1
D I kalangan keluarga golongan prasejahtera (sangat miskin), bukan hanya ekonomi yang menjadi persoalan, melain kan juga gizi. Banyak cara untuk mengubah keadaan ini. Namun, oleh Yayasan Odesa Indonesia, kelor menjadi pilihan yang paling banyak untuk dikem bangkan. Mengapa kita harus menanam pohon bernama lan Moringa oleifera itu? Organisasi pangan dunia, Food and Agri culture Organizaon (FAO), sejak tahun 2009 sudah luas mengampanyekan pent ingnya masyarakat di seap negara men gonsumsi kelor. Memang dak ada satu pun jenis pangan yang komplet. Namun, kelor cukup layak disebut untuk masuk kategori pohon penghasil mulvitamin. Di Afrika dan Amerika Lan sudah ter buk banyak keberhasilan dalam men gatasi gizi buruk. Kelor yang mudah di tanam, bisa tumbuh di padang pasir, mu dah tumbuh di alam tropis seper Indone sia sangat realiss digerakkan. Apalagi kelor memiliki manfaat untuk menjadi pupuk organik, mampu memperbaiki keadaan tanah dari kerusakan kimia, dan mampu menjernihkan air. Kelor lambat berkembang di Indonesia. Hanya beberapa bupa yang mendorong perkembangan kelor. Sementara itu, pe merintah pusat masih sebatas berwacana. Di Israel, kini telah berhasil menghijaukan padang pasir di kawasan Laut Ma. Restoranrestoran sehat di perkotaan Is rael pun banyak mengambil kelor sebagai bagian penyehatan masyarakat kota yang selama ini dilanda oleh persoalan kolesterol dan diabetes. Di Kuba, ga tahun sebelum Fidel Castro meninggal dunia, orang nomor satu Kuba itu menggerakkan tanam kelor. Ia memelo pori secara langsung dengan menanam di kebunnya, dan kemudian merambah men jadi kebijakan bersama pemerintahan Ku ba. Hingga kini Kuba sukses mengem bangkan kelor, bahkan telah melangkah memproduksi bahan obat penyakit kanker dengan biji dan daun kelor. Kisah lain, di Thailand ratusan hektare tanaman kelor sudah mulai tumbuh dan berhasil memproduksi makanan sehat dan memiliki eksperimen untuk usaha meng hasilkan obat kanker (kemoterapi). Di Filip ina, para dokter yang menangani balita mendorong ibuibu hamil dan menyusui untuk mengonsumsi kelor karena terbuk bisa memperbanyak air susu ibu (ASI). Di manamana telah terbuk kelor juga men jadi pakan ternak, bukan hanya jenis ternak pedaging seper sapi, kambing, ikan, kelin ci, melainkan juga menjadi bahan pangan kucing, anjing, hingga babi. Dunia telah bergan rupa. Sekian masalah kesehatan dan pangan muncul bertubitubi. Akan tetapi, pada kesulitan itu juga muncul kemudahan. Salah satunya kita mendapatkan anugerah tanaman yang oleh orang Israel disebut sebagai ”pohon kehidupan” dan orang Prancis menyebut nya ”pohon ajaib”. Melalui Grup Tanaman Obat Cimenyan (Taoci) kelor digerakkan oleh Yayasan Odesa Indonesia bersama tanaman obat lain yang tak kalah penngnya untuk per tanian yang berkelanjutan. Tidak mudah mengajak petani untuk segera menanam kelor memang. Namun, dengan beragam cara, gerakan konsumsi kelor berjalan mer ayap. Banyak orang sakit yang bisa diatasi dengan kelor, termasuk dengan kumis kuc ing, binahong, biji alpukat, dan sebagainya. Sayangnya , masyarakat kita masih berpikir, setelah sakit baru mencari obat. Odesa Indonesia sedang berjuang untuk mengubah pola pikir dari setelah sakit baru berobat ke arah prinsip menjaga kesehatan supaya dak perlu berobat. Fakta ilmiah Sampai dengan Januari 2018 , terdapat lebih 1.200 penelian tentang kelor. Se cara umum kita ringkas kandungan gizinya sebagai berikut: Kelor adalah bahan pangan yang sangat sumber kaya vitamin, mineral, dan asam amino. Mengandung sejumlah besar vita min