TEORI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Embed Size (px)

Citation preview

TEORI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Philipsen (dalam Griffin, 2003) mendeskripsikan budaya sebagai suatu konstruksi sosial dan pola simbol, makna-makna, pendapat, dan aturan-aturan yang dipancarkan secara mensejarah. Pada dasarnya, budaya adalah suatu kode. Terdapat empat dimensi krusial yang dapat untuk memperbandingkan budaya-budaya, yaitu: a. Jarak kekuasaan (power distance) b. Maskulinitas. c. Penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance). d. Individualisme. Berkenaan dengan pembahasan komunikasi antarbudaya, Griffin (2003) menyadur teori AnXiety/Uncertainty Management; Face-Negotiation; dan Speech Codes. 1. Anxiety/Uncertainty Management Theory (Teori Pengelolaan Kecemasan/Ketidakpastian). Teori yang di publikasikan William Gudykunst ini memfokuskan pada perbedaan budaya pada kelompok dan orang asing. Ia berniat bahwa teorinya dapat digunakan pada segala situasi dimana terdapat perbedaan diantara keraguan dan ketakutan. Ia menggunakan istilah komunikasi efektif kepada proses-proses meminimalisir ketidakmengertian. Penulis lain menggunakan istilah accuracy, fidelity, understanding untuk hal yang sama. Gudykunst menyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian adalah dasar penyebab dari kegagalan komunikasi pada situasi antar kelompok. Terdapat dua penyebab dari mis-interpretasi yang berhubungan erat, kemudian melihat itu sebagai perbedaan pada ketidakpastian yang bersifat kognitif dan kecemasan yang bersifat afeksi- suatu emosi. Konsep-konsep dasar Anxiety/Uncertainty Management Theory: a. Konsep diri dan diri. Meningkatnya harga diri ketika berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan. b. Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing. Meningkatnya kebutuhan diri untuk masuk di dalam kelompok ketika kita berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kecemasan. c. Reaksi terhadap orang asing. Sebuah peningkatan dalam kemampuan kita untuk memproses informasi yang kompleks tentang orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan kita untuk memprediksi secara tepat perilaku mereka. Sebuah peningkatan untuk mentoleransi ketika kita berinteraksi dengan orang asing menghasilkan sebuah peningkatan mengelola kecemasan kita dan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan memprediksi secara akurat perilaku orang asing. Sebuah peningkatan berempati dengan orang asing akan menghasilkan suatu peningkatan kemampuan memprediksi perilaku orang asing secara akurat. d. Kategori sosial dari orang asing. Sebuah peningkatan kesamaan personal yang kita persepsi antara diri kita dan orang asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan kita dan kemampuan memprediksi perilaku mereka secara akurat. Pembatas kondisi: pemahaman perbedaan-perbedaan kelompok kritis hanya ketika orang orang asing mengidentifikasikan secara kuat dengan kelompok. Sebuah peningkatan kesadaran terhadap pelanggaran orang asing dari harapan positif kita dan atau harapan negatif akan menghasilkan peningkatan kecemasan kita dan akan menghasilkan penurunan di dalam rasa percaya diri dalam memperkrakan perilaku mereka. e. Proses situasional. Sebuah peningkatan di dalam situasi informal di mana kita sedang berkomunikasi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah penurunan kecemasan kita dan sebuah peningkatan rasa percaya diri kita terhadap perilaku mereka. f. Koneksi dengan orang asing. Sebuah peningkatan di dalam rasa ketertarikan kita pada orang asing akan menghasilkan

