157
0 I GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan) UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI

tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

I GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA

METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN

(Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI

Page 2: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

DAFTAR ISI HALAMAN

ANALISIS SWOT.........................................................................................................................................................2Studi Kasus: Penelitian Strategi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten Jembrana Bali..........................................................................................................................2

ANALISIS THE SERVICE PROFIT CHAIN.........................................................................................................13Penerapan Analisis SPC pada Jasa Perhotelan.......................................................................................................13

ANALISIS FAKTOR..................................................................................................................................................27Studi Kasus pada Obyek Wisata:..............................................................................................................................27FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA EKAKARYA BEDUGUL BALI................................................................................................................................27

ANALISIS MDS..........................................................................................................................................................34

ANALISIS DESKRIPTIF SEGMENTASI PASAR................................................................................................41

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.................................................................................................................55Contoh Kasus Penggunaan Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel untuk menganalisis efektivitas Advertising dan Biaya Personal Selling terhadap Total Pendapatan pada Sebuah Hotel..................................55

ANALISIS BALANCED SCORECARD..................................................................................................................67Contoh Kasus: BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA RESTORAN SEDAP BALI.......................................................................................................................................................................................67

LAMPIRAN CONTOH USULAN PENELITIAN......................................................................................................88

Page 3: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

ANALISIS SWOTStudi Kasus: Penelitian Strategi Pengembangan Objek dan Daya

Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

1. Identifikasi Variabel

Variabel dan indikator Lingkungan Internal

Variabel Internal Indikator1. Product a. Keanekaragaman jenis kupu-kupu

b. Keunikan penangkaranc. Kondisi Lankap (landscape)

2. Price a. Harga tiket masukb. Harga merchandisec. Harga minuman

3. Place a.Kemudahan dalam mencapai lokasib.Kejelasan jalur/ rute yang dilalui menuju objek wisata

4. Promotion a. Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)

b. Penyampaian informasi melalui websitec. Penyampaian informasi melalui mass media audio

visual (iklan)5. People a.Kemampuan petugas berkomunikasi dalam berbagai

bahasab. Program pendidikan dan pelatihan bagi petugasc. Penampilan petugasd. Keramahtamahan Petugas

6. Physical Evidence

a. Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )b.Sarana dan prasarana yang memadai ( tempat parkir)c.Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu

7. Process a. Proses penyambutan kedatangan wisatawanb. Pelayanan yang diberikan

Page 4: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Variabel dan Indikator Lingkungan Eksternal

Variabel Eksternal Indikator1. Teknologi a. Penerapan teknologi informasi

b. Sumber daya manusia yang profesional2. Keamanan a. Keamanan pengunjung

b. Keamanan lokasi objek wisata3. Lingkungan a. Lokasi objek wisata

b. Pemandangan alam sekitar 4. Pemerintah a. Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

b. Bantuan atau dukungan pemerintah5. Sosial Budaya a. Peran serta masyarakat

b.Pengawasan masyarakat mengenai objek wisata6. Ekonomi a. Kondisi ekonomi regional dan nasional

b. Kondisi ekonomi global7. Pengunjung a. Keanekaragaman pengunjung

b. Motivasi pengunjung

2. Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-indikator Internal

No. Indikator InternalBobot (%) Rating Keterangan

1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 6.90 3.25 Kekuatan2 Keunikan penangkaran 6.61 3.05 Kekuatan3 kondisi lanskap (landscape) 5.91 3.05 Kekuatan4 Harga tiket masuk 5.96 2.90 Kekuatan5 Harga marchendise 4.13 2.40 Kelemahan6 Harga minuman 5.00 2.90 Kekuatan7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 4.77 2.35 Kelemahan

8Kejelasan jalur / rute yang dilalui menuju objek wisata 5.12 2.30 Kelemahan

9Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur, Pamflet,dll) 5.12 2.60 Kekuatan

10 Penyampaian informasi melalui website 5.55 2.70 Kekuatan

11Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 3.95 2.50 Kelemahan

12Kemampuan petugas berkomunikasi dalam berbagai bahasa 5.43 2.35 Kelemahan

13 Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas 4.45 1.75 Kelemahan14 Penampilan petugas 2.44 1.75 Kelemahan15 Keramahtamahan petugas 2.80 1.75 Kelemahan16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 5.50 3.10 Kekuatan

Page 5: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

17Sarana dan prasarana yang memadai ( tempat parkir ) 5.60 3.55 Kekuatan

18Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 4.63 1.55 Kelemahan

19 Proses penyambutan kedatangan wisatawan 4.95 2.50 Kelemahan20 Pelayanan yang diberikan 5.20 3.00 KekuatanTOTAL 100  

3. Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator Eksternal

No. Indikator Eksternal Bobot (%) Rating Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 7.75 2.65 Peluang2 Sumber daya manusia yang professional 7.98 2.70 Peluang3 Keamanan pengunjung 7.72 3.25 Peluang4 Keamanan lokasi objek wisata 7.65 3.30 Peluang5 Lokasi objek wisata 8.17 3.35 Peluang6 Pemandangan alam sekitar 7.27 3.15 Peluang7 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata 6.18 2.45 Ancaman8 Bantuan dan dukungan pemerintah 6.07 2.05 Ancaman9 Peran serta masyarakat 6.48 2.05 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat terhadap objek wisata 6.70 2.60 Peluang11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 6.41 2.65 Peluang12 Kondisi ekonomi global 6.31 2.50 Ancaman13 Keanekaragaman pengunjung 7.85 3.45 Peluang14 Motivasi pengunjung 7.45 3.30 PeluangTOTAL 100  

Page 6: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

4. Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)

Faktor strategis internal Bobot (%) Rating Skor

Kekuatan (strenghts) :

1Sarana dan prasarana yang memadai ( tempat parkir ) 5.60 3.55 0.20

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 6.90 3.25 0.223 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 5.50 3.10 0.174 Kondisi lanskap (landscape) 5.91 3.05 0.185 Keunikan penangkaran 6.61 3.05 0.206 Pelayanan yang diberikan 5.20 3.00 0.167 Harga tiket masuk 5.96 2.90 0.178 Harga minuman 5.00 2.90 0.159 Penyampaian informasi melalui website 5.55 2.70 0.15

10Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur) 5.12 2.60 0.13

Kelemahan (weakness) :

1Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 3.95 2.50 0.10

2 Proses penyambutan kedatangan wisatawan 4.95 2.50 0.123 Harga marchendise 4.13 2.40 0.10

4Kemampuan petugas berkomunikasi dalam berbagai bahasa 5.43 2.35 0.13

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi 4.77 2.35 0.11

6Kejelasan jalur / rute yang dilalui menuju objek wisata 5.12 2.30 0.12

7 Penampilan petugas 2.44 1.75 0.04

8Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas 4.45 1.75 0.08

9 Keramahtamahan petugas 2.80 1.75 0.05

10Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 4.63 1.55 0.07

Total 100   2.65

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator internal, maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator internal. Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal. Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah 2.65.

Page 7: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

5. External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot (%) Rating Skor

Peluang (opportunities) :1 Keanekaragaman pengunjung 7.85 3.45 0.272 Lokasi objek wisata 8.17 3.35 0.273 Motivasi pengunjung 7.45 3.30 0.254 Keamanan lokasi objek wisata 7.65 3.30 0.255 Keamanan pengunjung 7.72 3.25 0.256 Pemandangan alam sekitar 7.27 3.15 0.237 Sumber daya manusia yang profesional 7.98 2.70 0.228 Penerapan teknologi informasi 7.75 2.65 0.219 Kondisi ekonomi regional dan nasional 6.41 2.65 0.17

10Pengawasan masyarakat terhadap objek wisata 6.70 2.60 0.17

Ancaman (threats) :1 Kondisi ekonomi global 6.31 2.50 0.162 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata 6.18 2.45 0.153 Peran serta masyarakat 6.48 2.05 0.134 Bantuan dan dukungan pemerintah 6.07 2.05 0.12

Total 100   2.85

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator eksternal, maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal. Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan eksternal. Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 2.85.

Page 8: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

6. Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan XTotal nilai ifas

TOTAL

NILAI

EFAS

4 3 (2.85) 2 1

3

ITumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi vertical)

IITumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizontal)

IIIPertahankan dan

pelihara (pertumbuhan

berputar)

(2.65)

2

IVTumbuh dan bina

VPertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VIPanen atau divestasi (kawasan terikat atau

jual habis kewaspadaan)

1 VIIPertahankan dan

pelihara (diversifikasi konsentrasi)

VIIIPanen atau divestasi

(diversifikasi kongklomerasi)

IXPanen atau divestasi

(likuidasi)

7. Matrik SWOTSetelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-kupu serta

strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya, maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan.

(2.56;2.85)

Page 9: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGHTS (S) :

1. Sarana dan prasarana yang memadai (tempat parkir)

2. Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3. Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)

4. Kondisi lanskap (landscape)5. Keunikan penangkaran6. Pelayanan yang diberikan7. Harga tiket masuk8. Harga minuman9. Penyampaian informasi

melalui website10. Penyampaian informasi

melalui mass media cetak (broshur)

WEAKNESESS (W) :

1. Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

2. Proses penyambutan kedatangan wisatawan

3. Keterjangkauan harga merchandise

4. Kemampuan petugas berkomunikasi dalam berbagai bahasa

5. Kemudahan dalam mencapai lokasi

6. Kejelasan jalur/rute yang dilalui menuju objek wisata

7. Penampilan petugas8. Program pendidikan dan

pelatihan bagi petugas9. Keramahtamahan petugas10. Rute perjalanan pengunjung

didalam taman kupu-kupuOPPORTUNITIES (O) :

1. Keanekaragaman pengunjung

2. Lokasi objek wisata3. Motivasi pengunjung4. Keamanan lokasi objek

wisata5. Keamanan pengunjung6. Pemandangan alam sekitar7. Sumber daya manusia yang

professional8. Penerapan teknologi

informasi9. Kondisi ekonomi regional

dan nasional10. Pengawasan masyarakat

terhadap objek wisata

STRATEGI SO

Bekerjasama dengan masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu-kupu

Meningkatkan keamanan baik keamanan pengunjung maupun keamanan lokasi objek wisata

Membangun penangkaran kupu-kupu dilokasi lain

STRATEGI WO

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pariwisata

THREATS (T) :1. Kondisi ekonomi global2. Kebijakan pemerntah

dibidang pariwisata3. Peran serta masyarakat4. Bantuan dan dukungan

pemerinah

STRATEGI ST Memberikan perbedaan harga

tiket masuk Pemberdayaan masyarakat

STRATEGI WT Promosi dan publikasi secara

besar-besaran dan dilakukan dengan gencar

Meningkatkan jenis pelayanan yang ditawarkan

Meningkatkan peran serta pemerintah

.

Page 10: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Dari diagram di atas melalui kombinasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman maka telah didapat strategi beserta program-program yang dapat digunakan untuk mengembangkan objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara.

7.1. Strategi SO (Strenghts Opportunities/Kekuatan Kelemahan)

1). Bekerjasama dengan masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara . Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut:

a) Memberikan peluang kepada masyarakat sebagai tenaga keamanan lokasi objek wisata. Masyarakat setempat dapat bekerja sama untuk melaksanakan program ini. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta dalam mengawasi objek wisata.

b) Mengadakan kerja bakti/gotong royong/bakti sosial dalam jangka waktu tertentu. Masyarakat setempat, aparat desa dan dinas pariwisata kabupaten Jembrana dapat bekerja sama untuk melaksanakan program ni. Program ini harus dilaksanakan secara rutin misalnya sekali dalam seminggu atau tergantung dari kesepakatan antara ketiga pihak diatas. Dinas pariwisata dapat berpartisipasi dalam menyediakan alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan kerja bakti ini, seperti sapu lidi, tempat sampah dan lain-lain. Selain itu aparat desa dapat menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dan memasang papan larangan pembuangan sampah sembarangan.

2). Meningkatkan keamanan baik keamanan pengunjung maupun keamanan lokasi objek wisata. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :

a) Membangun pos keamanan di objek wisata b) Menempatkan CCTV di lokasi objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara . Program ini

dapat dilakukan untuk mencegah tindak kejahatan yang dapat mengganggu keamanan lokasi objek wisata maupun keamanan pengunjung.

c) Menempatkan alarm peringatan kebakaran. Program seperti ini dapat dilakukan untuk memberikan sinyal peringatan terhadap kebakaran sehingga para petugas dapat bertindak cepat mengevakuasi para wisatawan yang berada didalam objek wisata.

d) Menyediakan tabung pemadam kebakaran dilokasi objek wisata. Program seperti ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kebakaran sehingga para petugas/karyawan dapat dengan cepat memadamkan api sebelum menunggu petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi.

3). Membangun penagkaran di lokasi lain. Strategi yang dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :

a) Mencari lokasi sebagai penangkaran kupu-kupu khusus untuk proses pengembangbiakan beranekaragam jenis kupu-kupu, mulai dari ulat hingga menjadi kepompong. Seluruh kepompong kupu-kupu yang dikembangbiakan di penangkaran ini akan di pindahkan ke dalam penangkaran yang terdapat di dalam Taman Kupu-kupu Mutiara . Program ini bertujuan untuk menambah jenis kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Mutiara sehingga dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi wisatawan mengenai keanekaragaman kupu-kupu dan poses metamorphosis dari ulat hingga menjadi kupu-kupu.

Page 11: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

b) Membuat suatu tempat penyimpanan yang diperlukan untuk menyimpan kepompong. Tempat penyimpanan dapat terbuat dari stailess steal yang berbentuk seperti lemari terbuka bertingkat dua dimana pemisah antar ruang dan dinding-dindingnya diberi jaring besi berukuran satu centimeter.

c) Menyediakan penjepit seperti penjepit baju yang digunakan untuk menjepit kepompong-kepompong didalam lemari terbuka tempat penyimpanan kepompong muda.

7.2. Strategi WO (Weakness Opportunities/Kelemahan Peluang)

1). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :

a) Program studi banding ke objek wisata sejenis seperti Bali Safari Marine Park atau Bali Bird Park. Program seperti ini perlu dilakukan untuk mempelajari keunggulan dari objek wisata lain yang sudah berkembang dan menerapkannya ke objek wisata taman kupu-kupu sehingga taman kupu-kupu dapat berkembang pesat .

b) Pelatihan dan kursus kepada petugas (para pelaku pariwisata) dan masyarakat setempat seperti kursus bahasa asing, tata cara memandu wisatawan. Program ini perlu dilakukan agar dimasa yang akan datang masyarakat setempat dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan wisatawan, juga para petugas dapat berkomunikasi dan memberikan informasi dengan jelas kepada para wisatawan serta dapat memandu dengan baik.

c) Mengadakan seminar bagi petugas mengenai cara bersikap dan bertingkah laku yang baik sehingga para petugas dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para wisatawan.

d) Memberikan pendidikan tentang produk yakni pengenalan kupu-kupu, cara pengembangbiakan kupu-kupu dan cara merawat taman. Program seperti ini perlu dilakukan untuk memperkenalkan keanekaragaman jenis kupu-kupu, mengetahui cara melestarikan taman yang menjadi tempat hidup kupu-kupu dan cara pengembangbiakan kupu-kupu.

e) Memberikan pelatihan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Program ini perlu dilakukan agar dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan mengetahui cara melakukan pertolongan pertama sebelum pihak medis datang untuk memberikan pertolongan.

f) Memberikan pelatihan mengenai cara penanggulangan kebakaran. Program ini perlu dilakukan untuk mengetahui cara aman dalam penanggulangan kebakaran. Para karyawan dapat diberikan pelatihan mengenai cara pemadaman yang benar dan aman.

g) Memberikan pelatihan mengenai penanggulangan bencana alam. Program ini perlu dilakukan untuk mengetahui cara penganggulangan jika terjadi bencana alam. Para karyawan dapat diberikan pelatihan mengenai cara menyelamatkan diri dan para wisatawan saat terjadi bencana alam.

h) Seleksi ketat terhadap calon tenaga kerja. Program seperti ini perlu dilakukan untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu melaksanakan segala tugas yang diberikan dengan baik.

i) Pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi. Dengan melakukan hal ini semua karyawan akan merasa dihargai dan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Pemberian penghargaan dapat dilakukan secara materi maupun dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan khusus atau beasiswa

Page 12: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

dibidang pariwisata kepada karyawan dengan prestasi terbaik, yang kemudian setelah mendapatkan pendidikan diharapkan akan dapat membantu mengembangkan taman kupu-kupu kearah yang lebih baik.

7.3. Strategi ST (Strenghts Threats/Kekuatan Ancaman)

1). Memberikan perbedaan harga tiket. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :

a) Memberikan harga tiket khusus bagi wisatawan domestik. Program ini perlu dilakukan untuk dapat menarik lebih banyak kunjungan wisatawan domestik. Dengan banyaknya kunjungan wisatawan domestik akan meningkatkan perekonomian dareah dan Negara.

b) Memberikan harga tiket khusus bagi anak-anak dan lansia. Program ini perlu dilakukan untuk memberikan harga tiket yang sesuai untuk anak-anak dan lanjut usia. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi wisatawan yang ingin datang bersama anak mereka dan juga bagi para lansia (lanjut usia).

