1
PENGARUH LABA KOTOR, LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP
ARUS KAS OPERASI DIMASA DEPAN PADA PERUSAHAAN ANEKA INDUSTRI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014
NASKAH PUBLIKASI
NAMA : JUSNIATI
NIM : 090462201183
Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2016
2
PENGARUH LABA KOTOR, LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP
ARUS KAS OPERASI DIMASA DEPAN PADA PERUSAHAAN ANEKA INDUSTRI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014
JUSNIATI
090462201183
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2017
PENELITI KEDUA:
HJ. ASMAUL HUSNA, SE.,Ak.,MM.,CA
ABSTRAK
JUSNIATI (2016): Pengaruh laba kotor, laba bersih dan arus kas operasi terhadap arus kas
operasi dimasa depan pada perusahaan aneka industry yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
Penelitian ini bertujuan untuk memeberikan bukti empiris mengenai pengaruh laba kotor,
laba bersih dan arus kas operasi terhadap arus kas operasi dimasa depan dengan menguji masing-
masing variable.
Model penelitian yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder dari perusahaan aneka industry yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia data dari laporan keuangan selama periode 2011-2014nyang meliputi laporan laba rugi
dan laporan arus kas perusahaan melalui situs www.idx.co.id. Pengambilan sampel dilakukan
secara purposive sampling sebanyak 51 perusahaan aneka industry. Data yang diolah dengan
bantuan Software SPSS ( Statistical Packages For social Science ) Versi 2.1.
Hasil penelitia menunjukkan bahwa laba kotor berpengaruh signifikan terhadap arus kas
operasi dimasa depan. Sedangkan laba bersih dan arus kas aktivitas operasi tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap arus kas operasi dimasa depan.
Kata kunci : Laba kotor, laba bresih, arus kas aktivitas operasi dan arus kas operasi dimasa
depan.
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan dituntut untuk memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki
agar tetap bisa bertahan dan menjadi semakin maju. Sumber daya yang dapat dimaksimalkan
dengan baik, akan membuat perusahaan beroperasi secara penuh dan menghasilkan kinerja yang
baik. Kinerja perusahaan dapat tercermin dari laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
kequangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menentukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumberdaya yang
dipercayakan kepada mereka.
Dengan pelaporan tersebut, para pengguna informasi laporan keuangan dapat
memprediksi kondisi perusahaan dimasa depan. Selain itu melalui laporan keuangan ini para
investor juga dapat melihat laporan arus kas karena arus kas dapat memprediksi laba dan arus
kas dimasa depan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah laba kotor berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi dimasa depan pada
perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 secara parsial.
2. Apakah laba bersih berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi dimasa depan pada
perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 secara parsial.
3. Apakah arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi
dimasa depan pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 secara
parsial.
4. Apakah laba kotor, laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap arus
kas operasi dimasa depan pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2011-
2014.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh laba kotor terhadap arus kas operasi dimasa depan pada
perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh laba bersih terhadap arus kas operasi dimasa depan pada
perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 secara parsial.
3. Untuk mengetahui pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap arus kas operasi dimasa
depan pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 secara parsial.
4
4. Untuk mengetahui pengaruh laba kotor, laba bersih dan arus kas aktivitas operasi terhadap
arus kas operasi dimasa depan pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI
tahun2011-2014 secara bersama-sama.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Laporan Arus Kas dan Keguanaannya
Menurut PSAK No.2 (2009), laporan arus kas – arus kas adalah arus masuk dan arus
keluar kas atau setara kas. Arus masuk kas ( cash inflows) merupakan transaksi yang
mengakibatkan kenaikan kas. Arus keluar kas ( cash outflows) adalah transaksi yang
mengakibatkan kenikan laporan arus kas tidak mencakup transaksi atau akun yang tidak
mencerminkan neraca atau laporan laba rugi. Laporan arus kas melaporkan transaksi dan
peristiwa pada periode tertentu dari segi dampaknya terhadap kas. Tanpa adanya laporan arus
kas, pemakai eksternal laporan keuangan hanya mengetahui saldo kas awal dan saldo kas akhir.
Menuru Hery (2012:180), arus kas adalah arus masuk dan arus keluar pada kas atau
setara kas. Laporan arus kas menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada kas dan setara
kas.
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2009), Laporan arus kas menjelaskan perubahan pada
kas atau setara kas (cash aquivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka
pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas.
