Tugas Tutorial Individu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas

Citation preview

Senin, 23 Maret 2015

TUGAS TUTORIALProblem Based Learning (PBL)DIARE Modul Diare dan Kaki Bengkak

Disusun Oleh :

Nama : Salim AljufriNIM/Stambuk : 14-777-050Kelompok : I (Satu)Pembimbing : dr. Yoga Timur Laga

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AL-KHAIRAATPALUT.A 2015/2016

Anatomi, Histologi, Fisiologi, dan Biokimia Sistem GastrointestinalProblem Based Learning 1Kasus II Modul DiareSalim Aljufri

Anatomi, Histologi, Fisiologi, dan Biokimia Sistem PencernaanSalimDigestive system atau sistem pencernaan adalah sebuah sistem yang mempelajari mengenai proses pengolahan, pemecahan dan distrubusi dari makanan.[footnoteRef:1] Secara sedangkan menurut fisiologi Delmars dalam buku Delmars Fundamental of Anatomy and Physiology [footnoteRef:2] adalah proses pemacahan makanan (karbohidrat, lipida, dan protein kompleks) melalui hidrolisis menjadi bentuk yang lebih kecil agar dapat digunakan oleh sel tubuh. [1: Bandingkan dengan W.A. Newman Dorland. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31, Hal:606, Jakarta:2012, EGC.di-ges-tion [L. Digestio, dis-terpisah + gerere-membawa] 1. Proses atau perbuatan mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang dapat diserap dan diolah. 2.Penolakan tubuh terhadap panas dan lembab yang berkepanjangan, seperti dengan jalan menukana atau memecahkannya.] [2: Bandingkan dengan teks asli Donald C. Rizz. Delmars Fundamental of Anatomy and Physiology .Edition 1, Chapter 16, Page:336, USA:2001, Thompson Learning.The function of the digestive system is to break down food (complex carbohydrates, proteins, and fats) via hydrolysis into simpler substances or mol- ecules that can be used by the bodys cells]

Secara anatomis traktus digestivus dimulai dari cavum oris yang merupakan sebuah rongga yang dibatasi oleh labium dan pipi. Didalam cavum oris terdapat Proc.Alveolaris, ginggiva, dan dentes yang membagi dua cavum oris menjadi vestibulum oris dan cavitas oris propius, dan pada basal terdapat lingua. [footnoteRef:3] Cavum oris mendapatkan vascularisasi dari A.palatina major sebagai cabang dari A.maxillaris begitupun juga pembuluh vena berjalan mengikuti arteri. [footnoteRef:4] Secara Histologis cavum oris tersusun atas epitel berlapis tidak bertanduk sebagai pelindung yang juga melapisi permukaan dalam atau labial bibir. [footnoteRef:5] Pada cavum oris juga terdapat kelenjar-kelenjar saliva berupa glandula sub-lingualis, sub-mandibularis, parotidea yang juga akan menghasilkan sekret berupa saliva yang dikeluarkan melalui ductus intercalatus, striatus, dan ductus intralobularis. [footnoteRef:6] Pada Tahap Awal pencernaan makanan yang masuk kedalam cavum oris dan dihancurkan secara mekanis dengan bantuan gigi yang akan memecah partikel makanan. Dan akan dicampur oleh gerakan mulut dengan otot-otot sehingga merangsang sekresi saliva oleh kelenjar-kelenjar aksesorius. Saliva mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit serta protein. [footnoteRef:7] Protein saliva yang terpenting adalah amilase, Ig A, mukus, dan lisozim. Makanan masuk yang telah dihancurkan oleh gigi akan mendapatkan penambahan sekret saliva berupa amilase yang akan memecahkan ikatan 1,4-Glikosidik secara hidrolisis sehingga pati (polisakarida) yang masuk akan dirubah menjadi maltosa (disakarida). [footnoteRef:8] [footnoteRef:9] Jika makanan yang masuk mengandung mikroba berbahaya maka lisozim [footnoteRef:10] yang akan menghancurkan struktur dinding sel bakteri. Ig A yang dihasilkan juga akan menjadi faktor destruktif terhadap mikroba bersamaan dengan lisozim. [footnoteRef:11] Makanan yang telah terbentuk akan dicerna dan dibentuk menjadi bolus yang selanjutnya akan mengalami motilitas menuju faring yang merupakan saluran penghubung tractus digestivus dan tractus repiratorius. Faring hanya merupakan saluran lewat sementara dan tidak ada suatu proses biokimiawi yang terjadi disini. Faring hanya mengadung sejumlah epitel yang memiliki silia yang berfungsi menangkap debu dan menghasilkan sekret berupa mukus yang berfungsi pelumasan terhadap bolus yang akan masuk ke dalam esophagus. [3: Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 16.] [4: Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 18.] [5: Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 11, Bab 11, Hal:246, Jakarta:2012, EGC] [6: Bandingkan dengan Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 11, Bab 11, Hal:262, Jakarta:2012, EGC] [7: Laularee Sherwood. Atlas Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Bab 16, Hal: 650, Jakarta:2014, EGC] [8: Bandingkan dengan Laularee Sherwood. Atlas Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Bab 16, Hal: 650, Jakarta:2014, EGC] [9: Liebertman, M., Et Al. Marks Essenstials of Clinical Biochemistry : A clinical Approach. 2nd Edition. International Edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2007. Page : 315] [10: XTerm Medical Dictionary. Ly-so-zim. An Enzym hydrolyzing 1,4 beta links between N-acetylmuramic acid and N-acetyl-D-glucosamine, and thes destructive to cell walls of certain bacteria,...] [11: http://allergycliniconline.com/2013/12/09/fungsi-dan-struktur-imunoglobulin/]