penurunan kecemasan kita dan peningkatan rasa percaya diri dalam memperkirakan perilaku mereka. Sebuah peningkatan dalam jaringan kerja yang kita berbagi dengan orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan kita dan menghasilkan peningkatan rasa percaya diri kita untuk memprediksi perilaku orang lain. 2. Face-Negotiation Theory. Teori yang dipublikasikan Stella Ting-Toomey ini membantu menjelaskan perbedaan perbedaan budaya dalam merespon konflik. Ting-Toomey berasumsi bahwa orang-orang dalam setiap budaya akan selalu negotiating face. Istilah itu adalah metaphor citra diri publik kita, cara kita menginginkan orang lain melihat dan memperlakukan diri kita. Face work merujuk pada pesan verbal dan non verbal yang membantu menjaga dan menyimpan rasa malu (face loss), dan menegakkan muka terhormat. Identitas kita dapat selalu dipertanyakan, dan kecemasan dan ketidakpastian yang digerakkan oleh konflik yang membuat kita tidak berdaya/harus terima. Postulat teori ini adalah face work orang-orang dari budaya individu akan berbeda dengan budaya kolektivis. Ketika face work adalah berbeda, gaya penangan konflik juga beragam. Terdapat tiga perbedaan penting diantara budaya individulis dan budaya kolektivis. Perbedaanperbedaan itu adalah dalam cara mendefinisikan: diri; tujuan-tujuan; dan kewajiban. konsep Budaya individualis Budaya kolektivis Diri Sebagai dirinya sendiri Sebagai bagian kelompok Tujuan Tujuan diperuntukan kepada pencapaian kebutuhan diri. Tujuan diperuntukan kepada pencapaian kebutuhan kelompok Kewajiban Melayani diri sendiri Melayani kelompok/orang lain. Teori ini menawarkan model pengelolaan konflik sebagai berikut: a. Avoiding (penghindaran) saya akan menghindari diskusi perbedaan-perbedaan saya dengan anggota kelompok. b. Obliging (keharusan) saya akan menyerahkan pada ke kebijakan anggota kelompok. c. Compromising saya akan menggunakan memberi dan menerima sedemikian sehingga suatu kompromi bisa dibuat. d. Dominating saya akan memastikan penanganan isu sesuai kehendak-ku. e. Integrating saya akan menukar informasi akurat dengan anggota kelompok untuk memecahkan masalah bersama-sama. Face-negotiation teory menyatakan bahwa avoiding, obliging, compromising, dominating, dan integrating bertukar-tukar Apa Itu KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi (Tubbs, Moss:1996). Komunikasi antar budaya memiliki akarnya dalam bahasa (khususnya sosiolinguistik), sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi disiplin acuan utama komunikasi lintas budaya, khususnya psikologi lintas budaya. Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis memiliki tempat yang utama, terutama perusahaan perusahaan yang melakukan ekspansi pasar ke luar negaranya notabene negara negara yang ditujunya memiliki aneka ragam budaya. Selain itu, makin banyak orang yang bepergian ke luar negeri dengan beragam kepentingan mulai dari melakukan perjalanan bisnis, liburan, mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang sifatnya sementara maupun dengan tujuan untuk menetap selamanya.Satelit komunikasi telah membawa dunia menjadi semakin dekat, kita dapat menyaksikan beragam peristiwa yang terjadi dalam belahan dunia,baik melalui layar televisi, surat kabar, majalah, dan media on line. Melalui teknologi komunikasi dan informasi, jarak geografis bukan halangan lagi kita untuk melihat ragam peristiwa yang terjadi di belahan dunia. McLuhan (dalam Infante et.al, 1990 : 371) menyatakan bahwa dunia saat ini telah menjadi Global Village yang mana kita mengetahui orang dan peristiwa yang terjadi di negara lain hampir sama seperti layaknya seorang warga negara dalam sebuah desa kecil yang menjadi tetangga negara negara lainnya.Perubahan sosial adalah hal lain yang berpengaruh dalam

