Upload
phamque
View
224
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
PADA PESERTA DIDIK KELAS XI-IS 2 DI MAN MODELPALANGKA RAYA
SKRIPSI
Disusun OLEH :
AHMAD FAISAL
NIM : 11.22.13014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
TAHUN 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
PADA PESERTA DIDIK KELAS XI-IS 2 DI MAN MODELPALANGKA RAYA
SKRIPSI
Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
AHMAD FAISAL
NIM 11.22.13014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
TAHUN 2015
ABSTRAK
FAISAL: Upaya meningkatkan hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model Make a Match pada peserta didik kelas XI-IS 2 di MAN Model Palangka Raya tahun tahun ajaran 2014/2015 Skripsi. Palangka Raya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Pembimbing: (I) Drs. H. Bulkani, M.pd (II) Drs. M. Ramli, M.Pd
Kata Kunci: Model Make a Match, Hasil Belajar Ekonomi
Peneliti ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui aktivitas belajar Ekonomi peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya setelah menggunakan model Make a Match, (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ekonomi peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya setelah menggunakan model Make a Match.
Jenis penelitian ini menggunakan Peneltian Tindakan Kelas (PTK). Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya yang berjumlah 36 orang peserta didik. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan soal tes hasil belajar berupa pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) aktivitas peserta didik pada siklus I sebesar 72,22%, sedangkan siklus II sebesar 91,66% dimana di siklus II mengalami peningkatan sebesar 19,44%, (2) hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dapat dilihat dari hasil pre test 27,27 peserta didik yang tuntas, kemudian hasil post test siklus I sebesar 77,77% dan pada post test siklus II meningkat menjadi tuntas 91,66%. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Make a Match dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar Ekonomi peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya.
ii
ABSTRACT
FAISAL: The Effort of intrease Economy study result by using model Make a Match on student in second sosial grade 11th MAN Model Palangka Raya year 2014/2015 Thesis. Palangka Raya: Faculty of Teacher Training and Education University of Muhammadiyah Palangka Raya. Advisers are (I) Drs. H. Bulkani, M.Pd (II) Drs. M. Ramli, M.Pd
Keywords: Model Make a Match, Economy, Study Result
The purpose of this research are: (1) To know the student’s Economy Learning Activity in second sosial science grade 11th MAN Model Palangka Raya after used model Make a Match, (2) To know the increase learning outcomes of the student’s Economy in second sosial science grade 11th MAN Model Palangka Raya after used model Make a Match.
The kind of this research in using Classroom Action Research (CAR). The subject of research is student in second sosial science grade 11th MAN Model Palangka Raya with total number of 36 student. The instrument that had been used in this research namely observation sheet and the test question of study result like multiple choice. The technique of data analysis that had been used namely qualitative and quantitative.
The research result showed that: (1) Activity of student on the first cycle was 72.22% and on the second cycle was 91.66% where on second cycle had increased 19.44%, (2) The student’s study result had increased which seen from pre test result 27.27% of student completely, then the result of post test on first cycle was 77.77% and on post test of second cycle had increased to be complete 91.66%. It can take summary that by using model Make a Match had increased learning activity and the student’s Economy study result in second sosial science grade 11th MAN Model Palangka Raya.
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
مین العال رب الحمد Sembah sujud syukur kepada Allah SWT, terimakasih atas karunia nikamat
yang tak terhingga, membimbingku dan mengajariku dalam kehidupan serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Skripsi
yang sederhana ini dapat terselesaikan
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya (Alm. Fathan Arman dan Nilam). Yang tak pernah lelah memberikan motivasi, membimbing aku sejak kecil sampai dewasa. Dan mama yang selalu memberikan doa dan restu yang selalu menyertai langkahku disetiap aku menuntut ilmu.
2. Kakakku Fathul Jannah, terimakasih sudah memberikan dukungan dan materilnya dan menjadi kakak sekaligus sahabat.
3. Adikku Fajar Sukma, terimakasih sdh menjadi teman dan adik yang selalu dibanggakan. Maaf kakak belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi kakak akan selalu memberikan yang terbaik.
4. Rurin Eka Wahyuniati, sebagai tanda kasihku, aku persembahkan karya kecilku ini buatmu. Terima kasih atas kasih sayangnya, perhatiannya, dan kesabaranmu sudah menemani dan membantuku dari awal pengolahan skripsi dan dukungan yang tak henti-hentinya yang diberikan. Terima kasih sayang.
5. Buat Keluarga Cemara, Leny, Tanti, Eny, Sulis, Neli, Fendi, terima kasih sudah menemani dari semester 1 sampai 8 ini dan doa, nasehat, hiburan, semangat yang diberikan selama aku kuliah, aku tak akan melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini. Tak bisa diucapkan dengan kata-kata seberapa besar bantuan kalian dalam perjuangan terakhir ini. Terima kasih banyak keluarga Cemara.
6. Untuk Teman-Teman Angkatan 2011, tanpa kalianpun skripsi ini sulit terselesaikan tepat pada waktunya, terima kasih atas bantuan serta kerjasamanya selama ini.
7. Buat Murid-Murid Kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya, terimakasih saya ucapkan untuk kalian semua, berkat kerjasama kalian saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
“Bukan suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu”.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Ahmad Faisal
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji,
Palangka Raya, 2015
Pembimbing I
Drs. H. Bulkani, M.Pd
NIP. 19690914 199303 1033
Palangka Raya, 2015
Pembimbing II
Drs. M. Ramli, M.Pd
Nik. 94.000.005
v
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Skripsi oleh Ahmad Faisal Telah dipertahankan didepan dewan penguji Pada tanggal 15 Juni 2015 Dosen Penguji, Dr. Iin Nurbudiyani, M.Pd : Ketua Drs. H. Bulkani, M.Pd : Sekertaris Drs. M. Ramli, M.Pd : Anggota Drs. H. Saiffullah Darlan, M.Pd : Anggota Dr. Sonedi, M.Pd : Anggota Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Drs. M. Ramli, M.Pd NIK. 94.000.005
Mengetahui, Dekan FKIP Drs. M. Fatchurahman, M.Pd,. M.Psi NIP. 1966805 1994121 001
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model Make a Match pada peserta didik kelas XI-IS 2 di MAN Model Palangka Raya tahun tahun ajaran 2014/2015”.
Pada kesempatan yang berbahagia ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan terhormat:
1. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd selaku Rektor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
2. Bapak Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
3. Bapak Drs. M. Ramli, M.Pd selaku Ketua Prodi Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
4. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. M. Ramli, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepada Sekolah MAN Model Palangka Raya beserta guru-guru yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
7. Kepada Mama serta keluarga yang tak henti-hentinya mendoakan dan selalu memberikan yang terbaik.
8. Teman-teman mahasiswa/i Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang telah peneliti persiapkan ini masih banyak kekurangan didalamnya. Hal ini tidak lain karena keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Palangka Raya, Mei 2015 Peneliti
Ahmad Faisal
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................i
ABSTRAK ........................................................................................................ii
ABSTRACT .....................................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1 B. Identifikasi Masalah .....................................................................................5 C. Batasan Masalah ..........................................................................................5 D. Rumusan Masalah .......................................................................................6 E. Tujuan Penelitian .........................................................................................6 F. Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Analisis Teoretis 1. Hasil Belajar Ekonomi .........................................................................8
a. Pengertian Hasil Belajar Ekonomi ....................................................8 b. Hasil Belajar Ekonomi .....................................................................9 c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................................10 d. Cara Penilaian Hasil Belajar ...........................................................18
2. Model Pembelajaran Make a Match ....................................................19 a. Pengertian Model Make a Match ....................................................19 b. Kelebihan dan Kekurangan model Make a Match ...........................20 c. Langkah-langkah model Make a Match ..........................................20
B. Penelitian Yang Relevan .........................................................................22 C. Kerangka Berpikir .....................................................................................22 D. Hipotesis Tindakan .................................................................................23
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat .................................................................................24 1. Waktu Penelitian ................................................................................24 2. Tempat Penelitian ...............................................................................24
B. Metode Penelitian ...................................................................................24 C. Kehadiran dan Peran Peneliti ...................................................................27 D. Subyek Penelitian ....................................................................................27 E. Teknik Pengumpulan data Instrumen .......................................................28
1. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................28 2. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................28 3. Uji Coba Instrumen ............................................................................34
F. Teknik Analisis Data ...............................................................................34 G. Indikator Keberhasilan ............................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................39 1. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................39 2. Deskripsi Hasil Belajar .......................................................................41
a. Penelitian Siklus I ..........................................................................41 b. Penelitian Siklus II .........................................................................53
B. Pengujian Hipotesis Tindakan .................................................................62 1. Aktivitas Peserta Didik .......................................................................62 2. Peningkatan Hasil Belajar ..................................................................63
C. Pembahasan dan Hasil Penelitian ............................................................64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................65 B. Rekomendasi ..........................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................67
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Subjek Penelitian ..........................................................................................27 2. Kisi-kisi Test .................................................................................................30 3. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru ...............................................................31 4. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Peserta didik ...................................................32 5. Jadwal penelitian ..........................................................................................38 6. Hasil Tes Awal .............................................................................................40 7. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus .....................................................47 8. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I ......................................48 9. Hasil Post Test Siklus I ..................................................................................50 10. Lembar Observasi Aktivitas Guru .................................................................56 11. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ...................................................57 12. Hasil Post Test Siklus II ...............................................................................59 13. Hasil Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Siklus I dan II ...........................62 14. Peningkatan Hasil Belajar .............................................................................63
x
DAFTAR GAMBAR Halaman
1. Gambar siklus Penelitian ...............................................................................25 2. Gambar Perbandingan Aktivitas Belajar Peserta Didik .................................62 3. Gambar Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik ........................................63
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dalam
rangka untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional, ada banyak hal yang harus dipersiapkan
terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan, antara lain faktor guru,
peserta didik, kurikulum, model pembelajaran, metode, sarana dan
prasarana dan lain sebagainya. Proses pembelajaran di kelas sering kali
menghadapi permasalahan. Salah satunya adalah kurangnya hasil belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran. Hasil belajar peserta didik
merupakan sebuah bentuk kerja keras antara peserta didik dengan tenaga
pendidik dalam pembelajaran di kelas. Hasil dalam proses pembelajaran
mempunyai peranan penting dalam rangka untuk memahami suatu materi
mata pelajaran tertentu.
