[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 1
BAB V
VIERENDEEL PEJALAN KAKI 132 M
Perawatan sebuah jembatan sangat diperlukan, agar jembatan tersebut
akan
terus berfungsi sesuai dengan umur rencana. Kurangnya perawatan
jembatan menjadi
faktor ketidak awetan pada jembatan sehingga perawatan menjadi
pekerjaan yang
wajib dilakukan
b. Mengurangi kerusakan jembatan.
c. Kemampuan untuk menahan aksi dari lingkungan (bencana)
tetap terjaga.
d.
e.
Mendapatkan informasi tentang kondisi dari setiap komponen
jembatan.
f. Mengumpulkan data teknis dan manajemen yang diperlukan
sebagai dasar untuk
pemeliharaan dan penggantian serta perkuatan dimasa
mendatang.
5.1 Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Material Jembatan
Kayu
5.1.1 Penyebab Kerusakan Makhluk Hidup.
Makhluk hidup yang sering menyerang kayu adalah rayap, tikus,
kumbang
perengat, dan jamur pelapuk. Ketiga binatang itu akan merusak
atau membuat
lubang-lubang kayu sehingga akan mempengaruhi kekuatan dan keawetan
kayu.
Sedangkan pada jamur, kayu akan mengalami kerapuhan, cenderung kayu
akan
mengalami patah secara mendadak jika diberikan beban dengan
perubahan bentuk
sedikit serta patahan halus tidak berserpih.
5.1.2 Penyebab Kerusakan Non-Makhluk Hidup
1. Faktor Fisik
Faktor fisik adalah keadaan atau sifat alam yang mampu
merusak
komponen meterial jembatan kayu sehingga umur pemakaian
jembatan
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 2
a. Air
Air sebagai salah satu kebutuhan dalam pertumbuhan pohon yang
akan mengisi dinding sel dan rongga sel kayu. Seperti yang
diketahui
bahwa air pada sel dapat berupa air terikat, air bebas dan
uap air. Air
terikat (bound water ) adalah air yang terdapat pada dinding
sel,
sedangkan air bebas ( free water ) dan uap air adalah air
yang terdapat
pada rongga sel. Air bebas akan mempengaruhi berat kayu
sedangkan
air terikat akan mempengaruhi berat dan dimensi kayu. Dengan
demikian, kadar air kayu sangat mempengaruhi sifat-sifat kayu
seperti
stabilitas dimensi, sifat mekanik dan ketahanan terhadap
kerusakan.
b. Cuaca (Wheathering )
melibatkan cahaya yang menyebabkan kerusakan pada lignin
sehingga
terurai dan dapat larut dalam air.
Permukaan kayu yang diekspos terhadap cuaca akan mengalami
pembusukan, dimana diantara komponen utama kayu, lignin
mempunyai absorpsi sinar UV terbesar dibandingkan dengan
komponen kayu yang lainnya. Dengan demikian lignin merupakan
komponen pertama yang akan mengalami pembusukan oleh radiasi
UV. Radiasi UV menyebabkan terjadinya perubahan warna alami
kayu dimana warna kayu berangsur-angsur akan menjadi lebih
terang,
karena ligninnya membusuk sehingga akan mudah tercuci oleh
air
hujan dan yang tertinggal adalah komponen selulosa dan proses
ini
akan berulang terus-menerus yang pada akhirnya akan membuat
kayu
menjadi rusak.
kekuatan yang serius, pengurangan sifat higroskopisitas,
kehilangan
berat, dan evolusi gas. Perubahan tersebut tergantung waktu
dan
meningkat cepat pada suhu yang lebih tinggi.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 3
2. Faktor Kimia
kayu. Faktor ini bekerja mempengaruhi unsur kimia yang
membentuk
komponen seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Unsur
kimia
perusak kayu antara lain: pengaruh garam, pengaruh asam dan
basa.
3. Faktor Mekanik
Terdiri atas proses kerja alam atau akibat tindakan manusia.
Yang
termasuk faktor mekanik antara lain: pukulan, gesekan, tarikan,
tekanan,
dan lain sebagainya.
jembatan masih berfungsi dan aman atau tidak serta
diperlukannya pemeliharaan
atau perbaikan pada waktu yang sudah ditentukan.
Dari hasil pemeriksaan jembatan ini, kita dapat menentukan
metode
perbaikan atau perkuatan yang paling optimal dengan
memasukkan beberapa kajian
antara lain rencana anggaran biaya, durasi pelaksanaan,
ketersediaan bahan, alat,
tenaga kerja, dll.
pemeliharaan, rehabilitasi, perkuatan dan pergantian
jembatan.
