Upload
arie-lopezz-luh-yuli
View
524
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA PENINGKATAN PERAN SERTA KADER DAN DUKUN KAMPUNG MELALUI PELATIHAN UNTUK DETEKSI DINI KEHAMILAN RESIKO TINGGI SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU
OlehRatna Kusumawati!iA098049
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL................................................................................................. iDAFTAR ISI.............................................................................................................. iiPENDAHULUAN Latar Belakang................................................................................................... 1 Permasalahan..................................................................................................... 2TINJAUAN PUSTAKA Kehamilan Resiko Tinggi.................................................................................. 3 I. Definisi........................................................................................................... 3 II. Insidensi........................................................................................................ 3 III. Faktor Resiko............................................................................................... 4 Angka Kematian Ibu dan Bayi........................................................................... 7 I. Definisi........................................................................................................... 7 II. Insidensi........................................................................................................ 7 III. Penyebab...................................................................................................... 8 Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi............................................................. 9 Batasan dan Indikator Pemantauan.................................................................... 16 I. Batasan............................................................................................................ 16 II. Indikator Pemantauan.................................................................................... 17KESIMPULANDAFTAR PUSTAKA
UPAYA PENINGKATAN PERAN SERTA KADER DAN DUKUN KAMPUNG
MELALUI PELATIHAN DALAM RANGKA DETEKSI DINI KEHAMILAN
RESIKO TINGGI UNTUK MENCEGAH ANGKA KEMATIAN IBU BAYI
Gambar 1. Lingkup Pelayanan Kesehatan Ibu
III. Faktor Resiko
Faktor resiko adalah setiap faktor-faktor yang kurang menguntungkan yang berhubungan
dengan hasil kehamilan baik ibu maupun janinnya dimana hal ini berkaitan dengan
meningkatnya angka kesakitan dan kematian ibu ( maternal) dan bayi. Faktor tesebut
meliputi faktor biologis ( umur ibu, paritas, tinggi badan ), faktor-faktor medis ( riwayat
obstetri buruk, bedah caesar, anemia, penyakit jantung diabetes melitus dsb).2,5,6,7 Faktor
resiko dibaaagi 3 yaitu resiko rendah, sedang dan tinggi,5
1. Faktor resiko rendah = keadaan normal.
2. Faktor resiko sedang
Faktor resiko sedang ialah factor yang tidak langsung menimbulkan kematian
tetapi perlu diwaspadai, yaitu :2,5
Tinggi badan kurang dari 145 cm
Bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, perlu diwaspadai bahwa ibu
mungkin mempunyai panggul sempit, hingga sulit melahirkan. Walaupun
tidak selalu demikian, ibu harus merencanakan persalinannya dengan
pertolongan bidan atau dokter.
Pendidikan ibu rendah
Tingkat sosial ekonomi rendah
Tensi sistole 130-160, diastole 85-100
Jarak usia anak kurang dari 2 tahun
Bila jarak anak dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun, rahim
dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik. Kehamilan dalam keadaan ini
perlu diwaspadai karena ada kemungkinan pertumbuhan janin kurang
baik, mengalami perdarahan atau persalinan yang lama.
Jumlah anak 4 orang atau lebih
Pada kehamilan rahim ibu teregang oleh adanya janin. Bila terlalu sering
malahirkan, rahim akan semakin lemah. Bila ibu telah melahirkan 4 anak
atau lebih, maka perlu diwaspadai adanya gangguan pada waktu
kehamilan, persalinan dan nifas.
Primigravida kurang dari 20 tahun
Pada umur di bawah 20 tahun, rahim dan panggul seringkali belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu yang hamil pada usia itu
mungkin mengalami persalinan lama/ macet, atau gangguan lainnya
karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung-jawabnya
sebagai orang tua.
Primi tua lebih dari 35 tahun
Pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun. Akibatnya,
ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan.
Lingkar lengan atas (Lila) kurang dari 23,5 cm atau berat badan kurang
dari 38 kg.
Ibu yang lingkar lengan atasnya kurang daari 23,5 cm atau berat badan
kurang daari 38 kg perlu diperhatikan, karena berarti ibu mungkin
menderita kekurangan energi kronis (KEK) atau kekurangan gizi yang
lama. Bila ibu hamil, ibu mungkin akan melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR). Pertumbuhan dan perkembangan janin mungkin terhambat,
sehingga mempengaruhi kecerdasan anak nantinya.
Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat kongenital.
Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
Faktor resiko sedang ini perlu pengawasan dan perawatan dokter/ bidan di
Puskesmas.
Faktor resiko tinggi
Faktor resiko tinggi merupakan penyebab yang secara langsung erat kaitannya
dengan angka kesakitan dan kematian ibu atau baayi yaitu :
Perdarahan pervaginam/ antepartum
Hb kurang dari 8 gr%
Hipertensi lebih dari 160/95
Pre-eklampsia berat
Eklampsia
Leetak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
Letak sungsang pada primigravida
Janin yang besaar (berat janin lebih dari 4 kg)
Ketuban pecah dini
Infeksi berat/ sepsis
Persalinan prematur
Gemelli
Riwayat obstetri buruk : Haemorrhagic Post Paartum, Sectio Caaesarum,
dsb.
Janin mati dalam kandungan (gerakan janin berkurang atau tidak ada )
Penyakit kronis pada ibu seperti jantung, paru, ginjal dan lain-lain.
Pasien-pasien dengan faktor resiko tinggi harus dirujuk ke rumah sakit.
Angka Kematian Ibu dan Bayi
I. Definisi
Kematian ibu dan bayi adalah kematian wanita dan janin baik itu pada masa
kahamilan, persalinan sampai 42 hari setelah persalinan sebagai akibat langsung dari
kehamilan atau persalinannya, maupun sebagai akibat tidak langsung dari penyakit lain
kecuali kecelakaan.8
II. Insidensi
Tingkat kematian ibu melahirkan dan bayi dalam lima tahun terakhir ini angkanya
terus meningkat. Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
1997, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sekitar 334 per 100.000 kelahiran hidup
dan rata-rata kelahiran sekitar 5 juta setiap tahun. Angka tersebut tiga sampai enam kali
lebih tinggi dibanding negara ASEAN dan 50 kali lebih tinggi dari negara maju.9,10
Sedangkan berdasarkan SDKI tahun 1998-2003 terjadi kematian ibu sebanyak 307 per
100.000 kelahiran hidup. Jika kita bandingkan dengan AKI tahun sebelumnya maka
penurunan yang terjadi masih sangat lambat.11 Selain itu angka kematian bayi di
Indonesia juga masih mengenaskan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tingkat
kematian bayi tercatat pada angka 47 per 1000 kelahiran.9
Kematian seorang ibu sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan dan kehidupan
anak-anak yang ditinggalkannya. Jika seorang ibu meninggal, maka anak-anak yang
ditinggalkannya mempunyai kemungkinan tiga hingga sepuluh kali lebih besar untuk
meninggal dalam waktu dua tahun bila dibandingkan dengan mereka yang masih
mempunyai kedua orang tua. Disamping itu, anak-anak yang ditinggalkan ibunya
seringkali tidak mendapatkan pemeliharaan kesehatan serta pendidikan yang memadai
seiring pertumbuhannya. Kematian seorang ibu mempunyai dampak yang lebih luas
sampai di luar lingkungan keluarganya.3
III. Penyebab
Penyebab utama kematian ibu adalah komplikasi berupa perdarahan setelah
persalinan, keracunan kehamilan (eklampsia), pemyakit sistem sirkulasi, persalinan
macet dan abortus. Hal-hal tersebut terjadi umumnya karena keterlambatan mengetahui
komplikasi, terlambat ke tempat pelayanan medis, dan terlambat ditangani tim medis.12,13
Gambar 2. Penyebab Kematian Ibu.3
Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi
Setelah melihat karakteristik ibu hamil dengan resiko tinggi maka perlu dilakukan
upaya untuk mencegah kesakitan dan kematian ibu dan anak, karena sebagian besar
faktor penyebab kematian matenal dan perinatal berkaitan erat dengan ibu-ibu hamil
resiko tinggi yang disertai dengan komplikasi kehamilan dan persalinan, kurang gizi,
berat bayi lahir dan infeksi, dimana keadaan ini diperberat oleh rendahnya pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, tingginya fertilitas dan rendahnya pelayanan kesehatan baik
dalam mutu maupun dalam jangkauan terutama terhadap ibu hamil.6,14
Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi secara bermakna, kegiatan
deteksi dini ibu hamil beresiko perlu lebih digalakkan baik difasilitas pelayanan KIA
maupun di masyarakat terutama pada keadaan yang menyebabkan kematian balita di
rumah dengan pertolongan dukun kampung.2
Salah satunya dilakukan melalui cara deteksi dini dengan pendekatan resiko.
