Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

2.I Kajian Teori

2.I.I Hasil Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Travers, (dalam Agus Suprijono, 2009:2) Belajar adalah proses

menghasilkan penyesuaian tingkah laku, berarti kegiatan menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Belajar adalah the process of acquiring

knowledge. (Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan).

Menurut James D. Whittaker, (dalam Max Darsono, 2000:4) bahwa belajar

adalah proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau

pengalaman. Lebih jauh Whittaker mengatakan bahwa perubahan fisik

(pertumbuhan) dan perubahan karena kematangan (maturitas) tidak termasuk

belajar.Perubahan perilaku karena kelelahan, sakit dan akibat obat tidak termasuk

belajar.

Menurut W. S. Winkel, (2005:4) belajar adalah suatu aktivitas mental atau

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai

sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas.

Menurut Slameto (dalam Syaiful Bahri, 2000:13) belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Skinner (dalam Syaiful Sagala, 2012:14) belajar adalah suatu proses

dan perubahan adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progessif yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan

kemampuan mandiri, dengan belajar siswa yang tadinya tidak mampu melakukan

sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu atau siswa yang tadinya tidak

terampil menjadi terampil.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, nilai-nilai, dan sikap dari yang tidak tahu menjadi tahu

atau dari yang tidak bisa menjadi bisa dalam aspek kognitif, afektif maupun

psikomotorik yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya.

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat konstan,

relatif menetap dan mempunyai tujuan terarah.

2.1.1.2 Prinsip-Prinsip Balajar

Menurut Suprijono, (2009:4) ada tiga prinsip belajaryaitu :Pertama, prinsip

belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar

memiliki cirri-ciri: (a) sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu

perubahan yang didasari pengetahuan, (b) kontinu atau berkesinambungan dengan

perilaku lainya, (c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, (d) Positif

atau berakumulasi, (e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan,

(f) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai any

relatively permanent change in an organism’s behavioral reporoire that occurs as

a result of experience, (g) Bertujuan dan terarah, (h) mencakup keseluruhan

potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan

dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis,

kontruktif, dan organic. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai

komponen belajar.Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman.Pengalaman

pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya.

Prinsip-prinsip yang terkait dengan proses belajar menurut Gagne, (dalam

Eveline dan Hartini, 2010:14) terutama berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Kesiapan belajar

Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal

suatu kegiatan belajar.Kondisi fisik yang tidak kondusif, misalnya sakit

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

dan kondisi psikologis yang kurang baik, misalnya gelisah, tertekan,

tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar.

b. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu

obyek.Belajar sebagai suatu aktifitas kompleks sangat membutuhkan

perhatian daei siswa yang belajar.

c. Keaktifan siswa

Melakukan kegiatan belajar adalah siswa, oleh karena itu siswa harus

aktif tidak boleh pasif.Dengan bantuan guru, siswa harus mampu

mencari.Menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.

d. Keterlibatan langsung siswa

Kegiatan belajar dan pembelajaran, siswa harus terlibat langsung

sehingga mereka akan mudah memahami dan mengingat apa yang telah

mereka pelajari.

e. Pengulangan belajar

Materi pelajaran ada yang mudah dan ada yang sukar.Untuk

mempelajarinya siswa perlu membaca, berfikir, mengingat dan

mengadakan latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang materi

yang telah dipelajari sehingga materi tersebut makin segar dalam pikiran

siswa, sehingga makin mudah direproduksi.

f. Materi pelajaran yang merangsang dan menantang

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu anak

terhadap persoalan.Materi pelajaran yang merangsang dan menantang

dapat membuat siswa menjadi aktif sehingga meningkatkan motivasi

sbelajar.

g. Balikan dan penguatan terhadap siswa

Balikan adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa

maupun guru, siswa mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam

suatu hal, di mana letak kekuatan dan kelemahanya.Untuk merealisir

balikan ini, guru hendaknya memberitahu kemajuan belajar siswa.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

Penguatan adalah suatu tindakan yang menyenangkan diri guru

terhadap siswa yang telah berhasil melakukan suatu perubahan. Dengan

penguatan, diharapkan siswa akan mengulangi lagi perbuatan yang

sudah baik.

2.1.2.1 Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono, (2009:17) hasil belajar merupakan hal yang

dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru.Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum menerima pembelajaran.Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Suprijono, (2009:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja, artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar

pendidikan secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

Menurut Hamalik, (2006:30) bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut Rusman, (2012:13) hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang

diperoleh siswa mencangkup ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Belajar

tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan

kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat dan bakat, penyesuaian sosial, macam-

macam ketrampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

merupakan pengalaman, perkembangan mental dari seseoarang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap.Perubahan perilaku mencangkup kemampuan kognitif, efektif dan

psikomotorik.

2.1.2.2 Ranah Hasil Belajar

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Winkel, 2004:272), hasil belajar

dalam rangka studi dapat dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain :

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar instelektual yang terdiri dari 6 aspek, kedua

aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi.Keenam aspek yang dimaksud adalah

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sistesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari 5 aspek. Kelima aspek

teersebut dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang

komplek yaitu sebagai berikut :

a) Reciving / attending (penerimaan)

b) Responding (jawaban)

c) Valuing (Penilaian)

d) Organisasi

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai

c. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan, yaitu :

a) Gerakan reflex yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar.

b) Keterampilan pad gerakan-gerakan sadar.

c) Kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan

ketepatan.

Dari beberapa ranah hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

memperoleh kemampuan internal kepada siswa dan keberhasilan yang dicapai

oleh siswa untuk mendapatkan suatu peningkatan kepandaian yang diwujudkan

dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui proses pembelajaran. Dalam penelitian

ini menekankan pada aspek proses kognitif.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

2.1.2.3 Macam-Macam Hasil Belajar

Menurut Gagne (dalam Suprijono,2010:22) menyatakan bahwa hasil belajar

berupa :

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara

spesifik terhadap rangsangan spesifik.

b. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambing. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,

kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-

prinsip keilmuan.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani.

e. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut.

2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto, (2010:54) menyatakan bahwa hasil belajar yang

diperoleh siswa dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :

a. Faktor Intern (faktor yang ada di dalam individu), yaitu sikap dalam

belajar, minat dalam belajar dan kemandirian belajar.

b. Faktor Ekstern (faktor dari luar individu), yaitu keadaan lingkungan

keluarga dan lingkungan masyarakat. Misalnya bimbingan orang tua,

perhatian orang tua, pengawasan orang tua terhadap anak saat belajar

dirumah.

Menurut Munadi (dalam Rusman, 2012:124) menyatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor

eksternal, yaitu :

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

1) Faktor Internal

a. Faktor Fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam

keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan

sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima

materi pembelajaran.

b. Faktor psikologis, setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya

memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini dapat

mempengaruhi hasil belajarnya.

2) Faktor eksternal

a. Faktor lingkungan yaitu dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor

lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

b. Faktor instrumental yaitu faktor yang keberadaan dan penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan berupa

kurikulum, sarana dan guru.

2.1.3 Model Pembelajaran

2.1.3.1 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis

kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru (Slavin, 2007:54).Model pembelajaran kooperatif meliputi

model pembelajaran TGT, model pembelajaran STAD dan model pembelajaran

JIGSAW.Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh

guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta

menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta

didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk

ujian tertentu pada akhir tugas(Arends dalam Anita Lie,2002:28).

Pembelajaran Kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai

tanggungjawab pribadi dan sikap menghormati sesama.Peserta didik

bertanggungjawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan

informasiuntuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan pada mereka.

Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak

mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

bentuk assessment oleh sesama peserta didik digunakan untuk melihat hasil

prosesnya (Suprijono, 2009:54).

Dari pendapat para ahli dapat disimpilkan bahwa model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru

dalam merancang serta melaksanakan pembelajaran.

2.1.3.2 Model PembelajaranMind Mapping (Peta Pikiran)

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun

1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah Mind

Mapping memiliki sebuah idea tau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang

keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk

memunculkan ide terpendam yang dimiliki dan membuat asosiasi di antara ide

tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang

dimiliki.Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya

memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain

(Buzan, 2005:9).

Peta pikiran (Mind Mapping) adalah satu teknik mencatat yang

mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan

mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.

Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan

seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi. Peta pikiran

yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari, karena berbeda emosi dan

perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya (Bobbi de Porter,

1999:153). Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang

kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran Tugas

guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung

kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping (Sugiarto,

2004:92).

Visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal

bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreatifitas dan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan mudah

lebih menangkap dan menguasai materi pelajaran. Selain itu, siswa dapat

menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap

cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-

garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-

garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang

sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh dari gambar utama untuk

menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing garis (Rose dan

Malcolm, 2006:33).

Ingatan merupakan suatu proses biologi, yaitu pemberian kode-kode terhadap

informasi dan pemanggilan informasi kembali ketika informasi tersebut

dibutuhkan. Pada dasarnya ingatan adalah suatu yang dibentuk jati diri manusia

dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Ingatan memberikan titik-

titik rujukan pada masa lalu dan perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan

reaksi kimia elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran

inderawi dan disimpan dalam jaringan saraf yang sangat rumit dan unik di seluruh

bagian otak (Eric Jensen, 2002:21).

Secara umum otak kiri memainkan peranan penting dalam pemrosesan logika,

kata-kata, matimatika dan urutan atau yang disebut otak yang berkaitan dengan

pembelajaran akademis. Otak kanan berkaitan dengan irama, rima, musik, gambar

dan imajinasi atau disebut sebagai otak berkaitan dengan aktifitas kreatif. Kedua

belahan otak ini dihubungkan oleh Corpus Collosum yang secara konstan

menyeimbangkan pesan-pesan yang datang dan menggabungkan gambar yang

abstrak dan holistic dengan pesan kongkret dan logis (Gordon Dryden Jeannette

Vos, 2003:125).

Sebagaian besar orang hanya menggunakan otak kirinya sebagai

berkomunikasi dan memperoleh informasi dalam bentuk verbal ataupun tertulis.

Bidang pendidikan, bisnis dan sains cenderung yang digunakan adalah otak

belahan kiri. Dalam proses belajar siswa selalu dituntut untuk mempergunakan

belahan otak kiri ketika menerima materi pelajaran. Materi pelajaran akan diubah

dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang siswa tidak dapat mempertahankan

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

ingatan tersebut dalam jangka waktu yang lama (Bobbi de Porter dan Hernacki,

2000:38).

Otak tidak dapat langsung meolah informasi menjadi bentuk rapi dan teratur

melainkan harus mencari, memilih, merumuskan dan merangkainya dalam

gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga

informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa

dan menghasilkan arti yang dipahami. Teknik mencatat dapat terbagi menjadi dua

bagian.Pertama catat, tulis, susun (CTS), yaitu mencatat yang mampu

mensinergiskan kerja otak kiri dengan kanan, sehingga konsentrasi belajar dapat

meningkat sepuluh kalimat. Catat, tulis, susun, menghubungkan apa yang

didengar menjadi poin-poin utama dan menuliskan pemikiran dan kesan dari

materi pelajaran yang telah dipelajari (Bobbi de Porter dan Hernacki, 2000:152).

Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak

dan mengambilnya kembali keluar otak. Bentuk Mind Mapping seperti peta

sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta

jalan,bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam

suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta,bisa merencanakan sebuah rute

yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana akan pergi dan dimanapun berada

(Michael Gelb dalam Buzan, 2003:179).