Terdapat jenis pemeriksaan jembatan yang dilaksanakan, yaitu
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan ini mendaftar semua detail secara fisik jembatan yang
terkait
yaitu panjang, lebar, jenis konstruksi, fungsi, lalu lintas dan
sebagainya. Secara lebih
khusus, pemeriksaan inventarisasi dilakukan untuk:
a. Mengukur dan mecatat dimensi keseluruhan dari jembatan dan
setiap
bentang.
b. Menujukkan jenis jembatan atau lintasan, komponen
utama dan tanggal atau
tahun konstruksi.
bawah jembatan.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 4
jembatan yang ada.
Menafsirkan dan mencatat pengaruh lebar jembatan yang ada terhadap
lalu
lintas.
f. Mencatat data banjir tertinggi yang diketahui, tanggal
terjadinya dan sumber
informasi.
g. Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana dan
apakah jembatan
merupakan jenis standar.
semua elemen jembatan. Penilaian ini di pergunakan untuk menetapkan
peringkat
penanganan yang dibutuhkan agar jembatan tersebut dapat
berfungsi secara efektif.
Secara lebih khusus, pemeriksaan secara detail dilakukan
untuk:
a.
b.
objektif menentukan suatu nilai kondisi.
c. Melaporkan apakah tindakan darurat dibutuhkan dan
alasannya.
d. Melaporkan apakah suatu laporan khusus dibutuhkan dan
alasannya.
e. Melaporkan apakah pemeliharaan rutin yang baik sedang
berlangsung.
3.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap tahun untuk menjamin tidak adanya
hal
yang tidak diharapkan terjadi dan untuk memeriksa bahwa
pemeliharaan rutin
dilaksanakan secara efektif.
b.
c. Menentukan apakah dibutuhkan tindakan darurat.
4. Pemeriksaan Khusus
untuk menilai secara tepat kondisi jembatan.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 5
Pemeriksaan khusus dilakukan untuk:
khusus.
b. Menjangkau lokasi yang biasanya tidak dapat
diperiksa oleh inspektur dengan
metode visual atau normal.
Pemeriksaan khusus mungkin membutuhkan teknik-teknik dan
peralatan
yang canggih, tanpa melepaskan teknik-teknik visual dan penilaian
dalam bidang
teknis.
Jembatan yang terbuat dari bahan kayu/ rotan harus dilakukan
perawatan,
baik perawatan sebelum bahan tersebut digunakan maupun
perawatan setelah
jembatan jadi. Perawatan jembatan diuraikan sebagai
berikut:
5.3.1 Perawatan Sebelum Bahan Kayu/ Rotan Digunakan
Salah satu perawatan sebelum bahan kayu/ rotan digunakan adalah
dengan
pengawetan. Pengawetan kayu merupakan metode untuk
menambah tingkat
keawetan dari kayu dengan perlakuan fisik maupun kimia. Pengawetan
kayu
bertujuan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama, terutama
kayu yang dipakai
untuk material bangunan atau perabot luar ruangan, karena
penggunaan tersebut yang
paling rentan terhadap degradasi kayu akibat
serangga/organisme maupun faktor
abiotis (panas, hujan, lembab). Macam- macam jenis pengawetan
kayu sebelum
digunakan adalah sebagai berikut:
Beberapa macam metode pengawetan kayu yang telah dikenal luas
oleh
masyarakat kita adalah :
4) Vacum tekan.
Pada daerah yang tidak terdapat alat vacum tekan, metode rendaman
panas
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 6
dan dingin diawali dengan merendam kayu pada larutan pengawet panas
(80 derajat
celcius sampai dengan 113 derajat celcius) sehingga udara pada
pori-pori kayu akan
mengembang. Kayu yang sudah direndam panas, kemudian dimasukkan
pada larutan
pengawet dingin. Udara yang tadinya mengembang, kemudian akan
mengerut dan
menarik larutan pengawet masuk ke dalam kayu. Proses rendaman panas
dan dingin
dan juga dilakukan dalam satu bak atau tempat yang dapat mencukupi
semua bahan.
Metode vacum tekan sangat disenangi untuk keperluan komersial,
karena
sangat efisien dan efektif ( masuknya bahan pengawet ke kayu bisa
lebih dalam dan
merata ). Kayu dan larutan pengawet dimasukkan ke dalam silinder
besi horisontal,
dengan tekanan tertentu (sampai dengan 10 atm ) larutan pengawet
dipaksa masuk ke
dalam kayu. Besarnya tekanan yang diberikan dan lamanya penekanan
sangat
dipengaruhi oleh jenis kayu dan bahan pengawetnya. Pada metode ini,
dikenal istilah
full-cell process dan empty-cell process. Metode full-cell process
memiliki penetrasi
yang lebih besar karena bahan pengawet akan mengisi rongga-rongga
sel kayu secara
penuh. Sedangkan pada metode empty-cell process, bahan
pengawet tidak masuk
hingga rongga-rongga sel tetapi hanya menempel di dinding sel
saja.
5.3.2 Perawatan Rutin
keadaan seperti semula dan mencangkup beberapa pekerjaan yang
berulang, yang
secara teknis cukup sederhana. Pemeliharaan rutin ini harus
dilakukan mulai dari
waktu jembatan selesai dibangun dan dilanjutkan seumur jembatan
tersebut.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai
berikut:
1. Pembersihan secara umum
3. Pembersihan dan melancarkan drainase
4. Penanganan kerusakan ringan
a. Pemeliharan Kebersihan
kotoran yang menempel di jembatan tidak akan menyebabkan kerusakan
pada
elemen jembatan atau jembatan secara keseluruhan dikemudian
hari.Kegiatan ini
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 7
mencakup:
1)
pengaruh yang membahayakan.
2) Membersihkan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan
dan expansion
jonit , dan pada sekitar struktur kayu. Pembersihan
ini dilakukan pada daerah
lebih kurang 3 meter dari setiap sisi jembatan. Dalam hal
pembersihan
tumbuhan ini, pekerja harus diingat adanya pengaruh yang
mungkin
terjadinya erosi yang disebabkan oleh pembersihan tumbuhan
disekitar
jembatan tersebut.
Sumber: http://bioindustries.co.id
dicat.
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 8
4)
parang pembabat, kapak dan/atau gergaji.
Gambar 5.3 Pemeliharaan Kebersihan Disekitar Jembatan
Sumber: http://www.nap.usace.army.mil
tercakup dalam pemeliharaan rutin.
Sumber: www.park.state.co.us
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 9
dan kerusakaan pada permukaan lantai kendaraan serta jalan
pendekat.
Gambar 5.5 Penanganan Kerusakan Ringan
Sumber: www.antarasumbar.com
Pemeliharaan berkala adalah usaha untuk menjaga jembatan tetap
dalam
kondisi dan daya layan yang baik setelah pembangunan yang
mencangkup beberapa
kegiatan seperti kegiatan pemeliharaan berkala yang diduga dan
perbaikan
sederhana.
1.
3. Pembersihan jembatan secara keseluruhan (Gambar 5.3)
4.
2.
Dalam pemeliharaan berkala yang terencana, kegiatan
pengecatan
dilakukan dengan maksud melindungi kayu terhadap terhadap
pembusukan
dan serangga dan memberi tanda pada elemen tertentu.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 10
5.4 Perbaikan Jembatan Aktual Busur Vierendeel
Perbaikan jembatan adalah aktivitas memperbaiki elemen-elemen
jembatan
maupun jembatan secara keseluruhan yang mengalami kerusakan dan
bertujuan
untuk mengembalikan kondisi jembatan seperti semula. Kerusakan
jembatan yang
tidak diperbaiki dapat berdampak fatal terhadap pengguna jembatan
tersebut yang
dapat menyebabkan keruntuhan pada jembatan.
Kerusakaan jembatan dapat terjadi pada saat pembangunan jembatan
yang
disebabkan oleh perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang
kurang baik, selain
itu kerusakan jembatan dapat terjadi ketika jembatan tersebut telah
beroperasi yang
disebabkan karena serangan fisik, kimia, overloading ,
penurunan pondasi, pengaruh
alam, fatique, usia, dan lain-lain yang mengakibatkan
persyaratan-persyaratan
kekuatan, kekakuan, kestabilan, daktilitas dan ketahanan terhadap
kondisi
lingkungan tidak terpenuhi. Secara langsung maupun tidak langsung,
kerusakan
menyebabkan degradasi kekuatan yang mempengaruhi kinerja struktur
secara
keseluruhan. Jika adanya kerusakan pada jembatan tidak ditangani
dengan cepat,
maka akan terjadi kerusakaan yang mengakibatkan jembatan tersebut
tidak berfungsi
lagi sebagai mana mestinya. Oleh karena itu, diperlukan tindakan
rehabilitasi berupa
perbaikan (retrofit ) atau perkuatan
( strengthening ) yang berlanjut pada perawatan
agar bangunan dapat terus difungsikan sesuai umur rencana.
