49
APLIKASI PUPUK CAIR HASIL FERMENTASI KOTORAN PADAT KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea ) SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Disusun Oleh : AGUS SUPARDI A 420 070 096

Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

APLIKASI PUPUK CAIR HASIL FERMENTASI KOTORAN PADAT

KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica

juncea ) SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI MATA KULIAH

FISIOLOGI TUMBUHAN

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun Oleh :

AGUS SUPARDI

A 420 070 096

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN 2011

Page 2: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan

pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat

intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan

pemakaian pupuk kimia akan menambah tingkat polusi tanah akhirnya

berpengaruh terhadap kesehatan manusia (Lingga dan Marsono, 2000).

Penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan menyebabkan

pengerasan tanah. Kerasnya tanah disebabkan oleh penumpukan sisa atau

residu pupuk kimia, yang berakibat tanah sulit terurai. Sifat bahan kimia

adalah relatif lebih sulit terurai atau hancur dibandingkan dengan bahan

organik. Semakin kerasnya tanah dapat mengakibatkan :

1. Tanaman semakin sulit menyerap unsur hara.

2. Penggunaan konsentrasi pupuk lebih tinggi untuk mendapat hasil sama

dengan hasil panen sebelumnya.

3. Proses penyebaran perakaran dan aerasi (pernafasan) akar terganggu

berakibat akar tidak dapat berfungsi optimal dan pada gilirannya akan

menurunkan kemampuan produksi tanaman tersebut (Notohadiprawiro,

2006).

1

Page 3: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

2

Masalah lain yang patut diperhatikan dalam penggunaan pupuk kimia

di Indonesia adalah adanya indikasi proses pemiskinan atau pengurangan

kandungan 10 jenis unsur hara meliputi sebagian unsur hara makro yaitu N, P

dan K (3 unsur) serta unsur hara mikro yaitu Fe, Na, Mo, Cu, Mg, S dan Ca (7

unsur). Seperti diketahui saat ini dari sekian banyak unsur ada di alam, semua

jenis tanaman membutuhkan mutlak (harus tersedia/tidak boleh tidak) 13

macam unsur hara untuk keperluan proses pertumbuhan dan

perkembangannya, sering dikenal dengan nama unsur hara essensial

(Hardjowigeno, 1997).

Berdasarkan hal tersebut makin berkembang alasan untuk mengurangi

penggunaan pupuk kimia. Salah satu solusi dari pengurangan pupuk kimia

adalah melakukan pembudidayaan tanaman dengan sistem pertanian organik.

Pada sistem ini diharapkan tanaman dapat hidup tanpa ada masukan dari luar

sehingga dalam kehidupan tanaman terdapat suatu siklus hidup tertutup

(Budianta, 2004).

Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk kandang. Menurut

Syekhfani (2000) bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak

merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,

dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain

itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas

mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur

tanah. Menurut Setiawan (2002) pengaruh pemberian pupuk kandang secara

tidak langsung memudahkan tanah untuk menyerap air.

Page 4: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

3

Kotoran padat kambing merupakan salah satu jenis kotoran hewan

yang pemanfaatanya belum begitu maksimal. Masyarakat biasanya langsung

menggunakan kotoran padat kambing sebagai pupuk untuk tanaman tanpa

melalui pengolahan terlebih dahulu, sehingga tanaman yang dipupuk dengan

kotoran padat kambing tidak dapat tumbuh dengan maksimal karena kotoran

padat kambing memiliki struktur yang cukup keras dan lama diuraikan oleh

tanah. Salah satu alternatif pengolahan kotoran padat kambing adalah dengan

dibuat sebagai pupuk cair.

Sampai saat ini belum begitu banyak pemanfaatan kotoran padat untuk

diolah menjadi pupuk cair, padahal dengan diolah menjadi pupuk cair kotoran

padat tersebut akan dapat disimpan dalam waktu yang lama dan lebih efesien.

Selain itu dengan diolah menjadi pupuk cair akan mengurangi keluarnya unsur

hara dari kotoran padat hewan sehingga masih mengandung unsur hara yang

tinggi bila dimanfaatkan sebagai pupuk.

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar wilayahnya

terdiri atas lahan pertanian. Dengan adanya lahan pertanian yang melimpah ini

maka banyak rakyat Indonesia yang memilih mencari penghasilan dengan

jalan bercocok tanam, disamping karena keberadaan lahan pertanian yang luas

juga karena dengan bercocok tanam merupakan salah satu cara untuk

memperoleh penghasilan dengan waktu yang cukup pendek.

