26
INOVASI PENDIDIKAN MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Pendidikan Matematika Dosen Pembimbing: Dori Lukman Hakim, S.Pd., M.Pd Disusun Oleh: Devi A Lestari Diba Barij Baroroh Narsiti Andriani Nuraeni Riske Swandari Rizkiah H Siti Aisah Kelas / Semester: D / VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TUGAS 2 KEL.3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: TUGAS 2 KEL.3

INOVASI PENDIDIKAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Pendidikan

Matematika

Dosen Pembimbing: Dori Lukman Hakim, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Devi A Lestari

Diba Barij Baroroh

Narsiti Andriani

Nuraeni

Riske Swandari

Rizkiah H

Siti Aisah

Kelas / Semester: D / VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2013 / 2014

Page 2: TUGAS 2 KEL.3

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya

sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam

makalah ini kami akan membahas mengenai “Inovasi Pendidikan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Media Pembelajaran

Pendidikan Matematika “.Adapun kesulitan dan hambatan yang kami temukan selama menyusun

makalah ini dapat teratasi dengan baik, berkat bantuan dan dorongan dari pihak lain yang turut

serta membantu penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dori Lukman Hakim, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing

2. Teman-teman satu kelompok dan yang lainnya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya

yang membangun untuk kemajuan kami.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami sebagai penyusun dan

umumnya bagi orang lain.

Karawang, 31 Maret 2014

Penyusun

Page 3: TUGAS 2 KEL.3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II Pembahasan

2.1 Kemampuan Matematika

2.2 Pengertian Inovasi Pendidikan

2.3 Media Pembelajaran Matematika

2.4 Kerucut Pengalaman Belajar

BAB III Penutup

1.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: TUGAS 2 KEL.3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek

kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk

menjembatani masa sekarang dan masa yang akan dating dengan jalan memperkenalkan

pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas.

Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar

sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan layanan individual

terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi

pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidika. Oleh karena itu, lembaga

pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus menerus

mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan

zaman , situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan dari kemampuan matematika?

2. Bagaimana penjelasan dari inovasi pendidikan matematika?

3. Bagaimana penjelasan dari media pembelajaran matematika?

4. Bagaimana penjelasan dari kerucut pengalaman belajar?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penjelasan dari kemampuan matematika.

2. Untuk mengetahui penjelasan dari inovasi pendidikan matematika.

3. Untuk mengetahui penjelasan dari media pembelajaran matematika.

4. Untuk mengetahui penjelasan dari kerucut pengalaman belajar.

Page 5: TUGAS 2 KEL.3

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kemampuan Matematika

Secara garis besar, untuk semua jenjang sekolah, kemampuan dasar matematika dapat

diklasifikasikan dalam lima standar kemampuan dengan indikator sebagai berikut.

1. Pemahaman Matematika

Secara umum indikator kemampuan pemahaman matematika meliputi mengenal,

memahami, dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip, dan idea matematika. kemampuan

pemahaman pada empat tahap, yaitu:

pemahaman mekanikal yang dicirikan oleh dapat mengingat dan menerapkan rumus

secara rutin dan menghitung secara sederhana

pemahaman induktif, yakni dapat menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana

atau dalam kasus serupa

pemahaman rasional, yakni dapat membuktikan kebenaran rumus dan teorema, dan

pemahaman intiutif, yakni dapat memperkirakan kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-

ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut.

Contoh: Misalkan siswa diberikan permasalahan seperti berikut ini. Luas suatu persegi

panjang 40 satuan. Persegi panjang itu dibagi menjadi 4 bagian dengan luas masing-masing

bagian adalah 7, 8, n dan x satuan dengan x > n. Jika selisih dari x dan n ada 5 satuan, tentukan

luas persegi panjang yang belum diketahui. Siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui

dan yang ditanyakan dari permsalahan.

2. Pemecahan Masalah Matematika (mathematical problem solving)

Pemecahan masalah matematika mempunyai dua makna.

Pertama, sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang digunakan untuk menemukan

kembali (reinvention) dan memahami materi/konsep/prinsip matematika. Pembelajaran diawali

Page 6: TUGAS 2 KEL.3

dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian secara induksi siswa

menemukan konsep/prinsip matematika.

Kedua, sebagai tujuan atau kemampuan yang harus dicapai, yang dirinci dalam indikator

(a) mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah, (b) membuat model matematik

dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya, (c) memilih dan menerapkan

strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan/ atau di luar matematika, (d) menjelaskan

atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau

jawaban, dan (e) menerapkan matematika secara bermakna.

Contoh: Suatu persegi pajang mempunyai luas 40 satuan. Persegi panjang tersebut

dibagi menjadi 4 bagian yang sama. Berapa luas masing-masing bagian? Jawaban

permasalahan ini dapat diperoleh secara langsung dengan menerapkan prosedur pembagian,

yaitu 40 : 4 = 10, sehingga jawabannya adalah 10 satuan. Contoh tersebut dapat diberikan

dengan cara tidak rutin: Suatu persegi panajang mempunyai luas 40 satuan. Persegi panjang

tersebut dibagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian I, II, III dan IV. Luas bagian I tiga kali luas

bagian II. Bagian III dan IV masing-masing sama luas. Jumlah luas bagian III dan IV sama

dengan luas bagian I. Berapa luas masing-masing bagian

3. Penalaran Matematika (Mathematical reasoning)

Beberapa kemampuan yang tergolong dalam penalaran matematik di antaranya adalah (a)

menarik kesimpulan logis, (b) memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau

pola, (c) memperkirakan jawaban dan proses solusi, (d) menggunakan pola hubungan untuk

menganalisis situasi, atau membuat analogi, generalisasi, dan menyusun konjektur, (e)

mengajukan lawan contoh, (f) mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argumen,

membuktikan, dan menyusun argumen yang valid, dan (g) menyusun pembuktian langsung,

pembuktian tak langsung, dan pembuktian dengan induksi matematika.

Contoh: Siswa diberi pertanyaan: Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan

Tepat dua tahun yang lalu umur Amir dua kali umur Dewi. Sekarang umur Amir 8 tahun.

Orangtua Dewi mempunyai kebiasaan menimbang berat badan semua anak-anaknya yang masih

balita ke Posyandu. Apakah sekarang Dewi masih ditimbang berat badannya di Posyandu?

Page 7: TUGAS 2 KEL.3

Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan cara mencari umur Dewi sekarang dan membuat

kesimpulan terkait dengan kebiasaan orangtua Dewi.

4. Koneksi Matematika (mathematical connection)

Kemampuan yang tergolong pada koneksi matematik di antaranya adalah (a) mencari

hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, (b) memahami hubungan antar topik

matematika, (c) menerapkan matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan sehari-hari, (d)

memahami representasi ekuivalen suatu konsep, (e) mencari hubungan satu prosedur dengan

prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, (f) menerapkan hubungan antar topik

matematika dan antara topik matematika dengan topik di luar matematika.

Contoh :

7+5 = 12

21+7 = 28

Berdasarkan contoh di atas maka diperoleh kesimpulan umum : jumlah dua bilangan ganjil

adalah genap (generalisasi ini dinyatakan benar karena dapat dibuktikan kebenarannya).

5. Komunikasi matematika (Mathematical communication)

Kemampuan yang tergolong pada komunikasi matematik di antaranya adalah (a)

menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, idea, atau

model matematik, (b) menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan,

(c) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika, (d) membaca dengan

pemahaman suatu representasi matematika tertulis, (e) membuat konjektur, menyusun argumen,

merumuskan definisi, dan generalisasi, (f) mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf

matematika dalam bahasa sendiri.

