Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian
Pembuatan desain merupakan tahapan penting dan merupakan salah satu
faktor keberhasilan sebuah gigi tiruan. Desain yang baik dapat memenuhi retensi,
stabilisasi, support, dan estetika, sehingga antara lain mencegah kerusakan
jaringan dalam mulut, akibat ketidaktepatan pada pola perencanaan, kesalahan
yang tidak seharusnya terjadi dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Desain harus memenuhi persyaratan:
1. Retensi, yaitu kemampuan GT bertahan terhadap gaya yang melepaskan.
Terutama dari cangkolan (retainer) pada gigi penyangga.
2. Stabilisasi, yaitu kemampuan GT agar tidak goncang/bergeser pada
pemakaian. Terutama berhubunga dengan dukungan/support (dari
gigi/mukosa), dan oklusi.
3. Estetika, yaitu keindahan yang sesuai dengan kepribadian.
4. Support, yaitu kemampuan GT untuk menahan tekanan dalam arah apikal.
5. Arah pemasangan.
Membuat desain GTSL pada model:
1. Tentukan gigi sandaran (surveying)
2. Buat garis survey (surveying)
3. Tentukan arah pemasangan (dari surveying)
4. Tentukan perluasan landasan.
10 Prinsip Desain GTSL:
Prinsip 1: Restorasi Relasi Sentrik
Kebanyakan kesalahan GTSL karena hubungan oklusal dengan GT menganggu
dudukan TMJ. Bila intercusp maksimal dari oklusi disejajarkan dengan kondilus maka
(A) ada kecendenrungan GT posterior terkena lebih dulu ketika kondilus terangkat pada
relasi sentrik di dudukan. (B) otot elevator hiperaktif yang akan menyebabkan tekanan
berat pada ridge pendukung. GT akan lebih nyaman digunakan pasien bila oklusinya
berharmoni dengan TMJ.
Gambar 1. Intercusp maksimal
Kontur dan posisi restorasi gigi penyangga harus sesuai dengan hubungan
maksilomandibular yang benar. Saat memposisikan perlekatan GT atau bar yang
presisi, hubungan oklusal harus menjadi pertimbangan yang penting.
Prinsip 2: Desain untuk Memelihara Gigi Penyangga
GTSL memiliki fungsi lebih sekedar mengantikan gigi yang hilang. Desain yang
benar memungkinkan tersedianya stabilisasi efektif pada GT yang memungkinkan untuk
menyelamatkan gigi dengan tulang pendukung yang parah ketika digunakan sebagai
penyangga. Pemeliharaan gigi yang tersisa harus menjadi tujuan utama untuk
membetulkan desain GTSL.
Prinsip 3: Desain Stabilisasi Horizontal
Stabilisasi horizontal selalu menjadi prioritas utama untuk mempertahankan gigi
penyangga. Tujuan dari stabilisasi resiprokal adalah stabilitas gigi, saat dasarnya dapat
cocok/pas dengan jaringan yang memberi efek stabil terhadap gigi. Bila dasar GT
beradaptasi terlalu kuat terhadap ridge atau palatum, maka akan mencegah pergerakan
horizontal. Desain yang baik menggunakan gigi untuk menahan dasar GT terhadap
jaringan (stabilisasi), mencegah gigi penyangga goyang atau bergerak secara horizontal.
Stabilisasi horizontal dapat tercapai dengan:
Clasp
Gambar 2. Clasp
Bila clasp untuk memenuhi syarat stabilisasi horizontal, diperlukan lebih dari
180o mengelilingi gigi. Ketika stabilisasi horizontal terpenuhi, pemisahan horizontal gigi
dari dasar GT tidak diperlukan.
Intracoronal Attachment
Gambar 3. Intracoronal Attachment
Setiap dudukan dalam atau keyway slot yang dibentuk untuk mencegah
pergerakan horizontal baik dari gigi atau GT dapat menggunakan intracoronal
attactment. Terdapat dalam berbagai ukuran dan bentuk, tapi membutuhkan reduksi gigi
yang sangat banyak dibantuk extracoronal attachment, dan membutuhkan metal pada
permukaan oklusal. Meskipun perlekatan intracoronal keyway lebih populer pada jaman
dulu, ada banyak keuntungan tanpa kerugian dalam penggunaan extracoronal attachment.
Extracoronal Attachment
Gambar 4. Extracoronal Attachment
Idelnya mengggunakan male segment yang terletak eksternal pada kontur gigi
normal. The keyway (female) segment adalah bagian dari dasar GT. Keuntungan
dibanding intracoronal keyways adalah memerlukan reduksi gigi yang lebih sedikit, dan
tidak terlihat ketika GT digunakan.
Bar Attachment
Gambar 5. Bar Attachment
Bar diletakan pada akhiran kedua gigi penyangga. Bar sebagai male segment dan
ditempatkan pada bar female segment. Bar dan matriksnya digunakan sebagai perlekatan
besar yang presisi, memberikan stabilisasi horizontal kuat dan stabil. Bar lepasan ini
digunakan selama 1 dekade dan terbukti nyaman (protesa bebas masalah).
Prinsip 4: Minimalisir Torsi pada Gigi Penyangga
Dasar dudukan GT harus dihubungkan dengan posisi pasif gigi penyangga. Ada 3 cara
untuk mewujudkannya:
1. Alat cetak buatan tangan dengan pembebasan pada gigi dan jaringan lunak.
Cetakan ini harus memperbolehkan pinggiran yang dapat dibentuk dan ditekan
dengan pelan pada jaringan lunak ke posisi pasif pada gigi penyangga.
2. Basis GT berhubungan dengan gigi penyangga dalam mulut. Setelah basis GT
selesai, tehan dengan kuat pada bagian jaringan lunak, saat perlekatan gigi
mengenai basis.
3. Menandai ulang setelah penempatan. Saat protesa lengkap ditempatkan, segera
laukan reline (penandaan kembali) pada posisi pasif di gigi penyangga. Yang
dekat dengan gigi kontak tidak diizinkan selama prosedur relining. Setelah
pencetakan relining selesai, oklusi perlu dievaluasi lagi dan diperbaiki, bila
diperlukan.
Prinsip 5: Gunakan perlekatan rigid
Untuk mengerti kerasionalan perlekatan rigid, analisis prinsip splint sebagai berikut,
didemonstasikan dengan penggunakan bar rigid pada gigi yang bergerak dengan support
tulang yang baik. Perhatikan bagaimana gaya dialihkan dengan efek splinting.
Gambar 6. Gigi dengan dukungan tulang yang baik dan bergerak dalam segala arah
Gambar 7. Gigi yang sama setelah diberi bar splint. Perhatikan bagaimana gaya lateral dialihkan
ke bawah long axis ketika gigi displint rigid.
Gambar 7. Bar menyebabkan gaya lateral dialihkan tapi tidak mencegah gigi dari kegoyangan ke
depan dan belakang.
Gambar 8. Efek dari perlekatan GT rigid yang beradaptasi dengan baik pada gigi penyangga. Bila
perlekatan pada gigi fleksibel, gigi akan tetap bergerak meskipun basis GT stabil.
*** 3 prinsip selanjutnya penting untuk reduksi optimal pada torsi terhadap gigi penyangga
Prinsip 6: Stabilisasi Basis GT secara Vertikal
Ada 3 pilihan stabilisasi vertikal pada GTSL:
1. Completely tooth-supported
2. Completely tissue-supported
3. Combination of tooth and tissue-supported
GTSL dengan dukungan gigi memiliki karakter yang sama dengan bridge.
Tipe ini digunakan bila gigi mampu untuk mendukung bridge, tapi deformasi
ridge membutuhkan simulasi jaringan untuk estetik. Biasanya didesain untuk
memfasilitasi pembersihan permukaan cekung.
GTSL dengan dukungan jaringan memiliki kekuatan jangka panjang yang
buruk. Saat basis GT menekan jaringa, GTSL biasanya menghasilkan oklusi
berjarak (gum stripper).
GTSL dengan kombinasi dukungan gigi dan jaringan adalah pilhan desain.
Tujuan dudukannya adalah untuk memastikan stabilisasi vertikal pada basis GT
dengan gigi penyangga. Juga untuk memastikan pemeliharaan oklusal plane yang
tersisa dalam hubungan desain dengan bagian yang bergigi. Dukungan jaringan
harus kuat menahan gaya oklusal untuk mencegah efek torsi pada gigi penyangga.
*** 2 prinsip selanjutnya adalah kunci untuk memastika dukungan efektif
Prinsip 7: Menempatkan Brick-Like Stop Di Bawah Akhiran GT
Bila GTSL didukung gigi penyangga pada akhiran depan dengan brick-
like stops yang stabil dan ada brick-like stop stabil dibawah akhiran belakang
pada basis, jelas tidak ada torsi yang terjadi pada gigi penyangga. Pasti ada
pergerakan ke jaringan pada akhiran belakang GT untuk menciptakan torsi di
depan. Desain GTSL yang benar diperlukan untuk akhiran benar pada basis GT. 3
akhiran efektif untuk tujuan ini:
1. Retromolar pad
2. Tonjolan tulang palatal
3. Tuberositas
Gambar 9. Terlihat bahwa basis GT dapat memutar gigi penyangga bila tidak ada dukungan kuat
pada akhiran belakang pada dudukan. (A) bandingkan ketiadaan putaran saat dukungan adekuat.
Gambar 10. (B) Retromolar pad tidak sekuat tulang, tetapi terletak pada tulang kortikal keras pada
awal dari ramus asending. Perluasan basis GT cukup jauh di belakang untuk dudukan pada posisi
ini memberi efek pada penempatan brick-like stop dibawah basis. Tulang alveolar, anterior dari
retromolar pad tidak seresisten atau sestabil ini.
Gambar 11. Tulang kortikal pada lekukan palatal adalah akhiran paling stabil pada GTSL maksila,
memberikan stabilitas jangka panjang dan resistensi putaran pada gigi penyangga.
Gambar 12. Tuberositas juga memberikan akhiran efektif. Dengan kombinasi dukungan tulang
palatal yang baik, tuberositas memberikan dukungan sempurna sebaik stabilisasi horizontal untuk
basis GT.
Prinsip 8: Meratakan Dukungan Jaringan Seluruhnya
Cetakan utama GTSL tidak bisa diandalkan, meskipun cetakan dibuat
dengan teknik custom, atau basis GT direline setelah penempatan awal, basis GT
harus mendukung sepenuhnya.
Prinsip 9: Menyediakan Retensi setelah Stabilisasi Horizontal dan Vertikal
di Desain
Retensi GTSL didesain untuk mencegah perpindahan vertikal dari
hubungan sebelumnya dari gigi penyangga. Syarat utamanya adalah selalu
mendesain dukungan stabilisasi horizontal dan vertikal terlebih dahulu.
Penggunaan undercut adalah cara terbaik untuk memberi retensi. Ada beberapa
perbedaan cara untuk membuat undercut. Cara yang paling populer adalah
menggunakan ujung dari fleksibel clasp. Sebelum menggunakan clasp, perlu
dipastikan bahwa hubungan horizontal dan vertikal dari GTSL ke gigi penyangga
aman. Cara lain untuk memberi retensi adalah penggunaan perlekatan berpegas.
Tersedia dalam beberapa ukuran dan bentuk. Faktor pembeda utama dalam
memilih perlekatan adalah jumlah tersedianya jarak interoklusal yang pas tak
hanya nylon female tapi juga metal housing disekitarnya yang akan melindungi
tempatnya dan membuat perpindahan simpel.
Gambar 13. Clasp
Prinsip 10: Mengembalikan ke Zona yang Benar
Zona netral diantara gaya keluar pada lidah dan gaya di dalam pada otot
perioral pada pipi dan bibir disebut zona netral. Setiap gangguan dengan fungsi
otot normal menghasilkan gaya tak seimbang yang cenderung melepas GTSL atau
menyebabkan iritasi pada lidah, pipi atau bibir. Kegagalan GTSL atau penyebab
ketidakpuasan umum biasanya karena kesalahan zona netral. Penempatan bar atau
fixture attachment presisi, kelebihan terbesar atau ketidaksejajaran dapat
mengganggu kenyamanan atau kestabilan.
Gambar 14. Zona netral
Referensi:
Scott, Jeff. 2013. There When You Need Them: 10 Principles of Successful RPD
Treatment. Naples: The West Coast District Dental Association Summer Meeting
Buku Praktikum Prostodonsia I