18
  [Type the comp any addr ess ] V- 1 BAB V METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN JEMBATAN BUSUR VIERENDEEL PEJALAN KAKI 132 M Perawatan sebuah jembatan sangat diperlukan, agar jembatan tersebut akan terus berfungsi sesuai dengan umur rencana. Kurangnya perawatan jembatan menjadi faktor ketidak awetan pada jembatan sehingga perawatan menjadi pekerjaan yang wajib dilakukan Adapun tujuan dari adanya perawatan jembatan a ntara lain : a. Jembatan awet dan dapat beroperasi dengan lancar.  b. Mengurangi kerusakan jembatan. c. Kemampuan untuk menahan aksi dari lingkungan (bencana) tetap terjaga. d. Memperpanjang umur pakai jembatan sampai batas ma ksimum. e. Mendapatkan informasi tentang kondisi dari setiap komponen jembatan. f. Mengumpulkan data teknis dan manajemen yang diperlukan sebagai dasar untuk  pemeliharaan dan pengg antian serta perkuatan dimasa mendatang. 5.1 Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Material Jembatan Kayu 5.1.1 Penyebab Kerusakan Makhluk Hidup. Makhluk hidup yang sering menyerang kayu adalah rayap, tikus, kumbang  perengat, dan jamur pelapuk. Ketiga binatang itu akan merusak atau membuat lubang-lubang kayu sehingga akan mempengaruhi kekuatan dan keawetan kayu. Sedangkan pada jamur, kayu akan mengalami kerapuhan, cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak jika diberikan beban dengan perubahan bentuk sedikit serta patahan halus tidak berserpih. 5.1.2 Penyebab Kerusakan Non-Makhluk Hidup 1. Faktor Fisik Faktor fisik adalah keadaan atau sifat alam yang mampu merusak komponen meterial jembatan kayu sehingga umur pemakaian jembatan  berkurang dari yang direncanakan. Yang termasuk faktor fisik antara lain:

metode perawatan jembatan kayu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 1
BAB V
VIERENDEEL PEJALAN KAKI 132 M
Perawatan sebuah jembatan sangat diperlukan, agar jembatan tersebut akan
terus berfungsi sesuai dengan umur rencana. Kurangnya perawatan jembatan menjadi
faktor ketidak awetan pada jembatan sehingga perawatan menjadi pekerjaan yang
wajib dilakukan
 b.  Mengurangi kerusakan jembatan.
c.  Kemampuan untuk menahan aksi dari lingkungan (bencana) tetap terjaga.
d.  
e.  
Mendapatkan informasi tentang kondisi dari setiap komponen jembatan.
f.  Mengumpulkan data teknis dan manajemen yang diperlukan sebagai dasar untuk
 pemeliharaan dan penggantian serta perkuatan dimasa mendatang.
5.1 Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Material Jembatan Kayu
5.1.1  Penyebab Kerusakan Makhluk Hidup.
Makhluk hidup yang sering menyerang kayu adalah rayap, tikus, kumbang
 perengat, dan jamur pelapuk. Ketiga binatang itu akan merusak atau membuat
lubang-lubang kayu sehingga akan mempengaruhi kekuatan dan keawetan kayu.
Sedangkan pada jamur, kayu akan mengalami kerapuhan, cenderung kayu akan
mengalami patah secara mendadak jika diberikan beban dengan perubahan bentuk
sedikit serta patahan halus tidak berserpih.
5.1.2  Penyebab Kerusakan Non-Makhluk Hidup
1. Faktor Fisik
Faktor fisik adalah keadaan atau sifat alam yang mampu merusak
komponen meterial jembatan kayu sehingga umur pemakaian jembatan
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 2
a.  Air
Air sebagai salah satu kebutuhan dalam pertumbuhan pohon yang
akan mengisi dinding sel dan rongga sel kayu. Seperti yang diketahui
 bahwa air pada sel dapat berupa air terikat, air bebas dan uap air. Air
terikat (bound water ) adalah air yang terdapat pada dinding sel,
sedangkan air bebas ( free water ) dan uap air adalah air yang terdapat
 pada rongga sel. Air bebas akan mempengaruhi berat kayu sedangkan
air terikat akan mempengaruhi berat dan dimensi kayu. Dengan
demikian, kadar air kayu sangat mempengaruhi sifat-sifat kayu seperti
stabilitas dimensi, sifat mekanik dan ketahanan terhadap kerusakan.
 b.  Cuaca (Wheathering )
melibatkan cahaya yang menyebabkan kerusakan pada lignin sehingga
terurai dan dapat larut dalam air.
