i
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN KONSENTRASI PEWARNA
MERAH DALAM SAMPEL MINUMAN MENGGUNAKAN DETEKTOR
EMISSION SPECTROMETER DAN COLORIMETER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Cosmas Jerry Anggoro
NIM: 121424016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Hasil karya dan perjuanganku, kupersembahkan untuk :
Bapak Ambrosius Sarjono
Ibu Lusia Luveniasmi
Kakaku Dimas Adi Setiawan (DIMAS REGAL)
Teman-teman pendidikan Fisika 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:
Nama : Cosmas Jerry Anggoro
Nim : 121424016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN KONSENTRASI PEWARNA
MERAH DALAM SAMPEL MINUMAN MENGGUNAKAN DETEKTOR
EMISSION SPECTROMETER DAN COLORIMETER”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dilihat di Yogyakarta
Pada tanggal: 26 Agustus 2016
Yang menyatakan,
Cosmas Jerry Anggoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN KONSENTRASI PEWARNA
MERAH DALAM SAMPEL MINUMAN MENGGUNAKAN DETEKTOR
EMISSION SPECTROMETER DAN COLORIMETER
Telah dilakukan penelitian untuk identifikasi dan pengukuran konsentrasi
jenis pewarna merah dalam sampel minuman menggunakan Detektor Emission
Spectrometer dan Colorimeter buatan Vernier. Pewarna merah Eritrosine CI
16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan
Ponceau 4R CI 16255 digunakan sebagai acuan. Identifikasi dilakukan
berdasarkan pola serapan. Pola serapan sampel dibandingkan dengan pola serapan
larutan standar pewarna merah. Pola serapan diperoleh menggunakan Detektor
Emission Spectrometer. Detektor Emission Spectrometer merupakan detektor
yang dirancang untuk mengukur intensitas dari berbagai sumber cahaya. Detektor
bekerja pada panjang gelombang mulai dari 320 nm sampai dengan 900 nm
dengan interval 1 nm. Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan Detektor
Colorimeter. Detektor Colorimeter memiliki kemampuan untuk mengukur
absorbansi dengan range 0,05 sampai 1,0 dan transmittans sampel dengan range
10% sampai 90%. Detektor Colorimeter bekerja dengan panjang gelombang
cahaya 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Konsentrasi pewarna merah
sampel diperoleh dari hasil analisa absorbansi sampel menggunakan persamaan
grafik absorbansi pewarna merah standar terhadap kosentrasi pada panjang
gelombang selektif dan sensitifnya.
Kata kunci : Pola serapan, pewarna merah, detektor Emission Spectrometer,
detektor Colorimeter, software logger pro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE IDENTIFICATION AND MEASUREMENT OF THE
CONCENTRATION RED DYE IN SAMPLE USING EMISSION
SPECTROMETER AND COLORIMETER DETECTOR
The identification and measurement of the concentration red dye in
sample using Emission Spectrometer and Colorimeter detector has been
invetigated. Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720,
Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 red dye is used a reference. The
identification is based on spectrum of absorbance. The absorbance spectrum is
compared with the red dye standart absorbance spectrum. The absorbance
spectrum is analyzed using spectrometer detector. The Emission Spectrometer is a
portable spectrometer designed to measure the intensity of variety light sources.
The Emission Spectrometer can work on 320–900 nm wavelength range with
interval 1 nm. The absorbance is measured using Colorimeter detector. The
Colorimeter has the ability to measure absorbance with 0,05-1,0 range
absorbance and 10% - 90% range transmittance. The Colorimeter measures the
amount of light transmitted through a sample at a user-selectable wavelength;
430 nm, 470 nm, 565 nm, 635 nm. The concentration of red dye samples is
obtained from the analysis of the sample absorbance using graphing equations
absorbance to concentration of standard red dye at the wavelength selective and
sensitive.
Key words: Absorbance spectrum, red dye, Emission Spectrometer detector,
Colorimter detector, logger pro software.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan berkatNya yang
begitu melimpah dan cinta yang begitu luar biasa. Berkat kasihNya yang luar
biasa melimpah, penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Karena
cintanya pula skripsi yang berjudul “IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN
KONSENTRASI PEWARNA MERAH DALAM SAMPEL MINUMAN
MENGGUNAKAN DETEKTOR EMISSION SPECTROMETER DAN
COLORIMETER” dapat berjalan dengan baik dan terselesaikan dengan baik.
Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan untuk Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan.
Penulisan dan penelitian ini bisa terselesaikan dengan baik bukan hanya
karena penulis saja, melainkan banyak pihak yang senantiasa membantu serta
memberi dukungan kepada penulis. Ucapan terimakasih yang begitu dalam
diucapkan kepada :
1. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
dengan tulus hati membimbing, meluangkan waktu, memotivasi,
mengarahkan, mendengarkan kesulitan yang dialami tentang penelitian ini
serta memberikan solusi terbaiknya.
2. Petrus Ngadiono selaku laboran yang selalu membantu dalam pengadaan
alat, memberi saran terhadap kesulitan dalam pemilihan alat.
3. Ibu Sri Agustini dan bapak Severinus Domi selaku DPA yang selalu
membimbing dan memantau perkembangan skripsi mahasiswanya serta
ucapan terimakasih untuk dosen-dosen Pendidikan Fisika atas segala
bimbingannya dalam membantu kelancaran penelitian.
4. Dosen-dosen Pendidikan Fisika yang telah membantu saya dalam
perkuliahan selama 4 tahun ini.
5. Bapak dan Ibu tercinta dirumah, Ambrosius Sarjono dan Lusia Luveniasmi
yang selalu mendoakan serta memberikan kasih sayangnya dalam
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
6. Kakaku tercinta Dimas Adi Setiawan yang selalu mengingatkanku untuk
pantang menyerah, memberikan pengalaman, dan memberikan dukungan
serta motivasi.
7. Veronika Adventa Dewi yang telah memberi semangat untuk berjuang
menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Sahabatku Gregorius Agung Rendra Prasastyo yang membantu memberi
komentar setiap kalimat dalam tulisan ini sehingga menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
9. Ignatius Mayo Aquino Pang dan Edward Arung, orang yang telah
menyediakan waktu untuk berdiskusi tentang penelitian.
10. Anastasia Susi Murwaningsih dan Timotius Vivid Nugroho sahabat
terbaik selama kuliah, memberi saran satu sama lain untuk memperbaiki
penelitian ini maupun penelitian yang mereka kerjakan.
11. Blasius Trisna Hermawan, Bartolomius Delfian Wicaksono, Paskalis
seggrafiare, Fransiskus lima yang selalu menyemangati saya dan menjadi
teman sekaligus sahabat terbaik saya.
12.
13. Teman Seperjuanganku yang selalu membantuku saat bimbingan yaitu
Natalia Peni Suharyanti dan Lusia Sandra Oey.
14. Teman-teman Pendidikan Fisika 2012 yang selalu saling mendukung,
mengingatkan serta memberikan semangat.
15. Angeline yang telah membantu dalam penyusunan abstrak dalam bahasa
Inggris.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
tahap yang sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun akan
diterima dengan senang hati penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016
Penulis
Cosmas Jerry Anggoro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN KONSENTRASI PEWARNA MERAH DALAM SAMPEL
MINUMAN MENGGUNAKAN DETEKTOR EMISSION SPECTROMETER DAN COLORIMETER . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .....................................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................................... v
............................................................................................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS ...........................................................................................................................vi
ABSTRAK ............................................................................................................................. vii
ABSTRACT .......................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL................................................................................................. xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 7
D. Tujuan penelitian .................................................................................................... 7
E. Manfaat penelitian .................................................................................................. 8
F. Sistematika penulisan ............................................................................................. 9
BAB II ................................................................................................................................. 10
DASAR TEORI ..................................................................................................................... 10
A. Teori Atom ............................................................................................................ 10
B. Teori Molekul ........................................................................................................ 17
C. Hukum Beer-Lambert ............................................................................................ 18
D. Emission Spectrometer ......................................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
E. Colorimeter ........................................................................................................... 22
F. Pewarna Merah ..................................................................................................... 23
G. Teknik Pengenceran .............................................................................................. 25
BAB III ................................................................................................................................ 26
EKSPERIMEN ..................................................................................................................... 26
A. Persiapan Alat ....................................................................................................... 26
B. Persiapan Bahan ................................................................................................... 31
C. Prosedur percobaan .............................................................................................. 34
D. Analisa Data .......................................................................................................... 35
BAB IV ................................................................................................................................ 37
HASIL EKSPERIMEN DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 37
A. Hasil Eksperimen ................................................................................................... 37
1. Penentuan Pola Serapan Standar Pewarna Merah Eritrosine, Eritrosine-
Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R. ............................................................... 37
2. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Perwana Merah Eritrosine, Eritrosine-
Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R dengan Variasi Konsentrasi. ................... 43
3. Hasil pengukuran sampel. ................................................................................. 50
B. Pembahasan .......................................................................................................... 58
BAB V ................................................................................................................................. 63
PENUTUP ........................................................................................................................... 63
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 63
B. Saran ..................................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 65
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
HALAMAN DAFTAR TABEL
Tabel 4.1: Hubungan Absorbansi A terhadap konsentrasi C ( ml/L ) larutan
standar Carmoisine CI 14720 pada panjang gelombang 470 nm ........ 44
Tabel 4.2 : Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm,
565 nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Carmoisine CI 14720 ...... 45
Tabel 4.3 : Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm,
565 nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Eritrosine CI 16035 ........ 48
Tabel 4.4 : Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm,
565 nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Eritrosine CI 16035-
Carmoisine CI 14720 ............................................................................ 49
Tabel 4.5 : Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm,
565 nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Ponceau 4R CI 16255 ...... 49
Tabel 4.6 : Besar konsentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung
Carmosine CI 14720. ............................................................................ 58
Tabel 4.7 : Besar kosentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung
Eritrosin CI 16036-Carmosine CI 14720. ............................................. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Interaksi inti dengan elektron ............................................................... 11
Gambar 2.2 : Peristiwa Deeksitasi ............................................................................. 15
Gambar 2.3 : Peristiwa Eksitasi ................................................................................. 16
Gambar 2.4 : Sketsa tingkat tenaga molekul : tingkat tenaga elektronik, tingkat
tenaga vibrasi, dan tingkat tenaga rotasi ............................................... 17
Gambar 2.5 : Proses serapan yang terjadi ketika cahaya datang menuju suatu
sampel ................................................................................................... 19
Gambar 2.6 : Bagan analisa kualitatif menggunakan detektor Emission Spectrometer .. 21
Gambar 2.7 : Struktur kimia pewarna Eritrosine CI 16035 ....................................... 24
Gambar 2.8 : Struktur kimia pewarna Carmoisine CL 14720 ................................... 24
Gambar 2.9 : Struktur kimia pewarna Ponceau 4R CI 16255 .................................... 24
Gambar 3.1 : Susunan alat eksperimen untuk mengidentifikasi pewarna merah
dalam sampel ....................................................................................... 27
Gambar 3.2 : Susunan alat eksperimen untuk menentukan konsentrasi pewarna
merah minuman dalam sampel ............................................................. 30
Gambar 4.1 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
larutan standar Eritrosine CI 16035 pada konsentrasi 10 ml/l,
8 ml/l, 6 ml/l, 4 ml/l, dan 2 ml/l ............................................................ 38
Gambar 4.2 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
larutan standar Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720 pada
konsentrasi 10 ml/l, 8 ml/l, 6 ml/l, 4 ml/l, dan 2 ml/l ........................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 4.3: Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
larutan standar Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 ml/l,
8 ml/l, 6 ml/l, 4 ml/l, dan 2 ml/l ............................................................ 39
Gambar 4.4 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
larutan standar Ponceau 4R CI 16255 pada konsentrasi 10 ml/l,
8 ml/l, 6 ml/l, 4 ml/l, dan 2 ml/l ............................................................ 40
Gambar 4.5 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
larutan standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine
CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 pada
konsentrasi 8ml/l. .................................................................................. 41
Gambar 4.6 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
larutan standar Tartrasine CI 19410 pada konsentrasi 8 ml/l. ............. 42
Gambar 4.7 : Grafik hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
larutan standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine
CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 pada
konsentrasi 8 ml/l dan larutan standar Tartrasine CI 19410 pada
konsentrasi 8 ml/l .................................................................................. 42
Gambar 4.8 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada
panjang gelombang 470 nm untuk larutan standar Carmoisine
CI 14720 ............................................................................................... 44
Gambar 4.9 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada
panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
larutan standar Carmoisine CI 14720 ................................................... 45
Gambar 4.10 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada
panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm untuk
larutan standar Eritrosine CI 16035 ...................................................... 47
Gambar 4.11 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada
panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm untuk
larutan standar Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI ........................... 47
Gambar 4.12 : Grafik Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada
panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm untuk
larutan standar Ponceau 4R CI ........................................................... 48
Gambar 4.13 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
sampel minuman Panter pada konsentrasi x ml/l ............................... 50
Gambar 4.14 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
sampel minuman Panter pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ............. 51
Gambar 4.15 : Grafik Perbandingan Hubungan Intensitas terhadap panjang
gelombang (nm) larutan standar Carmoisine CI 14720dengan
konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L, 6 ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L dengan
sampel minuman panter pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/ l ............ 52
Gambar 4.16 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
sampel minuman Fanta pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l .............. 54
Gambar 4.17 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
sampel minuman Sirup Freiss pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l .... 54
Gambar 4.18 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
sampel minuman sirup Nikisari pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l . 55
Gambar 4.19 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
sampel Pamela 1 pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ........................ 55
Gambar 4.20 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
sampel Pamela 2 pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ........................ 56
Gambar 4.21 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
sampel USD 1 pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ............................ 56
Gambar 4.22 : Grafik Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
sampel USD 2 pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l ............................ 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tabel hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) untuk
larutan standar pewarna merah Carmoisine CI 14720 pada
konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L, 6ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L.
Lampiran 2 : Tabel hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan
standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI
14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 pada
konsentrasi 8 ml/l dan larutan standar Tartrasine CI 19410pada
konsentrasi 8 ml/l.
Lampiran 3 : Tabel Perbandingan Hubungan Intensitas terhadap panjang
gelombang (nm) larutan standar Carmoisine CI 14720 dengan
konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L dengan sampel minuman panter pada
konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l.
Lampiran 4 : Cara menentukan nilai konsentrasi pewarna merah dalam sampel
berdasarkan nilai absorbansi dari hasil pengukuran menggunakan
detektor Colorimeter dan cara menentukan ralat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam. Fisika
berhubungan dengan pengamatan, pemahaman, dan dugaan fenomena
alam termasuk sifat-sifat sistem buatan manusia [Gadgrave, 2009]. Fisika
mempelajari perilaku dan sifat materi atau benda dalam bidang yang
sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis hingga perilaku materi
alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Fisika merupakan ilmu dasar
atau fundamental karena hukum fisika diterapkan di cabang ilmu lain
seperti kimia yang mempelajari jenis materi tertentu. Suatu zat kimia yang
ditentukan oleh sifat molekul penyusunnya dapat dijelaskan dengan ilmu
fisika. Salah satu contohnya adalah keberadaan molekul dalam pewarna
makanan dan minuman.
Warna minuman tergantung molekul-molekul penyusun dari pewarna
yang digunakan. Minuman berwarna hijau dapat dihasilkan dengan
menggunakan pewarna Tartrazine CI 19140, kuning menggunakan Kuning
kuinolin CI 47005, biru menggunakan Biru berlian FCF CI 42090,
sedangkan untuk warna merah dapat menggunakan Citrus Red CI 12156,
Rhodamine B 45170, Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-
Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, Ponceau 3R 16155, Ponceau
SX 14700, dan Ponceau 4R CI 16255 [Menkes RI, 1998]. Pewarna
minuman beredar luas di pasar, namun masyarakat tidak bisa mengetahui
molekul apa saja yang terkandung dalam perwarna tersebut. Beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pewarna tersebut bisa saja membahayakan kesehatan, misalnya alergi,
asma, kerusakan sistem urin, bahkan memicu kanker. Pemerintah telah
menetapkan pewarna minuman merah yang diperbolehkan terbuat dari
Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720,
Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 [Wenninger et all, 2000;
Menkes RI, 1998].
Pewarna merah dalam minuman dapat diketahui jenis dan
konsentrasinya dengan melakukan penelitian. Penelitian dikatakan ideal
bila alat yang digunakan mampu membedakan molekul pewarna merah
satu dengan lainnya. Alat dapat memastikan bahwa molekul yang diteliti
merupakan pewarna merah jenis tertentu, bukan molekul lain. Selain itu,
alat memiliki kepekaan dan tidak mengubah kondisi sampel yang diukur.