Esophagus adalah tabung muskuler yang terdiri dari smooth muscle/otot halus yang teregulasi secara reflektif. Oesophagus secara anatomis terbagi atas tiga bagian utama yaitu oesophagus pars cervicalis, pars thoracalis, dan pars abdominalis. Esophagus merupakan pharyx yang melanjutkan diri menjadi menjadi Oesophagus. [footnoteRef:12] Terletak secara dorsal dibanding trachea dan aorta pars thoracalis serta ventral corpus vertebra. [footnoteRef:13] Secara histologis oesophagus merupakan organ dengan epitel pipih berlapis tidak bertanduk yang terdapat kelenjar esophagus propria pada lapisan asini mukosa[footnoteRef:14] yang berfungsi menghasilkan mukus guna menjaga kelembapan oephagus dan memberikan lubrikasi untuk jalan nya bolus makanan. Secara fisiologis makanan setelah melewati cavum oris, dan pharix maka secara peristaltik makanan akan di dorong melalui oesophagus yang nantinya akan bermuara ke dalam gaster. [12: Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 33.] [13: Bandingkan dengan Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 33.] [14: Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 11, Bab 12, Hal:278, Jakarta:2012, EGC]

Gaster merupakan sebuah organ yang terletak tepat di bawah costae pada regio hypocondrium sinister dan mengalami transisis menjadi duodenum pada sebelah dextra dari epigastrica. [footnoteRef:15] Gaster merupakan sebuah organ yang terbagi atas empat bagian yaitu cardia membentuk ostium cardiacum, fundus gastricum, corpus gastricum, dan pylorus gastricum. [footnoteRef:16] Secara mikro-anatomis (histologis) bagian permukaan lambung dilapisi oleh epitel selapis toraks/kubis tidak bertanduk yang membentuk rugae yang merupakan kumpulan mikroskopis dari gastric pits pada lapisan mukosa. [footnoteRef:17] [footnoteRef:18] Secara histologis ada beberapa sel yang khas terdapat pada lambung seperti Mucus cells [footnoteRef:19], Parietal cells/Sel Oksintik [footnoteRef:20], Chief cells [footnoteRef:21], Entherochromaffin-like cells[footnoteRef:22] , G cells [footnoteRef:23] dan Argentavin cells [footnoteRef:24]. Fisiologis dari pada gaster adalah saat makanan yang berupa bolus telah di dorong secara peristaltik dari oesophagus menuju ostium cardiacum hingga menuju gaster. Di gaster bolus makanan akan ditampung sementara untuk mengalami pencernaan secara kimiawi dan siap membentuk kimus/chyme. [footnoteRef:25] Saat makanan memasuki lambung reseptor-reseptor pada permukaan epitel lambung akan menerima stimulus dan memberikan stimulus kepada sel-sel sekretorik untuk mengeluarkan enzim, hormon dan mukus. Mukus yang dihasilkan oleh sel mukus bersifat basa berfungsi melindungi dinding lumen gaster dari korosifitas HCl. Selanjutnya sel parietal akan menyeksekresikan HCl yang akan memecahkan jaringan ikat, bersama lisozim membunuh sejumlah mikroba, mendenaturasikan sejumlah protein, dan mengaktivasi pepsinogen (bentuk zimogen/inaktiv dari pepsin) yang akan memecahkan protein menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil, sel chief/chief cells juga akan menyekresikan amilase dan lipase; dimana amilase akan kembali memecah ikatan kimiawi berupa ikatan 1,4-glikosidik dengan hidrolisis untuk membentuk ikatan yang lebih sederhana . Dan juga pencernaan lemak pertama kali terjadi di lambung dimana enzim lipase akan memecah ikatan esterdalamsubstratlipidyang tidak larut air sepertitrigliseridaberantai panjang sehigga menjadi bentuk fragmentik yang lebih kecil berupa monogliserida dan free fatty acid. [footnoteRef:26] [footnoteRef:27] [15: Paulsen, F. Waschke, J., Sobbotta : Atlas Anatomi Manusia (Organ-organ Dalam). Edisi: 23. EGC; Jakarta 2010. Jilid: 2 , Hal 70-77.] [16: Paulsen, F. Waschke, J., Sobbotta : Atlas Anatomi Manusia (Organ-organ Dalam). Edisi: 23. EGC; Jakarta 2010. Jilid: 2 , Hal 75] [17: Bandingkan dengan Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 11, Bab 11, Hal:286, Jakarta:2012, EGC] [18: Bandingkan dengan slide Histologi GEH dr.Rahmawati Minhajat yang dikuliahkan dr.Triani Hastuti Hatta, Sp.KK pada 30 Desember 2014 ] [19: Merupakan sel pengahasil mukus yang bersifat basa yang dapat menetralkan asam hidro-klorida yang dihasilkan sel parietal agar tidak melukai dinding lambung.] [20: Merupakan sel yang menghasilkan HCl dan faktor intrinsik glikoprotein untuk reabsorpsi Vitamin B12.] [21: Merupakan sel penghasil Pesinogen, Amilase, Lipase.] [22: Lihat Laularee Sherwood. Atlas Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Bab 16, Hal: 663, Jakarta:2014, EGCSel ini berfungsi mempercepat sekresi HCl.] [23: Lihat Laularee Sherwood. Atlas Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Bab 16, Hal: 663, Jakarta:2014, EGCBerfungsi menghasilkan gastrin yang bertujuan menciptakan suasana asam pada lambung dengan sekresi HCl.] [24: Merupakan sel enteroendokrin yang menghasilkan serotonin yang mengakibatkan kontraksi otot polos, dan glukagon like hormon yang berkerja berlawanan dengan insulin ] [25: Bandingkan dengan slide Fisiologi Sistem Pencernaan dr.Aryadi Arsyad, MbiomedSc, Ph.D pada kuliah fisiologi pencernaan 15 Januari 2015] [26: http://id.wikipedia.org/wiki/Lipase ] [27: Laularee Sherwood. Atlas Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Bab 16, Hal: 669, Jakarta:2014, EGC]

Selanjutnya kimus/chymus yang terbentuk akan di dorong menuju duodenum. Secara anatomis duodenum merupakan sebuah organ pencernaan yang terletak di ujung cranial dari intestinum tenue yang berbatasan langsung dengan gaster di cranial dan jeujenum di caudal; memiliki panjang sekitar 25 cm (seukuran 12 jari orang dewasa). Duodenum terbagi atas 4 bagian yaitu duodenum pars superior, pars descendens, pars horizontalis, dan pars ascendense. [footnoteRef:28] Secara histologis duodenum tersusun atas epitel kolumnair sederhana pada brush border di lapisan mukosa duodenum. Pada brush border juga dapat ditemukan vili yang merupakan tonjolan permanen lamina propria dari lapisan mukosa yang menjulur ke dalam lumen usus halus. [footnoteRef:29] Vili juga dilapisi oleh epitel selapis silindris, yang mana vili ini mengandung kapiler lacteal dan berkas otot polos. Sedangkan mikrovili merupakan tonjolan sitoplasma dari sel absorptif yang menjulur ke dalam lumen usus halus, mikrovili dilapisi oleh enzim limbus striatus [footnoteRef:30] yang mencerna makanan sebelum diserap oleh sel absorptif usus halus. [footnoteRef:31] [28: Bandingkan dengan Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 37-38.] [29: Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 13 Bab 11, Hal:303, Jakarta:2012, EGC] [30: Limbus striatus/brush border dilapisi oleh suatu selubung berupa glikokaliks yang mengandung enzim limbus striatus misalnya laktase, peptidase, sukrase, lipase, dan enzim lain yang berperan penting dalam proses pencernaan. Lihat Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 13 Bab 13, Hal:303, Jakarta:2012, EGC] [31: Bandingkan dengan Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 13 Bab 11, Hal:322, Jakarta:2012, EGC]

Ada beberapa sel-sel lain yang penting dalam proses pencernaan yang terdapat di dalamDuodenum seperti Goblet cells (menghasilkan mukus yang bersifat basa), [footnoteRef:32] Argentafin cells (produksi hormon seperti serotonin, sekretin, kolesitokinin, somatostatin, endophin), [footnoteRef:33] Brunery glands,[footnoteRef:34] Sel Kolumnair Primitif/cell mesenchym undifferentiated (adalah stem sel yang selalu membelah menjadi sel fungsional lain. Sel ini ditemukan pada crypte of liberkuhn) , [footnoteRef:35] dan Paneth cells. [footnoteRef:36] Serta tanda khas yang membedakan duodenum dengan jejenum dan ileum adalah ditemukanya crype of liberkuhn yaitu merupakan invaginasi dari lapisan mukosa duodenum. Secara fisiologis kimus yang berasal dari gaster akan di olah kembali secara kimiawi menjadi molekul yang lebih kecil dengan bantuan beberapa