komunikasi antar budaya adalah dengan makin banyaknya perayaan - perayaaan budaya sebuah etnis dalam sebuah negara. Perbedaan budaya dalam sebuah negara menciptakan keanekaragaman pengalaman, nilai, dan cara memandang dunia. Keanekaragaman tersebut menciptakan pola pola komunikasi yang sama di antara anggota anggota yang memiliki latar belakang sama dan mempengaruhi komunikasi di antara anggota anggota daerah dan etnis yang berbeda.Perusahaan perusahaan yang memiliki cabangnya di luar negeri, tentunya merupakan syarat mutlak bagi para karyawannya untuk memiliki bekal pengetahuan yang cukup mengenai situasi dan kondisi budaya yang akan dihadapinya (intercultural competence), salah salah jika mereka gagal berkomunikasi dengan budaya yang dihadapinya, perusahaan hanya akan bertahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Gudykunst and Kim (2003:17) mengkonsepkan fenmena komunikasi antar budaya sebagai ... sebuah transaksional, proses simbolik yang mencakup pertalian antar individu dari latar belakang budaya yang berbeda. Kata kuncinya adalah proses. Dalam wacana orang Swedia istilah kulturmte (literally cultural encounter) seringkali diartikan pada beberapa singgungan (atau pertentangan) antar budaya (seperti, dalam literatur, gaya komunikasi, gaya manajemen, adat istiadat, dan orientasi nilai). Namun demikian, beberapa pertemuan biasa dianalisis tanpa mempertimbangkan pada karakter prosesnya. Komunikasi antar budaya seharusnya, dapat dipandang dan dianalisa sebagai sebuah proses yang kompleks, bukan sekedar sebuah pertemuan. Lebih lanjut, komunikasi antar budaya, oleh beberapa ilmuwan sosial dilihat sebagai sebuah disiplin akademik data dikatakan, satu cabang dari ilmu komunikasi, berlabuh dalam karakteristik ontologinya, epistemiologi dan asumsi asumsi aksilogi. Pada saat yang bersamaan, komunikasi antar budaya adalah sebuah lingkup studi yang berhubungan dengan berbagai disi[lin ilmu lainnya (seperti psikologi, psikologi sosial, sosiologi, pendidikan, studi media, antropologi budaya dan manajemen). Bagi ilmu ilmu tersebut, komunikasi antar budaya dipandang sebagai sebuah objek studi atau sebuah permasalahan dalam bidang disiplin ilmu ilmu tersebut[1]. Damen[2] (1987: 23) mendefinisikan komunikasi komunikasi antar budaya sebagai tindakan tindakan komunikasi yang dilakukan oleh individu individu yang diidentifikasikan dengan kelompok kelompok yang menampilkan variasi antar kelompok dalam bentuk pertukaran sosial dan budaya. Pertukaran bentuk, ekspresi individu, adalah variabel variabel utama dalam tujuan, tatakrama, cara, dan arti arti yang mana proses komunikatif memberikan efek. Komunikasi antar budaya, Lustig and Koesters menyatakan (2003: 49-51), adalah sebuah proses simbolik yang mana orang dari dari budaya budaya yang berbeda mneciptakan pertukaran arti arti. Hal tersebut terjadi ketika perbedaan perbedaan budaya yang besar dan penting menciptakan interpretasi dan harapan harapan yang tidak sama mengenai bagaimana berkomunikasi secara baik. Jandt (2004: 4) mengatakan komunikasi antar budaya tidak hanya komunkasi antar individu tapi juga di antara kelompok kelompok dengan identifikasi budaya yang tersebar. Ringkasnya, komunikasi antar budaya menjelaskan interaksi antar individu dan kelompok kelompok yang memiliki persepsi yang berbeda dalam perilaku komunikasi dan perbedaan dalam interpretasi. Beberapa studi mengenai komunikasi antar budaya menguji apa yang terjadi dalam kontak dan interaksi antar budaya ketika proses komunikasi mencakup orang orang yang secara budaya tersebar (Samovar & Porter 1997). Sebuah permasalahan yang sama dalam komunikasi antar budaya muncul ketika orang orang yang menjelaskan dirinya sebagai kelompok yang berbangsa dan beretnis sama tidak mau melakukan pertukaran ide ide mengenai bagaimana menunjukkan identitas mereka dan tidak menyetujui tentang norma norma untuk interaksi (Collier 1997: 43). Untuk mencapai komunikasi antar budaya yang efektif, individu seharusnya mengembangkan kompetensi antar budaya; merujuk pada keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai komunikasi antar budaya yang efektif Jandt (1998, 2004) mengidentifikasikan empat keterampilan sebagai bagian dari kompetensi antar budaya, yaitu personality strength, communication skills, psychological adjustment and cultural awareness. Tidak dapat diragukan bahwa kompetensi antar budaya adalah sebuah hal yang sangat penting saat ini. Pendatang sementara secara kolektif disebut sebagai sojourners atau biasa kita kenal dengan istilah ekspatriat, yaitu sekelompok orang asing (stranger) yang tinggal dalam sebuah negara yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda

dengan negara tempat mereka berasal.Oberg (1960) menggunakan istilah sojourners untuk mengindikasikan kesulitan kesulitan yang muncul dari pembukaan lingkungan yang tidak dikenal. Kesulitan yang dialami oleh sojourners tidak sama. Beberapa variabel utama mencakup jarak antara budaya tempat mereka berasal dengan budaya tempat pribumi, jenis keterlibatan, lamanya kontak, dan status pendatang dalam sebuah negara (cf. Bochner, 1982)Berdasarkan hasil beberapa penelitian mengatakan bahwa tinggal di negara orang lain tidak secara otomatis menggiring pada sikap positif terhadap negara tersebut. Bukti dalam penelitian seringkali muncul yang negatifnya dibandingkan dengan yang positifnya selama tinggal di negara orang lain, setidaknya di kalangan pelajar (Stroeb, Lenkert, & Jonas, 1988) Tujuan Komunikasi Antar Budaya adalah : Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik komunikasi Mengkomunikasi antar orang yang berbeda budaya Mengidentifikasikan kesulitan kesulitan yang muncul dalam komunikasi Membantu mengatasi masalah komunikasiyang disebabkan oleh perbedaan budaya Meningkatan ketrampilan verbal dan non verbal dalam komunikasi Menjadikan kita mampu berkomunikasi secara efektif Ada beberapa alasan mengapa perlunya komunikasi antar budaya, antara lain: a) membuka diri memperluas pergaulan; b) meningkatkan kesadaran diri; c) etika/etis; d) mendorong perdamaian dan meredam konflik; e) demografis; f) ekonomi; g) menghadapi teknologi komunikasi; dan h) menghadapi era globalisasi. (Alo Liliweri, 2003). Komunikasi antar budaya menurut Samovar dan Porter merupakan komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya, misalnya suku bangsa, etnik, dan ras, atau kelas sosial. Komunikasi antar budaya ini dapat dilakukan dengan negosiasi, pertukaran simbol, sebagai pembimbing perilaku budaya, untuk menujukkan fungsi sebuah kelompok. Dengan pemahaman mengenai komunikasi antar budaya dan bagaimana komunikasi dapat dilakukan, maka kita dapat melihat bagaimana komunikasi dapat mewujudkan perdamaian dan meredam konflik di tengah-tengah masyarakat. Dengan komunikasi yang intens kita dapat memahami akar permasalahan sebuah konflik, membatasi dan mengurangi kesalahpahaman, komunikasi dapat mengurangi eskalasi konflik sosial. Menurut Charles E Snare bahwa usaha meredam konflik dan mendorong terciptanya perdamaian tergantung bagaimana cara kita mendefinisikan situasi orang lain agar kita dapat mencapai perdamaian dan kerjasama. Dalam berbagai kasus politik E Snare mengatakan Kita perlu mengerti bagaimana letak bingkai rujukan para aktor politik dan darimana pikiran mereka berasal. Jadi jelas dengan mempelajari komunikasi antar budaya berarti kita mempelajari (termasuk membanding) kebiasaan-kebiasaan setiap etnis, adat, agama, geografis dan kelas sosial di masyarakat kita. Dengan pemahaman tersebut kita mengkomunikasikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan komunikasi antar budaya, guna menyelesaikan konflik melalui dialog yang baik antara lain dengan identifikasi perspektif budaya. 3. Speech Codes Theory. Teori yang dipublikaskan Gerry Philipsen ini berusaha menjawab tentang keberadaan speech code dalam suatu budaya, bagaimana substansi dan kekuatannya dalam sebuah budaya. Ia menyampaikan proposisi-proposisi sebagai berikut: a. Dimanapun ada sebuah budaya, disitu diketemukan speech code yang khas. b. Sebuah speech code mencakup retorikal, psikologi, dan sosiologi budaya. c. Pembicaraan yang signifikan bergantung speech code yang digunakan pembicara dan pendengar untuk memkreasi dan menginterpretasi komunikasi mereka. d. Istilah, aturan, dan premis terkait ke dalam pembicaraan itu sendiri. e. Kegunaan suatu speech code bersama adalah menciptakan kondisi memadai untuk memprediksi, menjelaskan, dan mengontrol formula wacana tentang intelijenitas, prudens (bijaksana, hati-hati) dan moralitas dari perilaku komunikasi.

Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari suatu budaya lain. (Richard E.Porter dan Larry A.Samover : 1982). Dengan kata lain, komunikasi antar budaya merupakan komunikasi antar dua atau lebih budaya baik dalam satu negara maupun antar negara lain. Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan karena bagaimanapun juga budaya merupakan landasan dasar dari komunikasi. Budaya yang ada di dunia ini beragam, oleh sebab itu akan menghasilkan komunikasi yang beragam pula. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, kita harus dapat mempelajari budaya daerah atau negara lain.Gangguan dan Rintangan Dalam Komunikasi Dalam melakukan komunikasi pasti terdapat gangguan maupun rintangan. Gangguan dan rintangan tersebut dapat terjadi karena barbagai hal, antara lain : 1. Gangguan Teknis Gangguan teknis terjadi jika penghubung atau channel mengalami gangguan sehingga informasi yang disampaikan tidak sempurna. 2. Gangguan Semantik dan Psikologis

Gangguan semantik dan psikologis terjadi karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. (Blake : 1979). Gangguan ini biasanya terjadi karena kata-kata yang digunakan terlalu banyak dan bahasa yang digunakan terlalu sulit untuk dipahami. 3. Rintangan Fisik Rintangan fisik disebabkan oleh keadaan geografis, seperti jarak yang jauh. 4. Rintangan Status