Pembelajaran yang digunakan seorang dalam menyampaikan materi
mata pelajaran kepada peserta didik sangat menentukan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Sering kita jumpai masih banyaknya
proses belajar mengajar di kelas yang kurang mendorong peserta didik
untuk bersemangat mengikuti pelajaran. Pada prinsipnya penyampaian
materi akan lebih mudah dipahami dan diterima peserta didik jika proses
pembelajaran itu terasa menyenangkan dan membuat peserta didik tertarik
untuk memahami materi yang disampaikan.
1
2
Kondisi belajar peserta didik tersebut berdampak pada nilai tugas
bahkan nilai UTS (Ujian Tengah Semester), pada saat itu peneliti melihat
hasil pembelajaran hasil peserta didik rata-rata dibawah nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) bernilai 70, dari 39 peserta didik hanya 15 orang yang
mencapai KKM, apabila hal itu berlanjut terus menerus maka akan
berpengaruh kepada hasil belajar peserta didik. Selama ini di tingkat sekolah
memperlihatkan dalam proses pembelajaran ekonomi guru belum optimal
baik dalam memanfaatkan maupun memperdayakan sumber pembelajaran
ekonomi sebagai suatu yang membosankan, kurang menyenangkan. Dari
hasil wawancara dengan peserta didik, sebagian besar peserta didik
memiliki persepsi bahwa mereka cenderung bosan dalam pembelajaran
ekonomi dikarenakan penjelasan guru yang terlalu cepat dan terkesan
mendikte, guru hanya memperhatikan peserta didik yang mau
mendengarkan pembelajaran. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup pemanfaatan saran dan prasarana sebagai
sumber metode pembelajaran ekonomi mengkondisikan peserta didik untuk
belajar secara mandiri, sehingga dapat mendukung pencapaian pembelajaran
yang positif, dengan demikian model pembelajaran adalah bagian yang
tidak terpisahkan dalam proses belajar, sehingga tercapainya tujuan
pendidikan.
Keberadaan model pembelajaran diperlukan untuk membantu tugas-
tugas guru. Guru memiliki tugas yang sangat penting guna menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif sehingga memungkinkan proses
3
pembelajaran dapat dicapai tujuan yang baik. Salah satu kompetisi
profesional yang harus dimiliki seorang guru adalah guru harus dapat
memilih, mengembangkan dan menggunakan model pembelajaran. Hal ini
penting karena dapat membantu para guru dan staf pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran lebih cepat dan lebih mudah ditangkap
oleh peserta didik. Model pembelajaran memiliki kekuatan-kekuatan yang
positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan perilaku, hasilnya
mereka kearah perubahan kreatif dan dinamis. Sehubungan dengan hal itu,
peran model pembelajarab seperti Make A Match sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran dimana dalam perkembangan saat ini model pembelajaran
bukan lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang
integral dalam sistem pendidikan dan pembelajaran.
Penggunaan Make A Match sebagai model pembelajaran merupakan
konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan peserta didik. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai
dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka seorang pendidik perlu
mengetahui dan mempelajari beberapa metode mengajar, serta
mempraktekkan metode tersebut saat mengajar.
Isjoni (2011:112) berpendapat bahwa “Make a Match merupakan
model pembelajaran yang dimana siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Dengan demikian akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan
4
sehingga peserta didik dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan
hasil belajar ekonomi akan lebih meningkat”.
Dari pengamatan yang dilakukan pada kegiatan observasi di MAN
Model Palangka Raya, terdapat beberapa permasalahan diantaranya:
pemahaman peserta didik yang tidak merata, dimana terdapat peseta didik
yang cepat memahami penjelasan guru dan ada masih banyak peserta didik
yang kurang memahami konsep yang disampaikan oleh guru. Kurangnya
partisipasi peserta didik dalam pembelajaran di kelas, hal ini terlihat dari
jarangnya peserta didik yang bertanya kepada guru bila tidak mengerti dan
tidak jelas akan materi yang disampaikan guru kecuali peserta didik tertentu
saja. Banyak peserta didik yang kurang bersemangat dan cenderung bosan
untuk mengikuti pelajaran ekonomi sehingga pada saat pembelajaran
peserta didik biasanya tidak memperhatikan pembelajaran, banyak yang
melamun dan melakukan aktifitas lain diluar pembelajaran.
Alasan peneliti memilih model pembelajaran Make a Match karena
disekolah masih belum menggunakan model ini dan dengan menggunakan
model Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas
XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya.
Memperhatikan permasalahan-permasalahan yang terjadi khususnya
pada peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya, maka peneliti
merasa menggunaan model Make a Match akan lebih tepat karena keadaan
5
dan karakteristik peserta didik yang berbeda, karena peserta didik lebih
nyaman bertanya kepada temannya dari pada kepada guru.
Hal ini yang menyebabkan peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Ekonomi Dengan Menggunakan Model Make a Match Pada Peserta Didik
Kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya”.
Alasan penelitian ini penting karena untuk mengetahui lebih dalam
lagi bagaimanakah manfaat penggunaan model Make a Match dalam proses
pembelajaran ekonomi.
B. Identifikasi Masalah
Menurut uraian di atas, adapun masalah-masalah yang dapat di
identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ketika guru menjelaskan materi ekonomi peserta didik kurang paham
dengan materi
2. Metode yang digunakan kurang menarik
3. Hasil belajar peserta didik masih kurang dari KKM
C. Batasan Masalah
Batasan dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada upaya guru
dalam meningkatkan motivasi belajar menggunakan model Make a Match di
MAN Model Palangka Raya. Peneliti lebih membahas mengenai:
1. Subjek yang diteliti dibatasi pada peserta didik XI-IS 2 MAN Model
Palangka Raya.
6
2. Metode yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi
peserta didik hanya dibatasi pada model Make a Match.
3. Materi yang dibahas dibatasi pada memahami siklus akuntansi
perusahaan jasa
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aktivitas peserta didik MAN Model Palangka Raya setelah
menggunakan model Make a Match?
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar ekonomi peserta didik MAN
Model Palangka Raya dengan menggunakan model Make a Match di x?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui aktivitas peserta didik setelah menggunakan model
Make a Match pada kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan peserta didik
menggunakan model Make a Match pada kelas XI-IS 2 MAN Model
Palangka Raya.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan
pengetahuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan serta diharapkan
dapat meningkatkan mutu pendidikan serta kualitas dalam pembelajaran
dengan menggunakan model Make a Match.
7
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan hasil peningkatan hasil belajar peserta didik.
b. Bagi guru sebagai masukan agar guru dapat memberikan
pengajaran yang lebih baik lagi dengan memperhatikan berbagai
sumber metode yang digunakan.
c. Bagi peneliti merupakan pengalaman yang sangat berharga dapat
mengetahui bagaimana cara meningkatkan hasil belajar peserta
didik dengan menggunakan model Make a Match.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisis Teoretis
1. Hasil Belajar Ekonomi
a. Pengertian Hasil Belajar
Dua konsep belajar yang dilaksanakan oleh siswa dan guru
terpadu dalam satu kegiatan, diantara keduanya itu terjadi interaksi
dengan guru. Kemampuan yang dimiliki oleh siswa dari proses belajar
mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil yang mana dapat melalui
kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai
pengajar.
Omar Hamalik (2006:30) “hasil belajar adalah bila sesorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti”.
Sudjana (2011:38) “hasil belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perilaku
atau menerima pengalaman belajarnya dari pengajar”.
Dari pendapat ahli peneliti menyimpulkan hasil belajar
merupakan kemampuan yang akan didapat atau dimiliki oleh peserta
didik setelah menerima sebuah pengajaran yang diberikan oleh guru,
kemampuan tersebut meliputi keterampilan maupun kebiasaan,
8
9
pengetahuan serta pengarahan, sikap dan cita-cita yang diinginkan oleh
peserta didik tersebut, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
tidak mengerti menjadi mengerti.
b. Hasil Belajar Ekonomi
Omar Hamalik (2006:30) “hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti”. Hasil belajar juga merupakan salah sesuatu yang dicapai
atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yanag mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilian terhadap
sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan
tingkah laku.
Ekonomi adalah ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi, dan
berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan
kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi adalah penilaian yang
dicapai seorang peserta didik untuk mengetahui tercapai atau tidaknya
bahan pelajaran atau materi ekonomi yang diajarkan sudah dapat
dimengerti peserta didik.
10
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus
melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam
diri individu dan diluar individu. Oleh karena itu proses belajar telah
terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya,
karena aktivitas yang telah dilakukan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antara lain:
1) Faktor Lingkungan
Wasty Soemanto (2006:84) menyatakan bahwa “lingkungan itu
sebenarnya mencakup segala materi dan stimuli didalam dan diluar
diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun
sosial-kultural. Dengan demikian lingkungan dapat diartikan secara
fisiologis, secara psikologis, dan secara sosial-kultural”.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamrah (2011:176)
menyatakan bahwa “lingkungan merupakan bagian dari kehidupan
anak didik. Dalam lingkunganlah peserta didik hidup dan
berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem
saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak
dapat dihindari. Itulah hukum alam yang harus dihadapi oleh anak
didik sebagai makhluk hidup yang tergolong kelompok biotik.
Selama hidup peserta didik tidak bisa menghindarkan diri dari
lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya”.
11
Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu
terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Keduanya memiliki
pengaruh yang cukup signifikan terhadap belajar peserta didik
disekolah.
a) Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal peserta
didik, hidup dan berusaha didalamnya.
b) Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya diluar sekolah ternyata sisi
kehidupannya yang mendatangkan problem tersendiri bagi
kehidupan anak didik disekolah, pembangunan gedung sekolah
yang jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan
suasana kelas.
2) Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai, tujuan
tentu saja pada tingkat kelembagaan, dalam rangka melicinkan ke
arah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk
dan jenisnya.
a) Kurikulum
12
Syaiful Bahri Djamrah (2011:180) menjelaskan bahwa
“kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur
dalam pendidikan, tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar
tidak dapat berlangsung sebab materi apa yang harus guru
sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru
memprogramkan sebelumnya”. Itulah sebabnya untuk semua
mata pelajaran guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran
yang dipegang dan diajarkan kepada peserta didik.
Sedangkan menurut Muhammad (2005:3) menjelaskan
bahwa “kurikulum sebagai rencana pelajaran atau bahan ajaran,
kurikulum sebagai pengalaman belajar, kurikulum sebagai
rencana belajar”. Muatan kurikulum akan mempengaruhi
intensitas dan frekuensi belajar peserta didik. Seorang guru
terpaksa menjejalkan sejumlah bahan pelajaran kepada peserta
didik dalam waktu yang masih tersisa sedikit, karena ingin
mencapai target kurikulum, akan memaksa anak didik belajar
dengan keras tanpa mengenal lelah. Padahal peserta didik sudah
lelah belajar ketika itu. Tentu saja hasil belajar yang demikian
kurang memuaskan dan cenderung mengecewakan.
Guru akan mendapatkan hasil belajar peserta didik
dibawah standar minimum hal ini disebabkan telah terjadi proses
belajar yang kurang wajar pada diri setiap peserta didik. Jadi
13
kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
peserta didik di sekolah.
b) Program
Muhammad (2005:106) mengatakan bahwa “garis besar
program bekerja dan berpikir didalam penyusunan GBPP
berlangsung melalui tahap-tahap yaitu: 1) pengembangan topik
menjadi sub topik, 2) mengorganisasikan sub topik dalam satu
unit semester atau catur wulan, 3) penyusunan unit-unit tersebut
diatas dalam hubungan hierarkis fungsional dalam urutan waktu
yang menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan”.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamrah (2011:183)
menjelaskan bahwa “program pengajaran yang dibuat tidak hanya
berguna bagi guru, tetapi juga bagi anak didik. Bagi guru dapat
menyeleksi perbuatan sendiri dan kata-kata atau kalimat yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Bagi peserta
didik dapat memilih bahan pelajaran atau kegiatan yang
menunjang kearah penguasaan materi seefektif mungkin”.
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program
pendidikan. Keberhasilan pendidikan disekolah tergantung dari
baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program
pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia,
baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana.
14
c) Sarana dan Fasilitas
Syaiful Bahri Djamarah (2011:185) menjelaskan bahwa
“sarana dan fasilitas mempengaruhi pembelajaran disekolah.
Peserta didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan
bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar
peserta didik. Masalah yang anak didik hadapi dalam belajar
relatif kecil. Hasil belajar anak didik tentu akan lebih baik”.
Oleh karena itu sarana mempunyai arti penting dalam
pendidikan. Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar disekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu
sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang didalamnya ada
ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang
perpustakaan, ruang bk, ruang tata usaha, auditorium, dan
halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk
memberikan kemudahan pelayanan peserta didik.
d) Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan.
Kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya, karena kalau
hanya ada peserta didik tetapi guru tidak ada maka tidak akan
terjadi kegiatan belajar mengajar disekolah.
Soelaeman (dalam Winda Meiliani Saffitri 2013:15) menyatakan
bahwa:
15
Untuk menjadi guru yang baik itu tidak dapat diandalkan kepada bakat ataupun hasrat (emansipasi) ataupun lingkungan belaka, namun harus disertai kegiatan studi dan latihan serta praktek/pengalaman yang memadai agar muncul sikap guru yang diinginkan sehingga melahirkan kegairahan kerja yang menyenangkan. Oleh karena itu, jadilah guru yang baik atau jangan jadi guru sama sekali adalah motto yang dapat dijadikan sebagai renungan.
Syaiful Bahri Djamarah (2011:186) menanggapi bahwa:
Pendapat dari Soelaeman cukup beralasan dalam hal ini, karena memang yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik tidak hanya latar belakang pendidikan atau pengalaman mengajar, tetapi juga dipengaruhi oleh sikap mental guru dalam memandang tugas yang diembannya.
Tidak gampang untuk menuntut guru lebih profesional, karena
semuanya terpulang dari sikap mental guru. Guru yang profesional lebih
mengedepankan kualitas pengajaran dari pada materiil oriented. Kualitas
kerja lebih diutamakan dari pada mengambil mata pelajaran yang bukan
bidang keahliannya belum cukup tanpa ditopang dengan kompetensi
profesionalnya. Menjadi guru bukan hanya sekedar tampil dikelas, didepan
sejumlah peserta didik, lalu memberikan pelajaran apa adanya, tanpa
melakukan langkah-langkah yang strategis.
3) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumya berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang. “orang yang dalam keadaan segar
jasmaninya akan berlainan belajarnyadari orang yang dalam keadaan
kelelahan” demikian pendapat Noehi Nasution, dkk. (dalam Winda
2013:15)
16
4) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena
itu semua keadaan dan funsgi psikologis tentu saja mempengaruhi
belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas
faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Oleh karena
itu, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan
kognitif adalah hasil belajar peserta didik. Demi jelasnya, kelima faktor
ini akan diuraikan satu demi satu sebagai berikut:
a) Minat
Minat menurut Slameto (dalam Winda 2013:16), adalah “suatu
rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh”. Dalam konteks itulah diyakini bahwa
minat mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik. Tidak
banyak yang dapat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar
yang baik dari seseorang anak yang tidak berminat untuk
mempelajari sesuatu.
b) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu faktor dari sekian banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar
disekolah. Menurut Noehi Nasution (dalam Winda 2013:16),
menjelaskan bahwa “hubungan yang erat antara IQ dengan hasil
belajar disekolah. Dijelaskan dari IQ, sekitar 25% hasil belajar
disekolah dapat dijelaskan dari IQ, yaitu kecerdasan sebagaimana
17
diukur oleh tes intelegensi. Karena itu, bedasarkan informasi
mengenai taraf kecerdasan dapat diperkirakan bahwa anak-anak
yang mempunyai IQ 90-100 pada umumnya akan mampu
menyelesaikan sekolah dasar tanpa banyak kesukaran. Sedangkan
anak yang mempunyai IQ 70-89 pada umunya akan memerlukan
bantuan-bantuan khusus untuk dapat menyelesaikan sekolah dasar.
Pada sisi lain, pemuda-pemudi yang mempunyai IQ diatas 120 pada
umumnya akan mempunyai kemampuan untuk belajar diperguruan
tinggi”.
c) Bakat
Disamping intelegensi (kecerdasan), bakat merupakan faktor
yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang.
Menurut Djoko Susilo (dalam Khotib 2014:19)
mengemukakan bahwa “bakat adalah kemampuan untuk belajar”.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih. Dari penjelasan diatas jelas bahwa
bakat itu mempengaruhi belajar. Hampir tidak ada orang yang
membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya
memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.
d) Motivasi
Menurut Noehi Nasution (dalam Winda 2013:18) motivasi
adalah “kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu”. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi
18
psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Mengingat
motivasi penggerak dalam perbuatan, maka bila peserta didik yang
kurang memiliki motivasi instrinsik, diperlukan dorongan dari luar,
yaitu motivasi ekstrinsik, agar peserta didik temotivasi belajarnya.
e) Kemampuan Kognitif
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang
sangat dikenal dan diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan
kemampuan yang selalu dituntut kepada peserta didik untuk
dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi
dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
d. Penilaian Hasil Belajar
Nana Sudjana (2005:32) menjelaskan penilaian hasil belajar
adalah “proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai
oleh siswa dengan kriteria tertentu, tingkah laku juga sebagai hasil
belajar yang dalam arti luas mencakup ranah: Kognitif, afektif, dan
psikomotor”. Oleh karena itu dalam penilaian hasil belajar, perencanaan
tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku
yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur yang paling penting
sebagai dasar dan acuan penilaian.
Sedangkan menurut Purwanto (2014:204) menyatakan bahwa
“suatu penilaian yang mengubah skor menjadi nilai menggunakan skla
dan acuan tertentu”. Oleh karena itu, proses penilaian hanya dapat
19
dijalankan apabila telah jelas skala yang digunakan dan acuan yang
dianutnya. Adapun cara penilaian hasil belajar yang didasarkan pada
kedudukan relatif skor siswa diantara kelompoknya. Acuan yang
digunakan bukan skor maksimum patokan tetapi posisi siswa diantara
kelompok normanya Gronlund dan Lin (dalam Purwanto 2014:207).
Nilai =
x skala
Misalnya contoh diatas: pada sebuag tes yang terdiri dari 50 butir
soal, siswa A dapat menjawab dengan benar sebanyak 35 butir soal. Bila
penilaian didasarkan pada acuan norma dan skala yang digunakan adalah
0-100, maka nilai A adalah (35/35) x 100 = 100.
2. Model Pembelajaran Make a Match
a. Pengertian Model Make a Match
Menurut Huda (2013:251) menyatakan bahwa “Make a Match
adalah kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan
kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan
kartunya maka akan diberi hukuman yang sesuai dengan yang telah
disepakati bersama”.
Sedangkan menurut Rusman (2010:223) menyatakan bahwa
“Make a Match suatu teknik yang dimana siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan”.
20
Dari dua pendapat diatas peneliti menyimpulkan Make a Match
adalah sebuah teknik dimana teknik pembelajaran tersebut siswa
mencari pasangan kartu yang sudah ada jawabannya dan mencocokkan
dengan kartu yang berisi pertanyaannya.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Make a Match
Huda (2013:253) Adapun kelebihan dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match (Mencari Pasangan) sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara kognitif maupun fisik.
2. Ada unsur permainan, maka model pembelajaran ini menyenangkan.
3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
4. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.
5. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
Sedangkan kelemahan dalam model kooperatif tipe Make a Match adalah:
1. Jika model pembelajaran ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang.
2. Pada awal penerapan model pembelajaran ini, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya.
3. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, maka banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.
4. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada yang tidak mendapatkan pasangan.
5. Menggunakan model ini secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan.
21
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Make a Match
Agus (2009:94) mengemukakan ada beberapa langkah-langkah
dalam menggunakan model pembelajaran Make a Match yaitu:
1. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan Make a Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut.
2. Langkah berikutnya adalah guru membagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok membawa kartu yang berisi pertanyaan, kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu berisi jawaban, dan kelompok ketiga adalah kelompok penilai. Aturlah posisi kelompok tersebut berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama dan kedua saling berhadapan.
3. Jika masing-masing kelompok sudah berada diposisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama atau kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi dtandai oleh pasangan-pasangan antar kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban.
4. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok. Setelah penilaian dilakukan, aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok penilai. Sementara kelompok penilai pada sesi pertama tersebut diatas dipecah menjadi dua, sebagian anggota memegang kartu pertanyaan sebagian lagi memegang kartu jawaban. Posisikan mereka dalam bentuk huruf U. Guru kembali membunyikan peluit menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban bergerak mencari, mencocokan dan mendiskusikan pertanyaan-jawaban. Berikutnya adalah masing-masing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukan hasil kerjanya kepada penilai
5. Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu jawaban, maupun penilai mengetahui dan memahami secara pasti apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan sudah cocokan. Demikian halnya bagi peserta didik kelompok penilai. Mereka juga belum mengetahui pasti apakah penilaian mereka benar atas pasangan pertanyaan-jawaban. Berdasarkan
22
kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengonfirmasikan hal-hal yang mereka telah lakukan yaitu memasangkan pertanyaan jawaban dan melaksanakan penilaian.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Make a Match yang telah dipaparkan oleh para ahli
tersebut, dapat menjadi acuan untuk seorang guru dalam memanfaatkan
model pembelajaran Make a Match. Dengan memperhatikan langkah-
langkah tersebut, akan memudahkan guru saat menggunakan model
pembelajaran ini di kelas.
B. Penelitian Yang Relevan
Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan
hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model Make a Match pada
peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya, terlebih dahulu
peneliti melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan, yaitu:
1. Mikra (2012) “Penerapan model pembelajaran Kooperatif Make a Match
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIa SMP Negeri 1 Tomini
pada konsep gerak”. Adapun hasilnya adalah penggunaan model
pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan
siswa lebih aktif dalam kegiatan pembalajaran.
2. Febryani Rofiqoh (2010) “Efektivitas pembelajaran kooperatif model
Make a Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS”. Penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a
Match efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang
menghitungkan ketuntasan hasil belajar.
23
C. Kerangka Berpikir
Menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian peran pendidik dalam menentukan
model pembelajaran yang lebih tepat dapat meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar.
Model pembelajaran Make a Match merupakan salah satu model
pembelajaran yang digunakan untuk melibatkan langsung peserta didik
dalam proses pembelajaran. Dengan model Make a Match guru bisa
memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bisa lebih
maju selama pelajaran berlangsung.
D. Hipotesis Tindakan
Menurut Sugiyono (2010:96) mengatakan bahwa “Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Kesimpulan yang diambil bedasarkan pada teori yang relevan serta
kerangka berpikir dan bukan bedarkan fakta yang empiris dengan data yang
diperoleh dari sample penelitian. Hipotesisi penelitian adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian. Dikatakan sementara karena data
yang diperoleh belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data.
Bedasarkan permasalahan dalam penelitian ini, maka hipotesis
dalam penelitian adalah:
24
1. Aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan dalam
pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model Make a Match.
2. Ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
ekonomi dengan menggunakan model Make a Match di MAN Model
Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
1. Waktu Penelitian
Waktu dalam penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan
sejak Februari sampai April pada tahun ajaran 2014/2015
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MAN Model Palangka Raya yang
beralokasi di jalan Cilik Riwut Km 4,5. Subjek penelitian peserta didik
kelas XI-IS 2
B. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian metode merupakan salah satu hal yang paling
penting. Dengan adanya metode tentu penelitian akan lebih terarah dan
dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Kunandar (2010:46), penelitian tindakan kelas adalah
“Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang berbasis kepada
kelas. Penelitian dapat dilakukan secara mandiri, tetapi alangkah baiknya
dilaksanakan secara kolaboratif, baik dengan teman sejawat, kepala sekolah,
pengawas, widyaswara, dosen dan pihak yang relevan dengan PTK”.
Sedangkan menurut Wardani, dkk (2006:14) “Penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri
26
26
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar menjadi meningkat”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru secara sistematis
dalam kegiatan belajar berupa sebuah tindakan dalam sebuah kelas secara
bersama melalui refleksi diri untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
PTK dilaksanakan dengan strategi siklus yang berangkat dari identifikasi
masalah yang dihadapi guru, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi tindakan dan refleksi. Rangkaian kegiatan berurutan
mulai dari rencana tindakan sampai dengan refleksi disebut satu siklus
penelitian. Model kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model
proses dalam bentuk 2 (II) siklus setiap siklus mempunyai empat tahap
yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya
disampaikan melalui skema berikut ini.
27
Alur Pada Siklus
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar Siklus I
Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kemmis & Mc Taggart
Siklus
1. Siklus 1
1) Tahap perencanaan pada tahap ini peneliti mengidentifikasi
bagaimana menerapkan metode pembelajaran tanya jawab pada
pembelajaran ekonomi. Perencanaan yang dilakukan yaitu:
Perencanaan
Pelaksanaan Tindakan
Refleksi
Observasi
Perencanaan
Pelaksanaan Tindakan Refleksi
Observasi
Belum Berhasil
Siklus N Berhenti
28
a. Menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
b. Memberikan materi untuk peserta didik
c. Menyimpulkan materi setelah memberikan materi tersebut
d. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik apakah
sudah paham atau belum mengerti
e. Menyusun instrumen pengumpulan data berupa pertanyaan dan
formal observasi
2) Tahap tindakan, dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersama
dengan observasi terhadap dampak tindakan.
3) Tahap observasi, dilakukan dengan mengamati aktivitas penerapan
metode tanya jawab pada proses pembelajaran ekonomi maupun
hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mendapat data
tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama.
4) Tahap refleksi dilakukan dengan mengevaluasi hasil observasi
sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki
atau disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target.
2. Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang
telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus
tersebut dengan materi pelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran
Ekonomi.
29
C. Kehadiran dan Peran Peneliti
Penelitian PTK menuntut peneliti untuk terlibat langsung dalam
penelitian yang dilakukan peneliti. Peneliti terlibat langsung atau selalu
hadir dalam setiap kegiatan penelitian agar mendapatkan data yang akurat.
Peneliti harus turun langsung pada saat proses pengumpulan data dilapangan
dan peneliti melakukan observasi dan dokumentasi.
D. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN Model Palangka Raya pada
peserta didik kelas XI-IS 2, dimana subyek penelitiannya adalah peserta
didik kelas XI-IS 2 pada MAN Model Palangka Raya tahun ajaran
2013/2014 yang berjumlah 39 peserta didik yang terdiri dari atas 18 peserta
didik laki-laki dan 21 peserta didik perempuan untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table dibawah ini:
Tabel I
Subyek Penelitian
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki – laki Perempuan
XI-IS 2 18 19 37
Sumber Data: TU MAN Model Palangka Raya 2015
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan
observasi. Tes digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif tentang
30
meningkatkan motivasi peserta didik, sedangkan observasi digunakan
untuk pengumpulan data seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran. Data diperoleh dari hasil pertanyaan peserta didik atau dari
observasi yang digunakan setiap akhir pelajaran atau pertengahan
pembelajaran. Untuk pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam
penelitian ini adalah berupa banyaknya siswa yang bertanya.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data tidak dapat
dipisahkan dengan teknik pengumpulan data. Menurut Mahmud
(2010:165) mengemukakan bahwa “Instrumen atau alat penelitian
merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data”.
a. Observasi
Observasi merupakan cara yang efektif dimana melakukan
dimana dilakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang
diteliti. Pada penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati
peserta didik ketika memperhatikan pelajaran
b. Tes
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur hasil
belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran Ekonomi kelas
XI-IS 2 di MAN Model Palangka Raya. Tes merupakan pengukuran
kemampuan yang dicapai oleh peserta didik setelah diberi
pembelajaran.
1. Tes Awal (Pre Test)
31
Pre Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik.
2. Tes Akhir (Post Test)
Post tes yaitu tes yang dilakukan oleh penelitian untuk mengukur
sejauh mana peserta didik menerima materi yang telah disampaikan
oleh peneliti.
Tabel 2
Kisi-kisi Pre test dan Post Test
Tingkat : SMA
Kelas/Semester : XI-IS 2
Mata pelajaran : Ekonomi
Kompetensi
Dasar
Materi Pelajaran Indikator Banyak
Soal
3.4
Mendeskripsikan
akutansi sebagai
sistem informasi
Pengertian
Akutansi
Perkembangan
Akutansi
Sistem Informasi
Akuntansi
Mendefinisikan
Pengertian
Ekonomi
Menjelaskan
Perkembangan
Akutansi
Menjelaskan
Sistem Informasi
Akutansi
20
32
Tabel 3
Kisi-kisi Observasi
Lembar Pengamatan aktivitas Guru
Berilah tanda contreng (✓)
No. Aktivitas yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Memberikan Informasi tujuan pembelajaran
2. Memberikan informasi/menjelaskan tentang materi
pengertian akutansi
3. Membantu peserta didik untuk memecahkan masalah yang
masih kurang jelas terkait dengan materi yang dijelaskan
oleh guru
4. Memberikan kesempatan bagi pesrta didik untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami
5. Membagi peserta didik kedalam sebuah kelompok
6. Membahas materi bersama kelompoknya
7. Mengamati kegiatan peserta didik saat menegarjakan tugas
kelompok
8. Guru dan peserta didik secara bersama-sama
menyimpulkan materi pembelajaran
Jumlah
Keterangan: 1 = Sangat Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik,
4 = Sangat Baik
33
Tabel 4
Kisi-kisi Observasi
Lembar Pengamatan aktivitas Peserta didik
Berilah tanda contreng (✓)
No. Aktivitas yang diamati
Peserta Didik
Skor
1 2 3 4
1. Mendengarakan/ memperhatikan penjelasan guru di depan
kelas
2. Bertanya kepada guru saat pembelajaran
3. Mendalami materi tentang pengertian akutansi
4. Mendiskusikan masalah-masalah
5. Bekerjasama dengan peserta didik lainnya
6. Kekompakan dalam sebuah kelompok
7. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-kata
sendiri
8. Dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat saat
berlangsung pembelajaran
9. Memberikan contoh dengan benar
10. Dapat memecahkan masalah dengan tepat
11. Ada usaha dan motivasi untuk mempelajari bahan
pelajaran atau simulasi yang diberikan oleh pendidik
12. Dapat bekerja sama dan berhubungan dengan peserta didik
lain
13. Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peserta
didik pada akhir pembelajaran
14 Menyenangkan Dalam PBM
15 Mengerjakan Tugas
Jumlah
34
Keterangan:
No. 1 s/d 8 adalah ciri proses
No.9 s/d 15 adalah ciri hasil belajar
Keterangan Kriteria Hasil belajar:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
35
3. Uji Coba Instrumen
a. Validitas Isi
Menurut Suharsimi Arikunto (2012:82) “sebuah tes dikatakan
memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pengajaran yang diberika”.
Sedangkan menurut Anas Sudjiono (2009:164) “ Validitas isi
adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat
pengukur hasil belajar. Yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat
pengukur hasil belajar peserta didik”.
Dari pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
validitas isi adalah sejauh mana tes dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Biasanya validitas isi ditentukan melalui
professional Jugdment, yaitu pendapat para ahli tentang isi materi tes,
para ahli yang memutuskan valid atau tidaknya isi tes yaitu dengan
meminta bantuan dari dua orang dosen sebagai validator.
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian Tindakan Kelas (PTK) tahapan yang dilakukan
setelah pengumpulan data adalah analisis data. Walaupun datanya lengkap
dan valid, jika peneliti tidak mampu menganalisisnya maka data tersebut
tidak memiliki nilai ilmiah yang dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
Menurut Supardi (dalam Acinupawati: 2011) mengungkapkan bahwa:
36
Analisis merupakan suatu usaha untuk memilih/memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan pokok. a. Tema apa yang dapat ditemakan pada data b. Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian
Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat akan membantu
penelitian dan merupakan jantungnya penelitian tindakan, sedangkan
analisis data akan member kehidupan dalam kegiatan penelitian. Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini penulis mengambil analisis data kuantitatif.
1. Kuantitatif
Data kuantitatif berasal dari Post Test yang dilakukan diakhir
pertemuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
a. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus
M = ∑
∑N = Total nilai yang diperoleh
N = Jumlah peserta didik
M = Nilai rata-rata kelas
b. Menghitung Persentase Ketuntasan Secara Klasikal Dengan
Rumus
TB = ∑ , x 100
TB = Ketuntasan Belajar
∑ , = Peserta didik yang mendapat nilai 7,9
n = Banyak Peserta didik
37
Dengan kriteria sebagai berikut:
85 – 100 = Sangat tercapai
75 – 84 = Tercapai
60 – 74 = Cukup tercapai
40 – 59 = Kurang tercapai
0 – 39 = Sangat kurang tercapai
G. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Aktivitas Peserta Didik
Peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada penelitian ini
dapat ditentukan dari hasil observasi selama pembelajaran. Bedasarkan
lembar observasi peserta didik tersebut skor minimal adalah 15 dan
skor maksimal 60. Aktivitas peserta didik dikatakan meningkat, apabila
total skor aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mencapai ≥ 45,
dan secara klasikal jumlah peserta didik yang memiliki jumlah skor ≥
45 mencapai 85% dari jumlah peserta didik.
2. Hasil Belajar Peserta didik
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang ditetapkan oleh
pihak sekolah MAN Model Palangka Raya untuk mata pelajaran IPS
adalah 7,9. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditunjukan
dengan perolehan nilai peserta didik diatas nilai KKM 7,9.
38
Hasil yang diperoleh dari nilai post test mencerminkan
kemampuan peserta didik untuk memahami masalah keternagakerjaan
Indonesia dengan menggunakan model Make a Match penelitian ini
dikatakan berhasil apabila hasil belajar peserta didik mencapai nilai
ketuntasan individual ≥ 7,9 dan secara klasikal terdapat 85% peserta
didik yang memperoleh nilai ≥ 7,9.
39
Table 5
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
No Uraian
Kegiatan
Bulan
Januari Febuari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi X
2 Pengajuan judul proposal X
3 Penyusunan proposal X X X X
4 Seminar dan Revisi proposal X X X
5 Pengumpulan data dan analisis data penelitian
X X X
X X X X X
6 Penyusunan skripsi X X
7 Ujian dan revisi skripsi
X
8 Penyerahan Skripsi X
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan PTK, yang memiliki karakteristik yaitu mendiskripsikan semua
informasi data secara alamiah/apa adanya, dan peneliti sebagai instrumen
utamanya, adapun tahapan yang dilakukan peneliti yaitu: (1) Deskripsi data
dan pra tindakan, (2) Deskripsi data siklus 1.
1. Deskripsi Data Awal (Pra Tindakan)
Pra tindakan adalah perlakuan awal seseorang guru kepada peserta
didik sebelum memasuki materi yang diajarkan. Dalam melakukan pra
tindakan guru harus melakukan observasi dan tes pra tindakan maka dapat
dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran selanjutnya kedua
data tersebut disajikan dalam pendiskripsian sebagai berikut:
Tes pra tindakan dalam penelitian ini yaitu bertujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaan peserta didik pada materi yang akan
dijadikan topik pembelajaran sebelum penelitian tindakan kelas
dilaksanakan. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
memberikan pelajaran dengan mengerjakan soal berupa pilihan ganda yang
berjumlah 20 (dua puluh) butir soal. Data hasil tes pra tindakan tersebut
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6
41
41
Hasil Tes Awal
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
1 RE 45 7,9 Tidak Tuntas 2 RH 30 7,9 Tidak Tuntas 3 RV 40 7,9 Tidak Tuntas 4 HA 35 7,9 Tidak Tuntas 5 DP 25 7,9 Tidak Tuntas 6 AS 75 7,9 Tidak Tuntas 7 SM 85 7,9 Tuntas 8 HI 80 7,9 Tuntas 9 NA 45 7,9 Tidak Tuntas
10 UA 40 7,9 Tidak Tuntas 11 SWS 40 7,9 Tidak Tuntas 12 IJR 85 7,9 Tuntas 13 KA 45 7,9 Tidak Tuntas 14 AH 50 7,9 Tidak Tuntas 15 OAS 40 7,9 Tidak Tuntas 16 KDA 40 7,9 Tidak Tuntas 17 AA 80 7,9 Tuntas 18 DS 80 7,9 Tuntas 19 EE 80 7,9 Tuntas 20 BAH 80 7,9 Tuntas 21 MS 85 7,9 Tuntas 22 NO 85 7,9 Tuntas 23 MH 50 7,9 Tidak Tuntas 24 JR 40 7,9 Tidak Tuntas 25 JM 60 7,9 Tidak Tuntas 26 NB 50 7,9 Tidak Tuntas 27 DHA 80 7,9 Tuntas 28 EM 70 7,9 Tidak Tuntas 29 RJ 35 7,9 Tidak Tuntas 30 DPN 35 7,9 Tidak Tuntas 31 SSA 30 7,9 Tidak Tuntas 32 YI 40 7,9 Tidak Tuntas 33 ASA 40 7,9 Tidak Tuntas 34 MW 30 7,9 Tidak Tuntas 35 PR 40 7,9 Tidak Tuntas 36 RJS 30 7,9 Tidak Tuntas
Jumlah 1920 Rata-rata 53,33
Ketuntasan 27,27% (Rata-rata) = ퟏퟗퟐퟎ
ퟑퟔ = 53,33
42
Persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal.
TB = ∑ X 100%
= X 100%
= 27,27%
Konsep yang diterima peserta didik tentang materi akuntansi sebagai
sistem informasi masih belum tercapai artinya belum mencapai KKM
meskipun materi yang diajarkan berkali-kali, oleh karena itu dilakukan
upaya perbaikan dengan mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran
Ekonomi yang telah dilaksanakan di kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka
Raya. Adapun upaya yang dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran yaitu
dengan menerapkan model Make a Match diharapkan hasil belajar peserta
didik dapat meningkat.
2. Deskripsi Data Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan pada hari jumat, 24 April 2015
dikelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya pada pukul 10.00-11.30 WIB.
a. Perencanaan Tindakan Siklus
Adapun langkah-langkah yang dibuat peneliti pada tingkat
perencanaan ini adalah sebagai berikut: Langkah Pertama, tim peneliti
(peneliti dan guru kelas XI-IS 2) membuat rencana pembelajaran yang
berisikan langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran oleh guru
dan berbagai kegiatan yang akan dilakukan peserta didik selama proses
pembelajaran.
43
Dalam hal ini, langkah-langkah yang dimaksud adalah dengan
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya
terdapat tiga kegiatan yang akan dilakukan pendidik yaitu kegiatan
pendahuluan (awal), kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan
pendahuluan (awal) yang merupakan kegiatan awal pembelajaran adalah,
hal-ha yang dilakukan guru meliputi:
1) Pendahuluan
Memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa, mengecek
kehadiran, mengecek kebersihan kelas minimal disekitar meja dan
kursi dan menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
2) Apersepsi:
Guru melakukan apersepsi melalui pre-test, dengan soal-soal
latihan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan Indonesia.
Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari untuk
menggali wawasan awal peserta didik
3) Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai
kompetensi yang harus dicapai peserta didik sesuai dengan materi
yang akan dibahas.
Kegiatan selanjutnya yang tertuang dalam RPP adalah ekgiatan
inti, yaitu meliputi:
6. Guru menyiapkan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari
kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban dari
pertanyaan tersebut.
7. Guru membagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama
merupakan kelompok membawa kartu yang berisi pertanyaan,
kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu berisi jawaban,
dan kelompok ketiga adalah kelompok penilai.
44
8. Guru mengatur posisi kelompok tersebut berbentuk huruf U.
Upayakan kelompok pertama dan kedua saling berhadapan.
9. Jika masing-masing kelompok sudah berada diposisi yang telah
ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar
kelompok pertama atau kedua saling bergerak mereka bertemu,
mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Berikan
kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi dtandai
oleh pasangan-pasangan antar kelompok pembawa kartu
pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban.
10. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukan
pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini
kemudian membaca apakah pasangan pertxanyaan-jawaban itu
cocok. Setelah penilaian dilakukan, aturlah sedemikian rupa
kelompok pertama dan kedua bersatu kemudian memposisikan
dirinya menjadi kelompok penilai. Sementara kelompok penilai
pada sesi pertama tersebut diatas dipecah menjadi dua, sebagian
anggota memegang kartu pertanyaan sebagian lagi memegang
kartu jawaban. Posisikan mereka dalam bentuk huruf U. Guru
kembali membunyikan peluit menandai kelompok pemegang kartu
pertanyaan dan jawaban bergerak mencari, mencocokan dan
mendiskusikan pertanyaan-jawaban. Berikutnya adalah masing-
masing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukan hasil kerjanya
kepada penilai
Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang
berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu
jawaban, maupun penilai mengetahui dan memahami secara pasti
apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan
sudah cocokan. Demikian halnya bagi peserta didik kelompok
penilai. Mereka juga belum mengetahui pasti apakah penilaian
45
mereka benar atas pasangan pertanyaan-jawaban. Berdasarkan
kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengonfirmasikan hal-hal yang
mereka telah lakukan yaitu memasangkan pertanyaan jawaban dan
melaksanakan penilaian.
Setelah dua kegiatan di atas, kegiatan terakhir yang tertulis
dalam RPP adalah kegiatan penutup. Guru mengarahkan peserta
didik untuk membuat kesimpulan pelajaran. Peserta didik dan guru
melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada hari ini. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
minggu selanjutnya, dan memotivasi peserta didik untuk belajar di
rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus
Setelah dilakukan perencanaan dan persiapan yang matang,
kemudian barulah peneliti menerapkan skenario pembelajaran yang telah
disusun dalam RPP yang berisi kegiatan pendahuluan (awal), kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Dalam siklus I ini, pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model Make a Match, dimulai dari kegiatan
pendahuluan (awal), kegiatan inti, dan yang terakhir adalah kegiatan
penutup.
46
1. Kegiatan Pendahuluan (awal)
Pada tahap ini, terlebih dahulu peneliti masuk ke dalam ruang
kelas tepat pukul 10.00 WIB. Peneliti memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mempersiapkan diri sebelum dilaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match.
Tepat pukul 10.05 WIB peneliti memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam, memimpin peserta didik untuk berdoa,
mengecek kehadiran peserta didik, menyiapkan topik pembelajaran.
Hal ini, dilakukan peneliti agar peserta didik termotivasi dan
bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran agar terlibat aktif
dalam pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
guru menjelaskan materi akuntansi sebagai sistem akuntansi. Guru
menjelaskan tentang pengertian akuntansi, perkembangan akuntansi,
dan sistem informasi akuntansi. Kemudia guru membagi peserta didik
dalam beberapa kelompok. Selanjutnya peserta didik diberikan
kesempatan untuk berdiskusi bersama kelompok.
Guru bertanya kepada pesrta didik untuk menguji daya serap
peserta didik terhadap materi yang sudah dipelajari. Peserta didik
mulai memainkan pembelajaran dengan model Make a Match.
47
3. Kegiatan Penutup
Setelah kegiatan inti dilaksanakan maka kegiatan selanjutnya
adalah kegiatan penutup. Pada kegiatan ini guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi pembelajaran, peneliti memberikan (post test)
berupa soal pilihan ganda, peserta didik menjawab soal test. Peneliti
melakukan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar peserta didik
dengan melakukan tanya jawab, untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran. Untuk mengakhiri pembelajaran peneliti memberikan
motivasi untuk lebih giat belajar dan mengucapkan salam.
c. Observasi
Selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make
a Match, dengan bantuan dua orang observer yaitu guru kelas XI-IS 2
dan teman sejawat peneliti, mengobservasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menggunakan pada lembar format observasi (format terlampir)
yang telah dibuat dan di kembangkan pada kegiatan perencanaan
sebelumnya.
a) Data Situasi Belajar Mengajar
Data situasi mengajar (aktivitas guru dan peserta didik)
merupakan data tentang situasi dan aktivitas pembelajaran di kelas saat
penelitian tindakan kelas dilakukan. Data aktivitas guru dan peserta didik
diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh 2 observer yakni 2
orang yaitu guru (pengamat 1) dan mahasiswa (pengamat 2) dapat dilihat
pada tabel berikut:
48
Tabel 7 Kisi-kisi Observasi
Lembar Pengamatan aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran Siklus I
Berilah tanda contreng (✓)
No. Aktivitas yang diamati P-1 P-2 R Kategori 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memberikan Informasi tujuan pembelajaran
✓ ✓ 3 Baik
2. Memberikan informasi/menjelaskan tentang materi pengertian akutansi
✓ ✓ 3,5 Baik
3.
Membantu peserta didik untuk memecahkan masalah yang masih kurang jelas terkait dengan materi yang dijelaskan oleh guru
✓ ✓ 3,5 Baik
4. Memberikan kesempatan bagi pesrta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami
✓ ✓ 4 Sangat
Baik
5. Membagi peserta didik kedalam sebuah kelompok
✓ ✓ 3,5 Baik
6. Membahas materi bersama kelompoknya
✓ ✓ 3,5 Baik
7. Mengamati kegiatan peserta didik saat menegarjakan tugas kelompok
✓ ✓ 3,5 Baik
8. Guru dan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran
✓ ✓ 3 Baik
Jumlah 26 29 27,5 Cukup
Baik Keterangan: 1,0-1,9 = Sangat Tidak Baik 2,0-2,9 = Cukup Baik
3,0-3,9 = Baik, 4,0 = Sangat Baik R = Rata-rata
Dari hasil diatas dapat diketahui aktivitas guru dalam proses
pembelajaran Ekonomi dengan presentase sebagai berikut:
Persentase = , x 100 = 85,93%
49
Tabel 8
Kisi-Kisi Observasi
Data Pengamatan Aktivitas Peserta didik Dalam KBM
Siklus I
No. Kode Peserta Didik
Skor Aktivitas Rata-rata P-1 P-2
1 RE 44 44 44 2 RH 40 42 41 3 RV 45 45 45 4 HA 43 41 42 5 DP 46 46 46 6 AS 50 50 50 7 SM 45 45 45 8 HI 47 47 47 9 NA 46 46 46 10 UA 35 35 35 11 SWS 50 50 50 12 IJR 40 40 40 13 KA 48 48 48 14 AH 48 50 49 15 OAS 45 47 46 16 KDA 46 46 46 17 AA 35 35 35 18 DS 40 40 40 19 EE 35 45 40 20 BAH 45 47 46 21 MS 48 52 50 22 NO 50 52 51 23 MH 48 48 48 24 JR 45 45 45 25 JM 46 46 46 26 NB 50 50 50 27 DHA 48 50 49 28 EM 50 46 48 29 RJ 42 40 40
50
No. Kode Peserta Didik
Skor Aktivitas Rata-rata P-1 P-2
30 DPN 40 40 40 31 SSA 45 45 45 32 YI 49 47 48 33 ASA 46 48 47 34 MW 50 50 50 35 PR 46 52 49 36 RJS 45 45 45
Total Skor 1632 Total Skor (%) 72,22%
Dari hasil di atas dapat diketahui aktivitas peserta didik dalam
proses pembelajaran Ekonomi dengan persentase sebagai berikut:
Persentase = x 100% = 72,22%
b) Data Hasil Belajar Siklus I
Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes setelah selesai
dilakukannya tindakan pada siklus I (post test). Hasil belajar yang
diperoleh peserta didik pada tes akhir (post test) ini dari 36 peserta didik
yang memperoleh nilai KKM 7,9 keatas adalah 28 orang (77,77%),
sedangkan yang memperoleh nilai dibawah 7,9 adalah 8 orang (22,23%)
dengan rata-rata 82,08 dan ketuntasan klasikal hasil belajar adalah
77,77%. Berikut data hasil belajar peserta didik pada siklus I dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
51
Tabel 9
Perolehan Evaluasi Peserta Didik Pada Tes Akhir (Post Test) Siklus I
No. Kode Peserta Didik
Nilai Pre Test Meningkat Nilai Post
Test KKM Kategori
1 RE 45 Meningkat 45 90 7,9 Tuntas 2 RH 30 Meningkat 40 85 7,9 Tuntas 3 RV 40 Meningkat 45 85 7,9 Tuntas 4 HA 35 Meningkat 40 75 7,9 Tidak Tuntas 5 DP 25 Meningkat 40 65 7,9 Tidak Tuntas 6 AS 75 T. Meningkat 75 7,9 Tidak Tuntas 7 SM 85 Meningkat 10 95 7,9 Tuntas 8 HI 80 Meningkat 5 85 7,9 Tuntas 9 NA 45 Meningkat 40 85 7,9 Tuntas 10 UA 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas 11 SWS 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas 12 IJR 85 Meningkat 5 90 7,9 Tuntas 13 KA 45 Meningkat 30 75 7,9 Tidak Tuntas 14 AH 50 Meningkat 30 80 7,9 Tuntas 15 OAS 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas 16 KDA 40 Meningkat 35 75 7,9 Tidak Tuntas 17 AA 80 T. Meningkat 80 7,9 Tuntas 18 DS 80 Meningkat 10 90 7,9 Tuntas 19 EE 80 Meningkat 10 90 7,9 Tuntas 20 BAH 80 Meningkat 10 90 7,9 Tuntas 21 MS 85 T. Meningkat 85 7,9 Tuntas 22 NO 85 T. Meningkat 85 7,9 Tuntas 23 MH 50 Meningkat 30 80 7,9 Tuntas 24 JR 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas 25 JM 60 Meningkat 20 80 7,9 Tuntas 26 NB 50 Meningkat 35 85 7,9 Tuntas 27 DHA 80 Meningkat 5 85 7,9 Tuntas 28 EM 70 Meningkat 20 90 7,9 Tuntas 29 RJ 35 Meningkat 45 75 7,9 Tidak Tuntas 30 DPN 35 Meningkat 50 85 7,9 Tuntas 31 SSA 30 Meningkat 50 80 7,9 Tuntas 32 YI 40 Meningkat 45 85 7,9 Tuntas 33 ASA 40 Meningkat 50 90 7,9 Tuntas 34 MW 30 Meningkat 50 80 7,9 Tuntas 35 PR 40 Meningkat 30 70 7,9 Tidak Tuntas 36 RJS 30 Meningkat 45 75 7,9 Tidak Tuntas
Jumlah 1920 2955 Rata-rata 53,33 82,08
Ketuntasan 27,27% 77,77%
52
M (Rata-rata) = = 82,08
Persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal.
TB = ∑ X 100%
= X 100%
= 77,77%
1) Indikator keberhasilan aktivitas peserta didik
Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan persentase 72,22
% sementara dengan indikator ketuntasan aktivitas belajar total skor
minima 15 dan skor maksimal 60 dimana diperoleh skor aktivitas
peserta didik adalah 27,78% diatas skor minimal. Aktivitas peserta
didik dikatakan meningkat apabila skor total mencapai ≥ 45.
Berdasarkan uraian tersebut maka aktivitas peserta didik perlu
ditingkatkan pada siklus II
2) Indikator ketuntasan hasil belajar
a) Dari 36 peserta didik, ada 8 peserta didik yang memperoleh skor
90-100.
b) Dari 36 peserta didik, ada 20 peserta didik yang memperoleh skor
80-89.
c) Dari 36 peserta didik, ada 7 peserta didik yang memperoleh skor
70-79.
d) Dari 36 peserta didik, ada 1 peserta didik yang memperoleh skor
60-69
53
Berdasarkan hasil perolehan skor dari peserta didik terlihat hasil
belajar peserta didik kelas XI IS-2 MAN Model Palangka Raya yang
mendapat nilai ketuntasan individual ≥ 7,9 berjumlah 28 orang
sedangkan yang belum tuntas berjumlah 8 orang peserta didik.
Ketuntasan hasil belajar secara klasikal diperoleh 77,77% karena belum
memenuhi syarat ketuntasan klasikal yaitu 85% maka perlu dilakukan
dan ditingkatkan kembali pada siklus selanjutnya (siklus II)
c. Data Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I mendiskripsikan
beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match. Adapun hal-
hal yang harus diperbaiki adalah sebagai berikut:
1. Guru kurang jelas dalam hal menjelaskan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model Make a Match.
2. Guru telalu cepat dalam menjelaskan materi.
3. Guru kurang menguasai kelas saat model pembelajaran berlangsung .
4. Guru kurang menarik perhatian peserta didik dalam menjelaskan
model Make a Match berlangsung.
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap siklus II ini peneliti menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah diperbaiki pada refleksi yang berdasarkan pada
siklus I. Karena hasil siklus I belum maksimal dan ketuntasan belajar
54
peserta didik belum sepenuhnya tercapai. Maka pada siklus II ini peneliti
memperbaiki hasil refleksi siklus I untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran karena refleksi pada siklus I ini dijadikan sebagai
masukkan agar pada siklus II hasil belajar dapat tercapai secara
maksimal.
Pada tahap ini pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil refleksi
siklus I, adapun perbaikan pada siklus II ini adalah sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran secara lebih rinci.
2. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih dapat
memahami materi pembelajaran
3. Guru mengawasi setiap kegiatan pada saat kelompok diskusi
berlangsung.
4. Guru memberikan penghargaan kepada setiap peserta didik yang bisa
mencocokan kartu masing-masing
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Setelah dilakukan perencanaan dan persiapan yang matang,
kemudian barulah peneliti menerapkan skenario pembelajaran yang telah
disusun dalam RPP yang berisi kegiatan pendahuluan (awal), kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Dalam siklus I ini, pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model Make a Match, dimulai dari kegiatan
pendahuluan (awal), kegiatan inti, dan yang terakhir adalah kegiatan
penutup.
55
1. Kegiatan Pendahuluan (awal)
Pada tahap ini, terlebih dahulu peneliti masuk ke dalam ruang
kelas tepat pukul 10.00 WIB. Peneliti memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mempersiapkan diri sebelum dilaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match.
Tepat pukul 10.05 WIB peneliti memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam, memimpin peserta didik untuk berdoa,
mengecek kehadiran peserta didik, menyiapkan topik pembelajaran.
Hal ini, dilakukan peneliti agar peserta didik termotivasi dan
bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran agar terlibat aktif
dalam pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
guru menjelaskan materi akuntansi sebagai sistem akuntansi. Guru
menjelaskan tentang pengertian akuntansi, perkembangan akuntansi,
dan sistem informasi akuntansi. Kemudia guru membagi peserta didik
dalam beberapa kelompok. Selanjutnya peserta didik diberikan
kesempatan untuk berdiskusi bersama kelompok.
Guru bertanya kepada pesrta didik untuk menguji daya serap
peserta didik terhadap materi yang sudah dipelajari. Peserta didik
mulai memainkan pembelajaran dengan model Make a Match.
56
3. Kegiatan Penutup
Setelah kegiatan inti dilaksanakan maka kegiatan selanjutnya
adalah kegiatan penutup. Pada kegiatan ini guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi pembelajaran, peneliti memberikan (post test)
berupa soal pilihan ganda, peserta didik menjawab soal test. Peneliti
melakukan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar peserta didik
dengan melakukan tanya jawab, untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran. Untuk mengakhiri pembelajaran peneliti memberikan
motivasi untuk lebih giat belajar dan mengucapkan salam.
c. Observasi
Selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make
a Match, dengan bantuan dua orang observer yaitu guru kelas XI-IS 2
dan teman sejawat peneliti, mengobservasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menggunakan pada lembar format observasi (format terlampir)
yang telah dibuat dan di kembangkan pada kegiatan perencanaan
sebelumnya.
a) Data Situasi Belajar Mengajar
Data situasi mengajar (aktivitas guru dan peserta didik)
merupakan data tentang situasi dan aktivitas pembelajaran di kelas saat
penelitian tindakan kelas dilakukan. Data aktivitas guru dan peserta didik
diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh 2 observer yakni 2
orang yaitu guru (pengamat 1) dan mahasiswa (pengamat 2) dapat dilihat
pada tabel berikut:
57
Tabel 10 Kisi-kisi Observasi
Lembar Pengamatan aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran Siklus II
Berilah tanda contreng (✓)
No Aktivitas yang diamati P-1 P-2 R Kategori 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memberikan Informasi tujuan pembelajaran
✓ ✓ 3,5 Baik
2. Memberikan informasi/menjelaskan tentang materi pengertian akutansi
✓ ✓ 4 Sangat baik
3.
Membantu peserta didik untuk memecahkan masalah yang masih kurang jelas terkait dengan materi yang dijelaskan oleh guru
✓ ✓ 3,5 Baik
4.
Memberikan kesempatan bagi pesrta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami
✓ ✓ 3,5 Baik
5. Membagi peserta didik kedalam sebuah kelompok
✓ ✓ 4 Sangat baik
6. Membahas materi bersama kelompoknya
✓ ✓ 3,5 Baik
7. Mengamati kegiatan peserta didik saat menegarjakan tugas kelompok
✓ ✓ 3,5 Baik
8. Guru dan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran
✓ ✓ 3,5 Baik
Jumlah 29 30 29 Cukup Baik Keterangan: 1,0-1,9 = Sangat Tidak Baik
2,0-2,9 = Cukup Baik
3,0-3,9 = Baik,
4,0 = Sangat Baik
R = Rata-rata
Dari hasil diatas dapat diketahui aktivitas guru dalam proses
pembelajaran Ekonomi dengan presentase sebagai berikut:
58
Persentase = x 100 = 90,62%
Tabel 11
Kisi-Kisi Observasi
Data Pengamatan Aktivitas Peserta didik Dalam KBM
Siklus II
No. Kode Peserta
Didik Skor Aktivitas
Rata-rata P-1 P-2
1 RE 48 48 48 2 RH 49 49 49 3 RV 45 49 47 4 HA 46 52 49 5 DP 45 49 47 6 AS 51 49 50 7 SM 47 47 47 8 HI 48 52 50 9 NA 48 48 48 10 UA 41 41 41 11 SWS 51 57 54 12 IJR 42 42 42 13 KA 48 48 48 14 AH 48 54 51 15 OAS 46 48 47 16 KDA 46 46 46 17 AA 42 42 42 18 DS 45 47 46 19 EE 49 47 48 20 BAH 46 48 47 21 MS 48 54 51 22 NO 52 54 53 23 MH 46 48 47 24 JR 49 51 50 25 JM 47 51 49 26 NB 45 51 48 27 DHA 51 51 51
59
No. Kode Peserta
Didik Skor Aktivitas
Rata-rata P-1 P-2
28 EM 45 47 46 29 RJ 46 48 47 30 DPN 47 45 46 31 SSA 45 45 45 32 YI 47 47 47 33 ASA 52 52 52 34 MW 46 52 49 35 PR 47 47 47 36 RJS 47 47 47
Total Skor 1722 Total Skor (%) 91,66%
Dari hasil di atas dapat diketahui aktivitas peserta didik dalam
proses pembelajaran Ekonomi dengan persentase sebagai berikut:
Persentase = x 100% = 91,66%
b) Data Hasil Belajar Siklus II
Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes setelah selesai
dilakukannya tindakan pada siklus I (post test). Hasil belajar yang
diperoleh peserta didik pada tes akhir (post test) ini dari 36 peserta didik
yang memperoleh nilai KKM 7,9 keatas adalah 34 orang (94, 44%),
sedangkan yang memperoleh nilai dibawah 7,9 adalah 2 orang (5, 56%)
dengan rata-rata 84, 44 dan ketuntasan klasikal hasil belajar adalah 94,
44%. Berikut data hasil belajar peserta didik pada siklus II dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
60
Tabel 12 Perolehan Evaluasi Peserta Didik Pada Tes Akhir (Post Test) Siklus II
No. Kode Peserta
Didik
Nilai Pre
Test Meningkat
Nilai Post
Test KKM Kategori
1 RE 45 Meningkat 45 90 7,9 Tuntas
2 RH 30 Meningkat 55 85 7,9 Tuntas
3 RV 40 Meningkat 45 85 7,9 Tuntas
4 HA 35 Meningkat 40 75 7,9 Tidak Tuntas
5 DP 25 Meningkat 55 80 7,9 Tuntas
6 AS 75 Meningkat 15 90 7,9 Tuntas
7 SM 75 Meningkat 10 95 7,9 Tuntas
8 HI 80 Meningkat 5 85 7,9 Tuntas
9 NA 45 Meningkat 40 85 7,9 Tuntas
10 UA 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas
11 SWS 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas
12 IJR 85 Meningkat 5 90 7,9 Tuntas
13 KA 45 Meningkat 35 80 7,9 Tuntas
14 AH 50 Meningkat 30 80 7,9 Tuntas
15 OAS 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas
16 KDA 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas
17 AA 80 T. Meningkat 80 7,9 Tuntas
18 DS 80 Meningkat 10 90 7,9 Tuntas
19 EE 80 Meningkat 10 90 7,9 Tuntas
20 BAH 80 Meningkat 10 90 7,9 Tuntas
21 MS 85 T. Meningkat 85 7,9 Tuntas
22 NO 85 T. Meningkat 85 7,9 Tuntas
23 MH 50 Meningkat 30 80 7,9 Tuntas
24 JR 40 Meningkat 40 80 7,9 Tuntas
25 JM 60 Meningkat 20 80 7,9 Tuntas
26 NB 50 Meningkat 35 85 7,9 Tuntas
27 DHA 80 Meningkat 5 85 7,9 Tuntas
61
No. Kode Peserta
Didik
Nilai Pre
Test Meningkat
Nilai Post
Test KKM Kategori
28 EM 70 Meningkat 20 90 7,9 Tuntas
29 RJ 35 Meningkat 40 75 7,9 Tidak Tuntas
30 DPN 35 Meningkat 45 85 7,9 Tuntas
31 SSA 30 Meningkat 50 80 7,9 Tuntas
32 YI 40 Meningkat 45 85 7,9 Tuntas
33 ASA 40 Meningkat 50 90 7,9 Tuntas
34 MW 30 Meningkat 50 80 7,9 Tuntas
35 PR 40 Meningkat 30 85 7,9 Tuntas
36 RJS 30 Meningkat 60 90 7,9 Tuntas
Jumlah 1920 3030
Rata-rata 53,33 84,44
Ketuntasan 27,27% 94,44
M (Rata-rata) = ퟑퟎퟑퟎퟑퟔ
= 84, 44
Persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal.