Hal ini mempengaruhi ketepatan hasil pengukuran pewarna merah yang
diperoleh. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen yang selektif dan sensitif
agar mengurangi gangguan saat pengukuran [Doebelin, 1992].
Penelitian untuk mengetahui jenis larutan dalam suatu sampel telah
dilakukan sebelumnya, yaitu pengukuran rotasi optik spesifikasi larutan
glukosa, fruktosa, dan laktosa dengan menggunakan polarimeter.
Polarimeter merupakan alat yang bekerja berdasarkan prinsip polarisasi
cahaya. Laser HeNe digunakan sebagai sumber cahaya. Beam Spliter
merupakan pemecah berkas untuk menghasilkan dua berkas cahaya dari
satu sumber cahaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya
perputaran bidang getar cahaya terpolarisasi tergantung jenis larutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
[Atmajati, 2014]. Pengukuran acuan dan sampel dilakukan secara
bersamaan. Penelitian ini terbatas pada larutan yang berifat optis aktif.
Pengukuran sudut rotasi optik sangat tergantung pada keadaan lingkungan
seperti suhu dan cahaya yang digunakan. Selain itu, pengaruh panjang
gelombang cahaya terhadap sudut rotasi optik belum dilakukan penelitian
lebih lanjut.
Penelitian untuk pengukuran konsentrasi Carmosine CI 14720 dalam
minuman menggunakan UV-Vis Spektrofotometer SP8-400 telah
dilakukan. Panjang gelombang selektif optimal yang digunakan untuk
mengukur nilai konsentrasi carmoisine dalam sampel adalah 515 nm.
Analisa kualitatif penelitian ini membandingkan grafik absorbansi sampel
terhadap panjang gelombang dengan grafik absorbansi carmoisine
terhadap panjang gelombang. Analisa kuantitatif berdasarkan persamaan
grafik absorbansi terhadap kosentrasi carmoisine untuk menentukan nilai
konsentrasi sampel. Penelitian ini menggunakan detektor PMT (Photo
Multiplyer Tube). Detektor PMT merupakan tabung pengganda
fotoelektron yang terlepas dari katoda hasil penembakan dengan cahaya
monokromatis. Amplifier memperkuat dan mengubah elektron yang
sampai ke anoda menjadi arus listrik [Sasmoko, 2001]. Penelitian ini
terbatas pada pewarna merah carmoisine. Analisa kualitatif pada penelitian
ini berdasarkan grafik hubungan absorbansi terhadap konsentrasi
carmoisine. Susunan alat yang digunakan pada penelitian ini cukup rumit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penelitian berbasis komputer telah banyak dilakukan, antara lain
pengukuran konstanta dielektrikum kertas menggunakan bantuan Software
LogerPro [Murwaningsih dan Santosa, 2015], pengukuran gaya interaksi
antar dipol magnet dengan Software LogerPro [Arung dan Santosa, 2015],
dan pengukuran medan magnet di sekitar kumparan berarus listrik
menggunakan Software LogerPro [Anggoro dan Santosa, 2015]. Software
Loger Pro dilengkapi dengan berbagai program terkait dengan hukum-
hukum fisika bahkan pada bidang ilmu yang lain seperti kimia dan biologi.
Software LogerPro juga dilengkapi dengan fasilitas fitting data yang
mempermudah peneliti dalam pengambilan dan analisa data.
Detektor Vernier Colorimeter adalah detektor yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi dengan analisis intensitas cahaya buatan vernier.
Detektor Colorimeter dilengkapi sumber cahaya dengan empat panjang
gelombang. Panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah 430 nm,
470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Colorimeter memiliki kemampuan untuk
mengukur absorbansi sampel dengan range 0,05 sampai 1,0 dan
transmittans sampel dengan range 10% sampai 90%. Fitur seperti
identifikasi sensor otomatis dan kalibrasi hanya dengan satu langkah
menjadikan sensor mudah untuk digunakan. Detektor terhubung dengan
komputer menggunakan interface LabPro. Pengambilan dan perekaman
data menggunakan Software LogerPro [www.vernier.com]. Detektor
Colorimeter dapat digunakan untuk analisa kuantitatif, namun tidak untuk
analisa kualitatif. Detektor Colorimeter tidak dapat digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengetahui senyawa dalam sampel yang akan diukur. Detektor
Colorimeter dapat digunakan jika senyawa dalam sampel yang akan
diukur telah diketahui.
Detektor Emission Spectrometer adalah detektor yang dirancang untuk
mengukur intensitas dari berbagai sumber cahaya. Intensitas yang terukur
ditampilkan mulai dari 0 sampai dengan 1. Detektor bekerja pada panjang
gelombang mulai dari 320 nm sampai dengan 900 nm dengan interval 1
nm [www.vernier.com]. Detektor Emission Spectrometer dapat digunakan
untuk analisa kualitatif. Analisa kualitatif yaitu mengidentifikasi senyawa
yang terkandung dalam sampel.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian yang akan dilakukan adalah
mengidentifikasi jenis pewarna merah dan mengetahui berapa konsentrasi
pewarna merah dalam sampel minuman. Penelitian secara garis besar
dilakukan menjadi dua tahap. Tahap pertama mengidentifikasi keberadaan
pewarna merah jenis tertentu dengan menggunakan detektor Emission
Spectrometer. Tahap kedua yaitu menentukan besar konsentrasi pewarna
merah menggunakan Colorimeter. Detektor ini dapat mengukur absorbansi
dan transmittans yang dihasilkan oleh suatu larutan secara bersamaan.
Software Logger Pro digunakan untuk membantu dan mempermudah
menganalisa data.
Penelitian ini menunjukkan adanya peristiwa serapan tenaga pada
panjang gelombang tertentu oleh molekul-molekul penyusun suatu
senyawa. Eksperimen ini dapat meningkatkan pembelajaran di SMA pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
materi fisika atom dan molekul. Hal ini dikarenakan penjelasan materi
fisika atom kurang mendalam dan jarang dilakukan praktikum pada
pembelajaran di SMA.
Penelitian ini juga memberikan informasi kepada masyarakat terkait
pewarna yang diperbolehkan untuk digunakan pada minuman dan
makanan. Eksperimen menunjukkan jenis pewarna merah yang digunakan
dan besar konsentrasi pewarna merah dalam sampel minuman yang
diambil dari beberapa jenis minuman di beberapa tempat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka dapat
dirumuskan menjadi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengidentifikasi keberadaan pewarna merah jenis
tertentu dalam sampel minuman menggunakan Detektor Emission
Spectrometer?
2. Bagaimana cara mengukur konsentrasi pewarna merah dalam sampel
minuman menggunakan Detektor Colorimeter?
3. Berapa konsentrasi pewarna merah minuman dalam sampel diukur
menggunakan Detektor Colorimeter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada mengidentifikasi keberadaan jenis
pewarna merah dan pengukuran konsentrasi pewarna merah yang
terkandung dari suatu sampel minuman berwarna merah mencolok.
Standar yang digunakan merupakan pewarna merah Eritrosine CI 16035,
Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan
Ponceau 4R CI 16255. Sampel merupakan minuman berwarna merah
mencolok yang dijual dipasaran dalam bentuk cairan. Pewarna makanan
berwana hijau Tartazine CI 19140 digunakan sebagai pembanding untuk
menunjukkan pola serapan pewarna merah dengan pewarna selain merah.
D. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui cara mengidentifikasi keberadaan pewarna merah jenis
tertentu dalam sampel minuman menggunakan Detektor Emission
Spectrometer.
2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi pewarna merah dalam sampel
minuman menggunakan Detektor Colorimeter.
3. Dapat menentukan konsentrasi pewarna merah dalam sampel minuman
menggunakan Detektor Colorimeter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagi peneliti:
1. Mengetahui cara mengidentifikasi keberadaan jenis pewarna merah
dalam sampel minuman menggunakan Detektor Emission
Spectrometer.
2. Mengetahui cara mengukur konsetrasi pewarna merah menggunakan
Detektor Colorimeter.
3. Menunjukkan bahwa spektrum tenaga yang dihasilkan oleh setiap
senyawa berbeda tergantung dari molekul penyusunnya.
4. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan software
LoggerPro untuk menganalisa data sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal.
5. Meningkatkan pengetahuan tentang metode untuk mengidentifikasi
keberadaan jenis pewarna merah dalam sampel.
Bagi pembaca:
1. Memberikan informasi penerapan konsep exitasi dan deexitasi
(serapan) molekul mengikuti peristiwa yang dialami oleh elektron
dalam suatu atom tertentu.
2. Memberi informasi penggunaan Detektor Emission Spectrometer dan
Colorimeter dapat digunakan untuk menjelaskan dan memperdalam
pembelajaran di SMA tentang materi fisika atom dan molekul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Mengembangkan metode eksperimen dalam pembelajaran tentang
materi fisika atom dan molekul di SMA.
4. Meningkatkan pengetahuan terkait jenis pewarna merah yang
digunakan pada sirup, minuman dalam kemasan, dan minuman yang
dijual pedagang kaki lima.
5. Mengetahui konsentrasi pewarna merah yang digunakan dalam
beberapa sampel yang diperoleh dari beberapa sampel minuman dan
beberapa daerah di sekitar kampus Universitas Sanata Dharma.
F. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan hasil penelitian ditulis sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.
2. BAB II Dasar Teori
Bab ini menguraikan dasar teori seperti teori atom, teori molekul,
hukum lambert Berr, Emission Spectrometer, Colorimeter, pewarna
merah, dan teknik pengenceran.
3. BAB III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan alat dan bahan yang digunakan selama penelitian,
prosedur penelitian, dan analisa data.
4. BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan.
5. BAB V Kesimpulan dan Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
DASAR TEORI
A. Teori Atom
Nama atom berasal dari bahasa Yunani Atomos yang artinya tidak dapat
dipotong atau dibagi lagi. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi
yang tidak dapat dibagi lagi. Teori tentang atom mulai berkembang pesat
sejak abad ke-19. Model struktur atom pertama dikemukaan oleh J.J
Thomson pada tahun 1897 dengan keberhasilannya mencirikan elektron dan
mengukur nisbah muatan terhadap massa (e/m) elektron. Menurut J.J
Thomson elektron bermuatan negatif dan berada dalam atom, namun secara
keseluruhan atom bermuatan netral. J.J Thomson mengusulkan bahwa atom
merupakan bola pejal yang terdiri dari elektron dan materi bermuatan positif
tersebar secara merata. Model ini disebut model atom plum pudding [Krane,
1992].
Pada tahun 1911, Rutherford bersama kedua muridnya Hans Geiger dan
Ernest Marsden melakukan eksperimen tentang “Hamburan Sinar Alfa”.
Percobaan hamburan tersebut dilakukan dengan menembakan seberkas
pertikel 𝛼 menuju selembar emas tipis. Hasil eksperimen menunjukkan
adanya ketidaksesuaian dengan model atom J.J Thomson. Partikel 𝛼 ( 𝐻𝑒24
bermuatan positif) tidak bergerak lurus menembus lempeng emas, namun
terhambur dengan berbagai sudut. Rutherford mengoreksi model Thomson
dengan mengungkapkan bahwa atom terdiri dari partikel bermuatan positif
yang terkonsentrasi pada suatu daerah kecil yang disebut inti dan dikelilingi
oleh elektron. Interaksi antara inti dengan elektron dikenal sebagai gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
coulomb. Interaksi antara inti dan tiap elektron ditunjukan pada gambar 2.1
berikut [Krane, 1992].
Besarnya gaya coulomb antara partikel bermuatan positif dengan
partikel bermuatan negatif mengikuti persamaan 2.1 berikut:
𝐹𝑐 =1
4𝜋𝜀0
𝑒2
𝑟2 (2.1)
dengan, 𝐹𝑐 : Gaya Coulomb
𝑒 : muatan listrik
𝑟: jarak antara dua muatan yang saling berinteraksi
𝜀0: permitivitas ruang hampa
𝜋: konstanta phi
Elektron dapat bergerak mengelilingi inti karena mengalami gaya
sentripetal. Besar gaya sentripetal mengikuti persamaan 2.2 berikut:
𝐹𝑠 = 𝑚𝑣2
𝑟 (2.2)
𝒗
−𝒆
𝒎𝒆 𝒓
+𝒆
𝑭
Gambar 2.1 Interaksi inti dengan elektron .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan, 𝐹𝑠 : Gaya sentripetal.
𝑚 : massa elektron.
𝑣 : kecepatan elektron.
𝑟: jarak antara elektron terhadap inti.
Berdasarkan persamaan 2.1 dan persamaan 2.2 diperoleh persamaan 2.3
sebagai berikut:
𝑚𝑣2 =1
4𝜋𝜀0
𝑒2
𝑟 (2.3)
Model atom Rutherford masih mempunyai kelemahan seperti:
1. Muatan yang dipercepat akan memancarkan radiasi elektromagnetik.
Pada gerak melingkar kecepatannya tidak tetap sehingga elektron akan
mengalami percepatan. Elektron akan memancarkan tenaga dalam bentuk
gelombang eletromagnetik. Elektron kehilangan tenaga dan jari-jari orbit
akan mengecil hingga akhirnya akan bersatu kembali dengan inti. Pada
kenyataannya atom tetap utuh, elektron dan inti terpisah.
2. Frekuensi radiasi sama dengan frekuensi orbitnya. Jika jari-jari orbit
mengecil secara kontinyu maka frekuensi radiasi juga berubah secara
kontinyu. Pada kenyataannya frekuensi radiasi atom diskrit tidak
kontinyu.
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan bahwa atom mirip sistem
planet mini, dengan elektron-elektron beredar mengelilingi inti atom seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
halnya planet-planet beredar mengelilingi matahari. Bohr memecahkan
persoalan sebelumnya dengan mempostulatkan bahwa elektron hanya dapat
bergerak dalam orbit yang diperkenankan. Orbit stabil ini disebut sebagai
keadaan stasioner. Elektron bergerak pada orbit yang diperkenankan tanpa
memancarkan radiasi elektromagnetik. Atom dapat meradiasi tenaga dalam
bentuk gelombang elektromagnetik jika elektron berpindah dari keadaan
stasioner ke keadaan stasioner lain yang lebih rendah.
Untuk atom Hidrogen dengan jari-jari orbit r dan massa elektron m,
tenaga total sistem merupakan tenaga kinetik elektron 𝐸𝑘 ditambah tenaga
potensial Coloumb 𝐸𝑝 [Halliday,1978]. Tenaga total sistem sebesar:
𝐸 = 𝐸𝑘 + 𝐸𝑝 (2.4)
Dengan tenaga kinetik elektron mengikuti persamaan 2.5 berikut:
𝐸𝑘 =𝑒2
8𝜋𝜀0𝑟 (2.5)
Tenaga potensial sistem proton-elektron sebesar,
𝐸𝑝 = −𝑒2
4𝜋𝜀0𝑟 (2.6)
Sehingga tenaga total elektron menjadi:
𝐸 = −𝑒2
8𝜋𝜀0𝑟 (2.7)
Bohr menyatakan bahwa momentum sudut orbital elektron bernilai
kelipatan bulat dari ħ. Momentum sudut elektron yang beredar mengelilingi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
inti atom bernilai bilangan bulat dikalikan konstanta Planck dibagi dengan 2𝜋
yang ditunjukkan dengan persamaan 2.8.
𝑚𝑣𝑟 =𝑛ℎ
2𝜋= 𝑛ħ (2.8)
Berdasarkan persamaan 2.8 dan persamaan 2.5 diperoleh persamaan
2.9. Elektron hanya berada pada orbit yang diperkenankan, dimana jari-jari
orbit menurut Bohr [Krane,1992]:
𝑟𝑛 =4𝜋𝜀0ħ
2
𝑚𝑒2𝑛2 = 𝑎0𝑛
2 (2.9)
dengan, 𝑟𝑛 : jari-jari orbit elektron
ħ : tetapan Planck tereduksi = ℎ
2𝜋
𝑛 : merupakan bilangan bulat 1,2,3, ...
𝑎0 ∶ 0,0529 𝑛𝑚
Berdasarkan persamaan 2.9 dan persamaan 2.7 diperoleh
𝐸 = −𝑚𝑒4
32𝜋2𝜀02ħ2(1
𝑛2) (2.10)
Bilangan bulat n merupakan bilangan kuantum utama. Persamaan 2.10
dapat disederhanakan mengikuti persamaan 2.11 berikut.
