63
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Widia Lutfiana NIM B12 162 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA

PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Widia Lutfiana

NIM B12 162

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

ii

HALAMAN PER SETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA

PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI

TAHUN 2015

Diajukan Oleh :

Widia Lutfiana

NIM B12 162

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal 25 Juni 2015

Pembimbing

Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc

NIK. 200884032

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA

PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh:

Widia Lutfiana

NIM B12 162

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal Juli 2015

Penguji I Penguji II

Anis Nurhidayati, SST., M.Kes Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc

NIK. 200685025 NIK. 200884032

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui

Ka. Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari,S.ST

NIK. 200985034

KATA PENGANTAR

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

iv

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare Di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud

untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi

D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari,S.ST, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta

3. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, SST., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Bapak Manto, selaku Kepala Desa Pelangkidul, yang telah bersedia

memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di Desa

Pelangkidul.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang diberikan.

6. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penulis

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

v

Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Widia Lutfiana

B12 162

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI DESA

PELANGKIDUL KEDUNGGALAR NGAWI

TAHUN 2015

xiii + 49 Halaman + 15 Lampiran + 8 Tabel + 2 Gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.

Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi

lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare apabila mengalami buang air besar

lebih dari 3 kali sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 November 2014 dari 10

ibu yang memiliki anak balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi di dapatkan

3 ibu bisa menjawab 3 pertanyaan, 3 ibu menjawab pertanyaan dan 4 ibu hanya

dapat menjawab 1 pertanyaan.

Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di desa

pelangkidul kedunggalar Ngawi

Metode Penelitian : Jenis penelitan diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitan di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi, lama penelitian 1 bulan. Jumlah sampel sebanyak

45 ibu yang mempunyai balita dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh,

alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data

adalan analisis univariat dengan program SPSS.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di desa Pelangkidul

Kedunggalar Ngawi. Di dapatkan hasil ibu berpengetahuan baik 11 responden

(24,44 %), pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (57,78 %), pengetahuan

kurang sebanyak 8 responden (17,78 %).

Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa Pelangkidul

Kedunggalar Ngawi sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 26

responden (57,78 %).

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu balita, Diare

Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2005 s/d 2014)

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

vi

MOTTO

○ “Kesulitan terberat adalah ketika kita berjuang melawan diri sendiri”

○ “Semangat sebetulnya adalah kepingan-kepingan bara kemauan yang kita

sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya

kemalasan dan penundaan”

PERSEMBAHAN

ʘ Alah SWT yang telah memberikan jalan, petunjuk serta

kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ini.

ʘ Ibu dan bapak tercinta, yang selalu mendukungku dari belakang.

Terimakasih atas doa dan perhatiannya selama ini

ʘ Ibu Kartika Dian Listyaningsih, terimakasih atas bekal dan

bimbingan yang diberikan, terimakasih atas nasihat dan

semangatnya selama ini. We Love You.

ʘ Adikku tercinta Kurnia Ahmad Affandi

ʘ Kedua kesayanganku yang tak bisa aku sebutkan, terimakasih telah

merelakan semuanya untukku semua ini aku persembahkan

sepenuhnya untuk kalian.

ʘ Heris Ardi Astanto, terimakasih atas dukungan dan semangatnya

selama ini

ʘ Untuk temanku semua angkatan tahun 2012 kelas A, B, C dan

sahabatku (Mella, Connecting 2, Dayana, Pipit, Luky, Lina, Titik,

Novita Arinia, yuliyanti dan seluruh kos ijo) yang selalu memberi

canda tawa dan masukkan dalam hidupku

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

vii

CURICULUM VITAE

DATA DIRI

Nama : Widia Lutfiana

Tempat / Tanggal Lahir : Ngawi, 26 September 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Gebung, Pelangkidul, Kedunggalar Ngawi

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD N Pelangkidul 3 LULUS TAHUN 2006

2. SMP N 3 Kedunggalar LULUS TAHUN 2009

3. SMK N 1 Ngawi LULUS TAHUN 2012

4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2012

3 x4

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

CURICULUM VITAE .................................................................. viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................ 7

B. Kerangka Teori ........................................................................... 26

C. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 29

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 29

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 30

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

ix

E. Definisi Operasional .................................................................... 30

F. Instrumen Penelitian .................................................................... 31

G. Teknik Pengumpulan data ........................................................... 34

H. Metode Pengolahan dan Analisi Data ......................................... 35

I. Etika Penelitian ............................................................................ 38

J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................... 40

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 40

C. Pembahasan ................................................................................. 44

D. Keterbatasan ................................................................................ 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 49

B. Saran ............................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................. 26

Gambar 2.2. Kerangka Konsep .......................................................................... 27

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional ........................................................................ 31

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Diare Pada Balita ......... 32

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ...................... 41

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ............. 41

Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi .............................................................. 42

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di

Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 ........................................... 43

Tabel 4.5 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Umur ........................................ 43

Tabel 4.6 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Pendidikan ............................... 44

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian

Lampiran 9. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 10. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 11. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 12. Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 15. Lembar Konsultasi

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan

World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab

kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi

segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal

dunia setiap tahunnya karena diare. Menurut SDKI tahun 2012, menunjukan

secara nasional Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran

hidup. Target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 target AKB

adalah 23/1000 KH. Menurut Riskesda (2007) penyebab kematian balita usia

0 – 59 bulan yaitu diare 22,5%, pneumonia 15,5%, NEC 10,7%, meningitis

8,8%, DBD 6,8%, campak 5,8%, tenggelam 4,9%, lain – lain 9,7%.

Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair dengan

frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah

lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah

lebih dari 4x buang air besar (Sudarti, 2010).

Tanda dan gejala diare adalah muntah, badan lesu dan lemah, panas,

tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, cengeng, gelisah, suhu

meningkat, tinja cair dan lendir terkadang bercampur darah lama kelamaan

tinja berwarna hijau asam, anus lecet, dehidrasi, berat badan turun turgor kulit

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

2

menurun, mata dan ubun – ubun cekung, mulut dan kulit menjadi kering (Putra,

2012).

Penyebab utama diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu faktor

infeksi: infeksi bakteri, infeksi virus. Faktor malabsorbsi: malabsorbsi

karbohidrat. Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi

laktrosi, malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein. Faktor makanan: makanan

basi, beracun, alergi terhadap makanan. Faktor psikologis: rasa takut dan

cemas. Walaupun jarang, dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang

lebih besar (Rukiyah dan Yuliyanti, 2013).

Diare membutuhkan penanganan yang cepat dan adekuat, karena itulah

pengetahuan keluarga khususnya ibu sangat penting. Pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu. Pengindraan ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare sangat

penting terutama ibu dapat mengetahui secara cepat bagaimana penanganan

awal diare pada anak yaitu dengan mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi.

Pemberian cairan pengganti (cairan dehidrasi) baik yang di berikan secara oral

(diminumkan) maupun parentral (melalui infuse) telah berhasil menurunkan

angka kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare

(Notoatmodjo, 2012).

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

3

Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 13 November 2014 di

Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi di peroleh data jumlah ibu yang

memiliki balita sebanyak 38 orang, dengan 3 pertanyaan yaitu pengertian diare,

penyebab diare dan apabila terjadi diare bagaimana tindakan yang akan segera

dilakukan. Dari 10 ibu yang memiliki anak balita di Desa Pelangkidul

Kedunggalar Ngawi ternyata di dapatkan 3 ibu bisa menjawab 3 pertanyaan, 3

ibu dapat menjawab 2 pertanyaan dan sebanyak 4 ibu hanya dapat menjawab 1

pertanyaan.

Berdasarkan data di atas masih banyak ibu yang mempunyai

pengetahuan kurang tentang diare, apabila diare tidak segera di tangani akan

menyebabkan dehidrasi dan jika pemberian cairan dehidrasi itu gagal dapat

menyebabkan kematian. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang ” Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Diare di Desa Pelangkidul

Kedunggalar Ngawi”

B. Perumusan Masalah

“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

4

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi pada tingkat pengetahuan kurang.

d. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat tingkat pengetahuan

ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Ilmu Pengetahuan

Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya tentang diare pada balita.

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan penelitian

tentang tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare.

3. Institusi Pendidikan

Sebagai sumber referensi mahasiswa kebidanan untuk melakukan

penelitian selanjutnya khususnya tentang diare pada balita.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

5

E. Keaslian Penelitian

1. Maristuti Dwi (2012) Universitas Muhamadiyah Ponorogo, dengan judul

“Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Usia 1-5 Tahun di

Wilayah Kerja Puskesmas Ponorogo Utara”. Penelitian ini merupakan

jenis deskriptif. Penelitian dilakukan di wilayah kerja ponorogo utara

dengan jumlah 754 ibu. Populasi dalam penelitian ini 75 ibu yang memiliki

balita usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive

sampling. Hasil penelitian di dapatkan bahwa 50 responden (66,66%)

memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang diare pada balita usia 1-5

tahun dan 25 responden (33,34%), mempunyai pengetahuan cukup, dan

tidak ada responden (0%) berpengetahuan kurang.

2. Wijayanti Ririn (2014) STIKES PKU Muhamadiyah Surakarta, dengan

judul ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Diare Pada

Anak Usia Balita” penelitian ini merupakan jenis deskriptif. Penelitian

dilakukan di Desa Mangurejo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali

pada bulan april 2014. Populasi dalam penelitian ini 68 orang.

Pengambilan sampel dengan tekhnik total sampling. Berdasarkan

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita Di

Boyolali dapat dikategorikan (67,6%) responden memiliki pengetahuan

sedang, selebihnya responden memiliki pengetahuan baik (22,1%), dan

responden memiliki pengetahuan buruk (10,3%).

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

6

Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian, jumlah

responden, serta tekhnik pengambilan sampel. Sedangkan persamaan

dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu deskriptif

kuantitaif.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengertian adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi

terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo dari Wawan, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent beha vior).

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang di dasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di

dasari oleh pengetahuan. Pengetahuan mempunyai 6 tingkat, antara

lain:

1) Tahu (Know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

8

adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang di pelajari rangsangan yang di terima.

Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan

mengidentifikasikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk mnjelaskan

secara benar tetang obyek yang di ketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham

terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu obyek yang di pelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah di pelajari pada situasi ataupun kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

9

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama

lain.

5) Sintesis (Syntetis)

Sintesis yang di maksut menunjukan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Penilaian-penilaian itu bedasarkan suatu kriteria yang di tentukan

sendiri tau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan di perlukan untuk mendapat

informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

10

sehingga dapat meningkatan kualitas hidup (Notoatmodjo

dari Wawan, 2011).

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotifasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan,

pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi (Nursalam dari Wawan, 2011).

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus di lakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan khidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja

bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan

keluarga (Nursalam dari Wawan, 2011).

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa di percaya

dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini akan

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

11

sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

(Nursalam dari Wawan, 2011).

2) Faktor eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia Dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Nursalam

dari Wawan, 2011).

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

(Nursalam dari Wawan, 2011).

d. Cara pengukuran pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2013), digunakan perhitungan sebagai berikut :

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +1 SD

2) Cukup : Bila nilai responden mean -1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x)< mean – 1 SD

2. Balita

a. Pengertian Balita

Batita adalah di bawah tiga tahun, maka pengertian balita adalah di

bawah lima tahun (Putra, 2012).

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

12

Balita atau Bawah Lima Tahun adalah semua anak termasuk bayi baru

lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan,

29 hari) (Maryunani, 2010).

b. Pertumbuhan dan Perkembangan pada balita

Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya di

seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, seperti tinggi

badan, berat badan, dan lingkar kepala (Muslihatun, 2010).

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang

dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari

kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan,

komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia, dan

perkembangan moral (Muslihatun, 2010).

Terdapat beberapa pola pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:

1) Cepalocaudal/head to tail direction

Dimulai dari kepala, meliputi perubahan ukuran, berkembangnya

kemampuan, diawali dari menggerakan atau menggelengkan kepala

hingga kemampuan menggerakan ekstremitas.

2) Proximodistal/near to far direction

Dimulai dari menggerakkan anggota gerak paling dekat dengan

sumbu tubuh hingga menggerakan anggota gerak yang lebih jauh

atau lebih tepi.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

13

3) Mass to specific/mass to complex

Dimulai dari menggerakan daerah yang lebih umum hingga

menggerakkan daerah yang lebih kompleks (Muslihatun, 2010).

c. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita

Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi

yang baik dan kasih sayang yang cukup, bayi dan balita juga

membutuhkan stimulasi yang tepat. Stimulasi adalah perangsangan

yang datangnya dari lingukungan diluar individu anak. Pemberian

stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan keutuhan-

kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan tugas

perkembangan anak. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul

pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang, keberhasilan

pencapaian tugas perkembangan di masa lalu membuat seseorang

bahagia dan sukses melalui tahap perkembangan berikutnya. Terdapat

tujuh aspek perkembangan anak, yaitu sebagai berikut:

1) Perkembangan Gerak Motorik Kasar (MK/GK)

Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan

sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena dilakukan

oleh otot-otot tubuh yang lebih besar. Misalnya: menegakkan

kepala, tengkurap, merangkak, berjalan, berlari dan sebagainya.

2) Perkembangan Gerak Motorik Halus (MH/GH)

Merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi diperlukan

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

14

koordinasi yang cermat. Misalnya: memegang benda kecil dengan

jari telunjuk dan ibu jari, menggambar, dan sebagainya.

3) Perkembangan Komuniasi Pasif (KP)

Merupakan kesanggupan mengerti dan melakukan apa yang

diperintahkan oleh orang lain.

4) Perkembangan Komunikasi Aktif (KA)

Merupakan kemampuan untuk menyatakan perasaan dan

keinginannya melaui tangisan, gerakan tubuh, maupun dengan

kata-kata.

5) Perkembangan Kecerdasan (KC)

Merupakan kemampuan berfikir bayi/balita yang pada

awalnya berkembang melalui kelima inderanya, seperti melihat

warna, mendengar suara atau bunyi, mengenal rasa dan seterusnya.

Daya piker dan pengertian dimulai dengan apa yang dilihat,

dipegang atau dimainkan, dan seterusnya.

6) Perkembangan Kemampuan Monolog Diri Sendiri (MD)

Merupakan kemampuan anak untuk melakukan sendiri

berbgai hal, setelah sebelumnya anak masih bergantung pada orang

lain dalam hal pemenuhan kebutuhannya.

7) Perkembangan Tingkah Laku Sosial (TS)

Merupakan kemampuan anak berinterkasi dan bersosialisasi

dengan lingkungannya (Maryunani, 2010).

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

15

3. Penyakit Pada Balita

Berikut beberapa penyakit yang lazim terjadi pada balita :

a. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah suatu kelompok

penyakit yang menyerang saluran pernafasan (Maryunani, 2010).

b. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang menyerang paru-paru dan ditandai

dengan batuk dan kesukaran bernafas (Maryunani, 2010).

c. Obstipasi

Obstipasi adalah penimbangan feces yang keras akibat adanya penyakit

atau adanya obstruksi pada saluran cerna atau biasa didefiniskan

sebagai tidak adanya pengeluaran tinja selama 3 hari atau lebih

(Sudarti, 2010).

d. Milliarisis atau sudamina

Milliarisis atau sudamina adalah dermatosis yang disebabkan oleh

retensi keringan akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat

(Sudarti, 2010).

e. Difteri

Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang saluran

pencernaan bagian atas (Sudarti, 2010).

f. Pertusis

Pertusis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh

Basil Haemophilus Pertusis (Sudarti, 2010).