TB = ∑ X 100%
= X 100%
= 94, 44%
1) Indikator keberhasilan aktivitas peserta didik
Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan persentase 91,66
% sementara dengan indikator ketuntasan aktivitas belajar total skor
minimal 15 dan skor maksimal 60 dimana pada siklus II diperoleh
skor aktivitas peserta didik adalah 85% diatas skor minimal. Aktivitas
62
peserta didik dikatakan meningkat apabila skor total mencapai ≥ 45.
Berdasarkan uraian tersebut maka aktivitas peserta didik tidak perlu
dilanjutkan pada siklus selanjutnya,
2) Indikator ketuntasan hasil belajar
a) Dari 36 peserta didik, ada 10 peserta didik yang memperoleh skor
90-100.
b) Dari 36 peserta didik, ada 24 peserta didik yang memperoleh skor
80-89.
c) Dari 36 peserta didik, ada 2 peserta didik yang memperoleh skor
70-79.
Berdasarkan hasil perolehan skor dari peserta didik terlihat hasil
belajar peserta didik kelas XI IS-2 MAN Model Palangka Raya yang
mendapat nilai ketuntasan individual ≥ 7,9 berjumlah 34 orang
sedangkan yang belum tuntas berjumlah 2 orang peserta didik.
Ketuntasan hasil belajar secara klasikal diperoleh 94,44% karena sudah
memenuhi syarat ketuntasan klasikal yaitu 85% maka tidak perlu
dilanjutkan kesiklus selanjutnya (siklus III).
c. Data Refleksi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II telah dilakukan secara maksimal
dengan menerapkan model Make a Match telah diterapkan pada peserta
didik dalam proses pembelajaran, hal ini ditandai oleh:
63
1. Hampir semua peserta didik dapat menguasai materi yang diajarkan,
antusias, keaktifan, kesiapan dalam mengikuti pembelajaran semakin
meningkat.
2. Hampir semua peserta didik mendapatkan nilai diatas KKM yang
telah ditentukan oleh sekolah, meskipun ada dua orang peserta didik
yang masih belum tuntas.
3. Terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik ini terbukti dari
hasil pre tes tindakan pembelajaran konvesional sebesar 27,27% (10
orang) yang mencapai nilai diatas KKM, siklus I sebesar 77,77 (28
orang) mencapai nilai diatas KKM, dan siklus II sebesar 94,44 (33
orang) peserta didik yang diatas nilai KKM.
B. Pengujian Hipotesis Tindakan
1. Aktivitas Peserta Didik
Hipotesis tindakan berdasarkan pada siklus I dan siklus II, apakah
ada peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Ekonomi kelas
XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya dengan menggunakan model
pembelajaran Make a Match, akan diuraikan pada tabel berikut ini:
Tabel 13 Hasil Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Siklus I dan II
Siklus Skor Total Skor Total (%) Siklus I 1632 72,22% Siklus II 1722 91,66%
Tabel diatas menunjukkan peningkatan aktivitas belajar yang
signifikan dari siklus I dan siklus II dan terdapat peningkatan 19,44% pada
64
aktivitas peserta didik, dengan demikian ada peningkatan aktivitas belajar
Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match pada
peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya.
Gambar 2 Perbandingan Aktivitas Belajar Peserta Didik
2. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar berdasarkan pelaksanaan pada siklus I dan
siklus II, apakah ada peningkatan hasil belajar belajar Ekonomi pada peserta
didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya dengan menggunakan
model pembelajaran Make a Match, akan diuraikan pada tabel berikut ini:
Tabel 14 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan II
Siklus Pre Test Post Test Siklus I 27,27% 77,77% Siklus II 27,27% 94,44%
Aktivitas Siklus I dan II0
50
100
Siklus I Siklus II
Siklus I Siklus II
Aktivitas Siklus I dan II 72.22 91.66
Aktivitas Siklus I dan II
65
Gambar 3 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Tiap Siklus
C. Pembahasan dan Hasil Penelitian
Pada tahap awal disaat observasi sebelum menerapkan siklus I dan
siklus II dengan menggunakan Model Make a Match tingkat hasil belajar
peserta didik masih rendah. Namun ketika diterapkannya pada siklus I aktivitas
belajar peserta didik dari 36 peserta didik yang hadir rata-rata hasil pengamatan
aktivitas yaitu 72,22% dan siklus II dari 30 peserta didik yang hadir rata-rata
hasil pengamatan aktivitas meningkat menjadi 91,66% terdapat peningktkan
19,44%, dan hasil belajar peserta didik yang perhitungannya didapat dari
penilaian hasil post test peserta didik pada siklus I dengan hasil persentase
77,77% dan pada siklus II meningkat menjadi 94,44% yang terdapat
peningkatkan 16,67% dari kedua siklus tersebut.
27.27 27.27
77,77
94.44
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II
Pre test Post test
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Ekonomi
dengan menerapkan model Make a Match pada kelas XI-IS 2 MAN Model
Palangka Raya. Pada siklus I aktivitas peserta didik diperoleh 72,22,
sedangkan pada siklus II diperoleh 91,66. Dimana peserta didik lebih aktif
dan lebih berpatisipasi dalam proses pembelajaran pada siklus II, sehingga
peserta didik mampu mengemukakan pendapatnya secara lisan maupun
tulisan.
2. Ada peningkatan hasil belajar Ekonomi setelah menerapkan model Make a
Match pada peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka Raya. Pada
siklus I dapat diketahui perolehan hasil persentase pre-test terdapat peserta
didik yang tuntas 27,27% (10 orang) dan peserta didik yang tidak tuntas
72,73% (26 orang) dengan nilai rata-rata yaitu 53,33. Adapun perolehan
hasil pada siklus I jumlah persentase hasil belajar peserta didik adalah
77,77% dan pada siklus II jumlah persentasenya menjadi 94,44%. Ini dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan belajar dengan menggunakan model
Make a Match pada peserta didik kelas XI-IS 2 MAN Model Palangka
Raya.
69
67
B. Rekomendasi
Adapun untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi peserta didik, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala Sekolah, yaitu dapat dijadikan sebagai acuan dalam
memberikan informasi terkait dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi
peserta didik.
2. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan agar guru lebih memahami manfaat
model pembelajaran sehingga dapat dijadikan motivasi dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi Peneliti selanjutnya agar bisa memilih dan menerapkan model-model
pembelajaran yang lain sehingga bisa digunakan dalam proses pembelajaran
agar dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik.
68
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sudijono. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Surabaya: Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rikena Cipta Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta Aksara
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Eveline Siregar dan Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: penerbit Ghalia Indonesia.
Febryani Rofiqoh. (2010) “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ISSN 1884. diunduh pkl 08.30 tgl 17/03/2015
Hasibuan & Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ibrahim, R & Nana Syaodih. (2010). Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Isjoni. (2011). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Khotib. (2014). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Menggunakan Media Video pembelajaran pada SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya, Palamgka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Lif Khoiru dan Sofan Amri. (2010). Strategi pembelajaran, Bandung: Bumi Aksara
Mahmud. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia
Maufur Fauzi Hasan. (2009). Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikan, Semarang: Sindur Pres
69
Mikra. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jlj ISSN 2338-3240. diunduh pkl. 21.45 tgl 09/03/2015
Muhammad Farozin dan Kartika Nur Ftiya. (2005). Pemahaman Tingkah Laku, Jakarta: PT Rineka Cipta
Nana, Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya
Ngalimun, dkk. (2013). Strategi dan Model Pembelajaran Berbasis PAIKEM, Banjarmasin: Pustaka Banua
Omar Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Shaffat, Indri. (2009). Optimized Learning Strategy, Jakarta: Prestasi Pustaka
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Sudjana. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algasindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfa Beta
Sunhaji. (2009). Strategi Pembelajaran Konsep dasar, Metode, dan Aplikasi
Dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta: PT Raja Grafindo
Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta
Tim. 2014). Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah
Wardani, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka
Wasty, Soemanto. (2006). Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta