21
PENDAHULUAN Berdasarkan keputusan presiden yang menimbang bahwa pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III) telah menunjukkan hasil - hasil yang cukup memadai sehingga dapat dijadikan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya. Bahwa dengan memperhatikan hasil- hasil yang dicapai serta kemampuan-kemampuan yang telah dapat dikembangkan dalam REPELITA III, dianggap perlu untuk menetapkan REPELITA IV yang merupakan kelanjutan dan peningkatan dari REPELITA III. Maka sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat nomor II/MPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, dipandang perlu untuk mengeluarkan Keputusan Presiden yang menetapkan Rencana Pembangunan Lima Tahun Keempat (1984/85 – 1988/89).

file · Web viewPENDAHULUAN. Berdasarkan keputusan presiden yang menimbang bahwa pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III) telah menunjukkan hasil - hasil

Embed Size (px)

Citation preview

PENDAHULUAN

Berdasarkan keputusan presiden yang menimbang bahwa pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III) telah menunjukkan hasil - hasil yang cukup memadai sehingga dapat dijadikan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya. Bahwa dengan memperhatikan hasil-hasil yang dicapai serta kemampuan-kemampuan yang telah dapat dikembangkan dalam REPELITA III, dianggap perlu untuk menetapkan REPELITA IV yang merupakan kelanjutan dan peningkatan dari REPELITA III. Maka sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat nomor II/MPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, dipandang perlu untuk mengeluarkan Keputusan Presiden yang menetapkan Rencana Pembangunan Lima Tahun Keempat (1984/85 1988/89).

PEMBAHASAN

A. Tujuan

Sebagaimana ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tujuan pembangunan Repelita IV ialah :

1. Meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan seluruh rakyat yang semakin merata dan adil dan;

2. Meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.

Dalam Repelita III bangsa Indonesia telah mencapai hasil-hasil yang positif sehingga terciptalah suasana yang mantap untuk melanjutkan pembangunan dalam Repelita IV, sebagai pelaksanaan tahap keempat Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang. Berdasarkan hasil-hasil pembangunan dalam Repelita III serta belajar dari pengalaman berharga selama Repelita I, II dan III. Bangsa Indonesia bertekad untuk mempercepat tercapainya sasaran utama pembangunan jangka panjang yaitu terciptanya landasan yang kuat bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Landasan yang kuat tersebut meliputi bidang Ekonomi, Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa; Sosial Budaya, Politik, dan Pertahanan Keamanan, sebagaimana ditetapkan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara. Oleh karena itu, dalam Repelita IV diusahakan terciptanya kerangka landasan untuk tumbuh dan terus berkembang agar kemudian dapat dimantapkan dalam Repelita V, sehingga dalam Repelita VI dapat dicapai bangsa Indonesia yang benar-benar sudah dapat tinggal landas untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Untuk menciptakan kerangka landasan sebagaimana diamanatkan GBHN tersebut perlu diusahakan terciptanya kondisi nasional yang memberikan rangsangan serta peluang seluas - luasnya bagi semua potensi pembangunan untuk berpartisipasi dan berprestasi dalam usaha pembangunan nasional dengan mengusahakan keseimbangan dan keserasian pembangunan di berbagai bidang, sektor, dan daerah serta pemanfaatan dan pengembangan sumber dana dan daya, pengembangan berbagai keahlian dan kelembagaan, berbagai usaha peningkatan dan pengembangan pendapatan berbagai kelompok masyarakat dan lain-lain, sehingga bangsa Indonesia bisa secara terus menerus tumbuh dan berkembang secara wajar atas kekuatan sendiri, menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

B. Sasaran Repelita IV

Adapun sasaran pembangunan Repelita IV sesuai dengan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha - usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin - mesin industri sendiri, baik industri berat maupun ringan yang terus dikembangkan dalam Repelita - Repelita selanjutnya. Sejalan dengan prioritas pada pembangunan ekonomi tersebut, maka pembangunan dalam bidang politik, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain - lain juga semakin ditingkatkan sepadan dan agar saling menunjang dengan kemajuan - kemajuan yang dicapai oleh pembangunan di bidang ekonomi.

C. Langkah - langkah Repelita IV

Dalam Repelita IV yang merupakan kelanjutan dan peningkatan dari Repelita III dilakukan langkah - langkah dan kebijaksanaan - kebijaksanaan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian hasil - hasil pembangunan yang makin merata dan makin memperluas kesempatan kerja. Bersamaan dengan langkah - langkah ini juga dilakukan usaha untuk memecahkan masalah - masalah yang dalam Repelita III telah ditangani tetapi belum dapat sepenuhnya dipecahkan, seperti masalah peningkatan laju pembangunan di daerah-daerah tertentu, peningkatan produksi pangan dan kebutuhan pokok lainnya, peningkatan kemampuan golongan ekonomi lemah, Koperasi, Kependudukan, pemilikan dan penggunaan tanah, transmigrasi, perumahan, perluasan fasilitas, peningkatan mutu pendidikan, pelayanan kesehatan dan gizi, pembinaan hukum, ketertiban masyarakat, kelestarian lingkungan hidup serta masalah-masalah lain di berbagai bidang pembangunan.

Repelita IV juga melanjutkan kebijaksanaan pembangunan yang berlandaskan pada Trilogi Pembangunan, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil - hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling kait - mengkait dan tetap dikembangkan secara serasi agar saling memperkuat. Dalam rangka pelaksanaan unsur pertama Trilogi Pembangunan, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil - hasilnya, selain itu juga dilakukan pelaksanaan Delapan Jalur Pemerataan, sehingga secara keseluruhan keadilan sosial akan mendapat perhatian yang lebih besar dalam Repelita IV.

Kedelapan Jalur Pemerataan tersebut adalah :

1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan perumahan.

2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.

3. Pemerataan pembagian pendapatan.

4. Pemerataan kesempatan kerja.

5. Pemerataan kesempatan berusaha.

6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.

7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.

8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi merupakan unsur kedua Trilogi Pembangunan serta merupakan prasyarat bagi tercapainya pelaksanaan pemerataan pembangunan dan hasil-hasil-nnnya ke arah keadilan sosial yang makin merata. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini akan dicapai melalui kenaikan produksi dan jasa di berbagai sektor meliputi sektor pertanian, industri, pertambangan, energi, perhubungan, perdagangan dan lain-lain dengan tetap berorientasi pada perluasan kesempatan kerja.

Secara sektoral laju pertumbuhan di berbagai sektor penting selama Repelita IV adalah sebagai berikut : sektor per-tanian diperkirakan tumbuh dengan rata-rata sekitar 3% dan sektor pertambangan dengan 2,4% per tahun, sedangkan sektor-sektor lainnya berkembang dengan laju relatif lebih tinggi, antara lain sektor industri berkembang dengan 9,5%, sektor angkutan dan komunikasi dengan 5,2%, serta sektor bangunan dengan 5%. Berdasarkan laju pertumbuhan sektor-sektor tersebut, maka peranan sektor pertanian akan turun dari 29,2% dalam tahun 1983/84 menjadi 26,4% dalam tahun 1988/89, sedangkan peranan sektor-sektor di luar pertanian akan meningkat dari 70,8% menjadi 73,6%. Dengan demikian berarti bahwa bangsa Indonesia akan melangkah lebih maju lagi ke arah tercapainya suatu struktur perekonomian yang makin seimbang.

Selama Repelita IV penerimaan dalam negeri diperkirakan akan meningkat dengan rata-rata 20,9% setahun. Penerimaan mi-nyak dan gas alam cair meningkat dengan rata-rata 18,4%, sedangkan penerimaan diluar minyak bumi dan gas alam cair meningkat dengan rata-rata 24,9% setahun. Pengeluaran rutin diperkirakan naik dengan rata-rata 24,2% setahun. Dengan demikian tabungan Pemerintah naik dengan rata-rata 16,6 % setahun. Penerimaan ekspor meningkat dengan rata-rata sekitar 10%, yang terdiri dari kenaikan ekspor diluar minyak bumi dan gas alam cair sebesar rata-rata 15,8% setahun dan kenaikan ekspor minyak bumi dan gas alam cair sebesar rata-rata 7,6% setahun.

Dalam Repelita IV usaha memantapkan swasembada pangan dilakukan melalui peningkatan intensifikasi, diversifikasi dan ekstensifikasi, baik dilahan basah maupun dilahan kering pada padi, palawija, hortikultura, perkebunan dan peternakan serta perikanan. Dalam usaha memperbaiki mutu makanan dilakukan intensifikasi pemanfaatan lahan pekarangan.

Dalam Repelita IV pembangunan industri diprioritaskan pada industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat maupun industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjutnya. Juga akan dikembangkan industri yang dapat menjamin pengadaan bahan Baku dan bahan penolong dalam rangka menghasilkan nilai tambah yang lebih besar.

Di sektor pertambangan, dilanjutkan dan ditingkatkan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi dan ekspor hasil pertambangan. Di samping itu akan dilanjutkan pula inventarisasi kekayaan alam, baik sumber mineral maupun energi, dengan memanfaatkan teknologi tepatguna. Pembangunan pertambangan juga diarahkan untuk memperluas kesempatan kerja, mengembangkan penyediaan kebutuhan bahan baku bagi industri dalam negeri, serta meningkatkan usaha-usaha pengolahan bahan - bahan tambang di dalam negeri.

Selama Repelita IV minyak dan gas bumi masih menduduki peranan strategis sebagai sumber penerimaan negara dan devisa terbesar bagi pembiayaan pembangunan dan sebagai sumber energi utama bagi kebutuhan energi dalam negeri.

Di bidang energi bukan listrik, dalam Repelita IV dilaksanakan empat program pokok, yaitu:

1. Peningkatan dan perluasan eksplorasi dan produksi minyak bumi, gas bumi, panas bumi dan kayu bakar serta usaha konservasi yang mengarah pemakaian energi yang lebih efisien.

2. Diversifikasi sumber energi secara luas yaitu dengan meningkatkan pemanfaatan gas bumi, batubara, gambut