Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
612
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN
TERMINAL DANGERAKKO KOTA PALOPO
Oleh:
Hasbi
Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Andi Djemma Palopo
ABSTRAK
Terminal Dangerakko yang terletak di Kecamatan Wara Kota Palopo. Merupakan
terminal tipe C yang melayani angkutan umum antar kota dalam propinsi berupa angkutan kota.
Terminal Dangerakko dilihat dari kondisi luas lahannya merupakan terminal tipe C, tetapi
kondisi yang ada terminal Dangerakko memberikan pelayanan untuk muatan tipe B
Hasil analisis dari lapangan dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi terminal Dangerakko
sudah tidak berfugsi sebagai terminal tipe C di karenakan luas areal yang tidak mencukupi
untuk melayani angkutan yang masuk yaitu ankutan pedesaan, angkutan antar kota, dan
angkutan antar propinsi yang mana merupakan ankutan tipe B. Melihat luasan area Terminal
Dangerakko yang hanya + 1.630 Ha, terminal tersebut tidak layak di katakan terminal tipe B
sesuai peraturan yang berlaku.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan Kota
yang semakin pesat, maka aktifitas kegiatan
manusia semakin beragam dan meningkat.
Dampak dari semakin meningkatnya aktifitas
yang menimbulkan pergerakan manusia
semakin beragam pula, sehingga diperlukan
satu sistem yang mengatur pergerakan.
Dampak yang timbul adalah meningkatnya
intensitas pergerakan manusia sebagai
pengguna dan barang sebagai bahan produksi
maupun sebagai hasil produksi. Kelancaran
mobilitas penumpang maupun barang sangat
dipengaruhi oleh faktor sarana dan prasarana
transportasinya. Hal tersebut telah di atur
dalam perundang-undangan tentang sistem
transportasi di Indonesia.
Terminal merupakan bagian dari sistem
transportasi, yang berfungsi untuk menaikan
dan menurukan penumpang ataupun barang.
Kenyamanan operasional ataupun kecepatan
pergerakan penumpang sangat menentukan
kapasitas sebuah terminal.
Terminal Dangerakko yang terletak di
Kecamatan Wara Kota Palopo. Merupakan
terminal tipe C yang melayani angkutan
umum antar kota dalam propinsi berupa
angkutan kota. Terminal Dangerakko dilihat
dari kondisi luas lahannya merupakan
terminal tipe C, tetapi kondisi yang ada
terminal Dangerakko memberikan pelayanan
untuk muatan tipe B. Saat ini terminal
Dangerakko menghadapi masalah mengenai
pengaturan penataan parkir kendaraan
angkutan umum yang keluar masuk, karena
terminal Dangerakko melayanimuatan yang
tidak sesuai dengan muatannya. Berdasarkan
pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa terminal Dangerakko perlu diadakan
tinjauan manajemen operasional. Manajemen
operasianal terminal Dangerakko akan
diarahkan pada pengaturan pola parkir dalam
terminal.
Dengan mempertimbangkan tersebut
diatas, maka penulis melakukan penelitian
dengan judul penelitian ‘’Tinjauaan
Manajemen Operasional Pengelolaan
Terminal Dangerakko Kota Palopo”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah manajemen operasional
pengelolaan yang ada sudah efektif ?
2. Bagaimana tanggapan pengguna terminal
tentang operasional pelayanan dalam
terminal Dangerakko?
C.Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah operasional
pengelolaan yang ada pada Terminal
Kota Palopo saat ini sudah efektif.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem
pelayanan operasional dalam Terminal
612
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
Dangerakko menurut para pengguna
terminal.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Management Operasional
Manajemen opersinal merupakan
kegiatan untuk mengatur/mengelola secara
optimal/manajemen pengolahan sumber daya
dalam proses transformasi input menjadi
output.Sesuai dengan defenisinya sendiri,
manajemen yang bersal dari kata manage
yang berarti mengatur penggunaan. Jika
disandingkan dengan kata operasional, artinya
adalah pengaturan pada masalah produksi
atau operasional baik dalam bidang barang
atau jasa.
Selanjutnya secara defenisi manajemen
opersional juga sebagai penanggung jawab
dalam sebuah organisasi bisnis yang
mengurusi persoalan produksi. Baik dalam
bidang barang atau jasa. Dilihat dari definisi
yang ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
1. Fungsi manajemen operasional yakni
dalam hal pengambilan keputusan
mengenai kebutuhan- kebutuhan
operasional.
2. Manajemen operasional mesti juga
memperhatikan mengenai sistemnya.
Terutama sistem transportasi sistem ini
termasuk juga dalam sistem pengurusan
mengenai pembuatan rancangan serta
analisis dalam operasi nanti.
3. Mengenai hak pengambilan keputusan
dalam sebuah manajemen operasional.
Sebagaimana diketahui bahwa keputusan
adalah hal yang terpenting bagi seseorang
agarbisa bersikap tegas dan tepat demi
lancarnya manajemen operasional yang
telah dijalankan.
B. Pengertian Terminal
Terminal merupakan unit fasilitas
pelayanan umum dalam hal ini pergerakan
manusia dari suatu tempat ketempat yang
lain. Terminal sebagai salah satu unsur
transportasi angkutan merupakan bagian
terpadu yang tidak dapat dipisahkan dari
sistem angkutan.Terminal adalah tempat
dimulai dan diakhirinya proses angkutan
umum. Dapat juga sebagai tempat dimana
angkutan umum berhenti untuk sementara
yang terletak diantaratitik awal dan akhir
dari perjalanan suatu angkutan umum (Vivi
Arianti Tawaris. L.I.R. Lefrandt, J.A
Timboeleng 2012).
Terminal adalah titik simpul berbagai
moda angkutan sebagai titik perpindahan
penumpang dari moda satu kemoda yang
lain atau dari berbagai moda ke suatu moda,
juga suati titik tujuan atau titik akhir orang
setelah turun melanjutkan berjalan kaki ke
tempat kerja, rumah atau pasar, dengan kata
lain terminal adalah suatu titik henti.
Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal
Transportasi merupakan:
1. Titik simpul dalam jaringan transportasi
jalan yang berfungsi sebagai pelayanan
umum.
2. Tempat pengendalian, pengawasan,
pengaturan dan pengoperasian lalu lintas.
3. Prasarana angkutan yang merupakan
bagian dari sistem transportasi untuk
melancarkan arus penumpang dan barang.
4. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan
penting bagi efisiensi kehidupan kota.
C. Fungsi Terminal
Fungsi terminal secara umum adalah
menyediakan berbagai prasarana masuk
keluarnya penumpang dan barang darisuatu
sistemke sistem lainnya.Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat dalam buku menuju
lalu-lintas dan angkutan jalan yang tertib
(edisi yang disempurnakan) pada BAB IX
tentang transportasi jalan halaman 93
menyatakan fungsi Terminal transportasi
jalan dapat ditinjau dari 3 unsuradalah
sebagai berikut :
1. Fungsi Terminal bagi Penumpang (user)
adalah untuk kenyamanan menunggu,
kenyamanan perpindahan dari suatu moda
atau kenderaan ke kenderaan lain, tempat
fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas
parkir kenderaan pribadi.
2. Fungsi Terminal bagi pengusaha dan
pengemudi (operator) adalah untuk
pengaturan operasi bus, penyediaan
fasilitas istirahat dan informasi bagi awak
bus dan sebagai fasilitas pangkalan.
3. Fungsi Terminal bagi pemerintah
(regulator) adalah dari segi perencanaan
dan manajemen lalu-lintas untuk menata
lalu-lintas dan angkutan serta menghindari
dari kemacetan, sumber pemungutan
retribusi dan sebagai pengendali
kendaraan angkutan umum.
613
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
D. Jenis Terminal dan Perbedaan
Terminal
Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995,
Terminal dibedakan berdasarkan jenis
angkutan, menjadi:
1. Terminal Penumpang adalah prasarana
transportasi jalan untuk keperluan
menaikkan dan menurunkan penumpang,
perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi serta pengaturan kedatangan
dan pemberangkatan kendaraan umum.
2. Terminal Barang adalah prasarana
transportasi jalan untuk keperluan
membongkar dan memuat barang serta
perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi.
Sesuai dengan Pasal 41 Bab VI
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
1993, tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Jalan dan Pasal 2 Bab II Keputusan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi
Jalan, mengklasifikasikan terminal menjadi
tiga tipe yaitu:
1. Terminal penumpang tipe A adalah
Terminal penumpang yang berfungsi
melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota antar propinsi
(AKAP) dan angkutan lintas batas negara,
angkutan antar kota dalam propinsi
(AKDP), angkutan kota (ANGKOT) dan
angkutan pedesaan (ANGDES ).
2. Terminal penumpang tipe B adalah
Terminal penumpang yang berfungsi
melayani kenderaan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi
(AKDP), angkutan kota (ANGKOT) dan
angkutan pedesaan (ANGDES).
3. Terminal penumpang tipe C adalah
Terminal penumpang yang berfungsi
melayani kenderaan umum untuk
angkutan pedesaan (ANGDES).
Klasifikasi terminal ini yang biasanya
mendasari kriteria suatu perencanaan karena
dengan fungsi pelayanan yang berbeda tentu
akan menuntut fasilitas yang berbeda pula.
Namun konsep perencanaan diantara
ketiganya tidak akan berbeda sebagai fasilitas
yang melayani perpindahan pergerakan
penumpang pemakai jasa layanan angkutan.
Dalam suatu kota dibutuhkan adanya
terminal tipe A atau sebuah terminal tipe B
dan beberapa terminal tipe C, dimana jumlah
dan sebarannya tergantung pada jumlah
penumpang yang dilayani dan bentuk kota.
Biasanya terminal tipe C terletak dipinggir
kota yang merupakan titik pertemuan antara
angkutan kota dan angkutan pedesaan
sehingga banyaknya terminal lokal tergantung
banyaknya titik pertemuan antara angkutan
kota dan angkutan pedesaan.
E. Pengelolaan terminal
Pengelolaan terminal penumpang yang
harus dilakukan adalah meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pengoperasian terminal.
1. Perencanaan, Kegiatan perencanaan
terminal meliputi:
a. Penataan pelataran terminal menurut rute
atau jurusan,
b. Penataan fasilitas penumpang,
c. Penataan fasilitas penunjang terminal,
d. Penataan arus lalu lintas di daerah
pengawasan terminal,
e. Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif
angkutan,
f. Penyusunan jadwal perjalanan
berdasarkn kartu pengawasan,
g. Pengaturan jadwal petugas di terminal,
h. Evaluasi sistem pengoperasian terminal.
2. Pelaksanaan Pengoperasian Terminal,
Kegiatan pelaksanaan pengoperasian
terminal penumpang meliputi:
a. Pengaturan tempat tunggu dan arus
kendaraan umum di dalam terminal,
b. Pengaturan kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan menurut
jadwal yang telah ditetapkan,
c. Pemungutan jasa pelayanan terminal
penumpang,
d. Pemberitahuan tentang pemberangkatan
dan kedatangan kendaraan umum kepada
penumpang,
e. Pengaturan arus lalu lintas di daerah
pengawasan terminal.
3. Pengawasan Pengoperasian Terminal,
Kegiatan pengawasan pengoperasian,
terminal penumpang meliputi:
a. Pemantauan pelaksanaan tarif,
b. Pemeriksaan kartu pengawasan dan
jadwal perjalanan,
c. Pemeriksaan kendaraan yang secara jelas
tidak memenuhi kelaikan jalan,
d. Pemeriksaan batas kapasitas muatan
yang diijinkan,
614
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
e. Pemeriksaan pelayanan yang diberikan
oleh penyedia jasa angkutan,
f. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran
yang terjadi,
g. Pemeriksaan kewajiban pengusaha
angkutan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku,
h. Pemantauan pemanfaatan terminal serta
fasilitas penunjang sesuai dengan
peruntukkannya,
i. Pencatatan jumlah kendaraan dan
penumpang yang datang dan berangkat.
4. Pemeliharaan Terminal
Terminal penumpang harus senantiasa
dipelihara sebaik-baiknya untuk menjamin
agar terminal tetap bersih, teratur, tertib, rapi
serta berfungsi sebagaimana mestinya.
Pemeliharaan terminal meliputi:
a. Menjaga kebersihan bangunan beserta
perbaikannya,
b. Menjaga kebersihan pelataran terminal,
perawatan tanda-tanda dan perkerasan
pelataran,
c. Merawat saluran-saluran air yang ada,
d. Merawat instalasi listrik dan lampu-
lampu penerangan,
e. Menjaga dan merawat alat komunikasi,
f. Menyediakan dan merawat sistem
hidrant atau alat pemadam kebakaran
lainnya yang siap pakai.
Untuk keperluan pemeliharaan terminal
sebagaimana dimaksud diatas, harus
dialokasikan anggaran pemeliharaan terminal.
F. Fasilitas Dalam Terminal
1. Fasilitas Utama
Fasilitas utama adalah merupakan suatu
fasilitas yang mutlak dimiliki dalam sistem
terminal.
a. Area keberangkatan yaitu pelataran yang
disediakan bagi kendaraan penumpang
umum untuk menaikkan (loading)
penumpang dan memulai perjalanan.
b. Area kedatangan yaitu pelataran yang
disediakan bagi kendaraan angkutan
penumpang untuk menurunkan
penumpang (unloading) yang dapat pula
merupakan akhir perjalanan.
c. Area penumpang bus yaitu pelataran
yang disediakan untuk kendaraan
angkutan penumpang umum untuk
beristirahat.
d. Area lintas yaitu pelataran yang
disediakan untuk kendaraan angkutan
penumpang untuk beristirahat sementara
dan untuk menaikkan serta menurunkan
penumpang.
2. Fasilitas Penumpang
Selain fasilitas utama disediakan pula fasilitas
perlengkapan sebagai perlengkapan
penunjang :
a. Ruang Kantor
b. Tower Menara Pengawas
c. Pos Pemeriksaan KPS (TPR)
d. Mushollah
e. Kios
f. Kamar Mandi dan WC
g. Pelataran Parkir dan Taman
h. Peron
i. Loket
G. Penumpang
Menurut Damadjati (1995) pengertian
penumpang adalah: “ Setiap orang yang
diangkut ataupun yang harus diangkut di
dalam kendaraan ataupun alat pengangkutan
lainnya, atas dasar persetujuan dari
perusahaan ataupun badan yang
menyelenggarakan angkutan tersebut “.
Menurut Yoeti (1999) pengertian penumpang
adalah Pembeli Produk dan jasa pada suatu
perusahaan adalah pelanggan perusahaan
barang dan jasa mereka dapat berupa
seseorang (individu) dan dapat pula sebagai
suatu perusahaan.
Pengertian penumpang menurut
(wikipedia) adalah seseorang yang hanya
menumpang baik itu pesawat, kereta api, bus,
maupun jenis transportasi lainnya, tetapi tidak
termasuk awak mengoperasikan dan melayani
wahana tersebut.
Penumpang bisa dikelompokkan dalam dua
kelompok:
a. Penumpang yang naik suatu mobil tanpa
membayar, apakah dikemudikan oleh
pengemudi atau anggota keluarga.
b. Penumpang umum adalah penumpang
yang ikut dalam perjalanan dalam suatu
wahana dengan membayar, wahana bisa
berupa taxi, bus, kereta api, kapal
ataupun pesawat terbang.
Pengertian penumpang diatas sangatlah
luas maka dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan penumpang dapat diartikan seseorang
(individu) dan satu perusahaan (kelompok)
615
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
yang menggunakan jasa angkutan untuk suatu
perjalanan tertentu dengan mengeluarkan
sejumlah uang sebagai imbalan bagi
pengangkut dengan kata lain dapat
didefinisikan orang telah membeli tiket,
berarti orang yang melakukan perjalanan
dengan menggunakan alat tranportasi yang
disediakan oleh pihak pengangkutan atau
perusahaan niaga dan terikat kontrak dan
persetujuan dengan pengangkut tertera di
dalam tiket dengan pengangkut selama
perjalanan.
H. Teori Antrian
Syarat-syrat terjadinya proses antrian
adalah jika laju kendaraan konsumen yang
membutuhkan pelayanan lebih besar dari
kapasitas pelayanan yang dimiliki.
Adapun masalah-masalah yang akan timbul
akibat dari :
1. Permintaan terlalu besar sehingga
mengakibatkan terjadinya antrian
panjang dalam menunggu giliran untuk
dilayani fasilitas.
2. Sebaliknya jika permintaan kecil maka
akan mengakibatkan pelayanan tidak
ekonomis karena fasilitas pelayanan
yang sering menganggur.
Berdasarkan jumlah fasilitas pelayanan,
model antrian dapat dibagi (Lambang Antono,
2002) menjadi 2 yaitu :
- Model antrian dengan satu fasilitas
pelayanan.
- Model antrian dengan banyak fasilitas
pelayanan.
I. Parkir
Parkir merupakan keadaan tidak
bergerak satu kendaraan yang tidak bersifat
sementara dan membutuhkan lokasi parkir
berupa fasilitas parkir. Dirjen Perhubungan
Darat (1996) melalui buku yang diterbitkan
mejelaskan bahwa jenis parkir ada 2 mavam
yaitu:
a. Parkir di badan jalan
b. Parkir di luar badan jalan
1) Fasilitas parkir untuk umum adalah
berupa gedung parkir atau lahan/kawasan
parkir untuk umum yang diusahakan
sebagai kegiatan tersendiri.
2) Fasilitas parkir sebagai fasilitas adalah
tempat yang berupa gedung parkir atau
lahan/kawasn parkir yang disesuaikan
untuk menunjang kegiatan pada
bangunan utama.
Penentuan satuan ruang parkir (SRP)
mengacu pada hal-hal berikut:
a. Dimensi kendaraan standar untuk mobil
penumpang
b. Ruang bebas kendaraan parkir
Ruang bebas kendaraan di berikan pada
arah lateral diambil 5 cm ditetapkan pada
posisi pintu kendaraan dibuka dan arah
logitudional 30 cm diberikan di depan
kendaraan untuk menghindari benturan
dengan dindig atau kendaraan yang lewat.
J. Lebar bukaan pintu
Berdasarkan ketentuan Satuan Ruang
Parkir (SRP) untuk mobil penumpang seperti
pada tabel berikut:
Tabel 1
Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m²)
1. a. Mobil penumpang Untuk Golongan I
a. Mobil Penumpang Untuk Golongan II
b. Mobil penumpang Untuk Golongan III
2. Bus/Truk
3. Sepeda motor
2,30 x 5,0
2,50 x 5,0
3,00 x 5,0
3,40 x 12,5
0,75 x 2,0
Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1993
I. METODE PENELITIAN
A. Jam puncak (Peak Hour)
Waktu dimana terminal mengalami
kondisi terpadat. Ini ditandakan dengan
banyaknya jumlah kendaraan yang berada
di dalam terminal. Untuk mengetahui jam
puncak (Peak Hour) dari sebuah terminal
digunakan rumus:
Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ∑A -
∑B ) + ∑C
Dimna :
616
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
∑A = Jumlah angkutan di dalam terminal
∑B = Jumlah angkutan yang masuk ke
terminal
∑C = Jumlah angkutan yang ada di dalam
terminal sebelumnya.
B. Kapasitas tampung parkir
Kapasitas dari tempat parkir dapat dihitung
dengan rumus:
N =L
A
Keterangan:
A = Lebar ruang parkir (m)
N = Kapasitas tampung parkir
L = Panjang jalur yang dapat digunakan (m)
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
biasanya bukan hanya orang atau makhluk
hidup, akan tetapi juga benda-benda alam
yang lainnya. Populasi juga bukan hanya
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek
yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua
karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh
obyek atau subyek tersebut.
2. Sampel
Sampel adalah sebgian dari jumlah dan
karakteristik yang di miliki populasi tersebut,
ataupun bagian kecil dari populasi yang di
ambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya. Jika populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal
seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan
dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh
sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang
diambil dari populasi. Sampel yang akan
diambil dari polpulasi tersebut harus betul-
betul representatif atau dapat mewakili.
C. Jenis Pengumpulan Data
Untuk memperlancar dalam proses
penelitian ini, maka ada beberapa data yang
sangat diperlukan dalam proses pengolahan.
Data yang di kumpulkan pada penelitian ini
secara umum di bagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Data primer
Data primer yaitu diperoleh melalui
pengamatan langsung terhadap objek
penelitian. Pengumpulan data primer di
peroleh dari pengamatan langsung di
lapanganmulai dari pukul 07.00 – 22.00
WITA dengan menyebarkan kuesioner
langsung pada pengguna terminal. Data-data
yang diperoleh melalu survey dan
pengamatan langsung yang berhubungan
dengan Manajemen Operasional Pengelolaan
Terminal.
Survei yang dilakukan di terminal
Dangerekko sebagai acuan analisa yang
meliputi :
a. Kondisi fasilitas terminal
b. Daya tampung terminal.
2. Data sekuder
Data sekunder diperoleh melalui
pengambilan data dan informasi pada
instansi-instans terkait dan studi kepustakaan
yang berkaitan dengan materi penelitian.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dan
digunakan untuk melengkapi keperluan
persiapan data primer.
Data sekunder meliputi:
a. Denah lokasi terminal Dangerekko
b. Luas bangunan terminal Dangerekko
c. Jumlah kendaraan yang keluar masuk
terminal
d. Struktur opersional
e. Peraturan pengeloloaan, dan kapasistas
D. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Analisis data dari hasil survei
dilakukan dengan menggunkan indikator –
indikator kinerja pelayanan terminal. Proses
analisis dilakukan dengan sistem populasi dan
sampel. Besar sampel ditemukan dengan
rumus solvin karena telah diketahui jumlah
populasi di lokasi penelitian. Untuk itu
peneliti menggunakan rumus di bawah ini:
𝑛 =𝑁
(1+𝑁.𝑒2 )
Keterangan
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
E = Eror tolerance (toleransi terjadinya
kesalahan 0,01) pankat dua
Tehnik sampel dalam penelitian ini
yaitu menggunakan simple random sampling.
Dikatakan simpel (sederhana) karena karena
pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
srata yang ada dalam populasi itu.
617
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
Analis Univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian.
Bentuk pengkajian data dengan distribusi
frekuansi dan persentase
(Notoadmodjo,2010).
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Jumlah Kendaraan Rata-
Rata Yang Masuk Terminal
Dari pengamatan dilapangan selama 7
hari, diperoleh jumlah kendaraan rata-rata
yang masuk terminal Dangerakko.
Pengamatan ini dilakukan selama jam
operasional terminal yaitu mulai pukul 07.00-
22.00 WITA, sebagai beriku :
Tabel 1
Jumlah Kendaraan Yang Masuk Pengamatan
Jenis angkutan Hari
Jumat Sabtu Minggu senin Selasa Rabu Kamis
ANGDES 38 43 38 42 42 39 40
AKDP 416 468 407 448 451 395 440
AKAP 45 51 42 57 53 52 44
Total kendaraan /
hari 499 562 487 547 546 486 524
Total kendaraan keseluruhan / Minggu
3651
Sumber: Hasil Pengamatan
B. Hasil Analisa Sistem Opersional
Terminal
Dari 624 responden dimana 398
responden penumpang dan 226 responden
supir/pengemudi yang diteliti, maka diperoleh
hasil penilaian tingkat kepuasan pengguna
jasa terminal Dangerakko berdasarkan sistem
operasional pada Terminal Dangerakko
sebagai berikut:
Tabel 2
Sistem Operasional Terminal Dangerakko Menurut Penumpang
No Pertanyaan Persentase jawaban (%)
SS S TS STS
1.
Apakah terminal ini menyediakan jasa angkutan umum untuk
memberikan pelayanan jasa kepada penumpang dalam
melakukan perjalanan ?
30 54 14 2
2. Apakan menurut anda para petugas diterminal ini memberikan
pelayanan yang baik kepada pengguna jasa ? 6 50 37 7
3. Apakah menurut anda lokasi terminal ini sudah strategis ? 12 76 10 2
4. Apakah terminal memberikan fasilitas yang cukup baik dan
efektif untuk melayani pengguna jasa ? 11 68 18 3
5 Apakah di terminal ini pernah terjadi keributan yang merugikan
pengguna jasa ? 13 14 65 8
6. Apakah menurut anda di terminal ini anda sering terlalu lama
menunggu angkutan umum ? 12 66 21 1
7. Apakah di terminal ini sering terjadi kepadatan / kemacetan di
dalam dan di sekitar terminal ? 13 70 14 3
8. Apakah di terminal peraturan sudah berlku dengan baik ? 5 28 65 2
9. Apakah anda merasa nyaman dan aman selama ada dalam
lokasi terminal ? 7 56 32 5
10
Apakah perparkiran di terminal ini sudah baik dan efektif,
sehingga di terminal tidak terjadi kemacetan dan ketidak
teraturan ?
12 11 71 6
Sumber: Analisis Data
618
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
Dari tabel diatas persentase jawaban
para penumpang di terminal menyatakan
lebih dari 50% setuju untuk indikator
pelayanan jasa 54%, lokasi yang stategis
76%, fasilitas yang baik 68%, lama
menunggu antrian 66%, kepadatan/kemacetan
70%, dan kategori kenyamanan dan aman
56%. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju untuk indikator, keributan dalam
terminal 65%, peraturan yang berlaku 65%,
dan untuk perparkiran 71%.
Tabel 3
Sistem Operasional Terminal Dangerakko Menurut Supir/Pengemudi
No Pertanyaan
Persentase jawaban
(%)
SS S TS STS
1. Apakah terminal ini memiliki tempat parkir yang baik dan
teratur untuk setiap rute angkutan umumnya ? 8 19 68 5
2. Apakah terminal selalu diawasi oleh pihak-pihak keamanan
dalam terminal ? 12 57 31 0
3. Apakah terminal memberikan fasilitas yang cukup baik dan
efektif untuk melayani pengguna jasa ? 6 26 68 0
4. Menurut andah apakah para petugas di terminal ini
memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna jasa ? 5 39 52 4
5. Apakah menurut anda lokasi terminal ini sudah strategis ? 15 77 8 0
6. Apakah terminal ini sudah membatasi armada angkutan umum
disetiap rutenya ? 0 28 64 8
7. Apakah terminal sering mengalami kemacetan karena sistem
parkiran yang buruk ? 4 76 14 6
8. Apakah anda merasa nyaman dan aman ketika memasuki
terminal ? 7 48 43 2
9. Apakah anda sering antri ketika akan keluar dari terminal ini ? 19 62 12 7
10. Apakah ketika anda memasuki terminal, anda sering
menunggu terlalu lama dalam antrian parkir ? 15 16 61 8
Sumber: Analisis Data
Dari tabel diatas persentase jawaban
para pengemudi di terminal menyatakan lebih
dari 50% setuju untuk indikator pengawasan
pihak terminal 57%, Lokasi yang strategis
77%, kemacetan 76%, dan anti ketika keluar
dari terminal 62%. Sedangkan yang
menyatakan tidak setuju yaitu untuk indikator
tempat parkira 68%, pelayanan petugas
terminal 52%, pembatasan armada angkutan
64%, dan antrian ketika akan masuk terminal
61%.
C. Hasil Perhitungan Akumulasi Parkir / Jam Puncak
Dari hasil pengamatan di lapangan dan
perhitungan diperoleh jam puncak yang
ditunjukkan pada grafik akumulasi parkir
berikut:
619
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
Gambar 1 Akumulasi Parkir Hari Jumat 07-08-2015
Sumber: Hasil Pengelolaan Data
Dari grafik diatas menunjukkan
akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-
12.00 dengan jumlah 126 kendaraan untuk
AKDP, 11 kendaraan untuk AGDES pada
pukul 10.00-11.00, dan 17 kendaraan untuk
AKAP pada pukul 20.00-21.00.
Gambar 2 Akumulasi Parkir Hari Sabtu 08-08-2015
Sumber: Hasil Pengelolaan Data
Dari grafik diatas menunjukkan
akumulasi parkir tertinggi pada pukul 10.00-
11.00 dengan jumlah 106 kendaraan untuk
AKDP, 9 kendaraan untuk AGDES pada
pukul 10.00-11.00, dan 9 kendaraan untuk
AKAP pada pukul 20.00-21.00.
3 Akumulasi Parkir Hari Minggu 09-08-2015
020406080
100120140
Aku
mu
lasi
ke
nd
araa
n
Waktu
Akumulasi Parkir Hari Jumat 07-08-2015
AKDP
ANGDES
AKAP
0
50
100
150
Aku
mu
lasi
Ke
nd
araa
n
waktu
Akumulasi Parkir Hari Sabtu 08-08-2015
AKDP
ANGDES
AKAP
020406080
100120140
Aku
mu
lasi
Ke
nd
araa
n
Waktu
Akumulasi Parkir Hari Minggu 09-08-2015
AKDP
ANGDES
AKAP
620
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
Sumber: Hasil Pengelolaan Data
Dari grafik diatas menunjukkan
akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-
12.00 dengan jumlah 127 kendaraan untuk
AKDP, 8 kendaraan untuk AGDES pada
pukul 10.00-11.00, dan 17 kendaraan untuk
AKAP pada pukul 20.00-21.00.
Gambar 4 Akumulasi Parkir Hari Senin 10-08-2015
Sumber: Hasil Pengelolaan Data
Dari grafik diatas menunjukkan
akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-
12.00 dengan jumlah 144 kendaraan untuk
AKDP, 16 kendaraan untuk AGDES pada
pukul 11.00-12.00, dan 15 kendaraan untuk
AKAP pada pukul 19.00-20.00.
Gambar 5 Akumulasi Parkir Hari Selasa 11-08-2015
Sumber: Hasil Pengelolaan Data
Dari grafik diatas menunjukkan
akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-
12.00 dengan jumlah 114 kendaraan untuk
AKDP, 10 kendaraan untuk AGDES pada
pukul 13.00-14.00, dan 16 kendaraan untuk
AKAP pada pukul 19.00-20.00.
0
50
100
150
200
Aku
mu
lasi
Ke
nd
araa
n
Waktu
Akumulasi Parkir Hari Senin 10-08-2015
AKDP
ANGDES
AKAP
020406080
100120
Aku
mu
lasi
Ke
nd
araa
n
Waktu
Akumulasi Parkir Hari Selasa 11-08-2015
AKDP
ANGDES
AKAP
621
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
Gambar 6 Akumulasi Parkir Hari Rabu 12-08-2015
Sumber: Hasil Pengelolaan Data
Dari grafik diatas menunjukkan
akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-
12.00 dengan jumlah 112 kendaraan untuk
AKDP, 9 kendaraan untuk AGDES pada
pukul 11.00-12.00, dan 9 kendaraan untuk
AKAP pada pukul 19.00-20.00.
Gambar 7 Akumulasi Parkir Hari Kamis 13-08-2015
Sumber: Hasil Pengelolaan Data
Dari grafik diatas menunjukkan
akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-
12.00 dengan jumlah 147 kendaraan untuk
AKDP, 11 kendaraan untuk AGDES pada
pukul 11.00-12.00, dan 11 kendaraan untuk
AKAP pada pukul 19.00-20.00.
Dari ketujuh gambar dan penjelasan
diatas dapat dilihat dari masing-masing
akumulasi parkir tertinggi / jam puncak yang
terjadi pada Terminal Dangerakko tersebut
terjadi pada:
1. AKDP = Kamis, 13 Agustus 2015
Pukul 11:00 - 12:00 dengan 147 kendaraan
2. AKAP= Minggu, 09 Agustus 2015
Pukul 20:00 – 21:00 dengan 18 kendaraan
3. ANGDES = Senin, 10 Agustus 2015
Pukul 11:00 – 12:00 dengan 16
kendaraan.
Perhitngan kapasitas Parkir
a. Parkir Parkir merupakan keadaan tidak bergerak satu
kendaraan yang tidak bersifat sementara dan
membutuhkan lokasi parkir berupa fasilitas
parkir. Dirjen Perhubungan Darat (1996)
melalui buku yang diterbitkan mejelaskan
bahwa jenis parkir ada 2 macam yaitu:
0
20
40
60
80
100
120A
kum
ula
si K
en
dar
aan
waktu
Akumulasi Parkir Hari Rabu 12-08-2015
AKDP
ANGDES
AKAP
0
50
100
150
200
Aku
mu
lasi
Ke
nd
araa
n
Waktu
Akumulasi Parkir Hari Kamis 13-08-2015
AKDP
ANGDES
AKAP
622
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
1. Parkir di badan jalan
2. Parkir di luar badan jalan
3. Fasilitas parkir untuk umum adalah
berupa gedung parkir atau lahan/kawasan
parkir untuk umum yang diusahakan
sebagai kegiatan tersendiri.
4. Fasilitas parkir sebagai fasilitas adalah
tempat yang berupa gedung parkir atau
lahan/kawasn parkir yang disesuaikan
untuk menunjang kegiatan pada
bangunan utama.
Penentuan satuan ruang parkir (SRP)
mengacu pada hal-hal berikut:
1. Dimensi kendaraan standar untuk mobil
penumpang
2. Ruang bebas kendaraan parkir
Ruang bebas kendaraan di berikan pada
arah lateral diambil 5 cm ditetapkan pada
posisi pintu kendaraan dibuka dan arah
logitudional 30 cm diberikan di depan
kendaraan untuk menghindari benturan
dengan dindig atau kendaraan yang
lewat.
3. Lebar bukaan pintu
Berdasarkan ketentuan Satuan Ruang
Parkir (SRP) untuk mobil penumpang seperti
pada tabel berikut:
Tabel 4
Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m²)
1. a. Mobil penumpang Untuk Golongan I
c. Mobil Penumpang Untuk Golongan II
d. Mobil penumpang Untuk Golongan III
2. Bus/Truk
3. Sepeda motor
2,30 x 5,0
2,50 x 5,0
3,00 x 5,0
3,40 x 12,5
0,75 x 2,0
Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1993
b. Kapasitas Ruang Parkir
Dik:
L = Lebar Ruang Parkir (m)
A = Panjang jalur yang dapat digunakan (m)
N = Kapasitas tampung parkir
N = L
A
Perhitungan untuk Bus/AKAP
Kapasitas parkir untuk Bus sudut 60º
Dik : L = 48,7
A = 9,1
Dit : N = ...…….
?
Peny : N =
L
A
N =
48,7
9,1
N = 5
Kapasitas parkir untuk Bus
Dik : L = 37,5
A = 3,4
Dit : N = ………. ?
Peny : N =
L
A
N =
37,5
3,4
N = 11 Jadi kapasitas tampung parkir untuk
Bus yaitu 5 + 11 = 16 kendaraan
Kapasitas ruang parkir untuk AKDP
Dik : L = 50,3
A = 5
Dit : N = ………. ?
Peny : N =
L
A
N =
50,3 X 5
5
N = 50
Untuk ANGDES
Dik : L = 48,6
A = 5
Dit : N = …… ?
Peny : N =
L
A
N =
48,6
5
N = 10
Jadi kapasitas tampung parkir terminal
untuk keseluruhan yaitu: 50 + 10 = 76
kendaraan.
623
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan dan
perhitungan maka dapat di tarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis dari lapangan
dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi
terminal Dangerakko sudah tidak berfugsi
sebagai terminal tipe C di karenakan luas
areal yang tidak mencukupi untuk
melayani angkutan yang masuk yaitu
ankutan pedesaan, angkutan antar kota,
dan angkutan antar propinsi yang mana
merupakan ankutan tipe B. Melihat luasan
area Terminal Dangerakko yang hanya +
1.630 Ha, terminal tersebut tidak layak di
katakan terminal tipe B sesuai peraturan
yang berlaku. Dan secara umum dari segi
operasional ternyata Terminal Dangerakko
sudah tidak memenuhi hal-hal sebagai
berikut:
a. Kapasitas parkir untuk angkutan
Bus/AKAP 16 kendaraan, sedangkan
pada akumulasi parkir tertinggi 18
kendaraan, maka sudah tidak
memenuhi.
b. Kapasitas parkir untuk angkutan AKDP
50 kendaraan, sedangkan pada
akumulasi parkir tertinggi 147
kendaraan, maka kapasitas tampung
parkir sudah tidak memenuhi.
c. Kapasitas parkir untuk angkutan
ANGDES 10 kendaraan, sedangkan
pada akumulasi parkir tertinggi 16
kendaraan, maka kapasitas tampung
parkir sudah tidak memenuhi.
2. Dari hasil analisis sistem operasional
pengelolaan terminal Dangerakko didapat
bahwa responden yang merupakan
penumpang dan supir menyatakan belum
cukup puas dengan operasional
pengelolaan yang diberikan Terminal
Dangerakko. Ketidak puasan ini terlihat
pada indikator: ketersediaan fasilitas 68%,
kemacetan 70%, perparkiran 71%, dan
pembatasan armada angkutan 64%.
B. Saran
Setelah menyelesaikan penelitian ini
penulis memiliki beberapa saran yaitu:
1. Perlu diadakan perencanaan/penataan
ulang areal terminal sehingga kendaraan
bisa tertampung dalam terminal.
2. Pemberlakuaan aturan yang tegas dan
pemberian sangsi bagi angkutan yang
tidak melakukan parkir pada tempatnya.
3. Pihak terminal perlu melakukan
pengontrolan terhadap jumlah armada
angkutan yang melayani disetiap rutenya
agar dapat meningkatkan pelayanan
kepada setiap rutenya.
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Perhubungan “Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Fasilitas PARKIR”
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Depertemen Perhubungan 1995.Manajemen
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
Tertib. Direktorat Jendral
Perhubungan Darat.Jakarta.
Direktorat Jendral Perhubungan Darat,
1993http://
aan20.blogspot.com/2012/08/
defenisi- management opersional.
Html (Bayu Anggara).
Hermanto Sibagariang, Indra Jaya Pandia
“Kinerja Dan Teknis Pelayanan
Terminal Angkutan Umum Kota
Sibolga
Hobbs, F. D., 1979. Perencanaan dan Teknik
Lalu Lintas (EdisiKedua). University of
Birmingham.
Jurnal Ilmu Pemerintah Volume : Nomor :
Taahun 2014 halaman
http/www.fisipundip.ac.id
Kementrian Pekerjaan Umum. 2010.
Pedoman Pengelolaan
Terminal.www.usdrpindonesia.org/files
/downloadcontent/1186.pdf
Kepustakaan : Drs. Sumanto . M.a, 1995,
Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan, Yogyakarta. Andi Offset
Mohammad Zakaria, Studi Karakteristik
Parkir Dan Kebutuhan Luas Terminal
Tegal Sebagai Terminal Bus Tipe A
Morlok, E. K.Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi.
Pennyslvania ofUniversity.
Prof. Dr. Sugiono. Metodologi Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&BSudjana, Enung. Perparkiran
Kendaraan Bermotor.
http://www.scribd.com/bayu_kurniawa
n.4/d/55065658PERPARKIRAN–
KENDARAAN-BERMOTOR.
Sumarandak,GlandBilly.2006.AnalisaKapasi
624
Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017
tasTerminalBerimanTomohon.
FakultasTeknik.UniversitasSamRatula
ngiManado.
Supit, Michael Andrew. 2009. Perencanaan
Terminal Baru Tataaran di Kabupaten
Minahasa.FakultasTeknik.Universitas
SamRatulangi Manado.
Tamin. O. Z. 2003. Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi. Institut
Teknologi Bandung.
Vivi Arianti Tawaris. L.I.R. Lefrandt, J.A
Timboeleng. Penataan Parkir Angkutan
Darat.