PERBANDINGAN SIKAP
ANTARA KELOJHPOK HIZBUT TAHRIR INDONESIA
DENGAN KELOMPOK JARJNCAN ISLAM LIBERAL
TERHADAP PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI iN:OONESIA
Oleh
J"V AN SA TIIli
NIM : 0071020148
I<'AKUL TAS PSJKOLOGI
UNIVERSITAS JSLAJ\!l NEGERJ SYARl.F HiDA YATlJLLAH
JAKARTA
2004 l\lf / 1425 H
LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN SIKAP
ANTARA KELOMPOK HIZBUT TAHRIR INDONESIA
DENGAN .KELOMPOK JARINGAN ISLAM LIBERAL
TERHADAP PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat
Dalam Meraih Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
IP. 130351146
Oleh
IWANSATIBI
NIM: 0071020148
Pembimbing II
Drs. aul Mujib, M.Ag NIP. 150283344
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF IDDA YATULLAH
JAKARTA
2004 MI 1425 H
PENGE:SAHAN PANITIA U.JIAN
Skripsi yang berjudul PERBANDXNGAN SIKAP ANTARA KELOMPOK HIZBUT TAHRIR INDONESIA DENGAN KELOMPOK .JARINGAN ISLAM LIBERAL TERHADAP PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI INDONESIA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Progrn•".l Strata I (SI) pada Fakultas Psikologi.
Dra. Nettv ·lartati M.Si NIP. 5 :215938
Pei g .11 l
/ Dra. Netty -lartini M. Si
NIP.\ 5 715933
. imbing I
. 130351146
Sidang Munaqasyah
1\nggota
Jakarta, 14 Agustus 2004
Pembantu Dekan/ Sekretaris fl.. er· ngkap Anggota
Dra. iVISi
(,en~! I •. •
\~ Drs. Ac 1111ad M.A •
NJ P. I 5026 ~80
Drs. Abdul Mujib, M.Ag NIP. 150283344
I\:A'fA PENGANTAR
Bismilfahir rahmanir rahim.
Segala puja serta pt\ii hanyalah milik Allah swt, Rabb' pencipta alam semesta
berikut isinya. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjunan
kita, Nabi Muhammad saw, yang telah membawa umat ini dari alam kegelapan
menuju alam yang penuh cahaya ilahi, juga kepada para sahabat, tabiin serta para
pengikutnya sampai ke hari kiamat
Af-hamdulillahi rabbi! 'alamin, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
1m dengan baik Penulis akui dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena membutuhkan waktu dan data yang lebih lengkap, namun
akhimya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa hambatan yang
berarti. Hal tersebut berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari
kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL)
yang telah bersedia menjadi responden dalam penulisan skripsi ini. Insya Allah mulai
dari proses sampai hasil kesimpulan skripsi ini menjadi hikmah dan pengalaman
tersendiri bagi penulis, semoga dapat bermanfaat pula bagi yang pembaca dan
menjadi sebuah wawasan khazanah keislaman yang ada di Indonesia.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian tentang
perbandingan sikap antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HT!) dengan
kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia,
dengan demikian penulis sangat berterima kasih apabila ada saran atau kitik yang
membangun terhadap skripsi ini. Dari penelitian tersebut penulis tidak bennaksud
untuk mendiskriminasikan salah satu kelompok dan tidak bertujuan untuk mendapat
kata akhir tentang mesti-tidaknya syariat Islam diterapkan di Indonesia. Akan tetapi
dari hasil penelitian tersebut penulis dapat mengetahui perbedaan pemahaman dalam
mengkaji Islam, selanjutnya menjadi sebuah khazanah keislaman di Indonesia yang
hams saling menghargai antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Sehingga
akan tercipta suasana keberagamaan yang aman, damai dan sejahtera.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya penulisan skripsi ini,
terutama kepada:
1. !bu Ora. Hj. Netty Hartaty, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Semoga Fakultas Psikologi UIN Jakarta tetap
mengedepankan Psikologi Islam dalam mengamalkan nilai-nilai Quran dan
Sunnah Rasul dalam kehidupan bermasyarakat.
2. !bu Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si, selaku Pudek Akademik Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. H. Hamdan Yasun, M.Si dan Bapak Ors. Abdul Mujib M.Ag, selaku
pembimbing skripsi yang teiah bersedia menyempatkan waktunya dalam
bimbingan skripsi ini.
4. Bapak Ulil Abshar Abdala (koordinator JIL) beserta pengurus JIL di Utan Kayu
68 H dan Bapak Dadan (sektertaris HTI) di Mampang Raya, atas kesediaannya
menjadi responden dalam penelitian skripsi ini.
5. Formaci (Forum Mahasiswa Ciputat) dan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) UJN
Jakarta, atas partisipasinya menjadi responden try out penelitian skripsi ini.
6. Kedua orangtua penulis, Abah Samsu dan lbu Rawen yang telah banyak berjasa
dalam mendidik penulis, doa saya: semoga amal kebaikan Abah dan Ibu menjadi
sebuah investasi dihari akhir, doakan anakmu agar menjadi anak yang shalih,
berbakti kepada kedua orangtua, mengabdi kepada agama dan masyarakat,
khususnya pada kampung halaman tercinta, Majalengka.
7. Kakak dan adik tercinta penulis, Kak Satori dan Neng Halimah Nurrushobah,
"Alari kita herjuang, eratkan ukhuwah menjadi keluarga sakinah". Pesan kakak
buat Neng Halimah: jadilah aktivis yang berguna bagi masyarakat, raihlah cita
citamu menjadi mahasiswi sukses, lnsya Allah kakak siap mendukungmu.
8. Kang Suwendi dan lbu Mesraini atas bantuan dan motivasinya, banyak
pengalaman dan pelajaran berharga yang penulis dapatkan ketika menjadi
karyawan Toko Buku "Farah".
9. Teman-teman kos "Gayo" dan rental komputer "Damai": Asep Sopyan
(Pandeglang), Iman Sukirman (Majalengka), Hamami (Serang), Dadan Darusman
(Cianjur), Ahmad Afandi (Sukabumi), Alam (Pati), Multazam (Surabaya) yang
"senasib dan sepenanggungan", penulis merasa senang hidup bareng walaupun
penuh "kesederhanaan". Semoga persahabatan kita tetap terbina sampai akhir
hay at.
10. Teman-teman almamater angkatan 2000 Fakultas Psikologi UJN Syarif
Hidayatullah Jakarta, semoga perjuangan kita meraih kesuksesan dimasa yang
akan datang. Kenangan terindah ketika kita sibuk mengurusi seabreg tugas sampai
stress, saya ucapkan terima kasih terutama kepada: Choiniyah (Jakarta), Zahraini
Yumna Yunan (Jakarta), Rena Latifah (Bekasi), Rahmat (Sukabumi), Fakhrur
Rozy (.Iambi), Murdial Karna! (Bogor), teman-teman KKN-Bakti Sosial di
Karawang dan teman-temaan PKL Psikologi di Madrasah Pembangunan UJN
Jakarta.
11. Teman-teman di KMSGD (Kelurga Sunan Gunung Djati) Wilayah Ill (Cirebon,
lndramayu, Kuningan, dan Majalengka): Hasanudclin, Chumaecly, Furkon dan
Sugawan juga Sugawati lainnya yang tetep kompak jadi dulur Cirebonan.
Kenangan saya terindah saat tinggal di Asrarna KMSGD Ciputat.
12. Teman-ternan dari Pesantren Persis No 92 Majalengka: Tati, Wiwid Hamidah,
lndri Sri Sernbadra, Iqbal Hasanuddin, M. Syarifuddin dll, semoga ukhuwah kita
tetap kompak
13. Teman sepe1juangan sekampung dari mulai SD sampai ke UIN Jakarta: Agus
Sutisna, semoga kebersamaan kita tetap dalarn dakwah, jangan lupa kenangan kita
waktu di Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) No. 92 Majelengka. !ngat
pesan ustadz: "Raih!ah kesuksesan dimana saja kamu berada, dawamkan ibadah
kepada Allah Swt. Utamakan shalat lima waktu dengan bcrjamah, dengan
disiplin shalat !ima HYtktu. maim aktivitas lainnya akan disip!in pula".
14. Sahabat yang telah banyak memberikan saran dan ide pemikirannya dalam
penulisan skripsi ini, terima kasih Teh Salsa atas bantuan clan motivasinya,
semoga pe1:juangan kita tetap mendapat ridha Allah Swt.
15. Keluarga Besar H. Sarmawi (aim) dan Hj. Salamah, semoga kita termasuk
keluarga sakinah dan tetap bersatu dalam keluarga yang islami.
16. Keluarga Ncng Leli dan Kang Nana di Kuningan, terima kasih alas bantuan dan
dukungannya, semoga tali silaturrahim dan kekeluargaan kita tetap terbina.
17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per-satu, semoga kebaikan dan
bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat ridha Allah Swt.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan
kesadaran dalam beragama, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Semoga Allah selalu meridhai setiap aktivitas kita untuk beijuang di Jalan-Nya yang
hem({, serta menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang mujlih di dunia dan akhirat.
Amin ya rabbal 'alamin.
Alla/111 ya 'khudzu biadina ilaa maafiihi khoerun lil Jslami wal muslimin.
Jakarta, 24 Juli 2004
Penulis
ABSTRAK
(C). !wan Satibi
(A). Fakultas Psikologi (B). Juli, 2004
(D). PERBANDINGAN SIKAP ANT ARA KELOMPOK HIZBUT TAHRIR INDONESIA DENGAN KELOMPOK JARINGAN !SLAM LIBERAL TERHADAP PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI INDONESIA
(E). xv + 62 Halaman (F). Isu penerapan syariat Islam di Indonesia bersifat pelik berkenaan dengan sifat
hubungan Islam sebagai bentuk keyakinan atau agama dengan formulasi hukum Islam historis. lsu syariat Islam selalu menawarkan perdebatan menarik, yang tak kunjung selesai dibicarakan sampai saat ini
Persepsi clan pandangan umat terhadap konsep syariat Islam tidaklah monolitik, apalagi jika syariat Islam dikaitkan dengan konsep politik dan pemerintahan. Persepsi terhadap syariat Islam tergantung pada ruang dan waktu, dimana faktor politis, sosiologis, psikologis, ekonomis, dan antropologis berperan membentuk apresiasi yang beragam.
Secara psikologis, khususnya Psikologi Sosial isu penerapan syariat Islam rnerupakan suatu objek yang hangat dibicarakan oleh beberapa kalangan, sehingga menimbulkan sikap-sikap yang dicenninkan dalam kehidupan bermasyarakat. S ikap tersebut merupakan tingkatan kecendenmgan yang bersifat positif atau ncgatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi disini rneliputi: simbol-simbol, kata-kata, slogan, orang, ide, lembaga, dan sebagainya. Seseorang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objek apabila ia suka <favorable) terhadap objek tersebut, sebaliknya orang yang memiliki sikap negatif terhadap objek psikologi apabila ia tidak suka (unfavorable) terhadap objek psikologi tersebut.
Bagaimanakah pandangan dan sikap masyarakat Indonesia terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia? Banyak orang yang merasa cemas clan gamang apabila hukum Islam diterapkan di Indonesia. Hal tersebut dapat dipahami mengingat zaman pancaroba sedang melanda Indonesia kontemporer. Khususnya tentang syariat Islam yang masih rnenjadi tema perclebatan antara pro-kontra dalam penerapannya di Indonesia.
Dibeberapa dacrah telah mencoba untuk menerapkan syariat Islam tersebut, seperti di Aceh, Sulawesi Selatan, Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, dan Cianjur). Berdasarkan hasil survey PPIM dan LPIM UIN tahun 2002 menunjukan 70% lebih setuju dengan penerapan syariat Islam. Hal tersebut merupakan sikapj{1vorable terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia.
Faktor lain yang memberikan peluang terhadap hukum Islam (syariat Islam) sebagai solusi adalah sanksi hukumannya yang bersifat mel'\jerakan terhadap jiwa raga, akal pikiran, ketunman, agama dan harta benda. Salah satu
ciri pidana Islam adalah pembalasan yang setimpal atas kejahatan yang dilakukan dengan pengertian bahwa hilang nyawa hams diganti dengan nyawa.
Berdasarkan isu penerapan syariat Islam yang terns berkembang clan dibahas oleh beberapa kelompok, merupakan suatu kajian yang menarik untuk diteliti lebih dalam, apalagi didukung oleh beberapa seminar clan literatur yang membahas ha! tersebut. Dianlara kelompok yang menyuarakan keras tentang isu penerapan syariat Islam adalah kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HT!) clan kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL), bal tersebut berdasarkan pembicaraan dari kedua tokoh kelompok ketika di undang oleh Harvard University, Massacbusset, AS untuk membicarakan tentang "!sfamic Lcrw in Modern Indonesia", dari pembicaraan tersebut diantaranya membahas tentang syariat Islam di Indonesia. Dengan demikian, penulis mencoba untuk mengadakan penelitian skripsi yang bertema: "Perbandingan Sikap Antara Kelompok Hizbut Tahrir Indonesia Dengan Kelompok Jaringan Islam Liberal Terhadap Penerapan Syariat Islam Di Indonesia".
Penelitian tersebut bertujuan ingin mengetabui lebib dalam apakah ada perbedaan sikap antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia dengan kelompok Jaringan Islam Liberal Tcrhadap Penerapan Syariat Islam di Indonesia?. Penelitian ini dilakukan kepada responden yaitu kelompok HT! clan JIL yang berdomisili di daerah Jakarta, Bogor clan Tangerang. Sampel dalam penelitian ini be1jumlah 60 orang yang terbagi dua kelompok, yaitu 30 orang dari Kelompok HT! dan 30 orang dari JIL.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu peneliti mendatangai langsung kepada responden untuk pengambilan data berupa kuisioner skala Likert.
Sebelum alat ini digunakan dalam penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba (try out) kepada responden yang memiliki karakter sama clengan responden asli, yaitu kepada LOK UIN Jakarta clan Formaci (Fonnn Mahasiswa Ciputat). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah setiap instruksi dari pernyatan-pernyataan item mudah dipahami, tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui validitas item clan reliabilitas subjek. Uji validitas item-item pernyataan menggunakan Formula Pearson Product Moment, sedangkan untuk uji reliabilitas subjek menggunakan Formula Cronbach.
Penulis menguji item-item pernyataan skala sikap yang ada kaitannya dengan syariat Islam dengan menggunakan t-tes dua kelompok dengan program SPSS Versi 11. Dari 60 responden yang dibagi 2 kelompok, hasil data yang diperoleh menunjukan 29. 73 untuk t hitung dan 2.01 untuk t tabel. Dengan demikian, karena t hitung lebih besar dari t tabel, maka kesimpulannya adalah ditolak Ho clan diterima Ha, berarti ada perbedaan sikap yang signifikan antara kelompok Hizbut Tabrir Indonesia dengan kelompok Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia.
(G). Daftar Bacaan: 28 (1988-2004)
DAFTARISI
LEJ\'IBAR PERSETUJUAN........ ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... n
LEMBAR PENGESAHAN... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . m
KATA PENGANTAR......... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 1v
ABSTRAK ............... ··························· ··············· ······ ··················· IX
DAFT AR ISL ........................................................................ ······· XI
DAFTAR TABEL .......................................................................... . XIV
DAFT AR LAMPIRAN... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... ... xv
BABI.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... .
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... ... ... ... ... ... ... .... ... ... ... ... .. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................. .. . . . . . . . . . . . .. . lO
D. Sistematika Penulisan ................................... .
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
A Tentang Sikap
1. Pengertian Sikap .............................................. .
2. Struktur Sikap ............................................................. .
i 1
12
15
3. Pembetukan dan Perubahan Sikap... ... ... ... ... ... ... ... ........ ... ... 16
4. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap ................... . 17
5. Ciri-ciri dan Fungsi Sikap............ .. . . . . . . . . . . . . . ... . . . .. . . . ... . . . .. . . 19
B Tentang Syar:iat Is!t-un
1. Pengertian Syariat Islam ........................................ .
2. Implementasi Syariat Islam di Indonesia .................. .
a. Hukum Pidana ........................................................ .
b. l-lukum Perdata ................................ .
C. Bebarapa Sikap Terbadap Penerapan Syariat Islam di Indonesia
1. Sikap Mendukung Terhadap Penerapan Syariat Islam ...
2. Sikap Menolak Terhadap Penerapan Syariat Islam ...
3. Sikap Antara Mendukung clan Menolak Terhadap Penerapan
Syariat Islam ............................................................ .
D. Respon Terhadap Implementasi Syariat Islam.
22
26
29
30
31
31
32
32
E. l-lipotesa Penelitian .................... . ····································· 33
BAB III. METODOLOGI PENELITJAN
A. Subjek Penelitian ........... .
B. Variabel Penelitian ............................... .
C. lnstrumen Penelitian .......................... .
D. Prosedur Penelitian ............................... .
E. Teknik Analisa Statistik .................... .
BAB IV. HASlL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Responden
l. Kelompok l-lizbut Tahrir Indonesia ...
2. Kelompok Jaringan Islam Liberal. .............. .
B. l-lasil Penel itian ..................................................... .
34
35
36
38
40
46
49
53
BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
A. Kesimpulan... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
B. Diskusi... ... . . . ... ... . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . 59
C. Saran............................................................................. 59
DAFTARPUSTAKA ....................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN........ .. . . . . . . . .. . . . . . . . ........................ .. . . . . .. . . . . . . .. 63
DAI<'TAR TABEL
Hal
Tabel 3. 1: Bobo! nilai skala perbandingan sikap antara kelompok HTJ dengan
kelompok JIL terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia ................ 37
Tabel 3. 2: Blue Print ke-1 berupa nomor-nomor item pernyataan untuk try out ...... 37
Tabel 3. 3: Komponen sikap terhadap penerapan syariat Islam ........................ 38
Tabel 3. 4: Validitas item-item hasil try out ............................................................ .40
Tabel 3. 5: Reliabilitas subjek penelitian try out ....................................................... 43
Tabel 3. 6: Blue Print ke-2, berupa nomor-nomor item pernyataan untuk
penelitian kepada kelompok HTI dan JIL ................................................ 43
Tabel 4. I: Hasil perhitungan skala sikap antara kelompok HT! dan JIL ................. 53
Tabel 4. 2: I-Iasil perhitungan t- tes program SPSS Versi 11 ..................................... 54
Tabel 4. 3: Klasifikasi nilai skala sikap antara kelompok HT! dan JIL .................... 55
Tabel 4. 4: Katagori nilai skala sikap antara kelompok HTI dan JIL ....................... 56
DAFT AR LAMPIRAN
LAMPIRAN I : Surat izin penelitian
LAMPIRAN II : Kata pengantar penelitian
LAMP!RAN Ill : lnstrumen penelitian
LAMP!RAN JV : Data hasil try out skala sikap terhadap penerapan syariat Islam
LAMP!RAN V : Data hasil penelitian skala sikap antara kelompok HT! dan JIL
terhadap penerapan syariat Islam
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAK.ANG MASALAH
Menjelang Pemilu 2004 salah satu tema entral yang akan menjadi pusat
perhatian dalam ams besar wacana politik Indonesia adalah pembelaan politik dan
muatan isu yang akan dibawa oleh kekuatan nasionalis religius Islam maupun
kekuatan nasionalis sekuler. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari realitas yang pemah
diutarakan oleh pengamat politik William Lidie, bahwa sentrum dialektika politik di
Indonesia dalam perjalanannya tidak dapat dilepaskan dari pergesekan antara dua
aliran budaya, yaitu antara kekuatan kultural politik Islam berhadapan dengan
kultural politik nasionalis. 1
Tidak dapat dipungkiri bahwa sepanJang sejarahnya, perumusan konsep
syariat Islam pada suatu masa dan wilayah tertentu seringkali dipengaruhi oleh faktor
kultural, sosiologis, politis, dan antropologis masyarakatnya. Sehingga karenanya,
apresiasi dan persepsi teniang >)'aiiat itu di wilayah dan masa yang lain. Menurut
hasil survey PPIM (Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat), mayoritas masyarakat
muslim Indonesia 58% menyatakan sikap positif terhadap ide bahwa pemerintahan
terbaik adalah pemerintahan !slain, yaitu pemerintahan yang didasarkan atas al-Quran
dan sunah Rasul di bawah kepemimpinan ahli-ahli ajaran Islam. Proporsi lebih besar
61,4% bersikap positif bahwa negara hams mewajibkan pelaksanaan syariat !slain.
1Syariah Islam Dalam Pemilu 2004, lvferdeka, (Jakarta), 2 Maret 2004, h. 8
2
Bahkan pada tahun 2002 LPJM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan jejak
pendapat tentang penerapan syariat Islam, ternyata hasilnya lebih baik daripada hasil
jejak pendapat tahun 2000 dengan perolehan 70% lebih setttju terhadap penerapan
syariat Islam. Akan tetapi sikap-sikap ini sesunggulmya kabur, karena tidak begitu
jelas apa yang dimaksud dengan syariat Islam, al-Quran dan Stmnah dalam konteks
politik2.
Salah satu tuntunan refo1masi di Indonesia adalah penegakan keadilan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sistem sentralisasi pemerintahan selama ini
dinilai oleh berbagai pihalc telal1 merugikan kepentingan Daerah. Jalan keluar yang
diberikan untuk masalah ini adalah otonomi daerah secara keselnruhan yang meliputi
seluruh wilayal1 tingkat dua dan otonomi khusus untuk beberapa wilayah tingkat satu.
Memanfaatkan situasi yang ada, maka daerah-daerah menyampaikan keinginan unttik
mengembangkan potensi yang menjadi ciri khasnya. Salah satu perkembangan yang
menarik dalam bidang ini adalah keinginan beberapa daerah untuk menerapkan
syariat Islam di daerahnya sebagai suatt1 usalia untuk mengatasi kTisis luikum. 3
Hal tersebut terbukti dengan adanya basil jejal< pendapat yang dilakukan
Pemda Sulawesi Selatan mendapatkan sebanyak 91,11 % responden menyatakan siap
menerima syariat Islam. Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam (KPPSI)
Sulawesi Selatan, akhir pekan lalu menggelar musyawarah kerja yang pertama.
Dalam musyawarah tersebut, KPPSI membahas perkembangan persiapan penerapan
2Tirr1 PenuJls, Isla111 & Good GoPernance. Jakarta: PPllv1, edisi ke-3 juJJ 2002 3Rifyal Ka'bah, Pcnegakan Syariat Islam di Indonesia, (Jakarta: Khairul Bayan, 2004), cct.
Ke-!, h.37.
3
syariat Islam di 27 kabupaten se-Sulsel. Hasilnya cukup menggembirakan, ada
banyak Perda implementasi syariat dan sambulan yang cukup serius dari masyarakat
luas.
KPPSI di Sulawesi Selatan bukanlah sebuah lembaga ilegal, kehadirannya
sebagai ormas telah mendapat izin dari Badan Kesatuan Bangsa Sulawesi Selatan
(Bakesbang) dengan no 220/1420-l/BKS-SS. Dari hasil jejak pendapat tersebut telah
dibuktikan dengan adanya beberapa sekolah yang mewajibkan jilbab bagi siswi
muslim seperti di SMU Negeri I Wonomulyo, SMU Negeri I Sinjai, SMU Negeri II
Bulukumba. Begitu pula dengan siswi-siswi SMP dan mahasiswi di kampus
Universitas Negeri, seperti di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 90%
mahasiswi mengenakan jilbab. Untuk iustansi pemerintah, pegawai perempuan di
kantor Bupati Bulukmnba dan Maras telah 100% memakai jilbab, kecuali bagi non
muslim.'1
Syariat Islam sebagai solusi krisis hukmn tidak semudah yang dibayangkan
oleh sementara pihak, bahwa dengan pelaksanaan syariat Islam semua krisis hukmn
akan berakhir. Dalam ha! ini perlu dibedakan antara syariat sebagai agama dan syariat
sebagai hulnun positif disatu sisi dan penegakan hukmn yang berasal dari budaya
hukmn masyarakat dipihak lain. Penekanan pada masalah ini adala11 pada syariat
sebagai hukmn positif yang berasal dari pandangan hidup dan budaya hukmn
masyaralrnt yang diharapkan dapat menjadi solusi krisis hukmn di Indonesia.
4"Sube\ Siapkan Terapkan Syariat IB\am" Sabili, No 25 TH. Xl (Juli, 2004), h. 54-55
4
Dewasa ini muncul fenomena baru yang menjadi perdebatan antara pro-kontra
tentang penerapan syariat Islam di Indonesia. Wacana Syariat Islam bersifat pelik
berkenaan dengan sifat hnbungan Islam sebagai bentuk keyakinan atau agama dengan
fonnulasi hukwn Islam historis yang selama ini disebut syariat. Isu syariat Islam
selalu menawarkan perdebatan menarik, bak tabir misteri yang tak ktmjung selesai
dibicarakan. Pedebatan seputar isu syariat Islam bisa dikatakan setua umur republik
ini. Hanya saja, kini kalangan yang terlibat dalam perdebatan isu syariat Islam tidak
lagi terpaku pada narasi-narasi besar. 5
Dengan demikian, persepsi dan pandangan umat terhadap konsep syariat
Islam tidaklah monolitik, apalagi jika syariat Islam dikaitkan dengan konsep politik
demokrasi, dan pemerintal1an. Persepsi terhadap syariat Islam tergantung pada rnang
dan waktu, dimana faktor politis, sosiologis, ekonomis, dan antropologis berperan
membentuk apresiasi yang beragam. Lihatlali suasana sidang-sidang konstituante
pasca pemilu 1955, Masymni dan NU mernpakan kekuatan utama pengustmg Islam
sebagai dasar negara. Kini NU dan Muhamadiyal1 justru paling depan menolak
amandeman pasal 29 UUD 1945. NU dan Muhamadiyali me11iadi "temook pertama"
yang hams dilewati bagi kelompok-kelompok barn dalam Islam yang belakangan
gencar mernpromosikan syariat Islam sebagai solusi krisis. 6
Krisis adalali suatu keadaan tidak stabil atau krnsial dimana sebuali pernbal1an
menentukan sedang terjadi yang mencemaskan banyak ketidakpastian yang akan
5 Burhanuddin, Syariat Islam; Pandangan Islam Liberal. (Jakarta:. JlL, '.W03). eel ke-l, h. xi 6 Ibid. h. xi
5
dihadapi dimasa depan. Dapat juga dikatakan bahwa krisis adalah suatu situasi yang
telah mencapai fase kritis (a situation that has reached a critical phase). Pertanyaan
yang perlu dijawab: Apakah hukum di Indonesia pada waktu ini sedang berada dalam
keadaan seperti ini?. Gejala-gejala yang ada dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia tampaknya memang sudah mengarah padajawaban yang mengiyakan.7
Paling tidak ada empat fenomena munculnya ekspresi Islam yang formalistik,
dalam konteks saat ini. Pertama, berdirinya banyak partai politik Islam yang
kebanyakan mengadopsi Islam sebagai azas menggantikan Pancasila. Pada masa
Soeharto, Pancasila dipakai sebagai dasar atau azas setiap organisasi, secara paksa.
Dua partai Islam, PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan PBB (Partai Bulan
Bintang), bersikeras m1tuk mengamandemen pasal 29 dalam UUD 1945 untuk
memasukkan "tt\iuh kata" yaitu, "Dengan Kewajiban l'vfelaksanakan Syariat Islam
Bagi Peme/uknya ". Dengan adanya tujuh kata ini, secara resmi akan memiliki status
konstitusional dalam sistem hukum Indonesia. 8
Kedua, tuututan dari daerah-daeral1 tertentu di Indonesia tmtuk menerapkan
fonnalisasi syariat, seperti Aceh dan Sulawesi Selatan. Abdul Aziz Kahar Muzakkar,
ketua panitia persiapan penerapan syariat Islam di Sulawesi Selatan mengatakan
bahwa pemberian otonomi khusus di Nanggroe Aceh Damssalam (NAD), termasuk
7Rifyal Ka 'ball, Penegakan .~1ariat Islam di Indonesia, (Jakarta: Khairul Bayari, 2004), cet. kc-I, h. 38.
8 Azyumardi Azra, Syarial Islam; Pandangan Muslim Liberal, (Jakarta: JIL. 2003), cet kel. h. 54
6
didalamnya klausul penerapan syairat, telah membuka jalan bagi provinsi lain untuk
mendapatkan kasus yang sama.
Ketiga, 1mmculnya kelompok muslim yang dianggap beraliran "garis keras"
seperti Laskar Jihad, Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Taluir Indonesia (HTI), dan
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Mereka, terutama FPI dan Laskar Jihad
melakukan penertiban secara swasta, cenderung radikal dan keras tanpa kompromi
terhadap diskotik, klub malam, tempat pe~judian, dan tempat hiburan lairmya dengan
mengustmg jargon amar ma 'rul nahyi munkar tmtuk menghapus segala bentuk
perbuatan yang diharamkan agama.
Keempat, melonjaknya popularitas majalah dan media-media Islam seperti
Sabili dan Al-Waie, kedua majalal1 tersebut digunakan sebagai media dakwah dan
sangat jelas dalam mempromosikan Islam politik, khususnya dari sudut pandang garis
keras. Beberapa opini sangat mendukung terhadap fonnalisasi syariat Islam di
Indonesia. Alasannya, karena hukum positif Indonesia adalal1 buatan manusia, bukan
buatan Tuhan. Sabili yakin bal1wa jawaban bagi krisis yang terjadi di hldonesia
adalah kembali ke jalan Tuhan, yaitu kembali ke penarapan syariat.9
Dari perdebatan antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia dengan kelompok
Jaringan Islam Liberal tentang penerapan syariat Islam, sebenamya menarik untuk
diketahui lebih dalam tentang sikap mereka dalam memahami Agama Islam,
khususnya yang berkaitan dengan pemahaman syariat Islam. Dalam ha! ini perbedaan
9 Ibid. h. SS-56
7
pendapat antara dua kelompok adalah suatu ha! yang wa3ar, karena masing-masing
memiliki sikap dan penafsiran dari sudut pandang yang berbeda.
Kelompok Hizbut Tahrir Indonesia sangat gencar menyerukan penerapan
syariat Islam di Indonesia, karena hanya dengan syariat Islam Indonesia akan keluar
dari krisis yang selama ini melanda bangsa Indonesia. Kelompok HTI juga
beraspirasi untuk menegakkan khilafal1 Islamiyal1 yang cenderung mengglobal
daripada ide Daulah Islamiyal1 yang lebih bersifat lokal atau nasional.
Sementara kelompok Jaringan Islam Liberal melalui koordinatomya, Ulil
Abshar Abdala menyatakan bal1wa ide-ide HTI adalah ide-ide tipikal terhadap
pemal1aman Islam yang sangat tekstual dan literalistik. JIL menolak secara tegas
bahwa Islam bersifat total dan dominan. Islam juga hams berinteraksi dengan idiologi
laiMya. Kalan HTI berpendapat bahwa "se/amatkan Indonesia dengan syariat ",
maka JIL berpendapat "selamatkan Indonesia dari .1yariat '', maksudnya adalah
selamatkan dari syariat Islam dalam pandangan HTI, tetapi JIL menerima syariat
Islam Rasulullal1 pada zamannya, sehingga syariat Islam itu hams dipahami secara
kontekstual berdasarkan situasi dan kondisi yang ada. 10
Berdasarkan perdebatan dua kelompok di atas tentang pemahaman syariat
Islam dan penerapannya, mempakan suatu objek dati pembahasan Psikologi Sosial
yang berkaitan dengan sikap individu atau kelompok terhadap suatu objek dalam ha!
ini yaitu tentang penerapan syariat Islam.
'0Dalam sebuah wawancara bersama Ulil Abshar Abdala (Koordinator JIL) di Utan Kayu, 68
H. Jakarta Timur, Karnis, 16 Juli 2004
8
Sikap merupakan tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif
yang berhubungan dengan OQjek psikologi. Objek psikologi disini meliputi: simbol
simbol, kata-kata, slogan, orang, ide, lembaga, dan sebagainya. Seseorang dikatakan
memiliki sikap positif terhadap suatu OQiek apabila ia suka (favorable) terhadap objek
tersebut, sebaliknya orang yang memiliki sikap negatif terhadap OQjek psikologi
apabila ia tidak suka (unfavorable) terhadap objek psikologi.
Bagai.manakah pandangan dan sikap masyarakat Indonesia terhadap
penerapan syariat Islam di Indonesia? Ban yak orang yang merasa cemas dan gamang
apabila hukum Islam diterapkan di Indonesia. Hal tersebut dapat dipahami mengingat
zaman pancaroba sedang melanda Indonesia kontemporer. Khususnya tentang syariat
Islam yang masi11 menjadi tema perdebatan antara pro-kontra dalam penerapannya di
Indonesia.
Dengan melihat fenomena di atas yang berhubungan dengan paham keislaman
antara dua kelompok terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia. Hal tersebut
cukup menarik untuk diteliti lebih dalam tentang bagaimana mensikapi isu tersebut,
khususnya yang menyinggung tentang isu penerapan syariat Islam di Indonesia yang
dianggap sebagai sebual1 solusi dari keterpurukan bangsa Indonesia. Dengan
demikian, penulis mencoba mengungkap tentang isu penerapan syariat Islam yang
menjadi perdebatan dua kelompk antara kelompok HTI dan JIL, maka penulis
memberi judul dalam skripsi ini, yaitu: "Perbandingan Sikap antara Kelompok
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan Kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL)
terhadap Penerapau Syariat Islam di Indonesia"
9
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Adapun yang termasuk dalam pembatasan masalah dalam penelitian 1m
adalah meliputi:
a. Sikap
Meliputi tiga komponen sikap, yaitu: komponen kognitif (pengetalman dan
infmmasi), komponen afektif (perasaan), dan komponen psikomotorik (tindakan
atau perilaku).
b. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Hizbut Tal1rir adalal1 sebuah perhimpunan ll111at Islam yang memperjuangkan
syariat Islam. Hizbut Tahrir bergerak di tengah-tengal1 mnat, dan bersama-sama
mereka berjuang untuk menjadikan Islam sebagai permasalal1an utamanya, serta
membinlbing mereka untuk mendirikan kembali sistem Klrilafah dan menegakkan
hukmn yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan.
c. Jaringan Islam Liberal (JIL)
Jaringan Islam Liberal (JIL) adalah kommritas yang mengkaji dan
mengetengahkan perbincangan mengenai visi keislaman yang toleran, terbuka,
dan mendukung penguatan proses demokratisasi di Indonesia. Komm1itas ini
terdiri dari anak-anak muda yang aktif di Paramadina, NU, aktivis jumalis, dan
sebagian dari mahasiswa dan almnni UIN Jakarta.
11
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I: Pendahuluan, terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Pemmusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan,
Teknik Penelitian.
Bab II: Tinjauan Teoritis, terdiri dari: A. Pengertian Sikap, Struktur Sikap,
Pembentukan dan Pembahan Sikap, Faktor yang mempengarulli
terbentuknya sikap, Ciri-ciri dan Fungsi Sikap. B. Tentang Syariat Islam:
Definisi Syariat Islam. Implementasi syariat Islam di Indonesia: Hukum
Perdata dan Hukum Pidana. C. Beberapa Sikap terhadap Syariat Islam:
Sikap Mendukung terhadap Penerapan Syariat Islam, Sikap Menolak
terhadap Penerapan Syariat Islam, Sikap antara Mendukung dan Menolak
terhadap Penerapan Syariat Islam. D. Respon terhadap Implementasi Syruiat
Islam. E. Hipotesa Penelitian.
Bab III: Metodologi Penelitian terdiri dari: Subjek Penelitian, V ruiabel Penelitian,
Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Analisa Statistik Data.
Bab IV: Hasil Penelitian Terdiri dari: A. Grunbaran Umum Responden. I Kelompok
Hizbut Tahrir Indonesia. IL Kelompok Jaringan Islam Liberal. B. Hasil
Penelitian.
Bab V: Kesimpulan, Diskusi dan Saran
A. Teori Tentang Sikap
1. Pengertian Sikap
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Sikap dalam Bahasa Inggris disebut at1itude yaitu suatu cara bereaksi terhadap
suatu perangsang. Dalam kamus lengkap psikologi, sikap diartikan sebagai satu
predosposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus
untuk bertingkah laku atau untuk mereaksi dengan satu cara tertentu terhadap pribadi
lain, objek, lembaga, atau persoalan tertentu. Dilihat dari satu titik pandangan yang
sedikit berbeda, sikap merupakan kecenderungan untuk mereaksi terhadap orang,
institusi atau kejadian, baik secara positif atau negatif. Sikap itu secara khas
mencakup satu kecenderungan untuk mengadakan klasifikasi atau katagorisasi.
Sumber dari sikap tersebut bersifat !cultural, familial, dan personal. Kita
cenderung beranggapan bahwa sikap-sikap itu akan berlaku dalam kebudayaan,
selaku tempat kita dibesarkan. Bagian besar dari sikap-sikap ini berlangsung dari
generasi ke generasi lain didalam struktur keluarga. Akan tetapi beberapa dari tingkah
laku kita juga dikembangkan sebagai orang dewasa, berdasarkan pengalaman kita
sendiri. Para Psikolog Sosial percaya bahwa sumber-sumber penting dari sikap-sikap
orang dewasa adalah propoganda dan sugesti dari penguasa, kaum usahawan,
13
Jembaga pendidikan dan agensi Jainnya yang berusaha untuk mempengaruhi tingkah
laku orang lain. 1
G.W. Allport mendefinisikan sikap yaitu an attitude is a mental and neural
state of readiness, organized trough experience, exerting a directive or dynamic
influence upon the individual's response to all object and situation with which it is
related Yaitu keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.2
Sikap Allport dalam ha! ini sepenuhnya konsisten dengan penekanannya pada
faktor-faktor sadar dan rasional tingkah laku. Keyakinan bahwa individu yang normal
bertingkah laku mengikuti motif-motif yang diketahui dan masuk aka!.'.
Doob mengemukakan sikap: an attitude as an implict, drive producing
response considered socailly significant in the individual's society. And attitude
toward any given obyek, idea, or person is enduring system with a cognitive
component, an affektive component, and behavior tendence. Menurut Doop sikap
merupakan dorongan implisit yang menghasilkan respon signifikan dalam lingkungan
individu. Doop juga menambahkan bahwa sikap terhadap suatu objek, ide, atau orang
merupakan sistem yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: komponen kognitif, afektif,
dan kecenderungan tingkah laku atau psikomotorik.
1J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. terj: Kartini Kartono (Jakarta: Rajawali Press, \999), cet ke-2. h. \43
'David, Sears, Psiko/ogi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1999), cet ke-1. h. I 03 3Calvin S. Hall & Gardner Lindzey (Ediotor: Supratiknya), Teori-leori Sifal dan
Behavioristik, (Jakarta: Kanisius, 2000), cet ke-8. h. 49.
14
Ellis mengemukakan pendapatnya tentang sikap sebagai berikut: Attitude
involve some knowledge of situation. However, the esential aspect of the attitude is
found in the fact that some characteristic feeling or emotion is experienced, and as
we would accordingly expect, some definite tendency to action is associated.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan babwa faktor perasaan dan
kecenderungan untuk bereaksi memegang peranan penting dalam menentukan sikap.
Setiap orang akan mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu perangsang,
tergantung pada emosi atau perasaan seseorang. L.L. Thurstone berpendapat bahwa
sikap diartikan sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif
yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi disini meliputi: simbol
simbol, kata-kata, slogan, orang, ide, lembaga, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Back, kurt W seseorang dikatakan memiliki sikap positif
terhadap suatu objek apabila ia suka atau memiliki sikap yangfavorable, sebaliknya
orang yang memilki sikap negatif terhadap objek psikologi apabila ia tidak suka atau
sikapnya u11favorable terhadap objek psikologi.
Zimbardo & Ebbesen mengemukakan bahwa sikap adalah suatu predisposisi
(keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide, atau objek, yang berisi
komponen-komponen kognitif, afektif, dan behavior. Pengertian attitude dapat
diterjemahkan dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan
15
sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap disertai oleh kecenderungan untuk
bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi. 4
Saifuddin Azwar mendefinisikan sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan terhadap suatu objek. Mendukung atau memihak (favorable) maupun tidak
mendukung (unfavorable). Menurut Fishbein dan Azjen sikap merupakan suatu
konstruk multidimensional yang terdiri atas kognisi, afeksi, dan konasi. Sekalipun
semua komponen evaluatif, akan tetapi pemyataan masing-masing dapat berbeda-
beda. Sarlito W. Sarwono menggabungkan beberapa definisi sikap menjadi sebuah
ciri khas, yaitu:
a. Mempunyai objek tertentu seperti: orang, perilaku, konsep ,situasi, benda, dan
sebagainya.
b. Mengandung penilaian, seperti setuju-tidak setuju atau suka-tidak suka. 5
2. Struktur Sikap
Mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri dari atas tiga komponen yang
sating menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), afektif (affective), dan
perilaku (psikomotorik).
A. Komponen Kognitif
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar
bagi objek sikap. Komponen ini mengandung pikiran, kepercayaan, dan
pengetahuan seseorang tentang objek sikap.
4Gerungan, Psilwlogi Sosial, (Jakarta: Eresco, 1991), cet ke-12, h. 149 5Sarlito, Wirawan, Sarwono, Psikologi Sosial; Jndividu dan Teori-Teori Psikologi Sosial,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), cet ke-2. h. 232
16
B. Komponen Afektif
Komponen ini menyangkut emosi dan perasaan yang berhubungan dengan objek
sikap. Hal ini bisa dinyatakan dengan suka-tidak suka dan positif-negatif. Sikap
positif berupa dukungan terhadap objek sikap, sedangkan sikap negatif berupa
penolakan terhadap objek sikap.
C. Komponen Psikomotorik
Komponen ini merupakan kesiapsediaan untuk bertingkah laku atau bertindak
terhadap obyek sikap yang menunjukan bagaimana kecenderungan berperilaku
yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. 6
3. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh Iingkungan
sosial dan kebudayaan, misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat.
Sikap seseorang tidak selamanya tetap, ia dapat berkembang ketika ada pengaruh,
baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan. Antara
perbuatan dan sikap ada hubungan timbal balik
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap:
a. F aktor Intern
Yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa
daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang
datang dari luar.
6Saifuddin, Azwar, Sikap Ma1111sia; Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), cet ke-2. h. 23-25
17
b. Faktor Ekstem
Y aitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia,. faktor ini berupa interaksi
sosial diluar kelompok, misalnya: interaksi antara manusia dengan hasil
kebudayaan melalui alat-alat komunikasi seperti: surat kabar, radio, televisi,
majalah dan lain sebagainya. 7
4. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap
Sikap tidak akan terjadi begitu saja, melainkan terbentuk melalui suatu proses
tertentu, melalui interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu lainnya atau
dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap antara
lain sebagai berikut:
a. Pengalaman Pribadi
Sikap merupakan hasil pembelajaran, ia terbentuk melalui proses sosialisasi atau
pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman
seseorang mempengaruhi sikapnya terhadap suatu objek. Pengalaman yang
menyenangkan akan cenderung membentuk sikap positif terhadap suatu objek
sedangkan pengalaman yang tidak menyenangkan akan cenderung membentuk
sikap negatif
b. Orang yang Dianggap Penting
Seseorang yang dianggap penting cenderung akan kita setujui pendapatnya,
karena dalam interaksi sosial individu cenderung konformis, ingin berafiliasi, dan
7 Abu, Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), cet ke-1. h. 178-181
18
menghindari konflik. Orang yang dianggap penting biasanya adalah orang yang
lebih tua, seperti orang tua bagi anaknya. Setiap perkataannya akan didengar dan
dituruti, begitupun seorang mahasiswa senior akan cenderung didengar
pendapatnya oleh mahasiswa junior.
c. Kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar. Kebudayaan yang ada di suau tempat, akan mempengaruhi
individu dalam pembentukan sikap terhadap suatu objek.
Suatu kebudayaan akan memberi corak-corak pengalaman individu yang
menjadi anggota kebudayaan tersebut. Suatu objek sikap yang dipandang
favourable pada suatu kebudayaan tertentu, mungkin saja akan dipandnag
unfavourable oleh individu pada kebudayaan lain.
d Lembaga Pendidikan dan Lembaga Keagamaan.
Lembaga Pendidikan dan Lembaga Keagamaan mempunyai konsep moral yang
tertanam dalam diri setiap individu. konsep moral dalam setiap agama sangat
menentukan sistem kepercayaan, dengan demikian konsep moral ikut berperan
dalam menentukan sikap individu.
e. Media Massa dan Elektronik.
Media massa sebagai sarana komunikasi mempunyai pengaruh dalam
pembentukan opini dalam kepercayaan individu. Banyaknya media massa dan
elektronika membuat individu lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang
19
diinginkan, maka pengaruhnya sangat besar terhadap pembentukan sikap
individu.8
5. Ciri-ciri dan Fungsi Sikap
a. Ciri-ciri Sikap
I) Sikap itu dipelajari
Sikap merupakan hasil belajar, beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan
tanpa kesadaran kepada sebagian individu, barangkali yang terjadi adalah
mempelajari sikap dengan sengaja apabila individu mengerti bahwa ha! itu
akan membawa lebih baik.
2) Memiliki Kestabilan
Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil
melalui pengalaman. Misalnya perasaan suka atau tidak suka terhadap wama.
3) Personal-societal Significance
Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan bisa juga
antara orang dengan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang
lain menyenangkan, terbuka, serta hangat. Maka hal tersebut sangat berarti
bagi dirinya.
4) Berisi kognisi dan afeksi
Komponen kognisi dari sikap adalah berisi informasi faktual, misalnya: objek
itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
'Saifuddin, Azwar, Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya, (Yo&>yakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet ke-2. h. 30-35
20
5) Aproach-avoidance directionality
Apabila seseorang memiliki sikap yang favorable terhadap suatu objek,
mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya apabila seseorang
memiliki sikap yang unfavorable, maka mereka akan menghindarinya.9
Sementara itu, Gerungan dalam bukunya Psikologi Sosial mengemukakan
tentang ciri-ciri sikap sebagai berikut:
• Sikap bukan dibawa orang sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk atau
dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan
objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis
seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan lain-lain penggerak
kegiatan manusia yang menjadi pembawaan baginya, dan yang terdapat
padanya sejak lahir.
• Sikap itu dapat berubah-ubah, karena sikap dapat dipelajari orang. Sikap
itu dapat dipelajari karena sikap-sikap dapat berubah pada orang-orang
apabila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang
mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.
• Sikap itu tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi
tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu
yang dapat dirumuskan dengan jelas.
9 Abu, Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), cet ke-1. h. J 78-18 J
21
• Objek sikap itu dapat merupakan satu ha! tertentu, tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap itu dapat berkenaan
dengan dengan satu objek saja, tetapi juga berkenaan dengan sederetan
objek yang serupa.
• Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah
yang membeda-bedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang. 10
b. Fungsi Sikap
I) Sebagai a/at untuk menyesuaikan diri.
Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang
mudah menjalar, sehingga mudah menjadi milik bersama. Oleh karena itu,
golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan pengalaman
bersama, biasanya ditandai oleh adanya sikap anggota yang sama terhadap
suatu objek yang sama. Sehingga dengan demikian, sikap bisa menjadi rantai
penghubung antara orang dengan kelompoknya atau para anggota dengan
angota lainnya dalam suatu kelompok.
2) Sebagai A/at Pengukur Tingkah Laku.
Dalam mensikapi tingkah laku terhadap suatu persoalan seharusnya
berdasarkan atas beberapa pertimbangan antara baik dan tidaknya. Bagi
10Gerungan, Psiko/ogi Sosial, (Jakarta: Eresco, 1991), cet ke-1, h. !51-152
22
individu yang memiliki kedewasaan berpikir ia akan mempertimbangkan
beberapa aspek sebelum melakukan suatu tindakan.
3) Sebagai Pernyataan Kepribadian.
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Oleh karena itu sikap tidak
akan terpisah dari pribadi pelakunya, apabila sikap itu dilakukan dengan baik
maka individu itu memiliki kepribadian yang baik pula, dan sebaliknya
individu yang bersikap negatif, maka pribadinya dikatagorikan buruk. Jadi,
sikap merupakan pernyataan pribadi, apabila kita akan mengubah sikap
individu, kita harus mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap individu
tersebut, sehingga dengan rnengetahui sikap yang sesungguhnya tersebut kita
akan mengetahui pula apakah kita mampu untuk merubah sikapnya atau
tidak11
B. Tentang Syariat Islam
1. Pengertian Syariat Islam
Syariat Islam adalah frase yang dibentuk oleh dua kata, yaitu kata syariat dan
kata Islam. dari dua kata ini yang perlu dijelaskan adalah pengertian syariat,
sedangkan pengertian Islam sudahjelas, yaitu nama sebuah agama yang didakwahkan
oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, yang akan dijelaskan dalam hal ini
adalah pengertian syariatnya
Secara bahasa syariat (al-Syari 'ah) berarti sumber air minum (mawrid al-ma
Ii al istisqa) atau jalan lurus (al-thariq al-mustaqim). Sedangkan menurut istilah,
111bid. h. I 78-18 I
23
syariat adalah perundang-undangan yang diturunkan Allah Swt melalui Rasulullah
Muhammad untuk seluruh umat manusia, baik yang masalah ibadah maupun
muamalah yang menyangkut kehidupan interaksi sesama manusia dalam berbagai
aspek kehidupan guna meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. 12
Dengan demikian syariat Islam merupakan ketentuan dan hukum yang
ditetapkan oleh Allah atas hamba-hamba-Nya yang diturunkan melalui Rasul-Nya,
Muhammad saw., untuk mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya,
dengan dirinya sendiri. Dan dengan sesamanya. Artinya, cakupan syariat Islam
meliputi akidah dan syariat. Dengan kata lain, syariat Islam bukan hanya mengatur
seluruh aktivitas fisik manusia tetapi juga mengatur seluruh aktivitas hati manusia
yang disebut dengan akidah Islam. karena itu, syariat Islam tidak dapat
dipresentasikan oleh sekedar sebagian ketentuan Islam dalam masalah hudud ( seperti
hukum raj am, potong tangan dan lain sebagainya ); apalagi oleh keberadaan sejumlah
lembaga ekonomi yang menjamur saat ini semisal Bank Syariah, Asuransi Syariah,
Reksadana Syariah dan sebagainya. 13
Secara etimologis, kata syariat berasal dari bahasa arab, 1.c.:_;;t- tA ·- t:_,:.l;
yang artinya '°membuat syariat atau undang-undang "14. Seperti firrnan Allah dalam
al-Quran surat al-Jatsiyah ayat 18:
12Muhamad Ismail Yusanto, Syarial Islam Pandangan Muslim Liberal, (Jakarta, JIL: 2003), cet ke-1. h. 145
13Tim Penulis Hizbut Tahrir Indonesia, Menegakkan Syarial Islam, (Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2002), cet. ke-1. h. 20
1"Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta, PT Hidakarya Agung: 1999), cet ke-3. h 195
24
Artinya: "Kemudian kami jadikan kamu berada diatas sesuatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafeu orang-orang yang tidak mengetahui"
Adapun kata yang serumpun dengan kata ~yl; tersebut tiga kali dalam al-
Quran, yaitu dalam surat as-Syura: 13 dan 21, dan al-Maidah: 48
Artinya: "Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah
kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa". (Q. S. Asy-Syura:l3)
Artinya: "apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk agama yang tidak diizinkan Allah?". (Q. S. asy-Syura: 21)
Syariat dalam pengertian ini adalah mengandung arti bahwa syariat adalah
sesuatu yang datangnya dari Allah SWT yang harus dilakukan oleh manusia guna
kebaikan kehidupan manusia itu sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam
konteks agama Islam, maka yang dinamakan syariat itu apa yang terdapat dalam
firman-firman Allah yang terdapat dalam Al-Quran dan hadis Rasulullah s.a. w.
25
Imam Abu Hanifah mendefinisikan syariat sebagai semua ajaran yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw yang bersumber dari Allah. Definisi yang luas ini
mengandung pengertian bahwa semua ajaran Allah yang diantarkan oleh Rasul saw
adalah syariat yang meliput akidah, hukum, akhlak dan sebagainya. Dengan
demikian seluruh tuntunan Islam yang mencakup aspek lahir batin, iman dan amal
seluruhnya adalah syariat.
Adapun dalam terminologi yang khusus dan terbatas dikemukakan oleh Imam
Syafi'i bahwa syariat ialah segala peraturan-peraturan lahir bagi umat Islam yang
bersumber pada wahyu dan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari wahyu.
Peraturan-peraturan lahir itu meliputi cara-cara manusia berhubungan dengan
makhluk atau sesama manusia. 15
Dapat disimpulkan bahwa syariat Islam adalah sebuah sistem Islam berupa
hukum-hukum syariat yang berkenaan dengan persoalan ibadah dan muamalah
(interaksi sosial dengan sesama manusia) sebagaimana yang tercantum dalam al-
Quran dan as-Sunah. Penerapan syariat Islam berarti mengaplikasikan hukum-hukum
Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan bermasyarakat dan bemegara dengan undang-
undang yang telah disepakati guna mencari kebahagiaan dan keselamatan di dunia
dan di akhirat.
"Hamzah Y akub, Pemurnian Akidah da11 Syariah !slam, (Jakarta, Pedomana Ilmu Jaya: l 988), cet ke-1. h. 80-81
26
2. Implementasi Syariat Islam di Indonesia
Berbicara tentang demokrasi dalam konteks masyarakat muslim, kultur politik
Islam dianggap oleh sebagian ahli sebagi faktor penting yang tidak boleh diabaikan,
mereka percaya bahwa kultur politik Islam merupakan penghambat bagi
berkembangnya kultur politik demokrasi dan pada gilirannya akan menghambat
konsolidasi demokrasi. Akan tetapi, Tesleer berpendapat lain, ia percaya bahwa
orientasi politik Islam tidak punya dampak negatif signifikan terhadap nilai-nilai
demokrasi.
Krisis multidimensional yang berkepanjangan di Indonesia memang seringkali
memunculkan keputusasaan beberapa pihak dalam mencari formula penyelesaiannya.
