Upload
rizka-utami
View
77
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Blok Kedokteran Komunitas
KESEHATAN IBU,ANAK dan REMAJA
Wrap Up
Kelompok : B-9
Ketua : Novi Septiani (1102010210)
Sekretaris : Rizka Utami (1102010251)
Anggota : Nova Anggar K.M 1102009207
Muhamad Harys Maulana 1102010173
Muhammad Ario Akbar 1102010177
Nidya Febrina 1102010206
Novi Alfirahmi 1102010209
Rahayu Kartika Utami 1102010226
Rininta Nurrahma Dwiputri 1102010243
Silmi Arfiyani 1102010269
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI
JAKARTA2012/2013
Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja
1
SKENARIO 1
Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja
Wanita umur 16 tahun, datang ke puskesmas diantar oleh teman lelakinya dengan perdarahan segar dan banyak lewat jalan lahir sejak 1 hari yang lalu. Menurut temannya, wanita tersebut merupakan kekasihnya yang sedang mengandung, mereka telah berhubungan dekat sejak kelas 2 SMP.
Sebelumnya pasien pergi ke dukun untuk menggugurkan kandungan, diajak oleh tetangganya yang pernah menggugurkan kandungan karena anaknya yang sudah terlalu banyak dan masih kecil-kecil, pasien juga ada riwayat minum obat peluruh haid atau obat penggugur kandungan, namun sayang keadaan pasien sudah tidak dapat ditolong lagi saat tiba di puskesmas.
Dokter puskesmas mengatakan pasien memiliki risiko tinggi kehamilan dan terlambat dibawa ke puskesmas, sehingga terlambat juga dilakukan penanganan. Kondisi seperti ini ikut berkontribusi terhadap tingginya AKI (Angka kematian Ibu)/ IMR (Infant mortality rate) akibat kehamilan dan persalinan di Indonesia. Berdasarkan data SDKI 2007, AKI Indonesia 228/100.000 kelahiran hidup.Dengan kejadian tersebut, kemudian puskesmas melakukan pencatatan untuk audit kematian maternal perinatal terhadap pasien tersebut.
Dalam pandangan Islam, hubungan suami istri di luar pernikahan dan mnggugurkan kandungan tidak dibenarkan dalam agama.
2
KATA-KATA SULIT
1. AKI : AKI adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
2. AUDIT MATERNAL PERINATAL : Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat.
3. SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
3
PERTANYAAN
1. Mengapa penanganan terlambat turut berkontribusi pada tingginya AKI ?2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi AKI ?3. Apa rumus untuk menghitung AKI ?4. Mengapa obat penggugur kandungan dapat membuat pasien meninggal?5. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang pada remaja ?6. Bagaimana cara menurunkan AKI ?7. Mengapa remaja di skenario ini lebuh memilih ke dukun daripada ke puskesmas ?8. Mengapa remaja ini dapat meninggal setelah pergi ke dukun tetapi yang
menyarankannya tidak ?9. Siapa sajakah yang berperan untuk menurunkan AKI ?10. Bagaimana cara mengaudit kematian maternal perinatal ?11. Siapa saja yang memiliki resiko tinggi kehamilan ?12. Bagaimana penanganan pada resiko tinggi kehamilan ?13. Apa saja resiko pada kehamilan usia muda ?14. Bagaimana hukum hubungan suami istri diluar nikah dalam pamdangan islam ?15. Bagaimana hukum aborsi dalam pandangan agama islam ?
4
JAWABAN
1. Karena penanganan terlambat pada ibu dengan resiko tinggi kehamilan dapat menyebabkan kematian sehingga berkontribusi pada AKI.
2. Faktor medis, pelayanan, ekonomi, sosial budaya, dan peran masyarakat.3.
AKI =
Banyaknya kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas pada tahun tertentu
X 100 000
Jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama
4. Karena obat penggugur kehamilan dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan yang dapat menyebabkan kematian. Terlebih lagi usia pasien masih muda.
5. Faktor keluarga, lingkungan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya.6. Melakukan pencegahan primer. Seperti penyuluhan, edukasi dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.7. Karena rendahnya pengetahuan dan pengaruh lingkungan sekitar.8. Karena umurnya masih muda ditambah ia meminum obat penggugur kandungan.9. Pelayanan kesehatan, keluarga, lingkungan, dan individu.10. Pengumpulan data dari puskesmas, lalu di analisa.11. Kehamilan pada Wanita usia muda, kehamilan pada usia lanjut, pada wanita dengan
gizi yang kurang12. Kontrol rutin, gizi yang tercukupi13. Kegguguran, kematian, bayi lahir dengan kelainan.14. Haram15. Tergantung kondisinya, jadi ada ketentuannya tersendiri.
5
HIPOTESIS
Faktor-faktor seperti dari keluarga,lingkungan,individu,pelayanan kesehatan dll, dapat mempengaruhi perilaku dari seseorang.perilaku ada yang menyimpang dan tidak menyimpang berawal dari faktor-faktor tadi baik atau tidak. Perilaku menyimpang contohnya kehamilan di luar nikah pada usia muda termasuk resiko tinggi kehamilan. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian yang nantinya kematian ibu hamil tersebut di urus dalam audit maternal perinatal dan dapat berpengaruh kepada AKI.
6
SASARAN BELAJAR
1. Mampu menjelaskan dan memahami Perilaku Beresiko pada Remaja2. Mampu menjelaskan dan memahami Resiko Tinggi pada Kehamilan3. Mampu menjelaskan dan memahami Audit Kematian Maternal Perinatal4. Mampu menjelaskan dan memahami Angka Kematian Ibu (AKI)5. Mampu menjelaskan dan memahami Resiko pada Kehamilan saat remaja6. Mampu menjelaskan dan memahami Pandangan Islam Mengenai Aborsi dan
Hubungan di luar nikah
7
PEMBAHASAN SASARAN BELAJAR
1. Mampu menjelaskan dan memahami Perilaku Beresiko pada Remaja
Tahapan pada orang muda
(Feldman dan Elliot, 2000)
1. Remaja awal (10-14 tahun): pubertas mulai tertarik pada lawan jenisnya.
2. Remaja pertengahan (15-17 tahun): keinginan untuk mandiri dan menjadi diri sendiri.
3. Remaja akhir (18-20 tahun): penunda masa dewasanya karena tuntutan sekolah dan pekerjaan/karir.
4. Dewasa muda (21-24 tahun): persiapan menuju dewasa, diharapkan mandiri dan mulai mempersiapkan diri
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku
menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena
terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan
norma sosial yang berlaku. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja
faktor dari mereka sendiri, keluarga, masyarakat ataupun dari lingkungan sekolah.
8
Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk perilaku-perilaku yang menyimpang pada
remaja :
Penggunaan narkoba
Remaja yang menggunakan narkoba bukan berarti memiliki moral yang lemah.
Banyaknya zat candu yang terdapat pada narkoba membuat remaja sulit melepaskan
diri dari jerat narkoba jika tidak dibantu orang-orang sekelilingnya. Zat kokain dan
methamphetamine yang terdapat dalam narkoba akan memunculkan energi dan
semangat dalam waktu cepat. Sedangkan heroin, benzodiazepines dan oxycontin
membuat perasaan tenang dan rileks dalam otak. Ketika otak sudah tidak menerima lagi
asupan zat-zat tersebut, maka akan timbul rasa sakit dan itulah yang membuat
seseorang kecanduan.
Mengonsumsi alkohol
Alkohol merupakan substansi utama yang paling banyak digunakan remaja dan sering
berhubungan dengan kecelakaan kendaraan bermotor yang merupakan penyebab utama
kematian remaja. Menurut Clinical and Experimental Research, remaja yang
mengonsumsi alkohol, daya ingatnya akan berkurang hingga 10 persen.
Substance Abuse and Mental Health Services Administration juga mengatakan bahwa
31% remaja yang minum alkohol mengaku stres karena jarang diperhatikan oleh orang
tua.
Hubungan Seksual Pra Nikah
Beberapa faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah
adalah membaca buku porno dan menonton film porno. Adapun motivasi utama
melakukan senggama adalah suka sama suka, pengaruh teman, kebutuhan biologis dan
merasa kurang taat pada nilai agama.
Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Ohio University menyebutkan bahwa
remaja yang melakukan hubungan seks di usia dini cenderung menjadi pribadi yang
meresahkan masyarakat, yaitu menjadi seorang pemalak.
Aborsi
Hampir setiap hari ada 100 remaja yang melakukan aborsi karena kehamilan di luar
nikah. Jika dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Ini
menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini sangat
memperihatinkan. Survei Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia
menemukan jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta dan
30% di antaranya dilakukan oleh remaja. Menurut National Abortion Federation,
9
sebanyak 4 dari 5 wanita di Amerika telah melakukan hubungan seks sebelum usia 20
tahun, dan sebanyak 70 persennya adalah remaja. Karena mental yang belum siap,
mereka pun melakukan aborsi. Pengetahuan seks yang kurang menjadi salah satu
pemicunya.
Kecanduan Game
Terlalu sering bermain game akan membahayakan fisik dan psikologisnya. Seperti
dikutip dari Psychiatric Time, alasan anak-anak bermain game adalah ingin mencoba
sesuatu yang baru dan untuk menghilangkan stres akibat tugas sekolah atau karena
suatu masalah. Seorang anak boleh saja bermain game, asalkan waktunya dibatasi dan
hal yang terpenting adalah pemilihan game yang tepat untuk anak-anak.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja
Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-
anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja
10
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh beberapa
hal, sebagian di antaranya adalah:
Kontrol Diri Yang Lemah
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan
kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Beberapa anak gagal dalam
mengembangkan kontrol diri yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama
proses pertumbuhan. Kebanyakan remaja telah mempelajari perbedaan antara tingkah
laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima, namun remaja
yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, atau
mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara keduanya namun
gagal mengembangkan kontrol yang memadai dalam menggunakan perbedaan itu untuk
membimbing tingkah laku mereka.
Pengaruh Teman
Di kalangan remaja, memiliki banyak teman adalah merupakan satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak teman, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Di
jaman sekarang, pengaruh teman bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja
saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Pengaruh pergaulan dalam membentuk watak
dan kepribadian seseorang ketika remaja sangatlah besar. Oleh karena itu, orangtua
para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan
anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan teman yang tidak benar.
Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak
menimbulkan masalah bagi orang tuanya.
Pengaruh Keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya
dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak,
kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat
menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Pengawasan orangtua yang tidak
memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan
tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya
kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga
berhubungan dengan kenakalan.
11
Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal
Lingkungan juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja.
Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati
berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau
penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai
dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah.
Penggunaan Waktu Luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha
menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila
waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan
untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja
melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika
ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan disekitarnya dapat terganggu.
Perilaku Seksual
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para
remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di
tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan
masyarakat sekitarnya.
2. Mampu menjelaskan dan memahami Resiko Tinggi pada Kehamilan
Kehamilan resiko tinggi adalah sebuah keadaan dimana seorang wanita hamil di perkirakan
akan mengalami gangguanyang tinggi akan kehamilannya yang akan berdampak pada wanita
hamil tersebut, ataupun bayi yang sedang di kandungnya.
Sebelum membahas kehamilan resiko tinggi (RESTI), kita akan membahas kehamilan
dengan resiko. Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti
yang dilakukan pada kasus normal (Manuaba, 2007, p. 43).
Risiko kehamilan adalah keadaan menyimpang dari normal, yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi (Meilani, 2009, p. 94).
Ibu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan risiko tinggi
(Depkes RI, 2003).
12
Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan karakteristik ibu.
Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun (2009, p. 132), meliputi:
IBU HAMIL RESIKO RENDAH
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki faktor-
faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan risiko tinggi, baik dirinya maupun
janin yang dikandungnya. Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk
PAP minggu ke-36. 2).
IBU HAMIL RESIKO SEDANG
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat sedang,
misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang
dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan
janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu persalinan.
IBU HAMIL RESIKO TINGGI (RESTI)
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor risiko tinggi, antara
lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi
dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun persalinan nanti.
FAKTOR PENYEBAB KEHAMILAN RESIKO
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa sebuah kehamilan dapat menyebabkan
resiko bagi ibu hamil maupun anak yang sedang di kandungnya. Dari faktor penyebab resiko
kehamilan ini, maka dapat di klasifikasikan resiko kehamilan menjadi, kehamilan resiko
rendah, kehamilan resiko sedang dan kehamilan resiko tinggi.
Menurut Puji Rochyati, faktor risiko ibu hamil adalah:
Kehamilan risiko rendah
1. Primipara tanpa komplikasi --- Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali
melahirkan bayi yang telah mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan dengan
presentase kepala, umur kehamilan 36 minggu dan kepala sudah masuk PAP.
2. Multipara tanpa komplikasi adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau
lebih.
13
3. Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup --- Persalinan spontan
yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu, tetapi berat badan lahir melebihi
2500 gram.
Kehamilan risiko sedang
Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”:
Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik dan relatif masih
kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis belum matang.
Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada usia
di bawah 20 tahun, gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan
anak pertama sampai usia yang ideal untuk hamil (BKKBN, 2005, p. 6).
Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok jenis panggul:
1. Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45 ℅
2. Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15 ℅
3. Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %
4. Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5 % (Prawirohardjo, 2008, p. 105-106).
Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)
Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti hipertensi, diabetes
mellitus, anemis, saat persalinan terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan.
Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik,
pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan
lama, atau perdarahan.
Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu diwaspadai
kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu makin
melemah.
14
Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, dalam keadaan seperti
itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit karena dapat mengalami kesulitan dalam
melahirkan.
Kehamilan lebih bulan (serotinus)
Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi persalinan, dihitung
berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda: Kehamilan belum lahir setelah melewati
waktu 42 minggu, gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali,
air ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stres.
Penanganan: Persalinan anjuran atau induksi persalinan. Bila keadaan janin baik maka
tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes tanpa
tekanan 3 hari. Bila hasil positif, segera lakukan seksio sesarea (Mansjoer, 2001, p. 275-276)
Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam untuk primigravida dan
18 jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelainan kekuatan his dan mengejan.
Gejala dan tanda: KU lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi cepat, dehidrasi, perut
kembung dan edema alat genital. Bahaya: Bisa terjadi infeksi, fetal distres dan ruptur uteri.
Penanganan: Memberikan rehidrasi dan infus cairan pengganti, memberikan
perlindungan antibiotika-antipiretika. (Prawirohardjo, 2008).
Kehamilan risiko tinggi
Penyakit pada ibu hamil
Anemia
Anemia Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat
proses persalinan (BKKBN, 2003, p.24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin
kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g % pada trimester 2. Anemia dapat
menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus,
abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p. 281).
15
Gejala dan tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi
masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh
yang malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009)
Penanganan umum: Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan
mengkonsumsi makanan bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300
kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia
(Maulana, 2008, p. 187).
Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat
mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.
Gejala dan tanda: Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria berat
lainnya.
Penanganan: Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis 300
mg/minggu.
TBC paru
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat
menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan.
Gejala dan tanda: Batuk menahun, batuk darah dan kurus kering.
Penanganan: Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan
wanita hamil lainnya pada pemeriksaan antenatal. Penderita dengan proses aktif, apalagi
dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk
mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan
yang intensif dan teratur. (Mansjoer, 2001, p. 287).
Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-hati. Jangan sampai
terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa berkurang.
16
Gejala dan tanda: Cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas apabila
disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda, dan
mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.
Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam
jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari
darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.
Gejala dan tanda: Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami
cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya seperti
gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), dan sakit kuning.
Penanganan: Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus
memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai
kondisi penyakit pada penderita penyakit ini. (Prawirohardjo, 2008, p. 290).
Infeksi menular seksual pada kehamilan
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut
(Sjaiful, 2008, p. 921).
Riwayat obstetrik buruk
1. Persalinan dengan tindakan: (a) Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk
merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Dilakukan tindakan ini
karena adanya komplikasi pada ibu maupun janin, misalnya ibu hamil dengan KPD,
pre eklamsia, serotinus. (b) Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan
bayi melalui abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara mengiris dinding
perut dan dinding uterus. Tindakan ini dilakukan karena ada komplikasi pada
kehamilan, misalnya plasenta previa totalis, panggul sempit, letak lintang, sudah
pernah SC dua kali, dan lain- lain.
2. Pernah gagal kehamilan (keguguran) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
pada usia kurang dari 20 minggu (berat janin kurang dari 500 gram) atau buah
17
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. Gejala dan tanda:
Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan perdarahan hebat pada kehamilan muda.
Penanganan: Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat
darurat, komplikasi berat atau masih stabil). Pada kondisi gawat darurat, segera
upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik
atau merujuk) (Prawirohardjo, 2008, p. 145).
Pre eklamsi
Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir.
Gejala dan tanda: Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan
kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg,
proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam.
Penanganan umum: Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein,
suplemen kalsium, magnesium, obat antihipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada
kecendrungan menjadi eklamsia.
Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat” ditambah dengan kejang
atau koma yang dapat berlangsung mendadak.
Gejala dan tanda: Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat dan kejang
atau koma.
Penanganan: Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang dapat
menimbulkan penyulit yang lebih berat. (Prawirohardjo, 2008, p. 212).
Hamil kembar (gemelli)
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kejadian kehamilan
ganda dipengaruhi oleh faktor keturunan, umur dan paritas.
Gejala dan tanda: Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya
kehamilan, gerakan janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar, pada
18
palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2
bollatmen, terdengar 2 denyut jantung janin.
Penanganan dalam kehamilan: Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal
kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, periksa darah lengkap, Hb, dan
golongan darah.
Kehamilan dengan kelainan letak
1. Letak lintang --- Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira
tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Etiologi: Kelemahan dinding
perut/uterus karena multiparitas, kesempitan panggul, plasenta previa, prematuritas,
gemeli dan lain-lain.
2. Letak sungsang --- Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong di bagian bawah kavum uteri. Penyebabnya: Prematuritas, gemeli,
multiparitas, plasenta previa dan lain- lain.
Perdarahan dalam kehamilan
1. Plasenta previa --- Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan lahir. Gejala dan tanda: Perdarahan pada kehamilan
setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa
nyeri, dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu bangun
tidur. Penanganan: Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga yang
lebih dari show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan
manipulasi apapun, baik rektal maupun vaginal. Apabila pada penilaian baik,
perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37
minggu, atau berat badan janin dibawah 2500 gr, maka kehamilan dapat
dipertahankan istirahat dan pemberian obat- obatan dan observasilah dengan teliti.
2. Solusio plasenta --- Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas
dari perlekatannya sebelum janin lahir. Gejala dan tanda: Perdarahan dengan rasa
sakit, perut terasa tegang, gerak janin berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba,
auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi
gangguan pembekuan darah. Penanganan: Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik
19
pada kehamilan prematur dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat sedang
dan berat penanganannya dilakukan di rumah sakit (Saifuddin, 2002, p. 92).
BAHAYA KEHAMILAN DENGAN BERESIKO
Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko:
1. Bayi lahir belum cukup bulan
2. Bayi lahir dengan BBLR
3. Keguguran (abortus)
4. Partus macet
5. Perdarahan ante partum dan post partum
6. IUFD
7. Keracunan dalam kehamilan
8. Kejang (Prawirohardjo, 2008)
PENCEGAHAN KEHAMILAN DENGAN RESIKO
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang
adekuat difasilitas kesehatan.
Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan menurut Kusmiyati (2008, p. 149), antara
lain:
1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x kunjungan
selama masa kehamilan yaitu: (a) Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga
bulan pertama). (b) Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat
sampai bulan keenam). (c) Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh
sampai bulan kesembilan).
2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan dengan jarak
satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan intensif
4. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang
berhubungan dengan kekurangan zat gizi.
20
5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil: (a)
Berdekatan dengan penderita penyakit menular. (b) Asap rokok dan jangan merokok.
(c) Makanan dan minuman beralkohol. (d) Pekerjaan berat. (e) Penggunaan obat-
obatan tanpa petunjuk dokter/bidan. (f) Pemijatan/urut perut selama hamil. (g)
Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.
6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai penyakit apa
saja pada ibu hamil.
7. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa,
Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah atau
swasta.
Mengingat sebagian besar kematian ibu sesungguhnya dapat dicegah, maka diupayakan untuk mencegah 4 terlambat yang meyebabkan kematian ibu, yaitu :
1. Mencegah terlambat mengenali tanda bahaya resiko tinggi2. Mencegah terlambat mengambil keputusan dalam keluarga3. Mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam rujukan4. Mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara memadai17
3. Mampu menjelaskan dan memahami Audit Kematian Maternal Perinatal
Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai
informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk mendapatkan masukan
mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan KIA (kesehatan ibu anak) disuatu wilayah.
Dengan demjikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas
pelayanan dengan pendekatan pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan pembinaan,
ruang lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai unit efektif yang mempunyai
kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan didukung oleh pelayanan KIA sampai
ketingkat masyarakat. Dengan kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan
kegiatan death and case follow up.
21
Prosedur
Langkah-langkah dan kegiatan audit AMP ditingkat kabupaten/kota sebagai berikut :
Pembentukan tim AMP
Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP
Menyusun rencana kegiatan (POA) AMP
Orientasi pengelola program KIA dalam pelaksanaan AMP
Pelaksanaan kegiatan AMP
Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit maternal oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota bekerjasama dengan RS
Pemantauan dan evaluasi
Rincian kegiatan AMP yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Tingkat kabupaten /kota
Menyampaikan informasi dan menyamakan presepsi dengan pihak terkait mengenai
pengertian dan pelaksanaan AMP dikabupaten/kota
Menyusun tim AMP dikabupaten atau kota ,yang susunannya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat.
Melaksanakan AMP secara berkala dan melibatkan:
- Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA dipuskesmas dan jajarannya
- Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter spesialis anak
dokter ahli lain RS kabupaten/kota
- Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan staf pengelola program terkait
- Pihak lain yang terkait ,sesuai kebutuhan misalnya bidan praktik swasta petugas
rekam medik RS kabupaten/kota dan lain-lain.
Melaksanakan kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi
Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan tim AMP
Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak lanjutnya ,dan
melaporkan hasil kegiatan ke dinas kesehatan propinsi untuk memohon dukungan
Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan
program KIA,secara berkelanjutan
Tingkat puskesmas
22
Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai upaya peningkatan
kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP
Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan
penanganan atau rujukan nya ,untuk kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten
kota
Mengikuti pertemuan AMP dikabupaten/kota
Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal ) selambat-lambatnya
7 hari setelah menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota selambat-lambatnya dalam waktu 1 bulan . temuan otopsi verbal
dibicarakan dalam pertemuan audit dikabupaten /kota .
Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA,sebagai tindak
lanjut dari kegiatan audit.
Membahas kasus pertemuan AMP di kabupaten/kota
Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor terkait.
Tingkat propinsi
Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh kabupaten/kota
Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan pengembangan kendali
mutu pelayanan KIA melalui AMP bersama kabupaten/kota yang akan difasilitasi
secara intensif.
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dikabupaten/kota
Memberikan dukungan teknis dan manajerial kepada kabupaten/kota sesuai kebutuhan
Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan tindak lanjut
temuan dari kegiatan audit yang berkaitan dengan sektor diluar kesehatan
Memfasilitasi kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi
Tingkat pusat
Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP ,sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan
mutu pelayanan KIA diwilayah kabupaten/kota serta peningkatan kesinambungan
pelayanan KIA ditingkat dasar dan tingkat rujukan primer.Pencatatan dan Pelaporan
23
Dalam pelaksanaan audit maternal perinatal ini diperlukan mekanisme pencatatan yang
akurat ,baik ditingkat puskesmas,maupun ditingkat RS kabupaten/kota .pencatatan yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
Tingkat puskesmas
Selain menggunakan rekam medis yang sudah ada dipuskesmas ,ditambahkan pula :
- Formulir R9 formulir rujukan maternal dan perinatal )
Formulir ini dipakai oleh puskesmas,bidan didesa maupunbidan swasta untuk
merujuk kasus ibu maupun perinatal.
- Form OM dan OP (formulir otopsi verbal maternal dan perinatal )
Digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/bersalin/nifas yang meninggal sedangkan
form OP untuk otopsi verbal perinatal yang meninggal . untuk mengisi formulir
tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga yang meninggal oleh tenaga
puskesmas.
Rumah Sakit kabupaten/kota
Formulir yang dipakai adalah :
- Form MP (formulir maternal dan perinatal )
Form ini mencatat data dasar semua ibu bersalin /nifas dan perinatal yang masuk
kerumah sakit. Pengisiannya dapat dilakukan oleh perawat
- Form MA (formulir medical audit )
Dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun audit perinatal.
Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas dibagian kebidanan dan
kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus perinatal)
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang ,yaitu :
Laporan dari RS kabupaten/kota ke dinas kesehatan
Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab
kematian ) ibu dan bayi baru lahir bagian kebidanan dan penyakit kandungan serta
bagian anak.
Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten/kota
Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas ,dan jumlah kasus yang
dirujuk ke RS kabupaten/kota
Laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ketingkat propinsi
24
Laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan perinatal ditangani oleh
Rs kabupaten /kota ,puskesmas dan unit pelayanan KIA lainnya ,serta tingkat kematian
dari tiap jenis komplikasi atau gangguan . laporan merupakan rekapitulasi dari form MP
dan form R,yang hendaknya diusahakan agar tidak terjadi duplikasi pelaporan untuk
kasus yang dirujuk ke RS. Pada tahap awal ,jenis kasus yang dilaporkan adalah
komplikasi yang paling sering terjadi pada ibu maternal dan perinatal.
Tujuan
Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di
seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan perinatal
Tujuan khusus audit maternal adalah :
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara
teratur dan berkesimnambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,
rumah sakit pemerintah atau swasta dan puskesmas, rumah bnersalin (RB), bidan
praktek swasta atau BPS di wilayah kabupaten/kota dan dilintas batas kabupaten/kota
provinsi.
Menetukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang di perlukan
untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus.
Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah
sakit pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati.
Manfaat
Untuk mengidentifikasi faktor medik, non medik dan faktor pelayanan kesehatan yang
berpengaruh kepada kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Melalui kegiatan ini
diharapkan para pengelola pelayanan dasar (Puskesmas dan jajarannya) dan di tingkat
pelayanan rujukan primer (Rumah Sakit Kab / Kota) dapat menetapkan prioritas untuk
mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu / maternal dan perinatal.
4. Mampu menjelaskan dan memahami Angka Kematian Ibu (AKI)
25
Konsep dan definisiAKI adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100 000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan.
ManfaatIndikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
Metode PerhitunganRumus yang digunakan:
AKI =
Banyaknya kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas pada tahun tertentu
X 100 000
Jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama
Metode alternatif adalah mereview semua kematian wanita pada usia reproduksi (Reproductive Age Mortality Survei atau RAMOS).
Faktor Resiko
Usia
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29
tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Usia di bawah
20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan.
Komplikasi yang sering timbul pada kehamilan di usia muda adalah anemia, partus
prematur, partus macet. Sedangkan kehamilan di atas usia 35 tahun menyebabkan ibu
terkena risiko terjadinya hipertensi kehamilan, diabetes, penyakit kardiovaskuler,
penyakit ginjal dan gangguan fungsi paru. Dengan resiko-resiko tersebut sangat besar
kemungkinan untuk menyebabkan kematian pada ibu. Sehingga usia kehamilan yang
paling aman adalah usia 20 – 35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara
emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang
masih muda cenderung tergantung pada orang lain.
26
Kebiasaan Hidup
Banyak kebiasaan hidup yang tidak sehat dan berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayi
yang dikandungnya. Kebiasaan tersebut antara lain merokok dan juga mengkonsumsi
minuman beralkohol. Bagi wanita yang sedang hamil atau mengandung, merokok sama
halnya dengan membunuh janin, karena karbon monoksida dan nikotin akan ikut
kedalam aliran darah ke peredaran darah janin yang dikandungnya. Hal ini akan
mengakibatkan ketersediaan oksigen bagi janin akan berkurang, termasuk mempercepat
denyut jantung janin.
Selain merokok, ada juga kebiasaan hidup lain yang berpengaruh pada kesehatan ibu
dan janin yang dikandungnya, yaitu mengkonsumsi minuman beralkohol. Alcohol yang
masuk kedalam tubuh ibu yang sedang mengandung akan dengan mudah menembus
kedalam plasenta. Ibu yang sering mengkonsumsi alcohol akan memungkinkan
terjadinya pembentukan janin yang tidak sempurna seperti bibir terbelah, lumpuh,
keabnormalan funsi jantung, dan visceral. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang
mengkonsumsi minuman beralkohol akan memiliki berat badan yang rendah serta
mengalami perkembangan yang lambat. Hal ini dikenal dengan sebutan The Fetal
Alcohol Syndrome. Selain akibat yang timbul pada bayi yang dikandungnya, alcohol
juga dapat berpengaruh pada proses kelahiran bayi yang dikandung oleh sang ibu. Sang
ibu akan kesulitan dalam proses melahirkan dan dapat meninggal akibat kegagalan
jantung yang berdenyut cepat akibat pengaruh alcohol yang terkandung dalam
darahnya.
Pengetahuan
Pengetahuan yang baik akan menghasilkan kualitas hidup yang baik pula. Dari
pengetahuan yang didapat, subyek atau host tersebut akan menerapkan pengetahuan
atau informasi tersebut kedalam kehidupannya contohnya pengetahuan tentang gizi
yang cukup selama masa kehamilan, mengingat gizi merupakan salah satu factor
penting dalam menentukan kualitas hidup. Oleh karena itu, untuk menjaga agar
seseorang tetap sehat, harus diperhatikan kecukupan dan keseimbangan gizi yang ada
didalam makanannya setiap hari.
Jumlah Anak
Jumlah kelahiran yang paling aman adalah 2-3 anak. Untuk ibu yang akan melahirkan
untuk pertama kali mempunyai resiko untuk mengalami kematian maternal dikarenakan
sang ibu belum siap secara mental dan secara fisik untuk melakukan kelahiran.
27
Sedangkan ibu yang akan melahirkan lebih dari 4 kali juga beresiko untuk mengalami
kematian maternal karena secara fisik sang ibu sudah mengalami kemunduran untuk
menjalani proses kehamilan. Jarak kehamilan yang terlalu dekat, yaitu kurang dari 2
tahun dapat meningkatkan resiko kematian maternal pada ibu. Jarak antar kehamilan
yang paling baik adalah di atas dua tahun agar tubuh sang ibu dapat pulih dari
kebutuhan ekstra saat proses kehamilan dan kelahiran.
Lingkungan
Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti sulit terjangkau oleh sarana
transportasi tentu saja mengakibatkan sulitnya sarana dan tenaga kesehatan untuk
menjangkau daerah tersebut. Imbasnya, kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan
tersebut akan terbengkalai, masyarakat akan minim dalam sarana kesehatan, dan
banyak ibu yang mengalami kesulitan selama masa kehamilan, melahirkan dan juga
nifas, sehingga angka kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas) akan terus bertambah
besar.
Masalah social ekonomi. Kondisi keuangan yang tidak mencukupi tentu menyulitkan
para ibu (hamil, melahirkan dan nifas) untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang
memadai. Oleh sebab itu, mereka cenderung memilih dukun beranak karena biaya yang
dikeluarkan tentu jauh lebih murah dibanding puskesmas. Sehingga, banyak ibu yang
meniggal saat melahirkan karena pendarahan atau mengalami infeksi akibat proses
melahirkan yang tidak steril, dan berujung pada kematian.
Cara menurunkan angka kematian ibu
Banyak cara yang dapat ditempuh uintuk menanggulangi tingginya kasus kematian
ibu (hamil, melahirkan dan nifas). Seperti metode promosi kesehatan, peningkatan
pelayanan dan perbaikan sarana atau fasilitas kesehatan dapat menjadi awal yang tepat
untuk mengatasi terulangnya kasus tersebut.
Selain itu, perhatian pemerintah dan instansi terkait setempat juga sangat dibutuhkan
dalam hal ini. Salah satunya dengan bantuan dana yang cukup agar aktivitas puskesmas
dan sarana kesehatan dapat berjalan dengan normal dan sesuai dengan fungsinya. Karena
tanpa dana yang memadai, kinerja puskesmas tentu akan terganggu atau terhenti sama
sekali.
28
5. Mampu menjelaskan dan memahami Resiko pada Kehamilan saat remaja
Berikut ini resiko atau bahaya yang mengancam gadis dibawah umur saat hamil di
usia muda (Di bawah 20 tahun) :
Secara ilmu kedokteran ,organ reproduksi untuk gadis dengan umur dibawah 20 tahun
ia belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung, sehingga jika terjadi
kehamilan berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat).
Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya
menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.
Kondisi sel telur pada gadis dibawah 20 tahun , belum begitu sempurna, sehingga
dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik.
Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia
pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi
terkontaminasi virus.
Tekanan darah tinggi
Remaja perempuan yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah
tinggi dibandingkan dengan wanita hamil yang berusia 20-30 tahun. Kondisi tersebut
disebut dengan pregnancy-induced hypertension. Remaja perempuan yang hamil juga
memiliki risiko lebih tinggi dari preeklamsia.
Kelahiran prematur
Sebuah usia kehamilan penuh berlangsung selama 40 minggu. Bayi yang lahir sebelum
37 minggu dapat dikategorikan sebagai bayi prematur. Bayi yang lahir lebih awal,
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah pernapasan, pencernaan,
penglihatan, kognitif, dan masalah lainnya.
Berat lahir bayi rendah
Remaja perempuan yang hamil berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan
berat badan yang rendah. Hal tersebut karena bayi memiliki waktu yang kurang dalam
rahim untuk tumbuh. Bayi lahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki berat
badan sekitar 1.500-2.500 gram.
Penyakit menular seksual (PMS)
Untuk remaja yang berhubungan seks selama kehamilan, penyakit menular seksual
seperti klamidia dan HIV adalah perhatian utama. PMS ini dapat naik melalui serviks
dan menginfeksi rahim dan pertumbuhan bayi.
29
Depresi postpartum
Remaja perempuan yang hamil mungkin lebih berisiko mengalami depresi postpartum,
yaitu depresi yang dimulai setelah melahirkan bayi. Remaja perempuan yang merasa
down dan sedih, baik saat hamil atau setelah melahirkan, harus berbicara secara terbuka
dengan dokter atau orang lain yang mereka percaya. Depresi dapat mengganggu
merawat bayi yang baru lahir.
Merasa sendirian dan terkucilkan
Khusus untuk remaja yang berpikir tidak dapat memberitahu orang tuanya bahwa
sedang hamil, merasa takut, terisolasi, dan merasa sendiri dapat menjadi masalah nyata.
6. Mampu menjelaskan dan memahami Pandangan Islam Mengenai Aborsi dan Hubungan di luar nikah
Berhubungan Suami Istri diluar Pernikahan
Di dalam Islam, zina termasuk perbuatan dosa besar. Hal ini dapat dapat dilihat dari
urutan penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh tanpa alasan yang haq, Allah
berfirman: “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan
tidak berzina.” (QS. Al-Furqaan: 68). Imam Al-Qurthubi mengomentari, “Ayat ini
menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar setelah kufur selain membunuh tanpa
alasan yang dibenarkan dan zina.” (lihat Ahkaamul Quran, 3/200). Dan menurut Imam
Ahmad, perbuatan dosa besar setelah membunuh adalah zina.
Islam melarang dengan tegas perbuatan zina karena perbuatan tersebut adalah kotor
dan keji. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya
zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’: 32)
Aborsi
�الَح�ِّق� � ِب �َّال �ُه� ِإ َم� الّل �ي َح�َّر� �ِت �ْف�َس� ال � الَّن �وا �ّل �ْق�ِت � َت َو�َّال
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al Israa’: 33 )
Menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “ ajhadha -
yajhidhu “ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan
30
belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau
bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut
dengan “ isqhoth “ ( menggugurkan ) atau “ ilqaa’ ( melempar ) atau “ tharhu
“ ( membuang ) ( al Misbah al Munir , hlm : 72 ).
Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi,
tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana
firman Allah swt :
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 )
Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat:
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari
ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi :
3/159 ). Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’I, dan
Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,
( Syareh Fathul Qadir : 2/495 )
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada
waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu peniupan
ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah
mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh
sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab
Syafi’I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 )
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air
mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga
siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan .
Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir :
2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
31
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di
dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus
Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta
pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus
Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum
yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan
roh hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam
perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas. Janin yang sudah
ditiupkan roh dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang
manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut
dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan
membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat:
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram,
walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu
yang mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu
merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena
menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena
kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum
yakin dan keberadaannya terakhir.( Mausu’ah Fiqhiyah : 2/57 ). Prediksi tentang
keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu
tidak mutlak benarnya. Wallahu A’lam.
32
DAFTAR PUSTAKA
Dekovic, M. (1999). Risk and protective factors in the development of problem behavior during adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 28, 667-685.
Kementrian kesehatan. 2010. Pedoman Audit Maternal Perinatal. Depkes RI.
Angka Kematian Ibu. http://mdgs-dev.bps.go.id/main.php?link=ingoal6 diakses pada 15 mei 2013
33