2). Pemberdayaan Masyarakat. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :

a) Memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menyiapkan merchandise yang bisa dijual seperti kerajinan khas didesa tersebut. Program seperti ini perlu dilakukan untuk membantu perekonomian masyarakat setempat dan meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam membuat kerajinan khas yang dapat dijual kepada para wisatawan.

b) Memberikan penyuluhan dan penjelasan kepada masyarakat tentang rencana pengembangan objek wisata taman kupu-kupu. Program ini perlu dilakukan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pengembangan objek wisata taman kupu-kupu supaya masyarakat dapat ikut bekerjasama.

c) Mengadakan kegiatan seperti pameran kesenian rakyat dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya kegiatan seperti ini maka masyarakat dapat mengekspresikan diri mereka dalam seni tari dan juga meraih peluang usaha yang disediakan melalui kegiatan ini.

7.4. Strategi WT (Weakness Threat/Kelemahan Ancaman)

1). Promosi dan publikasi secara besar-besaran dan dilakukan dengan gencar. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :

a) Promosi dan publikasi tentang objek wisata melalui media cetak (broshur, majalah, koran, pamphlet) , audio visual (iklan) dan website baik ke dalam negeri maupun luar negeri. Promosi ini dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan travel-travel besar dan kecil yang ada didalam negeri serta yang ada diluar negeri.

b) Pembuatan website khusus yang hanya memuat tentang objek wisata taman kupu-kupu. Melalui website semua orang diseluruh dunia dengan cepat akan dapat mengakses semua informasi tentang objek wisata taman kupu-kupu. Website tersebut harus berisi informasi tentang keadaan dan keindahan objek wisata taman kupu-kupu, lokasi objek wisata, informasi tentang cara penyampaian ke objek wisata, informasi tentang jenis-jenis produk dan pelayanan yang tersedia disekitar objek wisata dan berisi kolom bagi wisatawan untuk memberikan pendapat mereka ataupun pertanyaan yang ingin ditanyakan melalui

Page 13: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

website tersebut. Para pemilik penginapan maupun restoran disekitar objek wisata dapat mengiklankan produk-produk dan pelayanan yang ditawarkan melalui website ini.

c) Mengadakan kerjasama dengan travel-travel yang ada untuk melakukan promosi secara gencar tentang objek wisata

d) Mengundang para agen perjalanan asing dan jurnalis asing ke objek wisata

2). Meningkatkan jenis pelayanan yang ditawarkan. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :

a) Menyediakan fasilitas audio visual didalam sebuah ruangan yang disediakan khusus seperti ruang theatre.

b) Memberikan informasi mengenai objek wisata dengan jelas, baik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara saat berada didalam objek wisata.

c) Menyediakan tanda penunjuk arah bagi pengunjung didalam taman kupu-kupu yang mudah dilihat dan dipahami, supaya memudahkan para pengunjung berkeliling melihat seluruh keanekaragaman serangga yang ada didalam taman kupu-kupu.

d) Menyediakan hand sanitizer di dalam penangkaran kupu-kupu.e) Menyediakan tempat duduk di dalam penangkaran kupu-kupu.

3). Meningkatkan peran serta pemerintah. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan mengadakan program-program sebagai berikut :

a) Pembuatan proposal kerjasama dengan pemerintah dalam mempromosikan objek wisata. Program seperti ini perlu dilakukan untuk dapat bekerjasama dengan pemerintah dalam mempromosikan objek wisata taman kupu-kupu.

b) Bekerjasama dengan departemen perhubungan dan pemerintah setempat dalam membuat petunjuk arah dari jalan utama menuju objek wisata. Program ini perlu dilakukan untuk memudahkan para wisatawan yang ingin berkunjung ke taman kupu-kupu. Papan petunjuk arah dari jalan utama menuju objek wisata perlu dibuat yang bertuliskan nama objek wisata didalam papan tersebut sehingga para wisatawan dapat memahami dengan jelas arah menuju objek wisata Taman Kupu-kupu Mutiara .

Page 14: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

ANALISIS THE SERVICE PROFIT CHAINPenerapan Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

Langkah-langkah Penelitian

1. Menentukan Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Hotel The Mutiara Bali. Hotel The Mutiara Bali

berlokasi di Jalan Werkudara, Seminyak, Kuta Utara, Badung- Bali, 80361, Indonesia.

2. Mendefinisikan Variabela) Kualitas layanan internal (internal service quality) adalah aktivitas layanan dan

semua sumberdaya yang dilakukan oleh pihak pimpinan hotel dengan tujuan agar karyawan memperoleh kepuasan kerja. Indikator yang digunakan: Peralatan (termasuk sistem informasi) yang disediakan oleh manajemen

sangat membantu dalam kepentingan melayani pelanggan. Kebijakan, peraturan, dan prosedur kerja yang diberikan oleh manajemen

sudah mendukung layanan kepada pelanggan. Manajemen mendukung kemampuan karyawan dalam memberi layanan

kepada pelanggan. Manfaat yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan manajemen kepada

karyawan sebanding dengan pengorbanan waktu dan tenaga yang dikeluarkan.

Dari pelayanan yang diberikan saat ini, anda merasa perlu mendapatkan pelayanan yang lebih baik lagi dari manajemen.

b) Kepuasan karyawan (employee satisfaction) disini tergantung pada perkiraan kinerja manajemen dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan karyawan. Indikator yang digunakan: Karyawan mendapatkan pelayanan yang lebih dari fasilitas yang diberikan

manajemen. Karyawan sudah puas dengan tingkat kesejahteraan dan keamanan kerja

yang diberikan manajemen. Karyawan mendapatkan penghargaan dan pengakuan atas prestasi kerja. Kondisi lingkungan kerja antar karyawan dan atasan sudah terjalin dengan

baik. Karyawan sudah puas dengan pekerjaannya sekarang.

c) Loyalitas karyawan (employee loyalty) adalah kecenderungan karyawan untuk bekerja lebih lama atau betah terhadap pekerjaannya serta meningkatkan produktivitasnya untuk bekerja di Hotel The Mutiara Bali. Indikator yang digunakan: Karyawan akan terus bekerja pada Hotel The Mutiara Bali hingga pensiun.

Page 15: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Dengan pelayanan yang diperoleh saat ini, karyawan tidak berniat untuk pindah pekerjaan lagi.

Karyawan yang telah lama bekerja akan meningkatkan produktivitas kerjanya.

Karyawan mengalami perbaikan kinerja setelah mendapat penghargaan dan pengakuan atas kerjanya.

d) External service value atau nilai kualitas eksternal merupakan hasil akhir yang diterima oleh pelanggan. Indikator yang digunakan: Manfaat yang diperoleh dari penggunaan produk dan jasa Hotel The

Mutiara Bali saat ini sebanding dengan pengorbanan finansial yang dikeluarkan.

Manfaat yang diperoleh dari penggunaan produk dan jasa Hotel The Mutiara Bali saat ini sebanding dengan pengorbanan waktu dan tenaga yang dikeluarkan.

Pelanggan selalu mendapatkan nilai yang superior pada setiap hubungan transaksional yang dilakukan di Hotel The Mutiara Bali.

Pelanggan selalu mendapatkan nilai yang superior pada setiap pelayanan yang diberikan Hotel The Mutiara Bali.

e) Kepuasan pelanggan (costumer satisfaction) disini maksudnya adalah bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Indikator yang digunakan: Pelanggan selalu mendapatkan pelayanan yang lebih dari Hotel The

Mutiara Bali yang sebelumnya belum terbayang oleh pelanggan. Pelanggan puas dengan pelayanan Hotel The Mutiara Bali. Pelanggan tidak menduga sama sekali jika mereka mendapatkan reward

dari hotel The Mutiara Bali. Pelanggan puas setelah menggunakan salah satu produk jasa hotel, karena

tamu mendapatkan banyak kemudahan dari jasa Hotel The Mutiara Bali yang tidak diduga sebelumnya,

f) Loyalitas pelanggan (customer loyalty) merupakan hasil yang didapat dari kepuasan pelanggan. Indikator yang digunakan: Pelanggan akan selalu menggunakan oproduk dan jasa Hotel The Mutiara

Bali yang telah digunakan saat ini. Pelanggan akan menyampaikan informasi tentang produk dan jasa Hotel

The Mutiara Bali kepada Orang lain. Tamu akan mengajak keluarga, saudara, atau kenalan untuk menggunakan

produk dan jasa Hotel The Mutiara Bali. Pelanggan akan mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu

memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika ingin membeli produk atau jasa yang sama.

g) Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) merupakan rangsangan yang diberikan dari pelanggan yang loyal. Indikator yang digunakan: Hotel akan mendapat kontribusi yang besar dalam pendapatan dari

pelanggan yang loyal. Peningkatan pendapatan membuat kualitas layanan internal semakin baik

Page 16: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

h) Profitabilitas (profitability) yang dimaksud disini adalah hasil akhir yang diberikan oleh pelanggan yang loyal. Indikator yang digunakan: Hotel akan memperoleh keuntungan dari pelanggan yang loyal

menggunakan produk dan jasa Hotel The Mutiara Bali. Peningkatan profit akan berpengaruh pada kesejahteraan karyawan.

3. Penentukan Instrumen PenelitianProsedur pegumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

angket (kuesioner). Menurut Husein, bahwa teknik yang menggunakan angket (kuesioner) adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. (Husein Umar, 2000).

Pengukuran variabel menggunakan skala semantic differential. Skala semantic differential yaitu salah satu teknik self-report (pengukuran sikap) dimana subjek diminta memilih salah satu kata sifat atau pasangan frase yang disediakan yang paling mampu menggambarkan perasaan mereka terhadap suatu objek.

Daftar pertanyaan dalam penelitian ini bersifat tertutup artinya responden menjawab pertanyaan dengan alternatif jawaban yang ada. Indikator-indikator dari pertanyaan dalam kuesioner ini diadopsi dari Journal of Service Research vol.2 no.1, August 2008, pp 3-21, dengan judul “Linking Perceptual and Behavioral Customer Metrics to Multiperiod Customer Profitability: A Comprehensive Service Profit Chain Application”. Penelitian dilakukan oleh B. Lariviere.

4. Menentukan Jenis dan Sumber Dataa) Jenis data

Jenis data yang dapat dilihat dari sifatnya dapat dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Data kuantitatif yaitu data-data yang disajikan dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung secara sistematis seperti : jumlah karyawan, jumlah hari kerja, jumlah jam kerja, umur karyawan, dan hasil kuesioner yang telah dibobotkan.

b) Sumber dataData primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang dikumpulkan dan diolah pertama kali oleh peneliti sesuai dengan data mengenai kepuasan pelanggan menggunakan The Service Profit Chain, yang diperoleh dari hasil kuisioner yang disebarkan kepada responden, serta hasil wawancara dengan manajer personalia dan General Manager Hotel The Mutiara Bali.

5. Menentukan Metode SampelMetode penentuan sampel yang digunakan untuk customer yang berkunjung di

Hotel The Mutiara Bali adalah accidental sampling yang artinya responden yang diambil sebagai sampel adalah yang dijumpai di lokasi penelitian dan sedang mendapat pelayanan.

Menurut Supranto (1997:99) “untuk memperoleh suatu hasil yang baik, maka banyaknya responden yang diambil untuk menjawab kuesioner sebanyak 5 sampai 10 kali dari variabel yang dimuat dalam kuesioner. Dalam penelitian ini digunakan 12 indikator

Page 17: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

sehingga dapat ditentukan banyaknya sampel yang diambil adalah sebanyak 12x5 yaitu sebanyak 60 orang. Dan untuk mengantisipasi adanya ketidaklengkapan, maka banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 orang responden.

Tabel 8.1. Jumlah Sampel CustomerDi Hotel The Mutiara Bali

Sumber: HRD The Mutiara Hotel

Dan untuk karyawan dan manajemen Hotel The Mutiara Bali, metode penentuan sampel yang digunakan adalah disproportional stratified random sampling. Menurut Arikunto (1998:12) menyatakan bahwa apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Jumlah seluruh karyawan Hotel The Mutiara Bali adalah 321 orang dan sampel yang diambil adalah sebesar 25% dari jumlah karyawan masing-masing departemen secara acak. Pada departemen yang jumlah karyawan tidak proporsional dengan departemen lain seluruh karyawan dijadikan sebagai sampel. Untuk lebih jelasnya penentuan jumlah sampel dapat dilihat pada tabel 8.2 sebagai berikut:

Tabel. 8.2. Jumlah Sampel Karyawan di Hotel The Mutiara Bali

AsalJumlah

Customer Persentase Eropa 25 42%Asia 19 32%Australia 9 14%Amerika 7 12%Total 60 100%

DepartemenJumlah

KaryawanSampel

25% DepartemenJumlah

KaryawanSampel

25%

Front Office 33 8Telecommunications 5 1

Housekeeping 61 16 Transportation 3 1Reservation 5 1 Boutique 4 1F&B Service 49 12 Laundry 8 2Chasiers 3 1 Recreation 2 1Kitchen 35 9 Spa 18 4

Stewards 8 2Personnel & Training 5 1

A&G Executive Office 2 1

Sales & Marketing 8 2

Information Technology 3 1

Property Maintenance 23 6

A&G Finance 13 3 Beach House 2 1A&G Security 31 7

TOTAL 321 81

Page 18: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Total Populasi N=321, Sampel n=81, Sumber: HRD The Mutiara Hotel

6. Menentukan Metode Pengumpulan DataUntuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti dibawah ini: Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertnanyaan-

pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu dalam bentuk daftar pertanyaan kepada responden sebagai sampeldan pengolahan dari kuisioner tersebut menggunakan metode statistik deskriptif yaitu melakukan analisis indikator sederhana dari hasil kuisioner.

Dokumentasi yaitu dengan melihat dan mencatat dokumen atau catatan-catatan yang ada di Hotel The Mutiara Bali yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

7. Memilih Teknik Analisisa) Uji validitas dan reliabilitas

Kuesioner sebagai alat pengumpulan data merupakan instrumental yang harus diuji kecermatannya/validitas dan kehandalannya/reliabilitas (Djarwanto, 1998p:17).

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kumpulan pertanyaanyang diberikan benar-benar mengukur variabel yang dimaksud (Sekaran, 2003p:203). Atau seringkali pula disebutkan bahwa uji validitas dilakukan untuk menguji kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan pada pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Pengujiannya dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor varibel dengan skor total. Besarnya koefisien korelasi menunjukkan korelasi yang kuat antara setiap variabel dengan total variabel seluruhnya lebih kecil dari taraf signifikan 0,01 atau 0,05, maka variabel tersebut valid. Teknik korelasi yang digunakan adalah product moment dari pearson (Saifuddin Azwar, 1997:7).

Pengujian reliabilitas digunakan untuk memperoleh pengukuran yang konsisten jika dilakukan pengulangan pengukuran. Reliabilitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan suatu hasil yang relatif tidak berbeda-beda jika dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama.

b) Analisis Statistik

Page 19: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2007).

Korelasi adalah analisis ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan rumus:Adapun rumus, Umar (2001:177), sebagai berikut:

……………………………………..(1)

Keterangan :r = koefisien korelasiX = variabel bebasY = variabel terikatn = jumlah responden

Nilai r selalu terletak antara -1 dan +1 ( -1r+1 )r = +1, berarti adanya korelasi positif sempurna antara variabel x dan variabel y.r = 0, berarti adanya korelasi negatif sempurna antara variabel x dan variabel y.r = 0, berarti tidak adanya korelasi antara variabel x dan variabel y.

Sugiyono, (2002:183) menyatakan bahwa penafsiran akan besarnya korelasi yang diperoleh yaitu seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 8.3. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (r)

No Besar Nilai r Inter prestasi12345

0,000 - 0,1990,200 - 0, 3990,400 - 0,5990,600 - 0,7990,800 - 1,000

Koefisien korelasi sangat rendahKoefisien korelasi rendahKoefisien korelasi sedangKoefisien korelasi tinggiKoefisien korelasi sangat tinggi

Uji T atau T-test: Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan.

Menurut Sugiyono (2004:184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-test:

T-test= ...................................................................... (2)

Keterangan:T-test = Koefisien t-testr = Koefisien korelasin = jumlah data

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

Page 20: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)Ho : b < 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya. Ha : b > 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikatnya. b) Menentukan level of significant (), yang mana dalam penelitian ini adalah

sebesar 5% sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam penelitian ini adalah sebesar 95%.

c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan:df = n – k,

dimana: df = degree of freedom, n = jumlah responden, dan k = jumlah variable bebas.

d) Menentukan kriteria pengujianHo diterima bila tHitung tTabel

Ho ditolak bila tHitung > tTabel

Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha). Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, sebaliknya, jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Sugiyono (2004)

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan yang dilakukan dalam bagian ini adalah melihat karakteritik responden, melihat Validitas dan reliabilitas, dan melihat hubungan (nilai Coefficient korelasi) antara variabel-variabel yang ada dalam lampiran 3.1. Nilai coefficient korelasi ini digambarkan sebagai H1 sampai dengan H9, dimana H1 mewakili hubungan antara internal service quality dan employee satisfaction, H2 adalah employee satisfaction dan employee loyalty, H3 adalah employee loyalty dan external service value, H4 adalah external service value dan customer satisfaction, H5 adalah customer satisfaction dan customer loyalty, H6 adalah customer loyalty dan revenue growth, H7 adalah customer loyalty dan profitability, H8 adalah revenue growth dan internal service quality, dan terakhir H9 adalah antara profitability dan internal service quality. 1) Analisis Karakteristik Responden

Secara keseluruhan responden pada penelitian ini adalah karyawan dan tamu Hotel The Mutiara, Kuta. Karyawan The Mutiara dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendidikan. Sedangkan tamu The Mutiara, Kuta, Bali, dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin dan Benua asal.a) Karakteristik berdasarkan Usia

Distribusi usia dari 81 responden karyawan dan 60 responden tamu Hotel The Mutiara, Kuta, Bali yang terlibat dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Terlihat bahwa paling dominan usia responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah yang berusia 21-30 tahun (64%), sedangkan tamu yang dominan adalah berumur antara 41 – 47 tahun (44%), demikian seterusnya.