Rintangan status terjadi karena adanya jarak sosial antara orang yang berkomunikasi. Contohnya komunikasi antara karyawan dan pemimpin perusahaan. 5. Rintangan Kerangka Berfikir Rintangan kerangka berfikir disebabkan adanya perbedaan sudut pandang antara orang yang berkomunikasi terhadap pesan yang disampaikan. 6. Rintangan Budaya

Rintangan budaya terjadi karena adanya perbedaan budaya antar daerah maupun negara. Biasanya masyarakat cenderung lebih menyukai berkomunikasi dengan masyarakat yang memiliki kesamaan dengan dirinya contohnya kesamaan budaya.

Rintangan yang terakhir sering dijumpai dalam dunia bisnis. Sering kali dalam berbisnis tidak hanya antar daerah dalam satu negara namun bisnis dijalani antar negara. Dalam menjalani bisnis antar negara dibutukan pemahaman yang lebih tentang budaya setiap negara karena budaya tersebut sangat beragam maka komunikasi yang terjadi juga akan sangat beragam. Pemahaman mengenai budaya suatu negara sangat diperlukan dalam dunia bisnis agar hubungan yang terjalin menjadi lebih baik. Jika kita tidak memahami budaya suatu negara, maka akan terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang akan menyebabkan terhambatnya hubungan bisnis.9

Di bawah ini terdapat masalah dalam kaitannya dengan komunikasi antar budaya. Masalah tersebut yaitu : 2.3 PERMASALAHAN

Para karyawan di perusahaan farmasi yang besar di Kanada menjadi marah setelah membaca pesan email yang diterima dari karyawaan perusahaan cabang di Spanyol. Pesan tersebut tidak sopan. Umumnya, pesan rutin hanya dijelaskan pada proyek yang sedang berjalan, tetapi karyawan di spanyol menyebarkan pesan tersebut kepada divisi-divisi yang lain. Karyawan di Kanada tidak mengerti mengapa pesan e-mail tersebut disebarkan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan, tetapi hal tersebut sangat diterima di Spanyol.PEMBAHASAN Dalam memjalankan sebuah bisnis diperlukanCorporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan. Dalam Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik), sebuah perusahaan

harus menerapkan 5 prinsip Good Corporate governance yang salah satunya adalah transparansi (keterbukaan). Transparansi memiliki makna bahwa sebuah perusahaan harus memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan mendapatkan informasi tersebut.

Dari masalah yang telah dipaparkan, transparansi memang sangat dibutuhkan dalam mengelola suatu perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang ingin diperoleh perusahaan. Namun dalam kasus ini, orang Spanyol terlalu terbuka dalam menyampaikan informasi sehingga orang yang tidak berkepentingan pun mendapatkan informasi yang mungkin tidak perlu mereka dapatkan. Terlebih lagi jika orang yang diberikan informasi tersebut tidak dapat menjaga informasi tersebut dengan baik. Sebagai contoh, karyawan yang mendapatkan informasi tersebut lewat pesan e-mail akan memberikan informasi yang diterimanya kepada pihak luar yang sama sekali tidak memiliki kepentingan apapun.

Hal tersebut akan dimanfaatkan oleh pihak luar untuk mencuri informasi-informasi penting dari perusahaan tersebut contohnya rahasia perusahaan dan strategi-strategi perusahaan. Jika hal itu terjadi maka akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Untuk dapat mengatasi hal itu, pemimpin perusahaan di Kanada harus menerapkan Good Corporate Governance pada perusahaan nya di Kanada maupun yang berada di Spanyol. Perusahaan harus menerapkan 5 Prinsip Good Corporate Governance yaitu Transparansi (keterbukaan), Accountability (akuntabilitas), responsibility (tanggung jawab), Independency (kebebasan) , dan Fairness (kewajaran). Jika para karyawan

atau pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tidak melakukan kelima prinsip tersebut harus diberikan hukuman yang sesuai dan jika mereka menjalankan perinsip tersebut harus biberikan penghargaan seperti promosi kenaikan jabatan. Jadi mereka akan termotivasi untuk menjalankan 5 prinsip tersebut sehingga pada akhirnya perusahaan dapat dikelola dengan baik dan tetap berjalan.