Permukaan kayu yang diekspos terhadap cuaca akan mengalami
 pembusukan, dimana diantara komponen utama kayu, lignin
mempunyai absorpsi sinar UV terbesar dibandingkan dengan
komponen kayu yang lainnya. Dengan demikian lignin merupakan
komponen pertama yang akan mengalami pembusukan oleh radiasi
UV. Radiasi UV menyebabkan terjadinya perubahan warna alami
kayu dimana warna kayu berangsur-angsur akan menjadi lebih terang,
karena ligninnya membusuk sehingga akan mudah tercuci oleh air
hujan dan yang tertinggal adalah komponen selulosa dan proses ini
akan berulang terus-menerus yang pada akhirnya akan membuat kayu
menjadi rusak.
kekuatan yang serius, pengurangan sifat higroskopisitas, kehilangan
 berat, dan evolusi gas. Perubahan tersebut tergantung waktu dan
meningkat cepat pada suhu yang lebih tinggi.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 3
2.  Faktor Kimia
kayu. Faktor ini bekerja mempengaruhi unsur kimia yang membentuk
komponen seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Unsur kimia
 perusak kayu antara lain: pengaruh garam, pengaruh asam dan basa.
3. Faktor Mekanik
Terdiri atas proses kerja alam atau akibat tindakan manusia. Yang
termasuk faktor mekanik antara lain: pukulan, gesekan, tarikan, tekanan,
dan lain sebagainya.
 jembatan masih berfungsi dan aman atau tidak serta diperlukannya pemeliharaan
atau perbaikan pada waktu yang sudah ditentukan.
Dari hasil pemeriksaan jembatan ini, kita dapat menentukan metode
 perbaikan atau perkuatan yang paling optimal dengan memasukkan beberapa kajian
antara lain rencana anggaran biaya, durasi pelaksanaan, ketersediaan bahan, alat,
tenaga kerja, dll.
 pemeliharaan, rehabilitasi, perkuatan dan pergantian jembatan.
Terdapat jenis pemeriksaan jembatan yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
1.  Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan ini mendaftar semua detail secara fisik jembatan yang terkait
yaitu panjang, lebar, jenis konstruksi, fungsi, lalu lintas dan sebagainya. Secara lebih
khusus, pemeriksaan inventarisasi dilakukan untuk:
a.  Mengukur dan mecatat dimensi keseluruhan dari jembatan dan setiap
 bentang.
 b.  Menujukkan jenis jembatan atau lintasan, komponen utama dan tanggal atau
tahun konstruksi.
 bawah jembatan.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 4
 jembatan yang ada.
Menafsirkan dan mencatat pengaruh lebar jembatan yang ada terhadap lalu
lintas.
f.  Mencatat data banjir tertinggi yang diketahui, tanggal terjadinya dan sumber
informasi.
g.  Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana dan apakah jembatan
merupakan jenis standar.
semua elemen jembatan. Penilaian ini di pergunakan untuk menetapkan peringkat
 penanganan yang dibutuhkan agar jembatan tersebut dapat berfungsi secara efektif.
Secara lebih khusus, pemeriksaan secara detail dilakukan untuk:
a.  
 b.  
objektif menentukan suatu nilai kondisi.
c.  Melaporkan apakah tindakan darurat dibutuhkan dan alasannya.
d.  Melaporkan apakah suatu laporan khusus dibutuhkan dan alasannya.
e.  Melaporkan apakah pemeliharaan rutin yang baik sedang berlangsung.
3.  
Pemeriksaan ini dilakukan setiap tahun untuk menjamin tidak adanya hal
yang tidak diharapkan terjadi dan untuk memeriksa bahwa pemeliharaan rutin
dilaksanakan secara efektif.
 b.  
c.  Menentukan apakah dibutuhkan tindakan darurat.
4.  Pemeriksaan Khusus
untuk menilai secara tepat kondisi jembatan.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 5
Pemeriksaan khusus dilakukan untuk:
khusus.
 b.  Menjangkau lokasi yang biasanya tidak dapat diperiksa oleh inspektur dengan
metode visual atau normal.
Pemeriksaan khusus mungkin membutuhkan teknik-teknik dan peralatan
yang canggih, tanpa melepaskan teknik-teknik visual dan penilaian dalam bidang
teknis.
Jembatan yang terbuat dari bahan kayu/ rotan harus dilakukan perawatan,
 baik perawatan sebelum bahan tersebut digunakan maupun perawatan setelah
 jembatan jadi. Perawatan jembatan diuraikan sebagai berikut:
5.3.1 Perawatan Sebelum Bahan Kayu/ Rotan Digunakan
Salah satu perawatan sebelum bahan kayu/ rotan digunakan adalah dengan
 pengawetan.  Pengawetan kayu merupakan metode untuk menambah tingkat
keawetan dari kayu dengan perlakuan fisik maupun kimia. Pengawetan kayu
 bertujuan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama, terutama kayu yang dipakai
untuk material bangunan atau perabot luar ruangan, karena penggunaan tersebut yang
 paling rentan terhadap degradasi kayu akibat serangga/organisme maupun faktor
abiotis (panas, hujan, lembab).  Macam- macam jenis pengawetan kayu sebelum
digunakan adalah sebagai berikut:
Beberapa macam metode pengawetan kayu yang telah dikenal luas oleh
masyarakat kita adalah :
4)  Vacum tekan.
Pada daerah yang tidak terdapat alat vacum tekan, metode rendaman panas
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 6
dan dingin diawali dengan merendam kayu pada larutan pengawet panas (80 derajat
celcius sampai dengan 113 derajat celcius) sehingga udara pada pori-pori kayu akan
mengembang. Kayu yang sudah direndam panas, kemudian dimasukkan pada larutan
 pengawet dingin. Udara yang tadinya mengembang, kemudian akan mengerut dan
menarik larutan pengawet masuk ke dalam kayu. Proses rendaman panas dan dingin
dan juga dilakukan dalam satu bak atau tempat yang dapat mencukupi semua bahan.
Metode vacum tekan sangat disenangi untuk keperluan komersial, karena
sangat efisien dan efektif ( masuknya bahan pengawet ke kayu bisa lebih dalam dan
merata ). Kayu dan larutan pengawet dimasukkan ke dalam silinder besi horisontal,
dengan tekanan tertentu (sampai dengan 10 atm ) larutan pengawet dipaksa masuk ke
dalam kayu. Besarnya tekanan yang diberikan dan lamanya penekanan sangat
dipengaruhi oleh jenis kayu dan bahan pengawetnya. Pada metode ini, dikenal istilah
full-cell process dan empty-cell process. Metode full-cell process memiliki penetrasi
yang lebih besar karena bahan pengawet akan mengisi rongga-rongga sel kayu secara
 penuh. Sedangkan pada metode empty-cell process, bahan pengawet tidak masuk
hingga rongga-rongga sel tetapi hanya menempel di dinding sel saja. 
5.3.2 Perawatan Rutin
keadaan seperti semula dan mencangkup beberapa pekerjaan yang berulang, yang
secara teknis cukup sederhana. Pemeliharaan rutin ini harus dilakukan mulai dari
waktu jembatan selesai dibangun dan dilanjutkan seumur jembatan tersebut.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai berikut:
1.  Pembersihan secara umum
3.  Pembersihan dan melancarkan drainase
4.  Penanganan kerusakan ringan
a.  Pemeliharan Kebersihan
kotoran yang menempel di jembatan tidak akan menyebabkan kerusakan pada
elemen jembatan atau jembatan secara keseluruhan dikemudian hari.Kegiatan ini
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 7
mencakup:
1)  
 pengaruh yang membahayakan.
2) Membersihkan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan dan expansion
 jonit , dan pada sekitar struktur kayu. Pembersihan ini dilakukan pada daerah
lebih kurang 3 meter dari setiap sisi jembatan. Dalam hal pembersihan
tumbuhan ini, pekerja harus diingat adanya pengaruh yang mungkin
terjadinya erosi yang disebabkan oleh pembersihan tumbuhan disekitar
 jembatan tersebut.
Sumber: http://bioindustries.co.id  
dicat.
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com 
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 8
4)  
 parang pembabat, kapak dan/atau gergaji.
Gambar 5.3 Pemeliharaan Kebersihan Disekitar Jembatan
Sumber:  http://www.nap.usace.army.mil  
tercakup dalam pemeliharaan rutin.
Sumber:  www.park.state.co.us 
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 9
dan kerusakaan pada permukaan lantai kendaraan serta jalan pendekat.
Gambar 5.5 Penanganan Kerusakan Ringan
Sumber:  www.antarasumbar.com
Pemeliharaan berkala adalah usaha untuk menjaga jembatan tetap dalam
kondisi dan daya layan yang baik setelah pembangunan yang mencangkup beberapa
kegiatan seperti kegiatan pemeliharaan berkala yang diduga dan perbaikan
sederhana.
1.  
3.  Pembersihan jembatan secara keseluruhan (Gambar 5.3)
4.  
2.  
Dalam pemeliharaan berkala yang terencana, kegiatan pengecatan
dilakukan dengan maksud melindungi kayu terhadap terhadap pembusukan
dan serangga dan memberi tanda pada elemen tertentu.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 10
5.4  Perbaikan Jembatan Aktual Busur Vierendeel 
Perbaikan jembatan adalah aktivitas memperbaiki elemen-elemen jembatan
maupun jembatan secara keseluruhan yang mengalami kerusakan dan bertujuan
untuk mengembalikan kondisi jembatan seperti semula. Kerusakan jembatan yang
tidak diperbaiki dapat berdampak fatal terhadap pengguna jembatan tersebut yang
dapat menyebabkan keruntuhan pada jembatan.
Kerusakaan jembatan dapat terjadi pada saat pembangunan jembatan yang
disebabkan oleh perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang kurang baik, selain
itu kerusakan jembatan dapat terjadi ketika jembatan tersebut telah beroperasi yang
disebabkan karena serangan fisik, kimia, overloading , penurunan pondasi, pengaruh
alam,  fatique, usia, dan lain-lain yang mengakibatkan persyaratan-persyaratan
kekuatan, kekakuan, kestabilan, daktilitas dan ketahanan terhadap kondisi
lingkungan tidak terpenuhi. Secara langsung maupun tidak langsung, kerusakan
menyebabkan degradasi kekuatan yang mempengaruhi kinerja struktur secara
keseluruhan. Jika adanya kerusakan pada jembatan tidak ditangani dengan cepat,
maka akan terjadi kerusakaan yang mengakibatkan jembatan tersebut tidak berfungsi
lagi sebagai mana mestinya. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rehabilitasi berupa
 perbaikan (retrofit ) atau perkuatan ( strengthening ) yang berlanjut pada perawatan
agar bangunan dapat terus difungsikan sesuai umur rencana.
5.4.1 Perbaikan Darurat dan Penanganan Sementara
Perbaikan darurat pada hakekatnya merupakan kejadian yang tak terduga.
Perbaikan darurat ini dapat berbentuk dari yang paling sederhana yaitu perbaikan
sandaran jembatan yang rusak atau pemasangan jembatan sementara diatas jembatan
yang runtuh akibat banjir atau beban yang berlebihan.
Penanganan sementara harus dilaksanakan dalam hal kerusakan jembatan
yang disebabkan oleh kecelakaan, untuk menjamin keselamatan struktur itu sendiri
dan pemakaian jalan.
