok Kegiatan Utama
Kabag
Staff
1 orang
2 orang
9 m2/unit
3 m2/unit 1
SB
SB
9
6
3 R.
Kebersihan
dan Kemanan
Kabag
Staff
1 orang
4 orang
9 m2/unit
3 m2/unit 1
SB
SB
9
3
4 Ruang tamu 5 orang 1,6
m2/org 1 DA 8
5 Ruang rapat 15 orang 1,6
m2/org 1 DA 24
6 Lavatory
pengelola
2,5
m2/unit 1 DA 2,5
Total 87,5
Sirkulasi 30% 26,25
Jumlah total 113,75
Kegiatan Pendukung
1 Gudang 9 m2/unit 16 SB 144
2 TPS 25
m2/unit 2 SB 25
Total 169
Sirkulasi 30% 50,7
Jumlah total 219,7
Kegiatan Servis
1 Lavatori
umum
Pria 4 toilet 2,5
m2/unit 40 unit DA 100
Wanita 4 toilet 2,5
m2/unit 40 unit DA 100
2 Ruang
Mekanikal
Ruang genset 40
m2/unit 1 DA 40
Ruang panel 40
m2/unit 5 DA 400
Total 640
Sirkulasi 30% 192
Jumlah 832
Area Parkir
1 Motor 71 motor
1,68
m2/unit 1 DA 119
18
No Jenis Ruang Kapasitas Standar Jumlah Sumber Luas
Kelompok Kegiatan Utama
2 Mobil 53 mobil
11,5
m2/unit 1 DA 610
3 Ruang tiket 4 m2/unit 2 A 8
Total 737
Sirkulasi 30% 221
Jumlah 958
Sumber: Analisa Penulis
Tabel 17. Jumlah total besaran ruang pada pasar Johar Baru
No Jenis Kegiatan Jumlah total
1 Kelompok Kegiatan Utama 7.945,6
2 Kegiatan Pengelola 113,75
3 Kegiatan Pendukung 219,7
4 Kegiatan Servis 832
5 Area Parkir 958
Jumlah total 10.069,05
Sumber: Analisa Penulis
Pasar Kanjengan
Jumlah Pedagang : 550 + 55 = 605
Kanjengan : 467
Pungkuran : 83
Perkiraan Jumlah pedagang tahun mendatang
Selisih jml pedagang thn 2015 dan 2018 = 716 – 550 = 166 (per 3 tahun)
Perhitungan satu tahun x = 166/3 = 55 (per tahun)
Tabel 18. Analisa besaran ruang pasar Kanjengan
No Jenis
Ruang Kapasitas Standar Jumlah Sumber Luas
Kelompok Kegiatan Utama
1 Kios
Los
2 orang
2 orang
6 m2/unit
4 m2/unit
172
433
A
A
1.032
1.732
Total 2.764
Sirkulasi 30% 829,2
Jumlah total 3.593,2
Kegiatan Pendukung
19
No Jenis
Ruang Kapasitas Standar Jumlah Sumber Luas
Kelompok Kegiatan Utama
1 Gudang 9 m2/unit 6 SB 54
2 TPS 25
m2/unit 1 SB 25
Total 79
Sirkulasi 30% 23,7
Jumlah total 102,7
Kegiatan Servis
1 Lavatori
umum
Pria 4 toilet 2,5
m2/unit 24 unit DA 60
Wanita 4 toilet 2,5
m2/unit 24 unit DA 60
2 Ruang
Mekanikal
Ruang
genset
40
m2/unit 1 DA 40
Ruang panel 40
m2/unit 3 DA 120
Total 280
Sirkulasi 30% 84
Jumlah total 364
Sumber: Analisa Penulis
Tabel 19. Jumlah total besaran ruang pada pasar Kanjengan
No Jenis Kegiatan Jumlah total
1 Kelompok Kegiatan Utama 3.593,2
3 Kegiatan Pendukung 102,7
4 Kegiatan Servis 364
Jumlah total 4059,9
Sumber: Analisa Penulis
20
3.8 Perhitungan KDB dan KLB
Tabel 20. Perhitungan KDB dan KLB
3.9 Analisa dan konsep gubahan massa
Pasar Johar baru dan Kanjengan memiliki
ide bentuk yang diambil dari struktur pasar
Johar yaitu tiang cendawan, jadi meskipun
kedua pasar tersebut merupakan bangunan
baru, tetapi masih mencirikan bangunan pasar
Johar yang merupakan identitas utaman dari
kawasan tersebut.
3.10 Konsep Neo Vernakular
Arsitektur Neo-Vernacular adalah salah satu paham atau aliran yang
berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada
pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern
timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton
(bangunan berbentuk kotak-kotak). Pendekatan arsitektur neo vernacular
yaitu penggunaan unsur lokal yang dikombinasikan dengan pola- pola modern.
