Perbandingan Kepuasan Pasien Antara Pengguna Gigi Tiruan Lengkap Dengan
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Ringkasan
Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kepuasan antara
pengguna gigi tiruan lengkap (GTL) dan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) kelas I
Kennedy
Material dan metode. Total 156 pengguna GTL dan 112 pengguna GTSL ikut serta
dalam penelitian ini. Dari seluruh kelompok utama dari pasien yang diperiksa, hanya
pengguna GTL dan GTSL yang dinilai sempurna atau sangat baik oleh dokter gigi,
yang dapat ikut serta dalam penelitian ini. Pasien memberikan tingkat kepuasan gigi
tiruannya dengan menggunakan skala analog dari 1 hingga 5 (1 = tidak memuaskan; 5
= sempurna).
Hasil. Baik pengguna GTL maupun GTSL sebagian besar puas dengan gigi tiruan
yang dimilikinya ( distribusi nilai yang diberikan pasien cenderung mengarah pada
nilai tertinggi; lebih dari setengahnya memberikan nilai pada variable yang diteliti
kedalam kategori nilai yang baik). Pengguna gigi tiruan lengkap secara signifikan
lebih puas dengan kemampuan pengunyahan, berbicara, dan retensi gigi tiruan rahang
atas (P <0.05). Pengguna gigi tiruan sebagian lepasan secara signifikan lebih puas
terhadap retensi dan kenyamanan ketika menggunakan gigi tiruan rahang bawah (P<
0.05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengguna GTL dan GTSL
dalam kepuasan secara umum terhadap gigi tiruan mereka, estetika dan kenyamanan
ketika menggunakan gigi tiruan maksila(P > 0.05; N.S.).
Kesimpulan. Sebagian besar pengguna GTL dan GTSL puas dengan gigi tiruan yang
dimilikinya. Pengguna gigi tiruan lepasan lebih puas dengan kemampuan
pengunyahan, berbicara, dan retensi gigi tiruan rahang atas, sementara pengguna gigi
tiruan sebagian lepasan lebih puas terhadap retensi dan kenyamanan ketika
menggunakan gigi tiruan rahang bawah. Kelompok pengguna gigi tiruan yang
berbeda harus diteliti lebih lanjut secara signifikan, tetapi dengan penyesuaian yang
berbeda untuk menggunakan gigi tiruannya dengan baik.
Pendahuluan
Sebagian besar pasien menunjukkan kepuasannya terhadap gigi tiruan lengkap
sebagian (GTSL) dan gigi tiruan lengkap (GTL). Kepuasan terhadap GTL dan GTSL
memiliki karakter dengan banyak penyebab. Sebagai tambaha terhadap factor-faktor
yang secara langsung berhubungan dengan fungsi gigi tiruan, factor-faktor yang
berhubungan dengan pasien juga berpengaruh terhadap hasil akhir. Kepuasan
terhadap gigi tiruan yang berhubungan dengan pasien terutama kenyamanan dan
kemampuan pengunyahan, selain itu estetik dan retensi juga penting. Keberhasilan
perawatan prostodontik, bagaimanapun juga, seringkali dinilai secara berbeda oleh
dokter gigi dan pasien. Factor-faktor berikut ini yang berhubungan dengan pasien
sangat penting dalam hasil kepuasan akhir terhadap gigi tiruan; kepribadian pasien,
perilaku terhadap gigi tiruan, pengalaman gigi tiruan sebelumnya terhadap
penggunaan gigi tiruan yang baru dan motivasi pasien dalam menggunakan gigi
tiruan. Beberapa penulis menyatakan bahwa factor yang paling sering menyebabkan
ketidakpuasan pasien terhadap GTSL berhubungan dengan berbagai factor sebagai
berikut; kondisi, jumlah dan kesejajaran gigi penyangga, kesehatan gingival,
periodontal, dan membrane mukosa, metode pembuatan gigi tiruan dan
pendukungnya, material yang diguakan dan bentuk dasar gigi tiruan (temasuk tipe
major connectors), fit, masalah pengunyahan, berbicara, penampilan, dan kebersihan
gigi tiruan. Alas an yang paling sering menjadi penyebab ketidakpuasan pengguna
GTL retensi yang kurang baik pada gigi tiruan rahang bawah, ketidaknyamanan
penggunaan gigi tiruan rahang bawah, masalah pengunyahan, penampilan dan
kemampuan berbicara. Walaupun demikian, terkadang terdapat perselisihan pendapat
antara apresiasi pasien terhadap kualitas gigi tiruan dengan penilaian oleh
prosthodontist.
