Upload
apriliakiandra
View
257
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
1/24
TONSILITIS KRONIK
I. PENDAHULUAN
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian
dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang
terdapat di dalam rongga mulut yaitu: tonsil laringeal (adenoid), tonsil palatina
(tonsila faucial), tonsila lingual (tonsila pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius
(lateral band dinding faring !erlach"s tonsil). #eradangan pada tonsila palatine
biasanya meluas ke adenoid dan tonsil lingual. #enyebaran infeksi terjadi melalui
udara (air borne droplets), tangan dan ciuman. $apat terjadi pada semua umur,
terutama pada anak.%,&
#eradangan pada tonsil dapat disebabkan oleh bakteri atau 'irus,
termasuk strain bakteri streptokokus, adeno'irus, 'irus influena, 'irus Epstein
*arr, entero'irus, dan 'irus herpes simple+. alah satu penyebab paling sering
pada tonsilitis adalah bakteri grup - treptococcus beta hemolitik (!-*), /01
dari tonsilitis anak dan %01 kasus de2asa dan juga merupakan penyebab radang
tenggorokan./
Tonsilitis kronik merupakan peradangan pada tonsil yang persisten
yang berpotensi membentuk formasi batu tonsil.3 Terdapat referensi yang
menghubungkan antara nyeri tenggorokan yang memiliki durasi / bulan dengan
kejadian tonsilitis kronik.4Tonsilitis kronis merupakan salah satu penyakit yang
paling umum dari daerah oral dan ditemukan terutama di kelompok usia muda.
5ondisi ini karena peradangan kronis pada tonsil. $ata dalam literatur
menggambarkan tonsilitis kronis klinis didefinisikan oleh kehadiran infeksi
berulang dan obstruksi saluran napas bagian atas karena peningkatan 'olumetonsil. 5ondisi ini mungkin memiliki dampak sistemik, terutama ketika dengan
adanya gejala seperti demam berulang, odynophagia, sulit menelan, halitosis dan
limfadenopati ser'ikal dan submandibula.6
7aktor predisposisi timbulnya tonsillitis kronik ialah rangsangan yang
menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsillitis akut yang tidak
adekuat.%
1
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
2/24
II. ANATOMI
Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh
jaringan ikat dengan kriptus didalamnya. Terdapat tiga macam tonsil yaitu tonsila
faringeal (adenoid), tonsil palatina dan tonsila lingual yang ketigatiganya
membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil palatina yang
biasanya disebut tonsil saja terletak didalam fossa tonsil. #ada kutub atas tonsil
sering kali ditemukan celah intratonsil yang merupakan sisa kantong pharyn+
yang kedua. 5utub ba2ah tonsil biasanya melekat pada dasar lidah.%
Tonsil faringeal dalam kapsulnya terletak pada mukosa dinding lateral
rongga mulut. $i depan tonsil, arkus faring anterior disusun oleh otot
palatoglosus, dan dibelakang dari arkus faring posterior disusun oleh otot
palatofaringeus.8
#ermukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyai celah
yang disebut kriptus. Epitel yang melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang juga
meliputi kriptus. $idalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel
yang terlepas, bakteri dan sisa makanan. #ermukaan lateral tonsil melekat pada
fasia pharyn+ yang sering juga disebut kapsul tonsil. 5apsul ini tidak melekat erat
pada otot pharyn+, sehingga mudah dilakukan diseksi pada tonsilektomi.%
!ambar %. Cincin Waldeyer
2
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
3/24
Tonsil mendapat darah dari arteri palatina minor, arteri palatine asendens,
cabang tonsil arteri maksila eksterna, arteri pharyn+ asendens dan arteri lingualis
dorsal. Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh
ligamentum glosoepiglotica. $i garis tengah, di sebelah anterior massa ini
terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla
sirkum 'alata. Tempat ini kadangkadang menunjukkan penjalaran duktus
tiroglossus dan secara klinik merupakan tempat penting bila ada massa tiroid
lingual (lingual thyroid) dan kista duktus tiroglosus.%
9ena'ena menembus m.constrictor pharyngeus superior dan bergabung
dengan 'ena palatine eksterna, 'ena pharyngealis, atau 'ena facialis. -liran limfe
pembuluhpembuluh limfe bergabung dengan nodi lymphoidei profundi. odus
yang terpenting dari kelompok ini adalah nodus jugulodigastricus, yang terletak di
ba2ah dan belakang angulus mandibulae.;
III. IMUNOLOGI
Tonsila palatina adalah suatu jaringan limfoid yang terletak di fossa
tonsilaris di kedua sudut orofaring dan merupakan salah satu bagian dari cincin
Waldeyer. Tonsila palatina lebih padat dibandingkan jaringan limfoid lain.
#ermukaan lateralnya ditutupi oleh kapsul tipis dan di permukaan medial terdapat
kripta. Tonsila palatina merupakan jaringan limfoepitel yang berperan penting
sebagai sistem pertahanan tubuh terutama terhadap protein asing yang masuk ke
saluran makanan atau masuk ke saluran nafas ('irus, bakteri, dan antigen
makanan). uga terdapat sel limfosit *, limfosit T,
3
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
4/24
sel plasma dan sel pemba2a ?g !. Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang
diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi.
Tonsil mempunyai dua fungsi utama yaitu menangkap dan mengumpulkan bahan
asing dengan efektif dan sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel
limfosit T dengan antigen spesifik.=,%0
Tonsil merupakan jaringan kelenjar limfa yang berbentuk o'al yang
terletak pada kedua sisi belakang tenggorokan. $alam keadaan normal tonsil
membantu mencegah terjadinya infeksi. Tonsil bertindak seperti filter untuk
memperangkap bakteri dan 'irus yang masuk ke tubuh melalui mulut dan sinus.
Tonsil juga menstimulasi sistem imun untuk memproduksi antibodi untuk
membantu mela2an infeksi. Tonsil berbentuk o'al dengan panjang &4 cm,
masingmasing tonsil mempunyai %0/0 kriptus yang meluas ke dalam jaringan
tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fossa tonsilaris, daerah yang kosong
diatasnya dikenal sebagai fossa supratonsilar. Tonsil terletak di lateral orofaring.
ecara mikroskopik tonsil terdiri atas tiga komponen yaitu jaringan ikat, folikel
germinati'um (merupakan sel limfoid) dan jaringan interfolikel (terdiri dari
jaringan limfoid). @okasi tonsil sangat memungkinkan terpapar benda asing dan
patogen, selanjutnya memba2anya ke sel limfoid. -kti'itas imunologi terbesar
tonsil ditemukan pada usia / A %0 tahun.=,%0
IV. EPIDEMIOLOGI
$i ?ndonesia infeksi saluran pernafasan akut (?#-) masih merupakan
penyebab tersering morbiditas dan mortalitas pada anak. #ada tahun %==6%==;
cakupan temuan penderita ?#- pada anak berkisar antara /01 301, sedangkan
sasaran temuan pada penderita ?#- pada tahun tersebut adalah ;81 8&1 Bsebagai salah satu penyebab adalah rendahnya pengetahuan masyarakat. $i
-merika erikat absensi sekolah sekitar 661 diduga disebabkan ?#-. Tonsilitis
kronik pada anak mungkin disebabkan karena anak sering menderita ?#- atau
karena tonsilitis akut yang tidak diterapi adekuat atau dibiarkan.=
Tonsilitis adalah penyakit yang umum terjadi. ampir semua anak di
-merika erikat mengalami setidaknya satu episode tonsilitis.&*erdasarkan data
epidemiologi penyakit TT pada ; pro'insi (?ndonesia) pada tahun %==3%==6,
4
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
5/24
pre'alensi tonsillitis kronik sebesar /,81 tertinggi kedua setelah nasofaringitis
akut (3,61). $i D# $r. Wahidin udirohusodo uni &008A
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
6/24
serangan ulangan dari Tonsilitis -kut yang mengakibatkan kerusakan permanen
pada tonsil, atau kerusakan ini dapat terjadi bila fase resolusi tidak sempurna.%/
*eberapa organisme dapat menyebabkan infeksi pada tonsil, termasuk
bakteri aerobik dan anaerobik, 'irus, jamur, dan parasit. #ada penderita tonsilitis
kronis jenis kuman yang paling sering adalah treptokokus beta hemolitikus grup
- (*!-). treptokokus grup - adalah flora normal pada orofaring dan
nasofaring. amun dapat menjadi pathogen infeksius yang memerlukan
pengobatan. elain itu infeksi juga dapat disebabkan aemophilus influenae,
taphylococcus aureus, . #neumoniae dan
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
7/24
suatu saat kuman dan toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada saat
keadaan umum tubuh menurun.= *ila epitel terkikis maka jaringan limfoid
superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi
leukosit polimorfonuklear. 5arena proses radang berulang yang timbul maka
selain epitel mukosa juga jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan
mengalami pengerutan sehingga kripti melebar. ecara klinik kripti ini tampak
diisi oleh detritus. #roses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan
akhirnya menimbulkan perlekatan dengan jaringan di sekitar fossa tonsilaris. #ada
anak disertai dengan pembesaran kelenjar limfa submadibularis.%
VII. FAKTOR PREDISPOSISI
ejauh ini belum ada penelitian lengkap mengenai keterlibatan faktor
genetik maupun lingkungan yang berhasil dieksplorasi sebagai faktor risiko
penyakit Tonsilitis 5ronis. #ada penelitian yang bertujuan mengestimasi
konstribusi efek faktor genetik dan lingkungan secara relatif penelitiannya
mendapatkan hasil bah2a tidak terdapat bukti adanya keterlibatan faktor genetik
sebagai faktor predisposisi penyakit Tonsilitis 5ronis. %4
*eberapa 7aktor predisposisi timbulnya tonsillitis kronik yaitu:%
%. angsangan menahun (kronik) rokok dan beberapa jenis makanan
&. igiene mulut yang buruk
/. #engaruh cuaca
3. 5elelahan fisik
4. #engobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat
VIII. GEJALA KLINIK
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
8/24
#ada tonsillitis kronik juga sering disertai halitosis dan pembesaran nodul
ser'ikal.ada umumnya terdapat dua gambaran tonsil yang secara menyeluruh
dimasukkan kedalam kategori tonsillitis kronik berupa (a) pembesaran tonsil
karena hipertrofi disertai perlekatan kejaringan sekitarnya, kripta melebar di
atasnya tertutup oleh eksudat yang purulent. (b) tonsil tetap kecil, bisanya
mengeriput, kadangkadang seperti terpendam dalam tonsil bedF dengan bagian
tepinya hiperemis, kripta melebar dan diatasnya tampak eksudat yang purulent.8,%;
!ambar &. Tonsillitis kronik
*erdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan
mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan
medial kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi :%0,%8,%=
T0 : Tonsil masuk di dalam fossa
T% : G&41 'olume tonsil dibandingkan dengan 'olume orofaring
T& : &4401 'olume tonsil dibandingkan dengan 'olume orofaring
T/ : 40;41 'olume tonsil dibandingkan dengan 'olume orofaring
T3 : H;41 'olume tonsil dibandingkan dengan 'olume orofaring
8
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
9/24
!ambar /. asio #erbandingan Tonsil $engan Irofaring
!ambar 3. (-) Tonsillar hypertrophy grade? tonsils. (*) !rade?? tonsils.
(C) !rade???tonsils. ($) !rade?9 tonsils (kissing tonsilsF)
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
#emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita Tonsilitis
5ronis:
Mikrobiologi
#enatalaksanaan dengan antimikroba sering gagal untuk mengeradikasi kuman
patogen dan mencegah kekambuhan infeksi pada tonsil. 5egagalan
mengeradikasi organisme patogen disebabkan ketidaksesuaian pemberian
antibiotika atau penetrasi antibiotika yang inadekuat (ammouda et al, &00=).
Gold standardpemeriksaan tonsil adalah kultur dari dalam tonsil. *erdasarkan
penelitian 5urien di ?ndia terhadap 30 penderita Tonsilitis 5ronis yang
dilakukan tonsilektomi, didapatkan kesimpulan bah2a kultur yang dilakukan
9
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
10/24
dengan s2ab permukaan tonsil untuk menentukan diagnosis yang akurat
terhadap flora bakteri Tonsilitis 5ronis tidak dapat dipercaya dan juga 'alid.