enzim. Kimus yang telah melewati pylorus gastricum akan menuju pars superior deudeni, dan pars descendense. [footnoteRef:37] pada duodenum pars descendense akan terdapat dua papilla yaitu papilla deudenalis minor/ampulla of vater dan major/Santorini'sminorcaruncle. Papilla deudenalis minor merupakan tempat bermuara nya ductus pancreaticus accessorius [footnoteRef:38] yang akan mengeluarkan sejumlah enzim pancreas seperti proteolitik, amilase, lipase dan NaHCO3 cair. [footnoteRef:39] Dimana pencernaan (reabsorpsi) diusus halus tidak dapat terjadi jika berada pada suasana asam oleh karena itu pancreas mengeluarkan NaHCO3 agar tercipta suasana dengan pH yang ideal bagiDuodenum, dan juga agar enzim-enzim pancreas dapat berkerja disebabkan suasana yang tidak terlalu asam. Sedang papilla deudenalis major akan mengeluarkan cairan empedu yang akan mengemulsi lemak, dan membunuh mikroorganisme berbahaya. Selanjutnya enzim pancreas yang lain akan mulai proses melakukan proses digestivikasi beberapa molekul lain yang masih berukuran makro, seperti proteolitik untuk memotong untai protein yang masih berukuran besar menjadi lebih kecil agar mudah diserap; lipase yang menghidrolisis trigleserida menjadi asam lemak dan gliserol; dan amilase yang akan memecah maltosa menjadi glukosa. Setelah mikromolekul terbentuk maka sel-sel absortif pada vilus akan menyerap nutrien tersebut melalui kapiler dan diteruskan menuju ke venula, arteriol dan divaskularisasikan ke seluruh tubuh. [32: Bandingkan dengan slide Histologi GEH dr.Rahmawati Minhajat yang dikuliahkan dr.Triani Hastuti Hatta, Sp.KK pada 30 Desember 2014 ] [33: Bandingkan dengan slide Histologi GEH dr.Rahmawati Minhajat yang dikuliahkan dr.Triani Hastuti Hatta, Sp.KK pada 30 Desember 2014 ] [34: Bandingkan dengan slide Histologi GEH dr.Rahmawati Minhajat yang dikuliahkan dr.Triani Hastuti Hatta, Sp.KK pada 30 Desember 2014 ] [35: Bandingkan dengan slide Histologi GEH dr.Rahmawati Minhajat yang dikuliahkan dr.Triani Hastuti Hatta, Sp.KK pada 30 Desember 2014 ] [36: Bandingkan dengan slide Histologi GEH dr.Rahmawati Minhajat yang dikuliahkan dr.Triani Hastuti Hatta, Sp.KK pada 30 Desember 2014 ] [37: Warner Spalteholz. ATLAS BERWARNA Anatomi Kedokteran : Latin Nomenclatue. Edisi 2, Hal: 195, 198. Pamulang-Tanggerang Selatan:2012, Bina Rupa Aksara] [38: Paulsen, F. Waschke, J., Sobbotta : Atlas Anatomi Manusia (Organ-organ Dalam). Edisi: 23. EGC; Jakarta 2010. Jilid: 2 , Hal 88.] [39: Lihat Laularee Sherwood. Atlas Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Bab 16, Hal: 666-668, Jakarta:2014, EGC]

