23
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Pendidikan tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar peserta didik akan meningkat (Uno, 2012: 41). Sebagaimana Uno, Arikunto (2006: 96) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan proses dan praktis pembelajaran. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang membedakan dengan jenis penelitian lain. Menurut Uno (2012: 41), karakteristik PTK dapat dilihat sebagai berikut. (1) masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran guru bahwa praktik yang dilakukan di dalam kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan, (2) PTK dilakukan karena adanya refleksi diri dari guru, (3) PTK dapat dilakukan di dalam kelas dan fokus pembelajarannya adalah interaksi belajar mengajar berupa perilaku peserta didik dan guru, (4) PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Sedangkan menurut Kunandar (2004), PTK memiliki karakteristik: (1) On the job problem oriented : Didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas,. (2) Problem solving oriented : Berorientasi pada pemecahan masalah,. (3) Improvement oriented : Beriorientasi pada peningkatan mutu. (4) Cyclic/ Siklus: Konsep tindakan pada PTK ditetapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang, (5) Action oriented: selalu didasarkan pada adanya tindakan. Mengacu pada karakteristik di atas, maka kunci utama dalam PTK adalah adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan yang diinginkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10984/3/T1_292012207_BAB... · judul, penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen

  • Upload
    hahanh

  • View
    239

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Classroom

Action Research (CAR) atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas

(PTK). Pendidikan tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik, dan hasil belajar peserta didik akan meningkat (Uno, 2012: 41).

Sebagaimana Uno, Arikunto (2006: 96) mendefinisikan penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan proses dan praktis

pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang membedakan dengan

jenis penelitian lain. Menurut Uno (2012: 41), karakteristik PTK dapat dilihat

sebagai berikut. (1) masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran guru

bahwa praktik yang dilakukan di dalam kelas mempunyai masalah yang perlu

diselesaikan, (2) PTK dilakukan karena adanya refleksi diri dari guru, (3) PTK

dapat dilakukan di dalam kelas dan fokus pembelajarannya adalah interaksi

belajar mengajar berupa perilaku peserta didik dan guru, (4) PTK bertujuan untuk

memperbaiki pembelajaran.

Sedangkan menurut Kunandar (2004), PTK memiliki karakteristik: (1) On

the job problem oriented : Didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi

oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas,. (2) Problem solving oriented :

Berorientasi pada pemecahan masalah,. (3) Improvement oriented : Beriorientasi

pada peningkatan mutu. (4) Cyclic/ Siklus: Konsep tindakan pada PTK ditetapkan

melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang, (5) Action oriented:

selalu didasarkan pada adanya tindakan.

Mengacu pada karakteristik di atas, maka kunci utama dalam PTK adalah

adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai

perbaikan yang diinginkan.

30

Menurut Kemmis and McTaggart dalam Uno (2012: 87), konsep pokok

penelitian terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning),

pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu

kesatuan karena implementasi antara acting (tindakan) dan observing

(pengamatan) tidak dapat terpisahkan. Keempat komponen yang berupa perangkat

dipandang sebagai satu siklus.

3.2. Setting dan Karakteristik Penelitian

3.2.1 Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada kelas III B di SD Negeri Tlogo Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah

negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di perdesaan

Tlogo Tuntang. Lokasi SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang sangat mudah

dijangkau karena letaknya berada pada daerah yang strategis. Selain berada di tepi

jalan, disekitar sekolah juga dikelilingi oleh rumah penduduk yang cukup padat.

3.2.2 Subjek dan Karakteristik Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas III B SD

Negeri Tlogo Kabupatan Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Jumlah peserta didik di kelas III B di SD Negeri Tlogo yaitu 21 anak yang terdiri

dari 9 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Karakteristik peserta didik kelas III

B adalah (1) rata - rata berumur 9 tahun, (2) masih mempunyai rasa bermain dan

bercanda dengan teman-temannya ketika sedang belajar, (3) menyukai hal-hal

yang baru, (4) pekerjaan orang tua yang sebagian besar adalah petani.

Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan di kelas III B SD Negeri Tlogo

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016

± selama 3 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April 2016. Penelitian

ini akan dilakukan secara bertahap seperti pada tabel 3.1 berikut ini.