PENUTUP

Dalam banyak hal,hubungan antara budaya dan komunikasi bersifat timbal11

balik.Keduanya saling mempengaruhi.Apa yang kita bicarakan,bagaimana kita membicarakanya,apa yang kita lihat,perhatikan aau abaikan,bagaimana kita berpikir,dan apa yang kita pikirkan dipengaruhi budaya.Pada giliranya apa yang kita bicarakan,bagaimana kita membicarakanya,dan apa yang kta lihat turut membentuk,menentukan dan menghidupkan budaya kita.Budaya takkan hidup tanpa budaya.Masing-masig tak dapat berubah tanpa menyebabkan perubahan pada yang lain.

Demi terciptanya komunikasi antar budaya yang berhasil,kita harus menyadari factor-faktor budaya yang mempengaruhi komunikasi ini,baik dalam budaya kita maupun dalam budaya pihak lainKita perlu memahami tidak hanya perbedaan-perbedaan budaya tetapi juga persamaan-persamaanya.Pemahaman atas perbedaan-perbedaan budaya ini akan menolong kita mengetahui sumber- sumber masalah yang potensial,sedangkan pemahaman atas persamaan- persamaanya akan membantu kita lebih dekat kepada pihak lain dan pihak lain pun merasa leih dekat kepada kita.

DAFTAR PUSTAKARichard,Lewis., and Dedy Mulyana. Komunikasi Bisnis Lintas Budaya. Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset,2005. Mulyana,Dedy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset,2005. Bovee, C.L., and Thill, j.v.business Communication today, 9th edn.USA:Pearson Education, 2008. Locker, K. O., and Kaczmarek, S. K.Business Communication : Building Critical Skills, 3rd ed.New York:McGraw-hill,2007. Mulyana,Dedy., and Jalaludin Rakhmat. Komunikasi Antar Budaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2001. Sulaeman,Munandar. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung:PT.Refika Aditama,1998. Pratikto,Riyono. Berbagai Aspek Ilmu komunikasi. Bandung:Remadja Karya,1987.13

FUNGSI ATAU PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN

Komunikasi bisnis internasional semakin disadari peranannya dalam era ekonomi global sekarang ini. Dunia sebagai suatu pasar global telah memungkinkan aktifitas ekonomi bergerak tanpa mengenal batas lintas antar Negara. Diperlukan kemampuan komunikasi internasional yang efektif untuk berhasil dalam kompetisi perusahaan di tingkat global. Perbedaan budaya telah memberikan tantangannya tersendiri . Untuk itu pelaku ekonomi global harus memahami dan dapat menguasai serta beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Pelaku bisnis internasional bukan hanya dituntut untuk memahami perbedaan antar budaya, namun juga meningkatkan kemampuan komunikasi antar budaya, dengan mempelajari budaya lain.selain itu yang paling pokok adalah mengusai tentang akuntansi yang meliputi keuangan, peraturan pemerintah, kode etik, dan beberapa hal penting lainya.... mengapa kita perlu mengenal dan memahami tentang akuntansi terutama tentang laporan keuangan..? berikut penjelasanya.....! 1. Pengertian

Laporan Keuangan Credit Union (LKSB) merupakan informasi bagi anggota khususnya, pihak lain dan masyarakat umumnya, melalui proses pembandingan, evaluasi dan analisa keuangan sehingga dapat diprediksi tentang apa yang mungkin terjadi di masa mendatang. Analisa Laporan Keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, tujuan utamanya, menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja CU di masa yang akan datang. Analisis Laporan Keuangan adalah aplikasi dari berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan untuk memperoleh ukuran menjadi informasi. 2. Fungsi Analisa Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan berfungsi sebagai : Sebagai alat saringan (screening) awal dalam memilih alternatif untuk berinvestasi. Sebagai alat prediksi (forecasting) mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah lainnya (alat evaluasi manajemen). Analisis hubungan antara suatu angka dengan angka lain dalam analisis laporan keuangan, dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut ; Antara pos Antara pos Antara pos pos yang terdapat dalam laporan keuangan untuk periode yang sama; pos yang terdapat dalam laporan keuangan dengan pos pos yang sama pada masalah manajemen, operasional atau masalah ukuran dan hubungan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa Laporan Keuangan mengkonversi data-data

laporan keuangan sebelumnya; pos yang terdapat pada laporan keuangan yang sama dalam CU lain.

Kantor akuntan publik menggunakan audit keuangan atau audit laporan keuangan. Tujuan akhirnya mengetahui bagaimana keuangan suatu perusahaan/organisasi, dsb. Semoga bermanfaat.