5uman terbayak yang ditemukan yaitu treptokokus beta hemolitikus diukuti
taflokokus aureus.&0
Histo!tologi
#enelitian yang dilakukan Dgras dan 5utluhan tahun &008 di Turkey terhadap
380 spesimen tonsil, menunjukkan bah2a diagnosa Tonsilitis 5ronis dapat
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi dengan tiga kriteria
histopatologi yaitu ditemukan ringan sedang infiltrasi limfosit, adanya Dgra"s
abses dan infitrasi limfosit yang difus. 5ombinasi ketiga hal tersebut ditambah
temuan histopatologi lainnya dapat dengan jelas menegakkan diagnosa
Tonsilitis 5ronis.&0
X. DIAGNOSIS
$iagnosis untuk tonsillitis kronik dapat ditegakkan dengan melakukan
anamnesis secara tepat dan cermat serta pemeriksaan fisis yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menyingkirkan kondisi sistemik atau kondisi yang berkaitan
yang dapat membingungkan diagnosis.
#ada anamnesis, penderita biasanya datang dengan keluhan tonsillitis
berulang berupa nyeri tenggorokan berulang atau menetap, rasa ada yang
mengganjal ditenggorok, ada rasa kering di tenggorok, napas berbau, iritasi pada
tenggorokan, dan obstruksi pada saluran cerna dan saluran napas, yang paling
sering disebabkan oleh adenoid yang hipertofi. !ejalagejala konstitusi dapat
ditemukan seperti demam, namun tidak mencolok. #ada anak dapat ditemukan
adanya pembesaran kelanjar limfa submandibular.
%,%6,%;
#ada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang
tidak rata, kriptus melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. #ada umumnya
terdapat dua gambaran tonsil yang secara menyeluruh dimasukkan kedalam
kategori tonsillitis kronik.%;
#ada *iakan tonsil dengan penyakit kronis biasanya menunjukkan
beberapa organisme yang 'irulensinya relati'e rendah dan pada kenyataannya
jarang menunjukkan streptokokus beta hemolitikus.8,%;
10
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
11/24
XI. DIAGNOSIS "ANDING
%. Tonsillitis difteri
$isebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae.Tidak semua orang
yang terinfeksi oleh kuman ini akan sakit. 5eadaan ini tergantung pada titer
antitoksin dalam darah. Titer antitoksin sebesar 0,0/ satcc drah dapat
dianggap cukup memberikan dasar imunitas. Tonsillitis difteri sering
ditemukan pada anak berusia kurang dari %0 tahun dan frekuensi tertinggi
pada usia 4 tahun. !ejala klinik terbagi dalam / golongan yaitu: umum,
local, dan gejala akibat eksotoksin. !ejala umum sama seperti gejala infeksi
lainnya yaitu kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala, tidak
nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta keluhan nyeri menelan. !ejala
local yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor
yang makin lama makin meluas dan bersatu membentuk membrane semu
(pseudomembran) yang melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat
akan mudah berdarah. >ika infeksinya berjalan terus, kelenjar limfa leher
akan membengkak sedemikian besarnya sehingga leher menyerupai leher
sapi (bull neck). !ejala akibat eksotoksin akan menimbulkan kerusakan
jaringan tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai
decompensatio cordis, pada saraf kranial dapat menyebabkan kelumpuhan
otot palatum dan otototot pernapasan dan pada ginjal menimbulkan
albuminuria.%
!ambar 4. Tonsila $ifteri
&. -ngina #laut 9incent (stomatitis ulseromembranosa)
11
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
12/24
#enyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema. !ejala
pada penyakit ini berupa demam sampai /0JC, nyeri kepala, badan lemah,
rasa nyeri dimulut, hipersali'asi, gigi dan gusi mudah berdarah. #ada
pemeriksaan tampak mukosa dan faring hiperemis, membran putih keabuan
diatas tonsil, u'ula, dinding faring, gusi serta prosesus al'eolaris, mulut
berbau (foetor ex ore) dan kelenjar submandibular membesar.%
!ambar. 6 -ngina #laut 9incent
XII.PPENALAKSANAAN
#enatalaksanaan untuk tonsillitis kronik terdiri atas terapi
medikamentosa dan operatif.
%.
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
13/24
diagnosa Tonsilitis 5ronis, sebanyak /6 dari penderita mendapatkan
penatalaksanaan tonsilektomi.=
#enelitian yang dilakukan di kotlandia dengan menggunakan
kuisioner terhadap %4.;88 penduduk mendapatkan data sebanyak 3.636
diantaranya memiliki gejala Tonsilitis, dari jumlah itu sebanyak %.;8& (/8,31)
penderita mendapat penanganan dari dokter umum dan =8 (&,%1) penderita
dirujuk ke rumah sakit.=
I#$ik!si To#sil%kto&i
Cochrane review (&003) melaporkan bah2a efekti'itas tonsilektomi belum
die'aluasi secara formal. Tonsilektomi dilakukan secara luas untuk
pengobatan Tonsilitis akut atau kronik, tetapi tidak ada bukti ilmiah
randomized controlled trials untuk panduan klinisi dalam
memformulasikan indikasi bedah untuk anak dan de2asa. Tidak
ditemukan studi Randomized Controlled rial (CT) yang mengkaji
efekti'itas tonsilektomi pada de2asa. #ada anak ditemukan 4 studi CT
(
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
14/24
bentuk abstrak).= Dntuk keadaan emergency seperti adanya obstruksi
saluran napas, indikasi tonsilektomi sudah tidak diperdebatkan lagi
(indikasi absolut). amun, indikasi relatif tonsilektomi pada keadaan non
emergency dan perlunya batasan usia pada keadaan ini masih menjadi
perdebatan. ebuah kepustakaan menyebutkan bah2a usia tidak
menentukan boleh tidaknya dilakukan tonsilektomi.!ndikasi absolut: a)
iperplasia tonsil yang menyebabkan gangguan tidur (sleep apneu) yang
terkait dengan cor pulmonal. b) curiga keganasan (hipertropi tonsil yang
unilateral). c) Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam (yang
memerlukan tonsilektomi Kuincy). d) perdarahan tonsil yang persisten dan
rekuren. !ndikasi Relatif" a) Tonsillitis akut yang berulang (Terjadi /
episode atau lebih infeksi tonsil per tahun). b) abses peritonsilar. c).
tonsillitis kronik dengan sakit tenggorkan yang persisten, halitosis, atau
adenitis cer'ical. d). sulit menelan. e). tonsillolithiasis. f). gangguan pada
orofacial atau gigi (mengakibatkan saluran bagian atas sempit). g). Carrier
streptococcus tidak berespon terhadap terapi). h). otitis media recuren atau
kronik.8,=,%0
-dapun indikasi tonsilektomi menurut he #merican of $tolaryngology%
head and &eck 'urgery Clinical !ndicators Compendium%==4 adalah: %
a. erangan tonsillitis lebih dari /+ pertahun 2alaupun telah mendapat
terapi yang adekuat
b. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan
gangguan pertumbuhan orofacial
c. umbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan
jalan napas, sleepapneu, gangguan menelan, gangguan berbicara dan
cor pulmonale.
d. hinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang
tidak berhasil hilang dengam pengobatan
e. apas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
f. Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup - treptokokus
beta hemolitikus
g. ipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
h. Ititis media efusaotitis media supuratif
14
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
15/24
Ko#tr!i#$ik!si To#sil%kto&i
Terdapat beberapa keadaan yang disebut sebagai kontraindikasi, namun
bila sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap
memperhitungkan imbang manfaat dan risiko. 5eadaan tersebut yakni:
gangguan perdarahan, risiko anestesi yang besar atau penyakit berat,
anemia, dan infeksi akut yang berat. =,%8
P%rsi!!# P!si%# To#sil%kto&i
5etika dicapai keputusan untuk melakukan tonsilektomi harus disadari
bah2a mungkin tindakan ini merupakan prosedur pembedahan yang
pertama kali bagi pasien. i2ayat penyakit yang komplit dan pemeriksaan
fisik sebaiknya dilakukan dengan perhatian khusus terhadap adanya
gangguan yang bersifat diturunkan terutama kecenderungan terjadinya
pendarahan. $isamping itu ri2ayat saudara pasien yang mungkin
mengalami kesulitan dengan anastesi umum sebaiknya diketahui untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya hipertermia maligna. #emeriksaan
@ab seperti 2aktu tromboplastin parsial, 2aktu protrombin, jumlah
trombosit, pemeriksaan hitung darah komplit dan urinalisa sebaiknya
dilakukan. elain itu pemeriksaan antistreptolisin titer I (-I) dilakukan
untuk mengetahui tingkat infeksi serta sebagai salah satu indikasi
tonsilektomi. -ntisteptolisin meningkat pada minggu pertama dan
mencapai puncaknya pada minggu ketiga sampai keenam setelah infeksi.
#emeriksaan dikatakan positif bila konsentrasi -I dalam serum darah
lebih dari &00 ?Dml. elain itu pemeriksaan ragiologi dada dan
elektrokardiogram sebaiknya dilakukan sebelum pembedahan.4,6,8
T%k#ik O%r!si To#sil%kto&i
#engangkatan tonsil pertama sebagai tindakan medis telah dilakukan pada
abad %
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
16/24
Dis%ksi' $ikerjakan dengan menggunakan *oyle$a'is mouth
gag, tonsil dijepit dengan forsep dan ditarik ke tengah, lalu dibuat
insisi pada membran mukus. $ilakukan diseksi dengan disektor
tonsil atau gunting sampai mencapai pole ba2ah dilanjutkan
dengan menggunakan senar untuk menggangkat tonsil.
G(iloti#' Tehnik ini sudah banyak ditinggalkan. anya dapat
dilakukan bila tonsil dapat digerakkan dan bed tonsil tidak cedera
oleh infeksi berulang.
El%ktrok!(t%r' 5edua elektrokauter unipolar dan bipolar dapat
digunakan pada tehnik ini. #rosedur ini mengurangi hilangnya
perdarahan namun dapat menyebabkan terjadinya luka bakar.
L!s%r to#sil%kto&i:
$iindikasikan pada penderita gangguan
koagulasi. @aser 5T#4%& dan CI& dapat digunakan namun laser
CI& lebih disukai.tehnik yag dilakukan sama dengan yang
dilakukan pada tehik diseksi.
Ko&lik!si To#sil%kto&i
5omplikasi saat pembedahan dapat berupa perdarahan dan trauma
akibat alat. >umlah perdarahan selama pembedahan tergantung pada keadaan
pasien dan faktor operatornya sendiri. #erdarahan mungkin lebih banyak bila
terdapat jaringan parut yang berlebihan atau adanya infeksi akut seperti tonsilitis
akut atau abses peritonsil. #ada operator yang lebih berpengalaman dan terampil,
kemungkinan terjadi manipulasi trauma dan kerusakan jaringan lebih sedikit
sehingga perdarahan juga akan sedikit. #erdarahan yang terjadi karena pembuluh
darah kapiler atau 'ena kecil yang robek umumnya berhenti spontan atau dibantu
dengan tampon tekan. #endarahan yang tidak berhenti spontan atau berasal dari
pembuluh darah yang lebih besar, dihentikan dengan pengikatan atau dengan
kauterisasi. *ila dengan cara di atas tidak menolong, maka pada fosa tonsil
diletakkan tampon atau gelfoam kemudian pilar anterior dan pilar posterior
dijahit. *ila masih juga gagal, dapat dilakukan ligasi arteri karotis eksterna. &%
$ari laporan berbagai kepustakaan, umumnya perdarahan yang terjadi
pada cara guillotine lebih sedikit dari cara diseksi. Trauma akibat alat umumnya
16
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
17/24
berupa kerusakan jaringan di sekitarnya seperti kerusakan jaringan dinding
belakang faring, bibir terjepit, gigi patah atau dislokasi sendi temporomandibula
saat pemasangan alat pembuka mulut.&%
5omplikasi pasca bedah dapat digolongkan berdasarkan 2aktu
terjadinya yaitu immediate, intermediate dan late complication. &%
Ko&lik!si s%g%r! (immediate complication) pasca bedah dapat berupa
perdarahan dan komplikasi yang berhubungan dengan anestesi. #erdarahan segera
atau disebut juga perdarahan primer adalah perdarahan yang terjadi dalam &3 jam
pertama pasca bedah. 5eadaan ini cukup berbahaya karena pasien masih
dipengaruhi obat bius dan refleks batuk belum sempurna sehingga darah dapat
menyumbat jalan napas menyebabkan asfiksi. #enyebabnya diduga karena
hemostasis yang tidak cermat atau terlepasnya ikatan. &%perdarahan dan iritasi
mukosa dapat dicegah dengan meletakkan ice collardan mengkonsumsi makanan
lunak dan minuman dingin. &&
#asca bedah, komplikasi yang terjadi kemudian (interme diate complication)
dapat berupa perdarahan sekunder, hematom dan edem u'ula, infeksi, komplikasi
paru dan otalgia #erdarahan sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah &3
jam pasca bedah. Dmumnya terjadi pada hari ke 4%0. >arang terjadi dan penyebab
tersering adalah infeksi serta trauma akibat makananB dapat juga oleh karena
ikatan jahitan yang terlepas, jaringan granulasi yang menutupi fosa tonsil terlalu
cepat terlepas sebelum luka sembuh sehingga pembuluh darah di ba2ahnya
terbuka dan terjadi perdarahan. #erdarahan hebat jarang terjadi karena umumnya
berasal dari pembuluh darah permukaan. Cara penanganannya sama dengan
perdarahan primer.&%
#ada pengamatan pasca tonsilektomi, pada hari ke dua u'ula mengalami edem.ekrosis u'ula jarang terjadi, dan bila dijumpai biasanya akibat kerusakan
bilateral pembuluh darah yang mendarahi u'ula.
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
18/24
anatomik fosa tonsil berhubungan dengan ruang parafaring. $engan kemajuan
teknik anestesi, komplikasi paru jarang terjadi dan ini biasanya akibat aspirasi
darah atau potongan jaringan tonsil. &%
Late complicationpasca tonsilektomi dapat berupa jaringan parut di palatum
mole. *ila berat, gerakan palatum terbatas dan menimbulkan rinolalia.
5omplikasi lain adalah adanya sisa jaringan tonsil. *ila sedikit umumnya tidak
menimbulkan gejala, tetapi bila cukup banyak dapat mengakibatkan tonsilitis akut
atau abses peritonsil. &%
5omplikasi tonsilektomi dapat berupa : %0,%8
?mmediate and $elayed emorrhage
#ostoperati'e -ir2ay Compromise :>arang terjadi, biasanya disebabkan
oleh terlepasnya bekuanbekuan, terlepasnya jaringan adenotonsillar, post
operasi edema oropharingeal, atau hematom retropharyngeal.
$ehidrasi
#ulmonary Edema : $isebabkan oleh pembebasan secara tibatiba jalan
napas yang obstruksi karena hipertropi adenotonsillar yang lama,
mengakibatkan penurunan mendadak tekanan intratoracal, peningkatan
'olume darah paru, dan peningkatan tekanan hidrostatik yang dapat terjadi
segera atau beberapa jam setelah pembebasan jalan napas.
asopharyngeal tenosis : komplikasi yang jarang dari jaringan parut
Eustachian Tube $ysfunction
-spiration #neumonia : jarang terjadi, biasanya akibat aspirasi dari bekuan
darah
XIII. KOMPLIKASI
adang kronik tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah
sekitarnya berupa rhinitis kronik, sinusitis atau otitis media secara
percontinuitatum. 5omplikasi jauh terjadi secara hematogen atau limfogen dan
dapat timbul endocarditis, artritis, myositis, nefritis, u'etis iridosiklitis, dermatitis,
pruritus, urtikaria, dan furunkulosis.%
18
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
19/24
*eberapa literature menyebutkan komplikasi tonsillitis kronis antara
lain:=,&/
a) -bses peritonsil.
?nfeksi dapat meluas menuju kapsul tonsil dan mengenai jaringan sekitarnya.
-bses biasanya terdapat pada daerah antara kapsul tonsil dan otototot yang
mengelilingifaringeal bed. al ini paling sering terjadi pada penderita dengan
serangan berulang. !ejala penderita adalah malaise yang bermakna, odinofagi
yang berat dan trismus. $iagnosa dikonfirmasi dengan melakukan aspirasi
abses.
!ambar ;. -bses peritonsil
b) -bses parafaring.
!ejala utama adalah trismus, indurasi atau pembengkakan di sekitar angulus
mandibula, demam tinggi dan pembengkakan dinding lateral faring sehingga
menonjol kearah medial. -bses dapat die'akuasi melalui insisi ser'ikal.
c) -bses intratonsilar.
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
20/24
lebih sering terjadi pada de2asa dan menambah rasa tidak nyaman lokal atau
foreign body sensation. al ini didiagnosa dengan mudah dengan melakukan
palpasi atau ditemukannya permukaan yang tidak rata pada perabaan.
e) 5ista tonsilar.
$isebabkan oleh blokade kripta tonsil dan terlihat sebagai pembesaran
kekuningan diatas tonsil. angat sering terjadi tanpa disertai gejala. $apat
dengan mudah didrainasi.
f) 7okal infeksi dari demam rematik dan glomerulonephritis.
$alam penelitiannya Lie melaporkan bah2a antistreptokokal antibodi
meningkat pada 3/1 penderita !lomerulonefritis dan //1 diantaranya
mendapatkan kuman treptokokus beta hemolitikus pada s2ab tonsil yang
merupakan kuman terbanyak pada tonsil dan faring. asil ini megindikasikan
kemungkinan infeksi tonsil menjadi patogenesa terjadinya penyakit
!lomerulonefritis.
XIV.PROGNOSIS
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat dan
pengobatan suportif.
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
21/24
KESIMPULAN
Tonsilitis kronis adalah infeksi kronis pada jaringan tonsil. *anyak terjadi
pada anak usia 4%0 tahun meskipun beberapa kejadian didapatkan pada usia
de2asa.
ecara klinis pada tonsilitis kronik didapatkan gejala berupa nyeri
tenggorok atau nyeri telan ringan, mulut berbau, badan lesu, sering mengantuk,
nafsu makan menurun, nyeri kepala dan badan terasa meriang.
$apat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses peritonsil, abses
parafaring dan otitis media akut. 5omplikasi lain yang bersifat sistemik dapat
timbul terutama oleh kuman treptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan
infeksinya dapat tersebar ke organ lain seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis
akut M glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis M endokarditis), sendi
(artritis) dan 'askuler (plebitis).
#enatalaksanaan dapat bersifat lokal dan dengan tonsilektomi dengan
indikasi tertentu .
21
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
22/24
DAFTAR PUSTAKA
%. usmarjono, 5artoesoediro . onsilitis kronik. ?n: *uku -jar ?lmu 5esehatan
Telinga idung Tenggorok 5epala M @eher ed 5eenam. 75D? >akarta: &00;.
p&%&&4.
&. Ddayan 5.onsillitis and peritonsillar #bscess. NonlineO. &0%% .Ncited, &0%&
>an %8). -'ailable from D@: http:emedicine.medscape.com
/. ohn #C, William C. onsillitis and #denoid !nfection. NonlineO.&0%% .Ncited,
&0%& >an %;). -'ailable from: D@:http:222.medicinenet.com
4. Christopher akarta: EC!, %==;. p&6//30
=. -malia, ina. 5arakteristik #enderita Tonsilitis 5ronis $ D# . -dam
ohnson >T, e2lands $. onsillitis, onsillectomy, and
#denoidectomy. ?n: eadMeck urgeryItolaryngology, 3thedition. &006.
22
http://www.medicinenet.com/http://www.medicinenet.com/http://www.medicinenet.com/7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
23/24
%%. ?ndo akka, aden edja2idada, @inda 5odrat, utji #rati2i ahardjo.
@apran #enelitian : 5adar ?munoglobulin - ekretori #ada #enderita Tonsilitis
5ronik ebelum $an etelah Tonsilektomi. #df.
%&. Empo2ering Itolaryngologist. Tonsillitis. ?n: -merican -cademy of
Itolaryngology ead M eck urgery. #df.
%/. an &%). -'ailable from:
D@: http:222.#rchotolaryngelheadnecksurg.com
%6.&elson -, ehrman R-, /liegman R, #rvin #. onsil dan #denoid. !n"
!lmu /esehatan #nak -disi 01 2olum 3. 4akarta" -CG,3555. p0678%6
%;.(assan R, #latas (. *enyakit enggorokan. !n" uku /uliah !lmu /esehatan
#nak 9ilid 3. 4akarta "+/:!, 355;.p
7/23/2019 Tonsilitis Kroni1fix
24/24
&/. @al2ani -5.