49
Blok Kedokteran Komunitas KESEHATAN IBU,ANAK dan REMAJA Wrap Up Kelompok : B-9 Ketua : Novi Septiani (1102010210) Sekretaris : Rizka Utami (1102010251) Anggota : Nova Anggar K.M 1102009207 Muhamad Harys Maulana 1102010173 Muhammad Ario Akbar 1102010177 Nidya Febrina 1102010206 Novi Alfirahmi 1102010209 Rahayu Kartika Utami 1102010226 Rininta Nurrahma Dwiputri 1102010243 Silmi Arfiyani 1102010269

WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Blok Kedokteran Komunitas

KESEHATAN IBU,ANAK dan REMAJA

Wrap Up

Kelompok : B-9

Ketua : Novi Septiani (1102010210)

Sekretaris : Rizka Utami (1102010251)

Anggota : Nova Anggar K.M 1102009207

Muhamad Harys Maulana 1102010173

Muhammad Ario Akbar 1102010177

Nidya Febrina 1102010206

Novi Alfirahmi 1102010209

Rahayu Kartika Utami 1102010226

Rininta Nurrahma Dwiputri 1102010243

Silmi Arfiyani 1102010269

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI

JAKARTA2012/2013

Page 2: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja

1

Page 3: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

SKENARIO 1

Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja

Wanita umur 16 tahun, datang ke puskesmas diantar oleh teman lelakinya dengan perdarahan segar dan banyak lewat jalan lahir sejak 1 hari yang lalu. Menurut temannya, wanita tersebut merupakan kekasihnya yang sedang mengandung, mereka telah berhubungan dekat sejak kelas 2 SMP.

Sebelumnya pasien pergi ke dukun untuk menggugurkan kandungan, diajak oleh tetangganya yang pernah menggugurkan kandungan karena anaknya yang sudah terlalu banyak dan masih kecil-kecil, pasien juga ada riwayat minum obat peluruh haid atau obat penggugur kandungan, namun sayang keadaan pasien sudah tidak dapat ditolong lagi saat tiba di puskesmas.

Dokter puskesmas mengatakan pasien memiliki risiko tinggi kehamilan dan terlambat dibawa ke puskesmas, sehingga terlambat juga dilakukan penanganan. Kondisi seperti ini ikut berkontribusi terhadap tingginya AKI (Angka kematian Ibu)/ IMR (Infant mortality rate) akibat kehamilan dan persalinan di Indonesia. Berdasarkan data SDKI 2007, AKI Indonesia 228/100.000 kelahiran hidup.Dengan kejadian tersebut, kemudian puskesmas melakukan pencatatan untuk audit kematian maternal perinatal terhadap pasien tersebut.

Dalam pandangan Islam, hubungan suami istri di luar pernikahan dan mnggugurkan kandungan tidak dibenarkan dalam agama.

2

Page 4: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

KATA-KATA SULIT

1. AKI : AKI adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)

2. AUDIT MATERNAL PERINATAL : Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat.

3. SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

3

Page 5: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

PERTANYAAN

1. Mengapa penanganan terlambat turut berkontribusi pada tingginya AKI ?2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi AKI ?3. Apa rumus untuk menghitung AKI ?4. Mengapa obat penggugur kandungan dapat membuat pasien meninggal?5. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang pada remaja ?6. Bagaimana cara menurunkan AKI ?7. Mengapa remaja di skenario ini lebuh memilih ke dukun daripada ke puskesmas ?8. Mengapa remaja ini dapat meninggal setelah pergi ke dukun tetapi yang

menyarankannya tidak ?9. Siapa sajakah yang berperan untuk menurunkan AKI ?10. Bagaimana cara mengaudit kematian maternal perinatal ?11. Siapa saja yang memiliki resiko tinggi kehamilan ?12. Bagaimana penanganan pada resiko tinggi kehamilan ?13. Apa saja resiko pada kehamilan usia muda ?14. Bagaimana hukum hubungan suami istri diluar nikah dalam pamdangan islam ?15. Bagaimana hukum aborsi dalam pandangan agama islam ?

4

Page 6: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

JAWABAN

1. Karena penanganan terlambat pada ibu dengan resiko tinggi kehamilan dapat menyebabkan kematian sehingga berkontribusi pada AKI.

2. Faktor medis, pelayanan, ekonomi, sosial budaya, dan peran masyarakat.3.

AKI =

Banyaknya kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas pada tahun tertentu

X 100 000

Jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama

4. Karena obat penggugur kehamilan dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan yang dapat menyebabkan kematian. Terlebih lagi usia pasien masih muda.

5. Faktor keluarga, lingkungan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya.6. Melakukan pencegahan primer. Seperti penyuluhan, edukasi dan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan.7. Karena rendahnya pengetahuan dan pengaruh lingkungan sekitar.8. Karena umurnya masih muda ditambah ia meminum obat penggugur kandungan.9. Pelayanan kesehatan, keluarga, lingkungan, dan individu.10. Pengumpulan data dari puskesmas, lalu di analisa.11. Kehamilan pada Wanita usia muda, kehamilan pada usia lanjut, pada wanita dengan

gizi yang kurang12. Kontrol rutin, gizi yang tercukupi13. Kegguguran, kematian, bayi lahir dengan kelainan.14. Haram15. Tergantung kondisinya, jadi ada ketentuannya tersendiri.

5

Page 7: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

HIPOTESIS

Faktor-faktor seperti dari keluarga,lingkungan,individu,pelayanan kesehatan dll, dapat mempengaruhi perilaku dari seseorang.perilaku ada yang menyimpang dan tidak menyimpang berawal dari faktor-faktor tadi baik atau tidak. Perilaku menyimpang contohnya kehamilan di luar nikah pada usia muda termasuk resiko tinggi kehamilan. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian yang nantinya kematian ibu hamil tersebut di urus dalam audit maternal perinatal dan dapat berpengaruh kepada AKI.

6

Page 8: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

SASARAN BELAJAR

1. Mampu menjelaskan dan memahami Perilaku Beresiko pada Remaja2. Mampu menjelaskan dan memahami Resiko Tinggi pada Kehamilan3. Mampu menjelaskan dan memahami Audit Kematian Maternal Perinatal4. Mampu menjelaskan dan memahami Angka Kematian Ibu (AKI)5. Mampu menjelaskan dan memahami Resiko pada Kehamilan saat remaja6. Mampu menjelaskan dan memahami Pandangan Islam Mengenai Aborsi dan

Hubungan di luar nikah

7

Page 9: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

PEMBAHASAN SASARAN BELAJAR

1. Mampu menjelaskan dan memahami Perilaku Beresiko pada Remaja

Tahapan pada orang muda

(Feldman dan Elliot, 2000)

1. Remaja awal (10-14 tahun): pubertas mulai tertarik pada lawan jenisnya.

2. Remaja pertengahan (15-17 tahun): keinginan untuk mandiri dan menjadi diri sendiri.

3. Remaja akhir (18-20 tahun): penunda masa dewasanya karena tuntutan sekolah dan pekerjaan/karir.

4. Dewasa muda (21-24 tahun): persiapan menuju dewasa, diharapkan mandiri dan mulai mempersiapkan diri

Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku

menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena

terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan

norma sosial yang berlaku. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja

faktor dari mereka sendiri, keluarga, masyarakat ataupun dari lingkungan sekolah.

8

Page 10: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk perilaku-perilaku yang menyimpang pada

remaja :

Penggunaan narkoba

Remaja yang menggunakan narkoba bukan berarti memiliki moral yang lemah.

Banyaknya zat candu yang terdapat pada narkoba membuat remaja sulit melepaskan

diri dari jerat narkoba jika tidak dibantu orang-orang sekelilingnya. Zat kokain dan

methamphetamine yang terdapat dalam narkoba akan memunculkan energi dan

semangat dalam waktu cepat. Sedangkan heroin, benzodiazepines dan oxycontin

membuat perasaan tenang dan rileks dalam otak. Ketika otak sudah tidak menerima lagi

asupan zat-zat tersebut, maka akan timbul rasa sakit dan itulah yang membuat

seseorang kecanduan.

Mengonsumsi alkohol

Alkohol merupakan substansi utama yang paling banyak digunakan remaja dan sering

berhubungan dengan kecelakaan kendaraan bermotor yang merupakan penyebab utama

kematian remaja. Menurut Clinical and Experimental Research, remaja yang

mengonsumsi alkohol, daya ingatnya akan berkurang hingga 10 persen.

Substance Abuse and Mental Health Services Administration juga mengatakan bahwa

31% remaja yang minum alkohol mengaku stres karena jarang diperhatikan oleh orang

tua.

Hubungan Seksual Pra Nikah

Beberapa faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah

adalah membaca buku porno dan menonton film porno. Adapun motivasi utama

melakukan senggama adalah suka sama suka, pengaruh teman, kebutuhan biologis dan

merasa kurang taat pada nilai agama.

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Ohio University menyebutkan bahwa

remaja yang melakukan hubungan seks di usia dini cenderung menjadi pribadi yang

meresahkan masyarakat, yaitu menjadi seorang pemalak.

Aborsi

Hampir setiap hari ada 100 remaja yang melakukan aborsi karena kehamilan di luar

nikah. Jika dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Ini

menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini sangat

memperihatinkan. Survei Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia

menemukan jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta dan

30% di antaranya dilakukan oleh remaja. Menurut National Abortion Federation,

9

Page 11: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

sebanyak 4 dari 5 wanita di Amerika telah melakukan hubungan seks sebelum usia 20

tahun, dan sebanyak 70 persennya adalah remaja. Karena mental yang belum siap,

mereka pun melakukan aborsi. Pengetahuan seks yang kurang menjadi salah satu

pemicunya.

Kecanduan Game

Terlalu sering bermain game akan membahayakan fisik dan psikologisnya. Seperti

dikutip dari Psychiatric Time, alasan anak-anak bermain game adalah ingin mencoba

sesuatu yang baru dan untuk menghilangkan stres akibat tugas sekolah atau karena

suatu masalah. Seorang anak boleh saja bermain game, asalkan waktunya dibatasi dan

hal yang terpenting adalah pemilihan game yang tepat untuk anak-anak.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-

anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja

10

Page 12: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan

bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh beberapa

hal, sebagian di antaranya adalah:

Kontrol Diri Yang Lemah

Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan

kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Beberapa anak gagal dalam

mengembangkan kontrol diri yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama

proses pertumbuhan. Kebanyakan remaja telah mempelajari perbedaan antara tingkah

laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima, namun remaja

yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal

membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, atau

mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara keduanya namun

gagal mengembangkan kontrol yang memadai dalam menggunakan perbedaan itu untuk

membimbing tingkah laku mereka. 

Pengaruh Teman

Di kalangan remaja, memiliki banyak teman adalah merupakan satu bentuk prestasi

tersendiri. Makin banyak teman, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Di

jaman sekarang, pengaruh teman bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja

saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Pengaruh pergaulan dalam membentuk watak

dan kepribadian seseorang ketika remaja sangatlah besar. Oleh karena itu, orangtua

para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan

anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan teman yang tidak benar.

Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak

menimbulkan masalah bagi orang tuanya. 

Pengaruh Keluarga

Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya

dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak,

kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat

menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Pengawasan orangtua yang tidak

memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan

tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya

kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga

berhubungan dengan kenakalan.

11

Page 13: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal

Lingkungan juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja.

Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati

berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau

penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai

dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah.

Penggunaan Waktu Luang

Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha

menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila

waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan

untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja

melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika

ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan disekitarnya dapat terganggu.

Perilaku Seksual

Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para

remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di

tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan

masyarakat sekitarnya. 

2. Mampu menjelaskan dan memahami Resiko Tinggi pada Kehamilan

Kehamilan resiko tinggi adalah sebuah keadaan dimana seorang wanita hamil di perkirakan

akan mengalami gangguanyang tinggi akan kehamilannya yang akan berdampak pada wanita

hamil tersebut, ataupun bayi yang sedang di kandungnya.

Sebelum membahas kehamilan resiko tinggi (RESTI), kita akan membahas kehamilan

dengan resiko. Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat

mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti

yang dilakukan pada kasus normal (Manuaba, 2007, p. 43).

Risiko kehamilan adalah keadaan menyimpang dari normal, yang secara langsung

menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi (Meilani, 2009, p. 94).

Ibu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan risiko tinggi

(Depkes RI, 2003).

12

Page 14: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan karakteristik ibu.

Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun (2009, p. 132), meliputi:

IBU HAMIL RESIKO RENDAH

Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki faktor-

faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan risiko tinggi, baik dirinya maupun

janin yang dikandungnya. Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk

PAP minggu ke-36. 2).

IBU HAMIL RESIKO SEDANG

Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat sedang,

misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang

dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan

janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu persalinan.

IBU HAMIL RESIKO TINGGI (RESTI)

Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor risiko tinggi, antara

lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi

dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun persalinan nanti.

FAKTOR PENYEBAB KEHAMILAN RESIKO

Banyak faktor yang menyebabkan mengapa sebuah kehamilan dapat menyebabkan

resiko bagi ibu hamil maupun anak yang sedang di kandungnya. Dari faktor penyebab resiko

kehamilan ini, maka dapat di klasifikasikan resiko kehamilan menjadi, kehamilan resiko

rendah, kehamilan resiko sedang dan kehamilan resiko tinggi.

Menurut Puji Rochyati, faktor risiko ibu hamil adalah:

Kehamilan risiko rendah

1. Primipara tanpa komplikasi --- Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali

melahirkan bayi yang telah mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan dengan

presentase kepala, umur kehamilan 36 minggu dan kepala sudah masuk PAP.

2. Multipara tanpa komplikasi adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau

lebih.

13

Page 15: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

3. Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup --- Persalinan spontan

yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu, tetapi berat badan lahir melebihi

2500 gram.

Kehamilan risiko sedang

Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”:

Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)

Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik dan relatif masih

kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis belum matang.

Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada usia

di bawah 20 tahun, gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan

anak pertama sampai usia yang ideal untuk hamil (BKKBN, 2005, p. 6).

Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok jenis panggul:

1. Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45 ℅

2. Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15 ℅

3. Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %

4. Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5 % (Prawirohardjo, 2008, p. 105-106).

Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)

Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti hipertensi, diabetes

mellitus, anemis, saat persalinan terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan.

Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)

Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik,

pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan

lama, atau perdarahan.

Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)

Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu diwaspadai

kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu makin

melemah.

14

Page 16: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, dalam keadaan seperti

itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit karena dapat mengalami kesulitan dalam

melahirkan.

Kehamilan lebih bulan (serotinus)

Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi persalinan, dihitung

berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda: Kehamilan belum lahir setelah melewati

waktu 42 minggu, gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali,

air ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stres.

Penanganan: Persalinan anjuran atau induksi persalinan. Bila keadaan janin baik maka

tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes tanpa

tekanan 3 hari. Bila hasil positif, segera lakukan seksio sesarea (Mansjoer, 2001, p. 275-276)

Persalinan lama

Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam untuk primigravida dan

18 jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,

kelainan kekuatan his dan mengejan.

Gejala dan tanda: KU lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi cepat, dehidrasi, perut

kembung dan edema alat genital. Bahaya: Bisa terjadi infeksi, fetal distres dan ruptur uteri.

Penanganan: Memberikan rehidrasi dan infus cairan pengganti, memberikan

perlindungan antibiotika-antipiretika. (Prawirohardjo, 2008).

Kehamilan risiko tinggi

Penyakit pada ibu hamil

Anemia

Anemia Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat

proses persalinan (BKKBN, 2003, p.24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin

kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g % pada trimester 2. Anemia dapat

menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus,

abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p. 281).

15

Page 17: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Gejala dan tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi

masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh

yang malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009)

Penanganan umum: Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan

mengkonsumsi makanan bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300

kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia

(Maulana, 2008, p. 187).

Malaria

Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat

mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.

Gejala dan tanda: Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria berat

lainnya.

Penanganan: Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis 300

mg/minggu.

TBC paru

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium

tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat

menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan.

Gejala dan tanda: Batuk menahun, batuk darah dan kurus kering.

Penanganan: Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan

wanita hamil lainnya pada pemeriksaan antenatal. Penderita dengan proses aktif, apalagi

dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk

mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan

yang intensif dan teratur. (Mansjoer, 2001, p. 287).

Penyakit jantung

Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-hati. Jangan sampai

terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa berkurang.

16

Page 18: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Gejala dan tanda: Cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas apabila

disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda, dan

mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.

Diabetes mellitus

Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam

jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal.

Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari

darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.

Gejala dan tanda: Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami

cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya seperti

gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), dan sakit kuning.

Penanganan: Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus

memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai

kondisi penyakit pada penderita penyakit ini. (Prawirohardjo, 2008, p. 290).

Infeksi menular seksual pada kehamilan

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya

terutama melalui hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut

(Sjaiful, 2008, p. 921).

Riwayat obstetrik buruk

1. Persalinan dengan tindakan: (a) Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk

merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Dilakukan tindakan ini

karena adanya komplikasi pada ibu maupun janin, misalnya ibu hamil dengan KPD,

pre eklamsia, serotinus. (b) Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan

bayi melalui abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara mengiris dinding

perut dan dinding uterus. Tindakan ini dilakukan karena ada komplikasi pada

kehamilan, misalnya plasenta previa totalis, panggul sempit, letak lintang, sudah

pernah SC dua kali, dan lain- lain.

2. Pernah gagal kehamilan (keguguran) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan

pada usia kurang dari 20 minggu (berat janin kurang dari 500 gram) atau buah

17

Page 19: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. Gejala dan tanda:

Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan perdarahan hebat pada kehamilan muda.

Penanganan: Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat

darurat, komplikasi berat atau masih stabil). Pada kondisi gawat darurat, segera

upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik

atau merujuk) (Prawirohardjo, 2008, p. 145).

Pre eklamsi

Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan

edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir.

Gejala dan tanda: Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan

kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg,

proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam.

Penanganan umum: Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein,

suplemen kalsium, magnesium, obat antihipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada

kecendrungan menjadi eklamsia.

Eklamsia

Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat” ditambah dengan kejang

atau koma yang dapat berlangsung mendadak.

Gejala dan tanda: Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat dan kejang

atau koma.

Penanganan: Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang dapat

menimbulkan penyulit yang lebih berat. (Prawirohardjo, 2008, p. 212).

Hamil kembar (gemelli)

Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kejadian kehamilan

ganda dipengaruhi oleh faktor keturunan, umur dan paritas.

Gejala dan tanda: Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya

kehamilan, gerakan janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar, pada

18

Page 20: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2

bollatmen, terdengar 2 denyut jantung janin.

Penanganan dalam kehamilan: Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal

kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, periksa darah lengkap, Hb, dan

golongan darah.

Kehamilan dengan kelainan letak

1. Letak lintang --- Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira

tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Etiologi: Kelemahan dinding

perut/uterus karena multiparitas, kesempitan panggul, plasenta previa, prematuritas,

gemeli dan lain-lain.

2. Letak sungsang --- Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan

bokong di bagian bawah kavum uteri. Penyebabnya: Prematuritas, gemeli,

multiparitas, plasenta previa dan lain- lain.

Perdarahan dalam kehamilan

1. Plasenta previa --- Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada

tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian

atau seluruh pembukaan jalan lahir. Gejala dan tanda: Perdarahan pada kehamilan

setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa

nyeri, dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu bangun

tidur. Penanganan: Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga yang

lebih dari show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan

manipulasi apapun, baik rektal maupun vaginal. Apabila pada penilaian baik,

perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37

minggu, atau berat badan janin dibawah 2500 gr, maka kehamilan dapat

dipertahankan istirahat dan pemberian obat- obatan dan observasilah dengan teliti.

2. Solusio plasenta --- Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas

dari perlekatannya sebelum janin lahir. Gejala dan tanda: Perdarahan dengan rasa

sakit, perut terasa tegang, gerak janin berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba,

auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi

gangguan pembekuan darah. Penanganan: Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik

19

Page 21: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

pada kehamilan prematur dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat sedang

dan berat penanganannya dilakukan di rumah sakit (Saifuddin, 2002, p. 92).

BAHAYA KEHAMILAN DENGAN BERESIKO

Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko:

1. Bayi lahir belum cukup bulan

2. Bayi lahir dengan BBLR

3. Keguguran (abortus)

4. Partus macet

5. Perdarahan ante partum dan post partum

6. IUFD

7. Keracunan dalam kehamilan

8. Kejang (Prawirohardjo, 2008)

PENCEGAHAN KEHAMILAN DENGAN RESIKO

Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang

adekuat difasilitas kesehatan.

Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin

sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan menurut Kusmiyati (2008, p. 149), antara

lain:

1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x kunjungan

selama masa kehamilan yaitu: (a) Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga

bulan pertama). (b) Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat

sampai bulan keenam). (c) Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh

sampai bulan kesembilan).

2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan dengan jarak

satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.

3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan intensif

4. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat

meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang

berhubungan dengan kekurangan zat gizi.

20

Page 22: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil: (a)

Berdekatan dengan penderita penyakit menular. (b) Asap rokok dan jangan merokok.

(c) Makanan dan minuman beralkohol. (d) Pekerjaan berat. (e) Penggunaan obat-

obatan tanpa petunjuk dokter/bidan. (f) Pemijatan/urut perut selama hamil. (g)

Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.

6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai penyakit apa

saja pada ibu hamil.

7. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi.

Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa,

Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah atau

swasta.

Mengingat sebagian besar kematian ibu sesungguhnya dapat dicegah, maka diupayakan untuk mencegah 4 terlambat yang meyebabkan kematian ibu, yaitu :

1.      Mencegah terlambat mengenali tanda bahaya resiko tinggi2.      Mencegah terlambat mengambil keputusan dalam keluarga3.      Mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam rujukan4.        Mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara memadai17

3. Mampu menjelaskan dan memahami Audit Kematian Maternal Perinatal

Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan

kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai

informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk mendapatkan masukan

mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas

pelayanan KIA (kesehatan ibu anak) disuatu wilayah.

Dengan demjikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas

pelayanan dengan pendekatan pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan pembinaan,

ruang lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai unit efektif yang mempunyai

kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan didukung oleh pelayanan KIA sampai

ketingkat masyarakat. Dengan kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan

kegiatan death and case follow up.

21

Page 23: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Prosedur

Langkah-langkah dan kegiatan audit AMP ditingkat kabupaten/kota sebagai berikut :

Pembentukan tim AMP

Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP

Menyusun rencana kegiatan (POA) AMP

Orientasi pengelola program KIA dalam pelaksanaan AMP

Pelaksanaan kegiatan AMP

Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit maternal oleh

dinas kesehatan kabupaten/kota bekerjasama dengan RS

Pemantauan dan evaluasi

Rincian kegiatan AMP yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tingkat kabupaten /kota

Menyampaikan informasi dan menyamakan presepsi dengan pihak terkait mengenai

pengertian dan pelaksanaan AMP dikabupaten/kota

Menyusun tim AMP dikabupaten atau kota ,yang susunannya disesuaikan dengan

situasi dan kondisi setempat.

Melaksanakan AMP secara berkala dan melibatkan:

- Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA dipuskesmas dan jajarannya

- Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter spesialis anak

dokter ahli lain RS kabupaten/kota

- Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan staf pengelola program terkait

- Pihak lain yang terkait ,sesuai kebutuhan misalnya bidan praktik swasta petugas

rekam medik RS kabupaten/kota dan lain-lain.

Melaksanakan kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi

Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan tim AMP

Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak lanjutnya ,dan

melaporkan hasil kegiatan ke dinas kesehatan propinsi untuk memohon dukungan

Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan

program KIA,secara berkelanjutan

Tingkat puskesmas

22

Page 24: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai upaya peningkatan

kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP

Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan

penanganan atau rujukan nya ,untuk kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten

kota

Mengikuti pertemuan AMP dikabupaten/kota

Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal ) selambat-lambatnya

7 hari setelah menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinas kesehatan

kabupaten/kota selambat-lambatnya dalam waktu 1 bulan . temuan otopsi verbal

dibicarakan dalam pertemuan audit dikabupaten /kota .

Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA,sebagai tindak

lanjut dari kegiatan audit.

Membahas kasus pertemuan AMP di kabupaten/kota

Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor terkait.

Tingkat propinsi

Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh kabupaten/kota

Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan pengembangan kendali

mutu pelayanan KIA melalui AMP bersama kabupaten/kota yang akan difasilitasi

secara intensif.

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dikabupaten/kota

Memberikan dukungan teknis dan manajerial kepada kabupaten/kota  sesuai kebutuhan

Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan tindak lanjut

temuan dari kegiatan audit yang berkaitan dengan sektor diluar kesehatan

Memfasilitasi kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi

Tingkat pusat

Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP ,sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan

mutu pelayanan KIA diwilayah kabupaten/kota serta peningkatan kesinambungan

pelayanan KIA ditingkat dasar dan tingkat rujukan primer.Pencatatan dan Pelaporan

23

Page 25: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Dalam pelaksanaan audit maternal perinatal ini diperlukan mekanisme pencatatan yang

akurat ,baik ditingkat puskesmas,maupun ditingkat RS kabupaten/kota .pencatatan yang

diperlukan adalah sebagai berikut :

Tingkat puskesmas

Selain menggunakan rekam medis yang sudah ada dipuskesmas ,ditambahkan pula :

- Formulir R9 formulir rujukan maternal dan perinatal )

Formulir ini dipakai oleh puskesmas,bidan didesa maupunbidan swasta untuk

merujuk kasus ibu maupun perinatal.

- Form OM dan OP (formulir otopsi verbal maternal dan perinatal )

Digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/bersalin/nifas yang meninggal sedangkan

form OP untuk otopsi verbal perinatal yang meninggal . untuk mengisi formulir

tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga yang meninggal oleh tenaga

puskesmas.

Rumah Sakit kabupaten/kota

Formulir yang dipakai adalah :

- Form MP (formulir maternal dan perinatal )

Form ini mencatat data dasar semua ibu bersalin /nifas dan perinatal yang masuk

kerumah sakit. Pengisiannya dapat dilakukan oleh perawat

- Form MA (formulir medical audit )

Dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun audit perinatal.

Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas dibagian kebidanan dan

kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus perinatal)

Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang ,yaitu :

Laporan dari RS kabupaten/kota ke dinas kesehatan

Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab

kematian ) ibu dan bayi baru lahir bagian kebidanan dan penyakit kandungan serta

bagian anak.

Laporan dari puskesmas  ke dinas kesehatan kabupaten/kota

Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas ,dan jumlah kasus yang

dirujuk ke RS kabupaten/kota

Laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ketingkat propinsi

24

Page 26: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan perinatal ditangani oleh

Rs kabupaten /kota ,puskesmas dan unit pelayanan KIA lainnya ,serta tingkat kematian

dari tiap jenis komplikasi atau gangguan . laporan merupakan rekapitulasi dari form MP

dan form R,yang hendaknya diusahakan agar tidak terjadi duplikasi pelaporan untuk

kasus yang dirujuk ke RS. Pada tahap awal ,jenis kasus yang dilaporkan adalah

komplikasi yang paling sering terjadi pada ibu maternal dan perinatal.

Tujuan

Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di

seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian

ibu dan perinatal

Tujuan khusus audit maternal adalah :

Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara

teratur dan berkesimnambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,

rumah sakit pemerintah atau swasta dan puskesmas, rumah bnersalin (RB), bidan

praktek swasta atau BPS di wilayah kabupaten/kota dan dilintas batas kabupaten/kota

provinsi.

 Menetukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang di perlukan

untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus.

Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah

sakit pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati.

Manfaat

Untuk mengidentifikasi faktor medik, non medik dan faktor pelayanan kesehatan yang

berpengaruh kepada kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Melalui kegiatan ini

diharapkan para pengelola pelayanan dasar (Puskesmas dan jajarannya) dan di tingkat

pelayanan rujukan primer (Rumah Sakit Kab / Kota) dapat menetapkan prioritas untuk

mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu / maternal dan perinatal.

4. Mampu menjelaskan dan memahami Angka Kematian Ibu (AKI)

25

Page 27: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Konsep dan definisiAKI adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100 000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan.

ManfaatIndikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.

Metode PerhitunganRumus yang digunakan:

AKI =

Banyaknya kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas pada tahun tertentu

X 100 000

Jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama

Metode alternatif adalah mereview semua kematian wanita pada usia reproduksi (Reproductive Age Mortality Survei atau RAMOS).

Faktor Resiko

Usia

Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun

ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29

tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Usia di bawah

20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan.

Komplikasi yang sering timbul pada kehamilan di usia muda adalah anemia, partus

prematur, partus macet. Sedangkan kehamilan di atas usia 35 tahun menyebabkan ibu

terkena risiko terjadinya hipertensi kehamilan, diabetes, penyakit kardiovaskuler,

penyakit ginjal dan gangguan fungsi paru. Dengan resiko-resiko tersebut sangat besar

kemungkinan untuk menyebabkan kematian pada ibu. Sehingga usia kehamilan yang

paling aman adalah usia 20 – 35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara

emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang

masih muda cenderung tergantung pada orang lain.

26

Page 28: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Kebiasaan Hidup

Banyak kebiasaan hidup yang tidak sehat dan berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayi

yang dikandungnya. Kebiasaan tersebut antara lain merokok dan juga mengkonsumsi

minuman beralkohol. Bagi wanita yang sedang hamil atau mengandung, merokok sama

halnya dengan membunuh janin, karena karbon monoksida dan nikotin akan ikut

kedalam aliran darah ke peredaran darah janin yang dikandungnya. Hal ini akan

mengakibatkan ketersediaan oksigen bagi janin akan berkurang, termasuk mempercepat

denyut jantung janin.

