22
STEP 1 PPV : perdarahan pervaginam, yaitu cairan yang keluar dari vagina melebihi 500ml Lokea purulenta : - cairan/sekret/darah yang keluar setelah partus karena mengecilnya uterus ,Terjadi karena infeksi berbau busuk - Lokea : lapisan desi dua basalis yang dilepaskan dari dinding uterus STEP 2 1. Mengapa pasien mengeluh demam serta perdarahan dari jalan lahir sejak 5hari yang lalu ? 2. Apa saja kelainan pada masa nifas yang berhubungan dengan skenario ? 3. Apa tindakan awal yang dilakukan dokter untuk menghentikan perdarahan ? 4. Apa yang dimaksud masa nifas dan bagaiman fisiologinya ? 5. Apa hubungan gejala dengan pasien melahirkan ditolong dukun beranak ? 6. Mengapa dokter memberikan obat parasetamol & menyarankan banyak minum ? 7. Kenapa setelah dirawat 2hari pasien kembali demam ? 8. Mengapa pada PPV ditemuka cairan berwarna merah kuning keruh serta berbau ? 9. Apa terapi yang diberikan dokter sesuai dengan diagnosis pasien ? 10. Apa px. Laboratorium yang bisa disarankan ? 11. Interpretasi dari px. VT ginekologis ? 12. Interpretasi dari TTV ? 13. Apa saja jenis-jenis lokea ? 14. Interpretasi px. Abdomen, KU ? 15. Apa hubungan usia, P6A0 dengan keluhan ? 16. DDs (etiologi,klasifikasi,gejala klinis, patofisiologi, px. Penunjang, komplikasi, prinsip penatalaksanaan, tanda-tanda kegawatan) ! STEP 3

Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

STEP 1

PPV : perdarahan pervaginam, yaitu cairan yang keluar dari vagina melebihi 500mlLokea purulenta :- cairan/sekret/darah yang keluar setelah partus karena mengecilnya uterus ,Terjadi karena infeksi berbau busuk- Lokea : lapisan desi dua basalis yang dilepaskan dari dinding uterus

STEP 2

1. Mengapa pasien mengeluh demam serta perdarahan dari jalan lahir sejak 5hari yang lalu ?

2. Apa saja kelainan pada masa nifas yang berhubungan dengan skenario ?3. Apa tindakan awal yang dilakukan dokter untuk menghentikan perdarahan ?4. Apa yang dimaksud masa nifas dan bagaiman fisiologinya ?5. Apa hubungan gejala dengan pasien melahirkan ditolong dukun beranak ?6. Mengapa dokter memberikan obat parasetamol & menyarankan banyak minum ?7. Kenapa setelah dirawat 2hari pasien kembali demam ?8. Mengapa pada PPV ditemuka cairan berwarna merah kuning keruh serta berbau ?9. Apa terapi yang diberikan dokter sesuai dengan diagnosis pasien ?10. Apa px. Laboratorium yang bisa disarankan ?11. Interpretasi dari px. VT ginekologis ?12. Interpretasi dari TTV ?13. Apa saja jenis-jenis lokea ?14. Interpretasi px. Abdomen, KU ?15. Apa hubungan usia, P6A0 dengan keluhan ?16. DDs (etiologi,klasifikasi,gejala klinis, patofisiologi, px. Penunjang, komplikasi,

prinsip penatalaksanaan, tanda-tanda kegawatan) !

STEP 3

1. Apa yang dimaksud masa nifas dan bagaimana fisiologinya ?

Page 2: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal Oleh Bahiyatun, S.Pd, S.Si.T

Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah persalinan. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4-6 minggu. Menurut konvensi, masa nifas berlangsung selama enam minggu dari sejak hari melahirkan. Selama waktu tersebut perubahan-perubahan fisiologik dan morfologik yang terjadi selama kehamilan kembali ke keadaan tidak hamil.- Perubahan fisiologik dan anatomik

Perubahan-perubahan endokrinologik yang terjadi selama kehamilan pulih kembali dengan cepat. Beberapa jam setelah plasenta keluar, kadar hormon-hormon plasenta, hPL dan hCG turun dengan cepat. Dalam 2 hari, hPL sudah tidak terdeteksi dalam serum dan pada hari ke 10 setelah melahirkan, hCG sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesteron dalam serum menurun dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas dan mencapai kadar tidak hamil sebelum hari ke 7 melahirkan. Kadar ini tetap demikian jika wanita menyusui bayinya; jika tidak, estradiol akan mulai meningkat, yang menunjukkan pertumbuhan folikular. Di antara wanita menyusui, kadar prolaktin meningkat setelah bayi menyusu.

- Perubahan morfologik dalam traktus genitaliaPerineum dan vagina. Setelah melahirkan perineum mengalami kerusakan atau

utuh. Kerusakan ini dapat diperbaiki, tetapi edema jaringan yang terjadi mungkin menetap samap beberapa hari. Dinding vagina bengkak, kebiruan dan menonjol. Tonusnya cepat pulih kembali meskipun masih fragil samapi satu atau dua minggu.

Uterus. Uterus mengalami perubahan paling besar. Pada akhir persalinan kala tiga, ukuran uterus kira-kira sebesar uterus pada kehamilan 20 minggu dan beratnya 1000 gr. Ukuran ini cepat mengecil dan pada akhir minggu pertama masa nifas beratnya kira-kira

Page 3: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

500 gr. Involusi ini dapat diperlihatkan oleh fakta bahwa pada pemeriksaan abdomen besar uterus berkurang satu lebar jari tangansetiap hari hingga pada harike 12 uterus tidak teraba lagi pada pemeriksan abdomen. Setelah itu involusi berlangsung lebih lambat, tetapi pada akhir minggu ke 6 masa nifas ukurannya sedikit lebih besar daripada sebelum hamil.Bersamaan dengan involusi uterus, tempat plasenta juga menjadi lebih kecil. Tempat ini cepat tertutup oleh anyaman fibrin setelah melahirkan dan terjadi trombosis di dalam pembuluh-pembuluh darah yang memberikan suplai kepadanya. Di bawah tempat plasenta ini, terbentuk barier oleh makrofag, limfosit dan polimorf yang juga meluas ke seluruh rongga endometrium. Dalam 10 hari tempat plasenta mengecil hingga berdiamter 2,5 cm dan sudah tumbuh lapisan epitelium baru, yang juga menutupi sisa rongga uterus. Jaringan superficial dinding uterus dan tempat plasenta terus menerus terlepas selama 6 minggu, yang menjadi bagian dalam lokia.

Istilah lokia digunakan untuk discharge yang keluar dari traktus genitalis setelah melahirkan. Selama 3-4 hari lokia ini terdiri dari darah dan sisa-sisa jaringan trofoblast, terutama dari tempat plasenta. Sifat lokia berubah ketika trombosis pembuluh darah di tempat itu mengalami organisasi. Warnanya menjadi coklat kemerahan dari hari ke 3 sampai ke 12, tetapi setelah itu, ketika kebanyakan rongga endometrium telah tertutup oleh epitelium, lokia menjadi berwarna kuning. Kadang-kadang trombi pada ujung pembuluh darah pecah dan mengeluarkan darah sehingga lokia kembali menjaddi merah selama beberapa hari lagi.

Liewellyn-Jones, Derek. 2002. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Penerbit Hipokrates.

Page 4: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13
Page 5: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13
Page 6: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Obstetri Williams

2. Apa hubungan usia, P6A0 dengan keluhan ?Usia : menurut WHO usia resiko kehamilan <20th alat2 repro belum matang & >35th organ repro mulai melemah, normalnya org setelah melahirkan kontraksi uterus untuk menghentikan perdarah, pasien 40th resiko kelemahan kontraksi uterus & hamil 6kali juga berpengaruh terhadap otot uterus.

3. Mengapa pasien mengeluh demam serta perdarahan dari jalan lahir sejak 5hari yang lalu ?

Page 7: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13
Page 8: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13
Page 9: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

- Demam:Cara terjadi infx.:

1. Tangan pemeriksa atau penolong yg tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus.

2. Droplet infecton3. Dalam rumah sakit selalu banyak kuman2 patogen4. Koitus pd akhir kehamilan tdk merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila

mengakibatkan pecahnya ketuban.5. Infeksi intrapartum

- Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :1. Streptococcus haemoliticus anaerobic

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).

1. Staphylococcus aureusMasuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.

1. Escherichia ColiSering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius

Page 10: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

1. Clostridium WelchiiKuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.(Tietjen, L; Bossemeyer, D, & McIntosh, N, 2004).

Ilmu Kebidanan. Sarwono

4. Apa saja kelainan pada masa nifas yang berhubungan dengan skenario ?Ada empat masalah yang mungkin timbul selama masa nifas, yaitu :1. Perdarahan postpartum2. Infeksi nifas3. Tromboembolisme4. Depresi postpartum

Page 11: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

1. Perdarahan postpartum Perdarahan postpartum yaitu perdarahan pervaginam >500 ml, yang dapat terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan yang disebut sebagai perdarahan postpartum primer atau pada masa nifas setelah 24 jam yang disebut sebagai perdarahan postpartum sekunder.

Perdarahan postpartum primerPerawatan osbtetrik yang lebih baik dan penggunaan obat oksitosik secara tepat setelah melahirkan telah mengurangi insidens dan beratnya perdarahan postpartum primer menjadi <4%.Etiologi

Pada persalinan normal setelah melahirkan bayi, terjadi kehilangan darah sebanyak 200-400 ml sebelum retraksi miometrium dan dilengkapi dengan kontraksi uterus kuat yang menyebabkan pemendekan dan penyempitan pembuluh darah uterus dan retraksi jaringan plasenta. Perubahan-perubahan ini mencegah kehilangan darah lebih lanjut.

Jika uterus tidak berkontraksi secara efektif (atonia uteri) atau jika sisa plasenta mencegah retraksi tempat plasenta secara baik, perdarahan dapat terjadi (uterus yang mengkerut dan kosong tidak berdarah). Dua penyebab ini bertanggung jawab atas 80% kasus PPP.

Dalam 20% kasus penyebabnya adalah laserasi traktus genitalis, biasanya vagina atau serviks, tetapi jarang juga terjadi karena ruptur uterus.

Dalam beberapa hal, PPP terjadi karena gangguan pembekuan darah, misalnya setelah abruptio plasenta.

Perdarahan postpartum primer lebih mungkin terjadi setelah persalinan lama, distensi uterus yang berlebihan (kehamilan multipel atau polihidramnion), perdarahan antepartum, dan anestesi umum yang dalam. Dalam kasus ini, perlu dilakukan tindakan mencegah PPP, baik dengan oksitosik profilaksis setelah melahirkan atau kala ketiga dikelola secara tradisional, dan dihindari pendorongan fundus.Diagnosis

Diagnosis biasanya jelas, terjadi kehilangan darah yang banyak sebelum plasenta lahir (perarahan kala ketiga) atau pengeluaran plasenta. Setelah plasenta lahir, darah dapat membeku di dalam uterus dan tidak keluar sehingga fundus naik di dalam abdomen dan jika kontraksi ‘dirangsang’, uterus berkontraksi dan bekuan darah terdorong ke luar. Perdarahan cenderung intermiten, karena uterus berkontraksi secara periodik.PenatalaksanaanPPP harus ditangani dengan cepat dan efisien, karena merupakan penyebab kematian ibu. Penatalaksanannya berbeda-beda bergantung apakah plasenta masih di dalam uterus atau telah keluar.

Perdarahan kala ketiga (plasenta di dalam uterus)Terdapat dua tingkatan :

- Kontraksi dirangsang dan dilakukan tekanan fundus dikombinasi dengan penarikan tali pusat secara terkendali untuk melahirkan plasenta. Jika perdarahan terus berlanjut

Page 12: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

meskipun uterus sudah berkontraksi, harus dilakukan inspeksi vagina bawah untuk melihat apakah terdapat kerusakan.

- Jika plasenta tidak dapat dilahirkan atau ketika keluar dengan inspeksi ternyata tidak komplit, harus dilakukan eksplorasi rongga uterus. Kecuali jika pasien sudah menadpat anestesi epidural, berikan anestesi umum dan lakukan pengeluaran plasenta secara manual dengan memasukkan tangan bersarung ke dalam rongga uterus dan mengatur kerjanya dengan tangan lain yang ditempatkan di fundus. Arah tali pusat diikuti sampai pada tempat insersinya dan cari tepi plasenta bawah. Dengan telapak tangan yang berada dalam uterus menghadap rongga uterus, dokter memisahkan plasenta dari perlengkatannya dengan gerakan menggergaji. Ketika plasenta keluardengan lengkap, bagian rongga uterus lainnya dieksplorasi untuk mencari sisa plasenta dan kerusakan yang lain. Plasenta yang lengkap ini dipegang dengan tangan di dalam uterus dan membran dikeluarkan dari jalan lahir, sementara tangan yang ada diluar melakukan masase fundus. Plasenta diinspeksi secara cermat untuk memastikan kelengkapannya. Lalu disuntikkan ergometrin 0,5 mg secara intravena dan 0,5 diberikan intramuskular.

Perdarahan postpartum sejati (plasenta sudah keluar)Meliputi beberapa tahapan :

- Periksa plasenta untuk menentukan apakah telah keluar lengkap- Lakukan masase uetrus dengan pergerakan memutar lambat- Pasang infus larutan Hartman dan berikan ergometrin atau Sintosinon 0,25 mg IV

dengan infus kontinu (10 IU dalam 500 ml larutan Hartman). Alternatif lain adalah menggunakan PGF2a disebut Haemabate.

- Berikan darah jika terjadi kehilangan >1000 ml.- Periksa sampel darah untuk mengetahui defek koagulasi dan obati jika ada- Jika perdarahan berlanjut meskipun kontraksi uterus kuat dengan induksi oksitosin,

lakukan inspeksi untuk mengetahui laserasi traktus genitalis- Jika perdarahan menetap, dicoba kompres uterus dengan cara manual. Tindakan ini

akan menyakitkan pasien dan melelahkan dokter.- Jika perdarahan masih berlanjut, dapat dilakukan ligasi arteri iliaca iterna atau

histerektomi.

Perdarahan postpartum sekunderPenyebab perdarahan postpartum yang paling umum adalah :

- Epitelisasi yang buruk pada tempat plasenta (80% kasus)- Fragmen plasenta dan/bekuan darah yang tertahan di dalam uterus.

Scan uterus dengan USG akan dapat mengenali jaringan plasenta atau bekuan darah. Uterus mungkin sangat besar dan nyeri tekan dan seviks terbuka. Pengobatan awal dalah membrikan ergotamin 0,5 mg intramuskular, diulangi jika perlu dan berikan antibiotika untuk mengontrol infeksi yang ada. Kuretase hanya diperlukan jika didapati jaringan plasenta atau bekuan darah dan scanning USG atau jika perdarahan menetap meskipun telah diberikan oksitosin.

2. Infeksi masa nifas

Page 13: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Infeksi masa nifas (pireksi nifas) didefinisikan sebagai kenaikan suhu tubuh sampai 38° C atau lebih, yang berlangsung selama 24 jam atau kambuh kembali sejak akhir hari 1 sampai akhir hari ke 10 setalah melahirkan atau abortus. Dalam beberapa tahun belakangan ini, karena perawatan kebidanan yang lebih baik, higiene dan pengontrolan infeksi di dalam rumah sakit yang lebih baik, insidens pireksi nifas turun menjadi 1-3% dari semua kelahiran atau abortus.Tempat dan penyebaran infeksiKebanyakan kasus infeksi masa nifas yang timbul pada traktus genitalis berasal dari infeksi ascendens dari vagina atau serviks yang menginfeksi tempat plasenta. Penyebaran dari sini adalah ke parametrium atau melalui rongga uterus menuju ke tuba fallopi dan pada beberapa kasus menimbulkan peritonitis pelvik.Keparahan insidensinya tergantung pada virulensi agen infeksi dan respon imun pasien.DiagnosisSetiap wanita yang mengalami pireksi nifas harus diselidiki dan mungkin perlu diisolasi. Dilakukan pemeriksaan payudara untuk mengetahui tanda-tanda mastitis dan diperiksa spesimen urin porsi tengah untuk menyingkirkan infeksi saluran kemih. Pemeriksaan abdomen dapat memperlihatkan uterus yang sangat besar dan nyeri tekan. Dilakukan inspeksi pada traktus genitalis bawah untuk mencari laserasi, robekan atau luka episiotomi yang terinfeksi. Swab vagina tinggi dibuat untuk pemeriksaan bakteriologik, dan lokia berbau menusuk.TerapiTerapinya adalah memberika antibiotika spektrum luas yang tepat untuk agen penyebab dan metronidazol selama 5 hari. Karena antibiotik yang dipakai bergantung pada institusi dan pengetahuan lokal, harus dilakukan konsultasi dengan petugas pengontrol penyakit infeksi rumah sakit, baik ibu itu berada di rumah sakit atau di rawat oleh dokter umum di rumah.

Liewellyn-Jones, Derek. 2002. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Penerbit Hipokrates

Page 14: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13
Page 15: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Ilmu Kebidanan. Sarwono

Tanda-tanda syok ? apakah nadi 60-80/mnt normal/tdk?5. Apa hubungan gejala dengan pasien melahirkan ditolong dukun beranak ?

- Demam:Cara terjadi infx.:

1. Tangan pemeriksa atau penolong yg tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus.

2. Droplet infecton3. Dalam rumah sakit selalu banyak kuman2 patogen4. Koitus pd akhir kehamilan tdk merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila

mengakibatkan pecahnya ketuban.5. Infeksi intrapartum

- Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :2. Streptococcus haemoliticus anaerobic

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).