Setelah makanan melewati duodenum pars ascendens menuju ke jejenum dan ileum. Kedua organ ini berkelok-kelok dan difiksasi pada dinding dorsal cavum abdomen oleh mesenterium, dengan panjang total keduanya mencapai 6-7 meter; jejenum berada pada proximal dengan panjang kurang lebih 2/5 bagian dari keseluruhan nya. Sedangkan, ileum berada pada bagian distal dengan panjang kira-kira 3/5 bagian panjang sisa. [footnoteRef:40] Anatomis pada umunya jejenum berada pada keadaan kosong (hanya tempat penyerapan dan saluran menuju tempat pengumpulan), warna nya lebih merah disebabkan lebih banyak mengandung pembuluh darah, dinding nya lebih tebal, diameter lumen lebih besar, plica circularis kerkringi lebih besar dan jumlah nya lebih banyak, vili intestinales lebih besar dan lebih banyak jumlah nya. Mesenterium pada jejenum terlihat lebih terang karena jaringan adiposa extraperitonial hanya terbatas pada pangkal pembulu darah, sedangkan pada ileum jaringan lemak tersebut mengikuti seluruh panjang pembuluh darah sampai pada dinding ileum. Jejenum dan ileum dibungkus oleh peritonium visceralie yang merupakan bagian dari mesenterium. Jejenum dan ileum menempati sebagian besar cavum abdomen bahkan sampai ke dalam cavum pelvis. [footnoteRef:41] Secara histologis Jeujenum tersusun atas epitel selapis silindris/torak pada lapisan mukosa di brush border yang terletak di lumen jeujenum. [40: Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 39.] [41: Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 39.]

Pada jeujenum terdapat sel paneth yang berfungsi menghasilkan lisozim dan berfungsi fagositik terhadap floral mikroba di intestinum tenue. [footnoteRef:42] Selain sel paneth terdapat pula sel enteroendokrin (endocrinocyti gastroenteropancreatici) pada kelenjar intertisial yang berfungsi menghasilkan banyak hormon regulator seperti gastric inhibitory peptide, secretin, dan kolesitokinin (Pancreozimin). Untuk mengeluarkan hormon-hormn ini secara langsung secara langsung ke dalam kapiler, granula sekretorik di sel initerletak di dasar sel, yang berdekatan langsung dengan lamina propria dan kapiler. Setelah berada di dalam darah hormon regulator tadi akan mengatur pengeluaran sekresi lambung dan pankreas, merangsang motilitas usus, dan merangsang kontraksi kantung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu. [footnoteRef:43] [42: Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 11, Bab 13, Hal:309 Jakarta:2012, EGC] [43: Bandingkan dengan Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 11, Bab 13, Hal:308 Jakarta:2012, EGC]

Sedangkan pada ileum yang khas adalah banyak ditemukan nya Noduli limphoidei aggregati (nodulus limfoid/peyers patch) [footnoteRef:44] secara histologis merupakan kumpulan nodulus limfoid yang tersebar pada lapisan sub-mukosa, yang berfungsi sebagai bentuk pertahanan tubuh terhadap berbagai mikro-organime pathogenik, toxin, maupun bahan-bahan berbahaya. Ileum akan menyerap dan membawa makanan (kimus), dan sebagian besar nutrien yang diserap segera melewati hati untuk diproses lebih lanjut. Ileum akan terus membawa kimus untuk mengalami proses lebih lanjut bermuara ke dalam caecum melalui pars terminalis ilei (ileum pars terminalis). [44: Paulsen, F. Waschke, J., Sobbotta : Atlas Anatomi Manusia (Organ-organ Dalam). Edisi: 23. EGC; Jakarta 2010. Jilid: 2 , Hal 91.]

Intestinum crassum memiliki panjang yang lebih pendek dibanding intestinum tenue, hanya berkisar 1,5 meter, yang mana pangkal nya lebih lebar dibanding ujung nya. Intestinum tanue terbagi atas tiga bagian yaitu caecum, colon, dan rectum. [footnoteRef:45] Caecum akan melanjutkan diri ke arah cranial membentuk colon pars ascendens, mulai dari fossa iliaca externa dextra, berada disebelah ventral m.quadratus lumborum, di ventral dari polus inferior dan dexter, membelok ke kiri setinggi vertebra lumbalis II membentuk flexura coli dextra, selanjutnya menjadi colon transversum. Pada facies ventralis terdapat taenia libera, pada facies dorsolateral terdapat taenia omentalis, dan pada facies dorsomedial terdapat taenia mesocolica, colon ascendens terletak disebelah belakang dari peritonium (retroperitonial). [footnoteRef:46] Colon transversum bermula mulai dari flexura coli dextra, dan berjalan melintang ke kiri melewati linea mediana, agak miring ke cranial sampai tepi kanan ren sisnister, di sebelah caudal lien, lalu membelok ke caudal dan membentuk flexura coli sinistra, terletak setinggi vertebrae lumbalis I, di fiksasi pada diaprhagma oleh ligamentum phrenico colicum; disebelah cranial berbatasan dengan hepar, vesicula fellea, curvatura major ventriculi, extremitas inferior lienalis dan di arah caudal berbatasan dengan jeujenum. Di sebelah ventral ditutupi oleh omentum majus dan dibungkus oleh peritonium viscerale, disebut mesocolon transversum, dan di fiksir/gantung pada dinding dorsal abdomen. Colon descendens dimulai dari flexura coli sinistra ke arah caudal, berada di sebelah ventro-lateral polus inferior ren sinister, di sisi lateral m.psoas major, di sebelah ventral m.quadratus lumborum sampai di sebelah ventral crista iliaca sampai di fossa iliaca sinistra. Kemudian membelok ke arah dextra ke arah ventrocaudal menjadi colon sigmoideum, berada di ventral vasa iliaca iliaca externa. Taenia omentalis terletak pada permukaan dorsolateral, taenia libera berada pada facies ventralis dan taenia mesocolica berada pada bagian mediodorsal. Colon descendens ditutupi oleh peritonium parietal (letak retro peritonial). Sedang colon sigmoid merupakan struktur berbentuk seperti huruf S dan terletak di dalam cavum pelvicum. Membuat duah buah lekukan dan pada linea mediana menjadi rectum setinggi corpus vertebrae sacralis III. Pada colon ini masih terdapat haustra dan taenia, organ ini dibungkus oleh peritonium visceral dan membentuk mesocolon sigmoideum, difiksasi pada dinding pelvis. [footnoteRef:47] [footnoteRef:48] [footnoteRef:49] Secara histologis sel mukus (menghasilkan mukus NaHCO3 yang bersifat basa) pada intestinum crassum jauh lebih banyak dibanding intestinum tenue; yang bertujuan agar memudahkan pergerakan feses dan menetralkan pH colon disebabkan asam-asam yang dihasilkan oleh fermentasi bakteri lokal. Colon tersusun atas epitel selapis toraks pada lapisan mukosa di vili-vili lumen usus. Nodulus limfoid pada colon juga lebih banyak dengan distribusi soliter. Pada colon juga ditemukan sel enteroendokrin tetapi tidak ada enzim atau bahan kimiawi yang dihasilkan. [footnoteRef:50] Secara fisiologis fungsi utama dari colon adalah reabsorpsi air dan elektrolit pada kimus yang masuk melalui katup ileocecal. Colon juga bertugas untuk memberikan pemekatan dan penyimpanana residu makanan yang tidak tercerna (seperti serat : selulosa dan lignin) pada dinding tumbuhan. Motilitas yang terjadi pada usus terjadi akibat kontrasi haustra secara ritmik yang mengaduk feses secara maju mundur untuk mencampur dan mempermudah reabsorpsi air dan elektrolit yang tersisa, pencernaan atau reabsorpsi nutrien tidak terjadi pada colon disebabkan karena pencernaan dan penyerapan semua nutrien telah selesai di intestinum tenue, hanya terjadi penyerapan beberapa mineral seperti (Na, Cl, Mg, Zn, dsb), Air dan juga vit.K. [footnoteRef:51] Mikrobakteri normal di colon juga memiliki peranan penting dalam pembentukan feses, yaitu dalam pembusukan/fermentas, penghasil vit.K dan beberapa proses lain-nya diantara mikrobakteri normal di intestinum tenue manusia adalah, Bacteroides fragilis, Bacteroides melaninogenicus, Bacteroides oralis, Lactobacillus sp., Clostridium perfringens, Clostridium septicum, Clostridium tetani, Bifidobacterium bifidum, Staphylococcus aureus, Enterococcus faecalis, Escherichia coli, Salmonella enteritidis, Klebsiella sp., Enterobacter sp., Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa, Peptostreptococcus sp., Peptococcus sp. [footnoteRef:52] Walaupun menurut sebagian literatur secara kolektif, massa bekteri ini (mikrobakteri normal usus besar) memiliki berat 1000 g. Diperkirakan terdapat 500 sampai 1000 jenis spesies bakteri yang berbeda hidup di kolon. [45: Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 40.] [46: Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 40-41.] [47: Paulsen, F. Waschke, J., Sobbotta : Atlas Anatomi Manusia (Organ-organ Dalam). Edisi: 23. EGC; Jakarta 2010. Jilid: 2 , Hal 92-97.] [48: Bagian Anatomi FK-UNHAS. Buku Ajar Anatomi Biomedik II 2014. Bab: 2 (Organa Sistem Digestivus), hal: 41-42.] [49: Warner Spalteholz. ATLAS BERWARNA Anatomi Kedokteran : Latin Nomenclatue. Edisi 2, Hal: 211-219. Pamulang-Tanggerang Selatan:2012, Bina Rupa Aksara] [50: Bandingkan dengan Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi diFiore : Dengan korelasi fungsional. Edisi 11, Bab 13, Hal:323 Jakarta:2012, EGC] [51: Lihat Laularee Sherwood. Atlas Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Bab 16, Hal: 696-697, 692, Jakarta:2014, EGC] [52: Dikutip dari : http://www.textbookofbacteriology.net/normalflora_3.html ]

Feses yang terbentuk akan dikumpul sementara pada colon sigmoid, dan di teruskan ke rectum. Regangan dinding otot rectum oleh penumpukan dan peningkatan massa feces akan menyebabkan reflex kontraksi otot dan keinginan untuk defek. Stimulasi saraf simpatis merupakan (exitatory) dan para simpatis (inhibitory), saat tekanan di dalam rectum mencapai 18 mmHg maka kita akan mulai merasakan sensasi ingin defekasi. Dan jika tekanan mencapai 55 mmHg maka m.sphincter ani interna (smooth muscle) akan berkontraksi (terbuka), dan m.sphincter ani extera yang merupakan otot skelet akan mengikuti keordinasi saraf pusat (otak) utuk melakukan defekasi atau tidak. [footnoteRef:53] [53: Bandingkan dengan slide Fisiologi Sistem Pencernaan dr.Aryadi Arsyad, MbiomedSc, Ph.D pada kuliah fisiologi pencernaan 15 Januari 2015]