Menurut Henry (2009), Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan
pengaruh aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan terhadap arus kas
selama periode akuntansi tertentu dengan suatu cara yang merekonsiliasi sldo awal dan akhir
kas.
1. Arus kas dari aktivitas operasi
Menurut PSAK No.2 (2009), Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama entitas (
producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan.
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2009), aktivitas operasi adalah transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih. Penerimaan kas dari penjualan barang atau
pembelian jasa merupakan arus kas masuk utama bagi kebanyakan bisnis. Penerimaan kas
lainnya berasal dari bunga, deviden, dan hal-hal lainnya yang serupa. Arus kas keluar yang
utama adalah pembayaran untuk pembeliandan pembayaran gaji, pajak, bunga, utilitas, sewa dan
lainnya.
Sedangkan menurut Hery (2012), aktivitas operasi meliputi transaksi-transaksi yang
tergolong sebagai penentu besarnya laba atau rugi. Penerimaan kas dari penjualan barang atau
jasa merupakan sumber arus kas masuk yang utama. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas
operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
5
perusahaan, membayar deviden dan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar.
Menurut PSAK No.2 (2009), Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi :
a. Penerimaan kas dari penjulan barang dan jasa
b. Penerimaan kas dari fee atau royalty
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
d. Pembayaran kas pada karyawan
e. Penerimaan dan pembayran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim,
anuitas dan manfaat asuransi lainnya
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan, kecuali jika
diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha
perdagangan
2. Arus kas dari aktivitas investasi
Menurut PSAK No.2 (2009), Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset
jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2009), aktivitas investasi yang utama adalah
pembelian dan penjualan tanah, bangunan peralatan, dan aset lainnya yang tidak dibeli untuk
dijual kembali. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen keuangan
yang tidak ditujukan untuk di perdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman.
Sedangkan Hery (2012), aktivitas investasi adalah membeli atau menjual tanah,
bangunan, dan peralatan. Disamping itu aktivitas investasi juga meliputi pembelian dan
penjualan instrumen keuangan yang bukan untuk tujuan diperdagangkan, penjualan segmen
bisnis, dan pemberian pinjaman kepada entitas lain termasuk penagihan.
Menurut PSAK No.2 (2009), Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah
:
a. Pembelian aktiva, baik aktiva tetap berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya, termasuk
biaya pengembangan yang di kapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, akltiva tak berwujud dan
aktiva jangka panjang lainnya.
c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang
dilakukan oleh lembaga keuangan).
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2009), aktivitas pendanaan adalah transaksi dan
kejadian saat kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan
modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang). Contohnya kas yang dihasilkan dari
penerbitan saham dan obligasi akan di klasifikasikan sebagai aktivitas pendanan. Contoh lainnya
6
adalah pembayaran untuk saham yang di peroleh kembali atau melunasi obligasi dan
pembayaran dividen juga diklasifikasikan sebagai aktivitas pandanaan.
Menurut PSAK No.2 (2009), Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.
Menurut PSAK No.2 (2009), Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivits
pendanaan adalah :
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lain
b. Pembayaran kas pada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya.
d. Pelunasan pinjaman
2.1.2 Pengertian Laba dan Kegunaannya
Menurut Soemarso, (2005: 245), laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu perusahaan memperoleh
pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha
itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu.
Menurut Stice et,al (2009:214), laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan
keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu. Laba akuntansi adalah
perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode
dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.
2.1.3 Laba Akuntansi
Laba Akuntansi (accounting income) secara operasional di identifikasi sebagai perbedaan
antara pendapatan yang direalisasikan dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut. Menurut Soewardjono (2010: 456), laba akuntansi dengan
interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai :
1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital)
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen
3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara
5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
7
8. Sebagai dasar pembagian deviden
Laba akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut (Belkaoui) dalam Marisca
2010 :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi akrual terutama yang berasal dari penjualan barang
atau jasa.
2. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan periodeisasi dan mengacu pada kinerja
perusahaan selama satu periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus
tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam bentuk biaya historis.
5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan ( matching) antara pendapatan dengan
biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Kelima karakteristik laba akuntansi diatas memungkinkan untuk menganalisis
keunggulan dan kelemahan laba akuntansi. Keunggulan laba akuntansi dapat di rumuskan
sebagai berikut ( Belkoui dalam Marisca, 2010) :
1. laba akuntansi bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laba akuntansi di ukur dan dilaporkan secara objektif, dapat diuji kebenarannya karena
didasarkan pada transaksi atau fakta aktual, yang didukung bukti objektif.
