32
 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Antarpribadi II.1.1 Definisi dan Peranan Komunikasi Antarpribadi Terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa ahli, diantaranya adalah: a. Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication  Book  (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan  penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara seke lompok kecil orang- orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika ( the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of  perso ns, with some e ffect and some i mmediate feedback ).  b. Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa  pribadi. c. Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih. (Liliweri, 1991: 12) Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek yang ditimbulkan oleh komuni kasi dapat diklasifikasikan pada: Universitas Sumatera Utara

teori mengenai komunikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok- buat refensi

Citation preview

Page 1: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 1/32

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Antarpribadi

II.1.1 Definisi dan Peranan Komunikasi Antarpribadi

Terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa

ahli, diantaranya adalah:

a. Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication

 Book   (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan

 penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-

orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of

sending and receiving messages between two persons, or among a small group of

 persons, with some effect and some immediate feedback ).

 b. Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi

dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa

 pribadi.

c. Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap

muka antara dua orang atau lebih. (Liliweri, 1991: 12)

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek

tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek yang

ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklasifikasikan pada:

Universitas Sumatera Utara

Page 2: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 2/32

1.  Efek kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,

dipersepsi oleh komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio.

Dengan kata lain, pesan yang disampaikan ditujukan kepada pikiran

komunikan.

2.  Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang

 berhubungan dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan

saja agar komunikan tahu tapi juga tergerak hatinya.

3. 

Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola-pola tindakan,

kegiatan, kebiasaan, atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk

 berperilaku tertentu dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan

yang bersifat fisik (jasmaniah).

Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat

Joseph A.Devito mengenai ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:

a. Keterbukaan (openness)

Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima

di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan

mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama,

komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada

komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segeramembukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik,

tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebalikanya, harus adakesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang

 biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut danwajar.

Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi

secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidakkritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang

menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yangkomunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan

dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 3/32

  Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran

dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yangdiungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.

 b. Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang

sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandangorang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati

yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang berempatimampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan

sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masamendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara

verbal maupun non-verbal.

c. Dukungan (supportiveness)

Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung

efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana

terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung

dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.

d. Rasa Positif ( positiveness)

Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong

orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi

komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.

e. Kesetaraan (equality)

Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.

Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihakmenghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting

untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain.

(Liliweri, 1991: 13)

Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial

dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses

saling mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan

karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antarmanusia yang

memiliki suatu pribadi.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 4/32

  Dalam komunikasi antar pribadi, Joseph Luft menekankan bahwa setiap

orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain.

Hal ini digambarkan dalam Johari Window (Jendela Johari) yakni:

I

OPEN AREA

Known by ourselves and known by

others

II

BLIND AREA

Known by others but not known by

ourselves

III

HIDDEN AREA

Known by ourselves but not known by

others

IV

UNKNOWN AREA

 Not known by ourselves and not known

 by others

Berdasarkan konsep tersebut, tingkah laku manusia dapat digambarkan

secara skematis seperti terlihat pada skema di atas.

Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) menunjukkan bahwa

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya oleh yang

 bersangkutan, juga oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain

 perkataan tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain.

Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa

kegiatan seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak

menyadari apa yang ia lakukan.

Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) yaitu bahwa

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 5: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 5/32

dapat diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap

tertutup.

Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini

menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya sendiri

dan tidak diketahui oleh orang lain. (Liliweri, 1991)

Berdasarkan definisi Devito, maka komunikasi antarpribadi adalah

komunikasi yang terjadi secara dialogis, dimana saat seorang komunikator

 berbicara maka akan terjadi umpan balik dari komunikan sehingga terdapat

interaksi. Dalam komunikasi dialogis, baik komunikator maupun komunikan,

keduanya aktif dalam proses pertukaran informasi yang berlangsung dalam

interaksi.

II.1.2 Peranan, Ciri dan Sifat Komunikasi Antarpribadi

Johnson menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh

komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia,

yakni:

1. Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita.

Perkembangan kita sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola

semakin meluasnya ketergantungan kita pada orang lain. Diawali dengan

ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi,

lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu menjadi semakin luas dengan

 bertambahnya usia kita. Bersamaan proses itu, perkembangan intelektual dan

sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi kita dengan orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 6/32

2. Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang

lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak

sadar kita mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua

tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu

 bagaimana pandangan orang lain itu tentang diri kita. Berkat pertolongan

komunikasi dengan orang lain kita dapat menemukan diri, yaitu mengetahui

siapa diri kita sebenarnya.

3. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran

kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita

 perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain dan

realitas yang sama. Tentu saja pembandingan sosial semacam itu hanya dapat

kita lakukan lewat komunikasi dengan orang lain.

4. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi

atau hubungan kita dengan orang lain, terlebih orang-orang yang merupakan

tokoh-tokoh signifikan (significant figures) dalam hidup kita. Bila hubungan

kita dengan orang lain diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan

menderita, merasa sedih, cemas, frustrasi. Bila kemudian kita menarik diri dan

menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan terasing yang mungkin kita

alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya penderitaan

emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik. (Supratiknya,

2003: 9-10)

Dari beberapa definisi komunikasi harus ditinjau manakah ciri-ciri yang

menunjukkan perbedaan yang khas antara komunikasi antarpribadi dengan bentuk

Universitas Sumatera Utara

Page 7: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 7/32

komunikasi yang lain. Reardon mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi

mempunyai paling sedikit enam ciri, yaitu:

1.Komunikasi antarpribadi dilaksanakan karena adanya berbagai faktor pendorong

2.Komunikasi antarpribadi berakibat sesuatu yang disengaja maupun tidak

disengaja

3.Komunikasi antarpribadi kerapkali berbalas-balasan

4.Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya hubungan (paling sedikit dua

orang) antarpribadi

5.Komunikasi antarpribadi suasana hubungan harus bebas, bervariasi, dan adanya

keterpengaruhan

6.Komunikasi antarpribadi menggunakan berbagai lambang yang bermakna

Dari berbagai sumber di atas, maka Alo Liliweri menyimpulkan bahwa

komunikasi antarpribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Komunikasi antarpribadi biasanya terjadi secara spontan dan terjadi sambil lalu

saja

2. Komunikasi antarpribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu

Kebanyakan komunikasi antarpribadi tidak mempunyai satu tujuan yang

diprogramkan terlebih dahulu, seperti pertemuan di ruang perpustakaan

kemudian merencanakan belajar bersama, saling mengajak makan bersama

setelah bertemu di rumah makan. Namun bisa saja komunikasi antarpribadi

Universitas Sumatera Utara

Page 8: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 8/32

telah dijanjikan dan mempunyai tujuan terlebih dahulu, namun konteksnya

 berbeda dengan komunikasi kelompok.

3. Komunikasi antarpribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak

mempunyai identitas yang jelas.

4. Komunikasi antarpribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak

disengaja.

5. Komunikasi antarpribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan

6. Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua

orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan

7. Komunikasi antarpribadi tidak dikatakan sukses jika tidak membuahkan hasil

8. Komunikasi antarpribadi menggunakan lambang-lambang bermakna

(Liliweri, 1991: 13-19)

Komunikasi antarpribadi dari mereka yang saling mengenal lebih bermutu

karena setiap pihak mengetahui secara baik tentang lika-liku hidup pihak lain,

 pikiran dan pengetahuannya, perasaannya, maupun menanggapi tingkah laku

seseorang. Mereka yang sudah saling mengenal secara mendalam memiliki

interaksi komunikasi yang lebih baik daripada yang belum mengenal.

Kesimpulannya bahwa jika hendak menciptakan suatu komunikasi antarpribadi

yang lebih bermutu maka harus didahului dengan suatu keakraban.

Bagaimanapun juga suatu batasan pengertian yang benar-benar baik

tentang komunikasi antarpribadi tidak ada yang memuaskan semua orang. Semua

Universitas Sumatera Utara

Page 9: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 9/32

 batasan arti sangat tergantung bagaimana kita melihat dan mengetahui

 perilakunya. Dengan kata lain tidak semua bentuk interaksi yang dilakukan antara

dua orang dapat digolongkan komunikasi antarpribadi. Ada tahap-tahap tertentu

dalam interaksi antara dua orang haruslah terlewati untuk menentukan komunikasi

antarpribadi benar-benar dimulai.

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua

orang merupakan komunikasi antarpribadi. Sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu

adalah:

1. Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal

2. Komunikasi antarpribadi melibatkan pernyataan atau ungkapan yang spontan

3. Komunikasi antarpribadi tidaklah statis melainkan dinamis

4. Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi

dan koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain

sebelumnya)

5. Komunikasi antarpribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan

ekstrinsik

6. Komunikasi antarpribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan

7. Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya bidang persuasif (Liliweri,

1991:30-31)

Universitas Sumatera Utara

Page 10: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 10/32

II.1.3 Fungsi dan Keampuhan Komunikasi Antarpribadi

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi

antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan,

opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah komunikasi antarpribadi

umumnya berlangsung secara tatap muka ( face-to-face). Oleh karena itu individu

(komunikator) dengan individu (komunikan) saling bertatap muka, maka

terjadilah kontak pribadi ( personal contact ); pribadi komunikator menyentuh

 pribadi komunikan. Ketika komunikator menyampaikan pesan, umpan balik

 berlangsung seketika (immediate feedback ); komunikator mengetahui pada saat

itu tanggapan komunikan terhadap pesan, ekspresi wajah, dan gaya bicara

komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan komunikan

menyenangkan komunikator, sehingga komunikator mempertahankan gaya

komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif, komunikator harus

mengubah gaya komunikasinya sampai berhasil.

Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan

 perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali

dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif ( persuasive

communication) yakni suatu teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang

sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan. (Effendy, 2003:61)

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan

hubungan insan (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik

 pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan

 pengalaman dengan orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 11: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 11/32

 berusaha membina hubungan yang baik dengan individu lainnya, sehingga

menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik di antara individu-individu

tersebut. (Cangara, 2005:56)

II.1.4 Konsepsi Diri dalam Komunikasi Antarpribadi

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya.

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri

yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: yakin akan kemampuan mengatasi

masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa

malu; menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan

dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; mampu

memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian

yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor

yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:

a. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku sedapat

mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap

dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara

teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan

sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.

 b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi,

dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan

 pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat

 pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan

lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 12/32

c. Percaya diri (self confidence). Keinginan untuk menutup diri, selain karena

konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada

kemampuan sendiri. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat

mungkin menghindari situasi komunikasi. Ketakutan untuk melakukan

komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang

aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri.

Tentu tidak semua aprehensi komunikasi disebabkan kurangnya percaya diri;

tetapi di antara berbagai faktor, percaya diri adalah yang paling menentukan.

