92
COPING PENYESUAIAND.IRIPADA PENSIUNAN ABRI OLEH: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI 102070026049 UlN Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007

MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

COPING PENYESUAIAND.IRIPADA

PENSIUNAN ABRI

OLEH:

MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI

102070026049

UlN

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2007

Page 2: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

COPING PENYESUAIAN DIRI PADA PENSIUNAN ABRI

SkripsiOiajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBINIM: 102070026049

Oi bawah Bimbingan

S. Evangeline, I. S, M. Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H/2007 M

Page 3: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul COPING PENYESUAIAN DIRI PAPA PENSIUNAN

ABRI telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2007.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Psikologi.

Jakarta, 30 Agustus 2007

Sidang Munaqosyah

M.Si

Sekretaris Merangkap Anggota

Anggota:

Peng ji It

Pembim i 9 I

M.Si

M.Si

M.Si

.-----S. Evangeline, I. S, M. Psi

Page 4: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

MOTTO:

Reaksi terbaik bagi manusia ialah bekerja.

Musibah terbesar adalah keputusasaan.

Keberanian terbesar ialah kesabaran.

guru terbaik ialah pengalaman.

modal terbesar ialah kemandirian.

(Ali bin Abi Thalib)

Kadang kala kita di lahirkan dalam keadaan fakir miskin dan sengsara,

karena tuhan menghendaki kita belajar bersemangat pantang mundur dan

terlatih keberanian diri ( Maha guru Ching Hai)

Page 5: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Kupersembahkan

Karya sederhana ini

Teruntuk Bapak dan Ibuku

tercinta

Serta saudara-saudaraku

Page 6: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi(B) Agustus 2007

(C) Muhamad Ikhwanudin Suaebi(D) Coping Penyesuaian Diri pada Pensiunan Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (ABRI) Tangerang(E) xiii + 63 + lampiran

Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jikasudah tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyal< penyakit,cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyakhambatan lain yang membuat hidup makin terbatas. Proses menuaatau dapat disebut sebagai masa lansia merupakan proses alami yangdisertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupunsosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan ini cenderungberpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupunkesehatan jiwa secara khusus pada :ansia. Coping merupakan suatuusaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan(baik eksternal maupun internal) dan sumber-sumber yang dianggapsebagai situasi yang filenekan, membebani atau penuh tekanan sertamenimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadidilingkungan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki untukmenghadapi dampak negatif stres.

Tujuan : mengetahui bagaimana strategi coping penyesuaian diri yangdilakukan oleh pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia(ABRI) di Tangerang. Secara khusus. rumusan penelitian ini yaitu,bagaimana deskritif masing-masing aspek coping yang terdiri dari : (1)Problem Focused Coping meliputi coping aktif, perencanaan, supresi,coping pengekangan, dukungan social. (2) Emotion Focused Copingmeliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif, penerimaan,penyangkalan, dan kembali keajaran agama.

Metode : pendekatan kuantitatif dengan metode deskripsi, copingpenyesuaian diri.

Sampel : pensiunan Angkatan Bersenjata Reoublik Indonesia (ABRI)Jatiuwung-Tangerang, dengan mGnggunakan teknik purposivesampling, sebanyak 42 persen atau 40 orang dari 97 Pensiunan.

Page 7: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Pengumpulan data: skala coping yang telah dimodifikasi, menjadi74 item dari 39 item valid dan 35 item tidak valid setelah uji validitas.Uji validitas menggunakan rumus Product Moment Pearson. Estimasireliabelitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, coping penyesuaiandiri pada pensiunan ABRI di Tangerang yang terdiri dari 39 item dari40 subjek didapati hasil koefesien reliabelitas Alpha = 0,735, artinyapenelitian yang dilakukan menunjukkan reliabel. sedangkan untukanalisa aspek untuk mencari gambaran bahwa problem focus copingmenunjukan (47.5%) dan emotional focus coping menunjukan (52.5)%.Sedangkan untuk pengelompokan subjek berdasarkan indikator bahwapensiunan ABRllebih menggunakan indikator coping pengendalianyang didapati (15,325) dan indikator dukungan sosial emosionaldidapati (17,775).

Kesimpulan : Dengan melihat hasil aspek bahwa pensiunan ABRImenggunakan emotional focus coping. Sedangkan indikatormenggunakan dukungan sosial emosional.

Saran: 1. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk menelitidampak dan strategi coping yang dilaKukan pada masa pensiundangan didukung alat pengul<ur atau skala dan menguji denganmengaitkan dengan varibel lain. 2. Disarankan pula bagi peneliti untukmenggunakan sampel penelitian pada para pensiunan pekerja swastasebagai alasan lebih kepada jaminan tunjangan masa pensiun yanglebih beragam.

Daftar bacaan : 20 buku (1976 - 2004) 5 website.

Page 8: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat,hidayah dan inayahnya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepadaNabi Muhammad Saw. keluarganya, sahabatnya dan umatnya yang setiahingga akhir jaman.

Berbagai kendala mulai dari awal pemilihan judul, yakni dalam merumuskanlatar belakang masalah penelitian yang membutuhkan banyak waktu danpikiran, hingga pada penelitian lapangan yang banyak membutuhkan tenagadan materi dalam penyebaran angket penelitian, membuat penulis merasasangat bahagia setelah skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunyawalaupun masih jauh dari kesempurnaan. Maka dengan ini, penulis merasabersyukur kepada Allah Swt, dan mengucapkan terima kasih kepada seluruhpihak yang turut memberikan kontribusi dalam pengerjaan skripsi ini,diantaranya :

1. Oekan Fakultas Psikologi juga sebagai dosen Pembimbing I Ibu Ora. Hj.Netty Hartati, M. Si., Pudek Fakultas Psiko!ogi Ibu Ora. Hj. ZahrotunNihayah, M Si. Beserta civitas akademika Fakultas Psikologi.

2. Ibu S. Evangeline, I.S, M. Psi. selaku dosen Pembimbing II yang telahmemberikan bimbingan, arahan, waktu, pengalaman dan semangatnyayang cukup besar dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Firdaus Kasmi, MA. selaku dosen penasehat akademik yangtelah me!l1berikan semangat, perhatian dan doa.

4. Kedua orang tua tercinta Bapak Saelandan Ibu Suaebah yangmemberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas serta yang terbaik bagipenulis. Terima kasih, ya Allah lindungilah dan sayangi!ah keduaorangtuaku, Amin.

5. Kakakku yang tercinta Ina Oesiana dan Adik-adikku Haris, Bambangyang telah memberikan motivasi.

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan pengalamandan ilmunya pada penulis, seluruh staff dan karyawan Bu syariah yangbanyak membantu saya.

7. Pakde Oirman, Pa Bugiman dan Mas Ari terima kasih yang telahmeluangkan waktu dan mengijinkan penelitian.

8. Para pensiunan ABRI yang telah bersedia berpartisipasi dalarnpenulisan skripsi ini, terirna kasih telah meluangkan waktunya.

9. Sahabat~sahabatku yang terbaik yang telah banyak mernbantu penulisuntuk rnenyelesaikan penulisan skripsi ini terutarna untuk Sulairnan,Jamali, TLC, Muhid, ucup, B-dul, Oikin, Aka, Jarnal, Koko yang telah

Page 9: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

memberikan skripsinya untuk penulis, dan Hana, Dona, Dedeh, sertatemen kelas D dan teman-teman angkatan 2002 yang tidak sayasebutkan namanya, saya ucapkan banyak terima kasih semogapersahabatan kita tetap terjaga selalu.

10. Sahabat-sahabat yang terbaik Ompong, Q-munk, Ableh, Bahrul, Paul,entep, Otoy, Isom dan Aim usup, semoga persahabatan kita tetapterjciga selalu.

11. rerima kasih sudara-sudaraku Apid dan Mita yang telah meminjamkanPrinternya selama penulis mengerjakan skripsi.

Singkatnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak dengantidak mengurangi rasa hormat sedikit pun yang telah membantu baik secaramoril maupun materil. Oleh karena itu, kritik dan saran menjadi hal yangurgen bagi penulis guna memacu dan memotivasi penulis kedepan.

Jakarta, Agustus 2007

Penulis

Muhamad Ikhwanudin suaebi

Page 10: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 13-40

2.1. Pensiun 13

2.1.1. Pengertian pensiun 13

2.1.2. Jenis pensiun 15

2.1.3. Pensiun dan dampak............................................. 16

2.2. coping 16

2.2.1. Pengertian coping.................................................. 16

2.2.2. Tujuan dan fungsi coping 20

2.2.3. Jenis coping 20

2.2.4. Faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis

strategi coping....................................................... 23

2.3. Penyesuaian diri........... 26

2.3.1. Pengertian penyesuaian diri 26

2.3.2. Penyesuaian diri yang efektif................................. 29

2.3.3. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri........ 32

2.4. Coping penyesuaian diri pada pensiunan 36

2.5. Kerangka berfikir 38

BAB 3 METODE PENELITIAN .41-51

3.1. Jenis Penelitian 41

3.1.1. Pendekatan penelitian 41

3.1.2. Metode penelitian 42

Page 11: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

3.1.2. Definisi variabel dan operasionalisasi.................... 42

3.2. Pengambilan Sampel 43

3.2.1. Populasi dan sampel , 43

3.2.2. Teknik pengambilan sampel 45

3.3. Pengumpulan Data 45

3.4. Teknik Uji Instrumen 47

3.4.1. Uji validitas skala 48

3.4.2. Uji reliabelitas skala 48

3.5. Tahapan Penelitian 49

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 51-58

4.1. Gambaran Umum Responden 51

4.2. Presentasi dan Analisa Data 53

4.2.1. Uji instrumer. penelitian 53

4.2.2. Analisis aspek 56

4.2.3. Analisis indikaior variabel ., ,. '" 57

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 59-62

5.1. Kesimpulan.............................. 59

5.2. Diskusi.. 59

5.3. Saran 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMP/RAN

Page 12: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1. Skala likert 46

2. Tabel 3.2. Blue print skala coping ..47

3. Tabel 3.3. Reliabilitas ..49

4. Tabel 4.1. Prosentase pangkat... 52

5. TabeI4.2. Prosentase usia 53

6. Tabel 4.3. Skala coping 54

7. Tabel 4.4. Skala coping (Try out) 55

8. Tabel 4.5. Skala coping (Penelilian) 56

9. Tabel 4.6. Analisis aspek 57

10. TabeI4.7. Analisis indikator variabel 58

Page 13: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah

tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa,

penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang

membuat hidup makin terbatas. Proses menua atau dapat disebut sebagai

masa lansia merupakan proses alami yang disertai dengan adanya

penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi

satu sama lain. Keadaan ini cenderung berpotensi menimbulkan masalah

kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.

Sri Kuncoro (2002) mengatakan, bahwa setelah orang memasuki masa

lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis

berganda, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput,

gigi makin rontok, tulang makin rapuh dan sebagainya. Secara umum kondisi

fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan

secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau

Page 14: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

2

kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial yang selanjulnya dapal

menyebabkan sualu keadaan kelerganlungan kepada orang lain.

Sri kuncoro (2002) menambahkan bahwa pada masa lansia selain

menimbulkan gangguan di alas, juga mengalami penurunan fungsi kognilif

dan psikomolor. Fungsi kognilif melipuli proses belajar, persepsi,

pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan

reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Semenlara fungsi

psikomolorik (konalif) melipuli hal-hal yang berhubungan dengan dorongan

kehendak seperli gerakan, lindakan, koordinasi yang berakibal pada usia

lansia menjadi kurang cekalan, dengan adanya penurunan kedua fungsi

lersebul, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkailan

dengan keadaan kepribadian lansia.

Perubahan ini lenlunya berakibal pada lurunnya produklivilas kerja, maka

pada kondisi inilah mengharuskan seseorang unluk mengurangi bahkan

meninggalkan aklivilas kerjanya alau dengan kala lain mengambil pensiun

dari pekerjaannya. Pensiun memang membawa konsekuensi bagi individu

yang menjalaninya, selelah pensiun lerdapal perubahan rulinilas dalam

kehidupan individu, mulai munculnya keluhan fisik, adanya kecemasan pada

hal-hal baru, depresi dan sering mengeluh pada lingkungan merupakan sualu

gejala post power syndrome yang lerjadi pada individu yang memasuki

Page 15: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

3

pensiun. Hal ini dapat disebabkan karena individu tersebut merasa

kehilangan kekuasaan yang diberikan oleh tempat individu tersebut bekerja

dan juga kurang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru

(Fransisca, dkk dalam www.psikologi-untar.com). Meskipun tujuan ideal

pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari

tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun

sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran,

kegiatan, status dan harga diri.

Jacinta F. Rini (2001) dalam team e-psikologi.com, mengatakan bahwa

pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan

sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas

karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Dalam

era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu faktor

terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan dan

memperkuat harga diri). Oleh karenanya, sering terjadi orang yang pensiun

bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya, ada

yang justru mengalami problem serius (kejiwaan atau pun fisik). Jacinta F.

Rini (2001) menggambarkan tentang kondisi saat masa pensiun sebagai

berikut: (1). penurunan kesehatan tidak disebabkan secara langsung oleh

pensiun, melainkan oleh problem kesehatan yang sebelumnya (sudah)

dialami (2). pensiun sebaliknya dapat meningkatkan kesehatan dengan

Page 16: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

4

berkurangnya beban tekanan yang harus dihadapi (3). masyarakat mulai

memandang bahwa masa pensiun sebenarnya masa yang penuh

kesempatan menarik (4). kemungkinan untuk bersantai berkurang karena

waktu cenderung tersita untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga (5).

kepuasan perkawinan tidak secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi

pensiun yang dialami (6). akan lebih banyak waktu dan kesempatan

kebersamaan bagi keluarga/pasangan (7). pengalokasian ke rumah jompo,

meninggalnya pasangan, penyakit serius serta adanya cacat tertentu

biasanya menyebabkan perubahan gaya hidup yang drastis

Masa pensiun merupakan masa-masa yang dapat memunculkan

permasalahan psikologis bagi mereka yang akan menjalaninya. Hal ini

disebabkan karena pada saat seseorang menjalani masa pensiun,

memerlukan penyesuaian terhadap perubahan pekerjaan seperti

meninggalkan status, kedudukan, fasilitas-fasilitas yang dimilikinya, dan

tentunya juga perubahan penurunan dalam penghasilan. Pendapat senada

dikatakan oleh Schwartz (dalam Hurlock, 1997), bahwa pensiun dapat

merupakan akhir pola hidup atau masa transisi kepola hidup baru. Pensiun

selalu menyangkut perubahan peran, nilai dan perubahan pola hidup individu

secara menyeluruh. Artinya pada masa pensiun orang akan melakukan

penyesuaian diri yang baru mengingat perubahan kondisi yang dialaminya.