Kerenanya, menyikapi isu-isu teknis yang meniscayakan solusi rasional malah
melahirkan respon-respon simbolis seperti anggapan bahwa penerapan syariat Islam
akan menjadi panacea, menuntaskan segala krisis bangsa. Ia dianggap sebagai "obat
mujarab " yang langsung manjur menyembuhkan segala penyakit yang melanda
bangsa Indonesia ini. 16
Faktor lain yang memberi peluang kepada hukum Islam sebagai solusi adalah
sauksi hukumannya yang bersifat menjerakan terhadap jiwa raga, akal pikiran,
keturunan, agama dan harta benda. Salah satu ciri hukurn pidana Islam adalah
pembalasan yang setimpal atas kejahatan yang dilakukan dengan pengertian bahwa
hilang nyawa barns diganti dengan nyawa seperti yang terungkap dalam firman Allah
swt dalam surat al-Maidah ayat 45:
16 Burhanuddin, Syariat Islam; Panda11ga11 Jslam Liberal, (Jakarta: JIL, 2003), cet ke-1. h. xii
27
~\.i ~\) 0~~~ 0~~\j ~~~ ~~\) ~\.i ~\) u '.t11.i ~ :~!I Jl ~ r s:fc ~J ,, ,, ,.. ,, ,, ,, ,.. ,,. ,, ,, ,..
Artinya: "Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (at-Taurat) bahwasanyajiwa (dibalas) denganjiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan Iuka-Iuka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (Izak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim ". (QS al-Maidah: 45)
Para penjahat akan berpikir seribu kali sebelum melakukan kejahatan karena
kalau ia membunuh, maka ia juga akan dibunuh melalui proses hukum. Sauksi atas
pidana berat (hudud) akan memberikan rasa takut kepada warga untuk melakukan
kejahatan dan sekaligus akan membuat masyarakat menjadi aman. Karena itu, apabila
dipikirkan lebih mendalam, sanksi berat terhadap pelanggaran berat sebenarnya
memberikan kehidupan kepada masyarakat secara umum. Al-Quran menyatakan
bahwa bagi orang yang mempunyai pemikiran, hukuman, qishash memberikan
kehidupan, hal tersebut sesuai dengan finnan Allah Swt:
Artinya: "Dan dalam qishaash itu ada Oaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa ". (QS. al-Baqarah: 179).
Tidak dapat dipungkiri bahwa sepanjang sejarahnya, perumusan konsep
syariat Islam pada suatu masa dan wilayah tertentu seringkali dipengaruhi oleh faktor
28
kultural, sosiologis, politis, dan antropologis masyarakatnya. Sehingga karenanya,
apresiasi dan persepsi tentang syariat itu di wilayah dan masa yang lain. Menurut
basil survey PPIM (Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat), mayoritas masyarakat
muslim Indonesia 58% menyatakan sikap positif terhadap ide bahwa pemerintahan
terbaik adalah pemerintahan Islam, yaitu pemerintahan yang didasarkan atas al-Quran
dan sunah Rasul di bawah kepemimpinan ahli-ahli ajaran Islam. Proporsi lebih besar
61 ,4% bersikap positif bahwa negara harus mewajibkan pelaksanaan syariat Islam.
Bahkan pada tahun 2002 LPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan jejak
pendapat tentang penerapan syariat Islam, ternyata hasilnya lebih baik daripada hasil
jejak pendapat tahun 2000 dengan perolehan 70% lebih setuju terhadap penerapan
syariat Islam. Akan tetapi sikap-sikap ini sesungguhnya kabur, karena tidak begitu
jelas apa yang dimaksud dengan syariat Islam, al-Quran dan as-Sunnah dalam
konteks politik. 17
Bagi sebagian kelompok masyarakat muslim, keinginan untuk mencoba
menerapkan syariat Islam ini sering dihubungkan dengan kondisi bangsa Indonesia
yang belakangan harus menerima kenyataan pahit sebagai salah satu bangsa terkorup,
dimana masyarakatnya mengalami berbagai kekacauan dan disorientasi sosial,
sementara hukumpun sudah tidak memiliki kepercayaan publik ini. Mercka
berpendapat bahwa salah satu solusi terbaik untuk mengatasi berbagai problem sosial
itu adalah dengan menciptakan tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang religius
dengan menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan umat.
17Tim Penulis, Islam & Good Govemance, Jakarta: PPIM, edisi ke-3 juli 2002
29
a. Hukum Pidana (Jinayah)
Jinayat adalah bentuk jama dari jinayah, menurut bahasa jinayat bermakna
penganiayaan terhadap badan, harta, atau jiwa. Sedangkan menurut istilah,jinayat
adalah pelanggaran terhadap badan yang didalamnya mewajibkan qishash atau
harta ( diyat). Juga bermakana sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap tindak
penganiayaan. Dengan demikian, tindak penganiayaan itu sendiri dan sanksi yang
dijatuhkan atas penganiayaan atas badan disebut dengan jinayat. Salah satu
bentuk jinayat yang paling besar adalah sanksi bagi tindak pembunuhan dan
termasuk salah satu hukum yang paling menonjol yang telah diketahui adalah
pengharaman terhadap tindak pembunuhan tanpa hak. Diharamkannya
pembunuhan telah ditetapkan berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Allah Swt
berfirman:18
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa
dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan
kepada ahli warisnya. (Q.S al-Isra: 33)
Menurut data survey PPIM dalam ha! penerapan rajam misalnya, sebanyak
42,4% responden menyatakan ketidaksetujuannya, sedangkan yang setuju hanya
"Abdurrahman Al-Maliki, Sistem Sanksi dalam Islam, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002). H. 135-136
30
39%. Kemudian yang setuju dengan hukuman potong tangan hanya 28,9%. Akan
tetapi, pelaksanaan syariat Islam di Indonesia yang berkaitan dengan hukum
jinayah (pidana Islam) belum dapat terlaksana, karena yang lebih dominan adalah
hukum positif dengan undang-undang yang diatur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana. Walaupun dalam pelaksanaan hukum pidana tersebut dianggap
tidak efektif, karena bersifat tidak menjerakan bahkan terlalu ringan hukumannya
dibanding dengan tindak kriminal yang telah dilakukan oleh pelaku kejahatan.
Misalnya, pelaku kejahatan yang telah membunuh korban hanya dihukum penjara
dengan 9 tahun penjara.
b. Hukum Perdata
Dalam ha! ini berkaitan dengan hukum Islam yang sudah berjalan di
masyarakat muslim Indonesia sendiri, hukum perdata merupakan hukum privasi
atau hukum sipil bagi umat Islam yang tercantum dalam al-Quran dan as-Sunah
sebagai sumber ajaran Islam yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari
hari. Secara istilah Hukum Perdata ialah aturan-aturan atau norma-norma yang
memberikan pembatasan dan oleh karenanya memberikan perlindungan pada
kepentingan-kepentingan perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara
kepentingan yang satu dengan yang lain dari orang-orang didalam suatu
masyarakat tertentu, terutama mengenai hubungan keluarga.
31
Hukum Perdata bertujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat, sehingga
akan tercipta keadilan dan kedamaian. Dengan demikian, Hukum Perdata
memberikan norma-norma atas dasar keadilan dan kepantasan. 19
C. Beberapa Sikap Terhadap Syariat Islam
a. Sikap yang medukung terhadap penerapan syariat Islam
Yaitu pandangan yang berpendapat bahwa syariat Islam itu perlu untuk
diterapkan di Indonesia. Hal tersebut berdasarkan bahwa aj aran Islam adalah
ajaran yang sempurna clan serba lengkap. Al-Quran sebagai sumber ajaran
Islam mengandung segala-galanya. Termasuk didalamnya masalah sistem
politik, sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan manusia. Dengan demikian,
umat Islam dalam bernegara hendaknya kembali kepada sistem
ketatanegaraan Islam, seperti yang pernah dipraktekkan Nabi dan Khulafa
Rasyidin dan masa-masa permulaan sejarah Islam, dan tidak perlu meniru
sistem pemerintahan Barat. Maka pemerintahan yang sesuai dengan pendapat
ini yaitu dengan menerapkan syariat Islam dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat.
b. Sikap yang menolak terhadap penerapan syariat Islam
Yaitu pandangan yang berpendapat bahwa syariat Islam itu tidak perlu
diterapkan di Indonesia. Hal tersebut berdasarkan bahwa Islam adalah agama
yang semata-mata menngurusi hubungan antara manusia dan Tuhan serta
masalah-masalah kehidupan di akhirat. Didalam ajaran-ajarannya sama sekali
19Volmar, Pengantar Studi Hu/mm Perdata, (Jakarta: R.ajawali Press, 1992), cet ke-3. h. 2
32
tidak ditemukan ketentuan yang mengatur masalah politik atau
ketatanegaraan. Menurut pandangan ini, Nabi Muhammad saw. hanyalah
seorang rasul sama seperti rasul-rasul lainnya. Nabi diutus Tuhan untuk
mengajak manusia supaya percaya kepada Allah dan kembali kepada
kehidupan yang mulia dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur. Nabi
tidak pernah diperintahkan untuk mendirikan dan mengepalai suatu negara.
c. Sikap antara medukung dan menolak terhadap penerapan syariat Islam
Yaitu pandangan yang mencoba mencari jalan tengah antara kedua aliran
tersebut. Menurut pandangan ini memang betul Islam bukan agama yang
serba mencakup, yang didalamnya terdapat berbagai sistem mengenai seluruh
aspek kehidupan manusia termasuk dalam kehidupan bernegara. Tetapi tidak
berarti Islam hanya mengatur hubungan hubungan antara manusia dan Tuhan
saja. Dalam Islam juga terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan
manusia, termasuk kehidupan bernegara. 20
D. Respon terhadap syariat Islam.
Implementasi syariat Islam secara formal oleh negara menghadapi tiga bentuk
respon dari masyarakat Indonesia, yaitu:
1. Dari dalam kalangan pemerintah yang mengizinkan integrasi syariat Islam
pada sistem hukum nasional, tetapi hanya pada wilayah terbatas.
20Musdah Mulia, Negara Islam; Pemikiran Politik Husain Haikal, (Jakarta: Paramadina, 200 l ), cet ke-l. h. 55
33
2. Hambatan dari non-muslim dan sebagian kecil muslim yang menolak
pengejawantahan syariat Islam dalam masalah-masalah hukum apapun,
karena dengan demikian, pasti akan merusak prinsip persamaan hukum
3. Berasal dari kelompok muslim tertentu untuk mensubtitusikan lebih banyak
lagi unsur-unsur hukum Islam agar dilegalisasikan dalam sistem hukum
nasional.
E. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan latar belakang pada bab I dan kedua pengertian leorttis ten1ang
sikap dan syariat Islam pada bab II yang dihubungkan dengan dua kelompok antara
kelompok HTI dan kelompok JIL sebagai responden penelitian, maka hipotesa
penelitian adalah sebagai berikut:
I. Ha: Ada perbedaan sikap antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia dengan
kelompok Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan syariat Islam di
Indonesia.
2. Ho: Tidak ada perbedaan sikap antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia
dengan kelompok Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan syariat Islam
di Indonesia.
A Subjek Penelitian
BAB ID
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah anggota
kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang
berdomosili di daerah Jakarta, Tangerang dan Bogor.
Adapun karakterististik subjek anggota kelompok HTI dan JIL adalah berusia
di atas 17 tahun, pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh HT! atau JIL
Karakeristik bagi subjek JIL adalah subjek terlibat dalam kegiatan keorganisasian
yang memiliki hubungan dengan kelompok JIL seperti: Paramadina, Piramid,
Desantara, Jurnal Perempuan dan Syir'ah.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
sampel purposif (Purposive Sampling), yaitu teknik yang digunakan oleh peneliti jika
peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan
sampelnya. Pertimbangan itu digunakan dalam menentukan lokasi tempat subjek
penelitian atau responden penelitian berada1, sehingga kuisioner penelitian diberikan
kepada kelompok Hizbut Tahrir Indonesia dan Jaringan Islam Liberal ditempat
mereka berada atau ketika peneliti bertemu responden, seperti di daerah Jakarta,
Tangerang dan Bogor.
1Suharsimi Arikunto, Prof, Dr., Metodo/og; Pene/Wan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). Cet ke-
6. h. 152
35
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang bagi
dalam dua kelompok, 30 orang dari kelompok Hizbut Tahrir Indonesia dan 30 orang
dari kelompok Jaringan Islam Liberal dengan cara membagikan kuisioner kepada
masing-masing anggota dari kedua kelompok tersebut, jumlah tersebut diyakini akan
mendapatkan hasil yang signifikan tentang perbedaan antara dua kelompok yang
menjadi responden penelitian
B. Variabel Penelitian
1. Sikap Terhadap Penerapan Syariat Islam
Sikap adalah kecenderungan bertindak, persepsi, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap merupakan kecenderungan untuk
berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap sikap objek. Adapun indikator dari
sikap itu meliputi tiga komponen, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Sementara syariat Islam didefinisikan sebagai sebuah sistem Islam berupa
hukum-hukum syariat yang berkenaan dengan persoalan ibadah dan muamalah
(interaksi sosial dengan sesama manusia) sebagaimana yang termuat dalam al-Quran
dan as-Sunah. Penerapan syariat Islam berarti mengaplikasikan hukum-hukum Allah
dan Rasul-Nya dalam kehidupan bermasyarakat dan bemegara dengan undang
undang yang telah disepakati guna mencari kebahagiaan dan keselamatan di dunia
dan di akhirat. Untuk indikator syariat Islam mencakup pada tiga aspek, yaitu:
pertama aspek aturan dan hukum yang mencakup rajam, potong tangan, hijab dan
jender. Kedua, aspek politik dan ekonomi yang mencakup dasar negara, undang-
36
undang negara, dan pemtmpm negara. Ketiga, aspek sosial dan budaya yang
mencakup hubungan masyarakat dan undang-undang tentang budaya.
2. Kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Jaringan Islam Liberal (JIL)
Hizbut Tahrir Indonesia adalah sebuah perhimpunan umat Islam yang
memperjuangkan syariat Islam. Hizbut Tahrir bergerak di tengah-tengah umat, dan
bersama-sama mereka berjuang untuk menjadikan Islam sebagai permasalahan
utamanya, serta membimbing mereka untuk mendirikan kembali sistem Khilafah dan
menegakkan hukum yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan.
Sedangkan Jaringan Islam Liberal (JIL) adalah komunitas yang mengkaji dan
mengetengahkan perbincangan mengenai visi keislaman yang toleran, terbuka, dan
mendukung penguatan proses demokratisasi di Indonesia. Komunitas ini terdiri dari
anak-anak muda yang aktif di Paramadina, NU, aktivis jurnalis, dan sebagian dari
mahasiswa dan alumni UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
C. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang dapat mengungkap masalah dalam penelitian
ini, penulis menggunakan instrumen berupa kuesioner yang berisi enam puluh item
pernyataan skala dalam bentuk model skala Likert. Kuesioner digunakan untuk
mengukur sikap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Jaringan Islam Liberal (JIL)
terhadap penerapan Syariat Islam di Indonesia. Dalam skala ini, responden diminta
untuk menyatakan kesetujuan (favorable) dan ketidaksetujuan (unfavorable) terhadap
isi pernyataan dalam lima katagori jawaban, yaitu: sangat tidak setuju (STS), tidak
37
setuju (TS), ragu-ragu (R), setuju (S), dan sangat setuju (ST). Sedangkan bobot nilai
untuk setiap pemyataanfavorable dan pemyataan unfavorable berbeda, berdasarkan
norrna pada tabel dibawah ini:
NO ASP EK
1 Aturan dan
Hukum
2 Politik dan
Ekonomi
3 Sosial dan
Budaya
Jml Total
Tabel 3.1
BOBOTNILAI
SKALA FAVORABLE UNFAVORABLE SS 5 1 s 4 2 R 3 ~
.)
TS 2 4
STS l 5
Tabet 3.2
BLUE PRINT KE-1
KATA GORI F/UF NOMORITEM
-Rajam F 1, 20, 34, 45, 53 -Potong Tangan UF 5, 8, 14, 26, 59 - Hijab F 6, 13, 2, 42, 48 - Jender UF 11, 17, 29, 38, 55 - Dasar Negara F 7, 23, 41, 49, 58 - UUNegara UF 15, 16, 28, 36, 40 - Khilafah F 10, 18,31,37,52
UF 3, 21, 33, 44, 54 -Humas F 4, 19,25,30,35,47 - UUBudaya UF 2, 22, 50, 51, 60
F 9,27,35,39,46 UF 12, 32, 43, 56, 57,
JML
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
F/UF
10
10
10
JO
10
10 30
30
60
Tabel 3.3
Komponen Sikap
Terbadap Penerapan Syariat Islam
38
NO KOMPONEN SIKAP NO ITEM JUMLAH
l KOGNITIF 1, 7, 10, 12, 13, 15, 18, 19, 21, 23,
20 25,31,35,37,43,46,54,56,57,58
2 AFEKTIF 4, 5, 14, 16, 17, 24, 26, 28, 29, 30,
20 33,36,38,40,42,44,47,50,52,55
.. --- -
3 PSIKOMOTORIK 2, 3, 6, 8, 9, 11, 20, 22, 27, 32, 34,
20 39, 41, 45, 48, 49, 51, 53, 59, 60
JUMLAHTOTAL 60
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Subjek
Mencari subjek yang tergabung dalam kelompok Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) dan kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) yang
berdomisili di daerah Jakarta, Tangerang dan Bogor.
b. Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan mulai pada tanggal 2 Juni 2004, dalam
menyebarkan skala, penulis mendatangi sendiri ke responden melalui
lembaga terkait atau tempat dilaksanakannya acara yang
diselenggarakan oleh lembaga tersebut
39
2. Alat
Skala sikap ini terdiri dari 60 item yang terdiri dari 30 item favorable
(pemyataan yang mendukung) dan 30 item unfavorable (pemyataan yang
menolak) terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia.
Melakukan uji coba item skala sikap kepada responden yang terdiri dari
dua kelompok yaitu kelompok Hizbut Tahrir Indonesia dengan kelompok
J aringan Islam Liberal.
2. Uji Coba Item Skala Sikap
Disamping prosedur penulisan item, salah satu hal pokok yang perlu
mendapat perhatian dalam penyusunan dan pengembangan skala psikologi adalah
prosedur analisis item dan seleksi item. Hal tersebut sangat penting, karena kualitas
skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas item-item didalamnya.
