Upload
zulkarnaim
View
48
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
?
Citation preview
Uji Alkaloid
Sejumlah sampel dilarutkan dalam beberapa tetes asam sulfat 2 N kemudian diuji dengan
tiga peraksi alkaloid yaitu pereaksi Dragendorff, pereaksi Meyer, dan perekasi Wagner. Hasil uji
dinyatakan positif jika adanya endapan putih kekuningan untuk pereaksi Meyer, endapan coklat
untuk Wagner dan endapan merah jingga untuk pereaksi Dragendorff.
Uji Steroid/triterpenoid
Sejumlah sampel dilarutkan dalam 2 ml kloroform dalam tabung rekasi yang kering. Lalu
10 tetes anhidra asetat dan 3 tetes asam sulfat pekat ditambahkan ke dalamnya. Larutan berwarna
merah yang terbentuk untuk pertama kali kemudian berubah menjadi biru dan hijau menunjukan
reaksi positif.
Uji Flavonoid
Sejumlah sampel ditambahkan dengan serbuk magnesium sebanyak 0,1 mg dan 0,40 ml
amil alkohol dan 4 ml alkohol (campuran asam klorida 37% dan etanol 95% dengan volume
yang sama ). Warna merah, kuning, atau jingga yang terbentuk menunjukkan adanya flavonoid.
Uji Saponin (Uji busa)
Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Busa yang stabil selama 30
menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes HCL 2 N menunjukkan adanya saponin.
Uji Fenol hidrokuinon (Pereaksi FeCl3)
Sebanyak 1 gram sampel diekstrak dengan 20 ml etanol 70%. Larutan yang dihasilkan
diambil sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 5%. Warna hijau atau hijau
biru yang terbentuk menunjukkan adanya senyawa fenol dalam bahan.
Uji Molisch
Sebanyak 1 ml larutan sampel diberi 2 tetes peraksi Molish dan 1 ml asam sulfat pekat
melalui dinding tabung. Uji positif yang menunjukkan adanya karbohidrat ditandai terbentuknya
kompleks berwarna ungu diantara 2 lapisan cairan.
Uji Benedict
Larutan sampel sebanyak 8 tetes dimasukkan ke dalam 5 ml pereaksi Benedict.
Campuran dikocok dan dididihkan selama 5 menit. Warna hijau, kuning, atau endapan merah
bata yang terbentuk menunjukkan adanya gula pereduksi.
Uji Biuret
Sebanyak 1 ml larutan sampel ditambahkan 4 ml pereaksi biuret. Campuran dikocok
dengan seksama. Larutan berwarna ungu yang terbentuk menunjukkan hasil uji positif adanya
peptida.
Uji Ninhidrin
Sebanyak 2 ml sampel ditambahkan dengan larutan ninhidrin 0,1%, kemudian
dipanaskan selama 10 menit. Larutan yang berwarna biru menunjukkan hasil positif asam amino.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agent. Prinsip ekstraksi yang
umum digunakan adalah prinsip atau metode maserasi yang lebih praktis dan tidak terlalu
banyak menggunakan alat. Metode ini menggunakan tiga macam pelarut berdasarkan tingkat
kepolarannya, yaitu kloroform (non polar), etil asetat (semi polar) dan metanol (polar) (Nurjanah
et.al 2012). Metode ekstraksi yang digunakan tergantung dari beberapa faktor, antara lain tujuan
ekstraksi, skala ekstraksi, sifat komponen-komponen dan sifat pelarut. Pelarut yang digunakan
harus dapat melarutkan zat yang diinginkan, mempunyai titik didih yang rendah, murah dan
mudah didapat, tidak toksik dan tidak mudah terbakar (Ketaren 1986).
Hasil metode ekstraksi yang diperoleh saat praktikum adalah rendemen ekstraksi bobot
awal sampel kering sebanyak 20 gram. Pelarut metanol pada botol kosong sebanyak 37,4706
gram, pelarut metanol botol kosong dengan sampel 38,8494 gram. Pelarut etil asetat pada botol
kosong sebanyak 37,3645 gram, pelarut etil asetat botol kosong dengan sampel sebanyak
37,7967 gram. Pelarut kloroform pada botol kosong sebanyak 36,4437 gram, pelarut botol
kosong dengan sampel sebanyak 36,7338 gram. Pelaut polar menghasilkan jumlah ekstraksi
yang lebih banyak. Hasil praktikum disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik rendemen hasil ekstraksi dengan tiga pelarut yang berbeda Uji Fitokimia
Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen bioaktif yang terdapat pada suatu
bahan (Tohir 2010). Uji fitokimia itu sendiri terdiri dari uji alkaloid, steroid, flavonoid, saponin,
fenol hidrukuinon, molisch, benedict, ninhidrin dan biuret. Uji fitokimia dilakukan pada
tumbuhan genjer disajikan pada tabel 1 lampiran.
Hasil praktikum yang diperoleh dari uji fitokimia menunjukkan bahwa hasil positif
terdapat pada uji alkaloid dengan pereaksi Wagner, steroid, flavonoid, fenol hidrokuinon kecuali
kloroform, molish dan benedict. Hasil uji negatif atau yang tidak terdeteksi terdapat pada uji
alkaloid dengan pereaksi Dragendorff, Meyer, saponin, dan fenol hidrokuinon pada kloroform.
Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari
segi jumlahnya maupun sebarannya. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan
sebagai senyawa senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuan
dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid
yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat
basa, yan mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Hasil uji alkaloid menunjukkan bahwa
tanaman genjer mengandung senyawa alkaloid dengan menggunakan pereaksi Wagner yang
menghasilkan endapan coklat.
Steroid/Triterpenoid
Adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar
siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa senyawa ini
mempunyai efek fisiologis tertentu. Senyawa ini memiliki beberapa kegunaan bagi tumbuhan
yaitu sebagai pengatur pertumbuhan (seskuitertenoid abisin dan giberelin), karotenoid sebagai
pewarna dan memiliki peran dalam membentu proses fotosintesis. Kegunaannya dalam bidang
farmasi yaitu biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat (Tohir 2010). Hasil
praktikum menunjukkan bahwa tanaman genjer positif mengandung steroid karena terjadi proses
perubahan warna pada uji ini dari warna merah menjadi warna hijau kebiruan. Hasil yang
didapat tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rusydi (2010). Menurut Ruysdi (2010)
genjer tidak mengandung steroid/triterpenoid. Adanya perbedaan hasil yang didapat disebabkan
oleh habitat, umur tanaman dan makanan yang didapat oleh tumbuhan .
Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan
di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru. Dan sebagai zat
warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar flavonoid yang terdapat
pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang
sekali dijumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri
dari flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna
merah, hampir selalu disertai oleh flavon atau flavonol yan tak berwarna. Flavonoid dapat
digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam macam bioakitfitas seperti antiinflamasi,
membantu memaksimalkan fungsi vitamin C, mencegah keropos tulang, sebagai antibiotic,
antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant dan diuretic. Hasil praktikum
menunjukkan bahwa tanaman genjer mengandung senyawa flavonoid ditandai dengan adanya
lapisan amil alkohol pada saat pengujian, namun pada penelitian terhadap tanaman genjer
dengan metode ekstraksi bertingkat senyawa flavonoid hanya di temukan pada ekstraksi pelarut
non polar.
Saponin
Merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula
dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula
(glikon) dan non-gula (aglikon) serta busa. Saponin ini terdiri dari dua kelompok :
Saponintriterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia,
salah satunya terdapat dalam perak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan
sebagai shampoo.Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi. (Tohir
2010). Hasil praktikum menunjukkan bahwa genjer tidak mengandung saponin maka tidak ada
busa yang dihasilkan. Hal ini mengindikasikan bahwa genjer aman untuk dikonsumsi.
Fenol hidrokuinon
Fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama
yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Kuinon adalah senyawa
berwarna dan mempunyai kromofor kasar. Identifikasi hasil positif senyawa ini yaitu adanya
perubahan warna larutan menjadi merah, violet, atau merah-ungu (Harbourne 1987). Hasil
praktikum menunjukkan bahwa ekstrak tanaman genjer dengan pelarut etil asetat dan metanol
menghasilkan warna hijau kebiruan, hal ini mengindikasikan bahwa tanaman genjer
mengandung senyawa fenol. Ekstrak tanaman genjer dengan pelarut kloroform menghasilkan
hasil yang negatif. Artinya pada bahan ini tidak mengandung senyawa fenol. Hasil percobaan
seharusnya menunjukkan positif mengandung fenol , hal ini disebabkan kesalahan yang terjadi
pada saat praktikum karena bahan yang digunakan terlalu sedikit sehingga hasil yang dicapai pun
tidak terlalu akurat.
Molisch dan Benedict
Uji Molisch dan Benedict dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya gula pereduksi.
Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid
dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton (Lehniger 1982). Hasil uji Molish menunjukkan
bahwa tanaman genjer mengandung karbohidrat karena ditandai dengan terbentuknya kompleks
berwarna ungu diantara dua lapisan cairan.
Biuret dan Ninhidrin
Uji biuret dan ninhidrin dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya protein dalam
bahan. Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas da protein menghasilkan warna biru. Reaksi
ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein dan produk hasil
hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin dapat pula dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya
asam amino atau untuk mengetahui adanya pelepasan protein oleh cairan tubuh (Santoso 2008).
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul
urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau
violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam
amino bebas atau dipeptida. . Hasil uji biuret dan ninhidrin menunjukkan bahwa tanaman genjer
positif mengandung protein dengan ditandai terbentuknya warna ungu pada uji biuret dan warna
biru pada uji ninhidrin.