A, C, E, kalsium, kalium, dan protein. Kandungan Vitamin Cnya 7 kali lipat dari pada jeruk, vitamin Anya 4 kali lipat lebih besar daripada wortel, kalsiumnya 4 kali li pat dari susu, potasiumnya 3 kali lipat dari pisang, zat besinya 3 lipat dari sayuran bayam. Ini baru kandungan dalam daunnya yang belum diolah. Jika sudah diolah melalui fermentasi yang baik akan meng hasilkan lipatan gizi yang lebih hebat. Bi jinya juga sangat baik untuk kesehatan. Moringa adalah sumber kaya vitamin, mineral, dan asam amino. Ini mengandung sejumlah besar vitamin A, C, dan E, kalsi um, kalium, dan protein. Sekian manfaat moringa kalau dibahas ada habisnya. Itu lah mengapa WHO merekomendasikan agar daun dan bijinya digunakan untuk makanan sehat keluarga. Bayangkan, di dalamya terdapat sekitar 20 jenis asam amino, 46 anoksidan, 36 senyawa yang berguna untuk aninflamasi dan lebih melampaui 90 nutrisi. Itu arnya moringa mampu memasok gizi yang begitu baik. Dan tak lupa, terdapat juga kandun gan protein sekaligus serat yang baik untuk pencernaan. Bukankah selama ini banyak masalah kesehatan manusia berawal dari pencernaan? Moringa memberikan jawa ban terbaik. (Khoiril Anwar Rohili, pengu rus Odesa Indonesia)*** K ITA dak akan bisa menjawab problem mengolah lahan luas ma nakala dak mampu mengolah la han terbatas. Jutaan buruh tani, jutaan anakanak mereka mengiku arus kehi dupan orangtuanya. Rumah tangga yang rapuh dalam ekonomi. Lemah dalam urus an sosial. Tidak memiliki visi hidup. Tidak tahu arah kesejaan hidup sebagai manu sia. Tidak memiliki cara untuk mengubah keadaan diri sendiri. Kualitas sumber daya manusia (SDM) In donesia seper itu mudah dideteksi dari islahislah baku negara pada ”keluarga prasejahtera (sangat miskin), keluarga se jahtera I (miskin), rendah parsipasi usia wajib belajar, rumah dak layak huni, sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK) dak layak pakai, berebut jatah beras miskin. Tidak memiliki tanah untuk usaha. Bele potan mencari penghasilan. Perkawinan usia dini terus berjalan. Kualitas gizi bayi rendah bahkan buruk, dan seterusnya. Modernisasi telah membawa kita untuk lebih cerdas dalam banyak hal. Tetapi fak tanya, problem keterbelakangan atau mar ginalisasi akibat kesenjangan sosial itu dak teratasi secara tepat sehingga menja di beban negara. Kami di Yayasan Odesa Indonesia sadar bahwa untuk mengubah keadaan itu, seyakinyakinnya bukan semata karena anggaran. Sebab fakta anggaran selalu ada, tetapi keadaan tetap nihil. Bahkan di banyak tempat, perubahanperubahan kualitas hidup manusia yang terjadi justru bukan karena peran anggaran negara, melainkan karena peran konkret ndakan ndakan kecil yang tepat sasaran. Ilmu usaha Tani Pekarangan misalnya, adalah sesuatu penng dilakukan. Orang orang terpelajar bisa membangun penge tahuan lebih cepat melalui internet, tetapi cepat mengetahui bukan berar bisa mengubah keadaan, karena keadaan itu hanya bisa diubah manakala pengetahuan terwadahi dalam proses ”penggorengan” di medan kehidupan konkret di lapangan. Tani pekarangan adalah usaha paling memungkinkan untuk menjawab rendah nya kualitas kehidupan rumah tangga, terutama di perdesaan. Bahkan selagi ada tanah beberapa meter persegi, usaha tani bisa diterapkan di perkotaan. Orangorang berpendidikan mes memainkan hal ini untuk pendampingan keluarga lapisan bawah. Tani pekarangan bisa menjadi pintu ma suk mengatasi problem para petani yang lahannya sempit atau hanya memiliki pekarangan mini. Tani pekarangan adalah usaha pembangunan ekonomi yang berkarakter