PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH
DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
OLEH
NOVIA RATNASARI
NIM 105731113816
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH
DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Oleh
NOVIA RATNASARI
NIM 105731113816
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Muh. Tang dan Ibunda Nurhayati, yang
telah memberikan semangat dan doa sehingga bisa menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus
dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberikan arahan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Para sahabat dan teman-teman yang selalu memberi bantuan dan semangat
beserta dukungan dalam menyelesaikan karya ini.
MOTTO HIDUP
“Balas Dendam Terbaik Adalah Dengan Memperbaiki Diri Sendiri”
(Ali Bin Abi Thalib)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Penelitian : Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
Nama Mahasiswa : Novia Ratnasari
No. Stambuk/ NIM : 105731113816
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah disetujui serta dipertahankan di hadapkan penguji pada Ujian Skripsi
yang dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2020 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Ruangan IQ 7.1 Gedung Iqra Unismuh Makassar.
Makassar, 24 Oktober 2020
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Amir, S.E., M.Si.Ak.CA Mukminati Ridwan, S.E.,M.Si NIDN: 0031126404 NIDN: 0919017901 Tanggal : 5 November 2020 Tanggal : 29 Oktober 2020
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi,
Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP
NBM. 1 073 428
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi atas Nama Novia Ratnasari , NIM 105731113816, diterima dan disahkan
oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Nomor Nomor: 001/1442H/2020. Tanggal 24 Oktober
2020 M sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 8 Rabi’ul Awal 1442H 24 Oktober 2020M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof .Dr. H. Ambo Asse, M.Ag ( .......................... )
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM ( .......................... )
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis) ...........................
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM ( .......................... )
(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis) ........................
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE., MM ( .......................... )
2. Linda Arisanti Razak,SE.,M.Si.Ak.CA ( .......................... )
3. Mukminati Ridwan, SE., M.Si. ( ......................... ) 4. Idil Rahmat Susanto, SE., M.Ak ( ......................... )
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Novia Ratnasari
Stambuk : 105731113816
Jurusan : Akuntansi
Dengan judul : “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Dalam
Memprediksi Arus Kas (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).”
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 24 Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Novia Ratnasari NIM.105731113816
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ismail Rasulong, SE.,MM NBM. 903 078
Ketua Program Studi Akuntansi,
Dr. Ismail Badollahi,SE,M.Si.Ak.CA.CSP
N NBM. 1 073 428
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunianya serta petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini dengan judul “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba
Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas” (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia). Salam dan shalawat tidak lupa peneliti haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi yang menuntun ummatnya dari alam yang
gelap gulita ke alam yang terang-benderang dengan segala ilmu dan sunnahnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
diberi bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara materi maupun
moril. Oleh karena itu penulis meyampaikan rasa hormat dan sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse S.Ag, Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Andi Arman, S.E, M.Si.,Ak. CA selaku penasehat akademik yang
senantiasa memberikan bimbingan kepada peneliti
5. Bapak Muh. Amir, S.E., M.Si.Ak.CA selaku pembimbing I yang senantiasa
mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.
6. Ibu Mukminati Ridwan, S.E.,M.Si, selaku pembimbing II atas bimbingan dan
arahan yang diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.
vii
7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
ilmu kepada penulis.
8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Ayah, ibu dan seluruh keluarga yang senantiasa mendoakan dan mendukung
setiap keputusan peneliti dalam mencari ilmu
10. Rekan-Rekan akuntansi 2016 yang telah membantu peneliti dalam proses
berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
11. Terimakasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis persatu yang
telah memberikan semangat, dukungan beserta motivasi sehingga penulis
dapat merampungkan skripsi.
Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Namun, peneliti sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila
terjadi kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Oleh karena, itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan peneliti.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Makassar, Oktober 2020
Novia Ratnasari
105731113816
viii
ABSTRAK
Novia Ratnasari. 2020, Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Dalam
Memprediksi Arus Kas. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I oleh Muh. Amir dan
Pembimbing II Mukminati Ridwan.
Penelitian ini bertujuan memberikan bukti empiris mengenai laba kotor, laba
operasi, dan laba bersih dalam memprediksi arus kas dengan menguji masing-
masing variabel.
Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2019, dengan mengungkapkan dan menyajikan data yang
dibutuhkan, menggunakan satuan mata uang rupiah dalam pelaporan keuangan,
perusahaan tidak mengalami kerugian. Metode yang digunakan dalam pemilihan
objek pada penelitian ini adalah purposive sampling sebanyak 67 sampel
perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program SPSS
versi 26 for window.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba kotor berpengaruh signifikan
positif terhadap arus kas, sedangkan laba operasi dan laba bersih tidak
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap arus kas. Namun, secara
simultan laba kotor, laba operasi, laba bersih memiliki kemampuan prediktif
terhadap arus kas. Berdasarkan hasil uji determinan hasil koefisien terhitung
cukup sehingga model terpilih dapat digunakan sebagai model prediktor arus kas
masa mendatang.
Kata kunci: Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih dan Arus Kas
ix
ABSTRACT
Novia Ratnasari. 2020, The Influence of Gross Profit, Operating Profit, Net Profit
in Predicting Cash Flow. Thesis of accounting study program, Faculty of
Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by
Muh. Amir and Mukminati Ridwan
This study aims to provide empirical evidence regarding gross profit,
operating profit, net income in predicting cash flow by testing each variable.
The research object is a manufacturing company listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2019, by disclosing and presenting the required data, using the
rupiah currency in financial reporting, the company does not experience a loss.
The method used in the selection of objects in this study was purposive sampling
of 67 sample companies. The analysis model used in this study is a multiple linear
regression analysis model which is carried out with the help of the SPSS version
26 for windows program.
The results of this study indicate that gross profit has a significant positive
effect on cash flow, while operating profit and net income do not show a significant
effect on cash flow. However, simultaneously gross profit, operating profit, net
income have predictive capabilities for cash flow. Based on the results of the
determinant test, the coefficient results are calculated to be sufficient results are
calculated to be sufficient so that the selected model can be used as a sufficient so
that the selected model can be used as a predictor model for future cash flows.
Keywords: Gross Profit, Operating Profit, Net Profit and Cash Flow
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i
PERSEMBAHAN ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................................viii
ABSTRACT .............................................................................................................ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 7
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................. 8
D. MAMFAAT PENELITIAN .......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 10
A. TINJAUAN TEORI .................................................................................. 10
1. Signaling Theory ..................................................................................... 10
2. Laporan Keuangan ................................................................................. 11
xi
3. Tujuan Laporan Keuangan ..................................................................... 18
4. Laporan Laba Rugi dan Kegunaanya .................................................... 19
5. Jenis Laba .............................................................................................. 24
6. Laporan Arus Kas ................................................................................... 26
7. Klasifikasi Arus Kas Menurut Aktivitas ................................................... 26
8. Tujuan Laporan Arus Kas ...................................................................... 30
B. PENELITIAN TERDAHULU ................................................................... 32
C. KERANGKA KONSEP ........................................................................... 42
D. HIPOTESIS............................................................................................. 42
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 46
A. JENIS PENELITIAN ............................................................................... 46
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ..................................................... 46
C. VARIABEL DAN SKALA PENGUKURAN .............................................. 47
D. POPULASI DAN SAMPLE ..................................................................... 49
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ........................................................... 52
F. TEKNIK ANALISIS DATA ....................................................................... 53
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ........................................... 59
A. SEJARAH DAN MILESTONE PT BURSA EFEK INDONESIA ............. 59
B. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ........................................... 63
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 64
A. HASIL PENELITIAN ............................................................................... 64
xii
1. Deskripsi Data Penelitian.......................................................................... .64
2. Deskripsi Variabel Penelitian .....................................................................66
B. PEMBAHASAN ....................................................................................... 77
1. Pengaruh Laba Kotor terhadap arus kas masa mendatang ................... 77
2. Pengaruh laba operasi terhadap arus kas masa mendatang ................... 78
3. Pengaruh laba bersih terhadap arus kas masa mendatang ..................... 79
4. Pengaruh laba kotor, laba operasi dan laba bersih terhadap arus kas masa
mendatang ................................................................................................. 80
BAB VI PENUTUP ................................................................................................ 82
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 82
B. SARAN ................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 84
LAMPIRAN ........................................................................................................... 86
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ......................................................................... 38
Tabel 3.1 Kriteria Perusahaan ......................................................................... 50
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................. 50
Tabel 5.1 Statistik Deskriftif ............................................................................. 64
Tabel 5.2 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .................................. 67
Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinieritas Arus Kas ............................................... .68
Tabel 5.4 Hasil Uji Autokorelasi Arus Kas ..................................................... 69
Tabel 5.5 Hasil Uji Glajer Heteroskedastisitas .............................................. 71
Tabel 5.6 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda .............................................. 72
Tabel 5.7 Uji Koefisien Determinan ................................................................. 73
Tabel 5.8 Model Summery ................................................................................ 74
Tabel 5.8 Uji Siginikasi Secara Parsial ........................................................... 74 Tabel 5. 9 Nilai Signifikan Secara Simultan ................................................... 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ................... 59
Gambar 5.1 Hasil uji Normalitas Dengan Analisis Grafik Plot ..................... 67
Gambar 5.2 Hasil Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas............................ 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di dunia ternyata memiliki
berbagai peranan penting di antara negara-negara yang ada di Asia
Tenggara. Diantaranya peranan yang paling menonjol yakni perkembangan
industri manufaktur. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan
industri manufaktur besar dan sedang 2019 naik sebesar 4,01 persen
terhadap tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya
produksi industri pencetakan dan produksi media rekaman, naik sebesar
19,58 persen. Selain itu industri yang mengalami penurunan produksi terbesar
adalah industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya, turun 18,49
persen “ujar kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS”.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV-
2019 naik sebesar 3,62 persen terhadap triwulan IV tahun 2018. Kenaikan
tersebut terutama disebabkan naiknya produksi farmasi, produk obat kimia
dan obat tradisonal, naik 18,58. Sementara itu, pertumbuhan produksi industri
manufaktur besar dan sedang triwulan IV 2019 naik sebesar 0,09 persen
terhadap triwulan III 2019. Industri yang lain mengalami kenaikan produksi
tertinggi adalah industri bahan kimia dan barang dagang dari bahan kimia naik
13.07 persen.
(https://www.merdeka.com).
2
Selain informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
yang sedang terjadi dan sifatnya bersumber dari lingkungan eksternal
perusahaan baik diindustri manufaktur maupun industri lainnya, namun untuk
dapat berinvestasi dalam sektor bisnis tertentu, terlebih dahulu sebagai
seorang investor membutuhkan suatu kepastian yang dapat menjamin
prospek dalam berinvestasi pada sektor bisnis tersebut, yang bersumber dari
internal perusahaan.
Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan diyakini
sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi
ketidakpastian dalam mengambil keputusan ekonomi. Salah satu upaya untuk
mengurangi ketidakpastian tersebut adalah dengan melakukan analisis
terhadap laporan keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek arus
kas di masa yang akan datang dapat diperoleh apabila investor memiliki
informasi yang berhubungan dengan perusahaan.
Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan
akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil
operasi keuangan perusahaan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak-pihak yang ada
didalam (internal) perusahaan maupun pihak-pihak yang berada diluar
(eksternal) perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan dapat dipakai
sebagai alat untuk berkomunikasi pada pihak-pihak dengan data keuangan
perusahaan. Pemakai informasi keuangan meliputi: investor, karyawan,
kreditor, pemasok, pemerintah dan masyarakat umum. (Sugiono dan Untung,
2016:01)
3
Prediksi yang digunakan pemakai laporan keuangan untuk mengetahui
keadaan perusahaan di masa mendatang, merupakan alat bantu untuk
mengambil keputusan ekonomi yang dimana secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu sehingga dapat memprediksi
peluang dan mengetahui resiko apa yang akan terjadi. Prediksi di dasarkan
atas asumsi pihak yang bertanggungjawab yang mencerminkan kondisi-
kondisi yang diyakini akan terjadi dan arah tindakan yang diperkirakan akan
diambil. Prediksi mencoba memberikan informasi tentang apa yang
diharapkan akan terjadi.
Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan merupakan salah
satu sumber informasi yang penting bagi investor dan kreditur untuk dapat
menganalisis hasil kerja manajemen dalam melakukan perolehan laba dan
arus kas dimasa yang akan datang. Para pemakai laporan keuangan seperti
para investor dan kreditur lebih tertarik pada apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Parameter kinerja perusahaan yang menjadi perhatian
yaitu komponen arus kas dan laba. Laporan arus kas merupakan salah satu
jenis laporan keuangan yang memiliki kemampuan entitas untuk
menghasilkan arus kas dimasa mendatang, laporan arus kas dapat digunakan
sebagai alat untuk memprediksi arus kas perusahaan mendatang.
Laporan arus kas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memperoleh arus kas di masa depan, kemampuan entitas untuk
membayar deviden, perbedan antara laba bersih dan kas bersih yang
dihasilkan oleh aktivitas operasi, transaksi-transaksi investasi dan pendanaan
kas selama periode tersebut. Hal ini membuat arus kas penting untuk menilai
4
kinerja perusahaan yang akan menarik perhatian investor, kreditur dan
pengguna laporan keuangan lainnya.
Laporan arus kas ini sangat berguna untuk menganalisis laporan
keuangan yaitu:1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan
(memperoleh) kas dimasa yang akan datang. 2. Menilai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden dan keperluan
dana untuk kegiatan eksternal. 3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara
laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 4. Menilai
pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan
lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
(Harahap, 2018:259)
Laba akrual lebih unggul dalam memprediksikan arus kas masa depan
karena 2 ulasan. Pertama, melalui prinsip pengakuan pendapatan yang
mencerminkan konsekueni arus kas masa depan. Misalnya, penjualan kredit
hari ini meramalkan adanya kas yang diterima dimasa depan dari pelanggang.
Kedua, akuntansi akrual mengaitkan arus kas masuk dan dan arus kas keluar
dengan lebih baik sepanjang waktu melalui proses pengaitan. Artinya laba
lebih stabil dan merupakan prediksi arus kas yang dapat diandalkan.
(Subramanyan, 2017:92)
Laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada satu periode akuntasi yang menyajikan unsur-unsur
pendapatan dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan laba atau rugi.
Laporan laba rugi menyajikan informasi laba kotor, laba operasi, dan laba
bersih. Penggunaan laba dan arus kas sebagai alat yang kompleks karena
perlu diperhatikan informasi-informasi yang terkandung didalamnya. Laba rugi
5
dipandang sebagai informasi yang lebih baik dalam menilai prospek laba dan
arus kas dimasa mendatang.
Laba kotor merupakan selisih dari pendapatan dikurangi dengan harga
pokok penjualan, yang dimana laba kotor berasal dari pendapatan yang
diperoleh perusahaan yang tidak sepenuhnya dari penjualan tunai namun juga
berasal dari penjualan kredit, perubahan penjualan dan harga pokok
penjualan yang hasilnya menunjukkan bahwa nilai yang terkandung dalam
laba kotor dapat berpengaruh dalam memprediksi arus kas.
Laba operasi merupakan laba yang diperoleh dari kegiatan utama
perusahaan atau pengukuran kemampuan perusahaan seberapa jauh
memperoleh laba, laba operasi berasal dari selisih antara penjualan dengan
seluruh biaya beban operasional. Jika beban operasional meningkat maka
laba akan mengalami penurunan begitupun sebaliknya, sehingga pembayaran
beban operasional perusahaan meningkat dan mengakibatkan penurunan kas
yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan. Operasi menguntungkan akan
menghasilkan penerimaan kas melebihi jumlah yang diinvestasikan dan
sebagai konsekuensinya akan meningkatkan arus kas yang masuk. Dengan
ini laba operasional dapat dinyatakan memiliki potensi memprediksi arus kas.