Dimana pendekatan resiko menurut Maartodipuro (1987) adalah suatu kebijakan dimana
ibu dan anak yang tergolong resiko tinggi, setelah diidentifikasi, diprioritaskan untuk
mendapatkan perawatan petugas kesehatan yanng lebih profesional.6
Ada 4 (empat) komponen utama pendekatan resiko untuk pelayanan ibu dan anak
yaitu :6
1. Fase epidomiologi daari strategi resiko
Melalui penelitian berusaha untuk mengenal masalah-masalah dengan tujuan
identifikasi dan kualifikasi faktor-faktor spesifik yang secara langsung berkaitan
dengan hasil kehamilan yang tidak diinginkan. Kuantifikasi faktor resiko ini dapat
sebagai dasar pengembangan sistem skoring yang dapat dipakai dalam melakukan
manajemen ibu hamil.
Sekarang telah dikembangkan diberbagai tempat pelayanan/ institusi pendidikan
metode skrinning. Salah satu conto cara deteksi kasus resiko tinggi dengan
menggunakan metode skoring yang dikembangkan oleh Sub Bagian Perinatologi
bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran UI yang dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.2
Tabel. 1 Skoring Penilaian Resiko Kehamilan
SKORPENILAIAN
RESIKO HASIL JUMLAH
1
Riwayat kemaatian neonatal Riwayat pre-term Riwayat preeklamsia Penyakit paru Narkotik/ merokok lebih 15 batang/hari Tidak sekolah Anemia 8-10g% Tinggi kurang dari 150 cm Berat kurang dari 40 kg atau lebih 70 kg Primipara kurang dari 16 tahun atau lebih dari
35 tahun Multipara lebih dari 40 tahun Paritas lebih dari 6 Tanpa antenatalcare Tidak nikah Keguguran lebih dari 3 kali
2 Riwayat solusio plasenta/ plasenta previa Pre-diabetes (GTT abnormal) Hipertiroidisme Kehamilan ganda, sungsang (multipara) Inersia uteri Paartus percobaan
3
Infertilitas Riwayat lahir mati tak jelas Penyakit ginjal Anemia kurang dari 8 g% Partus pada 32-36 minggu Post-term lebih 42 minggu Penyakit hepar Preeklamsia berat Sungsang (primipara) Estriol turun 50% atau kurang dari 10 mg Ketuban pecah (7,6jam) Melconuine (presentasi kepala) Partus lebih 20 jam Inkompabilitas darah ABO, HPA, Plasenta previa, SC
4 Diabetes Vitium cordis DJJ irreguler (kurang dari 120 aatau lebuh
180) Kecil untuk masa kehamilan
5
Eklamsia Hidramnion Infeksi intrapartum Ketuban pecah lebih dari 24 jam Inkompabilitas Rh HAP, solusio plasenta Letaklintang Prolapsus tali pusat
TOTALSkor lebih dari 3 : Ibu hamil dikonsultasikan ke poliklinik kebidananSkor lebih dari 5 : Pasien di rawat di Rumah Sakit
Selain itu masih ada penilaian lain dalam menentukan kehamilan resiko tinggi yang
dapaat dilihat pada Tabel 2 sebagai perbandingan skoring di atas.5
Tabel 2. Skoring Penilaian Resiko Tinggi
FAKTOR RESIKO SKOR
SEBELUM KEHAMILANkarakteristik ibu
usia 35 tahun atau lebih atau 15 tahun atau kurang 5Berat badan kurang dari 50 kg atau lebih dari 100 kg 5
Peristiwa pada kehamilan yang laluKematian dalam kandungan 10Kematian bayi baru lahir 10Bayi prematur 10Kecil untuk masa kehamilan 10Trafusi darah janin untuk penyakit hemolitik 10Persalinan terlambaat (lebih dari 42 minggu) 5Keguguran berulang 5Bayi besar (lebih dari 5 kg) 5Hamil sebanyak 6 kali atau lebih 5Riwayat eklamsi 5Operasi sesar 5Epilepsi atau kelumpuhan serebral pada ibu 5Riwayat pre-eklamsi 1Cacat bawaan pada bayi sebelumnya 1
Kelainan strukturRahim ganda 10Kelemahan pada leher rahim 10Panggul sempit 5
Keadaan medisTekanan darah tinggi menahun 10Penyakit ginjal sedang sampai berat 10Penyakit jantung berat 10Diabetes yang tergantung kepada insulin 10Penyakit sel sabit 10Hasil pap smear yang abnormal 10Penyakit jantung sedang 5Penyakit tiroid 5Riwayat tuberkulosis 5Penyakit paru-paru (misalnya asma) 5Hasil pemeriksaan darah yang positif untuk sifilis atau hiv 5Riwayat infeksi kandung kemih 1Riwayat keluarga yang menderita diabetes 1
SELAMA KEHAMILANObat-obatan dan infeksi
Pemakaian obat atau alkohol 5Penyakit virus (misalnya campak jerman) 5Influenza berat 5Merokok 1
Komplikasi medisPre-eklamsi sedang sampai berat 10
Pre-eklamsi ringan 5Infeksi ginjal 5Diabetes gestsional 5Anemia berat 10Infeksi kandung kemih 1Anemia ringan 1
Komplikasi kehamilan pada ibuPlasenta previa 10Pelepasan plasenta prematur 10Cairan ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak 10Infeksi plasenta 10Robekan pada rahim 10Persalinan terlambaat (lebih dari 42 minggu atau terlambat lebih dari 2 minggu)
10
Sensitisasi rh pada darah janin 5Bercak perdarahan 5Persalinan prematur 5Ketuban pecah lebih dari 12 jam sebelum persalinan 5Leher rahim berhenti melebar 5Persalinan berlangsung lebih dari 20 jam 5Persalinan cepaaat (kurang dari 3 jam) 5Operasi sesar 5Induksi persalinan karena alasan medis 5Induksi persalinan 1
Komplikasi kehamilan pada ibu bayiMekonium dalam cairan ketuban (hijau tua) 10Letak bayi abnormal (misalnya letak bokong) 101Persalinan letak bokong, dibantu seluruhnya 10Kehamilan ganda (terutama 3 atau lebih) 10Denyyut jantung lambaat aatau sangat cepaat 10Prolapsus tali pusat 10Berat badan kurang dari 2,75 kg 10Mekonium dalam cairan ketuban (hijau muda) 5Persalinan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum 5Persalinan letak bokong, tidak dibantu atau dibantu sebagian 5Pembiusan total pada ibu selama persalinan 5Nilai 10 atau lebih menunjukan resiko tinggi
2. Struktur dan fungsi sistem pelayanan kesehatan termasuk sistem rujuk.
Gambar 3. Struktur Sistem Kesehatan dan Pola Rujukan.3
3. Keterlambatan merujuk sering disebabkan sejumlah penyebab dan dapat
merupakan salah satu faktor resiko. Mata rantai rujukan dimulai dari keputusan
merujuk, transportasi dan apa yang dilakukan di pusat rujukan. Hal ini
memerlukan penelitian untuk mencari cara menghilangkan hambatan-hambatan
yang dapat memperpanjang faktor resiko.
4. Sistem pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan fungsi dasaar obstetri.
Pendidikan dan pelatihan dibutuhkan untuk menyebarluaskan fungsi obstetri yang
sering dapat menyelamatkan jiwa ibu dan bayinya.
Jelas dapat diperhatikan bahwa pendekatan resiko untuk pelayanan ibu dan anak
perlu diikuti dengan penelitian untuk identifikasi dan kuantifikasi masalah, yang
kemudian dilanjutkan dengan sistem rujukan. Pikiran tersebut tentu perlu dilengkapi
dengan petunjuk praktis yang bisa dipakai oleh petugas pelayanan kesehatan dilapangan.
Salah satu langkah praktis yang telah dikatakan Martodipuro (1986) adalah
menggunakan suatu kartu yang dapat membuat diagnosa kartu monitor ibu hamil yang
mana dapat dilakukan oleh kader. Atau dengan kata lain yaitu untuk mengidentifikasi
kehamilan dengan resiko tinggi, di masyarakat telah dikembangkan suatu teknologi
sederhana berupa penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil yang di gunakan di
Puskesmas/ Posyandu. Dalam KMS ibu hamil tersebut terdapat pencatatan dan
keterangan tentang keadaan dan gizi ibu hamil, catatan kehamilan sekarang dan
kehamilan sebelumnya, presentase hasil pengukuran antropometri ibu hamil dalam
bentuk kurva terhadap umur kehamilan dan sebagainya.14
Selain itu pelayanan antenatal juga sangat penting untuk mendeteksi secara dini
komplikasi kehamilan dan dalam mendidik wanita tentang kehamilan. Isi pelayanan
antenatal diberbagai negara sangat bervariasi, dan mencakup berbagai jenis pelayanan
termasuk penyuluhan kepada pasien, pengobatan penyakit yang ada, pengobatan
komplikasi dan skrining/ penjaringan faktor resiko. Komponen penting pelayanan
antenatal meliputi :3
Skrining dan pengobatan anemia, malaria, dan penyakit menular seksual
(PMS)
Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak (malpresentasi),
hipertensi, edema, dan pre-eklamsia
Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, kapan dan bagaimana cara
memperoleh pelayanan rujukan.
Secara khusus kegiatan-kegiatan yang mendukung di tingkat pelayanan kesehatan
bagi kehamilan resiko tinggi adalahg sebagai berikut :10
Penggerakan Puskesmas dan jajarannya, termasuk bidan di desa untuk
memberikan pelayanan secara aktif agar secara bertahap cakupan pelayanan KIA
dari waktu ke waktu meningkat.
Peningkatan keterampilan pelaksana pelayanan KIA dalam deteksi dan
penanganan resiko tinggi/ komplikasi obstetri dan neonatal
Pendataan sasaran dan pemutakhirannya secara berkala
Pemantauan secara terus-menerus cakupan pelayanan KIA dengan
menggunakan PWS-KIA
Pemberdayaan masyarakat, termasuk sasaran dalam mengenal dan
merujuk kasus resiko tinggi/ komplikasi obstetri dan neonatal secara tepat waktu,
melalui penyuluhan dan konseling
Pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan dan gizi (anemia dan
KEK)
Batasan dan indikator pemantauan2
1. Batasan
1. Pelayanan antenatal : Dilakukan oleh
tenaga profesional.
2. Penjaringan (deteksi) dini kehamilan beresiko : Dilakukan
oleh kader, dukun bayi dan tenaga kesehatan.
3. Kunjungan ibu hamil : Kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan.
4. Kunjungan ibu hamil (K1) : Kunjungan ibu hamil yang
pertama kali dilakukan dengan tenaga kesehatan.
5. Kunjungan ulang : Kunjungan ibu hamil yang kedua dan
seterusnya dengan tenaga kesehatan.
6. K4 : Kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat /lebih
dengan syarat - 1 kali pada triwulan 1
- 1 kali pada triwulan 2
- 1 kali pada trimulan 3
7. Kunjungan neonatal : Kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2
kali, baik di dalam gedung Puskesmas maupun di luar gedung Puskesmas.
8. Cakupan akses : Presentasi ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu yang pernah mendapat pelayanan sesuai standar paling sedikit 1
kali selama hamil.
9. Cakupan penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat. Caranya :
Jumlah bumil beresiko dirujuk oleh dukun bayi dan kader x 100% Jumlah sasaran bumil disuatu wilayah dalam waktu 1 tahun
10. Cakupan penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan :
Presentasi ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh tenaga kesehatan atau
oleh kader/dukun bayi yang sudah dipastikan oleh tenaga kesehatan dan
ditindaklanjuti secara itensitif sesuai kewenangan.
Jumlah bumil beresiko ditemukan oleh Tenaga Kesehatanatau dirujuk oleh dukun bayi dan kader x 100%Jumlah sasaran bumil di suatu wilayah dalam waktu 1 tahun
11. Indikator Pemantauan
1. Penjaringan (deteksi) ibu hamil beresiko oleh masyarakat.
Jumlah bumil beresiko yang dirujuk oleh dukun bayi/kader
Ketenaga kesehatan x 100%Jumlah sasaran bumil dalam 1 tahun
2. Penjaringan (deteksi) ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
Jumlah bumil beresiko yang ditemukan oleah tenaga kesehatanDan atau dirujuk oleh dukun bayi dan kader x 100%
Jumlah seluruh sasaran bumil dalam 1 tahun
KESIMPULAN
Dengan melihat karakteristik itu hamil dengan resiko tinggi maka perlu
dilakukan upaya untuk mencegah kesakitan dan kematian ibu dan bayi, karena
sebagian besar faktor penyebab kematian maternal dan perinatal berkaitan erat
dengan ibu-ibu hamil resiko tinggi yang disertai dengan komplikasi kehamilan dan
persalinan. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi tersebut secara
bermakna, kegiatan deteksi dini ibu hamil beresiko perlu lebih digalakkan baik di
fasilitas pelayanan KIA maupun di masayarakat terutama pada keadaan yang
menyebabkan kematian balita di rumah dengan pertolongan dukun kampung. Salah
satunya melalui cara deteksi dini dengan pendekatan resiko dengan menggunakan
metode skoring yang sekarang sudah banyak dikembangkan dan pelayanan antenatal
yang juga mempunyai peran sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gulardi, Wiknjosastro dkk. Mencegah Perdarahan Pasca persalinan : Menangani Persalinan Kala Tiga. “Outlook” Edisi Khusus : Keselamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Vol. 19. Juni 2002. Dari URL : http://www.path.org/resources/pub-Outlook.htm
2. Tunggal, Tri dkk. Administrasi dan Pengelolaan KIA. Politekhnik Kesehatan Jurusan Kebidanan. Banjarmasin, 2002
3. Kaptiningsih, Ardi dkk. Keselamatan Ibu : Keberhasilan dan Tantangan.
“Outlook” Edisi Khusus : Keselamatan Ibu. Vol. 16. Januari 1999. Dari URL : http://www.path.org
4. Gema Pria Online. Kehamilan dan Resiko Pemahaman Terhadap Kesejahteraan Ibu. Dalam: Artikel Redaksi No. 3/I, 2004. Dari URL: http://www.bkkbn.go.id
5. Depkes RI. Kesehatan Ibu dan Anak. Dalam : Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid II. Jakarta, 1990/1991
6. Rochjati, HP. Strategi Pendekatan Resiko untuk Ibu Hamil. Majalah Obsgyn Indonesia, Jakarta. 1990
7. Adriani, L. Karakteristik Kematian Maternal di Kabupaten Timor Tengah Utara. CDK No. 125, 1999
8. Departemen Kesehatan RI. Kematian Ibu : Tragedi Yang Tak Perlu Terjadi. Jakarta, 2000
9. BKKBN. Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi di Indonesia Masih Tinggi. 25 Maret 2004. Dari URL: http://www.bkkbn.go.id
10. Anonim. Inisiatif Global Turunkan Angka Kematian Ibu. Dalam: Rubrik Iptek, 2003. Dari URL: http://www.kompasonline.com
11. Departemen Kesehatan RI. Paket Informasi Program Safe Motherhood di Indonesia. Jakarta, 2002
12. Anonim. Gerakan Sayang Ibu. 2004. Dari URL: http://www.medicastore.com
13. Anonim. Kematian Ibu dan Bayi. Maret 2004. Dari URL : http://www. NIHRD.php.htm
14. Octaviyanti, D. Identifikasi Kehamilan Resiko Tinggi Dengan Menggunakan Kartu KMS Ibu Hamil. Medika No. 6, 1994
PENDAHULUAN
Kehamilan dan melahirkan menimbulkan resiko kesehatan yang besar,termasuk bagi perempuan yang tidak mempunyai masalah kesehatan sebelumnya.Kira-kira 40% ibu hamil(bumil). Mengalami masalah kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan dan 15% dari semua bumil menderita komplikasi jangka panjang atau yang mengancam jiwa. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan,terbukti dari ringginya angka kematian ibu (AKI).Mortalitas dan morbiditas ibu hamil.bersalin dan nifas masih merupakan masalah besar di Negara berkembang termasuk Indonesia.Di Indonesia masalah kesehatan ibu merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian utama,karena mempunyai dampak besar terhadap kualitas generasi mendatang Sebagian besar(60-8050 kematian ibu disebabkan oleh perdarahan saat melahirkan,persalinan macet,sepsis, tekanan darah tinggi pada kehamilan,dan komplikasi dari aborsi yang tidak aman.Komplikasi kehamilan/persalinan yang menyebabakan kematian ibu tidak dapat diperkirajkan sebelumnya dan sering terjadi beberapa jam atau hari setelah persalinan.Sedikitnya 40% dari ibu hamil pernah mengalami salah satu betuk komplikasi dalam kurun kehamilannya dan sekitar 15% komplikasi ini secara potensial mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan obstetric darurat. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan kondisi tertentu yang mengalami resiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila dibandingkan dengan kehamilan yang normal sehingga menberikan angka kesakitan dan kematian tinggi pada ibu dan bayi. Pengalaman secara global menunjukkan bahwa kematian ibu dan bayi dapat dicegah dan berbagai penelitian tentang strategi untuk mengurangi kematian ibu telah dihasilkan.Namun ternyata sulit untuk mendokumentasikan penurunan angka kematian ibu yang terukur.Data yang tersedia menunjukkkan bahwa kematian ibu tetap tinggi di banyak Negara. World Health Organization(WHO) memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin.Sebagian besar kematian tersebut terjadi di Negara-negara berkembang,karena sering perempuan kurang mendapat akses terhadap perawatan penyelamatan hidup(live saving care).
Di Indonesia penurunan AKI masih sangat lambat yaitu dari 450 per 100.000 kelahiran hidup(KH) pada tahun 1986(SDKI 1986) menjadi 334 per 100.000 KH pada tahun 1997 (SDKI 1997) atau hanya sekitar 25% Salah satu upaya pencegahan angka kematian ibu dan bayi adalah dengan mendeteksi secara dini factor resiko dan komplikasi kehamilan.Salah satunya dengan cara pendekatan resiko dan komplikasi kehamilan.Salah satunya dengan cara pendekatan resiko dan memberikan pelayanan antenatal yang mempunyai peran sangat penting Untuk mencapai tujuan menurunkan AKI menjadi 225/100.000 KH pada tahun 2000 dan 125/100.000 KH pada tahun 2010,Departemen kesehatan dan lintas sector terkait serta organisasi terkait dan organisasi profesi sepakat untuk mendukung upaya mempercepat penurunan AKI.Strategi yang digunakan adalah menyediakan pelayanan kebidanan berkualitas dekat dengan masyarakat melalui upaya pemberdayaan baik terhadap tenaga pelayanan kesehatan maupun masyarakat selain itu juga dilakukan pemanfaatan masyarakat yang telah ada,sehingga dapat dikerjakan dimana saja berdasarkan kemampuan setempat.
Permasalahan
Dari uraian latar belakang,dapat ditarik suatu permasalahan yaitu bagaimana upaya peningkatan peran serta kader dan dukun kampong melalui pelatihan dalam rangka deteksi dini kehamilan resiko tinggi untuk mencegah angka kemtian ibu.
TINJAUAN PUSTAKA
Kehamilan resiko tinggiI.Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan kondisi tertentu yang mengalami resiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan,bila dibandingkan dengan kehamilan yang normal sehingga memberikan angka kesakitan dan angka kematian tinggi pada ibu dan bayi.II.Insidensi
Setiap menit seorang ibu meninggal karena penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.Dari setiap ibu yang meninggal tersebut,diperkirakan ada 100 wanita yang selamat saat bersalin tapi mengalami kesakitan, cacat tau kelainan fisik akibat komplikasi kehamilan,secara keseluruhan diperkirakan bahwa setiap tahunnya 515.000 wanita meninggal akibat kehamilan dan persalinan,99% dari kematian tersebut terjadi di Negara berkembang. Di Negara berkembang perempua cenderung lebih mendapat perawatan antenatal atau perawatan sebelum melahirkan dibandingkan mendapatkan perawatan kebidanan yang seharusnya diterima selama persalinan atau pasca persalinan.
Angka untuk daerah di Indonesia belum ada,Rochayati(1977) dari RS dr soetomo,Surabaya melaporkan frekuensi kehamilan resiko tinggi 30,8% dengan kriteria dan 29,4% dengan memakai skor dari jumlah kasus periksa hamil sebagai penyebut.Daely(1979)dari RS Dr pringadi,medan melaporkanfrekuensi kehamilan resiko tinggi 69,7% dengan criteria tersendiri,yaitu dari jumlah kasus-kasus persalinan sebagai penyebut,Sedangkan di anjarmasin pada tahun 2005 dilaporkan kehamilan resiko tinggi sekitar 23,3% dengan criteria dan sasaran bumil sebagai penyebut,Frekuensi yang dilaporkan penulis barat lebih rendah karena yang dipakai sebagai penyebut adalah populasi penduduk sebagai sample penelitian.Lagi pula banyak factor penyebab di Negara maju telah banyak ditanggulangi.