Selain merokok, ada juga kebiasaan hidup lain yang berpengaruh pada kesehatan ibu

dan janin yang dikandungnya, yaitu mengkonsumsi minuman beralkohol. Alcohol yang

masuk kedalam tubuh ibu yang sedang mengandung akan dengan mudah menembus

kedalam plasenta. Ibu yang sering mengkonsumsi alcohol akan memungkinkan

terjadinya pembentukan janin yang tidak sempurna seperti bibir terbelah, lumpuh,

keabnormalan funsi jantung, dan visceral. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang

mengkonsumsi minuman beralkohol akan memiliki berat badan yang rendah serta

mengalami perkembangan yang lambat. Hal ini dikenal dengan sebutan The Fetal

Alcohol Syndrome. Selain akibat yang timbul pada bayi yang dikandungnya, alcohol

juga dapat berpengaruh pada proses kelahiran bayi yang dikandung oleh sang ibu. Sang

ibu akan kesulitan dalam proses melahirkan dan dapat meninggal akibat kegagalan

jantung yang berdenyut cepat akibat pengaruh alcohol yang terkandung dalam

darahnya.

Pengetahuan

Pengetahuan yang baik akan menghasilkan kualitas hidup yang baik pula. Dari

pengetahuan yang didapat, subyek atau host tersebut akan menerapkan pengetahuan

atau informasi tersebut kedalam kehidupannya contohnya pengetahuan tentang gizi

yang cukup selama masa kehamilan, mengingat gizi merupakan salah satu factor

penting dalam menentukan kualitas hidup. Oleh karena itu, untuk menjaga agar

seseorang tetap sehat, harus diperhatikan kecukupan dan keseimbangan gizi yang ada

didalam makanannya setiap hari.

Jumlah Anak

Jumlah kelahiran yang paling aman adalah 2-3 anak. Untuk ibu yang akan melahirkan

untuk pertama kali mempunyai resiko untuk mengalami kematian maternal dikarenakan

sang ibu belum siap secara mental dan secara fisik untuk melakukan kelahiran.

27

Page 29: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Sedangkan ibu yang akan melahirkan lebih dari 4 kali juga beresiko untuk mengalami

kematian maternal karena secara fisik sang ibu sudah mengalami kemunduran untuk

menjalani proses kehamilan. Jarak kehamilan yang terlalu dekat, yaitu kurang dari 2

tahun dapat meningkatkan resiko kematian maternal pada ibu. Jarak antar kehamilan

yang paling baik adalah di atas dua tahun agar tubuh sang ibu dapat pulih dari

kebutuhan ekstra saat proses kehamilan dan kelahiran.

Lingkungan 

Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti sulit terjangkau oleh sarana

transportasi tentu saja mengakibatkan sulitnya sarana dan tenaga kesehatan untuk

menjangkau daerah tersebut. Imbasnya, kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan

tersebut akan terbengkalai, masyarakat akan minim dalam sarana kesehatan, dan

banyak ibu yang mengalami kesulitan selama masa kehamilan, melahirkan dan juga

nifas, sehingga angka kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas) akan terus bertambah

besar.

Masalah social ekonomi. Kondisi keuangan yang tidak mencukupi tentu menyulitkan

para ibu (hamil, melahirkan dan nifas)  untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang

memadai. Oleh sebab itu, mereka cenderung memilih dukun beranak karena biaya yang

dikeluarkan tentu jauh lebih murah dibanding puskesmas. Sehingga, banyak ibu yang

meniggal saat melahirkan karena pendarahan atau mengalami infeksi akibat proses

melahirkan yang tidak steril, dan berujung pada kematian.

Cara menurunkan angka kematian ibu

Banyak cara yang dapat ditempuh uintuk menanggulangi tingginya kasus kematian

ibu (hamil, melahirkan dan nifas). Seperti metode promosi kesehatan, peningkatan

pelayanan dan perbaikan sarana atau fasilitas kesehatan dapat menjadi awal yang tepat

untuk mengatasi terulangnya kasus tersebut.

Selain itu, perhatian pemerintah dan instansi terkait setempat juga sangat dibutuhkan

dalam hal ini. Salah satunya dengan bantuan dana yang cukup agar aktivitas puskesmas

dan sarana kesehatan dapat berjalan dengan normal dan sesuai dengan fungsinya. Karena

tanpa dana yang memadai, kinerja puskesmas tentu akan terganggu atau terhenti sama

sekali.

28

Page 30: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

5. Mampu menjelaskan dan memahami Resiko pada Kehamilan saat remaja

Berikut ini resiko atau bahaya yang mengancam gadis dibawah umur saat hamil di

usia muda (Di  bawah 20 tahun) :

Secara ilmu kedokteran ,organ reproduksi untuk gadis dengan umur dibawah 20 tahun

ia belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung, sehingga jika terjadi

kehamilan berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat).

Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya

menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.

Kondisi sel telur pada gadis dibawah 20 tahun , belum begitu sempurna, sehingga

dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik.

Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia

pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi

terkontaminasi virus.

Tekanan darah tinggi

Remaja perempuan yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah

tinggi dibandingkan dengan wanita hamil yang berusia 20-30 tahun. Kondisi tersebut

disebut dengan pregnancy-induced hypertension. Remaja perempuan yang hamil juga

memiliki risiko lebih tinggi dari preeklamsia.

Kelahiran prematur

Sebuah usia kehamilan penuh berlangsung selama 40 minggu. Bayi yang lahir sebelum

37 minggu dapat dikategorikan sebagai bayi prematur. Bayi yang lahir lebih awal,

memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah pernapasan, pencernaan,

penglihatan, kognitif, dan masalah lainnya.

Berat lahir bayi rendah

Remaja perempuan yang hamil berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan

berat badan yang rendah. Hal tersebut karena bayi memiliki waktu yang kurang dalam

rahim untuk tumbuh. Bayi lahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki berat

badan sekitar 1.500-2.500 gram.

Penyakit menular seksual (PMS)

Untuk remaja yang berhubungan seks selama kehamilan, penyakit menular seksual

seperti klamidia dan HIV adalah perhatian utama. PMS ini dapat naik melalui serviks

dan menginfeksi rahim dan pertumbuhan bayi.

29

Page 31: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Depresi postpartum

Remaja perempuan yang hamil mungkin lebih berisiko mengalami depresi postpartum,

yaitu depresi yang dimulai setelah melahirkan bayi. Remaja perempuan yang merasa

down dan sedih, baik saat hamil atau setelah melahirkan, harus berbicara secara terbuka

dengan dokter atau orang lain yang mereka percaya. Depresi dapat mengganggu

merawat bayi yang baru lahir.

Merasa sendirian dan terkucilkan

Khusus untuk remaja yang berpikir tidak dapat memberitahu orang tuanya bahwa

sedang hamil, merasa takut, terisolasi, dan merasa sendiri dapat menjadi masalah nyata.

6. Mampu menjelaskan dan memahami Pandangan Islam Mengenai Aborsi dan Hubungan di luar nikah

Berhubungan Suami Istri diluar Pernikahan

Di dalam Islam, zina termasuk perbuatan dosa besar. Hal ini dapat dapat dilihat dari

urutan penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh tanpa alasan yang haq, Allah

berfirman: “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan

tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan

tidak berzina.” (QS. Al-Furqaan: 68). Imam Al-Qurthubi mengomentari, “Ayat ini

menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar setelah kufur selain membunuh tanpa

alasan yang dibenarkan dan zina.” (lihat Ahkaamul Quran, 3/200). Dan menurut Imam

Ahmad, perbuatan dosa besar setelah membunuh adalah zina.

Islam melarang dengan tegas perbuatan zina karena perbuatan tersebut adalah kotor

dan keji. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya

zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’: 32)

Aborsi

�الَح�ِّق�  � ِب �َّال �ُه� ِإ َم� الّل �ي َح�َّر� �ِت �ْف�َس� ال � الَّن �وا �ّل �ْق�ِت � َت َو�َّال

“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),

melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al Israa’: 33 )

Menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “ ajhadha -

yajhidhu “ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan

30

Page 32: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau

bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut

dengan “ isqhoth “ ( menggugurkan ) atau “ ilqaa’ ( melempar ) atau “ tharhu

“ ( membuang )  (  al Misbah al Munir  , hlm : 72 ).

Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi,

tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana

firman Allah swt :

“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya

adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan

melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 )

Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh

Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat:

Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari

ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi :

3/159 ). Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’I, dan

Hambali.  Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,

( Syareh Fathul Qadir : 2/495 )

Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada

waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu peniupan

ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah

mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh

sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab

Syafi’I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591,  Nihayatul Muhtaj : 7/416 )

Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa  air

mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga

siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan .

Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir :

2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)

31

Page 33: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di

dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk  Abortus

Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta

pengobatan. Dan bukan dalam katagori  Abortus Profocatus

Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum

yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh

Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan

roh hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam

perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas. Janin yang sudah

ditiupkan roh dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia  telah menjadi seorang

manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut

dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.

Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan

membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat:

Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram,

walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu

yang mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.

Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu

merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena

menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena

kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum

yakin dan keberadaannya terakhir.( Mausu’ah Fiqhiyah : 2/57 ). Prediksi tentang

keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu

tidak mutlak benarnya. Wallahu A’lam.

32

Page 34: WRAP UP SKEN 1 Blok Kedokteran Komunitas

DAFTAR PUSTAKA

Dekovic, M. (1999). Risk and protective factors in the development of problem behavior during adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 28, 667-685.

Kementrian kesehatan. 2010. Pedoman Audit Maternal Perinatal. Depkes RI.

Angka Kematian Ibu. http://mdgs-dev.bps.go.id/main.php?link=ingoal6 diakses pada 15 mei 2013

33