31

Tabel 3.1

Tahap-Tahap Penelitian

No Tahap Kegiatan Tanggal

Pelaksanaan

1

Tahap

Persiapan

Penelitian

Tahap ini mencakup penyusunan

judul, penyusunan proposal

penelitian, penyusunan

instrumen penelitian,

permohonan izin serta observasi

di sekolah yang akan digunakan

dalam penelitian.

Bulan Januari sampai

Februari 2016

2 Tahap

Pelaksanaan

Penelitian

Tahap ini mencakup kegiatan-

kegiatan di sekolah yang

meliputi uji instrumen penelitian

dan pengambilan data.

Bulan Maret sampai

April 2016

3 Tahap

Penyusunan

Laporan

Penelitian

Tahap pengolahan data dan

konsultasi diikuti penyusunan

laporan serta persiapan ujian

Bulan April 2016

3.3. Variabel Penelitian

Kerlinger dalam Sugiyono (2010:61) menyatakan bahwa variabel adalah

konstrak (Constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Sedangkan Kidder

menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti

mempelajari dan menarik kesimpulannya sendiri. Sependapat dengan Kerlinger

dan Kidder, Sugiyono mengungkapkan variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

32

Penelitian ini terdiri dari dua variabel meliputi satu variabel bebas dan dua

variabel terikat yaitu:

a. Variabel bebas atau variabel independent (X)

Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebas

(X) yaitu pendekatan pembelajaran RME berbantu media geoboard dan benda

manipulatif.

Pendekatan pembelajaran RME adalah pendekatan yang dalam proses

pembelajarannya berawal dari masalah kontekstual. Salah satu ciri pendekatan

RME adalah penggunaan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari maupun

dapat dibayangkan oleh peserta didik agar dapat memudahkan peserta didik dalam

belajar matematika sehingga peserta didik lebih tertarik dengan pembelajaran.

Kemudian dengan pendekatan ini, peserta didik diberi kesempatan guru untuk

menemukan sendiri konsep-konsep matematika melalui pengalamannya dalam

proses pembelajaran.

Media geoboard adalah suatu papan berpaku yang dapat digunakan dalam

pembelajaran geometri. Sedangkan benda manipulatif adalah benda yang

dimanipulasi oleh guru dalam penyampaian pelajaran matematika agar peserta

didik mudah memahami suatu konsep dalam pembelajaran matematika dan dapat

membantu anak dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak.

b. Variabel terikat atau variabel dependent

Variabel ini (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena variabel bebasnya. Dalam penelitian ini variabel terikat Y1 adalah

minat belajar dan Y2 adalah hasil belajar. Minat belajar adalah suatu kondisi

seseorang yang cenderung melakukan suatu kegiatan pembelajaran yang disukai

atau digemari atas kemauannya sendiri atau tanpa ada yang meminta melakukan

kegiatan pembelajaran tersebut. Indikator minat belajar sebagaimana diuraikan

meliputi pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, partisipasi aktif

dalam suatu kegiatan, dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap

sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan sesuatu yang lain.

33

Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik

setelah peserta didik menerima pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar

sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku.

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat belajar dan hasil

belajar matematika.

3.4. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan

guru kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang. Ada 2 siklus yang

akan dilaksanakan. 1 siklus masing-masing terdiri dari 3 kali pertemuan. Peneliti

akan menggunakan desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart dalam Uno

(2012:87) yaitu dimulai dengan perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kemmis dan Mc Taggart

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan dan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan dan

Pengamatan

Refleksi

?

34

Berdasarkan gambar 3.1 diatas, Penelitian akan dilaksanakan dengan

beberapa siklus sampai minat belajar, dan hasil belajar mencapai indikator yang

sudah ditetapkan peneliti. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti menyusun

perencanaan pembelajaran tentang apa saja yang akan diajarkan dan dibutuhkan

dalam pembelajaran. Setelah menyusun perencanaan, peneliti mulai melaksanakan

tindakan dan pengamatan tentang kondisi jalannya pembelajaran. Setelah

melakukan tindakan, peneliti mulai melakukan refleksi berdasarkan pengamatan.

Melalui hasil refleksi, peneliti akan menemukan kelemahan atau kekurangan yang

kemudian akan diperbaiki pada siklus II. Peneliti akan menyusun perencanaan

kembali berdasarkan refleksi pada siklus I.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika

kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran

2015/2016 dengan pokok bahasan geometri yaitu bangun datar.