kewirausahaan dan sekaligus berkarakter untuk kemandirian pangan, serta juga sangat berguna menekan kon sumerisme kebutuhan hidup seharihari, bahkan berdampak baik untuk kebersihan lingkungan rumah tangga. Telah terham par fakta bahwa hanya dengan lahan ter batas, model pertanian modern square foot gardening banyak orang bisa meraih peng hasilan yang baik. Model konkret Di Yayasan Odesa Indonesia perbaikan ekonomi rumahtangga pertanian ini ber jalan selama dua tahun melalui pemben tukan kolekf kerja. Ada Kelompok Tani Pondok Buahbatu (KTPB) yang dipimpin oleh Ustaz Nanang Muhammad Yusuf di Kampung Pondok Buahbatu, Desa Mekar manik. Ada Himpunan Orang Tani Niaga (Hotani) yang dipimpin oleh Toha Odin di Kampung Waas Desa Mekarmanik. Ada Grup Pertanian Tanaman Obat Cimenyan (Taoci) yang dipimpin oleh Ujang Rusmana di Kampung Cisanggarung Desa Cikadut, dan ada juga grup gerakan khusus Tani Pekarangan Cimenyan (Tapeci) yang di pimpin oleh Ansor Muzakir di Pasir Impun Desa Cikadut. Pendamping kegiatan ekonomi perta nian adalah Basuki Suhardiman dari Ins tut Teknologi Bandung (ITB), yang me ngawal kegiatan ini dengan melihat para petani bergerak dalam konteks peasant atau keluarga petani kecil, dan bukan farmer yang memiliki lahan luas. Ke banyakan petani Cimenyan sampai dengan sejauh ini lebih memilih usaha tani sayur, dan dak terkelola secara modern. Sebagian memanfaatkan usaha peng galian batu templek dan itu keadaannya dak mencukupi sebagai mata pencahari an. Budi daya tanaman pangan berkualitas dan tanaman obat digagas melalui lingkup kecil di pekarangan dan sebagian dijalan kan di lahanlahan terbatas para petani. Inovasi menghadirkan tanaman baru dan penambahan tanamantanaman yang sudah ada seper kopi juga dilakukan. Bu di daya tanaman penghasil pangan penng seper Padi Gogo, Sorgum, Bunga Mata hari, dan lainlain digagas karena perm bangan lahan pertanian di Cimenyan sa ngat mendukung. Demikian juga tanaman penghasil gizi unggul seper kelor (Moringa oleifera), jeruk nipis, bidara, bina hong, pegagan, buah n, rambutan, daun afrika, parijoto, dan sejumlah buah jenis lain juga dibudidayakan. (Khoiril Anwar, Pengurus Odesa Indonesia)*** SENIN (PAHING) 11 JUNI 2018 26 RAMADAN 1439 H PUASA 1951 21 Karena Ajaib, Tanam Kelor Menjadi Wajib SALAH satu penngnya pembaruan budaya adalah memperbarui budi daya tanaman pangan, menambah jenis tanaman, memperluas cakrawala gizi, dan menghijaukan lingkungan. FOTO: FAIZ MANSHUR YAYASAN Odesa Indonesia mengajak masyarakat Cimenyan mengembangkan tanaman kelor. Pohon tersebut menjadi pilihan untuk dikembangkan karena memiliki nilai jual, di samping punya khasiat cukup banyak.* Tani Pekarangan sebagai Solusi Kemiskinan FOTO: FAIZ MANSHUR BEBERAPA pekarangan rumah warga di Cimenyan kini dimanfaatkan untuk lahan tanaman. Program tani pekarangan itu dimaksudkan untuk menghilangkan kesan kumuh, sekaligus bisa memberikan pendapatan tambahan bagi warga.* Manfaat Kelor Mengurangi kolesterol Mengendalikan gula darah Melawan berbagai penyakit kanker Mengurangi peradangan tubuh Menjadikan tubuh kebal Menurunkan berat badan Mengatasi pencernaan, masalah lambung Mengoba cacingan Meningkatkan ASI untuk perem puan menyusui Memperbaiki kerja ginjal Mengoba pembengkakan pada tubuh Mengoba kesulitan dur (Insomnia) Merangsang pertumbuhan ram but dan menghilangkan ketombe Menyehatkan kulit dan cairan daun/akarnya bisa mengoba luka dan jerawat Mengoba radang gusi, termasuk sakit gigi. Memperbaiki gizi manusia dan hewan Menyuburkan tanah sekitarnya.