3. Laba akuntansi memenuhi kriteria konservatif, dalam arti akuntansi tidak mengakui perubahan
nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi.
4. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian, terutama
pertanggungjawaban manajemen.
2.1.4 Unsur-Unsur Laba
1. Laba Kotor
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok
penjualan. Persentase laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan pendapatan dari
penjualan bersih menunjukkan ukuran profitabilitas yang memungkinkan perbandingan
perusahaan dari tahun ke tahun, menurut Stice, (2009:215). Laba kotor adalah angka yang
penting. Apabila perusahaan tidak memperoleh hasil yang cukup dari penjualan barang atau jasa
untuk menutup beban yang langsung terkait dengan barang atau jasa tersebut, perusahaan
tersebut tidak akan bertahan lama pada bisnis tersebut.
2. Laba Operasi
Laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dan di dapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Menurut Stice, (2009:216).
Secara umum dikatakan bahwa beban operasi adalah seluruh beban operasi kecuali beban bunga
8
dan beban pajak penghasilan. Laba operasi menunjukkan seberapa baik perusahaan melakukan
aktivitas khusus dari bisnis tersebut, terlepas dari kebijakan pendanaan dan manajemen pajak
yang ditandatangani pada level pusat.
3. Laba Bersih
Laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari
kegiatan operasi perusahaan maupun non-operasi perusahaan. Menurut Stice, (2009:216). Angka
terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net profit). Jumlah ini merupakan kenaikan
bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam
laporan laba rugi adalah rugi bersih ( net loss).
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan arus kas dari aktivitas operasi, laba
kotor dan laba bersih terhadap arus kas operasi dimasa depan telah banyak dilakukan dan terus
berkembang diantaranya dikutip dari beberapa sumber penelitian antara lain :
Penelitian Ruly (2014), tentang pengaruh arus kas dari aktivitas operasi dan laba bersih
terhadap arus kas operasi dimasa depan. Menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan
terhadap arus kas operasi dimasa depan. Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak
menunjukkan pengaruh signifikan terhadap arus kas operasi dimasa depan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wartini (2013), tentang pengaruh laba kotor, laba operasi
dan laba bersih dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi di masa mendatang. Menyatakan
bahwa, berdasarkan hasil uji secara parsial hanya laba bersih yang mempunyai pengaruh
signifikan dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi dimasa mendatang. Sedangkan hasil uji
secara simultan menyatakan bahwa laba kotor, laba operasi dan laba bersih berpengaruh
signifikan dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi dimasa mendatang.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jordan (2015), Pengaruh laba kotor, laba
operasi dan laba bersih dalam memprediksi arus kas masa mendatang. Menyatakan bahwa laba
kotor berpengaruh signifikan terhadap arus kas mendatang.
2.3 Hipotesis
H1: Adanya pengaruh signifikan laba kotor terhadap arus kas operasi di masa depan secara
parsial.
H2: Adanya pengaruh signifikan laba bersih terhadap arus kas dimasa depan secara parsial
H3: Adanya pengaruh signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap arus kas di masa
depan secara parsial.
H4: Adanya pengaruh signifikan antara laba kotor, laba bersih dan arus kas operasi terhadap
arus kas operasi dimasa depan secara simultan
9
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Menurut Sidik (2009:103), populasi adalah mempunyai karakter sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu dan kemudian ditarik
kesimpulan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 dengan inteval 1 tahun. Dari
populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel.
Menurut Sidik (2009:103), teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan objek dengan beberapa kriteria tertentu.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan aneka industri yang
bergerak dibidang otomotif dan kabel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Dan data tersebut juga
merupakan data sekunder yaitu meliputi data atau informasi laporan keuangan yang telah
dipublikasikan yang diambil dari data base Bursa Efek Indonesia, dari laporan keuangan selama
2011-2014 meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas perusahaan melalui situs
www.idx.co.id, serta ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian
Capital Market Directory).
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat, menggunakan
dan mempelajari data-data sekunder yaitu arus kas dari aktivitas operasi, laba kotor dan laba
bersih yang diperoleh dari situs www.idx.co.id yaitu laporan keuangan perusahaan yang terpilih
sebagai sampel yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data dan
informasi berupa teori-teori yang melatarbelakangi penelitian dengan mempelajari kepustakaan
baik dari buku, literatur, jurnal maupun karya ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan.
3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dependen
Variable dependen dalam penelitian ini adalah arus kas aktivitas operasi di masa depan.
Arus kas operasi dimasa depan adalah keadaan arus kas operasi suatu perusahaan pada suatu
perioede yang merupakan realisasi dari masa lalu yang sebelumnya telah diprediksi dengan
menggunakan data-data historis. Nilai arus kas dimasa depan dapat diperoleh dari selisih arus kas
10
yang masuk dengan arus kas yang keluar, Wartini (2013). Arus kas operasi dimasa depan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total arus kas operasi tahun 2012-2015.
Variabel Independen
Variable terikat (independen) dalam penelitian ini beserta pengukurannya adalah sebagai
berikut :
1. Laba kotor
Laba kotor adalah selisish antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok
penjualan. Persentase laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan pendapatan dari
penjualan bersih. Penjualan bersih menunjukkan ukuran profitabilitas yang memungkunkan
perbandingan perusahaan dari tahun ketahun menurut Stice et, al (2009:215). Laba kotor yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laba kotor tahun 2011-2014. Cara menghitung laba kotor
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Laba kotor = pendapatan dari penjualan bersih – harga pokok penjualan.
2. Laba bersih
Laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari
kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Angka terakhir dalam laporan laba
rugi adalah laba bersih (net profit). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka akhir dalam laporan laba rugi adalah rugi
bersih (net loss). Laba bersih yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bresih tahun
berjalan tahun 2011-2014. Cara menghitung laba bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba bersih = laba operasi + pendapatan lain-lain – beban lain-lain – beban pajak.
3. Arus kas aktivitas operasi
Ukuran arus kas variable arus kas operasi pada penelitian ini menggunakan total arus kas
operasi pada periode berjalan yang tersedia pada laporan arus kas perusahaan aneka industri
yang terdaftra di BEI tahun 2011-2014. Cara menghitung arus kas operasi dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Arus kas operasi = arus masuk – arus keluar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Unit Analisis atau Observasi
Didalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh perusahaan aneka industry
yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2014. Keseluruhan data tersebut kemudian diambil
sesuai kriteria yang telah dipilih berdasarkan metode purposive sampling, sehingga data yang
terkumpul sebanyak 56 laporan keuangan dengan periode 4 tahun, yaitu dari tahun 2011-2014.
4.1.1 Pengujian Pencilan (Outlier)
11
Outlier adalah sekumpulan data yang memiliki karekteristik unik yang terlihat sangat
berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk
sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali,2013). Dalam penelitian ini
menggunakan skor standardized atau z-score. Jika nilai Z-score diatas nilai 2,5, maka
dikategorikan sebagai Outlier.Setelah melalui pengujian Outlier, terdapat 5 data yangOutlier
sehingga dikeluarkan dalam penelitian ini. Dengan demikian maka sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 51laporan keuangan perusahaan aneka industry.
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran secara statistik dari variabel
yang ada dalam penelitian ini, dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi
(Ghozali, 2013).Tabel berikut merupakan hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel
penelitian :
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AKOt1 51 152146000 353110841978 47082709662.69 65300779399.988
LK 51 32034000 460669702421 114078644595.31 104858634112.049
LB 51 340488000 219260485960 36437914454.47 46900223474.338
AKOt 51 258576000 229766347392 38712765366.33 49569202621.883
Valid N
(listwise)
51
Sumber : Output SPSS versi 21 (2016)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa variabel Arus kas aktivitas operasi
dimasa depan (AKOt1) memiliki nilai minimum 152.146.000 dan nilai maksimum
353.110.841.978. Nilai rata-rata arus kas operasi dimasa depan adalah 47.082.709.662,69 dan
standar deviasinya adalah 65.300.779.399,988.
Variabel laba kotormemiliki nilai minimum sebesar 32.034.000 dan nilai maksimum
sebesar 460.669.702.421, rata-rata sebesar 114.078.644.595,31 dan standar deviasi sebesar
104.858.634.112,049.
Variabel laba bersih memiliki nilai minimum 340.488.000, nilai maksimum
219.260.485.960, dan nilai rata-rata 36.437.914.454.47 dan standar deviasi 46.900.223.474,338.