Standar Kompetensi : 5. Menghitung keliling dan luas persegi dan persegi

panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang

5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang.

Adapun gambaran rencana pelaksanaan setiap siklus, yaitu:

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Menentukan tempat penelitian, kelas penelitian, dan waktu penelitian.

2) Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi

matematika yang akan diajarkan.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan

untuk siklus I dan siklus II dengan mengimplementasikan pendekatan

Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda

manipulatif.

35

4) Mempersiapkan media dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

5) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.

6) Menyusun lembar observasi minat belajar peserta didik.

7) Menyusun soal tes formatif.

b. Tahap Tindakan

Pada tahap ini, guru mengimplementasikan pendekatan RME berbantu media

geoboard dan benda manipulatif dalam proses belajar mengajar sesuai dengan

RPP yang telah disusun. Adapun gambaran pelaksanaan pembelajaran, sebagai

berikut.

1) Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya.

4) Guru memberikan permasalahan kontektual.

5) Peserta didik diminta memahami permasalahan kontektual yang telah

diberikan.

6) Guru menjelaskan masalah kontektual apabila peserta didik ada yang belum

paham dengan masalah yang diberikan guru.

7) Peserta didik secara kelompok diminta menyelesaikan masalah kontekstual

dengan cara peserta didik sendiri.

8) Peserta didik diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban

dengan kelompok lain melalui diskusi kelas.

9) Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk menarik

kesimpulan.

10) Guru memberikan reward bagi kelompok yang aktif dalam pembelajaran dan

memberikan motivasi untuk kelompok yang belum terlalu aktif.

11) Pada akhir siklus guru memberikan tugas untuk mengukur pemahaman

peserta didikterhadap materi yang sudah dipelajari.

12) Setelah siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dilaksanakan, kemudian di

pertemuan 3 dilakukan evaluasi untuk mengukur minat belajar matematika

36

peserta didik menggunakan angket minat belajar dan dilakukan tes untuk

mengukur hasil belajar matematika menggunakan soal pilihan ganda.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh observer terhadap pembelajaran matematika yang

mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education. Observer

mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam

mengelola kelas serta aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Observer

melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi

lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru

1) Peneliti mengamati hambatan-hambatan yang terjadi saat pembelajaran

sedang berlangsung.

2) Hal-hal yang diamati dari peserta didik yaitu perasaan senang pada waktu

proses pembelajaran, konsentrasi atau perhatian dan ketertarikan peserta didik

dalam memahami materi yang disampaikan serta kegiatan peserta didik yang

menggunakan pendekatan RME.

3) Hal-hal yang diamati dari guru yaitu persiapan, membuka pelajaran,

memotivasi peserta didik, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan

pendekatan pembelajaran dan uraian materi, kemampuan pemanfaatan media,

dan bimbingan yang diberikan untuk peserta didik.

Selain mengamati pada saat proses belajar berlangsung, pada akhir siklus,

observer juga mengamati hasil belajar peserta didik untuk mengetahui apakah

peserta didik sudah mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Hasil observasi

pada siklus sebelumnya dapat digunakan untuk perbaikan siklus selanjutnya.

d. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang harus dilakukan guru pada akhir pembelajaran.

Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Refleksi dilaksanakan

segera setelah tahap tindakan dan observasi selesai. Pada tahap ini peneliti dan

obsever mendiskusikan hasil yang meliputi kelebihan dan kekurangan pada

37

pembelajaran. Hasil refleksi ini akan digunakan sebagai perbaikan dalam

pelaksanaan siklus berikutnya pada siklus II.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan empat macam teknik pengumpulan data yaitu:

dokumentasi, observasi, kuesioner (angket), dan tes.

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi tentang

peserta didik. Data tersebut berupa daftar nama sehingga di dapat data tentang

daftar nama dan jumlah peserta didik didalam kelas.

b. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Hadi dalam Sugiyono,

2010: 203). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan untuk

mengetahui perkembangan kegiatan guru dan peserta didik dalam

mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education dengan media

Geoboard dan benda manipulatif.

c. Kuesioner / Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199). Teknik Kuesioner / angket pada penelitian

ini akan digunakan untuk mengukur minat belajar peserta didik dalam

pembelajaran matematika yang mengimplementasikan pendekatan Realistic

Mathematic Education dengan media Geoboard dan benda manipulatif.

d. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan, atau latihan serta alat lain untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan kemampuan atau bakat yang dimiliki

individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 46). Tes digunakan untuk memperoleh

data tentang hasil belajar matematika peserta didik dalam menyelesaikan soal.