𝐸 = −13,6
𝑛2 eV (2.11)
Elektron dapat berpindah dari suatu orbit ke orbit yang lain. Bila
elektron berpindah dari orbit awal ( tingkat tenaga 𝐸𝑖 ) ke orbit akhir (tingkat
tenaga 𝐸𝑓) dengan 𝐸𝑖 > 𝐸𝑓 seperti ditunjukan pada gambar 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Perpindahan disebut proses deexitasi dengan memancarkan tenaga
mengikuti persamaan 2.12 berikut:
∆𝐸 = 𝐸𝑓 − 𝐸𝑖 (2.12)
dengan, ∆𝐸: selisih tenaga ( eV )
𝐸𝑖 : tingkat tenaga awal ( eV )
𝐸𝑓 : tingkat tenaga akhir ( eV )
Tenaga dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik
mengikuti persamaan 2.13 :
ℎ𝑣 = 𝐸𝑓 − 𝐸𝑖 (2.13)
dengan, h : tetapan Planck sebesar 6,63 x 10-34
J.s
v : frekuensi gelombang elektromagnetik s-1
( Hz )
Gambar 2.2 peristiwa deeksitasi.
Inti
n=1
n=2
Tenaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Sebaliknya, elektron berpindah dari orbit awal ( tingkat tenaga 𝐸𝑖 ) ke
orbit akhir (tingkat tenaga 𝐸𝑓) dengan 𝐸𝑖 < 𝐸𝑓 seperti ditunjukkan pada
gambar 2.3.
Perpindahan disebut exitasi dengan menyerap tenaga mengikuti
persamaan 2.14 berikut :
∆𝐸 = 𝐸𝑓 − 𝐸𝑖 (2.14)
Gambar 2.3 peristiwa eksitasi.
Inti
n=1
n=2
Tenaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
B. Teori Molekul
Molekul dapat menyerap dan memancarkan tenaga seperti pada atom.
Molekul memiliki tiga tingkat tenaga yaitu tenaga elektronik, tenaga rotasi,
dan tenaga vibrasi mengikuti persamaan 2.15 berikut ini [Beiser,1982]:
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐸𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛𝑖𝑘 + 𝐸𝑣𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 + 𝐸𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖 (2.15)
Molekul selalu berusaha mencapai keadaan ke tingkat tenaga yang
stabil dengan menyerap dan melepaskan tenaga sebesar [Krane,1992]:
∆𝐸 = ℎ𝑣 = ℎ𝑐
𝜆 (2.16)
Dengan, ∆𝐸 : tenaga yang diserap ( eV )
c : kelajuan cahaya sebesar 3 x 108 m.s
-1
𝜆 : panjang gelombang ( m )
Karena setiap molekul memiliki tingkat tenaga molekuler yang berbeda,
maka spektrum yang dihasilkan berbeda dari masing-masing molekul. Hal ini
dapat dimanfaatkan dalam menentukan molekul yang terkandung dalam suatu
sampel.
Gambar 2.4 Sketsa tingkat tenaga molekul : tingkat tenaga elektronik, tingkat tenaga
vibrasi, dan tingkat tenaga rotasi
Tingkat tenaga rotasi
Tingkat tenaga vibrasi
Tingkat tenaga elektronik keadaan eksitasi
Tingkat tenaga rotasi Tingkat tenaga vibrasi
Tingkat tenaga elektronik keadaan dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
C. Hukum Beer-Lambert
Seberkas cahaya dengan Intensitas awal (𝐼0) memiliki panjang
gelombang 𝜆. Berkas cahaya ditembakkan menuju sampel. Sebagian cahaya
akan diteruskan atau ditransmisikan (𝐼), sebagian dipantulkan (𝐼r), dan
sebagian lagi diserap (𝐼𝛼). [Skoog et al,1965].
Transmitans (𝑇) didefinisikan sebagai perbandingan antara intensitas
cahaya yang keluar dari larutan dengan intensitas cahaya datang. Besarnya
transmitans adalah [Skoog et al,1965] :
𝑇 =𝐼
𝐼0 (2.17)
Berdasarkan nilai 𝑇 dapat diperoleh besaran baru yang disebut
absorbansi 𝐴, sebesar [Skoog et al,1965]:
𝐴 = 𝑙𝑜𝑔10 (𝐼0
𝐼) = − log 𝑇 (2.18)
Hukum Beer dan Lambert menyatakan bahwa absorbansi dari sebuah
sampel berbanding lurus dengan konsentrasi senyawa yang menyerap.
Hubungan antara sebagian cahaya yang melewati sampel (Transmitans)
dengan konsentrasi sampel ternyata tidak linear. Proses berkurangnya
intensitas cahaya ketika melewati sampel ditunjukkan oleh gambar 2.5
[Skoog et al,1965].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Cahaya dengan intensitas 𝐼 melewati sebuah lapisan tipis sampel dengan
ketebalan 𝑑x. Pengurangan intensitas (𝑑I) sebanding dengan intensitas awal (𝐼0),
konsentrasi senyawa penyerap 𝑐, dan ketebalan (𝑑x).
𝑑𝐼 = −𝛽. 𝐼0. 𝑐. 𝑑x (2.19)
dengan, 𝑑𝐼 : perubahan intensitas cahaya akibat serapan sampel setebal 𝑑x
𝛽 : konstanta pembanding, tanda minus ( – ) menunjukkan pengurangan
intensitas 𝐼 seiring bertambahnya ketebalan 𝑑x.
𝐼0 : Intensitas cahaya yang masuk
𝑐 : konsentrasi larutan
𝑑x : elemen panjang sampel yang dilalui cahaya.
Berdasarkan gambar 2.5 di atas terlihat bahwa berkurangnya intensitas cahaya
akibat proses serapan setiap lapisan tipis sampel sepanjang 𝑑x mulai dari x = 0
sampai x = b. Sehingga total serapan cahaya (pengurangan intensitas cahaya)
merupakan jumlah dari serapan masing-masing lapisan tipis sampel. Intensitas
cahaya 𝐼0 pada saat x = 0 dan intensitas cahaya 𝐼 pada saat x = b. Sehingga
persamaan 2.19 dapat diintegrasikan menjadi [Skoog et al,1965]:
Gambar 2.5 Proses serapan yang terjadi ketika cahaya datang menuju suatu
sampel.
Cahaya
masuk
x = 0 x = b
I Cahaya
keluar
dx
b
penyerap I - dI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
−𝑑𝐼
𝐼= 𝛽. 𝑐. 𝑑x
−∫𝑑𝐼
𝐼
𝐼
𝐼0= 𝛽𝑐 ∫ 𝑑x
𝑏
0
− ln𝐼
𝐼0= 𝛽𝑐𝑏
ln𝐼0
𝐼= 𝛽𝑐𝑏
Berdasarkan hubungan ln 𝑧 = (ln 10)(log 𝑧) maka persamaan tersebut menjadi:
ln 10 log𝐼0
𝐼= 𝛽𝑐𝑏
log𝐼0
𝐼= (
𝛽
ln10)⏟
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 = 𝜀
𝑐𝑏
−log10 𝑇 = 𝜀𝑐𝑏 (2.20)
Dari persamaan 2.18 dan persamaan 2.20 diperoleh hubungan sebagai berikut
[Skoog et al,1965]:
𝐴 = 𝜀𝑐𝑏 (2.21)
Dengan, 𝐴 : Absorbansi larutan
𝑐 : kosentrasi larutan
𝑏 : tebal larutan
𝜀 : merupakan absortivitas molar.
D. Emission Spectrometer
Detektor Emission Spectrometer adalah detektor yang dirancang untuk
mengukur intensitas dari berabagai sumber cahaya. Detektor bekerja pada
panjang gelombang mulai dari 320 nm sampai dengan 900 nm dengan
interval 1 nm [www.vernier.com]. Detektor Emission Spectrometer
digunakan untuk analisa kualitatif. Analisa kualitatif dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengetahui senyawa yang terkandung dalam sampel yang akan diteliti.
Analisa kualitatif dilakukan berdasarkan pola serapan sampel. Analisa
kualitatif dilakukan dengan menyusun detektor Emission Spectrometer
mengikuti gambar 2.6 berikut:
Analisa kualitatif menggunakan Detektor Emission Spectrometer
Setiap molekul memerlukan tenaga untuk melakukan transisi dari
tingkat awal (𝐸𝑖) ke tingkat tenaga akhir (𝐸𝑓) yang lebih tinggi. Tenaga ini
disebut tenaga exitasi. Tenaga exitasi sama dengan tenaga untuk melakukan
deexitasi. Tenaga deexitasi merupakan tenaga untuk melakukan transisi dari
tingkat awal (𝐸𝑖) ke tingkat tenaga akhir (𝐸𝑓) yang lebih rendah.
Sinar datang dari sumber radiasi memiliki berbagai panjang
gelombang. Hal ini menunjukkan tenaga yang dibawa oleh sinar datang juga
bervariasi. Jika tenaga yang dibawa oleh sinar datang sama dengan tenaga
yang diperlukan oleh molekul untuk melakukan exitasi maka akan terjadi
proses serah terima tenaga. Tenaga yang dibawa oleh sinar datang akan
diserahkan kepada molekul untuk melakukan exitasi. Misalnya untuk
transisi, molekul memerlukan cahaya dengan panjang gelombang 𝜆, maka
cahaya dari sumber dengan panjang gelombang 𝜆 inilah yang akan diserap
Sumber
Radiasi
Kuvet Dektektor Perekam dan
penampil data
Gambar 2.6. Bagan analisa kualitatif menggunakan detektor Emission
Spectrometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
oleh molekul. Hal ini merupakan peristiwa serapan tenaga. Karena dalam
larutan terdapat banyak molekul dengan jenis yang sama, maka serapan
ditunjukkan dengan berkurangnya intensitas pada panjang gelombang
tertentu. Berkurangnya intensitas pada panjang gelombang cahaya akan
menghasilkan pola tertentu. Pola inilah yang disebut sebagai pola serapan.
Pola serapan tergantung molekul penyerapnya. Pola serapan menjadi dasar
untuk mengidentifikasi molekul yang terkandung dalam sampel. Setelah
sampel dipastikan mengandung molekul yang diinginkan, proses analisa
dilanjutkan dengan analisa kuantitatif yaitu menentukan konsentrasi
molekul yang terkandung dalam sampel.
E. Colorimeter
Detektor Colorimeter adalah detektor yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi dengan analisis intensitas cahaya yang diteruskan
oleh larutan. Detektor memiliki kemampuan untuk mengukur absorbansi
sampel dengan range 0,05 sampai 1,0. Detektor dilengkapi sumber cahaya
dengan empat panjang gelombang. Panjang gelombang cahaya yang
digunakan adalah 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Detektor dilengkapi
dengan fitur seperti identifikasi sensor otomatis dan kalibrasi hanya dengan
satu langkah menjadikan sensor dapat secara langsung digunakan
[www.vernier.com]. Sampel yang sudah diidentifikasi dan diyakini
mengandung senyawa yang diinginkan maka analisa dilakukan secara
kuantitatif. Analisa kuantitatif dilakukan menggunakan detektor Colorimeter.
Analisa kuantitatif menggunakan Detektor Colorimeter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Detektor Colorimeter bekerja berdasarkan Hukum Beer-Lambert yang
dijelaskan pada dasar teori. Sinar datang dengan panjang gelombang 𝜆
memiliki intensitas 𝐼0, setelah melewati molekul penyerap maka intensitasnya
menjadi 𝐼. Intensitas cahaya berkurang menunjukkan adanya cahaya yang
diserap oleh molekul penyerap. Serapan dapat ditunjukkan dengan absorbansi
yang dihasilkan oleh sampel mengikuti persamaan 2.21. Dengan mengetahui
absorbansi akibat proses serapan oleh molekul penyerap, maka konsentrasi
molekul penyerap dapat diketahui.
F. Pewarna Merah
Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720,
Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 merupakan pewarna sintetis
yang memberikan warna merah muda hingga marun. CI merupakan indeks
warna yang tertera pada kemasan. Rumus empiris Eritrosin adalah
C20H6I4Na2O5. Struktur kimia Eritrosine ditunjukkan oleh gambar 2.7
[www.scribd.com]. Carmoisine mempunyai rumus empiris kimia
C20H12N2Na2O7S2. Struktur kimia Carmoisine ditunjukan seperti pada gambar
2.8. Ponceau 4R mempunyai rumus empiris kimia C20H11N2Na3O10S3.
Struktur kimia Ponceau 4R ditunjukkan seperti pada gambar 2.9 [Turak et all,
2014].
Gambar 2.7. Struktur kimia pewarna Eritrosine CI 16035 [www.scribd.com].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Penggunaan pewarna merah pada makanan dan minuman diatur dalam
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
(BPOMRI) no 37 Tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan bahan
tambahan pangan pewarna. Menurut BPOMRI batas penggunaan carmoisine
pada beberapa minuman seperti sirup, minuman beralkohol, dan larutan gula
memiliki batas maksimum 70 mg/kg yang setara dengan 70 ml/L.
Gambar 2.8. Struktur kimia pewarna Carmoisine CL 14720 [Turak et all, 2004].
Gambar 2.9. Struktur kimia pewarna Ponceau 4R CI 16255 [Turak et all, 2004].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
G. Teknik Pengenceran
Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan variasi konsentrasi dari
suatu pewarna minuman. Larutan diencerkan dengan menggunakan
persamaan 2.22 berikut [Brady, 1994]:
𝑐1. 𝑉1 = 𝑐2. 𝑉2 (2.22)
dengan, 𝑐1= konsentrasi larutan induk ( ml / L )
𝑉1= volume larutan induk yang diambil ( ml )
𝑐2= konsentrasi larutan yang diinginkan ( ml/L )
𝑉2= volume larutan yang dicari ( ml )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
EKSPERIMEN
Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi keberadaan jenis pewarna merah
dan menentukan konsentrasi pewarna merah dari sampel minuman. Penelitian ini
dilakukan berdasarkan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah persiapan alat dan
bahan. Tahap kedua adalah pengambilan data.
A. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar dibagi
menjadi dua bagian.
1. Alat untuk mengidentifikasi jenis pewarna merah dalam suatu
sampel
Alat yang digunakan untuk mengindentifikasi keberadaan
pewarna minuman terdiri dari beberapa komponen. Alat yang digunakan
antara lain:
a. Sumber cahaya.
Sumber cahaya yang digunakan merupakan lampu pijar dengan
daya sebesar 40 watt.
b. Kuvet
Kuvet digunakan untuk meletakan sampel. Kuvet bersifat
transparan dan dapat tembus sinar. Bahan pembuat kuvet tidak
berinteraksi dengan larutan. Kuvet yang digunakan dapat
menampung sampel dengan ketebalan 10 mm. Kuvet berisi larutan
standar sebagai acuan dan larutan sampel.
c. Detektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Detektor yang digunakan adalah Emissions Spectrometer buatan
Vernier. Detektor Emissions Spectrometer bekerja pada panjang
gelombang 320 nm sampai 900 nm dengan interval 1 nm. Detektor
menggunakan kabel penghubung USB menuju komputer.
d. Komputer
Komputer digunakan untuk merekam, menampilkan, dan
menganalisa data. Komputer dilengkapi dengan Software Logger Pro
version 3.8.6.2.
Alat kemudian dirangkai seperti gambar 3.1 berikut.
Keterangan gambar
A : sumber cahaya lampu pijar D : Komputer
B : kuvet E : Ruang gelap
A
C
B
PC
E
Gambar 3.1 Susunan alat eksperimen untuk mengidentifikasi pewarna merah dalam
sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C : detekor Emission Spectrometer
Sebuah lampu pijar A dengan daya 40 watt, kuvet B, dan detektor
Emission Spectrometer D disusun seperti pada gambar 3.1. Ruang gelap
E digunakan untuk mengatasi gangguan cahaya luar. Sehingga berkas
cahaya yang sampai ke detektor merupakan berkas cahaya dari sumber
cahaya. Cahaya dengan panjang gelombang 𝜆 memiliki intensitas awal
𝐼0. Berkas cahaya ditembakkan menuju kuvet yang berisi larutan standar
dan sampel. Jika tenaga yang dibawa oleh cahaya sama dengan tenaga
molekul untuk melakukan transisi, maka akan terjadi serah terima tenaga.
Tenaga yang dibawa oleh cahaya digunakan molekul untuk melakukan
transisi mengikuti persamaan 2.16. Serah terima tenaga ini merupakan
peristiwa serapan. Setelah melewati larutan, berkas cahaya ini langsung
menuju detektor. Detektor mengukur intensitas cahaya setelah melewati
larutan. Serapan ditunjukkan dengan berkurangnya intensitas cahaya
setelah melewati larutan pada panjang gelombang 𝜆. Berkurangnya
intensitas cahaya pada panjang gelombang 𝜆 akan menghasilkan pola
serapan. Pola serapan digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan jenis
pewarna merah dalam sampel. Detektor dihubungkan ke komputer PC
dengan menggunakan kabel penghubung USB. Untuk pengambilan dan
perekaman data digunakan Software LogerPro.