Sebelum alat ini digunakan dalam penelitian yang sebenamya, terlebih dahulu
dilakukan uji coba (try uot) pada tanggal 8 Juni 2004. ha! tersebut dilakukan dengan
tujuan: pertama, untuk melihat apakah setiap instruksi dari setiap pemyataan item
mudah dipahami oleh responden. Kedua, untuk validitas dan reliabilitas item-item
tersebut.2
Untuk pelaksanaan try out, peneliti memberikan kuisioner pemyataan sikap
yang berisi 60 item kepada 30 mahasiswa yang terbagi dalam dua kelompok dan
dapat mewakili responden asli, yaitu kepada mahasiswa yang tergabung dalam
2Syaifuddin Azwar, MA, Pe11yus1111a11 Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet ke-4 h. 55
40
kelompok LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Syarif Hidayatullah dan kelompok
Fonnaci (Forum Mahasiswa Ciputat). Kedua kelompok mahasiswa yang tergabung di
LDK dan Formaci dapat dikakagorikan mewakili karakteristik responden asli dalam
pemikiran dan ide-idenya.
E. Teknik Analisa Statistik
I. Pengujian Validitas
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang
akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Dari hasil
try out yang telah diuji cobakan terhadap 30 responden yang dapat dikatagorikan
mewakili responden asli dalam ha! pemikiran dan ide-idenya dari HTI dan JIL. Dari
60 item tersebut, dihasilkan uji validitas sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Validitas Item-item Hasil Try Out
Skala Sikap Terhadap Penerapan Syariat Islam
No Item Si Si2 ..... 1 · . RiX
ri(X-1)
1 1.7555 3.0816 0.9381 0.9351 2 1.4716 2.1655 0.8974 0.8934 3 1.4547 2.1161 0.9340 0.9314 4 1.3629 1.8575 0.8874 0.8834 5 1.5025 2.2575 0.8673 0.8621 6 1.5742 2.4782 0.9539 0.9520 7 1.5177 2.3034 0.9414 0.9390 8 1.3047 1.7023 0.7319 0.7235 9 1.4320 2.0506 0.4938 0.4789
10 1.4657 2.1483 0.8924 0.8883 11 1.4126 1.9954 0.8777 0.8732 12 1.3566 1.8402 0.8702 0.8656 13 1.5742 2.4782 0.9676 0.9662 14 1.4162 2.0057 0.8302 0.8241 15 1.3667 1.8678 0.8913 0.8874 16 1.6418 2.6954 0.9477 0.9454
41
17 1.4840 2.2023 0.8782 0.8734 18 1.6078 2.5851 0.9524 0.9503 19 1.4308 2.0471 0.7704 0.7623 20 1.4622 2.1379 0.7622 0.7537 21 1.1188 1.2517 0.8086 0.8033 22 1.2685 1.6092 0.7005 0.6916 23 1.3025 1.6966 0.7257 0.7172 24 1.7695 3.1310 0.9461 0.9435 25 1.6640 2.7690 0.9231 0.9197 26 1.5388 2.3678 0.8053 0.7978 27 1.5071 2.2713 0.9523 0.9503 28 1.7090 2.9207 0.9332 0.9301 29 1.4227 2.0241 0.9004 0.8966 30 1.6418 2.6954 0.9460 0.9436 31 1.6291 2.6540 0.9176 0.9140 32 1.2865 1.6552 0.8786 0.8745 33 1.4239 2.0276 0.8626 0.8575 34 1.3326 1.7759 0.8706 0.8662 35 1.5253 2.3264 0.8754 0.8704 36 1.7515 3.0678 0.9684 0.9669 37 1.3995 1.9586 0.8017 0.7948 38 1.1847 1.4034 0.6129 0.6027 39 1.3131 1.7241 0.5515 0.5390 40 1.4368 2.0644 0.9686 0.9673 41 1.5614 2.4379 0.9070 0.9032 42 1.5775 2.4885 0.7800 0.7714
~·~
43 1.5477 2.3954 0.8357 0.8292 44 1.3257 1.7575 0.8535 0.8485 45 1.5= 2.3172 0.8994 0.8954 46 1.3995 1.9586 0.7667 0.7587 47 1.4464 2.0920 0.5085 0.4938 48 1.5742 2.4782 0.9300 0.9271 49 1.5120 2.2862 0.9036 0.8998 50 1.1351 1.2885 0.1872 0.1723. 51 1.1250 1.2655 0.3457 0.3322 52 1.4126 1.9954 0.8429 0.8372 53 1.6914 2.8609 0.9416 0.9389
--~"""" .. _ 54 1.4499 2.1023 0.9067 0.9032 55 1.4420 2.0793 0.8327 0.8266 56 1.4468 2.0931 0.9473 0.9452 57 1.4368 2.0644 0.8452 0.8396 58 1.3746 1.8897 0.7334 0.7246 59 1.6121 2.5989 0.9643 0.9627 ----60 1.4077 1.9816 0.7640 0.7559
Total 73.9470 5,468.1609
Berdasarkan pada tabel diatas maka dari 60 pemyataan item, ada 59
pemyataan item yang valid dan hanya 1 saja yang tidak valid yaitu nomor 50 dengan
perolehan nilai 0.1723. Hal tersebut berdasarkan pada perhitungan taraf signifikan
0,01 yang berada pada posisi dibawah 0.30.
42
Terhadap pertanyaan mengenai berapa tinggi koefesien validitas yang
dianggap memuaskan, Cronbach mengatakan bahwa jawabannya yang paling masuk
aka! adalah yang paling tertinggi dari nilai yang diperoleh. Hal ini dapat dipertegas
oleh Cronbach bahwa dalam kaitan dengan fungsi tes untuk memprediksi hasil suatu
prosedur seleksi. Dikatakannya bahwa koefesien yang berkisar antare 0,30 sampai
dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap suatu lembaga
penelitian3
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas terhadap item-item pada skala yang telah diujicobakan
kepada responden. Pada tahapan ini, data jawaban responden yang dihasilkan dari uji
coba dapat digunakan sebagai data pengujian reliabilitas.
Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefesien reliabilitas (rxx')
yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. semakin tinggi koefesien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas, sebaliknya
koefesien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitas.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan anava (Analisis
Varians) karena dalam kasus ini item dari skala yang telah diuji coba tidak dapat
dibagi dua sama banyak. Salah satu teknik anava yang paling populer untuk
'Syaifuddin azwar, MA, Penyus1man Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003). cet ke-4 h. 83-103
43
keperluan tm adalah yang dikemukakan oleh Hoyt. Formulasi reliabilitas Hoyt
rxx' = 1-MKixs\MKs
Mkixs =Mean Kuadrat Interaksi Item x Subjek
MKs = Mean Kuadrat antar Subjek
Rumus tersebut telah tercantum dalam program SPSS Versi 11, sehingga
setelah dilakukan penghitungan dihasilkan reliabilitas sebagai berikut:
No Part 1 1 125 2 131 . 3 118 4 118 5 134 6 123 7 127 8 126 9 125 10 114 11 120 12 118 13 113 14 125 15 136 16 73 17 60 18 63 19 57 20 46 21 59
·-~---·-- -·---~~-~--
22 60
Tabel3.5
Reliabilitas Subjek
Part 2 Total 1 & 2 ---~-
121 246 124 255 ·---117 235 119 237 133 267 116 239 133 260 125 251 127 252 110 224 111 231
"~' 117 235 115 228 131 256 135 271 81 154 68 128 65 128 61 118 51 97 70 -!--···---- 129
~,,~---~
68 128
X2 Rel Alpha -----·
60516 0.994743431 65025 55225 56169 71289 57121 67600 63001 63504 50176 53361 55225 51984 65536 73441 23716 16384 16384 13924 9409 16641 16384
... ___
'Syaifuddin Azwar, MA, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet ke-4 h. 90
44
23 54 59 113 12769 ---·-·· -24 33 37 70 4900 25 60 56 116 13456 26 48 43 91 8281 27 36 45 81 6561 28 44 40 84 7056 29 44 44 88 7744 30 40 45 85 7225
Setelah diadakan uji validitas dan reliabilitas, maka tugas selanjutnya adalah
membuat blue print barn sesuai dengan kriteria validitas item yang telah
diujicobakan. Dengan blue print barn diharapkan item-item pemyataan tersebut akan
lebih baik, kemudian akan disebarkan kepada responden asli yaitu kelompok Hizbut
Tahrir Indonesia dan Jaringan Islam Liberal.
NO ASP EK 1 Aturan
dan Hukum
2 Politik dan
Ekonomi
3 Sosial dan
Budaya
Jml Total
Tabel 3.6
BLUE PRINT KE-2
KATAGORI F/UF NOMORITEM -Rajam F 1, 20, 34, 45, 53 -Potong Tangan UF 5,8, 14,26,59 -Hijab F 6, 13, 24, 42, 48 - Jender UF 11, 17, 29, 38, 55 - Dasar Negara F 7, 23, 41, 49, 58 - UU Negara UF 15, 16,28,36,40 - Khilafah F IO, 18, 31, 37, 52
UF 3,21,33,44,54 -Humas F 4, 19, 25, 30, 35, 47 - UUBudaya UF 2, 22, 51, 60
F 27,35,39,46 UF 12, 32, 43, 56, 57,
JML F/UF 5
5 10 5
5 10 5
5 10 5
5 10 5
4 9 4
5 9 29
29 58
45
3. Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan selanjutnya untuk menjawab dari item
item pemyataan penelitian ini adalah kajian sii,>nifikansi t-test untuk menguji dua
perbedaan dua kelompok yang tidak berkorelasi dengan rumus:
t= Ma-Mb
(2:Xa2 + 2: Xb) (1+ I)
na+nb-2 na nb
Keterangan:
Madan Mb = Mean group Adan B
Xa dan Xb = Deviasi nilai individual dari Ma Mb
na dan nb = Jumlah subyak Adan b
Rumus t-tes tersebut telah tercantum dalam program SPSS Versi 11. Untuk
hasil penelitian yang diujikan kepada responden asli tentang perbandingan sikap
antara Hizbut Tahrir Indonesia dan Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan syariat
Islam di Indonesia, untuk mengetahui lebih jelas tentang hasil analisa data peneiitian
dengan rumus t tes menggunakan SPSS Versi I I dapat dilihat pada bab IV.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM RESPONDEN
1. Hizbut Tahrir Indonesia
Hizbut Tahrir adalah sebuah perhimpunan umat Islam yang gencar
memperjuangkan penerapan syariat Islam. Hizbut Tahrir bergerak di tengah-tengah
umat, dan bersama-sama mereka berjuang untuk menjadikan Islam sebagai
pennasalahan utamanya, serta membimbing mereka untuk mendirikan kembali sistem
Khilafah dan menegakkan hukum yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan.
Hizbut Tahrir Indonesia bukan organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan lembaga
ilmiah (seperti lembaga studi agama atau badan penelitian), bukan lembaga
pendidikan ( akademis ), dan bukan pula lembaga sosial (yang bergerak di bidang
sosial kemasyarakatan). lde-ide Islam menjadi jiwa, inti, dan sekaligus rahasia
kelangsungan kelompoknya. 1
a. Latar Belakang Berdirinya Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir Indonesia didirikan dalam rangka memenuhi seruan Allah Swt,
seperti yang tercantum dalam finnan Allah, surat Ali Imran ayat 104:
1Tim Penulis Hizbut Tahrir Indonesia, lvfengenal Hizbul Tahrir, (Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2002), cet ke- l h. 5-6
47
Artinya: "(Dan) hendaklah ada di antara kalian segolongan umal (jamaah) yang
menyeru kepada kebaikan (mengajak memilih kebaikan, yaitu memeluk !slam),
memerintahkan kepada yang ma 'ruf dan melarang dari yang munkar. Merekalah
orang-orang yang beruntung. " ( QS. Ali Imran: l 04)
Hizbut Tahrir Indonesia mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 2000,
bermula dari sebuah perkumpulan di Bogor yang sering mengadakan pengajian yang
dipimpin oleh Ustadz Muhammad Abdul bin Nuh. Setelah beberapa lama HTI
dikenal dikalangan masyarakat Indonesia yang ada di daerah dan kampus-kampus
seperti Institut Pertanian Bogor (!PB), Universitas Indonesia (UI), Universitas
Airlangga (UNAIR), dan lain-lain. Saat ini HT! dipimpin oleh Ustadz Al-khattah
dengan Jubir Muhammad Ismail Yusanto yang berkantor di jalan Mampang Prapatan
Raya No. 28 Jakarta Selatan. HT! sering mengadakan pengajian rutin bulanan di
Masjid Raya Bogor untuk membahas tentang perpolitikan Islam dan masalah bangsa
yang terjadi saat ini.
b. Tujuan Hizbut Tahrir Indonesia
Hizbut Tahrir Indonesia bertujuan melanjutkan kehidupan Islam dan
mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Tujuan ini berarti mengajak
kaum muslimin kembali hidup secara Islami dalam Darul Islam dan masyarakat
48
Islam. Di mana seluruh kegiatan kehidupannya diatur sesuai dengan hukum-hukum
syara'. Pandangan hidup yang akan menjadi pedoman adalah halal dan haram, di
bawah naungan Daulah Islamiyah, yaitu Daulah Khilafah, yang dipimpin oleh
seorang Khalifah yang diangkat dan dibaiat oleh kaum muslimin untuk didengar dan
ditaati agar menjalankan pemerintahan berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-
Nya, serta mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan
"h d' Jl a .-
c. Kegiatan Hizbut Tahrir
Kegiatan Hizbut Tahrir adalah mengemban dakwah Islam untuk mengubah
kondisi masyarakat yang rusak menjadi masyarakat Islam. Hal ini dilakukan dengan
mengubah ide-ide rusak yang ada menjadi ide-ide Islam, sehingga ide-ide ini menjadi
opini umum di tengah masyarakat serta menjadi persepsi bagi mereka. Selanjutnya
persepsi ini akan mendorong mereka untuk merealisasikan dan menerapkannya sesuai
dengan tuntutan Islam.
d. Metode Dakwah Hizbut Tahrir
Metode yang ditempuh Hizbut Tahrir dalam mengemban dakwah adalah
metode thariqah dakwah Rasulullah saw, sebab thariqah itu wajib diikuti. Sementara
itu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sangat gencar dalam menyuarakan penerapan
Syariat Islam di Indonesia sebagai suatu solusi dari kebrobrokan hukum nasional
2 www. hizbut-tahrir.or.id
49
yang lemah dan tidak bemyali. Pertengahan tahun 2000 publik Indonesia dikejutkan
oleh sebuah konferensi Intemasional soal khilafah Islamiyah. M. Ismail Yusanto juru
bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam tulisannya yang berbunyi "Selamatkan
Indonesia dengan Syariat Islam", ia yakin bahwa hanya dengan diterapkannya syariat
Islam, hukum di Indonesia akan tegak dan penuh kedamaian, karena dengan syariat
Islam akan membawa rahmat bagi semua umat manusia baik bagi muslim atau non-
muslim. Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran surat al-Anbiya ayat 107:3
<' "!!' "' .<l " /
( \ . v : .l,,,;':11) ;;_JQJ c.~ ';!\ :!jW::,,~1 c;,:, , ,
Artinya: "Dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk
(menjadi) rahmat hagi semesta a/am". (Q. S al-Anbiya: 107)
Dalam surat al-Anbiya ayat 107 diatas ditegaskan bahwa Allah SWT
mengutus Nabi Muhammad SAW tidak lain kecuali sebagi rahmat bagi alam semesta.
Maksudnya, syariat Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad apabila diterapkan
secara pasti akan memberikan kebaikan (rahmat) bagi semua.
2. Jaringan Islam Liberal
Jaringan Islam Liberal (JIL) adalah komunitas yang mengkaj i dan
mengetengahkan perbincangan mengenai visi keislaman yang toleran, terbuka, dan
mendukung penguatan proses demokratisasi di Indonesia. 4 Islam Liberal (IL) adalah
1iv1uhammad ismail Y'usanto, Syariat Jsfa111 I>andangan jvfusli111 Liberal, (Jakarta: JIL 2003), cet ke-1. h 141.
4Ulil Abshar Abdal~ Meny'egerka:: I<.er::ba!i Pe:naha:nan Islam, (Jakarta: JIL, 2000), cet ke .. 1 h. 54-55
50
suatu bentuk penafsiran baru, tetapi juga tidak benar-benar baru, atas agama Islam
dengan wawasan berikut:
a. Keterbukaan pintu i/tihad pada semua bidang.
Islam Liberal percaya bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks
keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bisa bertahan dalam
segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik secara terbatas atau secara keseluruhan,
adalah ancaman atas Islam itu sendiri, sebab dengan demikian Islam akan mengalami
pembusukan. Islam Liberal percaya bahwa ijtihad bisa diselenggarakan dalam hampir
semua segi, baik segi ilahiyyat (teologi), ubudiyyat (ritual), atau muamalat (interaksi
sosial). Ruang ijtihad dalam bidang ubud(yyat memang lebih sempit dibanding
dengan ijtihad di dua bi dang yang lain. 5
b. Penekanan pada semangat religio etik, bukan pada makna literal sebuah teks.
Ijtihad yang dikembangkan oleh Islam Liberal adalah upaya menafsirkan
Islam berdasarkan semangat religio-etik Qur'an dan Sunnah Nabi, bukan menafsirkan
Islam semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks. Penafsiran yang literal
hanya akan "membunuh" Islam. Hanya dengan penafsiran yang mendasarkan diri
pada semangat religio-etik, Islam akan dapat hidup dan berkembang secara kreatif
menjadi bagian dari "peradaban kemanusiaan" universal.
5 http://www.islamlib.or.id
51
c. Kebenaran yang relat!f. terbuka dan plural.
Islam Liberal mendasarkan diri pada gagasan tentang "kebenaran" (dalam
penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang relatif, sebab sebuah penafsiran adalah
"kegiatan manusiawi" yang terkungkung oleh konteks tertentu; "terbuka", sebab
setiap bentuk penafsiran mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar;
"plural'', sebab sebuah penafsiran keagamaan, dalam satu dan lain cara, adalah
cerminan dari kebutuhan seorang penafsir di suatu masa dan ruang yang terus
berubah-ubah.
d. Pemihakan pada yang minoritas dan tertindas.
Islam Liberal mendasarkan diri pada suatu penafsiran keislaman yang
memihak kepada yang kecil, minoritas, tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur
sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah
berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya
yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, budaya, politik, ekonomi, orientasi
seksual, dan lain-lain.
Keadilan jender adalah satu masalah yang kami anggap penting, sebab
struktur sosial kita masih didadasarkan pada gagasan patriarkal yang berlawanan
dengan ide kadilan dalam Islam. Penafsiran-penafsiran keagamaan yang tidak
memperhatikan soal keadilan jender, kami anggap tidak sesuai dengan prinsip
keadilan Islam.
