28
Perencanaan Perkerasan Landasan pacu lapangan terbang yang direncanakan adalah untuk bisa melayani berbagai jenis pesawat dengan berbagai tipe roda dan berat yang berbeda - beda dari jenis- jenis pesawat. Untuk tanah dasar yang bisa distabilisir mencapai > 6% dapat dipergunakan perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan lentur (flexible pavement) Persentase Annual Departure Data 1 (%) B-727-200 (BOEING) 10 B-737-200 (BOEING) 20 DC-8-61 (McDONNELL DOUGLAS) 15 DC-8-62 (McDONNELL DOUGLAS) 10 DC-8-63 (McDONNELL DOUGLAS) 15 DC-9-50 (McDONNELL DOUGLAS) 10 DC-10-10 (McDONNELL DOUGLAS) 10 DC-10-30 (McDONNELL DOUGLAS) 10 Total 100 Dalam perencanaan lalulintas pesawat, perlengkapan harus melayani bermacam – macam pesawat yang mempunyai tipe roda yang berbeda, pengaruh dari semua jenis lalulintas harus dikonfigurasi kedalam pesawat rencana ini dengan equivalen annual departure dari pesawat campuran, dari hal ini dipakai rumus konversi dari Robert Horeen Jeof, yaitu: 1/2 Log R1 = Log R2 W2 W1 Dimana : R1 = Equivalent annual departure pesawat rencana R2 = Annual departure pesawat campuran yang dinyatakan dalam roda pesawat rencana. W1 = Beban roda pesawa trencana W2 = Beban roda pesawat yang dinyatakan Tipe Pesawat Terbang dan Produksi Data 1 unit 1050 2100 1575 dual wheel gear 0,95XMTOW/4 1050 1575 1050 1050 0,95XMTOW/2 0,95XMTOW/4 singel wheel gear dual wheel gear Konfigurasi Roda pesawat singel wheel gear singel wheel gear dual wheel gear dual wheel gear Wheel Load 0,95XMTOW/2 0,95XMTOW/2 0,95XMTOW/4 0,95XMTOW/4 0,95XMTOW/8 1050 10500 dual tandem wg

TGS Besar Final for Copy4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

f

Citation preview

  • Perencanaan Perkerasan

    Landasan pacu lapangan terbang yang direncanakan adalah untuk bisa melayani berbagai jenis pesawat dengan berbagai tipe

    roda dan berat yang berbeda - beda dari jenis- jenis pesawat. Untuk tanah dasar yang bisa distabilisir mencapai > 6% dapat

    dipergunakan perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan lentur (flexible pavement)

    Persentase Annual Departure

    Data 1

    (%)

    B-727-200 (BOEING) 10

    B-737-200 (BOEING) 20

    DC-8-61 (McDONNELL DOUGLAS) 15

    DC-8-62 (McDONNELL DOUGLAS) 10

    DC-8-63 (McDONNELL DOUGLAS) 15

    DC-9-50 (McDONNELL DOUGLAS) 10

    DC-10-10 (McDONNELL DOUGLAS) 10

    DC-10-30 (McDONNELL DOUGLAS) 10

    Total 100

    Dalam perencanaan lalulintas pesawat, perlengkapan harus melayani bermacam macam pesawat yang mempunyai tipe roda yang

    berbeda, pengaruh dari semua jenis lalulintas harus dikonfigurasi kedalam pesawat rencana ini dengan equivalen annual departure

    dari pesawat campuran, dari hal ini dipakai rumus konversi dari Robert Horeen Jeof, yaitu:

    1/2

    Log R1 = Log R2 W2

    W1

    Dimana :

    R1 = Equivalent annual departure pesawat rencana

    R2 = Annual departure pesawat campuran yang dinyatakan dalam roda pesawat rencana.

    W1 = Beban roda pesawa trencana

    W2 = Beban roda pesawat yang dinyatakan

    Tipe Pesawat Terbang dan ProduksiData 1

    unit

    1050

    2100

    1575

    dual wheel gear 0,95XMTOW/4

    1050

    1575

    1050

    1050

    0,95XMTOW/2

    0,95XMTOW/4

    singel wheel gear

    dual wheel gear

    Konfigurasi

    Roda pesawat

    singel wheel gear

    singel wheel gear

    dual wheel gear

    dual wheel gear

    Wheel

    Load

    0,95XMTOW/2

    0,95XMTOW/2

    0,95XMTOW/4

    0,95XMTOW/4

    0,95XMTOW/81050

    10500

    dual tandem wg

  • W2 = 0,95 x MTOW x 1/n

    n = jumlah roda

    Maka diperoleh nilai W2 :

    B-727-200 (BOEING) W2 = 0,95 x 76.658 x / 2 = 36412,7B-737-200 (BOEING) W2 = 0,95 x 45.587 x / 2 = 21653,7DC-8-61 (McDONNELL DOUGLAS) W2 = 0,95 x 147.420 x / 4 = 35012,3DC-8-62 (McDONNELL DOUGLAS) W2 = 0,95 x 158.760 x / 4 = 37705,5DC-8-63 (McDONNELL DOUGLAS) W2 = 0,95 x 161.208 x / 4 = 38286,9DC-9-50 (McDONNELL DOUGLAS) W2 = 0,95 x 54.432 x / 2 = 25855,2DC-10-10 (McDONNELL DOUGLAS) W2 = 0,95 x 195.048 x / 4 = 46323,9DC-10-30 (McDONNELL DOUGLAS) W2 = 0,95 x 251.748 x / 8 = 29895,1

    Berat wheel load pesawat rencana (W1) diambil tipe pesawat pesawat terbanyak yaitu DC10-10 dengan W2 = 46323,9 lb

    Dual gear departure (R2) dihitung dengan mengkonfigurasikan tipe roda pesawat rencana DC10-30 yaitu Dual tandem gear.

    R2 = Rn x Faktor pengali

    Dimana faktor pengali dilihat pada tabel 6-6, Ir Heru Basuki, hal 295.

    Faktor Pengali

    Dual WheelDouble Dual Tandem

    Dual Wheel

    Dual Tandem

    Dual Tandem

    Dual Tandem

    Tandem

    Dual Tandem

    Single Wheel

    Dual Wheel

    Single Wheel

    Konversi dari

    Single Wheel

    Single Wheel

    Dual Wheel Double

    Dual Tandem Dual

    Dual Wheel

    0,6

    1

    2

    1,7

    1,3

    1,7

    Ke Faktor Pengali

    0,8

    0,5

  • Maka nilai R2:

    B-727-200 (BOEING) R2 = 1050 x 0,50 = 525B-737-200 (BOEING) R2 = 2100 x 0,50 = 1050DC-8-61 (McDONNELL DOUGLAS) R2 = 1575 x 0,60 = 945DC-8-62 (McDONNELL DOUGLAS) R2 = 1050 x 0,60 = 630DC-8-63 (McDONNELL DOUGLAS) R2 = 1575 x 0,60 = 945DC-9-50 (McDONNELL DOUGLAS) R2 = 1050 x 0,80 = 840DC-10-10 (McDONNELL DOUGLAS) R2 = 1050 x 0,60 = 630DC-10-30 (McDONNELL DOUGLAS) R2 = 1050 x 1,00 = 1050

    10500 6615

    Maka equivalen annual departure yaitu : 6615

  • Perkerasan runway & Taxiway ( Perkerasan flexibel pavement )

    Data CBR subgrade = 5 %

    Data CBR Sub base = 35 %

  • Tebal Perkerasan

    Sub Grade

    Data CBR subgrade = 5 %

    Dari Grafik tebal perkerasan DC10-30 didapat total tebal perkerasan = 62 inch.

    Sub Base

    Data CBR Sub base = 35 %

    Dari Grafik tebal perkerasan DC10-30 didapat total tebal perkerasan = 89 inch.

    Maka untuk tebal Sub Base = 89 - 62 = 27 inch

    Tebal Surface

    Untuk daerah kritis tebal Surface = 4 inch

    Tebal Base Course = 35 - 4 = 31 inch

    Sehingga diperoleh tebal perkerasan pavement tiap lapisan pada daerah kritis adalah sebagai berikut:

    Lapisan Surface = 4 inch

    Lapisan Sub Base = 27 inch

    Lapisan Base Course = 31 inch

    Tebal lapisan untuk daerah non kritis dan pinggir adalah sebagai berikut:

    PINGGIR

    (0,7 T)

    (inch) (inch)

    surface aspal 4 2,8

    base course 31 22

    subbase course 27 19

    Lapisan KRITIS (T) (0,9 T)

    NON KRITIS

    (inch)

    3,6

    28

    24

  • 10,16

    78,74

    68,58

    cm

    cm

    cm

    Base Course

    Surface Course

    Sub Base course

    4 inch

    31 inch

    27 inch

  • cm

    cm

    cm

    cm

    cm

    cm

    9,144

    71,12

    60,96

    7,112

    55,88

    48,26

    Surface Course 3,6 inch

    Base Course 28 inch

    Sub Base course 24 inch

    Surface Course 2,8 inch

    Base Course 22 inch

    Sub Base course 19 inch

  • Perkerasan Apron ( perkerasan rigid pavement )

    Menentukan pesawat rencana

    Pesawat MTOW Tipe roda Forecast annual Jumlah

    (kg) pendaratan Roda

    DC-10-30 251.748 dual tandem 8

    wheel gear

    Pesawat MTOW Tipe roda Forecast annual Jumlah

    Lb pendaratan Roda

    DC-10-30 555.000 dual tandem 8

    wheel gear

    Kriteria beban gear pesawat rencana DC-10-30 termasuk kategoribeban berat

    beban gear 250.000 lbs ------> kategori beban ringan

    beban gear 100.00 lbs ------> kategori beban sedang

    beban gear 250.000 lbs ------> kategori beban berat

    Menentukan Flexural Strenght

    MR = k x fc'

    Dimana :

    MR = Flexural strenght

    k = konstanta ( nilai 8,9,10 tergantung dari berbagai parameter)

    fc' = Kuat tekan beton ( Psi)

    diperoleh nilai flextural strenght sebesar :

    MR = 10 x 5688 = 754,189 Psi

    1050

    Direncanakan mutu beton yang dipakai adalah beton dengan mutu K-400 = 400 kg/cm2 = 400 x 14,22 lb/ in2 = 5.688 Psi dan nilai k = 10, sehingga

    Departure

    1050

    Departure

  • Modulus of subgrade Reaction

    MN/m3 Psi

    sangat jelek 300

    dalam perencaan ini dipergunakan nilai pendekatan dari percobaan

    Dengan mempergunakan tabel diatas, diasumsikan kondisi subgrade sangat baik dengan nilai K = 300 Psi

    Nilai KBahan Subgrade

  • Dengan memasukan nilai Flexural strenght, nilai K, MTOW, kedalam grafik diatas diperoleh nilai ketebalan slab beton yang diperlukan

    sebesar 15, 6 inch = 39, 624 cm = 40 cm

    Penulangan beton

    jumlah besi yang diperlukan untuk penulangan pada perkerasan rigid ditentukan dengan rumus

    As = 0,64 x L x L x t

    fs

    Dimana :

    As = luas penampang melintang setiap lebar/slab ( cm2)

    k = tebal slab ( cm ) , tebal perkerasan rigid yang paling kritis

    t = tebal slab ( cm ), tebal perkeasan rigid yang paling kritis

    fs = tegangan tarik baja ( Kg/ cm2)

    Direncanakan baja tulangan dengan mutu U-32

    fs = 3200 kg/cm2

    Tebal perkerasan beton ( t ) = 5, 6 inch = 40 cm

    Panjang slab beton ( L ) = 500 cm

    Tulangan melintang :

    As = 0,64 x 500 x 500 x 40

    3200

    = 320 x 141,42

    3200

    = 14,14214 cm2

  • direncanakan menggunakan tulangan D-10 mm, dimana :

    Luas penampang ( As ) = 1/4 x 3,14 x D2

    = 0,25 x 3,14 x 100

    = 78,5 mm2

    = 0,785 cm2

    jumlah tulangan : n = 14,142 = 18,01546 = 18 bh

    0,785

    jarak tulangan : n = 500 = 27,77778 cm = 30 cm

    18

    jadi tulangan yang dipakai adalah 18 D 10 mm - 30 cm

    sambungan pada perkerasan ini direncanakan sambungan ekspansi yang dalam pelaksanaannya dibuat slab beton yang saling

    menyudut satu sama lain.

  • lb

    lb

    lb

    lb

    lb

    lb

    lb

    lb

  • 1555000

    Direncanakan mutu beton yang dipakai adalah beton dengan mutu K-400 = 400 kg/cm2 = 400 x 14,22 lb/ in2 = 5.688 Psi dan nilai k = 10, sehingga