Variable arus kas aktivitas operasi (AKOt) memiliki nilai minimum 258.576.000, nilai
maksimum 229.766.347.392, nilai rata-rata sebesar 387.127.765.366,33 dan standar deviasi
sebesar 49.569.202.621,883.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas (lampiran 1) data setelah dilakukan pemangkasan data-data
outlier, diketahui bahwa gambar grafik P-Plot, data menyebar disekitar garis diagonal dan
12
mengikuti garis diagonal atau grafik yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Sedangkan
dengan menggunakan uji uji komogorov-smirnov (lampiran 2) pada tabel menunjukan nilai
signifikan sebesar 0.169 dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa data
berdistribusi normal. Dari kedua uji normalitas yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan
bahwa Ha gagal diterima.
4.2.2.2 Uji Autokorelasi
Data pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2011-
2014, sehingga perlu mengetahui apakah model regresi akan terganggu oleh autokorelasi atau
tidak. Berdasarkan pengujian menggunakan Durbin Watson (DW) (lampiran 3), dapat dilihat
bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dikarenakan nilai test adalah 2,273. Dimana 1,55> 2,273
< 2,46.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansi dari residu
satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas karena data cross
section memiliki data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).
Berdasarkan tabel (lampiran 4), dapat diketahui bahwa nilai probabilitas untuk variabel
independen yaitu laba kotor sebesar0,203, laba bersih sebesar 0,198, dan arus kas operasi sebesar
0,421.sehingga nilai probabilitas semua variabel independen menunjukan nilai yang lebih besar
dari 0.05. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan heteroskedastisitas.
4.2.2.4 Uji Multikolonearitas
Untuk menguji adanya multikolonearitas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dan tolerance value untuk masing-masing variabel independen. Berdasarkan tabel
(lampiran 5), dapat diketahui bahwa variabel laba kotor memiliki nilai tolerance 0,253 dan VIF
3,955, laba bersih memiliki nilai tolerance 0,256 dan VIF 3,914, dan arus kas operasi memiliki
nilai tolerance 0,623 dan VIF 1.606. Dari seluruh variabel independen tersebut diketahui bahwa
semua variabel memilki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolonearitas.
13
4.3 Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.2
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -4834376702.014 10034710738.727 -.482 .632
LK .385 .125 .618 3.071 .004
LB -.022 .279 -.016 -.081 .936
AKOt .229 .169 .174 1.354 .182
a. Dependent Variable: AKOt1
Y = - 4.834.376.702.014 + 0,385LK – 0,022LB +0,229Akot + e
Keterangan :
Y = Arus Kas Operasi Dimasa Depan
Akot = Arus Kas Operasi
LK = Laba Kotor
LB = Laba Bersih
E = Standar error
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Konstanta (α) sebesar - 4.834.376.702.014 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variable
independen (X1 = 0, X2 =0, X3 = 0), maka arus kas operasi dimasa depan sebesar -
4.834.376.702.014.
2. Koefisien regresi untuk (β1) sebesar 0,385 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap
perubahan 100 rupiah laba kotor maka akan menyebabkan naiknya arus kas operasi dimasa
depan sebesar 38,5 apabila variable lainnya tetap.
3. Koefisien regresi untuk (β2) sebesar -0,022 dan bertanda negatif, hal ini berarti setiap
perubahan 100 rupiah laba bersih maka akan menyebabkan turunnya arus kas operasi dimasa
depan sebesar 2,2apabila variable lainnya tetap.
4. Koefisien regresi untuk (β3) sebesar 0,229 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap
perubahan 100 rupiah arus kas aktivitas operasi maka akan menyebabkan naiknya arus kas
operasi dimasa depan sebesar 22,9 apabila variable lainnya tetap.
14
4.4 Uji Statistik T
Tabel 4.3
Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -4834376702.014 10034710738.727 -.482 .632
LK .385 .125 .618 3.071 .004
LB -.022 .279 -.016 -.081 .936
AKOt .229 .169 .174 1.354 .182
a. Dependent Variable: AKOt1
Berdasarkan table diatas, hasil uji hipotesis secara parsial antara masing-masing variable
independen terhadap variable dependen dapat dijelaskan sebagai berikut :
X1 : Adanya pengaruh signifikan laba kotor terhadap arus kas operasi dimasa
depan
Dari table regresi dapat dilihat bahwa besarnya t hitung untuk variable laba kotor sebesar
3,071> 1,677 t tabel, dengan nilai signifikan 0,004, yang artinya 0,004 < 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha dapat diterima, artinya adanya pengaruh signifikan dan positif laba kotor terhadap arus
kas operasi dimasa depan.
Variabel laba kotor dapat dijadikan indicator dalam memprediksi arus kas dimasa depan. Hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Wartini (2013), yang
menyatakan bahwa laba kotor tidak berpengaruh terhadapa arus kas dimasa depan. Namun
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jordan (2015), yang menyatakan
bahwa laba kotor berpengaruh signifikan terhadapa arus kas dimasa depan.
X2 : Adnaya pengarus signifikan antara laba bersih terhadap arus kas operasi
dimasa depan
T hitung untuk variable laba bersih sebesar -0,081 > -1,677 t tabel, dengan nilai signifikan 0,936.
Menyimpulkan bahwa 0,936 > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima.
Artinya, laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi dimasa depan.
Dengan demikian variable laba bersih tidak dapat dijadikan indicator dalam memprediksi arus
kas operasi dimasa depan. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wartini (2013) dan Ruly (2014) yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan
terhadap arus kas operasi dimasa depan.
X3: Adanya pengaruh antara arus kas aktivitas operasi terhadap arus kas
operasi dimasa depan
T hitung untuk variable arus kas aktivitas operasi sebesar 1,354< 1,677 t tabel, dengan nilai
signifikan 0,182. Menyimpulkan bahwa 0,182 > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidaka
15
dapat diterima. Artinya, arus kas aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadapa arus
kas operasi dimasa depan.
Dengan demikian variable laba bersih tidak dapat dijadikan indicator dalam memprediksi arus
kas operasi dimasa depan. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
oleh Titin (2013) yang menyatakan bahwa arus kas aktivitas operasi berpengaruh signifikan
terhadap arus kas operasi dimasa depan.
4.5 Uji Statistik F
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regressi
on
110668402790310730000000.000 3 36889467596770244000000.000 16.908 .000b
Residual 102541186721987190000000.000 47 2181727377063557200000.000
Total 213209589512297920000000.000 50
a. Dependent Variable: AKOt1
b. Predictors: (Constant), AKOt, LB, LK
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 16,908> 2,80 f table, dengan
tingkat signifikan 0,000. Signifikan 0,000 menyimpulkan sig penelitian < 0,05 (0,000 < 0,05).
Maka H0 dapat ditolak dan Ha dapat diterima, artinya adanya pengaruh signifikan terhadap arus
kas operasi masa depan.
Hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa laba kotor, laba bersih atau arus kas
aktivitas operasi yang paling baik dalam memprediksi arus kas operasi dimasa depan.
4.6 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Tabel 4.5
Hasil uji Adjusted R²
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .720a .519 .488 46708964632.751 2.273
a. Predictors: (Constant), AKOt, LB, LK
b. Dependent Variable: AKOt1
ANOVAa
16
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 adalah 0.488 atau
48,8%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh laba kotor, laba bersih dan arus kas aktivitas
operasi perusahaan adalah sebesar 48,8%. Sedangkan 52,2% ditentukan oleh faktor lain diluar
model yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan atau bersamaan (Uji F), diketahui bahwa
ketiga variabel independen, yaitu laba kotor, laba bersih dan arus kas operasi secara simultan
berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi di masa depan pada
perusahaan aneka industry yang terdaftar di Bursa Efek indonesia periode 2011-2014. Hal
tersebut diperkuat dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0.488, yang berarti bahwa dalam
memprediksi arus kas aktivitas operasi di masa mendatang pada perusahaan manufaktur yang
bergerak di sektor industri dasa dan kimia 48,8 % dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut.
Dengan demikian laba kotor, laba bersih dan arus kas operasi dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi di masa depan pada perusahaan
aneka industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil uji parsial (Uji t),
variabel laba kotor berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi di masa
depan. Variabel laba bersih tidak berpengaruh dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi di
masa depan, dan sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi
arus kas aktivitas operasi di masa depan. Dari hasil uji parsial hanya laba kotor yang berpengaruh
dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi di masa depan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan laba kotor terhadap arus kas operasi dimasa depan
secara parsial pada perusahaan aneka industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2014.
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan laba bersih terhadap arus kas operasi dimasa depan
secara parsial pada perusahaan aneka industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2014.
3. Tidak tedapat pengaruh yang signifikan arus kas operasi terhadap arus kas operasi dimasa
depan secara parsial pada perusahaan aneka industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2014.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan laba kotor, laba bersih dan arus kas operasi terhadap
arus kas operasi dimasa depan secara simultan atau bersama-sama pada perusahaan aneka
industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
5. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa laba kotor lebih baik dan berpengaruh signifikan
terhadap arus kas operasi dimasa depan dibandingkan dengan laba bersih dan arus kas
aktivitas operasi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang dapat disaran
kan oleh penulis bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu :
1. Bagi para peneliti diharapkan menambahkan jumlah variable independen yang lain
karena nilai Adjusted R Square sebesar 48,8 % yang mengindikasikan bahwa masih
17
terdapat variable lain yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi arus kas operasi
dimasa depan yaitu sebesar 52,2%.
2. Memperpanjang periode penelitian sehingga hasil penelitian akan lebih dapat
digeneralisasi dan akan lebih dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi
dalam jangka panjang.
3. Tidak hanya meneliti perusahaan aneka industry saja melainkan jenis perusahaan lainnya
juga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. DAFTAR PUSTAKA
Dian, Ginanjar Raharjo. 2012. “Kemampuan Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Masa Mendatang”. Skripsi dipublikasi. Semarang : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Diponegoro
Dwi, Marisca Ariani. 2010. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Dimasa Mendatang. Skripsi dipublikasi. Semarang : Universitas Diponegoro
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : CV Alfabeta
Hery, SE,M.Si. 2012. Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta, PT Buku Seru
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2009, PSAK No 2
Kieso, Donald E, Jerry J.Weigand, dan Terry D.Warfield. 2007. Akuntansi Intermediate Edisi 12 jilid 1 dan 3. Jakarta : Erlannga
Kostia, Titin Ramon. 2013. “Pengaruh Kemampuan Prediktif Laba dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan”. Skripsi dipublikasi. Padang : Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang
Ruly, Raja Agusrianto. 2014. “Pengaruh Arus Kas Dari Aktifitas Operasi Dan Laba Bersih Terhadap Arus Kas Operasi Dimasa Depan Pada Perusahaan Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-20011”. Skripsi. Tanjungpinang : Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Setiawan, Jordan Ramadan. 2015. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Mendatang. Jurnal dipublikasi. Fakultas Ekonomi, Universitas Jember
Sidik, H.Moh. Pridana Salahudin Muis. 2009. Metologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Soemarso, S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat
Soewardjono. 2010. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE
Stice, D. James, Phd. Stice, K. earl, Phd. Skousen, K. Fred, Phd, CPA. 2009. Akuntansi Keuangan, Edisi 16. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian Akutansi Keprilakuan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
18
Wartini. “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas di Masa Mendatang”. Jurnal dipublikasi. Tanjungpinang : Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Wijaya, Tony. 2012. Data Penelitian Skripsi dengan Program SPSS 20. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka
Zakiyudin, Ais. 2013. Akuntansi Tingkat Dasar. Mitra Wacana Media
www.idx.co.id
www.sahamok.com
LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas P-Plot
Lampiran 2 Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal Parametersa,b
Mean -.0000058
Std. Deviation 45286021402.19145000
Most Extreme
Differences
Absolute .156
Positive .156
Negative -.099
Kolmogorov-Smirnov Z 1.111
Asymp. Sig. (2-tailed) .169
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
19
Lampiran 3 Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .720a .519 .488 46708964632.751 2.273
a. Predictors: (Constant), AKOt, LB, LK
b. Dependent Variable: AKOt1
Lampiran 4 Heteroskedastisitas
Hasil Uji Sperman’s rho (Setelah Outlier)
Correlations
LK LB AKOt Unstandardiz
ed Residual
LK
Correlation
Coefficient
1.000 .767**
.581**
-.181
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .203
N 51 51 51 51
LB
Correlation
Coefficient
.767**
1.000 .457**
-.183
Sig. (2-tailed) .000 . .001 .198
N 51 51 51 51
AKOt
Correlation
Coefficient
.581**
.457**
1.000 -.115
Sig. (2-tailed) .000 .001 . .421
N 51 51 51 51
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
-.181 -.183 -.115 1.000
Sig. (2-tailed) .203 .198 .421 .
N 51 51 51 51
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
20
Lampiran 5 Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Multikolonearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
LK .253 3.955
LB .256 3.914
AKOt .623 1.606
a. Dependent Variable: AKOt1