52
f Pemisahan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.
Islam Liberal percaya pada keniscayaan pemisahan antara kekuasaan
keagamaan dan politik. Islam Liberal tidak membenarkan gagasan tentang negara
agama dimana otoritas seorang ulama atau kiai dipandang sebagai kekuasaan
tertinggi yang tak bisa salah. Bentuk negara yang sehat untuk pertumbuhan agama
dan politik adalah suatu negara di mana dua wewenang itu dipisahkan. Agama adalah
sumber inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak serta
merta mempunyai ''privelese transedental"yang tak bisa disangkal untuk menentukan
segala bentuk kebijakan publik. Pada akhirnya, agama adalah bekerja pada ruang
privat dan perorangan. Urusan publik haruslah diselenggarakan melalui proses
"ijtihad kolekt!f', dimana pelbagai pihak boleh saling menyangkal, dimana kebenaran
ditentukan secara "induktif" melalui adu dan uji pendapat.6
A. Misi Jaringan Islam Liberal
I. Mengembangkan penafsiran-penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan
prinsip-prinsip yang kami anut, serta menyebarkannya kepada seluas mungkin
khalayak.
2. Mengusahakan ruang-ruang dialog yang terbuka dan bebas dari tekanan
konservatisme. Hanya dengan tersedianya ruang yang terbuka buat dialog
'Ibid
53
seperti inilah, perkembangan pemikiran dan aksi Islam bisa berlangsung
dengan sehat.
3. Mengupayakan terciptanya ;iruktur sosial dan politik yang adil dan
manusiawi Sistem demokrasi kami percayai sebagai salah satu sistem yang
"saat ini" dapat memenuhi kebutuhan itu. Pada kapitalisme, kami percaya ada
kebajikan-kebajikan yang patut disokong, tetapi juga ada segi-segi di
dalamnya yang patut dikritik. 7
B. HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Skala Sikap Antara kelompok HT! dengan JIL
Terhadap Penerapan Syariat Islam di Indonesia
Group Statistics
Std. Error Ke\omook N Mean Std. Deviation Mean
Sikap terhadap HTI 30 263.47 14.51 2.65 Penerapan Syariat Islam JIL 30 130.90 19.65 3.59
Dengan menggunakan mmus t-tes seperti yang telah tercantum pada bab Ill,
penulis menghitung t-tes dengan menggunakan program SPSS Versi 11, sehingga
dari kedua kelompok antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HT!) dan kelompok
Jaringan Islam Liberal (JIL) dihasilkan perhitungan seperti pada tabel berikut:
54
Tabel 4.2
Independent Samples Test
Sikap terhadap Penerapan Syariat Islam
Equal variances Equal variances assumed not assumed
levene's Test for F 2.587 Equality of Variances Sig. .113 t-test for Equality of t 29.730 29.730 Means df 58 53.383
Sig. (2-tailed) .000 .000 Mean Difference
132.57 132.57
Std. Error Difference 4.46 4.46
95% Confidence Interval Lower 123.64 123.62 of the Difference Upper 141.49 141.51
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa t hitung yang diperoleh adalah
29.73. Dengan menggunakan uji dua arah (two tail), pada taraf signifikansi 0.05,
dengan t tabel 2.01, maka t hitung lebih besar daripada ttabel (29.73 > 2.01). Dengan
demikian, maka Ho ditolak (tidak ada perbedaan sikap antara Hizbut Tahrir Indonesia
dengan Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia) dan HI
diterima (ada perbedaan sikap yang signifikan antara Hizbut Tahrir Indonesia dengan
Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia).
Dari ketererangan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap
yang signifikan antara Hizbut Tahrir Indonesia dengan Jaringan Islam Liberal
terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia.
Berdasarkan pada tabel 4 .1, diketahui mean atau nilai rata-rata kelompok
Hizbut Tahrir Indonesia adalah sebesar 263.47 sedangkan mean atau nilai rata-rata
kelompok Jaringan Islam Liberal adalah sebesar 130.90. berdasarkan mean atau nilai
55
rata-rata dari dua kelompok diatas, maka kelompok Hizbut Tahrir Indonesia lebih
tinggi sikap terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia.
Untuk keterangan lebih jelas tentang klasifikasi nilai sikap terhadap penerapan
syariat Islam antara Hibut Tahrir Indonesia dan Jaringan Islam Liberal dapat dilihat
dari tabel berikut:
Tabel4.3
Klasifikasi Nilai Sikap Terhadap Penerapan Syariat Islam
Antara Kelompok Hibut Tahrir Indonesia dan Kelompok Jaringan Islam Liberal
SKORHTI KLASIFIKASI SKORJIL KLASIFIKASI 288 Tinoai 130 Rendah 255 Tinnni 119 Rendah 276 Tinnnj 124 Rendah
I 269 Tinnni 117 Rendah 262 _ -·- Tinggi___ 120 Rendah
·~·- .. -------261 Tinooi 108 Rendah 261 Tinnni 144 Sedano 259 TinMi 116 Rendah 266 Tinnnj 113 Rendah 289 Tinggi 129 Rendah 287 Tinnni 102 Rendah 258 Tinoai 109 Rendah 237 Tinnni 136 Sedano 252 Tingi:ii 164 Sedano
1- 263 .. ILnggi~ 164 Sedang - ---·-·- "----~-------~---
-____ " ____ ~
254 Tinnnj 92 Rendah 276 Tinooi 132 Rendah 251 Tinnni 140 Sedano 279 Tinnnj 140 Sedano 274 Tinnai 112 I Rendah 274 Tin9.9i __ .. ·-···_122 ___ J __ _Rend~--·-272 Tinggi _ .. 1~Q .... ... . . Sedang 265 Tmgg1 171 Sedang I 280 Tinggi 115 Rendah ) 246 Tinggi 136 Sedang I 240 11ngg1 134 H.endah I 242 I mgg1 '163 8edang I 266 Tinggi i 56 Seciang I
t--__ 2_o3 __ _,__ __ f_1n~g=g_1_--i-+---1_4_2 __ t----~-·e_a_a_n~g _ __J 239 Tinggi 137 Sedang I
56
Dari keterangan tabel 4.5 diatas, klasifikasi nilai sikap terhadap penerapan
syariat Islam antara Hibut Tahrir Indonesia dan Jaringan Islam Liberal secara jumlah
katagori tersebut dapat dilihat di tabel berikut ini:
Tabel4.4
Katagori Jumlah Nilai Sikap Terhadap Penerapan Syariat Islam
Antara kelompok Hibut Tahrir Indonesia dengan kelompok Jaringan Islam Liberal
Skor Kata2ori Kelomuok HTI Kelomuok JIL 58<i= x < 135.34 Rendah 0
135.34 ~ x < 212.68 Sedang 0
212.68;;: x < 290 Tinggi 30
Keterangan:
Nilai tertinggi diperoleh dari jumlah aitem 58 x 5 (skor tertinggi) = 290
Dengan rumus: µ+cr ~ x < skor max (212.68:;; x < 290)
Nilai terendah diperoleh dari jumlah aitem 58 x I (skor terendah) = 58
Dengan rumus: skor min.:;; x < µ-cr (58.:;; x < 135.34)
Sedangkan untuk Nilai sedang diperoleh dengan cara: 58 + 290 = 174. 2
kemudian interval skomya dibagi 6, maka (290- 58 = 232 = 38,67) 6 6
17
13
0
maka untuk mengetahui nilai tengah tersebut diperoleh dari 174-38,67 dan 174+ 38,67
yang hasilnya antara 135.34.:;; x < 212.68. dengan rumus: µ-cr.:;; x < µ+cr
57
Untuk lebihjelasnya bisa lihat gambar dibawah ini:
135.34 212.68
rend ah I sedang I tinggi
38.67 38.67 38.67 38.67 38.67 38.67
Dari keterangan tabel 4.6 diatas, terlihat perbandingan frekuensi berdasarkan
katagori sikap antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia dengan kelompok Jaringan
Islam Liberal menunjukan perbedaan yang signifikan, kelompok Hizbut Tahrir
Indonesia semuanya berkatagori tinggi, sedangkan Jaringan Islam Liberal berkatagori
sedang dan rendah, tidak ada yang berkatagori tinggi. Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa skala perbandingan sikap antara kelompok Hizbut Tahrir
Indonesia dengan kelompok Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan syariat Islam
di Inc\on~sia terdapat perbedaan yang sangat signifikan.
BABV
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil data penelitian yang diperoleh pada bab IV, maka penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
Ada perbedaan yang signifikan antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI) dengan kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) terhadap penerapan syariat
Islam di Indonesia. Kelompok Hizbut Tahrir Indonesia lebih positif atau favorable
terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia daripada kelompok Jaringan Islam
Liberal. Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan t tes dengan menggunakan uji dua arah (two tail) pada taraf
signifikansi 0.05 dimana diperoleh skor sebesar 29. 73 dengan t tabel 2.0 I.
Berdasarkan perhitungan statistik, jika t hitung lebih besar dari t tabel maka
Ho ditolak (tidak ada perbedaan sikap antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia
dengan kelompok Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan syariat Islam di
Indonesia) dan HI diterima (ada perbedaan sikap yang signifikan antara kelompok
Hizbut Tahrir Indonesia dengan kelompok Jaringan Islam Liberal terhadap penerapan
syariat Islam di Indonesia).
Dari ketererangan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap
yang signifikan antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia dengan kelompokl Jaringan
Islam Liberal terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia.
59
B. Diskusi
I. Meskipun ada perbedaan sikap yang signifikan antara keiompok Hizbut Tahrir
Indonesia dengan kelompok J aringan Islam Liberal terhadap penerapan
syariat Islam di Indonesia, akan tetapi ada beberapa item yang masih bias, hal
tersebut terjadi karena ada pemahaman yang sama tentang item pemyataan
tersebut, sehingga hasilnya tidak valid.
2. Hasil kesimpulan dari perhitungan statistik t-tes dengan menggunakan uji dua
arah (two tail), dengan t-hitung 229.73 dan t tabel 2.01, t hitung lebih besar
daripada t tabel (29.73 > 2.01) yang mengindikasikan adanya perbedaan yang
signifikan antara Hizbut Tahrir Indonesia dengan Jaringan Islam terhadap
penerapan syariat Islam di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan kondisi
dilapangan berdasarkan hasil survey dari berbagai lembaga seperti PPIM
Jakarta (tahun 2001), LPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2002), dan
KPPSI Sulawesi Selatan. Semua lembaga penelitian tersebut menyatakan hal
yang sama tentang sikap positif (favorable) terhadap penerapan syariat Islam
di Indonesia.
C. Saran
Adapun saran yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah berhubungan
dengan adanya perbedaan signifikan antara kelompok Hizbut Tahrir Indonesia
dengan kelompok Jaringan Islam terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia, ha!
tersebut bukan berarti mendapat kata akhir tentang mestinya syariat Islam diterapkan
di Indonesia, karena masih banyak faktor-faktor lain yang masih belum terungkap.
60
Semoga dalam penelitian berikutnya dapat lebih lengkap dalam menyingkap faktor
faktor yang berkaitan dengan penerapan syariat Islam di Indonesia dan diteliti kepada
responden yang lebih mewakili terhadap penelitian tersebut, sehingga hasilnya benar
benar valid dan bisa diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Abdalla, U. Abshar, .1slam Liberal dan Fundamen,al: Sehuah Pertm1.111ga.•1 Wacana, Y 01,'Yakarta: eLSAQ, 2003, Cet. ke-2
Ahmadi, Abu, Drs, H,. Psikologi Soswl, Jakarta: Rineka Cipta, l 99 I, Cet. ke-1
Al-Maliki, Abdurrahman, S1:~tem Sanks1 Dakan Islam, Bog:or: Pustaka Thariqul lzzah, 2002, Cet. ke- I
Al-Wa'ie, Edisi No. 46 Talum IV, J-30 Jtmi 2004
Assyaukanie, Luthfi,. Wajah Liberai Islam lndones111, Jakarta: Jaringan Islam Liberal, 2002, Cet. ke- l
Azwar, Saifoddin, Ors, MA,. Penvusunan Skafa Ps1kologi, Yogyakmia: Pustaka Pelajar, 2000, Cet ke-2
Azwar, Saifoddin, Ors, MA,.Sika,fJ Manusia; Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, Cet ke-6
Barton Greg, Ph.D,. Gagusan Islam Libera! /)1 lndonesw, Jakarta: Pararnadim, 1999, Cet. ke-1
Burhanuddin,. Syanat /.1·/am; Pandcmgan /vius/1111 Uheral, Jakmia: Jaringan Islam Liberal, 2003, Cet. ke-1
Chaplin, J. P, Kamus Lengkap /'.11/wlon, terj: Kartini K1rtono, Jakart:i: ?T Raja Grafindo Persada, 1999, Cet. ke-5
Davidof; Linda,. P11ko/ogi S:1c1lu l'cnga11tar, tc~j: Mari Juniuti, Jakarta.: Er!angga, J 988, Cet. ke-4, Ji!id l
Gemngan, PSYCH, DIPL, DR,. Ps1kulogi Sosial, Bandung: fresco, 1991, Cet. ke-12
Hall Calvin & Lindzey Gardner, frori-Teon S1fa/ dun f1f'hal'lor1.1tik, tei:i: Stipratiknya, Yogya1<arta: Kanisius, 2800, Cd. ke··8
http://islamlib. corw11tml
Ka 'bah, Rifyal, Dr, MA., i'enerapan Syanat Islam d1 !11d'11:e.1·1l1, JaKarta: !\.hairul Baya,1, 2004, Cet. ke-1
62
Madjid, Nurcholis, et., al., Syariat Islam Ye.1 Syc;-rial Islam 1vo: Di!e111a Fiagam Jakarta Dal am Amondemen UUD 19-15, Jakarta: Paramadina, 200 I, Cet. ke-J
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya A1o,ung, 1999, Cet ke-3.
Maliki, M, Alwi, Syariat !slam; Pergu11111/a11 /"eh elem Reu/1/a,, Yogyakarta: eLSAQ, 2003, Cet. ke-J
Marc(jono, Hart0no, .3H, H ., 1'v/enegakku11 Syunat Islam Du/am Ko11iek1 Keindonesiaan: Proses Penerap(ln Ni/ai-Nilai !slam /)a/am As{Jek Hukw:1, J'olitik, clan lemhaga Negara. Bandw1g: Miz&n, 1997, Cet. ke -I
Mulia, Musdah, Negara I.I-lam; l'emikiran !'olit1k /-111.l"(f/11 /-lw.h1i, Jakarta: Paramadina, 200 I, Cct. ke-1
Qardhawi, Yusuf, Dr., Me111bu1111kan ,\vanat !s/al/1 Surabaya: Dunia llJllll. 1997, Cct ke-1
Sabili, Edisi No.25 TH.Xl 2 Juli 2004/14 Jumadil av;al 1425 H
Sears, David, Freedman, Jonalha.1, Peplau,. l's1kolog1 Soswl, Ja:.Cana: l:rlwgga, l '!99, Cet ke-4
Sarwono, Sarlito, Wirawan,. Ps1kolor:;i Sosiul; lndiv1du dan Teon-teori Psikc/ogi Sosia/, Jakarta: Balai Pu:.taka, 1999, Cet. ke-2
Tim Penuli~, f.llam & (lood Governance, Jakarta: PPIM, edisi ke-3 Jldi 20<)2
Tim Penulis Hizbut Taluir Indonesia, Menegaklmn Syanat !s/@1, Jak&1ta: Hizbut Taluir Indonesia, 2002, Cet. ke-1
Tim UJN Syahid Jakm ta,. Pcdoman /J/mh111gc111 l'emt!1su.~ .\'lmps1, "/"esis, clan Desertasi, Jakarta: UIN Press, 2002, Cet. ke-2
Volrnar, H. T. A., Pengantar StuJi Hukwn Perdata, Jakarta: Rajawali, 1992, Cet ke-3
DEPART EM EN A GAMA UNIVERSITAS !SLA!Vf NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI
JI. l<er!a 1\l11kti l\'n, 5 CircundL'•I, Ciputat ~Jakarta St•latan 15419 Telp 713~0,)0 Fax. 7433060
Nomor Lamp Hal
Tembusan;
: E.Psi/OT.01.7 / /Vl/20°'1 J cl<arte, 18 J uni 2004
: !:;in Pe.,,elitimt
Kepada Yth. Ketua Hizbut Tahrir Indonesia Jakarta
Assalarrutfiletikum v\'r. \!Yb,
Dengan horrnat kami sampaibm bahwa:
Nama TempatTanggal Lalur Alamat
: lwanSatibi : Majalengka, 20 Agustus 1979 : Ji. ASP A No. 13 Rt. 07 /0S BIB Gputat
Adalal1 benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syatif Hidayahillah Jakarta
Semester Nomor Pokok Tahun Akademik Program
· : VIII (Delapan) : 0071020148 : 2003/2004 : Strata I (S-1)
Sehubungan dengan tuga> penyelesaian skripsi yang berjudul: "Perb;mdingan Sikap Antfil'a J-TJ.zbut T ahrir Indonesia Dengan Jaringan Islam Libeml Terhadap Penerapan Syruiat Islam Di Indone>sia ", mahasiswa te>rsebut rneme>dulum izin pene>litian di lembaga yang Bapalc/lbu/Saudam pimpb. Oleh kareru1 itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/saudara untuk rrenerima mahasiswa te>rsebut druunemberikan bantuannya
Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/lbu/Saudam kami ucapkan terima kasih.
Wassalammilaikum Wr. Wb.
An. Dekan . Pembanlii ,
\' I ,
. Ora uu ihayah,. N!.S} ~NIF. 50238 1,
Dekan Fakultas Psikoloci
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAl\1 NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI
JI. l(t:rta i\Jukti ;'\o. 5 Circundcu, Ciputat ~Jakarta Sclat:.n 15419 Tl'lp. 74J::HJ61J l.'ax. 7433060
Nomor : E.Psi/OT.01.7 /2!;;/Vl/2004 Jakarta, 13 J uni 2('()1! Lamp Hal : I:::in Pettelititm
Kepada Yth. Ketua JIL (Jaringan Islam Liberal) Jakarta
Assalrunualaiku:m Wr. \Vb.
Denganhorrnat kami sarnpaikan bahwa:
Nama Tempat Tanggal Lahir Alarnat
: lwanSatibi : Majalengka, 20 Agustus 1979 : Jl. ASP A No. 13 Rt. 07 ;or. BBS Gputat
Adalah be.nar rrnh.1siswa Fakultas Psikologi UIN Syruif Hidayahtllah Jakruta
Sen1est.er NomorPokok T al11.m .r'\kadernik Prograrn
: Vlll {Delapan) : 0071020148 :20ffi/2004 : Strata I (S-1)
Sehulmngen dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul: "Perbandingan Sikap Antara Pi.izbut Tahrir Indone&ia Dengan Jaringan Islam Liberal Terhadap Pe:nempen Syariat Isla.n Di Indonesia ", mah1siswa tersebut memerlukan izin pe:nelitian di lembaga yang Bapak/Ilm/Saudara pi.mpin. Olen kan'!1a itu kami mohon kesediaan Bape.k/Ibu/saudara untuk n-e:nerima mahasiswa terse.but danme:mberikan bantuannya
De.miKian atas perlIBtian dan bantum l Bapa!:/ lbu/Sautlara kami urnpl«m terima l«lsih.
WtlSsalmnualaikum vVr. v\'b.
JI L, (.,( ic:tvi /c:,,ujq 1.:2 !-{ J CL 1.Actrb:1 1'· O\ v1"
uvt/IJ 17fi9li2f) Ol; !) bJi1 d ZL -
k'-\MIS, LIP ·Jl.U_,,; '.2..00"'1
1T e.nibusan: ' Dekan Fakultas Psikologi
Lampiran II
KATA PENGANTAR
Bismillahir Rahmanir Rahim.
Segala puji bagi l\llah Swt, yang telah memberikan petrn1juk kepada hamba
hamba-Nya, sehingga dapat merubah kegelapan mecijadi ;;ahaya yang terang
benderang. Serta telah memberikan nikmat Iman, Islam, dan keseharnn jasmani serta
rohani, sehingga kita bisa melaksanakan aktivitas ibadah dan ak"tivitas lainnya yang
bermanfaat. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw,
keluarga, sahabat dan semua urnatnya sampai akhir jaman.
Skafo sikap ini mencoba meneliti sikap antara I-lizbut Tahrir Indonesia (HTI)
dengan Jaringan Islam Liberal (JIL) terhadap penerapan sye.riat Islam di Indonesia.
Isu penerapan syariat Islam adalah sebuah tema yang menjadi perdebhtan serius eejak
awal kemerdekaan Bangsa Indonesia, bcrbagai pro-kontrn selalu mengi..ringi
pembahasan tema ini. Banyak huku yang telah ditulis, skiipsi, tesis, disertasi, dan
karya ihniah lairrnya dari berbagai macam sudut pandang, baik pen6'pat yang
mendukung (favorable) maupun yang menolak (unfavorable) terhadap penerapan
syariat Islam di Indonesia.
Begitupun banyak kelomp<'k atau kalangan yang p10-k<'ntra ~erk1dap adanya
gagasan penernpan syariat Islam di Indonesia. Hal tersebut merupakrn sebuah wacana
yang cukup menarik :.intuk dikaji lebih dalam, khususnya bagi kelompok yang terlibat
dalam sebuah pemikiran atau idiologi dalam mengkaji Islam. Sehiugga dari
pemikiran dan pemahaman agama tersebut akan ,nelahirkan sebuah corak Islam yang
diaktualisasikan dalam kehidupan bennasyarnkat, berbangsa, dan ~emegara. Pada
akhirnya kita akan memilih sesuai dengan pemahaman agama yang kl.ta kaji. Dengan
demikian, maka wacana keislaman masyarai<at Indonesia mem1!ki cor«k yang
berbeda, ha! tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat merr.iliki pcrbedaan
pendapat cialam memahami konteks keislaman.
Penelitian ini tidak bennaksuc mendapatkan lcata akllir tentang mesti-tidaknya
syariat Islam diternpkan di Indonesia, tetapi dari jawaban responden akan diketahui
sejauh mana perbedaan clalarn mensih.api sebwh gagasan yang berkcmbang sar.t ini,
klmsusnya tentang penerapan syariat I slam di Indonesia.
Dalam rangka penelitian mengenai penerapan syariat Llam cii In<lone>ia, saya
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas falar.J. Ncgeri (TJIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta semester VIII dan sedang menyusun shipsi yang me;nihki kornlasi dengan
Psikologi Sosial memohon kesediaan saudara untuk mengisi skala s;kap yang saya
ajukan tentang pe1 bandingan sikap antara Hizbut Tahrir I:ndcne~ia !Hr!) dengan
Jaringan Islam Liberal (JIL) terhaclap penerapan £yariat Islam cli In<lonesiP..
Saya memohon saudara mengisi setiap pernyataan dengan sejujurnya,
berdasarkan pendapat pribadi, yaitn apa yang ancla rasakan clan lakukan sendiri,
bukan pencl8.pat ideal menurut umum atau pcnclapat 0rang lain. Semru; jawaban yang
anda berikan akan d~jamin kerahasiaannya dan nanya diguuakan untuk keperlnan
penelitian. Apabila saudara ~elah selesai mengisi pernyataan tersehut, harap diperiksa
kernbali kelengkapan jawaban saudara, karena setiap jawaban per,ting artinya bagi
tercapainya tujuan penelitian.
Atas kesediaan dan bantrnm saudara saya haturkau terima kasih yang
sebanyak-banyaknya, sernoga dcngan penelifom ini ada manfoat dan pengetahuan
tentang perbedaan sikap terhadap penerapan syarir.t Islam di 1ndonesia.
Al/aim ya'khudzu biaidina ilaa maafiihi khoeron Iii isla11ii wal muslimin.
Ciputat. Juni 2004
Peneliti
Lampiran III
MOHON DUSI UN1UK KELENGKAPAN DATA:
Jcnis kelamin LIP
Usia Tahun
Alamat
Pekerjaan
Dibawah ini terdapat 60 pernyataan, saudam diminta memberikan tanda silang
(X) pada salah satu kolorn disebelah kanan pernyataan. Oleh karena itu, pilihlah
jawaban yang sesuai sikap saudara dengan j~jur clan teliti. JawB ban saudara sangat
penting dalarn penelitian ini. jawaban saudara akan dijamin kerahasiaaimya.
Adapun altematif pihhan jawaban itu adalah:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh:
--NO PERN1:' ATAAN SS s R TS STS
·-01 Koruptor yang rnengalarni sakit jiwa tidak x
oerlu dihukum 02 Menurut saya, orang yang terpaksa mencwi x
karena kelaparan tidak pcrlu dihukum I
NO 01
-02
03
04
05
06
SKALA SIKAP TERHADAP PENERAPAN
SY ARIA T ISLAM DI INDONi<-:SIA
PERNYATAAN SS isl R Menurut saya, tidak ada hukum yang lebih biiak dan adil kecuali hukum Islam
--,c--,----,,-----c--t--Menurut saya, penernpan syariat di Indonesia akan membuat konflik antara umat beragama
TS STS
Menurut saya, pelarangan wanita menjadi I presiden adalah melanggar HAM __ --+--1-----t----1----1 Dengan diterapkannya syariat Islam, kebudayaan Indonesia akan lebih sopan dan santun Menurut saya, hukum potong tangan adalah hukuman yang ekstrirn dan kejam ape.bila diterapkan di Indonesia_ Menurut saya, kunci penyclesaian krisis di Indonesia adalah dengan diterapkannya syariat Islam.
r:c:c-+-:-'7----~--,,-o,---c---,----~--,-------t---r--+--------1----1 07 Menurut saya, pclitik adalah bagian dari
ajare.n Islam, meninggalkan politik berarti ,.___._m_enm_· ggalkan sebagian ajaran Islam. 08
09
10
11
12
13
14
Menurut saya, aturan kehidupan bernegara dalam syariat Islam masih terlalu sederhana. I
-----------+-------+-----+---+------t-----<
Menurut saya, kemaksiatan yang sermg 1
1
: +---terjadi, disebabkan hukuman di Indonesia terlalu ringan Menurut saya, Negara Indonesia sangat tepat
iika berbentuk khilafah --~-1 Menurut saya, hukuman potong tangan dan ra3am adalah bentuk huknraan yang
'""'==HAM t __ _ Menurut saya, negara berbcntuk khilafoh akan memruntungkan bagi orang Islam saja_+--Menurut saya, Negara Indonesia akan
sejahtera dan makmur apabila diterapkan +--_T svariat Islam Menurut saya, syariat Islam sangat mengekang kebebasan wanita untuk berkarir
- ---1-----1
diarena politik. [ i 1
[
--~-~
15 Menurut saya, Piagam Jakarta suclah selesai,~-~ tidak perlu dibahas lagi
16
17
Menurut saya, pemerintah yang menerapkan t~ syariat Islam cendernng otoriter. ~-=- . -~Syariat Isla'.11 adalah sebuah undang-undang
,___,_..Y~•a_ng m~an bagi non-muslim . ___ -· ,__ _ _,_._ Menurut saya, Negara Indonesia seharmmya 18
19
20
21
22
23
24
26
27
berasas Islam, karena mayoritas muslim L I -L----1---; Menurut saya, Islam aclalah agama yang mengatur bubungan sosial secara lengkap
dengan sesama aga"'m""a~·-------~--+---+---J---~--+----1 Hukuman potong taugan sangat tepal bagi koruptor yang merngikan negara Menurut saya, aturan perpolitikan dalam syariat Islam masih belum sempurna untnk diterapkan di Indonesia. Menurut saya, syariat Islam akan membatasi
peraturan wisatawan asmg datang ~e-~Indonesia.
Hukum Islam adalah hukum yang otori.ter clan ticlak sesuai dengan kondisi jama_n_s_aa_t_i_m_· --+---+----+--- _ ----+----1 Menurut saya, penerapan syariat Islam ticlak mengganggu kebebasan hidnp bagi non- ~ muslim.
1----i--::::~=-c;c___ _______ , __ ~-~-~1---;r----I-- -~1--~
Menurut saya, sebaiknya agama tidak dibawa 28 ke arena nolitik. \ 1----i--::::c:....:::.==--<..:==:::c__ __________ ~----+---+--+----r-----Undang-undang clalam syariat Islam tidak I 29
30
lengkap bagi warga Indonesia yang beranekaragam agama clan kepercayaan. Menurut saya, masyarakat akan merasa aman dan tentram apabila diterapkan syariat Islam.
~-~--------------------'---~--~-~--~-~
31 Menurut [)aya, bangs a Indonesia adalah I I bangsa yang cocok diterapbnnya ry'ri~ --+t-Islam, karena mayoritas muslim.
32 Menurut saya, syariat Islam hanya akan ·-menimbulkan keluamya sebagian daerah dari NKRI I
33 Menurut saya, formalisasi syariat Islam hanya memmnturn:rkan baf'i muslim saia
.
34 Para aktivis muslim dan mahasiswa Islam hendaknya berdemo untuk diterapkannya ·3yariat Islam di Indonesia. ·
35 Menurut saya, banyaknya pele~ehan seksual disebabkan hukum positif tidak tegas dalam memberantas nomonrafi
36 Menurut saya, agama adalah masalah pribadi,
I Jangan dicampuradulrnn dengan masalah negara.
·- -37 Menurut saya, wanita dilarang menjadi
presiden karena laki-laki lebih berwenang dan lebih tegas dalam memberi ke!:'utusan
38 Menurut saya, asas Pancasila adalah sebua.h asas yang memuat aturan lengkap darr bisa I diterima oleh masyarakat Indonesia yang heterogen.
39 Menurut saya, syariat Islam akan lebih selektif bagi warga asing yang masuk ke I Indonesia I
·------ -40 Menurut say a, syariat Islam akan
mengakibatkan diskriminasi antara agama 41 Saya akan berkorban jiwa dan raga untuk
membela tegaknya svariat Islam di Indonesia. I
I ·-
42 Hukum Islam adalah hulollll fleksibel yang I bisa diterima semua kalangan, baik muslim
I maupun non-muslim 43 Menurut say a, agama dan negara adalah
sebuah aturan yang te:rpisah dari aJaran agama
44 Kekalahan partai-partai Islam meng" indikasikan masyarakat Indonesia menolak syariat Islam diterapkan di Indonesia.
45 Para pelaku !criminal abm merasa jera apabila -r---i-- ---r--·-·-
dihukum dengan hukum Islam ·-~
46 Menurut saya, Islam adalah agama yang memperjuangkan toleransi kehidupan an tar umat beragama
47 Menurut saya, budaya Islam tidak berasal + dari budaya lokal yang tidak jelas aturannya. 48 Bagi para pezina hul..-uman rajam lebih baik
daripada pen Jara yang terlalu nngan hukumannya
49 Menurut saya, bagi seorang mu slim memperjuangkan syaciat Islam adalah suatu
I jihad fii sabilillah -50 Menurut saya, banyak pihak as mg yang
I menaruh curiga terhadap Indonesia, ~ syariat Islam diterapkan di Indonesia I
51 Menurut saya, budaya Islam itu lebih cocok dengan budaya lokal masyarakat Indonesia, I yang nenting sopan dan santun.
52 Mffiwut """ ~Mg n=J;m •""=nyo t ·-
menolak Eresiden wanita · 53 Seorang muslimah harus memakai jilbab
apab1la keluar rumah , - --
54 Untuk konteks Indonesia, menurut saya Asas J
Pancasila lebih sesuai daripada Asas Isiam.
·-55 Hukum Islam adalah hukum yang kejam dan
membuat orang, takut. 56 Menurut saya, Piagam Jakarta adalah sebuah
undang-undang yang menguntungkan bagi kaum muslimin saja. 1--- --
57 Menurut saya, Negara Indonesia tidak .:ocok dibentuk Negara Islam yang berbentuk Kh1lafah, karena masyarakatnya Elural. -
58 Menurut saya, Hukum di Indonesia akan tegak, jika umat Islam menguasi _eolitik
59 Menurut saya, Indonesia adalah negara yang masyarakatnya beranekaragam, syariat Islam tidak cocok diterapkan di bdcnesia.
60 Menurut saya, aturan sosial dan budaya bagi masyarakat dalam hukwn Islam belwn idus.
mpiran V z rnoZOl:IC/Jm::a ;:.uos:oz
' r ' l-'1 ............ 1-1.-~N,..i"' ... .,.~~1cf~OCIO""°lo:oo•1~10•<10_.
-1-1" ... ""f~t-':t. ... Nlt.1 "NNfol•l•+c.:~loloo<•"'l~l•N•~,
1-1~'" ...... l" ...... Nl ... l"i"-NN~lo'c.:~•ll"•!oo•o••••u
1-1-•+[ •+"+-+-~l--I "--t '-'t •,N,Ni·-t •--tN-tN+•+i "+":+' "+•+•+•+•+•-1-1 "-:t>-:-J>·~·r-•t· ":-t~ .;!' -'I- • ...... INI"' :,,_ - "'NI" N N N • °'.,."' o •lo o o "'.,."' • o • ..
1-1"':" .... -1"1"' ... NIN.,.,"""' !'l ulol<1.,."' <»ll"la •a•["'.,.:.., o" 0
-l"lti. ....... N. !" N ... 1- ,._:,_ """ (1'1.,..,.:.. Q •le •:u ... !_I"' •'O 0 ~ -1"1" ... -INI-''"" "I" t..' t; c.:...: .,l•'o "' ... •1011.o·u •NI•!".,.•.., !'t:
1 .... '" ... - NI", ... (,; N "11-' (,>·,,,;" N •ID !.ii ,,. N "'I"'!"' "",,. "''""" ·~"" ::1 !I I- ..... N _,. N~t. I,.. I"- N l"J-" I r N "' •lo ""Cl#> •lo !o _,,. O '-•lo .I>. O} ~ 1..-: .. t..: - -"I",..-' N -1~lt1.'-' N N ... 1 ... C. .ri {lo. <>ll" .... 0 I C' "-• '-''" C.: - ~
.... 1-~I "+"+'+N+--1'-1-'-1 ·~N:i--1·--1-=·t--1-"+"+"+I ·+·+·+·+"+"+"+"-1.:.+"cN·-1.:.+·~·t=•+•-t"c+"lf HIR ·---1-··+·+•+N:i'--1 "'-t ··+•+N:il--1 •I+ ""+·+•ti-+•: ·+• ·+·-1-:-·,1-t •I •+• ·+·+-"+-:t•I "+• ':i-"t::i!l.
I- I"" ............ I<- i" :(I ,.. .,. •!.,. 1 t ,). ""O'lt. "'"•"'lo (. 'o ~ .. .o.lc. •"' t S" 1 .... ; ... ,,.. ... ~"l..,.1"""-i"i"""oi'i":""""'t ... c.1•aa'I"!"" ~
l-l-l-l~l-ll-l"'l-l-'t--l"f-t=t't't'f:+:++1-1-+'++'t't--t-t-t-t--P.'ll!l. I-[ ..
0
1\ _. _. ... ,,.. (« N ... - ~ '"' I\ (.I U' ....... 0 C.O .JioiD 'f.l "'O' .f>. ,.:o 0 ~ AJ .., 1-~' ·+' ·+·+·:i'r:t "1ri "'-::\ -;-:i.!:f ·::i. "'=!--''.1-·:· 1-·::i;·::i;•::i-:1 0+' 0+-+·:F-:i:·~1-" 014 °4 ·:-:i-::·~1 =!-'"::.'}"4-~ "i
1-1,.., ....... N (.01-!" " .... 1 .... 1 ... ( N" ul"i" ....... 01 • 1o 0 "' .... .,.!O ....... ~
H,..,.. ... ,..l"V"r..:Ni,..••.,.,..ulol•l"uo•l(,l••ua•l•'a" ~
1-1-,. ........ l,_1,..1<- • c.o •I"!"" u O'lo .,.:o o • a.lo!o,. o °'"'lo•~ g: '''••••l•,••••l•,•o••ol•••••lol•oool•i>•o ~
1--t-t.:i-.::t=1-t+-+"rtc++-t=1~t'-t-'t'1r:+'+'+-t=1-t'-l-'+1r+-r+:-P.'I, 'iii:!. liC.< .. , U: ... ""'O (ol,-'19' 0 0' U ... O'ltljO·t> U #. tl .,.,i-; .J- 0 .toi"IO"'
1-1•--1-1•1·-·~-l•••••lol>o••l•l••••l••••la
l ... :,.. ....... l ... l"l ... u•~l-u ... uu+iol.,,.,.outlt.o4ul~l.,.r .,.~
i"" .... ... .... _.1 ... ·-'..: _.. ..... i.,, _,..,. • u ..ro. o •~o • o.,. • .,.;o _g I"'""-',.._.. _.I .. " t.: "11-" _.._(i !..; "1 O'l<l N N r.,: •l•l<i .... "" c.ll•l.til>.,, g
I~
Validitas !tern-item Hasil Try Out
Skala Sikap Terhadap Peneraplln Syarfat Islam
No Item I Si I Si2 L RiX I ri\X l)
-1 1.7555 3.C816 0.9381 0.93!l1
2 1.4716 2.1655 0.8974 08934 -3 1.454i' 2.1161 0.934-0 --49314 4 1.3629 1.ll575 r---o.esr.r---- 0.8834 -5 1.5025 22575 0.t167'J 0.8621
6 1.5742 2.4782 0.9539 0.9520 7 1.5177 2.3034 0.9414 0.9310 6 1.3047 1.70~ 0.7319 0.7235 9 1A320 2.0506 0.4936 0.47f9 10 1.4857 2.1483 0.8924 0.6883 11 1.4126 1.99!"-4 0.8777 0.6732 12 1.3566 1-8402 0.8702 I 0.<65G 13 1.5742 2.4782 0.9676 0.9662 -- ---14 1.4162 2.0057 0.6302 0.8241 15 1.3667 1.8E76 0891J 0..8874 16 1.6416 ?..6954 0.9477 0.94:>< -----17 1.4640 22023 0.6782 0.8734 16 1.607l• 2.5851 0.9:24 0.&503 19 1.430E: 2.0471 0.7704 o.~·523
20 1.46Z 2.1379 0.7622 07537 21 1.1183 1.2517 0.60&6 0.6033 22 1.2685 1.<092 0.7005 0.6916 23 1.S025 1.$966 0.7257 0.7112 24 1.7695 3.1310 0.9481 0.9435' 25 1.6640 2.7690 0:11231 J.9157 --26 1.5366 2.3678 o.~ 'l.797ll-27 1.5071 2.2713 0.9523 o.~.soo - l6 1.7090 2.9207 0.);002 0Jl301 29 1-4227 2.0241 09004 0.696Q 30 1.6418 2.6"54 0"450 0.94'."16 31 1.6291 2.6540 0.9176 0.9140 32 1.2865 1.6552 08788 l)L7.C:: 33 1-4239 2.o2.76 J.8626 0.8575 34 1.3326 1.7759' 0.8700 C.68S:! 35 1.5253 2.3264 0.8754
o.a1U4 ___ 36 1.7515 3.0678 O.OOM 0.966fu 37 1.3995 1.~586 0.6017 -- i.-- 0.79<:.S 36 11847 1.4034 0.6129 0.6027 39 1.3131 1.72l,1 05515 0.5390 -40 1.4388 2.0644 O!l666 0.9673 41 1.5014 2A379 0.9071) 0.""32 42 1.5775 '?.48tl5 0.7600 0.7714 43 1.5477 2.S954 0.IJ357 OJ329i.' 44 1.3257 I 1.7575 0.6535 0.6465 -45 1.5222 I 2.3172 0.61l94 0.6"54 ... 1.3995 I 1.9566 0.7667 -cusay---47 1.4464 I 2.0020 0.5065 0.49:!8
46 1.5'/42 2.4782 O.ll300 --~_smi_ ___ 49 1.!5120 2.2862 0.9036 0.699d 50 1.1351 12""5 o.~an ll.1723. 51 1.1250 1.2655 0.3457 0.3322 52 1.4126 1.9954 08429 0.8372 53 1.6914 2.6600 0.9410 0.9369 54 1.4499 2.1023 Oro!l7 C.903:.. 55 1.4420 2.0793 0.8327 0.8266 56 1.4468 2.0P31 0.9473 0.945.1 57 1.4366 2.0644 0"452 0.83&6 .. 1.3746 1.&397 07334 0.7246 59 1.13121 2.!'i989 0.964:i ~7 60 1.4-0n 1.9816 0.7$40
Total 7J.9470 6.4$3.11300 0./559
Rcliabulitas Subjek
No Part 1 Part 2 Total 'i & 2 X2 Rel Alphu] ·-1 125 121 246 60516 0.994743431 ---------2 131 124 2:55 65025 3 118 117 235 55225 4 118 119 237 56169 __
f-5 134 133 267 71289_ -6 123 116 239 57121 ·- ------7 127 133 260 67600 -- C--- . 8 126 125 251 63001 9 125 127 252 63504 ·-10 114 110 224 50176 11 120 111 231
~~ 12 118 117 235 I 552 13 113 115 228 519 14 125 131 256 less --·-15 136 135 271 T3441 I -==:j 16 73 81 154 23716 I 3 17 60 65 128 16384
--1--18 63 65 128 16384 19 57 61 118 13924 20 46 51 97 9409 21 59 70 129 I 16641
~--
22 60 68 128 16384 .-23 54 59 113 12769 24 33 37 70 4900
I 25 60 56 116 13456 26 48 43 91 8281 :J 27 36 45 81 6561 I 28 44 40 84 7056 I --'--·---~ 29 44 44 88 7744 30
; 40 45 I 8.5 7225 I
-'--
.. . ... ....... .. ,,,,, ...................... _,,_. ',,,,, ' . ,,,,,,
' - '. '. .. •1-i'•-1-l<f<•-i•l<l••f•f,fqd,l<l•f>l•l•f•ldd<cd<d<i<<v <1<1•f•l,l•f•f<•-f•l,Pi"-i'f<1-•-l•l•l,l•l•l•f,l,l<1•1•l,1<1<f<r.r.,_,_ , . I' 0
, .. ·-·- c.: I<. 1 .. r ... t 1.. ll· t \. 11.. 11.. 1"
qt1H~~-4-~~1~~-4q~~H"1"~-1-~-1-,·4t~,..;-4"h l
••-f•l•l•f<f<•-•-l<1•l,f<f•f•f•f<1<1•f•l•l•f•<f•lJl•l•~<l-•I<,'"'"''" '-'·
'f <1 •1.,-1,l •l ••-i q •I •1-i '1-1-l •l <I •I• iJ JI •f <I< 1tl<1 JI <l •I <1 < .otd <1 < o '•-f••-•-f•f<f••-f••-•-•-f•i•f•l•l•l<1<vf•f<f•f<f<1,,l<l•l<i<l<1<1<1<1<tid•
-~"~-1-~-·-~"1"~-~f\1J~J~f\llq-~f\l-f--•-1-t-1-h~Jh1J~"~Jh~d<. 1 '
'•-f•f••-f<l•f•f•f<f•f<•- '-•-i<f•f<l• '-1•f•f•f•f<f<1<1• «1• l<.1<1< ol< "· c.~-r-1-~,..1- <.
-~•f'l·i<l•f•f"-l' l•l< I•!< IJ' · ( ( t;l l J
(,;, .::•· f\1C.1f'.1,..1J~,.. t>..1"t"t<.1r.11'1,..~-·-·- -'J_,_,_~-41'~-~,..1J~J,....... 0
~1~f"1-l"l"i~jc.1-'"!i'"1-IL1-f"1-l"l"l"l"'- 1.1,1.1,v1,1,1. 1-1.
•l•l•I••- ·-1"-•-i•I< ,,1,. '.
0
"
'·' ·'· , I' I J I<
d< c
I' 0 I. ('tt..
I. ..
'.
( .. I.
" . ·'. ol JI J 0
l<i 1 I• 1,
·l•l•l>l•l>l>l<l•f<l'l-l•l•l<1-Pl>N-<-l<1-l,l<1< ~lo!•f»-f>l•f•f>f<f•l<f'l·f<f•l'l-f•f•!J-1'1-f<f<l<l•l•l'<c'· CIJ: I. I. i. I. ( IJ ( 0 1 ..
.. '. '
i. t, I< .. .. "
I.
I• "
~1-t~t~tH"l~l";"l":"1-t~i"1-t"kk1-'- '·· 1 -,r '. 0 '·I< I• 1, 1, I< I< I< I< I• I<'-"ILiJILtJ\UIJl~1-iLIJ\1~t~1t-1-IJ\C11J\1-~-t-,~1-,-~c.IJ~tlt1~ILt
<l<l•l•l<l•l•l•·-1•1"·1»-·-·-l•l•l<l<l<t-l<~tltl<ld•.
•1Jl•l<l•l<l•l•l<l<1-•-l•l•1-l•l•l•l•l•l•l<l•lcl<l•lc!<!•l•ld• <l•l•f•1-P ' '
'.
( (
'' .. '· ' .
~Pl"l"1-fuff\1-t-IJld"lv1-t-~1-IJ\IJ\:i-l"t~1~~-~c.1JJJ[c. 1 ·r• 1 · 1 .. olc.oklJ<ltlto
'l•l<l>l>luful"-l•l••-l"-lci-l•l•lt•-1-l•-l•l•l•ld•f•l•l<•<l<ol<'<,,_l,l<oo .. <. 1..i t t 1 t. Ii:. c.: I c.. r 1 •
1 •
-
ulc. IJ c...: .. '· '· .. ,. 0
-l•l•l>l•l•l••-•-l>i•l••-•-1-l»-•-l<l<I< 'f<l'l,l•l•l•l'l·l•l"-l"-1-!•!<1-1-1-0-'-1-l<l<l<l<l<f!< '"l~•-1-l,ltl~1-lu1~1-l<1-IJ\ff\~L-1-1-lf\1-IJ\1r,1r·11·l~l~IJltlc.klc.ic.
ol• < I< I<'. '· '· .. '. I <•I .I. ( '.
'.Jil~l~ILl"l"ILIJ\ILlf\.1-lf\.IJ\ILIJ\lf\.lu1-1-1-l"•-IJ\IJ\IC.: 1 ''''
·Ol•l<l•l•l'l<l•l<l'l'l'l"-l'l'l<1-•-•-"·l-l<l<l•l<l•cl•1J1c 'l~1-1-t-ltl~l~1-1~1~1~1-1-1-1u1~1~1-1~1~1r-1- "'"'
. , , " ( '
(
>1-lul>l•l•l•l•l•l•l.,-l,.-1-l•lvlu1-1--l•l<I<- -• . • ' • ! I,.
•I.JI~ 'ltlr-1-lf\.1-IJl.J:fC.IJ\1-1-1-1- -1-1-1-lf\1-1-lc.: Olc.:ll.:fJ: J: .J:fJ:
'l«-l"-1~1,1-1-l•l<l'l-1-1-1-l-l'l-··l-t•l-lvofcl•l•l•l•l•<l•l•1•
l•l<l<t>t•l•l<t•t•!Jl<l'l'•-i<l"-1•1""- ( .
" " " " 0
'· .... " ( '< ' ,_ '"' ' (i rt: t ..i:1~
I" 1 "rt. It 0
'
'. '·
1.: '
·l•l•l•l•l•l'l'-•-l•lul•i'•-•-•-•-1••-•-•-'•-l•ldddaJJ" ·l<l"-•-l•l<1-1-l>l•l'-1-1~1-l'l-l•lv"lvl•lu1-lculd•ltl<l<I<<<<<
o'· , .; I J: I c.: c .
(
· '-1< 1"-lvf<f'i' I< •-•-1•1•1<1•1•1•1•1• ,1, cl< I< < '' ' -' -
·~!~IJ\l.JIUIJ\IJ\1-ILfJ:fJ\IJ\1-la1-1-IJ:1-!c.:ic.:1-1-I~~ ·'•< o'
"
.
'
'.
IJl•l••-1'1'1"·1<1•1"-•-ol'-l'l•l'-l•l•f•l•l'f•l<l•l•l••<lc-··· '. ulJ IJ (
1<1<1<1-IJl>l<l•<[Jl•l«-l<l•l•l<i<iu<-l•lvfvl•<lclclolol•cl'IU,, l•IJIJ•-l•l•l<IUIJl'-•-<l•lulululul'-Jlal•l'-l•I•,• · · · ..
l•l•l<l•l•l•l•l<l•,-1,1••-•--Hul'-l'-l'-l•l'-luolul•l•l•l•lulolu· . u .
'"· ~Ji-l<l•l•l'l-1<1•1,l'-<-•-l'-l'-lul•l'-l'-l•l'-lulolalalol•l•lulul••i•ioco•"" ,,,,,_,_l•l<'·'·l<l•l•,·•-1<1••-l<l<l<<I•'· ••' · ·-·uucuaooo••· ······
.
. ('
'· I. I.;, I. (
I~ I~ 1 '- 1 '-I. OIC.lt
'·
. '.
'·
u I<
'·
.
...
l•l•l<l•l•l•l"·l•l'-l'-l"-l'-'l'-H'-l•l'-H•l'-'-lu1olul•l•l•lol•lotolololoul•lul•l•ooou0lololotolo:oo l<i<l••-l>l•l"-l'l'i"-l'l<l'-l'lol•l'I'~'•- uuo~· · .,
< "'""'' Jauccoucoccco .- - t c..:
1•1•1'1-l•l•l•H~lul'-'~'-'_'_,_l,_,-Holul<IUl•l•lulululo,c,c
1-ltltH~l~lt1-ltlJ1-1-l~lvlhlLlulvl"1~~ - - ... - ·'·
.. .. ,.1 .
(J t!l ..r, t ( .,,
.
" .. •• 0
. (
,
t' "' i3 "' ~-...
?i § rn ,_. r < "' c rn 0 z m ;u ,, m ;u
~ z 0 z GJ )> z rn ~ ,, )> z :;;! ;u )>
:i: N ID c -;
:;;! :i: ;u ;u
z 8 z m rn )>
0 rr, 2 Gl )> z j; ;u z ~ z rn s; ;:: r
"' m ~ r -; m ;u
?i ~ ,, " m z m ;u )>
~ z rn -< )> ;u
::; ;;;
"' 3 9. z 8 2 m UJ i>
Hasil Perhitungan Sir.ala Sikap
Aniara kelompok HTI dan jfL
Terhadap Penernpan Syariat hlam Di Indonesia
Group Statistics
I I Std. Error Kelompok N Mean r Std. Deviation I Me~n
Sikap terhadap HTI 30 263.47 c 14.51 2.65 Penerapan Syariat Islam JIL 30 130 90 18.oS 3.59 -
Tabel 4.2
Independent San1pli:s Test
I Sikap terhcidar Penen:ipan Syariat
Levene's Test fo1 F Equality of Variances Big.
!-test for Equality of t Means df
Sig. 12-tailed)
Mean Difference
Std. Error Differance
95% Confidence Interval of the Qiffer.ance
Lower
Upper
L_ Islam
Equal variances l Equal variances 3ssu·ned rot assumed
2.587 I .113 ' 2G.730
I 29.730
58 53.383
I 000
I .000
132.57 132.57 I
L I
4.46 I 4.46 I
122.64 I 123.62
141.4il I 14.!2:!.J
Katagori Nilai Sika11
Antara Ke!ompok Hibut Tahrir fll(luncsia
Dengan ke!ompok Jaringan Islam Lilieral
Terhadap Penerapan Syariat Islam
1-!-~sK_o~Ro-H_T_1-1l_K_A-=Tcc-A~GoR1 - I [slillRJit: T- -1.::i\f,'\C;oru-1 1,__ __ 28_8 __ +1 ___ T_i_n~rn:~Ji_~ L-1~_ I Rendah __j
255 i' Tinog! ____ I I 119 -r-- Rencar 1 1------=-27=-5•0---+-- T~--1 L 124 - r--_ -Rendah i
269 ___ ,. ___ Ti_ri_ggi_ __ I I 117 1 -----Pendan---i
1---2~2~-~-----____ -r--+1~~~_j c~~~--T---~:~~:~-1 1-------'2~6-=-1---1-----=nri_ggi I 1 144 +-~ciar:ia___1
259 Tinc.ai i I 118 1
Rendah j
~~~~~~-~'"~~~~-~:~~~~:~1
"-'1~"-gnng"':--1 r=-- ;1_?01
2~ ~: ;_ - ~R-€!ee~n1ddd;~-~-r----2_8_7_--+--___ T1~·ng_g_i ---J L___ I__ "'' ----1
258 Tmrm1 I I - 109 r P.e1:,dah ------i 1---~---+--~T_='-"'---------, I - -----i
237 1ng91 , , 136 1 Sedang I r-----25_2 ___ -+--__ Ti~ngll_I___~ I 164 -! Sedan\) 1---=26_3 __ ,___ Tin__g_,qi__---1 ~--1 ~--j-- Sedang -~
254 Tin i I f 92 , Rendeh I 276 -+------'T~_g_i__- 132 ll __ Rendc:.h __ 1
1 i-----=2=-51-'------l--------'-T-"-in='---i ___ 1:1Q______ Sed&ng 1-----7:27=-9,-----t----=T=-'in=gi_ I I 140 I Sed~______J 1----------'2"-'7~4----+-~T.inggi ~ I 112 1 Rendah ____j
274 _ __Iiriagi____ I [__ _ 122 _ _l ___ ~en_dal1 ____ 1
i----2""7'-'2'------'---------'T--"in=_i I L 140 I Sedang I t----=2765=----+------=T~in=ggi-! L 171 ' Seciang__j
280 1
T1nggi . 1-- 115 aenda~ _______j 246 1 Tinggi ~ · 136 Sedang ------1
f-----"C2-,-40=---l=--1£!£;J;!i ____ -j f------ Q'.'1 __ --+-- Rendah I 242 ~ __ Tmg_g] __ 1 J _ 163 _I Seda;ig --1
i-----=2=-66"---+-------'-T-"-in,,,1n "'-01,·_ ---\1 ___ 1 __ 1_5£__ ---1-- ___ _seuorig _____
1
t----=2_63 __ -+--- Tinggi i -i- 142 --l---- Sedang --i 239 Tinnni I i 137 ! Sedang___j
Skor j Katagori [ HTI J1Ii I
I 58<x< 135.34 i Rendah ~--_Q_-~ _____ 1
_c, ___ 1 ' 135.:14 < x < 212.68 ' Sedang 1 0 1 f-- ---------------!--------- ~- ----- -·--- --!--------·--·---·- -- --- - -1--·- ---- - --- .... --- -· i
L 212.68< x < 290 1 Tmgg1 I 30 ' G _J