5.4.1 Perbaikan Darurat dan Penanganan Sementara
Perbaikan darurat pada hakekatnya merupakan kejadian yang tak
terduga.
Perbaikan darurat ini dapat berbentuk dari yang paling sederhana
yaitu perbaikan
sandaran jembatan yang rusak atau pemasangan jembatan sementara
diatas jembatan
yang runtuh akibat banjir atau beban yang berlebihan.
Penanganan sementara harus dilaksanakan dalam hal kerusakan
jembatan
yang disebabkan oleh kecelakaan, untuk menjamin keselamatan
struktur itu sendiri
dan pemakaian jalan.
1. Perbaikan pada bagian awal pengaman
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 11
3. Perbaikan bangunan pengamanan aliran sungai
4.
1. Membuat penyangga sementara dari bagian bawah
gelagar
2. Penambahan baut untuk memperkuat komponen
3.
4. Memasang bangunan sementara diatas bangunan yang sudah ada
guna
memindahkan beban bangunan atas yang ada.
5.4.2 Rehabilitasi dan Perbaikan Besar
Masalah-masalah utama yang berhubungan dengan kayu pada
konstruksi
jembatan disebabkan oleh sebagai berikut:
1. Pembusukan pada kayu.
akan rapuh atau mudah patah.
2. Serangan serangga.
berkurang.
Didaerah yang berair asin, ada binatang sejenis cacing
(toredo).
Binatang ini akan menyerang bagian kayu yang berada di bawah muka
air
pasang. Cacing toredo akan menyerang kayu seperti serangga
memakan
kayu tetapi cacing jenis toredo ini akan membuat lubang-lubang
besar dari
pada jenis serangga.
Untuk mencegah pembusukan dan serangan binatang yang dapat
merusak kayu, maka kayu yang akan dipakai untuk konstruksi jembatan
dan
perbaikannya harus diberi suatu bahan pengawet yang telah
disetujui.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 12
Semua kayu yang akan dipakai untuk konstruksi jembatan
sebelum
digunakan, lakukan pengawetan pada kayu yang bertujuan untuk
melindungi dan menghindarkan kayu dari unsur-unsur yang dapat
merusak
kayu sehingga umur kayu dalam pemakaiannya menjadi lebih
panjang.
Paku, baut, dowel, pelat penyambung dan sekrup kayu yang akan
dipakai untuk pembangunan atau perbaikan konstruksi jembatan
disarankan
diberikan galvanis terlebih dahulu dengan tujuan untuk
mencegah
pengkaratan atau paling tidak diberi lapisan cat anti
karat.
Semua konstruksi kayu harus dibuat sedemikian rupa agar air
tidak
akan lama melekat pada kayu tersebut atau kayu tersebut tidak
berhubungan
langsung dengan tanah yang basah. Semua kayu yang dipakai
harus
merupakan kayu bagian dalam (inti kayu).
Semua bagian konstruksi jembatan kayu yang rusak harus
diperbaiki
atau diganti dan bagian-bagian yang berada pada titik lemah harus
diperkuat
dengan pelat baja.
menempel pada struktur kayu, maka kulit kayu tersebut harus
dibuang
kemudian diberi lapisan pelindung (pengawet).
Papan lantai yang membusuk, lapuk atau pecah harus diganti.
Paku-
paku yang mencuat keatas harus diketok masuk kedalam papan
dan papan
lantai yang longgar harus dirapatkan dan dikencangkan dengan
tambahan
baut pengikat.Perkuatan lantai kayu dapat dilaksanakan dengan
memasang
baut secara memanjang mengikuti papan jalur kendaraan (jika
belum
dikerjakan).
disokong tergantung pada tingkat kerusakan yang di alami oleh
jembatan
kayu tersebut. Jika masih terdapat cukup tempat untuk menambah
tiang
pancang, mungkin lebih baik dilakukan pemancangan tiang
pancang kayu
yang dihubungkan dengan bagian yang sudah ada.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 13
5.4.3 Kerusakan pada Kayu dan Perbaikannya
Kerusakan pada kayu mencakup sebagai berikut:
5.4.3.1 Pembusukan kayu
Gambar5.6 Kayu busuk
Apabila bagian kayu sudah membusuk sekitar ≥15% dari
penampang
kayu tersebut maka kayu tersebut harus diganti atau disokong karena
hal ini
akan mempengaruhi kekuatan kepada jembatan tersebut.