Page 21: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Grafik 8.1. Distribusi Usia Responden

Karyawan Tamu

21 - 30 Tahun64%

31 - 40 Tahun20%

41 - 47 Tahun16%

21 - 30 Tahun34%

31 - 40 Tahun22%

41 - 47 Tahun44%

Sumber: Hotel The Mutiara Bali, 2008

b) Karakteristik berdasarkan Jenis KelaminDistribusi jenis kelamin dari 81 responden karyawan dan 60 responden customer

dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3.Dari gambar di bawah. terlihat bahwa responden karyawan Hotel The Mutiara Bali

yang berjenis kelamin laki-laki (57%) lebih dominan bila di bandingkan dengan responden yang berjenis kelamin perempuan (43%), sedangkan responden dari tamu Hotel The Mutiara Bali yang berjenis kelamin laki-laki (64%) lebih dominan bila di bandingkan dengan responden yang berjenis kelamin perempuan (36%).

Grafik. 8.2. Distribusi Jenis Kelamin RespondenKaryawan Tamu

Laki-Laki57%

Perempuan43%

Laki-Laki64%

Perempuan36%

Sumber: Hotel The Mutiara Bali, 2008

c) Karakteristik berdasarkan PendidikanDistribusi pendidikan dari 81 karyawan Hotel The Mutiara, Bali yang terlibat sebagai

reponden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah Terlihat bahwa pendidikan dominan dari karyawan Hotel The Mutiara Bali yang

terlibat sebagai reponden dalam penelitian ini adalah Diploma (56%), S1 (28%), diikuti oleh SMA/SMK yaitu sebanyak 14%, dan terakhir oleh S2 sebanyak 2%.

Grafik. 9.3. Distribusi Pendidikan Responden

Page 22: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

SMA/SMK14%

Diploma56%

S128%

S22%

Sumber: Hotel The Mutiara Bali, 2008

d) Karakteristik berdasarkan Asal TamuDistribusi asal 60 responden yang menjadi tamu Hotel The Mutiara Bali dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah

Grafik 9.4. Distribusi Daerah Asal RespondenAmerika

12%

Asia32%

Australia14%

Eropa42%

Sumber: Hotel The Mutiara Bali, 2008

Terlihat bahwa kebanyakan tamu The Mutiara Bali berasal dari Eropa (42%), kemudian diikuti oleh wisatawan asal Asia (32%). Sementara sisanya adalah wisatawan asal Australia (14%) dan Amerika (12%).

2) Uji Validitas dan ReliabilitasUji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dilakukan dengan tujuan bahwa instrumen

yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya dan yang sebenarnya. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kenyataan, dalam arti berapa kalipun penelitian diulang dengan dengan instrumen tersebut akan diperoleh kesimpulan yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan 81 orang dari karyawan responden dan 60 orang dari customer. Pengujian reliabilitas instrumen yang telah dilakukan secara keseluruhan nilai koefisien korelasi seperti pada tabel berikut:

Tabel. 8.3. Hasil Uji ValiditasIndikator Variabel

Koefisien Korelasi

Keterangan Indikator Variabel

Koefisien Korelasi

Keterangan

X1 .549 Valid X16 .654 ValidX2 .608 Valid X17 .550 Valid

Page 23: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

X3 .573 Valid X18 .799 ValidX4 .559 Valid X19 .463 ValidX5 .543 Valid X20 .329 ValidX6 .662 Valid X21 .438 ValidX7 .387 Valid X22 .425 ValidX8 .447 Valid X23 .684 ValidX9 .523 Valid X24 .469 ValidX10 .640 Valid X25 .697 ValidX11 .541 Valid X26 .321 ValidX12 .448 Valid X27 .850 ValidX13 .573 Valid X28 .392 ValidX14 .398 Valid X29 .357 ValidX15 .522 Valid X30 .302 Valid

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

Hasil koefisien alpha pada uji reliabilitas ialah sebesar 0,888 berarti penelitian ini dapat dikatakan valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis selanjutnya.

3) Analisis Hubungan dan Uji HipotesisTeknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang berorientasi pada

menjawab permasalahan yang telah dikemukanan adalah analisis statistik korelasi sederhana dan t-test, dan dibantu dengan mengunakan program SPSS 16.0 for windows.

Untuk mempermudah proses analisis, maka data mentah (row data) yang telah diisi oleh responden pada questionnaire dikumpulkan dan ditabulasikan. Mengingat data ini adalah data yang bersumber dari 8 variabel bebas, dan masing-masing variabel bebas ini sendiri terdiri dari beberapa sub variabel (indikator), maka data dari masing-masing variabel ini kemudian di cari rata-ratanya (dapat dilihat pada lampiran 03-04). Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan software SPSS.16 dapat dilihat pada lampiran 06-14.

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction (H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,79) pada kepuasan karyawan, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05)

Correlations

1.000 .790.790 1.000

. .000.000 .

81 8181 81

Employee SatisfactionInternal Service QualityEmployee SatisfactionInternal Service QualityEmployee SatisfactionInternal Service Quality

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

EmployeeSatisfaction

InternalServiceQuality

Page 24: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,783) pada Employee Loyalty, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Correlations

1.000 .783.783 1.000

. .000.000 .

81 8181 81

Employee LoyaltyEmployee SatisfactionEmployee LoyaltyEmployee SatisfactionEmployee LoyaltyEmployee Satisfaction

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

EmployeeLoyalty

EmployeeSatisfaction

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008.

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value

terlihat tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,815) pada External Service Value, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Correlations

1.000 .815.815 1.000

. .000.000 .

59 5959 59

External Service ValueEmployee LoyaltyExternal Service ValueEmployee LoyaltyExternal Service ValueEmployee Loyalty

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

ExternalService Value

EmployeeLoyalty

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,76) pada Customer Satisfaction, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Page 25: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Correlations

1.000 .760.760 1.000

. .000.000 .

59 5959 59

Customer SatisfactionExternal Service ValueCustomer SatisfactionExternal Service ValueCustomer SatisfactionExternal Service Value

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

CustomerSatisfaction

ExternalService Value

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty

terlihat sedang dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,622) pada Customer Loyalty, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Correlations

1.000 .622.622 1.000

. .000.000 .

59 5959 59

Customer LoyaltyCustomer SatisfactionCustomer LoyaltyCustomer SatisfactionCustomer LoyaltyCustomer Satisfaction

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

CustomerLoyalty

CustomerSatisfaction

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat

tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,935) pada Revenue Growth, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Page 26: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Correlations

1.000 .935.935 1.000

. .000.000 .

59 5959 59

Revenue GrowthCustomer LoyaltyRevenue GrowthCustomer LoyaltyRevenue GrowthCustomer Loyalty

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

RevenueGrowth

CustomerLoyalty

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Profitability terlihat

tinggi dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,875) pada Profitability, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Correlations

1.000 .875.875 1.000

. .000.000 .

59 5959 59

ProfitabilityCustomer LoyaltyProfitabilityCustomer LoyaltyProfitabilityCustomer Loyalty

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

ProfitabilityCustomerLoyalty

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008.

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0,475) pada Internal Service Quality, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Page 27: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Correlations

1.000 .457.457 1.000

. .000.000 .

81 8181 81

Internal Service QualityRevenue GrowthInternal Service QualityRevenue GrowthInternal Service QualityRevenue Growth

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

InternalServiceQuality

RevenueGrowth

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality

terlihat sedang dan berarah positif (searah). Ini berarti meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali, maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0,634) pada Internal Service Quality, dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig. 0,000. nilai ini lebih kecil dari 0,05).

Correlations

1.000 .634.634 1.000

. .000.000 .

81 8181 81

Internal Service QualityProfitabilityInternal Service QualityProfitabilityInternal Service QualityProfitability

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

InternalServiceQuality Profitability

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2008

Page 28: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

ANALISIS FAKTORStudi Kasus pada Obyek Wisata:

FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA EKAKARYA BEDUGUL

BALI

(1) Pra analisis: Uji Validitas dan ReliabilitasUji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat

merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir. Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 0,3 ( r = 0,3). Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 0,3 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid. Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut :

TABEL 9.1. HASIL PENGUJIAN VALIDITASVariabel Koefisien

KorelasiTingkat

SignifikanKeterangan

Q1 0,403 0,000 ValidQ2 0,541 0,000 ValidQ3 0,501 0,000 ValidQ4 0,441 0,000 ValidQ5 0,561 0,000 ValidQ6 0,528 0,000 ValidQ7 0,622 0,000 ValidQ8 0,620 0,000 ValidQ9 0,608 0,000 Valid

Q10 0,529 0,000 ValidQ11 0,437 0,000 ValidQ12 0,506 0,000 ValidQ13 0,618 0,000 ValidQ14 0,564 0,000 ValidQ15 0,623 0,000 ValidQ16 0,579 0,000 ValidQ17 0,559 0,000 ValidQ18 0,581 0,000 ValidQ19 0,655 0,000 ValidQ20 0,561 0,000 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas untuk semua butir berada diatas 0,3 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5% dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket yang dibuat sudah valid.

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach. Semakin besar nilainya maka semakin reliable. Menurut

Page 29: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Nunnally, 1969 yang dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha >60. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 : 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 0,60 , test yang reliabilitasnya dibawah 0,60 dianggap tidak reliable. Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha cronbach 0,879 (lampiran 14), berarti berada diatas 0,6 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable.

(2) Analisis Faktor

a). Tahap Pertama, Masalah PenelitianDalam tahap ini, ditentukan duapuluh variabel yang diidentifikasikan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali, dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b). Tahap Kedua, Pembentukan Matrik Korelasi.Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi dari semua

pasangan variabel dalam penelitian ini. Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian. Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor.

Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan, yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity, yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel, dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy, yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya.

Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (0,9) berarti sangat memuaskan, jika harga KMO sebesar (0,8) berarti memuaskan, jika harga KMO sebesar (0,7) berarti harga menengah, jika harga KMO sebesar (0,6) berarti cukup, jika harga KMO sebesar (0,5) berarti kurang memuaskan, dan jika harga KMO kurang dari (0,5) tidak dapat diterima.

Tabel 9.2. Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .706Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 2167.548

df 190Sig. .000

Sumber: Hasil Penelitian, 2010

Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 9.2. Hasil perhitungan menunjukkan besaran nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167,547) pada signifikan (0,000), yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan

Page 30: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

KMO sebesar (0,706), sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang menengah.

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut: Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh

variabel yang lainnya. Jika MSA lebih besar dari setengah (0.5), maka variabel tersebut masih dapat

diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. Jika MSA lebih kecil dari setengah (0.5) dan atau mendekati nol (0), maka

variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

Tabel 9.3. Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 0.69Anti-image Correlation

Q11 0.73Q2 0.81 Q12 0.72Q3 0.72 Q13 0.81Q4 0.70 Q14 0.62Q5 0.68 Q15 0.69Q6 0.65 Q16 0.73Q7 0.68 Q17 0.65Q8 0.69 Q18 0.65Q9 0.82 Q19 0.69Q10 0.84 Q20 0.66

Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber: Hasil Penelitian, 2010

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (0,5) dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 10.3., reduksi faktor tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 0.5.

c). Tahap Ketiga, Ekstraksi FaktorPada tahap ini, akan dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan

ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMO>0,5) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal). Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 9.4.

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Pada Tabel 9.4 terlihat bahwa, untuk variabel (Jarak menuju lokasi), angkanya adalah (0,768996), ini berarti sekitar 76,9% varians dari variabel (Jarak menuju lokasi), bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Demikian seterusnya untuk variabel lainnya, dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.

Page 31: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue. Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan. Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor, semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada. Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk.

Tabel 9.4. Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan Metode Principal Component Analysis

Variabel Kode Initial ExtractionJarak Menuju Lokasi Q1 1.000 0.768996Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1.000 0.915934Kemudahan Menuju lokasi Q3 1.000 0.946773Lingkungan Kebun Raya Q4 1.000 0.853972Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1.000 0.808596Fasilitas Rekreasi Q6 1.000 0.677593Fasilitas Bermain Q7 1.000 0.896841Ketersediaan Cinderamata Q8 1.000 0.879808Ketersediaan Informasi Q9 1.000 0.793567Kapasitas Parkir Q10 1.000 0.742232KetersediaanTempat Sampah Q11 1.000 0.572826Harga Tiket Masuk Q12 1.000 0.735828Harga Sewa fasilitas Q13 1.000 0.819259Harga Cinderamata Q14 1.000 0.936124Keindahan Alam Q15 1.000 0.946298Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1.000 0.929144Keunikan Jenis Tanaman Q17 1.000 0.835503Keamanan di areal Kebun Q18 1.000 0.817213Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1.000 0.824454Pelayanan Tiket masuk Q20 1.000 0.687878Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil Penelitian, 2010

Pada Tabel 9.4. di atas, terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 1,0. Kelima faktor tersebut menjelaskan (81,9442) % total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali.

Tabel. 9.5. Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu.

Component Initial EigenvaluesTotal % of Variance Cumulative %

1 6.218104 31.09052 31.090522 3.486107 17.43054 48.521063 3.054687 15.27343 63.794494 2.081223 10.40612 74.200615 1.548718 7.74359 81.9442

Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil Penelitian, 2010

d). Tahap Keempat, Matrik Rotasi Faktor

Page 32: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling optimal, maka Tabel .9.6, mendiskripsikan Component Matrix, yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor yang terbentuk melalui rotasi faktor.

Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan. Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax. Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading. Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam tabel.9.6.

Tabel. 9.6 Distribusi Komponen Matrik yang DirotasiRotated Component Matrixa

Component1 2 3 4 5

Q1 .024 .853 .165 -.081 .080Q2 .061 .924 .124 .201 .050Q3 .041 .952 .149 .129 -.004Q4 .083 .915 .061 .000 .074Q5 .891 .069 .089 -.005 .035Q6 .806 .007 .164 -.008 .037Q7 .934 .056 .119 .077 .036Q8 .922 .044 .141 .083 .031Q9 .873 .052 .130 .082 .075Q10 .147 -.049 .052 .827 .178Q11 -.086 .033 .091 .713 .219Q12 -.052 .171 .007 .801 .250Q13 .213 .075 .149 .862 .044Q14 .076 .041 .088 .215 .935Q15 .049 .055 .129 .359 .892Q16 .074 .101 .130 .162 .933Q17 .149 .096 .892 .008 .095Q18 .082 .089 .877 .143 .111Q19 .173 .227 .848 .111 .108Q20 .211 .103 .793 .056 .040

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.a. Rotation converged in 5 iterations.

Menurut Hair (1998), suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 0,5. Pada Tabel 9.6, terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 0,5, maka variabel ini bisa dimasukkan sebagai komponen faktor.

Page 33: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

e). Tahap kelima, Memberi Nama FaktorPada tahap ini, akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk

berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya. Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti table 9.7,

Tabel 9.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untukBerkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1(Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) .891

31%Q6 Fasilitas Rekreasi .806Q7 Fasilitas Bermain .934Q8 Ketersediaan Cinderamata .922Q9 Ketersediaan Informasi .873

Faktor 2(Kemudahan menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi .853

17%Q2 Waktu tempuh Menuju lokasi .924Q3 Kemudahan Menuju lokasi .952Q4 Lingkungan Kebun Raya .915

Faktor 3(Keunikan dan Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman .892

15%Q18 Keamanan di areal Kebun .877Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi .848Q20 Pelayanan Tiket masuk .793

Faktor 4(Harga)

Q10 Kapasitas Parkir .827

10%Q11 KetersediaanTempat Sampah .713Q12 Harga Tiket Masuk .801Q13 Harga Sewa fasilitas .862

Faktor 5 (Keindahan dan Kelangkaan Tanaman)

Q14 Harga Cinderamata .935

7.7%Q15 Keindahan Alam .892Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman .933

Sumber: Hasil Penelitian, 2010

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut,

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6.218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31%. Faktor ini terdiri atas lima variabel, variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan factor loading sebesar 0,891, fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0,806, fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0,934, Ketersediaan Cinderamata dengan factor loading sebesar 0,922, dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0,873.

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju LokasiFaktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3.486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 %. Faktor ini terdiri dari empat variabel, variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor

Page 34: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

loading 0,853, waktu tempuh menuju lokasi dengan factor loading 0,924, kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0,952, dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0,915.

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3.054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15 %. Faktor ini terdiri dari empat variabel, variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0,892, keamanan di areal kebun raya dengan factor loading 0,877, kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0,848, dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0,793.

4) Faktor keempat adalah faktor HargaFaktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2.081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10%. Faktor ini terdiri dari empat variabel, variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0,827, Ketersediaan tempat sampah dengan factor loading 0,713, Harga Tiket masuk dengan factor loading 0,801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0,862.

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1.548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 7,7%. Faktor ini terdiri dari tiga variabel, variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0,935, keindahan Alam dengan factor loading 0,892 dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0,933.

f). Uji Ketepatan ModelKetepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi, yaitu perbedaan

korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi berdasarkan hasil estimasi matrik factor. Dengan menggunakan program SPSS 16.00 diketahui besarnya persentase residual adalah 16% atau sebanyak 31 residual dengan signifikansi 0,05.

