70
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI BPS ANIK SUROSO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Lusi Wulandari NIM. B11.091 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

  • Upload
    vodang

  • View
    248

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI

TETANUS TOKSOID DI BPS ANIK SUROSO

MOJOSONGO SURAKARTA

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Lusi Wulandari

NIM. B11.091

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta tahun 2014”. Karya Tulis

Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah

satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari

bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini

tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Naila Faizah, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Pimpinan BPS Anik Suroso yang telah memberi ijin kepada penulis untuk

pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh

referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

v

7. Seluruh responden yang telah berpatisipasi untuk pengisian kuesioner dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

8. Semua teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juli 2014

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014

Lusi Wulandari

B11 091

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI

TETANUS TOKSOID DI BPS ANIK SUROSO

MOJOSONGO SURAKARTA

TAHUN 2014

xiii + 54 halaman + 18 lampiran + 12 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000

kelahiran hidup. Cakupan imunisasi TT ibu hamil di Indonesia tahun 2012, jumlah

ibu hamil yaitu sebanyak 5.706.289 ibu hamil. Pemberian Imuniasi TT pada ibu

hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorumVaksinasi

tetanus pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian

bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014 pada tingkat baik,

cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif

kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta

April 2014. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data

berasal dari data primer dan Data Sekunder. Variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid. Analisa menggunakan

analisa univariat dengan persentase.

Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid

di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%)

tingkat pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden

(66,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).

Kesimpulan : tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid

di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014 pada tingkat cukup

Kata Kunci : Pengetahuan, hamil, imunisasi tetanus toksoid

Kepustakaan : 27 literatur (tahun 2005 – 2013)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis

untuk masa lalu

Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti

akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan

(Sarah Caldwell)

Kesalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat

(Henry Ward Beecher)

Jarak Antara Kita Dan Sukses Harus Dipupuk Dengan Jembatan Pengembangan

yaitu Pembentangan Kekuatan Yang Ada Pada Diri Kita. Jangan Dirusak Secara

Sengaja Oleh Kemalasan, Keminderan Dan Ketakutan Menyeberang

PERSEMBAHAN

1. Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan Hidayah-nya

sehingga terciptalah Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Terima kasih untuk Kedua Orang Tuaku serta Nenekku

Kromo Pabilan dan Papah Slamet Sujarwo, Alm Ibu Giyanti

serta Ibu Nur Sofia yang selalu memberikan kasih sayang,

doa, dukungan dan cinta yang tak terhingga.

3. Buat Kakakku dan Adikku, Budi Cahyono, Via Jean Collin,

Lia fatmawati, Iin Noviana serta Wini Ika Suryaningrum

yang sudah memberi pengertian dan dukungannya selama

ini.

4. Buat penyemangatku Mamas Bambang Handhoko Kusumo

terima kasih atas semua kasih sayang yang sudah

memberikan warna dalam hari hariku.

5. Teman teman seperjuangan yang terutama kelas 3B dan

sahabatku Suryani, Desita Agias putri dan anita.

6. Buat pembimbingku Bu Eni Rumiyati SST dan Bu Naila…..

terima kasih sudah membimbing saya dalam membuat karya

tulis ini, I LOVE YOU

7. Buat Bu Hutari Puji Astuti S.SST M.Kes yang telah

memberikan bimbingan dan ACC ASKEB.

8. Semua dosen STIkes Kusuma Husada Surakarta terima

kasih atas bimbingannya.

9. Almamater Tercinta

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

viii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Lusi Wulandari

Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 06 Maret 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Ngabeyan RT 02 RW 02 Kartasura Sukoharjo

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Ngabeyan 3 Kartasura Lulus tahun 2005

2. SMP Negeri 1 Kartasuara Lulus tahun 2008

3. SMA Negeri 2 Sukoharjo Lulus tahun 2011

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURICULUM VITAE .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian Studi Kasus.................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................. 8

1. Pengetahuan ........................................................................... 8

2. Konsep Kehamilan ................................................................ 20

3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) ............................................ 23

B. Kerangka Teori............................................................................. 27

C. Kerangka Konsep ........................................................................ 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 29

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

x

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 30

D. Instrumen Penelitian .................................................................... 31

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 32

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34

G. Variabel Penelitian ...................................................................... 35

H. Definisi Operasional .................................................................... 35

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 36

J. Etika Penelitian ........................................................................... 39

K. Jadwal Penelitian ......................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 41

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 42

C. Pembahasan ................................................................................. 49

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 53

B. Saran ............................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 27

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 28

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................... 29

Tabel 3.2 Definisi Operasional .................................................................... 31

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur ............................... 42

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ....................... 43

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan ........................ 43

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan trimester........................... 44

Tabel 4.5 Crosstabulasi Umur dengan pengetahuan .................................... 44

Tabel 4.6 Tabel Crosstabulasi Pendidikan dengan Pengetahuan ................. 45

Tabel 4.7 Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan ............................. 46

Tabel 4.8 Crosstabulasi Trimester kehamilan dengan pengetahuan ............ 46

Tabel 4.9 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 47

Tabel 4.10 Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta .................... 48

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Hasil Penelitian

Lampiran 16. Hasil perhitungan manual

Lampiran 17. Hasil perhitungan dengan SPSS

Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiran

hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia hasil Survey

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yaitu sebesar 32 per

1.000 kelahiran hidup faktor penyebab kematian bayi yaitu tingkat pelayanan

antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB,

kondisi lingkungan, sosial ekonomi dan penyakit tetanus yaitu sebanyak 114

kejadian (69%) (Depkes RI, 2012).

AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000

kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar

10,34/1.000, sedangkan AKB di Kota Surakarta pada tahun 2012 yaitu sebesar

5,33 (Dinkes Jateng, 2013).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh

terhadap suatu penyakit dengan memasukkan kuman atau produk kuman yang

sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukkan kuman atau bibit

penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti bodi yang

pada akhirnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit

penyakit yang menyerang tubuh (Marimbi, 2010).

Strategi program imunisasi ditingkatkan dan dimantapkannya

jangkauan serta waktu pemberian pelayanan imunisasi sampai ke tingkat

puskesmas induk dan puskesmas pembantu. Di samping itu kebijaksanaan

lainnya, yaitu mendistribusikan pelayanan secara merata dan meminimalkan

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

2

hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pelayanan imunisasi dengan

meningkatkan skrining serta meningkatkan keterlibatan swasta baik dalam

pelayanan maupun motivasi. Program imunisasi dilaksanakan dalam kerja

sama lintas program dan lintas sektor yang terkait (Depkes RI, 2006).

Tetanus Toksoid merupakan penyakit kelainan neurologis yang ditandai

dengan meningginya tonus otot dan spasme yang disebabkan toksin protein

dan clostridium tetani. Untuk menghindari terjadinya penyakit Tetanus

Toksoid dengan mejalankan imunisasi Tetanus Toksoid (Djauzi dan Sundaru,

2003).

Cakupan imunisasi TT ibu hamil di Indonesia tahun 2012, jumlah ibu

hamil yaitu sebanyak 5.706.289 ibu hamil, yang melakukan TT1 sebanyak

2.310.926 (40,5%), yang melakukan TT2 sebanyak 2.152.113 (37,7%), yang

melakukan TT3 sebanyak 563.167 (9,9%), yang melakukan TT4 sebanyak

472.188 (8,3%), yang melakukan TT5 sebanyak 439.619 (7,7%), yang

melakukan TT2 sebanyak 3.627.087 (63,6%) (Kemenkes RI, 2012).

Cakupan Imunisasi TT pada ibu hamil di Jawa Tengah tahun 2011,

Jumlah ibu hamil di Jawa Tengah sebanyak 533.474, ibu hamil yang

melakukan TT1 sebanyak 226.254 (42,4%), yang melakukan TT2 sebanyak

226.254 (42,4%), yang melakukan TT3 sebanyak 150.176 (28,2%), yang

melakukan TT4 sebanyak 121.992 (22,9%), yang melakukan TT5 sebanyak

103.800 (19,5%) (Ditjen PPPL Kemenkes RI, 2012).

Pemberian Imuniasi TT pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah

terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Vaksinasi tetanus pada pemeriksaan

antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah

kematian ibu akibat tetanus. Dampak jika ibu hamil tidak mendapatkan

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

3

imunisasi TT dapat menyebabkan terjadinya infeksi tetanus neonatorum yang

dapat mengakibatkan kematian pada bayi (Bartini, 2012).

Peran bidan dalam pemberian imunisasi TT yaitu bidan memberikan

informasi deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul apabila

tidak diberikan imunisasi TT dan harus melakukan pencegahan penyakit

tetanus neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup besar

terhadap penyebab kematian bayi dengan gejala timbul kekakuan seluruh

tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, serta

kejang-kejang pada saat beberapa hari setelah lahir (Sulistyawati, 2009).

Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di di BPS Anik Suroso

Mojosongo Surakarta pada tanggal 28 Oktober 2013 didapatkan data ibu

hamil yang melakukan ANC dari bulan Januari - September 2013 ibu hamil

sejumlah 332 ibu hamil, yang rata-rata tiap bulan ada 36 ibu hamil yang

melakukan ANC setelah melakukan wawancara terstruktur dengan 3

pertanyaan terhadap 7 ibu hamil didapatkan 5 ibu hamil belum mengerti

tentang Imunisasi TT dan 2 orang cukup mengerti tentang imunisasi TT

dengan pertanyaan imunisasi TT setahu ibu ada berapa?, sejauh mana ibu

mengetahui tentang imunisasi TT? dan pemberian TT yang keberapa?.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi

Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

4

Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta tahun

2014?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat

kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Ilmu Pengetahuan

Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang

imunisasi Tetanus Toksoid.

2. Diri Sendiri

Dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah, serta menambah

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

5

pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang imunisasi Tetanus

Toksoid.

3. Institusi

a. BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta

Dapat dijadikan masukan untuk meningkatan pelayanan khususnya

pada ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid.

b. Pendidikan

Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa khususnya tentang imunisasi

Tetanus Toksoid.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini pernah

dilakukan yaitu:

1. Ratri Wulani Chasanah (2009), dengan judul “Gambaran Tingkat

Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) di Desa Arjowinangun Puring Kebumen“. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif eksploratif, dengan pendekatan Cross

sectional. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang

dibagikan pada 51 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

pengetahuan tentang Imunisasi TT mayoritas baik (62,7%).

2. Mahkota Orrysa Sativa (2013), Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 18 –

25 Tahun Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Desa

Ngepringan Sragen Tahun 2013 Metode Penelitian penelitian ini

menggunakan deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan untuk

penilaian dalam penelitian ini adalah kuesioner. Analisa data

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

6

menggunakan analisis univariat. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil

penelitian tingkat pengetahuan Wanita Usia 18-25 tahun tentang Imunisasi

Tetanus Toksoid (TT) di Desa Ngepringan Sragen tahun 2013 dengan 46

responden dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 responden

(8,7%), pengetahuan cukup sebanyak 33 responden (71,7%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,6%).

3. Sri Lestari (2012), dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang

Imunisasi Tetanus Toksoid di Forum Kesehatan Desa Purwosuman

Sidoharjo Sragen. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel

penelitian ini sebanyak 40 ibu hamil. Analisa data menggunakan analisis

univariat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan baik

sebanyak 10 responden (25%), kategori cukup sebanyak 24 responden

(60%), dan kategori kurang sebanyak 6 responden (15%).

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan keaslian di atas

adalah lokasi, waktu dan sampel penelitian sedangkan persamaan penelitian

ini adalah jenis penelitian dan variabel penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika

penulisan.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan meliputi

pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,

faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pengukuran pengetahuan

dan Imunisasi TT terdiri dari pengertian, manfaat, jumlah dan dosis

pemberian imunisasi TT, jarak pemberian imunisasi TT, efek

samping imunisasi TT, pelaksanaa imunisasi TT, efek jangka

panjang apabila tidak melakukan imunisasi TT, kerangka teori dan

kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, metode pengolahan dan analisa data, etika

penelitian dan jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil

penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang

meliputi saran bagi pengetahuan, bagi institusi pendidikan dan

peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil

pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik

atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha

manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).

Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap

sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek

tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera

maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia

berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan

(Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan

yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

9

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysys)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

10

kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan

dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk

mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesa (Syntesis)

Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional

atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

11

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

12

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

13

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan

cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan

umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini

manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan

cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses

pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang

khsusukepada yang umum dinamakan induksi sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khsusuke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

14

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan

metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van

Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

15

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi

yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu

ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

16

diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang

tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin

banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan

sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

2) Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media

massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

17

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

18

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan

etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke

dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang

dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1) Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

19

Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian

untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai,

sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu

dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang

lainnya

2) Pertanyaan obyektif

Misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), bentul salah,

dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan pilihan ganda, betul

salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena

pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai.

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya

pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat

ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan

dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih

cepat (Arikunto, 2006).

Menurut Riwidikdo (2009), untuk menentukan tingkat pengetahuan,

maka digunakan perhitungan sebagai berikut:

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

20

2. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Pudiastuti, 2009).

b. Tanda kehamilan

Menurut Sulistyawati (2009), tanda-tanda kehamilan meliputi:

1) Tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar

b) Uterus membesar

c) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak)

d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,

tampak lebih merah dan kelam)

e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan).

f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.

g) Teraba ballotement

h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif)

2) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat

diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin

dapat diraba pada kehamilan lebih tua.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

21

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Doppler

pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec -

umur kehamilan 17 – 22 minggu.

c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada

usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16

minggu.

d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka

janin dapat dilihat.

3) Dugaan hamil

a) Amenore

Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya

konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graff dan ovulasi.

b) Mual dan mutah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama

pada pagi hari disebut morning sickness.

c) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.

d) Sinkope (pingsan)

Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala

(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

22

menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang

setelah usia kehamilan 16 minggu.

e) Payudara tegang

Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan

menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

f) Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini

sudah menghilang.

g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus

sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

h) Pigmentasi kulit

Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis

anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi

(kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae

nigra, linea alba makin hitam) dan sekitar payudara

(hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin

menonjol).

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

23

c. Trimester dalam kehamilan

Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga

triwulan:

1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu

2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu

3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu

3. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

a. Pengertian

1) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah preparat toksin tetanus

yang diinaktifkan dengan formaldehid dan diabsorbsi pada garam

aluminium untuk meningkatkan antigenesitasnya (Wahab, 2005).

2) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus

(Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang

telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).

b. Manfaat imunisasi TT

Menurut Bartini (2012), imunisasi tetanus toxoid dianjurkan

untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Vaksin tetanus

pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian

bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus.

1) Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum.

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada

neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

24

clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun)

dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2006).

2) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka

(Depkes RI, 2004).

Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu

tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus

maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).

c. Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT

Menurut Bartini (2012), semua ibu hamil harus dijelaskan

tentang pentingnya imunisasi TT sebanyak 5 kali seumur hidup. Setiap

ibu hamil yang belum pernah imunisasi TT harus mendapatkan

imunisasi TT paling sedikit 2 kali suntikan selama hamil yaitu pertama

saat kunjungan pertama dan diulang setelah 4 minggu kemudian.

Pemberian imunisasi ke dua atau dosis terakhir saat hamil diberikan

paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan. Apabila ibu telah

diimunisasi TT caten sebanyak 2 kali, kemudian dalam satu tahun ibu

hamil, maka saat hamil diberikan 1 kali suntikan paling lambat 2

minggu sebelum melahirkan.

Menurut Saifuddin (2006), jumlah dan dosis pemberian

imunisasi TT untuk ibu hamil, yaitu:

1) Pasien dianggap mempunyai kekebalan jika telah mendapat 2 dosis

terakhir dengan interval 4 minggu, dan jarak waktu sekurangnya 4

minggu antara dosis terakhir dengan saat terminasi kehamilan.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

25

Pasien yang telah mendapat vaksinasi lengkap (5 suntikan) lebih

dari 10 tahun sebelum kehamilan sekarang perlu diberi booster,

berupa tetanus toksoid 0,5 ml IM.

2) Jika pasien belum pernah imunisasi, berikan serum anti tetanus

1500 unit IM dan suntikan booster tetanus toksoid (TT) 0,5 ml IM

diberikan 4 minggu kemudian.

3) Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit

tetanus dilakukan dengan pemberian 5 (lima) dosis imunisasi untuk

mencapai kekebalan penuh (Depkes RI, 2007).

d. Jarak pemberian imunisasi

Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah

diberikan imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling

sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat

kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu kemudian).

Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid

Antigen Interval Lama

Perlindungan

%

Perlindungan

TT 1

TT 2

TT 3

TT 4

TT 5

Kunjungan awal

4 minggu setelah TT 1

6 bulan setelah TT 2

1 tahun setelah TT 3

1 tahun setelah TT 4

3 tahun

5 tahun

10 tahun

25 tahun/longlife

80

95

99

99

Sumber: Depkes RI, 2007

e. Efek samping imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan

pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2006). TT adalah

antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

26

ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT

Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri

dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Saifuddin dkk, 2006).

f. Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT

Menurut Depkes RI (2004), Tempat pelayanan untuk mendapatkan

imunisasi TT yaitu :

1) Puskesmas

2) Puskesmas pembantu

3) Rumah sakit

4) Rumah bersalin

5) Polindes

6) Posyandu

7) Rumah sakit swasta

8) Dokter praktik

9) Bidan praktik.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

27

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Suparyanto (2012)

Faktor yang mempengaruhi

tingkat Pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Mass media / informasi

3. Sosial budaya dan ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Usia

Imunisasi TT

1. Pengertian imunisasi TT

2. Manfaat imunisasi TT

3. Jumlah dan dosis

pemberian imunisasi TT

4. Jarak pemberian imunisasi

5. Efek samping imunisasi

TT

6. Tempat pelayanan

Imunisasi TT

Tingkat Pengetahuan

Ibu Hamil

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

28

C. Kerangka Konsep Penelitian

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

faktor yang mempengaruhi

Tingkat Pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Mass media / informasi

3. Sosial budaya dan

ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Usia

Tingkat Pengetahuan Ibu

hamil tentang Imunisasi

Tetanus Toksoid

Baik

Cukup

Kurang

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif.

Menurut Nursalam (2009), penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi

pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih

menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan. Penelitian kuantitatif

adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka,

baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010).

Penelitian ini meneliti tentang pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi

tetanus toksoid.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di

BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Hidayat, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Anik

Suroso Mojosongo Surakarta pada bulan April sebanyak 36 ibu hamil.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Arikunto (2010), jika populasi kecil (<100) maka semua anggota

populasi menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 36 ibu hamil.

3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009).

Teknik sampling pada penelitian dengan menggunakan sampling

jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota

populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

31

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang

digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus

toksoid adalah kuesioner tertutup di mana sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun

berdasarkan kisi-kisi yang diambil tentang Imunisasi Tetanus toksoid

Pernyataan terdiri pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable) dengan pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan

positif (favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0.

Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah

dengan skor 1. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√)

pada jawaban yang dianggap benar. Sehingga pernyataan dalam penelitian ini

menggunakan skala guttman. Menurut Hidayat (2011), skala guttman

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan

jawaban yang tegas seperti jawaban ya dan tidak, positif dan negatif.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

32

Untuk mempermudah pertanyaan pembuatan kuesioner maka peneliti

membuat kisi-kisi pernyataan dalam penelitian dibawah ini :

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable

Tingkat

pengetahuan

Ibu hamil

tentang

Imunisasi

Tetanus

Toksoid (TT)

1. Pengertian imunisasi

TT

1,2,5 3,4 5

2. Manfaat imunisasi

TT

6,7,8 9* 4

3. Jumlah dan dosis

pemberian imunisasi

TT

10,11,12,

14*16,18

13,15,17 9

4. Jarak pemberian

imunisasi

19,20,21* 22 4

5. Efek samping

imunisasi TT

23,26,28,29

30

24*,25,27 8

6. Tempat pelayanan

Imunisasi TT

31,32* 33 3

Jumlah 33

Keterangan: *) tidak valid

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus

product moment, yaitu:

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

33

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.

Uji validitas dilakukan Bidan Pudji Setiyani Mojosongo Surakarta

terhadap 30 ibu hamil. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah

responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh

distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. Setelah dilakukan

uji aliditas didapatkan 5 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 9, 14,

21, 24 dan 32 dikarenakan nilai rhitung < rtabel (0,361). Untuk selanjutnya

nomor yang tidak valid tidak digunakan dalam kuesioner penelitian karena

kuesioner yang valid sudah bisa mewakili kuesioner yang tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

34

Dalam penelitian uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach,

yaitu :

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é-

=t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS 16,0. Instrumen

dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronchbach minimal 0,7

(Riwidikdo, 2009). Setelah dilakukan uji instrumen didapatkan nilai Alpha

Cronchbach sebesar 0,856 > 0,7, sehingga instrument dikatakan reliabel

F. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di BPS Anik

Suroso Mojosongo Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara

pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan

kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri

dari:

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

35

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner

tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo

Surakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data

jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Anik

Suroso Mojosongo Surakarta..

G. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu

hamil tentang imunisasi tetanus toksoid.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

36

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat

Ukur

Skala

Tingkat

pengetahuan

Ibu hamil

tentang

imunisasi

tetanus

toksoid

Merupakan hasil

tahu dari manusia

terhadap sesuatu,

atau segala

perbuatan manusia

untuk memahami

suatu objek tertentu.

Pengetahuan dapat

berwujud barang-

barang baik lewat

indera maupun lewat

akal, dapat pula

objek yang dipahami

oleh manusia

berbentuk ideal atau

yang bersangkutan

dengan masalah

kejiwaan

(Notoatmodjo, 2010)

1. Baik : Bila

nilai responden

yang diperoleh (x)

> mean + 1 SD

2. Cukup : Bila

nilai responden

mean -1 SD ≤ x ≤

mean + 1 SD

3. Kurang : Bila nilai

responden yang

diperoleh (x) <

mean – 1 SD

(Riwidikdo, 2010)

Kuesioner Ordinal

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang

dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan

analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna

mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak

mendapat kendala. Langka-langkah pengolahan yaitu:

a. Editing (penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

37

editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau

atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam

bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

soffware komputer.

d. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

38

Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui tingkat pengetahuan

ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), maka digunakan

perhitungan sebagai berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

Keterangan :

X : rata-rata ( mean )

å x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Rumus SD :

SD = 1

)(1

2

1

-

-å=

n

xxn

i

Keterangan:

x : nilai responden

n : jumlah responden

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

39

Menurut Riwidikdo (2009), untuk mendapatkan distribusi

persentase pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus toksoid

Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu:

fi

Persen = ––– x 100%

n

fi = Frekuensi pernyataan responden

n = Total responden

J. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti

menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

40

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

K. Jadwal penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun

proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta

waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

41

BAB IV

HASIL PENELITI

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada

bulan April 2014. BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta dengan terdiri dari 1

pimpinan dibantu 2 bidan. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan BPS

Anik Suroso Mojosongo Surakarta meliputi ANC (Ante Natal Care),

persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dalam memberikan

layanan kepada pasien BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta buka 24 jam.

Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah

cukup memadai, yaitu 3 ruang nifas dengan masing-masing kamar kapasitas 2

tempat tidur, 2 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang obat dan 1 kamar

mandi untuk pasien. dalam memberikan layanan kepada pasien BPS Anik

Suroso Mojosongo Surakarta menerapkan perawatan ibu dan bayi dirawat

dengan sistem rawat gabung (rooming in). Selain itu BPS Anik Suroso

Mojosongo Surakarta juga melayani pijat bayi, fisioterapi, USG (Ultra

Sonografi).

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

42

B. Hasil Penelitian

Sebelum mengetahui tingkat pengetahuan terlebih dahulu mencari nilai

mean dan standar deviasi, setelah dilakukan perhitungan maka hasil dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di

bawah ini, yaitu:

Tabel 4.1 Karakteristi Responden berdasarkan umur

No Umur Jumlah Persentase(%)

1

2

3

< 20 tahun

20 – 35 tahun

> 35 tahun

1

32

3

2,8

88,9

8,3

Total 36 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui responden yang berumur

kurang 20 tahun sebanyak 1 responden (2,8%), responden yang

berumur 20 – 35 tahun sebanyak 32 responden (88,9%) dan responden

yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 3 responden (8,3%)

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini, yaitu

Tabel 4.2 Karakteristi Responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase(%)

1

2

3

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat Perguruan Tinggi

13

17

6

36,1

47,2

16,7

Total 36 100

Sumber: Data Primer 2014

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

43

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden dengan

pendidikan tamat SMP sebanyak 13 responden (36,1%), tamat Sekolah

Menengah Atas (SMA) sebanyak 17 responden (47,2%) dan 6

responden (16,7%) dengan pendidikan Sarjana.

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini, yaitu:

Tabel 4.3 Karakteristi Responden berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

Ibu Rumah Tangga

Swasta

PNS

14

19

3

38,9

52,8

8,3

Total 36 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui pekerjaan responden

yaitu sebagai Ibu RumahTangga sebanyak 14 responden (38,9%),

bekerja di bidang swasta sebanyak 16 responden (52,8%) dan bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 3 responden (8,3%).

d. Karakteristik berdasarkan trimester

Tabel 4.4 KarakteristiK Responden berdasarkan trimester

No Trimester Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

Trimester I

Trimester II

Trimester III

12

17

7

33,3

47,2

19,4

Total 36 100

Sumber: Data Primer 2014

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

44

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui trimester ibu hamil yaitu

trimester I sebanyak 12 responden (33,3%), trimester II sebanyak 17

responden (47,2%) dan trimeter III sebanyak 7 responden (19,4%).

e. Cross tabulasi

1) Umur dengan pengetahuan

Tabel 4.5 Crosstabulasi Umur dengan pengetahuan

Umur

Pengetahuan Total

(%) Baik

(%)

Cukup

(%)

Kurang

(%)

< 20 tahun 0

(0%)

0

(0)

1

(2,8)

1

(2,8)

20 – 35 tahun 4

(11,1)

23

(63,9)

5

(13,9)

32

(88,9)

> 35 tahun 1

(2,8)

1

(66,7)

1

(2,8)

3

(8,3)

Total 5

(13,9)

24

(66,7)

7

(19,4)

36

(100)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui umur kurang 20 tahun

dengan pengetahuan baik tidak ada dan pengetahuan kurang sebanyak

1 responden (28%). Umur 20 – 35 tahun dengan pengetahuan baik

sebanyak 4 responden (11,1%), pengetahuan cukup sebanyak 23

respoden (63,9%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden

(13,9) dan umur lebih dari 35 tahun pengetahuan baik sebanak 1

responden (2,8).

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

45

2) Pendidikan dengan pengetahuan

Tabel 4.6 Tabel Crosstabulasi Pendidikan dengan Pengetahuan

Pendidikan Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

SMP 1 7 5 13

2.8% 19.4% 13.9% 36.1%

SMA 1 15 1 17

2.8% 41.7% 2.8% 47.2%

Perguruan

Tinggi

3 2 1 6

8.3% 5.6% 2.8% 16.7%

Total 5 24 7 36

13.9% 66.7% 19.4% 100.0%

Berdasarkan tabel crosstabulasi di atas di dapat diketahui

pendidikan SMP dengan pengetahuan baik terdapat 1 responden

(2,8%), pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (19,4%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9%). Pendidikan

SMA dengan pengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,8%),

pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (41,7%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (2,8%) dan untuk

pendidikan Perguruan Tinggi didapatkan pengetahuan baik

sebanyak 3 responden (8,3%) dan pengetahuan cukup sebanyak 2

responden (5,6%) dan pengetahua kurang sebanyak 1 responden

(2,8%).

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

46

3) Pekerjaan dengan pengetahuan

Tabel 4.7 Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan

Pekejaan Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

Swasta 4 10 5 19

11.1% 27.8% 13.9% 52.8%

IRT 1 11 2 14

2.8% 30.6% 5.6% 38.9%

PNS 0 3 0 3

.0% 8.3% .0% 8.3%

Total 5 24 7 36

13.9% 66.7% 19.4% 100.0%

Berdasarkan tabel crosstabulasi pekerjaan dengan pengetahuan

didapatkan responden dengan pekerjaan swasta dengan

pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%), pengetahuan

cukup sebanyak 10 responden (27,8) dan pengetahuan kurang

sebanyak 5 responden

4) Trimester Kehamilan dengan pengetahuan

Tabel 4.8 Crosstabulasi Trimester kehamilan dengan pengetahuan

Trimester

Kehamilan

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

Trimester 1 2 8 2 12

5.6% 22.2% 5.6% 33.3%

Trimester 2 3 11 3 17

8.3% 30.6% 8.3% 47.2%

Trimester 3 0 5 2 7

.0% 13.9% 5.6% 19.4%

Total 5 24 7 36

13.9% 66.7% 19.4% 100.0%

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

47

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui trimester kehamilan

dengan pengetahuan yaitu trimester I dengan pengetahuan baik

sebanyak 2 responden (5,6%), pengetahuan cukup sebanyak 8

responden (22,8%) dan pengetahuan kurang sebanyak 2 responden

(5,6). Trimester II dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden

(8,3%), pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,6%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (8,3%) sedangkan

trimester III dengan pengetahuan baik tidak ada, pengetahuan

cukup sebanyak 5 responden (13,9%) dan pengetahuan kurang

sebanyak 2 responden (5,6%).

2. Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4.9 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan Ibu

hamil tentang Imunisasi

Tetanus Toksoid

19,6

3,2

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean sebesar 19,6

dan standari deviasi sebesar 3,2. Berdasarkan nilai mean dan standar

deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat pengetahuan yaitu

a. Baik : (x) > mean+1 SD

(x) > 19,6+ 1 x 3,2

(x) > 22,8

Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 22,8

b. Cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

19,6 – 1 x 3,2 ≤ x ≤ 19,6 + 1 x 3,2

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

48

(x) 16,4 ≤ x ≤ 22,8

Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 16,4 ≤ x ≤ 22,8

c. Kurang : (x) < mean–1 SD

(x) < 19,6 – 1 x 3,2

(x) < 16,4

Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 16,4

3. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS

Anik Suroso Mojosongo Surakarta

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil

tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo

Surakarta”. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 36 ibu hamil.

Tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10 Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta.

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

5

24

7

13,9

66,7

19,4

Total 36 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dikategorikan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik

Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%) tingkat

pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden

(66,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

49

Jadi Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di

BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta terbanyak pada tingkat

pengetahuan cukup yaitu sebanyak 24 responden (66,7%).

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik Suroso

Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%) tingkat

pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (66,7%)

dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu”

pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang. Karena

dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

Hasil penelitian dapat diketahui umur kurang 20 tahun dengan

pengetahuan baik tidak ada dan pengetahuan kurang sebanyak 1 responden

(28%). Umur 20 – 35 tahun dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden

(11,1%), pengetahuan cukup sebanyak 23 respoden (63,9%) dan pengetahuan

kurang sebanyak 5 responden (13,9) dan umur lebih dari 35 tahun

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

50

pengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,8). Jadi hasil penelitian

menunjukan bahwa mayoritas responden berumur 20 – 35 tahun dengan

pengetahuan cukup sebanyak 23 respoden (63,9%).

Sedangkan Menurut Erfandi (2009), usia mempengaruhi terhadap

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak

melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia

tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak

waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Hasil penelitian diketahui pendidikan SMP dengan pengetahuan baik

terdapat 1 responden (2,8%), pengetahuan cukup sebanyak 7 responden

(19,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9%). Pendidikan

SMA dengan pengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,8%), pengetahuan

cukup sebanyak 15 responden (41,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 1

responden (2,8%) dan untuk pendidikan Perguruan Tinggi didapatkan

pengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,3%) dan pengetahuan cukup

sebanyak 2 responden (5,6%) dan pengetahua kurang sebanyak 1 responden

(2,8%). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pendidikan SMA dengan

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (41,7%).

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

51

Menurut Erfandi (2009), pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah

dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga

dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang

sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap

obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui respnden yang bekerja di

sektor swasta dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%),

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 10 responden (27,8%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9%). Sedangkan responden

bekerja sebagai IRT didapatkan tingkat pengetahuan baik sebanyak 1

responden (2,8%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,6%)

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

52

dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,6%). Berdasarkan

pekerjaan sebagai PNS didapatkan tingkat pengetahuan baik tidak ada, tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 3 responden (8,3%) dan tingkat pengetahuan

kurang tidak ada. Jadi penelitian menunjukkan mayoritas pekerjaan IRT

dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,%)

Menurut Erfandi (2009), pengalaman dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar

secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang

kerjanya.

Hasil penelitian menunjukkan yaitu trimester I dengan pengetahuan

baik sebanyak 2 responden (5,6%), pengetahuan cukup sebanyak 8 responden

(22,8%) dan pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,6). Trimester II

dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,3%), pengetahuan cukup

sebanyak 11 responden (30,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 3

responden (8,3%) sedangkan trimester III dengan pengetahuan baik tidak ada,

pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (13,9%) dan pengetahuan kurang

sebanyak 2 responden (5,6%). Jadi mayoritas pengetahuan pada trimester II

pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,6%). Trimester II dengan

tingkat pengetahuan cukup dikarenakan ada beberapa faktor, salah satunya

pengalaman dari trimester I.

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

53

Menurut Erfandi (2009), Pengalaman sebagai sumber pengetahuan

adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang telah diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi masa lalu.

Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang tetanus toksoid di BPS Anik Suroso

Mojosongo Surakarta mayoritas dengan kategori cukup yaitu sebanyak 24

responden (66,7%). Kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor umur

responden sebagian besar 20 – 35 tahun, pendidikan responden sebagian besar

tamat SMA dengan, pekerjaan responden sebagian besar swasta, dan sebagian

besar responden kehamilan trimester 2.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Saat pengisian kuesioner kadang terlewati, sehingga berpengaruh pada

jawaban, sehingga penelitian harus mengulangi untuk nomor pernyataan

yang terlewati.

2. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan.

3. Dalam menyusun alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup

sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah.

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil

tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo

Surakarta”. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 36 ibu hamil. Tingkat

pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS

Anik Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%)

tingkat pengetahuan baik,

2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS

Anik Suroso Mojosongo Surakarta tingkat pengetahuan cukup sebanyak

24 responden (66,7%)

3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS

Anik Suroso Mojosongo Surakarta tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7

responden (19,4%)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:

1. Bagi Responden

Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan khususnya imunisasi tetanus

toksoid dengan banyak membaca dan mengikuti penyuluhan-penyuluhan

yang diadakan tenaga kesehatan terkait.

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan

54

2. Institusi Pendidikan

Sebaikanya institusi lebih banyak menambah referensi tentang kesehatan

reproduksi khususnya tentang imunisasi tetanus toksoid.

3. Peneliti selanjutnya

Diharapkan lebih meningkatkan penelitian yang serupa dengan menambah

variabel penelitian sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang lebih

sempurna.

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan
Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-lusiwuland... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI ... dukungan