19
1 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga oleh Rizki Harlinda Putri 292012266 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

1

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN

MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO

GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

2015/2016

ARTIKEL

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

oleh

Rizki Harlinda Putri

292012266

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

2

Page 3: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

3

Page 4: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

4

Page 5: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

5

Page 6: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

6

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVINGMENGGUNAKAN MEDIA KARTU

PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI KALIKUTO

GRABAG KOTA MAGELANGSEMESTER II

TAHUN PELAJARAN

2015/2016

Rizki Harlinda Putri1, Tri Nova Hasti Yunianta

2

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana, 2016

Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga, Jawa Tengah 50711

E-mail: [email protected]

1Mahasiswa PGSD

2Dosen Pembimbing

ABSTRAK

Latar belakang masalah penelitian ini adalah kesulitan siswa dalam memahami materi

matematika khususnya pada materi soal cerita pecahan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Kalikuto Grabag kota Magelang.

ModelProblem Solvingadalahsuatucaramengajar yang dilakukanolehpengajaratau guru yang

menghadapkansiswapadasuatupermasalahan agar

siswadapatmemecahkanpermasalahantersebutProblem Solving sangat penting diterapkan

pada pembelajaran matematika karena tujuan yang akan dicapai dalam pemecahan masalah

berkaitan langsung dengan permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari. Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan menggunakan rancangan model

Kemmis dan Mc Taggart. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Kalikuto Grabag

kota Magelang semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 28. Pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan observasi untuk mengukur hasil belajar

matematika siswa. Hasil penelitian diperoleh dari 27 siswa pada siklus I pertemuan pertama

hasil belajar siswa yang tuntas 21 siswa (77,7 %), pada siklus 1 pertemuan kedua tuntas 19

siswa (79,16%) dari 27 siswa, siklus 2 pertemuan pertama siswa yang tuntas sebanyak 23

siswa (88,46 %) dari 26 siswa dan siklus 2 pertemuan kedua siswa yang tuntas 22 siswa

dengan presentase (92,59%) dari 24 siswa. Demikian hasil penelitian ini telah sesuai dengan

yang diharapkan.

Kata Kunci: model pembelajaran problem solving, media kartu pecahan, hasil belajar.

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas generasi

pemuda pada zaman yang semakin maju ini. Kemajuan suatu bangsa juga ditentukan dari

kualitas pendidikan anak bangsa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk kemajuan

Page 7: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

7

suatu bangsa yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan pada anak Sekolah Dasar.

Kenyataannya pada beberapa Sekolah Dasar masih saja terdapat beberapa permasalahan,

salah satunya hasil belajar siswa. Seperti yang terjadi pada siswa kelas 4 SD Kalikuto Grabag

Kota magelang yang mengalami permasalahan pada hasil belajar belajar. Salah satu faktor

dari permasalahan tersebut yaitu model pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar

masih menggunakan model pembelajaran konvesional.

Perbaikan pembelajaran perlu dilakukan untuk memajukan mutu siswa, guru dan

sekolahan, salah satu upayanya yaitu memperbaiki model pembelajaran yang digunakan guru

dalam pembelajaran. Salah satu hasil belajar yang perlu ditingkatkan yaitu pada mata

pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada

pada kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan hitung menghitung, dan siswa perlu

diajarkan dalam menyelesaikan soal cerita agar siswa pada kehidupannya dapat menghadapi

permasalahan yang berkaitan dengan hitung menghitung. Kebanyakan siswa mengalami

kesulitan dalam memahami materi dikarenakan siswa SD masih berada pada usia

perkembangan kognitif dan terikat dengan objek konkret, oleh sebab itu siswa memerlukan

alat bantu yang dapat memperjelas pemahaman berupa media pembelajaran. Model

pembelajaran Problem Solving merupakan model pembelajaran yang sesuai untuk membantu

siswa memahami materi soal cerita pecahan. Model Problem Solving adalah suatu cara

mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru menghadapkan siswa pada suatu

permasalahan agar siswa dapat memecahkan permasalahan tersebut. Problem Solving sangat

penting diterapkan pada pembelajaran matematika karena tujuan yang akan dicapai dalam

pemecahan masalah berkaitan langsung dengan permasalahan yang ada pada kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalahnya adalah

apakah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Solving menggunakan

media kartu pecahan pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas 4 SD Kalikuto Grabag kota Magelang. Tujuan yang dicapai adalah untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Kalikuto Grabag kota

Magelang menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan media kartu pecahan.

Page 8: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

8

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika di SD

Menurut R. Gagne dalam Ahmad Susanto (2015:1), belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Pendapat lain dari Dr. Arief Sadiman dkk. (2011:2) bahwa, belajar adalah suatu

yang proses kompleks terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidupnya.

Berdasarkan pernyataan para ahli dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu proses

mempelajari suatu kemampuan atau peningkatan suatu kemampuan oleh individu dari

pengalaman yang didapat sejak masih bayi hingga akhir hayatnya. Berkaitan dengan belajar,

tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran, pembelajaran matematika yang dikemukakan oleh

para ahli, pada dasarnya pembelajaran matematika hanyalah sebuah proses dimana individu

yang belajar diberikan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kompetensi

dari bahan, konsep matematika yang dipelajari.

Hasil belajar

Penggunaan model pembelajaran Problem Solving diharapkan dapat meingkatkan

hasil belajar siswa terutama pada materi pemecahan masalah atau soal cerita. , dilakukan agar

hasil belajar siswa naik atau meningkat. Dimyati dan Mudjiono (2008: 3) menyatakan bahwa

hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar dan dari

sisi guru, tindakan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar sedangkan dari siswa, hasil

belajar merupakan berkhirnnya pengalaman belajar. Sementara itu, Hamalik (2008: 36)

mengatakan bahwa “hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan

kelakuan”.

Kesimpulannya Hasil belajar adalah pernyataan kemampuan siswa dalam menguasai

sebagian atau seluruh kompetensi tertentu. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki

berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan

bertindak dan berpikir setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau sub aspek mata

pelajaran tertentu. Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang mempengaruhi kondisi siswa saat proses belajar berlangsung. Ahmad Susanto

(2015:12) mengemukakan faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal dan faktor internal.

Page 9: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

9

Model Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Solving atau pemecahan

masalah. Model pemecahan masalah adalah suatu cara mengajar yang dilakukan oleh

pengajar atau guru yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan agar siswa dapat

memecahkan permasalahan tersebut. Model pembelajaran ini menuntut siswa mengolah

kemampuan siswa untuk memahami permasalahan, berpikir logis dan sistematis. Pemecahan

masalah adalah komponen penting dalam matematika, karena secara umum merupakan suatu

proses dimana siswa menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam

situasi yang baru.

Menurut Tabrani Rusyan (2008: 5), kelebihan yang dimiliki Problem Solving yaitu:

Pemecahan masalah memungkinkan menghubungkan pengajaran dengan kehidupan sehari-

hari, karena masalah-masalah yang diangakat dalam kegiatan belajar bisa diambil dari

kehidupan sehari-hari atau apa yang dialaminya; 2. Pemecahan masalah dapat merangsang

kemampuan intelektual dan daya pikir pesrta didik, karena dalam berpikir menggunakan

Problem Solving mereka menyoroti permasalahan dari berbagai segi; 3. Pemecahan masalah

dapat melatih dan membiasakan peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah

secara cermat; 4. Pemecahan masalah mampu melatih peserta didik untuk berpikir secara

sistematis dan menghubungkannya dengan masalah-masalah lainnya.

