Upload
doanduong
View
220
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan teknologi, kebutuhan manusia tampaknya semakin
meningkat, baik kebutuhan akan pangan diantaranya meliputi kebutuhan energy dan protein.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat baik protein nabati maupun hewani, menutut
ditingkatkannya bidang pertanian termasuk didalamnya sektor peternakan.
Salah satu sub sektor peternakan yang sekarang perlu terus ditingkatkan adalah usaha
peternakan sapi potong.
Di Bali pada umumnya ternak sapi selain sebagai bahan makanan berupa daging,
banyak dimanfaatkan sebagai tenaga kerja dalam hal pertanian dan sebagai sarana upacara
keagamaan. Oleh sebab itu perkembangan dan kelestarian sapi Bali perlu ditingkatkan dan
mencapat perhatian yang khusus.
Di wilayah-wilayah pedesaan pada umumnya pemeliharaan akan ternak sapi
dimaksudkan sebagai pekerjaan sambilan dan dengan terus meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan daging sapi. Menimbulkan keinginan sebagian besar peternak sapi untui
menjual sapinya dengan harga yang pantas.
masyarakat secara individu maupun berkelompok mengugahakan penggemukkan sapi Bali
sebagai pekeljaan pokok dan ada yang memehhara dengan jumlah yang besar dalam suatu
perusahaan. Usaha penggemukkan sapi mendatangkan keuntungan ganda berupa keuntungan
dari pertambahan berat badan dan kotoran sapi bempa pupuk kandang Untuk mendapatkan
keuntungan yang diinginkan maka
1
penggemukkan sapi potong harus dikelola dengan profésional dengan
pemeliharaan yang intensif dan manajemen yang baik pula
hal-hal tersebut vang mendorong kami memilih penggemukkan sapi
sebagai tujuan prateh kerja lapangan ( Prakerin/PSG), Dalam memilih usaha
penggemukkan sapi untuk Pratek kerja ini kami memilih peternakan sapi bali
yang dikelola oleh UD. Mupu Merta.
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sistem tata laksana pemeliharaan yang diterapkan dalam peternakan
penggemukan sapi Bali yang dikelola oleh UD Mupu Merta ?
2. Bagaimana cara petemakan penggemukkan sapi ini menanggulangi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi, khususnya dalam hal menangani penyakit
ternak ?.
1. 3. Tujuan Prakerin
Adapun tujuan yang diharapkan dalam melakukan Pratek Kerja Lapangan
(Prakerin/PSG) ini adalah :
1. Untuk mendidik, melatih dan mengajarkan siswa secara langsung kegiatan-kegiatan
pada suatu perusahaan.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang tata laksana pemeliharaan
penggemukkan sapi bali., agar nantinya dapat dikembangkan dan
diterapkan didalam masyarakat.
1. 4. Manfaat Prakerin
Manfaat yang diperoleh dari pratek kerja adalah agar siswa mendapat pengalaman di
lapangan yang sangat penting dalam rangka menyiapkan diri sebagai tenaga siap pakai yang
professional di bidang petemakan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Ternak Sapi
Ternak adalah bewan yang telah dijinakkan, dipelihara dikembangbiakkan, diawasi
hidupnya oleh manusia dan diusahakan untuk dilipatkan gandakan gunanya bagi kepentingan
manusia. Berdasarkan breed (ras) murninya, sapi dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga ) bangsa
sapi, yakni bangsa sapi Eropa (Bos Taurus), bangsa sapi India (Bos Indicus), dan bangsa sapi
Bali ( Bos Sondaicus).
Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan sapi asli Indonesia yang diduga sebagai hasil
domestifikasi ( penjinakan ) dari banteng liar- Sebagian ahli yakin babwa domestikasi
tersebut berlangsung di Bali sehingga disebut sapi Bali.
2.2. Ciri ciri Sapi Bali
Sapi Bali (Bos Sondaicus) merupakan sapi yang berdarah murni karena basil
domestikasi (penjinakan) langsung dari banteng liar. Banteng liar tersebut kini masih dapat
ditemui di butan Ujun Kulon ( Jawa Barat ), Ujun Wetan ( Jawa Timur ) dan Taman Nasional
Bali Barat. Dengan demikian , sapi Bali merupakan ras atau bangsa sapi tersendin yang asti
dari negara kita.
Sebagai keturunan banteng, sapi Bali memiliki warna dan bentuk tubuh persis seperti
banteng liar. Sapi Bali jantan dan betina memiliki wama kaki putih dan memiliki "telau",
yakni bulu puith pada bagian pantatnya dan terdapat " garis "(bulu) hitam sepanjang
punggungnya sapi Bali tidak memiliki punuk seperti banteng, bentuk badannya kompak dan
dadanya dalam. Dibandingkan dengan sapi-sapi lainya, sapi Bali lebih agresif ( galak )
terutama sapi Bali jantan. Jika kita hendak memegangnya atau mnedekati sapi Bali,
3
pakaian karena merah hendaknya dihindari agar tidak diserangnya Sebab, sapi Bali suka
memerang orang beipakanin merah vang mendekatmya Namun sapi Bali juga akan menjadi
penurut pada orang yang biasa dekat dengannya.
Di samping citi-ciri umum tersebut diatas sapi Bali jantan dan sapi Bali betina juga
memiliki beberapa ciri spesifik yaitu :
SAPI BALI JANTAN
Ciri - ciri spesifik yang dimiliki oleh sapi Bali jantan adalah sebagai berikut:
1. Warna bulu badan hitam ( kecuali kaki dan pantat )
2. Tanduk agak di bagian luar dari kepala mengarah latero-dorsal dan membelok dorso-
cranial
3. Tubuhnya relatif lebih besar dibandingkan dengan sapi betina, berat sapi dewasa rata-
rata 350 kg - 450 kg, dan tinggi badan 130 cm – 140 cm
SAPI BALI BETINA
Ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sapi Bali betina adalah sebagai berikut :
1. Wama bulu badan merah bata (kecuali kaki dan pantat)
2. Tanduk agak di bagian dalam dari kepala, mengarah latero-dorsal dan a dorso-
medial.
3. Tubuh relatif lebih kecil dibandingkan dengan sapi jantan dan berat sapi dewasa 250
kg - 350 kg.
2.3. Tata Laksana Penggemukkan Sapi Bali
A. Pemilihan Sapi Bali untuk Penggemukkan.
Pemilihan sapi Bali bakalan (bibit) untuk kereman (penggemukkan) harus dipilih
yang memiliki produktivitas yang tinggi agar dapat memperoleh keuntungan usaha yang
optimal. Beberapa persyaratan yang
4
diperlukan diperhatikan dalam menentuhan sapi Bali bakalan untuk
kereman antara lain sebagat berikut :
1. Kondisi tubuh/Penampilan
Secara umum. sapi 13ah bakalan untuk kereman har us dipilih
yang memiliki kondisi tubuh / penampilan sebagai berikut :
a. Berjenis kelamin jantan dengan warna kulit hitam
b. Sehat dan tidak cacat
c. Mata cerah dan kulitnya bercahaya
d. Lincah dan nafsu makannya baik
e. Tubuhnya panjang berbentuk segi empat
f. Dada dalam
g. Kaki besar dan kuat
h. Pertumbuhan tubuhnya serasi.
Disamping itu juga terdapat kondisi khusus yang perlu diperhatikan sebagai calon sapi
bakalan yang baik untuk kereman yaitu kondisi tubuh kurus hmgga sedang. Sapi Bali bakalan
dipilih yang berkatagori kurus hingga sedang, karena sapi yang kurus bila dikeremkan dan
diben pakan yang baik akan tumbuh (bertambah berat badannya) lebih tinggi dibandingkan
dengan sapi yang sudah gemuk pada kurun waktu yang sama. Dengan catatan, sapi tersebut
sehat, tidak cacat dan pertumbuhan organ-organ tubuhnya serasi.
2. Umur Sapi
Umur sapi biasanya berkorelasi dengan berat badan. Kedua faktor ini sangat
menentukan lamanya penggemukkan yang akhirnya mempengaruhi efisiensi usaha.
Sapi untuk penggemukkan sebaiknya dimulai pada umur 2,5 - 3,5 tahun dan paling cepat
mulai umur 2 tahun karena pada umur awal pertumbuhannya lambat dan pada umur 2,5-4
tahun pertumbuhan menjadi cepat setelah itu akan meningkat lambat dan cendrug landai.
5
3. Berat Badan
Berat badan sapi biasanya terkait dengan umur sapi Sapi Bali bakalan untuk kereman
hendaknya dipilih yang mempunyai berat badan sekitar 250 - 350 kg. Sapi Bali yang
memiliki berat badan tersebut biasanya sudah berumur antara 2 - 3,5 tahun.
B. Kandang dan Perlengkapannya.
Kandang merupakan salah satu unsur penting dalam membudidayakan ternak,
temasuk sapi Bali. Kandang bagi ternak berfungsi sebagain tempat berlindung dari sengatan
sinar matahari, guyuran hujan dan tiupan angin kencang sehingga dapat mempengaruhi
kesehatan dan pertumbuhan. Sapi yang dikandangkan juga akan memudahkan peternak
dalam melakukan pemeliharaan dan perawatan.
Berkaitan dengan pemmbuatan kandang, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan , antara lain letak kandang, bahan kandang, ukuran
kandang, bentuk dan konstruksi kandang dan periengkapan kandang.
1. Letak Kandang
Idealnya letak kandang agak jauh dari rumah/pemukiman penduduk agar kebersihan
dan kesehatan ternak yang dipelihara terjamin. Para peternak di Bali kebanyakan membangun
kandang di tengah kebun atau tegalan yang cukup jauh dari rumah. Namun, karena faktor
keamanan, tidak semua peternak dapat membangun kandang terlalu jauh dari nimah letapi
adah terlalu dekat dengan rumah.
Lelak kandang harus dekal dengan galan unluk memudahkan dalam hal pengangkulan
bahan makanan alaupun dalam pengangkutan ternak I ahan tempat kandang dibangun
6
hendaknya berada pada posisi vang pahng IJnggi dibandingkan dengan lahan sekitarma agar
tidak tergenang air hujan Kandang yang tergenang air akan menjadi becek dan lembab,
sehigga temak mudah terserang penyakit.
Letak kandang harus cukup sinar matahari . untuk itu. Sisi kandang yang memanjang
hendaknya mengarah utara - selatan, agar lebih banyak permukaan bangunan yang terkena
sinar matahari. Bila bentuk kandang dibuat berderet dengan satu baris, kandang hendaknya
menghadap ke timur, sehingga ternak lebih banyak mendapat sinar matahari.
Disamping memperoleh sinar matahari yang cukup, pertukaran (ventilasi) udara
dalam kandang juga harus baik. Karena itu, kandang sapi hendaknya dibangun di tempat
yang terbuka (cukup udara). Untuk menambah kenyamanan bagi ternak, khususnya di daerah
yang beriklim panas sebaiknya di sekitar kandang di tanam pohon-pohonan.
2. Bahan dan Konstruksi kandang.
Kandang sapi yang baik tidak harus dibuat dari bahan yang mahal, tetapi yang penting
bentuk dan ukuran kandng harus harus memenuhi syarat Alas kandang dapt dibuat dan beton
atau dan kayu.
Lantai kandang dibuat sedikit miring ± 4 derajat dengan bagian belakang lebih rendah untuk
memudahkan pembersihan kotoran sapi Bila alasa kandang dibuat dari beton, permukaan alas
kandang tidak boleh halus/rata agar tidak licin. Untuk daerah dataran tinggi, di atas alas beton
tersebut diberi jerami atau sampah kering agar sapi tidak kedinginan ketika tidur di lantai.
Tiang kandang bisa terbuat dari kavit bambu. Namun kandang untuk sapi Bali
sebaiknya tidak tertutup rapat. Dinding sapi yang rapat akan mengurangi ventilasi dan
7
membuat sapi tidak mengethaui keadaan sekelilingnya, seehingga mudah terperanjat/kaget
bila ada orang yang masuk sebab sapi Bali memiliki temperamental yang tinggi Atap
kandang dapat dibuat dari bahan yang tidak panas. Misainya genteng, ayaman daun italang
atau ayaman kelapa.
3. Ukuran Kandang
Ukuran lantai handang untuk setiap ekor sapi Bali yang digemukhan adalah panjang
175 cm 200 cm dan lebar 125 150 cm. Untuk sapi pembibitan. kandang harus dilengkapi
halaman yang cukup luas agar mdukan sapi dapt bergerak dengan leluasa dan pada saat
tertentu ( siang hari ) indukan tersebut dapat diikat di halaman luar kandang
Tinggi atap harus disesuaikan bentuk dan konstruksi kandang yang akan dibuat.
Idealnya tinggi atap kandang bagian depan dibuat sekitar 250 cm dan tinggi atap bagian
belakang sebaiknya sekitar 140 cm - 225 cm Untuk sapi Bali, dinding kandang tidak menjadi
Keharusan. Bila dipandang perlu, tinggi dinding kandang dapat dibuat lebih dari 125 cm. Di
daerah dataran tinggi yang beriklim sangat dingin, ukuran dinding kandang dapat dibuat lebih
tinggi.
4.Bentuk Kandang
Kandang dapat dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda tergantung pada jumlah sapi
yang dipelihara Pada kandang tipe tunggal. penempatan sapi dilakukan dalam satu bans atau
satu jajaran Pada handang tipe ganda penempatan sapi dilakukan dalam dua baris Setiap baris
dapat saling berhadap-hadapan . Di antara dua baris sapi disediahan jalan selebar ± 1 meter
untuk memudahkan pemeliharaan sapi (memberi makan dan minum). Alas kandang dibuat
8
miring ± 5 derajat dengan bagian belakang lebih rendah dan dibagian belakang kandang
dibuatkan saluran yang salah satunya ujungnya dihubungkan ke tempat pembuangan
limbah/kotoran. Tempat makanan dan minuman dibuat/ditempatkan di depan sapi yang
dipelihara.
5. Perlengkapan Kandang
Perlengkapan kandang yang penting meliputi tempat makanan, tempat minuman,
tempat pembuangan limbah, gudang dan peralatan-peralatan kandang lainnya.
C. Pemberian Pakan dan Minum
Kebutuhan akan pakan ternak sapi potong secara umum 10 % dari bobot badan
ternak. Pemberian pakan konsentrat (pakan Jadi) sebagai penguat 1,5 2 % dari bobot hidup
Pemberian pakan pada ternak sapi dapat dilakukan dengan beberapa teknik pemberian pakan
sebagai berikut :
o Pemberian konsentrat dapat dilakukan sekali dalam sehari pada siang hari (pukul 12
00 13 00 )antara pemberian pakan hijauan pagi hari (pukul 08 00 09 00)dan sore
(pukul I 5 00 16 00).
o Pemberian konsentrat diberikan dua kali sehari yaitu pada pukul 08 00 dan pukul
15.00 sedangkan pakan hijauan diberikan pada pukul 10 00 - 13.00 dan sore hari pada
pukul 17.00 - 19.00.
o Pemberian konsentrat diberikan tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00, dan
pukul 16.00 dan hijauan diberikan pada pukul 10.00, 14.00 dan pukul 18.00 - 19.00.
9
D. Pengendalian penyakit
Sapi Bali sebagaimana jenis sapi lainnya tidak luput dari serangan penyakit. Penyakit yang
sering menyerang sapi Bali antara lain sebagai berikut.
1. Penyakit Jembrana
Penyakit jembrana (Jembrana Desease) merupakan penyakit ternak yang
hanya menyerang sapi Bali. Wabah penyakit ini muncul pertama kali pada tahun 1964
di Desa sangkaragung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Penyakit Jembrana tergolong penyakit sapi yang ganas. Sejak terjadinya
wabah pertama pada tahun 1964 hingga kini telah menyebabkan matinya puluhan ribu
ekor sapi Bali. Kini penyakit di Bali bersift endemis dan secara sporadis kasus
serangan masih terus
Terjadi. Penyakit serupa juga menyerang sapi Bali di Lampung, yang disebut dengan
penyakit “Rama Dewa”
a. Gejala
Tubuh demam dengan suhu tubuh 41,5ºC selama 3 – 5 hari
Mencret berdarah
Keringat berdarah
Terjadi pembengkakan pada Limpho glandula dan leukopenia
Terjadi pembenjolan pada kaki depan dan belakang
Erosi atau lepuh-lepuh pada kecil dan pecah pada bagian mulut berlangsung 5
- 7 hari
Dari mulut keluar cairan encer
Pendarahan pada mata dan selaput lendir kelamin
Nafsu makan berkurang
Frekuensi bernafas menmgkat
10
Kebuntingan pada sapi Bali yang sedang bunting. I
b. Penyebab
Sejak munculnya penyakit jembrana ini telah banyak para ahli yang terlibat dalam
penelitian untuk mengetahui penyebab penyakit ini dan mencari cara-cara pengendahan
salah satunya adalah tim peneliti BCDIU ( Bali Cattle Desease Investigation Unit)
dibawah pimpinan Prof DR. Ressang (almarhum) (1983 - 1985) menyimpulkan babwa
penyakit Jembrana disebabkan oleh Erlichia sp- Namun. hasil penelitian ini temvata tidak
bertahan lama karena berdasarkan Tim BCDIU di bawah pimpinan Prof DR. Soesanto
Mangkoewijoyo menyimpulkan bahwa penyebab penyakit Jembrana adalah sejenis Virus
dan Group Retrovirus.
c. Pengendalian
Vaksinansi
Spraying
Pemberian Antibiotik dan Vitamin.
2. Penyakit Cacingan
Penyakit cacing hati dapat menyerang semua bangsa sapi, termasuk sapi bali
a Gejala
Tampak pucat
Lesu
Mata membengkak
Tubuh kurus
Bulu kasar serta kusam dan berdiri
Pertumbuhan terganggu
11
b. Penyebab
Penyebab penyakit cacing hati disebut juga fascioliasis bila ditimbulkan oleh cacing
Fasciola hepatica atau disebut distomiasis jika disebabkan cacing Distumum hepaticum.
c Pengendalian
Pengendalian yang efektif untuk cacing hati adalah memutus siklus hidup cacing
tersebut. Cara memutus siklus cacing tersebut dapat dilakukan dengan menggalakkan pola
pergiliran tanaman di sawah (antara padi dan palawija) dan penggunaan pupuk urea pada
tanamanpadi untuk mengurangi perkembangan parasit ini.kebersihan kandang dan temak
perlu diperhatikan.
Pencegaban dan pengohatan terhadap sapi Hali yang ternerang cacmg hati dapat dilakukan
dengan pemberian obat cacing Pemberian obat cacing dilakukan setiap 4 -5 bulan sekali.
3. Penyakit Bloat (perut Kembung)
Bloat adalah penyakit akibat adanya pemmbunan gas di dalam rumen (perut pertama)
yang tidak cepat keluar, sehingga perut membesar ( kembung ).
a. Gejala
Lambung sebelah kin atas membesar dan kencang
Bagian tersebut apabila dipukul dengan telapak tangan akan berbunyi drum
Denyut jantung melemah
Sapi akan merintih
Selaput lendir mulut berubah wama men jadi biru
Pemafasan tampak berat
12
b. Penvebab
Penyebab penyakit bloat disebabkan harena sapi terialu banyak memakan pahan
hijauan jenis leguminosa. sapi-sapi yang digembalakan di lapangan pengembalaan yang
masih basah akibat embun pagi atau hujan dan sapi dibenkan terialu banyak makanan asal
biji-bijian halus dan kurang mendapatkan makanan serat kasar
c. Pengendalian
Upaya pencegaban penyakit bloat im adalah menghmdarkan sapi digembalakan di
pagi han arau habis hujan, membenkan makanan jems legummosa ± 40 % dan sapi dalam
lapar yang akan digembalakan hendaknya diberikan jerami kering sebab jerami kering dapat
mempertahankan konstraksi refleksi romen secara normal
Cara mengatasinva apabila sapi sudah terlanjur mengalami bloat dilakukan dengan
cara :
o Sapi diberi minum minvak kacang tanah 0,6 liter, ditambah minyak terpenting 28
cc atau diberi preparasit silicone untuk menghindarkan terjadinnya rentangan
permukaan rumen, sekaligus untuk menghancurkan buih.
o Jika sapi sudah parah, dengan cara mengluarkan gas dengan cara menusuk perut
sebelah kiri atas, tepat pada bagian belakang rusuk yang terakhir atau pada ujung
pinggang.
13
III. PELAPORAN
III.1. Lokasi Usaha Peternakan
Peternakan sapi Bali ( Usaha Ternak Terpadu Mupu Merta ) milik Bapak I Ketut
Mupu terletak di Banjar Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Pada daerah
ini fasilitas transportasi sangat baik sehingga memudahkan pengangkutan bahan makanan
maupun pemasaran hasil ternak. Lokasi kandang jauh dari pemukiman penduduk sehingga
tidak mengganggu penduduk disekitarnya.
III.2. Keadaan Peternakan
Jumlah sapi Bali yang dipelihara pada Usaha Ternak Terpadu Mupu Merta adalah 90
ekor yang terdiri dari :
1) 187 ekor Sapi Betina
2) 12 Ekor Pendet
Pembibitan dilakukan dengan cara kawin suntik dan dibeli dari daerah sekitar dan
pasar hewan. Kawin suntik dilakukan untuk menghindari inbreeding yaitu kawin dengan
sesame keluarga, sehingga pedet yang dilahirkan menjadi tidak normal.
Pembelian bibit di pasar hewan diutamakan yang memiliki berat 200 – 300 kg.
III.3. Keadaan Kandang
Kandang merupakan bagian penting yang perlu diperhaliakan dalam laksanan
pemeliharaan ternak karena kandang merupakan tempat Berlindung, berteduh dan
berproduksi bagi ternak Usaba Ternak Terpadu Mupu Merta untuk ternah sapi Bali
handangnya menggunakan bentuk kandang bertipe ganda yaitu dimana ternak ditempatkan
dalam dua baris yang saling berhadap-hadapan satu dengan ternak yang lamnya. Atap
14
kandang menggunakan atap asbes, lantai kandang dibuat dan beton yang kemiringannya ± 5
derajat, sehingga memudabkan kotoran dan air kencing mengalir pada
tempat (got) pembuangan kotoran.
Jumlah kandang yang dimiliki ada dua tempat satu tempat untuk kandang ternak sapi
Bali yang berkapasitas ± 100 ekor dan satu tempar untuk usaha temak Babi.
Pembersihan kandang dilakukan setiap hart pada pagi hari sekitar pukul 07.00 wita
dimulai dari pembersihan tempat makanan dan minuman dan sisa makanan yang diberikan
pada hari sebelumny a. kemudian pembersihan dan pengangkutan kotoran sapi untuk dibav,a
he tempat pengolahan menjadi biogas. Kotoran yang dijadikan / diolah menjadi biogas adalah
kotoran yang bersih tidak bercampur dengan sisa sisa makanan baik pakan konsentrat
maupun pakan hijauan
III.4. Keadaan Nutrisi
Pahan ternah merupakan faktor penentu keberhasdan suatu peternakan. Untuk
memenuhi kebutuhan agar ternah berproduksi secara optimal maka pemberian pakan
diusahakan sesuai dengan hebutuhan baik dari dari segi kualitas maupun kuantitas Pakan
yang dibenkan pada ternak sapi Bali adalah
pakan berupa hijauan yaitu rumput gaiah , jenis leguminosa (kacang kacangan)
dan jerami padi beserta makanan tambahan herupa konsentrat yaitu dedak padi,
Ps, dan prima feed dengan perbandingan 5 zak frima feed I zak Polar 1 zak dedak padt Untuk
ternak sapi yang sedang bunting diberikan konsentrat Pro SG ± 250 gram yang gunanya
memberikan kalsium lebih pada saat ternak bunting dan pada saat induk menyusui.
untuk menambah nafsu makan ternak diberikan campuran molasses yaitu 1 gentong (65
Liter) dicampur dengan molasses 1,5 hter + 1 bungkus garam.
15
III.5. Penyakit dan pengendalian penyakit.
Dalam usaha peternakan sapi Bali sering sekali mendapat hambatan, terutama dalam
hal penyakit yang dapat menyerang ternak, secara tiba-tiba. Pemantauan terhadap penyakit
dilakukan setiap hari apabila terlihat adanya gejala-gejala penyakit maka segera dipindahkan
pada kandang karantma untuk mencegah terjadinya penularan. Penyakit yang pernah
menyerang usaha peternahan ini yaitu penyakit Kulit. Penyakit ini disebabkan karena digigit
serangga seperti nyamuk, semut. untuk pengobatan dan pencegaban dilakukan penyemprotan
ditubuh ternak dan sekitar kandang. Penyakit yang lamnya adalah mencret yang didenta oleh
ternak yang baru dating disebabkan karena ternak belum beradaflasi dengan lingkungan dan
pemberian pakan yang tidak sesuai dengan tempat asal ternak.
III.6. Karyawan dan fasilitas karyawan
Jumlah karyawan tetap pada usaha temak sapi Bali yaitu 3 orang, mulai bekerja pada
pukul 07.00 wita dan istirat pada pukul 12.00 wita dan sore hari. pukul 14 00 wita sampai
selesai Malam harinya diberlakukan jam jaga yang pelaksanaannya dilakukan bergantian.
Kesehatan karyawan juga sangat penting dan perlu diperhatikan karena dapat
menunjang produksi dan kualitas ternak yanng dihasilkan. Upah/gaji dibenkan sebulan sekali
dan bagi karyawan yang ingin libur(cuti) dengan alasan tertentu diberikan ijin.
III.7. Limbah ternak
Pada usaha ternak sapi Bali ini pengolahan limbah ternak baik kotoran maupun sisa -
sisa makanan dikelola dengan baik sekali. Kotoran dan air kencing temak sapi ditampung di
satu tempat untuk diolah menjadi biogas. Gas yang dihasilkan dipergunakan untuk keperluan
dapur bagi kantor maupun karyawan.
16
III.8. Sarana Penunjang
Yang dimaksun dengan sarana penunjang disini meliputi :
1. Pengadaan Air
Pengadaan air berasal dari air yang mengalir diselokan dan ditampung pada tower,
kemudian dialirkan he bagian-bagian yang dipergunakan untuk
• Pembersihan kandang
• Pembenan minum temak
• Karvawan
2. Pengadaan Listrik
Listrik yang dipergunakan di Usaha Ternak Terpadu Mupu Merta pada umt usaba temak
sapi Bali im berasal dan PLN
3. Sarana transportasi
Transportasi yang digunakan oleh usaba ternak ini berupa kendaraan roda empat (mobil)
yang digunakan unutk mengangkut temak, makanan maupun oprasional lainnya.
4. Alat - alat produksi
Alat - alat yang digunakan dalam produksi ternak sapi bali adalah mesin pencacah
rumput, cangkul, sabit, selang, sekop, sapu maupun yang lainnya.
III.9. Hal - hal yang dikerjakan
Pada saat praktek kerja dilaksanakan pada pnnsipnya siswa membantu kegiatan
pemeliharaan penggemukkan sapi Bali pada UD Mupu Merta Pekerjaan rutin yang kami
lakukan sehari-hari yaitu mulai pukul 08.00 - 12 00 wita yaitu Membersihkan handang.
mencampur pahan konsentrat, membenkan pakan konsentrat pada temak sapi Untuk siang
hari pekerjaan dimulai pukul 14 00 - 17.00 Wita yaitu memberikan pakan hijauan berupa
jerami padi, rumput gajah dan air.
17
IV. Pembahasan
keberhasilan dalam usaha peternakan akan lergantung dari tiga hal yaitu
genetik dan bibit vang dipelihara, makanan yang menyangkut pakan yang diberikan
dan manajemen yang menyangkut pemeliharaan, perkandangan, pemilihan lokasi, pemasaran
dan pengendalian penyakit.
Lokasi Peternakan Penggemukaan Sapi Bali UD. Mupu Merta mi sangat bagus dan
tepat , karena letaknya dekat dengan jalan raya dan jauh dan pemukiman penduduk sehingga
tidak mengganggu lingkungan sekitamya serta memudahkan dalam proses transportasi dan
proses penjualan
Sumber air yang ada pada peternakan ini tidak menjadi masalah karena debit airnya
sangat besar sekali, sehingga kelancaran usaba peternakan penggemukkan sapi im dapat
berlangsung dengan baik. Air yang diperlukan bukan saja sebagai air minum bagi ternak tapi
dipergunakan juga untuk membersihkan kandang dan lat-alat kelengkapan kandang.
Kandang yang dipergunakan dalam petemakan mi jems permanent dengan tipe ganda.
Lantai kandang dibuat agak mirmg agar hotoran - kotoran dan kencing ternak sapi tidak
tergenang serta bisa mengahr he tempat v ang telah disediakan Pada peternakan sapi Bali UD
Mupu Mena mi tata laksana pemeliharaan sudah intensif dimana kandang yang dipergunakan
adalah jems permanent. pemberian pakannya sudah diatur yaitu 2 x sehan paga dan sore han
dengan pakan jadi (konsentrat) dan hijauan.
Penyakit yang pernah menyerang peternakan im adalah penyakit kulit dan mencret
Untuk menanggulangi penyakit - penxakit vane menyerang ternak pada peternakan ini yaitu
dengan melaksanakan pencegaban yang intensif dengan cara
18
sanitasi kandang dan vaksinasi secara berkala, sehingga penyakit dapat ditekan
semaksimal mungkin.
Kebersihan kandang dalam usaha ini sangat diperhatikan. Kotoran - kotoran
sapi terus dibersihkan dan kandang disemprot dengan desinfektan jika sapi sudah dijual. Hal
ini sangat penting untuk mencegah timbulnya bibit penyakit yang dapat menyerang sapi yang
baru masuk kandang. Dalam hal pemasaran peternakan ini tidak mengalami hambatan karena
pembeli langsung datang ke tempat peternakan untuk membeli.
19
V. KESIMPUI,AN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dalam Prakerin yang dilakukan di penggemukkan sapi milik Kelompok Ternak Sari
Laba dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dilihat dari tata cara pemeliharaan petemakan sapi bali UD. Mupu Merta milik I Ketut
Mupu ini sudah intensif dengan pemberian pakan jadi (konsentrat) dan hijauan,
2. Kandang yang dipergunakan sudah permanent dengan tipe ganda
3. Penanggulangan penyakit-penyakit pada ternak dilakukan sesuai dengan prosedur.
5.2. Saran
Untuk sanitasi kandang yaitu penyemprotan desinfektan seharusnya dilakukan secara
berkala.
20