10
I. COSO Internal Control Framework Pengendalian internal menurut COSO adalah sebuah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel di dalam organisasi yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tujuan keandalan pelaporan, efektifitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Agar tujuan pengendalian internal tercapai maka perusahaan harus memperhatikan komponen pengendalian internal Tujuan pengendalian internal yaitu mencakup 3 (tiga) hal pokok yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tujuan-tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi, bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari semua operasi perusahaan sehingga dapat mengendalikan biaya yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Tujuan-tujuan pelaporan, bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan data serta catatan-catatan akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dan laporan manajemen sehingga tidak menyesatkan pemakai laporan tersebut dan dapat diuji kebenarannya. 3. Tujuan-tujuan ketaatanterhadap hukum dan peraturan yang berlaku, bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan ketaatanentitas terhadap hukum-hukum dan 1

Tugas ICOFR Kel 4 (2)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ICOFR

Citation preview

I. COSO Internal Control FrameworkPengendalian internal menurut COSO adalah sebuah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel di dalam organisasi yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tujuan keandalan pelaporan, efektifitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Agar tujuan pengendalian internal tercapai maka perusahaan harus memperhatikan komponen pengendalian internal

Tujuan pengendalian internal yaitu mencakup 3 (tiga) hal pokok yang dapat diuraikan sebagai berikut :1. Tujuan-tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi, bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari semua operasi perusahaan sehingga dapat mengendalikan biaya yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi.2. Tujuan-tujuan pelaporan, bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan data serta catatan-catatan akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dan laporan manajemen sehingga tidak menyesatkan pemakai laporan tersebut dan dapat diuji kebenarannya.3. Tujuan-tujuan ketaatanterhadap hukum dan peraturan yang berlaku, bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan ketaatanentitas terhadap hukum-hukum dan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, pembuat aturan terkait, maupun kebijakan-kebijakan entitas itu sendiri.

Berdasarkan gambar tersebut menjelaskan bahwa ada suatu hubungan langsung antara tujuan-tujuan sebagai apa yang hendak dicapai entitas dengan komponen-komponen pengendalian internal yang mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan itu, serta struktur organisasi entitas pada setiap tingkatan (divisi, unit operasi, fungsi, dan lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan, dan ketaatan) diwakili oleh kolom, kemudian kelima komponen pengendalian internal diwakili oleh baris, sedangkan struktur organisasi entitas direpsentasikan oleh ketiga dimensinya.