Laba bersih juga dapat berpengaruh dalam memprediksi arus kas
karena laba bersih merupakan selisih antara seluruh pendapatan dari
kegiatan operasi maupun non operasi, bersifat akrual yang berasal dari laba
sebelum pajak di tambah pendapatan-pendatan lain seperti pendapatan
bunga dan di kurangkan dengan beban lain-lain seperti beban bunga dan
pajak. Dengan adanya rekonsiliasi antara laba bersih dan arus kas dapat
6
membantu pengguna laporan arus kas untuk memprediksi arus kas melalui
prediksi laba.
Laba memiliki potensi informasi yang sangat penting bagi pihak eksternal
dan internal perusahaan. Laba digunakan sebagai tolak ukur kinerja
perusahaan serta memberikan informasi yang berkaitan dengan manajemen
perusahaan atas tanggungjawab pengelolahan sumber dayanya. Informasi
tentang kinerja perusahaan, terutama profitabilitas dibutuhkan manajemen
untuk mengambil keputusan mengenai pengelolaan sumber ekonomi di masa
mendatang. Pada teori laba yang telah di jelaskan bahwa laba memiliki
potensi untuk menyakinkan bahwa laba merupakan prediktor arus kas bagi
investor.
Ariani (2010), penelitian ini membuktikan bahwa laba kotor memiliki
kemampuan yang paling baik dibandingkan dengan laba operasi dan laba
bersih dalam memprediksi arus kas mendatang. Nurlita dkk (2018) dari hasil
penelitian menyimpulkan bahwa laba kotor, laba bersih tidak berpengaruh
signifikan dalam memprediksi mendatang, laba operasi berpengaruh
signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas mendatang. Hasil penelitian
ini tidak konsisten dengan Yuliani (2018) menunjukkan bahwa secara parsial
laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas operasi memiliki
kemampuan utuk memprediksi arus kas masa depan. Berdasarkan koefisien
determinan ( ) untuk megetahui laba terbaik, variabel laba bersih memiliki
kemampuan lebih tinggi dibandingkan laba kotor dan laba operasi dalam
memprediksi arus kas masa mendatang.
Alasan pemilihan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian adalah
disebabkan karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
7
Indonesia terdiri dari berbagai sub sektor industri dan menduduki proporsi
terbesar diantara semua jenis perusahaan yang terdaftar di BEI sehingga
dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan. Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis mengambil penelitian
dengan judul “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Dalam
Memprediksi Arus Kas” (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah laba kotor berpengaruh secara parsial terhadap arus kas masa
mendatang ?
2. Apakah laba operasi berpengaruh secara parsial terhadap arus kas masa
mendatang ?
3. Apakah laba bersih berpengaruh secara parsial terhadap arus kas masa
mendatang ?
4. Apakah laba kotor, laba operasi, dan laba bersih berpengaruh secara
simultan terhadap arus kas masa mendatang ?
8
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui apakah laba kotor berpengaruh terhadap arus kas
masa mendatang
2. Untuk mengetahui apakah laba operasi berpengaruh terhadap arus kas
masa mendatang
3. Untuk mengetahui apakah laba bersih berpengaruh terhadap arus kas
masa mendatang
4. Untuk mengetahui apakah laba kotor, laba operasi dan laba bersih
berpengaruh secara simultan terhadap arus kas masa mendatang
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan,
sumbangan pemikiran yang dapat menambah pembedaharaan
pengetahuan dan juga dapat memberikan penjelasan mengenai analisis
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur khususnya pengaruh
komponen laba dalam memprediksi arus kas.
9
2. Manfaat Praktis
Selain dari manfaat teoritis, penelitian juga diharapkan berguna bagi:
a. Bagi peneliti
Penelitian ini berguna untuk mengetahui bukti empiris tentang
pengaruh laba kotor, laba operasi, laba bersih dalam memprediksi arus
kas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi investor
Penelitian ini berguna untuk memberikan wawasan dan
menambah pengetahuan dalam menganalisis laporan keuangan
terkhusus komponen laba dan arus kas yang digunakan sebagai alat
pertimbangan pengambilan keputusan dalam melakukan investasi di
pasar modal.
c. Bagi perusahaan
Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan pada rencana
keuangan perusahaan di masa yang akan datang dalam mencapai
tujuan perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Signaling Theory
Menurut Brigham & Houston (2011), signaling theory dalam Suganda
(2018:15) adalah tindakan yang diambil dari manajemen perusahaan untuk
memberikan petunjuk bagi investor mengenai prospek perusahaan,
sedangkan menurut Scott (2011), sinyal adalah sebuah tindakan yang
diambil oleh high type manager yang mana tidak rasional jika dilakukan
oleh low type manager.
Berdasarkan pengertian tersebut, teori penyinyalan (signaling theory)
merupakan teori yang digunakan untuk memahami suatu tindakan oleh
pihak manajemen dalam menyampaikan informasi kepada investor yang
pada akhirnya dapat mengubah keputusan investor dalam melihat kondisi
perusahaan. Informasi yang simestris adalah kondisi ideal yang diharapkan
para investor (disebut pihak prinsipal) ketika manajemen perusahaan
(disebut pihak agen) memberikan informasinya. Namun, terkadang
penyampaian informasi yang asimetrispun terjadi. Menurut Jensen &
Meckling (1976), informasi asimetris terjadi karena terdapat salah satu
pihak yang selalu berupaya memaksimalkan utilitasnya. Alasan muncul
seringkali adalah bahwa pihak agen memiliki informasi penuh dalam
perusahaan dan tidak selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan
11
pihak prinsipal. Informasi asimetris ini dapat mempengaruhi kondisi dan
prospek perusahaan.
Teori penyinyalan (signaling theory) menjelaskan tindakan-tindakan
pihak manajemen dalam menyampaikan informasi kepada investor yang
pada akhirnya dapat mengubah keputusan ivestor (Suganda, 2018:16)
2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi tentang informasi
keuangan suatu perusahaan sekaligus menggambarkan kerja perusahaan
tersebut dalam periode tertentu. (Bachthiar, Nurfadilah, 2019:78)
Menurut standar akuntansi keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia, laporan keuangan diperlukan untuk menyedikan
informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan posisi
keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas), kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan untuk berbagai pihak. misalnya, untuk
pemegang saham atau investor yaitu Laporan keuangan dapat menyajikan
informasi bagaimana perusahaan tersebut dapat memberikan keuntungan
berupa deviden, untuk pihak kreditor laporan keuangan bertujuan untuk
menyakinkan tentang kelancaran pembayaran bunga pinjaman dan
angsuran pokok. Untuk pemerintah atau pajak yaitu laporan keuangan
dapat memberi informasi bagaimana perusahaan dapat meningkatkan
kemakmuran rakyat dengan menyumbangkan kontribusi pajak dan
menyediakan lapangan kerja, sedangkan manajemen yaitu laporan
keuangan digunakan untk mengukur kinerja perusahaan. Laporan
keuangan adalah laporan yang menginformasikan asset perusahaan serta
12
perubahannya dan merupakan cerminan aktivitas dan posisi keuangan
perusahaan pada priode tertentu. (Lee, 2012:3)
Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari
kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi
keuangan dan hasil operasi keuangan perusahaan, informasi tentang
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi
berbagai bagi pihak-pihak yang ada didalam (internal) perusahaan maupun
pihak-pihak yang berada diluar (eksternal) perusahaan. Oleh karena itu
laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi dengan
pihak-pihak dengan data keuangan perusahaan, dan karena inilah maka
laporan keuangan sering disebut juga “language of bussiness”. (Sugiono
dan Untung, 2016:1)
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan adalah:
(Sugiono dan Untung, 2016:2)
a. Pihak internal
1. Pihak manajemen berkepentingan langsung dan sangat
membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian
(controlling), pengkoordinasian (coordinating) dan perencanaan
(planning) suatu perusahaan.
2. Pemilik perusahaan, dengan menganalisa laporan keuangannya
pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam
memimpin perusahaan.
13
b. Pihak eksternal
1. Investor, memerlukan analisa laporan keuangan dalam rangka
penentuan kebijakan penananam modalnya. Bagi investor yang
penting adalah tingkat imbalan hasil (return) dari modal yang telah
atau akan ditanam didalam suatu perusahaan tersebut.
2. Kreditur, mereka merasa berkepentingan terhadap
pengembalian/pembayaran kredit yang telah diberikan kepada
perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja keuangan jangka
pendek (likuiditas), dan (profitabilitas) dari perusahaan.
3. Pemerintah, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan juga
oleh lembaga yang lain seperti statistik, dan lain-lain.
4. Karyawan, berkepentingan dengan laporan keuangan dari
perusahaan dari mana mereka bekerja, karena sumber penghasilan
mereka tergantung pada pada perusahaan yang bersangkutan.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa laporan keuangan merupakan
hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan
keuangan terdiri dari 4 (empat) laporan dasar, yaitu: (Sugiono dan Untung,
2016:3)
a. Neraca atau laporan posisi keuangan
Menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban
serta modal waktu te rtentu seperti 30 dessember 2014.
14
b. Laporan laba rugi
Menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan
biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan
dalam suatu periode tertentu seperti periode januari – dessember 2014.
c. Laporan perubahan modal/ laba ditahan
Yang memuat tentang saldo awal dan akhir laba ditahan dalam
neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan laba selama jangka
waktu tertentu. Besarnya laba selama jangka waktu tertentu.
d. Laporan arus kas
Memperlihatkan aliran kas selama periode tertentu, serta
memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan
kas dari setia kegiatan dalam periode yang dicakup.
Elemen-elemen laporan keuangan: (Bahri, 2016:23)
1. Asset
a. Asset lancar (current asset)
1. Kas (cash) yaitu uang tunai, cek atau alat pembayaran yang siap dan
bebas dipergunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
2. Piutang wasel (notes receivable) yaitu tagihan pada pihak kreditur
yang disertai dengan surat kesanggupan untuk melunasinya.
3. Piutang usaha (accont receivable) yaitu tagihan yang timbul karena
adanya penjualan jasa atau barang dagangan.
4. Persekot atau beban dibayar dimuka (prepaid expenses) yaitu beban
yang telah dibayarkan tetapi belum digunakan atau dimamfaatkan
sebagai beban aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang atau
15
periode akuntansi berikutnya. Misalnya, sewa dibayar dimuka atau
asuransi dibayar dimuka.
5. Perlengkapan (supplies) yaitu perlengkapan yag habis dipakai dalam
satu tahun. Misalnya, alat-alat tulis seperti pensil, pena, stempel dan
sebagainya.
b. Asset tetap berwujud (fixed asset)
1. Tanah (land)
2. Bangunan (building)
3. Kendaraan (vehicle)
4. Peralatan (equipment)
c. Asset tetap tidak berwujud (intangible asset)
1. Hak paten, yaitu hak suatu perusahaan atas pembuatan suatu
barang yang dilindungi oleh undang-undang dari peniruan-peniruan.
2. Hak merk, yaitu pemakaian suatu tanda (simbol) dalam perdagangan
yang dilindungi undang-undang dari peniruan.
2. Kewajiban atau utang (lialibilites)
a. Utang jangka pendek (current lialibilites)
1. Utang usaha (account payable) yaitu kewajiban perusahaan kepada
kreditur yang timbul karena adanya transaksi pembelian barang
dagangan secara kredit.
2. Utang wesel (notes payable) yaitu kewajiban perusahaan kepada
pihak kreditur yang disertai dengan janji tertulis untuk melunasinya.
16
3. Utang gaji (salaries payable) yaitu kewajiban yang timabul karena
terdapat karyawan yang sudah bekerja tetapi belum mendapat
pembayaran gaji oleh peruahaan.
4. Utang pajak (tax payable) yaitu utang yang timbul karena apabila
perusahaan sudah saatnya membayar pajak penghasilan tetapi
karena sesuatu hal lain sehingga pajak tersebut belum dibayarkan.
5. Pendapatan diterimah dimuka (revenue in advanced) yaitu
pendapatan yang telah diterimah pada periode sekarang tetapi belum
memberikan jasa. Misalnya, sewa diterima dimuka.
b. Utang jangaka panjang (long tern debt)
Utang obligasi (bond payable) yaitu kewajiban jangka panjang dari
suatu perusahaan atau pemerintah yang disertai dengan sertfikat tanda
terutang dan bentuk tertulis diatas materai.
3. Ekuitas
a. Modal, yaitu bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih
antara aktiva dan utang.
b. Prive, yaitu pengambilan pribadi oleh pemilik perusahaan (prive
terjadi dalam perusahaan perseorangan).
c. Modal saham, yaitu modal berupa jumlah lembar saham yang
dikeluarkan oleh perusahaan (modal saham terjadi untuk perusahaan
perseroan terbatas)
d. Agio saham atau disagio saham yaitu selisih antara nilai normal
saham dengan harga jual saham (jumlah yang diterima perusahaan).
17
e. Laba ditahan yaitu laba yang tidak diberikan kepada pemegang
saham.
6. Deviden yaitu hak pemegang saham atas laba perusahaan atau laba
yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang perusahaan.
7. Saldo laba yaitu merupakan kumpulan dari laba tahun-tahun
sebelumnyan dan biasa digunakan untuk perusahaan perseoranga.
8. Simpanan wajib yaitu sejumlah uang yang wajib dibayar oleh anggota
oleh koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Biasanya
simpanan ini dilakukan secara rutin, setiap bulan, setiap tiga bulan,
dan setiap enam bulan.
9. Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang sama banyak yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat menjadi anggota
4. Pendapatan (revenues)
a. Pendapatan usaha (operating revenue) yaitu pendapatan yag
diperoleh dari kegiatan pokok perusahaannya yaitu pendaptan dari
penjualan jasa atau barang dagangan
b. Pendapatan nonusaha (nonoperating revenue) yaitu pendapatan
yang berasal dari kegiatan diluar usaha pokok misalnya, pendapatan
deviden, pendapatan bunga, dan pendapatan sewa
5. Beban (expenses)
a. Beban pemasaran (marketing expenses) yaitu seluruh beban yang
digunakan untuk menyelanggarakan pemasaran, penjual barang
18
atau pengiriman barang. Misalnya: beban iklan, beban perjalanan,
sampel, dan sebagainya.
b. Beban administasi (administration expenses) yaitu semua beban
yang mencakup beban-beban yang terjadi dalam menyelenggarakan
pengarahan, pengawasan tugas-tugas perusahaan. Misalnya,
beban gaji pegawai kantor, beban sewa, beban telepon, beban
listrik, dsb.
c. Beban diluar usaha (nonoperating expenses) yaitu beban yang
dikeluarkan perusahaan untuk pengeluaran diluar usaha pokok
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan: (Bachthiar, Nurfadilah 2019:78)
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi
mengenai aktivitas pembiayaan investasi.
19
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubung
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai
laporan.
Adapun menurut SAK No. 1. Tujuan laporan keauang adalah :
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermamfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan serta perubahannya. Selain itu, laporan keuangan juga dapat
memberikan informasi kinerja atau kegiatan operasional perusahaan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam proses pengambilan
keputusan.
4. Laporan Laba Rugi dan Kegunaanya
Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang menyajikan
ukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu.
Lewat laporan laba rugi: (Hery, 2017:114)
a. Investor dapat mengetahui besarnya tingkat profitabilitas yang
dihasilkan investee.
b. Kreditur juga dapat mempertimbangkan kelayakan kredit debitur.
c. Penetapan pajak yang nantinya akan disetorkan ke kas negara, juga
diperoleh berdasarkan jumlah laba bersih yang ditunjukkan lewat
laporan laba rugi.