“Residuals are computed between observed and reproduced correlations. There are 31 (16.0%) nonredundant residuals with absolute values greater than 0.05”

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84% pada tingkat signifikan 0,05.

Page 35: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

ANALISIS MDSPositioning Obyek Wisata “Ecotourism” Bali

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif, menggunakan metode explomatory research dan pada akhirnya untuk menjawab tujuan penelitian akan digunakan metode conclusive research berdasarkan hasil penelitian sejenis sebelumnya dan teori-teori yang telah ada dengan harapan dapat diformulasikan sebuah temuan baru. Walaupun penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif karena menganalisis persepsi wisatawan, namun akan berusaha menjelaskan secara rinci setiap temuan dari hasil penelitian, kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya karena penelitian dengan topik persepsi bukanlah penelitian jenis baru namun lebih pada replika penelitian sebelumnya.

Ciri-ciri penelitian deskriptif yang berhubungan dengan persepsi menurut Freddy Rangkuti (2002) dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasikan masalah penelitian2) Mengembangkan pendekatan untuk pemecahan masalah3) Merumuskan design penelitian4) Melakukan Pengumpulan Data5) Penyiapan dan Melakukan Analisis Data6) Penulisan Laporan Penelitian dan melakukan presentasi hasil penelitian.

Responden/sampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling, yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali.

Pada penelitian ini, besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=0.10 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya sebesar 10%. Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1.464.995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan menggunakan Rumus n=N/(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa “fasilitas, atraksi atau daya tarik, aksesibiltas, dan pelayanan” yang dipersepsikan oleh responden untuk dibandingkan dengan obyek wisata sejenis. Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut:

Tabel 10.1. Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiripan KR Bali(KREK)

Bali Marine

Park (BMP)

Bali Elephant

Safari Park

(BESP)

Bali Barat

National Park

(BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Reptile

Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey Forest

(BSMF)

Botanic Garden Ubud

(BGU)

KREK 0BMP 1/2/3/4/5 0BESP 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 0BBNP 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 0BBP 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 0BRP 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 0

Page 36: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

BSMF 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 0BGU 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 1/2/3/4/5 0

Catatan: “0” tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri, “1/2/3/4/5” pilihan skala kemiripan obyek wisata.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Multidimensional Scalling (MDS). Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri. Menurut Kuncoro (2003), Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek. Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi. MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek. Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi. Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis, akan digunakan software SPSS versi 16.

Pada penelitian ini, hasil pengisian kuisioner oleh responden yang mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian, dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip.2. Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip.3. Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip atau juga

bisa tidak mirip.4. Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip.5. Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak mirip.

10.1. Konsep Persepsi

Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001:526) menyatakan persepsi adalah bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing.Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001: 522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh innformasi, kemudian memproses dalam memorinya, dan selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi.

Page 37: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini:

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis ecotourism saat ini di Bali.

10.2. Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002: 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni: (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang disukai konsumen berlaku untuk produk, perusahaan, bahkan destinasi pariwisata sekalipun. (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen, (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing.

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002:112), dalam melakukan positioning, ada tujuh tahapan yang harus dilakukan, yakni:

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan atau kebutuhan, sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda.

2) Mengidentifikasikan pesaing, baik pesaing utama maupun pesaing sekunder, pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama, sedangkan pesaing

Persepsi Perusahaan Menurut dirinya

Perusahaan

Pesaing Pelanggan

Persepsi Perusahaan terhadap para pesaingnya

Persepsi Pelanggan terhadap perusahaan

Persepsi Pesaing terhadap perusahaan

Persepsi Perusahaan terhadap para pelanggan

Persepsi Pelanggan terhadap pesaing

Persepsi pesaing terhadap Pelanggan

Persepsi Pelanggan terhadap dirinya sendiriPersepsi Pesaing terhadap

dirinya sendiri

Gambar 10.1. Jaring-Jaring Persepsi, Sumber: Mowen dalam Kasali (2001)

Page 38: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

sekunder adalah pesaing tidak langsung, yakni kekuatan dayatarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk.

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal ini perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya.

4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing, sehingga perlu membuat perceptual map, pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya.

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan, pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak tergarap diantara pesaing, dan mana yang masih belum digarap secara maksimal.

6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Pemasar harus merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding, atau image yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen. Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau propaganda atau promosi.

7) Memantau posisi: posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri.

10.3. Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau multidimensional scaling, diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism. Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini:

Configuration derived in 2 dimensions                   Stimulus Coordinates

                        Dimension

Stimulus   Stimulus      1         2 Number      Name

    1      KREK_1     -1.2630    -.4248    2      BMP_2       1.6201    -.3280    3      BESP_3      1.1067    -.2716    4      BBNP_4      -.6382   -1.4174    5      BBP_5       -.2081    1.5152    6      BRP_6        .7396    1.5151    7      BSMP_7     -.1144    -.9517    8      BGU_8      -1.2427    .3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain:

Page 39: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

(1)Bali Marine Park, (2) Bali Elephant Safari Park, (3) Bali Barat National Park, (4) Bali Butterfly Park, (5) Bali Reptile Park, (6) Bali Sangeh Monkey Forest, (7) Botanic Garden Ubud, dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut: “fasilitas, atraksi atau daya tarik, aksesibiltas, dan pelayanan”

KR Bali (KREK_1)

Bali Marine Park (BMP_2)

Bali Elephant Safari Park (BESP_3)

Bali Barat National Park (BBNP_4)

Bali Butterfly Park (BBP_5)

Bali Reptile Park (BRP_6)

Bali Sangeh Monkey Forest (BSMF_7)

Botanic Garden Ubud (BGU_8)

Gambar 10.2. Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali.

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya. Demikian juga sebaliknya, bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS.

1). Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali, obyek wisata Botanic Garden Ubud berada sangat dengan dengan Kebun Raya Bali.

34

21

Page 40: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

2). Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki kemiripan dalam satu kelompoknya.

3). Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya.

4). Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali, mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan memiliki kemiripan. Dalam pengamatan peneliti, ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-tourist’s group seperti kelompok atau group karyawan, siswa sekolah, keluarga, dan sebagainya.

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak. Selarras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata. Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan penilaian mengenai kemiripan obyek wisata.

Gambar 10.3. Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas, terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas, hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian.

Page 41: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Hasil analisis Multidimensional scaling, menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park. Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali, obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali. Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki kemiripan diantara mereka adalah: Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud. Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya.

Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa sajakah yang dianggap berbeda, sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud.

Page 42: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

ANALISIS DESKRIPTIF SEGMENTASI PASAR

Output Hasil Penelitian Segmentasi Pasar

13.4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel DemografiKarakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel usia, jenis

kelamin, status perkawinan, pekerjaan, pendapatan, jumlah keluarga dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel. Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel 13.1. berikut:

Tabel 13.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel DemografiNo Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun 2 2.021-30 tahun 11 11.031-40 tahun 58 58.0 41-50 tahun 24 24.0 >50 tahun 5 5.0Total 100 100.0

2Jenis KelaminPria 65 65.0Wanita 35 35.0Total 100 100.0

3

Status PerkawinanMenikah 63 63.0Tidak menikah 37 37.0Total 100 100.0

4

PekerjaanPelajar 3 3.0Pegawai/Karyawan 63 63.0Wiraswata 18 18.0Dll 16 16.0Total 100 100.0

5

Pendapatan<US$1.000 36 36.0US$1.000-US$2.500 53 53.0>US$2.500 11 11.0Total 100 100.0

6 Jumlah Keluarga1-2 orang 70 70.0

Page 43: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

3-4 orang 25 25.0>5 orang 5 5.0Total 100 100.0

7

PendidikanSD 1 1.0SLTP 2 2.0SMA 17 17.0Perguruan Tinggi 80 80.0Total 100 100.0

Sumber: Hasil Penelitian Pada sebuah Hotel

13.4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan GeografiTabel 13.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal JumlahOrang Prosentase

a. Indonesia 38 38.0b. Belanda 36 36.0c. Australia 6 6.0d. Amerika Serikat 4 4.0e. China 1 1.0f. Jerman 8 8.0g. Perancis 2 2.0h. Dll 5 5.0

Total 100 100.0Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 13.2 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan geografi, menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 38,0%, berikutnya berasal dari Belanda 36,0%, 8% berasal dari Jerman, Australia 6,0%, 4,0% dari Amerika Serikat, Prancis 2,0%, China 1,0% dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 5,0%.

13.4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan PsikografiUntuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel

13.3 berikut:

Page 44: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Tabel 13.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan JumlahOrang Prosentase

a. Rapat 5 5.0b. Bisnis 5 5.0c. Paket Wisata 28 28.0d. Liburan 57 57.0e. Pendidikan 4 4.0f. Dll 1 1.0Total 100 100.0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 13.3. diketahui bahwa karakteristik responden berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan 57,0% adalah untuk Liburan, 28,0% adalaha Paket Wisata, 5,0% untuk Rapat, 5,0% mempunyai tujuan Bisnis, 5,0% untuk Pendidikan dan 1,0% sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan.

13.4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku KonsumenUntuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen dapat dilihat pada

tabel 13.4 berikut:

Tabel 13.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari JumlahOrang Prosentase

a. Lokasi Strategis 49 49.0b. Pelayanan Cepat 6 6.0c. Fasilitas Lengkap 34 34.0d. Kebersihan Hotel 6 6.0e. Harga Terjangkau 5 5.0

Total 100 100.0Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 14.4 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari, sebagian besar wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 49,0%, berikutnya fasilitas yang lengkap sebesar 34,0%, pelayanan yang cepat sebanyak 6,0%, 6,0% adalah kebersihan hotel, dan yang paling sedikit adalah harga yang terjangkau yaitu sebesar 5,0%.

13.5. Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Page 45: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden, dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci sebagai berikut:

13.5.1. Variabel UsiaUsia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga

berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk . Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat dilihat pada tabel 13.5. berikut ini :

Tabel 13.5. Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkapKebersihan

hotelHarga yang terjangkau Total

Usia 15-20 Count 1 0 1 0 0 2

% within Usia 50.0% .0% 50.0% .0% .0% 100.0%

21-30 Count 5 2 4 0 0 11

% within Usia 45.5% 18.2% 36.4% .0% .0% 100.0%

31-40 Count 29 1 22 4 2 58

% within Usia 50.0% 1.7% 37.9% 6.9% 3.4% 100.0%

41-50 Count 11 2 7 1 3 24

% within Usia 45.8% 8.3% 29.2% 4.2% 12.5% 100.0%

>50 Count 3 1 0 1 0 5

% within Usia 60.0% 20.0% .0% 20.0% .0% 100.0%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within Usia 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Peneltian

Berdasarkan tabel 14.5 terlihat bahwa yang terbanyak dicari berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 49,0%, yang berikutnya adalah fasilitas yang lengkap yaitu 34,0%, selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 6,0%, 6,0% memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau sebanyak 5,0%.

Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang responden, yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan utama, hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 50,0%, 50,0%, sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yaitu 45,5% dan 36,4%.

Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 50,0%, dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 37,9%.

Page 46: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut, lokasi hotel yang strategis 45,8%, fasilitas hotel yang lengkap yaitu 29,2%, dan harga yang terjangkau 12,5%. Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60%

13.5.2. Variabel Jenis KelaminBerdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap manfaat

yang dicari pada sebuah hotel. Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 14.6. berikut:

Tabel 14.6 Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkapKebersihan

hotelHarga yang terjangkau Total

JenisKelamin

Pria Count 35 2 24 1 3 65

% within JenisKelamin 53.8% 3.1% 36.9% 1.5% 4.6% 100.0%

Wanita

Count 14 4 10 5 2 35

% within JenisKelamin 40.0% 11.4% 28.6% 14.3% 5.7% 100.0%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within JenisKelamin 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 14.6 proporsi terbanyak responden manfaat yang dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa, pria 53,8% memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 36,9%. Sedangkan responden wanita manfaat yang dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 40,0% dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 28,6%.

13.5.3. Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel 13.7 berikut:

Page 47: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Tabel 13.7. Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel.

Manfaat Yang DicariLokasi yang

strategisPelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkapKebersihan hotel

Harga yang

terjangkau Total

StatusPerkawinan

Menikah Count 30 4 21 4 4 63

% within Status Perkawinan 47.6% 6.3% 33.3% 6.3% 6.3% 100.0

%

Tidak Menikah

Count 19 2 13 2 1 37

% within Status Perkawinan 51.4% 5.4% 35.1% 5.4% 2.7% 100.0

%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within Status Perkawinan 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0

%

Sumber : Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 13.7. proporsi terbanyak responden berdasarkan status

perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan manfaat 47,6% memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 33,3%.

Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa, pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 51,4% dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 34,0%.

13.5.4. Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya, melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status sosialnya di masyarakat, yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk dan pelayanannya. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 13.8 berikut:

Page 48: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Tabel 13.8 Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel.

Manfaat Yang DicariLokasi yang

strategisPelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkapKebersiha

n hotel

Harga yang

terjangkau Total

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

% within Pekerjaan 33.3% .0% 66.7% .0% .0% 100.0

%

Pegawai Count 31 2 25 3 2 63

% within Pekerjaan 49.2% 3.2% 39.7% 4.8% 3.2% 100.0

%

Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18

% within Pekerjaan 38.9% 16.7% 22.2% 5.6% 16.7% 100.0

%

Dll Count 10 1 3 2 0 16

% within Pekerjaan 62.5% 6.2% 18.8% 12.5% .0% 100.0

%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within Pekerjaan 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0

%

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 13.8 di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 66,7% dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 33,3%.

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerja/karyawan manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 49,2% dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 39,7%.

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisnis/wiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis sebesar 38,9%, dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 22,2%.

Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 62,5%, dan fasilitas hotel yang lengkap 18,8%.

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada sebuah hotel 49,0% memilih lokasi yang strategis, 34,0% karena fasilitas hotel yang lengkap, 6,0% karena kebersihan hotel, 6,0% karena pelayanan yang cepat dan 5,0% karena harga yang terjangkau.

Page 49: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

13.5.5. Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan. Hubungan pendapatan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 13.9 berikut:

Tabel 13.9 Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang DicariLokasi yang

strategisPelayanan yang cepat

Fasilitas yang lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau Total

Pendapatan <US$1.000 Count 19 3 13 1 0 36

% within Pendapatan 52.8% 8.3% 36.1% 2.8% .0% 100.0%

US$1.000-US$2.500

Count 26 3 17 5 2 53

% within Pendapatan 49.1% 5.7% 32.1% 9.4% 3.8% 100.0%

>US$2.500 Count 4 0 4 0 3 11

% within Pendapatan 36.4% .0% 36.4% .0% 27.3% 100.0%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within Pendapatan 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 13.9 di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa, wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1.000/bulan, pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 52,8% dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 36,1%.

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1.000 sampai dengan US$2.500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis yaitu 49,1% dan lokasi hotel yang terjangkau 32,1%.

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2.500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 36,4%.

13.5.6. Jumlah Keluarga

Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari responden yang ikut menginap pada sebuah hotel. Hal ini mempengaruhi juga dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan. Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 13.10 berikut:

Page 50: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Tabel 13.10 Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang DicariLokasi yang

strategisPelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkapKebersihan

hotelHarga yang terjangkau Total

JumlahKeluarga

1-2 Count 36 6 23 3 2 70

% within JumlahKeluarga 51.4% 8.6% 32.9% 4.3% 2.9% 100.0%

3-4 Count 10 0 10 2 3 25

% within JumlahKeluarga 40.0% .0% 40.0% 8.0% 12.0% 100.0%

>5 Count 3 0 1 1 0 5

% within JumlahKeluarga 60.0% .0% 20.0% 20.0% .0% 100.0%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within JumlahKeluarga 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 13.10 di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa, wisatawan yang jumlah keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel, pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 51,4% dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 32,9%.

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 40,0%.

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang strategis sebesar 60,0% dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 20,0%.

13.5.7. PendidikanPendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan. Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel 13.11. berikut:

Page 51: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Tabel 13.11. Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkapKebersihan hotel

Harga yang

terjangkau Total

Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1

% within Pendidikan 100.0% .0% .0% .0% .0% 100.0

%

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

% within Pendidikan 50.0% .0% 50.0% .0% .0% 100.0

%

SMA Count 6 1 5 3 2 17

% within Pendidikan 35.3% 5.9% 29.4% 17.6% 11.8% 100.0

%

Perguruan Tinggi

Count 41 5 28 3 3 80

% within Pendidikan 51.2% 6.2% 35.0% 3.8% 3.8% 100.0

%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within Pendidikan 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0

%

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 13.11 di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi hotel yang strategis yaitu sebesar 100,0%.

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 50,0%.

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 35,3% dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 29,4%.

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 51,2%, dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 35,0%.

13.6. Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Page 52: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13.12. Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang DicariLokasi yang

strategisPelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkapKebersihan

hotelHarga yang terjangkau Total

NegaraAsal

Indonesia Count 21 3 12 2 0 38

% within NegaraAsal 55.3% 7.9% 31.6% 5.3% .0% 100.0%

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

% within NegaraAsal 52.8% 2.8% 36.1% 2.8% 5.6% 100.0%

Australia Count 3 1 2 0 0 6

% within NegaraAsal 50.0% 16.7% 33.3% .0% .0% 100.0%

Amerika Serikat

Count 1 0 2 0 1 4

% within NegaraAsal 25.0% .0% 50.0% .0% 25.0% 100.0%

China Count 0 0 0 1 0 1

% within NegaraAsal .0% .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

Jerman Count 4 0 2 1 1 8

% within NegaraAsal 50.0% .0% 25.0% 12.5% 12.5% 100.0%

Perancis Count 0 0 1 1 0 2

% within NegaraAsal .0% .0% 50.0% 50.0% .0% 100.0%

Dll Count 1 1 2 0 1 5

% within NegaraAsal 20.0% 20.0% 40.0% .0% 20.0% 100.0%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within NegaraAsal 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 13.12 secara keseluruhan manfaat yang paling banyak dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 49,0% memilih lokasi yang strategis, 34,0% karena fasilitas hotel yang lengkap, 6,0% karena kebersihan hotel, 6,0% karena pelayanan yang cepat dan 5,0% harga yang terjangkau.