1.  Perbaikan pada bagian awal pengaman
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 11
3.  Perbaikan bangunan pengamanan aliran sungai
4.  
1.  Membuat penyangga sementara dari bagian bawah gelagar
2.  Penambahan baut untuk memperkuat komponen
3.  
4.  Memasang bangunan sementara diatas bangunan yang sudah ada guna
memindahkan beban bangunan atas yang ada.
5.4.2 Rehabilitasi dan Perbaikan Besar
Masalah-masalah utama yang berhubungan dengan kayu pada konstruksi
 jembatan disebabkan oleh sebagai berikut:
1.  Pembusukan pada kayu.
akan rapuh atau mudah patah.
2.  Serangan serangga.
 berkurang.
Didaerah yang berair asin, ada binatang sejenis cacing (toredo).
Binatang ini akan menyerang bagian kayu yang berada di bawah muka air
 pasang. Cacing toredo akan menyerang kayu seperti serangga memakan
kayu tetapi cacing jenis toredo ini akan membuat lubang-lubang besar dari
 pada jenis serangga.
Untuk mencegah pembusukan dan serangan binatang yang dapat
merusak kayu, maka kayu yang akan dipakai untuk konstruksi jembatan dan
 perbaikannya harus diberi suatu bahan pengawet yang telah disetujui.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 12
Semua kayu yang akan dipakai untuk konstruksi jembatan sebelum
digunakan, lakukan pengawetan pada kayu yang bertujuan untuk
melindungi dan menghindarkan kayu dari unsur-unsur yang dapat merusak
kayu sehingga umur kayu dalam pemakaiannya menjadi lebih panjang.
Paku, baut, dowel, pelat penyambung dan sekrup kayu yang akan
dipakai untuk pembangunan atau perbaikan konstruksi jembatan disarankan
diberikan galvanis terlebih dahulu dengan tujuan untuk mencegah
 pengkaratan atau paling tidak diberi lapisan cat anti karat.
Semua konstruksi kayu harus dibuat sedemikian rupa agar air tidak
akan lama melekat pada kayu tersebut atau kayu tersebut tidak berhubungan
langsung dengan tanah yang basah. Semua kayu yang dipakai harus
merupakan kayu bagian dalam (inti kayu).
Semua bagian konstruksi jembatan kayu yang rusak harus diperbaiki
atau diganti dan bagian-bagian yang berada pada titik lemah harus diperkuat
dengan pelat baja.
menempel pada struktur kayu, maka kulit kayu tersebut harus dibuang
kemudian diberi lapisan pelindung (pengawet).
Papan lantai yang membusuk, lapuk atau pecah harus diganti. Paku-
 paku yang mencuat keatas harus diketok masuk kedalam papan dan papan
lantai yang longgar harus dirapatkan dan dikencangkan dengan tambahan
 baut pengikat.Perkuatan lantai kayu dapat dilaksanakan dengan memasang
 baut secara memanjang mengikuti papan jalur kendaraan (jika belum
dikerjakan).
disokong tergantung pada tingkat kerusakan yang di alami oleh jembatan
kayu tersebut. Jika masih terdapat cukup tempat untuk menambah tiang
 pancang, mungkin lebih baik dilakukan pemancangan tiang pancang kayu
yang dihubungkan dengan bagian yang sudah ada.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 13
5.4.3 Kerusakan pada Kayu dan Perbaikannya
Kerusakan pada kayu mencakup sebagai berikut:
5.4.3.1 Pembusukan kayu
Gambar5.6 Kayu busuk
Apabila bagian kayu sudah membusuk sekitar ≥15% dari penampang
kayu tersebut maka kayu tersebut harus diganti atau disokong karena hal ini
akan mempengaruhi kekuatan kepada jembatan tersebut.
Jika masalah ini terjadi pada tiang pancang kayu, maka penampang
tiang pancang menjadi berkurang dan tiang pancang harus diperkuat,
ditopang atau diberi pengamanan.
 pencegahan sebagai berikut:
1.  
Buang kulit kayu pada waktu awal dan pisahkan dengan kayu yang baik.
2.  