utama, baik Karena Ajaib, Tanam Kelor Menjadi Wajibodesa.id/wp-content/uploads/2018/06/MELAWAN... · memiliki eksperimen untuk usaha meng hasilkan obat kanker (kemoterapi). Di Filip

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: utama, baik Karena Ajaib, Tanam Kelor Menjadi Wajibodesa.id/wp-content/uploads/2018/06/MELAWAN... · memiliki eksperimen untuk usaha meng hasilkan obat kanker (kemoterapi). Di Filip

DI kalangan keluarga golonganprasejahtera (sangat miskin),bukan hanya ekonomi yangmenjadi persoalan, melain ­kan juga gizi. Banyak cara

untuk mengubah keadaan ini. Namun, olehYayasan Odesa Indonesia, kelor menjadipilihan yang paling banyak untuk dikem­bangkan.

Mengapa kita harus menanam pohonbernama laDn Moringa oleifera itu?

Organisasi pangan dunia, Food and Agri­culture OrganizaDon (FAO), sejak tahun2009 sudah luas mengampanyekan pent­ingnya masyarakat di seDap negara men­gonsumsi kelor. Memang Ddak ada satupun jenis pangan yang komplet. Namun,kelor cukup layak disebut untuk masukkategori pohon penghasil mulDvitamin.

Di Afrika dan Amerika LaDn sudah ter­bukD banyak keberhasilan dalam men­gatasi gizi buruk. Kelor yang mudah di­tanam, bisa tumbuh di padang pasir, mu­dah tumbuh di alam tropis seperD Indone­sia sangat realisDs digerakkan. Apalagikelor memiliki manfaat untuk menjadipupuk organik, mampu memperbaikikeadaan tanah dari kerusakan kimia, danmampu menjernihkan air.

Kelor lambat berkembang di Indonesia.Hanya beberapa bupaD yang mendorongperkemba ngan kelor. Sementara itu, pe­merintah pusat masih sebatas berwacana.Di Israel, kini telah berhasil menghijaukanpadang pasir di kawasan Laut MaD.Restoran­restoran sehat di perkotaan Is­rael pun banyak mengambil kelor sebagai

bagian penyehatan masyarakat kota yangselama ini dilanda oleh persoalan kolesteroldan diabetes.

Di Kuba, Dga tahun sebelum Fidel Castromeninggal dunia, orang nomor satu Kubaitu menggerakkan tanam kelor. Ia memelo­pori secara langsung dengan menanam dikebunnya, dan kemudian merambah men­jadi kebijakan bersama pemerintahan Ku­ba. Hingga kini Kuba sukses mengem­bangkan kelor, bahkan telah melangkahmemproduksi bahan obat penyakit kankerdengan biji dan daun kelor.