Untuk meningkatkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat

menjadi perlu seperti yang dikatakan Maxwell Maltz, seorang tokoh

Psikosibernetik, ” Believe in yourself and you’ll succeed ”

d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena

konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri

(terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan

apa yang kita ingat (ingatan selektif). (Rakhmat, 2005: 104-109)

II.1.5 Persepsi Interpersonal

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

 pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).

Persepsi interpersonal adalah persepsi individu pada individu lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 13/32

  Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi interpersonal,

antara lain:

1. Faktor Situasional

a. Deskripsi Verbal

Deskripsi individu secara verbal mengenai sifat individu lainnya ditentukan

dari rangkaian katanya. Sifat individu yang pertama kali diucapkan

komunikator akan mengarahkan penilaian komunikan selanjutnya.

 b. Petunjuk Proksemik

Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan

 pesan. Jarak yang dibuat individu dalam hubungannya dengan orang lain

menunjukkan tingkat keakraban di antara mereka. Individu cenderung

mempersepsi orang lain dengan melihat jarak mereka saat berkomunikasi

dengan dirinya.

c. Petunjuk Kinesik

Persepsi yang dipengaruhi oleh gerakan orang lain. Terdapat beberapa

ungkapan yang mencerminkan persepsi kita tentang orang lain dari gerakan

tubuhnya, antara lain: membusungkan dada (sombong), menundukkan

kepala (merendah), berdiri tegak (berani), bertopang dagu (sedih),

menadahkan tangan (bersedih).

d. Petunjuk Wajah

Universitas Sumatera Utara

Page 14: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 14/32

Petunjuk wajah menimbulkan persepsi yang dapat diandalkan. Di antara

 berbagai petunjuk nonverbal, petunjuk wajah adalah yang paling pentig

dalam mengenali perasaan persona stimuli.

e. Petunjuk Paralinguistik

Paralinguistik adalah cara bagaimana individu mengucapkan lambang-

lambang verbal. Jika petunjuk verbal menunjukkan apa  yang diucapkan,

 petunjuk paralinguistik mencerminkan bagaimana mengucapkannya seperti

tinggi-rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi

(perilaku ketika melakukan komunikasi).

f. Petunjuk Artifaktual

Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance) sejak

 potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, pangkat, badge, dan atribut-

atribut lainnya. Bila kita mengetahui bahwa seseorang memiliki satu sifat

(misalnya, cantik atau jelek), kita beranggapan bahwa ia memiliki sifat-sifat

tertentu (misalnya,periang atau penyedih); ini disebut halo effect. Bila kita

sudah menyenangi seseorang, maka kita cenderung melihat sifat-sifat baik

 pada orang itu dan sebaliknya.

2. Faktor Personal yakni faktor yang berasal dari individu-individu pelaku

komunikasi, antara lain:

a. Pengalaman

Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu

lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui

Universitas Sumatera Utara

Page 15: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 15/32

rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi. Inilah yang menyebabkan

seorang ibu segera melihat hal yang tidak beres pada wajah anaknya atau

 pada petunjuk kinesik lainnya. Ibu lebih berpengalaman mempersepsi

anaknya daripada bapak. Ini juga sebabnya mengapa kita lebih sukar

 berdusta di depan orang yang paling dekat dengan kita.

 b. Motivasi

Proses konstruktif yang banyak mewarnai persepsi interpersonal juga sangat

 banyak melibatkan unsur-unsur motivasi.

c. Kepribadian

Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan

ego. Proyeksi adalah mengeksternalisasikan pengalaman subjektif secara

tidak sadar. Orang melempar perasaan bersalahnya pada orang lain. Maling

teriak maling adalah contoh tipikal dari proyeksi. Pada persepsi

interpersonal, orang mengenakan pada orang lain sifat-sifat yang ada pada

dirinya, yang tidak disenanginya. Sudah jelas, orang yang banyak

melakukan proyeksi akan tidak cermat menanggapi persona stimuli, bahkan

mengaburkan gambaran sebenarnya. Sebaliknya, orang yang menerima

dirinya apa adanya, orang yang tidak dibebani perasaan bersalah, cenderung

menafsirkan orang lain lebih cermat. Begitu pula orang yang tenang, mudah

 bergaul dan ramah cenderung memberikan penilaian positif pada orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 16/32

II.2 COMMUNICATION APPREHENSION

II.2.1 Ciri Communication Apprehension

Istilah communication apprehension (rasa malu, keengganan

 berkomunikasi, ketakutan berbicara di depan umum, dan sikap pendiam) merujuk

 pada perasaan takut atau kecemasan dalam interaksi komunikasi. Individu tersebut

akan mengembangkan perasaan-perasaan negatif dan memprediksikan hal-hal

negatif saat terlibat dalam interaksi komunikasi. Individu merasa takut melakukan

kesalahan dan akan dipermalukan. Individu tersebut akan merasa keuntungan

apapun yang bertambah dari keterlibatan berkomunikasi akan sebanding dengan

rasa takut. Individu yang memiliki ketakutan komunikasi yang tinggi, interaksi

komunikasi tidak akan sebanding dengan rasa takut yang timbul. (DeVito,

2001:80)

Terdapat tiga kategori sifat komunikator yang paling menarik dan paling

sering dibahas dalam literatur komunikasi yaitu : sifat mementingkan diri sendiri,

sifat berdebat, dan sifat cemas. (Morissan, 2010:7-9)

a. Sifat mementingkan diri sendiri

Dalam literatur psikologi terdapat istilah conversational narcissism  untuk

menggambarkan sifat komunikator yang cenderung mementingkan diri sendiri.