20
d. Ukuran laba mengambarkan kinerja manajemen dalam menghasilkan
profit untuk membayar bunga kreditur, deviden investor, dan pajak
pemerintah.
e. Informasi laba dapat dipakai untuk mengestimasi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang
(memprediksi atau menafsir earning powerI).
f. Menafsir resiko dalam berinvestasi, dll.
Laporan laba rugi atau income statement profit and loss statement
adalah membandingkan pendapatan terhadap beban pengeluarannya
untuk menentukan laba atau rugi bersih (Najmuddin, 2011:71). Tujuan
keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna bagi investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan investasi
dan pemberian kredit. Di samping itu, FASB dalam kerangka kerja
konseptualnya menyatakan bahwa informasi mengenai laba perusahaan,
yang diukur dengan accrual accounting, pada umumnya memberikan dasar
yang lebih baik dalam hal memprediksi kinerja perusahaan dimasa depan
dari pada informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Jadi,
didalam kerangka kerja konseptual disebutkan bahwa fokus utama
pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang
diberikan oleh ukuran laba dan komponen-komponennya (pendapatan,
beban, keuntungan, dan kerugian). (Hery, 2017:114)
Pada laba akrual alat prediksi arus kas masa depan yang unggul
dibandingkan arus kas kini karena dua alasan. Pertama, melalui
pengakuan pendapatan, ini mencerminkan konsekuensi arus kas masa
depan. Misalnya, penjualan kredit hari ini memperkirakan adanya arus kas
21
yang akan diterima dari pelanggan di masa depan. Kedua, akuntansi akrual
menyeleraskan arus kas masuk dan arus kas keluar dengan lebih baik
selama waktu menilai proses pengaitan. Hal ini berarti laba merupakan alat
prediksi yang stabil dan dapat diandalkan dari arus kas (Subramanyam,
2017:92).
Definisi yang lebih resmi untuk pos-pos yang berhubungan dengan
laba, yang dikenal sebagai unsur-unsur utama laporan laba rugi, adalah
sebagai berikut: (Hery, 2017:123)
a. Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas
aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari
keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas
lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral
perusahaan. Biasa dengan bentuk, seperti penjualan, honor, bunga,
deviden, dan sewa.
b. Beban adalah arus kas keluar aktiva atau peningkatan lainnya atas
aktiva atau terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi
dari keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan
barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi
utama atau operasi sentral perusahaan. Yang memiliki berbagai bentuk
seperti, harga pokok penjualan, biaya pengiriman barang, penyusutan,
amortisasi, bunga, sewa, gaji dan upah, utilitas (air, listrik, telepon),
piutang tak tertagih, garansi, asuransi, iklan, perlengkapan, dan pajak.
c. Keuntungan adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) entitas yang
ditimbulkan oleh transaksi peripheral (transaksi di luar operasi utama
atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi insidentil (transaksi
22
yang keterjadiannya jarang) dan dari seluruh transaksi lainnya serta
peristiwa maupun keadaan-keadaan lainnya yang memengaruhi entitas,
tidak termasuk yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik.
d. Kerugian adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) entitas yang
ditimbulkan oleh transaksi peripheral (transaksi diluar operasi utama
atau operasi sentral perusahaan) dan dari seluruh transaksi lainnya
serta peristiwa maupun keadaan lainnya yang memengaruhi entitas.
Keuntungan dan kerugian juga bisa berasal dari banyak peristiwa,
seperti penjualan investasi, penjualan aktiva tetap, penghapusan aktiva
tetap, penebusan utang obligasi, penjualan piutang usaha.
Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk pilihan, yaitu
bentuk langsung (single—step) dan bentuk bertahap (multiple-step) : (Hery,
2017:125)
a. Bentuk langsung (single-step) adalah laporan laba rugi yang
menekankan pada total pendapatan dan total beban sebagai faktor
penentun laba/rugi bersih. Seluruh pendapatan, baik yang berasal dari
kegiatan normal bisnis perusahaan (pendapatan penjualan bersih)
maupun yang bukan berasal dari kegiatan normal bisnis perusahaan
atau pendapatan lain-lain seperti, pendapatan bunga, deviden, dan
sewa yang akan digabung menjadi satu jumlah sebagai total
pendapatan. Demikian juga dengan seluruh beban mulai dari harga
pokok, penjualan (COGS), beban penjualan, beban umum dan
administrasi, hingga beban bunga (beban lain-lain) akan digabung
23
menjadi satu jumlah sebagai total beban. Laba/rugi bersih dihitung dari
selisih antara total pendapatan dengan total beban. Dengan demikian,
dalam laporan laba rugi bentuk langsung ini tidak menrinci berapa
besarnya laba kotor, beban operasional, laba operasional, pendapatan
lain-lain, dan beban lain-lain. Keungggulan utama dari pelaporan laba
rugi bentuk langsung terletak pada kesederhaan penyajian dan tidak
adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih
diproritaskan dari lainnya. Dengan demikian, laporan laba rugi bentuk
langsung ini menghilangkan masalah klarifikasi yang bisa muncul.
b. Bentuk bertahap (multiple-step) adalah laporan laba rugi yang
menunjukkan tahapan-tahapan dalam menentukan laba bersih.
Pendapatan penjualan bersih akan dikurangkan dengan harga pokok
penjualan untuk menentukan besarnya laba kotor. Laba kotor ini akan
dikurangkan dengan beban operasional yang terdiri dari beban
penjualan dan beban umum administrasi untuk mementukan besarnya
laba operasional. Lalu, laba operasional ini akan ditambah dengan
pendapatan dan keuntungan lain-lain dan dikurangkan dengan beban
dan kerugian lain-lain untuk menentukan besarnya laba sebelum pajak
penghasilan. Laba sebelum pajak penghasilan dikurangkan dengan
pajak penghasilan diperoleh laba bersih.
24
5. Jenis Laba
a. Laba kotor
Laba kotor merupakan selisih dari pendapatan perusahaan
dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua
biaya yang dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan
perhitungan dimulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik,
diolah, hingga dijual, semua biaya-biaya langsung yang berhubungan
dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost
barang terjual (Ariani, 2010:27). Laba kotor yaitu laba yang diperoleh
sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban beban perusahaan.
Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan peroleh
(Kasmir, 2012:303).
b. Laba operasi
Angka laba operasi merupakan selisih laba kotor dengan biaya-
biaya operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya –biaya yang
berhubungan dengan operasi perusahaan atau biaya-biaya yang sering
terjadi didalam perusahaan yang bersifat operatif. Selain biaya-biaya
ini diasumsikan memiliki hunbungan dengan penciptaan pendapatan.
Dintaranya biaya-biaya operasi tersebut adalah biaya gaji karyawan,
biaya administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi,
biaya penyusutan dan lain-lain. Laba operasional mengukur kinerja
fundamental operasi perusahaan dan dihitung sebagai selisih antara
laba kotor dengan beban operasional (Ariani, 2010:27). Laba
operasional menggambarkan bagai aktivitas operasi perusahaan telah
25
dijalankan dan kelolah secara baik dan efisien, terlapas dari kebijkan
pembiayaan dan pengelolah pajak penghasilan. (Hery, 2017:136),
sedangkan (subramanyam, 2017:23) laba operasi tidak memiliki definisi
tetap, tetapi mengacu pada selisi antara pendapatan penjualan dan
semua beban operasi.
c. Laba bersih
Angka laba bersih merupakan angka yang menunjukkan selisih
antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun
non operasi perusahaan. Para akuntan menggunakan istilah (net
income) untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah
(net loss) untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan. Untuk
menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai
perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih
sehingga diterapkan perusahaan dapat memberikan tingkat
pengebalian yang tinggi. Laba bersih (net income) dapat dijadikan
ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Earning
merupakan suatu ukuran berupa besar harga yang masuk (pendapatan
dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian).
Dengan demikian, laba bersih adalah laba yang menunjukkan bagian
laba yang akan ditahan didalam perusahaan dan akan dibagikan
sebagai deviden (Ariani, 2010:27). Laba bersih (net profit) merupakan
laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban
perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak (Kasmir,
2012:303).
26
6. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (statement of cash flows) adalah suatu laporan yang
menunjukkan aliran tunai yang diterima dan digunakan perusahaan di
dalam satu periode akuntansi, beserta sumber-sumbernya. Walaupun
begitu terdapat banyak aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dengan
berbagai keunikan produknya, tetapi secara umum semua aktivitas
perusahaan dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok aktivitas utama
berkaitan dengan penyusunan laporan arus kas. (Hamzah, 2019:86)
7. Klasifikasi Arus Kas Menurut Aktivitas
Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pembayaran kas
diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu : (Lam dan Lau,
2015:374).
a. Aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan derivatif utama dari
pendapatan utama aktivitas produksi dari suatu entitas. Dengan
demikian arus kas ini pada umumnya merupakan hasil dari transaksi
dan kejadian lain yang menentukan laba neto atau kerugian suatu
entitas.
Arus kas yang muncul dari aktivitas operasi dapat dijadikan suatu
indikator kunci dari kemampuan entitas, tanpa sumber pendanaan
eksternal, untuk menjaga kemampuan operasi mereka, jumlah dari arus
kas operasional historis bersama dengan informasi lain dapat
menyediakan sejumalah informasi-informasi yang akan membantu
peramalan arus kas opersional dimasa depan.
27
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi antara lain sebagi berikut:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
2. Kas yang diperoleh dari royalti, honor, komisi dan pendapatan lain.
3. Pembayaran kas kepemasok barang dan jasa.
4. Pembayaran kas untuk kepentingan karyawan.
5. Penerimaan kas dan dibayarkan untuk premi asuransi entitas, klaim,
tunjangan, dan mamfaat dari kebijakan lainnya.
6. Pembayaran kas atau pembayaran kembali pajak penghasilan
kecuali dapat diidentifikasikan dengan aktivitas investasi dan
pendanaan.
7. Penerimaan kas atau dibayarkan dari kontrak kerja sama atau
keperluan perdagangan.
b. Aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas investasi menggambarkan pengeluaran
entitas untuk mendapatkan pemasukan dimasa mendatang. Arus kas ini
menyediakan informasi bagi penggunaan untuk mengestimasi, sebagai
contoh adalah kemampuan operasi dan pertumbuhan entitas.
Pengungkapan terpisah arus kas yang bersal dari aktivitas investasi
perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
28
Arus kas yang timbul dari aktivitas investasi yang mencakup:
1. Pembayaran kas untuk mengakuisisi aset tetap, aset tak berwujud
dan aset jangka panjang lainnya. Pembayaran ini meliputi hal-hal
yang berhubungan dengan kapasitasi biaya pengembangan dan
pembuatan aset tetap itu sendiri.
2. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tak berwujud, dan
aset jangka panjang lainnya.
3. Pembayaran untuk mengakuisisi modal dan instrumen utang dari
entitas lainnya serta kepentingan dalam ventura bersama (selain
pembayaran untuk instrumen ini dianggap sebagai setara kas atau
yang dimiliki untuk dijual kembali).
4. Penerimaan kas dari penjualan modal atau instrumen utang dari
entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain
penerimaan untuk instrumen ini dianggap sebagai setara kas atau
yang dimilki untuk dijual kembali).
5. Uang muka dan pinjaman yang dibuat untuk pihak lain (selain uang
meka dan pinjaman yang boleh dibuat oleh lembaga keuangan).
6. Penerimaan kas dari pengembalian kembali uang muka dan
pinjaman yang dibuat untuk pihak lain (selain uang muka dan
pinjaman yang dibuat oleh lembaga keuangan).
7. Pembayarn kas untuk kontrak fiture, kontrak forward, kontrak opsi
dan kontrak swap kecuali ketika kontrak tersebut dipegang untuk
tujuan dijual kembali atau pembayaran diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan.
29
8. Penerimaan kas untuk kontrak fiture, kontrak forward kontak opsi dan
kontrak swap kecuali ketika kontrak tersebut dipegang untuk tujuan
dijual kembali atau pembayaran diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan.
c. Aktivitas pendanaan
Arus kas historis yang muncul dari aktivitas pendanaan
menggambarkan sumber dana dari pemilik modal maupun pemberian
pinjaman. Mereka dapat membantu memprediksi klaim atas arus kas
dimasa depan dari pemilik modal dan pemberi pinjaman serta menilai
struktur keuangan dari entitas .
Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang dihasilkan dari
penerbitan saham atau obligasi baru, pembayaran deviden, pembelian
kembali saham perusahaan, peminjaman utang maupun pelunasan
utang.
Berikut adalah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan:
1. Kas yang diperoleh dari saham atau instrumen ekuitas lainnya.
2. Pembayaran kas kepada pemilik modal untuk mendapatkan atau
menebus saham ekuitas.
3. Kas yang dihasilkan dari pengeluaran surat utang, pinjaman, obligasi,
hipotek, dan pinjaman jangka pendek maupun janggka panjang
lainnya.
4. Pembayaran kembali kas pinjaman yang telah diterbitkan.
5. Pembayaran kembali oleh penyewa untuk mengurangi kewajiban
yang beredar berhubungan dengan sewa pembiayaan.
30
8. Tujuan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas ini sangat berguna untuk menganalisis laporan
keuangan. Sesuai PSAK no.2 penyajian laporan arus dimulai pada tahun
buku 1 januari 1995 atau sebelumnya. Tujuan menyajikan laporan arus kas
adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaa pada suatu periode
tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditor, dan pemakai
lainnya untuk: Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan
(memperoleh) kas dimasa yang akan datang, Menilai kemampuan
perusahaan untuk memasukkan (memperoleh) kas dimasa yang akan
datang, Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan eksternal, Menilai
pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan
lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode
tertentu.
a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan (memperoleh) kas
dimasa yang akan datang.
Melakukan pemeriksaan hubungan antarpos pada laporan arus kas,
para investor dan pihak lainnya dapat membuat prediksi mengenai
jumlah, waktu, dan ketidakpastian mengenai arus kas di masa depan
dengan lebih baik dibandingkan jika mereka menggunakan data akrual.
(Syahputra, 2014:21)
b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan eksternal.
31
Jika sebuah perusahaan tidak memiliki cukup kas, mereka tidak
dapat membayar karyawan, melunasi utang atau membayar deviden.
Para karyawan, kreditor dan pemegang saham umumnya tertarik pada
laporan ini, karena laporan ini sendiri menunjukkan arus kas dalam
kegiatan bisnis. (Syahputra, 2014:21)
c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
Laba bersih menyediakan informasi mengenai keberhasilan atau
kegagalan sebuah perusahaan bisnis. Meski demikian, beberapa pihak
mengkritik laba bersih berbasis akrual, karena membutuhkan banyak
perhatian. Hasilnya keandalan dari angka tersebut sering dipertanyaan.
Hal tersebut tidak terjadi pada kas. (Syahputra, 2014:21)
d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi
keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu
periode tertentu.
Dengan memeriksa transaksi investasi dan pendanaan sebuah
perusahaan, pembaca laporan keuangan dapat mengerti dengan lebih
baik mengapa aset dan kewjiban berubah selama periode tersebut.
(Syahputra, 2014:21)
32
B. PENELITIAN TERDAHULU
Sampai saat ini penelitian mengenai kemampuan laba dalam
memprediksi arus kas masa depan telah banyak dilakukan. Penelitian
terdahulu merupakan salah satu acuan penulis untuk melakukan penelitian
sehingga dapat memperkaya teori yang nantinya akan digunakan. Berikut
merupakan penelitian terdahulu dari beberapa junal yang terkait dengan
penelitian yang dilakukan:
Marisca Dwi Ariani (2010) dengan judul “Pengaruh Laba Kotor, Laba
Operasi, Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Dimasa Mendatang (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-
2008) hasil penelitian menunjukkan bahwa laba kotor memiliki kemampuan
yang paling baik dibandingkan dengan laba operasi dan laba bersih dalam
memprediksi arus kas masa depan. Secara parsial hanya variabel laba kotor
yang terbukti signifikan mempengaruhi variabel dependen (arus kas). Namun
secara simultan laba kotor, laba operasi, laba bersih mempunyai kemampuan
prediktif terhadap arus kas masa depan.
Wartini (2013) dengan judul “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi dan
Laba Bersih dalam Memprediksi Arus Kas Aktivitas Operasi di Masa
Mendatang Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Bergerak di Bidang
Industri Dasar dan Kimia di BEI 2009-2011”, penelitian ini menggunakan
populasi sebanyak 12 perusahaan, berdasarkan hasil secara parsial (uji t)
hanya laba bersih yang berhasil berpengaruh signifikan dalam memprediksi
arus kas aktivitas operasi di masa mendatang, sedangkan laba kotor, laba
operasi tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas aktivitas
operasi di masa mendatang, sehingga para pengguna laporan keuangan
33
dapat menggunakan ketiga variabel tersebut dalam memprediksi dimasa
mendatang.
Shofiahlimy Rispayanto (2013) dalam penelitiannya dengan judul “Laba
Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih, Dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi
Arus Kas Operasi Masa Mendatang (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur
BEI periode 2008-2011). Dengan menggunakan jenis data kuantitatif, sumber
data skunder. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel laba
operasi dan arus kas operasi memiliki pengaruh yang signifikan positif
terhadap arus kas operasi mendatang, yang dimana semakin tinggi laba
operasi dan arus kas operasi tahun berjalan maka semakin tinggi pula arus
kas operasi mendatang, akan tetapi pada variabel laba kotor dan bersih
menunjukkan hasil yang tidak signifikan positif terhadap arus kas operasi
dimasa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa informasi laba operasi dan
arus kas operasi dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk
memprediksi arus kas operasi dimasa mendatang.
Lenny yuniani (2015) dalam penelitian “Kemampuan Laba Dan Arus Kas
dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Food And
Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2013”. Teknik analisis
yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan laba kotor, laba operasi, laba bersih
dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas masa depan di perusahaan
food and beverage dengan sample 19 perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan secara individu laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus
kas operasi, memilki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan,
34
berdasarkan koefisien ( ) untuk mengetahui angka laba terbaik, variabel laba
bersih memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan laba operasi dan bersih.
Jusniati (2016) dalam penelitiannya “Pengaruh Laba Kotor, Laba Bersih,
dan Arus Kas Operasi Terhadap Arus Kas Operasi Dimasa Depan pada
Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar BEI 2011-2014”. Pengambilan
sampel yang dilakukan secara purposive sampling sebanyak 51 perusahaan
aneka industri dengan data yang diolah pada SPSS Versi 2.1. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa laba kotor berpengaruh signifikan terhadap arus kas
operasi dimasa depan. Sedangkan laba bersih dan arus kas aktivitas operasi
tidak tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap arus kas operasi
dimasa mendatang.
Dwiani Rita Widyastuti (2017) meneliti judul “Analisis Laba, Arus Kas
Operasi dan Komponen-Komponen Akrual Dalam Memprediksi Arus Kas
Operasi Dimasa Depan” jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dari
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI periode 2013-
2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi, arus
kas tahun berjalan, perubahan piutang usaha, perubahan utang usaha,
perubahan persediaan dan perubahan depresiasi berpengaruh signifikan
terhadap arus kas operasi dimasa mendatang. Sedangkan variabel laba
bersih tidak berpengaruh terhadap arus kas operasi dimasa depan.
Yessi Rinanda (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh Kemampuan
Laba dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa
Mendatang Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini tergolong penelitian kausatif.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan tingkat signifikansi
35
0,000<0,05 maka hasil penelitian ini menyimpulkan laba berpengaruh
signifikan positif terhadap arus kas operasi masa depan, arus kas operasi
berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi masa depan, dimana nilai
0,000<0,05 laba memiliki kemampuan yang lebih tinggi baik dari arus kas
operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, dimana laba
memiliki nilai standardized coefficients beta lebih besar dari nilai arus kas
operasi, yaitu 0,582>0,384.
Risa Maulidia, Abdul Wahid Mahsuni dan Afifudin (2018) pada
penelitiannya dengan judul “Kemampuan Informasi Laba dan Arus Kas Dalam
Memprediksi Arus Kas Masa Depan”. Jenis penelitian yang dipakai yaitu
korelasional dan kausal kompratif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif, sampel yang digunakan sebanyak 36 perusahaan LQ-45 yang
terdaftar BEI periode 2014-2016, dengan menggunakan variabel independen
X1: informasi laba, X2: arus kas operasi dan variabel dependen. Y: arus kas
dimasa depan. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan maupun parsial
mamiliki pengaruh positif terhadap arus kas masa depan pada perusahaan
LQ-45di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
Rukmala Risma Nurlita, Tatas Rhido Nugroho, Nur Ainiyah (2018) studi
ini meneliti dengan judul “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih
Untuk Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Food &
Beverages yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 yang dipilih menggunakan metode purposive
sampling. Pada penelitian ini menggunakan jenis pendekatan asiosatif yang
bersifat kausal dengan teknik analisis regresi berganda. Dari hasil penelitian
menyimpulkan bahwa laba kotor tidak berpengaruh signifikan dan positif
36
dalam memprediksi arus kas dimasa mendatang dengan nilai signifikasi
sebesar 0,496>0,05. Laba operasi berpengaruh signifikan dan positif dalam
memprediksi arus kas masa depan dengan nilai signifikan sebesar 0,001<0,05
sedangkan pada laba bersih tidak berpengaruh positif dalam memprediksi
arus kas masa depan dengan ilai signifikasi sebesar 0,355>0,05. Berdasarkan
uji F yang dilakukan peneliti di simpulkan bahwa laba kotor, laba operasi, laba
bersih memiliki kemampuan secara simultan dalam memprediksi arus kas
masa depan.
Wahyu Alatas Sitompul (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh Laba
Bersih Dan Piutang Terhadap Prediksi Arus Kas Aktivitas Operasional Masa
Depan (studi kasus PDAM cabang HM. Yamin Medan)” penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder yang
dilakukan pada kantor PDAM cabang HM tahun 2013 sampai 2017. Yamin
Medan, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetaui bagaimana
pengaruh laba bersih dan piutang terhadap prediksi arus kas aktivitas
operasional masa depan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dilakukan secara dokumentasi,
teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan-catatan atau
dokumen-dokumen, formulir-formulir, laporan-laporan, yang terdapat pada
objek penelitian yang berhubungan dengan data yang diperlukan dengan
menggunakan regresi berganda, dengan uji F, uji t, dan uji koefisien
determinan. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan uji asumsi
klasik, regresi linier berganda dan uji hipotesis.
37
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, laba bersih (X1)
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap prediksi arus kas aktivitas
operasional masa depan di PDAM cabang HM. Yamin Medan. Pengujian ini
dapat dilihat dari nilai laba bersih (X1) adalah sebesar 9,995 lebih
besar dari sebesar 2,00247 dan nilai signifikan laba bersih (X1) adalah
0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil nilai dari alpa sebesar 0,05 dan Piutang
(X2) adalah sebesar 2,502 lebih besar dari sebesar 2,00247 dan nilai
signifikan Piutang (X2) adalah 0,016 yang berarti nilai lebih kecil dari nilai alpa
sebesar 0,005 secara simultan laba bersih dan piutang berpengaruh signifikan
terhadap prediksi arus kas aktivitas operasional masa depan di PDAM cabang
HM. Yamin Medan pengujian ini dapat dilihat dari nilai sebesar
151,405 lebih besar dari sebesar 3,18 dan nilai signifikan sebesar 0,000
lebih kecil dari nilai alpa sebesar 0,05
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No Nama Peneliti
(Tahun) Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Ariani (2010) Variabel Arus kas Variabel independen Laba kotor Laba operasi Laba bersih
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba kotor berpengaruh signifikan terhadap arus kas mendatang. Laba operasi dan laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas aktivitas operasi. Secara simutan variabel laba kotor, laba operasi, dan laba bersih secara bersama atau simutan yang mempunyai
38
kemampuan prediktif arus kas mendatang
2 Wartini (2013) Variabel dependen arus kas aktivitas operasi variabel independen laba kotor laba operasi laba bersih
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia di BEI priode 2009-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih yang berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi dimasa mendatang sedangkan laba kotor dan laba operasi tidak berpengaruh signifkan positif terhadap arus kas aktivitas operasi. Secara simultan variabel laba kotor, laba operasi, laba bersih secara bermasa-bersama atau simultan mempunyai kemampuan prediktif terhadap arus kas mendatang.
3 Rispayanto (2013)
Variabel dependen Arus kas operasi Variabel independen Laba kotor Laba operasi Laba bersih
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba kotor dan laba bersih berpangaruh signifikan posistif terhadap arus kas operasi mendatang, laba operasi tidak berpengaruh terhadap arus kas operasi masa mendatang. Secara simultan variabel laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara bersama-sama memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas operasi masa mendatang.
4 Yuliana (2015) Variabel dependen Arus kas operasi Variabel independen Laba kotor Laba operasi Laba bersih Arus kas operasi
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data kuantitatif, data yang bersifat skunder yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2010-2014, populasi pada sektor food and beverge dengan
39
hasil penelitian secara parsial laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas operasi memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan. Berdasarkan
koefisien determinasi ( ) untuk mengetahui laba terbaik , variabel laba bersih memiliki kemampuan lebih tinggi di bandingkan laba laba kotor dan laba operasi.
5 Jusniati (2016) Variabel dependen Arus kas operasi Variabel independen Laba kotor Laba bersih Arus kas operasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba kotor berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi dimasa depan. Sedangkan arus kas aktivitas operasi tidak menunjukkan terhadap arus kas operasi dimasa depan.
6 Widyastuti (2017)
Variabel dependen Arus kas operasi Variabel independen Laba kotor, laba operasi, laba bersih, arus kas operasi, perubahan piutang usaha, perubahan hutang usaha, perubahan persediaan , perubahan beban depresiasi
Data yang digunakan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi, arus kas tahun berjalan, perubahan piutang usaha, perubahan utang usaha, perubahan persediaan dan perubahan depresiasi berpengaruh terhadap arus kas operasi dimasa depan. Sedangkan variabel laba bersih tidak berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan.
7 Rinanda (2018)
Variabel dependen Arus kas operasi Variabel independen Laba Arus kas operasi
Penelitian ini pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Hasil penelitian menyimpulkan laba berpengaruh signifikan positif terhadap arus kas operasi masa depan, arus operasi kas berpengaruh signifikan positif terhadap
40
arus kas operasi masa depan, namun laba memiliki kemampuan yang lebih baik dari pada arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
8 Maulidia, Abdul dkk (2018)
Variabel dependen Arus kas Variabel independen Informasi laba Arus kas
Penelitian ini pada perusahaan di BEI yang terdaftar LQ-45 periode 2014-2016. Secara parsial laba dan arus kas memiliki pengaruh positif terhadap arus kas masa depan, maka secara simultan laba dan arus kas berpengaruh terhadap arus kas masa depan.
9
Nurlita, Tatas dkk (2018)
Variabel dependen Arus kas Variabel independen Laba kotor Laba operasi Laba bersih
Penelitian ini pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. Dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa laba kotor dan laba bersih tidak berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa depan sedangkan laba operasi berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa depan. Dan berdasarkan uji F penelitian menyimpulkan bahwa laba kotor, laba opeasi dan laba bersih memiliki kemampuan simultan dalam memprediksi arus kas masa depan.
10 Sitompul (2018)
Variabel dependen Arus kas operasional Variabel independen Laba bersih Piutang
Penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder yang dilakukan pada kantor PDAM Cabang HM. Yamin Medan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa laba bersih dan piutang berpengaruh signifikan secara simultan terhadap prediksi arus kas aktivitas operasional masa depan dan secara parsial laba bersih terhadap
41
prediksi arus kas operasional masa depan dan piutang berpengaruh terhadap prediksi arus kas aktivitas operasional masa depan.
11 koeswardhana (2020)
Variabel dependen Arus kas Variabel independen Laba kotor Laba operasi Laba bersih
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Teknik penarikan sampel yaitu purposive sampling dengan jumlah jumlah sampel sebanyak 30 dari perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2015-2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba kotor tidak berpengaruh dalam memprediksi arus kas sedangkan laba operasi dan laba bersih mempunyai kemampuan signifikan dalam memprediksi arus kas masa mendatang.
12 Alamsyah dan Noor (2019)
Variabel dependen Arus kas Variabel independen Laba kotor Laba operasi Laba bersih
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari perusahaan-perusahaan manufaktur dengan sampel penelitian yang diambil dari tahun 2012-2017, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan hasil uji t menyimpulkan laba kotor, laba operasi, laba bersih berpengaruh terhadap arus kas masa mendatang.
Sumber: Data Diolah 2020
42
C. KERANGKA KONSEP
D. HIPOTESIS
Berdasarkan tinjauan teoritis hasil penelitian sebelumnya di atas maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pengaruh Laba Kotor Terhadap Arus Kas Dimasa Mendatang
Laporan laba rugi yang terdapat pada laporan keuangan memiliki
komponen seperti laba kotor. Perusahaan dapat menyampaikan sinyal
informasi bagi para investor dengan angka laba kotor. Apabila laba kotor
mengalami peningkatan maka dapat menunjukkan penjualan yang mengalami
peningkatan. Hal itu merupakan sinyal yang baik bagi investor mengenai arus
kas yang dihasilkan perusahaan dimasa mendatang.
Alamsyah, Noor (2019) dalam penelitiannya menyatakan Variabel laba
kotor berpengaruh signifikan positif terhadap arus kas masa mendatang,
kenaikan laba kotor akan mengakibatkan kenaikan arus kas, yang mana laba
kotor merupakan perbandingan antara pengurangan cost barang terjual
Arus Kas
Mendatang
Laba Kotor H1
Laba Operasi H2
Laba Bersih H3
H4
43
dengan pendapatan yang diterima perusahaan. Semua biaya yang telah
dikeluarkan merupakan harta yang telah dikorbankan untuk cost barang
terjual. Pengakuan adanya cost barang terjual sejak bahan baku yang telah
terjual sampai ke pabrik, dan mulai diolah hingga terjual. Jadi seluruh biaya
disatukan dalam produk yang akan dijual sehingga diklasifikasikan sebagai
cost barang terjual. Dalam hal ini, laba kotor merupakan informasi yang
relevan bagi para investor dalam proses pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian dan hasil temuan diatas dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
H1 : Laba kotor berpengaruh fositif terhadap arus kas di masa mendatang
Pengaruh Laba Operasi Terhadap Arus Kas Dimasa Mendatang
Koeswardhana (2020) laba operasi adalah selisih antara laba kotor dan
biaya-biaya operasi dan diperoleh dari aktivitas operasi utama perusahaan.
Laba operasi memiliki pengaruh dalam memprediksi arus dimasa depan,
karena nilai pada laba operasi memperhitungkan beban operasi perusahaan
yang digunakan untuk kegiatan utama perusahaan, dalam beban operasional
tersebut terdapat nilai dari beban yang masih harus dibayar dan beban
dibayar dimuka yang bersifat akrual dapat mempengaruhi keuangan
perusahaan dimasa depan
Nurlita dkk (2018) mengemukakan bahwa variabel laba operasi memiliki
pengaruh positif terhadap arus kas masa mendatang, laba operasi berkaitan
dengan laba yang berasal dengan aktivitas operasi perusahaan, artinya laba
operasi mampu menggambarkan operasi perusahaan dan memiliki hubungan
langsung pada proses penciptaan laba melalui biaya operasi, seperti biaya
44
gaji karyawan, biaya administrasi, biaya iklan, dll. Sehingga, laba operasi lebih
mampu menggambarkan maupun menilai efisiensi perusahaan dalam
menjalankan aktivitas operasi dan membantu para pemakai laporan keuangan
dalam mengambil keputusan dimasa mendatang.
Berdasarkan uraian dan hasil temuan diatas dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Laba operasi berpengaruh positif terhadap arus kas dimasa mendatang
Pengaruh Laba Bersih Terhadap Arus Kas Dimasa Mendatang
Menurut subramanya dalam Nurlita, dkk (2018). Laba bersih dapat
digunakan dalam memprediksi arus kas dimasa depan. Laba bersih
mencerminkan nilai yang mampu diberikan oleh perusahaan kepada investor
dan menunjukkan bagian laba yang ditahan oleh perusahaan yang akan
dibagikan sebagai deviden. Informasi yang disediakan laporan laba rugi sering
kali digunakan untuk memperkirakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dan aktiva yang disamakan dengan kas dimasa
mendatang.
Alamsyah, Noor (2019) mengemukakan bahwa variabel laba bersih
berpengaruh signifikan positif terhadap arus kas masa mendatang. Hal ini
menunjukkan laba bukan hanya mengindikasikan arus kas dimasa mendatang
saja melainkan dasar evaluasi akan laba dimasa lalu dan menjadi bahan
pertimbangan dimasa yang akan datang. Dengan demikian semakin tinggi
laba bersih yang dicapai suatu perusahaan maka semakin tinggi prediksi arus
kas dimasa mendatang.
45
Berdasarkan uraian dan hasil temuan diatas dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
H3 : Laba bersih berpengaruh positif terhadap arus kas dimasa mendatang
Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Terhadap Arus Kas
Dimasa Depan
Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan
akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dari hasil
operasi perusahaan yang sangat berguna bagi pihak-pihak baik intern
maupun ekstenal perusahaan. Dalam penelitian ini salah satu instrumen
keuangan yang dijadikan dasar dalam memprediksi arus kas dimasa depan
yaitu laporan laba rugi. Laba rugi merupakan laporan yang menyajikan ukuran
keberhasilan operasi perusahaan selama priode waktu tertentu.
Menurut kieso (2005) dalam Ariani (2010:22) laporan laba rugi digunakan
untuk membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus kas dimasa
mendatang, Seperti mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan,
membantu menilai resiko atau ketidakpastian dari arus kas mendatang yaitu
pada komponen-komponen dalam informasi laba, seperti pada pendapatan,
biaya, laba dan rugi yang menggambarkan hubungan antara komponen
tersebut dan dapat digunakan untuk menilai resiko pada tingkat tertentu suatu
arus kas dimasa mendatang.
Berdasarkan uraian dan hasil temuan diatas dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
H4 : Informasi laba kotor, laba operasi, dan laba bersih secara simultan
berpengaruh terhadap arus kas dimasa mendatang.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif
dengan metode asiosatif. Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positif, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan data instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statiktik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
diterapkan (Sugiyono, 2015:37). Penelitian yang berbentuk asiosatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebab akibat variabel
yang akan diteliti (Sugiyono, 2015:62). Penelitian ini menjelaskan pengaruh
laba kotor, laba operasi dan laba bersih dalam memprediksi arus kas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Galeri Investasi Bursa Efek
Indonesia (BEI) Univesitas Muhammadiyah Makassar. Jalan Sultan
Alauddin No. 259 kota Makassar, Sulawesi Selatan kode pos 90221.
Lokasi penelitian dipilih peneliti karena Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah
wadah yang menyediakan data laporan keuangan. (www.idx.co.id) .
47
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester VIII tahun pelajaran 2019/2020.
Secara keseluruhan semua kegiatan dari penelitian dilakukan selama 4
bulan yaitu sejak Maret sampai Juli 2020.
C. VARIABEL DAN SKALA PENGUKURAN
Sugiyono (2015:38) menjelaskan bahwa variabel merupakan suatu
atribut atau sifat, nilai dari orang, objek, organisasi suatu kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Di dalam penelitian ini variabel-variabel
penelitian diklasifikasikan menjadi dua kelompok variabel, yaitu variabel terikat
(dependen variable) dan variabel bebas (independen variabel).
1. Variabel Independen (bebas)
a. Laba Kotor (X1)
Menurut Kasmir (2012:303), laba kotor yaitu laba yang diperoleh
sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. Artinya
laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan peroleh. Sedangkan
(Ariani, 2010:27) Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan
dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua
biaya yang dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan
dimulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah hingga dijual,
semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk
tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual. Periode pengamatan
tahun 2019. Cara menghitung laba kotor dapat dirumuskan. sebagai
berikut:
Laba kotor = penjualan besih – harga pokok penjualan
48
b. Laba Operasi (X2)
Laba operasional mengukur kinerja fundamental operasi perusahaan
dan dihitung sebagai selisih antara laba kotor dengan beban operasional.
Laba operasional menggambarkan sebagai aktivitas operasi perusahaan
telah dijalankan dan kelolah secara baik dan efisien, terlapas dari kebijakan
pembiayaan dan pengelolah pajak penghasilan, periode pengamatan tahun
2019. (Hery, 2012:123). Cara menghitung laba operasi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
c. Laba Bersih (X3)
Menurut Kasmir (2012:303) Laba Bersih (Net Profit) merupakan laba
yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan
dalam suatu periode tertentu termasuk pajak, periode pengamatan tahun
2019. Cara menghitung laba bersih dirumuskan sebagai berikut:
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen (Y) adalah yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel independen. Variabel dependen adalah
arus kas dimasa mendatang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total arus kas akhir tahun 2019.
Laba operasi = laba kotor – beban operasi
Laba bersih = laba operasi – biaya bunga – pajak penghasilan
Arus Kas Mendatang = Kenaikan (penurunan) kas dan
setara kas + saldo awal tahun
49
Menurut Hery, (2017:215) laporan arus kas melaporkan arus kas
masuk maupun arus kas keluar perusahaan selama periode. Laporan arus
kas ini akan memberikan informasi yang berguna mengenai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi, melakukan
investasi, melunasi kewajiban dan membayar deviden.
D. POPULASI DAN SAMPLE
Pada populasi penelitian ini yaitu pada perusahaan manufaktur di
tahun 2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang di mana
perusahaan ini memiliki laporan keuangan dan dipublikasikan. Sedangkan
sample yang digunakan dengan menggunakan purposive sampling. Adapun
kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2019.
2. Mengungkapkan dan menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian
pada periode 2019.
3. Perusahaan yang menggunakan satuan mata uang rupiah dalam
pelaporan keuangan pada tahun 2019.
4. Perusahaan tidak mengalami kerugian pada tahun 2019.
Dalam penelitian ini terdapat 169 perusahaan manufaktur untuk tahun
2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan penulis memilih sebanyak 67
perusahaan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dapat dilihat tabel 3.1
50
Tabel 3.1
Kriteria Perusahaan
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek indonesia tahun 2019
169
2 Pegungkapkan laporan keuangan secara tidak lengkap
(29)
3 Perusahaan yang mengungkapkan laporan keuangan tidak dengan satuan mata uang rupiah
(15)
4 Perusahaan yang telah mengalami kerugian (39)
5 Data outlier (19)
Jumlah sampel selama periode pengamatan 67
3.2
Sampel Penelitian
NO KODE
SAHAM NAMA PERUSAHAAN
1 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
2 WSBP Waskita Beton Precast Tbk
3 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
4 ARNA Arwana Citramulia Tbk
5 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk
6 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
7 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
8 APLI Asiaplast Industries Tbk
9 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
10 IMPC Impack Pratama Industri Tbk
11 PBID Panca Budi Idaman Tbk
12 TRST Trias Sentosa Tbk
13 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
14 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
15 SPMA Suparma Tbk
16 AGII Aneka Gas Industri Tbk
17 EKAD Ekadharma International Tbk
18 INCI Intanwijaya Internasional Tbk
19 MDKI Emdeki Utama Tbk
20 SRSN Indo Acidatama Tbk
21 ALKA Alakasa Industrindo Tbk
22 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk
51
23 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
24 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
25 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
26 LION Lion Metal Works Tbk
27 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
28 MAIN Malindo Feedmill Tbk
29 SIPD Sierad Produce Tbk
30 KMTR Kirana Megatara Tbk
31 ADES Akasha Wira International Tbk
32 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk
33 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
34 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
35 CLEO Sariguna Primatirta Tbk
36 DLTA Delta Djakarta Tbk
37 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk
38 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
39 STTP Siantar Top Tbk
40 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
41 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
42 INAF Indofarma Tbk
43 MERK Merck Tbk
44 PEHA Phapros Tbk
45 PYFA Pyridam Farma Tbk
46 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
47 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
48 KINO Kino Indonesia Tbk
49 CINT Chitose Internasional Tbk
50 HRTA Hartadinata Abadi Tbk
51 AUTO Astra Otoparts Tbk
52 BOLT Garuda Metalindo Tbk
53 INDS Indospring Tbk
54 BELL Trisula Textile Industries Tbk
55 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
56 STAR Star Petrochem Tbk
57 TRIS Trisula International Tbk
58 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
59 ZONE Mega Perintis Tbk
60 AMIN Ateliers Mecaniques D’Indonesie Tbk
61 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk
52
62 JECC Jembo Cable Company Tbk
63 KBLI KMI Wire & Cable Tbk
64 KBLM Kabelindo Murni Tbk
65 SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce
66 VOKS Voksel Electric Tbk
67 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk
Sumber : (www.edusaham.com)
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Sugiyono (2013:402) menjelaskan data sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Data
sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer
seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dan menunjang
penelitian ini.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2013:401). Adapun cara untuk memperoleh data dan
informasi dalam penelitian ini yaitu:
1. Metode penelitian kepustakaan (Library Research)
Dalam rangka memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat
memecahkan permasalahan, maka penulis mengadakan penelitian
kepustakaan dengan membaca buku, literatur, hasil penelitian yang
sejenis, dan media lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
53
2. Metode Penelitian lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dengan cara mencatat data dari laporan-laporan,
catatan, dan arsip-arsip yang ada di beberapa sumber, seperti di Galeri
Investasi Bursa Efek Muhammdiyah Makassar dan media internet sebagai
penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang
diperlukan.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengelolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dengan
melihat kerangka pemikiran teoritis, maka teknis analisis kuantitatif dengan
menggunakan regresi linier berganda, dengan menggunakan statistical
package for sciences (SPSS versi 26)
1. Uji Asumsi Klasik
Model regresi berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik yang
meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menurut Ghozhali (2016:154) bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal
atau tidak. Untuk melihat model regresi normal atau tidak maka dilakukan
uji One sample Kolmogrov–Smirnov adalah lebih dari 0,5 maka Ha
diterima, sehingga data residual tidak berdistribusi normal. Sebaliknya
apabila nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov adalah lebih besar dari 0,05
maka Ha ditolak, sehingga data residual berdistribusi normal.
54
Dalam penelitian ini pengujian normalitas data dilakukan juga dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis
diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut ghozali (2016:103) pengujian multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Pengujian multikolinearitas adalah pengujian yang
mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Efek dari multikolinearitas ini
adalah menyebabkan tingginya variabel pada sampel. Hal tersebut berarti
standar eror besar, akibatnya ketika koefisien diuji, akan bernilai
kecil dari . hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan linier antar
variabel independen yang dipengaruhi dengan variabel dependen.
Untuk menemukan ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model
regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor
(VIF) dengan ketentuan:
Bila VIF > 10 terdapat masalah multikolinearitas
Bila VIF < 10 tidak terdapat masalah multikolinearitas
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
55
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi
ke observasi lainnya. Dengan kata lain, masalah ini seringkali ditemukan
apabila mengunakan data runtut waktu.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Dasar untuk
pengambilan keputusan autokorelasi melalui uji Durbin-Watson adalah
sebagai berikut:
1. Tidak ada autokorelasi = 0<d<dl
2. Tidak ada autokorelasi positif = dl<d<<du
3. Tidak ada autokorelasi negatif = 4-dl<d<4
4. Tidak ada autokorelasi negatif = 4-du<d<4-dl
5. Tidak ada autokorelasi positif dan negatif = du<d<4-du
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah variabel penggangu dimana memiliki varian
yang berbeda dari satu observasi ke observasi lainnya atau varian antar
variabel independen tidak sama, hal ini melanggar asumsi
homokedastisitas yaitu setiap variabel penjelas memiliki varian yang sama
(konstan). Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan uji gleser, yaitu
dengan melihat nilai signifikasi di atas tingkat α = 5% atau 0,05 sehingga
56
dapat di simpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
2. Metode Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda
dimasuksudkan untuk menguji sejauh mana dan bagaimana arah variabel–
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis
yang digunakan untuk menguji persamaan tersebut secara matematis
dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan :
Y = Arus Kas Mendatang
α = koefisien konstanta
β1,2,3 = koefisien variabel independen
X1 = Laba Kotor
X2 = Laba Operasi
X3 = Laba Bersih
£ = error term
Analisis dilakukan dengan menggnakan analisis regresi berganda dengan
program statistical package for sciences (SPSS versi 26)
α = b0 + X1 +X2+ X3 + £
57
3. Pengujian Hipotesis
Untuk meguji hipotesis mengenai pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tergantung dapat digunakan alat analisa statistik yaitu dengan
melakukan uji F dan t.
a. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen
secara keseluruhan terhadap pengaruh variabel dependen. Pengujian
ini dilakukan dengan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Langkah-
langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis
Ho:β=0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ha: β=0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2) Menentukan tingkat signifikan (α)yaitu sebesar 5%
3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H, yakni dengan
melihat nilai nilai sigifikan:
Jika signifikan < 5% maka Ho ditolak atau Ha diterima
Jika signifikan > 5% maka Ho diterima atau Ha ditolak
4) Pengambilan keputusan.
b. Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen
secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel lain bersifat konstan. Dengan ini dilaksanakan dengan
58
membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Langkah-langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis
a. Ho : p = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap independen terhadap variabel
dependen secara parsial.
b. Ha : p = berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial.
2) Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%
3) Menentukan kriteria penerimaan/penolakan H, yakni dengan melihat
nilai signifikan :
Jika signifikan < 5% maka Ho ditolak atau Ha diterima
Jika signifikan > 5% maka Ho diterima atau Ha ditolak
4) Pengambilan keputusan.
c. Koefisien Determinasi ( )
Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi
sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing
variabel yang digunakan. Koefisien determinasi ( ) mengukur
seberapa jauh kemampuan model yang dibentuk dalam menerangkan
variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi ( ) yaitu
antara nol dan satu. Nilai yang kecil mengindikasikan variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk dilakukannya prediksi terhadap variabel dependen (Ghozali,
2016:95).
59
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. SEJARAH DAN MILESTONE PT BURSA EFEK INDONESIA
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek hadir pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal
tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena pasar modal
sempat mengalami kevakuman. Kevakuman bursa efek disebabkan oleh
terjadinya perang dunia I yang mengharuskan bursa efek harus ditutup. Pada
tahun 1925-1942 bursa efek sempat dibuka kembali tetapi harus ditutup lagi
pada awal tahun 1939 karena adanya isu politik perang dunia ke II.
Perpindahan kekuasaan dari pemerintahan kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia adalah penyebab operasi bursa efek tidak berjalan
semestinya sehingga pada tahun 1956-1977 perdagangan di bursa efek efek
harus vakum.