Page 53: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

13.7. Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama, ada yang memiliki motivasi/tujuan berlibur, rapat, bisnis, dan lain sebagainya. Hubungan antara motivasi perjalanan wisatawan terhadapa manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort bisa dilihat dari tabel berikut:

Tabel 13.13 Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada Dhyana Pura Beach Resort Seminyak Bali

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkapKebersihan

hotelHarga yang terjangkau Total

TujuanPerjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

% within TujuanPerjalanan 60.0% 20.0% 20.0% .0% .0% 100.0%

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

% within TujuanPerjalanan 20.0% 20.0% 20.0% .0% 40.0% 100.0%

Paket Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

% within TujuanPerjalanan 60.7% .0% 32.1% 7.1% .0% 100.0%

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

% within TujuanPerjalanan 43.9% 7.0% 36.8% 7.0% 5.3% 100.0%

Pendidikan Count 2 0 2 0 0 4

% within TujuanPerjalanan 50.0% .0% 50.0% .0% .0% 100.0%

Dll Count 1 0 0 0 0 1

% within TujuanPerjalanan 100.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%

Total Count 49 6 34 6 5 100

% within TujuanPerjalanan 49.0% 6.0% 34.0% 6.0% 5.0% 100.0%

Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel 13.13 diatas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 60,0% memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 20,0% memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat.

Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang terjangkau yaitu 40,0% dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 20,0% memilih fasilitas hotel yang lengkap, pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis. Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 60,7% dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 32,1%.

Page 54: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 43,9% dan fasilitas hotel yang lengkap 36,8%.

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan prosentase 50,0%. Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort sebagai tempat menginap dengan alasan 100,0% lokasi hotel yang strategis.

13.8. Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu, mengenai hubungan antara variable demografi, geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan seperti pada tabel 13.14 berikut:

Tabel 13.14 Hubungan antara variabel Demografi, Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel

No Variabel Uji X2

HitungX2

Tabel df α Asymp. Sig(2-sided) Hubungan

1 Manfaat yang dicari dengan usia 15.474 26.30 16 0,05 0.490 Tidak Signifikan

2 Manfaat yang dicari dengan jenis kelamin 10.218 9.49 4 0,05 0.037 Signifikan

3 Manfaat yang dicari dengan status perkawinan 0.778 9.49 4 0,05 0.941 Tidak Signifikan

4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan 16.667 21.03 12 0,05 0.163 Tidak Signifikan

5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan 16.781 15.51 8 0,05 0.032 Signifikan

6 Manfaat yang dicari dengan jumlah keluarga 9.258 15.51 8 0,05 0.321 Tidak Signifikan

7 Manfaat yang dicari dengan pendidikan 8.728 21.03 12 0,05 0.726 Tidak Signifikan

8 Manfaat yang dicari dengan Negara Asal 40.903 41.34 28 0,05 0.055 Tidak Signifikan

9 Manfaat yang dicari dengan motivasi 24.548 36.42 20 0,05 0.219 Tidak

SignifikanSumber: Hasil Penelitian, X2 hitung > X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel 13.14. di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh variabel demografi, satu variabel geografi, dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari.

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square tabel serta tingkat signifikan yang dicapai, terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji, hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu :

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel berpengaruh signifikan, dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-

Page 55: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

square tabel (10.218>9.49) dengan tingkat signifikan 0.037<0.05 yang membuktikan bahwa, manfaat yang dicari seseorang untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka.

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel adalah signifikan, di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16.781>15.51), dengan tingkat signifikan 0.032<0.05.

Page 56: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

ANALISIS REGRESI DAN KORELASIContoh Kasus Penggunaan Analisis Regresi dan Korelasi

Pada Sebuah Hotel untuk menganalisis efektivitas Advertising dan Biaya Personal Selling terhadap Total

Pendapatan pada Sebuah Hotel.Judul Penelitian

“Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total Pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta Bali”

A. Rumusan Masalah1) Adakah pengaruh secara parsial antara biaya advertising terhadap total pendapatan di

Hotel Mutiara, Kuta-Bali?2) Adakah pengaruh secara parsial antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan di Hotel Mutiara, Kuta-Bali?3) Adakah pengaruh secara simultan antara biaya advertising dan personal selling

terhadap total pendapatan di Hotel Mutiara, Kuta-Bali?

B. Definisi Operasional1) Biaya advertising, adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh pihak Hotel Mutiara

Hotel, Kuta - Bali dalam usaha untuk memberikan informasi dan memperkenalkan produk atau jasa yang dimilikinya kepada konsumen melalui media seperti brosur, surat kabar (Bali Travel News), dan internet, yang dihitung per bulan periode tahun 2005-2009.

2) Biaya personal selling, adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh pihak Hotel Mutiara, Kuta - Bali dalam usaha mempromosikan produk atau jasa yang dimilikinya dengan menawarkan secara langsung kepada konsumen, seperti dengan melakukan sales call dan sales trip, yang dihitung per bulan periode tahun 2005-2009.

3) Total pendapatan, adalah hasil penjualan dari secara keseluruhan dari penjualan kamar, makanan dan minuman, dan produk hotel lainnya yang diperoleh pihak Hotel Mutiara, Kuta - Bali, yang dihitung per bulan periode tahun 2005-2009.

C. Teknik AnalisisC.1. Analisis Korelasi Parsial

Analisis ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan secara parsial antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), di mana salah satu variabel bebasnya dianggap konstan. Menurut Hasan (2005: 268), rumus korelasi parsial adalah sebagai berikut: Koefisien korelasi parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) apabila biaya personal selling (X2) konstan:

rY1,2 = ……………………………………………(1)

Page 57: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Koefisien korelasi parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) apabila biaya advertising (X1) konstan:

rY2,1 = ………………………………………….. (2)

Dimana:rY1= koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y).rY2= koefisien korelasi antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y).r12 = koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan biaya personal selling (X2).

C.2. Analisis Korelasi BergandaAnalisis ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) secara simultan terhadap total pendapatan (Y), dengan rumus menurut Hasan (2005 : 263) yaitu:

RY12 = ………………………………….. (3)

Dimana:RY12= koefisien korelasi linier berganda. rY1= koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y).rY2= koefisien korelasi antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y).r12 = koefisien korelasi antara biaya advertising (X1) dengan biaya personal selling (X2).

C.2. Analisis Regresi Linear BergandaAnalisis ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan. Menurut Hasan (2005: 269), persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 ............................................................…. (5)

Dimana:Y = total pendapatan. a = nilai konstanta.b1 = koefisien regresi variabel biaya advertising. b2 = koefisien regresi variabel biaya personal selling.X1 = biaya advertising. X2 = biaya personal selling.Nilai a, b1 dan b2 dapat ditentukan dengan rumus :

a = ...........................................……(6)

Page 58: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

b1 = .............................…... (7)

b2 = ...............................…. (8)

C.4. Analisis t-test Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, yakni

apakah variabel bebas (X) mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel terikat. Rumus t-test menurut Algifari (2000 : 106) yaitu :

t = ……………………………………………………...….(9)

Dimana:t = t-test.bi = koefisien regresi.S(bi) = standar error koefisien regresi.

Adapun langkah-langkah dalam analisis t-test adalah sebagai berikut :a. Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).

Ho: βi ≤ 0, ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat.Ha: β2 > 0, ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Menentukan taraf signifikan sebesar 95% dengan α (alpha) = 5% dan df (degrees of freedom / derajat kebebasan) = n – k.

c. Menentukan kriteria pengujian: Ho diterima bila -/2 t /2 Ho ditolak bila -/2 > t > /2

d. Keputusan. Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung lebih kecil atau sama dengan nilai t tabel, maka keputusannya menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa tidak ada pengaruh secara parsial antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka keputusannya menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa ada pengaruh secara parsial antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan.

Gambar 13.1 Kurva Distribusi Uji T

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

Page 59: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

0 t (df ; 0,05)

Sumber: Algifari (2000: 107)

C.5. Analisis F-testAnalisis ini digunakan untuk menguji pengaruh biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan terhadap total pendapatan.Rumus F-test menurut Algifari (2000: 114) yaitu:

Fh = R2 / k – 1 ( 1 – R2) / (n – k) …………………………………………………… (10)

dimana :Fh = F hitung

R = koefisien korelasi linier bergandan = banyaknya datak = banyaknya variabel

Keputusan:Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih kecil atau sama dengan nilai F tabel, maka keputusannya menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa secara statistik dapat dibuktikan bahwa tidak ada pengaruh secara simultan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan. Sebaliknya, jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka keputusannya menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa secara statistik dapat dibuktikan bahwa ada pengaruh secara simultan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan.

Gambar 13.2 Kurva Distribusi Uji F

Sumber : Algifari (2000 : 115)

F (df ; 0,05)

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

Page 60: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan akan digunakan data – data dari perusahaan. Data – data tersebut adalah total pendapatan, biaya advertising dan biaya personal selling yang dikeluarkan oleh Hotel Mutiara Kuta – Bali, berikut ini ditampilkan tabel di bawah ini, total pendapatan, biaya advertising dan biaya personal selling pada Hotel Mutiara Kuta – Bali.

Biaya Advertising (X1), Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)Jan’05 1,100,000 1,555,000 529,600,000Feb’05 1,215,000 1,578,000 701,455,118Mar’05 1,280,000 1,943,000 727,650,753Apr’05 1,700,000 3,856,000 924,567,966Mei’05 1,795,000 4,157,000 942,012,397Jun’05 1,800,000 4,750,000 957,789,113Jul’05 1,960,000 5,353,000 1,121,749,036

Agu’05 1,967,000 5,600,000 1,135,892,433Sep’05 2,050,000 5,695,000 1,158,00,000Okt’05 7,950,000 9,560,000 1,677,234,986Nov’05 7,564,000 9,542,000 1,555,169,000Des’05 6,785,000 9,500,000 1,554,169,500Jan’06 4,650,000 8,250,000 1,432,555,789Feb’06 4,710,000 8,300,000 1,436,199,045Mar’06 4,777,000 8,450,000 1,444,768,309Apr’06 3,125,000 6,400,000 1,251,315,000Mei’06 3,200,000 6,450,000 1,256,857,077Jun’06 3,250,000 6,500,000 1,263,349,700Jul’06 1,285,000 2,254,000 777,987,098

Agu’06 1,300,000 2,350,000 798,960,396Sep’06 1,352,000 2,400,000 798,999,015Okt’06 1,830,000 4,845,000 983,987,567Nov’06 1,845,000 4,870,000 994,500,000Des’06 1,850,000 4,899,000 999,440,000Jan’07 2,170,000 5,700,000 1,200,889,765Feb’07 2,185,000 5,750,000 1,214,073,785Mar’07 2,430,000 5,770,000 1,222,234,777Apr’07 3,550,000 6,700,000 1,267,435,000Mei’07 3,570,000 7,230,000 1,268,689,160Jun’07 3,665,000 7,250,000 1,278,266,099Jul’07 4,860,000 8,465,000 1,445,748,500

Agu’07 5,200,000 8,560,000 1,454,999,810Sep’07 5,445,000 9,100,000 1,456,888,071Okt’07 1,370,000 2,670,000 850,850,000Nov’07 1,450,000 2,700,000 862,875,000

Page 61: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Des’07 1,475,000 3,777,000 879,555,129Jan’08 1,860,000 4,995,000 999,989,543Feb’08 1,875,000 5,005,000 1,050,222,897Mar’08 1,879,000 5,110,000 1,070,366,595Apr’08 2,500,000 5,875,000 1,225,120,000Mei’08 2,580,000 5,875,500 1,234,432,987Jun’08 2,595,000 5,880,000 1,234,897,910Jul’08 3,694,000 7,430,000 1,288,328,340

Agu’08 3,800,000 7,555,000 1,324,378,542Sep’08 3,815,000 8,230,000 1,326,970,123Okt’08 1,477,000 3,785,000 884,899,844Nov’08 1,500,000 3,785,500 894,064,287Des’08 1,655,000 3,800,000 916,300,083Jan’09 1,888,000 5,200,000 1,083,708,670Feb’09 1,948,000 5,235,000 1,100,998,878Mar’09 1,950,000 5,321,000 1,103,290,695Apr’09 2,685,000 5,900,000 1,240,600,075Mei’09 2,850,000 6,010,000 1,247,999,550Jun’09 2,950,000 6,155,000 1,247,999,660Jul’09 3,850,000 8,240,000 1,342,789,985

Agu’09 4,312,000 8,245,000 1,373,455,512Sep’09 4,600,000 8,246,000 1,413,456,987Okt’09 5,980,000 9,245,000 1,470,799,785Nov’09 6,000,000 9,444,000 1,533,688,006Des’09 6,530,000 9,489,000 1,533,688,146

D.1. Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali

V.Terikat V.Bebas r. parsial B Beta t-hitung SigPendapatan

(Y)Biaya Advertising

(X1)0,066 4,748 0,032 0,498 0,620

Biaya Personal Selling

(X2)

0,888 106,661 0,950 14,572 0,000

Page 62: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

R : 0,980D : 0,960T-Tabel : 2,0025Konstanta : 517.468.298,259Persamaan Regresi : Y = 517.468.298,259 + 4,748X1 + 106,661X2

F – hitung : 691,773F – tabel : 3,1588

Sumber: Hasil Olahan SPSS

D.2. Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali. Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0,066. Karena koefisien korelasi (r) bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah, selanjutnya berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005:228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 0,00 – 1,199 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali.

a. Uji T (T-test)Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali. Adapun langkah-langkahnya adalah:

1) Formulasi HipotesisHo: β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali .Ha: β ≠ 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.

2) Menentukan Tingkat KepercayaanTingkat kepercayaan 95%, = 5%, DF = n – k DF = 60 – 3 = 57 jadi T.Tabel = 2, 0025

Kriteria PengujianHo diterima bila -/2 t /2Ho ditolak bila -/2 > t > /2 Nilai t.hitung = 0,498

KesimpulanUntuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan, maka disajikan gambar 4.2 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Page 63: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

0 0,498 2,0025 (T hitung) (T tabel)

Berdasarkan analisis t test dan gambar 13.2 terlihat bahwa nilai t hitung didapat sebesar 0,498 sedangkan T tabel sebesar 2,0025 dengan demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima, dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling (X2) konstan, secara statistik pada (α) = 5%, biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali.

b. Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara, Kuta Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali. Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0,888. Karena koefisien korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah, selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005:228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 0,80 – 1,000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali.

c. Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali. Adapun langkah-langkahnya adalah :

d. Formulasi Hipotesis

Ho: β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.

Ha: β ≠ 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali .

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

Page 64: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

e. Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95%, = 5%, Uji sisi kanan DF = n – k DF = 60 – 3 = 57 jadi T.Tabel = 2, 0025

Kriteria PengujianHo diterima bila -/2 t /2 Ho ditolak bila -/2 > t > /2 Nilai t = 14,572

Kesimpulan:

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan, maka disajikan gambar 4.3 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

0 2,0025 (T tabel)

Berdasarkan analisis t test dan gambar 13.4 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14,572 sedangkan T tabel sebesar 2,0025 dengan demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.

f. Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda. berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh koefisien korelasi linier berganda R = 0,980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.

g. Analisis Determinasi

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

Page 65: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100%

Besarnya koefisien determinasi = 0,960 atau 96%, ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali yaitu sebesar 96% dan 4% disebabkan oleh faktor lain.

h. Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikanantara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali digunakan F-Test, adapun langkah-langkahnya adalah :

1) Formulasi Hipotesis

Ho: β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali .

Ha: β1 ≠ β2 ≠ 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel Mutiara, Kuta - Bali.

2) Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95%, = 5%, DF pembilang = k – 1, (3 – 1 = 2), DF penyebut = n – k (60 – 3 = 57) Jadi F Tabel = 3, 1588

3) Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung ≤ F tabelHo ditolak bila F hitung > F tabel

4) Menghitung Nilai F

R2 / k - 1Fh =

(1 – R2) / (n – k)

Page 66: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Dimana :R = Koefisien korelasi bergandaFh = F – hitungn = Banyaknya datak = Banyaknya variabel1 = Variabel terikat

Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F= 691,773 5.

5) Penarikan kesimpulan uji .

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji F.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji .F

`

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung didapat sebesar 691,773 sedangkan F tabel sebesar 3,1588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali.

i. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali digunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 13.2 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = 517.468.298, 259 + 4,748X1 + 106,661X2

0 3, 1588 (F tabel)

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

Page 67: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :.b1 Koefisien regresi X1 = 4,748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata

sebesar 4,748 bila biaya advertising berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak berubah.

.b2 Koefisien regresi X2 = 106,661 berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 106,661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising tidak berubah.