2. Alat untuk menentukan konsentrasi pewarna merah minuman
dalam sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Alat yang digunakan untuk menentukan konsentrasi pewarna
minuman suatu sampel terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
a. Kuvet
Kuvet digunakan untuk meletakan sampel.
b. Detektor
Detektor yang digunakan adalah Colorimeter buatan Vernier.
Colorimeter bekerja berdasarkan prinsip hukum Beer Lambert. Pada
Colorimeter terdapat sumber cahaya dengan empat panjang
gelombang, yaitu 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm.
Colorimeter menggunakan interface LabPro untuk menghubungkan
ke komputer.
c. Interface
Interface merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan
detektor Colorimeter menuju komputer. Interface yang digunakan
dalam penelitian ini adalah LabPro.
d. Komputer
Komputer digunakan untuk merekam, menampilkan, dan
menganalisa data.
Alat kemudian dirangkai seperti gambar 3.2 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Kuvet A diletakkan ke dalam Detektor Colorimeter B. Detektor
bekerja berdasarkan Hukum Beer-Lambert yang dijelaskan pada dasar
teori. Detektor dihubungkan ke komputer PC menggunakan interface
LabPro C. Sinar datang dengan panjang gelombang 𝜆 memiliki intensitas
𝐼0, setelah melewati molekul penyerap maka intensitanya menjadi 𝐼. Hal
ini menunjukkan bahwa serapan akan sebanding dengan jumlah molekul
yang menyerap. Serapan dapat ditunjukkan dengan absorbansi yang
dihasilkan oleh sampel mengikuti persamaan 2.21. Untuk pengambilan
dan perakaman data digunakan Software LogerPro. Dengan mengetahui
serapan molekul cahaya yang melewati molekul, maka konsentrasi
molekul penyerap dapat diketahui.
A
Gambar 3.2 Susunan alat eksperimen untuk menentukan konsentrasi pewarna merah
minuman dalam sampel.
B
C
PC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
B. Persiapan Bahan
Persiapan bahan dilakukan dengan dua tahap yaitu pengenceran larutan
standar dan pembuatan standar kalibrasi.
1. Pengenceran
Larutan standar yang digunakan dihasilkan dari beberapa pewarna
merah. Pewarna merah Carmoisine CL 14720, Carmoisin 14720 –
Eritrosine CL 16035, Eritrosine CL 16035, dan Ponceau 4R CL 16255
diencerkan menggunakan aquades. Pola serapan pewarna merah standar
merupakan dasar untuk mengidentifikasi keberadaan pewarna merah
dalam sampel. Pewarna hijau Tartrasine CL 19140 diencerkan dengan
aquades digunakan sebagai pembanding. Sampel yang dipilih adalah
minuman cair, dalam kemasan, dan berwarna merah mencolok.
Alat yang digunakan dalam pengenceran adalah pipet, gelas ukur,
dan labu ukur. Pengenceran dilakukan berdasarkan persamaan 2.22.
Pengenceran dilakukan berdasarkan dua tahap, yaitu:
a. Larutan Induk
Larutan induk Carmoisine dengan konsentrasi 10 ml/L didapatkan
dengan cara mengambil standar Carmoisine 100% sebanyak 1 ml
ditambah aquadest sebagai pelarut sampai larutan menjadi 100 ml.
Larutan induk standar untuk pewarna merah lain Carmoisin 14720 –
Eritrosine CL 16035, Eritrosine CL 16035, serta Ponceau 4R CL
16255 dibuat dengan cara yang sama.
b. Larutan Standar dengan Variasi Konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Larutan standar dibuat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 10
ml/L, 8 ml/L, 6 ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L. Larutan standar carmoisine
dengan konsentrasi 8 ml/L sebanyak 10 ml diperoleh dengan cara
mengambil larutan induk carmoisine dengan konsentrasi 10 ml/L
sebanyak 8 ml kemudian ditambah aquadest hingga volume menjadi
10 ml. Larutan standar carmoisine dengan konsentrasi 6 ml/L
seebanyak 10 ml diperoleh dengan cara mengambil larutan induk
carmoisine dengan konsentrasi 10 ml/L sebanyak 6 ml kemudian
ditambah aquadest hingga volume menjadi 10 ml dan seterusnya.
Larutan standar dengan konsentrasi berbeda untuk pewarna merah lain
dapat diperoleh dengan cara yang sama.
2. Kalibrasi Larutan Standar
a. Pola Serapan Laturan Standar yang Diperoleh Menggunakan
Detektor Emission Spectrometer
Pola serapan digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan jenis
pewarna merah tertentu dalam sampel minuman. Pola serapan
diperoleh dengan menggunakan Detektor Emission Spectrometer.
Minuman berwarna merah dapat dihasilkan dari pewarna minuman
yang mengandung Carmoisin 14720, Carmoisin 14720 – Eritrosine
CL 16035, Eritrosine CL 16035, dan Ponceau 4R CL 16255. Pola
serapan ditunjukkan dengan grafik hubungan antara intensitas
terhadap panjang gelombang. Konsistensi pola serapan masing-
masing pewarna merah ditunjukkan dengan grafik intensitas cahaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
terhadap panjang gelombang pada berberapa konsentrasi pewarna
merah standar. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan
jenis pewarna merah tertentu dalam sampel minuman.
b. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar menggunakan Detektor
Colorimeter pada berbagai konsentrasi
Nilai absorbansi larutan standar pewarna merah Carmoisine CL
14720, Carmoisin 14720 – Eritrosine CL 16035, Eritrosine CL 16035,
dan Ponceau 4R CL 16255 diukur dengan menggunakan detektor
Colorimeter. Nilai absorbansi yang diperoleh dari larutan standar
digunakan sebagai acuan. Nilai absorbansi yang diperoleh tergantung
dengan konsentrasi larutan standar. Hubungan antara nilai absorbansi
terhadap konsentrasi menghasilkan persamaan grafik linear mengikuti
persamaan 2.21. Pengukuran dilakukan dengan menyinari larutan
standar dengan menggunakan cahaya pada panjang gelombang 430
nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Berdasarkan pengukuran nilai
absorbansi menggunakan detektor Colorimeter diperoleh empat grafik
hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi untuk masing –
masing pewarna merah standar. Hal inilah yang digunakan sebagai
dasar pengukuran konsentrasi pewarna merah dalam sampel. Nilai
absorbansi sampel dimasukkan ke dalam persamaan grafik hubungan
antara absorbansi terhadap konsentrasi larutan pewarna merah standar
untuk memperoleh konsentrasi pewarna merah dalam sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Prosedur percobaan
Eksperimen dilakukan secara garis besar menjadi dua tahap berikut:
a. Penentuan pola serapan Sampel menggunakan detektor Emission
Spectrometer.
1) Menuangkan sampel ke dalam kuvet
2) Meletakkan kuvet yang berisi sampel di antara sumber cahaya dan
detektor Emission Spetrometer.
3) Mengatur posisi lampu pijar, kuvet, dan detektor menjadi satu garis
lurus.
4) Menekan tombol collect untuk memulai pengukuran.
5) Membandingkan pola serapan sampel dengan pola serapan larutan
standar pewarna merah. Pola serapan ditunjukkan dengan nilai
intensitas yang melewati larutan sampel pada panjang gelombang
320 nm sampai 900 nm dengan interval panjang gelombang 1 nm.
b. Pengukuran absorbansi Sampel menggunakan detektor
Colorimeter.
1) Memilih sumber cahaya dengan panjang gelombang yang
diinginkan.
2) Menekan tombol kalibrasi pada detektor Colorimeter.
3) Setelah proses kalibrasi selesai, meletakkan kuvet berisi larutan
sampel yang telah diukur menggunakan detektor Emssion
Spectrometer ke dalam detektor Colorimeter.
4) Mengukur absorbansi sampel dengan panjang gelombang 430 nm,
470 nm, 565 nm, dan 635 nm menggunakan detektor Colorimeter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5) Menganalisis hasil eksperimen.
D. Analisa Data
Analisa data secara garis besar dilakukan melalui dua tahap. Tahap
pertama yaitu analisa kualitatif. Analisa kualitatif dilakukan dengan
mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam sampel pewarna merah jenis
tertentu. Tahap ini dilakukan dengan cara membandingkan pola serapan yang
dihasilkan oleh sampel terhadap pola serapan larutan standar pewarna merah.
Sampel dikatakan mengandung pewarna merah jenis tertentu jika pola
serapannya sama dan mengikuti pola serapan yang dihasilkan oleh salah satu
pewarna merah standar. Intensitas cahaya setelah melewati larutan akan
berkurang dibandingkan dengan intensitas cahaya awal. Pengurangan intensitas
pada grafik hubungan intensitas terhadap panjang gelombang menunjukkan
absorbansi larutan.
Tahap kedua yaitu analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif dilakukan dengan
membandingkan absorbansi larutan standar dengan absorbansi larutan sampel
menggunakan persamaan 2.21. Persamaan tersebut merupakan dasar
perhitungan untuk mendapatkan grafik hubungan antara absorbansi terhadap
konsentrasi larutan standar pewarna merah. Grafik hubungan antara absorbansi
terhadap konsentrasi tersebut akan menghasilkan persamaan grafik linear.
Persamaan grafik yang diperoleh adalah
𝐴 = 𝑚 𝑐 + 𝑏 (3.1)
Dengan, 𝐴 : absorbansi larutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
m : merupakan gradien(sensitifitas alat)
c : konsentrasi larutan
b : konstanta
Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan memasukan nilai-nilai
absorbansi sampel yang diukur menggunakan panjang gelombang yang telah
ditentukan sebelumnya ke dalam persamaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL EKSPERIMEN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Eksperimen
Standar pewarna merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eritrosin, eritrosin-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R. Penelitian ini
dilakukan dengan menentukan pola serapan standar pewarna merah dan
sampel. Kedua mengukur nilai absorbansi larutan standar dan sampel. Setelah
diperoleh data kemudian dilakukan analisa.
1. Penentuan Pola Serapan Standar Pewarna Merah Eritrosine,
Eritrosine-Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R.
Jenis pewarna merah tergantung dari molekul penyusunnya. Setiap
molekul memiliki tingkat tenaga molekuler yang berbeda. Tenaga
molekul dapat diamati berdasarkan spektrum yang dihasilkan. Spektrum
tenaga menunjukkan pola serapan tertentu.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pola serapan pewarna merah.
Serapan yang dihasilkan oleh masing-masing pewarna merah memiliki
pola berbeda. Pola serapan ditunjukkan dengan grafik hubungan antara
intensitas cahaya setelah melewati larutan terhadap panjang gelombang.
Pengukuran intensitas cahaya setelah melewati larutan dilakukan pada
panjang gelombang 320 nm sampai dengan 900 nm. Hasil pengukuran
intensitas larutan standar pewarna merah eritrosin, eritrosin-carmoisine,
carmoisine, dan ponceau 4R dengan konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L, 6 ml/L,
4 ml/L, dan 2 ml/L terdapat pada tabel lampiran 1. Nilai intensitas cahaya
pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
eritrosine ditunjukkan oleh grafik 4.1, nilai intensitas cahaya pada panjang
gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna eritrosine-carmoisine
ditunjukkan oleh grafik 4.2, nilai intensitas cahaya pada panjang
gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna carmoisine
ditunjukkan oleh grafik 4.3, dan nilai intensitas cahaya pada panjang
gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna ponceau 4R
ditunjukkan oleh grafik 4.4.
Grafik 4.1. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar
Eritrosine CI 16035 pada konsentrasi 10 ml/l ( ), 8 ml/l ( ), 6 ml/l
( ), 4 ml/l ( ), dan 2 ml/l ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Grafik 4.2. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar
Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 ml/l ( ), 8
ml/l ( ), 6 ml/l ( ), 4 ml/l ( ), dan 2 ml/l ( ).
Grafik 4.3. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar
Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 ml/l ( ), 8 ml/l ( ), 6 ml/l
( ), 4 ml/l ( ), dan 2 ml/l ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Grafik intensitas terhadap panjang gelombang pewarna eritrosine,
eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R menunjukkan pola
serapan yang berbeda. Grafik intensitas terhadap panjang gelombang
pewarna eritrosine, eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R
merupakan dasar untuk melakukan identifikasi sampel. Sampel dikatakan
mengandung salah satu jenis pewarna merah standar jika pola serapan
yang dihasilkan oleh sampel sama dan mengikuti salah satu pola dari
pewana standar eritrosine, eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan
ponceau 4R.
Sampel merupakan senyawa yang terdiri dari berbagai molekul
penyusunnya. Molekul penyusun pewarna merah inilah yang diharapkan
memberi sumbangan serapan, bukan molekul pewarna lain. Dasar
Grafik 4.4. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar
Ponceau 4R CI 16255 pada konsentrasi 10 ml/l ( ), 8 ml/l ( ), 6 ml/l
( ), 4 ml/l ( ), dan 2 ml/l ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
penelitian yang digunakan adalah konsep selektifitas. Panjang gelombang
terjadi serapan maksimum untuk molekul-molekul penyusun pewarna
merah dapat ditunjukkan dengan membandingkan pola serapan pewarna
merah standar dengan pewarna lain. Pewarna hijau Tartrasine CI 19410
digunakan sebagai pembanding.
Hasil pengukuran nilai intensitas larutan standar pewarna merah
Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720,
Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 dengan konsentrasi 8
ml/l ditunjukkan dengan grafik 4.5 berikut.
Hasil pengukuran nilai intensitas untuk larutan standar Tartrasine
CI 19410 dengan konsentrasi 8 ml/l ditunjukkan oleh grafik 4.6 berikut.
Grafik 4.5. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan
standar Eritrosine CI 16035 ( ), Eritrosine CI 16035-
Carmoisine CI 14720 ( ), Carmoisine CI 14720 ( ), dan
Ponceau 4R CI 16255 ( ) pada konsentrasi 8 ml/l.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan grafik 4.5 dan 4.6 diperoleh grafik 4.7 berikut ini.
Grafik 4.6. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan
standar Tartrasine CI 19410 pada konsentrasi 8 ml/l.
Grafik 4.7. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan
standar Eritrosine CI 16035 ( ), Eritrosine CI 16035-Carmoisine
CI 14720 ( ), Carmoisine CI 14720 ( ), dan Ponceau 4R CI
16255 ( ) pada konsentrasi 8 ml/l dan larutan standar Tartrasine CI
19410 ( ) pada konsentrasi 8 ml/l.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan grafik 4.7 dapat ditentukan panjang gelombang paling
selektif untuk larutan standar pewarna merah. Panjang gelombang
selektif optimal ditentukan dengan cara memilih panjang gelombang
yang mempunyai serapan paling maksimal untuk pewarna merah dan
paling minimal untuk Tartrasine CI 19410. Serapan maksimal
ditunjukkan dengan intensitas yang rendah, sedangkan serapan minimal
ditunjukkan dengan intensitas tinggi. Panjang gelombang selektif untuk
larutan standar pewarna merah berkisar 430 nm sampai 500 nm. Karena
panjang gelombang ini membawa tenaga yang sama dengan tenaga
molekul pewarna merah untuk melakukan transisi, maka pada panjang
gelombang ini yang mempengaruhi serapan hanya pewarna merah
standar.
2. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Perwana Merah Eritrosine,
Eritrosine-Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R dengan Variasi
Konsentrasi.
Analisa secara kuantitatif dilakukan jika telah dilakukan analisa
secara kualitatif. Detektor Colorimeter dapat mengukur absorbansi dan
transmittans secara bersamaan. Detektor Colorimeter dilengkapi sumber
cahaya dengan empat panjang gelombang. Hal ini dilakukan dengan
melihat pengaruh konsetrasi pewarna merah standar terhadap absorbansi
pada panjang gelombang tertentu. Berdasarkan pengaruh konsentrasi
larutan standar Carmoisine CI 14720 terhadap absorbansi dapat diperoleh
persamaan grafik hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi. Hasilnya
dapat dilihat pada tabel 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dari tabel 4.1 diperoleh grafik hubungan absorbansi terhadap
konsentrasi yang ditunjukkan grafik 4.8 berikut ini.
Hubungan absorbansi terhadap kosentrasi larutan Carmoisine CI
14720 pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm
ditunjukkan grafik 4.9.
No Konsentrasi C ( ml/L ) Absorbansi
1 2 0,1345
2 4 0,3488
3 6 0,4578
4 8 0,6255
5 10 0,7703
Tabel 4.1. Hubungan Absorbansi A terhadap konsentrasi C ( ml/L ) larutan
standar Carmoisine CI 14720 pada panjang gelombang 470 nm
Grafik 4.8. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang
gelombang 470 nm untuk larutan standar Carmoisine CI 14720
𝑨 = (7,8 ± 0,4) × 10−2𝑪 + (0,2 ± 0,1) × 10−2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Persamaan grafik yang diperoleh dari grafik 4.9 ditunjukkan pada
tabel 4.2.
dengan, 𝑨 : besar absorbansi
𝑪 : besar konsentrasi dalam ml/l.
No Panjang
gelombang (nm) Persamaan garis
1 430 𝑨 = (5,6 ± 0,4) × 10−2𝑪+ (3,2 ± 0,1) × 10−2
2 470 𝑨 = (7,8 ± 0,4) × 10−2𝑪+ (0,2 ± 0,1) × 10−2
3 565 𝑨 = (4,1 ± 0,4) × 10−2𝑪+ (0,7 ± 0,1) × 10−2
4 635 𝑨 = (0,1 ± 0,1) × 10−2𝑪+ (4,9 ± 0,3) × 10−2
Grafik 4.9. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang gelombang
430 nm ( ), 470 nm ( ), 565 nm ( ), dan 635 nm ( ) untuk larutan
standar Carmoisine CI 14720
Tabel 4.2. Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565
nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Carmoisine CI 14720
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Persamaan grafik hubungan absorbansi terhadap konsentrasi
tersebut mengikuti persamaan 3.1. Gradien dari masing-masing
persamaan menunjukkan sensitifitas alat. Sensitifitas merupakan besar
kecilnya kepekaan alat terhadap absorbansi molekul carmoisine. Semakin
besar nilai gradien maka semakin sensitif alat. Dari empat persamaan di
atas, persamaan grafik pada panjang gelombang 470 nm memiliki nilai
gradien paling besar. Persamaan garis dengan sensitifitas optimal inilah
yang digunakan untuk mengukur konsentrasi sampel. Syaratnya, sampel
telah dipastikan mengandung Carmoisine CI 14720 ditunjukkan dengan
pola serapan yang sama dengan pola serapan larutan standar.
Penelitian dilanjutkan dengan pengukuran nilai absorbansi untuk
larutan standar pewarna merah lain yaitu Eritrosine CI 16035, Eritrosine
CI 16035-Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255. Hubungan
antara nilai absorbansi terhadap konsentrasi larutan Eritrosine CI 16035
dengan variasi empat panjang gelombang ditunjukkan grafik 4.10,
hubungan antara nilai absorbansi terhadap konsentrasi larutan Eritrosine
CI 16035-Carmoisine CI 14720 dengan variasi empat panjang
gelombang ditunjukkan grafik 4.11, dan hubungan antara nilai absorbansi
terhadap konsentrasi larutan Ponceau 4R CI 16255 dengan variasi empat
panjang gelombang ditunjukkan grafik 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Grafik 4.10. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang gelombang
430 nm ( ), 470 nm ( ), 565 nm ( ), dan 635 nm ( ) untuk larutan
standar Eritrosine CI 16035.
Grafik 4.11. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang gelombang
430 nm ( ), 470 nm ( ), 565 nm ( ), dan 635 nm ( ) untuk larutan
standar Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Persamaan grafik yang diperoleh dari grafik 4.10 ditunjukkan pada
tabel 4.3.
P
Persamaan grafik yang diperoleh dari grafik 4.11 ditunjukkan pada
tabel 4.4.
No Panjang
gelombang (nm) Persamaan garis
1 430 𝑨 = (4,3 ± 0,1) × 10−2𝑪+ (3,8 ± 0,8) × 10−2
2 470 𝑨 = (4,5 ± 0,2) × 10−2𝑪+ (4,7 ± 1,5) × 10−2
3 565 𝑨 = (2,5 ± 0,1) × 10−2𝑪+ (5,7 ± 0,8) × 10−2
4 635 𝑨 = (0,02 ± 0,1) × 10−2𝑪 + (0,1 ± 0,1) × 10−2
Grafik 4.12. Hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi (ml/l) pada panjang gelombang
430 nm ( ), 470 nm ( ), 565 nm ( ), dan 635 nm ( ) untuk larutan
standar Ponceau 4R CI 16255
Tabel 4.3. Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565
nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Eritrosine CI 16035
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Persamaan grafik yang diperoleh dari grafik 4.12 ditunjukkan pada
tabel 4.5.
Berdasarkan persamaan yang diperoleh dari grafik hubungan antara
absorbansi terhadap konsentrasi pada variasi empat panjang gelombang
untuk larutan standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-
Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 panjang gelombang
sensitif untuk pengukuran konsentrasi pewarna merah adalah 470 nm.
No Panjang
gelombang (nm) Persamaan garis
1 430 𝑨 = (7,6 ± 0,5) × 10−2𝑪+ (27,7 ± 3,4) × 10−2
2 470 𝑨 = (8,3 ± 0,7) × 10−2𝑪+ (37,2 ± 4,5) × 10−2
3 565 𝑨 = (3,3 ± 0,2) × 10−2𝑪 + (11,9 ± 1,4) × 10−2
4 635 𝑨 = (0,1 ± 0,1) × 10−2𝑪+ (4,9 ± 0,3) × 10−2
No Panjang
gelombang (nm) Persamaan garis
1 430 𝑨 = (5,7 ± 0,6) × 10−2𝑪+ (58,5 ± 4,5) × 10−2
2 470 𝑨 = (6,2 ± 1,1) × 10−2𝑪+ (11,6 ± 7,8) × 10−2
3 565 𝑨 = (3,7 ± 0,6) × 10−2𝑪+ (3,2 ± 4,3) × 10−2
4 635 𝑨 = (0,1 ± 0,1) × 10−2𝑪+ (0,02 ± 0,2) × 10−2
Tabel 4.4. Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565
nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Eritrosine CI 16035-
Carmoisine CI 14720
Tabel 4.5. Persamaan garis pada panjang gelombang 430 nm, 470 nm, 565
nm, dan 635 nm untuk pewarna merah Ponceau 4R CI 16255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Hasil pengukuran sampel.
Setelah dilakukan kalibrasi kemudian dilakukan penelitian sampel.
Penelitian sampel dilakukan dengan dua tahap. Pertama, menentukan
pola serapan yang dihasilkan oleh sampel. Sampel dikatakan
mengandung salah satu pewarna merah standar jika pola serapan sampel
sama dengan pola serapan pewarna merah standar. Kedua, menentukan
konsentrasi pewarna merah yang terkandung dalam sampel dengan
mengukur nilai absorbansi. Sampel minuman dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu minuman kemasan, sirup, dan pewarna dalam minuman yang
dijual oleh pedagang kaki lima.
Pola serapan yang dihasilkan oleh sampel minuman Panter akan
semakin jelas dengan memperlihatkan konsistensi pola. Konsistensi pola
ditunjukkan dengan melihat pola yang dihasilkan ketika sampel
Grafik 4.13. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel minuman
Panter pada konsentrasi x ml/l
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
diencerkan. Hasil pengukuran intensitas cahaya terhadap panjang
gelombang untuk sampel dengan pengenceran ditunjukkan oleh grafik
4.14 berikut.
Pola serapan sampel minuman Panter menunjukkan adanya
indikasi mengandung pewarna Carmoisine CI 14720. Untuk dapat
mengetahui apakah yang digunakan untuk mewarnai sampel adalah
Carmoisine CI 14720 atau bukan, maka grafik 4.14 untuk pengukuran
nilai intensitas terhadap panjang gelombang sampel dibandingkan dengan
grafik 4.3 untuk pengukuran nilai intensitas terhadap panjang gelombang
larutan standar Carmoisine CI 14720. Hasil pengukuran ditunjukkan pada
grafik 4.15 berikut.
Grafik 4.14. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel minuman
Panter pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan grafik 4.15 dapat dilihat bahwa pola serapan yang
dihasilkan oleh sampel sama dan mengikuti pola serapan larutan standar
Carmoisine CI 14720. Dengan demikian dapat dikatakan sampel
mengandung Carmoisine CI 14720. Apabila sampel telah dipastikan
mengandung jenis pewarna merah standar, kemudian analisa dilanjutkan
secara kuantitatif. Analisa kuantitatif dilakukan dengan mengukur nilai
absorbansi sampel. Persamaan garis dengan panjang gelombang selektif
dan sensitifitas optimal untuk pengukuran Carmoisine CI 14720 dalam
sampel yaitu 470 nm adalah
𝑨 = (7,8 ± 0,4) × 10−2𝑪 + (0,2 ± 0,1) × 10−2
Grafik 4.15. Perbandingan Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm)
larutan standar Carmoisine CI 14720 ( ) dengan konsentrasi 10 ml/L, 8
ml/L, 6 ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L dengan sampel minuman panter ( )
pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Hasil pengukuran nilai absorbansi sampel untuk sampel minuman
dengan merk Panter adalah 0,9059. Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan persamaan absorbansi diperoleh nilai konsentrasi
Carmoisine CI 14270 yang terkandung dalam minuman Panter adalah
(11,9 ± 3,0) 𝑚𝑙/𝐿
Sampel yang diambil berdasarkan tiga pengelompokan. Pertama,
sampel diambil dari minuman berkemasan dengan merk Panter dan
Fanta. Pola serapan yang dihasilkan oleh minuman Panter ditunjukkan
oleh grafik 4.14 dan Fanta ditunjukkan oleh grafik 4.16. Sampel kedua
adalah sirup seperti Freis dan Nikisari. Pola serapan yang dihasilkan oleh
sirup dengan merk Freis ditunjukkan oleh grafik 4.17 dan sirup dengan
merk Nikisari ditunjukkan oleh grafik 4.18. Sampel ketiga diambil dari
minuman es yang dijual oleh pedagang kaki lima dari beberapa daerah.
Pola serapan yang dihasilkan oleh sampel yang diambil dari daerah
Pamela ditunjukkan oleh grafik 4.19, grafik 4.20, sedangkan dari daerah
di sekitar kampus Sanata Dharma ditunjukkan oleh grafik 4.21 dan grafik
4.22.
Grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang
yang diperoleh dari sampel minuman berkemasan yang ke dua
ditunjukkan oleh grafik 4.16 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang
yang diperoleh dari sampel sirup ditunjukkan oleh dua grafik berikut.
Grafik 4.16. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel
minuman Fanta pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).
Grafik 4.17. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel sirup
Freiss pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang
yang diperoleh dari sampel yang dijual pedagang kaki lima di daerah
pamela ditunjukkan oleh dua grafik berikut.
Grafik 4.18. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel sirup
Nikisari pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).
Grafik 4.19. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel Pamela 1
pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang
yang diperoleh dari sampel yang dijual pedagang kaki lima di daerah
sekitar Universitas Sanata Dharma ditunjukkan oleh dua grafik berikut.
Grafik 4.20. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel
Pamela 2 pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).
Grafik 4.21. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel USD
1 pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Untuk memastikan bahwa sampel mengandung pewarna standar
dapat diperoleh dengan cara yang sama yaitu dengan membandingkan
pola serapan standar dan pola serapan sampel. Sehingga semua sampel
perlu diidentifikasi dengan cara yang sama seperti sampel minuman
dengan merk panter di atas. Apabila sampel telah dipastikan mengandung
jenis pewarna merah standar, kemudian analisa dilanjutkan secara
kuantitatif.
Hasil identifikasi dari beberapa sampel tersebut menunjukkan
bahwa beberapa sampel mengandung Carmoisine CI 14720 dan sampel
lain mengandung Eritrosin CI 16035 – Carmoisine CI 14720. Hasil
identifikasi dan pengukuran konsentrasi pewarna merah yang diperoleh
dari sampel yang mengandung Eritrosin CI 16035 – Carmoisine CI
14720 ditunjukkan pada tabel 4.6 dan sampel yang mengandung
Carmoisine CI 14720 ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini.
Grafik 4.22. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) sampel USD 2
pada konsentrasi x ml/l ( ), 8/10x ml/l ( ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Grafik Nama sampel Absorbansi sampel Konsentrasi (ml/L)
4.19 Pamela 1 1,19 (9,9 ± 1,5) 4.20 Pamela 2 1,41 (12,4 ± 1,8)
4.22 USD 2 1,69 (15,9 ± 2,3)
Grafik Nama sampel Absorbansi sampel Konsentrasi (ml/L)
4.14 Panter 0,91 (11,9 ± 3,0)
4.16 Fanta 0,82 (10,6 ± 2,7) 4.17 Freiss 1,12 (14,4 ± 3,7) 4.18 Nikisari 1,19 (15,3 ± 3,9)
4.21 USD 1 0,98 (12,7 ± 3,2)
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis pewarna merah dan
menentukan konsentrasi pewarna merah dalam suatu sampel. Prinsip dasar
yang digunakan adalah analisa secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa
kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis pewarna merah yang terkandung
dalam sampel. Sampel merupakan minuman yang berbentuk cair dan
berwarna merah mencolok. Hal ini mengindikasi bahwa terdapat pewarna
merah yang digunakan dalam sampel. Namun, jenis pewarna merah apa yang
digunakan tidak diketahui. Oleh karena itu, perlu melakukan analisa kualitatif
terlebih dahulu.
Analisa kualitatif dilakukan dengan menggunakan Detektor Emission
Spectrometer. Detektor ini dapat mengukur nilai intensitas setelah melewati
suatu larutan pada panjang gelombang cahaya tertentu. Detektor bekerja
Tabel 4.6. Besar kosentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung Eritrosin CI
16036-Carmosine CI 14720.
Tabel 4.7. Besar konsentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung Carmosine
CI 14720.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
berdasarkan serapan tenaga yang mengikuti persamaan 2.16. Detekor akan
menerima cahaya setelah melewati sampel. Hasilnya merupakan grafik
hubungan antara intensitas cahaya terhadap panjang gelombang. Intensitas
cahaya setelah melewati larutan akan berkurang pada panjang gelombang 𝜆.
Berkurangnya intensitas cahaya setelah melewati larutan ini disebabkan
adanya proses serapan tenaga. Proses serapan tenaga dilakukan oleh molekul-
molekul penyusun warna merah pada sampel untuk melakukan transsisi
mengikuti persamaan 2.16. Hasil pengukuran intensitas cahaya terhadap
panjang gelombang akan membentuk pola tertentu. Pola ini dinamakan
sebagai pola serapan.
Pola serapan digunakan untuk melakukan identifikasi jenis pewarna merah
tertentu dalam sampel. Pola serapan larutan standar pewarna merah eritrosin,
eritrosin-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R digunakan sebagai acuan
untuk melakukan analisa kualitatif. Pola serapan pewarna merah standar
eritrosin, eritrosin-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R ditunjukkan pada
grafik 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Grafik hubungan antara intensitas cahaya
terhadap panjang gelombang untuk empat jenis pewarna merah standar
memiliki pola yang berbeda. Hal ini tergantung dari molekul penyusun setiap
jenis pewarna merah.
Identifikasi sampel dilakukan dengan membandingkan pola serapan
sampel dengan pola serapan pewarna merah standar. Pola sampel yang
diperoleh ditunjukkan oleh grafik hasil pengukuran intensitas sampel pada
berbagai panjang gelombang. Kemudian grafik hasil pengukuran intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sampel dibandingkan dengan grafik hasil pengukuran intensitas larutan
standar pewarna merah. Jika pola serapan yang dihasilkan sampel sama atau
mengikuti salah satu diantara pola serapan larutan standar pewarna merah
eritrosin, eritrosin-carmoisine, carmoisine, atau ponceau 4R maka dapat
dikatakan sampel mengandung jenis pewarna merah standar.
Setelah dipastikan sampel mengandung jenis pewarna merah terntentu,
penelitian dapat dilanjutkan dengan analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif
dilakukan menggunakan Detektor Colorimeter. Prinsip kerja Detektor
Colorimeter berdasarkan hukum Beer-Lambert yang mengikuti persamaan
2.20 dan 2.21. Detektor Colorimeter dapat mengukur absorbansi dan
transmittans secara bersamaan. Berdasarkan hubungan antara absorbansi
terhadap konsentrasi dapat diperoleh persamaan grafik. Persamaan grafik
menunjukkan panjang gelombang sensitif yang peka terhadap perubahan
konsentrasi pewarna yang diukur.
Jika pola serapan mendekati atau sama dengan pola serapan larutan
standar pewarna merah, maka Detektor Colorimeter dapat digunakan untuk
mengukur absorbansi pewarna merah dalam sampel. Persamaan garis yang
diperoleh pada panjang gelombang selektif dan panjang gelombang sensitif
optimal dapat digunakan sebagai dasar perhitungan. Hal ini dilakukan dengan
memasukkan nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan tersebut. Detektor
Colorimeter tidak dapat digunakan untuk mengetahui senyawa dalam sampel.
