8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
1/38
PEDOMAN MATA KULIAH WAJIB UMUM:BAHASA INDONESIA
Bahasa IndonesiaEkspresi Diri dan Akademik
untuk Perguruan Tinggi
Dr. Tri Wiratno, M.A.
Dr. Dwi Purnanto, M.Hum.
Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2/38
1. Pendahuluan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara (Pasal 36, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945). Pernyataan konstitusi tersebut menyiratkan
bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai identitas negara dan simbol kedaulatan serta
sekaligus faktor pembeda dari negara lain. Kedaulatan negara kesatuan Republik
Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kuat bahasa negara itu difungsikan dan
dimanfaatkan dalam kehidupan bernegara, termasuk dalam penyelenggaraan
pendidikan secara nasional.
Penyelenggaraan pendidikan Indonesia sejauh ini belum dioptimalkan untuk
mencapai cita-cita konstitusi tersebut. Hasil pendidikan nasional memperlihatkan
bahwa bahasa Indonesia cenderung berkembang inferior di tengah kehidupanmasyarakat. Inferioritas bahasa Indonesia terhadap bahasa asing, khususnya bahasa
Inggris, disebabkan oleh rendahnya kompetensi masyarakat terdidik–terutama dimensi
sikap sosial untuk bertindak setia, bangga, dan tanggung jawab–dalam penggunaan
bahasa Indonesia sesuai dengan norma.
Fakta tersebut jelas berimplikasi buruk pada masa depan bahasa negara dan
bangsa Indonesia sendiri. Harapan agar bahasa Indonesia menjadi wahana utama jati
diri bangsa dan identitas negara Indonesia akan seperti jauh panggang dari api . Bahkan, pengembangan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan
teknologi akan lambat dan upaya pencerdasan kehidupan bangsa pun terhambat. Oleh
karena itu, penyelenggaraan mata kuliah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi perlu
dipacu untuk meningkatkan kompetensi dalam berbahasa Indonesia sebagai bentuk
ekspresi diri dan akademik. Buku Bahasa Indonesia: Ekspresi diri dan akademik untuk
perguruan tinggi ini disusun untuk memenuhi harapan tersebut.
2. Landasan Yuridis
Landasan yurudis penulisan buku Bahasa Indonesia: Ekspresi diri dan akademik
untuk perguruan tinggi ini adalah:
(1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal
36);
(2) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas;
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
3/38
(3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan;
(4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
(5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 032 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
(6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
3. Kerangka KonseptualKonsep nasionalisme Indonesia dibangun oleh para pendiri negara atas dasar atau
fondasi bahasa, bukan fondasi ras/etnis atau agama. Tidak ada satu agama pun yang
dijadikan landasan berdirinya negara bangsa Indonesia. Meskipun demikian, landasan
agama terdapat pada diri setiap warga negara. Konsep kebangsaan Indonesia pun tidak
direpresentasi oleh salah satu di antara ratusan ras/etnis yang ada di Indonesia, tetapi
konsep kesukuan berada dalam diri individu masing-masing di kelompok
masyarakatnya.Di tengah keragaman etnis dan keyakinan beragama tersebut, keberadaan bahasa
Indonesia disyukuri sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa oleh setiap warga negara
dengan mengaktualisasikan diri dalam komunikasi berbahasa Indonesia baik lisan
maupun tulis. Melalui penyelenggaraan mata kuliah Bahasa Indonesia di perguruan
tinggi, penguatan jati diri bangsa Indonesia mengarahkan sikap spiritual sivitas
akademik untuk menerima, menghargai, dan menghayati keberadaan bahasa
kebangsaan Indonesia yang merupakan anugerahTuhan Yang Maha Esa.
Penghayatan atas nilai-nilai keberadaan bahasa Indonesia diwujudkan dalam
bentuk pengamalan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, responsif,
dan proaktif dalam kehidupan bermasyarakat. Penyelenggaraan mata kuliah Bahasa
Indonesia di perguruan tinggi mengupayakan peningkatan penghayatan sivitas
akademik agar mampu menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
permasalahan hilangnya fungsi bahasa Indonesia di masyarakat. Dengan sikap itu,
sivitas akademik mampu menempatkan diri sebagai cerminan bangsa yang cerdas
dalam pergaulan dunia global.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
4/38
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara membawa konsekuensi
bahwa bahasa Indonesia harus mampu mengemban tujuan nasional bangsa Indonesia,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kehidupan bangsa yang cerdas, setiap
warga negara, apalagi mereka yang telah terdidik, tidak hanya harus mampu memahami
berbagai informasi, tetapi juga mampu menjelaskan, menerapkan, mengevaluasi, dan
bahkan mampu mencipta ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni (ipteks), baik
sebagai bentuk implementasi maupun inovasi. Untuk itu, diperlukan kemahiran
mewujudkan teks sebagai bentuk terlengkap komunikasi berbahasa. Penyelenggaraan
mata kuliah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi bertujuan menciptakan sivitas
akademik yang cerdas berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Implementasi pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus bertujuan untuk menciptakan sivitas akademik yang terampil memproduksi dan menggunakan teks
sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa berbasis teks,
bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan
sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada
konteks sosial budaya akademik. Oleh karena itu, teks dipandang sebagai satuan bahasa
yang bermakna secara kontekstual, dan materi ajar bahasa Indonesia disajikan dengan
prinsip pembelajaran berbasis teks.Pada Prawacana buku Bahasa Indonesia Wahana Ilmu Pengetahuan (2013)
untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik (2013) untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau Madrasah Aliyah (MA), dinyatakan:
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan
kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifatfungsional, yaitu penggunaan bahasa tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia, dan cara berpikir seperti itu direalisasikan melalui struktur teks (KementerianPendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Sehubungan dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks
tersebut, secara konseptual perlu dirumuskan bahwa di dalam setiap teks terdapat
struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, di dalam struktur tekstergambar struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks dalam bentuk
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
5/38
genre makro yang dikuasai oleh sivitas akademik, makin banyak pula struktur berpikir
yang dapat mereka gunakan dalam kehidupan sosial dan akademiknya di masyarakat,
baik di tingkat nasional maupun global. Hanya dengan cara itu, sivitas akademik
kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan
mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan
hasil analisis secara saintifik.
4. Visi dan Misi
Visi dan misi penulisan buku Bahasa Indonesia: Ekspresi diri dan akademik
untuk perguruan tinggi dapat diuraikan sebagai berikut.
Visi:
Terwujudnya sivitas akademik yang mampu memicu dan memacu pengembangan
fungsi bahasa Indonesia sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan di dunia
global.
Misi:
(1) Meningkatkan literasi berbahasa Indonesia di kalangan sivitas akademik;(2) Meningkatkan akses dan relevansi pendidikan tinggi berbasis bahasa Indonesia;
(3) Meningkatkan kemampuan sivitas akademik untuk mencari dan menemukan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni melalui bahasa Indonesia;
(4) Meningkatkan kesadaran sivitas akademik akan peran pentingnya sebagai agen
transformasi pola berpikir saintifik melalui penggunaan bahasa Indonesia.
5. Tujuan
Buku Bahasa Indonesia: Ekspresi diri dan akademik untuk perguruan tinggi
dirancang untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
(1) untuk menumbuhkan sikap mental sivitas akademik yang mampu mengapresiasi
nilai-nilai bahasa Indonesia sebagai simbol kedaulatan bangsa dan negara;
(2) untuk memberikan pemahaman dan penghayatan atas keberadaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pemersatu bangsa dan bahasa ipteks;
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
6/38
(3) untuk menyiapkan sivitas akademik agar mampu menganalisis permasalahan dan
mencari solusi terhadap persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara melalui pembuatan dan penggunaan teks;
(4) untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara akademik baik dalam
bentuk bahasa Indonesia lisan maupun tulis demi pengembangan ipteks dalam
tatanan dunia global.
6. Desain Mata Kuliah
Mata kuliah Bahasa Indonesia didesain sedemikian rupa sehingga dapat
menjadikan bahasa Indonesia sebagai wahana untuk ekspresi diri dan akademik. Desain
itu dapat digambarkan ke dalam poin-poin sebagai berikut.
(1) Kompetensi Inti (KI) merupakan kompetensi generik yang isinya merujuk pada
esensi Tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tujuan Pendidikan Tinggi yang
tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012,
KKNI (Permendikbud Nomor 73 Tahun 2013), dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang tercantum dalam Permendikbud tentang Standar Nasional SistemPendidikan Tinggi. Kompetensi Inti mencakupi unsur nilai spiritual, nilai sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Keempat unsur itu berfungsi sebagai organisator
semua MKWU, baik Pendidikan Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, maupun
Bahasa Indonesia.
(2) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan spesifik yang isinya
mendeskripsikan kemampuan yang berkaitan dengan substansi mata kuliah, yang
dalam hal ini mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai salah satu elemen Mata Kuliah
Wajib Umum. Dalam konteks Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia,
Kompetensi Dasar sepadan dengan konsep dan posisi capaian pembelajaran.
(3) Kompetensi Inti 1 dan 2 (KI 1 dan KI 2) dikembangkan secara koheren dan
harmonis sebagai dampak pengiring ( nurturant effects ). KI 1 dan KI 2 secara
filosofis berfungsi sebagai dasar aksiologis mata kuliah.