Karena adanya perbedaan konstruksi antara GTL dengan GTSL, terdapat
perbedaan cara untuk mendapatka retensi (contoh: clasp dengan kontrol
neuromuscular), stabilitas dan estetik. Semua factor ini dapat menyebabkan adanya
perbedaan kepuasan pasien terhadap gigi tiruannnya.. terdapat beberapa artikel yang
membandingkan kepuasan antara pengguna GTL denga GTSL.
Tujuan daripenelitian ini adalah untuk membandingkan kepuasan terhadap
gigi tiruan antara pengguna GTL dan GTSL kelas I Kenedy.
Hipotesis penelitian. Pengguna GTSL seharusnya lebih puas terhadap semua
variable yang diteliti karena memiliki gigi natural dan clasp sehingga memungkinkan
untuk mengunyah makanan yang lebih keras. Tetapi kepuasan sedikit berkurang pada
estetika, karena terdapat kemungkinan terlihatnya clasp saat berbicara dan tersenyum.
Metode
Total 268 pasien edentulous dan kehilangan gig sebagian ikut serta dalam penelitian
ini. Pasien dipilih secara acak dari DepartemenProstodontik, Sekolah Kedokteran
Gigi, Universitas Zagreb, Kroasia. Sebanyak 156 adalah pasien edentulous dan
memiliki GTL, sedangkan 112 adalah pasien dengan kehilangan gigi sebagian dan
menggunakan GTSL kelas I Kennedy yang menggantikan gigi posterior terhadap
kaninus dan/atau premolar pertama pada kedua rahang.seluruh GTSL memiliki
retensui dengan clasp dan 92% dari GTSL memiliki retainer indirek yaitu occlusal
rest. Pasien pengguna GTL dan GTSL sejak 1 hingga 4 tahun dan adaptasi terhadap
gigi tiruannya sangat baik. Semua gigi tiruan dibuat oleh dokter gigi dan spesialis
prostodontik
Pengguna GTL berumur antara 39hingga 89 tahu (umur rata-rata 67; 57 laki-laki dan
99 wanita) da pengguna GTSL antara 34 hingga 82 tahun (umur rata-rata 63; 35 laki-
laki dan 68 wanita). Dalam kedua kelompok distribusi tingkat pendidikan dan status
ekonomi hamper sama. Kuesioner dibagi menjadi dua kelompok untuk ktujuan
penelitian ini, dan dilakukan baik oleh pasien maupun prosthodontist secara
independen.
Pasien memberikan tingkat kepuasan mereka menggunakan skala analog
antara 1 hingga 5 ( dari 1= tidak memuaskan hingga 5= sempurna). Walaupun
demikian, ketika mendeskripsikan enyamanan dalam penggunaan gigi tiruan, skala
tersebut dibalik dan penambahan nilai nol (0) untuk mendeskripsikan situasi dimana
tidak terdapat kenyamanan.
Pasien pertama ditanyakan untuk memberikan penilaian terhadap gigi tiruanya
secara umum, dan kemudian diminta untuk memberikan penilaian secara terpisah
untuk retensi, estetika, kemampuan penguyahan dan berbicara dengan gig tiruan
mereka dan kenyamanan saat menggunakan gigi tiruan.