Catlah permukaan kayu yang terlihat dengan lapisan cat, oli atau aspal.
3.  Lumasi seluruh permukaan ujung potongan kayu dan sambungan dengan
 petroleum jelly.
4.  Lapiskan bahan kreosot pada semua permukaan kayu.
5.  Hindarilah pemakaian paku pada waktu perbaikan dan gunakan baut jika
dapat.
Apabila masalah yang timbul pada papan lantai kayu dan lebih besar
dari 15% mengalami pembusukan, maka papan lantai harus segera diganti
karena hal tersebut akan memperlemah struktur dan hanya merupakan
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 14
 penangananan sementara saja, jadi alangkah lebih baiknya seluruh papan
harus diganti.
Sumber : http://goodpestcontrol.files.wordpress.com 
Apabila kayu telah kehilangan lebih dari 15% dari penampangnya
maka kayu tersebut harus diganti atau ditopang. Lebih baik, semua kayu yang
sudah terserang serangga diganti dan dihancurkan karena akan mengurangi
 pengaruhnya terhadap kayu yang masih baik. Untuk mengurangi serangan
serangga terhadap kayu ini, maka dapat digunakan insektisida.
Apabila masalah ini timbul pada tiang pancang kayu maka serangan
serangga biasanya terjadi pada daerah pasang surut yang ada cacing
toredonya. Jika hal ini dan luas penampang berkurang maka tiang dapat
diperkuat dengan cara membungkus dengan pelat baja. Untuk mengurangi
 penyerangan cacing toredo maka kayu tersebut dilapiskan dan dimasukkan
 bahan anti cacing toredo ke dalam setiap retakan atau lubang yang terjadi
sebelum dilakukan pekerjaan perkuatan.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 15
5.4.3.3 Pecah atau retaknya kayu
Memuntirnya dan terbelahnya kayu akan mengurangi kekuatan kayu.
Pemuntiran merupakan masalah umum yang sering terjadi pada lantai kayu.
Permukaan lantai kayu dapat terbelah dan memburuk. Terbelahnya kayu
merupakan masalah pada struktur kayu. Jika belahan yang terjadi segaris
dengan serat kayu seperti pada lubang baut maka baut yang bersangkutan
dapat lepas dan membuat struktrur menjadi tidak stabil. Hal ini dapat
menyebabkan air dapat dengan mudah merembes melalui belahan dan
membuat kayu yang bersangkutan menjadi lebih mudah membusuk. Sehingga
 pada permukaan lantai kayu harus diganti.
Apabila yang menjadi masalah adalah gelagar memanjang, mungkin
lebih mudah dilakukan perkuatan dengan sokong daripada harus
menggantinya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara meletakkan gelagar
 baru disamping gelagar yang lemah tadi atau menyokong/menopang gelagar
tersebut yang berfungsi untuk mengurangi gaya akibat adanya momen.
Gambar 5.8 Kayu Retak
mengalami gaya tekan. Biasanya terjadi pada kolom dan penompang yang
terbuat dari batang kelapa. Kita akan dapat menilai apakah kayu yang
mengalami pembengkokan tersebut harus diperkuat atau harus diganti.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 16
5.4.3.5 Adanya mata kayu/kayu cacat dan serat kayu yang miring
Gambar 5.9 Mata Kayu
waktu pohon kayu itu tumbuh. Kerusakan ini berpengaruh pada kekuatan
kayu apabila dipakai pada elemen yang menahan gaya tekan dan momen.
Apabila hal ini terjadi, maka sebaiknya lakukan perkuatan. Perkuatan ini
dilakukan dengan cara meletakkan sepotong kayu lain atau pelat baja
sepanjang kayu yang mengalami kerusakan untuk memikul beban.
5.5 
Untuk lebih jelas dapat dilihat flowchart perawatan dan perbaikan
 jembatanpada Gambar 5.10 dibawah ini.
 
  [ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] V- 17
5.6 Flowchart Perawatan dan Perbaikan Jembatan
Gambar 5.10 Flowchart Perawatan dan Perbaikan Jembatan
Start
Finish