22
Skenario 2 Paru-Paru Basah Bapak L berusia 52 tahun dirawat di ruang paru-paru dengan kondisi dada berbentuk tong dan tachipnoe. Tiga mingu yang lalu sudah berobat ke dokter spesiais paru disarankan untuk menghentikan konsumsi rokok karena beliau perokok berat. Saat ini kondisi tachipnoe dan dipasang Water Seal Drainage dengan system 2 botol pada Inter Costa ke 5 bagian dada kanan. Setelah dilakukan pemasangan WSD keluar, dokter menyarankan agar di fhoto thorax ulang untuk mengevaluasi kondisi paru dan letak selang WSD. Cairan pleura yang kelur transundat serta warna seperti campur darah dan produksi pleura 1000cc dalam waktu 2 jam setelah pemasangan. Nafas mulai bradipnoe dan dokter langsung menyarankan untuk dirawat di ruang Intensive Care Unit untuk perawatan lanjutan. Bapak semakin gelisah dank arena pasien yang disebelahnya baru saja meninggal karena gagal nafas. Step I 1. Tachipnoe 2. Transundat 3. Cairan pleura 4. Bradipnoe 5. Fhoto thorax 6. Ruang Intensive Care Unit 7. Paru-paru berbentuk tong 8. WSD dengan sistim 2 boto 9. Gagal nafas 10. Inter costa

tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Skenario 2

Paru-Paru Basah

Bapak L berusia 52 tahun dirawat di ruang paru-paru dengan kondisi dada berbentuk tong dan tachipnoe. Tiga mingu yang lalu sudah berobat ke dokter spesiais paru disarankan untuk menghentikan konsumsi rokok karena beliau perokok berat. Saat ini kondisi tachipnoe dan dipasang Water Seal Drainage dengan system 2 botol pada Inter Costa ke 5 bagian dada kanan. Setelah dilakukan pemasangan WSD keluar, dokter menyarankan agar di fhoto thorax ulang untuk mengevaluasi kondisi paru dan letak selang WSD. Cairan pleura yang kelur transundat serta warna seperti campur darah dan produksi pleura 1000cc dalam waktu 2 jam setelah pemasangan. Nafas mulai bradipnoe dan dokter langsung menyarankan untuk dirawat di ruang Intensive Care Unit untuk perawatan lanjutan. Bapak semakin gelisah dank arena pasien yang disebelahnya baru saja meninggal karena gagal nafas.

Step I

1. Tachipnoe 2. Transundat3. Cairan pleura4. Bradipnoe5. Fhoto thorax6. Ruang Intensive Care Unit7. Paru-paru berbentuk tong8. WSD dengan sistim 2 boto9. Gagal nafas10. Inter costa

Page 2: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Tachipnoe

Adalah peningkatan frekuensi pernafasan ≥24x/i .

Transundat

Adalah cairan yang di dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai akibat tekanan hidrostatik / turun protein plasma intravascular.

Cairan pleura

Cairan yang ada di dalam rongga paru-paru.

Bradipnue

Penurunan frekuensi pernafasan ≤ 10x/i.

Fhoto thorax

Pemeriksaan diagnostic untuk menilai kelainan pada paru dan digunakan untuk memastikam letak dari WSD.

Ruang Intensive Care Unit

Adalah unit perawatan inap di Rumah Sakit yang memberikan perhatian khusus yang lebih intensive seperti: gangguan pernafasan.

Paru-paru berbentuk Tong

Adalah terjadi akibat adanya pembesaran volume paru karna obstruksi aliran udara.

WSD

Adalah pemasangan selang pada paru yang bertujuan untuk menghisap cairan pleura dan untuk mengatasi hematorak dan pleura.

Gagal nafas

Page 3: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Adalah ketidakmampuan seseorang untuk bernafas disebabkan karna ada gangguan pada saluran pernafasan.

Inter costa

Adalah sela antar tuang iga.

Step II

1. Mengapa seteah 2 jam pemasangan WSD nafas bradipnue?2. Apa yang sebenarnya terjadi pada Bapak L?3. Apa yang menyebabkan paru-paru Bapak L dengan kondisi dada berbentuk tong dan

takipnue?4. Apa hubungan peroko berat dengan kondii kesehatan sekarang?5. Bagaimana cirri-ciri cairan pleura normal?6. Mengapa merokok dapat menyebabkan paru-paru basah?7. Mengapa cairan pleura yang dikeuarkan bercampur darah ?8. Bagaimana hubungan peningkatan cairan pleura dengan takipnue?9. Apakah pemasangan WSD intercosta 5 sebelah kanan atau tergantung penyakitnya?

Step III

1. Karena cairan yang menumpuk sudah dikeluarkan dan menyebabkan bradipnue2. => Efusi pleura karena ada penumpukan cairan di rongga pleura

=>Emfisema karena ada riwayat merokok=>Pneumonia

3. Karena pembesaran volume paru akibat obstruksi aliran udara .4. LO5. Ciri-ciri cairan pleura:

-Bewarna bening-Tidak berbau

6. LO7. Karena ada penurunan dari protein plasma

Page 4: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

8. Jika peningkatan cairan pleura menyebabkan paru susah mengembang sehingga untuk mencukupi nafas terjadilah sesak.

9. Di pasang di sebelah kanan karena penumpukan nya cairan nya berada di sebelah kanan.

Step IV

Efusi Pleura

Definisi

Etiologi

Klasifikasi

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan Diagnostik

Petalaksanaan Medis

Farmakologi

Non Farmakologi

Askep

Page 5: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Step V

1. Mengetahui definisi efusi pleura.2. Mengetahui etiologi efusi pleura.3. Mengetahui klasifikasi efusi pleura.4. Mengetahui patofisiologi efusi pleura.5. Mengetahui manifestasi klinis efusi pleura6. Mengetahui pemeriksaan diagnostic efusi pleura.7. Mengetahui penatalaksaan efusi pleura baik farmakologi maupun non farmakologi.8. Mengetahui askep efusi pleura.

Step VI

1. Definisi Efusi Pleura suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan didalam rongga pleura berupa

transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi dikapiler dan pleura viseralis.( Tembayong, Dr. Jan. 2009. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC)

Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal.( Brunner and suddarth edisi 8 volume 1, 2001)

Efusi pleura adalah kumpulan cairan abnormal pada rongga pleura yang dihasilkan dari produksi cairan yang berlebih atau penurunan penyerapan. (rubins,2012)

Kesimpulan: pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, dimana terdapat penumpukan cairan didalam rongga pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi dikapiler dan pleura viseralis.

2. Etiologi Efusi Pleura: CHF : meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler sistemik atau sirkulasi paru Atelektasis, pengerutan paru : menurunkan tekanan pleura pada rongga pleura sehingga

paru tidak dapat mengembang.

Efusi Pleura dilihat dari jenis cairan yang dihasilkan:a. Transudat: dari pembuluh darah yang bocor ke dalam rongga pleura akibat

peningkatan hidrostatik (spt CHF) atau penurunan tekanan osmotik intravaskuler. Contoh penyebab: gagal jantung, obstruksi vena cava superior, pasca bedah abdomen, dialisis peritoneal.

Page 6: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

b. Eksudat: yang bersifat inflamasi (peradangan). Contoh penyebab: infeksi( pneumonia, TBC, virus, jamur, parasit, abses ), neoplasma, emboli/infark paru, penyakit kolagen (SLE dan rhematoid artritis), penyakit gastrointestinal, trauma (hemothoraks)(Graber, Mark A. 2006. Buku Saku Kedokteran Keluarga. Jakarta: EGC.)

Secara patologis, efusi pleura di sebabkan oleh keadaan-keadaan:

a. Meningkatnya tekanan hidrostatik (misalnya akibat gagal jantung)b. Menurunnya tekanan osmotic koloid plasma (misalnya hipoproteinemia)c. Meningkatnya permeabilitas kapiler (misalnya infeksi bakteri)d. Berkurangnya absorbsi limfatike. Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

3. Klasifikasi berdasarkan lokasi cairan:a. Unilateral :tidak mempunya ikaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya.b. Efusi bilateral : ditemukan pada penyakit-penyakit :

Kegagalan jantung kongestif Sindrom anefrotik Infark paru Lupus eritematosus sistremik Tumor / tuberkolosis

Klasifikasi berdasarkan jenis cairan:

a. Hemotoraks (darah di dalamrongga pleura) biasanyaterjadikarnacerdera di dada Penyabab :

Pecah sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darah ke dalam rongga pleura

Kebocoran aneurisma aorta( daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura

Gangguan pembekuan darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara sempurna

b. Eplema ( nanah di dalam rongga pleura) bias terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura

c. Kilotoraks (cairansepertisusu di dalamrongga dada) disebabkan suatu cedera pada saluran getah bening utama di dada ( duktustorakikus) atau oleh penyumbatan saluran karna adanya tumor.()

Klasifikasi efusi pleura berdasarkan cairan yang terbentuk:

a. Transudat

Page 7: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Merupakan filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh, terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorbsi cairan pleura terganggu yaitu karena ketidakseimbangan tekanan hidrostaltik atau ankotik.

Transudasi menandakan kondisi seperti asites, perikarditis. Penyakit gagal jantung kongestik atau gagal ginjal sehingga terjadi penumpukan cairan.

b. Eksudat

Ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas. Sebagai akibat inflamasi oleh produk bakteri atau humor yang mengenai pleura contohnya TBC, trauma dada, infeksi virus.

Efusi pleura mungkin merupakan komplikasi gagal jantung kongestif. TBC, pneumonia, infeksi paru, sindroma nefrotik, karsinoma bronkogenik, serosis hepatis, embolisme paru, infeksi parasitik. (Suzanue C Smeltezer dan Brenda G. Bare, 2002).

4. Pathway yang disebabkan oleh gagal jantung

Gagal Jantung

Darah yang dialirkan

Peningkatan tekanan hidrostaltik

Hipertensi pembuluh kapiler sistemik

Cairan pada pembuluh darah bocor

Terjadi absorbsi cairan oleh kelerjar limfe

Penumpukan cairan di rongga pleura yang tidak normal

Page 8: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Patofisiologi: Pada gagal jantung kongestif menyebabkan darah yang dialirkan keseluruh tubuh tidak maksimal sehingga terjadi peningkatan tekanan hidrostatik di pembuluh kapiler, kemudian terjadi hipertensi pembuluh kapiler sistemik. Akibatnya cairan pada pembuluh darah bocor dan masuk kedalam pleura dan juga terjadi penurunan absorpsi cairan oleh kelenjar limfe dipleura yang akan menyebabkan penumpukan cairan di rongga pleura yang tidak normal.

Pathway yang disebabkan oleh keganasan(tumor)

Karsinoma/keganasan

Meningkatnya permeabilitas kapiler paru dan menurunnya reabsorbsi oleh visceral

Akumulasi cairan di pleura

Efusi pleura

Gangguan kerja paru seperti ventilasi

5. Manifestasi klinis:Ruang interkosta menonjol (efusi yang berat)Perkusi redup diatas efusi pleuraAdanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas(dispneu)Batuk

Bloody sputum berhubungan dengan pneumoniaNyeri dada

Disebabkan adanya iritasi pleuraPeningkatan suhu tubuh apabila terjadi infeksi

6. Pemeriksaan diagnostic: Biopsy untuk mengetahui keganasan. Jika dengan torakosentesis tidak dapt

ditentukan penyebabnya maka dilakukan biopsy, dengan cara mengambil lapisan pleura sebelah luar untuk dianalisa.

Page 9: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati menghilangnya

sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan

melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.

Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan

tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan

posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak),

berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa

mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).

Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam

(untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa,

amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel

malignan, dan pH.

(Muttaqin, Arif. Asuhan keperwatan dengen klien gangguan pernafasan. Jakarta : salemba medika)

7. Penatalaksaan medis: Tirah baring : menurunkan kebutuhan oksigen. Pleudoresis

Pada efusi karena keganasan diberikan obat tetrasiklin melalui interkostalis untuk melekatkan lapisan kedua pleura dan mencegah terjadinya cairan terakumulasi kembali.

Pemasangan WSD WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada.

1. Indikasi

a. Pneumothoraks karena rupture bleb, luka tusuk tembus

b. Hemothoraks karena robekan pleura, kelebihan anti koagulan, pasca bedah toraks

c. Torakotomi

d. Efusi pleura

e. Empiema karena penyakit paru serius dan kondisi inflamasi

Page 10: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

2. Tujuan Pemasangan

Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura

Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura

Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian

Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada.

3. Tempat pemasangan

Apikal

Letak selang pada interkosta III mid klavikula

Dimasukkan secara antero lateral

Fungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura

Basal

Letak selang pada interkostal V-VI atau interkostal VIII-IX mid aksiller

Fungsi : untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura

4. Jenis WSD

Sistem satu botol

Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan pada pasien dengan simple

pneumotoraks

Sistem dua botol

Pada system ini, botol pertama mengumpulkan cairan/drainase dan botol kedua

adalah botol water seal.

System tiga botol

Sistem tiga botol, botol penghisap control ditambahkan ke system dua botol. System

tiga botol ini paling aman untuk mengatur jumlah penghisapan.

(Smeltzer c Suzanne, Buku Ajar Keperawatan medical Bedah, Brunner and

Suddarth’s, Ed8. Vol.1, Jakarta, EGC, 2002)

8. Askep efusi pleura:

Page 11: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Pengkajian :

1. Biodata

Umur, alamat, pekerjaan

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Nyeri dada, takipnue, sesak nafas, hipoksemia

b. Riwayat penyakit sekarang:

Pasien dengan efusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda-tanda

batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik.

c. Riwayat penyakit dahulu

Pada pasien efusi pleura perlu TBC,gagal jantung.

d. Riwayat penyakit kluarga

3. Pola fungsional Gordon yang terkait :

a. Pola nutrisi dan metabolisme

Biasanya pada efusi pleura keadaan umumnya lemah nutrisi dan metabolik

b. Pola sensori dan kognitif

Akibat dari efusi pleura adalah penekanan pada paru oleh cairan sehingga

menimbulkan nyeri

c. Pola aktivitas dan latihan

Akibat sesak nafas, kebutuhanO2 jaringan akan kurang terpenuhi dan akan cepat

mengalami kelelahan pada aktivitas minimalnya.

d. Istirahat dan tidur

Karena adanya sesak nafas, nyeri dadapeningkatan suhu tubuh akan berpengaruh

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat.

4. Pemeriksaan fisik:

a. Keadaan umum: pasien tampak sesak nafas

b. Tingkat kesadaran: composmentis

c. TTV:

RR: takipnea

N: takikardia

Page 12: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

S: jika ada infeksi bias hipetermia

TD: bisa hipotensia

d. Kepala: mesochepal

e. Mata: konjungtiva anemis

f. Hidung : sesak nafas, cuping hidung

g. Dada : gerakan pernafasan berkurang

h. Pulmo(paru-paru):

Pemeriksaan fisik pada paru-paru:a. inspeksiPasien efusi pleura bentuk hemitorak yang sakit mencembung, kosta mendatar, ruang interkosta melebar, pergerakan pernafasan menurun.b. palpasiPada palpasi ditemukan vokal premitus menurun dan pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit.c. perkusiSuara perkusi yang ditemukan redup sampai pekak bergantung pada jumlah cairannya.d. auskultasiDidapatkan suara nafas menurun sampai menghilang.

5. Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan torak sinarb. Torasentesis c. Biopsy pleurad. GDA

Diagnosa keperawatan:

1. Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara/cairan), gangguan

musculoskeletal, nyeri/ansietas, proses inflamasi.

Dibuktikan oleh adanya: dispneu, takipneu, perubahan kedalaman pernapasan,

penggunaan otot aksesori, gangguan pengembangan dada, sianosis, GDA tidak normal.

Tujuan : pola nafas efektif

Kriteria hasil :

- Menunjukkan pola napas normal/efektif dng GDA normal

Page 13: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

- Bebas sianosis dan tanda gejala hipoksia

Intervensi :

1. Identifikasi etiologi atau factor pencetus

2. Evaluasi fungsi pernapasan (napas cepat, sianosis, perubahan tanda vital)

3. Auskultasi bunyi napas

4. Catat pengembangan dada dan posisi trakea, kaji fremitus.

5. Pertahankan posisi nyaman biasanya peninggian kepala tempat tidur

6. Bila selang dada dipasang :

a. periksa pengontrol penghisap, batas cairan

b. Observasi gelembung udara botol penampung

c. Klem selang pada bagian bawah unit drainase bila terjadi kebocoran

d. Awasi pasang surutnya air penampung

e. Catat karakter/jumlah drainase selang dada.

7. Berikan oksigen melalui kanul/masker

(Muttaqin, Arif. Asuhan keperwatan dengen klien gangguan pernafasan. Jakarta : salemba medika)

2. gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan paru dan atalektasiintervensi:NOC

a. gangguan pertukaran gas akan terkurangi yang dibuktikan dengan status pernapasan yang tidak bermasalah

b. pertukaran gas tidak akan terganggu dibuktikan dengan indicator:- tidak ada dyspnea saat istirahat dan aktivitas- tidak ada kegelisahan , siamosios, dan keletihan

NIC

a. kaji bunyi paru, frekuensi napas kedalaman, usaha bernapasb. pantau saturasi O2 dan oksimeterc. pantau hasil analisa gas darahd. ajarkan batuk efektife. ajarkan teknik bernafas dan relakasasi

3. gangguan rasa nyeri berhubungan dengan nyeri dada

Page 14: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Tujuan: agar nyeri dada tidak ada

Kriteria khusus: -keluhan nyeri dada berkurang

-skala nyeri menurun

Intervensi:

a. kaji perkembangan nyeri

Rasional: untuk mengetahui adanya komplikasi

b. ajarkan pasien tehnik relaksasi:

Rasional: agar meringankan nyeri

c. Beri posisi yang nyaman

Rasional: untuk memberikan kenyamanan pasien

d. Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional : untuk mengurangi rasa sakit

4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

Tujuan : agar tidak terjadi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Criteria khusus: nafsu makan meningkat, porsi habis, BB tidak turun drastic

Intervensi:

a. Observasi nafsu makan klien

Rasional: porsi makan yang tidak habis menunjukkan nafsu makan kurang baik

b. Beri makan klien sedikit tapi sering

Rasional : meningkatkan masukan secara perlahan

c. Beritahu klien pentingnya nutrisi

Rasional: klien mampu memahami penting nya nutrisi dan mau meningkatkan

masukan nutrisi.

5. Cemas atau ketakutan sehubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernafas).

Tujuan : Pasien mampu memahami dan menerima keadaannya sehingga tidak terjadi kecemasan.Kriteria hasil : Pasien mampu bernafas secara normal, pasien mampu beradaptasi dengan

keadaannya. Respon non verbal klien tampak lebih rileks dan santai, nafas teratur dengan frekuensi 16-24 kali permenit, nadi 80-90 kali permenit.

Page 15: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

Intervensi : a. Berikan posisi yang menyenangkan bagi pasien. Biasanya dengan semi fowler.

Jelaskan mengenai penyakit dan diagnosanya. Rasional : pasien mampu menerima keadaan dan mengerti sehingga dapat diajak kerjasama dalam perawatan.

a. Ajarkan teknik relaksasi Rasional : Mengurangi ketegangan otot dan kecemasanb. Bantu dalam menggala sumber koping yang ada.

Rasional : Pemanfaatan sumber koping yang ada secara konstruktif sangat bermanfaat dalam mengatasi stress.

c. Pertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Rasional : Hubungan saling percaya membantu proses terapeutik

d. Kaji faktor yang menyebabkan timbulnya rasa cemas. Rasional : Tindakan yang tepat diperlukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien dan membangun kepercayaan dalam mengurangi kecemasan.

e. Bantu pasien mengenali dan mengakui rasa cemasnya. Rasional : Rasa cemas merupakan efek emosi sehingga apabila sudah teridentifikasi dengan baik, perasaan yang mengganggu dapat diketahui.

(Somantri, irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien denga Gangguan Sistem Pernapasan, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika)

Page 16: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

MAKALAH TUTORIAL KELOMPOK 1 MODUL 2

Efusi Pleura

1. Jamin2. Pepi handayani3. Sulastri4. Syarifah nazifah5. Dewi septiani6. Judika Yessi Sara Manalu7. Yuni Elita Sari8. Nori Nofrianty9. Neftriani Azrul10. Selma salsabila11. Suriani Fratiwi12. Anisa rahmi13. M. fadil14. Gustia marliyuna

Page 17: tutorial I EFUSI PLEURA.docx

15. Armona sari

UNIVERSITAS RIAU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TA 2012/2013