KOMUNIKASIKAN DIRIMU DENGAN SANTUNPENGERTIAN KOMUNIKASI

berikut adalah beberapa pengertian komunikasi yang diambil dari beberapa sumber : Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi adalah persepsi dan apresiasi.

Komunikasi adalah sesuatu hal dasar yang selalu dibutuhkan dan dilakukan oleh setiap insan manusia, karena berkomunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia untuk memperoleh kesepakatan dan kesepahaman yang dibangun untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal diantara kedua nya. Untuk mencapai usaha dalam berkomunikasi secara efektif, maka sebaiknya kita harus mengetahui sejumlah pemahaman dan persoalan yang terjadi dalam proses berkomunikasi itu sendiri. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi bisnis yang diambil dari beberapa sumber : Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk; servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencanarencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business value). Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi lintas budaya. Komunikasi antar pribadi ( interpersonal communications ) merupakan bentuk komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hariantara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya ( intercultural / communication ) merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing masing memiliki budaya yang berbeda. UNSUR-UNSUR DALAM BERKOMUNIKASI Komunikasi meliputi 5 unsur, kemudian dikenal dengan formula 5 W + 1 H, yakni : 1. Komunikator = who [communicator, source, sender] 2. Pesan = says what [message] 3. Media = in which channel [channel, media] 4. Komunikan = to whom [communicant, communicatee, reciever, recipient] 5. Efek [effect, impact, influence] Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar komunikasi. Karena seorang komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat komunikasi yang menunjang dalam menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara menempatkan kata dalam suatu komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa menarik minat dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak peserta untuk ikut aktif dalam berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi. TEKNIK KOMUNIKASI 1. Komunikasi informatif [informative communication] 2. Komunikasi persuasif [persuasive communication] 3. Komunikasi instruktif/ koersif [instructive/ coersive communication] 4. Hubungan manusiawi [human relation] TUJUAN KOMUNIKASI 1. Perubahan sikap [attitude change] 2. Perubahan pendapat [opinion change] 3. Perubahan perilaku [behaviour change] 4. Perubahan sosial [social change] BENTUK KOMUNIKASI

Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. 1. Komunikasi verbal Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain. Sedangkan komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal dapat bertindak sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai audience Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti : Berbicara dan Menulis Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat, memo dan laporan Mendengarkan dan Membaca Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca (reading). 2. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami. Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu: Menyediakan dan memberikan informasi Mangatur alur suatu percakapan Mengekspresikan emosi Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antar komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya membawa sebagian dari pesan. Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi nonverbal dapat menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang, yang dapat dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan, gerakan dan posisi tubuh juga melalui ekspresi wajah dan mata. TAHAP TAHAP DALAM PROSES KOMUNIKASI Menurut Courtland L Bovee dan Jhon V. Thilt dalam Business Communication Today, proses komunikasi ( Comunication Process ) terdiri atas enam tahap, yaitu : 1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan. 2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan. 3. Pengirim menyampaikan pesan. 4. Penerima menerima pesan 5. Penerima menafsirkan pesan 6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim EMPAT (4) KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu : 1. menulis, 2. membaca, 3. berbicara; 4. mendengar Persentase penggunaan saluran komunikasi adalah sebagai berikut : Menulis (writing): 9% Mendengarkan (listening): 45% Membaca (reading) : 16% Berbicara (speaking) : 30% Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif. Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik. Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia.

Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat. Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut: Hambatan Teknis Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien. Hambatan Semantik Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya. Hambatan Manusiawi Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup : Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut . Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi terjadi setiap saat. Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu : 1. Completeness (Lengkap) Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim pesan.