Page 17: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

5

Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi kesehatan

mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai

kebahagian dalam hidupnya, karena ketidak mampuan dalam menyesuaikan

diri, baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam

masyarakat pada umumnya. Tak jarang pula banyak orang-orang mengalami

stress dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka dalam penyesuaian

diri dengan kondisi yang penuh dengan tekanan. Penyesuaian diri individu

tak terlepas dari kebutuhan dan tuntutan untuk diri sendiri dan lingkungannya.

Maka, muncul suatu mekanisme penyesuaian seperti mekanisme pertahanan

diri dan mekanisme penyelesaian masalah (coping mechanism) (Heru

Suprapto dalam www.psikologLnetlartikel).

Kebanyakan orang yang pada masa pensiun melakukan peralihan diri

dengan melakukan akitivitas-aktivitas lain yang dapat membuat dirinya

merasa tidak kesepian, ketergantungan dan kekurangan seperti melibatkan

dirinya pada perkumpulan-perkumpulan atau majlis ta'lim dan sebagainya.

Jacinta F. Rini (dalam team e-psikologLcom) mengatakan bahwa status

sosial juga berpengaruh terhadap kemampuan seseorang pada masa

pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status sosial tertentu sebagai

hasil dari prestasi dan kerja keras (sehingga mendapatkan penghargaan dan

pengakuan dari masyarakat atau organisasi), maka ia cenderung lebih

Page 18: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

6

memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik (karena konsep diri yang

positif dan sosial network yang baik). Namun jika status sosial itu didapat

bukan murni dari hasH jerih payah prestasinya (misalnya lebih karena politis

dan uang/harta) maka orang itu justru cenderung mengalami kesulitan saat

menghadapi pensiun karena begitu pensiun, maka kebanggaan dirinya

lenyap sejalan dengan hilangnya atribut dan fasHitas yang menempel pada

dirinya selama ia masih bekerja.

Gambaran di atas juga dirasakan pada pensiunan anggota Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia (ABRIl. dimana pada masa-masa ini banyak

perubahan-perubahan yang dialami anggota ABRI, seperti perubahan peran

dan perilaku. Perubahan peran seorang anggota ABRI, yang tadinya memiliki

peran penting dalam tugas dan kewajibannya, tiba-tiba berkurang bahkan

hilang disebabkan karena telah memasuki masa pensiun. Kondisi ini tentunya

berdampak pada pola perilakunya sehari-hari, misalnya saja pada

penyesuaian dirinya baik dalam suasana kerja atau lingkungan lainnya

(keluarga dan masyarakat), apalagi pada pensiunan ABRllingkup

pekerjaannya memiliki perbedaan dengan pekerjaan lainnya. Dimana,

anggota ABRI bekerja lebih banyak dHapangan dan tidak menetap serta

penuh dengan kedisiplinan. Perbedaaan tersebut diduga membuat pensiunan

anggota ABRI mengalami dampak psikologis yang cukup serius, seperti

munculnya rasa kecemasan dan stress dalam menjalankan perubahan yang

Page 19: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

7

dialaminya. Ditambah lagi persepsinya yang menganggap dirinya sudah

merasa lemah dan tidak kuat lagi seperti muda dulu (self image negatif).

Tentunya kondisi ini juga membawa dampak negatif terhadap hubungan

interpersonalnya terutama bagi mereka yang lebih muda, misalnya kurangnya

kepercayaan diri. Namun, bisa jadi hubungan interpersonalnya bertambah

baik terhadap mereka yang juga sama memasuki pensiunan.

Perubahan yang dialami oleh pensiunan ABRI di atas memang membutuhkan

penyesuaian-penyesuian terhadap kondisi yang baru dialaminya. Karena bagi

mereka yang mampu menyesuaikan kondisi tersebut tidak akah mengalami

gangguan psikologis yang digambarkan di atas, tetapi justru mereka malah

bisa membangun suasana yang lebih baik lagi, satu contoh mereka akan

mengkonsentrasikan kemampuan yang dimilikinya, entah membuka usaha

sendiri atau melibatkan dirinya dengan kesibukan-kesibukan lainnya seperti

mengikuti perkumpulan pensiun anggota ABRI, masuk dalam politik praktis,

majlis ta'lim, mambaur dalam masyarakat dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan tentang di atas, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai coping penyesuaian diri pada pensiunan

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), serta mencoba mencari

gambaran coping penyesuaian diri pada pensiunan Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (ABRI).

Page 20: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

8

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan lalar belakang masalah di alas, maka penulis lelah

mengidenlifikasi permasalahan yang ada menjadi :

1. Masalah psikologis apa saja yang dialami oleh pensiunan Angkalan

Bersenjala Republik Indonesia (ABRI)?

2. Bagaimana coping yang dilakukan pensiunan Angkalan Bersenjala

Republik Indonesia (ABRI) unluk menyesuaikan diri mengalasi masalah

psikologis lersebul? .

3. Coping apa yang dilakukan unluk menyesuaikan diri oleh pensiunan

Angkalan Bersenjala Republik Indonesia (ABRI)?

4. Faktor apa yang mempengaruhi pensiunan Angkalan Bersenjala Republik

Indonesia (ABRI) dalam melakukan coping penyesuaian dirinya?

1.3. Pembatasan dan perumusan masalah

1.3.1. Pembatasan masalah

Dalam penelilian kali ini, peneliti membalasi masalah penelilian pada:

a. Dalam penelitian ini coping diartikan hal yang dilakukan individu unluk

mengalasi luntulan yang dirasakan lidak menyenangkan alau menekan.

Adapun aspek-aspek coping yang diukur dalam penelitian ini,

menggunakan pengertian yang lelah dijelaskan oleh Smet (1994) yailu:

(1) Problem focused coping melipuli coping aktif, perencanaan, supresi,

Page 21: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

coping pengendalian, dukungan sosial. (2) Emotional focused coping

meliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif, penerimaan,

penyangkalan, dan kembali keajaran agama.

b. Penyesuaian diri dalam penelitian ini diartikan, bagaimana seseorang

bertingkah laku dengan cara tertentu, dengan melibatkan rekonsiliasi

tuntutan personal dan lingkungan. Adapun aspek atau dimensi yang

diukur, sesuai dengan penjelasan Haber dan Runyon (1984), yaitu: (1).

Persepsi yang tepat mengenai kenyataan (2). Kemampuan untuk

menghadapi stress kecemasan (3). Self-image yang positif (4).

Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan (5) Hubungan

interpersonal yang baik.

c. Pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam

penelitian ini adalah yang berpangkat Prajurit dari kesatuan batalyon

bertempat di Tangerang.

1.3.2. Perumusan masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah " Bagaimana Problem

focused coping dan Emotional focused coping yang dilakukan oleh

pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

9

Page 22: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

10

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

Untuk mengetahui bagaimana strategi coping penyesuaian diri yang

dilakukan oleh pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di

Tanggerang.

1.4.2. Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan ini, peneliti berharap hasilnya dapat

diaplikasikan secara teoritis maupun praktis.

• Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dari teori psikologi pada umumnya dan pikologi klinis pada

khususnya.

• Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

masukan bagi peneliti untuk dapat dijadikan suatu informasi dan data

yang aktual.

1.5. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini mengacu kepada APA (American

Psychological Assosiation) dengan format yang terdapat dalam pedoman

Page 23: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

11

penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Secara

keseluruhan skripsi ini ditulis dalam 5 bab yaitu :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini terbagi pada beberapa bagian, yaitu Latar Belakang Penelitian,

Permasalahan Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika

Penulisan.

Bab 2 Kajian Pustaka

Dalam bab ini, dilakukan penguraian tentang landasan teari yang digunakan

sebagai dasar penelitian. Yaitu teori tentang coping, teori penyesuaian diri

dan pensiunan, kerangka berfikir.

Bab 3 Metode Penelitian

Pada bagian ini penulis membagi kedalam beberapa bagian, diantaranya

pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, sUbjek penelitian yang

terbagi menjadi karakteristik dan jumlah subjek penelitian, instrumen

pengumpul data, prosedur pengumpulan data dan terakhir adalah analisa

data.

Page 24: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

12

Bab 4 Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran umum penelitian dan hasil

utama penelitian.

Bab 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran

Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitian yang telah

penulis lakukan beserta diskusi dan saran.

Page 25: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

14

Pendapat senada dikatakan oleh Turner & Helms (1987), pensiun berarti

berakhirnya pekerjaan yang formal dan permulaan suatu peran baru dalam

hidup, dimana ia mempunyai harapan tingkah laku tersendiri dan

membutuhkan adanya pendefinisian kembali identitas diri. Batasan ini

menekankan pada pentingnya seseorang menentukan harapan-harapan

akan tingkah laku tersendiri dan membutuhkan adanya pendefinisian kembali

identitas diri setelah pensiun. Hal ini disebabkan karena secara langsung

atau pun tidak langsung pensiun akan mempengaruhi pola hidup pensiunan

atau dapat dikatakan bahwa pada masa pensiun terjadi perubahan dari pola

hidup yang lama ketika seseorang masih bekerja menjadi pola hidup yang

baru setelah dia berhenti bekerja.

Perubahan dari status aktif bekerja kepada status pensiun adalah perubahan

yang cukup drastis. Kemampun penyesuaian diri akan teruji pada masa ini

dan ternyata didapatkan hasil bahwa semakin individu yakin dengan apa

yang ada pada dirinya serta memiliki penyesuaian diri yang baik maka

semakin kecil kecenderungan individu untuk mengalami kecemasan.

Berdasarkan penjelasaan di atas, maka penulis secara sederhana

menyimpulkan, pensiun sebagai periode krisis yang memberikan

konsekuensi positif ataupun negalif serta telah memiliki batas waktu secara

resmi sudah tidak memiliki tanggung jawab atas kewajibannya disebabkan

Page 26: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

15

oleh perubahan usia dan kesehatan, dimana ia mempunyai harapan tingkah

laku tersendiri dan membutuhkan adanya pendefinisian kembali identitas

dirinya.

2.1.1. Jenis-jenis Pensiun

Hurlock (1980) membagi jenis-jenis pensiun menjadi dua macam yaitu

sebagai berikut :

1) Early retirement (pensiun dini).

Pensiun dini, biasanya terjadi sebelum masa pensiun yang telah

ditetapkan tiba. Pekerja yang lebih memilih pensiun dini atas keinginan

sendiri biasanya akan lebih mudah menyesuaikan diri pada masa pensiun

dan merasa lebih puas dengan kehidupan mereka di masa pensiun.

2) Compulsory retirement (pensiun tepat waktu).

Organisasi dimana individu bekerja menetapkan batasan usia, dimana

semua karyawan harus pensiun pada usia yang telah ditentukan, tanpa

memperhatikan apakah mereka bersedia atau tidak. Pekerja yang memilih

untuk tetap bekerja tetapi sebenarnya sudah waktunya untuk pensiun,

seringkali kurang termotivasi untuk membuat penyesuaian yang baik

terhadap pensiun yang akan dihadapinya dan mempengaruhi keadaan

psikologis maupun fisiko Ketika penyesuaian terhadap masa pensiun

menjadi buruk akan menimbulkan stress, dan menyebabkan pensiunan

menjadi bosan, merasa tidak berguna, dan tidak bahagia.

Page 27: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

16

2.1.3. Pensiun dan dampaknya

Oadang Hawari (1988), mengatakan bahwa orang yang kehilangan

pekerjaan/jabatan (pensiun) akan merasa depresi, karena kehilangan

sesuatu itulah ia akan merasa cemas menghadapi masa depannya.

Hilangnya rasa aman dan jaminan masa depan menyebabkan seseorang

jatuh dalam kecemasan dan depresi disertai dengan keluhan-keluhan di

bidang organ-organ tubuh lainnya. Oitambahkan Oadang Hawari (1988),

bahwa orang yang kehilangan pekerjaan/jabatan itu sendiri, melainkan

terlebih lagi pada perubahan pola kehidupannya sehari-hari. Orang yang

biasa setiap hari pergi bekerja, kemudian harus tinggal dirumah dan

menganggur, maka kondisi yang demikianlah yang dapat menjadikan

seseorang jatuh dalam gangguan kejiwaan, misalnya kecemasan, depresi

dengan segala manifestasinya pada fungsi organ-organ tubuh lainnya.

2.2. Coping

2.2.1. Pengertian coping

Chaplin (2004) mengartikan coping adalah sebagai upaya atau usaha yang

dilakukan oleh individu dalam mengatasi stressor yang terjadi akibat adanya

permasalahan yang diahadapi. Chaplin (2004), menambahkan dalam istilah

Psikologi, coping dapat disebut juga coping behavior yaitu tingkah laku atau

tindakan penanggulangan setiap perbuatan individu melakukan interaksi

Page 28: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

dengan Iingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan sesuatu tugas

dengan masalah.

Sarafino (1998) mengartikan, coping merupakan suatu usaha yang dilakukan

oleh individu untuk mengatasi ketidak sesuaian antara tuntutan dari

Iingkungan dengan sumber daya yang dimiliki individu sehingga dapat

mengurangi dampak negatif dari situasi stres yang ada.

Menurut Lazarus & Launier (dalam Taylor 1999) memberikan definisi yang

tidak jauh berbeda yakni bahwa coping mengacu pada usaha antara tindakan

dan intra fisik untuk mengatasi (memperbesar, mentoleransi, mengurangi dan

memperkecil) lingkungan dan tindakan dari dalam serta konflik yang terjadi

didalamnya.

Menurut Lazarus (1976), pengertian perilaku coping pada dasarnya bisa

diekuivalensikan dengan penyesuaian diri, keduanya merupakan suatu reaksi

atau respon terhadap tekanan yang muncul. Perbedaan yang cukup

mendasar diantara keduanya adalah, bahwa penyesuaian mengandung arti

yang lebih luas, karena reaksi yang dimunculkan merupakan respon terhadap

tekanan yang muncul dari dalam diri maupun lingkungan seseorang,

sementara perilaku coping muncul sebagai mengatasi tuntutan yang

menekan. Lazarus (1976) menambahkan coping adalah upaya yang

Page 29: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

18

dilakukan oleh individu untuk menghadapi tuntutan internal maupun eksternal

yang dirasakan mengancam atau melebihi kemampuan yang dimiliki oleh

individu.