Spesialis prostodontik mengevaluasi kualitas gigi tiruan dan memberikan
penilaian kualitas fit, ekstensi dan oklusi dari GTL, dan untuk GTSL yang diberikan
penilaian adalah kualitas fit, ekstensi, oklusi, jumlah clasp, occlusal rest, major and
minor connectors, dan kalitas desain framework dengan menggunakan skala 1-5
(dimana 1 dengan kualitas yang buruk dan 5 dengan kualitas sempurna)
Berdasarkan penilaian, tiga dokter gigi yang berbeda (Spesialis Prostodontik)
secara terpisah mengevaluasi 30 pengguna GTL dan 30 pengguna GTSL yang
berbeda. Tes Kappa menunjukkan konsistensi yang baik antara mereka, baik untuk
GTL (0.76-0.92) dan untuk GTSL (0.75-0.90), dan diputuskan hanya satu diantara
mereka yang akan mengevaluasi seluruh pasien.
Seluruh pasien (222 pengguna GTL dan 165 pengguna GTSL) diperiksa dan
hanya yang GTL dan GTSL dinilai sempurna atau sangat baik yang dipilih utuk ikut
serta dalam penelitian ini (112 pengguna GTSL dan 156 pengguna GTL). Pasien yang
lainnya dikeluarkan, karena mereka kurang puas dengan gigi tiruannnya karena
kualitasnya yang rendah. Terdapat 81% pasien GTL yang gigi tiruannya dinilai
sempurna, sedangkan 19% dinilai sangat baik. Terdapat 79% pegguna GTSL yang
gigi tiruannya dinilai sempurna, sedangkan 21% dinilai sangat baik.
Analisis statistic digunakan dengan menggunakan software statistic SPSS 10.0
untuk Windows. Statistik deskripsi dibuat dan distribusi normal dites dengan tes satu
arah Kolmogorov-Smirnov. Akhirnya, untuk menilai signifikansi dari perbedaan
antara GTL dan GTSL menggunakan Mann-Whitney U test.
Hasil
Normalitas distribusi untuk penilaian pasien untuk GTL dan GTSL secara umum,
seperti halnya retensi, berbicara, mastikasi dan kenyamanan dalam penggunaan gigi
tiruan berbeda dari distribusi normal (P< 0.05), (one-way Kolmogorov-Smirnov test),
karena distribusi cenderung mengarah ke area dengan nilai tertinggi.
Gambar 1. Penilaian pasien mengenai Gigi Tiruan Lengkapnya (nilai 5= sempurna, nilai 1 = tidak memuaskan)
Hasil penilaian pasien untuk gigi tiruan lengkapnya ditunjukkan dalam
Gambar 1. Variable berkisar antara tingkat penilaian yang paling baik ke paling buruk
dalam pengguna GTL yaitu: retensi GTL maksila, berbicara, estetika, pengunyahan,
kepuasan secara menyeluruh, dan retensi GTL mandibula
Gambar 2. Penilaian pasien mengenai GTSL kelas I Kennedy (nilai 5= sempurna, nilai 1 = tidak memuaskan)
Hasil penilaian pasien untuk gigi tiruan sebagian lepasa kelas I Kennedy
ditunjukkan pada gambar 2. Variable berkisar dari tingkat penilaian yang terbaik ke
yang terburuk menurut pengguna GTSL yaitu; estetika, retensi GTSL maksila,
berbicara, retensi GTSL mandibula, kepuasan secara menyeluruh, dan akhirnya
pengunyahan.
Gambar 3. Penilaian pasien mengenai sensasi sakit dibawah landasan GTL maupun GTSL (nilai 0= tidak sakit
hingga nilai 5= sakit maksimal). (*GTL, **GTSL)
Penilaian pasien terhadap sensasi sakit dibawah landasan GTL maupun GTSL
ditunjukkan dalam Gambar 3. Persentase paling tinggi dengan nilai nol (tidak sakit
sama sekali) ditujukan untuk GTL maksila, dan persentase paling rendah dengan nilai
nol (tidak sakit sama sekali) ditujukan untuk GTL mandibula.