Dan dari hasil SPSS.12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0,620 untuk biaya advertising dan 0,000 untuk biaya personal selling (tabel 4.2). Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5% (0,05) berarti pengaruh yang terjadi antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta - Bali adalah tidak signifikan, namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5% (0,05) berarti pengaruhnya adalah signifikan.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya

advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali periode tahun 2005 – 2009, diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali sebesar 0,066. Melalui persamaan Y=517.468.298,259+4,748X1+4,748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp.1,- akan mengakibatkan kenaikan sebesar Rp.4,748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara, Kuta-Bali dan atau sebaliknya.

b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali (Y), diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0,888. Melalui persamaan regresi diperoleh Y=517.468.298,259+106,661X2

dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp.1,- akan mengakibatkan kenaikan sebesar Rp.106.661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara, Kuta – Bali dan atau sebaliknya.

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama – sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali, diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R= 0,980. Berdasarkan analisis determinasi, koefisien determinasi 0,960 (96%) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali berpengaruh 96% dan sisanya 4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti. Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara, Kuta – Bali.

Page 68: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

ANALISIS BALANCED SCORECARDContoh Kasus: BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA RESTORAN SEDAP BALIA.Identifikasi dan Definisi Variabel

Dalam penelitian ini unsur – unsur Balanced Scorecard yang akan diteliti dan diidentifikasikan sebagai variabel adalah dari kinerja keuangan, kinerja pelanggan, kinerja proses bisnis internal, dan kinerja proses pembelajaran dan pertumbuhan. 1. Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja perusahaan yang diukur dari rasio – rasio keuangan yang ada pada neraca dan laporan laba rugi Restoran Sedap untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005 sampai dengan 2009. Indikator yang diukur yaitu :a. Rasio Likuiditas, yaitu current ratio dan quick ratiob. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio total debt to asset dan rasio total debt to equityc. Rasio Rentabilitasd. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio pengembalian ekuitas

2. Kinerja PelangganPenilaian kinerja perusahaan yang diukur dari kepuasan tamu yang menginap di Restoran Sedap Untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan yang dinilai dari pernyataan konsumen mengenai pelayanan yang mereka peroleh. Indikator yang diukur yaitu:a. Dimensi bukti langsung/direct evidenceb. Dimensi kemampuan/capabilityc. Dimensi jaminan/guarantyd. Dimensi daya tanggap/attentione. Dimensi empati/trust

3. Kinerja Proses Bisnis InternalPenilaian kinerja perusahaan yang diukur dari waktu penyelesaian jasa yang diperlukan Sky Gardeen Legian Bali untuk melayani kebutuhan tamu. Indikator yang diukur adalah perbandingan waktu yang dipakai dengan standar waktu yang telah ditetapkan.

4. Kinerja Pembelajaran dan PertumbuhanPenilaian kinerja perusahaan yang diukur dari kepuasan karyawan serta produktivitas karyawan di Restoran Sedap yang dapat diketahui dari jawaban karyawan atas kuisioner yang diberikan. Indikator yang diukur yaitu : a. Dimensi pencapaianb. Dimensi penghargaanc. Dimensi pekerjaand. Dimensi tanggungjawabe. Dimensi pengembangan dirif. Dimensi tempat kerjag. Dimensi hubungan antar pribadih. Dimensi kebijakan perusahaani. Dimensi pengawasan supervisi

Page 69: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

j. Dimensi keamanan kerja

B. Jenis dan Sumber Data

Data berdasarkan sumbernyaBerdasarkan sumbernya, maka data dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Data PrimerData primer adalah data penelitian yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. (Kusmayadi, 2001:79). Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban atas kuisioner yang diberikan oleh responden, yaitu tamu dan karyawan Restoran Sedap Dan juga laporan laba rugi Restoran Sedap untuk periode yang berakhir 31 Desember 2006-2010 dan neraca Restoran Sedap per 31 Desember 2006 – 2010.

2. Data SekunderData sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau data yang merupakan hasil pengumpulan orang atau instansi lain (Kusmayadi, 2001:79).

Data berdasarkan sifatnyaBerdasarkan sifatnya, maka data dapat digolongkan sebagai berikut :1. Data Kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dapat diangkakan (Kusmayadi, 2001:79). Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi Restoran Sedap untuk periode yang berakhir 31 Desember 2005 – 2009, neraca Restoran Sedap per 31 Desember 2005 – 2009, serta data jumlah karyawan untuk tahun 2005 – 2009.

2. Data KualitatifAdalah data yang tidak bernilai numerik atau nilainya bukan angka (Kusmayadi,2001:79). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah struktur organisasi Restoran Gusti SedapBali, job description, serta sejarah singkat berdirinya Restoran Sedap

C. Teknik Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian adari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Adapun teknik penarikan sampelyang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2006:96). Penelitian dengan teknik sampling ini dilakukan untuk membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling ini digunakan dalam melakukan penilaian tingkat kepuasan karyawan. Jumlah sampel yang akan diambil adalah jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap pada bulan oktober 2010 yaitu sebanyak 70 sampel.

2. Accidental SampelAccidental Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri – ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2001:79). Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Accidental Sampling. Teknik pengambilan sampel ini yaitu

Page 70: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan dapat dijadikan sampel. (Sugiyono, 2001:77). Teknik accidental sampling ini digunakan karena lebih mudah bagi peneliti untuk mengambil sampel. Teknik penentuan sampel ini digunakan pada penentuan sampling perspektif kinerja pelanggan dan perspektif kinerja pembelajaran dan pertumbuhan.

D. Teknik Pengambilan Sampel1. Sampel Jenuh (Karyawan)

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampel jenuh dalam pengertian ini Jumlah sampel yang adakan diambil adalah semua jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap pada bulan Oktober 2010 yaitu sebanyak 70 sampel.

2. Accidental Sampling (Pelanggan)Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu accidental sampling. Teknik pengambilan sampel ini yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu di restoran Restoran Sedap dengan peneliti dan dapat dijadikan sampel. (Sugiono, 2001:77). Jumlah sampel yang diambil menggunakan accidental sampling disamakan dengan sampel jenuh sejumlah 70 sampel.

1) Teknik Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1. Wawancara: wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul

data dengan responden (Kusmayadi, 2002:83). Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden dan jawaban – jawaban dapat dicatat atau direkam dalam alat perekam, dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan konsumen dan karyawan.

2. Kuesioner: kuesioner adalah pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan tertulis untuk diisi oleh responden. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk menilai kepuasan pelanggan dan karyawan Restoran Sedap

3. Dokumentasi: merupakan suatu cara pengumpulan data dengan melihat dokumen–dokumen atau catatan – catatan yang ada di Restoran Sedap yang erat kaitannya dengan tujuan penelitian, antara lain, laporan keuangan perusahaan dan struktur organisasi.

2) Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja Restoran Sedap adalah menggunakan Balanced Scorecard, yang meliputi:

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja perspektif keuangan pada Restoran Sedap dalam penelitian ini adalah:

1. Ratio Likuiditas

Page 71: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

2. Ratio Solvabilitas

3. Ratio Rentabilitas

4. Ratio Profitabilitas

Untuk memberikan penilaian terhadap kinerja keuangan Restoran Gusti SedapBali, digunakan uji statistik. Cara penghitungannya adalah:

(1)Menghitung rata – rata (mean) dari rasio – rasio keuangan yang telah diperoleh sebelumnya dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: = Rata – rata rasio keuangan

xi = Rasio keuangan tiap periode n = jumlah pengamatan

(2)Standar deviasi, digunakan untuk mencari besarnya penyimpangan dari hasil rasio yang telah diperoleh sebelumnya dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : S = Standar DeviasiN = Jumlah dataXi = Nilai rasio tiap tahun

= Nilai rata – rata rasio

Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai standar deviasi dari masing–masing data, kemudian dapat ditentukan standar rasio historisnya (SRH). Sifat dari masing-masing rasio perlu diperhatikan dalam membandingkan dengan standar rasio, sebab ada rasio yang semakin tinggi nilainya akan semakin baik, tetapi ada

Page 72: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

juga rasio yang semakin tinggi nilainya akan semakin buruk. Penilaiannya adalah sebagai berikut :

- Baik: apabila hasil analisis berada diatas ( + S) - Cukup: apabila hasil analisis berada diantara ( - S) dan ( + S)- Kurang : apabila hasil analisis berada di bawah ( - S)

2). Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan

Teknik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP). Untuk menentukan tingkat kepuasan tamu dapat dilihat dari jawaban atas kuisioner yang diberikan oleh tamu. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Meringkas data responden hasil survei mengenai data kinerja pelayanan yang sesungguhnya sehingga diperoleh total nilai kinerja untuk masing – masing dimensi.

2. Menghitung nilai atau skor nyata rata – rata dari masing – masing dimensi yang akan diukur untuk menentukan tingkat kepuasan tamu, dengan rumus :

=

Keterangan := Nilai rata – rata

= jumlah skor

n = jumlah sampelQ =Jumlah pertanyaan

Penilaian atas jawaban responden mengenai kepuasan tamu ini menggunaka skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2000:86). Untuk memudahkan responden dalam mengisi kuisioner maka dalam penelitian ini hanya menggunakan satu pertanyaan yaitu pertanyaan yang mendukung dengan skor penilaian 1 sampai 5.

3. Menghitung bobot atau tingkat kepentingan tiap – tiap dimensi berdasarkan penilaian para responden. Skor penilaian berkisar dari 1 sampai 5, dari total skor tiap dimensi kemudian dicari persen derajat atau bobot kepentingan tiap dimensi dalam mempengaruhi kepentingan pelanggan.

4. Menghitung indeks kepuasan pelanggan yaitu mengalihkan bobot kepentingan

dimensi dengan selisih antara skor harapan rata – rata dengan skor nyata pengamatan rata – rata. Formulasi Indeks Kepuasan Pelanggan (Fandy Tjiptono,2002:100) adalah:

Page 73: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

5.IKP=I(P–E)

Keterangan : IKP : Indeks Kepuasan PelangganI : Importance ( derajat kepentingan )P : Perception (kinerja sebenarnya berdasarkan penilaian responden)E : Expectation ( harapan pelanggan)

6. Menentukan kriteria penilaian : a. Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah yang mungkin dicapai

Misalnya : Nilai tertinggi yang mungkin dicapai = a dan nilai terendah yang mungkin dicapai = b

b. Menentukan besarnya daerah nilai (score range) berdasarkan selisih nilai tertinggi yang mungkin dicapai dengan nilai terendah yang mungkin dicapai, dengan formulasi sebagai berikut (Sugiyono,2001:48) Daerah nilai (r) = a – b

c. Menentukan besarnya interval nilai berdasarkan perbandingan antara daerah nilai dengan jumlah kriteria penilaian yang diperlukan. Dalam hal ini jumlah kriteria penilaian ada lima, yaitu sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas,dan sangat tidak puas, sehingga formulasinya sebagai berikut (Supranto,2001:64)

interval nilai (c) =

d. Menentukan rentang nilai untuk masing – masing kriteria penilaian:1) b + 4c ≤ IKP ≤ a

Berarti pelanggan sangat puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh The Samaya Bali ( Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah sangat baik ).

2) b + 3c ≤ IKP < b + 4c Berarti pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah baik).

3) b + 2c ≤ IKP < b + 3 cBerarti pelanggan cukup puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah cukup baik).

4) b + c ≤ IKP < b + 2 cBerarti pelanggan tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah tidak baik).

5) IKP < b + c Berarti pelanggan sangat tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Restoran Sedap (Kinerja perspektif pelanggan Restoran Sedap adalah sangat tidak baik).

Page 74: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

3). Penilaian kinerja perspektif proses bisnis internal

Teknik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perspektif proses bisnis internal Restoran Sedap adalah dengan menggunakan ukuran MCE (Manufacturing Cycle Efficiency).

Proses bisnis yang diteliti adalah proses pelayanan kebutuhan tamu. Waktu bernilai tambah dalam hal ini adalah standar sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan, sementara waktu penyelesaian merupakan waktu sebenarnya yang diperukan untuk melaksanakan pelayanan kebutuhan tamu.

4). Penilaian kinerja perspektif proses bisnis pembelajaran dan pertumbuhan

Teknik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap adalah:

Tingkat produktivitas karyawan untuk tahun 2005-2009 Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Produktivitas karyawan/orang =

Indeks Kepuasan Karyawan Untuk menentukan tingkat kepuasan tamu dapat dilihat dari jawaban atas kuisioner yang diberikan oleh tamu. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

(1) Meringkas data responden hasil survei mengenai data situasi dan kondisi kerja yang sesungguhnya sehingga diperoleh total nilai kinerja untuk masing – masing dimensi.

(2) Menghitung nilai atau skor nyata rata – rata dari masing – masing dimensi yang akan diukur untuk menentukan tingkat kepuasan karyawan, dengan rumus:

=

Keterangan :

= Nilai rata – raa = jumlah skor

n = jumlah sampel Q = Jumlah pertanyaan

Penilaian atas jawaban responden mengenai kepuasan karyawan ini menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2000:86). Untuk memudahkan responden dalam mengisi kuisioner

Page 75: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

maka dalam penelitian ini hanya menggunakan satu pertanyaan yaitu pertanyaan yang mendukung dengan skor penilaian 1 sampai 5.

(3) Menghitung bobot atau tingkat kepentingan tiap – tiap dimensi berdasarkan penilaian para responden. Skor penilaian berkisar dari 1 sampai 5, dari total skor tiap dimensi kemudian dicari persen derajat atau bobot kepentingan tiap dimensi dalam mempengaruhi kepentingan pelanggan.

Derajat/bobot kepentingan =

(4) Menghitung indeks kepuasan karyawan yaitu mengalikan bobot kepentingan dimensi dengan selisih antara skor harapan rata – rata dengan skor nyata pengamatan rata-rata. Formulasi Indeks Kepuasan Pelanggan (Fandy Tjiptono,2002:100) adalah :

IKK = I ( P – E ) Keterangan : IKK: Indeks Kepuasan KaryawanI: Importance ( derajat kepentingan )P: Perception (kinerja sebenarnya berdasarkan penilaian responden)E: Expectation ( harapan karyawan )

(5) Menentukan kriteria penilaian : Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah yang mungkin dicapai

Misalnya : Nilai tertinggi yang mungkin dicapai = a dan nilai terendah yang mungkin dicapai = b

Menentukan besarnya daerah nilai (score range) berdasarkan selisih nilai tertinggi yang mungkin dicapai dengan nilai terendah yang mungkin dicapai, dengan formulasi sebagai berikut (Sugiyono,2001:48) Daerah nilai (r) = a – b

Menentukan besarnya interval nilai berdasarkan perbandingan antara daerah nilai dengan jumlah kriteria penilaian yang diperlukan. Dalam hal ini jumlah kriteria penilaian ada lima, yaitu sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas,dan sangat tidak puas, sehingga formulasinya sebagai berikut (Supranto, 2001 :

64) interval nilai (c) = Menentukan rentang nilai untuk masing – masing kriteria penilaian:

i. b + 4c ≤ IKK ≤ a Berarti karyawan sangat puas terhadap kondisi kerja di Restoran Sedap ( Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap adalah sangat baik ).

ii. b + 3c ≤ IKK < b + 4c Berarti karyawan puas terhadap kondisi kerja di Restoran Gusti Sedap Bali (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap adalah baik).

iii. b + 2 c ≤ IKK < b + 3 cBerarti karyawan cukup puas terhadap kondisi kerja di Restoran

Page 76: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Sedap (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap adalah cukup baik).

iv. b + c ≤ IKK < b + 2 cBerarti karyawan tidak puas terhadap kondisi kerja di Restoran Sedap (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap adalah tidak baik).

v. IKK < b + c Berarti karyawan sangat tidak puas terhadap kondisi kerja di Restoran Sedap (Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap adalah sangat tidak baik).

3) Pembahasan Hasil Penelitian

1). Penilaian Kinerja Perspektif KeuanganTolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi, implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi terhadap perbaikan laba atau tidak. Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio, quick ratio, total assets to total debt, total equity to total debt, rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.

Current RatioRasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 104,45% berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 1,04. Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 0,43% menjadi 104,02% berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 1,04. Tahun 2007, 2008 dan 2009 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,46%, 1,19% dan 2,81% menjadi 109,48%, 110,67% dan 113,48%, berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 1,09, Rp 1,10 dan 1,13.

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 77: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006–2010

Tahun Current RatioStandar Rasio Historis Hasil

2006 104,45% 104,33% - 112,51% Cukup Baik2007 104,02% 104,33% - 112,51% Kurang Baik2008 109,48% 104,33% - 112,51% Cukup Baik2009 110,67% 104,33% - 112,51% Cukup Baik2010 113,48% 104,33% - 112,51% BaikRasio rata-rata ( X ) 108,42%S 4,086%X – S 104,33%X + S 112,51%

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 104,45%, ini dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik. Dan pada tahun 2007, keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 104,02%, sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut. Hal ini di sebabkan karena pada tahun tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali, hal ini menyebabkan kurangnya pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar. Dan pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 109,48% dan 110,67% ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik. Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 113,48%. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick RatioQuick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 101,19%, dimana kewajiban

jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 1,01. Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 0,56% menjadi 100,63%, berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 1,00. Namun pada tahun 2008, 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 5,34%, 1,11% dan 2,69%, menjadi sebesar 105,97%, 107,08% dan 109,77%, berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 1,05, Rp 1,07 dan Rp 1,09.