Harber & Runyon (1984) mengatakan kegiatan-kegiatan dalam perilaku

coping dengan menyatakan bahwa dalam suatu mekanisme coping juga

dilibatkan kemampuan-kemampuan khas individu seperti berfikir, persepsi,

ingatan, pemerosesan informasi, perasaan, pembelajaran, dan sebagainya

Menurut taylor (1999) mengemukakan coping dipandang sebagai suatu

proses akan didahului oleh peristiwa yang penuh dengan stress yang

dihadapi oleh individu. Penafsiran dan penilaian terhadap sumber stress

selanjutnya akan diikuti oleh respon coping dan strateginya, dalam hal ini

faktor internal dan eksternal mempengaruhi dalam pembentukan respon

coping dan strateginya. Proses selanjutnya adalah tahapan mengurangi

bahaya, toleransi dan penyesuaian terhadap peristiwa-peristiwa negatif

sebagai realisasi dari fungsi tugas coping. Hasil dari perilaku coping

merupakan proses terakhir dari terbentuknya coping. Secara sistematis

pemaparan diatas dapat dilihat bagan proses coping

Page 30: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Sumber Kesukaran dan Kesulitan Eksternal

Uang dan Dukungan Stressor Kehidupan,Waktu Sosial pristiwa daJam hidup

Ieristiwa ...... Penafsiran

f----.Respons

f-Tugas Coping :....... Hasil Coping

ang penuh dan Coping dan • mengurangi • fungsiengan Interprestasi Strategi bahaya yang copingress terhadap Pemecahan datang. • resume

stressor. MasaJah • penyesuaian untuk• menghindari terhadap penggunaan

bahaya bahaya yang aklifitas• eva/uasi negatif

,IPenggunaan Gaya Coping Seleksi terhadap pengaruh kepribadian,

terhadap respon coping dan strateginya

Sumber Kesukaran dan Kesulitan internal

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka penulis menyimpulkan secara

sederhana, coping merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu

untuk mengatasi tuntutan-tuntutan (baik eksternal maupun internal) dan

sumber-sumber yang dianggap sebagai situasi yang menekan, membebani

atau penuh tekanan serla menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan

yang terjadi dilingkungan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki

untuk menghadapi dampak negatif stres.

Page 31: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

20

2.2.2. Tujuan dan Fungsi coping

Cohen & Lazarus (dalam Taylor 1999) merumuskan usaha coping terpusat

pada lima tujuan utama, antara lain adalah:

a. Untuk mengurangi kondisi-kondisi lingkungan yang menyakitkan dan

memperbesar kemungkinan prospek penyembuhan.

b. Untuk mentoleransi atau menyesuaikan diri pada peristiwa atau

kenyataan yang tidak menyenangkan.

C. Untuk memelihara image diri yang positif.

d. l)ntuk mempertahankan keseimbangan emosional.

e. Untuk melanjutkan hubungan sosial yang memuaskan dengan orang lain.

2.2.3. Jenis-jenis Coping

Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994) secara umum menggolongkan dua

strategi coping yang biasanya digunakan oleh individu ketika menghadapi

stress yaitu :

a. Problem focused coping (coping terpusat pada masalah) merupakan

usaha individu untuk menghadapi langsung, mencari sumber stress,

mengubah lingkungan yang menyebabkan stress, berusaha untuk

menyelesaikan masalah sehingga pada akhirnya stress berkurang atau

hilang.

Page 32: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

21

Jenis Problem focused coping terbagi lima yaitu :

(1) Active coping (coping aktif), merupakan proses pengambilan langkah

aktif yang mencoba untuk memindahkan atau menghilangkan sumber

stress dan mengurangi akibat yang ditimbulkan.

(2) Planning (perencanaan), merupakan proses memikirkan upaya yang

dapat dilakukan untuk menghadapi stressor

(3) Supression of Competing activies (mengalihkan aktivitas lain),

merupakan usaha untuk mengesampingkan hal-hal lain yang dapat

mengganggu konsentrasi individu ketika menghadapi stress atau

bahkan membiarkan hal tersebut tanpa memberikan perhatian.

(4) Restraint coping (coping pengendalian diri), suatu keadaan dimana

individu menahan diri, tidak bertindak tergesa-gesa dan menunggu

sampai kesempatan yang baik untuk bertindak tiba.

(5) Seeking social support for instrumental reason (mencari dukungan

sosial berupa bantuan).Merupakan usaha individu untuk mencari

dukungan sosial dari teman dan keluarga dalam bentuk nasehat,

bantuan dan informasi yang mungkin dapat memberikan insight

individu untuk mengatasi masalah.

b. Emotional focused coping (coping berpusat pada emosional) usaha untuk

meredakan ketegangan emosi yang dirasakan sehubungan dengan stress

yang dihadapi. Maka bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang

Page 33: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

23

(5) turning to religion (kembali ke agama), bentuk strategi coping ini

ditemukan cukup berperan bagi kebanyakan orang umunya individu

berpaling kepada agama.

2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis strategi coping

Faktor yang mempengaruhi strategi mana yang paling banyak atau sering

digunakan oleh indivdu sangat tergantung pada kepribadian dan sejauhmana

tingkat stress dari suatu kondisi masalah yang dialami. Syamsu Yusuf (2004)

mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi strategi coping,

diantaranya:

1. Dukungan sosial

Dukungan sosial dapat diartikan sebagai pemberian bantuan atau

pertolongan terhadap seseorang yang mengalami stress dari orang lain

yang memiliki hubungan dekat (saudara atau temen). House

mengemukakan (dalam Yusuf 2004) bahwa dukungan social memiliki

empat fungsi, yaitu sebagai berikut:

a. Emotional support, yang meliputi pemberian curahan kasih sayang,

perhatian, dan kepedulian.

b. Appraisal support, yang meliputi bantuan orang lain untuk menilai dan

mengembangkan kesadaran akan masalah yang dihadapi, termasuk

usaha-usaha untuk mengklarifikasikan hakikat masalah tersebut, dan

memberikan umpan balik tentang hikmah dibalik masalah tersebut.

Page 34: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

24

c. Informational suppori, yang meliputi nasihat dan diskusi tentang

bagaimana mengatasi atau memecahkan masalah.

d. Instrument suppori, yang meliputi bantuan material, seperti

memberikan tempat tinggal, meminjamkan uang dan berkunjung ke

biro layanan sosial.

2. Kepribadian

Tipe atau karakteristik kepribadian seseorang mempunyai pengaruh yang

cukup berarti terhadap coping atau usaha dalam mengatasi stress yang

dihadapL Oi antara tipe atau karakteristik kepribadian tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Hardiness (ketabahan)

Hardiness ini dapat diartikan sebagai tipe kepribadian yang ditandai

dengan sikap komitmen, internal locus of control, dan kesadaran akan

tantangan.

b. Humoris

Orang yang senang humor cenderung lebih toleran dalam menghadapi

situasi stress dari pada orang yang tidak senang humor (seperti orang

yang besikap kaku dingin, pemurung atau pemarah).

Oengan kata lain Zainun Mu'tadin (2002) dalam www.e-psikologLcom, juga

menjelaskan cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan

ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisiklenergi,

Page 35: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

25

keterampilan memecahkan masalah, keterampHan sosial dan dukungan

sosial dan materi.

a. I<esehatan Fisik

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha

mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup

besar

b. Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti

keyakinan akan nasib (eksternallocus of control) yang mengerahkan

individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan

menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused

coping

c. KeterampHan Memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,

menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk

menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif

tersebut sehubungan dengan hasH yang ingin dicapai, dan pada akhirnya

melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepa!.

d. KeterampHan sosial

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan

bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nHai sosial

yang berlaku dimasyaraka!.

Page 36: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

e. Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan

emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota

keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya

f. Materi

Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang atau layanan

yang biasanya dapat dibeli.

2.3. Penyesuaian Diri

2.3.1. Pengertian penyesuaian diri

Menurut Kartini Kartono (dalam Djuhari, 1998) adjustmentberarti adaptasi

atau penyesuaian diri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pun kata

adjusment dan adaptation dapat diartikan penyesuaian diri. Lazarus (1976)

mengatakan kata adaptation lebih tertuju pada struktur biologis dan proses

survival dari spesies, sedangkan kata adjusment menekankan pada usaha

individu untuk mempertahankan diri dalam lingkungan sosial dan fisiko

"... The individual struggle to get along or survive in his or her social andphysical environment ".

26

Penyesuaian diri didefinisikan oleh Wolman (Atwater, 1983) sebagai variasi

dan perubahan tingkah laku yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan

dan memenuhi tuntutan agar supaya seseorang dapat membina hubungan

Page 37: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

27

yang harmonis dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Rathus & Navid

(1983) penyesuaian diri adalah adaptation, yaitu prilaku yang memungkinkan

untuk dapat memenuhi permintaan-permintaan dari lingkungan. Istilah

penyesuaian diri digunakan oleh psikolog. Oi dalam penyesuaian diri terdapat

dua macam peroses, yaitu dimana seseorang menyesuaikan diri dengan

keadaan-keadaan yang ada, ataupun mengubah keadaan agar sesuai

dengan kebutuhan-kebutuhan seseorang.

Harber & Runyon (1994) mendefinisikan penyesuaian diri bukan merupakan

sesuatu keadaan, melainkan proses berkelanjutan selama hidup.

Berdasarkan konsep proses tersebut, maka penyesuaian diri yang efektif

terukur dengan cara melihat bagaimana seseorang mengatasi keadaan yang

selalu berubah.

Harber & Runyon menambahkan (dalam Atwater, 1983) menyatakan bahwa

istilah penyesuaian diri dipergunakan dalam berbagai cara penyesuaian diri

dapat berarti menjadi terbiasa dengan atau belajar untuk hidup dengan.

Menjadi terbiasa dengan keadaan-keadaan tertentu dapat menjadi

penyesuaian diri yang efektif ketika lingkungan sosial sulit untuk diubah.

Oisini penyesuaian diri merujuk pada ciri-ciri bahwa seseorang harus

menerima segala sesuatu dimana ia tidak memiliki kendall. Penyensuaian diri

Page 38: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

yang efektif merupakan penerimaan keterbatasan yang tidak dapat diubah

manakala memodifikasi secara aktif dapat dilakukan.

Sementara itu menurut Mustahfa Fahmi (dalam Zakiah Daradjat, 1982)

peroses penyesuaian diri adalah dinamika yang bertujuan mengubah

kelakuan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan

lingkungannya.

Sedangkan Feldman (1989) mengatakan bahwa, disadari atau tidak,

penyesuaian diri memainkan peranan penting di dalam eksistensi setiap

orang, seperti kita mencari tempat di dunia dan makna dibalik kegiatan-

kegiatan sehari-hari.

"... the efforts of people make to meet the demands and challenges placedupon them by the world in which they live .... ".

28

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan secara sederhana

bahwa penyesuaian diri merupakan sebuah proses psikologis, yang

dilakukan untuk memenuhi permintaan-permintaan dari lingkungan atau

dalam menghadapi berbagai masalah yang terus berubah selama hidup dan

menjadikan perubahan-perubahan atau kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan kepuasan dalam hubungannya dengan orang lain dan juga

Iingkungannya.

Page 39: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

29

2.3.2. Penyesuaian diri yang efektif

Menurut Haber & Runyon (1984), terdapat beberapa karakteristik yang

digunakan untuk menilai apakah penyesuaian diri seseorang dapat dikatakan

efektif, yaitu:

1. Persepsi yang tepat mengenai kenyataan

Ketepatan persepsi seseorang mengenai kenyataan ditandai dengan

kemampuan untuk mengetahui konsekuensi dari setiap tindakannya.

Dengan persepsi yang tepat akan kenyataan, seseorang akan mampu

menentukan tingkah laku yang sesuai dengan konsekuensinya. Indicator

lain dari ketepatan persepsi akan kenyataan adalah adanya tujuan yang

realistik dan sesuai dengan keadaan dirinya.

2. Kemampuan untuk menghadapi stress kecemasan

Stress dan kecemasan merupakan hal yang sering mengganggu

kehidupan seseorang. Penyesuaian diri yang efektif adalah apabila

seseorang mampu mengatasi kecemasan dan stress ini dengan cara

membuat tujuan jangka pendek lebih yang lebih mudah dicapai sehingga

timbul perasaan puas dan bahagia. Bila tujuan ini tercapai maka individu

akan menjadi puas, bila tidak tercapai maka akan menjadi kecewa dan

cemas.

3. Self-image yang positif

Diri seseorang terdiri dari dua hal, yaitu konsep yang ia sendiri percayai

atau pemahaman akan diri sendiri dan konsep yang dipersepsikan oleh

Page 40: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

30

orang lain. Kedua hal inilah yang kemudian menjadi bahan penilaian dari

kualitas penyesuaian diri seseorang. Ketika pemahaman akan diri sendiri

sejalan dengan konsep yang dimiliki oleh orang lain, penyesuain diri

seseorang dapat dikatakan memuaskan dan sebaliknya. Self-image yang

positif memang penting bagi penyesuain diri yang efektif tetapi tidak

berarti melupakan kenyataan yang ada. Untuk memiliki Self-image yang

positif seseorang harus menyadari baik kelebihan maupun

kekurangannya sehingga dapat mengetahui potensi yang dimiliki.

4. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan

Orang yang sehat secara emosional mampu mengekspresikan

perasaanya dengan cara yang realistik dan dapat dikontrol. Selain itu,

ekspresi perasaan yang ditunjukan juga harus sesuai dengan situasi dan

kondisi yang sedang dihadapi serta tidak merugikan orang lain.

5. Hubungan interpersonal yang baik

Setiap orang mengingunkan hubungan yang memuaskan dengan orang

lain untuk membuat hidupnya lebih bermakna. Orang yang memiliki

penyesuaian diri yang baik memiliki keterlibatan dan keintiman yang

cukup kuat dengan orang lain. Mereka merasa kompeten dan nyaman

terhadap hubungannya dengan orang lain dengan tetap menyadari bahwa

dalam setiap hubungan terdapat kemungkinan terjadi hal yang

menyakitkan.

Page 41: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

31

Haber & Runyon (1984), mengatakan penyesuaian diri yang efektif terjadi

ketika seseorang dapat menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah dan

senantiasa memodifikasi keadaan yang biasa diubah. Kedua hal tersebut

ditunjukan untuk mencapai keselarasan antara diri dengan keadaan yang

sedang dihadapi. Haber & Runyon (1984), menambahkan bahwa penilaian

terdapat penyesuaian diri juga dapat dilihat dari sejauh apa seseorang dapat

mengatasi perubahan-perubahan yang terus terjadi dalam hidupnya.

Sedangkan menurut Schneiders (1964), penyesuaian diri adalah suatu

proses perilaku secara internal dan eksternal untuk manghadapi suatu

masalah akibat stress, konflik, frustasi, dan masalah lainnya yang berarti bagi

individu. Selanjutnya Schneider (1964) juga mengatakan bahwa penyesuaian

diri merupakan : suatu proses yang mencakup mental dan tingkah laku,

dimana individu berusaha mengatasi tuntutan-tuntutan kebutuhan, frustasi,

dan koflik, serta mampu membentuk keselarasan antar tuntutan dalam dirinya

sendiri dengan norma-norma masyarakat dimana individu tersebut tinggal.