Tabel 1. Signifikansi dari perbedaan dalam kepuasan antara GTL dan GTSL
Kepuasan
umumEstetika
Retensi
gigi
tiruan
maksila
Retensi
gigi tiruan
mandibula
Berbicara Pengunyahan
Kenyamanan
menggunaka
n gigi tiruan
maksila
Kenyamanan
menggunakan
gigi tiruan
maksila
p.(2-
tailed)0.57 0.97 0.03 0.02 0.02 0.014 0.96 0.02
Signifikansi dari perbedaan antara pengguna GTL dan GTSL ditunjukkan
pada tabel 1. Pengguna GTL secara signifikan lebih puas daripada pengguna GTSL
dalam berbicara, mengunyah, dan retensi gigi tiruan maksila, sementara pengguna
GTSL secara signifikan lebih puas dengan retensi dan kenyamanan penggunaan gigi
tiruan mandibula (P<0.05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengguna
GTL maupun GTSL dalam kepuasan secara umum untuk gigi tiruannya, estetika dan
kenyamanan dalam menggunakan gigi tiruan maksila (P> 0.05, N.S.).
Diskusi
Normalitas distribusi untuk penilaian pasien untuk GTL dan GTSL berbeda dari
distribusi normal (P< 0.05), (one-way Kolmogorov-Smirnov test), karena distribusi
cenderung mengarah ke area dengan nilai tertinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang hamper sama yaitu mengenai kepuasan pasien terhadap gigi tiruan lepasan atau
restorasi prostodontik cekat. Walaupun demikian, Lamb dan Ellis menggunakan skala
analog visual untuk penilaian dari keamanan gigi tiruan dan dilaporkan bahwa
penelitian tersebut tidak didistribusikan secara normal, teteapui dibentuk dua
distribusi terpisah (distribusi bimodal)dimana berhubungan dengan kepuasan pasien
(skala analog visual>50) dan ketidakpuasan pasien ( skala analog visual>50). Dalam
studi sebelumya mengenai kepuasan pasien dengan gigi tiruan lengkap sebuah usaha
telah dibuat untuk menggunakan skala analog visual dari 0 hingga 10, tetapi distribusi
kepuasan pasien tidak bimodal., penelitian ini juga secara keseluruhan cenderung
pada kategori penialaian tinggi dan oleh karena itu diputuskan untuk menggunakan
skala analog 1-5 untuk penelitian selanjutnya. Sehingga pasien lebih familiar dengan
penilaian ini karena digunakan sebagai skala penilaian dalam sistem pendidikan kami.
Karena nilai distribusi tidak normal, untuk membandingkan pengguna GTL
dan GTSL digunakan tes statistic non-parameter yaitu Mann-Whitney U test.
Baik pengguna GTL maupun GTSLsebagian besar puas terhadap gigi
tiruannya (Gambar 1 dan 2), lebih dari setengahnya memberikan nilai pada semua
variable yang diperikasa dengan kategori nlai yanag paling bak (nilai 5), selain
kenyamanan dalam penggunaan gig tiruan. Dalam kategori ini mayoritas pasien tidak
memiliki rasa sakit sama sekali, yang berarti mereka puas (Gmbar 3). Bagaimanapun
juga, pengguna GTL memberikan lebih banyak nilai 5 untuk semua kategori yang
dinilai daripada pengguna GTSL, tetapi mereka juga memberikan lebih banyak nilai 1
atau 2 (Gambar 1 dan 2).
Hasil ini sesuai beberapa penelitian sebelumnya mengenai kepuasan pasien
dalam penggunaan GTLdan GTSL. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (P>
0.05, N.S,)antara pengguna GTL dan GTSL untuk kepuasan secara umum terhadap
gigi tiruannya (P>0.05; Tabel 1), walaupun pengguna GTL memberikan lebih banyak
nilai 1 dan 2 (sekitar 7%) daripada pengguna GTSL, yang memberikan lebih banyak
nilai 4 dan tidak ada nilai 1 atau 2 (Gambar 1 dan 2).
Tidak terdapan perbedaan yang signifikan antara pengguna GTL dan GTSL
dalam kepuasan terhadap estetika gigi tiruannya (P> 0.05; Tabel 1, Gambar 1 dan 2)
walaupun persentase nilai 1 dan 2 lebih tinggi pada pengguna GTL, dimana hal ini
merupakan hasil yang mengejutkan karena dalam pemikiran kami clasp pada GTSL
tidak memberikan penampilan estetika yang baik dan gigi penyangganya adalah
kaninus dan/atau premolar pertama. Mungkin, nilai 1 atau 2 diberikan pada penilaian
estetika dari pasien yang penampilannya/profil wajah menjadi berubah karena insersi
GTL.
Pengguna GTL secara signifikan lebih puas daripada pengguna GTSLpada
retensi gigitiruan maksila (P < 0.05; Tabel 1, Gambar 1 dan 2). Walaupyun tidak ada
nilai 1 atau 2 dari pengguna GTSL, mereka memberikan nilai 4 dengan persentase
yang lebih tinggi dibandingkan pengguna GTL. Sebenarnya, nilai yang lebih tinggi
diharapkan untuk retensi gigi tiruan maksila berasal dari pengguna GTSL karena
adanya clasp, tetapi hal ini tidak didukung oleh hasil yang ada. Walaupun demikian,
GTL maksila mencapai retensi yang baik dalam kasus dimana pencatatan fungsional
yang baik (peripheral seal) dan area dukungan gigi tiruan yang menguntungkan. Hal
ini memungkinkan karena pada pengguna GTSL bila membandingkan retensi gigi
tiruan dengan gigi natural dan dengan demikian mendapatkan retensi gigi tiruan
rahang atas yang lebih rendah.
Pengguna GTSL secara signifikan lebih puas terhadap retensi gigi tiruan
mandibula dibandingkan pengguna GTL (P < 0.05; Tabel 1, Gambar 1 dan 2). Hal ini,
bukan merupakan fakta yang tidak diduga jika mempertimbangkan masalah retensi
pada GTL rahang bawah dan resorpsi residual ridge. Hal ini hamper tiga sampai
empat kali lebih besar terjadi pada edentulous mandibula daripada maksila dan dapat
menyebabkan area pendukung gigi tiruan yang tidak menguntungkan. Pada pengguna
GTL lebih dari 20% pasien tidak puas atau kurang puas (nilai 1 dan 2) dan tidak ada
pengguna GTSL memberikan nilai 1 atau 2 untuk retensi gigi tiruan mandibula. Hal
ini menunjukkan clasp memiliki peran penting dalam retensi gigi tiruan mandibula
GTSL dan gigi tiruan dengan retainer indirek dalam mencegah resorpsi residual ridge.
Pengguna GTL secara signifikan lebih puas daripada pengguna GTSL dalam
berbicara (P < 0.05; Tabel 1, Gambar 1 dan 2). Nilai median maupun modus adalah 5
dalam kedua kelompok, walaupun demikian pengguna GTL memiliki persentase nilai
5 yang lebih tinggi dibandingkan pengguna GTSL, yang memberikan lebih banyak
nilai 4.kemungkinan, pengguna GTSL lebih menyadari ketidaknyamanan yang
disebabkan konstruksi plat palatal. Mereka juga dapat melakukan artikulasi dengan
baik tanpa gigi tiruan, karena memiliki gigi depan natural yang masih terdapat dalam
mulut, sementara kelompok GTL yang sudah tidak memiliki gigi natural
membutuhkan gigi depan buatan dalam gigi tiruannya untuk artikulasi dan tidak dapat
mengartikulasikan suara dengan baik bila tidak menggunakan gigi tiruan. Ikebe et al.
menemukan bahwa dalam kelompok pengguna GTL, ketidakpuasan terbesar berasal
dari kemampuan bicara (28.5%) sementara pengguna GTSL, pada kemampuan
mengunyah (21.7%). Walaupun demikian, hal ini berbeda dengan penelitian ini
dimana pengguna GTL lebih puas dengan kemampuan berbicara dan kemungkinan
sebagai hasil dari pasien yang ikut serta adalah pasien yang telah diseleksi
berdasarkan kriteria memiliki gigi tiruan yang berfungsi sepenuhnya, termasuk retensi
dan dimensi vertikal yang baik. Ikebe et al. memeriksa pasien dalam institusi geriatric
di Jepang dan menemukan bahwa gigi tiruan yang digunakan memiliki kualitas yang
bervariasi, sehingga hal ini memungkinkan kalau GTL yang digunakan oleh pasien
memiliki retensi yang buruk dan dimensi vertikal yang memendek dan oleh karena itu
28.5% memiliki ketidakpuasan saat berbicara.
Pengguna GTL secara signifikan lebih puas daripada pengguna GTSL dalam
pengunyahan (P < 0.05; Tabel 1, Gambar 1 dan 2). Kami memperkirakan pengguna
GTSL lebih puas dan menunjukkan pengunyahan yang lebih baik karena adanya gigi
natural yang terdapat di dalam mulut dan memiliki clasp dan retainer indirek yang
dapat meningkatkan retensi dan stabilitas GTSL, tetapi hal ini tidak didukung dengan
hasil yang ada. Ikebe et al. juga menemukan bahwa sebagian besar pengguna GTSL
tidak puas saat mengunyah (21.7%). Walaupun demikian, pengguna GTL lebih
menyadari kekurangan mereka karena tidak memiliki gigi yang tersisa di dalam mulut
dan oleh karena itu mereka lebih puas terhadap pengunyahan. Hal ini berlawanan
dengan pengguna GTSL, yang memiliki ekspektasi yang tidak realistis, karena
mereka membandingkan gigi tiruannya dengan gigi natural. Hal ini juga dapat
disebabkan makanan yang dikonsumsi berbeda antara pengguna GTL dengan GTSL.
Pengguna GTL mungkin telah memodifikasi makanan yang mereka konsumsi dan
makan makanan yang lebih lembut yang membutuhkan lebih sedikit pengunyahan dan
kontraksi otot pengunyahan yang berlebihan, sehingga menghasilkan tekanan yang
lebih lemah terhadap area pendukung gigi tiruan. Budzt-Jorgensen dan Isidor
menemukan bahwa perawatan dengan jembatan cantilever yang diperluas ke distal
pada mandibula merupakan alternative yang menguntungkan untuk perawatan GTSL
pada pasien lanjut usia dengan gigi-gigi yang tinggal sedikit, dimana pasien biasanya
kurang puas dalam mengunyk ketika menggunakan GTSL.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara GTL dengan GTSL dalam
kenyamanannya ketika menggunakan gigi tiruan rahang atas (P > 0.05, N.S.; Tabel 1,
Gambar 3). Walaupun demikian, pengguna GTL secara signifikan lebih tidak puas
dalam kenyamanan ketika menggunakan gigi tiruan mandibula (P < 0.05, Tabel 1,
Gambar 3). Temuan ini sudah diperkirakan, karena problem yang sangat dikenal pada
GTL mandibula yaitu retensi dan stabilisasi, yang dapat diperbaiki pada GTSL karena
adanya retainer indirek dan clasp.
Hasil ini menunjukkan bahwa klinisi harus mendiskusikan secara mendalam
dengan pasien mengenai masalah yang mungkin muncul yang dapat terjadi pada dua
kelompok yang berbeda berdasarkan konstruksi gigi tiruan yang baru, sebagai
pengguna GTL maupun GTSL harus dibuat signifikan, tetapi penyesuaian yang
berbeda dibutuhkan untuk penggunaan gigi tiruan mereka secara baik. Hal ini dapat
membuat harapan pasien lebih realistis dan periode adaptasi terhadap gigi tiruan yang
baru untuk trauma yang lebih sedikit.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari studi ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa keduanya, baik
pengguna GTL maupun GTSL sebagian besar puas dengan gigi tiruannya. Pengguna
GTL lebih puas dibandingkan pengguna GTSL dalam hal kemampuan pengunyahan,
berbicara, dan retensi gigi tiruan rahang atas, sementara pengguna gigi tiruan sebagian
lepasan lebih puas terhadap retensi dan kenyamanan ketika menggunakan gigi tiruan
rahang bawah (P<0.05) . Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengguna
GTL dan GTSL dalam kepuasan secara umum terhadap gigi tiruan mereka, estetika
dan kenyamanan ketika menggunakan gigi tiruan maksila(P > 0.05; N.S.).