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut :

Page 78: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 – 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 101,19% 101,01% - 108,85% Cukup Baik2007 100,63% 101,01% - 108,85% Kurang Baik2008 105,97% 101,01% - 108,85% Cukup Baik2009 107,08% 101,01% - 108,85% Cukup Baik2010 109,77% 101,01% - 108,85% BaikRasio rata-rata ( X ) 104,93%S 3,924%

X – S 101,01%

X + S 108,85%

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 101,19%, ini dapat di katakan perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik. Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 100,63%, sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik, hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas. Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar. Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 105,97% dan 107,08% ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik. Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 109,77%.

Total Asset to total DebtTotal asset to total debt di tahun 2006 sebesar 51,53% berarti bahwa setiap hutang

Rp 1,- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 0,51. Di tahun berikutnya 2007, 2008, 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 50,82%, 49,55%, 48,57% dan 50,18%, berarti hutang sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 0,50, Rp 0,49, Rp 0,48 dan Rp 0,50.

Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini :

Page 79: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 – 2010

Tahun Total Asset to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 51,53% 48,99% - 51,27% Baik2007 50,82% 48,99% - 51,27% Cukup Baik2008 49,55% 48,99% - 51,27% Cukup Baik2009 48,57% 48,99% - 51,27% Kurang Baik2010 50,18% 48,99% - 51,27% Cukup BaikRasio rata-rata ( X ) 50,13%S 1,14%

X - S 48,99%

X + S 51,27%

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 – 2010, diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 48,99% - 51,27%. Kinerja perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 51,53%. Dan pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 50,82% dan 49,55%. Namun pada tahun 2009 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 48,57%, ini disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 50,18%.

Total Equity to Total DebtTotal Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 106,32% berarti bahwa modal

sebesar Rp 1,06 menjamin hutang sebesar Rp 1,-. Di tahun 2007, 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 103,34%, 98,24% dan 94,46% berarti hutang sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva di tahun 2007, 2008 dan 2009 sebesar Rp 1,03, Rp 0,98 dan Rp 0,94. Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 100,75% berarti hutang sebesar Rp 1,- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 1,00.

Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini :

Page 80: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 – 2010

Tahun Total Equity to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 106,32% 96,05% - 105,19% Baik2007 103,34% 96,05% - 105,19% Cukup Baik2008 98,24% 96,05% - 105,19% Cukup Baik2009 94,46% 96,05% - 105,19% Kurang Baik2010 100,75% 96,05% - 105,19% Cukup BaikRasio rata-rata ( X ) 100,62%S 4,57%

X – S 96,05%

X + S 105,19%

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 – 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 96,05% - 105,19%. Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 106,32%. Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 103,34% dan 98,24%. Namun pada tahun 2009 hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 94,46%, hal ini disebabkan karena perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 100,75%.

Rentabilitas EkonomiRasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 34,87% berarti dengan modal

Rp 1,- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,34. Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 29,57% berarti dengan modal Rp 1,- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,29. Dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008, 2009 dan 2010 menjadi 37,50%, 41,37% dan 43,27% berarti modal sebesar Rp 1,- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,37, Rp 0,41 dan Rp 0,43.

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini :

Page 81: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 – 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 34,87% 31,89% - 42,75% Cukup Baik2007 29,57% 31,89% - 42,75% Kurang Baik2008 37,50% 31,89% - 42,75% Cukup Baik2009 41,37% 31,89% - 42,75% Cukup Baik2010 43,27% 31,89% - 42,75% BaikRasio rata-rata ( X ) 37,32%S 5,43%

X – S 31,89%

X + S 42,75%

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 – 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 31,89% - 42,75%. Tahun 2006 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 34,87%. Di tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 29,57% hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun, inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut. . Di tahun 2008 dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 37,50% dan 41,37%. Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 43,27%.

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 31,24% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,31. Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 26,45% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 0,26. Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 28,89% dan 32,22% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,28 dan Rp 0,32. Namun pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 25,74% berarti dengan modal Rp 1,- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,25.

Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini :

Page 82: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 – 2009

Tahun Profitabilitas Standar Rasio Historis

Hasil

2006 31,24% 26,06% - 31,76% Cukup Baik2007 26,45% 26,06% - 31,76% Cukup Baik2008 28,89% 26,06% - 31,76% Cukup Baik2009 32,22% 26,06% - 31,76% Baik2010 25,74% 26,06% - 31,76% Kurang Baik

Rasio rata-rata ( X ) 28,91%S 2,85%X - S 26,06%

X + S 31,76%

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 – 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 26,06% - 31,76%. Pada tahun 2006, 2007 dan 2008 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 31,24%, 26,45% dan 28,89%. Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 32,22%. Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 25,74%, hal ini disebabkan karena adanya penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan.

2). Penilaian Kinerja Perspektif PelangganKinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan tolak

ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar. Dengan memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan meningkatkan jumlah pelanggan. Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang – orang disekitar mereka. Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali, rata – rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap kepada kerabat dan keluarga mereka. Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan, sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat.

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu. Berdasarkan data, maka dapat dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 0.6.

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range), Tujuan dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung. Berdasarkan data, maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 0.80 dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai. Dari penghitungan yang dilakukan, besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 0.16. Hasil ini nantinya akan digunakan untuk

Page 83: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan

Dimensi Indeks Kepuasan Pelanggan

Hasil kinerja perspektif Pelanggan

Bukti Langsung / Direct Evidence (0.232) BaikKeandalan / Capability (0.160) Sangat BaikJaminan / Guarantee 0.205) BaikDaya Tanggap/ Attention (0.278) Baik

Empati / Trust (0.170) Baik Rata - rata (0.21) Baik

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0.232 berada pada interval -0.32 ≤ IKP < -0.16 yang berarti pelanggan puas. Untnuk keandalan, indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -0.16 ≤ IKP ≤ 0, hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini. Sedangkan untuk dimensi jaminan, daya tanggap, dan empati, masing–masing pada angka -0.20, -0.27, dan -0.17 berada pada interval -0.32 ≤ iKP < -0.16 yang berarti pelanggan puas. Secara keseluruhan, indeks kepuasan pelanggan rata – rata adalah sebesar -0.21 yang berada pada interval -0.32≤ IKP< -0.16 ini berarti bahwa pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti selama kurun waktu agustus 2010 – oktober 2010 adalah baik.

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik. Hal ini dipengaruhi oleh cukup banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan keributan tersebut.

3). Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis InternalDalam memberikan pelayanan terhadap tamu, Restoran Gusti SedapHotel

menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya. Semua pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak lebih dari 5 menit. Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan, maka memerlukan waktu yang lebih banyak, namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30 menit. Waktu pelayanan bersifat fleksibel, tergantung dari jenis kebutuhan tamu.

Page 84: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi di Restoran Gusti SedapBali, seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan seharusnya, maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi. Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari standar waktu yang ditentukan, maka tamu berhak mendapat kompensasi tertentu.

Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan, dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang di berikan. Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu. Ini berarti bahwa pelayanan yang diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan, dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran Gusti SedapBali

4). Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada

penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK). Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010. Sedangkan untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan, digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 – oktober 2010.

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan. Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 85: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap tahun 2006 – 2010

Berdasarkan tabel 16.9 dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan. jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 5,42%. Namun pada tahun 2008, kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas, yakni sebesar 3,54%. Pada tahun 2009-2010, kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 1,31% dan 0,62%, ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages di Restoran Sedap

5). Kepuasan KaryawanTingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks Kepuasan

Karyawan, yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap

Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, dalam menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan lampiran 23. Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai. Berdasarkan data pada lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan, maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 0.4 dan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 0.04. Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan karyawan.

Tahun Pendapatan (Rp)

Karyawan Produktivitas (Rp)

Perkembanagan

Rupiah %

2006 1.957.043.060 53 36.925.341 - -2007 1.850.928.646 53 34.923.182 (2.002.159) (5,4

2)2008 2.205.780.223 61 36.160.332 1.237.150 3,542009 2.418.006.552 66 36.636.463 476.131 1,312010 2.543.697.588 69 36.865.182 228.716 0,62

Page 86: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan Karyawan

Hasil kinerja perspektif Karyawan

Pencapaian (0.295) Cukup Baik Penghargaan (0.444) Sangat Tidak Baik Pekerjaan (0.307) Cukup Baik Tanggung Jawab (0.272) Cukup Baik Pengembangan Diri (0.316) Cukup Baik Tempat Kerja (0.330) Tidak Baik Hubungan antar pribadi (0.319) Cukup Baik Kebijakan Perusahaan (0.271) Baik Pengawasan Supervisi (0.262) Baik Keamanan Kerja (0.273) Baik Rata – rata (0.31) Cukup Baik

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -0.295 yang berada pada interval -0.32 ≤ IKK < -0.28 yang berarti karyawan cukup puas terhadap dimensi tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar di departemen A, namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan. Hal ini berlaku juga pada dimensi pekerjaan, tanggung jawab, pengembangan diri, dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -0.32 ≤ IKK < -0.28 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan, tanggung jawab, pengembangan diri, dan hubungan antar pribadi mereka.

Sedangkan untuk dimensi penghargaan, IKK ada pada nilai -0.444, yaitu pada interval IKK < -0.36, yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan. Tingkat kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini. Hal ini diperkuat oleh banyaknya keluhan – keluhan responden mengenai tingkat apresiasi perusahaan kepada karyawan.

Untuk dimensi tempat kerja, IKK berada pada interval -0.36 ≤ IKK < -0.32, yaitu sebesar -0.33. Fasilitas dan tempat kerja, terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan. Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang – barang keperluan office. Fasilitas kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti, namun tetap dipaksakan untuk dipakai

Page 87: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

sehingga pada saat operasional, peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik.

Dimensi – dimensi berikutnya, yaitu dimensi kebijakan perusahaan, pengawasan supervisi, dan keamanan kerja berada pada nilai -0.271, -0.262, dan -0.273, yaitu pada interval -0.28 ≤ IKK < -0.24. Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan, pengawasan supervisi yaitu adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan, dan juga jaminan keselamatan kerja dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para karyawan Restoran Sedap

Secara menyeluruh, Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -0.31 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik.

4) KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa :1. Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada

perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio, Quick Ratio, Total Asset to Total Debt, Total Equity to Total Debt, Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas. Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan kinerja keuangan, penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu, Current ratio, Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006, Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan Ratio Profitabilitas pada tahun 2009.

2. Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan pelanggan adalah baik. Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 – oktober 2008, menunjukan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan, yaitu bukti langsung, jaminan, daya tanggap, dan empati adalah baik. Sedangkan dari dimensi keandalan adalah sangat baik.

3. Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu, maka diperoleh hasil yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu). Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang disyaratkan terpenuhi, yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu.

4. Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari tahun 2005 – 2009 adalah sebagai berikut :a. Dilihat dari produktivitas karyawan, Restoran Sedap menetapkan target

produktivitas per karyawan adalah Rp 35.000.000 per orang. Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 36.925.341 per orang. Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34.923.182 per

Page 88: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

orang. Sedangkan pada tahun 2007, 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36.160.332 per orang, Rp 36.636.463 per orang dan Rp 36.865.182 per orang. Dilihat dari jangkka waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan.

b. Dilihat dari segi kepuasan karyawan, kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70 orang karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian, pekerjaan, tanggung jawab, pengembangan diri, dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik. Dimensi kebijakan perusahaan, pengawasan supervise, dan keamanan kerja adalah baik. Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa dimensi ini sangat tidak baik. Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and cake shop outlet. Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak.

5. Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik. Namun pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan, apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan meningkat dengan sendirinya, ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap .

Page 89: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

LAMPIRAN CONTOH USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun skripsi S1

Diajukan oleh:TAN MAYKE CHRISTINA HIQ

2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORAPROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATAUNIVERSITAS DHYANA PURA

BADUNG2012

Page 90: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

BAB. IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahIndonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13.000 pulau. Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah keindahan alamnya. Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena sangat beraneka ragam. Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal.

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional. Hal itu bisa terjadi karena pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar, memperluas lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, mengenalkan Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent.

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara, dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam. Salah satu travel yang ada di Indonesia adalah TX Travel.

TX Travel didirikan mulai Maret 2004, sebagai bagian dari divisi retail Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale (grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006. TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005, dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72.

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX Travel Cilegon ini. Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel, penjualantiket-tiket pesawat dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara China.Karena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru, maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para konsumen untuk mau menggunakan jasanya.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan jasa suatu perusahaan. Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon melalui penelitian yang dilakukan penulis.

1.2. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain:1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX

Travel cilegon?2. Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa

TX Travel cilegon?

1.3 Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

Page 91: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon

2. Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel cilegon

1.4 Manfaat Penelitian1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan.

2. PraktisHasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat.

Page 92: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori2.1.1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Philip Kotler, dkk (1999:7) memberikan definisi pemasaran adalah: “Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.”

Sedangkan Assaury (2001:5) mendefinisikan pemasaran: “Suatu kegiatan aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran”.

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler, dkk (1999:16) adalah proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencangkup analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian; juga mencangkup barang, jasa, dan gagasan; berdasarkan pertukaran; dan tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat.

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat, timing, dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. (Philip Kotler,dkk (1999:17).

2.1.2. Bauran PemasaranSebagaimana yang dikatakan oleh William J. Stanton (1993:7) bahwa

pemasaran adalah ”Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial”. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan. Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka keempat unsur tadi perlu dirancang sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran.

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).

a. Product (Produk).Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat

Page 93: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

b. Price (Harga)Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat

harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.

c. Promotion (Promosi)Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi penjualan,

penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.

d. Place (Saluran distribusi)Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap

jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.

2.1.3. Konsumendan Perilaku KonsumenPengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of

Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.Di dalam mencapai tujuan, perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi. Tanpa konsumen, hasil produksi tidak berarti.

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Levit, 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono). Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya.

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati, 2005:67), perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi. Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh Hurriyati, 2005:67), perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi, membeli dan mempergunakan barang dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya. Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional, sebagai tambahan dari reaksi fisik.

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000), perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.Jadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotler,dkk (1999:223) adalah:a. Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen.

b. Faktor sosialPerilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran dan status sosial.

Page 94: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

c. Faktor pribadiKeputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

d. Faktor psikologisPilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan sikap.

.1.4. Proses Pengambilan Keputusan PembelianBerdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua

kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Dalam keputusan membeli barang, konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang, meliputi (Kotler, et al. 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)):a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan

atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

c. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.d. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian actual.e. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan

jasa yang dibeli.Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi. Hawkins et al. (1992)

dan Engel et al. (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis, yaitu:a. Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making). Konsumen mencari

informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya. Beberapa contoh produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil, komputer, sepeda motor, rumah mewah, dll.

b. Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making), terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin. Hal ini terjadi karena environmental needs, misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan ‘bosan’ dengan merek yang sudah ada.

c. Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making) merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit (tanpa evaluasi alternative). Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun, past gigi, mkanan ringan, minyak rambut, dll

Page 95: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

2.1.5. Travel AgentTravel agent, menurut Damardjati (2001:132) adalah perusahaan yang harus

mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-orang, termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain baik di dalam maupun di luar negeri.

Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur, menyelenggarakan, serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar negeri.

2.1.6. JasaMenurut Kotler (1997:83) “Jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yang

ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik.”. Sedangkan menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003:243) “ Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan.”

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak, yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan. Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka memperoleh kepuasan.

Berdasarkan pengertian jasa di atas, Tjiptono (2004) mengutarakan ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya.a. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa

umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

c. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya

banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

d. Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong,

kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.

e. Lack of Ownership

Page 96: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan).

2.2. Penelitian SebelumnyaAdapun beberapa penelitian sebelumnya yang mengangkatmasalah yang hampir

sama :a. Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT. Merpati Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali”. Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa penerbangan PT. Merpati, faktor itu antara lain: faktor pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3,486), faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3,005), faktor reputasi dalam keamanan dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2,081), faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1,549). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa penerbangan PT. Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di antara semua faktor.

b. Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT. Tour East Indonesia-Denpasar”. Hasil analisis yang diperoleh adalah faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29,622% sebagai faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli paket wisata PT. Tour East Indonesia-Denpasar. Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus) dengan kontribusi variance 19,115%. Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12,908%. %. Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata yang bersaing) dengan kontribusi variance 10,361%. Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel 6,682%.Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai penulis kepada PT. Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata.

c. Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di Panorama Tours Denpasar-Bali”. Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours Denpasar – Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai eigen value sebesar 9,657), faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1,510), faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1,159). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours adalah faktor pelayanan dan promosi.Adapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT. Panorama Tour Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT. Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen, keramahan pada konsumen, penawaran

Page 97: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

harga khusus, kecepatan mendapat informasi, harga tiket, desain brosur dan informasi, perhatian staf, kegiatan periklanan, Bila PT. Panorama Tours bisa meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan.

Page 98: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Lokasi PenelitianPenelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat : Jl.

Ahmad Yani 136, CilegonTelp : (0254) 3800 67, (0254) 7021 099Fax. : (0254) 390 506Website : http://www.txcilegon.com Email : [email protected]

3.2. Identifikasi VariabelDalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel tunggal untuk

mengidentifikasikan variabel. Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon, adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu:X1 = Penawaran harga khusus (promosi)X2 = Kecepatan penanganan konsumenX3 = Keramahan kepada konsumenX4 = Kemudahan menghubungi perusahaanX5 = Lokasi perusahaanX6 = Kemudahan mendapat informasiX7 = Harga yang diberikanX8 = Desain brosurX9 = PeriklananX10 = Fasilitas yang ditawarkanX11 = Kepedulian terhadap konsumenX12 = Keamanan dan keselamatan konsumenX13 = Keragaman produk yang ditawarkanX14 = Penampilan karyawanX15 = WebmarketingX16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

3.3. Definisi OperasionalDefinisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan

cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan. Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah :X1 = Penawaran harga khusus (promosi)Yaitu: promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang

ditawarkanX2 = Kecepatan penanganan konsumenYaitu: kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik

secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon)

X3 = Keramahan kepada konsumenYaitu: keramahan kepada konsumen ketika melayani konsumen. Hal ini bisa dilakukan

dengan cara memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria X4 = Kemudahan menghubungi perusahaanYaitu: konsumen mudah menghubungi perusahaan baik melalui telepon, e-mail, fax,

dsb.