Pada tahun 1977 Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
dan diresmikan kembali oleh presiden Soeharto pada tanggal 10 Agustus
1977 BEI dijalankan dibawah naungan BAPEPAM (Badan Pelaksanaan
Pasar Modal). Emiten pertama pada saat pengaktifan kembali pasar modal
adalah PT Semen Cibinong. Namun pada tahun 1977-1987 perdagangan di
Bursa Efek Indonesia sangat lesu, hingga pada tahun 1987 jumlah emiten
60
baru mencapai 24 emiten. Hal itu disebabkan karena pada saat itu
masyarakat lebih memilih instrumen perbankan di dibandingkan instrumen
pasar modal. Pada tahun 1987 BEI menghadirkan Paket Desember 1987
(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal ke
indonesia. Pada tahun 1988-1990 aktivitas perdagangan bursa efek
meningkat dengan adanya regulasi dibidang perbankan dan pasar modal.
Pada tahun 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola Oleh Perdagangan Uang Dan Efek (PPUE) dengan organisasinya
yang terdiri dari broker dan dealer. Di tahun yang sama pemerintah
mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) dengan tujuan untuk
mempermudah bagi perusahaan untuk go public. Pada tahun 1989 Bursa
Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas
milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 12 juli 1992, telah
ditetapkan sebagai HUT BEJ telah resmi menjadi perusahaan swasta
(swastanisasi) dan BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal yang sebelumnya Badan Pelaksana Pasar Modal.
Pada tanggal 21 Desember 1993, didirikan PT Pemeringkat Bursa Efek
Indonesia (PEFINDO). Sedangkan pada tahun 1995 Bursa Efek Jakarta
meluncurkan sistem operasi perdagangan yang dilaksanakan dengan sistem
operasi perdagangan yang dilaksanakan dengan sistem komputer JATS
(Jakarta Automated Trading System). Di tahun yang sama pemerintah
indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar
modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai januari 1996 Bursa
Paralel Indonesia kemudian merger dengan Bursa Efek Surabaya.
61
Pada tanggal 30 November 2007, Bursa Efek Surabaya (BES) dan
Bursa Efek Jakarta (BEJ) digabungkan dan berubah nama menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI). Setelah lahirnya BEI, pada tahun 2008 suspensi
perdagangan di berlakukan dan dibentuk Penilai Harga Efek Indonesia
(PHEI) pada tahun 2009. Selain itu, ditahun yang sama PT Bursa Efek
Indonesia mengubah sistem perdagangan yang sama (JATS) dan
meluncurkan sistem perdagangan barunya yaitu JATS-NextG yang
digunakan sampai sekarang. Pada tahun 2011 badan lain yang didirikan
oleh BEI adalah PT indonesia Capital Market Elektronik Library (ICaMEL),
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada januari 2012, dan di akhir tahun 2012
BEI mendirikan Securitas Investor Protection Fund (SIPF), dan prinsif
syariah dan mekanisme perdagangan syariah juga di luncurkan.
Bursa Efek Indonesia membuat suatu kampanye yang disebut “Yuk
Nabung Saham” yang ditunjukan kepada seluruh masyarakat indonesia
untuk mau memulai berinvestasi di pasar modal. Kampanye ini mulai
diperkenalkan pertama kali pada tanggal 12 November 2015 sampai
sekarang. Di tahun yang sama diresmikan LQ-45 Index Futures. Kemudian
pada tahun 2016, Tiack Size dan batas Autorejection kembali disesuaikan,
IDX Channel di luncurkan pada tahun 2017, IDX Incubator diresmikan,
relaksasi margin, dan New Data Center telah di perbaharui, launching
penyelesaian transaksi T+2 dan penambahan tampilan informasi notasi
khusus kode perusahaan yang tercatat.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia).
62
1. Visi dan Misi Perusahaan Bursa Efek Indonesia
a. Visi Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
b. Misi menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggarahnya
perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisiensi serta mudah
diakses oleh seluruh pemangku kepentingan (stakrholders)
2. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
63
B. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Menurut Reni (2018,52) Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang
kegiatannya mengelolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi yang siap dijual dan dipasarkan ke konsumen. Perusahaan ini
memiliki standar operasional yang harus dipatuhi oleh semua karyawan.
Perusahaan manufaktur ini merupakan kelompok emiten terbesar dari seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan manufaktur memiliki beberapa karakteristik dan juga ciri-ciri,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pengolahan material dan hasil produksi
Perusahaan manufaktur melakukan proses pengolahan bahan-bahan
mentah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Produk yang dihasilkan
terlihat secara kasat mata atau berwujud. Berbeda dengan perusahaan
jasa yang produknya tidak terwujud.
b. Menggunakan mesin dan SDM Skala Besar
Dalam proses produksinya, perusahaan manufaktur biasanya
menggunakan mesin dan tenaga manusia dalam skala besar, yang
mengerjakan proses manufacturing berdasarkan SOP yang telah dibuat.
c. Terdapat biaya produksi
Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan manufaktur, umumnya dari 3
elemen yaitu: biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik / BOP
64
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskriptif Data
Deskriptif data digunakan untuk memberikan gambaran tentang data
yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Data ini meliputi
nilai maximum, minimum, mean dan standar devisiasi. Berikut hasil
deskriptif pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LABA
KOTOR
67 12.713.983.000,00 2.190.572.296.505,00 457.696.054.510,02 490.195.396.145,97
LABA
OPERASI
67 2.345.551.181,00 1.520.914.593.284,00 233.474.696.166,01 308.091.048.895,49
LABA
BERSIH
67 676.975.255,00 968.833.390.696,00 146.356.570.674,97 216.378.970.867,87
ARUS
KAS
67 941.393.325,00 1.602.280.750.520,00 195.636.146.237,64 269.602.211.560,13
Sumber : Data Diolah 2020
a. Variabel Laba Kotor, berdasarkan dengan tabel diatas dapat diketahui
Perusahaan dengan nilai maksimal diperoleh oleh perusahaan PT Kino
Indonesia Tbk (KINO) sebesar Rp. 2.190.572.296.505,00., dan nilai
65
minimum diperoleh oleh perusahaan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
sebesar Rp 12.713.983.000,00., rata-rata sebesar Rp
457.696.054.510,02., serta standar devisiasinya perusahaan sampel
sebesar Rp 490.195.396.145,97
b. Untuk variabel laba operasi dalam pengamatan sampel perusahaan
dengan nilai maksimal diperoleh pada perusahaan PT Fajar Surya
Wisesa Tbk (FASW) sebesar Rp 1.520.914.593.284,00., dengan nilai
minimum diperoleh oleh perusahaan PT Lion Metal Works (LION)
sebesar Rp 2.345.551.181., dan sampel perusahaan memperoleh rata-
rata Rp 233.474.696.166,01., serta standar devisiasinya perusahaan
sampel sebesar Rp 308.091.048.895,49.
c. Untuk variabel laba bersih dalam pengamatan sampel perusahaan
dengan nilai maksimal di peroleh pada perusahaan PT Fajar Surya
Wisesa Tbk (FASW) sebesar Rp 968.833.390.696,00., nilai minimum
pada perusahaan PT Nusantari Inti Corpora Tbk (UNIT) sebesar Rp
676.975.255,00., dan memperoleh rata-rata Rp 146.356.570.674,97.,
serta standar devisiasinya perusahaan sampel sebesar Rp
216.378.970.867,87
d. Untuk variabel dependen Arus kas dalam pengamatan sampel
perusahaan dengan nilai maksimal diperoleh pada perusahaan PT
Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) sebesar Rp.
1.602.280.750.520,00., dengan nilai minimum pada perusahaan PT
Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) sebesar Rp 941.393.325,00., dan
memperoleh rata-rata Rp 195.636.146.237,64., serta standar
devisiasinya perusahaan sampel sebesar Rp 269.602.211.560,13.
66
2. Deskripsi Variabel Penelitian:
a. Pengujian Model
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji regresi, peneliti harus memastikan bahwa uji
regresi yang dilakukan adalah bebas dari uji asumsi klasik yang dimana
dilihat dari variabel sebagai syarat uji regresi. Yaitu dengan melakukan
uji asumsi klasik yang meliputi Uji Normalitas, Heteroskedastisitas, Uji
Multikolonieritas dan Uji Autokorelasi.
i. Uji Normal
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan independen atau keduanya memiliki distribusi
normal atau tidak. Untuk melihat model regresi normal atau tidak maka
dapat dilakukan uji One sample Kolmogrov-Smirnov adalah lebih besar
dari 0,05 maka Ha diterima, sehingga data residual berdistribusi normal.
Sebaliknya jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov adalah lebih kecil
dari 0,05 maka Ha ditolak, sehingga residual berdistribusi tidak normal.
(Ghozali, 2016:154)
Kemudian untuk meningkatkan uji normalitas dapat melihat grafik
“Normal Probability Report Plot” yang membandingkan distribusi
komulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk
garis diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya.
Hasil pengujian One Kolmogrov-Smirnov dari uji normalitas bagian
dari uji asumsi klasik pada tabel 5.2 dibawah menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0,200. Nilai ini jauh diatas nilai signifikan sehingga
67
dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal dan model regresi layak
untuk dapat dipakai.
Tabel 5.2
Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 67
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation
1,16705564
Most Extreme Differences Absolute ,077
Positive ,069
Negative -,077
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber : Data Diolah 2020
Gambar 5.1
Hasil uji Normalitas Dengan Analisis Grafik Plot
Sumber : Data Diolah 2020
Hasil pengujian normalitas dengan analisis grafik plot yang terdapat
pada gambar di atas 5.1 menunjukkan bahwa terdapat penyebaran data
yang merata dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.
68
ii. Uji Multikolonieritas
Uji multikoloeniritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi yang digunakan terdapat korelasi antar variabel
independen. Untuk mengetahui bahwa apakah terjadi multikolonieritas
pada suatu model diihat dari Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Dari multikolonieritas adalah apabila nilai tolerane diatas 0,10 dan
VIF dibawah dari 10.
Tabel 5.3
Hasil Uji Multikolinieritas Arus Kas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 laba kotor ,185 5,395
laba operasi ,112 8,909
laba bersih ,119 8,398
hasil perhitungan uji multikolinieritas pada bagian uji asumsi klasik
Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi, laba
bersih memiliki nilai tolerance diatas 0,010 sehingga hasil yang didapat
menunjukkan tidak terjadi korelasi antara variabel independen, dan hasil
perhitungan variance inflation factor (VIF) menunjukkan bahwa ke3
variabel dependen memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10. Sehingga dapat
a. Dependent Variable: arus kas
Sumber : Data Diolah 2020
69
disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antara variabel independen
dalam model regresi.
iii. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model Regresi Linier
terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu
sama lain.
Tabel 5.4
Hasil Uji Autokorelasi Arus Kas
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,715a ,511 ,487 1,19452 1,919
a. Predictors: (Constant), laba bersih, laba kotor, laba operasi
b. Dependent Variable: arus kas
Sumber : Data Diolah 2020
Tabe 5.4 menunjukkan hasil uji autokorelasi pada bagian uji asumsi
klasik, angka durbin watson pada model regresi data adalah sebesar
1,919. Data ini berkisar -4 sampai 4. Kemudian nilai ini dibandingkan
dengan tabel signifikan 5% dengan jumlah sampel N=67 dan jumlah
variabel dependen k=3 maka diperoleh nilai du 1,6988. Nilai DW=1,919
yang dimana lebih besar dari batas atas (du) yaitu 1,6988 dan
dikurangkan dari (4-du) 4-1,6988=2.3012. Hal ini menunjukkan tidak
70
terdapat masalah autokorelasi sehingga persamaan regresi ini layak
digunakan.
iv. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
model dapat dilihat pada pola grafik scatterplot. Pada gambar 5.2 berikut
ini:
Gambar 5.2
Hasil Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas
Sumber : Data Diolah 2020
Pada gambar diatas menunjukkan pola yang jelas serta titik-titik hasil
perhitugan analisa regresi menyebar di atas dan dibawah angka nol
pada sumbu Y, dalam hasil uji ini menunjukkan kesimpulan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tersebut. Untuk
memperkuat Scatterplot maka perlu pengujian pada uji Glejer.
71
Tabel 5.5
Hasil Uji Glajer Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,070 2,091 1,947 ,056
laba kotor -,003 ,158 -,006 -,022 ,983
laba operasi -,275 ,165 -,606 -1,669 ,100
laba bersih ,161 ,131 ,434 1,230 ,223
b. Dependent Variable: AbsRes
Sumber : Data Diolah 2020
Dari tabel 5.5 uji glejer heteroskedastisitas pada bagian uji asumsi
klasik, ini menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu laba kotor, laba
operasi, laba bersih lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
b. Pemilihan Model
Analisis regresi merupakan analisis yang mengukur pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linier berganda yang
dimaksud yaitu untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh variabel-
variabel independen terhadap dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Laba Kotor (X1), Laba Operasi (X2), Laba Bersih (X3),
sedangkan dependen penelitian ini adalah Arus Kas Masa Mendatang (Y)
72
Tabel 5.6
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,584 3,844 ,152 ,880
laba kotor ,819 ,291 ,575 2,811 ,007
laba operasi -,116 ,303 -,101 -,384 ,702
laba bersih ,237 ,240 ,252 ,988 ,327
a. Dependent Variable: arus kas
Sumber : Data Diolah 2020
Didapat persamaan Regresi Linier Berganda sebagai berikut:
berdasarkan hasil uji model diatas yaitu uji analisis regresi berganda
pada tabel 5.6 dapat dianalisis pengaruh masing-masing variabel
independent terhadap arus kas :
Nilai koefisien regresi 0,819 (X1) variabel laba kotor terdapat hubungan
yang positif dengan arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu persen dari laba kotor akan menyebabkan kenaikan arus
kas yang diterima sebesar nilai koefisiennya.
Nilai koefisien regresi -0,116 (X2) variabel laba bersih terdapat
hubungan negatif dengan arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu persen dari arus kas menyebabkan terjadinya penurunan
pada arus kas yang diterima sebesar nilai koefisiennya.
Y= 0,584 + 0,819(X1) - 0,116(X2) + 0,237(X3)
73
Nilai koefisien regresi 0,237 (X3) variabel laba bersih terdapat hubungan
yang positif dengan arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu persen dari arus kas mengalami kenaikan pada arus kas
yang diterima sebesar koefisiennya.
c. Pengujian Kelayakan Model
i. Uji Koefisien Determinan ( )
Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0<R<1). Semakin
besar koefisien determinasinya maka semakin besar variasi variabel
independennya mempengaruhi variabel dependennya. Untuk menguji
apakah model yang terpilih layak digunakan untuk meramalkan
(memprediksi).
Tabel 5.7
Uji Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,715a ,511 ,487 1,19452 1,919
Sumber : Data Diolah 2020
Berdasarkan tabel di atas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh
nilai koefisien determinan sebesar 0,487 yang berarti 48,7% perubahan
variabel arus kas dijelaskan oleh perubahan variabel laba kotor, laba
74
operasi dan laba bersih. Sedangkan sisanya 51,3% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Tabel 5.8
Model Summaryb
<0,10 Buruk ketepatannya
0,11 – 0,30 Rendah ketepatannya
0,31 – 0,50 Cukup
>0,50 Tinggi ketepatannya
Berdasarkan tabel 5.8 diatas bahwa hasil koefisien terhitung cukup
sehingga dapat digunakan sebagai bahan prediktor arus kas masa
mendatang, koefisien determinan hanyalah salah satu bukan satu-
satunya kriteria memilih model yang baik.
ii. Uji Hipotesis
Uji t
Tabel 5.9 Uji Siginikasi Secara Parsial
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig. Keterangan
(Constanta) ,584 3,844 ,152 ,880
Laba Kotor ,819 ,291 ,575 2,811 ,007
Hipotesis diterimah
Laba Operasi -,116 ,303 -,101 -,384 ,702
Hipotesis ditolak
Laba Bersih ,237 ,240 ,252 ,988 ,327
Hipotesis ditolak
Sumber: data diolah 2020
75
Uji F
Tabel 5. 10 Nilai Signifikan Secara Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 93,784 3 31,261 21,909 ,000b
Residual 89,893 63 1,427
Total 183,677 66
a. Dependent Variable: arus kas
b. Predictors: (Constant), laba bersih, laba kotor, laba operasi
Sumber : Data Diolah 2020
d. Interpretasi Model
i. Variabel X1 terhadap Y
Adanya pengaruh signifikan positif pada laba kotor dalam memprediksi
arus kas.
Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikan pada
variabel laba kotor adalah sebesar 0,007 dimana nilai yang dihasilkan
lebih kecil dari tingkat angka signifikasi yaitu 0,05 sehinggga dapat
diambil kesimpulan bahawa arus laba kotor berpengaruh positif
signifikan terhadap arus kas mendatang, berdasarkan hasil uji
hipotesis disimpulkan bahwa H1 diterima.
ii. Variabel X2 terhadap Y
Adanya pengaruh signifikan positif pada laba operasi dalam
memprediksi arus kas.
76
Pada aoutput regresi menunjukkan bahwa angka signifikan pada
variabel laba operasi adalah sebesar 0,702 dimana nilai yang
dihasilkan lebih besar dari tingkat angka signifikasi yaitu 0,05 sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa laba operasi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap arus kas masa mendatang, berdasarkan
hasil uji hipotesis disimpulkan H2 ditolak karena tidak didukung oleh
data dan tidak seuai dengan ekspektasi penelitian.
iii. Variabel X3 terhadap Y
Adanya pengaruh signifikan positif pada laba bersih dalam
memprediksi arus kas.
Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikan pada
variabel laba bersih adalah sebesar 0,327 dimana nilai yang dihasilkan
lebih besar dari tingkat angka signifikasi yaitu 0,05 sehingga dapat
disumpulkan bahwa laba bersih tidak berpengaruh secara signfikan
terhadap arus dimasa mendatang, berdasarkan hasil uji hipotesis
dapat disimpulkan H3 ditolak karena tidak didukung oleh data dan
tidak sesuai dengan ekspetasi peneltian.
iv. Variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y
informasi laba kotor, laba operasi, laba bersih secara simultan
berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas.
Berdasarkan hasil uji tabel 5.8 diatas, hasil output regresi laba
menunjukkan nilai signifikansi dengan nilai 0,000 lebih kecil 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu laba
77
kotor, laba operasi dan laba bersih secara bersama-sama memiliki
kemampuan prediktif terhadap arus kas mendatang, dan dapat
disimpulkan H4 diterima dan didukung data dan sesuai dengan
ekspektasi penelitian.
B. Pembahasan
Penelitian ini melibatkan 67 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dimana pada penelitian melakukan
pengujian pengaruh komponen Laba Kotor (X1), Laba Operasi (X2), dan
Laba Bersih (X3) terhadap Arus Kas Mendatang (Y). Hasil uji t dan F
berdasarkan hipotesis dapat diketahui pengaruh laba kotor (X1), laba operasi
(X2), dan laba bersih (X3) terhadap arus kas masa mendatang (Y) yaitu
sebagai berikut:
1. Pengaruh Laba Kotor terhadap arus kas masa mendatang
Variabel laba kotor dalam hal ini menunjukkan bahwa pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap arus kas masa mendatang dimana nilai
yang dihasilkan lebih kecil sehingga dapat disimpulkan bahwa laba kotor
berpengaruh terhadap arus kas masa mendatang. Hasil pengujian dalam
ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jusniati (2016)
yang memperoleh hasil penelitian pada uji persial hanya laba kotor yang
berpengaruh dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi dimasa depan
kemudian penelitian ini didukung oleh Ariani (2010) menunjukkan bahwa
laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik diantara variabel lainnya
dalam memprediksi arus kas dimasa mendatang, Alasan diterimahnya
hipotetsis pada penelitian ini yaitu sebanyak 67 perusahaan manufaktur
78
yang terdaftar di bursa efek indonesia di tahun 2019, bahwa laba kotor
berpengaruh posistif terhadap arus kas masa mendatang.
Laba kotor merupakan selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi
dengan cost barang terjual (Ariani, 2010,27) yakni nilai yang terkandung
pada laba kotor berasal dari penjualan tunai dan penjualan kredit yang
menunjukkan bahwa adanya kas masuk dari pelanggan oleh perusahaan
dimasa yang akan datang, selain itu dalam penyusunan laporan
keuangan pada posisi laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal
dari dua angka laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor
menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan
dengan angka laba lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba,
maka semakin banyak metode akuntansi dimana terdapat kemungkinan
manajer memilih metode akuntansi yang menguntungkan pihak-pihak
tertentu. Dari ulasan tersebut dapat dikatakan bahwa laba kotor lebih
relevan digunakan sebagai alat dalam memprediksi arus kas dibandingkan
dengan laba operasi dan laba bersih.
Hal ini sejalan dengan teori signal yang merupakan teori yang
digunakan untuk memahami suatu tindakan oleh pihak manajemen dalam
menyampaikan informasi kepada investor yang pada akhirnya dapat
mengubah keputusan investor dalam melihat kondisi perusahaan
(Suganda, 2018:16), bahwa investor memerlukan informasi sebagai alat
peninjau untuk mengambil keputusan investasi.
2. Pengaruh Laba Operasi terhadap arus kas masa mendatang
79
Variabel laba operasi menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan
terhadap arus kas masa mendatang. Hasil ini terlihat pada nilai signifikan
pengujian berada di atas nilai signifikansi sehingga variabel laba operasi
secara parsial tidak dapat dijadikan indikator dalam memprediksi arus
kas. Hasil penelitian ini di dukung pada penelitian yang dilakukan Wartini
(2013) dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa laba operasi
tidak berpengaruh signifkan positif terhadap arus kas aktivitas operasi.
Alasan penolakan tersebut dikarenakan dari 67 perusahaan yang dijadikan
sampel penelitian pada perusahaan manufaktur terdapat variasi laba
operasi perusahaan yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena
perbedaan dari kebijakan perusahaan dalam menilai ataupun menentukan
beban operasi perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan teori signal karena investor
tidak memerhatikan laba operasi pada perusahaan dalam memprediksi
arus kas dikarena penentuan laba operasi yang berbeda setiap
perusahaan.
3. Pengaruh Laba Bersih terhadap arus kas masa mendatang
Variabel laba bersih menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan
terhadap arus kas masa mendatang. Hasil ini terlihat pada nilai signifikan
pengujian yang dihasilkan lebih besar dari nilai signifikasi sehingga dapat
disimpulkan laba bersih secara parsial tidak dapat dijadikan dalam
memprediksi arus kas. Hasil penelitian ini di dukung pada penelitian yang
dilakukan Nurlita (2018), dari hasil penelitian laba bersih tidak
80
berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa
depan.
Hal ini tidak sejalan dengan teori signal karena investor tidak
memperhatikan laba bersih dalam memprediksi arus kas, laba bersih tidak
berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan. Nilai laba netto
diperoleh dari selisih pendapatan dan beban non operasional serta pajak
penghasilan. Hal ini berkaitan dengan pengaruh pajak dalam nilai laba
bersih. Pajak memiliki perhitungan sendiri yang sulit diprediksi akibat
aturan yang berubah ubah selain itu koreksi-koreksi fiskal yang dilakukan
pihak pajak mengakibatkan nilai laba bersih sulit digunakan dalam
prediktor dalam memprediksi arus kas mendatang.
4. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, dan Laba Bersih terhadap arus kas
masa mendatang
Berdasarkan uji signifikansi simultan (Uji F) disimpulkan bahwa laba
kotor, laba operasi, laba bersih secara simultan mempunyai kemampuan
prediktif terhadap arus kas. hasil output regresi laba menunjukkan nilai
lebih kecil dari nilai signifikansi sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
simultan variabel independen yaitu laba kotor, laba operasi dan laba
bersih memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas mendatang. Hasil
penelitian ini didukung oleh Wartini (2013) bahwa hasil secara uji F, laba
kotor, laba operasi dan laba bersih berpengaruh signifikan dalam
memprediksi arus kas masa mendatang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan signal theory dalam suganda
(2018:15) adalah tindakan yang diambil manajemen perusahaan untuk
81
memberikan petunjuk bagi investor mengenai prospek perusahaan yang
dimana pada akhirnya dapat mengubah keputusan investor dengan
melihat kondisi perusahaan.
Menurut kieso (2005) dalam Ariani (2010:22) laporan laba rugi
digunakan untuk membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus
kas dimasa mendatang, Seperti mengevaluasi kinerja masa lampau
perusahaan, membantu menilai resiko atau ketidakpastian dari arus kas
medatang yaitu pada komponen-komponen dalam imformasi laba, seperti
pada pendapatan, biaya, laba dan rugi yang menggambarkan hubungan
antara komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai resiko pada
tingkat tertentu suatu arus kas dimasa mendatang.
82
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Laba kotor berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Laba operasi tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Laba bersih tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Secara simultan laba kotor, laba operasi dan laba bersih memiliki
kemampuan prediktif terhadap arus kas, Artinya semakin tinggi laba kotor,
laba operasi dan laba bersih berjalan maka semakin tinggi pula arus kas
mendatang.
5. Berdasarkan hasil uji determinan hasil koefisien terhitung cukup sehingga
model terpilih dapat digunakan sebagai model prediktor arus kas masa
mendatang.
83
B. SARAN
1. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat untuk
pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi dalam rangka
mengurangi resiko dari investasi, investor dapat menjadikan laba kotor
secara parsial dan secara simultan laba kotor, laba operasi, laba bersih
dalam memprediksi arus kas.
2. Bagi peneliti selanjutnya untuk memberikan penelitian yang lebih meluas
lagi seperti meningkatkan variabel, contohnya harga saham, aset tetap,
dan deviden.
84
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Dwi Marisca. (2010). Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI). Skripsi. Universitas Diponerogo:
Semarang
Bachthiar, Nurfadilah. (2019). Akuntansi dasar. Yogyakarta: Cv Budi Utama
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Undip
Harahap, S. S. (2018). Teori Akuntansi. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Hery. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah I. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Jusniati (2016) Pengaruh Laba Kotor, Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi
Terhadap Arus Kas Operasi Dimasa Depan Pada Perusahaan Aneka
Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014. Skripsi.
Universitas Maritim Raja Ali Haji : Kepulauan Riau
Kasmir. (2012). Analisis laporan keuangan. PT raja grafindo persada ; jakarta. Lee, C. (2012). Menyusun Laporan Keuangan & Auditing di Excel. jakarta: Elex
Media Komputindo. Lam, Nelson Dan Lau. (2015). Akuntansi Keuangan Intermediate Financiall
Reporting. Buku 2, Edisi 2, Jakarta; Saemba Empat
Najmudin. (2011). Manajemen Keuangan dan Aktualitasi Syar’iyyah Modern.
Yogyakarta: ANDI Reni, (2018) Pengaruh Komponen Arus Kas Dan Laba Kotor Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Universitas Muhammdiyah Makassar :Makassar
Rispayanto, S. 2013. Pengaruh Laba Kotor, Laba Opersi, Laba Bersih, Dan Arus Kas Operasi Masa Mendatang. Universitas Negeri Padang.Skripsi
Syahputra, Fegi. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan
Laporan Arus Kas Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Universitas Negeri Padang
85
Subramanyam, K.R. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Buku 1, Edisi 11. Jakarta; Salemba Empat
Suganda, T. R. (2018). Teori dan Pembahasan Reaksi Pasar Modal Indonesia.
Malang Jawa Timur: CV. Seribu Bintang .
Sugiono, Arief dan Untung. (2016). Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Syaiful. B. (2016). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: CV. Andi Affset.
www.idx.co.id (diakses tanggal 20 maret 2020)
Wartini, (2013) Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Aktivitas Operasi Di Masa Mendatang (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Bergerak Dibidang Sektor Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji: Kepulaun Riau
86
LAMPIRAN
87
Lampiran 1
Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur yang terdfatar di Bursa Efek
Indonesia periode 2019
NO KODE
SAHAM NAMA PERUSAHAAN SUB SEKTOR INDUSTRI
1 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Semen
2 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk Semen
3 SMCB Holcim Indonesia Tbk Semen
4 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Semen
5 WSBP Waskita Beton Precast Tbk Semen
6 WTON Wijaya Karya Beton Tbk Semen
7 SULI SLJ Global Tbk Kayu dan pengelolahannya
8 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk Kayu dan pengelolahannya
9 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Keramik, porselen dan kaca
10 ARNA Arwana Citramulia Tbk Keramik, porselen dan kaca
11 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk Keramik, porselen dan kaca
12 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk Keramik, porselen dan kaca
13 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Keramik, porselen dan kaca
14 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk Keramik, porselen dan kaca
15 MLIA Mulia Industrindo Tbk Keramik, porselen dan kaca
16 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Keramik, porselen dan kaca
17 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk Plastik dan kemasan
18 APLI Asiaplast Industries Tbk Plastik dan kemasan
19 BRNA Berlina Tbk Plastik dan kemasan
20 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk Plastik dan kemasan
21 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk Plastik dan kemasan
22 IMPC Impack Pratama Industri Tbk Plastik dan kemasan
23 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk Plastik dan kemasan
24 PBID Panca Budi Idaman Tbk Plastik dan kemasan
25 TALF Tunas Alfin Tbk Plastik dan kemasan
26 TRST Trias Sentosa Tbk Plastik dan kemasan
27 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Plastik dan kemasan
28 ALDO Alkindo Naratama Tbk Pulp dan kertas
29 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Pulp dan kertas
30 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Pulp dan kertas
31 INRU Toba Pulp Lestari Tbk Pulp dan kertas
88
32 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Pulp dan kertas
33 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk Pulp dan kertas
34 SPMA Suparma Tbk Pulp dan kertas
35 SWAT Sriwahana Adityakarta Tbk Pulp dan kertas
36 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Pulp dan kertas
37 ADMG Polychem Indonesia Tbk Kimia
38 AGII Aneka Gas Industri Tbk Kimia
39 BRPT Barito Pacific Tbk Kimia
40 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk Kimia
41 EKAD Ekadharma International Tbk Kimia
42 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk Kimia
43 INCI Intanwijaya Internasional Tbk Kimia
44 MDKI Emdeki Utama Tbk Kimia
45 MOLI Madusari Murni Indah Tbk Kimia
46 SRSN Indo Acidatama Tbk Kimia
47 TDPM Tridomain Performance Material Tbk Kimia
48 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk Kimia
49 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk Kimia
50 ALKA Alakasa Industrindo Tbk Logam dan sejenisnya
51 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk Logam dan sejenisnya
52 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk Logam dan sejenisnya
53 BTON Betonjaya Manunggal Tbk Logam dan sejenisnya
54 CTBN Citra Tubindo Tbk Logam dan sejenisnya
55 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk Logam dan sejenisnya
56 INAI Indal Aluminium Industry Tbk Logam dan sejenisnya
57 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk Logam dan sejenisnya
58 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Logam dan sejenisnya
59 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk Logam dan sejenisnya
60 LION Lion Metal Works Tbk Logam dan sejenisnya
61 LMSH Lionmesh Prima Tbk Logam dan sejenisnya
62 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk Logam dan sejenisnya
63 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk Logam dan sejenisnya
64 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk Logam dan sejenisnya
65 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Pakan ternak
66 CPRO Central Proteina Prima Tbk Pakan ternak
67 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk Pakan ternak
68 MAIN Malindo Feedmill Tbk Pakan ternak
69 SIPD Sierad Produce Tbk Pakan ternak
70 INCF Indo Komoditi Korpora Tbk Industri dasar dan kimia
lainnya
89
71 KMTR Kirana Megatara Tbk Industri dasar dan kimia
lainnya
72 ADES Akasha Wira International Tbk Makanan dan minuman
73 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Makanan dan minuman
74 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk Makanan dan minuman
75 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk Makanan dan minuman
76 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk Makanan dan minuman
77 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk Makanan dan minuman
78 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Makanan dan minuman
79 CLEO Sariguna Primatirta Tbk Makanan dan minuman
80 DLTA Delta Djakarta Tbk Makanan dan minuman
81 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk Makanan dan minuman
82 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk Makanan dan minuman
83 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk Makanan dan minuman
84 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Makanan dan minuman
85 IIKP Inti Agri Resources Tbk Makanan dan minuman
86 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan dan minuman
87 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk Makanan dan minuman
88 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Makanan dan minuman
89 MYOR Mayora Indah Tbk Makanan dan minuman
90 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk Makanan dan minuman
91 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk Makanan dan minuman
92 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk Makanan dan minuman
93 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk Makanan dan minuman
94 SKBM Sekar Bumi Tbk Makanan dan minuman
95 SKLT Sekar Laut Tbk Makanan dan minuman
96 STTP Siantar Top Tbk Makanan dan minuman
97 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Makanan dan minuman
98 GGRM Gudang Garam Tbk Rokok
99 HMSP H.M. Sampoerna Tbk Rokok
100 RMBA Bentoel Internasional Investama+D24 Tbk
Rokok
101 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk Rokok
102 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk Farmasi
103 INAF Indofarma Tbk Farmasi
104 KAEF Kimia Farma Tbk Farmasi
105 KLBF Kalbe Farma Tbk Farmasi
106 MERK Merck Tbk Farmasi
107 PEHA Phapros Tbk Farmasi
90
108 PYFA Pyridam Farma Tbk Farmasi
109 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk Farmasi
110 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Farmasi
111 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk Farmasi
112 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk Farmasi
113 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Farmasi
114 KINO Kino Indonesia Tbk Kosmetik dan keperluan
rumah tangga
115 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk Kosmetik dan keperluan
rumah tangga
116 MBTO Martina Berto Tbk Kosmetik dan keperluan
rumah tangga
117 MRAT Mustika Ratu Tbk Kosmetik dan keperluan
rumah tangga
118 TCID Mandom Indonesia Tbk Kosmetik dan keperluan
rumah tangga
119 UNVR Unilever Indonesia Tbk Kosmetik dan keperluan
rumah tangga
120 CINT Chitose Internasional Tbk Peralatan rumah tangga
121 KICI Kedaung Indah Can Tbk Peralatan rumah tangga
122 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk Peralatan rumah tangga
123 WOOD Integra Indocabinet Tbk Peralatan rumah tangga
124 HRTA Hartadinata Abadi Tbk Industri barang komsumsi
lainnya
125 ASII Astra International Tbk Otomotif dan komponen
126 AUTO Astra Otoparts Tbk Otomotif dan komponen
127 BOLT Garuda Metalindo Tbk Otomotif dan komponen
128 BRAM Indo Kordsa Tbk Otomotif dan komponen
129 GDYR Goodyear Indonesia Tbk Otomotif dan komponen
130 GJTL Gajah Tunggal Tbk Otomotif dan komponen
131 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk Otomotif dan komponen
132 INDS Indospring Tbk Otomotif dan komponen
133 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk Otomotif dan komponen
134 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk Otomotif dan komponen
135 NIPS Nipress Tbk Otomotif dan komponen
136 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk Otomotif dan komponen
137 SMSM Selamat Sempurna Tbk Otomotif dan komponen
138 ARGO Argo Pantes Tbk Tekstil dan garmen
139 BELL Trisula Textile Industries Tbk Tekstil dan garmen
140 CNTX Century Textile Industry Tbk Tekstil dan garmen
141 ERTX Eratex Djaja Tbk Tekstil dan garmen
91
142 ESTI Ever Shine Tex Tbk Tekstil dan garmen
143 HDTX Panasia Indo Resources Tbk Tekstil dan garmen
144 INDR Indo-Rama Synthetics Tbk Tekstil dan garmen
145 MYTX Asia Pacific Investama Tbk Tekstil dan garmen
146 PBRX Pan Brothers Tbk Tekstil dan garmen
147 POLY Asia Pacific Fibers Tbk Tekstil dan garmen
148 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk Tekstil dan garmen
149 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk Tekstil dan garmen
150 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk Tekstil dan garmen
151 STAR Star Petrochem Tbk Tekstil dan garmen
152 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk Tekstil dan garmen
153 TRIS Trisula International Tbk Tekstil dan garmen
154 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk Tekstil dan garmen
155 ZONE Mega Perintis Tbk Tekstil dan garmen
156 GMFI Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk
Mesin dan alat berat
157 KPAL Steadfast Marine Tbk Mesin dan alat berat
158 AMIN Ateliers Mecaniques D’Indonesie Tbk Mesin dan alat berat
159 KRAH Grand Kartech Tbk Mesin dan alat berat
160 PTSN Sat Nusapersada Tbk Elektronika
161 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk Elektronika
162 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Kabel
163 JECC Jembo Cable Company Tbk Kabel
164 KBLI KMI Wire & Cable Tbk Kabel
165 KBLM Kabelindo Murni Tbk Kabel
166 SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce
Kabel
167 VOKS Voksel Electric Tbk Kabel
168 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk Alas kaki
169 BATA Sepatu Bata Tbk Alas kaki
79
Lampiran 2
Data variabel penelitian Tahun 2019 (Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih dan Arus Kas)
NO KODE
SAHAM NAMA PERUSAHAAN
LABA KOTOR (X1)
LABA OPERASI (X2)
LABA BERSIH (X3)
ARUS KAS (Y)
1 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 12713983000 6183250000 2371233000 3950448000
2 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 1562927753015 1252394808923 806148752926 469333770150
3 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 950717012383 763955661982 510711733403 1602280750520
4 ARNA Arwana Citramulia Tbk 568659090420 289470124623 217675239509 348977786130
5 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk 27785819531 5113466368 2065725935 2661008926
6 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 385005804925 171068447807 140597500915 229961857686
7 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 192220248000 148620748000 54355268000 63380838000
8 APLI Asiaplast Industries Tbk 77412763361 29159030886 9588681370 10481380913
9 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 123594679590 77636068299 60836752751 179838323571
10 IMPC Impack Pratama Industri Tbk 494716774025 194094410944 93145200039 218293735988
11 PBID Panca Budi Idaman Tbk 601921739000 308769926000 223626619000 393876050000
12 TRST Trias Sentosa Tbk 207664275926 67367943075 38911968283 27763350209
13 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 1809804899485 1520914593284 968833390696 101255876051
14 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 360944101669 142076041476 64090903507 46480321495
15 SPMA Suparma Tbk 374799210733 225229352488 131005670940 207414747878
16 AGII Aneka Gas Industri Tbk 997797000000 407022000000 103431000000 279518000000
17 EKAD Ekadharma International Tbk 222160891727 110847249393 77402572552 161870307059
80
18 INCI Intanwijaya Internasional Tbk 64130370131 17549971647 13811736623 58554611693
19 MDKI Emdeki Utama Tbk 80803000000 43571000000 32859000000 198647000000
20 SRSN Indo Acidatama Tbk 172944920000 69474704000 42829128000 27385791000
21 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 51667334000 10765600000 7354721000 284097327000
22 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 25284317786 31567368657 1112983748 17241644754
23 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 147052398141 55436355564 26807416721 12247337977
24 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 142220032549 69028070564 33558115185 50355857416
25 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 688391000000 371526000000 185694000000 219024000000
26 LION Lion Metal Works Tbk 135258580805 2345551181 926463199 135571040816
27 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 94059360733 61672822458 7487452045 18483745962
28 MAIN Malindo Feedmill Tbk 901684515000 434316539000 152425111000 96780835000
29 SIPD Sierad Produce Tbk 646284000000 199452000000 79776000000 310039000000
30 KMTR Kirana Megatara Tbk 526498412775 170051428967 14671516876 283436460691
31 ADES Akasha Wira International Tbk 417049000000 120718000000 83885000000 129049000000
32 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 380876000000 229736000000 64021000000 24208000000
33 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk 602535066815 90901916541 76758829457 348062973183
34 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 365362259989 281660932041 215459200242 366378768108
35 CLEO Sariguna Primatirta Tbk 396462186766 183346717808 130756461708 6843501828
36 DLTA Delta Djakarta Tbk 596696030000 364199732000 317815177000 844219288000
37 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk 51790546248 5947440565 1827667171 941393325
38 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk 240521135082 142179083420 103723133972 33251824546
39 STTP Siantar Top Tbk 953032903298 637770358050 482590522840 100727141756
40 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 431533366187 37978233019 27328091481 265018537191
41 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 973481977000 296623723000 221783249000 339047459000
81
42 INAF Indofarma Tbk 250360113159 49941644670 7961966026 151387943827
43 MERK Merck Tbk 323313677000 125594689000 78256797000 161465802000
44 PEHA Phapros Tbk 609484693000 191584750000 102310124000 106567314000
45 PYFA Pyridam Farma Tbk 140202743303 15281152458 9342718039 5294802962
46 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 304251722000 208507610000 112652526000 27836868000
47 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
1680564000000 1024244000000 807689000000 864824000000
48 KINO Kino Indonesia Tbk 2190572296505 711130564332 515603339649 251520341374
49 CINT Chitose Internasional Tbk 119591245224 18234323564 7221065916 44701754622
50 HRTA Hartadinata Abadi Tbk 315794571357 258002090701 149990636633 419365767489
51 AUTO Astra Otoparts Tbk 2188244000000 1119706000000 816971000000 782180000000
52 BOLT Garuda Metalindo Tbk 210719988907 101331710892 51492605525 9061249785
53 INDS Indospring Tbk 310142932694 129922045095 101465560351 131822570715
54 BELL Trisula Textile Industries Tbk 204965008674 52189647389 23213651840 19537595646
55 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 323697573084 132437629982 17219044542 151527314699
56 STAR Star Petrochem Tbk 15591537385 7014089403 1951111404 14123985924
57 TRIS Trisula International Tbk 348663538125 75581779560 23236898190 83507005470
58 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 31035620490 25257215672 676975255 2760157172
59 ZONE Mega Perintis Tbk 320826604883 83305256288 51222668919 12763271630
60 AMIN Ateliers Mecaniques D’Indonesie Tbk
85380301260 58935440833 32352159254 5807838811
61 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk 89011824045 39370055882 13992249619 19440928277
62 JECC Jembo Cable Company Tbk 350654356000 205634482000 102517868000 31631973000
63 KBLI KMI Wire & Cable Tbk 771922875078 525398534480 394950161188 56687875962
82
64 KBLM Kabelindo Murni Tbk 106279676641 57697752156 38648269147 32211039930
65 SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce
700209125242 458947649674 303593922331 570342260773
66 VOKS Voksel Electric Tbk 567976679488 313237729992 208249125401 629843941973
67 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 49714188533 6574127070 3048600900 4457102059
83
Lampiran 3
Data Outlier
NO
KODE SAHAM
NAMA PERUSAHAAN LABA KOTOR LABA OPERASI LABA BERSIH ARUS KAS
1 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 5500317000000 2274427000000 1835305000000 7651750000000
2 SMCB Holcim Indonesia Tbk 2885085000000 407610000000 499052000000 386751000000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 8096004000000 4595238000000 3632174000000 1961373000000
4 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 7125998000000 2572708000000 18838570000000 937947000000
5 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 447457000000 1364465000000 1134776000000 55065000000
6 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk 2528142006463 580567005845 435766359480 485136396267
7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 14404013000000 7436972000000 5360029000000 8340556000000
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 22716361000000 8749397000000 5902729000000 13726510000000
9 MYOR Mayora Indah Tbk 7917240946515 2704466581011 2039404206764 2982004859009
10 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1849435889156 347098820613 236518557420 1185910198515
11 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk
2349718000000 2349718000000 1035865000000 2040591000000
12 GGRM Gudang Garam Tbk 22783255000000 14487736000000 10880704000000 3455447000000
13 HMSP H.M. Sampoerna Tbk 26122981000000 18259423000000 13721513000000 18820695000000
14 KLBF Kalbe Farma Tbk 10243467770842 3402616824533 2537601823645 2992848856458
15 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 4241529318712 796220911472 595154912874 2254216067576
16 UNVR Unilever Indonesia Tbk 22028693000000 9901772000000 7392837000000 628649000000
84
17 ASII Astra International Tbk 50239000000000 34054000000000 26621000000000 24324000000000
18 GJTL Gajah Tunggal Tbk 2796942000000 457876000000 269107000000 635182000000
19 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 3704215524274 400869641151 121769771786 1389832206332
79
Lampiran 4
HASIL ANALISIS
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LABA KOTOR 67 12713983000,00 2190572296505
,00
457696054510,0
297
49019539614
5,97050
LABA OPERASI 67 2345551181,00 1520914593284
,00
233474696166,0
150
30809104889
5,49677
LABA BERSIH 67 676975255,00 968833390696,
00
146356570674,9
701
21637897086
7,87344
ARUS KAS 67 941393325,00 1602280750520
,00
195636146237,6
418
26960221156
0,13556
Valid N (listwise) 67
Regresion
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 laba bersih, laba
kotor, laba
operasib
. Enter
a. Dependent Variable: arus kas
b. All requested variables entered.
80
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,715a
,511 ,487 1,19452
a. Predictors: (Constant), laba bersih, laba kotor, laba operasi
b. Dependent Variable: arus kas
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 93,784 3 31,261 21,909 ,000b
Residual 89,893 63 1,427
Total 183,677 66
a. Dependent Variable: arus kas
b. Predictors: (Constant), laba bersih, laba kotor, laba operasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,584 3,844 ,152 ,880
laba kotor ,819 ,291 ,575 2,811 ,007
laba operasi -,116 ,303 -,101 -,384 ,702
laba bersih ,237 ,240 ,252 ,988 ,327
a. Dependent Variable: arus kas
81
Uji Asumsi Klasik Regression
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,715a ,511
,487 1,19452 1,919
a. Predictors: (Constant), laba bersih, laba kotor, laba operasi
b. Dependent Variable: arus kas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 laba kotor ,185 5,395
laba operasi ,112 8,909
laba bersih ,119 8,398
a. Dependent Variable: arus kas
82
Chart
83
Lampiran 5 Surat Balasan
84
Lampiran 6 Uji Plagiat
85
BIOGRAFI PENULIS
Novia Ratnasari. Lahir di watansoppeng, Sulawesi
selatan pada tanggal 23 Juni 1998. Anak tunggal dari
pasangan bapak Muh. Tang dan ibu Nurhayati.
Menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK
Aisyiyah Butanul Atfal Madekkang pada tahun 2004,
menyelesaikan sekolah dasar di SDN 219 Madekkang
pada tahun 2010, ia lulus sekolah dari sekolah menengah pertama pada tahun
2013 di SMPN 1 Marioriwawo dan lulus dari sekolah menengah atas SMAN 1
Marioriwawo pada tahun 2016. Pada tahun yang sama, ia melanjutkan kuliah di
Universitas Muhammadiyah Makassar mengambil program Studi S1 Akuntansi
dan lulus pada tahun 2020.
Berkat karunia Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi dengan judul
“Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
86