Kemampuan menyesuaikan diri dalam diri seseorang bukanlah hal yang

mudah untuk diukur. Terdapat beberapa cara untuk menilai penyesuaian diri.

Dulu, penyesuaian diri dianggap efektif bila tidak ada tanda-tanda yang dapat

membuat seseorang disebut abnormal. Sekarang, cara tersebut telah

digantikan oleh pendekatan yang lebih bersifat positif. Pendekatan ini lebih

Page 42: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

33

Sebenarnya pengaruh itu, bukanlah dari faktor frustasi itu sendiri, akan

tetapi bergantung kepada cara orang memandang faktor itu. Sesuatu hal

yang sama-sama dialami oleh dua orang, mungkin salah seseorang akan

merasa tertekan sekali oleh hal tersebut, tapi oleh yang lainnya dianggap

hal yang biasa saja. Jadi frustasi itu adalah disebabkan oleh tanggapan

terhadap situasi. Tanggapan itu dipengaruhi oleh kepercayaan kepada

Iingkungan.

Kepercayaan pada diri timbul apabila setiap rintangan atau halangan

dapat dihadapi dengan sukses. Sukses yang dicapai itu akan membawa

kepada kegembiraan, dan kegembiraan menumbuhkan kepercayaan diri.

Selanjutnya kepercayaan diri akan menyebabkan orang optimis dalam

hidup, setiap persoalan dan problem yang datang akan dihadapi dengan

hati yang tenang, sehingga penganalisaan terhadap problem itu dapat

dilakukan.

2. Konflik

Konflik jiwa atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam

dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain,

dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.

Lebih jauh lagi Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa konflik dapat di bagi

beberapa macam, yaitu : pertama, pertentangan antara dua hal yang

diingini, yaitu adanya dua hal yang sama-sama diingini, tapi tidak mungkin

diambil keduanya. kedua, pertentangan antara dua hal, yang pertama

Page 43: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

34

diingini sedangkan yang kedua tidak diingini. Konflik ini terjadi apabila dua

macam keinginan yang bertentangan satu sama lain atau antara dua hal

saling menghalangi antara satu dengan lainnya. Dari satu segi ingin

mencapainya, tapi dari segi lain ingin menghindarinya. ketiga,

pertentangan antara dua hal yang tidak diingini, yaitu orang menghadapi

situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi.

3. Kecemasan

Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang

bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan

perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).

Zakiah Daradjat (2002), menambahkan bahwa kecemasan itu mempunyai

segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa

berdosa/bersalah, terancam dan segalanya. Juga ada segi-segi yang terjadi

diluar kesadaraan dan tidak biasa menghindari perasaan yang tidak

menyenangkan itu. Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan dan

penyakit jiwa, dan ada bermacam-macam pula, diantaranya : pertama, rasa

cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang

mengancam dirinya. Cemas ini lebih dekat kepada rasa takut, karena

sumbernya jelas terlihat dalam pikiran. kedua, rasa cemas yang berupa

penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Yang paling sederhana ialah

cemas yang umum, dimana orang merasa cemas (takut) yang kurang jelas,

Page 44: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

35

tidak tertentu dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu

mempengaruhi keseluruhan diri pribadi. Ada pula cemas dalam bentuk takut

pada benda-benda atau hal-hal tertentu, misalnya takut melihat darah,

serangga, binatang-binatang kecil, tempat yang tinggi, atau keramaian. Ini

berati bahwa obyek yang ditakuti tidak seimbang dengan bahaya yang

mungkin ditimbulkan oleh benda-benda tersebut atau tidak berbahaya sama

sekali. Selanjutnya ada pula cemas dalam bentuk ancaman, yaitu kecemasan

yang menyertai gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa. Orang mersa

cemas karena menyangka akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan,

sehingga ia merasa terancam oleh sesuatu itu. ketiga, cemas merasa

berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan

keyakinan atau hati nurani. Cemas ini sering pula menyertai gejala-gejala

gangguan jiwa, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.

Gejala-gejala cemas ada yang bersifat fisik dan ada pula yang bersifat mental.

Gejala fisik yaitu : ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur,

pukulan jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan

hilang, kepala pusing, nafas sesak dan sebagainya. Gejala mental antara lain

sangat takut, mersa akan ditimpa bahaya atau kecelakan, tidak biasa

memusatkan perhatian, tidak berdaya/rendah diri, hi lang kepercayaan pada

diri, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan hidup dan sebagainya. Dengan

ringkas dapat dikatakan, bahwa cemas itu timbul karena orang tidak mampu

Page 45: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Kesiapan memasuki masa pensiun merupakan hal yang terpenting karena

pada masa ini seseorang akan dihadapkan pada hal-hal yang baru, yakni

hilangnya tugas dan kewajibanya dalam pekerjaan yang ditekuninya. Hal

ini membuat seseorang mangalami keterasingan dalam hidupnya. Kondisi

seperti ini membuat para pensiunan membutuhkan penyesuaian­

penyesuaian diri yang baru agar kehidupanya tetap berlanjut tanpa

memunculkan permasalahan hidup.

Kebanyakan orang yang memasuki masa pensiun melakukan pengalihan

dirinya (coping penyesuaian diri) dengan melakukan beragam kesibukan.

Ada orang yang setelah mamasuki masa pensiun menyibukkan dirinya

dengan memperbanyak beribadah (ikut dalam majlis ta'lim, arisan, senam

jantung dan lain sebagainya), namun ada juga orang yang menyibukan

dirinya dengan membuka usaha demi menyambung hidup keluarganya.

Hal ini wajar dilakukan mengingat pada saat tersebut seseorang telah

terlepas dari tugas dan kewajibannya dari pekerjaan yang sebelumnya di

tekuninya.

Gambaran diatas membuat penulis dapat menyimpulkan secara

sederhana mengenai pengertian coping penyesuaian diri khususnya pada

pensiunan yaitu, usaha seseorang dalam menjalani kehidupannya dari

37

Page 46: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

~·-···~·""··_~·-~~~·-·'··--l

U· A ". n'" lJj') i y" 0' , ti,:A,:;~~ r,~" I. HJ "t\\(H[iH~ fit ,,' Pi N!t1U,J~h JH~'\jn.if1dH!

\ --,.,-->~"-~,,-~----"~, !

situasi yang baru yang disebabkan telah hilang tugas dan kewajibanya

dalam pekerjaan yang ditekuninya.

2.5. Kerangka Berfikir

38

Tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau

jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya,

karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,

jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Masa pensiun juga seringkali

dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang

masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu

kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Oleh karenanya, sering

terjadi orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup

santai, sebaliknya, ada yang justru mengalami problem serius (kejiwaan atau

pun fisik),

Perubahan yang dialami pada masa pensiun berdampak pada psikologis

cukup serius, karena memang pada masa ini seseorang dituntut untuk dapat

menyesuaikan dirinya pada lingkungan dan kondisi yang baru. Bagi mereka

yang tidak memiliki kesiapan, tentu akan mengalami hambatan beradaptasi

dalam kondisi baru tersebut, namun sebaliknya bagi mereka yang merasa

sudah siap tidak memiliki kendala dan masalah apapun, karena kebanyakan

Page 47: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

39

orang yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagian dalam

hidupnya, karena ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, baik dalam

kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada

umumnya. Tak jarang pula banyak orang-orang mengalami stres dan depresi

disebabkan oleh kegagalan rnereka dalam penyesuaian diri dengan kondisi

yang penuh dengan tekanan.

Untuk mengantisipasi dan meminimalisir tekanan dari kondisi baru dalam

penyesuaian diri terutama bagi mereka para pensiunan, kebanyakan mereka

melakukan pengalihan diri yaitu dengan melakukan coping penyesuaian diri,

diantaranya yaitu menyibukan diri dengan berbagai aktivitas seperti:

membuka usaha sendiri, ikut perkumpulan-perkumpulan, berbaur dengan

masyarakat setempat) atau mendekatkan diri pada TuhanNya dan yang

lainnya. Begitu juga pada pensiunan Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia (ABRI). Namun, dikarenakan perbedaan Iingkup kerja yang dijalani

anggota ABRI, yakni suasana yang penuh dengan kedisiplinan dan berada

pada lingkup lapangan, artinya seringkali tidak menetap pada satu lokasi,

diduga membuat pensiunan anggota ABRI mengalami kesulitan yang

membutuhkan penyesuaian diri extraintensive.

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk membuat alat ukur yang valid dan

reliabel serta memenuhi persyaratan analisa item, juga mempunyai tujuan

Page 48: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

40

untuk dapat meneliti coping penyesuaian diri tentu saja pada pensiunan yang

dituju oleh pengukuran alat tes akan mewakili dari setiap populasi dan untuk

menunjukkan posisi relatif.individu secara normatif, sehingga nantinya dapat

dibandingkan dengan hasil tes orang lain.

Gambar 2.2.

Bagan kerangka berfikir

Dampak yangdimunculkan

Kondisi fisik :1. lemah2. cepat lelah3. lamban

Masa H ABRI I CopingPensiun Penyesuaian diri

Kondisi psikis :1. mudah lupa2. konsentrasi berkurang3. cemas4. stress

Perubahan yangdialami

Page 49: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Alsa, 2003) penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya terwujud

bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), yang dianalisis

menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya spesifik.

Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan ini adalah berharap agar

memperoleh gambaran umum yang lebih objektif dan terukur yang diperoleh

dari penelitian kuantitatif yang bersifat deskritif, dimana data dan hasilnya

diolah dan disajikan dalam bentuka angka-angka dan mengeksplor gambaran

dari sampel penelitian mengenai pandangan mereka terhadap coping

penyesuaian diri pada pensiunan.

Page 50: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

42

3.1.2. Metode penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskritif. Travers

(dalam Sevilla, 1993), menjelaskan bahwa tujuan utama dalam

menggunakan penelitian deskritif adalah untuk menggambarkan sifat suatu

keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan

memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Sevilla (1993)

menambahkan bahwa penelitian deskritif tidak memiliki kekuatan untuk

mengontrol hal-hal yang sementara terjadi dan hanya dapat mengukur apa

yang ada. Metode deskritif dalam penelitian ini akan menggambarkan sifat

dan perilaku coping penyesuaian dirinya pada pensiunan anggota ABRI.

3.1.3. Definisi variabel dan operasionalisasi variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah coping penyesuaian diri, artinya suatu

usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan (baik

eksternal maupun internal) dan sumber-sumber yang dianggap sebagai

situasi yang menekan, membebani atau penuh tekanan serta menimbulkan

perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi dilingkungan dengan

menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi dampak negatif

stres. Dalam hal ini coping penyesuaian diri yang dilakukan oleh ABRI

Singarimbun dan Effendi (1995) mengemukakan bahwa definisi operasional

adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur

Page 51: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

43

suatu variabel. Pengoperasionalan variabel dilakukan dengan menentukan

indikator-indikator perilaku adalah bentuk-bentuk perilaku yang

mengindikasikan ada tidaknya suatu atribut psikologis. Rumusan indikator

perilaku l;Jerdasarkan ciri atau dimensi dari suatu variabel yang telah

dipaparkan dalam kajian teori. Indikator-indikator tersebut dapat

dikuantifikasikan karena memiliki rumusan sangat operasional serta tingkat

kejelasanya dapat diukur (Azwar, 2003).

Definisi operasional coping penyesuaian diri pada pesiunan angkatan

bersenjata republik indonesia (ABRI), adapun aspek-aspek coping yang

diukur dalam penelitian ini, menggunakan pengertian yang telah dijelaskan

oleh Smet (1994), yaitu: (1) Problem Focused Coping meliputi coping aktif,

perencanaan, supresi, coping pengekangan, dukungan social. (2) Emotion

Focused Coping meliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif,

penerimaan, penyangkalan, dan kembali keajaran agama.

3.2. Pengambilan sampel

3.2.1. Populasi sampel

Gay (dalam Sevilla 1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok di mana

peneliti akan mengeneralisasikan hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini

Page 52: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

44

yang merupakan populasi adalah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

(ABRI) di Tangerang.

$ampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap

dapat menggambarkan populasi. Menurut Ferguson (1976) sampel adalah

beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari

suatu populasi. Sesuai dengan pendapat Gay (1976) bahwa jumlah sampel

untuk melakukan penelitian deskriptif adalah 10% dari jumlah populasi.

Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20%.

Mengingat sangat kecilnya populasi, maka pada penelitian ini mengambil

sampel sebanyak 42 persen atau 40 orang dari 97 jumlah anggota pensiunan

ABRI yang terdaftar di Persatuan Purnawirawan (PEP) ABRI daerah

Jatiuwung-Tangerang.

Penempatan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemampuan

penulis berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan dana sampel dalam

penelitian ini adalah pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

(ABRI) yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Pensiunan ABRI

2. Berdomisi di daerah Jatiuwung-Tangerang .

3. Korps Angkatan Darat

Page 53: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

46

Guna menghindari kecenderungan responden untuk "mengamankan" dan

untuk menempatkan jawaban mereka di tengah sebagai angka netral (dalam

Sevilla, 1993). Maka peneliti menghilangkan angka netral dan mengurangi

skala menjadi empat angka, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan

Sangat Tidak Setuju.

TabeI3.1.

Penskoran skala Likert

Favorable

Unfavorable

SangatSetuju (SS)

4

'I

Setuju(5)

3

2

Tidak5etuju(T5)

2

3

SangatTidak 5etuju

(5T5) .1

4

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan angket dalam bentuk skala likert. Adapun skala untuk

mengukur coping menggunakan skala yang dikembangakan oleh Bart Smet

(1994) yang telah dimodifikasi dengan mengaitkan teori-teori penyesuaian diri

yang ada. Skala ini terdiri dari dua aspek, yaitu Problem focused coping,

Emotional focused coping. Berikut adalah tabel Blue Print coping:

Page 54: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

TabeI3.2.

Blue Print Skala Coping penyesuaian diri

47

I

No I Aspek Indikator1. IProblem focused coping . - Coping aktif

- perencanaani - mengalihkan aktivitas lainI - coping pengendalian,

- mencari dukungan sosial berupabantuan

2 Emotional focused coping - dukungan social emosional

I- penilaian kembali secara positif dan

pertumbuhanI - penerimaar.I - penyangkalani - kembali keajaran agama..

.5.4. -reknik uji ins:rument penelitian

3.4.1 Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas dari setiap item pertanyaan skala coping

penyesuaian diri pada pensiunan ini menqgunakan bantuan SPSS 11.0

dengan rumus kolerasi product moment dari pearson (Arikunto, 1998) yaitu:

Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment

LXY = Jumlah hasil perkalian antara skor item dan SKor total

LX = Jumlah skor item

LY = Jumlah skor total

n = Jumlah subyek

Page 55: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

49

3.5. Analisis data

3.5.1. Analisis Aspek

Dengan menggunakan fungsi-fungsi logika "IF" pada program Excel unt' 'k

melihat perbandingan dua logika atau lebih, dengan melihat angka standar

deviasi dan mean (rerata) (Yahya kurniawan, 2007).

3.5.2. Analisis Indikator variabel

Dengan menggunakan rerata X" LIl

L = Jumlah skor per indikatorn = Jumlah subyek

3.6. Tahap penelitian

1. T?hap persiapan

a. Dimulai dengan perumusan masalah

b. Menentukan variabel yang akan diteliti

C. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan

landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian

d. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian ini

2. Tahap pengambilan data

a. Menentukan sampel penelitian

b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan pene!itian dan meminta

kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner.

Page 56: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

50

c. Melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur

berupa skala coping penyesuaian diri pada pensiunan angkat

bersenjata republik Indonesia (ABRI).

d. Memeriksa kembali jika ada item-item yang terlewatkan oleh

subjek dan memberikan instruksi pada subjek agar melengkapi

semua item-item kuesioner.

3. Tahap pengolahan data

a. Melakukan skoring setiap hasil angket yang telah diisi oleh

pensiunan angkatcJn bersenjata republik Indonesia (ABRI), yang

menjadi sami-'el penelitian

b. Melakukan analisa data dengan menghitung validitas dan

reliabilitasnya untuk menghitung hasil.

4. Tahap pembahasan

a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisa statistik

berdasarkan teori

b. Merumuskan keseimpulan hasil penelitian dengan

memperhitungkan data penunjang yang diperoleh.

Page 57: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

BAB4

PRESENTASI DAN ANAUSA DATA

4. 1. Gambaran Umum Responden

Gambaran umum responden dalam penelitian ini berdasarKan pangkat, usia.

Subjek dalam penelitian ini adalah 40 pensiunan ABRI Tangerang.

TabeI4.1.Gambaran subjek berdasarkan pangkat

Pangkat I Frekuensi r' Prosentase- Pelda -'1~~"";4~~~1~~";"1O~%~~~

Koptu 11 i 2/,5%f---"'S:':e:J:rm'::a=---+--::3::-- 7 5 7%;----..~

Peltu 5 12,5% ~

Serda 5 12,5 % II----:::Sersan 1 2,5 % '

Sertu 4 10 %Serka 7 I 10 %

Jumlah 40······· . t~·~·~1'::00~%~~J

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui, bahwa jumlah keseluruhan subjek

sebanyak 40 orang terdiri dari delapan pangkat. Adapun subjek yang paling

banyak yang berpangkat Koptu sebanyak 11 orang (27,5 %) dan yang paling

sedikit yang berpangkat Sersan sebanyak 1 cang (2,5 %). Semua subjek

penelitian bb,'jenis kelamin laki-Iaki.

Page 58: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

52

TabeI4.2.Gambaran subjek berdasarkan usia

Rentang usia Frekuensi Prosentase55 tahun 6 15 %57 tahun 4 10 %

I

58 tahun 2 5%59 tahun 2 5%60tahun 6 15 %61 t::lhun I 4 10 %

I 62 tahun 2 5%63 tahun 2 5%

! 64 tahun 2 2% I

I 65lahun 1 2,5 % If-

JI 67tahun 2 5%i-- 68tahun 2 5%

69 tahun 1 2,5 ufo

~71 tahun 1 2,5 %72tahun 1 2,5 % I

! JumlClh 4li 100 %

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahul, bahwa subjek yang diteliti berusia

antara 55 - 72 tahun. Adapun subjek yang paling banyak usia 55, 60 tahun

yakni berjumlah 6 orang (15 %), sedangkan subjek paling sedikit usia 65, 69,

71, 72 yakni berjumlah 1 orang atau 2,5 %.

Page 59: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

53

4.2. Presentasi data dan Anaiisa Data

4.2.1. Uji instrumen penelitian

Berdasarkan uji instrumen penelitian diketahui bahwa hasil uji coba skala

Coping yang berjumlah 74 item disebarkan kepada 40 pensiunan ABRI

Tangerang, maka diperoleh item valid sebanyak 39 item. Hanya data yang

valid saja yang kemudian dipakai sebagai data untuk penelitian sedangkan

item yang tidak valid sebanyak 35 item. Adapun pernyalaan yang favorable

sebanyak 24 item. Sedangkan pernyataan yang unfavorable pada penelitian

scbanyak 15 item, diperoleh hasil pada tabel sebagai berikut :

TabeI4.3.Blue Print Skala Coping penyesuaian diri

._..~.Indikator Total!Fav Unf

- Coping aktif 1,3,5,8,11 1 2,4,6,9,12 38- perencanaan 7,10,13,15 14,16,18- mengalihkan aktivitas 17,23,29, 1 19,22,28

lain 32,37 I

- coping pengendalian 20,25,31,34 24,27,30- mencari dukungan 21,26,36,38 33,35

sosial berupa bantuan- dukungan social 39,41,43 40,42,44 36

emosional- penilaian kembali 45,50,53,55 46,48,52

secara positif- penerimaan 47,51,57 54,56,58

I penyangkalan 59,61,63,65, 60,62,64,-70 , 71

- kembali keajaran 66,68,49,72, i 67,69,73aqama 74 I

42 32 74

2 Emotionalfocusedcoping

Total'------'-

I NoT Aspek~11. IPml)lem­fOClisedcoping

Page 60: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

TabeI4.4.

Blue Print Skala Coping penyesuaian diri setelah uji coba (Tryout)

54

No Aspek =+= Indik'ltor r Fav hz. Unf Troial i1. Problem - Coping aktif i 1 3** 5* 8 i 38

focused II ! I "

2,4,6,9**,11 ** 1 12** [!

coping I Pere"canaan 17,10,13**, I 141618**I- i l , I

i 15* ,I

I I

119**,22,28 i- mengalihkan aktivitas 1 17,23,29,lain 32** 37**

[24**,27*,II '

I - coping rengendalian I 20** 2531 *1

II l' I

134 i 3(* II ,

I - mencari dukungan i 21 **,26,36, 33,35 I

I sosial berupa bantuan 138**2 Emotional 1 - dukunga'l social ! 39** 41 ** 43* ' 40**,42**, 36

focused emosional I ' , 44**i

coping - penilaian kembali I 45** 50** 53 46**,48,52I I "

secara pC"sitif ' 55- penenmaan 1 47* 51 ** 57 1 54,56*,58*, ,- peny'angkalari 59,6163*,65 60*,62,64, ,

,70* 171- kembali kedjaran 11:::3* 6849** 67**,69*,73

agama 172*~ 74 ',

Total 42 32 74

Keterangan:** : valid pada tarat signifikansi 0,01* : valid pada tarat signifikansi 0,05

Page 61: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

TabeI4.5.

Blue Print Skala Coping penyesuaian diri untuk Penelitian

55

No Aspek Indil\ator Fav Unf I Total I1. Problem - Coping aktif 1,2,4 3,5 18 I

Ifocused - perencanaan 6,7 8

Icoping - mengalihkan aktivitas lain 15,17 9

I coping pengendalian 10,14,16 12,13 ,-II - mencari dukungan sosial 11,18

I beruoa bantuan2 Emotional - dukungan sosial emosional 19,21,23 20,22,24 21

I focused - penilaian kembali secara 75,29 26I

coping I positif

II

- penerimaan 27,30 31,32- penyangkalan 33,37 38

Ikembali keajaran 8CJama /28,34,39 ·35,36-

III

I~I Total I_...-~-- ---

24 15 39_._--

Setelah uji coba (Tryout), maka didapati 39 item yang dinyatakc:n valid yaitu

[Jdda aspek problem focused coping spbanyak 18 item (Fav 12 dan Unf 6),

adapun pada aspek emotional focused coping sebanyak 21 item (Fav 12 dan

Unf 9).

Bedasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan formula Alpha

Croncbach, maka dihasilkan koefesien reliabelitas Alpha = 0,735. Dalam hal

ini, alat ukur skala coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI dapat

dikatakan reliabel.

Page 62: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

56

4.2.2. Analisis Aspek

Hasil penelitian berdasarkan pengelompokan pada aspek coping yang lerdiri

dari dua aspek, yaitu aspek problem focused coping dan aspek emotional

focused coping didapati dalam tabel sebagai berikut:

TabeI4.4.Pengelompokkan subyek berdasarkan aspek coping

Kategori I Frekuen-es-ei-+_P-er-e0,=s::-:e,::,-n=-=t",as-=..e--lProblem focused copinSLJ_,_:::-19-;-_-t-_-;::4:::-7,-::,5:-;;0,=%-;-oEmotion focused COPII:;] I 21 i 52,50%,~

Total ', LT_--'-40=----1[ 100.00% I

Dari tabel di ataw, dapat diketahui bahwa pengelompokan subjek berdasarkan

aspek coping, Jidapati 19 orang \47,50 Ufo) menggunaKan problem focused

coping, sedangkan 21 orang (52,50 %) menggunakan emotional focused

coping Hal ini menunjukkan bahwa emotional focused coping lebih banyak

dipilih dibandingkan dengan problem focused coping dalam penyesuaian diri

subyek penelitian,

Hasil pengelompokan aspek coping di alas dapat diasumsikan bahwa,

kebanyakan pada pensiunan anggota ABRI melakukan coping penyesuaian

diri berpusat pada emosi untuk meredakan ketegangan emosi yang dirasakan

sehubungan dengan stress yang dihadapi,

Page 63: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

58

Hasil pengelompokan indikator coping di atas dapat diasumsikan bahwa,

kebanyakan pada pensiunan ABRI lebih banyak menggunakan dukungan

sosial emosional adalah usaha untuk mendapat dukungan mor,?l, simpati

atau pengertian dari orang lain. Sedangkan untuk coping pengendalian

adalah dimana keadaan individu untuk menahan diri, tidak bertlndak tergesa­

gesa dan menunggu sarnpai kesempatan yang baik untuk bertindak tiba-tiba.

Page 64: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI sebagai

berikut •

1. Cnping penyesuaian diri dalam mengatasi masalah yang dilakukan oleh

pensiunan ABRI Tangerang didapati ::>2,5 % menggunakan i:::motion

focused coping dan 47,5 % menggunakan Problem fr)Cused coping.

2. untuk Problem focused coping pensiunan ABRI Tangerang lebih banyak

menggunakan coping pengendalian sedangkan untuk Emotion focused

coping pensiunan ABRI Tangerang lebih banyak menggunakan dukungan

sosial emosional

5.2. Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kebanyakan anggota ABRI

di daerah Tangerang yang telah memasuki masa pensiun melakukan coping

penyesuaian diri lebih terpusat pada emosinya. Hal ini disebabkan karena

kebany8kan pensiunan anggota ABRI di daerah Tangerang akan

Page 65: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

60

mendapatkan tunjangan hari tua atau dana pensiun, sehingga mereka tidak

terlalu meneemaskan akan kehilangan pendapatan atau penghasilannya.

Namun hal yang membuat para pensiunan anggota ABRI merasa eemas

yaitu suasana baru yang akan dihadapinya, misalnya eemas akan kehilangan

teman kerja, kesendirian, eemas untuk membangun 'Interaksi dengan

lingkungan baru dan yang lainya. Hal ini sesuai sengan pendapat Lazarus

dan Folkman (dalam Smet, 1994) yang menggolongkan dua strategi copin!;

yang biasanya digunakan oleh individu yaitu : 1) Problem focused coping

(coping tec;Jusat paGa masalah) merupakan usaha individu untuk

menghadapi langsung, meneari sumber stress, mcngubah lingkungan yang

menyebabkan stress, be, usaha untuk n,enfciesaikan masalan 3ehingya

pada akhirnya stress berkur::;ng atau hilang. 2) Emotional focused coping

(coping berpusat pada emosional) usaha untuk meredakan ketegangan

emosi yang dirasakan sehubungan dengan stress yang dihadapi. Dimana,

bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang penuh stress, individu akan

eenderung untuk mengatur emosinya.

Setelah !Jenulis melakukan analisa dari masing-masing indikator, didapati

keterangan bahwa pensiunan anggota ABRI di daerah Tangerang

kebanyakkan melakukan dukungan sosial emosional yaitu usaha seseorang

untuk mendapatkan dukungan moral, simpati atau pengertian dari orang lain.

Page 66: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

61

Hal ini bisa terlihat dari beberapa kegiatan-kegiatan yang banyak dilakukan

oleh anggota pensiunan ABRI seperti arisan, pengajian dan lain-lain.

Coping penyesuaian diri memang merupakan suatu hal yang wajar bagi para

pekerja begitu juga pada anggota ABRI yang telah memasuki masa pensiun,

karena hal ini berkaitan dengan efektifitas dan produktifitas kinerja yang

semakin menurun sebagaimana y::mg telan dijelaskan pada teori-teori yang

ada. Namun dari hasil penemuan peneliti di lapangan, bahwa kebanyakan

anggotu pensiunan ABRI melakukan coping penyesuaian diri lianQ 0"ragam,

diantaranya yaitu mengganti dan melakukan kesibukan dengan berdagang,

bekerja pada perusahaan swasta menjadi bagian keamanan, rr.3ngikuti

lembaga perkumpulan pensic;l, dan memperbanyak rutinitas ibadah. Aktivitas

baru yang dilakukan pensiunan ABRI di atas merupakan penyesuaian dirinya

terhadap kondisi baru yang dialaminya. Dengan demikian mereka dapat

menimalisir gangguan psikologis yang seringkali dialami dari kebanyakan

orang saat memasuki masa pensiun. Aktivitas baru yang berada pada

Lembaga Pensiunan Purnawirawan ABRI di Kelurahan Jati Uwung

Tangerang bisa dikatakan sebagai coping penyesuaian diri. Dimar,a aktivitas

yang sering dilakukan lebih mengarah pada pengalihan diri dari situasi lama

ke situasi yang baru seperti arisan, melakukan pengajian bagi muslim,

melakukan bisnis dar. yang lainnya.

Page 67: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

62

5.3. Saran

Berdasarkan temuan di atas, maka penulis dapat menyarankan kepada

seluruh pembaca dan peneliti-penelili selanjutnya sebagai berikut:

1. Bagi para penelili selanjutnya disarankan untuk meneliti dampak dan

stralegi coping yang dilakukan pada masa pensiun dengan didukung alaI

pengukur atau skala dan rnenguji dengan mengaitkan dengan varibe: lain.

2. DisarE"lkan pul& bagi peneliti untuk menggunakan sampel penelitiar. pada

para pensiunan pekerja swasla sebagai alasan lebih kepada jaminan

tunjangan masa pensiun yang lebih beragam.

Page 68: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

DAFTAR PUSTAKA

At Water, East Wood (1983). Psychology Of Adjustment. New Jersey: Prentice

Hall.

Dadang Hawari, (1988). I<ongres Nasional Ikatan Dokter Ahli jiwa Indonesia

(IDAJD), Ujung Pandang.

Dadang Hawari, (2001). IImu I<edokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :

PT. Dana Bhakti Primayasa.

Eka Shinta, (1995). Perilaku Coping dan Dukungan Sosial pada Pemuda

Penganguran : Studi Deskritif terhadap Pemuda Pengaguran di Perkotaan.

Jurnal Psikologi Indonesia. 1, 34-42. Depok : Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia

Pusat (ISPSI), Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Feldman Robert S (1989). Adjusment Applying Psychology Ina Complex World:

United States Mc Graw. Hill

Harbert & Runyon. (1984). Psychology OfAdjusment. Home Wood: Dorrsey

Press.

Hurlock Elizabeth B. (1997) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga. Jakarta.

lazarus, R.S. (1976). Patterns Of Adjusment. Tokyo: Mc Graw Hill

Rathus & Nevid (1983). Adjusment and Growth. New York: CBS Collge.

Santrock John.W. (2002). Psychology Essential. Mc Graw Hill.

Page 69: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Sarafino, Edwar. P (1998). Helth Psychology: Biopsychology Interaction. New

York: John Wiley and Sons, Inc.

Saifuddin Azwar. (1997). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sevilla, dkk. An Induction to Research. Pengantar Metode Penelitian. Alimuddin

Tawu (terj). (1993). Jakarta: UI Press.

Smet, Bert. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Wirasarana

Indonesia.

Schneider A. Alexander. 1964. Personal Adjusment and Mental Health. New

York: Holt, Renehart and Winston.

Taylor, E. Shelly. (1999). Helth Psychology, New York: Mc Graw Hill.

Yusuf, Samsu. (2004). Mental Hygiene. Bandung : Bani Quraisi.

Zakiah Daradjat. (1982). Penyesuaian Diri Pengertian dan Peranannya Dalam

Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.

Zakiah Daradjat (1986). Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Antara Gunung

Agung

Zakiah Daradjat (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung

Page 70: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Internet

(http://www.e-psikologi.com/usia/pensiun.htm)

(http://www.e-psikologi.com/remaja/220702.htm)

(http://www.bkn.go.id/0701 07)

(http://www.psikologi-untar.com/psikologi/130207.htm)

(http://www.psikologi.neUartikellprintnews/130207.htm)

Page 71: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta, saat ini sedang menyusun skripsi yang berjudul "Copingpenyesuaian diri pada pensiunan ABRI". Oleh karena itu, saya memohonkesediaan Anda untuk menjadi responden pada penelitian ini dengan mengisiskala sikap yang telah tersedia, sesuai dengan kondisi yang Anda alami. JikaAnda bersedia, silakan mengisi biodata di bawah ini.

Nama

Usia

Jenis Kelamin

Golonganl pangkat

: Laki-Iaki / Perempuan

Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah terlebih dahulupetunjuk pengisian sehingga jawaban yang Anda berikan sesuai dengan apayang diminta.

Hasil penelitian akan sangat tergantung pada kejujuran jawaban yang andaberikan.

SebagCli peneliti, merupakan bagian dari etika penelitian bahwa sayaberkewajiban menjaga kerahasiaan data Anda dan hanya menggunakannyauntuk kepentingan penelitian. Untuk itu, saya berharap agar Anda memeriksakembali jawaban-jawaban Anda untuk memastikan tidak ada bagian yangterlewati.

Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Peneliti

M.lkhwanudinNIM: 102070026049

• coret yang tidak perlu dan tidak sesuai

Responden penelitian

( )

Page 72: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiappernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataantersebut sesuai dengan keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang(X) pada salah satu dari lima nomor kotak yang tersedia di bagian kanan darimasing-masing pernyataan.

Jika jawaban Anda Sangat Tidak Setuju, silanglah STSJika jawaban Anda Tidak Setuju, silanglah TSJika jawaban Anda Setuju, silanglah SJika jawaban Anda Sangat Setuju, silanglah SS

Contoh:>- Jika jawaban anda Sangat Setuju:

NO pe-r-nY-a-t_a_an ~ STS I TS ES9SSx I1. Saya Menyukai lagU_dangdut _~ __

Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruhjawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Anda.

Skala coping penyesuaian diri

No Pernyataan STS TS S S51. Setelah pensiun saya akan berwirausaha2. Untuk mengisi masa pensiun saya memilih

menya/urkan hob;3 Ketika saya merasa bosan, saya tidak tahu apa yang

akan saya lakukan4. Masa pensiun, saya manfaatkan untuk bercocok

tanam5 Pensiun membuat saya merasa jenuh berada

didalam rumah, karena tidak ada satupun pekerjaanyang bisa saya kerjakan

6. Di masa pensiun ini saya akan membuka usahadaqanq

7. Saya memikirkan dengan matang kegiatan setelahpensiun

8 Saya tidak mampu lagi melakukan kegiatan yangberat di usia tua

9 Saya tidak mampu memecahkan masalah dalamwaktu bersamaan

10. Saya akan menunggu waktu yang tepat untukmelakukan sesuatu keqiatan

Page 73: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

No Pernyataan 5T5 T5 5 5511. Saya merasa lega karena teman kerja saya mau

dialak keriasama untuk berwirausaha12 Saya akan melakukan suatu tindakan tanpa berfikir

'1T~jang

Saya akan langsung memberi tindakan lanpamemperlimbangkan terlebih dahulu masalah yangsedanq saya hadapi

14. Saya pastikan dulu lindakan yang akan saya ambil,saya tidak mau terburu-buru

15. Saya mengesampingkan masalah lain agar bisamemikirkan masalah yanq dihadaoi denaan serius

16. Saya akan menahan diri untuk tidak bertindaklerburu-buru dalam mengambil keputusan

17. Saya merasa mampu memeeahkan masalah dalamwaklu yanq bersamaan

18. Sebagian besar masa pensiun, saya gunakan unlukberkumpul bersama anak dan eueu

19. Saya merasa senang lernyala masyarakat masih.membutuhkan tenaga saya

20 Saya merasa takut, orang lain akan mengabaikansaya

21 . Walaupun saya sudah pensiun, letapi masyarakat• masih menqharqai saya

22 Pensiun membuat saya kehilangan kewibawaandalam keluarga dan masyarakat

23. Saya merasa yakin lingkungan disekitar dapat.memahami kondisi saya yanq sudah pensiun

24 Pensiun membual saya kehilangan perandilinqkunqan masyarakal

25. Saya meneoba unluk berfikir posilif dari kejadianyang saya hadapi

26 Saya selalu menyalahkan orang lain kelika perisliwaburuk menimoa saya

27. Saya menerima datangnya masa pensiun dengansenanQ hali

28. Unluk mengisi masa pensiun, saya mengikulikeqialan keaqamaan

29. Saya meneoba untuk meneari hikmah dari seliapkejadian

30. Karena masa bekerja saya sudah habis, maka sayarela dan ikhlas melepas jabatan saya dikanlor

31 Saya merasa, kurang pereaya diri dengankemampuan saya yanq terbatas

32 Saya khawatir kelika mass pensiun datang karenaakan membuat hubungan teman semakin iauh

Page 74: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

No Pernyataan STS TS S SS33. Saya menyadari bila saya marah34. Ketika berdoa saya merasa bahwa tuhan hadir dan

mendenaarkan doa saya35 Ketika menghadapi masalah, saya menghiraukan

aiaran aqama36 Ketika saya mendapat masalah ajaran agama tidak

membantu37. Ketika saya dapat masalah saya membutuhkan

bantuan orang lain38 Ketika stress saya akan mencari kesenangan39. Kegiatan keagamaan membantu saya untuk

mendapat ketenangan dalam bersosialisasi dimasyarakat

Page 75: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

lelitianpenyesuaian diri

Butir Pernyataan

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3

3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 2 3 2 3 2 2 '·3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 3 3 1 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3

3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3

3 3 3 3 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

l 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

l 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

l 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

l 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

I 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3

I 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

I 2 3 4 4 2 2 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3

I 2 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3

I 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4

I 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4

I 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

I 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3

I 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4

I 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4I 3 3 4 4 1 2 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4I 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4·

3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3

3 3 4 4 1 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3

2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2

3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 .3 3 33 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2

5 103 117 121 129 87 84 122 126 124 122 121 107 124 92 121 121 116 118 120 119 117 126 134 125 128 12·

Page 76: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

lampiran 1

Reliability

Case Processing Summary

N %Cases Valid 40 100.0

Excluded 0 .0(a)Total 40 100.0

a Llstwlse deletion based on all vanabies In the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach'sAlpha Based

onCronbach's Standardized

Aloha Items N of Items

.761 .812 74

Summary Item Statistics

Maximum!Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items

Item Means 2.909 1.725 3.400 1.675 1.971 .176 74Item Variances .400 .076 1.036 .960 13.580 .037 74

The covanance matnx IS calculated and used In the analysIs.

Page 77: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Rem Stllli,,!icl:

"'" Std. Oevialion Nv,"_, JAOOC 4961" .,VAROOOO2 2.3500 80224 .,VAROOD03 ).2250 53048 .,VAROOOO4 '.7500 63043 .,VAROQOO5 '''''' 46410 "VAROOOOO 2.1000 632413 "VAROODO? OOסס, 50052 .,VAROaOOS 3,0250 47972 .,VA-RODCOS ).1500 73554 "VAROOOtO 3.2750 50574 .,VAROOOll 3.2000 46410 .,vAnoaal:! 2.8500 ""'" "VAROOD13 3.0:250 57679 "VAROOOH 30750 41679 "VARQOO15 ),2500 43853 "VAROOOle 2,0250 61550 "VAROOD17 2.8500 66216 "VAROOO18 2.7750 57679 "VAROODIO OOסס., 84124 "VAROOO20 3.3000 60764 "VAROOO:!1 3.2250 53048 "VARooD22 2.8250 812P6 "VA-ROOO23 2.3000 1-01779 .,VAROOO2" 2.7250 96044 "VAROW25 2.2500 811872 "VAROOO26 2.8500 69982 "VA-ROC027 3.3250 69384 "VAROOO28 2.8250 63599 "VAROOO29 2.1000 44144 "VARODOJO 1.7250 71567 "VAROOQ31 2.9500 81492 "VAROOOJ2 ),1750 63599 "VAROOO33 2.9000 54538 "VAROOO3" ,- 50037 "VAROOO35 2.9750 53048 "VARODOJe 3.2000 46410 "VAR0Q037 2.9500 59700 <0VAROO038 3.2250 57679 "VAROO039 3.3000 64847 <0VAROO040 3,0000 64051 <0VAROO041 3,3750 54006 <0VAROO042 3.3500 53349 <0VAROO043 32000 46410 "VAROO044 32000 64647 "VAR00045 33000 56387 "VARoo046 3.3750 66747 "VAROOO47 ,- 60764 "VAROO048 30250 47972 "VAROO049 3.3750 49029 "VAROOO50 3AOOO 49614 "VAROOO51 3,3000 46·HO <0VAROOO52 2.4500 93233 "VAROOO53 3.3250 65584 "VAROOO54 2.9500 63851 "VAROOO55 2.2750 67669 "VAROO056 2,9500 71432 "VAR00057 2.3500 76962 "VAROO058 3.2000 46410 "VARQ0059 20750 79703 "VAROOO60 2.2000 72324 "VAROOOO1 2,4500 63651 "VAROO062 2.7750 65974 "VAROO063 2,8250 59431 <0VAROO064 2.6750 69384 <0VAR00065 2,4250 87511 "VAROO066 3,0750 47434 "VAROO067 2.9250 52563 <0VARQOO68 2.9000 54538 <0,VAROO069 2.9000 44144 <0VARQOO70 3.1750 67511 <0VAROQ071 20750 57233 <0VAROOO72 3.4000 49614 "VAROOO73 30250 27619 "VAROOO74 3.3000 46410 <0

Page 78: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

11~",_T,,11ll SIRlI"I'"M

Scale Correcled S..rod Cronbach's

S"ale Mean il Variance if lIem-Tolal Mullple AlpIlllllllem

!lem Deleted Ilern Deleled COI,elallon Corretatlon Deleled

VARffi'lOO1 211.8500 116.182 ,203 .758

VAROOO02 212,9000 126.2~6 -,~60 .781

VAROOO03 212.0250 111,666 '" .7~8

VAR00Q04 213.5000 115.282 .216 .757

VAROOO05 211.9500 115.587 28' .756

VAROOO06 213.1500 120,695 -.179 .769

VAROOO07 212.3500 116.182 '63 .759

VAROOO08 212.2250 117,307 103 .760

VAROO009 212.1000 111.169 .H~ '"VAROODlD 21Ul750 116.230 '" 75'VAROOOll 212,0500 115.433 '" 756VARooo12 212.4000 107.477 '58 mVARooo13 212.2250 113.051 .,6 · .751

VAROOO14 212.1750 116.610 702 75'VAROOO15 212.0000 114.074 365 75'VAROOO16 212.3250 115H6 233 '"VAROOO17 212,4000 114913 '" '"VAROOO18 212.4750 113467 '" ,752

VAROOO19 212,3500 106079 56' .743VAROOO20 211.9500 11292\ '" 75'VAROOO21 2120250 113022 386 .753

VAROOO22 2124250 114097 '" .757

VAROOO23 212,9500 120,767 -.H3 '"VAROOO24 212,5250 107.333 '" .743VAROO025 213,0000 120,256 -,125 .771VAROOO26 2124000 117,636 01' 763VAROOO27 211,9250 113,610 305 76<VAROO026 212.4250 1156B7 ,6< 756VAROO029 2131500 1\{1105 -072 76<VAROOO30 2135250 124,102 - 377 noVAROOO31 212,3000 112,267 206 763VAR00032 212,0750 112,994 ", 75'VARoo033 2123500 115,464 ,., .757VAROOO34 2122500 \ 15520 '" 75'VAROOO35 212.2750 120102 . 153 756VAROO036 212.0500 116972 '" 75'VAR00037 212.3000 112726 ", · 75'VAR00038 212,0250 110.538 63' '"VAROOO39 211,0500 111,074 '" ,747VAROOO40 212,2500 \12.006 356 75'VAROO041 211.6750 110,933 6<9 7"VAROOO42 211,9000 111,221 '" .747VAROOO43 212,0500 lH,972 3<3 · .755VARooOH 212.0500 112254 '" · .750VARoo045 2119500 112,664 '" · .750VAROO046 2116750 111.202 <87 · 7<8VAROOO47 212.0500 113,844 309 .754VAROO048 212.2250 \ 18692 ·03' .763VAROOO40 211,6750 113548 '" · .752VAROOO5Q 211,8500 1l168!! '" .7..7VAR00051 2119500 11",305 '" · .753VAROO052 212.8000 125,656 ',388 .762VAROO053 211,9250 114.840 .237 756VAROO05.. 212.3000 115,292 212 757VAROO055 212.9750 125,307 -361 .781VAROOO56 212,3000 113,651 292 .754VAROOO57 212.9000 124,708 -390 .178VAROOOS6 212.0500 115.07.f 333 .755VAROOO59 213.1750 121.736 -.214 .773VAROO060 213.0500 125.228 • -.442 .178VAROOOOl 212.8000 121.959 ·267 .771VAROO062 212.4750 119,076 -083 · .766VAROQOO3 212.-4250 113789 352 75'VAR00064 212.5750 121.904 -,253 772VAROO06S 212.8250 121,789 -.244 .771VAROO066 212.1750 114.712 '" .754VAROOOO7 2123250 113,199 .58 -751VAR00068 2123500 1151174 '" 757VAROO069 2123500 \\5.464 '" .756VAROOO7D 2120750 11".225 272 .755VAR00071 213.1750 116,969 ,00 .756VAROOO72 211,8500 110,387 76< .744VAROOOl3 2122250 117512 '" .759VAROOO74 211,9500 119,126 ·073 .764

Page 79: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Lampiran

Uji Validitas Item Skala Coping Pellyesuaian Diri

Correlations Correlations

. CorrelatIon IS siomfic.ant at the 0.05 level 12wtalled)

Correlations

VAR00075 VARooo02VAR00075 Pearson Correlalion 1 -0401'

Si9. (2-lailed) .010

N 40 40

VAROOO02 Pearson Correlation -0401' 1

Si9. (2-lailed) .010

N 40 40.Correlations

rJAROO075 VAROO001

VAR00075 Pearson Correlatior 1 .247

Si9. (2-tailed) .125

N 40 40

VAROOOOl Pearson Correlatior .247 1

Sig. (2-tailed) .125

N 40 40

~AROO075 VAROOO04VAR00075 Pearson Correlalion 1 .271

Si9. (2-lailed) .091

N 40 40VAR00004 Pearson Correlation .271 1

Si9. (2-lailed) .091

N 40 40

. CorrelatIon IS sIgnificant at the 0.01 level (2-talled).

VAROO075 ~AROOO03VAR00075 Pearson Correlation 1 .625'

Sig. (2-lailed) .000

N 40 40

VAR00003 Pearson Correlation .625' 1

Si9. (2-tailed) .000

N 40 40..Correlations Correlations

VAROO075 VAROOO06VAR00075 Pearson Correlation 1 -.123

Sig. (2-lailed) .450

N 40 40

VAROOO06 Pearson Correlation -.123 1Si9. (2-tailed) .450

N 40 40

. CorrelatIon IS sIgnificant at the Q,051evel (2-talled).

VAROO075 ~AROOO05VAR00075 Pearson Correlation 1 .320'

Sig. (2-lailed) .044

N 40 40

VAR00005 Pearson Correlation .320' 1

Si9. (2-tailed) .044

N 40 40,

Correlations Correlations

"AR00075 f!AROOOO7VAR00075 Pearson Correlatio 1 .215

Si9. (2-tailed) .182N 40 40

VAR00007 Pearson Correlatio .215 1

Si9. (2-tailed) .182

N 40 40

VAR00075 r"tAROOO08VARQQ075 Pearson Correlatio 1 .146

Si9. (2-tailed) .369

N 40 40

VAROOOO8 Pearson Correlatio .146 1

Si9. (2-tailed) .369

N 40 40

Page 80: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Correlations Correlations

VAROO075 VAROO010VAR00075 Pearson Correlatio 1 .239

SIg. (2-tailed) .138

N 40 40

VAROOO10 Pearson Correlatio .239 1

Sig. (2-tailed) .138

N 40 40

. Correlation IS sIgnIficant at the 0.01 level (2-talled).

VAR00075 VAROOO09VAR00075 Pearson Correlation 1 A98u

Sig. (2-tailed) .001

N 40 40

VAR00009 Pearson Correlation .498' 1

SIg. (2-tailed) .001

N 40 40..

Correlations Correlations

to. Correlatton is significant at the 0.01 level (2-tailed).

lvARoo075 VAROO012VAR00075 Pearson Correlation 1 .611'

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

VAROO012 Pearson Correlation .611' 1

SIg. (2-tailed) .000

N 40 40,

to. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

f,.!AROO075 VAROO011VAR00075 Pearson Correlallor 1 .33r

SIg. (2-talled) .034

N 40 40

VAROO011 Pearson CorreJatior .33r 1

Sig. (2-tailed) .034

N 40 40

Correlations Correlations

lvAR00075 VAROOO14VAROO075 Pearson Correlatio 1 .239

SIg. (2-tailed) .138

N 40 40

VAR00014 Pearson Correlatio .239 1

SIg. (2-talled) .138

N 40 40

. CorrelatIon IS signIficant at the 0.01 level (2-talled).

rvAROOO75 VAR00013VAR00075 Pearson Correlatior 1 .468'

SIg. (2-talled) .002

N 40 40

VAR00013 Pearson Correlatior .468' 1Sig. (2-talled) .002

N 40 40..

Correlations Correlations

VAR00075 VAROOO15VAROO075 Pearson Correlation 1 .400'

Sig. (2-tailed) .011

N 40 40VAROOO15 Pearson Correlation .400' 1

Sig. (2-tailed) .011

N 40 40

to. Correlation is significant at the 0.05 Jevel (2-taiJed).

VAR00075 VAROO016VAR00075 Pearson CorreJatior 1 .286

Sig. (2-talled) .074

N 40 40

VAR00016 Pearson Correlatio .286 1

Sig. (2-tailed) .074

N 40 40

Page 81: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Correlations Correlations

rvAR00075 VAR00017

VAROU075 Pearson Correlatio 1 .286

Sig. (2-tailed) .073

N 40 40

VAROOO17 Pearson Correlatio .286 1

Sig. (2-taiIOO) .073

N 40 40

rvAROO075 VAR00018VAR00075 Pearson Correlation 1 .434"

Sig. (2-tailed) .005

N 40 40

VAROOO18 Pearson Correlation .434' 1

Sig. (2-tailed) .005

N 40 40

". Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).

Correlations Correlations

VAROO075 VAROOO19VAROO075 Pearson Correlation 1 .613"

Sig. (2-tailed) .000N 40 40

VAROOO19 Pearson Correlation .613" 1

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

VAROO075 VAROO020VAR00075 Pearson Correlation 1 .457*

Sig. (2-tailed) .003

N 40 40

VAROO020 Pearson Correlation .457" 1

Sig. (2-tailed) .003

N 40 40

.... Correlation is slgmficant at the 0.01 level (2w talled). .... Correlation IS significant at the 0.01 level (2w talled).

Correlations Correlations

VAROO075 VAROOO22VAROO075 Pearson Correlatio 1 .292

Sig. (2-tailed) .068

N 40 40

VAROOO22 Pearson Correlatio .292 1

Sig. (2-tailed) .068

N 40 40. CorrelatIon IS slgmficant at the 0.01 level (2w talled).

VAROO075 VAROO021VAROO075 Pearson Correlation 1 .429'

Sig. (2-tailed) .006

N 40 40

VAROO021 Pearson Correlation .429" 1

Sig. (2-tailed) .006

N 40 40

""

Correlations Correlations

. Correlation IS significant at the 0.01 level (2-tailed).

IvAROO075 VAROO024VAROOO75 Pearson Correlation 1 .583'

Sig. (2-taiIOO) .000

N 40 40

VAROO024 Pearson Correlation .583' 1

Sig. (2-taiIOO) .QOON 40 40

"

rvAROO075 VAROO023VAR00075 Pearson Correiatio 1 -.051

Sig. (2-tailed) .755

N 40 40

VAR00023 Pearson Correlatio -.051 1

Sig. (2-taiied) .755

N 40 40

Correlations Correlations

WAROO075 VAROO025VAR00075 Pearson Correlatio 1 -.043

Sig. (2-tailed) .791N 40 40

VAROO025 Pearson Correlatio -.043 1Sig. (2-tailed) .791

N 40 40

f/AROO075 VAROO026VAR0007, Pearson Corretati 1 .082

Sig. (2-tailed) .613

N 40 40

VAR0002E Pearson Correlati .082 1

Sig. (2-tailed) .613

N 40 40

Page 82: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Correlations

VAR00075 VAROooZ7VAROO075 Pearson Correlation 1 .36Z'

8ig. (Z-tailed) .022

N 40 40

VAROO027 Pearson Correlation .362' 1

8ig. (2-lalled) .OZ2

N 40 40

*. Correlation IS sIgnificant at the 0.05 level (2~talled).

Correlations

f,!ARo0075 VARoo029VAR00075 Pearson Correlatio 1 -.032

8ig. (2-tailed) .845

N 40 40

VAR00029 Pearson Correlatio -.032 1

8ig. (2-tailed) .845

N 40 40

Correlations

IvAROO075 VAR00031VAR00075 Pearson Correlalior 1 .394'

8ig. (2-lailed) .012

N 40 40

VAR00031 Pearson Correlatior .394' 1

8ig. (2-lailed) .012

N 40 40

... Correlation is significant at the 0.05 level (2~tailed).

Correlations

VAROO075 VAROO033VAROO075 Pearson Correlation 1 .289

8ig. (2-lailed) .070

N 40 40

VAROO033 Pearson Correlation .289 18ig. (2-lailed) .070N 40 40

Correlations

IvAROO075 VARoo035VAR00075 Pearson Correlatio 1 -.105

8ig. (2-tailed) .517

N 40 40

VAR00035 Pearson Correlatio -.105 1

8ig. (2-tailed) .517

N 40 40

Correlations

VAROO075 VAR00028VAROO075 Pearson Correlatio 1 .240

8ig. (2-tailed) .136

N 40 40

VAROOO28 Pearson Correlatio .240 1

5ig. (2-tailed) .136

N 40 40

Correlations

f.lAROO075 VAROO030VAR0007t Pearson Correlatic 1 -.320'

5ig. (2-tailed) .044

N 40 40

VAR0003C Pearson Correlatic -.320' 1

8ig. (2-tailed) .044

N 40 40

•Correlations

VAROOO75 VARoo032VAROOO75 Pearson Correlation 1 .434'

8ig. (2-lailed) .005

N 40 40

VAROOO32 Pearson Correlation .434' 1

8ig. (2-tailed) .005

N 40 40

". Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

VAROO075 VAROO034VAROO075 Pearson Correlation 1 .302

8ig. (2-lailed) .058

N 40 40VAROO034 Pearson Correlation .302 1

8ig. (2-lailed) .058

N 40 40

Correlations

IvAROOO75 VAROOO36VAROO075 Pearson Correlatio 1 .183

8ig. (2-tailed) .259

N 40 40

VAROOO36 Pearson Correlatio .183 1

8ig. (2-tailed) .259

N 40 40

Page 83: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Correlations Correlations

". Correlation is significant at the 0.01 level (2-toIIOO).

VAROO075 VAROO046

VAROO075 Pearson Correlation 1 .534'

5ig. (2-talled) .000

N 40 40

VAROO046 Pearson Correlation .534' 1

5ig. (2-taiied) .000

N 40 40

. Correlatton IS significant at the_O.01 level (2M talled) .

VAROO075 VAROOO45

VAROO075 Pearson Correlation 1 .509*

51g. (2-talied) .001

N 40 40

VAR00045 Pearson Correlation .509' 1

51g. (2-talied) .001

N 40 40.. ..

Correlations Correlations

VAROO075 VAROO047VAROOO75 Pearson Correlation 1 .387'

5ig. (2-tailed) .014

N 40 40

VAROO047 Pearson Correlation .387' 1

5ig. (2-talIOO) .014

N 40 40

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-talled).

IVAROO075 VAROO048

VAROOO75 Pearson Correlatio 1 .013

5ig. (2-tailed) .934

N 40 40

VAR00048 Pearson Correlatio .013 1

519. (2-tailed) .934

N 40 40

Correlations Correlations

. Correlation IS slgmficant at the 0.01 level (2M talled).

VAROO075 VAROO050VAR00075 Pearson Correlation 1 .664'

5ig. (2-tailed) .000

N 40 40

VAROOO50 Pearson Correlation .664' 1

51g. (2-tailed) .000

N 40 40..**. Correlation is significant at the 0.01 level (2M tailed).

VAROO075 VAR00049VAR00075 Pearson Correlatior 1 .496'

5ig. (2-tailed) .001

N 40 40

VAR00049 Pearson Correlation .496' 1

5ig. (2-tailed) .001

N 40 40

Correlations Correlations

.Correlation IS significant at the 0.05 level (2M tailed).

IVAROO075 VAROO052VAROOO75 Pearson Correlation 1 -.314'

5ig. (2-talled) .048

N 40 40

VAR00052 Pearson Correlation -.314' 1

5ig. (2-tailOO) .048

N 40 40,

. Correlation IS significant at the 0.01 level (2M talled).

f,tAROO075 VAROO051VAROO075 Pearson Correlatio 1 .446'

5ig. (2-tailed) .004

N 40 40

VAROO051 Pearson Correlatior .446' 1

51g. (2-tailOO) .004

N 40 40..

Correlations Correlations

VAR00075 VAROOO53VAR00075 Pearson Correlatio 1 .293

5ig. (2-tailed) .066

N 40 40

VAR00053 Pearson Correlatio .293 1

5ig. (2-tailed) .OG6

N 40 40

VAROOO75 VAROO054VAROOO75 Pearson Correlatio 1 .267

5ig. (2-talled) .095

N 40 40

VAROOO54 Pearson Correlatio .267 1

5ig. (2-tailed) .095

N 40 40

Page 84: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Correlations Correlations

. Correlallon IS slgnificanl al the 0.05 level (2-lallOO).

VAROOO75 VAROO066VAROO075 Pearson Correlation 1 .398'

51g. (2-tailed) .011

N 40 40

VAROO066 Pearson Correlation .398' 1

51g. (2-tailed) .011

N 40 40,

VAROO075 VAROO065VAROO075 Pearson Correlation 1 -.186

5ig. (2-tailed) .251

N 40 40

VAROO065 Pearson Correlation -.186 1

51g. (2-tailed) .251

N 40 40

Correlations Correlations

VAR00075 VARoo067VAR00075 Pearson Correlation 1 .496'

5ig. (2-tailed) .001

N 40 40VAROO067 Pearson Correlation .496' 1

5ig. (2-tailed) .001

N 40 40

... Correlatlon IS sIgnIficant at the 0.01 level (2-tmled).