2. Conciseness (Singkat) Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan gagasannya. 3.Consideration (Pertimbangan) Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan. 4.Concreteness (konkrit) Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas. 5.Clarity (Kejelasan) Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memilik makna yang jelas. 6.Courtessy (Kesopanan) Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam komunikas ibisnis. 7.Correctness (ketelitian) Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaan dengan benar (formal atau resmi). Perbedaan latar belakang perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, juga dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Masalahmasalah tersebut antara lain : 1. Masalah dalam mengembangkan pesan 2. Masalah dalam menyampaikan pesan 3. Masalah dalam menafsirkan pesan MEMPERBAIKI KOMUNIKASI Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian. Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut: 1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati 2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi 3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan KEBERHASILAN KOMUNIKASI BISNIS Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi (tempat dan waktu) komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya peyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas. Secara empiris, pemahaman orang perihal sesuatu hal akan lebih mudah diserap dan dipahami jika sesuatu tersebut diperlihatkan dibanding hanya diperdengarkan atau dibacakan. Dan akan lebih baik lagi hasilnya jika sesuatu yang dikomunikasikan tersebut, selain diperlihatkan juga sekaligus dipraktikkan. Hasil studi tentang perilaku bisnis di kalangan eksekutif menunjukkan fakta bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan unsur pokok di antara berbagai faktor personal yang diperlukan untuk mempromosikan menejemen organisasi atau mengatasi konflik menejemen (Boove and Thill, 2002). Dengan kata lain, kemampuan berkomunikasi efektif sekaligus juga merupakan salah satu ciri mutu SDM karyawan. Istilahnya, komunikasi efektif dalam suatu organisasi dapat diumpamakan seperti darah dalam tubuh dan kunci kesuksesan. Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas dalam komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis komunikasi lainnya ditentukan beberapa hal : 1. Persepsi Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang disampaikan dapat diterima komunikan. 2. Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi Salah satu faktor keberhasilan komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu adanya proses integrasi informasi menyangkut ketersediaan komunikasi data yang tepat guna. Ini mencakup beberapa faktor antara lain, pertama, cakupan (range) produk jasa komunikasi data yang dimiliki. Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar kecilnya manufaktur mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang dibutuhkan sehingga diperlukan jenis layanan komunikasi yang berbeda pula. Kedua, Coverage. Diperlukan provider yang dapat menyediakan layanan di lokasi manapun mengingat lokasi manufaktur yang menyebar dan terkadang di daerah yang terpencil (rural area). Ketiga, unjuk kerja (performansi). Performansi yang tinggi merupakan syarat utama agar komunikasi selalu dapat dilakukan. Keempat, Biaya. Faktor biaya menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan agar efisiensi tetap dapat ditingkatkan.

Komunikasi berbasis internet Internet menjadi suatu media komunikasi yang memegang peranan sangat penting dalam perkembangan bisnis, secara garis besar terdapat tiga aktivitas bisnis utama yang dapat dikomunikasikan lewat internet : Membangun Produk. Aktivitas opersional Pelayanan Jasa, Berbagai aktivitas bisnis dapat dilakukan melalui internet, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : Berbagi data internal. Rekruitmen calon pegawai. Memperolah partner bisnis, dan pelanggan. Menemukan informasi eksternal (pihak luar). Pembelian material dan peralatan. Promosi produk dan jasa. Fasilitas penunjang bagi pelanggan. Media kolaborasi dengan partner bisnis. Publikasi perkembangan bisnis. Komunikasi bisnis berbasis internet, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu : Menggunakan e-mail Diskusi melalui Milist (mailing list) Membuat suatu group/komunitas Melalui video konferensi Pesan singkat Telepon berbasis internet, dan Transfer data/dokumen 3. Ketepatan Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan tepat sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka pikir komunikan. 4. Kredibilitas Dalam berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa komunikan dapat dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan kepercayaan dari komunikan. 5. Pengendalian Dalam komunikasi, komunikan memberika reaksa/umpan balik/feedback terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi ini harus bisa diantisipasi sekaligus dikendalikan oleh komunikator sehingga tidak melenceng dari target komunikasi yang diharapkan. 6. Kecocokan Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkan dengan komunikan. Pendapat lain mengatakan bahwa agar komunikas berjalan secara efektif dan efisien maka ada 3 hal yang sangat penting yaitu : 1. Mampu membuat pesan dipahami. 2. Harus memahami pesan yang diharapkan yang dikirim kepada anda. 3. Kendali atas proses komunikasi harus diterapkan. Selain itu agar dapat melakukan komunikasi bisnis yang efektif, seorang komunikan harus memiliki 3 kemampuan (skill), yaitu : 1. Empati, 2. Pembicara yang sederajat, 3. Proyeksi atau menciptakan dampak. Dengan demikian apabila komunikasi bisnis berjalan secara efektif di suatu perusahaan akan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut : Mempercepat Penyelesaian Masalah. Memperkuat Pengambilan Keputusan. Meningkatkan Profesionalisme. Memberikan Respon yang Positif terhadap Stakeholder. Meningkatkan Produktivitas. Memperkuat hubungan Bisnis. KESIMPULAN Peran komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting. Tidak ada seorangpun dalam keseharian tugasnya tanpa berkomunikasi. Baik itu bertema masalah pekerjaan maupun masalah di luar pekerjaan, seperti masalah keluarga, politik, sosial dan ekonomi nasional. Semua ini pasti dilakukan lewat komunikasi. