18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan
membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu yang menggunakan metode
discovery dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode konvensional.
Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan/peningkatan hasil
belajar setelah diterapkan metode discovery dengan yang belum menggunakan
metode tersebut.
3.1.2 Desain Penelitian
Desain eksperimen penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group
Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol kemudian kedua kelompok diberi pre-test untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil pre-test yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara
signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1) – (O4-O3). Secara bagan digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1. Desain Penelitian (Sugiyono 2009:79)
Dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O1 X O2
----------------------
O3 O4
19
O2 = hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dari tes kelompok
eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
discovery.
O4 = hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dari tes kelompok kontrol
yang tidak diberi pembelajaran dengan menggunakan metode discovery.
X = Perlakuan. Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan, yaitu
pembelajaran dengan menggunakan metode discovery, sedangkan kelompok
bawah yang merupakan kelompok kontrol, pembelajaran tidak dengan
menggunakan metode discovery.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Asemrudung dan SD Negeri 3
Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester 2 tahun pelajaran
2011/2012. Penelitian dengan mengambil kelas V SD Negeri 3 Asemrudung sebagai
kelas eksperimen dan kelas V SD Negeri 3 Karanganyar sebagai kelas kontrol.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2/genap tahun pelajaran 2011/2012
dan dilakuan secara bertahap.
Adapun tahapan sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen,
permohonan izin survey di Sekolah yang direncanakan sebagai tempat
penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Sekolah yang meliputi
uji coba instrumen, pengambilan data dan penelitian.
20
c. Tahap Penyusunan
Tahap ini merupakan tahap pengolahan dan konsultasi yang diikuti penyusunan
laporan.
d. Tahap Pelaporan
Tahap ini meliputi konsultasi, revisi dan persiapan ujian skripsi.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:38), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu: variabel independen (bebas) dan
variabel dependen (terikat).
3.3.1 Variabel Independen (bebas)
Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,
2009:39). Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah
metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V yaitu metode discovery
yang langkah-langkahnya meliputi:
a) Motivasi
Langkah ini bertujuan menuntun siswa ke arah materi pembelajaran, untuk
membangkitkan rasa ingin tahu siswa, antusiasme dan kesediaan belajar siswa.
b) Perumusan Masalah
Memfokuskan perhatian siswa agar mengenali masalah yang akan dibahas.
c) Penyusunan Opini
Pendapat siswa berdasarkan pengalaman atau interprestasinya sehingga dapat
memberikan hipotesis dari permasalahan yang diberikan.
d) Perencanaan dan Konstruksi Alat
Melakukan persiapan peralatan percobaan yang akan digunakan.
21
e) Pelaksanaan percobaan
Langkah percobaan merupakan titik perhatian pembelajaran, jawaban terhadap
pertanyaan ilmiah, disini akhirnya akan ditemukan hasil melalui pengalaman
percobaan menggunakan peralatan yang khusus dikembangkan untuk tujuan ini.
f) Kesimpulan
Berupa hasil dari kesimpulan suatu prosedur pemecahan masalah.
g) Abstraksi
Abstraksi merupakan perumusan pengetahuan terperinci yang diperoleh melalui
kasus khusus dalam melakukan penelitian untuk mencapai syarat-syarat umum.
Abstraksi merupakan suatu idealisasi dan suatu generalisasi sejumlah pernyataan
yang menggunakan istilah-istilah teknis terperinci dan konsep-konsep yang tepat.
Jadi dalam langkah ini akan didapatkan hasil ilmiah yang sah.
h) Konsolidasi Pengetahuan
Langkah ini bertujuan agar siswa semakin menguasai pengetahuan yang baru
diperoleh, untuk memungkinkan integrasi dan internalisasi pengetahuan itu ke
dalam struktur pengetahuan yang sudah ada.
3.3.2 Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:39). Variabel
dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa. Adapun hasil belajar kognitif berupa tes dalam bentuk
pilihan ganda, hasil belajar afektif berupa motivasi belajar, dan hasil belajar
psikomotor berupa unjuk kerja.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
22
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Populasi pada
penelitian ini adalah kelas V SD di Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer
Kabupaten Grobogan yaitu SD Negeri 1 Asemrudung, SD Negeri 2 Asemrudung, SD
Negeri 3 Asemrudung, SD Negeri 1 Karanganyar, SD Negeri 2 Karanganyar, SD
Negeri 3 Karanganyar, SD Negeri 4 Karanganyar, SD Negeri 5 Karanganyar, SD
Negeri 1 Bangsri, SD Negeri 2 Bangsri, dan SD Negeri 3 Bangsri.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2009:81). Sampel dalam penelitian ini ditentukan oleh
peneliti dengan melakukan wawancara kepada ketua Gugus Pangeran Diponegoro
untuk mengetahui keadaaan siswa Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro
khususnya siswa kelas V yang hampir memiliki kesamaan jumlah siswa dan
kemampuan siswa pada pelajaran IPA. Dari hasil wawancara tersebut disebutkan
bahwa SD N 3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar memiliki jumlah dan
kemampuan siswa yang hampir sama pada kelas V. Kemudian peneliti melaksanakan
observasi di SD N 3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar pada waktu yang
berbeda. Observasi dilaksanakan dengan mengamati pembelajaran IPA yang
berlangsung dan wawancara dengan guru kelas V masing-masing sekolah, kemudian
memberikan pre-test. Dari hasil observasi ternyata kemampuan siswa kelas V SD N
3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar hampir sama, serta dari hasil pre-test
diperoleh rata-rata nilai yang homogen. Maka dari itu kedua kelas dijadikan tempat
penelitian. Jadi pada penelitian ini sampelnya adalah:
a. Siswa kelas V SD Negeri 3 Asemrudung
Merupakan kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan menentukan
jenis-jenis pesawat sederhana dengan menggunakan metode discovery. Jumlah
siswa kelas V SD Negeri 3 Asemrudung adalah 30 siswa, 19 siswa laki-laki dan
11 siswa perempuan.
23
b. Siswa kelas V SD Negeri 3 Karanganyar
Merupakan kelompok kontrol untuk menentukan jenis-jenis pesawat sederhana
dengan menggunakan metode konvensional dimana guru hanya menjelaskan
mengenai jenis-jenis pesawat sederhana. Jumlah siswa kelas V SD Negeri 3
Karanganyar adalah 27 siswa, 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
3.5 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif,
afektif, dan psikomotor IPA. Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah mengadakan pre-test pada masing-masing
kelompok, memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan
metode discovery dalam pembelajaran IPA, memberi penilaian terhadap kinerja
siswa proses pembelajaran yaitu dengan unjuk kerja, memberikan post-test pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan yang terakhir memberikan angket
kepada siswa untuk penilaian afektif.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.5.2.1 Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2010:30). Jenis tes yang digunakan
tes sumatif berupa pilihan ganda yang terdiri dari pre-test dan post-test. Tabel di
bawah ini terdapat kisi-kisi soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 3 Asemrudung dan SD Negeri 3 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten
Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012.
24
Tabel 3.1 Kisi–kisi Soal Tes IPA Kelas V
Standar Kompetensi (SK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Soal
Item Soal
5. Memahami
hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
5.2.1 Siswa dapat menyebutkan pengertian pesawat sederhana.
1
5.2.2 Siswa dapat menyebutkan contoh pesawat sederhana.
2, 6, 13, 17, 25, 28, 29
5.2.3 Siswa dapat mengidentifikasi jenis pesawat sederhana.
4, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 23, 26,
27, 30
5.2.4 Siswa dapat menyebutkan fungsi pesawat sederhana.
3
5.2.5 Siswa dapat mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.
5, 8, 20, 21, 22, 24
3.5.2.2 Angket
Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap motivasi
belajar subjek, angket ini diadobsi dari angket Henry Widya Arfiandi (2011).
Dirancang berdasarkan aspek-aspek yaitu tanggung jawab pribadi terhadap tugas,
umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan, tugas yang bersifat moderat,
tekun dan ulet dalam bekerja, tidak berspekulasi dalam tugas dan keberhasilan
25
tugas. Enam aspek tersebut termuat dalam item pertanyaan 16 positif dan 10 item
negatif.
Kisi-kisi motivasi belajar penelitian ini menggunakan skala pengukuran
motivasi belajar yang diadopsi dari skala pengukuran Henry Widya Arfiandi (2011)
berdasarkan dari teori Mc Clelland.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Motivasi Belajar
No Aspek Indikator Item Soal
Total Positif Negatif
1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas
Siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas dari guru
1, 25 6, 19 4
2. Umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan
Dorongan untuk mendapatkan suatu penghargaan
2, 13, 14
8, 20 5
3. Tugas yang bersifat moderat
Keinginan untuk meningkatkan hasil belajar
3, 9, 21 15 4
4. Tekun dan ulet dalam bekerja
Siswa banyak berlatih untuk mendapatkan nilai yang diharapkan
4 ,10, 22, 24
7 5
5. Tidak berspekulasi dalam tugas
Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas
11, 23 5, 16, 17, 26
6
6 Keberhasilan tugas
Siswa termotivasi selalu belajar dalam berbagai situasi dan kondisi.