Sedangkan kekurangan model Problem Solving Menurut Tabrani Rusyan (2008: 5)

yaitu: 1. Pemecahan masalah sulit untuk menentukan masalah yang sesuai dengan daya pikir

setiap peserta didik; 2. Pemecahan masalah memerlukan waktu yang cukup panjang kalau

dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah sistematis; 3. Peserta didik tidak dapat

memecahkan masalah-masalahnya sendiri atau bahkan mereka tidak atau kurang percaya

terhadap pemecahan masalah yang telah dilakukannya, sehingga mereka menuntut

keterlibatan guru; 4. Masalah yang dijadikan topik dalam pengajaran sering dibuat-buat oleh

guru, sehingga pengajaran menjadi kurang kondusif dan kurang menarik; dan 5. Guru sering

menuntut peserta didik untuk memecahkan masalah sesuai dengan dengan yang dilakukannya

atau sudah terpola sehingga membosankan.

Model PTK

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan rancangan

penelitian tindakan kelas model Kemmis dan McTaggart. Menurut Fitri Yuliawati dkk.

(2012:24) desain Penelitian Tindakan Model Kemmis dan McTanggart lebih memfokuskan

pada aspek individual dalam penelitian tindakan. Model ini dapat dikembangkan menjadi

Page 10: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

10

model PTK. Alur fikir dan alur kerja yang ditawarkan Kemmis dan McTaggart ada tiga,

yaitu: a. Perencanaan; b. Tindakan dan observasi; dan c. Refleksi.

Gambar 1 : Bagan Model PTK yang Dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart

Sumber : ishaqmade amin, 2012

Bagan tersebut menjelaskan langkah-langkah alur penelitian sesuai pendapat Kemmis

dan McTaggart. Hasil refleksi menentukan langkah selanjutnya pada penelitian, ketika hasil

refleksi belum sesuai yang diharapkan maka akan dilaksanakan siklus selanjutnya.

Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan

atau mengantarkan pesan dari guru kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran,

perhatian minat dan perasaan pada suatu pembelajaran. Pendapat lain menurut Gatot

Muhsetyo, dkk., (2012) media pembelajaran dalam pembelajaran matematika SD adalah alat

bantu pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan,

atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang mana alat-alat itu sendiri bukan

merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan.

Penggunaan Media Kartu Pecahan dalam Soal Pecahan

Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu pecahan yang

berisi tabel pecahan senilai. Tabel pecahan senilai berisi angka-angka hasil perkalian. Kartu

pecahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 : Tabel Kartu Pecahan.

X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40

Page 11: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

11

Contohnya kita ambil baris pertama sebagai pembilang dan baris keempat sebagai

penyebut. Maka dapat dilihat bahwa

=

=

dan seterusnya. Penggunaan tabel kartu

pecahan jika diterapkan di penjumlahan pecahan, contoh:

+

= (pecahan senilai

yang

penyebutnya bisa dibagi 6 dan 4 ) + (pecahan yang senilai

yang bisa dibagi 4 dan 6) =

+

=

+

= 9. Cara tersebut sama dengan mencari KPK namun dengan trik menggunakan

tabel. Cara menentukan penyebut dengan cara mencari angka yang dapat dibagi dengan

semua penyebut jika penyebut yang paling besar tidak dapat dibagi dengan penyebut yang

kecil.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model

Problem Solving. Menurut Bahri (2012: 8) penelitian tindakan kelas merupakan sebuah

kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk

memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil

belajarpun menjadi lebih baik.

Subyek Penelitian

Peneliti berperan sebagai perancang, observer, pengumpul data, penganalisis data,

penafsir data dan pelapor data. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kalikuto Grabag Magelang.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Kalikuto Grabag Magelang yang

beralamatkan di JL Raya Grabag KM 06 Kalikuto Grabag Magelang dengan jumlah siswa

adalah 28, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Kegiatan penelitian

ini dimulai dari pengajuan judul yang dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai

penyusunan laporan selesai. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat tanggal 10 dan 11 Maret 2016. Sedangkan siklus II

pada hari Kamis dan Jumat tanggal 17 dan 18 Maret 2016. Objek penelitian ini adalah hasil

belajar siswa sebagai varibel bebas dan menggunakan model pembelajaran Problem Solving

sebagai variabel terikat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,

observasi, tes, serta dokumentasi, KKM Matematika pada SD Kalikuto Grabag Magelang

yaitu 60. Keaktifan siswa dapat diukur dengan kriteria yang telah dibuat sebelum

dilaksanakannya pembelajaran. Keaktifan siswa dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 12: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

12

Tabel 1. Tabel Keaktifan Siswa

Sebelum melaksanakan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan kegiatan pra

siklus untuk mendapatkan data tentang siswa. Data pra siklus diperoleh dari hasil observasi

dan wawancara pada guru mengenai hasil belajar siswa dan kondisi siswa. Hasil observasi

dan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa memerlukan pembaruan model

pembelajaran dari pembelajran menggunakan metode ceramah dan pembelajaran berpusat

pada guru dengan model pembelajaran Problem Solving dengan media kartu pecahan. Setelah

dilaksanakan siklus I menggunakan model pembelajaran siklus I siswa nampak ada

perubahan dalam hasil belajar siswa. Siklus II yang semakin meningkat perubahan hasil

belajar siswa.

HASIL PENELITIAN

Pra Siklus

Pra siklus dilakukan sebelum diadakannya siklus I dan II, tujuan dari diadakannya pra

siklus ini agar mengetahui bagaimana kondisi siswa dan hasil belajar siswa sebelum

diterapkan pembelajaran Problem Solving menggunakan media kartu pecahan. Hasil dari pra

siklus dapat dibandinngkan dengan hasil dari siklus I dan II dengan tujuan agar mengetahui

adanya peningkatan atau tidak. Hasil pra siklus didapatkan dari wawancara langsung kepada

guru kelas 4 dan pengamatan langsung ketika melakukan observasi ke SD. Observer saat

wawancara guru kelas mendapatkan data hasil belajar siswa yang mengartikan bahwa

perlunya diadakan peningkatan dalam pembelajaran, diketahui bahwa dari 28 siswa 11 siswa

(39,29%) belum tuntas KKM dan 17 siswa (60,71%) yang dinyatakan tuntas KKM (6,0) pada

pelajaran matematika bab pecahan. Berikut ini disajikan perolehan hasil tes matematika pra

siklus pada Tabel 2.

Tabel 2

Hasil Belajar Matemaika Pra Siklus

Aspek Kriteria Skor

Keaktifan 1. Berperan penting dalam pembelajaran

2. Ikut serta aktif dalam proses pembelajaran

3. Kadang-kadang ikut serta dalam proses

pembelajaran

4. Tidak ikut serta dalam proses pembelajaran

100

80

70

50

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

≥ 60 17 60,71% Tuntas

< 60 11 39,28 % Tidak Tuntas

Jumlah 28 100% -

Page 13: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

13

60,71%

39,29% Tuntas

Tidak Tuntas11 siswa

Hasil belajar matematika pra siklus juga disajikan dalam bentuk diagram untuk

melihat perbedaan persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar

siswa pada tahap pra siklus terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Pra Siklus.

Data pra siklus tersebut memperlihatkan bahwa perlu diadakannya siklus I yang

bertujuan untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik atau terjadi peningkatan

hasil belajar siswa.

Hasil Belajar Siswa siklus I

Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakan pertemuan I dan II pada kegiatan akhir untuk

mengetahui sejauh mana kepahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan pada kegiatan

inti. Setelah diberi tindakan dengan menerapkan model Problem Solving menggunakan media

kartu pecahan, pada pertemuan pertama sebanyak 21 siswa (77,7%) tuntas, sedangkan yang

belum tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu < 60 sebanyak 6 siswa (22,3%),

namun pada pertemuan pertama ini satu siswa tidak hadir. Hasil siklus I pertemuan pertama

nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50 dengan KKM 60. Hal ini berarti target

keberhasilan siklus I pertemuan pertama sudah tercapai, karena hasil belajar tersebut

meningkat dan lebih dari 75%. Perolehan hasil belajar matematika setelah tindakan pada

siklus I disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3

Hasil Belajar Matematika Siklus I Pertemuan Pertama

Hasil belajar siswa pada tahap siklus I pertemuan pertama juga dapat dilihat dalam

bentuk diagram untuk melihat perbedaan persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas.

Ketuntasan hasil belajar matematika pada tahap siklus I pertemuan pertama terlihat pada

Gambar 4.

No Nilai Banyak

Siswa

Persentase

(%) Keterangan

1. ≥ 60 21 77,7 % Tuntas

2. < 60 6 22,3 % Tidak Tuntas

Jumlah 27 100% -

17 siswa

Page 14: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

14

Tuntas

Tidak Tuntas77,7 %(21 Siswa)

22,3 %(6 Siswa)

Tuntas

Tidak Tuntas

79,16 % (19 Siswa)

20,84% (5 Siswa)

Gambar 4. Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus I Pertemuan Pertama.

Pertemuan kedua sebanyak 19 siswa (79,16 %) tuntas, sedangkan yang belum tuntas atau

mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu < 60 sebanyak 5 siswa (20,84%), namun pada

pertemuan kedua 4 siswa tidak hadir. Hasil siklus I pertemuan kedua nilai tertinggi adalah

100 dan nilai terendah adalah 30 dengan KKM 60. Hal ini berarti target keberhasilan siklus I

pertemuan kedua sudah tercapai, karena rata-rata hasil belajar pertemuan kedua meningkat

dari pertemuan pertama dan jumlah ketuntasan meningkat menjadi 79,16 %. Perolehan hasil

belajar matematika setelah tindakan pada siklus I pertemuan kedua disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4

Hasil Belajar Matematika Siklus I Pertemuan Kedua

Hasil belajar

siswa pada tahap

siklus I pertemuan kedua juga dapat dilihat dalam bentuk diagram untuk melihat perbedaan

persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar matematika pada

tahap siklus I pertemuan kedua terlihat pada diagram Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua.

Siklus 1 berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sudah berhasil, sehingga

dilaksanakan siklus II sebagai pemantapan. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan

model Problem Solving menggunakan media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Melihat data temuan, maupun hasil diskusi dengan guru, maka hal-hal yang menjadi

kekurangan selama siklus I yaitu: a). Masih ada beberapa siswa belum atau kurang percaya

diri dalam proses pembelajran berlangsung; b) Guru belum memaksimalkan kelas, sehingga

diskusi masih disominasi oleh siswa yang aktif, sedangkan siswa lain yang pasif hanya diam

tanpa terlibat; c) Siswa masih belum memaksimalkan penggunaan media kartu pecahan; d)

No Nilai Banyak Siswa Persentase Keterangan

1. ≥ 60 19 79,16 % Tuntas

2. < 60 5 20,84 % Tidak tuntas

Jumlah 24 100% -

Page 15: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

15

Tuntas

Tidak Tuntas88,46 %

(23 Siswa)

11,54% (3 Siswa)

Siswa masih belum memaksimalkan bertanya ketika mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tugas; dan e) Masih banyak siswa yang belum terlibat dalam tanya jawab.

Hasil Belajar Siswa siklus II

Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakan pertemuan I dan II pada kegiatan akhir untuk

mengetahui sejauh mana kepahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan pada kegiatan

inti. Pembelajaran dengan menerapkan model Problem Solving menggunakan media kartu

pecahan, pada pertemuan pertama yang tuntas sebanyak 23 siswa (88,46 %) sedangkan yang

belum tuntas dalam belajarnya atau mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu < 60 sebanyak 3

siswa (11,54%), namun pada pertemuan pertama ini dua siswa tidak hadir. Hasil siklus I

pertemuan pertama nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 50 dengan KKM 60.

Hal ini berarti target keberhasilan siklus I pertemuan pertama sudah tercapai, karena hasil

belajar tersebut meningkat. Perolehan hasil belajar matematika setelah tindakan pada siklus II

pertemuan pertama disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5

Hasil Belajar Matematika Siklus II Pertemuan Pertama

Hasil belajar siswa pada tahap siklus II pertemuan pertama juga dapat dilihat dalam

bentuk diagram untuk melihat perbedaan persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas.

Ketuntasan hasil belajar matematika pada tahap siklus II pertemuan pertama terlihat pada

Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus II Pertemuan Pertama.

Pertemuan pertama siklus II dapat disimpulkan sebanyak 25 siswa (92,59%) tuntas,

sedangkan yang belum tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu < 60 sebanyak 2

siswa (7,41%). Pertemuan kedua terdapat satu siswa tidak hadir. Hasil siklus II pertemuan

kedua nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50 dengan KKM 60. Hal ini berarti

target keberhasilan siklus II pertemuan kedua sudah tercapai, karena hasil belajar tersebut

meningkat dari pertemuan pertama. Perolehan hasil belajar matematika setelah tindakan pada

siklus II disajikan pada Tabel 6.

No Nilai Banyak Siswa Persentase Keterangan

1. ≥ 60 23 88,46 % Tuntas

2. < 60 3 11,54 % Tidak tuntas

Jumlah 26 100% -

Page 16: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

16

Tuntas

Tidak Tuntas

Tabel 6

Hasil Belajar Matematika Siklus II pertemuan kedua

Has

il belajar

siswa

pada tahap siklus II pertemuan kedua juga dapat dilihat dalam bentuk diagram untuk melihat

perbedaan persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar matematika

pada tahap siklus II pertemuan kedua terlihat pada gambar 10.

Gambar 7. diagram hasil belajar siklus II pertemuan kedua

Berdasarkan hasil tersebut, maka siklus II dapat dikatakan sudah berhasil. Hal ini

membuktikan bahwa dengan penerapan model Problem Solving menggunakan media kartu

pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kesimpulan setelah melihat data temuan,

maupun hasil diskusi dengan guru, maka hal-hal yang dapat disimpulkan selama siklus II

yaitu: 1) Terdapat beberapa siswa yang belum atau kurang percaya diri dalam proses

pembelajran berlangsung; 2) Setiap kelompok sudah baik, tertib dan efektif; 3) Pembagian

kelompok sudah merata. Sehingga ketika dilaksanakan evaluasi perolehan nilainya juga

seimbang; 4) Dari 10 siswa yang dimintai komentar tentang semua siswa mengatakan bahwa

bu guru dalam menerangkan dan memberikan contoh, 8 siswa mengatakan mudah dipahami

dan 2 siswa mengatakan sukar dipahami; 4) Sesuai dengan indikator yang telah ditentukan

siswa yang benar-benar menunjukan kesungguhan belajar belajar sudah memenuhi kriteria

ketuntasan pembelajaran atau lebih dari 75%; dan 5) Sesuai dengan indikator yang

ditentukan, siswa yang sungguh-sungguh belajar telah mencapai lebih dari 75% pada

pertemuan pertama dan kedua. Siswa semangat mengikuti pelajaran dan menjawab jika diberi

pertanyaan.

No Nilai Banyak Siswa Persentase (%) Keterangan

1. ≥ 60 22 92, 59% Tuntas

2. < 60 2 7,41 % Tidak Tuntas

JUMLAH 24 100%

7,41 % 2 siswa

92,59 %

22 siswa

Page 17: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

17

Gambar 8. Siswa Mengerjakan Evaluasi

Data yang diperoleh dari prasiklus, siklus I dan siklus II memperlihatkan adanya

perubahan hasil belajar atau peningkatan hasil belajar pada setiap hasil evaluasi. Perubahan

terjadi dikarenakan adanya perbaikan untuk siklus berikutnya. Perubahan hasil belajar pada

pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel dan Grafik 7.

Tabel 7

Perbandingan Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan II

Kesimpulan dari Tabel 4.6 adalah setiap pertemuan terdapat peningkatan. KKM

untuk matematika yaitu 60, oleh sebab itu kriteria untuk menjelaskan tabel hasil evaluasi

salah satunya menggunakan nilai ≥ 60 dan nilai < 60. Salah satu faktor yang mempengaruhi

peningkatan dan penurunan pada siswa yang tuntas dan tidak tuntas atau nilai kurang atau

lebih dari KKM dikarenakan jumlah siswa pada setiap dilakukan pembelajaran berbeda.