Tanaman sawi merupakan salah satu jenis sayuran daun umumnya

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sawi hijau sangat berpotensi sebagai

penyedia unsur unsur mineral penting dibutuhkan oleh tubuh karena nilai

Page 5: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

4

gizinya tinggi. Tanaman sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya

guna dalam upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau penyakit

rabun ayam sampai kini menjadi masalah di kalangan anak balita

(Margiyanto, 2007).

Pertumbuhan tanaman sawi dipengaruhi oleh jenis pupuk yang

digunakan, petani biasa menggunakan pupuk cair kimia untuk mendapatkan

pertumbuhan yang maksimal dan cepat, tetapi efek dari penggunaan pupuk

kimia ini adalah pada kesehatan sehingga diperlukan pupuk yang sesuai dan

tidak memiliki efek bagi kesehatan, salah satu alternatif tersebut adalah

dengan menggunakan pupuk organik.

Penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk terhadap pertumbuhan

tanaman sawi cukup banyak dilakukan seperti penelitian yang dilakukan oleh

Kelik Wijaya (2010), yang meneliti konsentrasi dan frekuensi pemberian

pupuk organik cair hasil perombakan anaerob limbah makanan terhadap

pertumbuhan tanaman sawi yang menghasilkan bahwa penambahan pupuk

organik cair tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman berupa tinggi

tanaman dan jumlah daun. Dalam penelitian Yoga Maulana (2010), bahwa

interaksi antar pemberian pupuk N dan pupuk organik berpengaruh terhadap

serapan tanaman sawi menunjukkan adanya perbedaan diantara kedua pupuk

tersebut.

Diera yang semakin maju dan dituntut untuk memiliki kompetensi

yang mumpuni seorang calon pendidik diharapkan dapat memiliki kualifikasi

sebagai seorang pendidik juga dituntut untuk mampu mengembangan materi

Page 6: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

5

ajar sesuai dengan perkembangan jaman, sehingga nantinya dapat

memberikan inovasi dalam pembelajaran. Selain itu sebagai calon pendidik

juga harus mampu mengaplikasikan apa yang diperolehnya dari perkuliahan

dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu pengembangan materi ajar

sangat diperlukan untuk memberikan bekal kepada calon pendidik.

Dari uraian permasalahan diatas maka peneliti mengajukan judul “

Aplikasi Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat Kambing Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea) sebagai Pengembangan Materi

Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan berbagai masalah yang ada harus dibuat pembatasan

masalah supaya permasalahan yang akan dibahas tidak melebar. Oleh karena

itu, peneliti membahas masalah sebagai berikut:

1. Obyek penelitian adalah tanaman sawi (Brassica juncea).

2. Subjek penelitian adalah pupuk cair hasil fermentasi secara aerob kotoran

padat kambing tanpa ditambah bahan lain, ditambah limbah buah dan daun

mimba dengan konsentrasi pemberian 20%, 30% dan 40%.

3. Parameter dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi meliputi

; tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan biomassa.

Page 7: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

6

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh pupuk cair hasil fermentasi kotoran padat

kambing dengan penambahan bahan lain terhadap pertumbuhan tanaman

sawi (Brassica juncea)?

2. Bagaimanakah pengaruh pupuk cair hasil fermentasi kotoran padat

kambing dengan konsentrasi pemberian yang berbeda terhadap

pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea).?

3. Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman sawi dengan perlakuan

interaksi antara konsentrasi dan pemberian bahan lain dari pupuk cair.?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair hasil fermentasi kotoran

padat kambing dengan penambahan bahan lain terhadap pertumbuhan

tanaman sawi (Brassica juncea l.).

2. Mengetahui perbedaan perlakuan pembuatan pupuk cair yang

ditambahkan dengan limbah buah dan daun mimba terhadap

pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea l.).

3. Mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman sawi dengan perlakuan

interaksi antara pemberian berbagai konsentrasi pupuk cair yang

berbeda dengan pemberian limbah buah dan daun mimba.

Page 8: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

7

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

diantaranya:

1. Memberikan informasi pada masyarakat bahwa pupuk kotoran padat

kambing dapat diolah menjadi pupuk cair dengan cara difermentasi.

2. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan masyarakat tentang

budidaya tanaman sawi dengan menggunakan pupuk cair hasil

fermentasi dari kotoran padat kambing.

3. Dapat menembah wawasan tentang pemanfaatan kotoran padat

hewan khususnya kotoran padat kambing.

4. Sebagai pengembangan mata kuliah fisiologi tumbuhan khususnya

kemampuan praktikum.