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

16

g. Typus Abdominalis

Typus Abdominalis adalah penyakit infeksi pada saluran pencernaan

tepatnya pada usus halus (Sudarti, 2010).

h. Demam Berdarah (Dengue Hemorrhagie Fever)

Suatau penyakit infeksi yang disebabkan virus dengan cirri-ciri demam

dan manifestasi perdarahan (Sudarti, 2010).

i. Varicela (Cacar Air)

Varicella adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus

(Sudarti, 2010).

j. KKKP (Kurang Kalori Protein)

KKP terbagi menjadi :

Marasmus yaitu anak jatuh dalam keadaan malnutrisi (kurang kalori

dan protein) (Sudarti, 2010).

h. Diare

1) Definisi Diare

Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.

Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair

dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare

apabila mengalami buang air besar lebih dari 3 kali sedangkan

neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali

(Sudarti, 2012).

Diare adalah apabila penderita buang air mengalami

perubahan bentuk dan konsistensi tinja lembek sampai cair, dengan

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

17

frekuensi buang air besar lebih dari bisanya atau lebih dari 3 kali

dalam 24 jam (Maryunani, 2010).

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak

normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa

perubahan, peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan

atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada

neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, 2011).

Menurut putra definisi diare adalah buang air besar dengan

frekuensi lebih sering (lebih dari 3 kali sehari), dan bentuk tinja lebih

cair dari biasanya. Bayi dikatakan diare jika sudah lebih dari 3 kali

bang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah lebih

dari 4 kali buang air besar.

2) Tanda/gejala klinis

a) Ada beberapa tanda/gejala klinis yang timbul yaitu sebagai

berikut:

(1) Cengeng

(2) Gelisah

(3) Suhu Meningkat

(4) Warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena tercampur

empedu

(5) Tinja cair, lendir dan darah

(6) Nafsu makan menurun

(7) Anus lecet

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

18

(8) Tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyak asam

laktat yang keluar)

(9) Dehidrasi (kekurangan cairan), berat badan turun, turgor kulit

menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan

mulut juga kulit kering (Kristiyanasari, 2009)

3) Penyebab

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan diare antara lain :

a) Faktor infeksi

(1) Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare, misalnya terjadi pada saat lahir karena

terinfeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu atau

infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme

yang berasal dari bayi lain yang terinfeksi.

(2) Parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang

dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,

bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

b) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa

dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan

galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang

terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi

malabsorbsi lemak dan protein.

c) Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun

dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

19

d) Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan

cemas) (Sudarti, 2012).

4) Gambaran Klinik

Adapun gambaran klinik penyakit diare, yaitu :

(1) Diare tanpa dehidrasi yaitu diare < 4 x sehari muntah sedikit atau

tidak muntah, tidak haus, BAK normal, keadaan umumnya baik,

air mata ada, mata normal, bibir dan lidah basah, nafas normal,

kulit normal, nadi normal < 120x/menit, ubun - ubun normal,

berat badan tetap, taksiran kehilangan cairan tidak ada.

(2) Diare dengan dehidrasi sedang atau ringan, apabila ditemukan

tanda seperti diare 4 – 10 x sehari, muntah beberapa kali, BAK

sedikit warna kuning tua, keadaan umum lemah dan gelisah, air

mata tidak ada, mata cekung, bibir dan lidah kering, nafas cepat,

kulit kekenyalan kurang, nadi cepat < 120 – 140 x/menit, ubun –

ubun cekung, berat badan turun 25 – 100gr/kgBB, taksiran

kehilangan cairan 40 – 90m/kgBB

(3) Diare dengan dehidrasi berat ditandai dengan diare > 10x sehari,

muntah sering, tidak dapat minum, BAK anuria selama 6 jam,

keadaan umum lunglai tidak sadar, air mata tidak ada, mata sangat

cekung, bibir dan lidah sangat kering, nafas cepat atau kussmaul,

kulit kekenyalan sangat kurang, nadi sangat cepat, lemah/tidak

teraba > 140/menit, ubun – ubun sangat cekung, berat badan turun

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

20

> 100 gr/kgBB, taksiran kehilangan cairan 100 – 110ml/kgBB

(Maryunani, 2010).

5) Patogenesis Diare

Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan diare adalah :

(1) Diare sekresi (secretory diarrhea)

Diare sekretorik diakibatkan oleh rangsangan tertentu, misalnya

oleh toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan

peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam

rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi

dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari

rongga usus sehingga timbul diare (Sudarti, 2010).

(2) Diare ostimotic (ostimotic diarrhea)

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap

oleh tubuh akan menyebabkabn tekanan osmotic dalam rongga

usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus

untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare

(Sudarti, 2010).

(3) Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan

bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan

timbul diare. Tetapi apabila terjadi keadaan yang sebaliknya akan

dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan di

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

21

dalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga

(Sudarti, 2010).

6) Pencegahan penyakit diare

(1) Teruskan pemberian ASI

(2) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian

makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 6 bulan.

(3) Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan atau

serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan

kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga.

Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk

si kecil.

(4) Selalu ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau

minuman yang kita makan. Juga, kebersihan perabotan makan

ataupun alat bermain si kecil (Putra, 2012).

7) Penatalaksanaan

Prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut :

(1) Pemberian cairan

(2) Diatetik

(3) Obat-obatan

Jumlah cairan diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg BB/hr

sebanyak 1x setiap 2 jam. Diberikan 50% dalam 4 jam sekali dan

sisanya adlibitum. Jika setiap kali diare dan umur anak < 2 tahun

maka diberikan ½ gelas, jika umur 2-6 tahun diberikan 1 gelas,

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

22

sedangkan bila anak berumur >6 tahun maka diberikan 400 cc

atau 2 gelas. Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4 x sehari maka

diberikan cairan 25-100 ml/kg BB dalam sehari atau setiap jam 2

kali. Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan – berat ± 100

ml/kg BB/4-6 jam (Sudarti, 2012).

Beberapa cara untuk membuat air RT (rumah tangga) antara lain :

(a) LGG (Larutan Gula Garam)

Gula pasir satu sendok teh penuh dicampur garam dapur halus ½

sendok teh dan air masak/ air teh hangat 1 gelas.

(b) Air tajin

(1) Cara tradisional

3 liter air ditambah 100 gram beras dimasak selama 45 -60

menit setelah masak air tajin diberi garam 5 gram.

(2) Cara biasa

2 liter air ditambah100 gram tepung beras dan 5 gram garam

dimasak hingga mendidih sehingga dapat menghasilkan air

tajin. Selain itu, pada bayi tetap harus diberikan ASI sesuai

kebutuhannya (Sudarti, 2012).

8) Pengobatan Diare

Adapun pengobatan untuk diare pada neonatus dan bayi adalah

sebagai berikut :

(1) Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah

menggatikan cairan atau elektrolit yang hilang.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

23

(2) Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui

infuse. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang

mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas.

(3) ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi

dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu.

(4) Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah

dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak

mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan

secara bertahap beberapa hari kemudian.

(5) Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi

tidak perlu diberikan antibiotic. Sebab, infeksi biasanya akan

mereda tanpa diberikan pengobatan.

(6) Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa

membahayakan bayi. Sebab, obat ini bisa menghalangi usaha

tubuh untuk membuang organism penyebab infeksi melalui tinja

(Putra, 2012).

9) Komplikasi

Menurut Dewi (2012), komplikasi diare dibagi menjadi :

(1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau

hipertonik).

(2) Renjatan hipovolemik.

(3) Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,

bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

24

(4) Hipoglikemia.

(5) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim

laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.

(6) Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

(7) Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,

penderita juga mengalami kelaparan.

4. Peran Orang Tua Terhadap Balita sakit

Setiap orang tua pasti akan merasa panik dan khawatir ketika buah hatinya

sakit. Tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar bisa tenang

dan berdamai saat anak sakit diantaranya:

a. Periksa gejala yang muncul pada anak dengan seksama, biasanya anak

tidak bisa menjelaskan gejala yang sebenarnya dialami. Untuk itu

periksa dengan seksama seperti demam dan rasa sakit yang muncul

b. Tetaplah tenang dan jangan panik di depan anak

c. Manjakan anak yang sedang sakit

d. Sediakan obat – obat untuk penyakit yang umum dan ringan sebagai

bentuk pencegahan pertama

e. Jangan suka menakuti anak anda dan berilah mereka ketenangan

f. Jangan izinkan anak anda dikunjungi banyak tamu untuk menghindari

banyak percakapan

g. Tunjukan anak anda keindahan alam seperti tanama, binatang dan

bunga akan membantu anak yang sakit melupakan kondisinya yang

sedang sakit

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

25

h. Ceritakan sesuatu yang menggembirakan dan jangan cerita hal – hal

yang menyedihkan

i. Agar lebih betah di kamar sehingga ia tidak berkeliaran yang akhirnya

memperlambat proses kesembuhannya (sitompul, 2014).

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

26

B. KerangkaTeori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : (Notoadmodjo dari Wawan, 2011)

Pengetahuan Balita Diare

1. Definisi

Pengetahuan

2. Tingkat

Pengetahuan

3. Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan

4. Cara

Pengukuran

Pengetahuan

1. Pengertian Balita

2. Pertumbuhan dan

perkembangan

pada balita

3. Stimulasi

Tumbuh

Kembang balita

1. Definisi Diare

2. Tanda/gejala

3. Penyebab

4. Gambaran

klinik

5. Pathogenesis

diare

6. Pencegahan

penyakit diare

7. Penatalaksanaa

n

8. Pengobatan

diare

9. komplikasi

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

27

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Sumber : (Notoadmodjo dari Wawan, 2011)

Tingkat pengetahuan

ibu balita tentang

diare.

Baik

Cukup

Kurang

Faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Definisi pengetahuan

2. Tingkat pengetahuan

3. Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan

4. Cara pengukuran pengetahuan

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah jenis

penelitian deksriptif kuantitatif. Deksriptif yaitu metode penelitian yang

bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang

terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,

ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain

(Hidayat, 2007).

Deksriptif kuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, peneliti

menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan

ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011).

Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu secara cross sectional.

Penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan

pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor

resiko (Hidayat, 2007).

Penelitian yang dilakukan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu balita di

Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012) .

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

memperoleh data penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Waktu

penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai

Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi berjumlah 45 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013). Jumlah

sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil

semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -15% atau

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

30

20% -25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jadi sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita berjumlah 45 orang.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total

sampling adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel (Hidayat, 2007). Jadi, sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita berjumlah 45 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel

tunggal yaitu pengetahuan Ibu balita tentang diare.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau

fenomena (Hidayat, 2007)

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

31

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Alat Ukur Skala

Ukur

Hasil Ukur

Tingkat

Pengetah

uan ibu

balita

tentang

diare

Segala

sesuatu

yang

diketahui

oleh ibu

balita

tentang

diare

a. Definisi diare

b. Tanda atau gejala

klinis diare

c. Penyebab diare

d. Gambaran klinik

e. Patogenesis diare

f. Pencegahan

penyakit diare

g. Penatalaksanaan

diare

h. Pengobatan diare

i. Komplikasi diare

Kuesioner Ordinal 1) Baik: bila skor

X > mean + 1 SD

2) Cukup: apabila skor

mean - 1SD < x <

mean + 1 SD

3) Kurang: apabila

skor

x < mean - 1 SD

(Riwidikdo, 2013)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian yang digunakan

berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa

pertanyaan (Hidayat, 2007).

Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup (closed

ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden

dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012) . Menurut Hidayat (2007), kuesioner

tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden

hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada.

Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu favorable

(pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan

favorable (pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi

nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan untuk pernyataan un

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

32

favorable (pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi

nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Diare Pada Balita

Variabel Indikator Pernyataan

Jumlah Favorable Unfavorable

Tingkat

pengetahuan

ibu balita

tentang diare

a. Definisi diare 1, 2 3*, 4 4

b. Tanda atau

gejala klinis

diare

5*, 6*, 9 7, 8 5

c. Penyebab diare 10, 11 12, 13 4

d. Gambaran

klinik

15, 17 14, 16* 4

e. Patogenesis

diare

18, 31 22*, 32 4

f. Pencegahan

penyakit diare

g. Penatalaksanaan

h. Pengobatan

i. Komplikasi

19*, 20*,

21, 23, 24,

25*,29, 30

33, 34

37, 39

41, 42*

25, 26, 28*

35, 36

38, 40

43, 44

11

4

4

4

Jumlah 25 19 44

Keterangan : * item yang tidak valid.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen

dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian

ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan

bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid

jika rhitung>rtabel (0,361) pada taraf signifikan nilai

p < 0,05.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

33

Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi pearson product moment

N : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan

y : Skor total pertanyaan

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Setelah dilakukan di Desa Kedunggalar Ngawi dengan jumlah 38

responden karena menurut riwidikdo (2013) minimal pengambilan 30

responden. Dari 44 soal hasilnya 34 soal dinyatakan valid dan 10 soal

dinyatakan tidak valid yaitu nomor 3, 5, 6, 16, 19, 20, 22, 28, 25, 42.

Pernyataan yang tidak valid sebanyak 10 pernyataan di keluarkan

karena menurut Riwidikdo (2013) pernyataan valid sudah memenuhi

kriteria kisi-kisi kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2012).

Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.

Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α)

minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

34

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

Keterangan:

ri : Reliabilitas Instrument

k : Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ si2 : Jumlah varian butir

st2 : Varians total

Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih besar dari

koefisien pembanding (0,7). Berdasarkan uji reliabilitas untuk pengetahuan

responden didapatkan r Alpha Chronbach sebesar 0,928 karena lebih besar

dari rtabel yaitu 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner untuk

responden terbukti reliabilitasnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah Merupakan cara penelitian untuk

mengumpukan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum

melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar

dapat memperoleh hasil penelitian (Hidayat, 2007).

Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu

data primer dan data sekunder;

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

35

Riwidikdo (2013). Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan

ibu balita tentang diare yang didapat dari pengisian kuesioner oleh

responden.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang

dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara

komersial maupun nonkomersial (Riwidikdo 2013). Dalam penelitian ini

data yang digunakan diperoleh dari data yang dimiliki bidan desa

mengenai berapa jumlah ibu yang memiliki balita yang bertempat di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan

data ada 4 yaitu:

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara

memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan

kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah

terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di tempat penelitian

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

36

sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera

dilengkapi.

b. Coding

Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan data (processing)

Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk ‘kode’ (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program SPSS

17.

d. Pembersihan data (cleaning)

Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan

dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik

kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono, 2011).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah

menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2012).

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

37

Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik,

cukup dan kurang maka menggunakan parameter:

a. Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD

b. Cukup, bila nilai responden Mean -1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD

c. Kurang, bila nilai responden (x) < Mean -1 SD

Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari rata-rata diperoleh

dengan rumus:

Keterangan :

X : Rata – rata (mean)

Ɖx : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah data

Hasil perhitungan manual penelitian mencari rata-rata di dapatkan

23,96.

Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standart deviation)

adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran

nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

Keterangan :

SD : Simpangan Baku ( Standart Deviation )

Xi : Nilai responden

n : Jumlah data

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

38

Prosentase diperoleh dengan rumus :

Besar prosentase =

Keterangan :

: jumlah atau distribusi frekuensi

: jumlah responden

(Riwidikdo, 2013)

Hasil perhitungan manual penelitian mencari simpangan baku (Standart

Deviation) di dapatkan hasil 4,039.

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika dalam penelitian harus diperhatikan

(Hidayat, 2007). Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang

meliputi :

1. Informed Consent

Infomed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed

consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud

dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

39

tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar

persetujuan (Hidayat, 2007).

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Hidayat, 2007)

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal sampai dengan penulisan laporan proposal, beserta waktu

berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal

penelitian ini sudah terlampir.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi adalah sebuah desa di wilayah

kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Provisinsi Jawa Timur. Sebelah

selatan berbatasan dengan desa katikan, sebelah barat berbatasan dengan desa

kedunggalar, sebelah utara berbatasan dengan desa wonokerto, sedangkan

sebelah timur berbatasan dengan kecamatan paron. Secara umum, keadaan

lingkungan di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi terlihat bersih dan rapi,

dengan luas wilayah ±300000m2. Pada bulan Desember 2013 sampai dengan

Desember 2014 terdapat 45 ibu yang memiliki balita..

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden dibagi menjadi 2, yakni :

a. Umur

Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : umur

10-20 tahun, umur 21-30 tahun, dan umur 31-40 tahun. Berikut ini tabel

distribusi frekuensi responden tingkat pengetahuan ibu balita tentang

diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi berdasarkan umur pada

tahun 2015.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

41

Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur.

No. Kategori Umur Jumlah Prosentase (%)

1 10-20 tahun 2 4.44

2 21-30 tahun 39 86.67

3 31-40 tahun 4 8.89

Total 45 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1. diketahui sebanyak 2 responden (4,44%) pada

kategori umur 10-20 tahun, 39 responden (86,67%) berada pada

kategori umur 20-30 tahun, 4 responden (8,89%) pada kategori umur

31-40 tahun.

b. Pendidikan

Pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori, yakni : SD, SMP,

SMA dan Perguruan Tinggi. Tabel distribusi frekuensi responden

berdasarkan pendidikan sebagai berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Kategori Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

1 SD 4 8.89

2 SMP 16 35.56

3 SMA 19 42.22

4 PERGURUAN TINGGI 6 13.33

Total 45 100

Sumber : Data Primer

Menurut tabel 4.2. dapat diketahui bahwa 4 responden (8,89%)

berpendidikan SD, 16 responden (35,56%) berpendidikan SMP, 19

responden (42,22%) berpendidikan SMA dan 6 responden (13,33%)

berpendidikan Perguruan Tinggi.

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

42

2. Analisis Data

Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi dengan jumlah 45 responden. Untuk

memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program

SPSS versi 17.

Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi

Variable Mean Standar deviasi

tingkat pengetahuan ibu balita tentang

diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar

Ngawi tahun 2015

23,96 4,039

Sumber : Data primer

Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden :

a. Baik, bila nilai yang diperoleh :

(x) > mean + 1 SD

(x) > 23,96 + 1 x 4,039

(x) > 27,999

(x) > 27,9

b. Cukup, bila nilai yang diperoleh :

mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

23,96 – 1 x 4,039 ≤ x ≤

23,96 + 1 x 4,039

19,9 ≤ x ≤ 27,999

19,9 ≤ x ≤ 27,9

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

43

c. Kurang, bila nilai yang diperoleh :

(x) < mean – 1 SD

(x) < 23,96 – 1 x 4,039

(x) < 19,921

(x) < 19,9

Di bawah ini tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita

tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015.

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare

di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015.

No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)

1 Baik 11 24.44

2 Cukup 26 57.78

3 Kurang 8 17.78

total 45 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang

diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015, yang

berpengetahuan baik sebanyak 11 responden (24,44%), berpengetahuan

cukup 26 responden (57,78%) dan yang berpengetahuan kurang 8 responden

(17,78%).

Tabel 4.5 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Umur

Umur

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

10 – 20 th 0 0 1

21 – 30 th 11 24 8

31 – 40 th 0 1 0

Sumber : Data Primer

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

44

Berdasarkan tabel krostab 4.5 dapat diketahui bahwa responden usia

10-20 tahun memiliki pengetahuan baik 0, cukup 0, dan kurang 1, responden

usia 21-30 tahun memiliki pengetahuan baik 11, cukup 24 dan kurang 8,

responden usia 31-40 tahun memiliki pengetahuan baik 0, cukup 1, dan

buruk 0.

Tabel 4.6 Krostab Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare di Desa

Pelangkidul Kedunggalar Ngawi Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan

Tingkat pengetahan

Baik Cukup Kurang

SD 0 0 4

SMP 1 11 4

SMA 5 14 0

PT 5 1 0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel krostab 4.6 dapat diketahui bahwa responden

yang berpendidikan SD mempunyai pengetahuan baik 0, cukup, 0 dan

kurang 4. Responden yang berpendidikan SMP mempunyai pengetahuan

baik 1, cukup 11, kurang 4. Responden yang berpendidikan SMA

mempunyai pengetahuan baik 5, cukup 14, kurang 0. Dan responden yang

berpendidikan perguruan tinggi mempunyai pengetahuan baik 5, cukup 1,

dan kurang 0.

C. Pembahasan

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi

terbanyak pada kategori cukup yaitu 26 responden (57,78%), kemudian pada

kategori baik yakni 11 responden (24,44%) dan paling sedikit pada kategori

kurang sebanyak 8 responden (17,78%).

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

45

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh mulai mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Menurut Notoatmojo (2007) Tingkat pengetahuan ibu balita tentang

diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi tahun 2015 dipengaruhi oleh

faktor pendidikan dan umur. Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah

menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut.

Pendidikan yang lebih tinggi berarti mempunyai wawasan dan pengalaman

yang lebih luas, lebih mudah memahami informasi yang diterima.

Menurut Nursalam dari Wawan (2011) Usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa di

percaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini akan sebagai dari

pengalaman dan kematangan jiwa.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

46

Menurut Notoatmojo dari Wawan (2011) Pendidikan berarti bimbingan

yang diberikan seorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-

cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan di perlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatan kualitas hidup.

Menurut Notoatmojo (2007) pengalaman sebagai sumber pengetahuan

adalah cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dengan

cara memecahkan masalah yang dihadapi.

Menurut Sudarti (2012) Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak

normal dan cair. Buangan air besar yng tidak normal dan bentuk tinja yang cair

dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare apabila

mengalami buang air besar lebih dari 3 kali sedangkan neonatus dikatakan diare

bila sudah lebih dari 4 kali.

Berdasarkan dari hasil penelitian di dapatkan hasil tingkat pengetahuan

ibu balita tentang diare mayoritas berkategori cukup yaitu umur 21-30 tahun

sebanyak 24 responden, pendidikan SMA sebanyak 14 responden. Kategori

pengetahuan kurang umur 21-30 tahun sebanyak 8 responden, pendidikan SD

sebanyak 11 responden.

Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa “Tingkat Pengetahuan

ibu balita tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi dalam kategori

cukup. Hal ini dikarenakan selain masih banyak ibu yang memiliki balita belum

memahami tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan cara pengobatan

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

47

disebabkan karena para ibu belum mendapatkan penyuluhan tentang diare pada

balita.

Dari hasil penelitian sebelumnya yaitu Mariastuti Dwi (2012)

penelitian dilakukan di wilayah kerja ponorogo utara dengan jumlah 754 ibu.

Merupakan jenis deskriptif, populasi dalam penelitian ini 75 ibu yang memiliki

balita usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive

sampling. Hasil penelitian di dapatkan bahwa 50 responden (66,66%) memiliki

tingkat pengetahuan yang baik tentang diare pada balita usia 1-5 tahun dan 25

responden (33,34%), mempunyai

pengetahuan cukup, dan tidak ada responden (0%) berpengetahuan kurang.

Sedangkan penelitian yang dilakukan di desa pelangkidul kedunggalar ngawi

dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Diare dengan 45

responden menggunakan metode total sampling di peroleh hasil mayoritas ibu

dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (57,78%), tingkat

pengetahuan baik sebanyak 11 responden (24,44%), dan tingkat pengetahuan

kurang sebanyak 8 responden (17,78%).

D. Keterbatasan

Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu ;

1. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner) yang

menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat

menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.

2. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan ibu balita tentang

diare tanpa adanya tindak lanjut terhadap hasil penelitian.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

48

BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk

mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar

Ngawi tahun 2015 maka peneliti mengambil sampel 45 responden, dari hasil

penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul

Kedunggalar Ngawi tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi

tahun 2015 termasuk dalam kategori baik yaitu 11 responden (24,44%).

2. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi

tahun 2015 termasuk dalam kategori cukup yaitu 26 responden (57,78%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi

tahun 2015 termasuk dalam kategori kurang yaitu 8 responden (17,78%).

4. Faktor pendukung dan penghambat Tingkat Pengetahuan Ibu balita

tentang diare di desa pelangkidul Kedunggalar Ngawi faktor pendukung

(umur dalam kategori cukup sebanyak 24 responden dan pendidikan dalam

kategori cukup 14 responden) faktor penghambat (lingkungan, sosial

budaya, pengalaman).

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

49

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu balita

tentang diare di Desa Pelangkidul Kedunggalar Ngawi, maka saran yang dapat

penulis sampaikan adalah ;

1. Bagi Responden

Diharapkan menambah informasi tentang diare yang terjadi pada balita,

supaya lebih siap dalam menghadapi balita yang mengalami diare.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut dan

menambah referensi mengenai pengetahuan ibu balita tentang diare.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan

variabel penelitian, kuesioner dan sampel penelitian lebih banyak tentang

pengetahuan ibu balita tentang diare.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

_ . 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Dewi, V.N.L. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba

Medika.

Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta

: Salemba Medika

. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan

Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Kristiyanasari, W. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha

Media

Maryunani, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info

Media

Muslihatun, N.W. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya

Notoatmodjo, S. 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

PKU, W.R. 2014. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Diare

Pada Anak Usia Balita Di Desa Mangurejo Kecamatan Nogosari Kabupaten

Boyolali. PKU Muhammadiyah Surakarta

Putra, S.R. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan Dan

Kebidanan. Yogyakarta : D-Medika

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : CV. Rihama-Rohima

Rukiyah, L.Y. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. jakarta : Trans Info Media

Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, dan S2. Jakarta : Nuha

Medika

SDKI. 2012. http://www.infodokterku.com/component/content/article/16-kumpulan-

artikel/data/data/92-kondisi-angka-kematian-neonatal-akn-angka-kematian-

bayi-akb-angka-kematian-balita-akbal-angka-kematian-ibu-aki-dan-

penyebabnya-di-indonesia.html

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl...kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data

Sitompul, M.E. 2014. Kesalahan Orang Tua Ketika Anak Sakit. Jakarta : Serambi

Semesta

Sudarti, 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika

. 2012. Buku Ajar : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.

Yogyakarta : Nuha medika.

UMP, M.D. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita Usia 1-5

Tahun. Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Wawan, A. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha

Medika