43
I Pembelajaran Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hubungannya dengan Aktivitas Manusia Berwawasan Moralitas Islamr Anita Noviyanti dan Kamalliansyah Walil l-4 Hubungan Antara Konsep Diri Terhadap Perilaku Tentang Merokok Pada Remaja di SMA Negeri 1 Calang Kabupaten Aceh Jaya Armi 5-10 Pembelajaran Apresiasi Sastra Model Sinektik Berdasarkan KTSP pada SMA di Kabupaten Aceh Besar Ismawirna 11-15 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri pada Materi Sifat-Sifat Kubus'di Kelas [V SD Negeri 9 Jeunieb Rohati 16-20 Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri di Kota Banda Aceh Martahadi dan Anwar 2l-25 Pendidikan Berbasis Kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Pembelajaran Terhadap Pemasaran Susu Kedelai di Banda Aceh Syaifuddin Yana 26-33 Pengukuran Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Y dengan Pendekatan Human Resource Scorecard Badaruddin 34-40

Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

  • Upload
    dokien

  • View
    218

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

I

Pembelajaran Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hubungannya denganAktivitas Manusia Berwawasan Moralitas Islamr

Anita Noviyanti dan Kamalliansyah Walil l-4

Hubungan Antara Konsep Diri Terhadap Perilaku Tentang Merokok Pada Remaja diSMA Negeri 1 Calang Kabupaten Aceh Jaya

Armi 5-10

Pembelajaran Apresiasi Sastra Model Sinektik Berdasarkan KTSP pada SMA diKabupaten Aceh Besar

Ismawirna 11-15

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri pada MateriSifat-Sifat Kubus'di Kelas [V SD Negeri 9 Jeunieb

Rohati 16-20

Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeridi Kota Banda Aceh

Martahadi dan Anwar 2l-25

Pendidikan Berbasis Kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)(Pembelajaran Terhadap Pemasaran Susu Kedelai di Banda Aceh

Syaifuddin Yana 26-33

Pengukuran Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Y dengan Pendekatan HumanResource Scorecard

Badaruddin 34-40

Page 2: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,
Page 3: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,
Page 4: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

Jurnal Serambi Edukasi│Vol. 1 Edisi Khusus (2013): 1 – 4 ISSN 2338-9397

1

PEMBELAJARAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MANUSIA BERWAWASAN MORALITAS

ISLAMI PADA SMP NEGERI 19 BANDA ACEH

Anita Noviyanti dan Kamalliansyah Walil

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran pencemaran dankerusakan lingkungan hubungannya dengan aktivitas manusia berwawasan moralitasislami pada siswa SMP Negeri 19 Kelas VII Banda Aceh. Data yang diperoleh dengan

menggunakan lembar observasi dan angket tentang pengetahuan lingkungan yang

berwawasan islami dengan One Group Pre-test Postest Design. Pembelajaran

Pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktivitas manusiaberwawasan moralitas islami ini diberikan melalui pembelajaran yang menekankan

pesan-pesan pelestarian alam dan lingkungan hidup yang dikaitkan dengan ajaran Islam.Mengingat masyarakat Aceh yang mayoritas muslim sehingga perlu mengajarkan kepadaanak didik pesan-pesan Allah SWT yang melarang kita berperilaku serakah dan membuat

kerusakan di muka bumi ini. Hasil menunjukkan bahwa dari 116 siswa yang dijadikan

subjek, pada umumnya siswa-siswi sangat aktif dan kreatif dalam pembelajaran danmenunjukkan sikap positif terhadap kebersihan lingkungan sekolahnya. Diharapkan siswa

SMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan,peduli terhadap lingkungan sekolahnya, agar senantiasa lingkungan terjaga

kelestariannya.

Kata Kunci: Pelestarian lingkungan, pencemaran, kerusakan lingkungan, aktivitas

manusia berwawasan Islami

PENDAHULUAN

Negara Indonesia dianugrahi oleh Tuhan YangMaha Esa dengan iklim tropis. Oleh sebab itu,

kita rakyat Indonesia wajib bersyukur kepada

Tuhan Yang Maha Kuasa karena kita memilikijenis hayati tinggi bila dibandingkan dengan

sebagian besar negara lain di dunia. Indonesia

termasuk ke dalam delapan negara megabiodiversitas di dunia, karena baik floramaupun fauna penyebarannya sangat luas.

Kekayaan hayati ini meliputi berbagai jenis

tumbuhan, hewan dan mikroba. Kurang lebihsebanyak 28.000 jenis tumbuhan, 350.000

jenis hewan dan 10.000 mikroba yang hidupsecara alami di Indonesia (Surtikanti,2009:124).

Namun terkadang sebagai manusia kita lupa

akan kekayaan alam yang harus dijaga. Allah

Swt, telah memberikan hutan yang hijau,lautan yang kaya akan jenis ikan, gunung yang

menjulang sebagai daerah tangkapan hujan danpenyimpan air serta mengatur hidrologi. Tetapimanusia kini telah merubah segalanya untuk

memenuhi kebutuhan hidup, dan semua sepertitak terkendali hingga menimbulkan kerusakan(QS Al A’raaf:74). Atau melakukan perburuan

terhadap satwa dan merusak habitatnya (QS

Albaqarah:205), dan kadang-kadang manusia

berpaling dari kenyataan, setelah diperingatkan(Wahyono, 2009:16).

Manusia tinggal dan hidup dalamlingkungannya. Mereka nerinteraksi dengankomponen lingkungan fisik, baik biotik

(hewan dan tumbuhan) maupun dengan

komponen abiotik (tanah, air, batuan, dan lain-lain). Manusia juga melakukan interaksi

dengan sesamanya dan lingkungan sosialnyadan mengembangkan nilai dan norma untukmengatur interaksi tersebut, manusia

menghasilkan kebudayaan dalam berbagai

bentuk seperti bahasa, teknologi dan lain-lain.

Pada awalnya ketika manusia belum mengenalteknologi, hubungan manusia dengan

komponen lingkungan lainnya masih berjalansecara harmonis. Selain jumlahnya masihsedikit, mereka juga tidak berlebihan dalam

Page 5: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

2 A. Noviyanti dan K. Walil

mengambil sumber daya alam, sehingga tidak

menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun

seiring dengan berkembangnya teknologi, danmeningkatnya jumlah dan kebutuhan manusia,

mereka cenderung eksploitatif, dan mengambil

sumber daya alam secara berlebihan.

Akibat dari perilaku tersebut lingkunganmengalami perubahan, bahan-bahan pencemar

sisa aktivitas manusia mencemari lingkunganperairan, udara dan daratan. Kerusakan

tersebut akhirnya berdampak buruk pada

manusia, diantaranya adalah berkembangnya

penyakit, bencana alam dan lain-lain (Capra,2001).

Di SMP Negeri 19 Banda Aceh, dalam mata

pelajaran Biologi diterapkan sebuah konsepyang berjudul Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan dan Hubungannya dengan

Aktivitas Manusia. Pelajaran ini dianggapperlu mengingat keseimbangan lingkunganyang semakin menurun. Agar masyarakat

khususnya siswa-siswi sejak dini mengetahui

pengaruh lingkungan sangat besar bagikehidupan, sedapat mungkin dalam pelaksanan

pembelajaran ini berorientasi terhadap Alquran

sehubungan penduduk Aceh yang mayoritasmuslim.

Nata (Fathurrohman, 2001:121) menjelaskan

bahwa fungsi pendidikan yang islami adalahsebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam

rangka membangun kerajaan dunia yang

makmur, dinamis, harmonis, dan lestari

sebagaimana diisyaratkan oleh Allah. Dengandemikian pendidikan islami mestinya adalah

pendidikan yang paling ideal, karena kita

hanya berwawasan kehidupan secara utuh danmulti dimensional. Tidak hanya berorientasi

untuk membuat dunia menjadi sejahtera dan

gegap gempita, tetapi juga mengajarkan bahwadunia sebagai ladang, sekaligus sebagai ujian

untuk dapat lebih baik di akhirat.

Dengan demikian, pendidikan yang islamimengemban misi melahirkan manusia yang

tidak hanya memanfaatkan persediaan alam,

tetapi juga manusia yang mau bersyukur

kepada yang membuat manusia dan alam,memperlakukan manusia sebagai khalifah dan

memperlakukan alam.

Oleh sebab itu, pembelajaran Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan di SMP Negeri 19

Banda Aceh, diharapkan dapat dikembangkan

sesuai dalil-dalil yang berhubungan dengan

pelestarian lingkungan, peneliti yakin dan

percaya, aplikasi dari wawasan Islami dalampembelajaran ini sangat membantu memberi

kesadaran pada masyarakat sejak dini

khususnya pada peserta didik, sehinggadiharapkan dapat menjaga kelestarian

lingkungan demi kelangsungan hidup banyak

makhluk di bumi.

Oleh Karena itu, kegiatan yang telah

menimbulkan berbagai bencana ini,

merupakan suatu pembelajaran bagi kita.

Penyebaran informasi yang benar dan akurat,serta memberikan berbagai contoh kegiatan

yang dapat membantu mengurangi bencana

lingkungan tersebut, diyakini sangat efektifapabila melalui lembaga sekolah. Untuk itu

program Pembelajaran Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan Hubungannya denganAktivitas Manusia sedapat mungkin diberikandan diperkenalkan sedini mungkin kepada

siswa-siswi di sekolah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiefektivitas pembelajaran pencemaran dan

kerusakan lingkungan hubungannya dengan

aktivitas manusia berwawasan moralitasislami pada siswa SMP Negeri 19 Kelas VII

Banda Aceh.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 19

Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri19 Banda Aceh yang terdiri dari 4 kelas

sebanyak 116 siswa. Keseluruhan siswa

dijadikan subjek dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah quasi experiment, yaitu perlakuan

terhadap satu variabel dan tidak ada kelas

kontrol (Sukmadinata, 2005:59), dengan “onegroup pretest-postest design”, tanpa kelompok

pembanding.

Instrumen penelitian terdiri dari (1) Observasi;lembar observasi dikembangkan oleh penelitiuntuk mengetahui efektivitas pembelajaran

Pencemaran berwawasan moralitas islami; (2)Angket: angket berisikan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan

pembelajaran dan kerusakan lingkungan.

Page 6: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pembelajaran Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hubungannya dengan Aktivitas Manusia Berwawasan Moralitas Islami 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari angket menunjukkan

bahwa siswa-siswi sangat senang dengan

pembelajaran pencemaran dan kerusakan

lingkungan. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 1

di bawah ini.

Tabel 1. Hasil angket siswa tentang pembelajaran pencemaran lingkungan berwawasan moralitasIslami berdasarkan persentase tertinggi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Tertinggi Persentase (%)

1 Pelajaran ini menyenangkan 100 82,202 Pernah buang sampah sembarang 116 100

3 Setelah belajar saya menjadi sadar 96 82,75

4 Merasa takut dengan ayat Allah 116 1005 Mencoba untuk sadar lingkungan 111 95,76 Melakukan tugas piket kelas 110 94,82

7 Akan buang sampah di tempatnya 113 97,41

8 Mencoba untuk berprilaku jujur 98 84,489 Ac, lampu di kelas selalu dijaga 102 87,93

10 Patuh pada aturan sekolah 116 10011 Akan selalu ikut Jumat bersih 116 100

12 Senang jika menanam pohon 100 86,2013 Selalu menghormati guru 116 100

14 Ingatkan teman untuk sadar lingk. 96 82,75

15 Belajar lebih giat 98 84,48

JumlahSumber: Hasil pengumpulan data primer (2013)

Hasil di atas menunjukkan rata-rata persentase

tertinggi pada salah satu alternatif jawabanyang dipilih siswa dari 4 pilihan yang

disediakan. Untuk lebih jelasnya makan hasil

persentase tersebut di gambarkan dalam bentukgrafik yang ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tanggapan Siswa dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan

Berdasarkan data yang diperoleh dari siswa,diketahui bahwa siswa sangat menyenangi

pembelajaran pencemaran dan kerusakanlingkungan yang disertai dengan tindakan

84.48

82.75

100

86.2

100

100

87.93

84.48

97.41

94.82

100

82.75

100

82.2

0 20 40 60 80 100 120

Belajar lebih giat

ingatkan teman sadar lingkungan

menghormati guru

Senang menanam pohon

Selalu ikut Jumat bersih

Patuh pada aturan sekolah

Ac, lampu kelas dijaga

Berprilaku jujur

Buang sampah pada tempatnya

Melakukan tugas piket

Mencoba sadar Lingkungan

Takut ayat Allah

setelah belajar sadar

pernah Buang sampah sembarang

Pelajaran Menyenangkan

Tanggapan Positif Siswa Terhadap Pembelajaran

Page 7: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

4 A. Noviyanti dan K. Walil

kebersihan di lingkungan sekolah. Hal ini

terlihat dari tanggapan siswa yang lebih

setengah siswa menyatakan bahwapembelajaran pencemaran berwawasan islami

mempermudah dalam memahami materi

pelajaran, belajarnya menyenangkan karenamelibatkan siswa berinteraksi secara langsung

dengan lingkungan, dan membuat rasa taat

kepada Allah SWT semakin tinggi.

Siswa juga memberi tanggapan bahwa

pembelajaran berwawasan islami membuat

mereka meningkatkan sikap jujur, dan lebih

sadar akan pentingnya menjaga lingkungandan melestarikannya demi kelangsungan hidup

makhluk hidup yang ada di bumi. Siswa-siswi

sangat yakin dengan dalil-dalil Allah SWTtentang pelestarian alam yang diberikan oleh

guru pada saat pembelajaran melalui tayangan

slide (power point).

Observasi yang dilakukan menunjukkan bahwasiswa-siswi sangat antusias dan ikut dalam

kegiatan jumat bersih di sekolah. Meskipun

sedikit capek, tetapi terlihat anak-anak memberrespon positif.

KESIMPULAN

Pertama, pembelajaran pencemaran dan

kerusakan lingkungan hubungannya dengan

aktivitas manusia berwawasan moralitas

islami, membuat siswa sadar akan pentingnyalingkungan dan meningkatkan sikap jujur,

serta tanggung jawab untuk melestarikanlingkungan. Kedua, melalui pembelajaranpencemaran lingkungan siswa belajar

menghemat dalam pemakaian sumber energi

listrik, dan dalam setiap kegiatan belajar siswamenunjukkan sikap positif.

REFERENSI

Badan Standar Nasional Pendidikan (2005).

Standar Kompetensi dan KompetensiDasar IPA. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.

Apra, Fricof (2001). Jaring-Jaring Kehidupan,Yogyakarta: Pajar Pustaka Baru

Dayakisni, T & Hudaniyah. (2006). Psikologi

Sosial. Malang: UM Press.

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode penelitian

pendidikan. Bandung: Kerjasama Pasca

sarjana UPI dengan Rosdakarya.

Surtikanti, H.K. (2009). Biologi Lingkungan,

Bandung: Prisma Press Prodaktama

Wahyono, H.D. (2009). Pelestarian Alam dan

Lingkungan Hidup. Aceh Besar: Fauna

dan Flora Internasional Aceh Program

on the biochemistry and physiology ofphotosynthesis in sunflower. J. Exp.

Bot. 375 (53): 1781-1791

Page 8: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

Jurnal Serambi Edukasi│Vol. 1 Edisi Khusus (2013): 5 – 10 ISSN 2338-9397

5

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI TERHADAP PERILAKU TENTANG

MEROKOK PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 CALANG

KABUPATEN ACEH JAYA

Armi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah

Abstract

The purpose of this study was to examine whether there is a relationship between self-

concept on behavior on smoking in adolescents in SMA Negeri 1 Calang District of AcehJaya Regency. Subjects in this study were middle level adolescents who smoke are still

attending high school 16-18 year old male gender. Data collection techniques used is byusing a questionnaire and interviews. Data analysis technique used is to use the Product

Moment Correlation formula. The results of processing the data, by comparing the testscores of a class of self-concept and classroom test scores smokers, obtained = 31.90 and

so the table = 1.68, t count ≥ t table. This suggests that there is a relationship between

self concept on behavior on adolescents on smoking adolescents in SMA Negeri 1 CalangAceh Jaya.

Keywords: The concept of self-esteem, Behavior and smoking in adolescents

PENDAHULUAN

Merokok merupakan overt behavior dimanaperokok menghisap gulungan tembakau. Hal

ini seperti dituliskan dalam KBBI merokokadalah menghisap gulungan tembakau yang

dibungkus dengan kertas (Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1990: 752). Lebih jauh lagiPoerwadarminta (dalam Kemala 2007:9)mendefinisikan merokok sebagai menghisap

rokok, dan rokok didefinisikan sebagai

gulungan tembakau yang berbalut daun nipahatau kertas. Fakhrurrozi mengidentifikasi

merokok sebagai overt behavior karena

merokok merupakan perilaku yang nampak.Sebagai overt behavior merokok merupakan

perilaku yang dapat terlihat karena ketika

merokok individu melakukan suatu kegiatan

yang nampak yaitu menghisap asap rokokyang dibakar ke dalam tubuh, hal ini senada

dengan pendapat Armstrong (dalam Kemala2007: 10) merokok adalah menghisap asaptembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan

menghembuskannya kembali keluar.

Perilaku merokok sering dijumpai dalamkehidupan sehari-hari, merokok bagi sebagianorang merupakan suatu kebutuhan yang harus

dipenuhi, meskipun demikian hampir semuaorang mengetahui bahwa perilaku merokok itu

merugikan, baik dari segi kesehatan maupun

ekonomi, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi

juga orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap

bungkus rokok dan iklan rokok di televisimaupun media massa lainnya terdapatperingatan tentang bahaya merokok yaitu

bahwa merokok dapat menyebabkan kanker,penyakit jantung, impotensi dan kelainan pada

janin, tetapi hal tersebut hanya sebuah pesan

klise yang tidak digubris karena padakenyataannya jumlah perokok terus meningkat.

Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa

perilaku merokok merupakan perilaku yangberbahaya, selain itu bahaya rokok tak hanya

terbatas pada perokok saja tetapi juga

menimpa orang-orang yang ada disekitarperokok atau yang lebih dikenal dengan

sebutan “perokok pasif”. Sayangnya sikap

orang terhadap perokok masih sangat toleran

tidak seperti pada orang yang menghisap ganjaataupun minum minuman keras, merokok

masih dianggap sebagai sesuatu yang lumrah.

Perilaku merokok biasanya dimulai ketika

seseorang masih remaja, masa dimana seorang

individu sedang berada pada proses transisi

dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.Remaja sebagai generasi penerus bangsasepatutnya memiliki derajat kesehatan fisik

dan mental yang baik namun padakenyataannya banyak perilaku remaja sekarang

ini yang membahayakan kesehatan mereka

sendiri salah satunya adalah perilaku merokok.

Page 9: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

6 Armi

Meningkatnya jumlah remaja yang merokok

dan usia yang semakin dini dalam merokok

sekarang ini dapat dipengaruhi oleh beberapahal antara lain orang tua, lingkungan temansebaya, kepuasaan psikologis dari merokok,

iklan di media massa, peraturan pemerintah

yang masih longgar tentang merokok danmasih banyak lagi yang lainnya.

Selama masa remaja, khususnya masa-masaremaja pertengahan, kita lebih mengikuti

standar-standar teman sebaya daripada yang

kita lakukan pada masa kanak-kanak. Para

peneliti telah menemukan bahwa pada kelassembilan, konformitas dengan teman sebaya-khususnya dengan standar-standar anti sosial

mereka-memuncak (Santrock, 2002).Konformitas dengan teman sebaya ini salah

satunya adalah perilaku merokok, namun

demikian tidak semua remaja mudahterpengaruh untuk merokok karena ajakanteman-temannya.

Remaja mulai mempertanyakan nilai-nilaiyang ada selama ini, akibatnya remaja

mengalami berbagai konflik yang berkaitan

dengan dirinya, mereka mulaimempertanyakan tentang konsep diri mereka,

selain itu remaja juga mulai berpikir tentang

ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang

lain dan membandingkan diri mereka danorang lain dengan standar-standar ideal ini

(Santrock, 2002).

Diri ideal atau diri yang diharapkan oleh

remaja adalah bagian dari konsep diri mereka,

menurut Calhoun dan Cocella (Saad, 2003)konsep diri adalah bagaimana orang

memandang dirinya dengan caranya masing-

masing yang meliputi dimensi-dimensi berikut:pertama adalah pengetahuan tentang diri yangdipahami oleh dirinya (self knowledge), kedua,

harapan yang diletakkan pada diri oleh

individu yang bersangkutan (self expectations)dan ketiga adalah penilaian terhadap dirinya

sendiri (self evaluations).

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

diambil kesimpulan bahwa konsep diri remaja

adalah bagaimana remaja melihat dirinya

sendiri, baik fisik, psikologis maupun sosialdan konsep diri ini merupakan bagian yangpenting dari kepribadian sehingga akan

mempengaruhi perilaku remaja dalamkehidupan sehari-harinya termasuk perilaku

merokok.

Salah satu faktor kepribadian yang

berhubungan dengan perilaku remaja adalah

konsep diri. Konsep diri adalah penilaianseseorang terhadap dirinya secara keseluruhanbaik fisik, psikis, sosial, maupun moral. Aspek

yang paling berpotensi menimbulkan masalah

bagi remaja adalah sosial. Penilaian orang lainterhadap diri remaja dan pengaruh lingkungan

sosial yang didapatkan, bergantung padapenilaian orang lain, terutama teman-temannyadan orang-orangyang berada di sekitar remaja.

Pengaruh lingkungan sosial ini mempengaruhi

pengembangan konsep diri remaja tersebut

(Hutagalung, 2007).

Perilaku merokok pada remaja umumnya

dilakukan karena mereka takut dianggap tidakgaul, takut ditinggalkan kelompoknya, tidak

dianggap dewasa, ataupun mereka mengikuti

perilaku rang tua dirumahnya. Merekaberanggapan bahwa perilaku semacam inidapat memberikan image atau citra seperti

yang mereka harapkan selama ini yaitu

dianggap sebagai orang dewasa, mereka lebihgagah, jantan, berani serta mempunyai kesan

berwibawa.

Penyebab orang melakukan perilaku merokok

antara lain merasa kesepian, merasa sendiri,

sedang menghadapi masalah, putus dengan

pacar, merasa dingin, menghilangkan rasangantuk, iseng karena ingin mencoba-coba

tetapi pada akhirnya ketagihan, supaya tenang,supaya tidak takut, pelepasan sejenak terhadaptekanan, untuk bersosialisasi, supaya mulut

tidak terasa asamsetelah makan, serta gengsi

(Haryanti, dalam Widayat 2005 : 2).

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

menguji hubungan antara konsep diri terhadapperilaku tentang merokok pada remaja di SMANegeri 1 Calang Kabupaten Aceh Jaya.

METODE PENELITIAN

Subjek PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah remajatingkat pertengahan yang merokok yang masih

duduk di bangku Sekolah Menengah Atas yang

berusia 16– 18 tahun berjenis kelamin laki-

laki.

Variabel PenelitianVariabel penelitian akan menentukan variabelmana yang mempunyai peran atau yang

disebut variabel bebas dan variabel mana yang

Page 10: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Hubungan Antara Konsep Diri Terhadap Perilaku Tentang Merokok Pada Remaja di SMA Negeri 1 Calang Kabupaten Aceh Jaya 7

bersifat mengikut atau variabel terikat. Berikut

akan dijelaskan mengenai variabel penelitian,

yaitu:1. Variabel bebas adalah faktor sebab

(variabel X) : Konsep Diri Terhadap

Perilaku.

2. Variabel terikat adalah faktor akibat(variabel Y): Tentang Merokok Pada

Remaja

Populasi dan sampel.Dalam penelitian ini sampel yang digunakan

adalah murid laki-laki kelas X, XI dan kelas

XII SMA Negeri1 Calang yang berjumlah 58orang siswa.

Langkah-langkah yang ditempuh

dalam pengambilan sampel adalah sebagaiberikut:

1) Mendata populasi penelitian dan

memberikan nomor identitas padapopulasi.

2) Menulis pada kertas-kertas kecil nomor

identitas populasi kemudian menggulung

dan meletakkannya dalam wadah sesuaidengan kelasnya masing-masing.

3) Mengocok dan menjatuhkan satu per satu

gulungan kertas tersebut sampai sejumlah58 siswa.

Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data adalah cara yangdigunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data penelitian. Dalam penelitian ini, penulismenggunakan instrumen penelitian sebagaiberikut:

1. Metode Angket

Angket diberikan kepada murid laki-laki kelasX , XI dan kelas XII SMA N I Calang secara

acak-acak. Data yang nantinya akan kami

ambil dari angket, berupa data tentanghubungan konsep diri terhadap perilakutentang merokok pada remaja di SMA.

Tabel 1. Tabel Kisi-kisi AngketVariabel Indikator Butir

Soal

Konsep

diri

terhadapperilaku

(X1)

1. Kemampuan fisik

2. Penampilan fisik

3. Hubungan dengan lawanjenis

4. Hubungan dengan temansesama lawan jenis

5. Hubungan dengan orang tua6. Kestabilan emosi

7. Jujur dan percaya diri

1,2,3

4,5,6,

7,8,9,10,11,12

13,14,15

16,17,1819,20.

Tentang

merkok

1. Tipe merokok

2. Tempat untuk merokok

1,2,3

4,5,6

pada

remaja

(X2)

3. Dampak merokok

4. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perilakuremaja merokok

5. Waktu untuk merokok6. Tipe-tipe perilaku

merokok7. Jenis rokok

7,8,9

10,11,12

13,14,1516,17,18

19,20.

2. Metode Wawancara

Alasan digunakannya wawancara karena

dengan wawancara akan diperoleh keterangandari sumber secara lebih mendalam. Selain itu

metode wawancara digunakan sebagai

pelengkap metode pengukuran lain.Wawancara yang dilakukan berkisar tentang

konsep diri terhadap perilaku tentang merokok

pada remaja yang masih duduk bangku SMA.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh adalah hasil angket pada

konsep diri dan tentang merokok pada remajadi SMA Negeri 1 Calang Kabupaten AcehJaya.

Dapat dilihat bahwa nilai tertinggi pada

kelompok konsep diri 90. Sedangkan nilaiterendah pada remaja perokok adalah 65.

Tabel 2. Distribusi kelompok (X) dan (Y)

RentangNilai

Kriteria

Perokok

padaRemaja

%Konsep

Diri%

0−45 Kurang 18 62,1 0 0

46−65 Cukup 11 37,9 1 3,4

66−85 Baik 0 0 19 65,5

86−100 SangatBaik

0 0 9 31,0

Jumlah 29 100 29 100

Sumber: Data primer (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa

pada perokok remaja criteria kurang 18 atausekitar 62,1%, criteria cukup 11 atau sekitar

37.9%, sedangkan criteria baik dan sangat baik

tidak ada nilai. Sedangkan pada konsep diri

kurang 0 tidak ada nilai, criteria cukup 1 atausekitar 3,4%, kriteria baik 19 sekitar 65,5.

Kriteria sangat baik ada 9 orang atau sekitar

31,0%.

Untuk melihat hubungan antara konsep diri

terhadap perilaku tentang merokok padaremaja maka digunakan rumus KorelasiProduct moment Person, seperti yang

dikemukakan oleh Sudjana (2005:369), yaitu:

Page 11: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

8 Armi

r = ( )( )

( )} ( ){ }{ ∑ ∑∑∑

∑∑ ∑−−

2222yynxxn

yxxyn

r =

( )[ ][ ]22)1190()53900(582415)202275(58

)1190)(2415()98585(58

−−

r =

[ ] [ ]14161003126200583222511731950

28738505717930

−−

r =

( ) ( )17101005899725

2844080

r =1008911972

2844080

r =3176344

2844080

r = 89,0

Tabel 3. Kriteria Nilai Koefisien Korelasi

No Interval

Koefisien

Tingkat

Hubungan

12

3

45

0,00 - 0,1990,20 - 0,39

0,40 - 0,599

0,60 - 0,7990,80 - 1,000

Sangat RendahRendah

Cukup

TinggiSangat tinggi

Dari perhitungan di atas, diperoleh koefisien

korelasi (rxy) adalah 0,89. Jika diklasifikasikanke dalam kriteria nilai koefisien korelasi

dengan interval koefisien 0,89 maka tingkat

hubungan yang positif dan signifikanhubungan antara konsep diri terhadap perilakutentang merokok pada remaja di SMA Negeri

1 Calang Kabupaten Aceh Jaya.

Pengujian HipotesisSetelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian

menguji apakah koefisien korelasi signifikanatau tidak dengan menggunakan uji-t.

Rumusan hipotesa alternative (Ha) dan

hipotesis nihil (Ho), yang penulis ajukanadalah:

Ha : adanya hubungan yang signifikan antarakonsep diri terhadap perilaku tentang

merokok pada remaja di SMA Negeri 1

Calang.

H0 : Tidak adanya hubungan antara konsep diriterhadap perilaku tentang merokok pada

remaja di SMA Negeri I Calang

Adapun kriteria pengujiannya adalah:

Jika thitung ≥ ttabel maka Ha diterima dan Ho

ditolak

Jika thitung < ttabel maka Ha ditolak dan Ho

diterima

Untuk menentukan keberartian koefisien

korelasi maka digunakan rumus uji student

(uji-t) yakni:

t =21

2

r

nr

t =

( )289,01

25889,0

t =79,01

5689,0

t = ( )21,0

53,789,0

t =21,0

70,6

thitung = 90,31

Berdasarkan langkah-langkah yang telah

diselesaikan diatas, maka didapat thitung = 31,90.Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesispada taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan

derajat kebebasan (dk):

dk = (n1 + n2)

= 29 + 29 −2= 58−2

= 56

Maka, Ttabel = (0,95) (56)= 1,68

Karena thitung= 31,90 ≥ ttabel = 1,68, maka iniberarti bahwa terdapat hubungan yangsignifikan antara konsep diri terhadap

perokok remaja . Dan berdasarkan uji studen

maka hipotesis (Ha) diterima dan (Ho) ditolakkarena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel

(thitung = 31,90 ≥ ttabel = 1,68).

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diSMA Negeri 1 Calang mereka merokok karena

terpengaruh dari lingkungan, siswa yang tidak

terbiasa merekok sering dibilang kurangpergaulan dan merasa minder, oleh karena

siswa merokok, dalam membli rokok siswamemakai uang jajan yang diberikan oleh orangtua mereka masing-masing dan ada yang

dikasih sama kawan.

Siswa di SMA Negeri 1 Calang mengakumereka susah untuk memberhentikan merokok,karena sudah menjadi kebiasaan dan mereka

kurang tau kalau merokok merusak kesehatan,kejadian yang demikian kurang nya

pengawasan orang tua pada siswa yang

merokok, orang tua hanya memenuhikebutuhan fisik semata tanpa memperhatikanmental anak.

Page 12: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Hubungan Antara Konsep Diri Terhadap Perilaku Tentang Merokok Pada Remaja di SMA Negeri 1 Calang Kabupaten Aceh Jaya 9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku merokok sering dijumpai dalamkehidupan sehari-hari, merokok bagi sebagianorang merupakan suatu kebutuhan yang harus

dipenuhi, meskipun demikian hampir semua

orang mengetahui bahwa perilaku merokok itumerugikan, baik dari segi kesehatan maupun

ekonomi, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapijuga orang-orang yang ada disekitarnya. Setiapbungkus rokok dan iklan rokok di televisi

maupun media massa lainnya terdapat

peringatan tentang bahaya merokok yaitu

bahwa merokok dapat menyebabkan kanker,penyakit jantung, impotensi dan kelainan padajanin, tetapi hal tersebut hanya sebuah pesan

klise yang tidak digubris karena padakenyataannya jumlah perokok terus meningkat.

Konsep diri negatif mendorong remaja untukberperilaku yang dapat membuat mereka lebihbaik, remaja yang merokok percaya bahwa

merokok mempunyai karakteristik yang

positif. Perokok cenderung mengasosiasikanmerokok dengan kemampuan bergaul,

bersenang-senang dan mandiri Pandangan

mengenai diri sendiri tersebut merupakan suatuproses mental yang memiliki tiga dimensi,

yaitu pengetahuan, pengharapan, dan penilaian

mengenai diri sendiri.

Berdasarkan hasil dari pengolahan data

diperoleh korelasi (rxy) = 0,89 yang berartiterdapat korelasi positif antara variabel X danY. Ini berarti bahwa adanya hubungan antara

konsep diri terhadap perilaku tentang merokok

remaja di SMA Negeri 1 Calang, diperolehThitung = 31,90 dan Ttabel = 1,68. Jadi, Thitung ≥

Ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

alternative (Ha) diterima dan hipotesis Nihil(Ho) ditolak, artinya adanya pengaruh yangsignifikan

Hasil wawancara dengan siswa di SMA Negeri1 Calang, kebiasaan merokok siswa di SMA

Negeri 1 Calang karena pengaruh pergaulandari teman sepergaulannya, kemudianmengakibatkan ketagihan siperokok yang

susah untuk dihentikan, kurangnya

pengawasan orang tua salah satu faktor anak

merokok ditambah lagi keterbukaan anakdengan orang tua yang kurang.

Kurangnya kesadaran anak tentang bahayamerokok bagi kesehatan sangat minim hal ini

dikarenakan anak yang merokok tidak tau

bahaya yang ditimbulkan dari efek rokok

tersebut karena tidak ada yang memberi tau,

karena semua teman-temannya pun perokok.

Tidak adanya keterbukaan antara anak dan

orang tua dalam upaya mengurangi anak

merokok merupakan hal sulit untukmenjauhkan anak dari rokok karena sudah

menjadi kebiasaan bagi siswa.

KESIMPULAN

Kesipulan yang dapat diambil pada penelitian

ini adalah: (1) Konsep diri sangat

mempengaruhi pandangan mengenai dirisendiri tersebut merupakan suatu proses mentalyang memiliki tiga dimensi, yaitu

pengetahuan, pengharapan, dan penilaianmengenai diri sendiri. Perilaku merokok sering

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,

merokok bagi sebagian orang merupakan suatu

kebutuhan yang harus dipenuhi hal ini tentusaja bentuk konsep diri yang negatif yang tidak

perlu dicontoh; (2) Berdasarkan hasil dari

pengolahan data diperoleh korelasi (rxy) = 0,89yang berarti terdapat korelasi positif antara

variabel X dan Y. Ini berarti bahwa hubungan

antara konsep diri terhadap perilakun tentangmerokok remaja memiliki hubungan yang

positif; dan (3) Hasil pengolahan data, dengan

membandingkan nilai tes kelas konsep diri dan

nilai tes siswa perokok, diperoleh = 31,90 danTtabel = 1,68 jadi, Thitung ≥ Ttabel. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungananatara konsep diri terhadap perilaku tentangmerokok pada remaja di SMA Negeri 1 Calang

Kabupaten Aceh Jaya.

Diharapkan kepada remaja agar tidakmerokok, karena merokok dapatmembahayakan kesehatan. Tingkatkan

pengetahuan mengenai bagaimana caraberhenti merokok salah satunya menanamkan

konsep pada diri sendiri bahwa merokok

sangat berbahaya. Kepada guru jugadisarankan terus berupaya meningkatkan

kualitas mengajar dan mengawasi siswa yangmerokok agar dapat diberikan nasehat-nasehat

bahwa remaja tidak diperbolehkan merokokapalagi masih berada dilingkungan sekolah.

REFERENSI

Armstrong, M. 2007, Manajemen Sumber

Daya Manusia, Jakarta : PT. Gramedia

Page 13: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

10 Armi

Poerwadarminta, W.j.s, 2007. Kamus Umum

Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai

Pustaka.

Santrock, W. J. 2002. Life-Span Development:

Perkembangan Masa Hidup.Jilid 2.

Terjemahan. Damanik dan Chusairi.Edisi Kelima. Jakarta: Penerit Erlangga.

Widianti, E. (2007). Remaja dan Permasala-hannya Bahaya Merokok, Penyimpang-

an Seks Pada Remaja, dan Bahaya

Penyalahgunaan Minuman keras/

Narkoba. Makalah disampaikan dalampenyuluhan sosial mengenai remaja danpermasalahannya Tsanawiyah Banuraja

dan Tsanawiyah, Al-ihsan Batujajar,Bandung.

www.e-psikologi.com/2011/04/pengertian-dan-faktor--konsep-diri:html) Konsep

Diri. Diakses pada tanggal 29 April

2011.

www.e-psikologi.com. Ada Apa DenganMerokok. html. Diakses 5 Juni 2002.

www.depokmetro.com. Efek Instan I Barang

Rokok. Diakses pada 6 September 2005.

Page 14: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

Jurnal Serambi Edukasi│Vol. 1 Edisi Khusus (2013): 11 – 15 ISSN 2338-9397

11

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MODEL SINEKTIK BERDASARKAN

KTSP PADA SMA DI KABUPATEN ACEH BESAR

Ismawirna

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra

model sinektik berdasarkan KTSP di di SMA Aceh Besar, sistem evaluasi yangdigunakan dalam pembelajaran tersebut, dan hambatan-hambatan yang dialami olehguru dalam pembelajaran apresiasi sastra model sinektik berdasarkan KTSP di SMA

Aceh Besar. Populasi penelitian mencakup seluruh SMA yang ada di Aceh Besar pada

tahun 2013 yang berjumlah 25 SMA. Sampel penelitian ditetapkan dengan teknikpusposive random sampling dengan mempertimbangkan lingkuangan alamiah sosial

sekolah. Jumlah sekolah sampel sebanyak 5 SMA dengan melibatkan 15 orang gurubidang studi bahasa dan sastra Indonesia, dan 5 orang kepala sekolah. Data penelitiandikumpulkan dengan daftar isian pedoman observasi, pedoman wawancara, angket dan

dokumentasi, serta dianalisis secara deskriptif interpretatif yang dilengkapi dengan

crosscheck data dan sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses

pembelajaran apresiasi sastra guru-guru pada prinsipnya tidak mengejar materi,sebaliknya dalam menyajikan materi guru-guru SMA Aceh Besar lebih menekan pada

pemahaman dan penghayatan terhadap karya sastra yang sedang dipelajari sehingga dapatmeningkatkan kemampuan dan daya apresiasi dan daya ekspresi siswa terhadap karyasastra. Sistem evaluasi yang dilakukan meliputi tes kemampuan dasar, penilaian selama

proses belajar mengajar berlangsung, dan penilaian hasil belajar dan penilaian kelas.

Adapun hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, yangmasing-masing harus mencapai target perolehan nilai sebesar 70% ke atas. Masih

terdapat hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra model sinektikberdasarkan KTSP di SMA Aceh Besar, di antaranya, (1) kurangnya kemampuan siswa

dalam memahami dan mengapresiasi karya sastra sehingga mereka mengalami kesulitandalam menganalisis karya sastra, (2) kurangnya sarana dan fasilitas belajar yang

mendukung proses pembelajaran apresiasi sastra, misalnya terbatasnya bahan ajar yang

berhubungan dengan jenis karya sastra.

Kata Kunci: Pembelajaran, sinektik, apresiasi sastra

PENDAHULUAN

Pembelajaran sastra merupakan bagian daripembelajaran bahasa yang harus dilaksanakan

oleh guru. Guru harus dapat melaksanakan

melaksanakan pembelajaran sastra denganmenarik. Banyak cara yang harus ditempuh

oleh guru agar dapat menarik perhatian siswa,

karena guru atau tenaga pendidik merupakankomponen penentu yang sangat dominandalam pendidikan pada umumnya, karena guru

memegang peranan penting dalam proses

pembelajaran.

Tujuan pembelajaran apresiasi sastra adalahuntuk memperluas wawasan, memperhalus

budi pekerti, meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa, serta siswa menghargai

dan membanggakan sastra Indonesia sebagaikhasanah budaya dan intelektual manusia

Indonesia (BSNP, 2006:2). Di samping itu

pembelajaran apresiasi sastra dapat membantusiswa dalam mengembangkan kualitas

kepribadian, antara lain ketekunan,

kepandaian, pengimajinasian, dan penciptaan.

Melalui kegiatan apresiasi sastra, siswa selalu

dipertemukan dengan berbagai pengalaman

batin. Misalnya, pengalaman mengiterpretasikarya sastra, pengalaman mengikuti dan

menganalisis alur cerita dalam cerpenmerefleksikan dirinya sebagai tokoh dalam

Page 15: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

12 Pembelajaran Apresiasi Sastra Model Sinektik Berdasarkan KTSP pada SMA di Kabupaten Aceh Besar

prosa maupun drama, memerankan tokoh

drama, sampai pada siswa mengalami proses

kreatif dalam menciptakan berbagai jenis karyasastra.

Joyce & Weil (2009: 257) menagatakan, ada

dua strategi dalam model pembelajaransinektik. Dua strategi tersebut, yakni

membuat sesuatu yang baru ( creatingsomething new), dirancang untuk membuathal-hal yang familiar menjadi asing, untuk

membantu siswa melihat masalah-masalah,

gagasan-gagasan, dan hasil-hasil yang lama

dengan cara yang baru, pandangan yang lebihkreatif. Sedangkan strategi yang kedua yaknimembuat yang asing menjadi familiar (amking

the strange familiar) dirancang untuk membuatgagasan-gagasan yang baru dan tidak familiar

menjadi lebih bermakna. Meskipun dua srategi

ini menggunakan tiga jenis analogi tadi, akantetapi sasaran, struktur, dan prinsip-prinsiptanggapan, keduanya berbeda. Kami membuat

sesuatu yang asing menjadi familiar sebagai

strategi kedua.

Strategi pertama membantu siswa melihat

sesuatu yang biasa dengan cara-cara tidakbiasa dengan menggunakan analogi-analogi

untuk membuat jarak konseptual. Kecuali pada

langkah terakhir, di mana siswa kembali pada

masalah yang semula, mereka tidak membuatperbandingan-perbandingan sederhana.

Sasaran strategi ini adalah untukmengembangkan pemahaman baru : berempati

dengan atau pada sikap yang sedikit berlagak

dan menggertak; merancang jalan masuk yangbaru; memecahkan masalah-masalah sosial

atau interpersonal, seperti sampah atau dua

siswa yang sedang berkelahi, ataumemecahkan masala-masalah pribadi sepertibagaimana berkonsentrasi dengan lebih baik

saat membaca buku. Peran guru adalah berhati-

hati terhadap analisis atau kesimpulan yangterlalu dini.

Dengan demikian, dalam pembelajaranapresiasi sastra guru berhak menentukan dan

memilih cara, metode, strategi dan model

dalam pembelajaran apresiasi sastra tersebut

yang sesuai dengan materi yang akan disajikankepada siswa di dalam kelas. Dan mencermatihal tersebut, maka dalam pelaksanaan

pembelajaran, guru juga harus berpedomanpada kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP).

KTSP adalah kurikulum operasional yang

disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

satuan pendidikan, yang memberikankebebasan yang besar kepada sekolah untukmenyelenggarakan program pendidikan yang

sesuai dengan (1) kondisi lingkungan sekolah ,

(2) kemampuan peserta didik, (3) sumberbelajar yang tersedia, (4) kekhasan daerah.

Di samping kurikulum yang harusdikembangkan oleh guru dengan materi

pembelajaran yang sesuai, guru juga harus

memilih model pembelajaran yang menarik

untuk siswa. Dan salah satunya ada modelpembelajaran sinektik. Menurut Hamalik(1986:83), “Strategi pengajaran sinektik

merupakan suatu strategi untuk menciptakankelas menjadi suatu masyarakat intelektual,

yang menyediakan berbagai kesempatan bagi

siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahigagasan-gagasan baru baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, dan

seni. Berdasarkan pendapat tersebut, maka

strategi pembelajaran sinektik ini dapatdijadikan sebagai salah satu model dalam

pembelajaran apresiasi sastra di SMA.

Dalam KTSP guru diberikan kebebasan untuk

memanfaatkan berbagai metode dan model

pembelajaran, sehingga guru perlu

memanfaatkan berbagai metode dan modeluntuk membangkitkan minat, perhatian, dan

kreatifitas siswa. Karena dalam KTSP guruberfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaranberpusat pada peserta didik, sehingga dengan

menggunakan metode sinektik dalam

pembelajaran, khususnya dalam pembelajaranapresiasi sastra sangatlah sesuai.

Pemberlakuan KTSP pada dasarnyadimaksudkan untuk meningkatkan mutupendidikan melalui kemandirian sekolah,

sehingga berdasarkan hal tersebut wewenang

dan otonomi guru dalam meningkatkan mutupembelajaran lebih dituntut dan lebih kreatif

serta lebih professional. Di samping itu, KTSPjuga menuntut banyak hal dari pemerintahseperti perencanaan pendidikan yang baik dan

terarah, penyediaan sarana dan prasarana yang

memadai, dan birokrasi /administrasi yang

sederhana. KTSP juga menuntut partisipasidan kedulian masyarakat, sehingga denganpersiapan yang matang dan suasana yang

kondusif, KTSP berpeluang besar untukmenghasilkan peserta didik yang memiliki

kompetensi yang diharapkan.

Page 16: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Ismawirna 13

Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa

Indonesia dan apresiasi sastra khususnya, guru

perlu meningkatkan kemampuannya dalambidang pembelajaran apresiasi sastra. Guruperlu terus berusaha meningkatkan

kemampuannya dan terus belajar untuk

memberikan yang terbaik bagi siswanya. Guruharus mengenal, mempersiapkan diri, dan

menyiasati kurikulum, sehingga guru dapatmenghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang muncul.

Dengan demikian, pembelajaran apresiasi

sastra model sinektik merupakan salah satumodel yang sesuai dengan konsep KTSP. Olehkarena itu kesiapan guru dan profesionalitas

guru, kreatifitas, kemandirian, dan wawasanguru dalam menunjang pembelajaran sangatlah

dituntut untuk menghasilkan siswa yang

berkualitas dari sisi intelektual, mental,maupun spiritualnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pelaksanaan, sistem evaluasi dan hambatanyang dihadapi guru dalam pembelajaran

apresiasi sastra model sinektik berdasarkan

KTSP di SMA Aceh Besar.

METODE PENELITIAN

Populasi dan SampelAdapun yang menjadi populasi penelitian inimencakup seluruh SMA yang ada diKabupaten Aceh Besar pada tahun 2013 yang

berjumlah 25 SMA. Sampel penelitian

ditetapkan dengan teknik purposive randomsamling dengan mempertimbangkan kondisi

lingkungan sosial alamiah sekolah. Jumlah

sekolah sampel sebanyak 5 sekolah, denganrincian 2 SMA berada di daerah bencanatsunami, 1 SMA berbatasan dengan wilayah

Kota Banda Aceh, dan 2 SMA yang tidak

terkena tsunami, dengan melibatkan 15 orangguru bahasa dan sastra Indonesia dan 5 kepala

sekolah.

Teknik Pengumpulan DataDalam Pelaksanaan di lapangan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Angket, yaitu dengan cara menyebarkan

sejumlah pertanyaan sesuai dengan sasaranpenelitian. Angket khususnya diedarkan

kepada guru bahasa dan sastra Indonesia.

Angket disusun dalam terbuka dan

tertutup.

2. Wawancara, yaitu dengan mengadakandialog langsung dengan guru bidang studibahasa dan sastra Indonesia yang mengajar

di SMA Aceh Besar untuk memperoleh

informasi yang diperlukan tentangperenanaan pelaksanaan pembelajaran,

system evaluasi, serta hambatan-hambatanyang dihadapi dalam pembelajaran modelsinektik berdasarkan KTSP dalam

penbelajaran apresiasi sasra.

3. Observasi adalah mengadakan pengamatan

langsung terhadadap pembelajaran danpelaksanaan evaluasi dalam pembelajaranmodel sinektik berdasarkan KTSP dalam

pembelajaran apresiasi sastra.4. Dokumentasi adalah pengumpulan data

melalui arsip yang ada hubungannya

dengan pelaksanaan pembelajaran, dansystem evaluasi yang sesuai denganpembelajaran model sinektik berdasarkan

KTSP dalam pembelajaran apresiasi sastra.

Analisis DataData akan diolah dengan menngunakan

pendekatan triangulasi, yaitu denganmemadukan metode kualitatif dan kuantitatif.

Data yang terkumpul melalui angket akan

diolah dengan statistik deskriptif, sedangkan

hasil observasi dan wawancara akan diolahdengan pendekatan kualitatif.

Metode kualitatif merupakan suatu prosedurpenelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau paparan secara

singkat dari orang-orang dan perilaku yangdapat diamati. Metode penelitian kualitatif

yang penulis maksudkan adalah penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanyamemaparkan situasi atau peristiwa, tidakmencari atau menjelaskan hubungan, tidak

menguji hipotesis, atau membuat prediksi.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan

analisis data dengan langkah pertama yaitumengkategorikan atau mengelompokkan data,kemudian membuat suatu reduksi yaitu

pengkajian kembali bagi data yang sudah

tersusun sesuai dengan tujuan masing-masing.

Tahap selanjutnya, penulis membuat suatuanalisis untuk mencari titik temu antara

sejumlah data yang ada sesuai dengan tujuanyang diharapkan, sehingga pada langkah akhir

dapat dibuat suatu kesimpulan

Page 17: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

14 Pembelajaran Apresiasi Sastra Model Sinektik Berdasarkan KTSP pada SMA di Kabupaten Aceh Besar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dilapangan dan analisis data secara deskriptifyaitu dengan menggunakan metode kualitatif,

menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

apresiasi sastra model sinektik guru-gurubidang studi bahasa dan sastra Indonesia di

SMA Aceh Besar sudah sesuai dengan KTSP.

Penyajian materi lebih menekankan pada

pengalaman belajar dan pengembangan

kemampuan (kompetensi) siswa dalam

mengembangkan keahlian (skill) terhadappenguasaan ilmu pengetahuan dan teknologisebagai kebutuhan dalam menghadapi dunia

kerja di masa depan. Namun demikian,penguasaan tersebut belum bisa dikatakan

berhasil sempurna. Hal ini disebabkan karena

masih sarana dan prasarana serta pengalamanguru dalam memahami KTSP.

Selanjutnya, dalam menggunakan strategi-

strategi pembelajaran sastra sesuai denganmodel sinektik , guru-guru bidang studi bahasa

dan sastra Indonesia di SMA Aceh Besar

memilih strategi yang sesuai dengan KTSPyaitu dengan pendekatan individu, dan

memilih pendekatan pembelajaran yang

dianggap paling tepat dan efektif. Untuk

mencapai sasaran melibatkan penggunaanstrategi pembelajaran yang sesuai, seperti

pengorganisasian kelompok belajar, strategidemonstrasi, praktik latihan mengekspresikandan memahami karya sastra.

Pada proses kegiatan belajar mengajarapresiasi sastra, guru-guru bidang studi bahasa

dan sastra Indonesia aceh Besar tidak bersifat

mengejar materi, namun sebaliknya dalammenyajikan materi guru-guru lebihmenekankan pada pemahaman, penguasaan,

penghayatan dan pengekspresian dan

penguasaan kecakapan dan pengembangankompetensi siswa. Hal ini bertujuan apabila

satu materi sudah dipahami siswa barudilanjutkan dengan materi berikutnya. Danproses pembelajaran ini sesuai dengan tuntutan

KTSP pada materi pembelajaran bahasa dan

apresiasi sastra.

Kemudian, mengenai media yang dugunakanguru-guru bidang studi bahasa dan sastra

Indonesia di SMA Aceh Besar dalampembelajaran apresiasi sastra meliputi guru itu

sendiri sebagai motivator dan fasilitator,

sumber belajar berupa buku paket dan buku

karya sastra yang sesuai, LKS, lingkungan

berupa kelas, perpustakaan, serta lingkungansekitar yang menjadi sumber inspirasi danimajinasi siswa. Dan yang terakhir, tentang

sistem evaluasi yang digunakan dalam

pembelajaran apresiasi sastra model sinektikberdasarkan KTSP, guru-guru bidang studi

bahasa dan sastra Indonesia di SMA AcehBesar juga sudah mencoba menyesuaikandengan aturan dan tuntutan yang berlaku,

meskipun belum sempurna. Sistem evaluasi

tersebut meliputi tes kemampuan dasar,

penilaian selama proses belajar berlangsung,penilaian hasil belajar dan penilaian kelas.Adapun hasil belajar siswa mencakup ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor, yangmasing-masing harus mencapai target

perolehan nilai 70% ke atas. Hasil belajar akan

dilaporkan pada siswa, guru kelas, kepalasekolah, dan orang tua siswa gunadimanfaatkan untuk memperbaiki sikap dan

minat siswa terhadap pembelajaran apresiasi

sastra.

KESIMPULAN

Pada bagian ini penulis dapat menyimpulkan

bahwa pembelajaran apresiasi sastra model

sinektik berdasarkan KTSP sudahdilaksanakan dengan baik di SMA Aceh Besar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa padaproses pembelajaran apresiasi sastra guru-gurupada prinsipnya tidak mengejar materi,

sebaliknya dalam menyajikan materi guru-guru

SMA Aceh Besar lebih menekan padapemahaman dan penghayatan terhadap karya

sastra yang sedang dipelajari sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dan daya apresiasidan daya ekspresi siswa terhadap karya sastra.

Sistem evaluasi yang dilakukan meliputi tes

kemampuan dasar, penilaian selama prosesbelajar mengajar berlangsung, dan penilaian

hasil belajar dan penilaian kelas. Adapun hasilbelajar siswa mencakup ranah kognitif, afektif,dan psikomotor, yang masing-masing harus

mencapai target perolehan nilai sebesar 70%

ke atas.

Masih terdapat hambatan dalam pelaksanaanpembelajaran apresiasi sastra model sinektik

berdasarkan KTSP di SMA Aceh Besar, diantaranya, (1) kurangnya kemampuan siswa

dalam memahami dan mengapresiasi karya

Page 18: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Ismawirna 15

sastra sehingga mereka mengalami kesulitan

dalam menganalisis karya sastra, (2)

kurangnya sarana dan fasilitas belajar yangmendukung proses pembelajaran apresiasisastra, misalnya terbatasnya bahan ajar yang

berhubungan dengan jenis karya sastra.

REFERENSI

Ahmad HP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Makalah Disampaikan

Pada Seminar Nasional di Pekan Baru.

Arikunto, Suharsimi. 2002. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Bina Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 1991.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat bahasa

-----------------. 2003. Pendidikan Menengah

Umum. Jakarta: Depdiknas..

-----------------. 2003. Pedoman Umum

Pengembangan Silabus, Jakarta:Depdiknas.

Ismawirna. 2007. Pelaksanaan Pengajaran

Membaca dan Menulis di KelasRendah di SD Kab. Aceh Barat, Banda

Aceh: LP2M Universitas SerambiMekkah.

Jailani. 2012. Implementasi Kurikulum KTSP

dalam Pembelajaran Biologi di SMAAceh Utara. Banda Aceh. LP2M

Universitas Serambi Mekkah.

Joyce, B dan Weil. 1996. Models of Teaching,Fifth edition, USA: Allyn and Bacon

A Simon &Scuster Company.

Lexy J. Moleong. 2008. Penelitian Kualitatif.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Satuann

Pendidikan: Sebuah Panduan

Praktis, Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Mulyasa, E. 2003a. Kurikulum Berbasis

Kompetensi Konsep, karakteristik danImplementasi.Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Penilaian dan

Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPFE.

Rahmanto,B. 2000. Metode Pangajaran sastra

(saduran). Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. PenelitianSastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryaman, M. 1990. Model Sinektik: Alternatif

Pengajaran Sastra di SMA. Bandung:

IKIP Bandung.

Walidin, Warul. 2004. KBK Sebagai Suatu

Alternatif Dalam PelaksanaanPendidikan. Banda Aceh: Fakultas

Tarbiyah UNMUHA.

Safari. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta:Depdiknas.

Sanjaya, Wina. 2004. Pembelajaran DalamImplementasi KBK. Jakarta: Kencana.

Page 19: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

Jurnal Serambi Edukasi│Vol. 1 Edisi Khusus (2013): 16 – 20 ISSN 2338-9397

16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN

INKUIRI PADA MATERI SIFAT-SIFAT KUBUS DI KELAS IV

SD NEGERI 9 JEUNIEB KABUPATEN BIREUEN

Rohati

SD Negeri 9 Jeunieb Kabupaten Bireuen

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari dan

memahami materi sifat-sifat kubus dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.Yang menjadi sampel dalam penelitian ini siswa sebanyak 20 orang siswa, penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif dan temasuk penelitian tindakan kelas. Pengumpulan

data dilakukan dengan teknik tes awal, tes akhir, observasi, wawancara, dan catatanlapangan. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan siswa dapat ditingkatkan melalui

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Keberhasilan yang

dicapai dalam penerapan model pembelajaran inkuiri memperlihatkan bahwa siswasangat termotivasi dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan daridata-data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 9

Jeunieb Kabupaten Bireuen dalam mempelajari materi sifat-sifat kubus.

Kata Kunci: Hasil belajar, pembelajaran inkuiri, sifat-sifat kubus

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha mempersiapkan

insan yang paripurna untuk kemajuan bangsadan negara. Maju mundurnya pendidikan jugamemberikan kontribusi bagi maju mundurnya

suatu negara. Dalam upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa sebagaimana yangdiamanatkan dalam UUD 1945, maka

pemerintah telah mempersiapkan berbagaisarana dan prasarana untuk menunjang

peningkatan mutu pendidikan, mulai darijenjang pendidikan dasar sampai jenjang

pendidikan tinggi. Dalam mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, pemerintah telahmembuat dan menyusun berbagai regulasi dibidang pendidikan, diantaranya Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional danUndang-Undang Republik Indonesia Nomor

14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Berbagai regulasi yang lahir tersebut

diakibatkan oleh keprihatinan anak bangsa

mengenai rendahnya kualitas mutu pendidikandi seantero Indonesia. Ketika mutu pendidikan

rendah, maka guru adalah pihak pertama yang

mau tidak mau akan menerima dampaknyasecara langsung dari masyarakat berupa

berbagai kritik dan cercaan. Seharusnya ketika

mutu pendidikan rendah, maka secarabersama-sama seluruh pengambil kebijakan di

bidang pendidikan ikut bertanggungjawab.Akan tetapi syang terjadi selama ini adalahsaling lepas tangan dan memvonis guru

sebagai biang dari rendahnya mutu pendidikan.

Sudah seharusnya segenap komponenmasyarakat ikut berpartisipasi dalam

memajukan dunia pendidikan.

Di samping itu, guru juga harus secara terusmenerus memperbaiki kualitas diri dengan

berbagai cara. Salah satu cara dalam

memperbaiki kualitas pendidikan dapatdilakukan melalui suatu kajian tindakan disekolah. Kajian tindakan dapat dilakukan pada

setiap mata pelajaran dalam upaya

mengevaluasi tingkat keberhasilan muriddalam setiap materi yang diuji. Untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa tersebut

dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal(KKM). Jika hasil belajar murid kurang dari

KKM, maka harus dilakukan perbaikan dalam

proses belajar mengajar agar menemukandimana letak kesalahan yang dilakukan guru.

Salah satu model yang dapat diterapkan dalamkajian tindakan adalah model inkuiri. Model

Page 20: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri pada Materi Sifat-Sifat Kubus di Kelas IV SD Negeri 9 Jeunieb 17

inkuiri yang sangat dianjurkan oleh Bruner

dapat dipandang sebagai unsur penting dalam

teori konstruktivisme. Dalam strategi inkuirisiswa didorong untuk secara aktif terlibatdalam kegiatan belajarnya dan membangun

konsep-konsep bagi dirinya sendiri. Ini berarti

perilaku guru untuk selalu “menceramahi”dalam bentuk sajian teori, hukum, prinsip, dan

sebagainya yang bersifat induktif harusdihindari. Model inkuiri akan sangat memacusiswa untuk selalu ingin tahu dan memotivasi

siswa untuk mandiri dalam menentukan solusi,

dan berpikir kritis.

Dengan belajar melalui inkuiri siswatermotivasi untuk terlibat langsung atau

berperan aktif secara fisik dan mental dalamkegiatan pembelajaran. Siswa yang terlibat

secara aktif dalam pembelajaran memiliki

potensi yang lebih baik dan lebih mampumengembangkan diri menjadi pembelajar yangindependen dibandingkan siswa yang belajar

melalui ceramah (Sardiman, 2010:37).

Sebagaimana yang dikembangkan oleh Piaget

bahwa, pengetahuan itu akan bermakna

manakala dicari dan ditemukan sendiri olehsiswa. Pengetahuan kita diperoleh dari adaptasi

dari struktur kognitif kita terhadap lingkungan,

oleh karena itu Peaget menegaskan bahwa

pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anaksehingga hasil konstruksi pengetahuan bersifat

subjektif, bukan objektif (Sanjaya, 2008:196)

Dari penjelasan di atas maka, model

pembelajaran inkuiri menuntut guru untuk

sengaja memilih peristiwa yang menimbulkankeheranan siswa sehinga siswa tertarik untuk

memikirkannya, dan dapat menimbulkan rasa

keingintahuannya serta berusaha untuk mene-mukan dan menghasilkan suatu pemahamankonsep berdasarkan penemuannya. Hal ini

akan berdampak pada peningkatan prestasi

belajar siswa.

Materi sifat-sifat kubus merupakan salah satumateri yang di ajarkan di sekolah pada tingkatSD atau MI, sifat-sifat kubus sangat mudah

diajarkan, di mana materi tersebut dapat

diajarkan secara langsung atau secara konteks-

tual yaitu dengan cara menampakkan langsungbenda-benda yang ada di sekitar siswa dansiswa dapat melihat bagaimana sifat-sifat

benda yang aslinya, sehingga siswa lebihmengerti dan mudah memahami apa yang

mereka lihat, dan materi yang mereka pelajari

akan lebih bermakna karena siswa yang

menemukannya sendiri. Oleh karena itu,

materi sifat-sifat kubus, sangat tepat diajarkandengan mengunakan penerapan modelpembelajaran inkuiri, karena belajar dengan

inkuiri adalah belajar mencari dan menemukan

sendiri terhadap materi yang diinginkan.

Berdasarkan observasi awal yang penulislakukan di SD Negeri 9 Jeunieb KabupatenBireuen, penulis mendapat informasi bahwa,

terdapat beberapa hal yang ditemukan

diantaranya SD Negeri 9 Jeunieb Kabupaten

Bireuen mengunakan kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP). Metodepembelajaran yang digunakan berupa metode

tanya jawab pada materi sifat-sifat kubus, danmodel pembelajaran inkuiri belum pernah

digunakan dalam pembelajaran matematika,

khususnya materi sifat-sifat kubus. Selain itu,pemahaman dan penguasaan konsep siswajuga masih rendah dan juga terlihat kurang

aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu

banyak siswa yang hasil belajarnya masih dibawah standar ketuntasan belajar minimal

yang ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi

belajar siswa dan respon siswa dalam

penerapan model pembelajaran inkuiri padapembelajaran matematika, materi sifat-sifat

kubus di kelas IV SD Negeri 9 JeuniebKabupaten Bireuen.

METODE PENELITIAN

PendekatanPendekatan yang digunakan dalam penelitianini adalah kualitatif yaitu lebih banyakmenekankan kepada makna dan proses.

Dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK),

dimana sangat di utamakan makana dari prosespembelajaran sehingga dapat meningkatkan

kemamuaan siswa dalam memahami materi(Burhan, 2001). Adapun rencana pelaksanaanpenelitian ini akan di laksanakan di kelas IV

SD Negeri 9 Jeunib Kebupaten Bireuen

Penelitian tindakan kelas dimulai dengansiklus yang terdiri dari empat kegiatan, yakniperencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Berdasarkan siklus pertama, guru akanmengetahui letak keberhasilan dan kegagalan

atau hambatan yang dijumpai pada siklus

Page 21: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

18 Rohati

pertama.oleh karena itu guru merumuskan

kembali rancangan tindakan untuk sikluskedua. Kegiatan pada siklus kedua ini dapat

berupa kegiatan pada siklus pertama, tetapisudah dilakukan perbaikan atau penambahan

berdasarkan hambatan atau kegagalan yang

ditemukan pada siklus pertama.

Data dan Sumber DataData dalam penelitian ini diperoleh melalui tesawal, ters akhir, observasi kegiatan guru dan

siswa, wawancara dan catatan lapangan.

Sedangkan yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri9 Jeunieb Kabupaten Bireuen yang berjumlah

20 orang.

Metode Pengumpulan DataUntuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini, maka penulis menggunakan teknikpengumpulan data sebagai berikut:

a. Tes

Tes akan dilaksanakan terhadap siswa

kelas IV SD Negeri 9 Jeunieb Kabupatenbireuen yang meliputi tes awal dan ter

akhir. Tes awal dimaksudkan untukmengetahui pengetahuan prasyarat yangdimiliki tentang materi. Sedangkan tes

akhir dilaksakan pada akhir tindakan

dengan tujuan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan siswa dalammemahami materi tersebut.

b. ObservasiObservasi dilakukan untuk mengamati

aktifitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Kegiatan yangdiamati meliputi aktifitas peneliti sebagaipengajar dan aktifitas siswa selama

mengikuti pembelajaran. Dalam kegiatan

observasi ini penulis di bantu oleh duaorang guru pengamat yang bertugas untuk

mengamati kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan pedoman observasi yangtelah disediakan.

c. WawancaraWawancara dilakukan penulis untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadpat

materi pembelajaran, selain itu wawancarajuga di lakukan untuk mengetahui responsiswa terhadap pembelajaran yang telah di

ikuti. Pelaksanaan wawancara dalam

penelitian ini dilakukan dengan enamorang siswa, yang terdiri dari dua orang

kemampuan akademik tinggi, dua orang

dengan tingkat kemampuan akademik

rendah.

d. Catatan lapanganCatatan lapangan dilakukan untuk

melengkapi data yang tidak termuat dalam

lembar observasi dan wawancara yangbersifat penying dalam kegiatanpembelajaran.

Teknik Analisis DataData yang di peroleh dari hasil pekerjaan

siswa, wawancara, pengamatan dan catatan

lapangan di analisis dengan menggunakananalisis kualitatif, yaitu:

Mereduksi dataTahap mereduksi data merupakan tahap awal

dalam penganalisian data dalam penelitian.

Pada tahap ini penulis melakukanpengumpulan data yang meliputi data hasil tes

awal, tes akhir, hasil observasi, hasil

wawancara dan hasil catatan lapangan.

1) Penyajian dataPenyajian data merupakan tahap yang di

lakukan setelah pelaksanaan reduksi ataupengumpulan data. Pada tahap ini penulismenyajikan data yang di peroleh dari hasil

penelitian sesui dengan jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

penelitian tindakan kelas.2) Menyimpulkan data

Setelah semua data penelitian terkumpul,

maka untuk mendiskripsikan data tentangaktivitas guru mengelola pembelajaran

dianalisis dengan menggunakan statistik

deskriptif dengan skor rata-rata tingkatkemampuan guru sebagai berikut:

Sekor Presentasi (SP) =jumlah skor

skor maksimal x 100%

Kriteria taraf keberhasilan tindakan

a. 90% ≤ SP ≤ 100% : Sangat baik

b. 80% ≤ SP ≤ 90% : Baikc. 70% ≤ SP ≤ 80% : Cukup

d. 60% ≤ SP ≤ 70% : Kurang

e. 0% ≤ SP ≤ 60% : Sangat kurang

Kemampuan yang diharapkan dari guru dalam

mengelola pembelajaran adalah jika skor darisetiap aspek yang dinilai berada pada kategori

baik atau sangat baik.

Tahap-tahap PenelitianDalam penelitian ada beberapa tahapan yang

harus dilakukan, yang terdiri dari tahap

Page 22: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri pada Materi Sifat-Sifat Kubus di Kelas IV SD Negeri 9 Jeunieb 19

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

terhadap pelaksanaan tindakan, wawancara,

dan refleksi. Observasi dalam pelaksanaantindakan ini meliputi observasi kegiatan yangdilakukan oleh guru dan observasi kegiatan

kegiatan murid. Tahapan tersebut juga berlaku

pada siklus berikutnya jika hasil belajar siswabelum mencapai KKM.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil penelitian mulai dari

pelaksanaan siklus 1 yang meliputi observasi,wawancara, dan catatan lapangan. Hasilobservasi menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaraninkuiri di kelas IV SD Negeri 9 Jeunieb

Kabupatean Bireuen pada materi sifat-sifat

kubus belum meningkatkan kemampuan muriddalam melaksanakan pembelajaran, yaitu hasilobservasi yang dilakukan oleh pengamat I

terhadap aktifiktas guru diperoleh persentase

nilai 74,11% pengamat II diperoleh

persentase adalah 63,52%. Observasi yang

dilakukan pengamat I terhadap aktifitas murid

diperoleh persentase adalah 58,85% dan

pengamat II diperoleh persentase 51,76%.

Sedangkan pada segi hasil tindakan siklus Ibelum berhasil, karena murid yang

mendapatkan nilai ≥65 adalah sebanyak 7

orang, sehingga persentase nilai rata-rata

murid 35%. Sehingga peneliti perlu melakukanpengulangan siklus agar kriteria dapat tercapai.

Pada pelaksanaan tindakan siklus 2, kegiatanyang peneliti lakukan adalah observasi,

wawancara dan catatan lapangan. Hasil

observasi menunjukkan bahwa pembelajarandengan menggunakan model inkuiri kelas IV

SD Negeri 9 Jeunieb Kabupaten bireuen padamateri sifat-sifat kubus sudah dapat

meningkatkan keterampilan siswa dankemampuan murid dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Dimana observasi yang

dilakukan oleh pengamat I terhadap aktivitas

guru diperoleh persentase adalah 91,76% ,

dan pengamat II diperoleh persentase

87,05%. Sedangkan observasi yang dilakukanoleh pengamat I terhadap aktivitas murid

diperoleh hasil persentase adalah 90,58% dan

pengamat II adalah 88,23%. Selanjutnyaditinjau dari hasil pelaksanaan tes akhir pada

pelaksanaan tindakan siklus 2 terlihat bahwa

murid yang mendapat skor ≥65 adalah

sebanyak 18 orang dari 20 orang murid,

sehingga persentase nilai rata-rata yang didapat

murid adalah 90% dengan demikian, dapatdisimpulakn bahwa pelaksanaan tindakansiklus 2 sudah berhasil dan tidak perlu

dilakukan pengulangan siklus karena hasil

observasi telah mencapai >80% dan murid

yang mendapat nilai ≥65 adalah 90%.

Sementara itu hasil wawancara dengan muridkelas IV SD Negeri 9 Jeunieb KabupatenBireuen yang merupakan responden dalam

penelitian ini juga menunjukkan bahwa muriddisekolah tersebut menyukai pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model inkuiri karena menurut mereka model

pembelajaran tersebut akan dapat menigkatkanketerampilan dan kemampuan murid dalam

memahami materi pembelajaran. Kemudia

menurut mereka belajar dengan menggunakanmodel inkuiri akan memudahkan mereka

dalam memahami materi ajar yang diberikan

oleh guru dengan baik sehingga siswa sangatsenang dan penuh semangan dalam mengikuti

proses pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Kelas IV SDNegeri 9 Jeunieb Kabupaten Bireuen, tingkat

keberhasilan murid dalam memahami materi

pembelajaran sifat-sifat kubus dapatditingkatkan melalui pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri. Dimana hasil tes menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan keterampilan siswa sangatmaksimal yang dapat dari nilai rata-rata yang

diperoleh siswa. Pada pelaksanaan tes awal

skor rata-rata yang diperoleh murid adalah35% ini sangat kurang, kemudianpelaksanaaan tindakan yang dilakukan pada tes

akhir meningkat menjadi 90%.

REFERENSI

Amien, Moh. 1997. Mengajar Matematikadengan Mengunakan Metode

“Discovery dan inkuiri”. Jakarta:Depdikbud.

Johar, Rahmah. 2007. Pembelajaran

Matematika SD 1. Banda Aceh:Unsyiah dan IAIN AR-raniry.

Page 23: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

20 Rohati

Margono, S. 2004. Metodelogi Penelitian

Pendidikan Jakarta : Rineka cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Motivasibelajar mengajar. Jakarta: Rajawali

Pers.

Sinaga, Mangatur. 2001. Terampil Berhitung

Matematika Untuk Sekolah Dasar

Kelas IV. Jakarta: PT Gelora AksaraPratama.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar EvaluasiPendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Page 24: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

Jurnal Serambi Edukasi│Vol. 1 Edisi Khusus (2013): 21 – 25 ISSN 2338-9397

21

PENGARUHMOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA

GURU PADA SMA NEGERI DI KOTA BANDA ACEH

Martahadi dan Anwar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh motivasi dan

lingkungan kerja terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Banda Aceh. Dari 823

populasi, maka sebanyak 50 responden ditetapkan sebagai sampel secara acak.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk skala likert.

Teknik pengolahan data menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasilanalisis data, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan faktor motivasi dan

lingkungan kerja menunjukkan pengaruh terhadap kinerja guru. Simpulan penelitian iniadalah kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Banda Aceh dapat dikategorikan cukup

baik. Hal ini dapat dilihat dari semangat kerja atau motivasi guru dalam melaksanakan

dan menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan. Di samping itu, juga didukung olehlingkungan kerja yang kondusif dan infrastruktur yang cukup menunjang dalampelaksanaan tugas guru di sekolah.

Kata Kunci: Motivasi, lingkungan kerja, kinerja

PENDAHULUAN

Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar1945 dengan tegas dinyatakan bahwa tujuan

pembentukan Negara Indonesia ini adalah

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Agarbangsa Indonesia ini cerdas, maka perludilakukan langkah-langkah yang terencana dan

sistematis dalam membangun infrastruktur

pendidikan nasional. Mulai dari ketersediaansumber daya manusia, gedung sekolah beserta

peralatan dan perlengkapannya, dan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalampembangunan pendidikan.

Terbitnya Undang-Undang Otonomi daerah

pada tahun 1999 merupakan cermin yang baikbagi proses demokratisasi dalam setiap aspek

kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan.Di mana berubahnya tatanan penyelenggaraannegara dari sentralisasi ke desentralisasi, di

mana daerah memiliki kewenangan yang lebih

besar untuk mengatur rumah tangganya

sendiri. Selanjutnya Undang-Undang OtonomiDaerah tahun 1999 tersebut disempurnakanlagi melalui Undang-Undang Nomor 32

tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara pusat dan

daerah.

Selanjutnya lahirnya Undang-Undang Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah

semakin besarnya masyarakat menaruhharapan pada guru dewasa ini. Dalam undang-

undang tersebut guru diharapkan memiliki

berbagai kompetensi, yaitu kompetensipedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi sosial dan kompetensi

professional. Di samping itu guru juga

diberikan tunjangan khusus atas profesinyatersebut. Tunjangan tersebut diberikan setelah

guru lulus sertifikasi guru yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yangditunjuk oleh pemerintah.

Oleh karena itu, guru sebagai pahlawan tanpa

tanda jasa, memiliki peranan penting dalamkemajuan dunia pendidikan. Majunya

pendidikan di negara kita ini tidak terlepas dariperan guru tersebut. Ketika setiap orangmembicarakan isu-isu dunia pendidikan, figur

guru adalah sosok yang terlibat langsung

sebagai salah satu stakeholder pendidikan.

Sering kita mendengar di dalam masyarakat,manakala seorang peserta didik berhasil, itukarena anak itu memang pandai, dan jika

seorang peserta didik tidak berhasil maka itusebuah kegagalan guru dalam proses belajar

mengajar. Sudah saatnya semua stakeholder

pendidikan untuk bersatu padu dalam

Page 25: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

22 Martahadi dan Anwar

memajukan dunia pendidikan kita, sehingga ke

depan tidak lagi kita mendengar ada pihak-

pihak yang menyalahkan guru jika pesertadidik mengalami kegagalan berprestasi. Semuapihak harus bertanggungjawab dalam

terwujudnya iklim pendidikan yang kondusif

dan berprestasi.

Untuk meningkatkan kualitas profesionalismeguru, maka di samping merekrut guru melauiproses rekrutmen yang tepat, perlu juga

diberikan penataran atau pelatihan secara

berkala, serta melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi. Semua itu perludilakukan agar guru memiliki kinerja yangbaik. Dalam usaha peningkatan mutu

pendidikan, kinerja guru merupakan tuntutanprofesinya. Flippo (1993: 243) mengemukan

bahwa ”Sebagian besar pengembangan akan

terjadi di tempat kerja dan ini akan berjalansecara lambat dan kurang efektif apabila tidakdinilai dan tidak diberi umpan balik secara

sistematik dengan informasi yang berhubungan

dengan mutu prestasinya.” Terkait dengankinerja, Prawirosentono (Usman, 2008: 457)

mengemukakan bahwa kinerja adalah usaha

yang dilakukan dari hasil kerja yang dapatdicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggungjawab masing-masing

dalam rangka mencapai tujuan organisasibersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum, dan sesuai dengan moral maupunetika. Selanjutnya Kotter dan Hesket (1998)mengartikan kinerja sebagai hasil kerja yang

dihasilkan oleh seseorang pegawai dalam

satuan waktu tertentu. Selanjutnya Robbins(2006) (Usman, 2008: 457) mengartikan

kinerja sebagai produk dari fungsi dari

kemampuan dan motivasi. Hal senada jugadiungkapkan Sutermeister (1974) (Usman,2008: 457) menyatakan bahwa kinerja pegawai

tergantung pada motivasi dan kemampuannya.

Sehubungan dengan motivasi, Sardiman (2010:

73) mengartikan motivasi sebagai dayapenggerak yang telah menjadi aktif.Selanjutnya Mc.Donald (Sardiman, 2010: 73)

mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya ”feeling” dan didahuluidengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Menurut Hamalik (2011: 158), terdapat dua

prinsip yang digunakan dalam meninjaumotivasi, yakni (1) Motivasi dipandang

sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang

proses ini akan membantu kita menjelaskan

kelakuan yang kita amati dan untuk

memperkirakan kelakuan-kelakuan lain padaseseorang; (2) Kita menentukan karakter dariproses ini dengan melihat petunjuk-petunjuk

dari tingkah lakunya.

Sehubungan dengan pendapat pakar di atas,

baik kinerja maupun motivasi memilikikesamaan makna walapun secara redaksionalberbeda-beda. Terkait dengan nilai motivasi

dalam pengajaran (Hamalik, 2011: 161)

mengemukakan bahwa menjadi

tanggungjawab guru agar pengajaran yangdiberikannya berhasil dengan baik.Keberhasilan ini banyak bergantung pada

usaha guru membangkitkan motivasi belajarmurid.

Berdasarkan pendapat di atas, maka kita dapatmelihat betapa pentingnya guru dalam prosespendidikan. Oleh karena itu, usaha-usaha yang

telah dilakukan oleh pemerintah akibat

lahirnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen perlu didukung

oleh setiap stakeholder pendidikan, agar

pendidikan kita di masa akan datang dapatberjaya. Undang-undang tersebut di samping

menuntut guru meningkatkan kompetensinya,

juga diberikan tunjangan profesi kepada guru

atas kinerja guru tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh motivasi dan lingkungan kerjaterhadap kinerja guru pada SMA Negeri di

Kota Banda Aceh. Bertitik tolak dari landasan

teori dan tujuan di atas, maka yang menjadihipotesis dalam penelitian ini yaitu, motivasi

dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap

kinerja guru pada SMA Negeri di Kota BandaAceh.

METODE PENELITIAN

1. Populasi dan SampelMargono (1999: 123) mengemukakan bahwapenetapan besar kecilnya sampel tidaklah ada

suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada

suatu ketentuan berapa persen suatu sampel

harus diambil. Suatu hal yang perludiperhatikan adalah keadaan homogenitas danheterogenitas populasi. Berdasarkan pendapat

tersebut, penarikan sampel dalam penelitian inidilakukan dengan metode penarikan sampel

acak sederhana (simple random sampling).

Page 26: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri di Kota Banda Aceh 23

Menurut Hermawan (2009: 150) metode

penarikan sampel acak sederhana merupakan

suatu prosedur yang memungkinkan setiapelemen dalam populasi akan memiliki peluangyang sama untuk dijadikan sampel. Oleh

karena itu, maka dari 823 populasi maka 50

responden ditetapkan sebagai sampel.

2. Teknik Pengumpulan DataUntuk memperoleh data yang akurat danrelevan dalam penelitian ini digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:Penelitian

Lapangan (Field Research). Dengan

mengedarkan angket kepada guru SMA Negeridi Kota Banda Aceh, yang menjadi respondendalam penelitian ini. Bentuk angket yang

digunakan dirancang sedemikian rupa denganmenggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup

tentang karakteristik responden dan variabel-

variabel yang diukur seputar motivasi danlingkungan kerja yang menjadi fokuspembhasan dalam penelitian ini. Data yang

terkumpul dari penyebaran angket dalam

bentuk kualitatif dikomposisikan terlebihdahulu agar menjadi data kuantitatif. Nilai

kuantitatif yang dikomposisikan dilakukan

dengan menggunakan skala Likert. Hermawan(2009: 134) mengemukakan skala liket

merupakan skala yang mengukur kesetujuan

atau ketidaksetujuan seseorang terhadap

serangkain pernyataan berkaitan dengankeyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek

tertentu. Skala likert ini menggunakan limaangka penilaian sebagai berikut:

Tabel 1. Skala Pengukuran

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (STS) 5Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3. Teknik Analisis DataUntuk mengetahui hubungan pengaruh

antara faktor motivasi dan lingkungan kerja

terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di

Kota Banda Aceh, dihitung denganmenggunakan persamaan ekonometrik dengan

dua variabel bebas atau rumus regresiberganda, Sudjana (1996: 19).

Y = a + b1X1 + b2X2 + eDimana:

Y : Kinerja guru

a : KonstantaX1 : Motivasi kerja

X2 : Lingkungan kerja

b1-b2 : Koefesien regresi

e : error term

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kinerja Guru SMA Negeri di Kota

Banda Aceh

Kinerja pada dasarnya merupakan prestasi

kerja (performance) atau apa yang dilakukan

dan tidak dilakukan oleh karyawan. Bukan

berarti kualitas kinerja seseorang diukur hanyadengan sekedar memenuhi standar kerjaorganisasi saja. Lebih dari itu, kinerja adalah

gambaran dari kontribusi yang diberikan olehseorang karyawan terhadap organisasinya.

Biasanya semakin tinggi kinerja seorang

tenaga kerja, maka semakin baik pula mutudari apa yang dihasilkannya untuk organisasi.Untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja

guru pada SMA Negeri di Kota Banda Aceh

dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 2. Kinerja GuruSkor Kinerja Guru Frekuensi

Jlh.

Responden

Persentase

(%)

81-100 (Baik Sekali) - -

71-80 (Baik) 6 12

61-70 (Cukup Baik) 32 64

51-60 (Kurang) 11 22

41-50 (Kurang Sekali) 1 2

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui

bahwa pada umumnya guru di SMA Negeri di

Kota Banda Aceh memiliki kinerja yang cukup

baik. Di mana skor antara 61-70 dengankategori Cukup Baik mendominasi, yaitu

sebanyak 32 orang atau 64% dari keseluruhanresponden. Sedangkan yang berada padakategori Baik yaitu dengan skor antara 71-80

sebanyak 6 orang atau 12% responden, ada 11

orang atau 22% responden yang memperolehskor antara 51-60 dengan kategori Kurang.

Dan hanya 1 orang atau 2% saja yangmendapat skor <50 dengan kategori Kurang

Sekali.

2. Faktor MotivasiMotivasi merupakan faktor pendorong yangbersumber dari dalam diri individu itu sendiri.Dalam penelitian ini faktor motivasi

Page 27: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

24 Martahadi dan Anwar

dikhususkan pada motivasi kerja guru-guru di

sekolah dalam menyelesaikan tugasnya

sebagai pengajar dan pendidik, sekaligussebagai tenaga kerja di bidang pendidikan,yang merupakan syarat utama untuk

meningkatkan dan mempertahankan mutu

kinerjanya dalam menyelesaikan tugas danpekerjaan yang telah dibebankan kepadanya.

Tabel 3. Motivasi GuruSkor Motivasi Guru Frekuensi

Jlh.

Responden

Persentase

(%)

81-100 (Baik Sekali) 20 40

71-80 (Baik) 28 56

61-70 (Cukup Baik) 1 2

51-60 (Kurang) 1 2

41-50 (Kurang Sekali) 20 40

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dapat

dideskripsikan bahwa sebagian besar guru di

SMA Negeri di Kota Banda Aceh memilikimotivasi yang cukup baik dalam menunjangperkembangan kinerjanya. Hal ini dapat dilihat

pada skor yang dihasilkan untuk faktormotivasi dalam penelitian ini. Dari 50 orang

responden yang diteliti sebanyak 20 orang atau

40% responden yang memperoleh skor dengan

kategori Cukup Baik yaitu berada antara 61-70, 28 orang atau 56% berada pada skor 51-60

dengan kategori kurang, 1 orang atau 2%

responden yang mendapat kategori kurangyaitu dengan skor 41-50. dan hanya 1 orang

atau 2% responden yang mempunyai motivasi

kerja yang berkategori rendah dengan skor dibawah 40.

3. Faktor Lingkungan KerjaLingkungan kerja merupakan faktor yangdatang dari luar individu (faktor eksternal).

Namun demikian, baik secara langsungmaupun tidak langsung lingkungan kerjadengan segala kompleksitasnya, dapat

mempengaruhi kinerja seseorang dalam

bekerja. Dalam penelitian ini lingkungan kerjadifokuskan atau dikategorikan berdasarkan

tempat bekerja, kebersihan maupunketenangan, hubungan antar orang yang ada di

lingkungan tersebut, serta hubungan karyawandengan organisasi dimana ia mengabdikan diri.

Dalam tabel berikut ditampilkan persentase

maupun frekuensi mengenai komponen faktorlingkungan kerja yang diteliti:

Tabel 4. LingkunganSkor Lingkungan Kerja Frekuensi

Jlh.

Responden

Persentase

(%)

81-100 (Baik Sekali) - -

71-80 (Baik) 2 4

61-70 (Cukup Baik) 30 60

51-60 (Kurang) 17 34

41-50 (Kurang Sekali) 1 2

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa sebagian

besar guru-guru di SMA Negeri di Kota Banda

Aceh menyatakan bahwa lingkungan kerja

berhubungan dengan peningkatan mutukinerjanya dalam melaksanakan tugas di

sekolah. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhanresponden ada 2 orang atau 4% yangmemperoleh skor tertinggi yaitu antara 71-80

dengan kategori Baik, 30 orang atau 60% yang

memperoleh skor 61-70 dengan kategori cukup

baik. Sedangkan yang memperoleh skor 51-60dengan kategori Kurang Baik sebanyak 17orang atau 40% responden dan hanya 1 orang

responden atau 2% yang berada pada kategorikurang sekali dengan skor ≤50. Berdasarkan

hasil pengolahan data, maka dapat disimpulkan

bahwa faktor lingkungan kerja dapatmempengaruhi kinerja guru SMA Negeri diKota Banda Aceh dalam menyelesaikan tugas-

tugasnya di sekolah, baik tugas mengajar yang

menjadi kewajiban pokok maupun tugasadministratif lain yang berkaitan dengan

fungsinya sebagai guru atau tenaga pendidik di

sekolah.

Dari data primer yang diperoleh diketahuibahwa keseluruhan variabel yang diamati di

dalam instrumen penelitian telah direspon oleh

responden dengan skor rata-rata cukup baik.Untuk menganalisis faktor tersebut, maka akandiuji berapa besar pengaruhnya terhadap

kinerja guru dengan menerapkan model

persamaan regresi linear berganda dengan duavariabel bebas. Kesimpulan dari hasil

perhitungan tersebut dapat diamati pada Tabel5 di bawah ini.

Tabel 5. Analisis Regresi Linear Berganda

UraianNilai

Probabilitast-hitung Sig.

Motivasi Guru 0. 561 3.921 .000Lingkungan Kerja 0. 077 0.516 .608

Konstanta 22.471 2.338 .024R

RSquare

0.554

0.307

Sumber: Data Primer (diolah)

Page 28: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri di Kota Banda Aceh 25

Dari perhitungan persamaan regresi berganda

yang telah dilakukan menghasilkan persamaan

regresi Y = 22.471 + 0.561X1 + 0.077X2.Persamaan tersebut menginterpretasikanbahwa variabel motivasi diperoleh nilai

sebesar 0.561. Artinya apabila motivasi kerja

guru dinaikkan sebesar 1% saja, maka akanmeningkatkan kinerja guru tersebut sebesar

56.2%. Hal ini menunjukkan hubungan yangnyata antara kedua variabel tersebut. Variabellingkungan kerja memperoleh nilai 0.077,

artinya apabila lingkungan kerja ditingkatkan

kualitas atau pelayanannya sebesar 1% saja,

maka akan dapat memberikan sumbangan bagipeningkatan kinerja guru sebesar 7.7%.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

lingkungan kerja akan mempengaruhikinerjanya. Sedangkan nilai koefisien korelasi

sebesar 0.554. Hal ini membuktikan bahwa

adanya hubungan yang erat antara variabelbebas dengan variabel terikat, yaitu sebesar55.4%. Hasil pengujian hipotesis memperli-

hatkan bahwa secara parsial hanya variabel

motivasi yang mempengaruhi kinerja guru.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkanbahwa berdasarkan analisis regresi linier

berganda diperoleh bahwa semua variabelyang diteliti, khususnya faktor motivasi dan

lingkungan kerja mempunyai hubungan

dengan peningkatan kinerja guru di SMA

Negeri di Kota Banda Aceh. Dari kedua faktortersebut yang paling dominan mempengaruhi

kinerja guru di SMA Negeri di Kota Banda

Aceh adalah faktor motivasi kerja, sedangkanfaktor lingkungan kerja lebih bersifat relatif,

artinya sesuai dengan keadaan individu yang

dipengaruhinya. Peningkatan kemampuankerja merupakan indikator yang sangatmenentukan dalam pencapaian kinerja atau

prestasi kerja guru. Oleh karena itu,

peningkatan kualitas sumber daya guru dalamrangka peningkatan kinerja guru ini harus

mendapat perhatian yang serius dari seluruhstakeholder pendidikan.

REFERENSI

Djamarah, Syaiful Bahri, 2000, Guru dan Anak

Didik dalam Interaksi Edukatif,Jakarta: Rineka Cipta.

Flippo, Edwin, B, 1993, Manajemen

Personalia, Jakarta: Erlangga.

Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis:Paradigma Kualitatif. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Margono, S, 1999, Metodelogi Penelitian

Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman A.M. 2010. Interaksi & Motivasi:

Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo

Persada

Sudjana, 1996, Metode Statistika, Bandung:Tarsito.

Usman, Husaini. 2008. Manajemen: Teori,

Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Usman, Uzer, 2005, Menjadi Guru Profesinal,

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Republik Indonesia. 2004. Undang-UndangNomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah.

Page 29: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

Jurnal Serambi Edukasi│Vol. 1 Edisi Khusus (2013): 26 – 33 ISSN 2338-9397

26

PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI PADA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN (SMK)

(Pembelajaran Terhadap Pemasaran Susu Kedelai di Kota Banda Aceh)

Syaifuddin Yana

Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan kajian terhadap hasil kegiatan kerja

praktek sekolah kejuruan yang berbasis kompetensi pada SMK. Kajian difokuskan padapemasaran produk susu kedelai yang diproduksi oleh rumah tangga yang dalam hal ini

tergolong pada usaha kecil menengah (UKM). Pembelajaran ini ditujukan untukmeningkatkan pemahaman siswa terhadap pemasaran susu kedelai yang ada di

lingkungan Kota Banda Aceh. Proses pembuatan susu kedelai dengan menggunakan

bahan baku utamanya yaitu kacang kedelai dan bahan pendukung lainnya. Selanjutnya,untuk melihat kinerja pemasaran susu kedelai yaitu dengan menggunakan metodeStrengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT). Kuesioner dan Wawancara

dilakukan terhadap pembuat susu, beberapa perusahaan kecil, distributor dan konsumenproduk tersebut untuk mengetahui perspektif pemasaran produk susu kedelai yang

terdapat di Kota Banda Aceh. Sedangkan perspektif yang mencerminkan keinginan

pelanggan dirumuskan dengan metode Matrik External Factor Analysis Summary (EFAS

dan Internal Factor Analysis Summary (IFAS, sedangkan penentuan strategimenggunakan analisa SWOT. Hasil analisis internal dan eksternal terhadap usaha susukedelai, kemudian didapat posisi titik koordinat Kuadran SWOT terletak pada (1.23;1.32)

berada di kuadran I, artinya faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan danpengaruh faktor peluang lebih besar dari ancaman dan juga mereduksi ancaman.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran, SWOT, EFAS, IFAS

PENDAHULUAN

Usaha yang berbasis industri kecil menengah

juga memainkan peranan yang penting bagipeningkatan income utamanya bagi sipelaku

usaha kecil menengah (UKM) tersebut dan

secara umum bagi perkembangan ekonomi

daerah, dalam hal ini jika UKM berlakuprofesional dan memiliki profitabilitas yang

tinggi. Selanjutnya, jika seluruh UKM yangada di daerah Aceh secara akumulatif dansignifikan terus tumbuh dan berkembang dan

dapat menjadi suatu kekuatan ekonomi yang

mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Disamping itu, kegiatan yang dilakukan olehUKM bermacam-macam dan tergolong kreatif

dan tentunya harus mendapat perhatian yangserius oleh pemerintah daerah agar terus dapat

menggairahkan dan mendorong UKM untuk

melakukan usahanya dalam membantupertumbuhan ekonomi daerah. Pengembanganindustri kecil menengah, dewasa ini juga

berdampak pada peningkatan animomasyarakat untuk terlibat dalam melakukan

berbagai kegiatan usaha mandiri yang

menghasilkan pendapatan yang dapatdiandalkan dan berdampak kepada

kemandirian dan meningkatkan kewirausahaan

kepada masyarakat yang lebih luas.

Secara umum pengembangan industri kecil di

Kota Banda Aceh dilakukan melalui sentra-sentra produksi serta diarahkan untukmemperkuat usahanya agar lebih produktif.

Usaha susu kedelai merupakan salah satu

industri yang bergerak dalam bidang pangan.Usaha ini umumnya dilakukan oleh industri

kecil dan rumahan. Bahan baku yangdigunakan untuk membuat susu kedelai

tergolong sangat sederhana yaitu bahan bakukacang kedelai, dan bahan pendukung lainnya

serta selanjutnya kemudian dilakukan

pemrosesan pembuatan susu kedelai tersebut.Dalam pembuatan produk susu ini, biasanyaselalu mengutamakan citra rasa. Penguasaan

Page 30: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pendidikan Berbasis Kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 27

dalam pengembangan produk tersebut terus

dipacu demi untuk meningkatkan pertumbuhan

dan pengembangan usaha. Oleh karena itu,pengusaha produk ini, selalu mencobamemberikan kepuasan yang sebaik-baiknya

kepada pelanggan.

Meskipun usaha produk susu kedelai masih

baru di pasaran dan belum ada strategipemasaran yang khusus yang dapat diterapkansehingga konsekuensinya juga menyebabkan

tingkat penjualan yang belum terlihat

maksimal, disamping faktanya bahwa terdapat

persaingan terhadap persaingan-persaingan diindustri sejenis walaupun kadangkala sesamapesaing memiliki pasar yang sama persis

terhadap satu dengan lainnya.

Dalam hal ini, tentu saja memaksa si

pengusaha untuk dapat lebih serius terhadaplangkah-langkah apa saja yang harus ditempuhuntuk menentukan serta merencanakan strategi

pemasaran yang baik bagi keberlangsungan

usaha mereka. Pertimbangannya adalah sipengusaha harus dapat menyusun strategi-

strategi pemasaran dengan sebaik-baiknya

yaitu dengan cara memanfaatkan kekuatan danpeluang yang ada dan tentu saja dengan

memperhatikan dan mengantisipasi terhadap

tindakan/gerakan pesaing dan sekaligus

memperhatikan kemungkinan terhadap

ancaman yang mungkin muncul.

Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep

inti yang meliputi kebutuhan (needs),

keinginan (wants), dan permintaan (demands).Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dankelompok mendapatkan apa yang merekabutuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan mempertukarkan produk

yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).

Menurut Pearce dan Robinson (1997),terhadap strategi bauran pemasaran yaitu

biasanya meliputi empat komponen: produk,harga, tempat (distribusi) dan promosi atau

yang lebih dikenal sebagai 4P.

Susu kedelai merupakan minuman yangbergizi tinggi, terutama karena kandungan

proteinnya. Selain itu susu kedelai juga

mengandung lemak, karbohidrat, kalsium,phosphor, zat besi, vitamin A, vitamin B

kompleks (kecuali B12), dan air. Susu kedelai

ini harganya lebih murah daripada susu produkhewani.

Tabel 1. Perbandingan antara Kadar Protein Kedelai dengan beberapa bahan makanan lain

NO BAHANMAKANAN PROTEIN (% BERAT)

1 Susu skim kering 36,00

2 Kedelai 35,00

3 Kacang hijau 22,004 Daging 19.00

5 Ikan segar 17.00

6 Telur ayam 13.007 Jagung 9,20

8 Beras 6,80

9 Tepung singkong 1,10Sumber: http://restomesin.wordpress.com/2010/05/04/

Susu kedelai dapat dibuat dengan teknologi

dan peralatan yang sederhana, serta tidakmemerlukan keterampilan khusus. Penggunaanair sumur dapat menghasilkan susu kedelai

dengan rasa yang lebih enak. Untuk

memperoleh susu kedelai yang baik, kita perlumenggunakan kedelai yang berkualitas baik.

Dari 1 kg kedelai dapat dihasilkan 10 liter susukedelai.

Manusia harus menemukan kebutuhannya

terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya.

Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut

dapat dilakukan dengan cara mengadakan

suatu hubungan. Dengan demikian pemasaranjuga diartikan sebagai suatu usaha untukmemuaskan kebutuhan pembeli dan penjual

(Swasta, 1996). Sedangkan menurut Assauri

(2004 : 5) pemasaran adalah kegiatan manusiayang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan melalui proses pertukaran. Danmenurut Stanton dalam Swasta (1998:179)pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan

dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang

Page 31: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

28 Syaifuddin Yana

dan jasa untuk memuaskan kebutuhan kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui(1) strategi sistem pemasaran susu kedelaiusaha sus kedelai produksi rumah tangga di

Kota Banda Aceh; (2) strategi pemasaran yang

baik bagi usaha susu kedelai produksi rumahtangga; dan (3) kendala yang dihadapi dalam

memproduksi dan pemasaran produk susukedelai tersebut.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini sampel yang diambilsebanyak 35 sampel dengan pertimbangan

bahwa jumlah tersebut sudah dapat memenuhijumlah sampel minimal dalam penelitian (n =

30). Teknik pengambilan sampel

menggunakan metode Accidental QuotaSampling yaitu teknik pengambilan sampelyang dapat dilakukan sewaktu - waktu sampai

jumlah sampel (quota) yang diinginkan

terpenuhi.

Metode penelitian yang digunakan pada

penelitian ini yaitu:1. Penelitian lapangan (Field Research)

Penelitian dilakukan dengan cara

mengumpulkan data-data dengan turun

langsung untuk meninjau dan meneliti keusaha/perusahaan UKM yang diteliti dengan

cara melakukan:a. Observasi, yaitu pengamatan langsung pada

perusahaan yang menjadi objek penelitian.

b. Wawancara atau interview dengan pihak

perusahaan, baik pemimpin perusahaanmaupun karyawan yang menjadi objek

penelitian.

c. Dokumentasi adalah pengumpulan datamelalui catatan perusahaan yangberhubungan dengan masalah penelitian.

2. Penelitian Pustaka (Library Research)Dalam pengumpulan data, juga digunakan

literatur yang berhubungan dan relevan dengantopik yang di bahas.

Pada penelitian ini juga digunakan data

sekunder seperti: data usaha susu kedelai yang

berada di Kota Banda Aceh dan data yangdiperoleh dari Dinas PerindustrianPerdagangan Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Aceh, serta sumber terkait lainnya.

Tahap analisis adalah suatu kegiatan untuk

menentukan klasifikasi data yang lebih

tepatnya untuk menentukan strategi pemasaran

perusahaan. Kegiatan yang paling penting

dalam proses analisis adalah memahamiseluruh informasi yang terdapat pada suatukasus, menganalisis situasi untuk mengetahui

isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan

tindakan apa yang harus segera dilakukanuntuk memecahkan masalah. Analisis SWOT

digunakan untuk membandingkan antara faktoreksternal dan internal usaha/perusahaan.

SWOT merupakan singkatan dari Strengths

(Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan)

Opportunities (Peluang/Kesempatan) danThreats (Ancaman), (Rangkuti, 2005). AnalisisSWOT merupakan cara sistematis untuk

mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan.

Matrik SWOT (David, 2006) merupakanmatching tool (alat penyesuaian) yang penting

untuk membantu para manajer

mengembangkan empat tipe strategi. Keempatstrategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Strategi SO (Strengths - Opportunities).

Strategi ini menggunakan kekuataninternal perusahaan untuk meraih

peluang-peluang yang ada diluar

perusahaan.

2. Strategi WO (Weaknesses -Opportunities). Strategi ini bertujuan

untuk memperkecil kelemahan-kelemahaninternal perusahaan denganmemanfaaatkan peluang-peluang

eksternal.

3. Strategi ST (Strengths - Threats). Melaluistrategi ini perusahaan berusaha untuk

menghindari atau mengurangi dampak

dan ancaman-ancaman eksternal denganmenggunakan kekuatan yang dimilikinya.Strategi WT (Weaknesses - Threats).

Strategi ini merupakan taktik untuk

bertahan dengan cara mengurangikelemahan internal dan berusaha

menghindari ancaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Peluang PasarDari hasil analisis diperoleh bahwa peluangpasar untuk produk yang berbahan dasarkedelai ini sangatlah besar melihat budaya

masyarakat yang konsumtif dan peluang pasaryang menjanjikan. Disisi lain, harga yang

murah sehingga dapat dijangkau oleh kalangan

menengah ke bawah.

Page 32: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pendidikan Berbasis Kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 29

Metode pemasaran susu kedelai ini pada

umumnya adalah dengan menyebarkan brosur-

brosur pada masyarakat pada permulaan usahaserta metode dari mulut kemulut, sehinggadapat membuat para konsumen merasa puas

terhadap sajian produk dan citra rasanya yang

disuguhkan susu kedelai tersebut danselanjutnya konsumen menyebarkan informasi

tentang susu kedelai yang di konsumsi kepadarekan-rekan, orang terdekat dan orang yangberada di sekitar mereka.

Tingkat Persaingan industri Susu Kedelai di

Kota Banda AcehBerdasarkan data Potensi Industri KecilMenengah dari Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan Usaha KecilMenengah Aceh tahun 2011 terdapat 2 (dua)

buah perusahaan atau industri pengolahan susu

kedelai di Kota Banda Aceh yaitu: PerusahaanBubuk Kedelai Zuhrah dan Usaha SusuKedelai.

Dengan nilai Produksi kedua perusahaantersebut mencapai ± Rp. 40.000.000,- /tahun,

Nilai Bahan Baku ± Rp. 10.000.000,-/tahun,

Nilai Investasi ± Rp. 20.000.000,-/tahun danKapasitas Produksi ± 8000 botol/tahun.

Analisis Internal dan EksternalAdapun salah satu cara untuk mendapatkandata adalah dengan menyebarkan kuesioner

kepada responden sejumlah 35 (tiga puluhlima) orang diantaranya terdiri dari:Mewakili distributor : Pemilik Toko dan

warung-warung terdekat sebanyak 12 orang

sebagai penentu bobot. Mewakili konsumenPelanggan tetap terdiri dari : ibu-ibu rumah

tangga sebanyak 8 orang, Mahasiswa/pelajar

sebanyak 7 orang, pegawai swasta danpemerintah sebanyak 8 orang, dimana jawabanmereka dalam bentuk angka (skala) dipakai

sebagai penentu rating.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka

analisis internal dan eksternal SWOT sebagaiberikut:

Faktor InternalStrengths (Kekuatan). Secara umum, kekuatan

yang dipunyai oleh Usaha susu kedelai Susu

Kedelai adalah: (a) Proses pembuatannyasangat sederhana dan mudah; (b) Cita rasaproduk yang khas (berbeda dengan produk

lainnya); (c) Tidak memerlukan modah yangbesar dan resiko mengalami kerugian relatif

kecil; (d) Harga jual murah dan masih sangat

terjangkau oleh masyarakat umum; (e)

Lokasi/tempat produksi berada ditengah-

tengah perumahan yang rata-rata tempat kost

mahasiswa, dan tidak jauh dengan warung nasidan kopi disekitaran kota; (f) Tempatpenjualan dan konsumen telah tersedia,

umumnya dititipkan ke warung nasi, warung

kopin, kios dan lainnya dengan ketentuan bagihasil yang telah disepakati; dan (g) Promosi

secara umum memanfaatkan pelanggan tetap,disamping itu kadang kala menggunakanselebaran-selebaran sederhana.

Weaknesses (Kelemahan); (a) Manajemen

perusahaan tentunya masih sangat sederhanakarena industri rumahan; (b) Produk masihbelum bermerek; dan (c) Kurangnya modal

untuk mengembangkan usaha, mengingatusaha ini masih berupa industri berskala kecil.

Faktor EksternalOpportunities (Peluang): (a) Masih terdapatpeluang pasar untuk mendapatkan konsumen

yang loyal terhadap produk susu kedelai; (b)

Masih belum banyak pemain/pesaingkhususnya baik dalam produk susu kedelai ini

dan sekaligus pemasaran produknya di Kota

Banda Aceh; (c) Permintaan pasar sampaidengan saat ini masih cukup tinggi dan disukai

semua kalangan; (d) Keuntungan saat ini,

distribusi produk masih banyak dibantu oleh

tempat seperti warung nasi, warung kopi, kiosdan kedai lainnya yang membantu

memasarkan produk tersebut; dan (e) Masihterbuka untuk menggunakan teknologibarunya, khususnya apabila sisi pemodalan

sudah cukup ataupun bantuan pihak ketiga

seperti pemerintah daerah melalui bantuankepada usaha kecil menengah.

Threats (Ancaman): (a) Kemungkinanperubahan selera konsumen karena banyaknyajenis produk-produk minuman ringan yang

serupa atau mirip dengan susu kedelai tersebut;

(b) Sampai dengan saat ini, susu kedelai masihada kelemahan seperti belum dapat disimpan

terlalu lama dan akan mengalami rugi jikatidak laku dalam sehari; (c) Masih terdapatbanyaknya variasi minuman ringan yang

beredar di pasar saat ini; dan (d) Harga bahan

baku (kedelai) yang relatif tidak menentu

(tidak stabil) bahkan beberapa waktu yang lalusempat mengalami kelangkaan.

Matrik IFAS (Internal Factor AnalysisSummary)

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu

perusahaan di indentifikasi, maka kemudian

Page 33: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

30 Syaifuddin Yana

disusun untuk tabel IFAS (Internal Strategic

Factors Analysis Summary) untuk

merumuskan faktor - faktor strategis internaltersebut didalam kerangka Strength (kekuatan)dan weakness (kelemahan). Faktor internal

Usaha susu kedelai berdasarkan sampel dari

hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Matriks IFAS

Faktor - faktor strategi internal Bobo Rati B x

Kekuatan

− Proses pembuatan mudah dan 0,15 3 0,44

− Kualitas rasa produk yang khas 0,13 2 0,25

− Usaha ini lebih fleksibel 0,11 3 0,34

− Modal kecil dan resiko kerugian 0,10 3 0,30

− Harga jual murah 0,08 2 0,16

− Lokasi produksi strategis 0,09 3 0,27

− Tempat penjualan dan konsumen 0,07 3 0,22

− Target pasar yang jelas 0,06 3 0,19

Jumlah ........................................... 0,79 22 2,16Kelemahan

− Harga bahan baku tidak stabil 0,07 2 0,14

− Manajemen perusahaan masih 0,05 2 0,10

− Produk tidak bermerek 0,05 2 0,10

− Kurang Modal 0,04 1 0,04

Jumlah ........................................... 0,21 7 0,37Total ................................................. 1,00 29,0 2,54Sumber: Rangkuti (2004, p.25)

Matriks EFAS (External Factor Analysis

Summary)

Setelah faktor - faktor strategis eksternal suatu

perusahaan diindentifikasi, maka kemudiandisusun untuk tabel EFAS untuk merumuskan

faktor - faktor strategis eksternal tersebut

didalam kerangka Opportunities (Peluang) dan

Threats (Ancaman).

Adapun penilaian terhadap Faktor Eksternal

Usaha susu kedelai berdasarkan dari hasilkuesioner, seperti terlihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 3. Matriks EFAS

Faktor - faktor strategi Eksternal Bobot Rating B xPeluang

- Peluang pasar terbuka lebar 0,18 3 0,54- Belum banyak pesaing 0,16 3 0,48

- Permintaan pasar cukup tinggi 0,13 3 0,40- Ada lembaga fasilitasi 0,13 3 0,38

- Keterbukaan untuk menggunakan

teknologi dibidang produksi

0,10 3 0,31

Jumlah........................................... 0,70 15 2,10

Ancaman

- Selera konsumen yang selalu 0,10 2 0,19- Produk tidak bisa disimpan lama 0,08 2 0,15- Banyaknya variasi minuman 0,07 2 0,15

- Adanya fluktuasi kenaikan harga

bahan baku kedelai

0,06 2 0,11

Jumlah ........................................... 0,30 8 0,60

Total ............................................... 1,00 23,00 2,70Sumber: Rangkuti (2004, p.24)

Berdasarkan hasil-hasil yang didapat darianalisis internal dan eksternal pada Tabelseperti dituliskan di atas, hasilnya dapat

dirangkum sebagai berikut :1. Skor Total Kekuatan : 2,16

2. Skor Total Kelemahan : -0,37

3. Skor Total Peluang : 2,104. Skor Total Ancaman : -0,60

Dari analisis di atas didapat bahwa faktor

kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan danpengaruh dari faktor peluang lebih besar dari

ancaman. Oleh karena itu posisi usaha susu

kedelai terletak pada kuadran I yang berartipada posisi Pertumbuhan, dimana hal inimenunjukkan kondisi Internal usaha susu

kedelai yang kuat dengan lingkungan yangmendukung.

Analisis Pemasaran Usaha Susu KedelaiStrategi bauran pemasaran yang dilakukanmelalui 4P, yaitu:

1. Product (produk)

Produk yang direncanakan untukdiproduksi adalah susu kedelai. Usaha

susu kedelai dengan cita rasa yang khas

dan dihasilkan oleh usaha kecil yangumumnya masih berbasis rumah tangga.Produk susu kedelai yang diproduksi juga

disajikan dengan kualitas yang baik dan

nilai gizinya terjamin serta higienis yangdapat terjaga, dimana semua konsep

tersebut masih memenuhi kebutuhankonsumen/pelanggan khususnya untukkonsumsi produk susu kedelai.

Pemasarannya memiliki ciri-ciri yaitu:

- Atribut Produk: dalam hal ini belum adalabel

- Jenis produknya: biasanya tersedia 3 (tiga)

jenis rasa yaitu rasa manis, rasa manisjambu (manis sedang) dan tawar.

- Ukuran dan kemasan: umumnya

menggunakan botol daur ulang dari teh

botol sosro yang isinya ± 200 ml dan jugakemasan kantong plastik yang isinya ± 250

ml.

- Mutu Produk: dalam hal ini mutu produkUsaha susu kedelai masih mengolah secara

alami tanpa tambahan bahan pengawet,

oleh sebab itu produk tidak bisa bertahan

Page 34: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pendidikan Berbasis Kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 31

lama.

2. Place (lokasi/distribusi)Strategi untuk distribusi produk susukedelai ini umumnya dilakukan dengan

cara menitipkan di warung nasi, warung

kopi, kios-kios dan kantin-kantin baik yangberada di kantor-kantor maupun kampus

di universitas baik negeri maupun swastadengan ketentuan bagi hasil denganpemilik tempat tersebut. Sedangkan

produksi produk susu kedelai ini adalah

diproduksi oleh rumah tangga atau masih

diperoduksi dalam skala rumah tanggayang berlokasi di Kota Banda Aceh.

3. Price (harga)- Harga jual: harga per kemasan dijual

Rp. 4000,- s/d Rp.5000,- tergantung

pilihan rasa- Potongan Harga: diberikan discount

atau gratis beberapa botol setiap

pembelian produk minimal 1 krat (24

botol).- Jangka Waktu Pembayaran:

Memberikan keringanan pembayaran

dengan cara mengangsur pembayaranbagi yang berlangganan, baik

distribusi pada pihak ketiga maupun

door to door.

-

4. Promotion (promosi)

Strategi yang dilakukan saat ini, adalahumumnya masih sangat sederhana yaitudengan personal promotion seperti dari

mulut ke mulut, atau door to door yaitu

dimana melakukan kontak langsungdengan masyarakat sekitarnya sehingga

dapat lebih tahu bahwa disekitar mereka

masih terdapat produk minuman lokalyang dijual di pasar dan dapat merekakonsumsi sebagai minuman yang bergizi.

Di samping itu juga, promosi dibantu olehpihak-pihak seperti pemilik warung nasi,

kopi, kantin dan kios-kios dimana merekamembantu menyampaikan bahwa masihada produk lokal yang enak untuk

dikonsumsi sebagai minuman sehat

dengan disediakan tiga citra rasa.

Promosi terakhir yaitu dengan caramelakukan selebaran (leaflet) yang

disebarkan ditengah-tengah masyarakat,kadang kala di sekitaran lampu merah

yang disebarkan/dibagikan oleh orang

yang ditugaskan untuk menyebarkan

selebaran-selebaran tersebut.

Analisis SWOTBerdasarkan tabel IFAS dan EFAS di atasmaka dapat dibuat Matriks SWOT yang terdiri

atas 4 kuadran (9 sel) seperti yang ditunjukkan.

Berdasarkan matriks SWOT di bawah ini

maka analisa strategiknya adalah sebagaiberikut:1. Pengelolaan dan strategi pemasaran usaha

susu kedelai yang dilakukan saat ini

adalah sangat kuat dan mendukung untuk

pengembangan pasar dan segmennya, akantetapi kondisi saat ini masih dibatas lokasiatau tempat tertentu saja seperti warung

nasi, warung kopi, kios, kantin danlainnya, dimana masih belum dapat

menjangkau areal yang luas karena

keterbatasan sumber daya modal danbahan. Produksi masih terbatas padapermintaan pasar yang ada, walaupun

pasar yang lebih luas masih menjanjikan

karena besarnya permintaan masyarakat dipasar. Demikian juga pasar di luar Kota

Banda Aceh menunjukkan permintaan

yang sama.2. Belum dapat dicapainya pasar yang luas

dikarenakan produk susu kedelai karena

produk yang ada masih dalam bentuk tidak

tahan dalam waktu lama, waktu masalayak minumnya tahan umumnya satu hari

saja. Oleh karena itu, perlu dilakukanpengembangan produk khususnya yanglebih awet dan tahan lama.

3. Meningkatkan kemasan yang lebih baik.

Produksi susu kedelai rumah tanggasebaiknya juga tidak hanya pada

memproduksi saja, akan tetapi sudah

memikirkan pada bagaimanameningkatkan pasar melalui pembeliankonsumen. Oleh karena itu juga masih

diperlukan untuk membuat produk dengan

cita rasa yang unik dan pengembanganpada menambah pilihan rasa lain,

membuat merek dagang dan meningkatkanmutu produk sehingga produk lebihnampak menarik.

4. Disisi lain, produser sudah harus

mempertimbangkan pelanggan tetap

seperti pengunjung warung nasi, warungkopi yang tetap mengkonsumsi susukedelai dengan pertimbangan seperti harga

yang lebih miring, voucer tertentusehingga mereka masih tetap menjadi

pembeli yang setia.

5. Sudah harus mempertimbangkan dengan

Page 35: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

32 Syaifuddin Yana

diperlukannya media promosi yang lebih

luas untuk menarik pembeli dan tentunya

distributor maupun pemilik warung nasi,warung kopi, kios dan lainnya untukmenjadi langganan setia untuk memesan

produk susu kedelai. Akan tetapi hal ini

harus dengan pertimbangkan produk susukedelai harus dapat tahan dalam waktu

lama lagi supaya masih layak dikonsumsioleh pelanggan. Pengawetan agar dapattahan beberapa hari produk ini masih

dengan cara menyimpan dalam lemari

pendidngin.

Di samping itu, harga produk yang relatif lebih

mahal sedikit bukanlah menjadi ancaman bagi

pesaing lainnya dalam memasarkan produk,karena ancaman dari luar juga tidaklah terlalutampak/kuat pada saat ini. Disamping itu

pelanggan jelas tidak akan mengambil resiko

untuk mengganti produknya yang berasal dariproduk lain bila telah mengetahui bahwa

produk yang dikeluarkan susu kedelai saat initelah terbukti keunggulannya apalagi dengandukungan sistem pemasaran yang baik

nantinya.

Tabel 4. Matrik SWOT Strategi Pemasaran Usaha susu kedelai Susu kedelai

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1.Proses pembuatan mudah

dansederhana

2. Kualitas rasa produk yang khas

3.Usaha ini lebih Fleksibel4.Modal kecil dan resiko kerugian kecil

5.Harga jual murah

6. Lokasi produksi strategis

7. Tempat penjualan dan konsumen

telah tersedia

8. Target pasar yang jelas

1.Harga bahan baku tidak stabil

2.Manajemen perusahaan masih

sederhana

3.Produk tidak bermerek4.Kurang Modal

Peluang (O) SO Strategi WO Strategi

1. Peluang pasar terbuka lebar

2. Belum banyak pesaing

3. Permintaan pasar cukup tinggi dan

disukai semua kalangan

4. Ada lembaga fasilitasi

5. Keterbukaan untuk menggunakan

6. teknologi dibidang produksi

1. Meningkatkan kualitas produk (S2,

O1, O2, O3)

2. Meningkatkan promosi melalui

media tertentu (S7, O4, O5)

1. Prediksi persediaan bahan baku

(W1, O4)

2. Menciptakan kepercayaan dan

minat masyarakat (W2, O1, O3)

3. Memberi label merek dagang

(W3, S3)

4. Mengajukan modal usaha

kepihak-pihak terkait (W4, S4)

Ancaman (T) ST Strategi WT Strategi

1. Selera konsumen yang selalu

berubah2. Produk tidak bisa disimpan lama

3. Banyaknya variasi minuman

ringan lainnya

4. Adanya kenaikan harga bahan

baku kedelai

1. Mencari solusi agar produk bertahan

lama (S2, T2)2. Mengembangkan variasi produk baru

(S1, S2, S3, T1, T3)

3. Pengadaan stok bahan baku yang

lebih banyak (S4, T4)

1. Efisiensi biaya (W1, T2)

2. Menetapkan strategipengembangan produk (W2,

W3, T1, T3)

KESIMPULAN

Penelitian yang dapat diambil pada penelitian

ini yaitu: (1) Minuman yang berbahan dasardari kacang kedelai masih tergolong langka

saat ini dan jarang sekali diproduksi khususnya

di Kota Banda Aceh dan sekitarnya, minatpembeli (konsumen) masih relatif tinggi

sehingga pasar masih terbuka lebar, karena

konsumen umumnya adalah masyarakatmenengah kebawah yaitu pelajar, rumahtangga, masyarakat umum lainnya. Hal

tersebut membuktikan bahwa permintaan dan

minat pasar masih tinggi; (2) Strategi untuk

meningkatkan pemasaran produk susu kedelai

saat ini adalah dengan melakukan strategipenetrasi pasar. Strategi tersebut dilakukan

yaitu dengan cara mempertahankan dan

meningkatkan kualitas produk dan tingkatharga yang bersaing agar konsumen dapat

tatap loyal pada produk susu kedelai tersebut;

(3) Strategi-strategi yang ditempuh pada usahasusu kedelai adalah sangat baik dalam duniausaha sehingga kendala dan masalah yang

Page 36: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pendidikan Berbasis Kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 33

dihadapi sangat sedikit masih tetap

menjanjikan untuk dilakukan selanjutnya

dengan pertimbangan bagaimanamempertahankan pasar dan memperluas pasardi waktu yang akan datang; dan (4) Dari hasil

analisis internal dan eksternal perusahaan,

posisi titik koordinat Kuadran SWOT terletakpada (1.23;1.32) atau di kuadran I posisi

pertumbuhan yang berarti bahwasanya faktorkekuatan lebih besar dari faktor kelemahan danberarti pengaruh dari faktor peluang lebih

besar dari ancaman, dimana hal ini

menunjukkan kondisi internal usaha susu

kedelai tersebut kuat dengan lingkungan yangmendukung.

REFERENSI

Basu Swastha dan T. Hani Hondoko,1987.

Manajemen Pemasaran, Edisi ketiga.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah Aceh, 2011.

Data Potensi Industri KecilMenengah (IKM) Tahun 2011 diKota Banda Aceh

David, F. R. 2006. Manajemen Strategis.

Konsep Edisi Sepuluh. Terjemahan.

Jakarta: Salemba.

Kotler, Philip. 1997. Marketing Management

“Analysis, Planning, implementation

and Control” (9th ed.). New Jersey:Prentice Hall International, Inc.

Pearce, J. dan Robinson, R. 1997. “ManajemenStratejik Jilid I”. Jakarta: Binarupa

Aksara.

Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOTTeknik Membedah Kasus Bisnis.

Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.

Rangkuti, Fredy. 2004. Analisis SWOT Teknik

Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sofyan Assauri, 2004. Manajemen Pemasaran :

Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Swasta, Basu (1998). Manajemen PemasaranModern, Cetakan Keenam.Yogyakarta: Liberty.

Page 37: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

Jurnal Serambi Edukasi│Vol. 1 Edisi Khusus (2013): 34 – 40 ISSN 2338-9397

34

PENGUKURAN KINERJA PERGURUAN TINGGI SWASTA (PTS) Y

DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD

(Studi Kasus Terhadap Pegawai pada PTS Y di Banda Aceh)

Badaruddin

Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi bagian sumber daya manusia padaPerguruan Tinggi (PTS) Y yang berada di Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan

untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui wawancara dan melalui

kuesioner yang diberikan kepada karyawan kantor pusat yayasan, yang dimaksudkanuntuk dapat mengetahui komitmen dan kepuasaan karyawan di PTS Y tersebut. Metode

analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode HumanResource (HR) Scorecard. HR Scorecard kemudian menterjemahkan tujuan strategis

organisasi melalui visi dan misi organisasi ke dalam empat perspektif HR Scorecard yaitukeuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan dimana bertujuan untuk mengetahui kontribusi apa saja yang telah

diberikan oleh bagian sumber daya manusia pada PTS Y, dan sebaliknya juga berupayauntuk memberikan inisiatif-inisitif yang potensial kepada PTS Y dari berbagai perspektif.Hasil akhir yang diperoleh adalah Bagian sumber daya manusia PTS Y memberikan

kontribusi yang signifikan kepada organisasi yaitu ditinjau dari keempat perspektiftersebut. Dari pengukuran tersebut juga, terdapat beberapa indikator pengukuran yang

harus ditingkatkan, diperbaiki dan dipertahankan pada masa yang akan datang.

Kata Kunci: Perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal, perspektif pembelajaran,HR Scorecard.

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan pada saat ini dituntut untuk

dapat lebih profesional dan memberikan

pelayanan yang optimal khususnya dalam hal

peningkatan kinerja pendidikan di dalaminstitusi. Dengan demikian maka, suatu

organisasi/institusi diharapkan dapatmenciptakan kinerja karyawan yang tinggiuntuk pengembangan institusi tersebut. Suatu

organisasi harus mampu membangun dan

meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya.

Keberhasilan organisasi tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor, diantaranya adalah yangmerupakan faktor penting adalah sumber dayamanusia, karena sumber daya manusia

merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat

perencanaan sampai dengan evaluasi yangmampu memanfaatkan sumber daya lainnya

yang dimiliki oleh organisasi atau institusi didalam perguruan tinggi. Keberadaan sumber

daya manusia di dalam suatu organisasi

memegang peranan sangat penting. Tenaga

kerja memiliki potensi yang besar untukmenjalankan aktivitas organisasi.

Sumber daya manusia memainkan peranan

yang penting terhadap langkah maju ataumundurnya kinerja dalam suatu organisasi atau

institusi. Sumber daya manusia juga sangatmempengaruhi keberhasilan suatu organisasiuntuk melangkah maju dan bersaing di jaman

globalisasi seperti saat ini. Oleh karena itu,

potensi setiap sumber daya manusia yang ada

di dalam suatu organisasi harus dapatdioptimalkan atau dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya sehingga mampu untukmemberikan suatu output yang optimal bagiorganisasi tersebut. Dengan demikian maka,

tercapai atau tidaknya tujuan organisasi tidak

hanya tergantung pada modernisasi suatuperalatan, sarana dan prasarana yang lengkap,

tetapi justru lebih tergantung pada manusiayang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Keberhasilan suatu organisasi juga sangat

Page 38: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pengukuran Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Y dengan Pendekatan Human Resource Scorecard 35

dipengaruhi oleh kinerja individu

karyawannya.

Widarsono (2009) dalam penelitiannya,menyimpulkan bahwa Sumber Daya Manusia

(SDM) mempunyai peran penting yang sangat

besar yang mempengaruhi keberhasilanperusahaan dalam menghadapi pasar global

dan kompetisi. SDM merupakan kuncikeberhasilan perusahaan di dalam organisasiperusahaan, karena pada dasarnya SDM yang

merancang, memasang, mengoperasikan dan

memelihara sistem integral dari perusahaan

(Nasution, 2008). Disamping itu, menurutDharma (2001), dalam perkembanganorganisasi dan ekonomi baru, penciptaan nilai

suatu organiasi didominasi oleh SDM danintangible assets lainnya, oleh sebab itu

diperlukan pengukuran terhadap strategi SDM.

Menurut Becker, Huselid dan Ulrich (2009),SDM merupakan aset strategi karena

merukapan sumber daya dengan kapabilitas

yang sulit untuk ditiru, langka, tepat, danistimewa yang memberikan keunggulan

kompetitif pada perusahaan. Secara sederhana

aset strategi menjaga perusahaan untuk tetapkompetitif dalam jangka waktu lama, namun

sukar untuk ditiru.

Penilaian kinerja dalam suatu institusi baikdalam pemerintah maupun swasta sudah

banyak dibahas dan diterapkan pada kegiatanadministrasi perkantoran saat ini. Seberapabaik pengukuran kinerja yang diterapkan pada

suatu institusi adalah sangat ditentukan juga

metoda, oleh siapa dan bagaimana institusidalam melakukan penilaian kinerja di institusi

tersebut.

Dharma (2003: 355) menyampaikan bahwa,“Hampir semua cara pengukuran kinerja

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut”:

Kuantitas, yaitu jumlah yang harusdiselesaikan atau dicapai. Pengukuran

kuantitatif melibatkan perhitungan keluarandari proses atau pelaksanaan kegiatan.Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan

(baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran

mencerminkan pengukuran ”tingkat kepu-

asan”, yaitu seberapa baik penyelesaiannya.Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya denganwaktu yang direncanakan.

Berdasarkan pandangan di atas, pengukuran

kualitatif yang mencerminkan bagaimana

penyelesaian akhir kerja oleh si pegawai yang

akan dinilai adalah mencerminkan kepada

tingkat hasil kerja terhadap pegawai yangsedang dinilai atau di evaluasi kinerjana.Bagaimana melakukan secara detail, oleh siapa

dan kapan saatnya, hal tersebut memegang

peranan penting dalam suatu periode evaluasipenilai kinerja terhadap pegawai dalam suatu

institusi. Selanjutnya Mangkunegara (2006),menyam-paikan bahwa kinerja SDM adalahmerupakan prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

Mangkunegara juga menambahkan pendapat

Kusriyanto yang menyatakan bahwa kinerjaadalah perban-dingan hasil yang dicapaidengan peran serta tenaga kerja perusahaan per

satuan waktu.

Kinerja berasal dari kata performance.

Sementara performance itu sendiri diartikansebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerjamerupakan implementasi dari perancanaan

yang telah disusun tersebut. Implementasi

kinerja dilakukan oleh sumber daya manusiayang memiliki kemampuan, kompetensi,

motivasi dan kepentingan” (Wibowo, 2007: 4).

Penilaian kinerja menurut Mondy dan Noe

(1993:394) merupakan suatu sistem formal

yang secara berkala digunakan untuk

mengevaluasi kinerja individu dalammenjalankan tugas-tugasnya. Sedangkan

menurut Mejia, et al. (2004:222-223)menyampaikan bahwa penilaian kinerjamerupakan suatu proses yang terdiri dari: (1)

Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor

kinerja yang berpengaruh terhadap kesuksesansuatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan

dengan mengacu pada hasil analisa jabatan; (2)

Pengukuran, merupakan inti dari proses sistempenilaian kinerja. Pada proses ini, pihakmanajemen menentukan kinerja pegawai yang

bagaimana yang termasuk baik dan buruk.

Manajemen dalam suatu organisasi harusmelakukan perbandingan dengan nilai-nilai

standar atau memperbandingkan kinerja antarpegawai yang memiliki kesamaan tugas; dan(3) Manajemen, proses ini merupakan tindak

lanjut dari hasil penilaian kinerja. Pihak

manajemen harus berorientasi ke masa depan

untuk meningkatkan potensi pegawai diorganisasi yang bersangkutan. Hal ini dapatdilakukan dengan pemberian umpan balik dan

pembinaan untuk meningkatkan kinerjapegawainya.

Page 39: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

36 Badaruddin

Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis

(1996:342) mempunyai beberapa tujuan dan

manfaat bagi organisasi dan pegawai yangdinilai, yaitu: (1) Performance Improvement.Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer

untuk mengambil tindakan yang berhubungan

dengan peningkatan kinerja; (2) Compensationadjustment. Membantu para pengambil

keputusan untuk menentukan siapa saja yangberhak menerima kenaikan gaji atausebaliknya; (3) Placement decision.

Menentukan promosi, transfer, dan demotion;

(4) Training and development needs

mengevaluasi kebutuhan pelatihan danpengembangan bagi pegawai agar kinerjamereka lebih optimal; (5) Carrer planning and

development. Memandu untuk menentukanjenis karir dan potensi karir yang dapat

dicapai; (6) Staffing process deficiencies.

Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai;(7) Informational inaccuracies and job-designerrors. Membantu menjelaskan apa saja

kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen

sumber daya manusia terutama di bidanginformasi job-analysis, job-design, dan sistem

informasi manajemen sumber daya manusia;

(8) Equal employment opportunity.Menunjukkan bahwa placement decision tidak

diskriminatif; (9) External challenges.

Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi

oleh faktor eksternal seperti keluarga,keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya.

Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan,namun dengan melakukan penilaian kinerja,faktor faktor eksternal ini akan kelihatan

sehingga membantu departemen sumber daya

manusia untuk memberikan bantuan bagipeningkatan kinerja pegawai; dan (10)

Feedback. Memberikan umpan balik bagi

urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itusendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah

diuraikan di atas terhadap pengertian penilaiankinerja, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

penilaian kinerja merupakan suatu sistempenilaian secara berkala dalam periode tertentuterhadap kinerja pegawai yang mendukung

kesuksesan suatu organisasi atau yang terkait

dengan pelaksanaan tugasnya. Proses penilaian

dilakukan dengan membandingkan capaiankinerja pegawai terhadap standar yang telahditetapkan atau memperbandingkan kinerja

antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas.

Banyak metode dalam penilaian kinerja yang

bisa dipergunakan, namun secara garis besar

dibagi menjadi dua jenis, yaitu past orientedappraisal methods (penilaian kinerja yangberorientasi pada masa lalu) dan future

oriented appraisal methods (penilaian kinerja

yang berorientasi ke masa depan), (Wertherdan Davis, 1996:350).

Past based methods adalah penilaian kinerjaatas kinerja seseorang dari pekerjaan yang

telah dilakukannya. Kelebihannya adalah jelas

dan mudah diukur, terutama secara kuantitatif.

Kekurangannya adalah kinerja yang diukurtidak dapat diubah sehingga kadang-kadangjustru salah menunjukkan seberapa besar

potensi yang dimiliki oleh seseorang. Selainitu, metode ini kadang-kadang sangat subyektif

dan banyak biasnya. Future based methods

adalah penilaian kinerja dengan menilaiseberapa besar potensi pegawai dan mampuuntuk menetapkan kinerja yang diharapkan

pada masa datang. Metode ini juga kadang-

kadang masih menggunakan past method.Catatan kinerja juga masih digunakan sebagai

acuan untuk menetapkan kinerja yang

diharapkan. Kekurangan dari metode iniadalah keakuratannya, karena tidak ada yang

bisa memastikan 100% bagaimana kinerja

seseorang pada masa datang.

Pengklasifikasian pendekatan penilaian kinerja

oleh Wherther di atas berbeda denganklasifikasi yang dilakukan oleh Kreitner danKinicki (2000). Berdasarkan aspek yang

diukur, Kreitner dan Kinicki

mengklasifikasikan penilaian kinerja menjaditiga, yaitu: pendekatan trait, pendekatan

perilaku dan pendekatan hasil. Pendekatan

trait adalah pendekatan penilaian kinerja yanglebih fokus pada orang. Pendekatan inimelakukan perankingan terhadap trait atau

karakteristik individu seperti inisiatif, loyalitas

dan kemampuan pengambilan keputusan.Pendekatan trait memiliki kelemahan karena

ketidakjelasan kinerja secara nyata.Pendekatan perilaku, pendekatan ini lebihfokus pada proses dengan melakukan penilaian

kinerja berdasarkan perilaku yang tampak dan

mendukung kinerja seseorang. Sedangkan

pendekatan hasil adalah pendekatan yang lebihfokus pada capaian atau produk. Metodepenilaian kinerja yang menggunakan

pendekatan hasil seperti metode managementby objective (MBO), (Kreitner dan Kinicki,

2000:303-304).

Page 40: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pengukuran Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Y dengan Pendekatan Human Resource Scorecard 37

Menurut Brian E. Becker, Mark A Huselid &

Dave Ulrich (2009, pxii) human resource

scorecard adalah kapasitas untuk merancangdan menerapkan sistem pengukuran SDMyangstrategis dengan merepresentasikan “alat

pengungkit yang penting” yang digunakan

perusahaan untuk merancang danmengerahkan strategi SDM yang lebih efektif

secara cermat.

Hasil penelitian Puspita (2008), ”Human

Resource Scorecard dalam Pendidikan

Nonformal dan Informal” menyatakan bahwa

perlu dilakukan pengukuran terhadap kinerjaSDM, yang salah satunya menggunakanpendekatan HR Scoredcard. Dengan

menggunakan pendekatan ini, organisasipendidikan nonformal dan informal dapat

merancang strategi untuk kinerja yang unggul

yang umumnya menuntut investasi yangsignifikan pada orang, sistem dan proses yangmampu membangun kemampuan organisasi

untuk terus bertumbuh dan berkembang.

Berdasarkan penelitian Gabcanova Iveta

(2012) yang berjudul ”Human Resources Key

Performance Indicators” Key performanceindicators (KPI) mencerminkan kinerja

organisasi. Peta strategi yang mana merupakan

bagian penting dalam HR Scorecard dan

menjadi dasar dalam menspesifikasikan KPI.

Tujuan utama organisasi harus memiliki HR

Scorecard yang manageable dan berkelanjutandengan KPI yang nyata dan dapat diukur.

Dari kedua penelitian sebelumnnya diatas, jika

dibandingkan dengan penelitian sekarangmempunyai nilai lebih, yaitu dilakukannya

penerapan perancangan HR Scorecard atasteori-teori yang diambil dari penelitiansebelumnya, yang mana belum diterapkan

pada penelitian tersebut.

Menurut Masruroh (2008), denganmenggunakan HR Scorecard terdapat empatperspektif yang dapat kita lihat: (1) Perspektif

Keuangan. Tolok ukur keuangan untukmemberi ringkasan dari konsekuensi ekonomis

dari kebijakankebijakan yang telah diambil; (2)

Perspektif Pelanggan. Tolok ukur karyawansebagai aset, sebagai pengguna dariimplementasi strategi sumber daya manusia;

(3) Perspektif Proses Bisnis Internal. Fokus

pada proses internal yang memberikan dampakkepuasan pelanggan dan mencapai tujuan

finansial perusahaan; dan (4) Perspektif

Pembelajaran dan Pertumbuhan fokus padasistem dan strategi untuk pengembangan

sumber daya manusia.

Tabel 1. Perspektif HR Scorecard

Perspektif

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Perspektif Proses

Bisnis Internal

Perspektif

Pelanggan

Perspektif

Keuangan

- Kemampuan

Karyawan

- Kemampuan SistemInformasi

- Motivasi

- Pemberdayaan- Kesesuaian dengan

standar kinerja

- Inovasi

- Proses

- Pelayanan(Masruroh, 2008)

- Market Share

- Customer

Acquisition- Customer Retention

- Customer

Satisfaction- Customer

Profitability

- Cost Effectiveness

Sumber: Puspita, 2008

Berdasarkan pada paparan di atas, penelitianterhadap penilaian kinerja pada perguruan

tinggi swasta (PTS Y) dengan pendekatan

penilaian kinerja atau capaian kinerja pegawaidengan pendekatan human resources

scorescard adalah menarik untuk ditelaah.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

kontribusi bagian Sumber Daya Manusia pada

PTS Y yang diukur dengan menggunakan

Metode Human Resource Scorecard; dan

untuk mengetahui apa yang harus dilakukanbagian Sumber Daya Manusia untuk

mempertahankan atau meningkatkan

kontribusinya.

METODE PENELITIAN

Model OptimasiTujuan organisasi akan tercapai bila kinerja

karyawan di bagian sumber daya manusianya

berjalan dengan baik. Di dalam kinerja bagian

Page 41: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

38 Badaruddin

sumber daya manusia terdapat empat

perspektif yang diukur yaitu perspektif

keuangan, perspektif pelanggan, perspektifproses bisnis internal dan perspektifpembelajaran dan pertumbuhan. Key

Performance Indicators terdapat di dalam

empat perspektif tersebut. Bila, hasil Key

Performance Indicators mencapai target,

tentunya akan mempengaruhi kinerja sumberdaya manusia berjalan dengan baik dan akantercapainya tujuan organisasi.

Tabel 2. Perspektif, Penetapan Kriteria Optimasi dan Pengembangan Alternatif Solusi

Perspektif Penetapan Kriteria OptimasiPengembanganAlternatif Solusi

Keuangan - Turnover rates

- Absence rate

- Workers’s comp payroll rate

- Lost work day rate

- ROI

- diminimalkan

- diminimalkan

- diminimalkan

- diminimalkan

- dimaksimalkan

Pelanggan - Completed Actions - ditingkatkan

Proses Bisnis

Internal

- Staff opinion survey results

- Turnover rates

- Time to fill a job vacancy

- Completed action

- Key position turnover

- Time to fill key positions

- ROI

- Keluhan karyawan

- Workers’s comp cost

- Employee’s claims

- Customer satisfaction survey

- Customer satisfaction survey scores

- ditingkatkan

- diminimalkan

- dipersingkat

- ditingkatkan

- diminimalkan

- dipersingkat

- dimaksimalkan

- diminimalkan

- diminimalkan

- diminimalkan

- diminimalkan

- diminimalkan

Pertumbuhan dan

Pembelajaran

- HR skills learning plans completed

- Courses delivered

- Staff opinion survey results

- Staff opinion survey scores

- Turnover

- ditingkatkan

- ditingkatkan

- ditingkatkan

- ditingkatkan

- diminimalkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis berdasarkan perspektif dan kriteria optimasi dapat diamati pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 3. Perspektif, Penetapan Kriteria Optimasi dan Analisis

Perspektif Penetapan Kriteria Optimasi Analisis

Keuangan - Turnover rates

- Absence rate

- Workers’s comp payroll rate

- Lost work day rate

- Turnover telah berhasil di bawah target dikarenakan 36

dari 41 karyawan (87,8% dari total jumlah karyawan)

merasa puas bekerja di PTS. Y.

- Sebagian bersar Absence rate yang menjadi masalah di

dalam PTS, dikarenakan izin sakit, karyawan yang

mengambil cuti dan kelalaian dalam hal absensi yang

tidak teratur.

- Bagian sumber daya manusia telah memberikan

kontribusi dengan meminimalisir biaya-biaya yang

tidak perlu yang berhubungan dengan HR..

- Bagian SDM telah memberikan insentif kepada

karyawan yang bekerja lembur dan selalu

mengevaluasi capaian sasaran masing-masing seksi

sehingga pekerjaan bisa terselesaikan dengan efektif

dan efisien.

Page 42: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

Pengukuran Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Y dengan Pendekatan Human Resource Scorecard 39

- ROI - Beberapa kegiatan yang dapat menambah pendapatan

organisasi seperti pelatihan, seminar, dan lainnya

sesuai dengan core kegiatan pendidikan PTS di

optimalkan disamping menarik minat calon mahasiswa

baru, sehingga menambah peningkatan pendapatan

PTS, berarti organisasi telah berhasil meningkatkan

labanya sehingga tujuan strategis PTS telah tercapai.

Pelanggan - Completed Actions - Rencana kerja tahunan bagian sumber daya manusia

sudah terselesaikan maka akan meningkatkan

kemampuan karyawan bagi PTS ke arah yang lebih

profesional.

- Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan promosi

universitas untuk menarik calon mahasiswa baru yangberkuliah di PTS. Y.

- Bertambahnya jumlah mahasiswa yang mendaftar

setiap tahunnya dalam 5 tahun terakhir yaitu melebihi

10%.

Proses Bisnis

Internal

- Staff opinion survey results

- Time to fill a job vacancy

- Key position turnover

- Time to fill key positions

- Keluhan karyawan

- Workers’s comp cost

- Employee’s claims

- Customer satisfaction survey

- Hasil staff opinion survey menunjukkan angka 3.74

yang sudah mendekati target organisasi sebesar 4. Ini

berarti bahwa Bagian Sumber Daya Manusia telah

berhasil meningkatkan kepuasan karyawannya.

- Time to fill a job vacancy yang tidak melebihi target

organisasi yakni 3 hari karena PTS lebih

memprioritaskan pada internal recruitment.

- Key postion turnover yang rendah yakni tidak adakaryawan diposisi kunci yang meninggalkan

perusahaan dalam hampir 5 tahun terakhir.

- Time to fill key position menjadi 0 hari di karenakan

tidak ada posisi yang meninggalkan perusahaan.

- Tidak ada keluhan karyawan secara signifikan,

organisasi juga bersikap adil karena PTS tidak

membedakan karyawan berdasarkan ras, gender, dan

dengan tidak terdapat keluhan dari karyawan.

- Bagian sumber daya manusia telah memberikan

kontribusi yang baik pada worker’s comp cost.

- Tidak ada klain dari karyawan, PTS memberikan

ruang yang sebesar-besarnya agar karyawan terlibataktif dalam penyelesaian pekerjaan yang menyangkut

civitas akademik.

- Customer saticfaction survey (jumlah Keluhan

eksternal termasuk mahasiswa) relatif tidak ada,

karena hanya sedikit keluhan dalam periode waktu

berjalan yang di dapat oleh PTS.

Pertumbuhan

dan

Pembelajaran

- HR skills learning plans

completed

- Courses delivered

- Bagian sumber daya manusia telah berhasil

menerapkan HR Skill learning plans complete untuk

peningkatan kinerja karyawan secara

berkesinambungan.

- Courses delivered yang terlaksana oleh perusahaan

mencapai 40,5% (1 latihan) di tahun 2011, 70% (3latihan) di tahun 2012, dan 100% (5 latihan) di tahun

2013.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atasdapat disimpulkan sebagai berikut: (1)

Perspektif Keuangan. Kontribusi bagian

sumber daya manusia dalam mengurangi biayayang tidak perlu yang berhubungan dengan HRdan dalam meningkatkan nilai dan ROI HR

adalah cukup baik yang terus meningkat daritahun ke tahun berikutnya. Hal ini dapat dilihat

dari hasil semua pengukuran yang dilakukan,hanya terdapat satu pengukuran yang belum

mencapai target perusahaan yakni absence

rate. Bagian Sumber Daya Manusiamemberikan kontribusi cukup baik dalammencapai tujuan strategis PTS yakni

Page 43: Walil Armi Ismawirna Rohati Anwar Yana · PDF fileSMP Negeri 19 Banda Aceh dapat memiliki sikap yang ramah terhadap lingkungan, ... mempermudah dalam memahami materi pelajaran,

ISSN 2338-9397 ©Jurnal Serambi Edukasi, Vol.1 Edisi Khusus Tahun 2013

40 Badaruddin

mendorong untuk peningkatan kinerja

organisasi dan sekaligus peningkatan

pendapatan yang signifikan; (2) PerspektifPelanggan. Kontribusi Bagian Sumber DayaManusia dalam meningkatkan kepuasan pihak

eksternal dan pelanggan dalam hal ini

termasuk mahasiswa yang ditandai denganbertambahnya jumlah mahasiswa dari tahun ke

tahun, hal ini dapat dilihat dari completedaction yang sudah terselesaikan di 5 tahunterakhir sampai tahun 2013, seperti

peningkatan jumlah mahasiswa yang

mendaftar ke PTS dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir melebihi dari 10%. DepartemenSumber Daya Manusia dalam mencapai tujuanstrategis organisasi yaitu tingkat kepuasan

eksternal dan termasuk mahasiswa yang tinggidan mendapatkan kepercayaan yang tinggi

harus ditingkatkan. (3) Perspektif Proses

Bisnis Internal. Kontribusi Bagian SumberDaya Manusia telah memberikan kontribusiyang baik. Hal ini dapat dilihat dari

pengukuran yang mencapai dan mendekati

target organisasi yang bertujuan strategisorganisasi yakni memberikan pelayanan yang

berkualitas dan meningkatkan kualitas jasa

yang dikelola; dan (4) Perspektif Pembelajarandan Pertumbuhan. Kontribusi bagian sumber

daya manusia dalam meningkatkan

pengetahuan dan skill karyawan,

meningkatkan komitmen staff HR danmembuat model manajemen kinerja dan

komunikasi di dalam HR cukup baik. Hal inidapat dilihat dari hasil pengukuran yangmendekati target PTS. Dan tujuan strategis

organisasi yakni meningkatkan kualitas

sumber daya manusia.

REFERENSI

Becker, Brian E., Huselid, Mark A., & Ulrich,

Dave (2009). The HR Scorecard:

Mengaitkan Manusia, Strategi, danKinerja. Jakarta: Erlangga.

Becker, Huselid dan Ulrich (2009). The HRScorecard: Mengaitkan Manusia,Strategi dan Kinerja. Terjemahan:

Rahadyato Basuki. Jakarta: Erlangga.

Dharma, Surya dan Yuanita sunatrio (2001).Human Resource SCORECARD:

Suatu Model Pengukuran Kinerja

SDM. USAHAWAN NO. 11 THXXX November 2001

Dharma, Agus (2003). Manajemen supervisi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Iveta, Gabcanova (2012). Human Resources

Key Performance Indicators. Journal

of Competitiveness, 3(1):117-128

Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo (2003).Perilaku Organisasi, Edisi Pertama,

Alih Bahasa Erly Suandy. Jakarta:

Salemba Empat.

Mangkunegara, Anwar Prabu (2006). EvaluasiKinerja SDM. Bandung: Refika

Aditama.

Mondy, R.W. & Noe, R.M (1993). Human

Resources Management. 5th edition.Massachuset: Simon and Schuster

Nasution, Harmein (2008). ProsesPengelolaan Sumber Daya Manusia.

Medan: USU Press.

Nasution, Harmein (2012). Penilaian Aspek

Perilaku dan Hasil Kerja MelaluiMotivasi Kerja Dosen. Jurnal Ilmiah

Psikologi, Vol. 5, No. 2 Juni 2012.

Nisa, Masruroh (2008). Pengukuran Kinerja

Menggunakan Human Resources

Scorecard dalam rangkaMeningkatkan Kinerja di PT.

Rajawali Tanjungsari. Tekmapro:Journal of Industrial Engineeringand Management, Vol.3, No.1. pp.

93-105.

Puspita, Widya Ayu. Human ResourceScorecard dalam Pendidikan

Nonformal dan Informal. JurnalIlmiah VISI PTKF-PNF, Vol 3, No.

2- 2008

Weather, William B. Dan Davis, Keith, 1996.

Human Resource and PersonnelManagement, 5th ed. New York:

McGrawhill.

Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta:Rajawali Press.

Widarsono, Agus. 2009. Human Resources

Scorecard: Linking People, StrategyAnd Performance (Suatu ModelPengukuran Kinerja SDM). Fakultas

Pendidikan Ekonomi & BisnisUniversitas Pendidikan Indonesia:

Bandung.