38

Bentuk soal yang akan digunakan berupa pilihan ganda. Data hasil tes yang telah

dilaksanakan kemudian diolah untuk mendapat deskripsi data dari kedua hasil tes

sehingga dapat dianalisis untuk mengetahui kondisi dari kelas tersebut.

3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur dan mengamati kegiatan

guru dan peserta didik selama proses pembelajaran matematika yang

mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

dengan media geoboard dan benda manipulatif sampai akhir pembelajaran.

Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada

kolom jawaban sesuai dengan pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan

peserta didik pada setiap pertemuan. Adapun kisi-kisi lembar observasi guru dan

peserta didik sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru

No Aspek No Item Jumlah

1

a. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta

media pembelajaran

a. Memberikan apersepsi dan tujuan

pembelajaran

1

2,3

1

2

2 a. Memberikan masalah kontekstual

b. Menjelaskan masalah yang belum dipahami

peserta didik.

c. Memberikan kesempatan peserta didik

menyelesaikan masalah kontekstual sesuai

dengan cara peserta didik sendiri.

d. Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi.

4,5

6

7,8,9

10,11,12,

13, 14

2

1

3

5

3 a. Membimbing membuat kesimpulan.

b. Tindak lanjut

15,16,17

18,19,20

3

3

TOTAL 20

39

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi Peserta Didik

No Aspek No Item Jumlah

1 a. Siap untuk mengikuti pembelajaran. 1,2,3,4 4

2 a. Memahami masalah kontekstual.

b. Menyelesaikan permasalahan kontekstual.

c. Melaksanakan diskusi dan membandingkan

jawaban dari soal dalam kelompok atau kelas.

5

6,7,8

9,10,11,

12

1

3

4

3 a. Membuat kesimpulan.

b. Membuat rangkuman.

c. Melakukan refleksi.

13

14

15

1

1

1

TOTAL 15

b. Lembar Angket

Lembar angket penelitian ini berisi beberapa butir pernyataan dengan

menggunakan Skala Likert. Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif yang berupa kata-kata antara lain: (4) selalu, (3) sering, (2)

kadang-kadang, (1) tidak pernah. Sebaliknya, untuk skor pernyataan negatif yaitu

(1) selalu, (2) sering, (3) kadang-kadang, (4) tidak pernah. Lembar angket ini

untuk mengukur minat belajar peserta didik terhadap matematika. Berikut kisi-kisi

lembar angket minat belajar.

40

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Lembar Angket Minat Belajar

No Aspek Indikator No Item Jumlah

1 Perasaan senang

pada saat

pembelajaran

matematika

a. Menerima pelajaran

matematika dengan

senang.

b. Terpaksa atau butuh

mengikuti pelajaran

matematika.

1,2,3, 4,5

6,7

5

2

2 Partisipasi dalam

pembelajaran

matematika

a. Ketertarikan mengerjakan

tugas matematika

b. Antusiasme belajar atau

mengulang pelajaran di

rumah

8,9,10,

11,12, 13

14,15,16

6

3

3 Perhatian dalam

belajar

a. Memperhatikan proses

pembelajaran

b. Memperhatikan

pertanyaan dan jawaban

dari guru

17,18,19,

20, 21,22

23,24,25

6

3

TOTAL 25

Tabel 3.5

Kategori Minat Belajar

No Jumlah Skor Kategori Minat Belajar

1 80 – 100 Sangat Tinggi

2 70 – 79 Tinggi

3 50 - 69 Rendah

4 25 – 49 Sangat Rendah

Adopsi dari Wardani, dkk (2012:214)

41

c. Kisi-Kisi Soal Tes

Instrumen soal tes ini digunakan untuk mengukur ranah kognitif yaitu

pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran matematika. Instrumen ini juga

dapat digunakan sebagai pembanding peningkatan perolehan hasil belajar

matematika peserta didik. Soal ini berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada

akhir kegiatan tiap siklus. Adapun kisi-kisi soal pada siklus I dan siklus II sebagai

berikut.