 Narcisism berarti mencintai diri sendiri (self-love). Istilah ini dikemukakan

oleh Anita Vengelisti dan rekan yang mengartikannya sebagai the tendency to

be self-absorbed in conversation (kecenderungan untuk menjadikan diri

melebur dalam percakapan). Dengan demikian, komunikator dengan sifat ini

Universitas Sumatera Utara

Page 17: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 17/32

cenderung untuk mengajak lawan bicaranya untuk membahas mengenai dirinya

sendiri. Sifat mementingkan diri sendiri merupakan sifat yang dimiliki

seseorang yang menginginkan orang lain membicarakan dirinya. Komunikator

dengan sifat ini cenderung untuk menonjolkan dirinya sebagai pihak yang

 paling penting. Ia cenderung untuk mengontrol arah percakapan serta

menginginkan orang lain membahas mengenai dirinya. Mereka juga cenderung

tidak sensitif atau tidak responsif terhadap epentingan pihak lain.

 b. Sifat berdebat

Komunikator memiliki sifat suka berdebat (argumentativeness) jika ia memiliki

kecenderungan untuk suka melibatkan diri dalam percakapan yang membahas

topik kontroversial. Komunikator dengan sifat ini cenderung bersifat tegas

dalam mengemukakan pandangannya terhadap suatu hal. Ia akan menyatakan

dukungannya terhadap pandangan yang dianggapnya benar dan sebaliknya ia

akan mengkritik pandangan yang tidak sesuai. Dominick Infante melakukan

 penelitian mengenai sifat komunikator yang argumentatif ini. Menurutnya sifat

komunikator yang argumentatif memberikan kontribusi positif karena sifat ini

dapat mendorong komunikator dan lawan bicaranya untuk saling belajar,

membantu melihat pandangan pihak lain, meningkatkan kredibilitas, serta

memperbaiki kemampuan berkomunikasi. Komunikator yang argumentatif

cenderung memiliki sikap percaya diri dan tegas. Namun demikian, tidak

semua orang percaya diri memiliki sifat argumentatif. Dengan kata lain, orang

 perlu memiliki percaya diri untuk dapat mengemukakan pandangannya. Namun

demikian, sangatlah mungkin orang tetap memiliki percaya diri tanpa harus

mengemukakan pandangannya sendiri. Menurut Infante, sifat komunikator

Universitas Sumatera Utara

Page 18: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 18/32

yang argumentatif juga memiliki aspek negatif jika komunikator mengucapkan

kata-kata yang agresif dan sikap permusuhan.

c. Sifat Cemas

Sebagian orang pernah merasa gugup atau cemas ketika berkomunikasi.

Banyak penelitian telah dilakukan terkait dengan masalah kecemasan dalam

 berkomunikasi. Penelitian yang paling populer adalah yang dilakukan oleh

James McCroskey, yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap orang pernah

mengalami kecemasan berkomunikasi. Namun ada kalanya kecemasan itu

 bersifat berlebihan sehingga menjadi tidak normal.

Kecemasan berkomunikasi yang tinggi merupakan kecenderungan untuk

mengalami kecemasan dalam waktu yang relatif lama dan dalam berbagai situasi

yang berbeda. Dalam hal ini seseorang menderita karena merasa sangat cemas

ketika ia harus berkomunikasi sehingga ia ingin bahkan akan menghindari

 berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini menyebabkan orang bersangkutan tidak

dapat bersosialisasi dalam masyarakat.

Kecemasan berkomunikasi merupakan bagian dari konsep yang lebih

 besar dalam konsep-konsep psikologi seperti: penghindaran sosial (social

avoidance), kecemasan sosial (social anxiety), kecemasan interaksi (interaction

anxiety), dan sifat malu (shyness) yang secara umum disebut dengan kecemasan

sosial dan komunikasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 19/32

  Joseph A. DeVito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book

(DeVito, 2001: 80) menuliskan kecemasan berkomunikasi dapat dibagi menjadi

dua bagian, yaitu:

1. Kecemasan berkomunikasi yang muncul dalam diri seseorang (trait

apprehension). Keadaan cemas ini muncul tanpa memperhatikan situasi khusus.

Ketakutan muncul dalam situasi komunikasi diadik, kelompok kecil, berbicara di

depan umum, maupun komunikasi massa.

2. Kecemasan yang timbul karena situasi sosial yang menyebabkan seseorang

tidak mampu menyampaikan pesannya secara jelas (state apprehension). Keadaan

takut, akan terlihat jelas, khusus untuk situasi komunikasi tertentu. Devito

mencontohkan individu yang mungkin takut saat berbicara di depan umum tetapi

tidak saat komunikasi diadik, atau individu yang merasakan kecemasan

 berkomunikasi saat proses wawancara namun tidak ada kecemasan saat berbicara

di depan umum. Kecemasan yang timbul karena situasi sosial ini sangatlah umum;

keadaan ini dialami banyak orang saat berada dalam situasi tertentu.