Page 9: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pupuk Cair

Pupuk merupakan bahan yang mengandung sejumlah nutrisi yang

diperlukan bagi tanaman. Pemupukan adalah upaya pemberian nutrisi

kepada tanaman guna menunjang kelangsungan hidupnya. Pupuk dapat

dibuat dari bahan organik ataupun anorganik. Pemberian pupuk perlu

memperhatikan kebutuhan tumbuhan, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu

banyak zat makanan atau terlalu sedikit karena dapat membahayakan

tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke

daun. Sejak zaman purba sampai saat ini pupuk organik diketahui banyak

dimanfaatkan sebagai pupuk dalam sistem usahatani (Sutejo, 2002).

Menurut Sutiyoso (2003) pupuk cair adalah pupuk yang berbentuk

cairan, dibuat dengan cara melarutkan kotoran ternak, daun jenis kacang-

kacang dan rumput jenis tertentu ke dalam air.

Menurut Purwowidodo (1992) bahwa pupuk organik cair mengandung

unsur kalium yang berperan penting dalam setiap proses metabolism

tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-ion

ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik

sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses metabolisme dan

menjamin kesinambungan pemanjangan sel.

8

Page 10: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

9

Menurut Salisbury & Ross (1995) bahwa pupuk organik cair selain

mengandung nitrogen yang menyusun dari semua protein, asam nukleat dan

klorofil juga mengandung unsur hara mikro antara lain unsur Mn, Zn, Fe, S,

B, Ca dan Mg. Unsur hara mikro tersebut berperan sebagai katalisator dalam

proses sintesis protein dan pembentukan klorofil.

Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak padat

mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk

pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak kelebihan

diantaranya, pupuk tersebut mengandung zat tertentu seperti

mikroorganisme jarang terdapat dalam pupuk organik padat dalam bentuk

kering. Pupuk organik cair apabila dicampur dengan pupuk organik padat,

dapat mengaktifkan unsur hara dalam pupuk organic padat (Syefani dan

Lilia, 2003).

2. Fermentasi

Fermentasi berasal dari bahasa latin, ferfece yang artinya mendidihkan,

yaitu berdasarkan ilmu kimia terbentuk gas-gas dari suatu cairan kimia

yang pengertianya berbeda dengan air mendidih. Gas yang terbentuk

tersebut diantaranya karbondioksida (CO2). Fermentasi terbagi dua tipe

berdasarkan kebutuhan akan oksigen yaitu tipe aerobic dan anaerobik. Tipe

aerobik adalah fermentasi yang pada prosesnya memerlukan oksigen.

Semua organisme untuk hidupnya memerlukan sumber energy yang

diperoleh dari hasil metabolism bahan pangan, dimana organisme itu

Page 11: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

10

berada. Sedangkan tipe anaerobik adalah fermentasi yang pada prosesnya

tidak memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat mencerna

energi tanpa adanya oksigen. Jadi hanya sebagian bahan energi itu dipecah,

yang dihasilakan adalah sebagian dari energy, karbondioksida dan air,

termasuk sejumlah asam laktat, asam asetat, etanol, asan volatile, alcohol

dan ester (Anonim 2010)

Menurut Supardi (1999), proses fermentasi yang melibatkan

kemampuan mikroba sesuai dengan kondisi proses dan hasilnya terbagi

kedalam dua bentuk :

a. Fermentasi alkoholis, kalau hasilnya didapatkan alcohol, misalnya

pada pembuatan ber, anggur, tuak, brem, sider dan sebagainya.

b. Fermentasi non alkoholis, kalau hasilnya tidak didapatkan senyawa

alcohol, tetapi terbentuk asam organic, vitamin, asam amino dan

sebagainya.

Menurut Gumbiro (1997), hasil fermentasi dipengaruhi oleh

teknologi yang dipakai. Pemilihan mikroorganisme biasanya didasarkan

pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai medium. Misalnya untuk

memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan S. cerevisie dan

kadang-kadang digunakan untuk bahan-bahan laktosa dari whey (air yang

digunakan setelah susu dibuat keju) menggunakan candida

pseudotropicalis. Seleksi tersebut bertujuan agar didapatkan

mikroorganisme yang mampu dibutuhkan dengan cepat dan mempunyai

Page 12: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

11

toleransi terhadap konsentrasi gula yang tinggi mampu menghasilkn

alkohol dalam jumlah banyak dan tahan terhadap alcohol tersebut.

Menurut Riadi (2007), fermentasi adalah proses produksi energi

dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,

fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,

terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai

respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron

eksterna.

3. Kotoran Padat Kambing

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), pupuk kandang

mempunyai beberapa manfaat dari penggunaannya pada tanaman. Pupuk

kandang dapat menyediakan unsur hara makro (N, P, K) dan Mikro ( Ca,

Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo ). Daya ikat ionnya tinggi sehingga akan

mengefektifkan penggunaan pupuk anorganik dengan meminimalkan

kehilangan pupuk anorganik akibat penguapan atau tercuci oleh hujan.

Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat mendukung pertumbuhan

tanaman karena struktur tanah sebagai media tumbuh tanaman dapat

diperbaiki.

Menurut Sarief (1995) Pupuk kandang merupakan pupuk yang

berasal dari campuran kotoran ternak dan urine serta sisa-sisa makanan

yang tidak dihabiskan dan umumnya berasal dari ternak sapi, ayam,

kerbau, kuda babi dan kambing.

Page 13: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

12

4. Pertumbuhan

Menurut Suwasono (2001), pertumbuhan adalah suatu perubahan

yang terjadi pada suatu dimensi tertentu dan juga dapat dinyatakan secara

abstrak hidup atau ada. Pertumbuhan juga dapat dimaksudkan sebagai

perubahan searah dalam ukuran, bentuk dan jumlah.

Menurut Lakitan (1996), bahwa pertumbuhan merupakan proses

kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman.

Pada tanaman, pengertian perkembangbiakan atau tingkat struktur

kehidupan. Pertumbuhan yang sebenarnya adalah konsep yang universal

dalam bidang biologi dan merupakan resultan fisisk dan proses fisiologis

yang berinteraksi dalam tubuh tanaman bersama factor luar.

Menurut Yulianti (2009) Pertumbuhan (Growth) adalah dapat

diartikan sebagai perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup

tanaman yang bersifat tak terbalikkan (Irreversible). Bertambah besar

ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya

penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Peningkatan ukuran

tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan

pembesaran sel. Misalnya, dalam ukuran sel, jaringan, organ

perkembangan (Development) diartikan sebagai : Proses perubahan secara

kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman/bagian-bagiannya.Proses

hidup yang terjadi di dalam tanaman yang meliputi pertumbuhan,

diferensiasi sel, dan morfogenesis. Misalnya, perubahan dari fase

vegetatif ke generatif.

Page 14: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

13

Pertumbuhan merupakan proses yang sangat terkoordinir.

Pertumbuhan suatu bagian biasanya dapat menggambarkan pertumbuhan

pada bagian tanaman yang lain. Pengukuran pertumbuhan harus

menggambarkan adanya penambahan yang tidak dapat balik misalnya

pengukuran pertambahan panjang batang dan panjang daun

(Anggarwulan dan Solichatun, 2001).

5. Tanaman Sawi

Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim yang

berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi dapat di

tanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan tetapi, umumnya

sawi diusahakan di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang, atau di

sawah. Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan.

Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim

kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Keadaan tanah

yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, dan

drainase baik dengan derajat keasaman (pH) 6-7 (Anonim, 2005).

Menurut Haryanto (2003), klasifikasi dari tanaman sawi adalah

sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales (Brassicales)

Page 15: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

14

Famili : crucifera (Brasscaceae)

Genus : brassica

Spesies : Brassica juncea

Menurut Rahayu (2003) secara umum tanaman sawi mempunyai

daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani di Indonesia

mengenal tiga macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu sawi putih,

sawi hijau, dan sawi huma.

Menurut Rukmana (1994), tanaman sawi memiliki ciri-ciri

morfologi system perakaran tanaman memiliki akar tunggang dan

bercabang-cabang, akar yang bentuknya bulat panjang menyebar

kesemua arah pada kedalaman 30-50 cm. batang sawi pendek dan beruas-

ruas berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun.

B. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah pemanfaatan kotoran

padat kambing sebagai pupuk cair yaitu dengan cara difermentasi secara aerob

untuk mempercepat pengomposan dan efisiensi penggunaan. Fermentasi

kotoran padat kambing dilakukan dengan tiga taraf perlakuan yang berbeda

yaitu tanpa ditambahkan bahan lain sebagai kontrol, ditambahkan limbah buah,

ditambahkan daun mimba kemudian diujikan pada tanaman sawi dengan tiga

konsetrasi yang berbeda-beda, masing-masing dilakukan dengan empat kali

ulangan, sehingga menghasilkan 24 satuan percobaan. Adapun skemanya

adalah sebagai berikut :

Page 16: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

15

Gambar 2.1 Skema kerangka pemikiran

Kotoran Padat Kambing dan Air Bersih (perbandingan 1:2)

1. Tanpa ditambah bahan lain (sebagai control (C0).

2. Ditambah Limbah Buah (C1)3. Ditambah daun mimba (C2)

Difermentasi secara aerob dalam drum/ember ± 7-8 hari

Padat(Kompos Padat)

Pengamatan dan analisis pengaruh yang terjadi1. Pertumbuhan : tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas

daun.2. Biomassa tanaman

Tanaman Sawi

Disaring

Cair(Pupuk Cair)

Permasalahan : 1. Kelangkaan pupuk anorganik

dan kebutuhan semakin meningkat.

2. Kotoran padat kambing belum termanfaatkan secara maksimal.

3. Calon pendidik dituntut untut mampu mengembangankan materi ajar dan soft skill

Fermentasi kotoran padat kambing sebagai pupuk cair dan pengembangan materi kuliah fisiologi tumbuhan.

Diuji kandungan hara

Konsentrasi 10% Konsentrasi 20% Konsentrasi 30%

Page 17: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

16

C. Hipotesis

H1 : Ada pengaruh pemberian pupuk cair hasil fermentasi kotoran padat

kambing dengan perlakuan yang berbeda dan konsentrasi yang berbeda

terhadap petumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea l.).

H0 : Tidak ada pengaruh pemberian pupuk cair hasil fermentasi kotoran

padat kambing dengan perlakuan yang berbeda dan konsentrasi yang

berbeda terhadap petumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea l.).

Page 18: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Greenhouse Pendidikan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta untuk fermentasi pupuk dan aplikasi pupuk cair

hasil fermentasi terhadap tanaman sawi. Untuk pengujian kandungan hara

pupuk cair hasil fermentasi dilakukan di Laboratorium Kimia dan

Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian UNS.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan

bulan Maret 2011.

B. Variabel penelitian

1. Variabel bebas (Independent Variabel) : Pupuk cair hasil fermentasi

kotoran padat kambing secara aerob.

2. Variabel terikat (Dependent variable) : Pertumbuhan tanaman sawi.

17

Page 19: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

18

C. Alat dan Bahan Penelitian

a. Alat Pembuatan Pupuk Cair

Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair adalah drum/ember

plastik volume 20 liter, alat pengaduk, timbangan, ember plastik, saringan

plastik, seperangkat alat analisa di laboratorium, gelas ukur.

b. Alat Penanaman Sawi

Plastik polibag, cangkul, semprotan tanaman/gembor.

c. Bahan Pembuatan Pupuk Cair

Kotoran padat kambing sebanyak 30kg, air bersih secukupnya, limbah buah

2kg, daun mimba 2kg.

d. Bahan Penanaman Sawi

Tanah, pasir, pupuk kompos, air.

D. Pelaksanaan Penelitian

a. Pembuatan pupuk cair dari kotoran padat kambing

1) Mempersiapkan drum plastic/ember sebanyak 3 buah dengan volume 20

liter

2) Menimbang kotoran padat kambing seberat 30kg kemudian dibagi

menjadi tiga bagian, masing-masing 10kg.

3) Menyiapkan limbah buah sebanyak 2kg dan daun mimba sebanyak 2kg.

4) Memasukan kotoran kambing pada drum/ember plastik, masing-masing

10kg.

Page 20: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

19

5) Memasukkan limbah buah pada drum nomor 2 dan daun mimba pada

drum nomor 3.

6) Menambahkan air dengan perbandingan antara air dengan kotoran

kambing 2 : 1 (liter/kg)

7) Mengaduk kurang lebih selama 10-15 menit dengan pengaduk kayu pada

masing-masing campuran yang telah dimasukkan kedalam drum/ember

plastic.

8) Mengukur pH dan suhu awal dari campuran yang telah dimasukkan

dalm drum/ember plastic.

9) Campuran bahan yang telah dimasukan kedalam drum/ember plastic di

inkubasi selama 7-8 hari.

10) Setelah 8 hari campuaran kotoran hewan tadi dipisahkan antara yang cair

dengan yang padat dengan menggunakan saringan.

11) Bagian yang padat digunakan untuk kompos padat dan yang cair

digunakan sebagai pupuk cair.

12) Sebelum digunakan sebagai pupuk tanaman, pupuk cair hasil fermentasi

diukur kandungan hara makro (N, P, K) dan mikro ( Fe, Cu, Cl, B, Mn,

dan Mo). Kemudian diukur pH akhir setelah fermentasi. Kemudian

setelah semuanya selesai pupuk cair siap digunakan pada tanaman.

Page 21: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

20

Tabel 3.1 Hasil analisis laboratorium terhadap pupuk cair hasil

fermentasi aerob kotoran padat kambing.

Parameter C1(ditambah limbah buah)

C2(ditambah daun mimba)

Unsur MakroNPK

Unsur MikroFeCuBMnMoCl

Ph

b. Pembibitan tanaman sawi.

1) Membeli benih sawi.

2) Pembibitan.

Pembibitan dilakukan menggunakan wadah pembibitan dengan ukuran

yaitu lebar 40 cm dan panjangnya 60 cm, tinggi 10 cm. Media yang

digunakan adalah campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan

perbandingan 1: 1: 1 kemudian didiamkan selama 1 minggu. Cara

melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur pada media

yang telah dipersiapkan, lalu ditutupi tanah setebal 1 - 2 cm, lalu

dilakukan penyiraman air dengan sprayer, kemudian diamati 3 - 5 hari

benih akan tumbuh. Setelah berumur 2-3 minggu sejak disemaikan atau

sampai berdaun 3-4 helai tanaman sawi siap dipindahkan kedalam

polibag.

Page 22: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

21

3. Pelaksanaan Percobaan

1) Menyiapakan pupuk cair hasil fermentasi yang telah diuji kandunganya

dengan konsentrasi yang berbeda-beda, yaitu 20%, 30%, dan 40%.

2) Menyiapkan media tanam dalam plastic polibag ukuran 30 x 20 cm.

media tanam yang digunakan terdiri dari campuran tanah, pupuk kompos

dan pasir.

3) Menyiapkan tanaman sawi yang berumur 2-3 minggu atau berdaun 4-5

helai sebanyak 30 buah yang telah disortir dan ditimbang berat awalnya.

4) Menanam tanaman sawi dalam polibag.

5) Melakukan pemeliharaan dengan cara disiram setiap pagi dan sore

dengan air.

6) Melakukan pemupukan dengan pupuk cair hasil fermentasi setiap satu

minggu satu kali.

7) Melakukan pengamatan setiap satu minggu satu kali sampai berumur 5

minggu.

Tabel 3.2 Pengamatan tinggi tanaman sawi (cm)

PerlakuanMinggu

0 2 4 6 8 10

C0K1C0K2C0K3C1K1C1K2C1K3C2K1C2K2C2K3

Total

Page 23: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

22

Tabel 3.3 Pengamatan jumlah daun tanaman sawi

PerlakuanMinggu

0 2 4 6 8 10

C0K1C0K2C0K3C1K1C1K2C1K3C2K1C2K2C2K3

Total

Tabel 3.4 Pengamatan luas daun tanaman sawi

PerlakuanMinggu

0 1 2 3 4 5

C0K1C0K2C0K3C1K1C1K2C1K3C2K1C2K2C2K3

Total

Tabel 3.5 Pengamatan berat awal dan biomassa tanamans sawi (gram)

Perlakuan

UlanganJumlah Rerata

1 2 3 4C0K1C0K2C0K3C1K1C1K2C1K3C2K1C2K2C2K3

Page 24: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

23

E. Rancangan Percobaan

Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan

Acak Lengkap Pola faktorial yaitu dengan dua faktor. Faktor I adalah

Penambahan bahan lain dalam pembuatan pupuk cair. Faktor II adalah

konsentrasi pemberian pupuk cair. Adapun taraf perlakuan adalah sebagai

berikut :

Faktor I : Pupuk Cair hasil fermentasi

C0 : kotoran kambing yang difermentasi tanpa ditambahkan bahan lain

(sebagai control)

C1 : Kotoran kambing yang difermentasi dengan ditambahkan limbah

buah.

C2 : Kotoran kambing yang difermentasi dengan ditambahkan limbah

daun mimba.

Faktor II : Konsentrasi pemberian pupuk pada tanaman.

K1 : Pupuk cair hasil fermentasi yang diberikan dengan konsentrasi 20%.

K2 : Pupuk cair hasil fermentasi yang diberikan dengan konsentrasi 30%.

K3 : Pupuk cair hasil fermentasi yang diberikan dengan konsentrasi 40%

Page 25: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

24

Adapun kombinasinya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 kombinasi perlakuan pupuk cair dengan konsentrasi

Perlakuan KombinasiPupuk Cair KonsentrasiC0

C1

C2

K1K2K3K1K2K3K1K2K3

C0K1C0K2C0K3C1K1C1K2C1K3C2K1C2K2C2K3

Keterangan kombinasi :

C0K1 : Pupuk cair yang diofermentasi tanpa ditambahkan bahan lain

dengan konsentrasi 20% sebagai control.

C0K2 : Pupuk cair yang diofermentasi tanpa ditambahkan bahan lain

dengan konsentrasi 30% sebagai control.

C0K3 : Pupuk cair yang diofermentasi tanpa ditambahkan bahan lain

dengan konsentrasi 40% sebagai control.

C1K1 : Pupuk cair yang difermentasi dengan ditambahkan limbah buah

dengan konsentrasi pemberian 20%

C1K2 : Pupuk cair yang difermentasi dengan ditambahkan limbah buah

dengan konsentrasi pemberian 30%

C1K3 : Pupuk cair yang difermentasi dengan ditambahkan limbah buah

dengan konsentrasi pemberian 40%

C2K1 : Pupuk cair yang difermentasi dengan ditambahkan daun mimba

dengan konsentrasi pemberian 20%

Page 26: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

25

C2K2 : Pupuk cair yang difermentasi dengan ditambahkan daun mimba

dengan konsentrasi pemberian 30%

C2K3 : Pupuk cair yang difermentasi dengan ditambahkan daun mimba

dengan konsentrasi pemberian 40%

Dari 6 perlakuan dan 3 kontrol diatas masing-masing diberi 4 ulangan

penelitian ini menggunakan 24 satuan percobaan dengan 3 kontrol.

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Eksperimen

yaitu melakukan eksperimen dengan membuat pupuk cair dari kotoran

padat hewan kemudian melakukan pengujian kandungan haranya setelah

itu diujicobakan terhadap tanaman sawi dan mengamati pengaruh yang

ditimbulkan dari hal tersebut.

b. Observasi

Yaitu melakukan observasi terhadap bahan-bahan yang diperlukan dalam

penelitian seperti kotoran padat kambing, limbah buah, daun mimba, dan

bahan lainya.

c. Dokumentasi

Yaitu metode pengamatan dengan cara mendokumentasikan penelitian

dari awal sampai akhir dengan foto atau kamera digital.

d. Telaah Kepustakaan

Yaitu mengkaji literature-literatur, penelitian-penelitian yang sebelumnya

yang relevan dengan penelitian dan jurnal-jurnal yang relevan.

Page 27: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

26

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Varian (Anava) dua jalur dengan taraf nyata 0,05 untuk menentukan perbedaan

masing-masing perlakuan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung jumlah kuadrat

1. Menghitung faktor korelasi (FK)

FK = ( (∑ ΧT )2

n )2. Menghitung jumlah kuadrat total (JKT)

JKT = (∑ ΧT )2−FK

3. Menghitung jumlah kuadrat perlakuan (JKP)

JKp = ( (∑ Χ AB )2

r )−FK

4. Menghitung jumlah kuadrat variabel A (JKA)

JKA = ( (∑ Χ A )2

r . A )−FK

5. Menghitung jumlah kuadrat variabel (JKB)

JKB = ( (∑ ΧB )2

r .B )−FK

6. Menghitung jumlah kuadrat interaksi variabel (JKAB)

JKAB = JKP – JKA – JKB

7. Menghitung jumlah kuadrat galat (JKG)

Page 28: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

27

JKG = JKP – JKA – JKB – JKAB

b. Menghitung jumlah derajad bebas (db)

1. Menghitung dbP (Perlakuan)

dbP = A.B – 1

2. Menghitung dbA (Dosis)

dbA = A – 1

3. Menghitung dbB (Waktu)

dbB = B – 1

4. Menghitung dbT (Total)

dbT = N – 1

5. Menghitung dbAB (Interaksi)

dbAB = dbA x dbB

6. Menghitung dbG (Galat)

dbG = dbT – dbA – dbB – dbAB

c. Menghitung kuadrat tengah (KT)

1. Menghitung kuadrat tengah perlakuan (KTP)

KTP =

JK P

dbP

2. Menghitung kuadrat tengah variabel A (KTA) Dosis

KTA=

JK A

db A

3. Menghitung kuadrat tengah variabel B (KTB) Waktu

KTB =

JK B

dbB

Page 29: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

28

4. Menghitung kuadrat intraksi variabel A dan B (KTAB)

KTAB =

JK AB

db AB

5. Menghitung kuadrat tengah galat (KTG)

KTG =

JKG

dbG

d. Menghitung F hitung

1. Menghitung F hitung variabel perlakuan FhitP

FhitP =

KT P

KTG

2. Menghitung F hitung variabel perlakuan FhitA

FhitA =

KT A

KTG

3. Menghitung F hitung variabel perlakuan FhitB

FhitB =

KT B

KTG

4. Menghitung F hitung variabel perlakuan FhitAB

FhitAB =

KT AB

KTG

Untuk selanjutnya dari masing – masing harga F hitung diperoleh,

dikonsultasikan dengan harga F pada tabel sehingga besaran bebas F adalah (k –

1) (n – k) dan pada taraf nyata = 0,05. Bila F hitung ternyata lebih besar dari F

tabel maka hasilnya ditolak.

Menurut Hanafiah (1994), ada dasar dalam menentukan uji lanjut.

Page 30: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

29

1. Jika KK (Koefisien Keragaman) 10 – >20%, uji lanjut yang digunakan

sebaiknya uji Duncan’s (DMRT).

2. Jika KK (Koefisien Keragaman) 5 – 10%, uji lanjut yang digunakan sebaiknya

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

3. Jika KK (Koefisien Keragaman) < 5% uji lanjut yang digunakan sebaiknya Uji

Beda Nyata Jujur (BNJ).

Setelah dilakukan uji anava dua jalur menunjukkan perbedaan yang

nyata, maka dilakukan uji lanjut untuk melihatkan perlakuan masing-masing

yang berbeda dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ).

Tabel 3.7 Analisis sidik ragam

S K D B J K K T F HF Tabel

P0.05 0.01

A (a-1) JK A JK A/(a-1)=A A/G

B (b-1) JK B JK B/(b-1)=B B/G

AB (a-1)(b-1) JK AB JKAB/(a-1)(b-1)=AB AB/G

Galat ab(u-1) JK G JK G/kp(u-1)=G

Total (abu – 1) JK T

Untuk menguji atau membedakan antar perlakuan sehingga dapat diketahui dari

perlakuan mana yang paling berpengaruh dugunakan uji Ducan’s Multiple range

Test dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyusun rata-rata data perlakuan menurut rangkingnya.

2. Menghitung Standar error

Page 31: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

30

SY =KTGP

N

3. Mencari angka R (P : u : db : d) pada table Ducan’s

P : jarak rata-rata perlakuan yang dibandingkan

u : db (derajat kebebasan)

Dp.d : protection untuk P perlakuan pada taraf signifikansi 0,5.

4. Menentukan SSD

SSD = R(P : u : dp : d) SY

5. Membandingkan setiap perbedaan rata-rata perlakuan dengan SSDnya

masing-masing.

Page 32: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

DAFTAR PUSTAKA

Anggarwulan, E. dan Solichatun. 2001. Fisiologi Tumbuhan. Surakarta : Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS.

Anonim. 2005. Sawi. http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index. Diakses tanggal 01 Desember 2010 pukul 20.45 WIB

. 2008. Fermentasi. http://www.pikiranrakyat.com. Diakses tanggal 03 Desember 2010 pukul 20.35 WIB.

Budianta, E. 2004. Organik Terpadu. Majalah Trubus 413: 144. Jakarta : Yayasan Sosial Tani Membangun.

Gumbiro, Said. 1997. Bioindustri Penerapan Teknologi Fermentasi. Jakarta : Mediatama sarana Perkasa Supardi, Imam dan Sukomarto. 1999. Mikrobiologi dalam pengolahan dan keamanan pangan. Bandung : PT. Alumni.

Haryanto, Eko. 2003. Sawi dan Selada. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hardjowigeno, S. 1997. Ilmu Tanah. Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa.

Lakitan, Benyamin. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Lingga, P. dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.

Margiyanto, E. 2007. Hortikultura. Bantul : Cahaya Tani.

Maulana, Yoga Nugraha. 2010. Kajian Penggunaan Pupuk Organik dan Jenis Pupuk N terhadap kadar N tanah, serapan N dan Hasil Tanaman sawi (Brassica juncea l.) Pada Tanah Litosol Gemolong. Skripsi : Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret.

Notohadiprawiro, Soeprapto, dan E. Susilowati. 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Yogyakarta : Ilmu Tanah UGM.

Porwowidodo, 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung : Penerbit Angkasa.

Rahayu, Estu. 2003. Bertanam Sayuran Sawi. Jakarta :Penebar Swadaya.

Riadi, Lieke. 2007. Teknologi Fermentasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Page 33: Web viewSarjana S-1. Program Studi ... salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya ... proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel

Roesmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta : Kanisius.

Salisbury, Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. Bandung : ITB Press.

Sarief, E.S. 1995. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung : Pustaka Buana.

Setiawan, Ade Iwan. 2002. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Jakarta : Penebar Swadaya.

Setyamidjaja, Djoehana. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta : CV. Simplex.

Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sutiyoso, Yos. 2003. Meramu Pupuk Hidroponik Tanaman Buah, Sayuran dan Hias. Jakarta : Penebar Swadaya.

Suwasono, Hedi. 2001. Ensiklopedi Tanaman : Suatu Kajian Kuantitatif Pertumbuhan Tanaman. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Syekhfani. 2000. Arti penting bahan organik bagi kesuburan tanah. Jurnal Penelitian Pupuk Organik.

Syefani dan A. Lilia. 2003. Pelatihan Pertanian Organik. Malang : Fakultas Pertanian Unibraw.

Wijaya, Kelik. 2010. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Hasil Perombakan Anaerob Limbah Makanan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea l.). Skripsi : Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Sebelas Maret.

Yulianti, Ninit. 2009. Pengertian Pertumbuhan. http://ninityulianita.wordpress.com/2009/09/11/pengertian-pertumbuhan/. Diakses hari Selasa 09 November 2010. Pukul 20.15.