Komponen Pengendalian Internal :1. Control EnvironmentLingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan diciptakan dalam suatu organisasi yang akan mempengaruhi pengendalian. Kondisi lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya penegakan integritas dan wtika seluruh angota organisasi, komitmen pimpinan manajemen atas kompetensi, kepemimpinan manajemen yang kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, perwujudan peran aparat pengawasan yang efektif, dan hubungan kerja yang baik dengan pihak ekstern. Board Of Directors And Audit Committee Pengendalian internal sangat dipengaruhi oleh tindakan yang dicontohkan para pemimpin di perusahaan, seperti dewan direksi dan komite audit. Hal tersebut dikarenakan dewan direksi dan komite audit didominasi oleh para pekerja senior dengan pengalaman bertahun-tahun, sehingga kondisi ini membuat anggota dewan dapat berkurang independensinya. SOx mengatur audit komite agar dapat menjaga independensinya karena mereka adalah komponen yang penting dalam pengendalian internal perusahaan. Managements Philosophy And Operating StyleFilosofi managemen dan cara managemen mengoperasikan perusahaan, misalnya manager mempunyai sifat risk-taker atau play safer, menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan auditor internal dalam menentukan seberapa jauh keefektifan pengendalian internal yang diterapkan. Organizational StructureKomponen pengendalian internal menyediakan kerangkan untuk perencanaan, eksekusi, pengendalian, dan pemantauan yang membantu dalam mencapai tujuan. Struktur organisasi merupakan aspek yang penting bagi lingkungan pengendalian diperusahaan. Dengan mengetahui struktur organisasi perusahaan, seperti centralisasi atau desentralisasi, internal auditor dapat membuat sistem pengendalian internal yang tepat bagi peruasahaan. Karena itu perencanaanstruktur organisasi yang tidak matang dapat mempengaruhi pengendalian internal. Assignment Of Authority And ResponsibilityTidak berbeda jauh dengan struktur organisasi di atas, sekarang ini banyak perusahaan yang memberikan hak kepada front-line personnelnya untuk turut dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut dapat memberikan risiko tambahan bagi perusahaan jikalau personnel tersebut salah dalam pengambilan keputusan. Atas hal tersebut, sangat dibutuhkan pemahaman yang baik bagi tiap-tiap personnel yang ada di perusahaan mengetahui dengan jelas deskripsi pekerjaannya serta sasaran d an tujuan perusahaan. Dalam hal ini, pengendalian internal turut andil. Pengendalian internal yang baik dapat mengurangi risiko salah pendelegasian dalam pengambilan keputusan. Human Resources Policies And PracticesBagian sumber daya manusia harus mempunyai kebijakan dan guidance yang kuat sehingga dapat memberikan pesan yang kuat kepada pekerja mengenai pelaksanaan pengendalian internal, etika, dan kompetensi yang diharapkan perusahaan kepada pekerja. Area yang penting bagi kebijakan dan praktik oleh SDM yaitu recruitment, hiring, orientasi bagi karyawan baru, evaluasi, promosi, kompensasi, dan disiplin.

2. Risk AssessmentMekanisme yang ditetapkan untuk mengindentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas di mana organisasi beroperasi. Kerangka pengendalian internal COSO menyarankan bahwa risiko sebaiknya dilihat dari 3 perspektif:a. Enterprise risks due to external factorsMisalnya perkembangan teknologi, kebutuhan pelanggan, harga, waranti, dan service.b. Enterprise risks due to internal factorsMisalnya kerusakan pada server IT perusahaan, kualitas pekerja, dan lain-lainnya.c. Specifi activity-level risksSelain melihat kepada faktor internal dan eksternal, risiko juga dilihat berdasarkan aktivitas level seperti IT, keuangan, pemasaran, dan lain-lainnya.

3. Control ActivityPelaksanaan dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk membantu memastikan bahwa tujuan dapat tercapai. a. Types Of Control Activities, berikut rekomendasi oleh COSO mengenaik aktivitas pengendalian internal untuk perusahaan: Top-level reviews. Direct functional or activity management. Information processing Physical controls. Performance indicators. Segregation of duties.

b. Integration Of Control Activities With Risk AssessmentPengendalian internal harus dilakukan berbarengan dengan mengidentifikasi risiko. c. Controls Over Information SystemsKerangka pengendalian internal COSO menekankan butuhnya prosedur pengendalian untuk sistem informasi yang digunakan perusahaan. Misalnya membatasi orang yang dapat mengakses ruang server dan pintu selalu dalam keadaan terkunci.

4. Komunikasi dan InformasiInformasi adalah data yang sudah diolah yang digunakan untuk pengembalian keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Informasi yang berkualitas tentunya harus dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait. Penyampaian informasi yang tidak baik dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi penerimaan informasi. Relationship Of Information And Internal Control The Communications Aspect Of Internal Control

5. MonitoringPemantauan (monitoring) adalah tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan manajemen dan pegawai lain yang ditunjuk dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas sebagai penilai terhadap kualitas dan efektivitas sistem pengendalian intern. Pemantauan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: Ongoing Monitor Activities Separate Internal Control Evaluation Reporting Internal Control Deficiencies

