INOVASI PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Pendidikan
Matematika
Dosen Pembimbing: Dori Lukman Hakim, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh:
Devi A Lestari
Diba Barij Baroroh
Narsiti Andriani
Nuraeni
Riske Swandari
Rizkiah H
Siti Aisah
Kelas / Semester: D / VI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami akan membahas mengenai “Inovasi Pendidikan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Media Pembelajaran
Pendidikan Matematika “.Adapun kesulitan dan hambatan yang kami temukan selama menyusun
makalah ini dapat teratasi dengan baik, berkat bantuan dan dorongan dari pihak lain yang turut
serta membantu penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dori Lukman Hakim, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing
2. Teman-teman satu kelompok dan yang lainnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya
yang membangun untuk kemajuan kami.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami sebagai penyusun dan
umumnya bagi orang lain.
Karawang, 31 Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II Pembahasan
2.1 Kemampuan Matematika
2.2 Pengertian Inovasi Pendidikan
2.3 Media Pembelajaran Matematika
2.4 Kerucut Pengalaman Belajar
BAB III Penutup
1.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk
menjembatani masa sekarang dan masa yang akan dating dengan jalan memperkenalkan
pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas.
Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar
sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan layanan individual
terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi
pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidika. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus menerus
mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan
zaman , situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan dari kemampuan matematika?
2. Bagaimana penjelasan dari inovasi pendidikan matematika?
3. Bagaimana penjelasan dari media pembelajaran matematika?
4. Bagaimana penjelasan dari kerucut pengalaman belajar?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan dari kemampuan matematika.
2. Untuk mengetahui penjelasan dari inovasi pendidikan matematika.
3. Untuk mengetahui penjelasan dari media pembelajaran matematika.
4. Untuk mengetahui penjelasan dari kerucut pengalaman belajar.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kemampuan Matematika
Secara garis besar, untuk semua jenjang sekolah, kemampuan dasar matematika dapat
diklasifikasikan dalam lima standar kemampuan dengan indikator sebagai berikut.
1. Pemahaman Matematika
Secara umum indikator kemampuan pemahaman matematika meliputi mengenal,
memahami, dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip, dan idea matematika. kemampuan
pemahaman pada empat tahap, yaitu:
pemahaman mekanikal yang dicirikan oleh dapat mengingat dan menerapkan rumus
secara rutin dan menghitung secara sederhana
pemahaman induktif, yakni dapat menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana
atau dalam kasus serupa
pemahaman rasional, yakni dapat membuktikan kebenaran rumus dan teorema, dan
pemahaman intiutif, yakni dapat memperkirakan kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-
ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut.
Contoh: Misalkan siswa diberikan permasalahan seperti berikut ini. Luas suatu persegi
panjang 40 satuan. Persegi panjang itu dibagi menjadi 4 bagian dengan luas masing-masing
bagian adalah 7, 8, n dan x satuan dengan x > n. Jika selisih dari x dan n ada 5 satuan, tentukan
luas persegi panjang yang belum diketahui. Siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui
dan yang ditanyakan dari permsalahan.
2. Pemecahan Masalah Matematika (mathematical problem solving)
Pemecahan masalah matematika mempunyai dua makna.
Pertama, sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang digunakan untuk menemukan
kembali (reinvention) dan memahami materi/konsep/prinsip matematika. Pembelajaran diawali
dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian secara induksi siswa
menemukan konsep/prinsip matematika.
Kedua, sebagai tujuan atau kemampuan yang harus dicapai, yang dirinci dalam indikator
(a) mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah, (b) membuat model matematik
dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya, (c) memilih dan menerapkan
strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan/ atau di luar matematika, (d) menjelaskan
atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau
jawaban, dan (e) menerapkan matematika secara bermakna.
Contoh: Suatu persegi pajang mempunyai luas 40 satuan. Persegi panjang tersebut
dibagi menjadi 4 bagian yang sama. Berapa luas masing-masing bagian? Jawaban
permasalahan ini dapat diperoleh secara langsung dengan menerapkan prosedur pembagian,
yaitu 40 : 4 = 10, sehingga jawabannya adalah 10 satuan. Contoh tersebut dapat diberikan
dengan cara tidak rutin: Suatu persegi panajang mempunyai luas 40 satuan. Persegi panjang
tersebut dibagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian I, II, III dan IV. Luas bagian I tiga kali luas
bagian II. Bagian III dan IV masing-masing sama luas. Jumlah luas bagian III dan IV sama
dengan luas bagian I. Berapa luas masing-masing bagian
3. Penalaran Matematika (Mathematical reasoning)
Beberapa kemampuan yang tergolong dalam penalaran matematik di antaranya adalah (a)
menarik kesimpulan logis, (b) memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau
pola, (c) memperkirakan jawaban dan proses solusi, (d) menggunakan pola hubungan untuk
menganalisis situasi, atau membuat analogi, generalisasi, dan menyusun konjektur, (e)
mengajukan lawan contoh, (f) mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argumen,
membuktikan, dan menyusun argumen yang valid, dan (g) menyusun pembuktian langsung,
pembuktian tak langsung, dan pembuktian dengan induksi matematika.
Contoh: Siswa diberi pertanyaan: Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan
Tepat dua tahun yang lalu umur Amir dua kali umur Dewi. Sekarang umur Amir 8 tahun.
Orangtua Dewi mempunyai kebiasaan menimbang berat badan semua anak-anaknya yang masih
balita ke Posyandu. Apakah sekarang Dewi masih ditimbang berat badannya di Posyandu?
Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan cara mencari umur Dewi sekarang dan membuat
kesimpulan terkait dengan kebiasaan orangtua Dewi.
4. Koneksi Matematika (mathematical connection)
Kemampuan yang tergolong pada koneksi matematik di antaranya adalah (a) mencari
hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, (b) memahami hubungan antar topik
matematika, (c) menerapkan matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan sehari-hari, (d)
memahami representasi ekuivalen suatu konsep, (e) mencari hubungan satu prosedur dengan
prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, (f) menerapkan hubungan antar topik
matematika dan antara topik matematika dengan topik di luar matematika.
Contoh :
7+5 = 12
21+7 = 28
Berdasarkan contoh di atas maka diperoleh kesimpulan umum : jumlah dua bilangan ganjil
adalah genap (generalisasi ini dinyatakan benar karena dapat dibuktikan kebenarannya).
5. Komunikasi matematika (Mathematical communication)
Kemampuan yang tergolong pada komunikasi matematik di antaranya adalah (a)
menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, idea, atau
model matematik, (b) menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan,
(c) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika, (d) membaca dengan
pemahaman suatu representasi matematika tertulis, (e) membuat konjektur, menyusun argumen,
merumuskan definisi, dan generalisasi, (f) mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf
matematika dalam bahasa sendiri.
Adapun sikap yang harus dimiliki siswa di antaranya adalah sikap kritis dan cermat,
objektif dan terbuka, menghargai keindahan matematika, serta rasa ingin tahu dan senang belajar
matematika. Sikap dan kebiasaan berpikir seperti di atas pada hakekatnya akan membentuk dan
menumbuhkan disposisi matematik (mathematical disposition), yaitu keinginan, kesadaran, dan
dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai
kegiatan matematika.
Berdasarkan karakteristik berpikir matematik dan/atau kompetensi matematika di atas,
pengembangan berpikir matematik dan/atau kompetensi matematika serta sikap siswa perlu
diutamakan untuk siswa SD, SM, juga mahasiswa calon guru. Selain itu pemilikan kemampuan
berpikir matematik terutama yang tergolong pada tingkat tinggi merupakan peluang untuk siswa
untuk mengembangkan rasa percaya diri, keindahan dan keteraturan matematika, dan
menghargai pemdapat yang berbeda. Pengutamaan pengembangan berpikir matematik tersebut
menjadi semakin penting manakala dihubungkan dengan tuntutan kemajuan IPTEKS dan
suasana bersaing yang semakin ketat terhadap lulusan berbagai jenjang pendidikan.
6. Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan memberikan jawaban
yang benar dengan alasan yang tepat dalam mengenal suatu hal, dan mengevaluasi argumen
terhadap soal atau pernyataan matematika yang diberikan.
Indikator :
Mengidentifikasi asumsi yang digunakan
Merumuskan pokok-pokok permasalahan
Menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil
Mendeteksi adanya bias dari sudut pandang yang berbeda
Mengungkap konsep/teorema/definisi yang digunakan dalam menyelesaikan suatu
masalah
Mengevaluasi argument yang relevan dalam penyelesaian masalah
7. Berpikir Kreatif
Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Matematika adalah mengeluarkan ide baru dalam
pemecahan masalah matematika.
indikator dari berpikir kreatif ada lima, yaitu:
Kepekaan adalah kemampuan mendeteksi (mengenali dan memahami) serta menanggapi
suatu pernyataan, situasi atau masalah.
Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan
Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli,
tidak klise, dan jarang diberikan kebanyakan orang.
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-masam pemecahan atau
pendekatan terhadap masalah
Elaborasi adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi
lengkap, dan merincinya secara detil, yang di dalamnya dapat berupa table, grafik, model,
dan kata-kata.
2.2 Pengertian Inovasi Pendidikan
a. Pengertian Inovasi
Kata “innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau
pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu
“inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan , karena hal yang
baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari
bahasa Inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian
inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan. Untuk
memperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan maka perlu dibicarakan
dulu tentang pengertian discovery, invention, dan innovation sebelum membicarakan tentang
pengertian inovasi pendidikan.
“Discovery”, “Invention”, dan “Innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia
“Penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru,
baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudia baru diketahui atau memang
benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu
diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri
atau invensi. Untuk jelasnya marilah kita bicarakan ketiga pengertian tersebut satu persatu.
Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang
ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika.
Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus
menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai
benua Amerika.
Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi
manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian
diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik
pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau
kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud
yang ditemukannya benar-benar baru.
Inovasi (innovaton) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa
hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
b. Pengertian Inovasi Pendidikan Matematika
Secara umum, inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan,
perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan
digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang
dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan
masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat
yang bersangkutan.
Dalam pendidikan khususnya pendidikan matematika , individu atau kelompok dapat
membuat suatu produk baru untuk memperbaiki suatu pembelajaran,produk ini mungkin berupa
produk materi pembelajaran baru,teknik pembelajaran baru, ataupun program pembelajaran baru.
Pengembangan produk baru ini melibatkan proses engineering dengan cara menemukan bagian
bagian tertentu dan meletakkannya kembali untuk membuat suatu bentuk baru.
Ada empat tahap utama dalam pengembangan tersebut yaitu ;desain hasil , kreasi hasil,
Implementasi hasil, dan penggunaan hasil .Bentuk inovasi tersebut dimakhsudkan untuk
mengoptimalkan hasil proses belajar mengajar yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan
siswa dalam menyerap konsep konsep, prosedur , dan algoritma matematika
Pengembangan pembelajaran matematika model pembelajaran matematika realistik
merupakan salah satu usaha menciptakan inovasi pembelajaran guna meningkatkan kemampuan
siswa memahami matematika. .Usaha usaha ini dilakukan sehubungan dengan adanya perbedaan
antara ‘materi’ yang di cita citakan oleh kurikulum tertulis (intended currriculum) dengan ‘materi
yang di ajarkan’ (implemented curriculum) , serta perbedaan antara ‘materi yang diajarkan’
dengan materi yang ‘ dipelajari siswa’(realized curriculum).
2.3 Media Pembelajaran Matematika
Pengertian media pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru
dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan
keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum
tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang
meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
o Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar
o Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
o Seluk-beluk proses belajar
o Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
o Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran
o Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
o Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
o Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
o Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
Manfaat Media Dalam Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang
sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa
kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik
siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi,
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa “pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Sedangkan secara khusus misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam
pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai
berikut :
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil
sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang
dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah
tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara
khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran.
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis
media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab
dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). selain itu banyak
juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead
Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio,
video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang
digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :
No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
I Audio Kaset audio, siaran radio,
CD, telepon
II Cetak Buku pelajaran, modul,
brosur, leaflet, gambar
III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi
bahan tertulis
IV Proyeksi visual
diam
Overhead transparansi
(OHT), Film bingkai (slide)
V Proyeksi Audio
visual diam
Film bingkai (slide) bersuara
VI Visual gerak Film bisu
VII Audio Visual gerak, film
gerak bersuara, video/VCD,
televise
VIII Obyek fisik Benda nyata, model,
specimen
IX Manusia dan Guru, Pustakawan, Laboran
lingkungan
X Komputer CAI (Pembelajaran
berbantuan komputer), CBI
(Pembelajaran berbasis
komputer).[7]
Pemilihan Media Pembelajaran
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah : a. bermaksud
mendemosntrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media; b. merasa sudah akrab
dengan media tersebut, c. ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih kongkrit;
dan d. merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya. Jadi dasar
pertimbangan untuk memilih media sangatlah sederhana, yaitu memenuhi kebutuhan atau
mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.
2.4 Kerucut Pengalaman Belajar
Kehadiran media dan teknologi pembelajaran tidak bisa lepas dari sejarah
perkembangannya. Sejarah perkembangan ini dibangun sejak awal abad 20-an, yang ditandai
munculnya teori pendidikan atau belajar. Teknologi pendidikan ini pertama kali dilihat sebagai
suatu teknologi alat. Teknologi ini merujuk pada penggunaan peralatan, media dan perangkat
keras untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, istilah ini sama dengan ungkapan
mengajar dengan alat bantu audio-visual.
BAB III
PEMBAHASAN
Kerucut Pembelajaran
Untuk tercapainya tujuan pembelajaran pendidik harus bisa menentukan metode atau
strategi apa yang akan digunakan. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat juga disebut sebagai
cara sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Agar tercapainya tujuan pembelajaran, pendidik harus lebih cermat terhadap peserta didik
mengenai materi yang akan di ajarkan. Dan pendidik pun harus menyesuaikan materi dengan
kemampuan matematika siswa. Misalnya, pada pembelajaran materi bangun ruang.
Salah satu tugas guru adalah melaksanakan pembelajaran. Banyak sekali para ahli yang
mendefinisikan hal belajar maupun pembelajaran. Tetapi dari berbagai definisi yang ada, kita
dapat menarik beberapa hal mengenai pembelajaran. Dalam pembelajaran, Guru harus dapat
mencipatakan suatu kondisi yang memungkinkan siswa agar dapat belajar dan juga harus
berupaya membangkitkan inisiatif belajar siswanya. Dalam teori pembelajarn kostruktivis, Guru
tidak berperan sebagai pemberi pengetahuan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator siswa
dalam mengkonstruksi pengetahuan. Jadi, siswa lebih banyak berperan dalam mengkonstruk
pengetahuannya sendiri, bukan hasil dari transformasi pengatahuan. Sedangkan guru hanya
berperan sebagai fasilitator.
Jadi disini guru menjelaskan materi bangun ruang. Di dalam materi bangun ruang
biasanya pembelajaran dilakukan hanya dengan bantuan berupa media gambar, yaitu guru
menggambarkan bangun ruang di papan tulis.
Misalnya pada gambar berikut :
Pada gambar disini guru hanya menggunakan kemampuan pemahaman saja sehingga
peserta didik akan bingung untuk mengetahui konsep atau memecahkan masalah tersebut. Disini
siswa hanya mendapatkan 10% guru menjelaskan dan 20% siswa mendapatkan ilmu dari guru
yang sedang menjelaskan definisi bangun ruang. Disini siswa hanya mendapatkan pengetahuan
verbal saja.
Untuk pengetahuan visualnya siswa atau peserta didik mendapatkan 40% dari guru
menjelaskan dan menggambarkan bangun ruang dan siswa hanya melihat dan mendengarkan.
Dengan adanya inovasi yang secara umum dapat diartikan bahwa inovasi adalah suatu
ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru
yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga
masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya
perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu
setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Dengan adanya inovasi pendidikan matematika pembelajaran pun akan lebih optimal.
Dikembangkan dengan adanya media pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat bantu
proses belajar mengajar.
Dengan berkembangnya inovasi untuk pembelajaran bangun ruang tidak hanya melihat
gambar yang digambarkan oleh pendidik. Adanya media pembelajaran peserta didik aktif
mengeluarkan kemampuan, bakat dan kreativitasnya secara optimal.
Di dalam materi bangun ruang peserta didik dituntut aktif dalam pemahaman
menyelesaikan masalah serta mengkomunikasikannya dengan cara membuat bangun ruang
menggunakan media berupa kertas karton.
Disini siswa akan akan berbuat dan melakukan atau mempraktikan bangun ruang. Dari
sini siswa akan pendapatkan pengetahuan lebih kurang lebihnya hamper 90%.
Contoh seperti pada gambar berikut :
Jaring-jaring yang diberikan oleh pendidik.
Siswa aktif kreatif menuangkan kemampuan matematika.
Recommended