Page 99: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

X5 = Lokasi perusahaanYaitu: strategis atau tidaknya lokasi perusahaan berada, apakah mudah dijangkau dan

dekat dengan pusat kota.X6 = Kemudahan mendapat informasiYaitu: Konsumen mudah untuk mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket.X7 = Harga yang diberikanYaitu: harga yang ditawarkan perusahaan sama atau lebih murah dari perusahaan lain

sejenis.X8 = Desain brosurYaitu: penampilan brosur yang menarik, meliputi bentuk fisik, warna, lambang atau

tanda yang digunakan sebagai identitas perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan.

X9 = Periklanan Yaitu: suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mempromosikan produknya,

baik melalui media cetak maupun media elektronik.X10 = Fasilitas yang ditawarkanYaitu: segala fasilitas, baik fasilitas utama maupun fasilitas pendukung yang

menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

X11 = Kepedulian terhadap konsumenYaitu: bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan

pelayanan terbaik untuk konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen

X12 = Keamanan dan keselamatan konsumenYaitu: pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu

yang tidak diinginkan.X13 = Keragaman produk yang ditawarkanYaitu: banyaknya produk yang ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu

produk yang diinginkan.X14 = Penampilan karyawanYaitu: penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian, kebersihan dan daya

tarik seragam.X15 = WebmarketingYaitu: salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan

bisnis yang menggunakan internet sebagai media pemasaran.X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumenYaitu: salah satu bentuk pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata

yang sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen.

3.4. Jenis Dan Sumber Data3.4.1. Jenis data

a. Data kualitatifAdalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian, informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu.Misalnya: Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel,hal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon, sejarah berdirinya TX Travel Cilegon, pendapat responden dalam kuisioner.

b. Data kuantitatif

Page 100: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring.Misal: jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel Cilegon, tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka.

3.4.2. Sumber dataa. Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian, yang dalam penelitian ini didapat dari konsumen TX Travel Cilegon.

b. Data sekunderAdalah data yang sudah tersedia, sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian, misalnya: desain brosur TX Travel, jenis jasa yang ditawarkan TX Travel, jumlah konsumen yang datang ke TX Travel Cilegon.

3.5. Metode Penentuan SampelMenurut Sugiyono (2009:80), sampel dan populasi memiliki arti yang berbeda.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling.

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode ini karena anggota populasi dianggap homogen. Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa TX Travel Cilegon.

Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil, maka menurut Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono, ditentukan oleh jumlah populasi dan tingkat kesalahan penelitian. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu, biaya dan dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai, pengusaha, pelajar, ibu rumah tangga, dll.

3.6. Metode Pengumpulan Data1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut.

2) Studi Kepustakaan

Page 101: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengambil data dari literature, buku-buku dan sebagainya yang menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama. Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan “kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen”

3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena

penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melaukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.

3.7. Teknik AnalisisTeknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

faktordenganbantuan Software SPSS versi 14.0 for windows. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali, 2001:14).

Menurut Singgih Santoso (2001), analisis faktor adalah “alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant), menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor”. Sebelum dilakukan analisis faktor akan dilakukan dua pengujian, yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas.

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur. Jika misalkan kita punya alat ukur meteran, maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu mengukur jarak suatu titik. Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen.

Untukmelakukanujivaliditas, metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Sugiyono (2001:106) menyatakan“Bahwa syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 0,3 (r=0,3).” Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 0,3 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid. Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Reliabilitas, menurut Purbayu Budi Santosa (2005), adalah ukuran yang menunjukan konsistensi/kestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain. Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen, maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain.

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara, yaitu:a. Repeated measure atau pengukuran berulang. Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan yang sama. Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya.

b. One shot. Pada tekhnik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran korelasi antar jawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha, di mana suatu kuisioner dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 0,6.

Page 102: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis factor tahap I (pemilihanvariabel), tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor).

Menurut Santoso danTjiptono(2001:250) tahapan proses analisis faktor yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut:1. Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis

selanjutnya, dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel, dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak.

2. Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis. Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain.

3. Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1).

4. Uji keakuratan / ketepatan model.

Page 103: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

CURRICULUM VITAE

1. Nama : I GUSTI BAGUS RAI UTAMA2. Tempat dan Tanggal lahir : Negara, 10 Oktober 1970.3. Kebangsaan : Indonesia.4. Alamat : Perum Multi Permai IV/C.11, Lingk. Dajan Bingin,

Kel. Sading, Mengwi, Badung- BALI. INDONESIA No.Telephon. : +62-361-426450 (kantor)

+62-81337868577 (Cell phone) E-mail : [email protected]

5. Pendidikan : S-1. (S.E.) Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, Univesitas Mahasaraswati (UNMAS), Denpasar. 2001.

S-2 (MMA) Manajemen Agribisnis. Universitas Udayana (UNUD) , Denpasar. 2005.

S-2 (M.A.) Master of Arts International Leisure and Tourism Studies, Netherlands

CHN Professional University, Leeuwarden. 2007.S-3 (DR in progress 2010) Doktor Pariwisata

Universitas Udayana (UNUD) , Denpasar. ………...6. Pendidikan lain

1. Perhotelan: Tata Boga, Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata Dhyana Pura, Denpasar. Sertifikat setara D1. 1991.

2. Komputer Aplikasi: Lembaga Pelatihan Komputer Widhya Darma , Denpasar. Sertifikat paket aplikasi, word processing, spreadsheet, database. 1993.

3. Komputer: Teknisi Komputer, IBMI-IMKI, Denpasar. Sertifikat setara D1. 1996.4. Mengikuti Loka Karya Metode Pembelajaran, Instructional Design dan Evaluasi

Pembelajaran, 8 s/d 9 Januari 2002.5. Mengikuti Wireless Networking Workshop 17 s/d 18 Mei 20026. Mengikuti Pelatihan Otomasi/Komputer Manajemen Database Membangun Perpustakaan

Modern (Mei – Juni) 20027. Mengikuti Lokakarya Sosialisasi Kebijakan DIKTI di Kopertis Wil. VIII. (25–26) Oktober 2002

Page 104: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

8. Mengikuti Penataran Pembuatan Buku Ajar di lingkungan Kopertis Wilayah VIII, (16-18) Desember 2002

9. Mengikuti Pelatihan Penyusunan Angka Kredit bagi Dosen PTS di lingkungan Kopertis Wilayah VIII, (8-10) Juli 2003

10. Peserta Pelatihan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI), 2003

11. Peserta Pelatihan Komputer SQL Database Concept, 200312. Peserta Pelatihan “MICROSOFT POWER POINT” , Pengembangan dan Pengelolaan Media

Pembelajaran, 200313. Peserta Pelatihan “SPSS Versi 13.0 for Windows” Pemecahan Masalah Penelitian dengan

teknik analisis Parametrik dan no parametric, 200414. Peserta Kursus Bahasa Inggris Level Pre-Entermediete One, 2005-200615. Peserta Penataran dan Lokakarya Metodologi Penelitian Studi Kajian Wanita dan Hibah

Pekerti Tahun 200716. Peserta Workshop/Lokakarya “The Curriculum on Disaster Prevention and Preparedness

Management”, 2007

7. Seminar1) Peserta Seminar: Driving The New PC Era LINUX TRAINNING, Agustus 20022) Peserta Seminar: “ Strategi Pengembangan Teknologi Informasi untuk menciptakan

Kreatifitas” di Hotel Niki Denpasar, Peb 20033) Peserta Seminar: Nasional “Meracik Peluang Bisnis dimasa Krisis, di Kampus Dhyana Pura,

Maret 20034) Peserta Seminar: “Kebijakan Moneter dan Fiskal Bank Indonesia dalam Rangka

Pembangunan Ekonomi” di GBB Sanur, Mei 20035) Peserta Seminar: Nasional “Economic Effects of Education” di Badung, Juni 20036) Peserta Seminar “Cara Meraih Grant” di Kampus Univ. Warmadewa, Juni 20037) Pembicara dan pelatih Sofware SPSS sebagai Alat Bantu Analisis Data dalam workshop

Metodologi Penelitian, Juni 20088) Peserta Seminar: World Class University, 9 February 2012, Denpasar Bali.9) Peserta Seminar: Understanding the nature of conflict upon sacred sites of Hindu Temples

Used as sites of tourism in Bali, 9 April 2011, Bali.10) Peserta Seminar: Tourism Ethics for Asia and the Pasific, Responsible Tourism and its socio-

economic impact on local communities, 11 June 2011, Nusa Dua Bali.11) Peserta Workshop: E-library, 30 May 2011, Jimbaran Bali12) Peserta Field Study: Ecotourism Halong Bay, Vietnam, January 201213) Peserta Field Study: Heritage, Angkor Wat, the Cambodia, January 201214) Field Study: Heritage, Prambanan and Borobudur, Yogyakarta and Magelang, 201015) Pemakalah (Oral Presentation) Call paper in The International Conference on Sustainable

Development: Green Economy in the Context of Cultural Tourism: Agrotourism as an alternative form of tourism in Bali. March 6, 2012, Inna Bali Beach Hotel Sanur Bali Indonesia

16) Pemakalah (Oral Presentation) Sustainable Tourism Development: instruments of the sustainability tourism programs, Denpasar, 20 March 2012

8. Tempat Pengalaman Bekerja : Indonesia dan Belanda

Page 105: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

9. Kemampuan Bahasa

Bahasa Membaca Menulis BerbicaraEnglish Baik Baik Baik

Indonesia Baik Baik BaikBelanda Sedikit Sedikit Sedikit

10. Pengalaman pekerjaan yang pernah ditangani.

10.1 Proyek : Instruktur Komputer di PPLP Dhyana PuraLokasi : Dalung, Kuta Utara, Badung, BaliTahun : 1996-2001Posisi : Instruktur/tutorPemilik Proyek : Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata Dhyana

Pura, Bali.Detail Pekerjaan : Memberikan pelatihan computer aplikasi

perkantoran dan perhotelan.

10.2 Proyek : Dosen Tetap bidang EkonomiLokasi : Dalung, Kuta Utara, Badung, BaliTahun : 2001-2011Posisi : DosenPemilik Proyek : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Dhyana PuraDetail Pekerjaan : Mengampu mata kuliah: ekonomi pariwisata,

metodologi penelitian, manajemen strategic, statistic ekonomi, system informasi manajemen, seminar penelitian.

10.3 Proyek : Penelitian Mandiri AgrowisataLokasi : Kawasan BedugulTahun : 2005Posisi : Peneliti tunggalPemilik Proyek : Universitas Udayana BaliDetail Pekerjaan : Melakukan analisis terhadap factor-faktor yang

mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Bali.

10.4 Proyek : Penelitian Mandiri Rural TourismLokasi : Gieten, Drenthe, NetherlandsTahun : 2006Posisi : Ketua PenelitiPemilik Proyek : Optional Project Research CHN UniversityDetail Pekerjaan : Melakukan analisis SWOT potensi Gieten sebagai

rural tourism di kawasan Drenthe.

10.5 Proyek : Tutor mata kuliah experiences marketing

Page 106: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

Lokasi : Leeuwarden NetherlandTahun : 2007Posisi : TutorPemilik Proyek : Modul CHN UniversityDetail Pekerjaan : Melakukan pendampingan Mahasiswa Bechelor

Program di CHN University untuk matakuliah experiences marketing

10.6 Proyek : Penelitian Mandiri Agrotourism as an alternative form tourism in Bali

Lokasi : Provinsi BaliTahun : 2006-2007Posisi : PenelitiPemilik Proyek : Project Research CHN UniversityDetail Pekerjaan : Melakukan analisis SWOT potensi pengembangan

agrotourism sebagai bentuk alternative pariwisata di Bali

10.7 Proyek : Program pengembangan desa Blimblingsari menuju desa wisata

Lokasi : Jembrana, BaliTahun : 2007-2008Posisi : PelaksanaPemilik Proyek : Komite Pariwisata Desa Blimbingsari dan Sekolah

Tinggi Ilmu Manajemen Dhyana PuraDetail Pekerjaan : Melakukan analisis SWOT potensi pengembangan

desa wisata Blimbingsari

10.8 Proyek : Program Desa Wisata Lokasi : Jembrana, BaliTahun : 2012Posisi : PelaksanaPemilik Proyek : Komite Pariwisata Desa Blimbingsari dan Universitas

Dhyana PuraDetail Pekerjaan : Melakukan ikonisasi dan penataan desa wisata

Blimbingsari

10.8 Proyek : Dekan Fakultas Ekonomika dan Humaniora Lokasi : Dalung Kuta BadungTahun : 2011Posisi : DekanPemilik Proyek : Universitas Dhyana PuraDetail Pekerjaan : Melakukan koordinasi terhadap enam program

studi: Manajemen, Pemasaran, Sastra Inggris, Psikologi, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, dan Pendidikan Anak Usia Dini.

Page 107: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

11. Publikasi 1) Utama (2002)

Judul: “Pengaruh Kebijakan Lima Hari Kerja Terhadap Peluang Usaha Rumah Tangga untuk memperoleh Tambahan Pendapatan” Karyawan Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura Dalung-Kuta. Laporan Penelitian tidak dipublikasikan.

2) Utama (2003)Judul: “Studi Kelayakan Warung Internet Kampus Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura Dalung Kuta”. Laporan Penelitian tidak dipublikasikan.

3) Utama (2003)Judul: “Pengaruh Kebutuhan Media Internet Terhadap Keinginan Mahasiswa Akan Fasilitas Warnet Kampus” Pada Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura Dalung Kuta Bali. Laporan Penelitian tidak dipublikasikan.

4) Utama (2005). Prospek Warung Internet Kampus Lembaga Pendidikan Pariwisata Dhyana Pura Kuta Badung. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata) Dhyana Pura Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Denpasar-BALI, Vol. 1 No. 1 Agustus 2005. ISSN 1978-6069

5) Utama (2007). Persepsi dan Faktor Faktor yang mempengaruhi Wisatawan Berkunjung ke Kebun Raya (Botanical Garden) Eka Karya Bali. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata) Dhyana Pura Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Denpasar-BALI, Vol. 2 No. 31 Agustus 2007. ISSN 1978-6069

6) Utama (2008). Agrotourism as an alternative form of tourism in Bali. (Jurnal Ekonomi dan Pariwisata) Dhyana Pura Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Denpasar-BALI, Vol. 2 No. 31 Agustus 2008. ISSN 1978-6069

7) Utama dan Dewi (2008). “Penerapan The Service Profit Chain pada Industri Perhotelan: studi kasus hotel The Legian Bali”

Koran/Majalah Populer1) Judul: “Padukan Pariwisata-Pertanian dengan Teknologi Canggih” Debat Publik Harian Bali Post,

Rabu Pon, 13 September 2006.

2) Judul: “Mewujudkan Pembangunan Bali Berkesinambungan” Opini Bali Post, 12 Oktober 2006.

3) Judul: “Paket Kemiskinan Pendidikan Kebodohan” Opini Bali Post, 6 Februari 2007.

4) Judul: “Stagnasi Pariwisata Bali” Opini Bali Post, 27 Maret 2007.

5) Judul: “Kegagalan di Balik Kesuksesan Pariwisata Bali” Opini Bali Post, 18 April 2007.

6) Judul: “Anggaran Harus Berdasarkan Permasalahan di Masyarakat” Debat Publik Bali Post, Jumat Paing, 31 Mei 2007.

7) Judul: “Ubah Image Makanan Pokok Orang Indonesia”, Debat Publik Bali Post, Rabu Pon, 20 Juni 2007.

8) Judul: “PKB Tumbuhkan Embrio Berkesenian” Debat Publik Bali Post, Rabu Umanis, 18 Juli 2007

9) Judul: “Hentikan Banjir dengan Pembangunan Kanal”, Debat Publik Bali Post, Rabu Pon, 16 Januari 2008.

Page 108: tourismbali.files.wordpress.com · Web viewI GUSTI BAGUS RAI UTAMA, SE., MMA., MA METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELAN (Kumpulan Studi Kasus Penelitian dan Pembahasan)

0

10) Judul: “E-tourism Media Promosi Pariwisata Bali” Debat Publik Bali Post, Periode, Jumat Paing, 25 Januari 2008.

11) Judul: “Gizi Buruk, Kemiskinan Data dan Data Kemiskinan” Debat Publik Bali Post, Jumat Kliwon, 28 Maret 2008.

12) Judul: Keberlanjutan Pembangunan Pariwisata Bali, Opini Bali Post, Periode 13 Februari 2012

13. Keahlian/kualifikasi : 1) Sarjana Ekonomi Pembangunan (Analisis Kependudukan)2) Master Bidang Agribisnis (Manajemen Perusahaan)3) Master Bidang Leisure and Tourism (Policy and Planning)

TANGGAL 20 April 2012 TANDA TANGAN

I GUSTI BAGUS RAI UTAMA