2. Staphylococcus aureusMasuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.

2. Escherichia Coli

Page 16: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius

2. Clostridium WelchiiKuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.(Tietjen, L; Bossemeyer, D, & McIntosh, N, 2004).

6. Kenapa setelah dirawat 2hari pasien kembali demam ?Infeksi : reaksi antar antibodi dan dan antigen keluarkan pirogen endogen IL-1 hipotalamus as. Arakidonat PGE hipotalamus demam

Bernafas semakin sering karena adanya proses infeksi, untuk mempercepat fagositosis dan menaikan suhu tubuh

Perbedaan demam infeksi & inflamasi ?Apakah demam disebabkan dehidrasi atau infeksi ?

7. Mengapa pada PPV ditemukan cairan berwarna merah kuning keruh serta berbau ?

LochiaLochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.Macam-macam Lochia:

Lochia Rubra ( Cruenta ): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum.

Lochia Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 post partum. Lochia Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak darah lagi, pada hari ke 7-14 post partum. Lochia Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu. Lochia Purulenta: Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. Lochiastasis: Lochia tidak lancar keluarnya.

( Mochtar, Rustam, 1998 : 116 )

8. Apa terapi yang diberikan dokter sesuai dengan diagnosis pasien ?Awal : resusitasi cairan, demam : paracetamol, AB : berdasarkan px. Lab leukositMetritis ringan(tdk ada syok) : AB oral berhasil baikMetritis Sedang-berat (disertai syok) pasca SC AB spektrum luas I.V membaik 48-72jam, >72jam demam tidak membaik perlu dicari causa lain

9. Interpretasi dari px. VT ginekologis ?Nyeri goyang portio :Nyeri pada uterus :

10. Interpretasi dari TTV ?

Nadi : tacicardiaTD : rendahSuhu : meningkat pasca persalinan

11. Apa saja jenis-jenis lokea ?12. Interpretasi px. Abdomen, KU ?

TFU : normal, konsistensi lembek mengarah ke metritisKU : lemah, pucat bisa karena dehidrasi/syok

Page 17: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

13. Apa px. Laboratorium yang bisa disarankan ?Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan :

1. Pemeriksaan LaboratoriumKadar Hb, Ht, Masa perdarahan dan masa pembekuan

2. Pemeriksaan USGHal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi intrauterin

3. Kultur uterus dan vaginalMenentukan efek samping apakah ada infeksi yang terjadi

4. UrinalisisMemastikan kerusakan kandung kemih

5. Profil KoagulasiMenentukan peningkatan degradasi kadar produk fibrin, penurunan fibrinogen, aktivasi masa tromboplastin dan masa tromboplastin parsialCunningham, dkk . 1995 . Obstetri Williams . Jakarta : EGC

14. Apa tindakan awal yang dilakukan dokter untuk menghentikan perdarahan ?

Page 18: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Page 19: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi

15. Mengapa dokter memberikan obat parasetamol & menyarankan banyak minum ?

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP) . Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas. (Lusiana Darsono 2002) Parasetamol adalah paraaminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993).Parasetamol, mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Tidak seperti Asetosal, Parasetamol tidak mempunyai daya kerja antiradang, dan tidak menimbulkan iritasi dan pendarahan lambung. Sebagai obat antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal, Salsilamid maupun Parasetamol.Farmakokinetik Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 % dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi melalui urin dalam satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya. Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi substansi nontoksik. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfhidril dari protein hati.(Lusiana Darsono 2002)Farmakodinamik

Page 20: Ulil Lbm 5 Repro Sgd 13

Efek analgesik Parasetamol dan Fenasetin serupa dengan Salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu Parasetamol dan Fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.(Mahar Mardjono 1971) Semua obat analgetik non opioid bekerja melalui penghambatan siklooksigenase. Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase secara berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas. Parasetamol hanya mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan parasetamol hanya menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol tidak mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini menunjukkan bahwa parasetamol menghambat sintesa prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat sintesa prostaglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan fisik. (Aris 2009) Indikasi Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan nyeri sebagai antipiretik dan analgetik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang ringan sampai sedang.(Cranswick 2000) Kontra Indikasi Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitif terhadap obat ini. (Yulida 2009)

16. DDs (etiologi,klasifikasi,gejala klinis, patofisiologi, px. Penunjang, komplikasi, prinsip penatalaksanaan, tanda-tanda kegawatan) !A. INFEKSI POST PARTUM

(METRITIS, VAGINA, SERVIKS)B. PERDARAHAN POST PARTUM (LATE LEBIH DARI 24JAM, KARENA

INFEKSI, PLASENTA RESTAN, INVOLUSI RAHIN TIDAK BAIK)