12 18 2
Jumlah 15 11 26
3.5.2.3 Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan
26
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas
tertentu. Skor penilaian dikategorikan menjadi 4 yaitu: skor 4 untuk kategori
sempurna, skor 3 untuk kategori sangat baik, skor 2 untuk kategori baik dan skor 1
untuk kategori cukup. Adapun unsur-unsur unjuk kerja terdapat pada tabel 3.3
berikut ini.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Format Penilaian Unjuk Kerja
No Aspek Indikator 1. Mengidentifikasi
pengertian pesawat sederhana.
a) Mencabut paku dengan menggunakan jari tangan
b) Mencabut paku dengan menggunakan martil 2. Menggolongkan
pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa.
a) Membuka kaleng cat dengan menggunakan jari tangan.
b) Membuka kaleng cat dengan menggunakan obeng.
c) Mengangkat beban langsung. d) Mengangkat beban dengan gerobak kecil. e) Mempraktikkan fungsi tangan kiri sebagai titik
tumpu. f) Mempraktikkan fungsi tangan kanan sebagai
titik kuasa. 3. Mengidentifikasi
prinsip kerja bidang miring.
a) Mengangkat balok kayu dengan menggunakan benang, tanpa menggunakan bidang miring.
b) Mengangkat balok kayu dengan benang melalui bidang miring.
4. Menggolongkan katrol berdasarkan posisinya.
a) Merangkai katrol tetap b) Merangkai katrol bebas c) Merangkai katrol majemuk
5. Mengidentifikasi prinsip kerja roda berporos.
a) Merangkai roda dengan memasang poros ditengah.
b) Merangkai roda dengan memasang poros dipinggir.
27
3.5.3 Uji Coba Instrumen Penilaian
3.5.3.1 Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121). Uji validitas dilakukan
oleh bantuan SPSS 16,0. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan
cara menkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah
dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item total correlation).
3.5.3.1.1 Hasil Uji Validitas Tes (Kognitif)
Dasar pengambilan keputusan item yang valid dilakukan melalui pengukuran
validitas dengan menggunakan program komputer SPSS 16 for windows yaitu
menggunakan Corrected Item Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor
item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel.
Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai r hitung> 0,3 (Sugiyono, 2009:134).
Berdasarkan perhitungan validitas tes dapat diketahui bahwa nilai validitas dari 30
soal pada tes berkisar antara -0,039 sampai 0,793. Ada 5 soal yang nilai validitasnya
kurang dari 0,3 yaitu soal nomor 2, 7, 9, 14, dan 16. Sehingga kelima soal tersebut
tidak digunakan untuk soal pre-test dan post-test. Soal yang digunakan sebanyak 25
soal yang dinyatakan valid. Perhitungan validitas dari tes dapat dilihat seperti tabel
sebagai berikut.
28
Tabel 3.4 Uji Validitas Tes dengan SPSS
3.5.3.1.2 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar (Afektif)
Variabel motivasi diungkap dengan menggunakan 26 butir angket, yang
dikembangkan dari enam aspek motivasi. Perhitungan validitas dari angket dapat
dilihat seperti tabel sebagai berikut:
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Keterangan
Soal1 16.2000 38.000 .562 .882 Valid Soal2 16.8800 39.777 .091 .890 Tidak Valid Soal3 16.1600 37.640 .793 .880 Valid Soal4 16.2800 37.543 .540 .882 Valid Soal5 16.2400 37.357 .637 .880 Valid Soal6 16.3200 37.977 .418 .884 Valid Soal7 17.0000 40.167 .047 .889 Tidak Valid Soal8 16.3600 36.073 .750 .877 Valid Soal9 16.8800 40.443 -.039 .893 Tidak Valid Soal10 16.4000 37.000 .550 .881 Valid Soal11 16.4400 36.340 .648 .879 Valid Soal12 16.7200 37.377 .466 .883 Valid Soal13 16.5200 36.177 .653 .878 Valid Soal14 16.6400 39.323 .131 .891 Tidak Valid Soal15 16.3200 36.893 .628 .880 Valid Soal16 16.7600 40.357 -.029 .894 Tidak Valid Soal17 16.9200 38.827 .310 .886 Valid Soal18 16.8400 38.473 .323 .886 Valid Soal19 16.2400 38.023 .487 .883 Valid Soal20 16.4800 36.843 .546 .881 Valid Soal21 16.2400 37.607 .580 .881 Valid Soal22 16.3200 38.060 .402 .884 Valid Soal23 16.2000 37.667 .647 .881 Valid Soal24 16.8000 38.417 .314 .886 Valid Soal25 16.6400 37.907 .360 .886 Valid Soal26 16.3200 37.143 .579 .881 Valid Soal27 16.4000 36.250 .686 .878 Valid Soal28 16.5200 37.427 .440 .884 Valid Soal29 16.6400 38.240 .305 .887 Valid Soal30 16.6400 37.907 .360 .886 Valid
29
Tabel 3.5 Uji Validitas Angket dengan SPSS
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Keterangan
No1 19.2000 40.167 .912 .948 Valid No2 19.3200 40.477 .539 .951 Valid No3 19.2800 39.627 .780 .948 Valid No4 19.2400 40.107 .768 .948 Valid No5 19.2000 40.167 .912 .948 Valid No6 19.9600 42.873 .088 .955 Tidak Valid No7 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No8 19.2800 39.627 .780 .948 Valid No9 19.2000 40.167 .912 .948 Valid No10 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No11 19.8000 41.333 .308 .954 Valid No12 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No13 19.2400 40.107 .768 .948 Valid No14 19.4400 40.923 .376 .953 Valid No15 19.2400 40.107 .768 .948 Valid No16 19.2400 39.940 .809 .948 Valid No17 19.6400 41.073 .323 .954 Valid No18 19.2400 40.273 .727 .949 Valid No19 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No20 19.3600 39.657 .655 .949 Valid No21 19.2000 40.167 .912 .948 Valid No22 19.2800 39.543 .799 .948 Valid No23 19.6400 40.490 .415 .953 Valid No24 19.3200 39.893 .656 .949 Valid
No25 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No26 19.4800 40.343 .460 .952 Valid
Dari hasil uji validitas ternyata terdapat satu butir pernyataan yang tidak valid
yaitu butir nomor 6. Hasil validitas diperoleh hasil Corrected item total corelation
antara 0,088–0,912 dan Cronbach’s alpha if item delete 0,948 – 0,955. Sehingga 25
instrumen motivasi belajar dinyatakan valid.
30
3.5.3.1.3 Hasil Uji Validitas Unjuk Kerja (Psikomotor)
Pada ranah psikomotor, menggunakan penilaian unjuk kerja. Instrumen unjuk
kerja di uji validitas oleh ahli yaitu guru PNS di salah satu SD Gugus Pangeran
Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Pengujian validitas unjuk kerja
dilihat dari bahasa yang digunakan, isi, kesesuaian dengan kompetensi dasar, dan
saran untuk peneliti. Hasil validitas unjuk kerja dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Uji Validitas Unjuk Kerja
Berdasarkan uji validitas unjuk kerja oleh ahli pada tabel 3.6, dapat dilihat
bahwa bahasa yang digunakan dan kesesuaian dengan kompetensi dasar mendapat
skor 4 yang berarti sangat baik serta isi yang tercantum dalam unjuk kerja mendapat
skor 3 yang berarti baik. Dengan demikian unjuk kerja dinyatakan valid dan tidak
ada perubahan.
3.5.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Di samping pengujian validitas terhadap instrumen, juga dilakukan pengujian
reliabilitas. Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2009:121). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi
instrumen. Reliabilitas hasil ukur dapat dilakukan dengan melihat nilai cronbach
alpha (Tony Wijaya, 2009:110).
Pengujian reliabilitas menggunakan cronbach alpha untuk menunjukkan
sejauh mana suatu alat dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek, koefisien alpha
semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel.
No. Kriteria Yang dinilai Skor
1. Bahasa yang digunakan 4
2. Isi yang tercantum dalam unjuk kerja 3
3. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4
31
Sebuah faktor dinyatakan reliabel jika koefisien alpha lebih besar dari 0,7 (Sekaran
dalam Tony Wijaya, 2009:176). Uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0.
3.5.3.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Tes (Kognitif)
Pengujian reliabilitas tes menggunakan cronbach alpha untuk menunjukkan
sejauh mana soal tes dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek, koefisien alpha
semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel.
Hasil uji reliabilitas tes dari 30 item soal adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes di SD N 2 Asemrudung
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.887 30
Berdasarkan tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas
instrumen sebesar 0,887 termasuk dalam kategori reliabel. Hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
3.5.3.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar (Afektif)
Pengujian reliabilitas angket motivasi belajar menggunakan cronbach alpha
untuk menunjukkan sejauh mana angket motivasi belajar dapat dipercaya untuk
mengukur suatu objek, koefisien alpha semakin mendekati 1 berarti butir-butir
pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi
belajar dari 26 item pernyataan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket di SD N 2 Asemrudung
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 Indeks Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
.951 26
32
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrumen
motivasi belajar sebesar 0,951 termasuk dalam kategori reliabel. Hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel
penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Ranah Kognitif dan Afektif
3.6.1.1 Tahap Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang
homogen. Uji homogenitas menggunakan uji levene, kriterianya adalah signifikansi
untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti variansi pada tiap
kelompok sama (homogen) dengan menggunakan program komputer SPSS 16 for
windows.
3.6.1.2 Tahap Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran
data yang akan dianalisis. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih
besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal dengan menggunakan program
komputer SPSS 16 for windows.
3.6.1.3 Tahap Uji Beda (T-test)
Uji beda atau t-test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar
kognitif dan afektif siswa antara kelas V SD Negeri 3 Asemrudung (Kelas
eksperimen) dan kelas V SD Negeri 3 Karanganyar (Kelas kontrol). Menurut
(Riduwan & Sunarto, 2009) tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk
membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda.
Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikasi hasil penelitian yang
berupa perbandingan dua rata-rata sampel). Melalui uji t dalam penelitian ini
33
diharapkan dapat menemukan perbedaan hasil belajar kognitif dan afektif siswa
dengan menggunakan metode discovery dan hasil belajar kognitif dan afektif siswa
dengan menggunakan metode konvensional.
3.6.2 Analisis Data Ranah Psikomotor
3.6.2.1 Tahap Analisis Deskriptif Data
Menurut Sugiyono (2009:147), analisis deskriptif di gunakan untuk
menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian sehingga
memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subyek yang di teliti. Dalam analisis
deskriptif ini digunakan ukuran rata-rata hitung (mean), standar devisi, maksimum,
minimum dan ukuran kenormalan data skor unjuk kerja kelas eksperimen. Dalam
rangka mengetahui penyebaran data skor unjuk kerja kelas eksperimen, data yang
telah terkumpul diklasifikasikan dan diberi skor.
3.6.3 Tahap Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan hasil uji t pada ranah kognitif dan afektif serta hasil analisis deskriptif
data pada ranah psikomotor. Menurut Riduwan & Sunarto (2009:128), uji t ini
dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat Alpha 5
%. Jika thitung ≥ t tabel dan sig ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Adapun hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
1) Ho1 : µ1 = µ2 (metode discovery tidak efektif terhadap hasil belajar kognitif
bagi siswa kelas V SD).
Ha1 : µ1 ≠ µ2 (metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi
siswa kelas V SD).
2) Ho2 : µ3 = µ4 (metode discovery tidak efektif terhadap hasil belajar afektif bagi
siswa kelas V SD).
Ha2 : µ3 ≠ µ4 (metode discovery efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa
kelas V SD).
34
3) Metode discovery efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa kelas V SD
dengan aspek mengidentifikasi pengertian pesawat sederhana, menggolongkan
pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa,
mengidentifikasi prinsip kerja bidang miring, menggolongkan katrol
berdasarkan posisinya, dan mengidentifikasi prinsip kerja roda berporos jika
hasil penilaian unjuk kerja lebih besar dari 34.
Keterangan:
μ1 = Rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan metode
konvensional.
μ2 = Rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan metode
discovery.
μ3 = Rata-rata hasil belajar afektif siswa yang belajar menggunakan metode
konvensional.
μ4 = Rata-rata hasil belajar afektif siswa yang belajar menggunakan metode
discovery.
Metode discovery dikatakan efektif, manakala terjadi peningkatan hasil
belajar kognitif, afektif, dan psikomotor pada kelas eksperimen. Selain itu, pengujian
hipotesis juga menjadi acuan terhadap keefektifan tersebut. Apabila hipotesis
alternatifnya diterima, maka nilai rata-rata hasil belajar kognitif dan afektif pada
kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Sehingga metode
discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif dan afektif siswa kelas V SD. Jika
analisis deskriptif data menunjukkan skor lebih besar dari 34 maka perlakuan metode
discovery efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa. Dengan demikian,
penggunaan metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa kelas V SD.