II.2.2 PERILAKU CEMAS

Kecemasan dapat menyebabkan penurunan frekuensi , kekuatan, dan

ketertarikan dalam interaksi komunikasi pada individu sehingga individu memiliki

keengganan dalam berkomunikasi. Kecemasan yang tinggi menghindari situasi

komunikasi; namun saat individu didorong untuk berpartisipasi, individu tersbut

akan berkomunikasi sesedikit mungkin. Individu-individu yang mengalami

kecemasan yang tinggi akan merasa kurang puas dengan pekerjaan mereka,

mungkin karena mereka kurang berhasil dalam membangun hubungan-hubungan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 20/32

interpersonal. Semua perilaku ini tidak mengartikan bahwa kecemasan terjadi

 pada orang yang tidak bahagia. Kebanyakan individu yang cemas telah belajar

atau dapat belajar untuk menangani kecemasan berkomunikasi mereka. (DeVito,

2001:80)

Burgoon (dalam Infante et. al, 1990:146) dalam penelitiannya menemukan

 beberapa aspek yang memberi kontribusi terhadap munculnya ketidakinginan

individu untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu:

1. Alienasi sosial, persoalan ini terjadi ketika seseorang tidak mampu mengadopsi

nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan. Individu tersebut dalam

kesehariannya masih mengembangkan perasaan gelisah (insecurity), isolasi,

dan perasaan tidak mempunyai kekuasaan ( powerlessness).

2. Introversi. Apa yang dimaksud sebagai introversi merupakan aspek lain yang

memberi kontribusi terhadap ketidakinginan seseorang untuk berkomunikasi

dengan orang lain, karena orang yang mempunyai sifat tertutup (introvert )

tidak menempatkan komunikasi sebagai medium interaksi yang penting; dan

karenanya komunikasi tidak cukup dibutuhkan oleh individu yang

 berkepribadian tertutup.

3. Harga diri (self-esteem). Harga diri merupakan satu bagian dari sindrom

ketidakinginan untuk berkomunikasi, karena individu yang mempunyai harga

diri yang rendah akan merasa khawatir orang lain memberi reaksi negatif

kepadanya. Akibatnya, ia kurang termotivasi untuk berkomunikasi karena ia

merasa tidak bisa untuk melakukannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 21/32

  Menurut Patterson dan Ritts kecemasan sosial dan komunikasi memiliki

 parameter seperti:

1.aspek fisik seperti denyut jantung atau wajah yang memerah karena malu

2.aspek tingkah laku, seperti penghindaran dan perlindungan diri

3.aspek kognitif, seperti terlalu fokus pada diri sendiri (self-focus) serta timbulnya

 pemikiran negatif.

Dari ketiga parameter tersebut maka aspek kognitif dinilai sebagai yang

 paling dominan. Hal ini berarti kecemasan sosial dan komunikasi sebagian besar

 berkenaan dengan bagaimana cara kita berpikir mengenai diri kita terkait dengan

situasi komunikasi yang tengah dihadapi. (Morissan, 2010:9)

II.2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN

BERKOMUNIKASI

Penelitian telah mengidentifikasi beberapa faktor yang meningkatkan

kecemasan dalam berkomunikasi. Faktor-faktor ini dapat membantu untuk

meningkatkan pemahaman dalam mengendalikan kecemasan berkomunikasi kita,

antara lain:

a. Derajat Evaluasi

Semakin tinggi individu merasa dirinya sedang dievaluasi, maka kecemasan akan

semakin meningkat.

 b. Subordinate status

Universitas Sumatera Utara

Page 22: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 22/32

Saat individu merasa bahwa orang lain memiliki kemampuan komunikasi yang

lebih baik atau pengetahuan yang jauh lebih luas darinya, maka kecemasan

 berkomunikasi akan semakin meningkat.

c. Degree of conspicuousness

Semakin menonjol seorang individu, maka kecemasan berkomunikasi akan

semakin tinggi. Inilah alasan mengapa orang yang berpidato di antara khalayak

ramai, akan lebih cemas dibandingkan mereka yang berbicara dalam sebuah

kelompok kecil.

d. Degree of unpredictability

Semakin banyak situasi tak terduga, maka semakin besar tingkat kecemasan.

e. Degree of dissimilarity

Saat individu merasakan sedikit persamaan dengan teman bicaranya, maka

individu tersebut akan merasakan kecemasan berkomunikasi.

f. Prior success and failures

Keberhasilan atau kegagalan individu di satu situasi dalam bimbingan skripsi akan

 berpengaruh terhadap respon individu pada situasi berikutnya.

g. Lack of communication skills and experience

Kurangnya kemampuan dan pengalaman mahasiswa akan menyebabkan

kecemasan berkomunikasi, terutama jika mahasiswa tidak berusaha untuk

meningkatkan kemampuannya.(DeVito, 2001:81-82)

Universitas Sumatera Utara

Page 23: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 23/32

 

II.3 TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY

 REDUCTION THEORY)

II.3.1 Ketidakpastian Komunikasi

Ketika kita bertemu dan terlibat dalam percakapan dengan orang yang

 belum kita kenal maka biasanya banyak pertanyaan yang muncul di kepala kita

mengenai orang tersebut, dan kita tidak memiliki jawaban pasti atas berbagai

 pertanyaan tersebut. Kita mengalami ketidakpastian, dan karenanya kita mencoba

untuk mengurangi ketidakpastian tersebut melalui interaksi komunikasi.

Menurut Berger, orang mengalami periode yang sulit ketika menerima

ketidakpastian sehingga orang cenderung membuat perkiraan terhadap perilaku

orang lain, dan karenanya ia akan termotivasi untuk mencari informasi mengenai

orang lain itu. Upaya untuk mengurangi ketidakpastian merupakan salah satu

dimensi penting dalam upaya membangun hubungan (relationship) dengan orang

lain.

Ketika kita berkomunikasi, menurut Berger, kita membuat rencana untuk

mencapai tujuan kita. Kita merumuskan rencana bagi komunikasi yang akan kita

lakukan dengan orang lain berdasarkan tujuan dan informasi yang telah kita

miliki. Semakin besar ketidakpastian maka kita akan semakin berhati-hati, kita

akan semakin mengandalkan data yang kita miliki. Jika ketidakpastian itu semakin

 besar maka kita akan semakin cermat dalam merencanakan apa yang akan kita

Universitas Sumatera Utara

Page 24: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 24/32

lakukan. Pada saat kita merasa sangat tidak pasti mengenai orang lain maka kita

mulai mengalami krisis kepercayaan terhadap rencana kita sendiri dan kita mulai

membuat berbagai rencana cadangan atau rencana alternatif lainnya dalam hal kita

memberikan respon pada orang lain. (Morrisan, 2010: 87-89)

Daya tarik dan keinginan berafiliasi yang ada pada diri individu memiliki

hubungan positif dengan upaya mengurangi ketidakpastian. Misalnya, ungkapan

nonverbal seseorang dapat mengurangi ketidakpastian orang lain, dan

 pengurangan ketidakpastian dapat meningkatkan ungkapan nonverbal. Tingkat

ketidakpastian yang tinggi akan menciptakan jarak, sebaliknya ketidakpastian

yang rendah akan cenderung bersifat menyatukan. Ketika komunikator

menemukan kesamaan dengan lawan bicaranya, maka ketertarikan di antara

mereka akan meningkat dan kebutuhan mereka untuk mendapatkan lebih banyak

informasi justru berkurang.

Seringkali, perilaku orang lain dapat mengurangi ketidakpastian yang kita

rasakan, dan kita tidak merasakan kebutuhan untuk mendapatkan informasi

tambahan. Hal ini khususnya benar dalam hal keterlibatan kita terbatas hanya

 pada situasi tertentu dan kia sudah memiliki seluruh informasi yang dibutuhkan

untuk memahami perilaku orang lain pada situasi itu. Namun pada situasi yang

 berbeda, kita merasakan kebutuhan yang semakin besar untuk mendapatkan lebih

 banyak informasi mengenai orang bersangkutan, misalnya, situasi yang

menunjukkan orang lain itu memiliki perilaku yang tidak normal, adanya harapan

kita akan bertemu lagi dengan orang lain itu pada waktu yang akan datang, atau

adanya harapan pertemuan itu akan menimbulkan keuntungan atau kerugian. Tiga

Universitas Sumatera Utara

Page 25: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 25/32

kondisi inilah yang akan mendorong orang untuk berupaya mendapatkan lebih

 banyak informasi mengenai orang lain.

Morrisan (2010: 86) mengutip tulisan Stephen Little John dan Karen Foss

yang memberikan contoh sebagai berikut Misalkan, Anda mempekerjakan

seorang tukang batu untuk memperbaiki rumah Anda yang rusak, Anda mungkin

tidak memiliki kebutuhan besar untuk mengetahui mengenai orang yang Anda

 pekerjakan itu karena hubungan Anda dan dia bersifat sementara dan akan segera

 berakhir setelah pekerjaannya selesai. Anda tidak akan pernah bertemu dengannya

lagi. Sebaliknya, jika si tukang batu melihat Anda memasang papan reklame

 bertuliskan ”rumah dikontrakkan” di depan rumah Anda dan ia mengatakan

mengenal seseorang yang sedang mencari rumah untuk disewa maka Anda secara

tiba-tiba termotivasi untuk mengentahui lebih banyak mengenai diri si tukang batu

dan juga orang yang akan menyewa rumah Anda itu. Secara khusus Anda akan

tertarik untuk mengurangi dua ketidakpastian yaitu:

a. Ketidakpastian perkiraan ( predictive uncertainty) yaitu agar Anda memiliki ide

lebih baik mengenai apa yang Anda harapkan dari perilaku seseorang, dalam

hal ini si tukang batu dan orang yang akan menyewa rumah Anda itu.

 b.Ketidakpastian penjelasan (explanatory uncertainty) agar Anda dapat

memahami lebih baik kemungkinan perilaku seseorang. Dalam hal ini,

misalnya, Anda dapat memahami perilaku orang yang akan menjadi penyewa

rumah Anda.

Berger dan Calabrese percaya bahwa orang yang terlibat dalam

 percakapan untuk pertama kalinya akan membuat perkiraan terhadap lawan bicara

Universitas Sumatera Utara

Page 26: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 26/32

dalam upaya untuk memahami pengalaman komunikasi mereka. Dalam

 percakapan antara orang yang belum saling kenal para pihak yang berinteraksi

termotivasi untuk memperkirakan dan mencari penjelasan apa yang terjadi pada

 pertemuan awal mereka. Dalam hal ini, Richard West dan Lynn H.Turner dalam

 buku  Introducing Communication Theory  mendefinisikan perkiraan ( prediction)

sebagai kemampuan untuk memperkirakan pilihan perilaku yang akan dipilih dari

sejumlah pilihan yang ada pada diri seseorang atau rekan bicara. (the ability to

forecast the behavioral options likely to be chosen from a range of possible option

available to onseself or to a relational partner). Penjelasan (explanation) adalah

serangkaian upaya untuk melakukan interpretasi makna tindakan yang telah lalu

dalam suatu hubungan. (to interpret the meaning of past actions in a relationship).

Kedua konsep ini, yakni prediksi dan penjelasan, menjadi dua komponen utama

dalam proses pengurangan ketidakpastian. (Morrisan, 2010: 87)

Berger dan Calabrese menyatakan bahwa komunikasi adalah instrumen

untuk mengurangi ketidakpastian terhadap lawan bicara yang baru dikenal. Pada

gilirannya, ketidakpastian yang berkurang akan menciptakan kondisi yang

kondusif bagi berkembangnya hubungan interpersonal. Dalam hal ini, percakapan

 pertama dengan orang yang tidak dikenal akan menghasilkan dua kategori

ketidakpastian:

1.ketidakpastian kognitif (cognitive uncertainty) mengacu pada derajat

ketidakpastian mengenai kepercayaan atau sikap seseorang. Komentar yang

diberikan lawan bicara yang tidak dikenal mengenai diri kita atau mengenai apa

yang kita kenakan akan menimbulkan interpretasi; apa maksud ucapan orang itu

Universitas Sumatera Utara

Page 27: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 27/32

yang sebenarnya? Apakah saya harus peduli dengan ucapannya? Pertanyaan ini

merupakan bentuk ketidakpastian kognitif.

2.ketidakpastian perilaku (behavioral uncertainty) berkenaan dengan seberapa

 jauh perilaku dapat diperkirakan pada situasi tertentu. Pada umumnya orang

mengetahui bagaimana berbicara dan berperilaku dengan orang yang belum

dikenal seperti bersikap basa-basi, namun jika lawan bicara mengungkapkan

hal-hal yang sifatnya personal mengenai dirinya (self disclosure) pada

 pertemuan pertama atau sebaliknya menunjukkan sifat tidak peduli dengan

lawan bicara maka terjadilah ketidakpastian perilaku. Orang akan mengalami

ketidakpastian kognitif atau ketidakpastian perilaku atau keduanya baik

sebelum, selama, dan setelah berinteraksi. (Morrisan, 2010: 88)

II.3.2 Asumsi Teori Pengurangan Ketidakpastian

Teori pada umumnya dibangun di atas asumsi yang menggambarkan

 pandangan para pendirinya, tidak terkecuali teori pengurangan ketidakpastian

yang memiliki sejumlah asumsi, yakni:

1. Individu mengalami ketidakpastian dalam komunikasi interpersonal dengan

orang yang belum dikenalnya. Asumsi ini menyatakan bahwa individu sering

kali menghadapi ketidakpastian dalam hubungannya dengan orang lain karena

harapan yang muncul selalu berbeda dalam setiap komunikasi interpersonal.

2. Ketidakpastian merupakan situasi yang tidak disukai yang dapat menimbulkan

stres secara kognitif. Asumsi ini menyatakan bahwa ketidakpastian merupakan

keadaan yang tidak disukai, dengan kata lain butuh energi yang cukup besar

Universitas Sumatera Utara

Page 28: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 28/32

yang melibatkan emosi dan psikis untuk tetap berada dalam kondisi yang tidak

 pasti.

3. Ketika dua orang yang tidak saling kenal terlibat percakapan, maka mereka

 berupaya untuk mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan prediktabilitas

yaitu kemampuan untuk membuat perkiraan terhadap pihak lainnya. Asumsi ini

menyatakan ketika orang bertemu dengan orang lain yang tidak dikenalnya

maka muncul perhatian terhadap dua hal: mengurangi ketidakpastian dan

meningkatkan prediktabilitas. Untuk meningkatkan prediktabilitas orang perlu

mencari informasi dengan menyampaikan pertanyaan kepada orang yang baru

dikenalnya itu. Ketidakpastian berkurang dengan semakin banyaknya waktu

yang tersedia untuk melakukan interaksi. Orang mulai membuka dirinya ketika

 berbagai pertanyaan yang diajukan telah berhasil mengurangi ketidakpastian

secara signifikan.

4.Komunikasi interpersonal merupakan proses perkembangan yang terjadi melalui

sejumlah tahapan perkembangan, yakni:

a. Tahap masukan. Menurut Berger dan Calabrese, secara umum, kebanyakan

orang memulai interaksi pada tahap masukan yang didefinisikan sebagai tahap

 permulaan interaksi dengan orang asing.

 b. Tahap Personal. Setelah tahap masukan, individu akan pindah ke tahap

 personal yakni tahap dimana para peserta yang melakukan interaksi

 berkomunikasi secara lebih spontan dan mulai mengungkapkan informasi

yang bersifat lebih individual. Tahap personal dapat saja terjadi pada awal

Universitas Sumatera Utara

Page 29: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 29/32

 perkenalan, tetapi kemungkinan lebih besar terjadi setelah beberapa kali

interaksi.

c. Tahap Keluaran, yaitu tahap dimana individu mengambil keputusan apakah

mereka akan melanjutkan interaksi pada masa yang akan datang atau tidak.

5.Komunikasi antarpribadi merupakan alat utama dalam pengurangan

ketidakpastian. Kita menyadari bahwa komunikasi antarpribadi merupakan

fokus dari Uncertainty Reduction Theory (URT) dan karenanya asumsi ini

sebagai sesuatu yang sudah jelas. Komunikasi antarpribadi dapat terjadi jika

terpenuhinya sejumlah prakondisi yaitu keterampilan mendengarkan,

tanggapan nonverbal yang mendukung, dan bahasa yang sama.

6. Jumlah dan sifat informasi yang dimiliki seseorang berubah sepanjang waktu.

Asumsi ini menekankan pada waktu, sekaligus fokus pada fakta bahwa

komunikasi antarpribadi berkembang secara bertahap. Interaksi awal

merupakan elemen penting dalam proses perkembangan hubungan

interpersonal.

7.Perilaku orang dapat diperkirakan sebagaimana ketentuan hukum alam. Perilaku

manusia diatur oleh prinsip-prinsip yang bersifat umum atau universal

sebagaimana aturan hukum alam. Walaupun terdapat beberapa pengecualian,

namun pada umumnya orang berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip yang

 bersifat umum itu. (Morrisan, 2010: 89-91)

II.3.3 Aksioma Teori Pengurangan Ketidakpastian

Universitas Sumatera Utara

Page 30: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 30/32

  Dalam membangun teorinya,Berger dan Calabrese menggunakan sejumlah

aksioma sehingga teori pengurangan ketidakpastian ini sering disebut teori yang

dibangun berdasarkan aksioma yang disimpulkan dari hasil riset atau penelitian

yang pernah dilakukan sebelumnmya atau berdasarkan logika akal sehat (common

sense).

Berger dan Calabrese melalui teorinya mengajukan sejumlah aksioma atau

sering juga disebut dengan istilah preposisi. Suatu aksioma tidak memerlukan

 pembuktian karena pernyataan itu sendiri merupakan bukti. Pernyataan atau

aksioma yang dikemukakan Berger dan Calabrese masing-masing menunjukkan

adanya hubungan antara ketidakpastian yang merupakan konsep sentral teori

dengan sejumlah konsep lainnya. Hubungan itu dapat bersikap positif atau negatif.

Dalam hal ini terdapat tujuh aksioma sebagai berikut:

1. Ketidakpastian yang tinggi pada tahap masukan mendorong peningkatan

komunikasi verbal di antara orang yang tidak saling mengenal. Peningkatan

komunikasi verbal pada akhirnya akan mengurangi tingkat ketidakpastian, dan

manakala ketidakpastian terus menurun jumlah komunikasi verbal meningkat.

Dua orang yang tidak saling mengenal perlu berbicara lebih banyak agar

mereka menjadi lebih pasti satu sama lainnya. Ketika mereka sudah saling

mengetahui mereka akan lebih banyak berbicara satu sama lainnya. Dalam hal

ini, terdapat hubungan negatif antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.

2. Pada tahap awal interaksi, ketika ungkapan nonverbal meningkat maka tingkat

ketidakpastian menurun. Penurunan ketidakpastian akan mendorong

 peningkatan ungkapan nonverbal. Jika dua orang yang t idak saling mengenal

Universitas Sumatera Utara

Page 31: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 31/32

menunjukkan komunikasi nonverbal yang baik maka mereka akan semakin

 pasti satu sama lainnya. Kepastian yang lebih besar akan mendorong

 peningkatan komunikasi nonverbal satu sama lainnya. Dalam hal ini terdapat

hubungan antara ketidakpastian dan komunikasi nonverbal.

3. Ketidakpastian yang tinggi akan meningkatkan upaya untuk mencari informasi

mengenai perilaku orang lain. Ketika tingkat ketidakpastian menurun maka

 pencarian informasi perilaku menurun. Pernyataan ini menunjukkan adanya

hubungan positif antara ketidakpastian dan pencarian informasi.

4. Tingkat ketidakpastian tinggi dalam suatu hubungan menyebabkan turunnya

tingkat keakraban isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah

menghasilkan tingkat keakraban yang tinggi. Tingkat keakraban tinggi ditandai

dengan keterbukaan para pihak untuk mengungkapkan informasi. Pernyataan

ini menunjukkan hubungan negatif antara ketidakpastian dan tingkat

keakraban.

5. Tingkat ketidakpastian tinggi menghasilkan tingkat resiprositas tingggi. Tingkat

ketidakpastian rendah menghasilkan tingkat resiprositas rendah. Kedua

 pernyataan menunjukkan hubungan positif. Dua orang yang baru pertama kali

terlibat dalam percakapan akan cenderung meniru satu sama lainnya. Adapun

yang dimakasud dengan resiprositas adalah jika salah satu pihak hanya

menyediakan sedikit informasi mengenai dirinya maka pihak lainnya akan

melakukan hal serupa. Semakin banyak orang berbicara satu sama lainnya

semakin besar kepercayaan mereka untuk membuka informasi dirinya kepada

orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: teori mengenai komunikasi

7/18/2019 teori mengenai komunikasi

http://slidepdf.com/reader/full/teori-mengenai-komunikasi 32/32

6. Kesamaan akan mengurangi ketidakpastian sedangkan perbedaan akan

meningkatkan ketidakpastian. Pernyataan ini menunjukkan hubungan negatif.

Dua orang yang belum saling kenal tetapi sama-sama menjadi anggota suatu

organisasi menunjukkan adanya kesamaan, namun keduanya mungkin

memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut memberikan kontribusi terhadap

tingkat ketidakpastian.

7. Ketidakpastian yang meningkat akan mengurangi perasaan tertarik dalam

 berinteraksi sebaliknya penurunan ketidakpastian menghasilkan peningkatan

ketertarikan. Pernyataan menunjukkan hubungan negatif antara ketidakpastian

dengan rasa suka atau tidak suka. (Morrisan, 2010: 92)

Tabel 1. Aksioma Teori Pengurangan Ketidakpastian

Konsep Utama Konsep Terkait Hubungan

Ketidakpastian meningkat Komunikasi verbalmenurun

 Negatif

Ketidakpastian meningkat Pernyataan nonverbal

menurun

 Negatif

Ketidakpastian meningkat Pencarian informasi

menurun

 Negatif

Ketidakpastian meningkat Keakraban komunikasi

menurun

 Negatif

Ketidakpastian meningkat Resiprositas menurun Positif

Ketidakpastian meningkat Kesamaan menurun Negatif

Ketidakpastian meningkat Kesukaan menurun Negatif

Sumber: Morrisan.M.A, Psikologi Komunikasi