34
Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah kami ini kami akan mencoba menguraikan tentang Inflasi dan pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah masalah terbesar dalam perekonomian saat ini. Kami akan membahasnya secara rinci. Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan dan kekurangnnya. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan ucapan terima kasih demi perbaikan makalah ini. 1

finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan

hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah kami ini kami akan

mencoba menguraikan tentang Inflasi dan pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah

masalah terbesar dalam perekonomian saat ini. Kami akan membahasnya secara rinci.

Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan

pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan dan kekurangnnya.

Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan ucapan terima

kasih demi perbaikan makalah ini.  

\

1

Page 2: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan

pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan?

Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga

kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah

efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama

sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh

sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua

masalah yang saling berkaitan.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal

dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal

dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang

beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan

permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips

dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga

sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi

antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).

B.   Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi mengenai “Inflasi dan Pengangguran” kami mengangkat

rumusan masalah yaitu:

a.       Bagaimana konsep dan pengaruh inflasi, deflasi dan stagflasi?

b.      Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran?

C. Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh inflasi,

deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.

2

Page 3: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

BAB II

INFLASI1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Sedangkan

kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus, akibatnya

daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi

langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena

semakin berkurangnya daya beli masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi,

yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode sebelumnya (nilai inflasi minus).

Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil

tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang

bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil

pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya

beli sebesar 5% juga.

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku

berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama

kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk

diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi

meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di

luar ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang)

yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah

cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-

harga dapat diwujudkan kembali.

2. Jenis-jenis Inflasi

1.1.    Menurut Sifatnya

2.1.1. Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu sebagai

berikut:

• Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari

10% pertahun

• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun. Inflasi ini

3

Page 4: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka

inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30%, dan

sebagainya.

• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100% pertahun.

Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.

• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga

secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat

tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga

lebih baik ditukarkan dengan barang.

2.1. Berdasarkan Sebabnya

• Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi

di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full

employment), akibatnya adalah sesuai dengan hokum permintaan, bila permintaan banyak

sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-

menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk

mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan

tenaga kerja baru.

• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi

(naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata

uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya

tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya

produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung

menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya

naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.

3.1. Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang berasal

dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam

pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.

Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga

naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan

sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar begeri.

4

Page 5: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang

tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos produksi relatif mahal,

sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di

dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year) x 100%

b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index

Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw

material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.

c) GNP Deflator

GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana

indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP,

sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

3. Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi

Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Yang

digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi

dua atau tiga persen setahun. Malaysia dan Singapura adalah dua dari negara-negara yang

tingkat inflasinya dapat digolongkan sebagai inflasi merayap.

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang

menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. Di

Indonseia, sebagai contoh, pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 persen dan pada tahun

1966 ia telah mencapai 650 persen. Ini berarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada tahun

1965 dan 6,5 kali lipat dalam tahun 1966.

Di negara-negara berkembang adakalanya tingkat inflasi tidak mudah dikendalikan.

Negara-negara tersebut tidak menghadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu

menurunkan inflasi pada tingkat yang sangat rendah. Secara rata-rata di sebagian negara

tingkat inflasi mencapai di antara 5 hingga 10 persen. Inflasi dengan tingkat yang seperti itu

digolongkan sebagai inflasi rendah atau moderate inflation.

5

Page 6: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

4. Dampak dari inflasi

Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam

perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam

jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi

dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk

menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui

beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut.

4.1. Dampak Negatif

a. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga

perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan

uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya

negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.

b. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik

tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya

bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi

yang tersedia.

c. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar

keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.

d. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk

pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang

masyarakatnya memiliki banyak uang.

e. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif

akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.

f. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada

sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan

perampasan.

4.2. Dampak Negatif

a. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan

seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.

b. .   Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi

semakin dipercaya dan tangguh.

6

Page 7: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

c. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk

melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Kenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan

harga menyebabkan barang – barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional.

Maka ekspor menurun. Sebaliknya, harga – harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi

sebagai akibat inflasi menyebabkan barang – barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih

banyak impor akan di lakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang

bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan

neraca pembayaran akan memburuk.

Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat

Di samping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga akan

menimbulkan efek – efek yang berikut kepada individu masyarakat :

Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang – orang yang berpendapatan tetap. Pada

umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga – harga. Maka inflasi akan

menurunkan upah rill individu – individu yang berpendapatan tetap.

Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat

disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam

institusi – istitusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai rillnya akan menurun

apabila inflasi berlaku.

Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap

akan menghadapi kemerosotan dalam nilai rill pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat

keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta –

harta tetap (tanah), bangunan dan (rumah) dapat mempertahankan atau menambah nilai rill

kekayaannya. Ajuga sebagai penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai rill

pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara

golongan berpendapatan tetap dengan pemilik – pemilik harta tetap dan penjual/pedagang

akan menjai semakin tidak merata.

5. Cara mencegah inflasi

5.1. Kebijakan Moneter

7

Page 8: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank

Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu : (1) Pelaksanaan

Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang

beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga.

Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat berharga.

Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat

berharga ; (2) Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan

tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada

Bank Umum;

Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu proporsi

cadangan minimum yang harus dipegang  Bank umum atas simpanan masyarakat yang

dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah

uang menjadi lebih kecil.

5.2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta

perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian

akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total.

Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan

dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.

5.3. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output

Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai

misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat.

Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.

5.4. Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing

Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk

gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga

dinaikkan.

BAB III

8

Page 9: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

PENGANGGURAN1.7. Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai

pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur

biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja.

Usia kerja biasanya adalha usia yang tidak dalam masa sekolah tetapi di atas usia anak-anak

(relatif di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas

usia 18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal

ini masih banyak yang memperdebatkannya.

Pengangguran pada dasarnya tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, karena

bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa dalam menangani

perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada. Akan tetapi mashab klasik dengan salah

satu teorinya yang terkenal sebagai hukum “Say” dari Jean Baptiste Say yang mengatakan

bahwa “Supply creats its own demand” atau penawaran menciptakan permintaannya sendiri

menjelaskan bahwa bila ini benar terjadi, maka pengangguran tidak aka nada, dan bila pun

ada tidak akan berlangsung lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana,

bahwa apabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan segera habis

dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat para pencari kerja, oleh

karena produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam jumlah banyak untuk

memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam penjualan, maka semua pencari

kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan baru yang disediakan oleh produsen /

perusahaan, dan ini berlangsung terus. Akan tetapi pada kenyataannya tidak satu negara pun

di dunia ini yang bisa menerapkan teori ini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar

persaingan sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah terjadi, dikarenakan syaratnya

yang tidak mungkin bisa dipenuhi.

Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran berarti

pemborosan dana. Akan tetapi, juga memberikan dampak social yang tidak baik misalkan

akan semakin meningkatnya tindakan kriminal dan pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi

lain pengangguran atau menganggur umumnya dilakukan dengan suka rela, baik karena

memilih pekerjaan, menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama untuk

mencari pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan pekerjaan dan

perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.

9

Page 10: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

2.7. Jenis-Jenis Pengangguran

3.2.1. Berdasarkan penyebab terjadinya :

Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu,

informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan.

Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh

pembuka lamaran kerja.

Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya

siklus ekonomi.

Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur

ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi

ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.

Pengangguran siklikal :  pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun

siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran

kerja.

Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya perubahan tenaga

manusia menjadi tenaga mesin.

Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan

perekonomian karena terjadi resesi

2.7.2. Berdasarkan Cirinya :

Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan

lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai

akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak

dapat memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam suatu jangka masa

yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka

menganggur secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan

pengangguran terbuka.

Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali

didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih

banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan

kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan

10

Page 11: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

dalam pengangguran tersembunyi. Contoh –contohnya ialah, pelayan restoran

yang lebih banyak dari yang diperlukan dan kluarga petani dengan anggota

kluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.

Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor

pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak

dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim

kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu,

pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam

dan sudah menuai. Apabila dalam masa di atas penyadap karet, nelayan dan

pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur.

Pengnggur seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.

Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang penghijrahan atau

migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua

orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah.

Sebagiannya menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang

tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka

adalah jauh lebihrendah dari yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu

hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja – pekerja

yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai

setengah menganggur atau dalam bahasa Inggris : underemployed. Dan jenis

penganggurannya dinamakan underemplayment.

Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena

tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan

terus melonjak. Jika hal ini di biarkan terus-menerus maka akan sangat besar kemungkinan

angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat akan semangkin tinggi. Hal tersebut

akan berakibat buruk, dan dapat menyebabkan terjadinya masalah sosial yang semangkin

besar di masyarakat, seperti kemiskinan, kriminalitas dan lain-lain.

Ini bisa di lihat melalui diagram penelitian analisis tingkat efisiensi sektoral dan siklus

bisnis kalimantan barat di bawah ini.

11

Page 12: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Peta perekonomian provinsi Kalimantan Barat sejak tahun 1993 hingga saat ini (data

BPS,2008) tidak berubah secara signifikan. Perekonomian provinsi ini masih didominasi oleh

3 sektor utama yakni sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor industri pengolahan.

Sektor pertanian selalu menjadi pemegang pangsa perekonomian terbesar di Kalbar baik

sebelum krisis 1997 ataupun pasca krisis ekonomi 1997. Pergeseran pangsa terjadi pada

sektor ekonomi dominan lainnya yakni sektor perdagangan yang saat ini menduduki urutan

kedua mendominasi perekonomian Kalbar setelah sektor pertanian. Sementara sektor industri

pengolahan yang pada tahun 90-an memiliki pangsa nomor dua terbesar terus menyusut

pangsanya hingga saat ini berada di posisi ketiga. Perubahan konstelasi ekonomi Kalbar

sebetulnya dimulai pada tahun 1998 di mana booming industri perkayuaan sejak tahun 1967

mulai mengalami titik jenuhnya sejalan dengan sumber daya alam hutan yang semakin

terbatas. Kondisi ini mengakibatkan pagsa sektor industri pengolahan di Kalbar menyusut

12

Page 13: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

dari 25% (rata-rata tahun 1993-1997) menjadi 21% (rata-rata tahun 1998-2008). Walaupun

industri pengoahan kayu masih memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kalbar,

namun dominasinya telah tergeserkan oleh industri pengolahan karet.

3.3. Akibat Pengangguran

Bagi perekonomian Indonesia :

Penurunan pendapatan perkapita.

Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.

Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.

Bagi masyarakat :

Menjadi beban psikologis dan psikis.

Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.

Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak

kriminalitas.

3.4.  Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran

13

Page 14: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana

diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin

menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap

dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara

pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan

banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan

tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan

harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas

produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full

employment.

Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak memberikan dampak yang

negatif daripada positif bagi suatu bangsa dalam perekonomiannya. Alasannya, sederhana

saja karena banyak negara yang mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan

masih tergantung sangat besar (baik dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku

impor.

Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakat hidup berhemat, banyak

PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini

justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.

Prof. A. W Phillips daro London School of Economic, inggris meneliti data dari

berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi. Secara empiris tanpa didasari

teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik antara tingkat

inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik, maka pengangguran turun,

sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.

Secara teori, Lipsey menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan pengangguran

melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan cenderung turun bila

pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat pengangguran mencerminkan adanya

kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat

pengangguran relatif rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun,

meskipun pada suatu kondisi terdapat keseimbangan anatara permintaan dan penawaran

tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, hal

ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan dan

14

Page 15: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips, penawaran dan

permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung dari adanya

kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar kelebihan permintaan

tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat pengangguran akan

semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding

dengan kenaikan upah, maka berarti bila tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah,

sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik

pernyataannya menjadi bila tingkat pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila

pengangguran rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini

adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah

nominal dibagi dengan harga yang berlaku.

Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara tingkat upah dengan

inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah kembali salah satu penyebab inflasi

yang dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation, dimana salah satu penyebab naiknya harga

barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan

operasi, maka harga produk dijual dengan harga relatif mahal dari sebelumnya (artinya

manakala upah tinggi, maka tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya)

3.5. TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

1.6. Tujuan Bersifat Ekonomi

Tujuan untuk mengatasi pengangguran didasarkan kepada pertimbangan – pertimbangan

yang bersifat ekonomi. Dalam hal ini ada tiga hal pertimbangan utama : untuk menyediakan

lowongan pekerjaan baru, untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan

memperbaiki kesamarataan pembagian pendapatan.

Menyediakan Lowongan Pekerjaan

Dalam jangka panjang usaha mengatasi pengangguran diperlukan karena jumlah

penduduk yang selalu bertambah akan menyebabkan pertambahan tenaga kerja yang terus

menerus. Maka, untuk menghindari masalah pengangguran yang semakin serius, tambahan

lowongwn pekerjaan yang cukup perlu disediakan dari tahun ke tahun.

Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi bertambah serius, yaitu ketika berlaku

kemunduran atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam masa seperti itu kesempatan

kerja bertambah dengan lambat dan pengangguran meningkat. Menghadapi keadaan yang

seperti ini usaha – usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguran perlu ditingkatkan.

Meningkatkan Taraf Kemakmuran Masyarakat

15

Page 16: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Kenaikan kesempatan kerja dan penganguran sangat berhubungan dengan pendapatn

nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesempatan kerja menambah

produksi nasional dan pendapatan nasional. Ukuran kasar dari kemakmuran masyarakat

adalah pendapatan per kapita yang diperoleh dengan cara membagikan pendapatan nasional

dengan jumlah penduduk. Dengan demikian kesempatan kerja yang semakin meningkat dan

pengangguran yang semakin berkuran bukan saja menambah pendapatan nasional tetapi juga

meningkatkan pendapatan per kapita. Melalui perubahan ini kemakmuran masyarakat akan

bertambah.

Memperbaiki Pembagian Pendapatan

Pengangguran yang semakin tinggi manimbulkan efek yang buruk kepada kesamarataan

pembagian pendapatan. Pekerja yang menganggur tidak memperoleh pendapatan. Maka

semakin besar pengangguran, semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai

pendapatan. Seterusnya penganggran yang terlalu besar cenderung untuk mengekalkan atau

menurunkan upah golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya, pada kesempatan kerja yang

tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah diperoleh. Dari kecenderungan ini dapat

disimpulakn bahwa usaha menaikkan kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai alat

untuk memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat.

2.6. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik

Tujuan untuk mengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah pentingnya dengan tujuan

yang bersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usaha – usaha untuk mengatasi

masalah ekonomi tidak dapat di capai dengan mudah. Berikut ini diterangkan masalah sosial

dan politik utama yang ingin diatasi melalui kebijakan pemerintah mengurangi

pengangguran.

Meningkatkan  Kemakmuran Keluarga dan kestabilan Keluarga

Ditinjau dari segi mikro, tujuan ini merupakan hal yang sangat penting. Apabila

kebanyakan anggota dalam suatu rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, berbagai

masalah akan timbul. Pertama, keluarga tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas untuk

melakukan perbelanjaan. Maka secara lansung pengangguran mengurangi taraf kemakmuran

kluarga. Seterusnya, pengangguran mengurangi kemampuan keluarga untuk membiayai

pendidikan anak – anaknya. “Drop-out” di sekolah – sekolah angat berhubungan erat dengan

masalah kemiskinan. Efek psikologi ke atas rumah tangga seperti merasa rendah diri,

khilangan kepercayaan diri dan perselisihan dalam kluarga, merupakn masalah lain yang

ditimbulakn oleh pengangguran.

Menghindari Masalah Kejahatan

16

Page 17: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Di satu pihak pengangguran menyebabkan para pekerja kehilangan pekerjaannya. Akan

tetapi di lain pihak, ketiadaan pekerjaan tidak akan mengurangi kebutuhan untuk berbelanja.

Seringkali yaitu apabila tidak ada tabungan dan sumber pendapatan lain, pengangguran

manggalakkan kegiatan kejahatan. Terdapat perkaitan yang erat di antar masalah kejahatan

dan masalah pengangguran, yaitu semakin tinggi pengangguran, semakin tinggi kasus

kejahatan. Dengan demikian usaha mengatasi pangangguran secara tak langsung

menyebabkan pengurangan dalm kejahatan.

Mewujudkan Kestabilan Politik

Kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang diperlukan untuk menaikkan taraf

kemakmuran masyarakat memerlukan kestabilan politik. Tanpa kstabilan politik tidak

mungkin suatu negara dapat mencapai pertumbuhan yang cepat dan terus – menerus.

Pengangguran merupakan salah satu sumber / penyebab dari ketidakstabilan politik.

Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak merasa puas dengan pihak pemerintah.

Mereka merasa pemerintah tidak melakukan tindakan yang cukup untuk masyarakat. Dalam

perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggi masyarakat seringkali melakukan

demonstrasi dan mengemukakan kritik ke atas pemimpin – pemimpin pemerintah. Hal – hal

seperti itu akan menimbulkan halangan untuk melakukan investasi dan mengembangkan

kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang lambat semakin

berkepanjangan dan keadaan pengangguran semakin memburuk. Langkah pemerintah untuk

menghhindari masalh ini perlu dilakukan.

3.6. Stagflasi

Stagflasi menerangkan kombinasi dari dua keadaan buruk, yaitu stagnasi dan inflasi.

Stagnasi adalah kondisi dimana tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar nol persen per tahun.

Jumlah output relative tidak bertambah. Secara grafis dalam diagram 8.4 terihat stagflasi akan

terjadi jika permintaan agregat (AD) bertambah, sedangkan penawaran agregat (AS)

berkurang.

3.7. Beberapa Indikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi selama

satu periode tertentu. Tiga diantaranya akan dibahas dalam uraian berikut ini:

BAB I. Indeks Harga Konsumen ( Consumen Price Index)

17

Page 18: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Di Indonesia badan yang bertugas untuk menghitung Indeks Harga Konsumen

(IHK) adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Penghitungan IHK dimulai dengan

mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Jika PDB mengubah jumlah berbagai

barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, IHK

mengubah berbagai harga barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur

sseluruh tingkat harga.

Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat

harga dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu priode tertentu. Angka IHK

diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa utama yang dikonsumsi

masyarakat dalam satu priode tertentu. Barang dan Jasa yang dianggap paling penting dan

diberi bobot yang paling besar. Untuk lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya,

perhitungan IHK dilakukan dengan melihat perkembangan regional, yaitu dengan

mempertimbangkan tingkat inflasi kota-kota besar.

Indeks Harga Konsumen ( IHK ) gabungan 27 kota di Indonesia

1994-1998 ( April 1988-Maret 1989= 100)

Akhir Periode IHK Perubahan IHK

1994 163,17 9,60

1995 177,83 8,98

1996 189,62 6,63

1997 211,62 11,60

1998 375,89 77,63

 

Jika angka IHK semakin besar maka terjadilah Inflasi.

Dari tabel diatas untuk menghitung IHK yaitu :

Inflasi = ( IHK-IHK-1) X 100%

IHK-1

Inflasi1995 = ( IHK 1995 – IHK 1994) X 100%

IHK1994

= ( 177,83 – 163,17) X 100%

163,17

= 8,98 %

18

Page 19: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

IHK sangat berguna karena menggambarkan besarnya biaya kenaikan biaya hidup

bagi konsumen , sebab IHK memasukan komoditas-komoditas yang relavan yang biasa

dikonsumsi masyarakat.

Total barang dan jasa yang diamati antara  284 – 441 jenis,  dan dikelompokkan

menjadi tujuh kelompok pengeluaran yaitu:

1. bahan makanan;

2. makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau;

3. perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar;

4. sandang;

5. kesehatan;

6. pendidikan, rekreasi dan olah raga;

7. transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

BAB II. Indeks Harga Perdagangan Besar ( Wholesale price Index)

Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga Perdagangan

Besar IHPB melihat inflasi dari sisi produsen. IHPB menunjukknan tingkat harga yang

diterima produsen pada berbagai tinggkat produksi.

Indeks Harga Pedagangan Besar ( IHPB ) 1995 – 1998

(1983 = 100 )

Akhir Periode IHPB Perubahan IHPB (%)

1995 240 11,62

1996 259 7,92

1997 282 8,88

1998 568 101,42

Prinsip pada perhitungan IHPB sama dengan prinsip IHK :

Inflasi = ( IHPB – IHPB-1) X 100%

IHPB-1

Inflasi1996 = (259 – 240) X 100%

240

= 7,91 %

19

Page 20: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

BAB III. Indeks Harga Implisit ( GDP Deflator)

IHK dan IHPB memberikan gambaran laju Inflasi yang sangat ternbatas sebab

dilihat dari metode penghitungannya kedua indicator tersebut hanya melingkupi bebrapa

puluh atau beberapa ratus jenis barang jasa, dibeberapa puluh kota saja. Untuk dapat

gambaran inflasi yang paling mewakili keadaan yang sebenarnya, ekonom menggunakan

Indeks Harga Implisitt ( GDP Deflator) disingkat IHI.

Indeks Harga Implisit ( IHI ) 1990 – 1996

( 1990 = 100 )

Akhir Periode IHI Perubahan IHI %

1990 100 9,05

1991 108,70 8,70

1992 116,7 7,36

1993 139 19,10

1994 149,9 7,84

1995 163,9 9,34

1996 177,8 8,48

Inflasi = ( IHI – IHI-1) X 100%

IHI-1

Inflasi1991 = ( 108,70 – 100) X 100%

100

= 8,70 %

BAB IV.

20

Page 21: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

PENUTUP4.1. Kesimpulan

a. Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga

pada umumnya, atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.

b. Deflasi adalah suatu keadaan semakin turunnya harga barang-barang atau semakin

meningkatnya nilai uang.

c. Stagflasi adalah kondisi dimana hubungan terbalik antara laju inflasi dan output ini

merupakan akibat dari pergeseran kurva penawaran aggregate yang disebabkan oleh

perubahan inflasi yang diharapkan.

d. Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat

pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi

harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.

Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran dan inflasi

merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi. Dalam sistem pasar bebas,

kdua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan pemerintah perlu

dijalankan apabila salah satu kedua masalah tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini

dalam analisis makro ekonomi perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalah

tersebut dan bentuk – bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi

kedua masalah.

Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguran. Yang pertama adalah

dengan melihar sumber dari wujud masalah tersebut dan yang kedua adalah berdasarkan ciri

– cirinya. Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan kepada : pengangguran

normal/friksional, pengangguran siklikal (kunjungtur), pengangguran berstruktur dan

pengangguran teknologi. Berdasarkan ciri – cirinya pengangguran dibedakan kepada :

pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim dan setengah

menganggur. Mengapakah pengangguran perlu diatasi? Kebijakan pemerintah untuk

mengatasi pengangguran didorong oleh tujuan bersifat ekonomi dan tujuan bersifat sosial dan

politik. Dari segi ekonomi tujuan mengatasi pengangguran adalah : Menyediakan kesempatan

kerja, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan memperbaiki distribusi pendapatan.

4.2.        Saran

21

Page 22: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi di

Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja. Dalam

menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif,

dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman

globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan,

wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

22

Page 23: finasfound.files.wordpress.com  · Web viewSemoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.

Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua. Collins. Penerbit

Erlangga : 1997.

Manullang. Pengantar Teori Ekonomi Moneter. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta: 1993.

Nopirin. Ekonomi Moneter Buku II. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2000.

Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi. Makro ekonomi. Penerbit Erlangga: 1992.

Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada.

Jakarta: 2011.

Waluya Harry. Ekonomi Moneter Uang dan Perbankan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta:

1993.

http://makalahku25.blogspot.com/2013/04/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html

23