(4) Kompetensi Inti 3 dan 4 (KI 3 dan KI 4) dikembangkan secara konsisten dan
interaktif sebagai dampak instruksional. KI 3 dan KI 4 secara filosofis berfungsi
sebagai dasar ontologis dan epistemologis mata kuliah.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
7/38
(5) Kompetensi Inti 1, 2, 3, dan 4 secara bersama-sama merupakan entitas capaian
pembelajaran dalam konteks utuh proses psikologis pedagogis/andragogis sebagai
suatu proses pencapaian/perwujudan tujuan pendidikan nasional.
(6) Dalam konteks materi kuliah Bahasa Indonesia, Kompetensi Dasar dijabarkan
secara utuh, koheren, dan konsisten berdasarkan pada kerangka Kompetensi Inti 1,
2, 3, dan 4 yang kemudian dikembangkan dalam materi kuliah.
(7) Kompetensi Dasar 1.1 sampai dengan 1.3 berfungsi untuk membangun sikap
spiritual sivitas akademik terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah
Tuhan Yang Masa Esa.
(8) Kompetensi Dasar 2.1sampai dengan 2.4 berfungsi untuk membangun sikap sosial
dengan cara menunjukkan perilaku jujur, responsif, santun, tanggung jawab, peduli,disiplin, dan toleran atas keberagaman dalam menggunakan bahasa Indonesia
untuk menyampaikan teks akademik.
(9) Kompetensi Dasar 3.1sampai dengan 3.4 bertujuan untuk memberikan wawasan
dan pengetahuan berbahasa Indonesia kepada sivitas akademik agar mereka
mampu memahami struktur dan kaidah, membandingkan satu teks dengan teks
lainnya, menganalisis, dan mengevaluasi teks-teks akademik.
(10) Kompetensi Dasar 4.1sampai dengan 4.7 bertujuan untuk memberikan peningkatanketerampilan berpikir kritis untuk berbahasa Indonesia sesuai dengan norma bagi
sivitas akademik agar mampu mengabstraksi, mengonsepkan, mengadaptasi,
memproduksi, menyunting, mengombinasikan, dan mengaktualisasikan teks-teks
akademik. Kompetensi berbahasa Indonesia seperti itu diperoleh melalui
penerapan pendekatan saintifik.
7. Ruang Lingkup
Ruang lingkup isi buku Bahasa Indonesia: Ekspresi diri dan akademik untuk
perguruan tinggi dapat dijabarkan menjadi pokok-pokok bahasan di bawah ini.
(1) Hakikat Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan dan Bahasa Negara
Membangun sikap positif terhadap bahasa Indonesia dan mengenal arti
kebersamaan dalam keragaman suku bangsa yang ada di Indonesia, serta norma
dan peluang penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi keilmuan.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
8/38
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
9/38
positif terhadap bahasa Indonesia. Proses pembelajaran aktif itu terdapat dalam
implementasi pendekatan teks dengan tahapan: pembangunan konteks dan pemodelan
teks, kerja sama membangun teks, serta kerja mandiri membangun teks. Proses
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di perguruan tinggi ini diwujudkan
sebagai aktivitas belajar dalam bentuk pembelajaran genre makro.
Proses pembelajaran aktif tersebut dilakukan dengan menerapkan berbagai
metode belajar, antara lain, sebagai berikut.
(1) Pembelajaran Tematik
Metode ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai,
sikap pembelajaran, dan pemikiran yang kreatif dalam menggunakan teks tertentu
(tematik) untuk membangun sebuah konteks yang baru.(2) Pembelajaran Berbasis Saintifik
Metode belajar ini mengutamakan kaidah-kaidah ilmiah, objektif, terukur, dan
sistematis dalam melakukan pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu teks.
(3) Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berorientasi proses,
relatif berjangka waktu, dan berfokus pada masalah tertentu. Metode inimengedepankan kolaborasi dalam kelompok yang heterogen untuk merancang
sebuah proyek tertentu.
(4) Pembelajaran Berbasis Masalah
Metode ini berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Dengan metode belajar
ini, sivitas akademik disodorkan pada suatu masalah, yang kemudian melalui
pemecahan masalah tersebut mereka dapat memperoleh keterampilan-keterampilan
baru yang lebih mendasar.
(5) Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif adalah suatu metode pembelajaran yang di dalam
prosesnya, sivitas akademik, baik yang berasal dari disiplin ilmu yang sama
maupun dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, bekerja sama mengeksplorasi
sebuah pertanyaan spesifik atau bekerja sama merancang sebuah proyek bersama.
(6) Pembelajaran Berbasis Teks
Pembelajaran berbasis teks atau pembelajaran berbasis genre mengandung makna
bahwa teks beserta unsur-unsur di dalamnya menjadi bahan dasar pembelajaran.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
10/38
Mahasiswa tidak hanya mempelajari isi dan kaidah-kaidah tentang teks, tetapi juga
mempelajari nilai-nilai sosial yang terungkap di dalamnya.
9. Pembelajaran Berbasis Teks
Pembelajaran berbasis teks juga disebut pembelajaran berbasis genre. Secara
sempit genre diartikan sebagai jenis teks. Secara luas, genre didefinisikan sebagai “ a
staged, goal-oriented social process ” (Martin, 1985a; Martin, 1992), yaitu proses sosial
yang berorientasi kepada tujuan yang dicapai secara bertahap. Genre merupakan
“proses sosial” karena melalui genre atau teks anggota masyarakat berkomunikasi;
genre “berorientasi kepada tujuan” karena orang menggunakan jenis teks tertentu untuk
melakukan sesuatu, misalnya untuk memasak mi instan orang menggunakan teks prosedur; dan genre dikatakan “bertahap” karena untuk mencapai tujuannya, teks
disusun dalam tahapan-tahapan (Martin & Rose, 2003:7-8). Tahapan-tahapan itu tidak
lain adalah tahapan-tahapan pada struktur teks (Wiratno, 2014). Melalui tahapan-
tahapan itulah tujuan sosial atau fungsi sosial teks dapat dicapai. Sebagai ilustrasi dapat
disebutkan bahwa teks dengan genre eksposisi mempunyai tujuan sosial untuk
menyampaikan gagasan agar gagasan itu diterima oleh pihak lain. Untuk itu, teks
eksposisi disusun dengan struktur teks: pernyataan tesis ^argumentasi ̂pernyataanulang tesis (Tanda ^ berarti diikuti oleh).
Sementara itu, teks dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa yang dapat
dimediakan secara tulis atau lisan yang ditata menurut struktur teks tertentu yang
mengungkapkan makna secara kontekstual (Wiratno, 2003; Wiratno, 2009). Dari
definisi itu, dapat diungkapkan bahwa teks tidak selalu berwujud bahasa tulis,
sebagaimana telah lazim dipahami oleh khalayak, misalnya teks Pancasila yang sering
dibacakan pada saat upacara. Teks dapat berwujud baik tulis maupun lisan. Bahkan
dalam multimoda, teks dapat berwujud perpaduan antara teks lisan atau tulis dan
gambar/animasi/film. Selain itu, dapat diungkapkan pula bahwa teks dimaknai melalui
konteks.
9.1 Teks sebagai Bahan Dasar Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di perguruan tinggi
merupakan kelanjutan dari pendekatan yang sama di SMP/MTs dan SMA/MA. Teks
dan fungsi sosialnya serta unsur-unsur kebahasaan yang dikandung di dalamnya
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
11/38
menjadi fokus kegiatan pembelajaran. Fungsi sosial teks itu sesungguhnya adalah
tujuan teks tersebut. Sudah barang tentu unsur-unsur kebahasaan di dalam teks tidak
lagi diajarkan secara terpisah-pisah, tetapi secara integratif dengan struktur teks dan
fungsi/tujuan sosialnya. Dalam proses pembelajaran, perlu ditunjukkan bahwa unsur-
unsur dan struktur teks itu digunakan di dalam teks untuk memenuhi fungsi/tujuan
sosialnya. Karena teks yang satu memiliki fungsi/tujuan sosial yang berbeda, teks yang
berbeda juga memanfaatkan unsur-unsur kebahasaan dan struktur teks yang berbeda
pula.
Telah disampaikan di atas bahwa teks berada dalam konteks. Teks diliputi oleh
dua konteks, yaitu konteks situasi dan konteks budaya. Konteks situasi berkenaan
dengan penggunaan bahasa yang di dalamnya terdapat register yang melatarbelakangilahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran, gagasan, ide) yang hendak
disampaikan ( field ); sasaran atau partisipan yang dituju oleh pesan, pikiran, gagasan,
atau ide itu ( tenor ); dan format bahasa yang digunakan untuk menyampaikan atau
mengemas pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu ( mode ). Terkait dengan format bahasa
tersebut, teks dapat diungkapkan ke dalam berbagai jenis atau genre, misalnya deskripsi,
laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, diskusi, naratif, cerita petualangan, anekdot,
dan lain-lain. Jenis-jenis itu tergolong ke dalam genre mikro dan sudah dipelajari diSMP atau MTs dan SMA atau MA. Di perguruan tinggi, pembelajaran dipusatkan pada
genre makro (Lihat penjelasan pada E. 2).
Konteks yang kedua adalah konteks budaya masyarakat tutur bahasa yang
menjadi tempat jenis-jenis teks tersebut diproduksi. Konteks situasi merupakan konteks
yang terdekat yang menyertai penciptaan teks, sedangkan konteks budaya lebih bersifat
institusional dan global. Totalitas makna sebuah teks dapat dipahami dengan menggali
situasi dan konteks budaya sekaligus. Konteks budaya yang dikembangkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi adalah konteks budaya akademik.
Pada konteks yang demikian itulah diciptakan dan digunakan teks dengan ragam
akademik.
9.2 Jenis-jenis Teks
Di atas telah dinyatakan bahwa jenis teks dimaknai sebagai genre dalam arti
sempit. Genre sebagai jenis teks, dapat digolongkan menjadi genre faktual dan genre
fiksional atau genre rekaan. Genre faktual adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
12/38
kejadian, peristiwa, atau keadaan nyata yang berada di sekitar lingkungan hidup. Genre
fiksional adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan imajinasi, bukan berdasarkan
kenyataan yang sesungguhnya.
Genre faktual meliputi: laporan, deskripsi, prosedur, rekon ( recount ), eksplanasi,
eksposisi, dan diskusi. Sementara itu, genre fiksional mencakup: rekon, anekdot,
cerita/naratif, dan eksemplum. Genre yang dipelajari pada mata kuliah Bahasa
Indonesia adalah genre faktual, bukan genre fiksional.
Di pihak lain, genre dapat dijelaskan dari sudut pandang makro dan mikro.
Nama-nama genre yang disebutkan di atas: laporan, deskripsi, prosedur, rekon,
eksplanasi, eksposisi, dan diskusi (untuk yang faktual) dan rekon, anekdot,
cerita/narartif, dan eksemplum (untuk genre fiksional) adalah nama-nama genre mikro.Kenyataannya, teks-teks yang dijumpai di masyarakat merupakan campuran dari
beberapa genre mikro. Genre yang digunakan untuk menamai jenis teks itu secara
keseluruhan disebut genre makro. Genre makro berfungsi sebagai payung yang
membawahi genre-genre mikro yang ada di dalamnya. Sebagai contoh, dapat
disebutkan teks editorial. Nama editorial sekaligus digunakan sebagai nama genre
makro editorial. Di dalam editorial, mungkin ditemukan campuran genre mikro
deskripsi, laporan, eksplanasi, dan rekon. Akan tetapi, sangat mungkin keseluruhaneditorial itu hanya ditulis dengan genre eksposisi atau diskusi. Dengan demikian, nama
genre makronya adalah editorial, dan nama genre mikro yang ada di dalamnya adalah
genre eksposisi atau diskusi. (Lampiran 4)
9.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Teks
Pada pengajaran dan pembelajaran berbasis teks, terdapat empat tahap yang harus
ditempuh (Rose & Martin, 2012), yaitu:
(1) tahap pembangunan konteks,
(2) tahap pemodelan teks,
(3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama,
(4) tahap pembuatan teks secara mandiri.
Keempat tahap itu berlangsung secara siklus. Dosen dapat memulai kegiatan
belajar-mengajar dari tahap mana pun, meskipun pada umumnya tahap-tahap itu
ditempuh secara urut. Selain itu, apabila kegiatan belajar-mengajar mengalami
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
13/38
kesulitan pada tahap tertentu, misalnya pembuatan teks secara bersama-sama, dosen
boleh mengarahkan mahasiswa untuk kembali kepada tahap pemodelan.
Setiap bab pada buku Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi yang diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini terdapat empat bagian kegiatan
belajar (A, B, C, dan D). Bagian A berkenaan dengan tahap pembangunan konteks,
yang dimaksudkan sebagai langkah-langkah awal yang dilakukan oleh dosen bersama
mahasiswa untuk mengarahkan pemikiran ke dalam pokok persoalan yang akan dibahas
pada bab itu. Bagian B adalah tahap pemodelan, yaitu tahap yang berisi tentang
pembahasan teks yang diberikan sebagai model pembelajaran. Pembahasan diarahkan
kepada semua aspek kebahasaan yang membentuk teks itu secara keseluruhan. Bagian
C adalah tahap pembangunan teks secara bersama-sama. Pada bagian ini, karena padadasarnya mahasiswa belum dapat membangun teks secara mandiri, mahasiswa masih
membutuhkan fasilitasi dari pihak lain. Fasilitasi itu dapat berasal dari dosen, teman
sejawat, atau siapa pun. Dengan demikian, pada tahap ini mahasiswa bersama-sama
mahasiswa lain dan dosen sebagai fasilitator menyusun kembali teks seperti yang
ditunjukkan pada model. Tugas-tugas yang diberikan berupa semua aspek kebahasaan yang
sesuai dengan ciri-ciri yang dituntut pada jenis teks yang dimaksud. Adapun Bagian D
adalah tahap belajar mandiri. Pada tahap ini, mahasiswa diharapkan dapatmengaktualisasikan diri dengan menggunakan teks sesuai dengan jenis dan ciri-ciri seperti
yang ditunjukkan pada model tanpa bantuan dari mana pun.
10. Penilaian
Penilaian yang diterapkan meliputi penilaian otentik, penilaian portofolio, dan
penilaian diri. Selain itu, Tes Standar UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia)
dapat diberikan.
(1) Penilaian otentik
Penilaian terhadap teks yang dihasilkan oleh mahasiswa sesuai dengan model yang
diberikan baik dari segi genre, struktur teks, maupun ciri-ciri kebahasaannya.
(2) Portofolio
Mahasiswa diminta untuk membuat rangkuman terhadap materi yang dipelajari
dan membuat proyek sesuai dengan kebutuhan akademiknya.
(3) Penilaian diri
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
14/38
Mahasiswa diminta untuk mengukur capaian dirinya sendiri dengan menentukan
seberapa jauh ia telah menyelesaian sesuatu yang telah direncanakannya.
Sementara itu, Tes Standar UKBI digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat kemahiran mahasiswa dalam berbahasa Indonesia. Karena UKBI dikeluarkan
oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, UKBI dapat dilakasanakan dengan
bekerjasama dengan badan tersebut.
11. Dosen
Dosen yang diharapkan mengajarkan bahasa Indonesia memiliki kualifikasi
seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Selain memiliki kompetensi tertentu,sebelum mengajar dosen seharusnya mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.
Kualifikasi Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Kualifikasi Akademik Predikat UKBI PelatihanKebahasaanMagister Bahasa dan Sastra Indonesia Sangat Unggul ≥ 40 jamMagister Bahasa dan Sastra Non-Indonesia Sangat Unggul ≥ 50 jam
Magister Non-Bahasa dan Sastra Indonesia Sangat Unggul ≥ 60 jam
Lampiran:
(1) Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi
(2) Deskripsi Materi Buku Bahasa Indonesia: Ekpresi diri dan akademik untuk
perguruan tinggi (D3, D4, dan Sarjana)
(3) Rancangan Pembelajaran
(4) Jenis-jenis Teks
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
15/38
Lampiran 1
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA
UNTUK PERGURUAN TINGGI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnyasebagai pola hidup dalamkonteks akademik, dan/atau profesi serta kehidupan.
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akankeberadaan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan danmenggunakannnya sesuai dengan kaidahdan konteks untuk mempersatukan bangsa
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akankeberadaan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan danmenggunakannya sebagai saranakomunikasi dalam memahami, menerapkan,dan menganalisis informasi lisan dan tulismelalui teks akademik dalam genre makroulasan buku, proposal penelitian/kegiatan,laporan penelitian/kegiatan, dan artikelilmiah
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia danmenggunakannya sebagai penghela ilmu pengetahuan dalam mengolah, menalar, danmenyajikan informasi lisan dan tulismelalui teks akademik dalam genre makroulasan buku, proposal penelitian/kegiatan,laporan penelitian/kegiatan, dan artikelilmiah
2. Mengembangkan perilaku(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotong royong,kerja sama, cinta damai,responsif dan pro-aktif),menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, sertamemosisikan diri sebagai agentransformasi masyarakat yang berakhlak mulia dalammembangun peradaban bangsa
yang memancarkan nilai danmoral Pancasila, dan
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, responsif, dansantun dalam menggunakan bahasaIndonesia untuk menyampaikan teksakademik dalam genre makro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, dan artikel ilmiah
2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab dan peduli dalam menggunakan bahasaIndonesia untuk memahami danmenyampaikan teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
2.3 Menunjukkan perilaku disiplin dalammenggunakan bahasa Indonesia untuk
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
16/38
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
membangun dunia yang
sejahtera, aman, dan damai.
memahami dan menyampaikan teks
akademik dalam genre makro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, dan artikel ilmiah
2.4 Menunjukkan sikap toleransi ataskeberagaman penutur bahasa dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyajikan teks akademik dalam genre makro ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, dan artikelilmiah
3. Memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi,dan mencipta pengetahuanfaktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif denganwawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait berbagaifenomena dan kejadian, sertamenggunakannya pada bidangkajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya.
3.1 Memahami struktur dan kaidah teksakademik dalam genre makro ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, danartikel ilmiah
3.2 Mengulang teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
3.3 Memeriksa teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, dan
artikel ilmiah3.4 Membandingkan teks satu dengan teks laindalam genre makro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, dan artikel ilmiah
3.5 Merumuskan teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, dan artikel ilmiah
3.6 Menganalisis teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/
kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
3.7 Mengevaluasi teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
17/38
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4. Mengolah, menalar, mencipta,
dan menyaji berbagai haldalam ranah konkret danabstrak secara mandiri serta bertindak secara efisien,efektif, dan kreatif, sertamenggunakannya sesuaikaidah keilmuan dan/ataukeprofesian.
4.1 Mengabstraksi teks akademik dalam genre
makro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
4.2 Mengonsepkan teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
4.3 Mengadaptasi teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
4.4 Memproduksi teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
4.5 Menyunting teks akademik dalam genremakro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, danartikel ilmiah
4.6 Mengombinasikan teks akademik dalamgenre makro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, dan artikel ilmiah
4.7 Mengaktualisasikan teks akademik dalamgenre makro ulasan buku, proposal penelitian/kegiatan, laporan penelitian/kegiatan, dan artikel ilmiah
Lamppiran 2
DESKRIPPSI MATERI MATA KULIAH WAJIB UMUMBAHASA INDONESIA: EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK UNTUK PERGURUAN TINGGI
Desain Buku
Buku yang berjudul BAHASA INDONESIA: Ekspresi diri dan akademik untuk
perguruan tinggi ini terdiri atas lima bab isi dan satu bab pendahuluan. Secara garis
besar, masing-masing bab itu dapat diuraikan sebagai berikut.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
18/38
Pendahuluan
Bab Pendahuluan berisi pengantar yang memberikan penjelasan secara umum
tentang mata kuliah bahasa Indonesia. Mahasiswa diberi gambaran tentang hakikat
bahasa, kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia (dibandingkan dengan bahasa daerah
dan bahasa asing), kerangka konseptual, serta desain dan konsep pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks.
Bab I. Mengeksplorasi Berbagai Jenis Teks Akademik
Teks akademik atau teks ilmiah dapat berwujud dalam berbagai jenis, misalnya
buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, dan artikel ilmiah. Jenis-
jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing di dalamnya terkandungcampuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Beragam genre mikro itu telah mahasiswa pelajari pada waktu mereka
berada di bangku Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah
Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Bab ini mengajak mahasiswa untuk
mengeksplorasi bagaimana berbagai jenis teks akademik berproses di lingkungan
akademik mereka dan mengapa mereka memerlukan teks-teks tersebut untuk
mengekspresikan diri.Untuk mencapai hal itu, mahasiswa diharapkan mempersiapkan diri untuk:
(1) Menelusuri struktur dan kaidah teks akademik dalam genre makro untuk menguak
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan
(2) Menanya alasan mengapa diperlukan teks akademik dalam genre makro
(3) Menggali teks akademik dalam genre makro
(4) Membangun argumen tentang teks akademik dalam genre makro
(5) Menyajikan esensi dan urgensi teks akademik dalam genre makro
(6) Membuat rangkuman tentang hakikat dan pentingnya teks akademik dalam genre
makro
(7) Membuat proyek belajar: (Proyek 1)
Bab II. Menjelajah Dunia Pustaka
Sebagai insan akademik, mahasiswa tentu harus membaca karya-karya ilmiah,
antara lain buku. Pada saat mahasiswa membaca buku, mahasiswa harus mencernanya
dengan seksama agar mahasiswa memahami isinya. Di pihak lain, mahasiswa perlu
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
19/38
mengkomunikasikan pemahaman mahasiswa itu dalam berbagai bentuk, misalnya
ulasan buku. Pada bab ini, mahasiswa diminta untuk mencermati bagaimana
mengkomunikasikan hasil membaca buku dalam bentuk ulasan buku.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar pada bab ini, mahasiswa diharapkan untuk:
(1) Menelusuri teks akademik dalam genre makro ulasan buku
(2) Menanya alasan mengapa diperlukan teks akademik dalam genre makro ulasan
buku
(3) Menggali teks akademik dalam genre makro ulasan buku
(4) Membangun argumen tentang teks akademik dalam genre makro ulasan buku
(5) Menyajikan argumen pada teks akademik dalam genre makro ulasan buku
(6) Membuat rangkuman tentang teks akademik dalam genre makro ulasan buku(7) Melakukan presentasi dan menyerahan tugas
(8) Membuat proyek belajar lanjut: (Proyek 2)
Bab III. Mendesain Penelitian dan Kegiatan
Mahasiswa adalah ilmuwan pemula. Sebagai ilmuwan, mahasiswa mempunyai
tugas untuk melakukan penelitian. Agar penelitian dapat dilakukan dengan baik dan
terarah, penelitian perlu didesain menurut tata cara yang berlaku. Bab ini mengarahkanmahasiswa untuk membuat desain penelitian yang baik. Selain itu, mahasiswa juga
harus dapat merancang kegiatan, karena di lingkungan akademiknya, mahasiswa
melakukan banyak kegiatan nonpenelitian.
Dalam hal ini, mahasiswa diajak untuk:
(1) Menelusuri teks akademik dalam genre makro proposal penelitian dan proposal
kegiatan
(2) Menanya alasan mengapa diperlukan teks akademik dalam genre makro proposal
penelitian dan proposal kegiatan
(3) Menggali teks akademik dalam genre makro proposal penelitian dan proposal
kegiatan
(4) Membangun argumen tentang teks akademik dalam genre makro proposal
penelitian dan proposal kegiatan
(5) Menyajikan teks akademik dalam genre makro proposal penelitian dan proposal
kegiatan
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
20/38
(6) Membuat rangkuman tentang teks akademik dalam genre makro proposal penelitian
dan proposal kegiatan
(7) Melakukan presentasi dan menyerahkan tugas
(8) Membuat proyek belajar lanjut: (Proyek 3)
Bab IV. Melaporkan Hasil Penelitian dan Hasil Kegiatan
Hasil penelitian dan hasil yang telah mahasiswa lakukan perlu mahasiswa
komunikasikan ke berbagai pihak dalam bentuk laporan penelitian dan laporan kegiatan.
Agar laporan penelitian dan laporan kegiatan mahasiswa dapat dipahami oleh pihak
lain, laporan itu harus mahasiswa susun menurut tata cara yang berlaku secara
akademik, baik dari segi isi maupun bahasa yang digunakan. Melalui bab ini,mahasiswa akan belajar bagaimana melaporkan hasil penelitian dan hasil kegiatan.
Kemampuan untuk membuat laporan yang baik dapat mahasiswa raih dengan:
(1) Menelusuri teks akademik dalam genre makro laporan hasil penelitian dan hasil
kegiatan
(2) Menanya alasan mengapa diperlukan teks akademik dalam genre makro laporan
hasil penelitian dan hasil kegiatan
(3) Menggali teks akademik dalam genre makro laporan hasil penelitian dan hasilkegiatan
(4) Membangun argumen tentang teks akademik dalam genre makro laporan hasil
penelitian dan hasil kegiatan
(5) Menyajikan teks akademik dalam genre makro laporan hasil penelitian dan hasil
kegiatan
(6) Membuat rangkuman tentang teks akademik dalam genre makro laporan hasil
penelitian dan hasil kegiatan
(7) Melakukan presentasi dan menyerahkan tugas
(8) Membuat proyek belajar lanjut: (Proyek 4)
Bab V. Mengaktualisasikan Diri melalui Artikel Ilmiah
Laporan penelitian sebagaimana yang telah mahasiswa buat di Bab IV dapat
dituangkan ke dalam artikel ilmiah. Pada dasarnya, artikel ilmiah yang demikian itu
merupakan laporan penelitian yang disajikan dalam bentuk artikel ilmiah. Artikel jenis
ini disebut artikel penelitian, yaitu artikel yang didasarkan pada penelitian. Jenis artikel
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
21/38
lainnya adalah artikel konseptual, yaitu artikel sebagai hasil pemikiran secara
konseptual. Artikel jenis yang kedua ini tidak merupakan laporan penelitian.
Pada bab ini, mahasiswa diajak untuk menyelami bagaimana memformulasikan
artikel ilmiah, baik artikel penelitian maupun artikel konseptual (termasuk artikel
ilmiah populer). Pada bab ini, mahasiswa diarahkan untuk:
(1) Menelusuri teks akademik dalam genre makro artikel ilmiah
(2) Menanya alasan mengapa diperlukan teks akademik dalam genre makro artikel
ilmiah
(3) Menggali teks akademik dalam genre makro artikel ilmiah
(4) Membangun argumen tentang teks akademik dalam genre makro artikel ilmiah
(5) Menyajikan teks akademik dalam genre makro artikel ilmiah(6) Membuat rangkuman tentang teks akademik dalam genre makro artikel ilmiah
(7) Melakukan presentasi dan menyerahkan tugas
(8) Membuat proyek belajar lanjut: (Proyek 5)
Lampiran 3
RANCANGAN PEMBELAJARAN MKWU BAHASA INDONESIA
1. Tujuan
Setelah akhir perkuliahan MKWU Bahasa Indonesia ini, mahasiswa dapat
mengaktualisasi diri melalui bahasa akademik dalam berbagai genre makro untuk
menanya, mengobservasi, mengeksplorasi, menilai, menganalisis, mencipta, danmengomunikasikan karya akademik (yang meliputi ulasan buku, proposal
penelitian, proposal kegiatan, laporan penelitian, laporan kegiatan, dan artikel
ilmiah), baik secara tulis maupun lisan.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
22/38
2. Deskripsi Materi
Tatap
Muka
Materi Keterangan
1. Pengertian, fungsi, dan ciri-ciri leksikogramatika teksakademik dalam bahasa Indonesia di perguruan tinggi
2. Jenis-jenis teks akademik dalam berbagai genre makro
3. Pengertian genre makro ulasan buku
4. Struktur teks, hubungan genre, dan leksikogramatikaulasan buku
5. Pengertian genre makro proposal penelitian
6. Struktur teks, hubungan genre, dan leksikogramatika proposal penelitian
7. Pengertian genre makro proposal kegiatan
8. Struktur teks, hubungan genre, dan leksikogramatika proposal kegiatan
9. Pengertian genre makro laporan penelitian
10. Struktur teks, hubungan genre, dan leksikogramatikalaporan penelitian
11. Pengertian genre makro laporan kegiatan12. Struktur teks, hubungan genre, dan leksikogramatika
laporan kegiatan
13. Pengertian genre makro artikel ilmiah
14. Struktur teks, hubungan genre, dan leksikogramatikaartikel ilmiah
3. Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Bahasa Indonesia: Ekspresi diridan akademik untuk Perguruan tinggi . Jakarta: Kementerian Pendidikan danKebudayaan.
(Sumber pustaka yang lain menyusul, dan ini merupakan bagian tugas pencarianyang diberikan kepada mahasiswa).
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
23/38
Lampiran 4
JENIS-JENIS TEKS
Genre sebagai jenis teks, dapat digolongkan menjadi genre faktual dan genre fiksi
atau rekaan. Genre faktual adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan kejadian,
peristiwa, atau keadaan nyata yang berada di sekitar lingkungan hidup. Genre fiksi
adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan imajinasi, bukan pada kenyataan yang
sesungguhnya.
Genre faktual meliputi: laporan, deskripsi, prosedur, rekon ( recount ), eksplanasi,
eksposisi, dan diskusi. Di pihak lain, genre fiksi mencakup: rekon, anekdot,
cerita/narartif, dan eksemplum.
1. Jenis Teks Faktual
Genre faktual adalah genre yang dihasilkan berdasarkan kenyataan, yang meliputi:
deskripsi, laporan, prosedur, penceritaan, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Sementara itu,
genre cerita adalah genre fiksi yang dihasilkan berdasarkan rekaan. Genre cerita meliputi
penceritaan, anekdot ( anecdote ), eksemplum ( exemplum ), dan naratif ( narrative ).
1.1 Laporan
Teks laporan mempunyai fungsi sosial untuk membuat klasifikasi mengenai
sesuatu. Dengan klasifikasi, hal yang dilaporkan itu dapat digolongkan ke dalam kelas
atau subkelas tertentu. Adapun struktur teks yang digunakan adalah “Pernyataan Umum
atau Klasifikasi^ Anggota/Aspek yang Dilaporkan”.
PernyataanUmum atauKlasifikasi
Anggota/Aspek yang Dilaporkan
Harimau
Harimau ( Panthera tigris ) digolongkan ke dalam mamalia, yaitu binatang yang menyusui. “Kucing besar” itu adalah hewan pemangsa dan pemakan daging.
Harimau dapat mencapai tinggi 1,5 meter, panjang 3,3 meter, dan berat 300 kilogram. Bulunya berwarna putih dan cokelat keemas-emasan dengan belang atau loreng berwarna hitam. Gigitaringnya kuat dan tajam untuk mengoyak daging. Kakinya
berjumlah empat dengan cakar yang kuat untuk menerkammangsanya.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
24/38
Harimau mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.Harimau dapat hidup di hutan, padang rumput, dan daerah payauatau hutan bakau. Di Indonesia harimau dapat ditemukan di
hutan dan hutan bakau di Pulau Sumatera dan Jawa.
Harimau termasuk hewan penyendiri, tetapi mempunyai wilayahyang amat luas untuk berburu mangsa. Wilayahnya dapatmencapai kawasan perdesaan. Populasi harimau cenderungmenurun karena sering diburu manusia. Oleh karena itu, harimausaat ini termasuk binatang yang dilindungi pemerintah agar tidak punah.
Harimau menjadi pusat perhatian dalam dunia sastra, seni, danolahraga. Harimau sering dijadikan tokoh dalam cerita rakyat,
objek untuk foto atau gambar, dan maskot dalam olahraga.
(Dari: Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik , 2013: 18)
1.2 Deskripsi
Fungsi sosial teks deskripsi adalah untuk menguraikan sesuatu secara individual
menurut ciri-ciri fisiknya. Untuk itu, struktur teks yang digunakan untuk
mengorganisasikannya adalah “Pernyataan Benda yang Dideskripsikan^Bagian yang
Dideskripsikan”.
PernyataanBenda yangDideskripsikan
Bagian-Bagian
yangDideskripsikan
Harimau di Kebun Binatang A
Harimau yang ada di Kebun Binatang A berbeda dengan harimau pada umumnya. Harimau yang diberi nama “Gagah” itu tidak tampak gagah.
Badannya kurus, matanya tidak tajam, dan keadaannya lemas
seakan-akan empat kakinya tidak sanggup menopang tubuhnyauntuk berdiri tegak. Rupanya Gagah tidak terawat. Binatang pemangsa itu tampak kurang makan. Kecuali itu, Gagah tidak tampak buas. Ia juga tidak memperhatikan bahwa di sekitar kandangnya terdapat banyak pengunjung yang melihatnya.Gagah tampak lesu dan malas bergerak. Gagah hanya diammeskipun situasi di sekitarnya hiruk-pikuk.
Kandangnya pun tidak nyaman untuk Gagah. Lantainya kotor,dindingnya kusam, atapnya bocor, dan pintunya yang terbuat dari besi itu juga tidak kukuh.
(Dari: Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik , 2013: 171)
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
25/38
1.3 Prosedur
Teks yang tergolong ke dalam genre ini mempunyai fungsi sosial untuk
memberikan petunjuk mengenai cara mengerjakan sesuatu. Petunjuk itu merupakan
langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan itu dapat diselesaikan. Pada
petunjuk pengerjaan sesuatu atau pengoperasian sebuah alat, langkah-langkah yang
dimaksud merupakan langkah-langkah bersyarat, yaitu langkah-langkah yang terdahulu
menentukan langkah-langkah yang kemudian, sehingga apabila langkah-langkah itu
tidak ditempuh secara urut, barang yang dibuat itu tidak jadi atau alat yang
dioperasikan tersebut tidak dapat beroperasi. Teks prosedur mempunyai struktur teks
sebagai berikut: “Tujuan^Langkah-langkah”.
Tujuan
Langkah-langkah
Cara Menggunakan Kartu ATM
Kartu ATM adalah salah satu fasilitas penting bagi nasabahsebuah bank. Dengan kartu ATM, seorang nasabah bisa denganmudah melakukan transaksi penting. Transaksi penting melaluiATM itu, antara lain, adalah(1) transfer uang antarbank, baik bank yang sama maupun yang berbeda;(2) penarikan uang tunai;
(3) pembayaran tagihan, misalnya listrik atau telepon;(4) pengecekan saldo tabungan;(5) belanja atau pembayaran di kasir di tempat-tempat tertentu,misalnya swalayan;(6) pengisian pulsa telepon seluler;(7) pembayaran tiket pesawat.
1. Perhatikan panduan ini baik-baik agar tujuan menggunakanATM tercapai.
2. Setelah memasuki ruang mesin ATM, masukkan kartu ATM
(lihat jangan sampai terbalik, bagian sisi kiri yang harusdimasukkan terlebih dahulu). Pada kartu ATM tertentu biasanya ada tanda panah. Tanda panah itulah sisi yang harusdimasukkan terlebih dahulu. Setelah memasukkan kartuATM, tunggu 54 Kelas Xsampai layar meminta pilih bahasa . Jika ingin menggunakan bahasa Indonesia, pilihlah bahasa Indonesia.
3. Kemudian, Anda masukkan nomor PIN (personalidentification number) rahasia Anda setelah di layar terteramasukkan nomor PIN Anda. Pastikan jangan sampai adayang mengintip, sebaiknya rapatkan tubuh Anda ke mesinATM. Setelah memasukkan nomor PIN dengan benar,
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
26/38
pilihlah transaksi yang diinginkan dengan menekan tombolyang ada di sisi layar lurus dengan menu transaksi yang ingindipilih, misalnya penarikan tunai atau transaksi lainnyauntuk melihat layanan transaksi yang lain. Ikuti perintah
selanjutnya sesuai dengan yang tertera di layar. Masukkan jumlah uang yang akan ditarik (kelipatan Rp50.000,00 atauRp100.000,00) jika Anda ingin menarik uang. Anda tidak bisa menarik uang dari ATM dengan jumlah, sepertiRp22.750. Berbeda dengan saat Anda mentransfer uang, jumlah berapa saja dimungkinkan. Ambillah uang yangkeluar dari lubang uang yang ada di bagian bawah. Jika tidak diambil, mesin ATM akan menunggu perintah Andaselanjutnya. Adakalanya di ATM bank yang berbeda padatransaksi penarikan uang justru Anda diminta mengambilkartu ATM terlebih dahulu. Perhatikan saja perintah yang ada
di layar.
4. Jika transaksi selesai, jawablah pertanyaan bahwa Andaselesai bertransaksi sesuai dengan menu yang tertera di layar.Tunggu sampai keluar kertas bukti transaksi dan ambil. Padatransaksi penarikan uang adakalanya mesin ATM tidak mengeluarkan tanda bukti. Perhatikan saja keterangan yangtertera di layar. Setelah itu, kartu akan keluar dengansendirinya. Ambil kartu Anda dan transaksi berhasil.
( Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik , 2013: 53-54)
1.4 Rekon
Fungsi sosial teks rekon adalah untuk mebangkitkan atau menghidupkan pengalaman
nyata di masa lampau agar tercipta semacam hiburan bagi pembaca atau pendengar. Dengan
teks penceritaan, pencipta teks dapat berbagi pengalaman dengan pembaca atau pendengar.
Teks penceritaan disusun dengan tata organisasi “Orientasi^ Urutan Peristiwa^Reorientasi”.
Pada struktur teks tersebut, “Reorientasi” merupakan tahap struktur yang bersifat pilihan.
Orientasi
Urutan Peristiwa
Pariwisata ke Parang Tritis
Minggu lalu, saya dan keluarga saya berpariwisata ke ParangTritis. Parang Tritis adalah pantai di Samodra Indonesia yangterletak di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pagi-pagi betul, kami semua telah dibangunkan. Sebelum berangkat, ibu mempersiapkan makanan untuk bekal, ayahmemanasi mobil, saya dan adik saya menyiapkan kebutuhan
kami masing-masing.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
27/38
Reorientasi(Pilihan)
Di Parang Tritis, kami bermain-main di hamparan pasir. Kami berkejar-kejaran. Kemudian, kami bermain layang-lanyang.Setelah itu, kami naik kuda, mengelilingi pantai.
Begitu matahari condong ke barat, kami semua lelah. Tibasaatnya kami membuka bekal dan makan bersama.
Meskipun lelah, kami semua merasa berbahagia.
1.5 Eksplanasi
Teks eksplanasi mempunyai fungsi sosial untuk menjelaskan proses terjadinya
sesuatu menurut prinsip-prinsip sebab-akibat. Untuk memenuhi fungsi tersebut, teks
eksplanasi disusun dengan struktur teks “Pernyataan Umum^Urutan Sebab Akibat”.
PernyataanUmum
Urutan Sebab-Akibat
Urutan Sebab-Akibat
Urutan Sebab-Akibat
Bagaimana Binatang Dapat Punah?
Binatang tertentu menjadi langka dan terancam punah sebagaiakibat dari perubahan kondisi alam, binatang pemangsa, dan perburuan yang dilakukan oleh manusia.
Pertumbuhan penduduk di bumi ini menimbulkan bertambahnya permukiman, pabrik, perkantoran, dan lain-lain. Pembangunan permukiman, pabrik, dan perkantoran itu dilakukan denganmemanfaatkan wilayah hutan tempat berbagai jenis binatanghidup. Ketika hutan dirusak untuk tujuan-tujuan tersebut, habitatatau wilayah tempat binatang-binatang itu hidup akan berkurang.Hal itu menyebabkan ketersediaan pangan untuk binatang- binatang itu berkurang. Perubahan kondisi alam yang demikianitu menyebabkan kepunahan beberapa spesies binatang yanghidup di hutan tersebut.
Binatang pemangsa atau predator juga dapat mengurangi jumlahspesies binatang tertentu. Jumlah binatang terus berkurangkarena binatang tertentu memangsa binatang yang lain. Dalamhabitat yang terus 176 Kelas Xmenyempit, persaingan hidup di antara berbagai jenis binatangmenjadi makin ketat. Binatang yang lemah menjadi mangsa binatang yang lebih kuat. Karena hewan tertentu memangsa binatang yang lain, jumlah binatang yang dimangsa menjaditerus-menerus berkurang hingga akhirnya punah.
Manusia ikut menyumbang kepunahan binatang karena manusiamemburu jenis binatang tertentu tanpa kendali. Perburuan
dilakukan untuk mendapatkan daging untuk dimakan olehmanusia atau untuk tujuan perdagangan binatang secara tidak sah
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
28/38
atau untuk dibunuh agar bagian tubuhnya dapat dijual denganharga mahal. Misalnya, gajah diburu untuk diambil gadingnya,harimau diburu untuk diambil kulitnya, kura-kura diburu untuk diambil cangkangnya. Jumlah binatang itu terus berkurang.
Perburuan binatang secara tidak terkendali dapat menyebabkan jenis binatang tertentu punah.
( Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik , 2013: 174-175)
1.6 Eksposisi
Teks eksposisi adalah teks yang berisi gagasan pribadi atau usulan mengenai
sesuatu. Teks eksposisi juga sering disebut argumentasi satu sisi. Dikatakan demikian
karena pencipta teks ini mempertahankan gagasan atau usulannya berdasarkanargumentasi yang ia yakini benar tanpa membandingkannya dengan argumentasi dari
pihak lain.
Terdapat dua macam eksposisi, yaitu eksposisi analitis dan eksposisi hortatoris.
Sesuai dengan kedua jenis eksposisi tersebut, fungsi sosial teks eksposisi adalah untuk
mengajukan argumentasi bahwa sesuatu itu benar adanya (untuk eksposisi analitis) atau
bahwa sesuatu yang diusulkan itu harus dilakukan (untuk eksposisi hortatoris).
Eksposisi analitis berkenaan dengan konsep atau teori tentang sesuatu, sedangkaneksposisi hortatoris berkenaan dengan tindakan yang perlu dilakukan atau kebijakan
yang perlu dibuat. Diterima atau tidaknya gagasan atau usulan tersebut oleh pihak lain
bergantung kepada kuat atau tidaknya argumentasi yang diajukan.
Teks eksposisi disusun dengan struktur teks “Pernyataan Pendapat
^Argumentasi^Peprnyataan Ulang Pendapat”.
PernyataanPendapat
Argumentasi
Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus MempunyaiPendidikan Formal yang Tinggi
Sudah diketahui oleh semua orang bahwa pendidikan formal itu penting. Akan tetapi, apakah seseorang akan menjadi pemimpinsosial atau pemimpin politik yang bagus pada kemudian haritidak selalu ditentukan oleh pendidikan formalnya. Diyakini bahwa pengalaman juga menjadi faktor penentu untuk menujukesuksesan.
Betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat
kepada para calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
29/38
PernyataanUlang Pendapat
dapat diterapkan di masyarakat tempat mereka menjadi pemimpinatau menjadi orang terkenal di kemudian hari. Kenyataan bahwadi sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya “mempelajari”teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk
hidup melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalaman semacaminilah yang menghasilkan orang-orang terkemuka, termasuk pemimpin sosial dan politik. Orang-orang terkemuka dan pemimpin-pemimpin itu lahir dari hal-hal yang mereka pelajari dimasyarakat.
Sekadar menyebut contoh orang terkemuka atau pemimpin sosialdan politik, kita dapat menunjuk beberapa nama. AlmarhumAdam Malik, konon ia hanya menyelesaikan jenjang pendidikandasar tertentu, diangkatmenjadi Wakil Presiden Indonesia bukankarena pendidikan formalnya, melainkan karena kapasitas yang
ia dapatkan dari belajar secara otodidak. Almarhum Hamkaadalah contoh pemimpin lain yang lahir dari caranya belajar sendiri. Ia juga menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenalsekaligus karena pengalaman belajar pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus, tetapimelalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiridi masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangattermasyhur di dunia.
Dengan demikian, jelaslah bahwa melalui pendidikan formalorang hanya mempelajari cara belajar, bukan cara menjalanihidup. Meskipun pendidikan formal diperlukan, pendidikanformal bukan satu-satunya jalan yang dapat ditempuh oleh setiaporang untuk menuju ke puncak kesuksesannya.
(Diadaptasi dari Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Inggris , 2003: 61-62; Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik , 2013: 103-104)
1.7 Diskusi
Fungsi sosial teks diskusi adalah untuk menyatakan kontroversi sebuah isu dari
dua sudut pandang. Meskipun kedua sudut pandang itu dibeberkan secara seimbang,
pencipta teks dapat berdiri di salah satu sudut pandang atau bersikap netral terhadap isu
yang dimaksud. Apabila pencipta teks berada di salah satu sisi, pembaca atau
pendengar diharapkan mengikutinya, tetapi apabila ia bersikap netral, pembaca atau
pendengar diberi kebebasan untuk memilih sendiri sudut pandang yang dianggap benar.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
30/38
Teks diskusi disusun dengan struktur teks “Isu^Argumentasi Mendukung^
Argumentasi Menentang^Simpulan/Rekomendasi”. Secara umum, ciri-ciri linguistik
teks diskusi hampir sama dengan teks eksposisi.
Isu
Argumentasi
Mendukung
ArgumentasiMenentang
Energi Nuklir harus Dihindari demi Keamanan Lingkungan
Energi nuklir pada umumnya ditawarkan sebagai alternatif untuk mengatasi krisis energi. Debat apakah penggunaan energinuklir adalah pilhan yang tepat belum berakhir. Sejumlah orangsetuju dengan penggunaan nuklir karena manfaatnya. Namundemikian, sejumlah orang yang lain tidak setuju karena resikonyaterhadap lingkungan terlalu besar.
Orang-orang yang setuju dengan pengoperasian rektor
nuklir biasanya berargumentasi bahwa energi yang diproduksidari reaktor nuklir dapat digunakan untuk berbagai tujuan.Reaktor tersebut dapat memproduksi radioisotop yangdimanfaatkan di bidang medis, industri, dan pertanian. Mereka juga mengklain bahwa energi nuklir adalah satu-satunua pilihanyang layak untuk menjawab kebutuhan energi yang terus-menerus bertambah. Menurut mereka, sumber-sumber energiyang lain: minyak, batubara, dan gas alam cair tidak terbarukandan tidak aman, sedangkan energi nuklir dapat diproduksi secara berkelanjutan dengan cara yang aman.
Sejumlah pejabat pemerintah juga mengemukakan bahwaenergi jenis ini adalah energi yang paling aman dalam kaitannyadengan lingkungan dibandingkan dengan energi yangtakterbarukan yang disebutkan di atas. Mereka mengklaim bahwa reaktor tersebut beroperasi atas basis dengan kebocorannol, yang berarti bahwa materi sisa diproses sehingga tidak adasisa yang dibuang ke lingkungan. Selain itu, mereka yakin,energi nuklir tidak akan pernah menyebabkan polusi, tetapienergi yang lain, khususnya minyak dan batubara, betul-betulmenyebabkan polusi.
Namun demikian, orang-orang yang tidak setuju dengan penggunaan energi nuklir, di pihak lain, terus-menerusmengkritik bahwa memilihnya sebagai alternatif yang paling bagus untuk mengatasi kebutuhan energi yang terus bertambahadalah bodoh. Kebodohan itu dapat dilihat dari pertanyaanmengapa mereka tertarik kepada tenaga nuklir pada saat masihterdapat berlimpahnya sumber-sumber energi alam: minyak, batubara, hidroelectrik, termo, dan sebagainya.
Dalam reaksinya terhadap lingkungan, merekamenambahkan bahwa pengoperasian tenaga nuklir tidak masuk di akal. Sejumlah LSM yang memusatkan perhatian kepadausaha untuk menyelamatkan lingkungan berargumentasi bahwa
produk sisa tenaga nuklir betul-betul menghancurkanlingkungandan kehidupan manusia. Di pihak lain, betul bahwa
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
31/38
Simpulan/Rekomentdasi
jenis energi yang lain seperti minyak dan batubara menyumbang polusi lingkungan, tetapi sumbangan energi seperti itu masihdapat ditoleransi. Juga betul bahwa reaktor nuklir menyediakanenergi dalam jumlah besar, tetapi sumbangan energi nuklir untuk
menghancurkan lingkungan dan kehidupan tdak dapatditoleransi. Kebocoran pada sebuah reaktor, misalnya,mengakibatkan kontaminasi tanah dan air di bawah inti nuklir,yang membuat kehidupan manusia tidak memungkinkan sampaisejauh bermil-mil di sekitarnya. Reaktor itu juga berbahaya bagikehidupan karena kebocoran radiasinya. Dalam hal ini, seringdikatakan bahwa di bawah kontrol yang bagus tidak ada produk sisa pecahan dimungkinkan untuk bocor keluar dari reaktor.Akan tetapi siapa dapat menjamin ini?
Jelaslah bahwa energi nuklir harus dihindari karena energinuklir itu membahayakan lingkungan. Jika kita bersikukuh untuk
menggunakannya, sementara itu radiasinya dikontrol dengansangat lemah, maka hal itu akan membunuh kita sendiri cepatatau lambat. Pemerintah harus betul-betul memperhatikankenyataan itu dan merevisi pilihan tersebut.
(Diadaptasi dari Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Inggris , 2003: 66-67)
2. Jenis Teks Fiksi
Seperti telah dinyatakan di atas bahwa genre cerita adalah genre rekaan. Isi teks
tidak didasarkan pada kenyataan yang sesungguhnya.
2.1 Rekon
Teks penceritaan pada genre cerita sama dengan teks penceritaan pada genre
faktual. Perbedaannya terletak pada isi yang dimuat. Di bawah genre faktual, teks
penceritaan didasarkan pada peristiwa nyata, tetapi di bawah genre cerita, teks
penceritaan didasarkan pada peristiwa dalam khayalan.
Karena pada dasarnya kedua genre penceritaan tersebut sama, struktur teks dan
ciri-ciri linguistiknya pun juga sama. Untuk itu, Anda dapat melihat kembali
pembicaraan tentang teks penceritaan pada genre faktual di atas.
Orientasi
Kejadian di Rumah Susun
Hari-hari berjalan seperti biasa.Tetangga sepasang suami isteriyang tinggal di lantai bawah saya tadi malam menyelenggarakan pesta bersama teman-teman mereka.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
32/38
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
33/38
Reaksi
Koda
jangkauan. Akhirnya, seorang laki-laki terbangun dan melongok keluar jendela. Saya menjelaskan persoalan yang terjadi.Ternyata, pesta tadi malam itu bukan pestanya. Rumah susun initerbagi menjadi dua sisi, dan itu adalah pesta orang yang tinggal
di sisi sebelah belakang.
Lelaki itu terlihat tidak berkenan, karena ia juga tidak dapat tidur semalam, terganggu oleh pesta tetangga di sisi sebelah lain itu!
Saya masih belum tahu mobil siapa yang menghalangi jalankeluar kami itu.
2.3 Eksemplum
Teks eksemplum adalah teks rekaan yang berisi insiden yang menurut
partisipannya tidak perlu terjadi. Secara interpersonal, partisipan menginginkan insiden
itu dapat diatasi, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Struktur teksnya adalah
“Abstrak^Orientasi^ Insiden^Interpretasi^Koda”.
Abstrak
Orientasi
Insiden
Interpretasi
Koda
Saya mempunyai pengalaman gila pagi tadi.
Tetangga sepasang suami isteri yang tinggal di lantai bawah sayatadi malam menyelenggarakan pesta bersama teman-temanmereka. Tadi malam mereka sangat gaduh, tetapi tidaklahmengapa. Isteri saya terbangun berkali-kali.
Pagi tadi, ada sebuah mobil yang diparkir di depan pintu garasi,sehingga menghalangi pintu keluar mobil saya. Saya kira mobil itumilik seseorang yang mengikuti pesta tadi malam. Saya mengetuk pintu tetangga itu dan menanyakan hal ini kepada mereka, tetapimereka tidak tahu. Saya bertanya kepada tentangga yang lain,sebelum saya menelpon polisi, dengan harapan polisi dapatmenindak pemilik mobil dan menyingkirkanya.
Namun demikian, meskipun polisi itu datang dengan cepat, polisiitu tidak dapat berbuat banyak. Polisi itu hanya dapat
memberikan surat tilang yang diselipkan di wiper depan.Pengalaman ini sungguh gila. Seseorang memarkir mobil didepan pintu garasi dan menghalangi jalan keluar mobil saya.Saya hanya dapat menunggu sampai pemilik mobil datang danmemindahkannya. Kalau saya memindakan mobil itu, saya harusmasuk secara paksa ke dalamnya, lalu membebaskan rem tangan,sebelum didorong ke tempat lain. Gila.
Mobil sial itu masih berada di situ sampai siang.
(Diadaptasikan dari English Text: System and Structure , 1992: 567)
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
34/38
2.4 Naratif
Teks naratif adalah teks rekaan yang berisi komplikasi yang menimbulkan
masalah yang memerlukan waktu untuk melakukan evaluasi agar dapat memecahkan
masalah tersebut. Teks naratif pada umumnya dijumpai pada dongeng, hikayat, cerita
pendek, atau novel. Struktur teksnya adalah “Abstrak^Orientasi^Komplikasi^
Evaluasi^Resolusi^Koda”.
Abstrak
Orientasi
Komplikasi
Evaluasi
Resolusi
Cinderela
Dahulu kala, ada seorang gadis remaja yang bernama Cinderela.Ia tinggal bersama ibu tiri dan kedua saudara tirinya, yang jugagadis remaja.
Ibu tirinya, bahkan kedua saudara tirinya, mempunyai sifat-sifat yangtidak terpuji. Cinderela diperlakukan secara tidak adil oleh merekasemua. Ia disuruh bekerja keras, seperti memasak, mencuci pakaian,membersihkan lantai, dan pekerjaan rumah tangga yang lain.Sebaliknya, kedua saudara tirinya itu tidak mengerjakan apa-apa.Bahkan, mereka dimanjakan oleh ibu tiri itu dengan berbagaikemewahan.
Pada suatu hari, seorang Pangeran mengadakan pesta di istana
kerajaan. Kedua saudara tirinya mendapat undangan ke pesta itu.Sebelum berangkat ke pesta mereka melakukan berbagai macam persiapan. Mereka membeli baju baru, sepatu baru, dan tas baru.Sayang sekali, Cinderela tidak diperbolehkan pergi ke pesta. Iahanya dapat menangis.
“Cinderela, mengapa kamu menangis?” Seorang Nenek Tua bertanya. Ia terkejut, seorang nenek tiba-tiba berada di depannyadan menghapirinya dengan penuh kasih sayang.
“Karena aku tidak dapat pergi ke pesta Sang Pangeran”. “O,
begitu”, kata Nenek Tua, “ya, aku tahu kamu selalu dipaksauntuk bekerja keras, dan sekarang kamu tidak diperbolehkan pergi ke sana. Lagi pula, kamu juga tidak mempunyai baju yang bagus. Tidak seperti saudara tirimu yang memakai baju baru.”
Sangat ajaib, begitu Nenek tua berhenti berbicara, keluarlah daritangannya sepasang sepatu kaca yang indah. Dipakailah sepatuitu oleh Cinderela. Ia juga diberi pakaian baru yang indah. Dalamsekejap, Cinderela berubah menjadi seorang gadis remaja yangsangat cantik.
“Cinderela”, kata Nenek Tua; “sekarang kamu dapat pergi ke pesta”.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
35/38
Koda
Di pesta itu, Cinderela menari-nari dengan lincah. Betapa iatampak sangat cantik dengan sepatu kacanya itu. Setiap orangterperangah terhadap penampilannya, termasuk Sang Pangeran.
Sampai tak terasa, pesta berlangsung sampai larut malam. Padasaat semua orang pulang, Cinderela berbegas berlari dansepatunya terlepas sebelah. Sepatu itu ditemukan dan disimpanoleh Sang Pangeran.
Setelah beberapa hari berselang, Sang Pangeran mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang telapak kakinya seukurandengan sepatu kaca yang ia temukan di pesta itu. Gadis-gadiscantik berlomba-lomba mencoba sepatu itu. Tak ketinggalan,kedua saudara tiri Cinderela juga mencoba, tetapi gagal, karenaukuran sepatu itu tidak pas. Ternyata, hanya Cinderela yang
telapak kakinya sesuai dengan ukuran sepatu itu.
Akhirnya, Sang Pangeran menikah dengan Cinderela. Merekahidup berbahagia selamanya.
(Diceritakan kembali dari berbagai sumber)
3. Teks dalam Berbagai Genre Makro
Teks sering berisi campuran dari beberapa genre sekaligus. Jika demikian, teks
itu secara keseluruhan perlu diberi nama, dan nama itu ternyata menjadi nama genreyang mewadahi genre-genre yang terkadung di dalamnya tersebut. Genre yang menjadi
wadah tadi disebut genre makro dan genre-genre yang diwadahi disebut genre mikro.
Di sekitar kita, terdapat teks iklan, brosur, editorial/tajuk rencana, proposal,
ulasan, dan lain-lain. Nama-nama teks itu sekaligus menjadi nama genre makro, dan di
dalam genre-genre makro itu ditemukan genre-genre mikro seperti deskripsi, prosedur,
rekon, eksplanasi, eksposisi, atau diskusi.
Berikut ini, disajikan genre makro ulasan buku (review) sebagai contoh. Ulasan
buku disusun dengan struktur teks “Identitas^ Orientasi^Tafsiran Isi^Evaluasi^
Rangkuman Evaluasi”. Setiap tahapan pada struktur teks itu direalisasikan oleh genre-
genre mikro yang sesuai dengan fungsi retoris yang dikehendaki. Sebagai genre makro,
ulasan buku berfungsi secara sosial untuk menilai buku itu berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu. Seperti terlihat pada Tabel 1, genre-genre mikro yang ada juga
mengemban fungsi retoris sendiri-sendiri.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
36/38
PERANGI NARKOBA
Judul
PenulisPenerbitTahunTebalBahasaSampul
:
::::::
Mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba melalui
pendidikan budaya dan karakter bangsaSuyadiPenerbit Andi, Yogyakarta2013178 halaman + 10 halaman prakata dan daftar isiIndonesiaLatar putih, merah, dan hitam
(1) Buku ini ditulis oleh Suyadi,seorang akademisi muda yang banyak bergiat di dunia pendidikan denganmenjadi staf pangajar di beberapauniversitas di Yogya-karta. Di usianyayang masih tergolong muda (lahir padatanggal 7 Agustus 1982), penulis yangdijuluki “si pendekar pena” ini bahkantelah menulis lebih dari 40 judul buku, baik yang sudah terbit maupun yangmasih dalam proses penerbitan.
(2) Buku ini sendiri merupakan pengem-bangan dari hasil penelitianmengenai penyalahgunaan narkobaoleh kalangan siswa/remaja diYogyakarta. Buku ini sangat bergunadan perlu dimiliki oleh para pengampu pendidikan bukan hanya karenakekayaan data, tetapi juga karenasolusi nyata yang ditawarkan.
Gambar 2.2 Sampul Buku 1(Sumber: Foto oleh tim penulis)
(3) Buku ini memaparkan data dan fakta seputar penyalahgunaan narkobadi kalangan remaja/siswa. Melalui sebuah penelitian lapangan, Suyadi
berhasil menemukan lorong-lorong gelap sebagai tempat berlangsungnya praktik penyalahgunaan narkoba oleh kalangan pelajar. Dari penelitian itu pula, Suyadi menangkap banyak paradoks penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja atau siswa menengah.
(4) Satu di antara paradoks itu ialah rentannya kalangan remaja/siswaterperangkap ke dalam penyalahgunaan narkoba, pada satu sisi, padahal bangsa kita adalah bangsa yang religius serta pendidikan nasional kitamengajarkan karakter pancasilais, pada sisi lain. Gejala inilah yangmenjadi dorongan utama bagi Suyadi untuk melakukan penelitian saintifik mengenai pola persebaran “penyakit narkoba” di kalangan remaja/siswa.
(5) Dengan metodologi penelitian yang terukur serta analisis teoretik
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
37/38
yang mendalam, Suyadi menemukan tiga fakta tentang penyalahgunaannarkoba di kalangan remaja di Yogyakarta. Ketiga fakta itu berkenaandengan tingginya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, permisifnya guru dan agresifnya polisi, serta kurang efektifnya
penyuluhan narkoba di sekolah. Buku sebagai hasil penelitian ini jugamenjawab pertanyaan tentang mengapa remaja/pelajar rentan terhadap penyalahgunaan narkoba dan tentang “lorong-lorong gelap” peredarannarkoba di sekolah. Buku ini juga menyajikan tawaran pemecahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Semuanya diuraikan secara terperincidengan disertai ilustrasi, sehingga mudah ditangkap dan mengesankan.Selain paparan data yang terperinci kuat dan terperinci, buku ini jugadisajikan dengan menggunakan tabel dan gambar ilustrasi sehinggatampak lebih ilmiah dan menarik.
(6) Banyak sekali keunggulan yang terkandung dalam buku ini. Di
antaranya ialah buku ditulis berdasarkan penelitian dengan metodologisaintifik. Karena berdasarkan penelitian, yang dituliskan bukan sekadar opini penulis, melainkan data nyata dan faktual. Selain itu, buku inimemberikan informasi secara terperinci dengan disertai ilustrasi, sehinggamudah ditangkap dan mengesankan serta memberi arahan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Setidaknya, buku ini sangat berguna menambahkhasanah ilmu, khususnya mengenai narkoba.
(7) Akan tetapi, buku ini juga bukan tanpa kelemahan. Satu ganjalan pertama dalam membaca buku ini ialah adanya tulisan melingkar (berbentuk seperti stempel) berbunyi “SMA/MA SMK” pada sampul.Tulisan seperti stempel pada sampul ini jelas memberi kesan bahwa bukuini hanya untuk siswa setingkat SLTA. Implikasinya adalah buku inimemberi kesan sebuah buku pelajaran sekolah ( textbook ). Padahal bukuini bukanlah buku pedoman yang perlu diajarkan kepada siswa.
(8) Buku ini, tampaknya, lebih tepat dan bermanfaat bagi para pengampu pendidikan, misalnya pemerintah sebagai pengelola sekolah,guru/pendidik, dan orang tua untuk dijadikan sebagai acuan membuatsuatu kebijakan pendidikan. Berbeda dengan buku ini, buku yang berjudul Remaja dan bahaya narkoba – untuk Sekolah Lanjutan Ata s (Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti) ditujukan bagi pelajar dan pembaca remaja. Jika bukuyang disebut pertama menitikberatkan pada praktik penyalahgunaannarkoba, buku yang disebut belakangan membahas berbagai hal yang berkaitan dengan definisi narkoba, jenis-jenisnya, dan bahaya serta sanksi bagi para pemakai, pengedar, dan pembuatnya. Kemudian, jika buku pertama lebih mengedepankan pendidikan karakter sebagai upayamencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, buku keduamengutamakan pendekatan agama dan pengetahuan terhadap sanksihukum bagi pelajar sebagai upaya mencegah penyalahgunaan narkoba.
(9) Meskipun terdapat perbedaan dalam hal pendekatan, kedua bukutersebut ditulis sebagai upaya penyebaran virus-virus positif untuk mencegah para pelajar agar tidak terjerumus ke dalam penyalahgunaannarkoba.
8/16/2019 1. Pedoman Mata Kuliah Bahasa Indonesia
38/38
(10) Buku Mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba melalui pendidikanbudaya dan karakter bangsa sangat berguna, khususnya bagi para pengampu pendidikan dan pembuat kebijakan sekolah. Informasiterperinci tentang fakta penyalahgunaan narkoba di kalanganremaja/pelajar dapat dijadikan landasan dalam berupaya untuk memerangi penyalahgunaan narkoba di sekolah-sekolah. Jadi, upaya Suyadi dalammenguak dan menyingkap “lorong-lorong gelap” peredaran narkoba disekolah patut diberi apresiasi dan acungan jempol.
(Diambil dari draft buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Perguruan Tinggi , 2014)
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Ulasan Buku
Struktur Teks Genre Mikro yangDiharapkan
Fungsi Retoris
Identitas(Opsional)
Orientasi
Tafsiran Isi
Evaluasi
RangkumanEvaluasi
Deskripsi
Deskripsi ( danatau meliputiEksposisi)
Deskripsi (danatau meliputiRekon)
Diskusi (dan ataumeliputiEksplanasi)
Deskripsi (danatau meliputiEksposisi)
Menyajikan gambaran mengenai wujud danciri-ciri buku yang diulas.
Menyampaikan informasi tentang jenis bukuyang diulas. Memposisikan buku yang diulas (beserta jatidiri penulisnya dan sasaran pembacanya). Menyampaikan pendapat pengulas tentang buku itu.
Menyampaikan uraian mengenai ilmu apayang diulas di buku itu, cocok tidaknyadengan pembaca yang dituju, dan adakah buku lain selain buku yang diulas tersebut. Menceritakan hal yang dilakukan penulis saatia menulis buku itu. Menyajikan isi buku itu bab demi bab.
Menyampaikan penilaian terhadap buku yangdiulas dalam berbagai hal denganmenunjukkan keunggulan dan kelemahannya,
melalui perbandingan dengan buku sejenis. Menyampaikan kembali apakah pendapat pengulas di atas benar adanya, dan buku itumemang dibutuhkan oleh pembaca yangdituju.
(Diambil dari draft buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Perguruan Tinggi , 2014)
Sebagian bahan pada Lampiran 4 ini dikembangkan dari draf buku saya yang berjudul