Kisah lain, di Thailand ratusan hektaretanaman kelor sudah mulai tumbuh danberhasil memproduksi makanan sehat danmemiliki eksperimen untuk usaha meng­hasilkan obat kanker (kemoterapi). Di Filip­

ina, para dokter yang menangani balitamendorong ibu­ibu hamil dan menyusuiuntuk mengonsumsi kelor karena terbukDbisa memperbanyak air susu ibu (ASI). Dimana­mana telah terbukD kelor juga men­jadi pakan ternak, bukan hanya jenis ternakpedaging seperD sapi, kambing, ikan, kelin­ci, melainkan juga menjadi bahan pangankucing, anjing, hingga babi.

Dunia telah berganD rupa. Sekianmasalah kesehatan dan pangan munculbertubi­tubi. Akan tetapi, pada kesulitanitu juga muncul kemudahan. Salah satunyakita mendapatkan anugerah tanaman yangoleh orang Israel disebut sebagai ”pohonkehidupan” dan orang Prancis menyebut­nya ”pohon ajaib”.

Melalui Grup Tanaman Obat Cimenyan

(Taoci) kelor digerakkan oleh YayasanOdesa Indonesia bersama tanaman obatlain yang tak kalah penDngnya untuk per­tanian yang berkelanjutan. Tidak mudahmengajak petani untuk segera menanamkelor memang. Namun, dengan beragamcara, gerakan konsumsi kelor berjalan mer­ayap. Banyak orang sakit yang bisa diatasidengan kelor, termasuk dengan kumis kuc­ing, binahong, biji alpukat, dan sebagainya.

Sayangnya , masyarakat kita masihberpikir, setelah sakit baru mencari obat.Odesa Indonesia sedang berjuang untukmengubah pola pikir dari setelah sakit baruberobat ke arah prinsip menjaga kesehatansupaya Ddak perlu berobat.

Fakta ilmiah Sampai dengan Januari 2018 , terdapat

lebih 1.200 peneliDan tentang kelor. Se­cara umum kita ringkas kandungan gizinyasebagai berikut:

Kelor adalah bahan pangan yang sangatsumber kaya vitamin, mineral, dan asamamino. Mengandung sejumlah besar vita­min A, C, E, kalsium, kalium, dan protein.Kandungan Vitamin C­nya 7 kali lipat dari­pada jeruk, vitamin A­nya 4 kali lipat lebihbesar daripada wortel, kalsiumnya 4 kali li­pat dari susu, potasiumnya 3 kali lipat daripisang, zat besinya 3 lipat dari sayuranbayam. Ini baru kandungan dalam daunnyayang belum diolah. Jika sudah diolahmelalui fermentasi yang baik akan meng­hasilkan lipatan gizi yang lebih hebat. Bi­jinya juga sangat baik untuk kesehatan.

Moringa adalah sumber kaya vitamin,mineral, dan asam amino. Ini mengandungsejumlah besar vitamin A, C, dan E, kalsi­um, kalium, dan protein. Sekian manfaatmoringa kalau dibahas Dada habisnya. Itu­lah mengapa WHO merekomendasikanagar daun dan bijinya digunakan untukmakanan sehat keluarga.

Bayangkan, di dalamya terdapat sekitar20 jenis asam amino, 46 anDoksidan, 36

senyawa yang berguna untuk anDinflamasidan lebih melampaui 90 nutrisi. Itu arDnyamoringa mampu memasok gizi yang begitubaik. Dan tak lupa, terdapat juga kandun­gan protein sekaligus serat yang baik untukpencernaan. Bukankah selama ini banyakmasalah kesehatan manusia berawal daripencernaan? Moringa memberikan jawa­ban terbaik. (Khoiril Anwar Rohili, pengu­rus Odesa Indonesia)***