Jika masalah ini terjadi pada tiang pancang kayu, maka
penampang
tiang pancang menjadi berkurang dan tiang pancang harus
diperkuat,
ditopang atau diberi pengamanan.
pencegahan sebagai berikut:
1.
Buang kulit kayu pada waktu awal dan pisahkan dengan kayu yang
baik.
2.
Catlah permukaan kayu yang terlihat dengan lapisan cat, oli atau
aspal.
3. Lumasi seluruh permukaan ujung potongan kayu dan sambungan
dengan
petroleum jelly.
4. Lapiskan bahan kreosot pada semua permukaan kayu.
5. Hindarilah pemakaian paku pada waktu perbaikan dan gunakan
baut jika
dapat.
Apabila masalah yang timbul pada papan lantai kayu dan lebih
besar
dari 15% mengalami pembusukan, maka papan lantai harus segera
diganti
karena hal tersebut akan memperlemah struktur dan hanya
merupakan
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 14
penangananan sementara saja, jadi alangkah lebih baiknya
seluruh papan
harus diganti.
Sumber : http://goodpestcontrol.files.wordpress.com
Apabila kayu telah kehilangan lebih dari 15% dari
penampangnya
maka kayu tersebut harus diganti atau ditopang. Lebih baik, semua
kayu yang
sudah terserang serangga diganti dan dihancurkan karena akan
mengurangi
pengaruhnya terhadap kayu yang masih baik. Untuk mengurangi
serangan
serangga terhadap kayu ini, maka dapat digunakan insektisida.
Apabila masalah ini timbul pada tiang pancang kayu maka
serangan
serangga biasanya terjadi pada daerah pasang surut yang ada
cacing
toredonya. Jika hal ini dan luas penampang berkurang maka tiang
dapat
diperkuat dengan cara membungkus dengan pelat baja. Untuk
mengurangi
penyerangan cacing toredo maka kayu tersebut dilapiskan dan
dimasukkan
bahan anti cacing toredo ke dalam setiap retakan atau lubang
yang terjadi
sebelum dilakukan pekerjaan perkuatan.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 15
5.4.3.3 Pecah atau retaknya kayu
Memuntirnya dan terbelahnya kayu akan mengurangi kekuatan
kayu.
Pemuntiran merupakan masalah umum yang sering terjadi pada lantai
kayu.
Permukaan lantai kayu dapat terbelah dan memburuk. Terbelahnya
kayu
merupakan masalah pada struktur kayu. Jika belahan yang terjadi
segaris
dengan serat kayu seperti pada lubang baut maka baut yang
bersangkutan
dapat lepas dan membuat struktrur menjadi tidak stabil. Hal ini
dapat
menyebabkan air dapat dengan mudah merembes melalui belahan
dan
membuat kayu yang bersangkutan menjadi lebih mudah membusuk.
Sehingga
pada permukaan lantai kayu harus diganti.
Apabila yang menjadi masalah adalah gelagar memanjang,
mungkin
lebih mudah dilakukan perkuatan dengan sokong daripada harus
menggantinya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara meletakkan
gelagar
baru disamping gelagar yang lemah tadi atau
menyokong/menopang gelagar
tersebut yang berfungsi untuk mengurangi gaya akibat adanya
momen.
Gambar 5.8 Kayu Retak
mengalami gaya tekan. Biasanya terjadi pada kolom dan penompang
yang
terbuat dari batang kelapa. Kita akan dapat menilai apakah kayu
yang
mengalami pembengkokan tersebut harus diperkuat atau harus
diganti.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 16
5.4.3.5 Adanya mata kayu/kayu cacat dan serat kayu yang
miring
Gambar 5.9 Mata Kayu
waktu pohon kayu itu tumbuh. Kerusakan ini berpengaruh pada
kekuatan
kayu apabila dipakai pada elemen yang menahan gaya tekan dan
momen.
Apabila hal ini terjadi, maka sebaiknya lakukan perkuatan.
Perkuatan ini
dilakukan dengan cara meletakkan sepotong kayu lain atau pelat
baja
sepanjang kayu yang mengalami kerusakan untuk memikul beban.
5.5
Untuk lebih jelas dapat dilihat flowchart perawatan dan
perbaikan
jembatanpada Gambar 5.10 dibawah ini.
[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 17
5.6 Flowchart Perawatan dan Perbaikan Jembatan
Gambar 5.10 Flowchart Perawatan dan Perbaikan Jembatan
Start
Finish