II. Terminologi Dalam Mengvaluasi Control DeficienciesPermasalahan yang terkait pengendalian internal dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:a. kelemahan material (material weakness),b. kekurangan signifikan (significant deficiency), dan c. kekurangan pengendalian (control deficiency). Material weakness (kelemahan material), menurut Auditing Standard No. 2 adalah kekurangan yang signifikan atau kombinasi dari kekurangan yang signifikan yang menyebabkan salah saji material pada Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan Keuangan Interim tidak dapat dicegah atau dideteksi. Significant deficiency (kekurangan signifikan) adalah kekurangan pengendalian yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memulai, mengotorisasi, mencatat, proses, atau melaporkan data keuangan yang andal kepada pihak eksternal sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hal ini akan dapat menimbulkan kemungkinan yang lebih besar terjadinya salah saji pada laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim daripada hanya sekedar ketidakbenaran yang tidak bisa dicegah atau dideteksi. Control deficiency (kekurangan pengendalian) terjadi ketika dalam kondisi normal pengendalian operasional tidak mengizinkan manajemen atau karyawan (sesuai dengan fungsinya masing-masing) melakukan pencegahan dan deteksi salah saji secara tepat waktu. Terminologi Control Deficency menurut COSO merujuk pada kelemahan dalam komponen atau prinsip yang relevan dari sistem pengendalian internal yang berpotensi berdampak negative mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencapai tujuannya. untuk mengidentifikasi control deficiency, termasuk kegiatan monitoring entitas, penilaian efektivitas dalam komponen lain dari pengendalian internal, dan eksternal pihak yang memberikan masukan relatif terhadap keberadaan dan fungsi dari komponen atau rinsip yang relevan. Untuk tujuan pelaporan internal dan tujuan operasional. Ketika sebuah organisasi merasakan ada indikasi kelemahan pengendalian internal, manajemen harus menilai tingkat kelemahan tersebut berdasarkan potensial efek pada sistem pengendalian internal entitas. Regulator dan pihak ketiga yang relevan menetapkan kriteria untuk mengevaluasi tingkat keparahan control deficiency, dan membuat laporan kelemahan pengendalian internal yang berkaitan dengan tujuan pengendalian internal. Untuk tujuan pelaporan dan operasional, manajemen dan direktur perlu menetapkan kriteria untuk mengevaluasi kelemahan pengendalian internal dan melaporkan kepada bagian yang bertanggungjawab dalam mencapai tujuan Selain itu, manajemen juga perlu mengembangkan pemahaman perbedaan antara hukum, peraturan dan standar dalam menerapkan framework. Regulator membuat aturan untuk mengevaluasi control deficiency yang berkaitan dengan laporan keuangan eksternal dan mengklasifikasikan tingkat keparahan atas deficiency tersebut baik yang termasuk material weakness dan significat deficiency. manajemen harus tetap patuh terhadap peraturan, hukum, dan undang-undang dalam mengevaluasi control deficiency.

III. Kerangka Dalam Mengevaluasi Control Exception dan DeficiencyICFR merupakan salah satu unsur konsep pengendalian internal dalam arti luas. Pengendalian internal mencakup semua proses dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk membantu memastikan bahwa aset perusahaan terlindungi dan aktivitas perusahaan berjalan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.Pada tahun 1992, Komite Sponsoring Organizations of the Treadway Komisi ("COSO"), sebuah inisiatif dari beberapa kelompok yang berkepentingan dengan pengendalian internal yang efektif, merilis sebuah kerangka kerja untuk membantu perusahaan dalam penataan dan mengevaluasi sistem pendendalian atas berbagai risiko. Kerangka kerja COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai "sebuah proses yang dipengaruhi oleh Dewan Direksi, Manajemen, dan personil lainnya yang dirancang untuk memberikan jaminan mengenai pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasional, pelaporan, dan kepatuhan.ICFR dapat diartikan sebagai suatu pengendalain yang dirancang secara khusus untuk memitigasi risiko terkait laporan keuangan. Dengan kata lain ICFR organisasi/ perusahaan meliputi berbagai pendalian yang dirancang untuk memberikan jaminan/ keyakinan bahwa laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya dan disusun berdasarkan GAAP (standar akuntansi yang berlaku). Ketidak-akuratan suatu laporan keuangan bisa terjadi karena kesalahan matematis, ketidak-tepatan penerapan GAAP (standar akuntansi) atau dilakukan secara sengaja (fraud). ICFR diharapkan dapat dapat mencegah ketidak-akuratan tersebut.Laporan keuangan seringkali tidak hanya membutuhkan pengambilan keputusan yang akurat namun juga membutuhkan suatu judgment. Misalkan untuk membuat estimasi cadangan kerugian tidak hanya ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu namun juga judgment berdasarkan asumsi tertentu. Dengan demikian pengendalian tidak dapat menghilangkan unsur judgement, namun dapat mmberikan guidance dalam penetapan judgment dengan tetap memperhatikan aturan GAAP.Perlu dipahami bahwa tidak ada satu ssstem ICFR yang dapat memberikan jaminan keakuratan 100% karena :a. pengendalian internal dilakukan oleh orang-orang yang tidak mungkin bebas dari kesalahan,b. faktor biaya dan manfaat, akan mempengaruhi disain dari sistem pengendalian, semakin banyak rsisko yang hendak dimitigasi, maka semakin besar biaya pengendaliannya,c. faktor niat jahat untuk melakukan kecurangan dam kolusi, akan membuat pengendalian yang sudah dirancang dengan bagus menjadi tidak berguna.Komponen utama dalam ICFR adalah pengendalian lingkungan (control environment) dan pengendalian kegiatan (control activities) yang dapat diuraikan sebagai berikut :a. Control environment, ICFR dapat berjalan dengan baik apabila di dukung oleh budaya perusahaan dan komitmen dari pimpinan berupa pembuatan dan penegakan kode etik perusahaan serta program pelatihan buat pegawai agar dapat mengikuti perubahan aturan atau ketentuan.b. Control activities, dapat dilakukan melalui : pembagian tugas (segregation of duties), misal pegawai yang bertanggung jawab atas fisik barang tidak diberi akses ke system pencatatan barang. pencegahan dan penyidikan (preventive & detective control), misalkan pemisahan pegawai bagian pencatatan dan pembayaran, pembatasan akses pada IT system serta rekonsilasi pencatatan kas (detective control). pengendalian level perusahaan dan level proses (entity-level & process-level controls), misal pembetukan Komite Audit dan review berkala oleh CFO (entity level) atau pencocokan dokumen penerimaan barang dengan vendor invoice (process level).Ketika disain dari ICFR atau pelaksanaan pengendalian tidak memberikan kesempatan pada manajemen maupun pegawai untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pelaporan yang terjadi pada kondisi normal, maka terjadilah deficiency ICFR. Ketika terjadi deficiency terjadi pada saat disain maupun pelaksanaan, maka majamenen perlu menilai seberapa besar dampaknya terhadap proses penyusunan laporan keuangan perusahaan. Deficiencies yang besar dapat dikategorikan sebagai significant deficiencies atau material weakness.Dalam hal pelaporan pada SEC, maka jika terjadi satu material weakness dalam ICFR, maka ICFR dinilai tidak efektif meskipun pengendalian lainnya sudah efektif.Adanya material weakness berarti ada kemungkinan pengendalian yang dilakukan tidak dapat mencegah atau mendeteksi kesalahan pengungkapan yang material atas laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu. Namun bukan berarti bahwa dengan adanya material weakness dalam ICFR maka terdapat salah pengungkapan pada laporan keuangan. IV. Menarik Kesimpulan Akhir Atas Keefektifan ICoFR

V. Bagaimana Mengkomunikasikan laporan ICoFR

VI. Pendokumentasian Laporan ICoFR

7