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Soal Siklus I Matematika

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Butir

soal Jumlah

5. Menghitung

keliling dan luas

persegi dan

persegi panjang

serta

penggunaannya

dalam

pemecahan

masalah

5.1 Menghitung

keliling persegi

dan persegi

panjang

1. Menemukan cara

menghitung

keliling persegi

dan persegi

panjang.

2. Menghitung

keliling daerah

persegi dan

persegi panjang.

3. Menggambar dan

membuat bangun

datar dengan

keliling tertentu.

4. Membandingkan

dan mengurutkan

keliling persegi

dan persegi

panjang.

1,5,15

3,4,6,7,

11,14

8,9,10

2,12,13

3

6

3

3

TOTAL 15

42

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Soal Siklus II Matematika

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Butir

soal Jumlah

5. Menghitung

keliling dan luas

persegi dan

persegi panjang

serta

penggunaan-nya

dalam pemecahan

masalah

5.2 Menghitung

luas persegi dan

persegi panjang

1. Menemukan cara

menghitung luas

persegi dan

persegi panjang.

2. Menghitung luas

daerah persegi

dan persegi

panjang.

3. Menggambar dan

membuat persegi

dan persegi

panjang dengan

luas tertentu.

4. Membandingkan

dan mengurutkan

luas persegi dan

persegi panjang.

2,3,

10,13

1,4,8,

9,11

6,14

5,7,12,

15

4

5

2

4

TOTAL 15

3.6 Uji Instrumen

Sebelum dilaksanakan penelitian di kelas III B SD N Tlogo, peneliti terlebih

dahulu menguji instrumen soal yang akan digunakan. Instrumen yang akan

digunakan sebelumnya harus diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya.

Uji validitas dan reabilitas ini diujikan kepada peserta didik kelas IV SD N Tlogo

yang berjumlah 30 peserta didik.

43

3.6.1 Uji Validitas Instrumen

Teknik analisis instrumen menggunakan uji validitas. sebuah tes dikatakan

valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah tes dikatakan

memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki

kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium (Arikunto, 2012:85). Uji

validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari

setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan yang diperoleh. Besar rtabel

sangat bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a) pada N

yang lebih besar. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen

digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Arikunto (2012:89) pada tabel 3.9

sebagai berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Validitas

No Koefisien Korelasi Interpretasi

1 0,800 ≤ α ≤ 1,00 Sangat tinggi

2 0,600 ≤ α ≤ 8,00 Tinggi

3 0,400 ≤ α ≤ 6,00 Cukup

4 0,200 ≤ α ≤ 4,00 Rendah

5 0,000 ≤ α ≤ 2,00 Sangat rendah

Uji validitas dilakukan menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5%

atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas instrumen

dilakukan di kelas III B SD N Tlogo dengan jumlah peserta didik yang mengikuti

tes adalah 30 peserta didik, dengan jumlah responden (N) = 30, maka nilai rtabel

= 0,361 dengan taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2010:455). Nilai rxy ditentukan

dengan menghitung nilai corrected item to total correlation menggunakan

aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 16. Sebelum

tindakan jumlah soal angket dibuat sebanyak 30 butir pernyataan dan jumlah soal

siklus I dan siklus II sebanyak 25 butir soal pilihan ganda untuk tiap siklus. Hasil

uji validitas instrumen angket, siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.9, tabel

3.10 dan tabel 3.11 berikut ini :

44

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Minat Belajar

Berdasarkan hasil uji validitas angket minat belajar sebanyak 30 item

pernyataan terdapat 5 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 3, 7,

9, 13, dan 21. Sedangkan 25 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji

menggunakan SPSS versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian

digunakan sebagai angket minat belajar pada siklus I dan siklus II.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus I

Analisis Data Soal Evaluasi Siklus I

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

Analisis 1 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10,13,14,15,

16,17,18,20,22,24,25 11,12,19,21,23

Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus I sebanyak 25 item soal terdapat

5 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 11, 12, 19, 21 dan 23.

Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS

versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian digunakan sebagai soal

evaluasi siklus I.