Berbeda dengan jumlah nilai dan nilai rata-rata yang meningkat setiap pertemuannya kecuali

pada siklus I pertemuan pertama dan kedua. Perbandingan tersebut dapat lebih jelas terlihat

pada grafik Gambar 9.

Gambar 9. Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pra Siklus dan Siklus I dan Siklus

II

020406080

100

pra siklus siklus 1pertemuan

1

siklus 1pertemuan

2

siklus 2pertemuan

1

siklus 2pertemuan

2

nilai rata-rata

Kegiatan Nilai ≥

60

Nilai

< 60

Jumlah

Nilai

Rata-rata

nilai

Pra Siklus 17 11 1657 57,75

Siklus I: Pertemuan pertama 21 6 1460 63,48

Siklus I: Pertemuan kedua 19 5 1460 63,48

Siklus II: Pertemuan pertama 23 3 1815 69.81

Siklus II: Pertemuan kedua 19 2 2220 82,22

Page 18: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

18

Kesimpulannya dari penggunaan model pembelajaran Problem Solving menggunakan

media kartu pelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pernyataan tersebut dapat

diketahui setelah peneliti melakukan evaluasi. Pembelajaran pada penelitian kelas 4 SD

Kalikuto Grabag kota Magelang dilaksanakan setiap pertemuannya selama 70 menit, 40

menit untuk melaksanakan evaluasi berbeda dengan waktu yang direncanakan saat dibuatnya

soal uji siklus pada validitas. Hal tersebut dikarenakan waktu yang dapat diberikan guru

hanya 70 menit untuk satu pertemuan, namun pembelajaran dapat berjalan dengan lancar

tanpa ada kekurangan waktu.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Kalikuto Grabag kota

Magelang pada siswa kelas 4 pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan

bahwa penerapan pembelajaran model Problem Solving dengan media kartu pecahan dapat

meningkatkan hasil belajar matematika. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar dari

siklus I (pertemuan pertama dan kedua ) dan siklus II (pertemuan pertama dan kedua). Data

hasil observasi pra siklus sebanyak 17 siswa (60,71%) yang dinyatakan tuntas KKM (60),

siklus I pertemuan pertama sebanyak 21 siswa (77,7 %), siklus I pertemuan kedua sebanyak

19 siswa (79,16 %), siklus 2 pertemuan pertama sebanyak 23 siswa (88,46 %), dan siklus 2

pertemuan kedua sebanyak 22 siswa (92, 59%). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini

terbukti yaitu melalui model pembelajaran Problem Solving menggunakan media kartu

pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas 4 di SD Negeri

Kalikuto Grabag kota Magelang pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Agar

mengoptimalkan model Problem Solving dengan media kartu pecahan dapat lebih optimal

penggunaanya, peneliti memberikan saran kepada berbagai pihak yaitu bagi guru, siswa,

sekolah dan mahasiswa agar mau memahami model tersebut dan diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran atau penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto.2015.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta:

Prenadamedia Grup.

Bahri, Aliem. 2012.“Penelitian Tindakan Kelas”. Makassar:Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Dimyati dan Mujiono.2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Renika Cipta

Hasbullah.2012.Dasar-Dasar llmu Pendidikan.Jakarta: PT. RajaGrasindo Persada.

Hamalik, Oemar. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sadiman, Arief S.Dr., dkk.2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 19: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ......pelajaran matematika materi soal cerita pecahan. Soal cerita berisikan permasalahan yang ada Soal cerita berisikan permasalahan yang

19

Rusyan, Tabrani. 2008. Cara Pembelajaran Matematika Seri 2. Semarang: PT. Bengawan

Ilmu.

Fitri Yuliawati, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Tenaga Pendidikan Profesional.

Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

Gatot Muhsetyo, dkk. 2012. Pembelajaran Matematika SD. Banten: Universitas Terbuka.