Adapun sikap yang harus dimiliki siswa di antaranya adalah sikap kritis dan cermat,

objektif dan terbuka, menghargai keindahan matematika, serta rasa ingin tahu dan senang belajar

matematika. Sikap dan kebiasaan berpikir seperti di atas pada hakekatnya akan membentuk dan

menumbuhkan disposisi matematik (mathematical disposition), yaitu keinginan, kesadaran, dan

Page 8: TUGAS 2 KEL.3

dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai

kegiatan matematika.

Berdasarkan karakteristik berpikir matematik dan/atau kompetensi matematika di atas,

pengembangan berpikir matematik dan/atau kompetensi matematika serta sikap siswa perlu

diutamakan untuk siswa SD, SM, juga mahasiswa calon guru. Selain itu pemilikan kemampuan

berpikir matematik terutama yang tergolong pada tingkat tinggi merupakan peluang untuk siswa

untuk mengembangkan rasa percaya diri, keindahan dan keteraturan matematika, dan

menghargai pemdapat yang berbeda. Pengutamaan pengembangan berpikir matematik tersebut

menjadi semakin penting manakala dihubungkan dengan tuntutan kemajuan IPTEKS dan

suasana bersaing yang semakin ketat terhadap lulusan berbagai jenjang pendidikan.

6. Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan  memberikan jawaban

yang benar dengan alasan yang tepat dalam mengenal suatu hal, dan mengevaluasi argumen

terhadap soal atau pernyataan matematika yang diberikan.

Indikator  :

Mengidentifikasi asumsi yang digunakan

Merumuskan pokok-pokok permasalahan

Menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil

Mendeteksi adanya bias dari sudut pandang yang berbeda

Mengungkap konsep/teorema/definisi yang digunakan dalam menyelesaikan suatu

masalah

Mengevaluasi argument yang relevan dalam penyelesaian masalah

7. Berpikir Kreatif

Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Matematika adalah mengeluarkan ide baru dalam

pemecahan masalah matematika.

indikator dari berpikir kreatif ada lima, yaitu:

Kepekaan adalah kemampuan mendeteksi (mengenali dan memahami) serta menanggapi

suatu pernyataan, situasi atau masalah.

Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan

Page 9: TUGAS 2 KEL.3

Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli,

tidak klise, dan jarang diberikan kebanyakan orang.

Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-masam pemecahan atau

pendekatan terhadap masalah

Elaborasi adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi

lengkap, dan merincinya secara detil, yang di dalamnya dapat berupa table, grafik, model,

dan kata-kata.

2.2 Pengertian Inovasi Pendidikan

a. Pengertian Inovasi

Kata “innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau

pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu

“inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan , karena hal yang

baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari

bahasa Inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian

inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan. Untuk

memperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan maka perlu dibicarakan

dulu tentang pengertian discovery, invention, dan innovation sebelum membicarakan tentang

pengertian inovasi pendidikan.

“Discovery”, “Invention”, dan “Innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia

“Penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru,

baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudia baru diketahui atau memang

benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu

diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri

atau invensi. Untuk jelasnya marilah kita bicarakan ketiga pengertian tersebut satu persatu.

Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang

ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika.

Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus

Page 10: TUGAS 2 KEL.3

menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai

benua Amerika.

Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi

manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian

diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik

pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau

kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud

yang ditemukannya benar-benar baru.

Inovasi (innovaton) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati

sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa

hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu untuk

memecahkan suatu masalah tertentu.

b. Pengertian Inovasi Pendidikan Matematika

Secara umum, inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan,

perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan

digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang

dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan

masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat

yang bersangkutan.

Dalam pendidikan khususnya pendidikan matematika , individu atau kelompok dapat

membuat suatu produk baru untuk memperbaiki suatu pembelajaran,produk ini mungkin berupa

produk materi pembelajaran baru,teknik pembelajaran baru, ataupun program pembelajaran baru.

Pengembangan produk baru ini melibatkan proses engineering dengan cara menemukan bagian

bagian tertentu dan meletakkannya kembali untuk membuat suatu bentuk baru.

Ada empat tahap utama dalam pengembangan tersebut yaitu ;desain hasil , kreasi hasil,

Implementasi hasil, dan penggunaan hasil .Bentuk inovasi tersebut dimakhsudkan untuk

Page 11: TUGAS 2 KEL.3

mengoptimalkan hasil proses belajar mengajar yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan

siswa dalam menyerap konsep konsep, prosedur , dan algoritma matematika

Pengembangan pembelajaran matematika model pembelajaran matematika realistik

merupakan salah satu usaha menciptakan inovasi pembelajaran guna meningkatkan kemampuan

siswa memahami matematika. .Usaha usaha ini dilakukan sehubungan dengan adanya perbedaan

antara ‘materi’ yang di cita citakan oleh kurikulum tertulis (intended currriculum) dengan ‘materi

yang di ajarkan’ (implemented curriculum) , serta perbedaan antara ‘materi yang diajarkan’

dengan materi yang ‘ dipelajari siswa’(realized curriculum).

2.3 Media Pembelajaran Matematika

Pengertian media pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar.  Para guru

dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak

tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan

keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat

mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan

keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum

tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang

meliputi (Hamalik, 1994 : 6)

o Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar

mengajar

o Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

o Seluk-beluk proses belajar

o Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan

o Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran

Page 12: TUGAS 2 KEL.3

o Pemilihan dan penggunaan media pendidikan

o Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan

o Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran

o Usaha inovasi dalam media pendidikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada

umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya media itu membawa

pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-

maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.

Manfaat Media Dalam Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah

metode mengajar dan media pengajaran.  Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan

salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang

sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih

media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa

kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik

siswa.  Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media

pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi,

dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa “pemakaian media pengajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar

interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. 

Sedangkan secara khusus misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam

pembelajaran yaitu :

1.    Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

Page 13: TUGAS 2 KEL.3

2.    Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

3.    Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

4.    Efisiensi dalam waktu dan tenaga

5.    Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

6.    Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

7.    Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

8.    Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai

berikut :

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga

dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung

antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-

sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya

interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui

karya wisata.  Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya.  Mulai yang paling kecil

sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya.  Ada media yang

dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik.  Ada media yang sudah

tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara

khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran.

Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis

media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.  Beberapa media yang paling akrab

dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku).  selain itu banyak

Page 14: TUGAS 2 KEL.3

juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead

Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata.  Sedangkan media lain seperti kaset audio,

video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang

digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. 

Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :

No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran

I Audio Kaset audio, siaran radio,

CD, telepon

II Cetak Buku pelajaran, modul,

brosur, leaflet, gambar

III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi

bahan tertulis

IV Proyeksi visual

diam

Overhead transparansi

(OHT), Film bingkai (slide)

V Proyeksi Audio

visual diam

Film bingkai (slide) bersuara

VI Visual gerak Film bisu

VII Audio Visual gerak, film

gerak bersuara, video/VCD,

televise

VIII Obyek fisik Benda nyata, model,

specimen

IX Manusia dan Guru, Pustakawan, Laboran

Page 15: TUGAS 2 KEL.3

lingkungan

X Komputer CAI (Pembelajaran

berbantuan komputer), CBI

(Pembelajaran berbasis

komputer).[7]

Pemilihan Media Pembelajaran

Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah :  a.  bermaksud

mendemosntrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media;  b.  merasa sudah akrab

dengan media tersebut, c. ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih kongkrit;

dan d.  merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya.  Jadi dasar

pertimbangan untuk memilih media sangatlah sederhana, yaitu memenuhi kebutuhan atau

mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.

2.4 Kerucut Pengalaman Belajar

Kehadiran media dan teknologi pembelajaran tidak bisa lepas dari sejarah

perkembangannya. Sejarah perkembangan ini dibangun sejak awal abad 20-an, yang ditandai

munculnya teori pendidikan atau belajar. Teknologi pendidikan ini pertama kali dilihat sebagai

suatu teknologi alat. Teknologi ini merujuk pada penggunaan peralatan, media dan perangkat

keras untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, istilah ini sama dengan ungkapan

mengajar dengan alat bantu audio-visual.

Page 16: TUGAS 2 KEL.3

BAB III

PEMBAHASAN

Kerucut Pembelajaran

Untuk tercapainya tujuan pembelajaran pendidik harus bisa menentukan metode atau

strategi apa yang akan digunakan. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus. Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat juga disebut sebagai

cara sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Agar tercapainya tujuan pembelajaran, pendidik harus lebih cermat terhadap peserta didik

mengenai materi yang akan di ajarkan. Dan pendidik pun harus menyesuaikan materi dengan

kemampuan matematika siswa. Misalnya, pada pembelajaran materi bangun ruang.

Salah satu tugas guru adalah melaksanakan pembelajaran. Banyak sekali para ahli yang

mendefinisikan hal belajar maupun pembelajaran. Tetapi dari berbagai definisi yang ada, kita

dapat menarik beberapa hal mengenai pembelajaran. Dalam pembelajaran, Guru harus dapat

mencipatakan suatu kondisi yang memungkinkan siswa agar dapat belajar dan juga harus

berupaya membangkitkan inisiatif belajar siswanya. Dalam teori pembelajarn kostruktivis, Guru

tidak berperan sebagai pemberi pengetahuan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator siswa

dalam mengkonstruksi pengetahuan. Jadi, siswa lebih banyak berperan dalam mengkonstruk

Page 17: TUGAS 2 KEL.3

pengetahuannya sendiri, bukan hasil dari transformasi pengatahuan. Sedangkan guru hanya

berperan sebagai fasilitator.

Jadi disini guru menjelaskan materi bangun ruang. Di dalam materi bangun ruang

biasanya pembelajaran dilakukan hanya dengan bantuan berupa media gambar, yaitu guru

menggambarkan bangun ruang di papan tulis.

Misalnya pada gambar berikut :

Pada gambar disini guru hanya menggunakan kemampuan pemahaman saja sehingga

peserta didik akan bingung untuk mengetahui konsep atau memecahkan masalah tersebut. Disini

siswa hanya mendapatkan 10% guru menjelaskan dan 20% siswa mendapatkan ilmu dari guru

yang sedang menjelaskan definisi bangun ruang. Disini siswa hanya mendapatkan pengetahuan

verbal saja.

Untuk pengetahuan visualnya siswa atau peserta didik mendapatkan 40% dari guru

menjelaskan dan menggambarkan bangun ruang dan siswa hanya melihat dan mendengarkan.

Dengan adanya inovasi yang secara umum dapat diartikan bahwa inovasi adalah suatu

ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru

yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga

masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya

perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu

setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.

Page 18: TUGAS 2 KEL.3

Dengan adanya inovasi pendidikan matematika pembelajaran pun akan lebih optimal.

Dikembangkan dengan adanya media pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat bantu

proses belajar mengajar.

Dengan berkembangnya inovasi untuk pembelajaran bangun ruang tidak hanya melihat

gambar yang digambarkan oleh pendidik. Adanya media pembelajaran peserta didik aktif

mengeluarkan kemampuan, bakat dan kreativitasnya secara optimal.

Di dalam materi bangun ruang peserta didik dituntut aktif dalam pemahaman

menyelesaikan masalah serta mengkomunikasikannya dengan cara membuat bangun ruang

menggunakan media berupa kertas karton.

Disini siswa akan akan berbuat dan melakukan atau mempraktikan bangun ruang. Dari

sini siswa akan pendapatkan pengetahuan lebih kurang lebihnya hamper 90%.

Contoh seperti pada gambar berikut :

Jaring-jaring yang diberikan oleh pendidik.

Page 19: TUGAS 2 KEL.3

Siswa aktif kreatif menuangkan kemampuan matematika.