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus II

Analisis Data Angket Minat Belajar Matematika

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

Analisis 1

1,2,4,5,6,8,10,11,12,14,15,

16,17,18,19,20,22,23,24,25,

26,27,28,29,30

3,7,9,13,21

Analisis Data Soal Evaluasi Siklus II

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

Analisis 1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,13,

16,17,18,21,22,23,24,25 10,12,14,15,19,20

45

Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus II sebanyak 25 item soal terdapat

6 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 10, 12, 14, 15, 19, dan

20. Sedangkan 19 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan

SPSS versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian digunakan sebagai

soal evaluasi siklus I. Output data statistik hasil uji validtitas instrumen

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Arikunto (2012:100) menyatakan bahwa suatu tes

dapatdikatakanmempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Uji reliabilitas tes dengan menggunakan SPSS versi

16. Hasil perhitungan uji reliabilitas pada angket minat belajar, siklus I dan II

dapat dilihat pada tabel 3.12, tabel 3.13 dan tabel 3.14 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Minat Belajar Matematika

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I

Cronbach's Alpha N of Items

.896 20

Tabel 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II

Cronbach's Alpha N of Items

.906 19

Cronbach's Alpha N of Items

.910 25

46

Tabel 3.12 menunjukan bahwa pada angket minat belajar dari 25 butir soal

yang valid, memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,910 sehingga soal yang

valid dan reliabel sebanyak 25 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen

dalam penelitian. Tabel 3.13 menunjukkan pada siklus I dari 20 butir soal yang

valid, memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,896 sehingga dapat digunakan

sebagai instrumen dalam penelitian. Tabel 3.14 menunjukan bahwa pada siklus II

dari 19 butir soal yang valid, memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,906

sehingga digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

3.7 Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Taraf kesukaran instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas dari

masing-masing soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk

mempertinggi usaha pemecahannya. Dan sebaliknya jika soal yang digunakan

terlalu sulit dapat menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak

mempunyai semangat untuk mengerjakannya (Arikunto,2012:222).

Bilangan yang menunjukkan sulit dan mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks

kesukaran dapat diklasifikasikan dalam tabel 3.15 sebagai berikut:

Tabel 3.15

Taraf Kesukaran

No Indeks Kesukaran (P) Kriteria

1 Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar

2 Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang

3 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah

Menurut Arikunto (2012:223) cara melakukan analisis untuk menentukan

tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = 𝐵

𝐽𝑆

47

Keterangan :

P = indeks kesulitan untuk setiap butir soal;

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal;

JS= banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.

Berikut disajikan tabel 3.16 hasil analisis indeks taraf kesukaran pada butir

soal siklus I.

Tabel 3.16

Hasil Analisis Indeks Taraf Kesukaran Soal Siklus I

Indeks Kesukaran Kriteria No Item Jumlah

Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar 3,8,14,18,20,22 6

Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang 2,4,5,9,10,13,16,17 8

Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah 1,6,7,15,24,25 6

Total 20

Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa, butir soal yang memiliki kriteria

kesukaran sukar pada soal siklus I berjumlah 6, kriteria sedang berjumlah 8 dan

yang memiliki kriteria mudah brjumlah 6 butir soal. Adapun tabel 3.17 berisi

tentang hasil analisis indeks taraf kesukaran pada butir soal siklus II sebagai

berikut.

Tabel 3.17

Hasil Analisis Indeks Taraf Kesukaran Soal Siklus II

Indeks Kesukaran Kriteria No Item Jumlah

Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar 1,24 2

Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang 2,4,7,8,9,11,16,18,25 9

Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah 3,5,6,13,17,21,22,23 8

Total 19

48

Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa, butir soal yang memiliki kriteria

kesukaran sukar pada soal siklus II berjumlah 2, kriteria sedang berjumlah 9 dan

yang memiliki kriteria mudah brjumlah 8 butir soal.

Berdasarkan dari hasil uji validitas, reliabilitas dan taraf kesukaran

instrumen maka pada penelitian ini ditetapkan 25 butir soal pada angket minat

belajar matematika, 15 butir soal pada siklus I dan 15 butir soal pada siklus II

yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.8 Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada peserta didik

kelas III B di SDN Tlogo Kabupaten Semarang dalam mengimplementasikan

pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda

manipulatif dalam pembelajaran matematika adalah Indikator hasil.

3.8.1. Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu minat

belajar dan hasil belajar.

a. Minat Belajar

Penelitian dikatakan berhasil jika 90% minat belajar peserta didik secara

individual mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi (interval ≥ 70) serta

rata-rata minat belajar peserta didik berkategori sangat tinggi (interval ≥ 80).

b. Hasil Belajar

Penelitian ini berhasil jika peserta didik mencapai ketuntasan belajar

individual 90% dengan nilai hasil belajar matematika ≥ 65 yang telah

ditentukan oleh sekolah dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal

dengan nilai rata-rata hasil belajar matematika meningkat minimal ≥ 80

dengan kriteria baik.

3.9. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data. Pertama, data

kuantitatif yang diperoleh dengan menggunakan deskriptif komparatif yaitu

membandingkan kondisi sebelum tindakan, hasil setelah siklus I, dan hasil setelah

49

siklus II, sedangkan yang kedua yaitu data kualitatif yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif berupa kata-kata atau

penjelasan berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik

dan refleksi dari tiap-tiap siklus.

3.9.1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif pada penelitian ini adalah hasil angket minat belajar

matematika dan hasil belajar kognitif peserta didik.

Cara penskoran angket minat belajar dengan menggunakan skala likert

dari skor 1-4. Sedangkan cara penskoran hasil tes siklus I dan II dengan

memberikan soal pilihan ganda yang memiliki skor 0-1.

a. Penskoran Angket Minat Belajar

Cara penskoran angket minat yaitu dengan menggunakan skala likert dimana

jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi

dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata dapat dilihat pada

tabel 3.18 dibawah ini.

Tabel 3.18

Skor Item Angket Minat Belajar

Skor Kalimat Positif Kalimat Negatif

4 Selalu Tidak Pernah

3 Sering Jarang

2 Jarang Sering

1 Tidak Pernah Selalu

Untuk mengetahui minat belajar peserta didik pada mata pelajaran

matematika maka terlebih dahulu peserta didik mengisi angket minat belajar pada

akhir pertemuan tiap siklus. Kemudian setiap pernyataan yang diisi oleh peserta

didik diberi skor satu persatu dengan skor seperti diatas. Selanjutnya semua skor

dijumlah. Dari jumlah skor yang diperoleh peserta didik maka minat belajar

50

𝐗 = 𝑿

𝑵

peserta didik secara individual dapat dikategorikan dalam 4 kategori antara lain:

sangat rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi.

b. Penskoran Soal Bentuk Pilihan Ganda

Peneliti mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda dengan memberikan

skor 1 jika peserta didik menjawab pertanyaan dengan benar dan memberikan

skor 0 jika peserta didik menjawab pertanyaan dengan salah. Skor kemudian

dijumlah dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut untuk mendapatkan

nilai hasil belajar peserta didik.

Hasil belajar peserta didik yang berbentuk pilihan ganda dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

c. Menghitung Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif

Pengolahan skor rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu menggunakan rumus:

Sumber: Arikunto,2012

keterangan :

X = rata-rata (mean)

ΣX = jumlah seluruh nilai akhir peserta didik

N = banyaknya subjek.

d. Menentukan Batas Minimal Ketuntasan Belajar

Dalam penelitian ini setiap peserta didik dikatakan tuntas belajarnya apabila

nilai peserta didik ≥ 65.

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100

51

3.9.2 Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi guru dan aktivitas peserta didik

dalam proses pembelajaran. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dan

aktivitas peserta didik dilakukan selama pelaksanaan siklus I dan II. Observasi

aktivitas guru dan aktivitas peserta didik digunakan untuk mengukur apakah guru

dan peserta didik telah baik dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic

Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dalam

pembelajaran matematika. Lembar observasi guru terdiri dari 20 pernyataan dan

lembar observasi peserta didik terdiri dari 15 pernyataan. Pengamatan dilakukan

selama 2 siklus oleh observer. Observer mengisi lembar observasi guru dan

observasi peserta didik dengan menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2012:93)

yaitu dengan memberikan tanda centang pada kolom skor 1 (jika guru/peserta

didik melakukan pernyataan dengan sangat tidak baik), 2 (jika guru/peserta didik

melakukan pernyataan dengan tidak baik), 3 (jika guru/peserta didik melakukan

pernyataan dengan baik), dan 4 (jika guru/peserta didik melakukan pernyataan

dengan sangat baik).