6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi
1. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi menurut Laudon (2002, p7) adalah komponen-
komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, kontrol, analisis dan visualisasi dalam suatu
organisasi.
Sistem informasi menurut Whitten (2001, p12) adalah bagaimana
organisasi mengubah dan mengatur data yang ada untuk menghasilkan informasi
yang berguna, untuk mendukung organisasi dan pekerjanya, pelanggan, supplier,
dan partners.
Sistem informasi menurut O’Brien (2003, p10) adalah kombinasi sumber
daya - sumber daya yang terorganisir dari manusia, perangkat keras, piranti
lunak, jaringan komputer, dan data yang mengumpulkan, mengubah, dan
mendistribusikan informasi pada suatu organisasi.
2.1.2 Teknologi Informasi
Menurut Williams and Sawyer (2005, p3) teknologi informasi adalah
ketentuan umum yang menggambarkan tiap teknologi yang membantu untuk
memproduksi, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan/atau
7
menyebarkan informasi. TI menggabungkan komputerisasi dengan komunikasi
kecepatan tinggi menghubungkan data, suara, dan video yang dibawa. Contoh
dari teknologi informasi termasuk komputer personal tetapi juga bentuk baru dari
telepon, televisi, alat-alat, dan berbagai alat handheld.
2.1.3 Investasi Teknologi Informasi
Investasi TI merupakan keputusan yang diambil oleh organisasi untuk
meningkatkan sumber daya dari pengeluaran biaya yang nyata dari TI dengan
harapan manfaat dari pengeluaran tersebut bertemu / mencapai nilai dari apa
yang diharapkan.
Investasi TI meliputi hardware, software, jaringan, brainware dan
fasilitas.
Hardware adalah semua mesin dan peralatan dalam sistem komputer. Contoh
: PC, mouse, keyboard, dan sebagainya.
Software adalah instruksi elektronik step-by-step yang memberitahukan
perangkat keras komputer apa bagaimana melakukan sebuah tugas. Contoh :
operating system, utility software, dan application software.
Network/jaringan adalah sebuah sistem komunikasi yang menghubungkan
dua atau lebih komputer; internet adalah jaringan terbesar. Contoh : LAN,
WAN, dan MAN.
Brainware adalah pemakai komputer atau orang yang mengoperasikan
komputer (user), karena secanggih apapun komputer jika tidak ada orang
mengoperasikannya (user) maka komputer tersebut tidak dapat digunakan.
Contoh : operator, programmer, sistem analis, database administrator.
8
Fasilitas. Contoh fasilitas adalah ruangan, AC dan lain sebagainya
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Information Economics
Menurut Parker (1988, p101), information economics adalah sebuah
metode untuk mengevaluasi investasi teknologi informasi dalam sebuah
perusahaan dan untuk mengkuantifikasikan biaya (cost) dan manfaat (benefit)
pada proyek-proyek TI yang hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat
pada perusahaan.
Menurut Parker (1988, p102) terdapat tiga komponen utama untuk
menghitung score suatu proyek investasi, yaitu:
1. Perhitungan ROI.
2. Penilaian pada Business Domain.
3. Penilaian pada Technology Domain.
Gambar 2.1 Faktor untuk Mengkomputerisasi Skor Proyek
Weight simple ROI merupakan justifikasi finansial yang menggunakan
ketiga lembar kerja yang diselesaikan sebelumnya. Ada lima variabel yang
dipertimbangkan menurut Parker (1988, p102). Di dalam bukunya dia
mempertimbangkan dalam kalkulasi simple ROI, yaitu traditional cost benefit,
value linking, value acceleration, value restructuring, dan innovation valuation.
Traditional cost benefit adalah mutlak dilakukan sedangkan keempat faktor
Weighted Weighted Weighted PROJECTSimple + Business + Technology = SCOREROI Domain Domain(Quantification) (Assessment) (Assessment)
9
lainnya tergantung dari sifat teknologi informasi yang diimplementasikan.
Gambar 2.2 memperlihatkan bagaimana hubungan antara kelima variabel dalam
kalkulasi simple ROI.
Gambar 2.2 Teknik Information Economics untuk Menghitung Simple ROI
Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan domain teknologi terdapat
variabel yang perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui beberapa
lembar kuisioner maupun tanya jawab langsung. Variabel-variabel tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Category Business Domain Technology Domain
Strategic Value
Strategic Match Competitive Advantage Competitive Response Management Information
Strategic IS Architecture
Organizational Risk and Uncertainty
Project or Organization Risk
Definitional uncertainty
Technical uncertainty
IS infrastructure Risk
Tabel 2.1 Variabel-variabel Domain Bisnis dan Teknologi
2.2.2 Nilai (Value)
Menurut Parker (1988, p64), Nilai didasarkan pada keuntungan dari
persaingan yang dicerminkan dalam kinerja masa sekarang dan masa yang akan
datang. Nilai (value) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang
terdiri dari Return On Investment (ROI), Strategic Match, Competitive
Cost Benefit + Value + Value + Value + Innovation = Input Simple ROILinking Accleration Restructuring Valuation
10
Advantage, Management Information Support, Competitive Respons, dan
Strategic IS Architecture.
2.2.3 Biaya (Cost)
Menurut Parker (1988, p90), Biaya merupakan sebuah pengukuran atas
sejumlah sumber daya yang diperlukan dalam menghasilkan produk. Biaya
dinyatakan berdasarkan ukuran (jenis) mata uang misalnya rupiah. Dalam
Information Economics, terdapat dua macam biaya, yaitu biaya pengembangan
dan biaya berjalan. Biaya pemeliharaan termasuk dalam biaya berjalan.
2.2.4 Manfaat (Benefit)
Menurut Remenyi (1995, p40), manfaat teknologi informasi adalah suatu
keuntungan yang diperoleh perusahaan yang bersedia untuk membayar atas
penggunaan TI tersebut.
Benefit atau manfaat memiliki banyak arti yang dapat dihubungkan dalam
berbagai bidang, tapi dalam Information Economics manfaat dipandang secara
ekonomis baik yang tangible maupun intangible.
Menurut Parker (1988, p92), terdapat tiga jenis manfaat, yaitu:
1. Tangible benefit, merupakan keuntungan nyata dan dapat dikalkulasikan
secara keuangan (lebih mengarah kepada bisnis).
2. Quasi tangible, merupakan keuntungan yang mengacu pada peningkatan
efisiensi proses kerja yang sudah diterapkan dalam perusahaan.
3. Intangible benefit, merupakan keuntungan yang mengacu pada efektivitas
proses kerja yang sudah diterapkan dalam perusahaan.
11
Sedangkan menurut Remenyi (1995, p42), mengelompokkan lebih lanjut
kedua jenis manfaat tersebut dalam IT benefit metrics. Pengelompokkan tersebut
mengembangkan dua jenis manfaat menjadi empat jenis manfaat :
1. Tangible Measureable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung
terhadap keuntungan perusahaan dan efek tersebut dapat diukur secara
objektif. Contohnya : pengurangan biaya dan peningkatan keuntungan.
2. Tangible Unmeasureable, merupakan manfaat yang membawa dampak
langsung terhadap keuntungan perusahaan tetapi sulit untuk dapat diukur
secara langsung. Contohnya : informasi yang lebih baik dan resiko yang lebih
rendah serta peningkatan keamanan.
3. Intangible Measureable, merupakan manfaat yang dapat diukur tetapi
dampaknya tidak secara langsung dapat mempengaruhi keuntungan
perusahaan, misalnya : peningkatan kepuasan konsumen atau karyawan,
penyampaian informasi yang lebih cepat.
4. Intangible Unmeasureable, merupakan manfaat yang sulit diukur tetapi
dampaknya tidak secara langsung dapat mempengaruhi keuntungan
perusahaan, contohnya : persepsi konsumen dan calon karyawan terhadap
produk perusahaan, perubahan pasar.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa manfaat
tangible measureable dikategorikan sebagai manfaat tangible, manfaat tangible
unmeasureable dan intangible measureable dikategorikan manfaat quasi-
tangible, dan manfaat intangible unmeasureable dikategorikan sebagai manfaat
intangible.
12
Untuk biaya pada quasi-intangible berkemungkinan mempunyai
beberapa elemen manfaat yang bisa diukur langsung, tetapi untuk biaya pada
intangible hanya mempunyai nilai yang dapat diukur secara tidak langsung.
Biaya-biaya yang akan dihitung dengan menggunakan lembar kerja biaya
pengembangan dan lembar kerja biaya yang berjalan. Sedangkan manfaat akan
dihitung dengan menggunakan teknik-teknik Value Linking, Value Acceleration,
Value Restructuring, dan Value Innovation.
2.2.4.1 Tangible Benefit
1. Cost Benefit Analysis (CBA)
Menurut Remenyi (2001, p296) CBA didefinisikan sebagai “The process
of comparing the various costs associated with an investment with the benefits
and profits that it returns”. Definisi CBA di atas diterjemahkan sebagai proses
yang membandingkan bermacam-macam biaya yang berhubungan dengan
investasi dengan manfaat dan keuntungan yang dikembalikan.
Menurut Parker (1988, p90) CBA merupakan teknik yang paling umum
yang dgunakan dalam melakukan perhitungan finansial dari suatu proyek. Dalam
CBA perhitungan yang dilakukan terhadap biaya pengembangan proyek (seperti
biaya hardware, biaya software, biaya training, dan lain-lain), biaya berjalan dan
penghematan atau pengurangan biaya yang mungkin terjadi.
2.2.4.2 Quasi-Tangible Benefit
1. Value Linking dan Value Acceleration
Parker (1988, p111) menyatakan bahwa “Value linking is used to
evaluate financially the combain effects of improving perfomance of a function
and any consequential results from a separate function”. Definisi di atas
13
diterjemahkan sebagai berikut : Value linking digunakan untuk mengevaluasi
secara finansial efek dari perubahan performa sebuah fungsi atau proses atau
pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Nilai tersebut tidak
tergantung oleh waktu.
Menurut Ward (2002, p424) Value Acceleration sebagai “A value which
consider time dependence of benefit and cost in other departments of system
improvements”. Definisi value acceleration di atas diterjemahkan sebagai nilai
yang sangat bergantung pada satuan waktu untuk pengukuran biaya dan manfaat
pada departemen-departemen lain karena adanya perubahan dan pengembangan
sistem.
2. Value Restructuring
Parker (1988, p111) menyatakan bahwa “Value restructuring ties the
effects of information technology to result measured through increased
productivity it assesses the movement of job activity from lower value function to
higher value function”. Value restructuring merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk mengukur nilai suatu peningkatan produktivitas sebagai
pengaruh akibat terjadinya restrukturisasi atau perubahan fungsi suatu pekerjaan
atau fungsi suatu departemen sebagai dampak penerapan suatu TI. Contoh :
berkurangnya pekerjaan yang bersifat operasional.
3. Innovation Valuation
Parker (1988, p134) menyatakan bahwa “Innovation creates new
functions within the business domain, it changes the way the enterprise conducts
its business”. Inovasi menghasilkan fungsi baru yang dapat mengubah cara suatu
perusahaan dalam melakukan bisnis. Inovasi dalam pemakaian TI menyediakan
14
wahana untuk melakukan perubahan terhadap strategi bisnis, produk dan jasa
bisnis inti. Teknik innovation valuation lebih berfokus pada organisasi
dibandingkan kepada biaya dan resiko teknologi. Teknik ini sangat berguna
untuk melakukan evaluasi terhadap suatu teknologi baru yang belum pernah
diterapkan.
2.2.4.3 Intangible Benefit
Menurut Parker (1988, p101), contoh intangible benefits adalah informasi
yang lebih tepat waktu (menyediakan peringatan perubahan yang lebih cepat),
meningkatkan perencanaan organisasional (membuat organisasi lebih adaptif
untuk perubahan), meningkatkan fleksibilitas organisasional (mengijinkan
organisasi untuk berubah lebih cepat), promosi dari pembelajaran dan
pemahaman organisasional (meningkatkan kemampuan organisasional yang
diperlukan untuk menyukseskan perubahan), ketersediaan informasi yang baru,
lebih baik dan lebih banyak (memberikan kesempatan untuk bersaing lebih
efektif), kemampuan untuk menginvestigasi lebih banyak alternatif
(meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan yang terbaik dari
beberapa alternatif yang ada), pembuatan keputusan yang lebih cepat
(menciptakan keuntungan kompetitif dengan tindakan yang tepat waktu).
2.2.5 Value Chain
Kegunaan value chain dapat membantu perusahaan dalam memahami
dengan jelas perbandingan antara rantai nilai sendiri dengan pesaing sehingga
memberikan pilihan yang menguntungkan dalam menghadapi persaingan bisnis.
Value chain secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu aktivitas
utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah bagian yang dapat
15
memenuhi aturan dari value chain itu sendiri dan meningkatkan kepuasan
pelanggan, yang akan berdampak langsung kepada aktivitas yang berhubungan.
Tidak hanya setiap aktivitas harus berjalan dengan baik, tetapi juga harus
berhubungan satu sama lain secara efektif jika menginginkan kemampuan
seluruh bisnis dioptimalkan. Aktivitas utama ini terdiri dari :
Inbound Logistic : Penerimaan, penyimpanan, mendapatkan, dan menentukan
input dan sumber daya dengan kualitas dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan bisnis. Hal ini mungkin meliputi perekrutan staff yang baik,
pembelian material, komponen dan jasa.
Operation : melakukan perubahan dari input menjadi produk dan jasa yang
dibutuhkan oleh konsumen.
Outbound Logistic : mendistribusikan produk ke konsumen baik secara
langsung atau melalui perantara jalur distribusi.
Sales and Marketing : menentukan cara bagaimana agar konsumen peduli
terhadap produk dan jasa serta menerimanya, termasuk bagaimana caranya
membujuk mereka untuk membeli dan menggunakan produk dan jasa.
Services : menambahkan nilai dengan memastikan konsumen mendapatkan
keuntungan atau nilai dari produk yang dibelinya secara penuh.
Sedangkan aktivitas pendukung merupakan bagian yang memungkinkan
untuk mengontrol dan mengembangkan bisnis sepanjang waktu dan menambah
nilai secara tidak langsung. Nilai akan terwujud jika aktivitas utama dijalankan
dengan sukses. Aktivitas pendukung terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
Infrastructure : seperti bangunan fisik, fasilitas, dan legal.
16
Human Resource Management : terdiri dari karyawan atau personel, proses
perekrutan, training, dan payroll.
Product and Technology Development : melakukan riset dan pengembangan,
serta mendesain produk dan prosesnya.
Procurement : melakukan pembelian dan pendanaan untuk kebutuhan aktivitas bisnis.
Infrastructure → Legal, accounting, finansial, managementHuman Resource Management → Personal, recruitment training, manpower planningProduct and Tecnology Development → Product and process design, producting engineering, market testing, research and developmentProcurement → Supplier management, funding, subcontracting, specification Inbound LogisticExample:Quality control, receiving, material control
OperationsExample:Manufacturing, packaging, production control, maintenance
Outbound logisticExample:Finishing good order handling, delivery, invoicing
Sales and MarketingExample:Customer management, order taking, promotion, sales and analysis, market research
ServicesExample:Warranty, maintenance,upgrade
Gambar 2.3 Value Chain
2.2.6 Analisis 5 Daya Porter (5 Forces Model)
Persaingan adalah inti dari kesuksesan atau kegagalan sebuah perusahaan.
Salah satu framework yang digunakan untuk menganalisis persaingan adalah
Porter’s competitive forces model. Model ini digunakan untuk mengembangkan
strategi perusahaan guna meningkatkan kekuatan bersaing perusahaan. Menurut
Porter ada 5 kekuatan yang dapat membahayakan posisi perusahaan di
lingkungan industrinya, yaitu :
Ancaman dari pendatang baru : pendatang baru dapat menjadi ancaman
karena hambatan-hambatan untuk masuk ke lingkungan industri masih
rendah.
Value Added –Cost = Profit
17
Kekuatan menawar dari pemasok : semakin sedikit pemasok maka pemasok
semakin mempunyai kekuatan untuk memberikan penawaran sehingga
pemasok mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Ancaman barang pengganti : barang pengganti tidak hanya sebagai pengganti
dari produk tetapi dapat menjadi alternatif bagi pembeli untuk
membelanjakan uang mereka. Sebagai contoh : seseorang biasanya memilih
berlibur dibandingkan membeli barang mewah, demikian juga sebaliknya.
Kekuatan menawar dari pembeli : dengan adanya perusahaan yang sejenis
dan barang pengganti maka kekuatan dari pembeli semakin besar dimana
pembeli dapat mempertimbangkan barang yang ingin dibeli.
2.2.7 Analisis SWOT
Menurut Robbins dan Coulter (2002, p229) Analisis SWOT adalah
analisis dari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan suatu organisasi dan
kesempatan-kesempatan serta ancaman-ancaman dari lingkungannya.
Peranan SWOT pada Information Economics adalah untuk membantu
menentukan strategi bisnis pada perusahaan.
SWOT terdiri dari strength, weakness, opportunity, dan threat.
Pengertian dari strength, weakness, opportunity, dan threat adalah sebagai
berikut :
1. Strength (kekuatan)
Kekuatan (strength) adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan baik
atau sumber daya yang dikendalikan.
18
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan (weakness) adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak
berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan
tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan.
3. Opportunity (peluang)
Peluang (opportunity) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.
4. Threat (ancaman)
Ancaman (threat) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.
2.2.8 Analisis Business Domain dan Technology Domain
Perusahaan digambarkan dalam dua bagian yaitu : aktivitas bisnis dan
aktivitas pendukung teknologi. Domain saat ini digunakan untuk
mengkarakterisasikan dua aktivitas yang berbeda. Tujuan dari pembagian ini
untuk menekankan peran yang berbeda dari manajemen dan perencanaan dalam
bisnis dan teknologi. Domain bisnis adalah pengguna (user) dari teknologi
informasi. Domain teknologi adalah penyedia layanan teknologi informasi.
Penyedia layanan bisa dari departemen SI atau spesialis teknikal di dalam
organisasi bisnis yang bertanggung jawab termasuk personal computing. Di
dalam domain bisnis, kegunaan dari sistem komputer untuk menyimpan dan
mengatur data personal dapat membuat beberapa tanggung jawab manajemen
domain teknologi, seperti : desain sistem, pengembangan software, pengaturan
data yang berlebihan, keamanan dari informasi, dan wewenang untuk staf agar
mendapatkan dan menggunakan informasi di dalam sistem.
Tanggung jawab manajemen domain teknologi yang ada apakah
komputer dilokasikan dalam departemen manajemen terpusat atau dalam kantor
19
manajer bisnis. Tanggung jawab ini sangat berbeda dari tanggung jawab manajer
bisnis yang memberikan peningkatan untuk penggunaan data. Ini adalah
perbedaan dari tanggung jawab dan kenyataan bahwa domain bisnis
menggunakan TI untuk membuat tanggung jawab di dalam domain teknologi.
Analisis Business dan Technology Domain merupakan model yang
menekankan perbedaan biaya (cost) dan nilai (value) dalam dua domain. Dari
perspektif domain bisnis, value diciptakan dengan penggunaan teknologi
informasi untuk menghasilkan pendapatan, mengurangi biaya, meningkatkan
keefektifan. Dari perspektif domain teknologi, value merupakan investasi pada
domain teknologi yang dibutuhkan untuk menciptakan layanan.
Biaya dalam domain bisnis didefinisikan sebagai pembayaran untuk
penggunaan sumber daya teknologi yang diaplikasikan untuk memproduksi
value, termasuk resiko. Biaya yang dimaksud dalam domain bisnis adalah biaya
atas sumber daya proyek yang digunakan bersama dengan proyek lainnya
(shared resource), misalnya penggunaan jaringan komunikasi data atau
komputer main-frame. Sedangkan biaya dalam domain teknologi didefinisikan
sebagai biaya atas penggunaan sumber daya sebenarnya yang digunakan
langsung untuk layanan ke domain bisnis, termasuk resiko.
20
Gambar 2.4 Analisis Business dan Technology Domain
2.2.8.1 Business Domain
Business Domain adalah variabel yang ditambahkan dalam menghitung
nilai total dari sebuah proyek TI dalam membuat ranking keseluruhan dari
proyek menjadi lebih realistis. Variabel ini ditambahkan untuk menghitung
faktor-faktor yang tidak dapat secara langsung dihitung oleh ROI sederhana
dengan kata lain untuk menghitung manfaat-manfaat yang bersifat intangible. Di
samping domain bisnis masih ada domain teknologi yang akan dibahas
berikutnya.
Menurut Parker (1988 , p144) faktor-faktor unik dalam business domain
antara lain :
21
1. Strategic Match (SM)
SM menfokuskan diri pada keterkaitan antara TI dalam pencapaian tujuan
startegis perusahaan. Nilai ini menyediakan sebuah jalan dalam
meningkatkan nilai atau skor dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung
langsung dalam pencapaian tujuan bisnis.
2. Competitive Advantage (CA)
CA termasuk strategi utama yang diikuti oleh bisnis dan termasuk sebuah
implementasi dari cost leadership, differentiation atau fokus. Gradasi
penilaian sangat berbeda untuk setiap tipe strategi.
Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan
menginginkan peningkatan CA :
- Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur industri.
Contoh : mengubah kapasitas industri.
- Perusahaan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam bisnis yang dijalani.
Perusahaan harus mendukung inisiatif yang dapat membedakan produk
perusahaan atau pelayanannya atau bahkan merubah lingkup persaingan dari
bisnis. Contoh : menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan tersebut
harus menjadi nilai utama di mata pelanggan.
- Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. Ada beberapa cara
yang dapat dikontribusikan untuk sebuah inisiatif untuk CA, termasuk insiatif
TI untuk menjual atau menggunakan informasi sebagai by-product (hasil
tambahan) dari bisnis sekarang ini.
22
3. Competitive Response (CR)
CR mengukur tingkat dimana kegagalan sistem dapat menyebabkan ancaman
persaingan bagi perusahaan. Hal ini dapat muncul dikarenakan pesaing telah
lebih dulu menyediakan pelayanan, produk, pertukaran data, kapasitas yang
dibutuhkan oleh industri, serta beberapa otoritas dalam menjalankan sistem
sebagai kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis.
4. Management Information for CSF’s (MI)
MI berfokus pada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan menyediakan
informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau Line of Business
perusahaan. (Management Information Support of Core Activities/MISCA).
Penilaian (skor) dalam kategori ini tergantung dari derajat dimana inisiatif
dalam menyediakan informasi manajemen yang mengijinkan pembuat
keputusan untuk memperkirakan operasi dan untuk membuat mereka menjadi
lebih efektif, dan menguntungkan bagi perusahaan secara materiil.
5. Project Or Organizational Risk (OR)
Project Or Organizational Risk berfokus pada tingkat dimana organisasi
mampu membawa perubahan yang dibutuhkan oleh proyek. Evaluasi
berfokus pada pemakai (user) atau domain bisnis organisasi, bukan pada
organisasi teknikal. Komponen dari kapasitas organisasi meliputi dukungan
manajemen untuk berubah, kedewasaan dalam komputerisasi di dalam
organisasi, penilaian realistis atas tugas-tugas yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek melalui pemahaman atas proses dan fungsi bisnis yang
penting.
23
2.2.8.2 Technology Domain
Variabel yang terdapat pada domain teknologi lebih membahas pada
resiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi pada sebuah
proyek.
Menurut Parker (1996, p324) terdapat empat variabel dalam domain
teknologi yang digunakan untuk menghitung manfaat-manfaat maupun resiko
yang bersifat intangible yaitu :
1. Strategic IS Architecture (SA)
SA mengevaluasi tingkat dimana proyek itu sesuai dengan keseluruhan
strategi sistem informasi. Kesesuaian ini direfleksikan dalam perencanaan TI
(blueprint). Hasil blueprint dalam proses pengembangan sistem diperlukan
untuk menyelesaikan rencana yang telah ditetapkan. Blueprint menjelaskan
urutan proyek-proyek yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencana.
Suatu implementasi TI yang baik harus mampu menunjang strategi sistem
informasi secara keseluruhan untuk merefleksikan rencana TI yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
2. Definitional Uncertainty (DU)
DU menilai tingkat dimana kebutuhan dan/atau spesifikasi yang telah
diketahui serta menilai kompleksitas dari area dan kemungkinan perubahan
yang tidak rutin. Semakin besar angka negatifnya, maka definitional
uncertainty semakin tinggi.
Nilai DU memberikan kesempatan bagi domain teknologi untuk
menunjukkan resiko yang terkait dengan proyek yang berhubungan dengan
kebutuhan, spesifikasi dan perubahan.
24
DU berfokus pada resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian
akan kebutuhan. DU mendefinisikan ketidakpastian yang membebani
spesifikasi dari tujuan perusahaan (user atau bisnis) yang dikomunikasikan
pada staff proyek TI. Ketika user tidak dapat mendeskripsikan masalah secara
baik, atau masalah terus berubah secara konstan, kelompok TI ditekan untuk
menjawab dengan jawaban yang benar dan layak. Jika kebutuhan sudah
ditetapkan dengan tepat tanpa terjadi perubahan lagi, maka akan lebih mudah
bagi staff TI untuk menyediakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan para
user.
3. Technical Uncertainty (TU)
TU menilai kesiapan domain teknologi untuk menjalankan proyek. Ada 4
penilaian yang meliputi kemampuan yang dibutuhkan, ketergantungan
hardware, ketergantungan software dan aplikasi software. Tujuan dari
penilaian ini adalah untuk mengetahui resiko dan menekankan pada kesiapan
dan persiapan yang dibutuhkan untuk kesuksesan proyek. Semakin besar
angka negatifnya maka technical uncertainty semakin tinggi.
4. IS Infrastructure Risk (IR)
IR menilai tingkat investasi nonproyek yang perlu segera dilakukan untuk
mengakomodasi proyek. Hal ini merupakan sebuah penilaian lingkungan
yang meliputi faktor-faktor seperti administrasi data (seperti kebutuhan
kamus data), komunikasi (seperti adanya bentuk komunikasi yang baru), dan
sistem yang tersebar (seperti kebutuhan metode akses data yang baru).
25
Penekanannya pada organisasi SI yang meliputi hardware, software dan staff,
dimana investasi ini dibutuhkan untuk mengakomodasi proyek yang ingin
ditetapkan.
2.2.9 Analisis Biaya dan Manfaat
Menurut Parker (1988, p91) analisis biaya dan manfaat dapat digunakan
dalam dua cara, yang pertama sebagai alat perencana yang membantu dalam
pengambilan keputusan, apakah suatu sistem layak atau tidak layak. Yang kedua
adalah analisis biaya dan manfaat digunakan sebagai alat evaluasi apakah proyek
sistem informasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Setelah menentukan
manfaat yang diharapkan dan biaya implementasi proyek, hubungan antara biaya
dan manfaat perlu dijelaskan lebih lanjut. Dan satu hal yang perlu diingat bahwa
analisis biaya dan manfaat sangat dibutuhkan karena untuk mengambil sebuah
keputusan dibutuhkan sekumpulan data yang konsisten.
Pendekatan untuk menjelaskan hubungan tersebut adalah :
1. Simple Return On Investment (ROI)
Simple Return On Investment (ROI), teknik ini biasanya disebut juga sebagai
accounting rate of return. Simple Return On Investment (ROI) merupakan
rasio dari rata-rata pendapatan bersih proyek dibagi dengan investasi proyek
tersebut.
Metode ini cocok untuk proyek pemrosesan data atau sistem informasi (SI).
Penggunaan metode ini mengasumsikan tersedianya dana untuk mendukung
implementasi SI. Tentu saja kondisi tidak selalu benar, oleh karena itu ROI
tidak bisa berdiri sendiri. Biaya operasional dan biaya implementasi serta
manfaat yang diharapkan akan ditentukan untuk tahun-tahun mendatang.
26
Tingkat ketika akumulatif manfaat melebihi akumulatif biaya adalah titik
dimana dasar ROI diperoleh.
2.3 Lembar Kerja Untuk Menghitung ROI
Menurut Parker (1988, p95), untuk menghitung nilai pengembalian suatu
investasi dapat menggunakan tiga macam lembar kerja, yaitu :
2.3.1 Development Cost Worksheet
Lembar kerja ini mencakup lima kategori utama yaitu:
Development effort (usaha pengembangan), mencakup biaya peningkatan
sistem dan pemrograman, biaya peningkatan adanya tambahan karyawan,
seperti administrasi data.
New hardware, mencakup biaya-biaya tambahan untuk berbagai peralatan,
misalnya terminal, printer, monitor, jaringan komunikasi, dan sebagainya.
New purchased software, mencakup semua biaya yang berkaitan dengan
adanya software baru dalam perusahaan.
User training, mencakup keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memberikan pelatihan bagi karyawan dengan adanya suatu sistem baru.
Other Cost, mencakup semua biaya yang dikeluarkan, termasuk juga di
dalamnya sistem pengujian sistem baru pada saat diimplementasi.
27
Year 1
Gambar 2.5 Lembar Kerja Biaya Pengembangan
2.3.2 Ongoing Expense Worksheet
Menurut Parker (1998, p95), lembar biaya kerja saat ini mencakup enam
kategori, yaitu:
Application software maintenance (pemeliharaan aplikasi software).
Incremental data storage expense (peningkatan biaya penyimpanan data).
Incremental Communication (peningkatan biaya komunikasi).
New software and hardware lease (peningkatan perangkat lunak dan keras
yang baru).
Supplies (perlengkapan).
Other (lainnya).
Development effort Incremental system and programming
(eg. Estimate days times $xxx/day) _______________________ Incremental staff support
(eg data administration at $xxx/day) _______________________ New hardware Terminal, printer, communication _______________________ Other_____________________ New (purchase) software Package application software _______________________ Other_____________________ _______________________ User training Other_____________________ _______________________Total _______________________
28
Year 1-X
Gambar 2.6 Lembar Kerja Biaya Saat Ini
2.3.3 Economic Impact Worksheet
Menurut Parker (1988, p97) dalam lembar kerja ini berisi ringkasan
dampak ekonomis dari proyek teknologi informasi. Skor (nilai) diperoleh dari
adanya hubungan garis lurus untuk menghitung Return On Investment (ROI) dari
periode aliran kas bersih selama masa waktu lima tahun. Bagian-bagian utama
dari lembar kerja ini adalah investasi bersih yang dibutuhkan (net investment
required) yang diambil langsung dari lembar kerja pengembangan. Arus kas
tahunan (yearly cash flow) didapat dari manfaat ekonomis bersih (net economic
impact) ditambah dengan pengurangan biaya operasi (operating cost reduction)
menghasilkan pendapatan yang belum kena pajak (pre tax income), kemudian
dikurangi lagi dengan yang sedang berjalan. Simple Return On Investment (ROI)
A. Application softeware maintenanceDevelopment effort days ____________Ratio of maintenance to development ____________(based on experience, eg, 10 to 1) ____________Resulting annual maintenance days ____________Daily maintenance rate ____________Total application software maintenance ____________
B. Incremental data storage required: ____ MBx____ ____________(eg, estimated MB at $xxx)
C. Incremental communication (lines, messages,etc) ____________(eg, estimated MB at $ xxx)
D. New Software leases or hardware leases ____________E. Supplies ____________F. Other ____________
Total Ongoing Expenses ____________
29
dikalkulasi rata-rata lima tahun arus kas bersih yang dibagi dengan investasi
bersih. Setelah simple ROI didapat, maka dampak ekonomis dapat ditentukan.
Berikut ini adalah contoh lembar kerja dampak ekonomis menurut Parker (1988, p97) :
Net Investment Required (from development cost worksheet)Yearly Cash Flows: based on five twelve month period following implementation of the proposed systemCash Flow can be negative
TotalYear 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5
Net economic benefit
0 0 0 0 0
Operation cost reduction
XXX XXX XXX XXX XXX
Pre-tax income
XXX XXX XXX XXX XXX
On-going expense from worksheet
XXX XXX XXX XXX XXX
Net cash flow XXX XXX XXX XXX XXX XXXSimple ROI calculation as B/# YRS / AScoring economic impactScore Simple ROI 0 Zero to less1 1% to 299%2 300% to 499%3 500% to 699%4 700% to 899%5 Over
Gambar 2.7 Lembar Kerja Dampak Ekonomis
2.4 Corporate Value
Corporate Value digunakan perusahaan untuk menilai kekuatan nilai
yang relatif dalam investasi teknologi informasi.
30
2.4.1 Value Based On Corporate Culture
Menurut Parker (1988, p180) hal ini dilakukan untuk dapat mengerti
bagaimana menguraikan nilai atau bobot yang tepat untuk dikontribusikan
sebagai value dan risk dalam teknologi informasi dan kebiasaan perusahaan
merupakan sistem kepercayaan yang meliputi sejarah perusahaan, kepercayaan,
dan nilai-nilai termasuk juga pandangan dan nilai dari manajemen yang
menanyakan pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Kebiasaan
perusahaan mewakili semangat dan kemauan keras dari suatu organisasi.
Manajer sistem informasi harus mengerti perusahaan sebelum dapat bersaing
untuk sumber daya yang ada dalam perusahaan, dahulu keputusan dibuat
bersadarkan pada aspek kebiasaan perusahaan dan sistem kepercayaan bersama.
2.4.2 Establishing Corporate Value
Metode ini digunakan untuk menguraikan corporate value dengan
menetukan bobot relatif sebagai sesuatu yang penting untuk setiap kategori dan
risk.
Kuadran A : Investment, menjelaskan sebuah organisasi dengan bisnis yang
kuat, dengan dukungan komputer yang lemah. Ini merupakan hal yang tidak
biasa dalam perusahaan yang sedang berubah, khususnya ketika pendapatan
membawa divisi baru dengan dukungan komputer yang dulunya sangat
kurang. Interpretasinya bahwa line of business ini mempunyai fondasi bisnis
yang kuat dan memiliki waktu serta kesempatan untuk investasi di masa yang
akan datang.
31
Kuadran B : Strategic, menggambarkan sebuah organisasi bisnis yang
mempunyai dasar bisnis yang kuat dengan dukungan komputer yang kuat.
Interpretasinya bahwa ini adalah perusahaan yang kuat yang memiliki
kesempatan untuk menginvestasi dalam competitive advantage dan rintangan
competitive application.
Kuadaran C : Infrastructure, menggambarkan sebuah organisasi bisnis yang
lemah dengan dukungan komputer yang lemah. Interpretasinya bahwa bisnis
yang dijalankan kurang baik tetapi tetap ada dukungan komputer untuk
bisnis. Jadi keputusan untuk investasi IT, berhubungan dengan
pengembangan infrastruktur.
Kuadan D : Breakthru atau manajemen, menggambarkan sebuah organisasi
yang lemah dengan dukungan sistem informasi yang kuat. Interpretasinya di
mana tujuan dari bisnis adalah untuk bertahan, tetapi dengan kapabilitas
penggunaan komputer dapat memberikan kesempatan dalam investasi dan
pengembangan yang secara signifikan dapat memperkuat potensial bisnis.
32
Gambar 2.8 Establishing Corporate Values
2.5 Information Economics Scorecard
Proses terakhir dari kerangka kerja Information Economics adalah
memasukkan semua nilai hasil pembobotan simple ROI dan pembobotan
variabel domain teknologi dan domain bisnis ke dalam sebuah scorecard untuk
mendapatkan score akhir dari proyek Teknologi Informasi tersebut. Sebuah nilai
positif dan negatif yang mewakili nilai dan resiko yang dijumlahkan.
2.5.1 Kerangka Kerja Information Economics
Metode yang digunakan pada Information Economics pada umumnya
terbagi 2 jenis yaitu pendekatan finansial dan pendekatan non finansial. Tahap
awal penelitian ini ditujukan untuk mengetahui komponen-komponen yang
LINE OF BUSINESSDegree to which the business is profitable,Competitive, healthy, and strong
Strong
Quadrant A:Investment
Quadrant B:Strategic
Quadrant C:Infrastructure
Quadrant D:Breakthru or Management
WeakWeak Strong
COMPUTER SUPPORTDegree to which the current computer effort is strong effective
33
berhubungan erat dengan investasi teknologi informasi tersebut, misalnya biaya
pemeliharaan, biaya perbaikan, dan lain-lain.
Setelah itu dilakukan analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis)
untuk mendapatkan ROI atas investasi tersebut. Tangible benefit diperoleh
dengan menggunakan traditional cost benefit sedangkan value linking, value
acceleration, value restructuring, dan innovation valuation digunakan untuk
quasi tangible.
Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis dari dua sisi perusahaan
(two domain analysis) yaitu domain teknologi dan domain bisnis. Hal ini
dilakukan karena perhitungan ROI merefleksikan nilai dan resiko tertentu. Ada
beberapa yang unik di domain bisnis dan yang lainnya unit domain teknologi.
Analisis ini dilakukan untuk intangible benefit investasi teknologi informasi
tersebut.
Setelah dilakukan pembobotan, gabungan hasil analisis ROI, domain
bisnis dan domain teknologi inilah yang akan memberikan angka atau score yang
menunjukkan besarnya dampak ekonomis dari penerapan teknologi terhadap
perusahaan.
34
Evaluator Business Domain Technology Domain Weighted Score
Factor
ROI+
SM+
CA+
MI+
CR+
OR-
SA+
DU-
TU-
IR-
Business DomainTechnology DomainWeighted ValueWhere :
ROI = Return On InvestmentBusiness Domain Assesment
SM = Strategic MatchCA = Competitive AdvantageCR =Competitive ResponseMI = Management InformationOR = Project or Organizational Risk
Technology DomainSA = Strategic IS ArchitectureDU = Definitional UncertaintyTU = Technical UncertaintyIR = IS Infrastructure Risk
Gambar 2.9 Lembar Kerja Information Economics
2.6 Skala Pengukuran
Dalam penelitian kuantitatif, instrumen akan digunakan untuk
mengumpulkan data. Dan setiap instrumen memiliki skala pengukuran. Menurut
Sugiono (2005, p84), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang. Dengan skala Likert
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
35
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradiasi dari sangat positif hingga sangat negatif, yang dapat berupa
kata-kata antara lain :
Sangat setuju / setuju / sangat positif.
Setuju / sering / positif
Ragu-ragu / kadang-kadang / netral
Tidak setuju / hampir tidak pernah / negatif
Sangat tidak setuju / tidak pernah / sangat negatif
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi
skor, misalnya :
Sangat setuju / setuju / sangat positif = 5
Setuju / sering / positif = 4
Ragu-ragu / kadang-kadang / netral = 3
Tidak setuju / hampir tidak pernah / negatif = 2
Sangat tidak setuju / tidak pernah / sangat negatif = 1