Mind Mapping merupakan gagasan berbagai imajinasi.Mind merupakan suatu

keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja, Lebih lanjut

Bobbi de Porter dan Hernacki, (2000:152) menjelaskan peta pikiran merupakan

teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan

prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam.

Mind Mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, bisa

menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak yang alami

akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan

bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.

Mind Mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa

menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya menggabungkan kerja

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

otak kiri dan kanan.Dengan Model Mind Mapping siswa dapat meningkatkan

daya ingatan hingga 78% (Buzan, 2009:15).

Menurut Buzan, (2009:54) beberapa manfaat menggunakan Mind Mapping

antara lain :

a. Merencanakan

b. Berkomunikasi

c. Menjadi kreatif

d. Menghemat waktu

e. Menyelesaikan masalah

f. Memusatkan perhatian

g. Menyusun dan Menjelaskan fikiran-fikiran

h. Mengingat dengan lebih baik

i. Belajar lebih cepat dan efesien

j. Melihat gambar keseluruhan

Mind Mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu sisa

menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya menggabungkan kerja

otak kiri dan kanan. Model ini mempermudah memasukan informasi kedalam

otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind Mapping

merupakan model yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara

teratur karena menggunakan tehnik grafis yang berasal dari pemikiran manusia

yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka

potensi otak.

Kegunaan Mind Mapping (Peta Pikiran) :

Menurut Michael Michalko, (dalam Buzan 2005:6) Model Mind Mapping

dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagi bidang termasuk bidang

pendidikan. Kegunaan Model Mind Mapping dalam bidang pendidikan,

khususnya pada Sekolah Menegah Pertama kelas VIII, antara lain :

a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah

b. Memungkinkan merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu

karangan

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

c. Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat

d. Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif

Cara membuat Mind Mapping (Buzan, 2005:15),yaitu :

a. Siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape.

b. Pena dan pensil berwarna

c. Otak

d. imajinasi

e. Tempatkan topik atau judul materi yang akan dibahas ditengah-tengah

halaman kertas dengan posisi horizontal.

f. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat

g. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada Mind Mapping

yang dibuat.

Dalam membuat Mind Mapping juga diperlukan keberanian dan kreatifitas

yang tinggi. Variasi dengan huruf capital, warna, garis bawah atau simbol-simbol

yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan Mind Mapping

yang telah dibuat akan lebih mengesankan.

Menurut buzan, (2004:149) Aplikasi Mind Mapping dalam pembelajaran

dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses

pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:

a. Overview : Tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses

pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran

umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk

pertemuan pertama pada setiap awal semester, Overview dapat diisi

dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Mapping yang merupakan

rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu semester

yang biasanya sudah ada dalam silabus. Dengan demikian, sejak awal

siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga

membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih

dahulu di rumah atau di perpustakaan.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

b. Preview : Tinjauan awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga

gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview

dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari silabus. Dengan demikian,

siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai

sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai.

Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat

dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.

c. Inview : Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses

pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci

dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat

informasi, konsep atau rumusan penting beserta grafik, daftar atau

diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan

yang diajarkan.

d. Review : Tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran

dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan

pada informasi, konsep atau rumusan penting yang harus diingat atau

dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk focus

dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada

saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai

pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingat kembali

bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

Kelebihan dan kelemahan Mind mapping, Buzan (2004:9)yaitu :

a. Kelebihan pembelajaran Model Mind Mapping :

1. Dapat mengemukaan pendapat secara bebas.

2. Dapat berkerjasama dengan teman lainnya.

3. Catatan lebih padat dan jelas.

4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.

5. Catatan lebih berfokus pada inti materi.

6. Mudah melihat gambaran keseluruhan.

7. Membantu otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan

membuat hubungan.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

8. Memudahkan penambahan informasi baru.

9. Pengkajian ulang bisa lebih cepat.

10. Setiap peta bersifat unik.

b. Kelemahan pembelajaran Model Mind Mapping :

1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.

2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar.

3. Mind Mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan

memeriksa Mind Mapping siswa.

2.2.1 Metode Ceramah

Menurut Sudjana, (2009:77) Metode ceramah adalah penuturan bahan

pelajaran secara lisan. Fungsinya, untuk memberikan pengertian terhadap suatu

masalah, karena itu cara tersebut sering juga disebut dengan metode kuliah, sebab

ada persamaan guru mengajar dengan seorang dosen atau maha guru member

kuliah kepada mahasiswa-mahasiswa.

Metode ceramah adalah suatu metode yang paling tua, dan di Indonesia, pada

umumnya menggunakan metode ini, karena hanya menggunakan alat persepsi

visual (Penglihatan) dan auditif secara lisan, walaupun mungkin penjelasanya

menunjukan berapa gambaran pada gambar-gambar, tetapi penjelasannya hanya

disampaikan secara lisan. Jadi tugas murid dalam metode ceramah ini adalah:

murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang

diceramahkan guru adalah benar, murid mengutip ikhtisar semampu murid itu

sendiri dan menghapalkannya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang

bersangkutan.

Menurut Sudjana, (2009:70) Keuntungan dari metode ceramah ini diantaranya

adalah guru dapat mengusai seluruh kelas, maksudnya perhatian murid-murid

tertuju kepada seorang guru, dalam metode ini gurulah yang mengusai,

mengendalikan dari kegaduhan murid-murid mengajar, sedangkan kelemah dari

metode ceramah adalah: Guru tidak dapat mengukur pengertian siswa dan

siswadapat salah interpretasi penjelasan guru, maksudnya adalah bahwa guru

tidak mengetahui mana murid yang sudah paham terhadap pelajaran yang

disampaikan dan mana murid yang belum paham terhadap pelajaran yang telah

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

disampaikan. Dan begitu juga siswa dapat salah penafsiran atau penjelasan

(interpretasi) terhadap pelajaran yang telah disampaikan oleh seorang guru

dikarenakan terlalu cepatnya penyampaian materi pelajaran.

Dari metode ceramah tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah

adalah penuturan bahan pelajaran yang hanya disampaikan secara lisan, karena

hanya menggunakan alat persepsi visual (penglihatan), jadi murid lebih cenderung

pasif, melihat dan mendengarkan saat proses pembelajaran berlangsung.

2.3 Kajian Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang relevan, yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Shofia Hattarina (2008) tentang “Penerapan model

pembelajaran mind Mapping (Peta pikiran) untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran sejarah XI IPS SMAN I Talun”. Subjek penelitian

adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Talun semester genap tahun pelajaran

2007/2008 yang berjumlah 35 orang siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 27 siswa

perempuan. Keberhasilan penelitian ini diamati berdasarkan persentase ketuntasan

hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai tes evaluasi setiap akhir siklus. Siswa

dinyatakan tuntas belajar bila mencapai nilai ≥ 65 dan satu kelas dikatakan tuntas

apabila telah mencapai angka 75%, tersebut menyimpulkan bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas XI IPS dalam mata pelajaran sejarah. Hal ini terbukti

dengan adanya peningkatan rata-rata skor siswa dari hasil tes awal 33,75%

meningkat menjadi 73,25% hal ini berarti terjadi peningkatan skor sekitar 39,5%

pada post tes siklus I. sedangkan pada siklus II hasil tes awal siswa adalah 36% dan

pada post tes meningkat menjadi 88,75% ini menunjukan telah terjadi peningkatan

skor siswa sebanyak 52,75%.

Variabel yang dilakukan oleh Shofia Hattaria adalah untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind

Mapping (Peta pikiran) pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS, subjeknya

penelitian ini adalah SMA.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ariadina Suim Dwi Fitri (2008) dengan penerapan

model Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan berfikir kretifitas dan hasil

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI SMA Darul Ulum

Agung Malang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model

pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan

hasil belajar siswa kelas XI SMA Darul ulum Agung Malang pada mata pelajaran

ekonomi pada siklus I ke siklus II ditinjau dari aspek fluency sebesar 22, 07%, aspek

flexibility sebesar 20,11%, aspek originality sebesar 27,59 %, aspek elaboration

sebesar 20,3 % dan aspek evalution sebesar 17, 82%. Sedangkan peningkatan

ketuntasan belajar secara keseluruhan (klasikal) pada siklus I ke siklus II sebesar

10,62% untuk aspek kognitif dan pada aspek efektif sebesar 13,8%.

Variabel yang dilakukan oleh Ariadina Dwi Fitri dapat meningkatkan kemampuan

berfikir kreatifitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Mind Mapping (Peta Pikiran) pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS, subjeknya

penelitian ini adalah SMA.

3. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rosdianan dan Lambertus (2006), tentang

“Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII melalui Pembelajaran

Kooperatif tipe Mind Mapping di SMP Negeri 15 Kendari”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan menggunakan

model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) siswa pada kelas VIII SMP

Negeri 15 Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan

subjek peneitian siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari yang berjumlah 35 siswa.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masih-masing siklus terdiri dari

dua kali pertemuan. Tiap-tiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi. Instrument yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi kegiatan siswa

dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping (peta

pikiran) teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

deskripstif kuantitatif dan kualitatif.Berdasarkan hasil observasi , evaluasi dan

refleksi pada setiap tindakan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dalam proses belajar mengajar

IPS dapat ditingkatkan sehingga prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15

Kendari dapat ditingkatkan, dari 44,44% siswa telah memperoleh nilai ≥ 6,0 dengan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

rata- rata 5,48 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 80,55 % dengan rata- rata

6,47. Kejadian ini menunjukan bahwa penggunaan model kooperatif tipe Mind

Mapping dapat mengingkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP 15 Kendari.

Variabel yang dilakukan penelitian oleh Rosdianan adalah untuk meningkatkan

prestasi belajar IPS siswa kelasVIII melalui model pembelajaran Mind Mapping

(Peta Pikiran), subjek penelitian ini adalah SMP.

Jadi kesimpulan dari ketiga penelitian tersebut adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran) dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa.Diharapkan peneliti juga dapat berhasil menggunakan model

pembelajaran Mind Mapping (Peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Relevansinya terhadap penelitian ini yaitu meneliti hasil belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pkiran) perbedaan

penelitiannya adalah subjek penelitian.subjek penelitian ini adalah siswa SMK.

2.4 Kerangka berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini mengikuti skema sebagai berikut :

Proses Pembelajaran PKn

(Prasiklus)

Metode Ceramah

Siswa pasif, bosan dan

hasil belajar rendah

Tindakan perbaikan

menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif

Tipe Mind Mapping

(Peta Pikiran)

Hasil belajar siswa

meningkat.

Siswa menjadi aktif,

kreatif dan mengingat

pelajaran dengan baik.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 2.I Kajian Teori 2.I.I ... II.pdfBAB II . KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA . 2.I Kajian Teori . 2.I.I Hasil Belajar . 2.1.1.1 Pengertian Belajar . Menurut Travers,

Pada penelitian di SMK T & I Kristen Salatiga, pembelajaran yang dilakukan guru kurang

menarik bagi siswa. Proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah mengakibatkan

siswa cenderung pasif hanya duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru. Sehingga siswa

merasa jenuh dan bosan, serta kurang tertarik terhadap pembelajaran PKn. Dengan menerapkan

Model Pembelajaran Mind Mapping dalam pembelajaran siswa lebih bisa aktif, kreatif

ketelibatan siswa secara aktif dan menyeluruh diharapkan dapat membantu siswa untuk

meningkatkan hasil belajar PKn.

2.5 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dalam pembelajaran PKn dapat

meningkat hasil belajar pembelajaran PKn siswa SMK T&I Kristen Salatiga.


Recommended