"'AROO075 VAROO068VAR0007: Pearson Correlatic 1 .255

8ig. (2-tailed) .113

N 40 40

VAR0006c Pearson Correlati .255 1

8ig. (2-talled) .113

N 40 40

Correlations Correlations

. CorrelatIon IS SignIficant at the D.OS/evel (2-tafled).

VARoo075 VAROOO70VAR00075 Pearson Correlation 1 .329'

5ig. (2-tailed) .038

N 40 40VAROOO70 Pearson Correlation .329' 1

5ig. (2-tailed) .038

N 40 40,

.Correlation IS SignIficant at the 0.05 leve/ (2-taJled).

VAR00075 VAROOO69VAR00075 Pearson Correlatlo 1 .347'

5ig. (2-tailed) .028

N 40 40

VAR00069 Pearson Correlatio .347 ' 1

51g. (2-talled) .028

N 40 40,

Correlations Correlations

.Correlation IS significant at the 0.01 level (2-tailed

Iv'AROO075 VAROO072VAROOOn Pearson Correlatio 1 .783'

8ig. (2-tailed) .000

N 40 40

VAR00072 Pearson Correlatic .783' 1

81g. (2-tailed) .000

N 40 40,.

rvAROO075 VARoo071VAR00075 Pearson Correlatio 1 .157

51g. (2-tailed) .332

N 40 40

VAROO071 Pearson Corre/atio .157 151g. (2-tailed) .332

N 40 40

Correlations Correlations

VAROO075 VAROO073VAR00075 Pearson Correlatlo 1 .194

51g. (2-tailed) .230

N 40 40

VAR00073 Pearson Correlatio .194 151g. (2-tailed) .230

N 40 40

fJAROOO75 VAROO074VAR00075 Pearson Correlatlor 1 -.030

51g. (2-tailed) .852

N 40 40

VAROOO74 Pearson Correlatior -.030 1519. (2-tailed) .852

N 40 40

Page 85: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

Lampiran 2

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CopingPenyesuaian

DiriN 40Normal Parameters·,b Mean 215.2500

Std. Deviation 10.89048Most Extreme Absolute .102Differences Positive 102

Negative -.101Kolmogorov-Smirnov Z .644Asymp. Sig. (2-tailed) .801

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Normal Q..Q Plot of Coping Penyesuaian Diri

2400

0230 0

0

'"::s 0~'i6 220 0§ 00z 0

0

" 00'* 210 0

'" 00Co>< 0W

200

0

0190

190 200 210 220 230 240

Observed Value

Page 86: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

UJI DATA PENELITIAN

Reliability Skala Coping Penyesuaian Diri

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R ELI A B I LIT Y A N A L Y SIS S CAL E (A L P H A)

statistics forSCALE

Mean Variance112.6500 25.1564

N ofStd Dev Variables

5.0156 39

Item-total Statistics

ScaleMean

if ItemDeleted·

ScaleVarianceif ItemDeleted

CorrectedItem­Total

Correlation

Alphaif ItemDeleted

VAROOOOIVAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAROOOI0VAROOOJ.lVAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026VAR00027VAR00028VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032

109.7750110.0750109.7750110.0750109.7250109.6250109.4250110.4750110.5500109.6000109.5000109.5500109.6000109.6250109.9750109.5500110.3500109.6250109.6250109.7500109.7000109.6500109.6750109.7250109.5000109.3000109.5250109.4500109.5500109.5750110.3250109.8000

23.255824.789124.332722.891725.025020.907122.353227.332725.176924.194922.769222.971823.476924.240424.384023.279525.002624.189125.471223.935925.394924.438525.096824.614723.897422.728223.486522.612823.894924.045524.430125.8051

.3286

.0234

.1655

.3733

.0226

.5899

.5672-.3881-.0370

.1428

.4130

.4076

.4055

.1770

.1169

.3949-.0133

.2390-.1403

.3795-.1291

.2978

.0219

.1778

.2582

.4765

.3844

.6176

.2472

.2880

.1069-.2122

.7237

.7418

.7328

.7205

.7371

.7005

.7098

.7741

.7398

.7350

.7181

.7191

.7215

.7323

.7360

.7209

.7428

.7295

.7424

.7249

.7405

.7293

.7361

.7323

.7282

.7152

.7222

.7104

.7287

.7275

.7366

.7483

Page 87: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

VAROO033 109.8250 24.7635 .0639 .7373

VAROO034 109.3750 22.2404 .6357 .7070VAROO035 110.4750 25.5891 - .1321 .7528VAROO036 109.5750 23.9942 .4175 .7247VAROO037 109.6750 24.6865 .1434 .7334VAROO038 110.4000 24.1436 .1904 .7317VAROO039 109.3500 22.0795 .6561 .7052

Reliability CoefficientsN of Cases = 40.0 N of Items 39Alpha = .7352

ExploreCase Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percentcoping penyesuaian diri 40 100.0% 0 .0% 40 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Errorcoping penyesuaian Mean 112.6500 .79304diri 95% Confidence Lower Bound 111.0459

Interval for Mean Upper Bound114.2541

5% Trimmed Mean 112.5833Median 111.5000Variance 25.156Std. Deviation 5.01562Minimum 102.00Maximum 123.00Range 21.00Interquartile Range 6.7500Skewness .351 .374Kurtosis -.140 .733

Tests of Normality

a Lllhefors Significance Correction

f--'Kolmogorov-Smirnov(a) Shaoiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.coping penyesuaian diri .129 40 .092 .966 40 .276..

Page 88: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

J)EPARTEMI~N AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF IHDA YATIILLAII ,JAI<AIn'A

FAKULTAS PSIKOLOGI

JI. Kertn Mukti No,S Cireude ,Jaka"(ll Selatan 15419 Tell" (021) 7433060 Fax, 74714714

'.'1011101' : FI. 71/0'1'.01.71 13'gO/IV/Z007l"arnp.Hal : Jzin Penelitian

Kepada Yth.Ketua PengUrllS PEP A8RIKabupaten Tangerang

Assalal11u'alaikul11 WI'. Wb.

Dengan hormat, kami sampaikan bahwa :

Jakarta, 9 April Z007

NamaTempatlTgl LahirAlamat

: M. Jkhwanudin S: Jakarta, 2~ Agustus 1984: JI. Angke Jndah I Gg. V Rt 06/01 No.6 Jakarta Barat

adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UrN Syarif Hidayatullan Jakarta

SemesterNomoI' PokokTahun AkademikProgram

X (sepuluh)1020700260492006/2007Strata I (S-I)

Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul : 'CopingPenyesuaian Diri Pada Pensiunan ABRI" mahasiswa tersebut menerlukanizin penelitian di r"lnbaga yang Bapak/lbulSaudara pimpin. Oleh karena itukami mahan kesediaan Bapak/Jbu/Saudara untuk mencrima mahasiswa tersebutdan mem berikan bantuannya.

Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/lbulSaudara kami uca)kan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

M.Si,,(

Tembusan:. Dekan Fakultas Psikolllfi

Page 89: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

NamaNIMFakultas

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Anak Ranting PersatuanPurnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PEPABRI)Kecamatan Jatiuwung Tangerang, menerangkan bahwa :

: Muhamad Ikhwanudin Suaebi: 102070026049: Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif HidayatullahJakarta

Judul Skripsi : " Coping Penyesuaian Diri pada Pensiunan ABRI di PEPABRIJatiuwung Tangerang"

Benar nama tersebut diatas telah mengadakan penelitian pada pensiunanABRI dengan jumlah sampel 40 pensiunan ABRI.

Demikian surat keterangan yang kami berikan kepada yang bersangkutanuntuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 90: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

DAFTAR NAMA-NAMA PARA PURNAWlRAWAN TNIDAR! YONIF 203/AK YANG MASIH HIDUP

YANG TINGGAL DISEKITAR ~(oMPLEKYONIF 203/AK,

NO NAMA PANGKAT KETERANGAN

1 H. Abd. Somat pa'DWPURN Masih Sehat

2 Umri S:cRi<NPURN Masih Seh?!

3 HB. Supiyana SERMAIPURN Masih Sehat

4 Akub SERMAIPURN Masih Sehat

5 Atang SERMAIPURN Masih Sehat

6 1~~maL ~ SERMAIPURN Masih Sehat~

7 Rochaman SERMAIPURN Masih Sehat

~. K. Winamo PELTU/PURN Masih Sehat

9 Andreas. TB SERKA/PURN Masih Sehat --10 Suratman SERTUIPURN Masih Seh?(

11 Rachip. S KOPTUIPURN Masih Schat~

12 Durauf KOPTUIPURN Masih Sehat

i3 Almoe Asgar SERMAIPURN Masih Sehat

14 Y. Karso KOPTUIPURN Masih Sehat

'""

15 Yusuf lrop SERMAIPURN Masih Sehat

16 Dana. S KOPTUIPURN Masih Sehat

17 I ~ ~"br,," KOPTU/PURN Masih Sehat.. -18 M. Supraplo KOPTUIPURN Masih Sehal

19 Bugiman KOPTUIPURN Masih Sehat

20 KOPTUIPURN Masih Seha!

21 Dislam KOPTUIPURN Masih Seimt

22 Suroto PNSIPURN Masih Sehat..

23 Marjuki PNSIPURN Masih Sehat

24 Alin. B KOPTU/PURN Masih Sehat

25 Yak Saemi KOPTUlPliRN Masih Sehat

26 Sarno. \V KOPTU/PUItN Masih Sehat

27 Suprat SERTU/PURN Masih Sehat

28 tSuIOmQ KOPTU/PURN Masih Sehat

ISu.geng - "-29 PNS/PURN Masih Sehat

30 Sudirman .PELTU/PURN Masih Sehat

31 Arsad KOPTUlP\JRN Masih Sehat

32 Wagiva SERMA/PURN Masih Seh~.\

33 E. Sukarim KOPTUIPURJ\! Masih Sehat

34 ..Ernn PNS/PURN Masih Sehat

35 Sunoio KOPTUIPURN Masih Sehat

36 Sukino. B SERTUIPURN ~.1asih Sehat

37 Darlam PELDAlPlJRN Masih Sehat ,

'j

Page 91: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

"*- -Aitn- p. I<A "'I 1,'.1'{; ~ER~4A/PUR."l ~4a6ih S~hal

41 AsJam P;-':SIPURN Masih Sehat

42 SUlrisl10 SERTU/PURN Masih Sehat

43 Safei KOPTUIPURN Masih Seha!

44 T. Mudil1 SERMAlPURN Masih Seha!

45 Sckcm; KOPTUlPURN Masih Seha!

~~~£p~irmal1 SERMA/PURN Masih Sehat

47 Subha PELTU/PURN Masih Sehat

48 SUPllrJl1;111 PELTUIPURN Masih Sehat

49 Suyallto KOPTU/PURN Masih Sehat

50 Ibu Amil1 WARAKAWURI Masih Sehat

51 Jbu Husen. II. WARAKAWURl Masih Seha!

52 Ibu Endang WARAKAWURl Masih Seha!

53 Ibu Achmat WARAKAWURl Masih Sehe.t

54 Ibu Sukiyo WARAKAWURl Masih Seha!

55 Ibu Mulud WARAKAWURl Masih Seha!

56 Ibu Jupri WARAKAWURl Masih Seha!

57 Ibu Achmad. S WARAKAWURI Masih Seha!-58 Jbu Sapari WARAKAWURI Masih S~ha!

59 Ibu Tomi WAR/\KAWURI Masih Schat

60 Jbu SUI1)'OIO IVARAK/\WURI MllSih Schul --61 Ibu ~Iiskad IV/\I<I\K/\ WURI MllSill SCh".l

62 El1cid PELDAIPURN Masill S~hat

63 Iri PNS/PURN Masill Schat

64 U. Sumarna SERMAlPURN Masih Schat

65 Eook Karvono KOPTUIPURN Masih Seha!

II-66 Aang KOPTUlPURN Masih Scha!-

Dibua! di : GandasariPada Tanggal : 02 Januari 2003

KcpaIa Dusul1 02

BUGIMAN

"

Page 92: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf

'rlaJl.bHlllln: .

67. .8l1nai.ji :5ertu Jla Bill :o.ellp, t

68. ~u"arnoroptl\ lIasill My.at

"

69. T' (j r n i ~er.n Uluill ~ellntt ..",.., -........~

7fJ Hulin ro,tu un liT. ::IeAllt0 -.1Ol>" ...~ .. ,....~ ... --

71 , HoTollllrtinul :5erll.ll .1/" 'J ill :5ellat

}jIuill. :lell.nt.

n lluti MlltOIO l'eHIl0 ;u,;".. .,~ ._~"'.,"- -I" -., • .. -

73 3up"r:aiA :5er:an Ulllill Mllg t

H ~ ~ 1/,.1111 ~8A"t f> • t<,f!'lf' IfN (,0

75 0 II 0 :ly,.tai pe10la J.I,.. ill :s ella 1;

76 :I u i. It d. i :sertu },Irlsill :se:.."t

77 • Y.3111i:aan l'e1l.H lIa .ill Mllat

78 0 H.3I1bro"i :ler:aa . lI:asill Mllat

79 • H.Upi Wall.tui.in 3erf.a wasill. Mllflt,

80 0 Abi..:5a1flJl. roptu Wlililt. 3elll1t

81 0 H.Xlllirin 3erkll WIll ill 3elllltI

82 i .. i Jl<lIill ~"0 :5 II. :5er:aa 3elo.ot

$3 J k ° :5ertu IIlllill :5el1llt;~:

• 0 j

84 ll.lani.oril'

• :5ertu lIuiA :5ell" 1;

b5 A r :a It l! i roptu llladll 3elalil t '\

86 • :5 e 1Il i :5ertu lila ill 3elll\t

g7 • :5u" II C. i 3ertu lin If'll 3ellllt

38 • ~~,!!z'9.J!.p. :5erJl.ll IIl1diL 3ellllt- -_.39 • 3111 iJl.in roptu IInlill :o.eio.at

)0 • Ta tan, roptu 1111 aill 38ltat

31 • Ibu A1ek T!lIlI'ulonuri ll'uilo. 3ellllt

12 • H.AIlt.lIl'l Xoptu ],{lll1ll 3ellllt

13 • lIIJl.ilt H::aryollo J./:lyor J./:u ill 3ellllt

14 • l'Ui.jiOllO roptu IInlill 3ellll t

15 3upai.i.1l X:optu j(lllill 3eltll t

16 3 u r o Jl 0 roptu J./lHdll. 3ellllt

7 • r It • " 'I 1\ :'ierkA 1110.. ill l\ellJ4t

~~