KITA Ddak akan bisa menjawabproblem mengolah lahan luas ma ­nakala Ddak mampu mengolah la­

han terbatas. Jutaan buruh tani, jutaananak­anak mereka mengikuD arus kehi ­dup an orangtuanya. Rumah tangga yangrapuh dalam ekonomi. Lemah dalam urus ­an sosial. Tidak memiliki visi hidup. Tidaktahu arah kesejaDan hidup sebagai manu­sia. Tidak memiliki cara untuk mengubahkeadaan diri sendiri.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) In­donesia seperD itu mudah dideteksi dariisDlah­isDlah baku negara pada ”keluargaprasejahtera (sangat miskin), keluarga se­jahtera I (miskin), rendah parDsipasi usiawajib belajar, rumah Ddak layak huni,sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK) Ddaklayak pakai, berebut jatah beras miskin.Tidak memiliki tanah untuk usaha. Bele­potan mencari penghasilan. Perkawinanusia dini terus berjalan. Kualitas gizi bayirendah bahkan buruk, dan seterusnya.

Modernisasi telah membawa kita untuklebih cerdas dalam banyak hal. Tetapi fak­tanya, problem keterbelakangan atau mar­ginalisasi akibat kesenjangan sosial ituDdak teratasi secara tepat sehingga menja­di beban negara.

Kami di Yayasan Odesa Indonesia sadarbahwa untuk mengubah keadaan itu,seyakin­yakinnya bukan semata karenaanggaran. Sebab fakta anggaran selalu ada,tetapi keadaan tetap nihil. Bahkan dibanyak tempat, perubahan­perubahankualitas hidup manusia yang terjadi justrubukan karena peran anggaran negara,melainkan karena peran konkret Dndakan­Dndakan kecil yang tepat sasaran.

Ilmu usaha Tani Pekarangan misalnya,adalah sesuatu penDng dilakukan. Orang­orang terpelajar bisa membangun penge­tahuan lebih cepat melalui internet, tetapicepat mengetahui bukan berarD bisameng ubah keadaan, karena keadaan ituhanya bisa diubah manakala pengetahuanterwadahi dalam proses ”penggorengan”di medan kehidupan konkret di lapangan.Tani pekarangan adalah usaha palingmemungkinkan untuk menjawab rendah­nya kualitas kehidupan rumah tangga,terutama di perdesaan. Bahkan selagi adatanah beberapa meter persegi, usaha tanibisa diterapkan di perkotaan. Orang­orangberpendidikan mesD memainkan hal iniuntuk pendampingan keluarga lapisanbawah.

Tani pekarangan bisa menjadi pintu ma­

suk mengatasi problem para petani yanglahannya sempit atau hanya memilikipekarangan mini. Tani pekarangan adalahusaha pembangunan ekonomi yangberkarakter kewirausahaan dan sekaligusberkarakter untuk kemandirian pangan,serta juga sangat berguna menekan kon­sumerisme kebutuhan hidup sehari­hari,bahkan berdampak baik untuk kebersihanlingkungan rumah tangga. Telah terham­par fakta bahwa hanya dengan lahan ter­batas, model pertanian modern square footgardening banyak orang bisa meraih peng­hasilan yang baik.

Model konkretDi Yayasan Odesa Indonesia perbaikan

ekonomi rumahtangga pertanian ini ber­jalan selama dua tahun melalui pemben­tukan kolekDf kerja. Ada Kelompok TaniPondok Buahbatu (KTPB) yang dipimpinoleh Ustaz Nanang Muhammad Yusuf diKampung Pondok Buahbatu, Desa Mekar­manik. Ada Himpunan Orang Tani Niaga(Hotani) yang dipimpin oleh Toha Odin diKampung Waas Desa Mekarmanik. AdaGrup Pertanian Tanaman Obat Cimenyan(Taoci) yang dipimpin oleh Ujang Rusmanadi Kampung Cisanggarung Desa Cikadut,

dan ada juga grup gerakan khusus TaniPekarangan Cimenyan (Tapeci) yang di ­pimpin oleh Ansor Muzakir di Pasir ImpunDesa Cikadut.

