BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Humas dan Manajemen Humas
Istilah humas pertama kali dikenalkan oleh Thomas Jefferson (mantan presiden Amerika
Serikat) pada tahun 1807. Humas (human relations) pada waktu itu dikaitkan dengan istilah
“foreign relations”.1 Pada saat itu hubungan masyarakat dihubungkan dengan kerjasama
dengan negara lain. Namun dalam perkembangannya muncul beberapa pendapat tentang
pengertian hubungan masyarakat di kalangan para ilmuwan, di antaranya :
1. Glennand Denny Griswold (1966)
Public relation is the management function which evaluates public attitudes,
identifies the policies and procedures of an individual or organization with the
public interest, and executes a program of action turn public understanding and
acceptance.2
Jadi, hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk
menilai dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan kebijakan dan
prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan dari
masyarakat.3
2. Oemi Abdurrachman M.A.
Hubungan masyarakat adalah menumbuhkan hubungan baik antara segenap
komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, motivasi, dan
partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
pengertian dan kemauan baik (good will) publiknya serta memperoleh opini publik
yang menguntungkan (atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan
yang baik dengan publik).
3. The International Public Relationship Association (IPRA)
Public relation is a management function of a continuing and planned character,
through which public and private organizations and institutions seek to win and
retain the understanding, sympathy, and support of those with whom they are or
1 H. Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 90.
2 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 143-144.
3 H. Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen... hlm. 90.
6
maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to achieve
by planned and widespread information more productive co-operation and more
efficient fulfilment of their common interest.4
Di sini dijelaskan bahwa hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari
karakter yang terencana dan berkelanjutan di ranah publik yang meliputi organisasi
dan institusi tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman, simpati, dan
dukungan dari masyarakat yang secara langsung maupun tidak, terlibat dalam
pengevaluasian opini publik dan untuk mencapai tujuan yang lebih produktif-
kooperatif dan efisien melalui informasi yang terencara dan tersebar luas.
4. Menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relation (IPR), yakni sebuah
lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987
Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Jadi humas adalah
suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian
kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara
berkesinambungan dan teratur.
5. Menurut kamus Fund and Wagnal, American Strandard Desk Dictionary terbitan
1994
Humas diartikan sebagai segenap kegiatan dan teknik/ kiat yang digunakan oleh
organisasi atau individu untuk menciptakan dan memelihara sesuatu sikap dan
tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak terjangnya.
Pada pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978,
ditetapkan definisi humas sebagai berikut:
“Suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan,
memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan
dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, mengimplementasikan program-program
tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan
khalayaknya.”
Frasa ‘menganalisis kecenderungan’ mengisyaratkan bahwa dalam humas kita juga perlu
menerapkan teknik-teknik penelitian ilmu sosial dalam merencanakan suatu program atau
4 Sulistyorini, Manajemen... hlm. 144
7
kampanye kehumasan. Definisi tersebut juga menyejajarkan asek-aspek kehumasan dengan
aspek-aspek ilmu sosial dari organisasi, yakni menonjolkan tanggungjawab organisasi kepada
kepentingan publik atau kepentingan masyarakat luas. Setiap organisasi dinilai berdasarkan
sepak terjangnya. Humas itu jelas berkaitan dengan niat baik dan reputasi.5
Karena urgensi keberadaan humas dalam suatu organisasi inilah perlu diciptakan sebuah
wadah yang mampu mengelola dan mengatur kegiatan humas, yakni manajemen humas.
Manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian,
pengkomunikasian serta pengkoordinasian terhadap masyarakat secara serius dan rasional dalam
upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.6
Kita harus menyadari bahwa masyarakat memiliki peranan yang sangat penting terhadap
keberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan lembaga pendidikan karena merupakan salah satu
parameter penentu nasib suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah). Di sini, kepercayaan
masyarakat menjadi salah satu kunci kemajuan lembaga pendidikan. Ketika masyarakat memiliki
kepercayaan terhadap lembaga pendidikan, mereka akan mendukung penuh bukan saja dengan
memasukkan putra-putrinya ke dalam lembaga pendidikan tersebut, tetapi bahkan mempengaruhi
orang lain untuk melakukan hal yang sama, begitu pula sebaliknya. Ini berarti masyarakat merupakan
komponen strategis yang harus mendapat perhatian penuh oleh manajer pendidikan.7
B. Tujuan dan Sasaran Humas
Tujuan sentral humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi, sebab humas dibentuk
atau digiatkan guna menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi. Telah
kita ketahui bahwa organisasi adalah kerangka kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
dan kerangka itu adalah pengerahan manusia-manusia secara terarah yang dinamakan
manajemen. Jelasnya, organisasi merupakan “raga”, dan manajemen adalah “jiwanya”.
Organisasi tanpa manajemen dapat diibaratkan raga tanpa nyawa, jadi organisasi yang
demikian tidak berfungsi atau mati. Sebaliknya, manajemen tanpa organisasi sama dengan
jiwa tanpa raga, yang berarti tiada berbentuk, yang berarti juga tanpa tujuan yang akan
dicapai. Sebab adanya tujuan kalau ada organisasi. Dengan kata lain, suatu organisasi
dibentuk karena ada tujuan yang akan dicapai.
Tujuan organisasi yang diperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh humas itu
bergantung pada sifat organisasi. Tujuan organisasi dalam bentuk perusahaan berbeda dengan
organisasi yang berbentuk lembaga pendidikan, berbeda pula dengan organisasi yang
berbentuk pemerintah dan sebagainya.
5 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Groups, 2008), hlm. 202-204
6 http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/ diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.16 WIB
7 Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, (Penerbit Erlangga: PT Gelora Aksara Pratama), hlm. 183.
8
Sifat organisasi dapat berbeda, tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan, yakni
upaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik. Dalam hubungan
ini, tujuan khusus dapat berjenis-jenis, tujuan sentral adalah tujuan organisasi.
Sehubungan dengan itu, tujuan sentral hubungan dalam masyarakat antara lain sebagai
berikut :
1. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.
2. Memperkukuh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Sedangkan tujuan khusus humas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari masyarakat atas kebijakan-
kebijakan yang ditempuh lembaga.
2. Untuk menunjukkan transparasi pengelolaan lembaga pendidikan sehingga memiliki
akuntabilitas publik yang tinggi. Caranya adalah dengan mengembangkan pembinaan
pengertian tentang semua aspek/ bidang pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
Pemahaman program yang dilakukan di sekolah sangat penting diketahui masyarakat
dengan tujuan, agar mereka termotivasi untuk bisa memberikan bantuan yang
maksimal terhadap terlaksananya program-program sekolah tersebut. Bantuan yang
dimaksud misalnya : para orang tua tertarik dan termotivasi untuk memasukkan
putra-putrinya ke sekolah, memberikan bantuan finansial tanpa diminta pihak
sekolah.
3. Untuk mendapatkan dukungan riil dari masyarakat terhadap kelangsungan lembaga
pendidikan. Dalam hal ini, diharapkan sekolah memperoleh partisipasi, dukungan
dan bantuan secara konkrit dari masyarakat baik berupa tenaga, sarana maupun dana
demi kelancaran tercapainya tujuan pendidikan. Semua program hubungan
masyarakat dengan sekolah jika sudah dilaksanakan secara terus menerus dan
berhasil sehingga mereka dapat termotivasi untuk bekerja sama, selanjutnya tujuan
hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat diwujudkan.
4. Menumbuhkan dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada
masyarakat terhadap kelangsungan program pendidikan di sekolah secara tepat dan
hemat.
5. Mengikutsertakan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
sekolah. Masalah yang dipecahkan menyangkut siswa, guru, perlengkapan ,
keuangan dan perumusan tujuan sekolah.
9
6. Menampung harapan-harapan tentang tujuan pendidikan disekolah. Program
hubungan sekolah dengan masyarakat salah satunya diarahkan untuk menampung
harapan-harapan masyarakat tentang tujuan sekolah. Tujuan sekolah perlu diketahui
dan disepakati bersama oleh pihak sekolah dan masyarakat melalui pertemuan-
pertemuan rutin antara sekolah dengan masyarakat. Hal ini perlu karena lulusan
sekolah akan kembali ke masyarakat maka tujuan harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Menurut Elsbree dan McNally (1959, dalam Purwanto, 1995: 190), bermacam-macam
tujuan seperti dikemukakan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:
1. Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
2. Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
3. Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.8 Dalam konteks mewujudkan
pendidikan yang berkualitas, partisipasi masyarakat adalah kesadaran dan kepedulian
masyarakat melakukan aktivitas-aktivitas turut serta mengambil keputusan,
melaksanakan dan mengevaluasi keputusan dalam suatu program pendidikan di
sekolah secara proporsional dilandasi dengan kesepakatan.9
Tujuan dan sasaran erat sekali hubungannya. Tujuan bersifat kualitatif abstrak, sasaran
kuantitatif konkret. Dalam konsepnya, kepala Humas perlu mencantumkan dengan jelas siapa
saja publik ekstern yang dijadikan sasaran. Kejelasan sasaran yang dituju oleh kegiatan
Humas itu penting karena berkaitan dengan teknik komunikasi yang akan dilancarkan dan
jenis media yang akan digunakan.
Sesuai dengan namanya, hubungan masyarakat menjadikan masyarakat sebagai
sasarannya. Namun masyarakat inipun masih dibagi ke dalam beberapa golongan, yakni
orangtua siswa, alumni lembaga pendidikan yang bersangkutan, instansi lain, dunia kerja,
serta warga masyarakat pada umumnya.10
Selain kejelasan sasaran, yang tidak boleh luput dari perhatian adalah faktor men, petugas
yang sesuai dengan kepakarannya. Petugas yang dilibatkan dalam kegiatan Humas untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan adalah mereka dari kelompok Humas sendiri, yang
antara satu dengan lainnya itu berbeda dalam spesialisasi profesinya. Di Humas organisasi-
8 Mulyono, Manajemen… hlm. 212
9 Fattah, Nanang, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah, (Bandung: Pustaka
Bani Quraisy, 2003), hlm. 117.
10 Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm. 361-363
10
organisasi besar terdapat redaktur pres release, redaktur majalah organisasi, redaktur grafis,
juru foto, juru kamera video, juru kamera film, penulis pidato, peneliti, juru kliping, petugas
meja informasi, dan lain-lain.
Dilibatkannya para petugas ada yang secara individual, ada pula yang secara
berkelompok, bergantung pada jenis pekerjaan yang akan digarap dan tujuan serta sasaran
yang akan dicapai. Dalam pembuatan suatu konsep humas perlu ditetapkan penunjuk
personalia untuk pelaksanaan tugas tertentu, yang disesuaikan dengan keahliannya masing-
masing.
Di organisasi setingkat sekolah, pengelolaan kerja Humas perlu dilakukan untuk
melaksanakan hubungan dengan masyarakat secara terus menerus dan berkesinambungan,
sehingga masyarakat tetap memiliki kegairahan yang tinggi untuk membantu program
sekolah. Untuk melihat sejauh mana kerja sama antara sekolah dan masyarakat terlaksana
secara efektif, maka diperlukan adanya kesepakatan bersama sebagai pedoman agar tidak
terjadi salah pengertian dikemudian hari. 11
C. Fungsi dan Tugas Humas dalam Lembaga Pendidikan
Sekolah merupakan lembaga yang hanya terdapat di dalam masyarakat manusia.
Sebaliknya hanya masyarakat manusia yang memerlukan dan menyelenggarakan lembaga
yang disebut sekolah. Antara keduanya terdapat hubungan yang bersifat saling bergantung
satu sama lain.
Sekolah sebagai organisasi, diharuskan melaksanakan fungsi organisasinya dalam
penerapan administrasi pendidikan, dengan memperhatikan komponen lingkungan sebagai
salah satu faktor penting dalam pendidikan. Lingkungan merupakan kekuatan pendorong di
belakang perilaku organisasi. Organisasi dikondisikan oleh lingkungan dan kelangsungan
hidup orang-orang bergantung pada kemampuan menafsirkan lingkungan yang nyata dan
beradaptasi dengannya. Organisasi harus mengurus lingkungan eksternal dan menggunakan
strategi adaptifnya yang terbaik agar mampu untuk tumbuh dan terus hidup. Masyarakat
sebagi lingkungan sekolah harus diperhatikan dan dikondisikan oleh sekolah agar masyarakat
dapat terlibat dalam pengelolaan sekolah.
Fungsi utama hubungan masyarakat adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, intern dan ekstern, dalam
rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya
menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/ organisasi. Fungsi
11 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006), hlm 114-116
11
Humas ini diharapkan menjadi “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top
manajemen dari organisasi/ lembaga pendidikan.
Edwin Emery menyatakan bahwa fungsi hubungan masyarakat adalah :
“Upaya yang terencana dan terorganisasi dari sebuah lembaga untuk menciptakan
hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya.”
Secara umum, sasaran kegiatan Hubungan masyarakat, baik swasta maupun pemerintah
adalah menciptakan opini publik yang menguntungkan sekolah dan lembaga pemerintah yang
bersangkutan. Untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut, perlu diupayakan hubungan yang
harmonis antara Hubungan masyarakat dengan lingkungannya.
Pendapat publik yang menguntungkan dapat dicapai melalui pendekatan pribadi. Bagi
Hubungan masyarakat swasta, pendekatan pribadi ini dapat menciptakan kondisi yang
menguntungkan bagi sebuah industri, kelompok konsumen dan sebagainya. Sedangkan bagi
Hubungan masyarakat pemerintah, pendekatan pribadi diadakan terutama untuk mendapatkan
pengesahan dari Dewan Perwakilan Rakyat agar renacana undang-undang dapat diterima.
Pendapat umum yang menunjang, merupakan kunci tercapainya tujuan sesuatu sekolah atau
lembaga.
Menurut Mulyasa, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menggalang
partisipasi masyarakat dalam lembaga pendidikan (sekolah):
1. Melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah yang besifat
sosial kemasyarakatan. Misalnya, bakti sosial, perpisahan, peringatan hari besar
nasional dan keagamaan, serta pentas seni.
2. Mengidentifikasi tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang mampu mempengaruhi
masyarakat pada umumnya.
3. Melibatkan tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai program dan kegiatan sekolah
yang sesuai dengan minat mereka.
4. Memilih waktu yang tepat untuk melibatkan masyarakat sesuai dengan kodisi dan
perkembangan masyarakat.
Di samping pendekatan-pendekatan tersebut, terdapat cara-cara lain dalam menjalin
hubungan dengan masyarakat. James J. Jones menawarkan lima cara, yaitu
1. Melalui aktivitas-aktivitas para siswa kurikuler.
2. Melalui aktivitas-aktivitas pengajar.
3. Melalui kegiatan ekstrakurikuler.
4. Melalui kunjungan masyarakat atau para orangtua ke lembaga pendidikan.
5. Melalui media massa.
12
Dalam Panduan Manajemen Sekolah, disebutkan cara-cara berikut untuk berhubungan
dengan masyarakat:
1. Melaksanakan program-program kemasyarakatan, seperti kebersihan lingkungan.
2. Mengadakan open house, yang member kesempatan kepada masyarakat luas untuk
mengetahui program dan kegiatan sekolah.
3. Menerbitkan bulletin sekolah, majalah, atau lembar informasi yang secara berkala
memuat kegiatan dan program sekolah untuk diinformasikan kepada masyarakat.
4. Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau pembina suatu program sekolah.
5. Membuat program kerjasama sekolah dengan masyarakat, misalnya perayaan hari-
hari nasional dan perayaan keagamaan.
Upaya menjalin hubungan lembaga dengan masyarakat diharapkan membuahkan hasil
nyata bagi lembaga pendidikan. Made Pidarta menyatakan bahwa hubungan kerjasama
lembaga dengan masyarakat melalui pendekatan situasional, memungkinkan lembaga itu tetap
tegak berdiri. Sebab, ia berada dan hidup bersama masyarakat yang sekaligus menjadi
mercusuar dan inovator bagi masyarakat. Manfaat kerjasama juga harus bias dirasakan
masyarakat sehingga terjadi dampak yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak atau
simbiosis mutualisme. Mengenai keuntungan kedua belah pihak ini, Stoop mengatakan bahwa
kerjasama seperti ini mengisyaratkan adanya informasi yang kontinu antara lembaga
pendidikan dengan masyarakat. Informasi itu seharusnya bersifat dua arah, yaitu dari lembaga
ke masyarakat dan dari masyarakat ke lembaga pendidikan.
Secara teoritis, ketika ketiga unsur yang terdiri atas kekuasaan, kemauan, dan peluang
telah menyatu, maka sangat mudah mewujudkan hubungan yang baik antara lembaga dengan
masyarakat. Artinya, apabila kekuasaan untuk menggerakkan dimiliki, kemauan untuk
menggerakkan telah tertanam dengan kuat, dan peluang untuk menggerakkan terbuka lebar,
seharusnya todak ada kesulitan lagi. Walaupun, kadang realita menunjukkan gejala lain yang
menuntut manajer lebih cermat lagi dalam mengelola masyarakat. Manajemen masyarakat
ternyata tidak semudah mengumpulkan orang banyak. Berkaitan dengan kenyataan ini,
Pidarta menegaskan bahwa pada intinya, peranan manajer dalam meningkatkan hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat ialah menjalin kerjasama yang erat dengan para
tokoh masyarakat.12
Hubungan masyarakat mempunyai fungsi timbal balik, ke luar dan ke dalam. Keluar, ia
harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif
12 Qomar, Mujamil, Manajemen… hlm. 186-189
13
terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi dan lembaganya. Kedalam, ia berusaha
mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang
negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu kebijakan atau tindakan dilakukan. Hal ini berarti
ia harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi dalam sekolah atau lembaganya, termasuk
ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan. Ia yang berperan dalam membina hubungan
baik antar lembaga atau organisasinya dengan masyarakat dan engan media massa. Fungsi
pokoknya adalah mengatur lalu lintas, sirkulasi informasi internal dan eksternal dengan
memberikan ionformasi serta penjelasan seluas mungkin kepada publik mengenai kebijakan,
program serta tindakan-tindakan lembaga/organisasi, agar dapat dipahami sehingga
memperoleh publik support dan public acceptance.
Memang secara ideal Hubungan masyarakat itu dapat bertindak sebagai juru bicara
organisasinya, disamping juga sebagai koordinator dari semua lalu lintas informasi dengan
masyarakat. Untuk bisa melaksanakan tugasnya secara sempurna, adalah wajar apabila
hubungan masyarakat ditempatkan dalam kedudukan sebagai bagian dari mekanisme
pengambilan keputusan, dan karena itu juga harus dekat dengan pejabat pengambil
keputusan. 13
Secara umum, tugas pokok humas adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau
pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan
informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3. Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan
informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat
tertentu.
4. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang
masalah pendidikan.
5. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja
sama.
6. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan
pelaksanaan pendidikan.14
D. Prinsip-prinsip Kerja Humas
1. Integrity (Keterpaduan)
13 Sulistyorini, Manajemen… hlm 147-149
14 http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/ diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.16 WIB
14
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan
kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun
informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang
sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh
sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi,
salah interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat
dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini
sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat atau orang tua
murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-
lebih dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani
memberikan penilaian secara langsung tentang sekolah.
Selain itu, yang dimaksud keterpaduan adalah keterkaitan antara kepala sekolah,
masyarakat, dan keluarga yang merupakn satu kesatuan yang saling berhubungan.15
2. Continuity (Berkesinambungan)
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus
dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak
hanya dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun
atau sekali dalam satu semester, hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta
bantuan keuangan kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan
masyarakat selalu beranggapan apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu
dikaitkan dengan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar
mewakilkan kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila ini terkondisi,
maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid dan
masyarakat.
Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah, permasalahan-permasalahan
sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul dan berkembang setiap saat, karena
itu maka diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat
atau orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam
meningkatkan mutu pendidikan putra-putrinya.
3. Simplicity (Sederhana)
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang
dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi
15 Mulyono, Manajemen… hlm. 214
15
(sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat.
Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui
media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat).
Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa: informasi yang disajikan
dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak
masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu
penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat.
4. Coverage (Menyeluruh)
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek,
faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya
program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip
ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:
a. Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal
masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan
kemajuan sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah,
masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus
dinformasikan kepada masyarakat.
b. Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang diberikan jangan
dibuat-buat atau informasi yang obyektif.
c. Up to date, berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan,
masalah dan prestasi sekolah terakhir.
Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh mana sekolah dapat
mencapai misi dan visi yang disusunnya.
5. Constructiveness (Konstruktif)
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah
memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat
akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara
detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti,
akan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan
kepada sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan
pemecahan bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang perlu
dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.
16
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan
rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah
dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh
masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu
sesuai dengan keinginan sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif berdasarkan
data-data yang ada pada sekolah.
6. Adaptability (Kesesuaian)
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan
di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian
terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di
dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat
pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian
yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home
visit) pada pagi hari.
Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang
mendukung akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke
dalam pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.16
7. Flexibility (Keluwesan)
Program-program kerja humas sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang
terjadi.17
E. Bentuk dan Realisasi Kerjasama Humas dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara
guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan
agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat
mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak.
2. Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama
antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum
16 http://fadillawekay.wordpress.com/2013/04/23/3/ diakses pada tanggal 19 September 2013 pukul 12.09 WIB
17 Mulyono, Manajemen… hlm. 215
17
sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat.
Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode
pengajarannya.
3. Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti
hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala
pemerintah setempat, ataupun perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan
perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.18
Berkenaan dengan jenis-jenis kerjasama humas dengan masyarakat tersebut, ada
sejumlah teknik yang dapat diterapkan oleh lembaga pendidikan untuk menjalin hubungan
baik dengan masyarakat khususnya orangtua murid, yaitu:
1. Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis
yang dapat digunakan meliputi:
a. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata
tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil
ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman
kanak-kanak (TK).
b. Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga
pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar.
Pamphlet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat
umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk
promosi lembaga.
c. Berita kegiatan murid
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi
informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu
pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di
lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
d. Catatan berita gembira
Tehnik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama
ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi
18 http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/ diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.16 WIB
18
tentang keberhasilan seoran murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan
disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
e. Buku kecil tentang cara membimbing anak
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala
sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi
tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan
kepada orang tua murid (Bafadhol, 2005: 63).
2. Teknik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:
a. Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat
mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat.
Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya.
Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program
pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.
Hal ini akan memperlancar mancapai tujuan program pendidikan sekolah tersebut.
b. Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil
orang tua murid datang ke sekolah. Setelah dating, mereka diberi penjelasan
tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi
penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
c. Pertemuan
Dengan tehnik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan
khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah.
Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh
semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun
terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap akan mengadakan pertemuan
sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
3. Teknik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang
masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang
diselenggarakan bias berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK
menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi, atau biasanya di pesantren
ketika mengadakan pengajian ditampilkan santri-santri yang hafal nadhom alfiyah.
Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru atau juga pengasuh kalau di pondok
19
pesantren dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan
juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program
itu.
4. Teknik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan
sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan
sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai
sarana untuk promosi pendidikan.19
Di samping membina hubungan baik dengan orangtua murid, humas juga bisa
mengadakan kerjasama dengan para alumni, dunia usaha atau dunia kerja, dan
instansi lain.
Dari para alumni, sekolah memperoleh masukan tentang kekurangan sekolah
yang perlu dibenahi, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan. Juga
melalui alumni dapat dihimpun dana bagi peningkatan kesejahteraan guru dan
karyawan maupun perbaikan pembangunan sekolah. Bahkan, mengundang para
alumni itu sendiri untuk menyampaikan pengalaman keberhasilannya untuk
memotivasi atau menularkan pengetahuannya untu penyegaran dan tambahan
wawasan bukan hanya untuk para siswa tetapi juga para guru dan warga sekolah
lainnya.
Mengenai hubungan dengan dunia usaha (kerja), biasanya merupakan wilayah
guru bimbingan dan konseling. Ini bisa dilaksanakan dengan mengundang tokoh
yang berhasil untuk dating ke sekolah. Keberhasilan tokoh tersebut akan memotivasi
semua pihak untuk melakukan hal yang serupa. Selain itu, bisa juga dengan
mengirim anak didik ke dunia usaha/ kerja. Ini akan menguntungkan kedua belah
pihak. Dunia usaha/ kerja memperoleh tenaga yang murah sedangkan para siswa
mendapatkan pengalaman kerja yang berharga.
Sedangkan hubungan dengan instansi lain dapat diwujudkan dengan:
1. Hubungan dengan sekolah lain
Kerjasama ini dapat dibina melalui MGMP, MKS, MGP, K3S, K3M (Kelompok
Kerja Kepala Madrasah).
2. Hubungan dengan lembaga/ badan-badan pemerintahan swasta
19 http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/ diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.16 WIB
20
Misalnya, kerjasama dengan bank dalam rangka penggalangan dana “gemar
menabung pelajar”. Begitu juga kerjasama dengan pertamanan dalam rangka
penghijauan.20
20 Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, Manajemen… hlm. 364
21
Recommended