Penggunaan pendekatan ini bertujuan agar tidak menghilangkan keberadaan
Keterangan
Tanah sesuai perencanaan ± 52.065
Pasar Johar Lama
KDB ➔ 60% x 17.225 = 10.335 m2
KLB ➔ 1,8 x 17.225 = 31.005 m2
Ketinggian maksial pasar
31.005/10.335 = 3 lantai
Pasar Johar Baru
Pasar Kanjengan
KDB ➔ 60% x 52.065 = 31.239 m2
KLB ➔ 4,2 x 52.065 m2= 218.673 m2
Ketinggian maksimal pasar 218.673 /
31.239 = 7 lantai
Sumber: Analisa Penulis
Sumber : Google,
2018
21
dari Pasar Johar sehingga masyarakat akan tetap mengingat bangunan cagar
budaya dan tidak melupakannya begitu saja.
3.11 Tampilan Eksterior dan Interior
Eksterior
Interior
Gambar 4. Hasil Redesain Eksterior dan Interior Pasar Johar Lama dan Johar
Baru
(Sumber : Desain Penulis, 2018)
4. PENUTUP
Dalam Revitalisasi Dan Penataan Kawasan Pasar Johar Sebagai Pusat Perdagangan
Kota Semarang penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu :
22
a. Menjadikan kawasan pasar Johar eksis kembali menjadi citra Kota
Semarang dan melakukan penataan pada bangunan di kawasan tersebut
sebagai tempat berdagang.
b. Merencanakan konsep untuk kawasan pasar Johar dimana pasar menjadi
kawasan yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang – orang di sekitarnya.
5. PERSANTUNAN
Terimakasih kepada Bapak dan Ibu yang yang selalu memberikan motivasi,
semangat dan doa untuk kelancaran pendidikan penulis, Bapak Dr.Ir. Qomarun,
M.M, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah menyediakan tenaga,
waktu, dan pikiran dalam penyusunan laporan ini, serta teman teman yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang selalu membantu dan mendukung penulis dalam
penyusunan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
A.Kriswandhono, & Pradana, N. E. (2008). Sejarah dan Prinsip Konservasi
Arsitektural Bangunan Cagar Budaya Kolonial. Semarang: ERMIT.
Antariksa, S. (2009). Budaya dalam revitalisasi perkotaan. Malang.
Aprilia, M. (2015). Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
Pasar Jombang, Tangerang Selatan Dengan Penekanan Desain Arsitektur
Modern. Universitas Diponegoro.
BSN. (2015). Standar Nasional Indonesia Untuk Pasar Rakyat, 20. Retrieved from
http://www.disperindagkopumkmpangkalpinang.id/wp-
content/uploads/2016/06/SNI-8152-2015-SNI-Pasar-Rakyat.pdf
D3 Arsitektur. (2010). Penataan Alun – Alun Kauman , Semarang, 1–28.
Esnest, N. (1996). Data Arsitek. (I. Purnomo, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Erlangga.
Graham, B., & Howard, P. (2008). Heritage and Identity. Burlington: Ashgate
Research Companion. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=G5GC4Xg0BWoC&oi=fnd
&pg=PA1&dq=issues+in+heritage+management+howard+p&ots=uWV-
LXo6Al&sig=5yujBtqplqNgSr_zjYACJe0Mw-
E&redir_esc=y#v=onepage&q=issues in heritage management howard
p&f=false
Gubernur Jawa Tengah. (2011). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10
Tahun 2013.
Hendro, E. P. (1982). Pelestarian Kawasan Konservasi di Kota Semarang. Jurnal
Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 9, 17–27.
23
Pemerintah Kota Semarang. (2005). Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran
Kota Semarang, 1–24.
Pingkan, W. (2013). Penataan Kawasan. Retrieved March 7, 2018, from
http://penyuluhanpembangunan.blogspot.co.id/2013/11/prinsip-dasar-
penataan-kawasan-penataan.html
Presiden RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya (2010).
Primayudha, N. (2015). Tinjauan Pembentukan Kawasan Heritage Budaya
Kampung Glam di Singapura dengan Pendekatan Analisis Morfologi dan
Tipologi Bangunan. Jurnal Itenas Rekarupa, 3, 34–40.
Rika Susanto, H. T. (2012). Piagam Burra : Piagam ICOMOS Australia untuk
Tempat-tempat Bersignifikasi Budaya.
Rosyadi, K., Rozikin, M., & Trisnawati. (2015). Analisis Pengelolaan Dan
Pelestarian Cagar Budaya Sebagai Wujud Penyelenggaraan Urusan Wajib
Pemerintahan Daerah (Studi pada Pengelolaan dan Pelestarian Situs Majapahit
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto). Jurnal Administrasi Publik,
2(32), 830–836.
Walikota Semarang. (2011) Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-
2031, Bappeda Kota Semarang.
Walikota Semarang. (2013). Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun
2013 Tentang Pasar Tradisional, 1–27.
Yulianto, S. (1993). Arsitektur Kolonial Belanda Indonesia. Yogayakarta: Gajah
Mada Univertsity Press.