Pendamping kegiatan ekonomi perta ­nian adalah Basuki Suhardiman dari InsD­

tut Teknologi Bandung (ITB), yang me ­ngawal kegiatan ini dengan melihat parapetani bergerak dalam konteks peasantatau keluarga petani kecil, dan bukanfarmer yang memiliki lahan luas. Ke­banyakan petani Cimenyan sampai dengansejauh ini lebih memilih usaha tani sayur,dan Ddak terkelola secara modern.

Sebagian memanfaatkan usaha peng­galian batu templek dan itu keadaannyaDdak mencukupi sebagai mata pencahari­an. Budi daya tanaman pangan berkualitasdan tanaman obat digagas melalui lingkupkecil di pekarangan dan sebagian dijalan ­kan di lahan­lahan terbatas para petani.

Inovasi menghadirkan tanaman barudan penambahan tanaman­tanaman yangsudah ada seperD kopi juga dilakukan. Bu­di daya tanaman penghasil pangan penDngseperD Padi Gogo, Sorgum, Bunga Mata­hari, dan lain­lain digagas karena perDm­bangan lahan pertanian di Cimenyan sa ­ngat mendukung. Demikian juga tanamanpenghasil gizi unggul seperD kelor(Moringa oleifera), jeruk nipis, bidara, bina­hong, pegagan, buah Dn, rambutan, daunafrika, parijoto, dan sejumlah buah jenislain juga dibudidayakan. (Khoiril Anwar,Pengurus Odesa Indonesia)***

SENIN (PAHING) 11 JUNI 201826 RAMADAN 1439 H

PUASA 195121

Karena Ajaib, Tanam Kelor Menjadi WajibSALAH satu pen�ngnya pembaruan budaya

adalah memperbarui budi daya tanamanpangan, menambah jenis tanaman,

memperluas cakrawala gizi, danmenghijaukan lingkungan.

FOTO: FAIZ MANSHUR

YAYASAN Odesa Indonesia mengajak masyarakat Cimenyan mengembangkan tanaman kelor.Pohon tersebut menjadi pilihan untuk dikembangkan karena memiliki nilai jual, di samping punyakhasiat cukup banyak.*

Tani Pekarangan sebagai Solusi Kemiskinan

FOTO: FAIZ MANSHUR

BEBERAPA pekarangan rumah warga di Cimenyan kini dimanfaatkan untuk lahan tanaman.Program tani pekarangan itu dimaksudkan untuk menghilangkan kesan kumuh, sekaligus bisamemberikan pendapatan tambahan bagi warga.*

MMaannffaaaatt KKeelloorr

� Mengurangi kolesterol� Mengendalikan gula darah� Melawan berbagai penyakit

kanker� Mengurangi peradangan tubuh� Menjadikan tubuh kebal� Menurunkan berat badan� Mengatasi pencernaan, masalah

lambung� MengobaD cacingan� Meningkatkan ASI untuk perem­

puan menyusui� Memperbaiki kerja ginjal� MengobaD pembengkakan pada

tubuh� MengobaD kesulitan Ddur

(Insomnia)� Merangsang pertumbuhan ram­

but dan menghilangkan ketombe� Menyehatkan kulit dan cairan

daun/akarnya bisa mengobaD lukadan jerawat

� MengobaD radang gusi, termasuksakit gigi.

� Memperbaiki gizi manusia danhewan

� Menyuburkan tanah sekitarnya.

utama, baik

e

yang pada periodey

5.273

o

K

PT Industri Jamu dan Farmasi Si-d

mudik, dan membawa hasil jerih payahnya ke kampungh

Sekjen Kementerian Per-

h

sekira Rp 18,5 juta, sedan-

g