Oleh karena itu, untuk melakukan pengukuran menggunakan Detektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Colorimeter harus dipastikan terlebih dahulu jenis pewarna merah dalam
sampel.
Berdasarkan grafik 4.15, pola serapan yang dihasilkan oleh sampel
minuman dengan merk Panter dapat dikatakan mendekati dan mengikuti pola
serapan pewarna merah standar Carmoisine CI 14720. Hal ini ditunjukkan
nilai intensitas yang terukur pada panjang gelombang 410 nm sampai 510 nm,
sehingga dapat diyakini sampel mengandung Carmoisine CI 14720. Karena
terdapat senyawa Carmoisine CI 14720 maka persamaan garis dengan
selektifitas dan sensitifitas tertinggi dapat digunakan untuk menghitung
kosentrasi pewarna merah dalam sampel.
Pengenceran sampel dilakukan apabila nilai absorbansi yang diperoleh
dari hasil pengukuran berada di luar batas nilai absorbansi pewarna merah
standar. Kepekatan sampel perlu diperhatikan pada saat pengukuran. Sampel
yang terlalu pekat akan menghalangi sinar yang ditembakan menuju larutan,
sedangkan terlalu encer justru sinar akan diteruskan semua tanpa ada serapan.
Sampel terdiri dari minuman berkemasan, sirup, dan pewarna dalam
pemanis yang dijual dipasar. Hasil dari identifikasi jenis pewarna merah dan
pengukuran konsentrasi dari beberapa sampel yang diteliti ditunjukkan pada
tabel 4.6 dan 4.7. Berdasarkan hasil identifikasi, sampel yang ditunjukkan
oleh grafik 4.14, 4.16, 4.17, 4.18, dan 4.21 mengandung pewarna merah
Carmoisine CI 14720, sedangkan sampel yang ditunjukkan oleh grafik 4.19,
4.20, dan 4.22 mengandung pewarna merah Eritrosine CI 16035-Carmoisine
CI 14720. Berdasarkan data pada tabel 4.6 dan 4.7 dapat dilihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi sampel mengikuti hubungan
linear. Semakin besar absorbansi sampel maka konsentrasi sampel juga
semakin besar. Selain itu, data pada tabel 4.6 dan 4.7 menunjukkan bahwa
minuman yang dijual di daerah Universitas Sanata Dharma dan Pamela
tergolong aman karena pewarna merah yang digunakan telah diijinkan oleh
pemerintah RI. Kandungan pewarna merah dalam sampel tergolong masih
dalam batas wajar.
Penelitian ini juga memberikan sumbangan pada dunia pendidikan.
Penelitian ini dapat menunjukkan peristiwa serapan tenaga (exitasi deexitasi)
pada materi fisika atom dan molekul. Berdasarkan penelitian ini, siswa diajak
untuk berpikir konstruktif terhadap fenomena yang mengikuti keteraturan
suatu molekul tertentu. Selain itu, pembelajaran dapat dilakukan secara
inkuiri yang memberi kesempatan siswa untuk melakukan dan menemukan
pemahaman sendiri.
Pengamatan intensitas cahaya berbantuan komputer ini relatif lebih mudah
digunakan. Software Loger Pro membantu dan memepermudah dalam proses
pengambilan data. Komputer merupakan media yang sudah tidak asing lagi
bagi siswa. Metode eksperimen ini dapat juga digunakan dalam pembelajaran
sebagai praktikum di SMA. Sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan
konsentrasi pewarna merah dalam sampel minuman. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Detektor Emission Spectrometer dan Colorimeter yang terhubung
dengan Software Loger Pro. Berdasarkan eksperimen dan hasil yang diperoleh
diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Identifikasi jenis pewarna merah dilakukan dengan cara membandingkan
pola serapan yang dihasilkan sampel dengan pola serapan yang dihasilkan
oleh larutan pewarna merah standar Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI
16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI
16255. Pola serapan dihasilkan oleh detektor Emission Spectrometer.
2. Pewarna merah yang ditemukan dalam beberapa sampel pada penelitian
ini adalah Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720 dan Carmoisine CI
14720.
3. Kosentrasi pewarna merah yang digunakan untuk mewarnai sampel dapat
ditentukan menggunakan perhitungan berdasarkan persamaan grafik yang
diperoleh dengan menggunakan Detektor Colorimeter. Detektor
Colorimeter digunakan untuk mengukur absorbansi sampel pada berbagai
konsentrasi. Syarat penggunaan detektor Colorimeter yaitu sampel telah
dipastikan mengandung senyawa yang ingin diteliti.
4. Hasil pengukuran kosentrasi pewarna merah sampel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 5.1. Besar kosentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung Eritrosin CI
16036-Carmosine CI 14720
Grafik Nama sampel Absorbansi sampel Konsentrasi (ml/L)
4.19 Pamela 1 1,19 (9,9 ± 1,5) 4.20 Pamela 2 1,41 (12,4 ± 1,8) 4.22 USD 2 1,69 (15,9 ± 2,3)
Grafik Nama sampel Absorbansi sampel Konsentrasi (ml/L)
4.14 Panter 0,91 (11,9 ± 3,0)
4.16 Fanta 0,82 (10,6 ± 2,7) 4.17 Freiss 1,12 (14,4 ± 3,7) 4.18 Nikisari 1,19 (15,3 ± 3,9)
4.21 USD 1 0,98 (12,7 ± 3,2)
B. Saran
Beberapa hal dalam penelitian ini yang perlu diperbaiki untuk
kepentingan penelitian selanjutnya sehingga dapat semakin meningkatkan
kualitas penelitian ini. Penulis menyarankan kepada pembaca yang ingin
melanjutkan penelitian selanjutnya untuk :
1. Memperluas daerah untuk memperoleh sampel.
2. Melakukan konfirmasi dengan melakukan penelitian menggunakan
metode yang berbeda.
3. Melakukan konfirmasi berdasarkan cara analisa yang berbeda, misalnya
indeks bias terhadap konsentrasi.
Tabel 5.2. Besar konsentrasi pewarna merah dalam sampel yang mengandung Carmosine
CI 14720.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DAFTAR PUSTAKA
Gadgrave, I. 2009. Modern Teaching of Physics. United Kingdom: Global Media.
Departemen Kesehatan RI. 1998. Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988
tentang bahan tambahan makanan (BTM).
Wenninger, John A. Canterbery, Renar C. Ewen, Mc. G. N. Jr. 2000.
International Cosmetic Ingredient Dictionary and Handbook ( ed.8).
Washington DC.
Doebelin, Ernest.O.1992. Sistem Pengukuran Aplikasi dan Pereancangan.Jakarta:
Erlangga.
Atmajati, Dian E. 2014. Pengukuran Rotasi Optik Spesifik Larutan Galaktosa,
Fruktosa, dan Laktosa. Skripsi FMIPA Universitas Sanata Dharma.
Sasmoko, Y. Hari. 2008. Pengukuran Konsentrasi Carmoizine dalam Sampel
Minuman menggunakan UV-Vis Spektrofotometer SP8-400. Skripsi FST
Universitas Sanata Dharma.
Murwaningsinh, A.S dan Santosa, I.E. Pengukuran Konstanta Dielektrik Kertas.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng-DIY. Yogyakarta: USD.
Arung, E dan Santosa, I.E. Pengukuran Gaya Interaksi Antar Dipol Magnet.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng-DIY. Yogyakarta: USD.
Anggoro, C.J dan Santosa, I.E. Distribusi Medan Magnet Di Sekitar Kumparan
Berarus Listrik. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng-DIY.
Yogyakarta: USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
www.vernier.com. Diunduh pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 00.01 WIB
Krane, K.S, 1992. Fisika Modern diterjemahkan oleh Hans J. Wospakrik. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia.
Halliday dan Resnick. 1978. Fisika jilid 2 diterjemahkan oleh Pantur Silaban dan
Erwin Sucipto. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Beiser, Arthur. 1982. Konsep Fisika Modern diterjemahkan oleh The Houw
Liong. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Skoog, D.A. West, M. Donald Holler, F. James. 1965. Analithycal Chemistri an
introduction. US Amerika.
Turak. F, Dinç.M, Dülger. Ö, and Ustun Özgür. M . 2014. Four Derivative
Spectrophotometric Methods for the Simultaneous Determination of
Carmoisine and Ponceau 4R in Drinks and Comparison with High
Performance Liquid Chromatography. International Journal of Analytical
Chemistry. Vol 14. Pp 11. www.hindawi.com/journals/ijac/2014/650465/.
diunduh pada 17 Juni 2016. Pukul 01.56 WIB.
www.scribd.com. Diunduh pada tanggal 2 Juli 2016 pukul 05.32 WIB.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Makanan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pewarna..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Brady, J . E. 1994. General Chemistry Principles and Structur, 5 th ed. New
York: St. John’s University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) untuk larutan
standar pewarna merah Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L,
6ml/L, 4 ml/L, dan 2 ml/L.
Panjang gelombang(nm) 𝑰𝟏𝟎 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟖 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟔 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟒 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟐 𝒎𝒍/𝑳
350,4 0,224 0,370 0,396 0,517 0,629
351,1 0,234 0,376 0,405 0,528 0,642
351,7 0,239 0,387 0,418 0,540 0,649
352,4 0,246 0,396 0,424 0,547 0,678
353,0 0,246 0,404 0,439 0,564 0,690
353,7 0,255 0,405 0,448 0,573 0,700
354,3 0,256 0,420 0,455 0,597 0,728
355,0 0,265 0,428 0,466 0,602 0,740
355,6 0,272 0,441 0,470 0,611 0,756
356,3 0,272 0,449 0,482 0,627 0,778
356,9 0,279 0,458 0,493 0,650 0,789
357,5 0,281 0,469 0,502 0,667 0,814
358,2 0,291 0,470 0,515 0,673 0,830
358,8 0,286 0,479 0,526 0,685 0,845
359,5 0,302 0,488 0,530 0,702 0,854
360,1 0,298 0,495 0,535 0,717 0,878
360,8 0,302 0,497 0,550 0,717 0,887
361,4 0,306 0,504 0,551 0,718 0,903
362,1 0,299 0,505 0,560 0,737 0,917
362,7 0,314 0,523 0,566 0,751 0,928
363,4 0,313 0,527 0,573 0,765 0,946
364,0 0,313 0,525 0,583 0,764 0,958
364,7 0,318 0,531 0,594 0,784 0,982
365,3 0,316 0,537 0,593 0,790 0,997
366,0 0,322 0,543 0,608 0,813 1,013
366,6 0,332 0,550 0,613 0,816 1,016
367,2 0,331 0,554 0,620 0,822 1,016
367,9 0,333 0,566 0,631 0,842 1,016
368,5 0,331 0,574 0,638 0,858 1,016
369,2 0,335 0,576 0,646 0,868 1,016
369,8 0,341 0,587 0,650 0,880 1,016
370,5 0,342 0,598 0,662 0,896 1,016
371,1 0,345 0,593 0,670 0,896 1,016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
371,8 0,348 0,605 0,677 0,912 1,016
372,4 0,356 0,613 0,691 0,935 1,016
373,1 0,352 0,612 0,702 0,935 1,016
373,7 0,359 0,617 0,708 0,956 1,016
374,4 0,368 0,629 0,715 0,956 1,016
375,0 0,370 0,633 0,710 0,979 1,016
375,7 0,370 0,648 0,717 0,995 1,016
376,3 0,375 0,649 0,734 1,001 1,016
376,9 0,378 0,666 0,749 1,010 1,016
377,6 0,375 0,668 0,760 1,016 1,016
378,2 0,387 0,666 0,763 1,016 1,016
378,9 0,387 0,683 0,774 1,016 1,016
379,5 0,386 0,694 0,781 1,016 1,016
380,2 0,395 0,697 0,787 1,016 1,016
380,8 0,398 0,699 0,798 1,016 1,016
381,5 0,394 0,702 0,801 1,016 1,016
382,1 0,396 0,715 0,821 1,016 1,016
382,8 0,399 0,718 0,822 1,016 1,016
383,4 0,412 0,728 0,833 1,016 1,016
384,1 0,413 0,729 0,833 1,016 1,016
384,7 0,412 0,737 0,848 1,016 1,016
385,4 0,417 0,754 0,864 1,016 1,016
386,0 0,424 0,748 0,871 1,016 1,016
386,6 0,422 0,770 0,885 1,016 1,016
387,3 0,438 0,779 0,885 1,016 1,016
387,9 0,435 0,784 0,910 1,016 1,016
388,6 0,438 0,795 0,913 1,016 1,016
389,2 0,443 0,807 0,933 1,016 1,016
389,9 0,449 0,817 0,944 1,016 1,016
390,5 0,452 0,823 0,952 1,016 1,016
391,2 0,455 0,832 0,971 1,016 1,016
391,8 0,456 0,825 0,966 1,016 1,016
392,5 0,462 0,843 0,987 1,016 1,016
393,1 0,466 0,846 1,001 1,016 1,016
393,8 0,464 0,855 0,998 1,016 1,016
394,4 0,462 0,854 0,999 1,016 1,016
395,0 0,477 0,861 1,011 1,016 1,016
395,7 0,473 0,865 1,015 1,016 1,016
396,3 0,470 0,864 1,014 1,016 1,016
397,0 0,477 0,870 1,016 1,016 1,016
397,6 0,479 0,873 1,016 1,016 1,016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
398,3 0,473 0,890 1,016 1,016 1,016
398,9 0,472 0,869 1,016 1,016 1,016
399,6 0,462 0,871 1,016 1,016 1,016
400,2 0,472 0,874 1,016 1,016 1,016
400,9 0,464 0,875 1,016 1,016 1,016
401,5 0,462 0,865 1,016 1,016 1,016
402,2 0,461 0,860 1,016 1,016 1,016
402,8 0,461 0,853 1,016 1,016 1,016
403,5 0,452 0,856 1,016 1,016 1,016
404,1 0,450 0,846 1,016 1,016 1,016
404,7 0,439 0,843 1,016 1,016 1,016
405,4 0,434 0,833 1,016 1,016 1,016
406,0 0,437 0,830 1,016 1,016 1,016
406,7 0,420 0,822 1,016 1,016 1,016
407,3 0,415 0,809 1,016 1,016 1,016
408,0 0,403 0,806 1,016 1,016 1,016
408,6 0,393 0,789 1,016 1,016 1,016
409,3 0,387 0,772 1,016 1,016 1,016
409,9 0,379 0,766 1,016 1,016 1,016
410,6 0,368 0,750 1,016 1,016 1,016
411,2 0,357 0,739 1,013 1,016 1,016
411,9 0,346 0,715 1,003 1,016 1,016
412,5 0,335 0,690 0,993 1,016 1,016
413,2 0,327 0,685 0,987 1,016 1,016
413,8 0,315 0,665 0,976 1,016 1,016
414,4 0,310 0,651 0,963 1,016 1,016
415,1 0,300 0,637 0,942 1,016 1,016
415,8 0,280 0,619 0,920 1,016 1,016
416,4 0,271 0,601 0,924 1,016 1,016
417,1 0,255 0,584 0,896 1,016 1,016
417,7 0,245 0,566 0,878 1,016 1,016
418,4 0,230 0,549 0,874 1,016 1,016
419,1 0,223 0,526 0,865 1,016 1,016
419,7 0,219 0,506 0,836 1,016 1,016
420,4 0,199 0,496 0,822 1,016 1,016
421,1 0,192 0,479 0,811 1,016 1,016
421,7 0,186 0,459 0,791 1,016 1,016
422,4 0,171 0,441 0,779 1,016 1,016
423,1 0,163 0,426 0,760 1,016 1,016
423,7 0,150 0,406 0,747 1,016 1,016
424,4 0,142 0,388 0,730 1,016 1,016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
425,1 0,133 0,375 0,701 1,016 1,016
425,7 0,132 0,360 0,683 1,016 1,016
426,4 0,124 0,336 0,666 1,016 1,016
427,1 0,113 0,325 0,651 1,016 1,016
427,7 0,098 0,305 0,625 1,016 1,016
428,4 0,092 0,293 0,606 1,016 1,016
429,1 0,088 0,276 0,589 1,016 1,016
429,7 0,081 0,258 0,561 1,016 1,016
430,4 0,075 0,242 0,545 1,009 1,016
431,1 0,071 0,221 0,524 0,970 1,016
431,7 0,065 0,211 0,495 0,927 1,016
432,4 0,060 0,194 0,471 0,899 1,016
433,1 0,053 0,171 0,438 0,859 1,016
433,7 0,049 0,161 0,421 0,831 1,016
434,4 0,049 0,149 0,390 0,792 1,016
435,1 0,044 0,132 0,369 0,752 1,016
435,7 0,041 0,118 0,340 0,715 1,016
436,4 0,039 0,106 0,318 0,682 1,016
437,1 0,038 0,092 0,304 0,649 1,016
437,7 0,036 0,081 0,280 0,611 1,016
438,4 0,031 0,075 0,256 0,584 1,016
439,1 0,031 0,068 0,231 0,549 1,016
439,7 0,030 0,063 0,212 0,502 1,016
440,4 0,031 0,057 0,195 0,477 1,016
441,1 0,028 0,045 0,174 0,448 1,016
441,7 0,030 0,046 0,164 0,415 1,016
442,4 0,027 0,045 0,145 0,378 1,016
443,1 0,027 0,038 0,130 0,363 1,016
443,7 0,029 0,039 0,119 0,334 1,016
444,4 0,028 0,036 0,107 0,300 1,016
445,1 0,028 0,037 0,092 0,292 1,016
445,7 0,025 0,033 0,084 0,263 1,016
446,4 0,026 0,032 0,076 0,246 1,016
447,1 0,028 0,030 0,075 0,226 1,016
447,7 0,024 0,033 0,066 0,214 1,016
448,4 0,026 0,030 0,064 0,196 1,016
449,1 0,024 0,032 0,057 0,181 1,016
449,7 0,025 0,031 0,052 0,175 1,016
450,4 0,030 0,032 0,052 0,157 1,016
451,1 0,025 0,027 0,049 0,147 1,016
451,7 0,026 0,029 0,048 0,139 1,016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
452,4 0,026 0,027 0,049 0,131 1,016
453,1 0,027 0,030 0,043 0,122 1,016
453,7 0,026 0,028 0,041 0,117 1,016
454,4 0,029 0,028 0,040 0,115 1,016
455,1 0,023 0,029 0,038 0,106 1,016
455,7 0,025 0,029 0,041 0,104 1,016
456,4 0,026 0,027 0,036 0,099 1,016
457,1 0,024 0,029 0,035 0,096 1,016
457,7 0,026 0,030 0,038 0,092 1,016
458,4 0,023 0,030 0,038 0,087 1,016
459,1 0,022 0,030 0,039 0,085 1,016
459,7 0,024 0,030 0,036 0,084 1,016
460,4 0,027 0,029 0,034 0,080 1,016
461,1 0,025 0,029 0,034 0,078 1,016
461,7 0,028 0,026 0,035 0,075 1,016
462,4 0,023 0,030 0,034 0,069 1,016
463,1 0,027 0,033 0,033 0,068 1,016
463,7 0,028 0,028 0,030 0,065 1,016
464,4 0,023 0,027 0,031 0,058 1,016
465,1 0,030 0,031 0,032 0,057 1,016
465,7 0,027 0,028 0,032 0,056 1,014
466,4 0,025 0,026 0,030 0,052 1,002
467,1 0,024 0,027 0,032 0,050 0,972
467,7 0,025 0,027 0,033 0,049 0,942
468,4 0,025 0,027 0,030 0,043 0,895
469,1 0,026 0,025 0,028 0,037 0,866
469,7 0,025 0,026 0,031 0,039 0,827
470,4 0,024 0,031 0,028 0,039 0,786
471,1 0,026 0,027 0,030 0,034 0,747
471,7 0,026 0,030 0,029 0,036 0,700
472,4 0,024 0,030 0,032 0,037 0,663
473,1 0,028 0,027 0,027 0,035 0,630
473,7 0,025 0,029 0,030 0,033 0,583
474,4 0,028 0,031 0,028 0,034 0,538
475,1 0,033 0,025 0,028 0,035 0,510
475,7 0,027 0,028 0,029 0,033 0,465
476,4 0,025 0,030 0,028 0,032 0,440
477,1 0,028 0,027 0,028 0,031 0,402
477,7 0,029 0,026 0,029 0,031 0,373
478,4 0,027 0,027 0,033 0,031 0,347
479,1 0,025 0,028 0,027 0,031 0,323
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
479,7 0,025 0,028 0,029 0,030 0,295
480,4 0,026 0,026 0,028 0,031 0,264
481,1 0,029 0,030 0,028 0,030 0,247
481,7 0,025 0,029 0,027 0,029 0,228
482,4 0,029 0,026 0,029 0,031 0,222
483,1 0,029 0,029 0,028 0,031 0,209
483,7 0,027 0,027 0,028 0,031 0,197
484,4 0,025 0,028 0,030 0,034 0,184
485,1 0,028 0,025 0,026 0,032 0,178
485,7 0,027 0,026 0,027 0,030 0,168
486,4 0,029 0,028 0,026 0,032 0,164
487,1 0,026 0,028 0,030 0,031 0,166
487,7 0,027 0,029 0,029 0,030 0,163
488,4 0,029 0,030 0,028 0,030 0,165
489,0 0,028 0,032 0,027 0,029 0,166
489,7 0,028 0,029 0,029 0,030 0,171
490,3 0,028 0,031 0,030 0,033 0,176
491,0 0,027 0,028 0,029 0,031 0,184
491,7 0,031 0,032 0,030 0,034 0,193
492,3 0,028 0,027 0,030 0,036 0,201
493,0 0,028 0,030 0,032 0,031 0,221
493,6 0,029 0,028 0,033 0,034 0,241
494,3 0,028 0,030 0,031 0,033 0,255
494,9 0,029 0,030 0,032 0,034 0,287
495,6 0,028 0,034 0,034 0,038 0,322
496,3 0,029 0,032 0,035 0,038 0,358
496,9 0,030 0,029 0,033 0,038 0,415
497,6 0,031 0,032 0,031 0,038 0,462
498,2 0,032 0,033 0,036 0,039 0,522
498,9 0,031 0,032 0,037 0,042 0,600
499,6 0,029 0,034 0,035 0,042 0,678
500,2 0,031 0,034 0,036 0,050 0,779
500,9 0,032 0,038 0,037 0,049 0,891
501,5 0,033 0,036 0,040 0,055 1,001
502,2 0,030 0,036 0,041 0,065 1,016
502,8 0,031 0,034 0,044 0,078 1,016
503,5 0,033 0,034 0,048 0,092 1,016
504,2 0,034 0,035 0,049 0,121 1,016
504,8 0,036 0,039 0,062 0,149 1,016
505,5 0,035 0,039 0,071 0,197 1,016
506,1 0,037 0,043 0,088 0,248 1,016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
506,8 0,035 0,048 0,103 0,306 1,016
507,5 0,033 0,051 0,135 0,387 1,016
508,1 0,039 0,059 0,178 0,483 1,016
508,8 0,043 0,065 0,228 0,601 1,016
509,4 0,047 0,083 0,281 0,723 1,016
510,1 0,046 0,105 0,368 0,866 1,016
510,7 0,058 0,138 0,450 1,000 1,016
511,4 0,063 0,181 0,554 1,016 1,016
512,1 0,083 0,236 0,672 1,016 1,016
512,7 0,099 0,296 0,812 1,016 1,016
513,4 0,133 0,365 0,964 1,016 1,016
514,0 0,173 0,453 1,016 1,016 1,016
514,7 0,214 0,554 1,016 1,016 1,016
515,3 0,271 0,668 1,016 1,016 1,016
516,0 0,345 0,792 1,016 1,016 1,016
516,7 0,415 0,917 1,016 1,016 1,016
517,3 0,508 1,015 1,016 1,016 1,016
518,0 0,598 1,015 1,016 1,016 1,016
518,6 0,701 1,015 1,016 1,016 1,016
Lampiran 2
Tabel hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan standar Eritrosine
CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan
Ponceau 4R CI 16255 pada konsentrasi 8 ml/l dan larutan standar Tartrasine CI
19410pada konsentrasi 8 ml/l
Panjang gelombang(nm) Eritosin Eritrosine-
Carmoisine Carmoisine Ponceau 4R Tartrasine
370,5 1,001 0,771 0,598 0,021 0,019
371,1 1,015 0,780 0,593 0,023 0,021
371,8 1,016 0,788 0,605 0,021 0,023
372,4 1,016 0,812 0,613 0,022 0,017
373,1 1,016 0,822 0,612 0,022 0,019
373,7 1,016 0,826 0,617 0,024 0,018
374,4 1,016 0,843 0,629 0,022 0,016
375 1,016 0,847 0,633 0,023 0,022
375,7 1,016 0,868 0,648 0,024 0,020
376,3 1,016 0,877 0,649 0,021 0,018
376,9 1,016 0,889 0,666 0,024 0,021
377,6 1,016 0,903 0,668 0,021 0,022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
378,2 1,016 0,912 0,666 0,020 0,018
378,9 1,016 0,927 0,683 0,024 0,023
379,5 1,016 0,929 0,694 0,022 0,019
380,2 1,016 0,940 0,697 0,024 0,019
380,8 1,016 0,951 0,699 0,023 0,019
381,5 1,016 0,962 0,702 0,021 0,020
382,1 1,016 0,986 0,715 0,022 0,017
382,8 1,016 0,994 0,718 0,022 0,020
383,4 1,016 0,994 0,728 0,022 0,020
384,1 1,016 1,002 0,729 0,024 0,018
384,7 1,016 1,015 0,737 0,022 0,023
385,4 1,016 1,015 0,754 0,024 0,019
386 1,016 1,015 0,748 0,025 0,019
386,6 1,016 1,015 0,770 0,024 0,019
387,3 1,016 1,015 0,779 0,015 0,020
387,9 1,016 1,015 0,784 0,027 0,018
388,6 1,016 1,015 0,795 0,025 0,021
389,2 1,016 1,015 0,807 0,024 0,022
389,9 1,016 1,015 0,817 0,024 0,020
390,5 1,016 1,015 0,823 0,021 0,021
391,2 1,016 1,015 0,832 0,023 0,024
391,8 1,016 1,015 0,825 0,024 0,021
392,5 1,016 1,015 0,843 0,023 0,021
393,1 1,016 1,015 0,846 0,019 0,023
393,8 1,016 1,015 0,855 0,019 0,023
394,4 1,016 1,015 0,854 0,024 0,024
395 1,016 1,015 0,861 0,023 0,023
395,7 1,016 1,015 0,865 0,025 0,023
396,3 1,016 1,015 0,864 0,024 0,023
397 1,016 1,015 0,870 0,024 0,022
397,6 1,016 1,015 0,873 0,023 0,023
398,3 1,016 1,015 0,890 0,025 0,023
398,9 1,016 1,015 0,869 0,020 0,026
399,6 1,016 1,015 0,871 0,021 0,024
400,2 1,016 1,015 0,874 0,025 0,025
400,9 1,016 1,015 0,875 0,021 0,026
401,5 1,016 1,015 0,865 0,020 0,027
402,2 1,016 1,015 0,860 0,022 0,027
402,8 1,016 1,015 0,853 0,022 0,030
403,5 1,016 1,015 0,856 0,023 0,029
404,1 1,016 1,015 0,846 0,025 0,029
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
404,7 1,016 1,015 0,843 0,020 0,034
405,4 1,016 1,015 0,833 0,022 0,035
406 1,016 1,015 0,830 0,021 0,035
406,7 1,016 1,015 0,822 0,023 0,037
407,3 1,016 1,015 0,809 0,023 0,040
408 1,016 1,015 0,806 0,023 0,046
408,6 1,016 1,015 0,789 0,025 0,048
409,3 1,016 1,015 0,772 0,025 0,051
409,9 1,016 1,015 0,766 0,023 0,054
410,6 1,016 1,015 0,750 0,023 0,063
411,2 1,016 1,015 0,739 0,022 0,070
411,9 1,016 1,015 0,715 0,024 0,074
412,5 1,016 1,015 0,690 0,023 0,085
413,2 1,016 1,015 0,685 0,026 0,088
413,8 1,016 1,015 0,665 0,023 0,101
414,4 1,016 1,015 0,651 0,027 0,114
415,1 1,016 1,015 0,637 0,023 0,122
415,8 1,016 1,015 0,619 0,022 0,136
416,4 1,016 1,015 0,601 0,024 0,150
417,1 1,016 1,015 0,584 0,027 0,163
417,7 1,016 1,015 0,566 0,023 0,181
418,4 1,016 1,015 0,549 0,024 0,200
419,1 1,016 1,015 0,526 0,022 0,212
419,7 1,016 1,015 0,506 0,024 0,237
420,4 1,016 1,015 0,496 0,024 0,251
421,1 1,016 1,015 0,479 0,019 0,271
421,7 1,016 1,015 0,459 0,025 0,289
422,4 1,016 1,015 0,441 0,021 0,314
423,1 1,016 1,015 0,426 0,024 0,333
423,7 1,016 1,015 0,406 0,026 0,365
424,4 1,016 1,015 0,388 0,024 0,385
425,1 1,016 1,015 0,375 0,026 0,405
425,7 1,016 1,015 0,360 0,024 0,418
426,4 1,016 1,015 0,336 0,028 0,452
427,1 1,016 1,015 0,325 0,024 0,469
427,7 1,016 1,015 0,305 0,020 0,490
428,4 1,016 1,015 0,293 0,020 0,514
429,1 1,016 1,015 0,276 0,026 0,529
429,7 1,016 1,015 0,258 0,023 0,555
430,4 1,016 1,015 0,242 0,025 0,577
431,1 0,989 1,015 0,221 0,025 0,593
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
431,7 0,952 1,015 0,211 0,024 0,602
432,4 0,906 1,015 0,194 0,022 0,618
433,1 0,858 1,014 0,171 0,026 0,645
433,7 0,818 0,991 0,161 0,024 0,653
434,4 0,765 0,979 0,149 0,027 0,673
435,1 0,726 0,965 0,132 0,024 0,679
435,7 0,681 0,949 0,118 0,025 0,699
436,4 0,640 0,934 0,106 0,023 0,699
437,1 0,600 0,922 0,092 0,024 0,719
437,7 0,558 0,897 0,081 0,026 0,733
438,4 0,521 0,880 0,075 0,022 0,745
439,1 0,483 0,872 0,068 0,025 0,767
439,7 0,447 0,853 0,063 0,022 0,774
440,4 0,408 0,851 0,057 0,024 0,777
441,1 0,377 0,839 0,045 0,024 0,791
441,7 0,342 0,836 0,046 0,026 0,806
442,4 0,318 0,821 0,045 0,026 0,821
443,1 0,285 0,807 0,038 0,024 0,827
443,7 0,264 0,798 0,039 0,028 0,836
444,4 0,241 0,797 0,036 0,026 0,841
445,1 0,219 0,791 0,037 0,023 0,854
445,7 0,195 0,779 0,033 0,028 0,880
446,4 0,177 0,773 0,032 0,024 0,878
447,1 0,159 0,769 0,030 0,025 0,882
447,7 0,150 0,762 0,033 0,025 0,897
448,4 0,133 0,747 0,030 0,027 0,896
449,1 0,117 0,739 0,032 0,026 0,905
449,7 0,116 0,730 0,031 0,028 0,915
450,4 0,105 0,721 0,032 0,024 0,926
451,1 0,098 0,722 0,027 0,029 0,937
451,7 0,089 0,707 0,029 0,024 0,938
452,4 0,084 0,699 0,027 0,026 0,940
453,1 0,083 0,696 0,030 0,025 0,951
453,7 0,077 0,697 0,028 0,027 0,958
454,4 0,072 0,685 0,028 0,026 0,958
455,1 0,064 0,672 0,029 0,027 0,963
455,7 0,067 0,669 0,029 0,023 0,980
456,4 0,061 0,654 0,027 0,025 0,990
457,1 0,064 0,657 0,029 0,024 0,988
457,7 0,062 0,652 0,030 0,026 0,985
458,4 0,060 0,636 0,030 0,028 0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
459,1 0,057 0,629 0,030 0,026 0,999
459,7 0,052 0,626 0,030 0,025 1,003
460,4 0,053 0,615 0,029 0,028 0,997
461,1 0,048 0,611 0,029 0,028 1,005
461,7 0,044 0,612 0,026 0,028 1,007
462,4 0,049 0,601 0,030 0,027 1,008
463,1 0,046 0,596 0,033 0,026 0,995
463,7 0,046 0,594 0,028 0,027 1,012
464,4 0,041 0,581 0,027 0,025 1,005
465,1 0,044 0,572 0,031 0,024 1,010
465,7 0,038 0,572 0,028 0,022 1,012
466,4 0,042 0,565 0,026 0,027 1,012
467,1 0,041 0,560 0,027 0,024 1,007
467,7 0,039 0,558 0,027 0,028 1,011
468,4 0,034 0,551 0,027 0,027 1,007
469,1 0,033 0,544 0,025 0,026 1,007
469,7 0,035 0,543 0,026 0,026 1,013
470,4 0,033 0,535 0,031 0,027 1,015
471,1 0,032 0,532 0,027 0,026 1,016
471,7 0,033 0,528 0,030 0,024 1,016
472,4 0,031 0,530 0,030 0,026 1,016
473,1 0,030 0,526 0,027 0,023 1,016
473,7 0,034 0,527 0,029 0,022 1,016
474,4 0,031 0,530 0,031 0,027 1,016
475,1 0,031 0,534 0,025 0,024 1,016
475,7 0,031 0,541 0,028 0,027 1,016
476,4 0,031 0,526 0,030 0,029 1,016
477,1 0,032 0,529 0,027 0,026 1,016
477,7 0,035 0,537 0,026 0,025 1,016
478,4 0,034 0,533 0,027 0,029 1,016
479,1 0,034 0,536 0,028 0,026 1,016
479,7 0,031 0,549 0,028 0,026 1,016
480,4 0,031 0,545 0,026 0,026 1,016
481,1 0,033 0,550 0,030 0,027 1,014
481,7 0,032 0,544 0,029 0,026 1,012
482,4 0,033 0,560 0,026 0,027 1,010
483,1 0,030 0,563 0,029 0,026 1,009
483,7 0,032 0,570 0,027 0,027 1,001
484,4 0,032 0,567 0,028 0,026 1,003
485,1 0,033 0,575 0,025 0,031 1,001
485,7 0,031 0,583 0,026 0,027 0,989
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
486,4 0,031 0,593 0,028 0,026 0,974
487,1 0,032 0,606 0,028 0,027 0,978
487,7 0,035 0,605 0,029 0,029 0,970
488,4 0,031 0,620 0,030 0,026 0,974
489 0,034 0,627 0,032 0,025 0,979
489,7 0,032 0,639 0,029 0,027 0,981
490,3 0,033 0,651 0,031 0,027 0,981
491 0,033 0,660 0,028 0,028 0,983
491,7 0,034 0,672 0,032 0,029 0,984
492,3 0,037 0,685 0,027 0,028 0,985
493 0,038 0,701 0,030 0,030 0,979
493,6 0,034 0,707 0,028 0,026 0,983
494,3 0,036 0,727 0,030 0,029 0,980
494,9 0,040 0,739 0,030 0,026 0,969
495,6 0,039 0,746 0,034 0,028 0,955
496,3 0,042 0,764 0,032 0,031 0,960
496,9 0,043 0,776 0,029 0,029 0,940
497,6 0,041 0,799 0,032 0,025 0,932
498,2 0,041 0,812 0,033 0,031 0,924
498,9 0,044 0,833 0,032 0,026 0,914
499,6 0,044 0,854 0,034 0,025 0,900
500,2 0,047 0,870 0,034 0,029 0,907
500,9 0,047 0,891 0,038 0,028 0,882
501,5 0,049 0,909 0,036 0,028 0,878
502,2 0,054 0,920 0,036 0,027 0,863
502,8 0,063 0,952 0,034 0,027 0,863
503,5 0,069 0,971 0,034 0,027 0,852
504,2 0,086 0,989 0,035 0,026 0,845
504,8 0,111 1,009 0,039 0,031 0,837
505,5 0,142 1,015 0,039 0,030 0,819
506,1 0,193 1,015 0,043 0,030 0,819
506,8 0,249 1,015 0,048 0,032 0,807
507,5 0,321 1,015 0,051 0,030 0,803
508,1 0,408 1,015 0,059 0,029 0,803
508,8 0,524 1,015 0,065 0,032 0,796
509,4 0,671 1,015 0,083 0,031 0,782
510,1 0,830 1,015 0,105 0,031 0,775
510,7 1,002 1,015 0,138 0,028 0,778
511,4 1,016 1,015 0,181 0,028 0,772
512,1 1,016 1,015 0,236 0,029 0,767
512,7 1,016 1,015 0,296 0,035 0,762
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
513,4 1,016 1,015 0,365 0,031 0,767
514 1,016 1,015 0,453 0,034 0,754
514,7 1,016 1,015 0,554 0,030 0,748
515,3 1,016 1,015 0,668 0,033 0,741
516 1,016 1,015 0,792 0,033 0,735
Lampiran 3
Tabel Perbandingan Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang (nm) larutan
standar Carmoisine CI 14720 dengan konsentrasi 10 ml/L, 8 ml/L dengan sampel
minuman panter pada konsentrasi x ml/l, 8/10x ml/l.
Panjang gelombang(nm) Carmoisine Sampel Panter
𝑰𝟏𝟎 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝟖 𝒎𝒍/𝑳 𝑰𝒙 𝑰 𝟖𝟏𝟎𝒙 𝒎𝒍/𝑳
370,5 0,656 0,771 0,707 0,709
371,1 0,674 0,780 0,710 0,717
371,8 0,679 0,788 0,727 0,732
372,4 0,691 0,812 0,738 0,742
373,1 0,703 0,822 0,746 0,745
373,7 0,713 0,826 0,754 0,755
374,4 0,723 0,843 0,773 0,770
375 0,738 0,847 0,777 0,787
375,7 0,745 0,868 0,791 0,787
376,3 0,748 0,877 0,803 0,811
376,9 0,760 0,889 0,810 0,817
377,6 0,764 0,903 0,821 0,824
378,2 0,781 0,912 0,842 0,848
378,9 0,787 0,927 0,840 0,845
379,5 0,802 0,929 0,857 0,857
380,2 0,806 0,940 0,866 0,879
380,8 0,817 0,951 0,882 0,874
381,5 0,828 0,962 0,891 0,893
382,1 0,838 0,986 0,899 0,899
382,8 0,848 0,994 0,906 0,912
383,4 0,860 0,994 0,925 0,916
384,1 0,872 1,002 0,929 0,936
384,7 0,869 1,015 0,941 0,944
385,4 0,885 1,015 0,951 0,955
386 0,892 1,015 0,973 0,956
386,6 0,898 1,015 0,967 0,978
387,3 0,914 1,015 0,994 0,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
387,9 0,912 1,015 1,004 0,997
388,6 0,930 1,015 1,011 1,016
389,2 0,935 1,015 1,016 1,016
389,9 0,949 1,015 1,016 1,016
390,5 0,953 1,015 1,016 1,016
391,2 0,977 1,015 1,016 1,016
391,8 0,983 1,015 1,016 1,016
392,5 0,986 1,015 1,016 1,016
393,1 1,010 1,015 1,016 1,016
393,8 1,015 1,015 1,016 1,016
394,4 1,015 1,015 1,016 1,016
395 1,015 1,015 1,016 1,016
395,7 1,015 1,015 1,016 1,016
396,3 1,015 1,015 1,016 1,016
397 1,015 1,015 1,016 1,016
397,6 1,015 1,015 1,016 1,016
398,3 1,015 1,015 1,016 1,016
398,9 1,015 1,015 1,016 1,016
399,6 1,015 1,015 1,016 1,016
400,2 1,015 1,015 1,016 1,016
400,9 1,015 1,015 1,016 1,016
401,5 1,015 1,015 1,016 1,016
402,2 1,015 1,015 1,016 1,016
402,8 1,015 1,015 1,016 1,016
403,5 1,015 1,015 1,016 1,016
404,1 1,015 1,015 1,016 1,016
404,7 1,015 1,015 1,016 1,016
405,4 1,015 1,015 1,016 1,016
406 1,015 1,015 1,016 1,016
406,7 1,015 1,015 1,016 1,016
407,3 1,015 1,015 1,016 1,016
408 1,015 1,015 1,016 1,016
408,6 1,015 1,015 1,016 1,016
409,3 1,015 1,015 1,016 1,016
409,9 1,015 1,015 1,016 1,016
410,6 1,015 1,015 1,016 1,016
411,2 1,015 1,015 1,016 1,016
411,9 1,015 1,015 1,016 1,016
412,5 1,015 1,015 1,016 1,016
413,2 1,015 1,015 1,016 1,016
413,8 1,015 1,015 1,016 1,016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
414,4 1,015 1,015 1,016 1,016
415,1 1,011 1,015 1,016 1,016
415,8 0,997 1,015 1,016 1,016
416,4 1,001 1,015 1,016 1,016
417,1 0,991 1,015 1,016 1,016
417,7 0,983 1,015 1,016 1,016
418,4 0,970 1,015 1,016 1,016
419,1 0,958 1,015 1,016 1,016
419,7 0,937 1,015 1,016 1,016
420,4 0,946 1,015 1,016 1,016
421,1 0,933 1,015 1,016 1,016
421,7 0,910 1,015 1,016 1,016
422,4 0,897 1,015 1,016 1,016
423,1 0,880 1,015 1,016 1,016
423,7 0,868 1,015 1,016 1,016
424,4 0,853 1,015 1,016 1,016
425,1 0,839 1,015 1,016 1,016
425,7 0,827 1,015 1,016 1,016
426,4 0,810 1,015 1,016 1,016
427,1 0,806 1,015 1,016 1,016
427,7 0,781 1,015 1,016 1,016
428,4 0,779 1,015 1,016 1,016
429,1 0,761 1,015 1,016 1,016
429,7 0,743 1,015 1,016 1,016
430,4 0,740 1,015 1,016 1,016
431,1 0,726 1,015 1,016 1,016
431,7 0,710 1,015 1,016 1,016
432,4 0,691 1,015 1,016 1,016
433,1 0,690 1,014 1,016 1,016
433,7 0,673 0,991 1,016 1,009
434,4 0,652 0,979 1,016 0,999
435,1 0,640 0,965 1,016 0,973
435,7 0,620 0,949 1,016 0,959
436,4 0,609 0,934 1,016 0,942
437,1 0,599 0,922 1,016 0,928
437,7 0,581 0,897 1,016 0,920
438,4 0,567 0,880 1,016 0,917
439,1 0,562 0,872 1,016 0,903
439,7 0,551 0,853 1,016 0,894
440,4 0,543 0,851 1,016 0,880
441,1 0,530 0,839 1,016 0,874
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
441,7 0,516 0,836 1,016 0,861
442,4 0,511 0,821 1,016 0,865
443,1 0,503 0,807 1,014 0,852
443,7 0,494 0,798 1,007 0,855
444,4 0,479 0,797 1,008 0,832
445,1 0,475 0,791 1,009 0,830
445,7 0,467 0,779 0,990 0,826
446,4 0,463 0,773 0,988 0,824
447,1 0,448 0,769 0,985 0,813
447,7 0,446 0,762 0,986 0,796
448,4 0,443 0,747 0,973 0,797
449,1 0,425 0,739 0,976 0,788
449,7 0,419 0,730 0,957 0,784
450,4 0,427 0,721 0,963 0,768
451,1 0,407 0,722 0,947 0,756
451,7 0,409 0,707 0,944 0,756
452,4 0,404 0,699 0,946 0,757
453,1 0,391 0,696 0,935 0,753
453,7 0,391 0,697 0,928 0,734
454,4 0,384 0,685 0,925 0,730
455,1 0,373 0,672 0,922 0,719
455,7 0,367 0,669 0,904 0,722
456,4 0,361 0,654 0,906 0,708
457,1 0,363 0,657 0,898 0,704
457,7 0,354 0,652 0,891 0,688
458,4 0,348 0,636 0,880 0,691
459,1 0,340 0,629 0,871 0,676
459,7 0,332 0,626 0,863 0,672
460,4 0,326 0,615 0,866 0,664
461,1 0,329 0,611 0,852 0,664
461,7 0,321 0,612 0,846 0,651
462,4 0,317 0,601 0,852 0,638
463,1 0,309 0,596 0,840 0,637
463,7 0,304 0,594 0,833 0,625
464,4 0,299 0,581 0,831 0,630
465,1 0,298 0,572 0,818 0,615
465,7 0,288 0,572 0,818 0,614
466,4 0,287 0,565 0,826 0,614
467,1 0,284 0,560 0,802 0,604
467,7 0,281 0,558 0,808 0,598
468,4 0,278 0,551 0,798 0,596
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
469,1 0,275 0,544 0,789 0,592
469,7 0,269 0,543 0,798 0,594
470,4 0,275 0,535 0,797 0,589
471,1 0,268 0,532 0,806 0,579
471,7 0,263 0,528 0,800 0,594
472,4 0,265 0,530 0,804 0,590
473,1 0,260 0,526 0,787 0,584
473,7 0,258 0,527 0,801 0,588
474,4 0,262 0,530 0,804 0,576
475,1 0,263 0,534 0,794 0,587
475,7 0,258 0,541 0,812 0,586
476,4 0,259 0,526 0,816 0,594
477,1 0,259 0,529 0,813 0,586
477,7 0,260 0,537 0,809 0,588
478,4 0,261 0,533 0,811 0,596
479,1 0,261 0,536 0,814 0,598
479,7 0,262 0,549 0,819 0,598
480,4 0,262 0,545 0,827 0,594
481,1 0,268 0,550 0,829 0,603
481,7 0,270 0,544 0,839 0,610
482,4 0,262 0,560 0,853 0,608
483,1 0,267 0,563 0,862 0,613
483,7 0,272 0,570 0,877 0,628
484,4 0,277 0,567 0,864 0,637
485,1 0,278 0,575 0,878 0,636
485,7 0,284 0,583 0,884 0,643
486,4 0,285 0,593 0,897 0,645
487,1 0,289 0,606 0,911 0,652
487,7 0,295 0,605 0,916 0,662
488,4 0,300 0,620 0,920 0,671
489 0,304 0,627 0,939 0,684
489,7 0,311 0,639 0,943 0,700
490,3 0,313 0,651 0,964 0,703
491 0,324 0,660 0,968 0,709
491,7 0,332 0,672 0,989 0,730
492,3 0,336 0,685 0,995 0,732
493 0,345 0,701 1,014 0,739
493,6 0,357 0,707 1,016 0,749
494,3 0,366 0,727 1,016 0,754
494,9 0,371 0,739 1,016 0,771
495,6 0,381 0,746 1,016 0,786
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
496,3 0,386 0,764 1,016 0,802
496,9 0,399 0,776 1,016 0,815
497,6 0,410 0,799 1,016 0,834
498,2 0,422 0,812 1,016 0,847
498,9 0,434 0,833 1,016 0,870
499,6 0,443 0,854 1,016 0,886
500,2 0,459 0,870 1,016 0,901
500,9 0,462 0,891 1,016 0,913
501,5 0,478 0,909 1,016 0,932
502,2 0,489 0,920 1,016 0,961
502,8 0,506 0,952 1,016 0,970
503,5 0,525 0,971 1,016 0,982
504,2 0,532 0,989 1,016 1,002
504,8 0,543 1,009 1,016 1,016
505,5 0,564 1,015 1,016 1,016
506,1 0,582 1,015 1,016 1,016
506,8 0,594 1,015 1,016 1,016
507,5 0,614 1,015 1,016 1,016
508,1 0,628 1,015 1,016 1,016
508,8 0,639 1,015 1,016 1,016
509,4 0,670 1,015 1,016 1,016
510,1 0,679 1,015 1,016 1,016
510,7 0,700 1,015 1,016 1,016
511,4 0,722 1,015 1,016 1,016
512,1 0,752 1,015 1,016 1,016
512,7 0,769 1,015 1,016 1,016
513,4 0,786 1,015 1,016 1,016
514 0,824 1,015 1,016 1,016
Lampiran 4
Perhitungan untuk menentukan konsentrasi pewarna merah dalam sampel
berdasarkan data absorbansi sampel dari hasil pengukuran menggunakan
nilai absorbansi menggunakan detektor Colorimeter.
a. Untuk data no 1 pada tabel 4.6 Besar konsentrasi pewarna merah dalam
sampel yang mengandung Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720.
1. Jenis pewarna merah : Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720.
2. Nilai absorbansi(A) : 1,19
3. Persamaan garis dengan selektifitas dan sensitifitas optimal
𝑨 = (8,3 ± 0,7) × 10−2𝑪+ (37,2 ± 4,5) × 10−2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4. Konsentrasi
𝒄 =𝑨−𝟎,𝟑𝟕𝟐
𝟎,𝟎𝟖𝟑
𝒄 =𝟏,𝟏𝟗−𝟎,𝟑𝟕𝟐
𝟎,𝟎𝟖𝟑= 𝟗, 𝟗𝟒
5. Perhitungan ralat
∆𝒄 =𝟏,𝟏𝟗−𝟎,𝟑𝟕𝟐
𝟎,𝟎𝟖𝟑(√(
𝟎,𝟎𝟎𝟕
𝟎,𝟎𝟖𝟑)𝟐
+ (𝟎,𝟎𝟒𝟓
𝟎,𝟑𝟕𝟐)𝟐
)
∆𝒄 = 𝟏, 𝟒𝟓
6. Konsentrasi pewarna merah dalam sampel
𝑐 = (9,94 ± 1,45)𝑚𝑙 𝑙⁄
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended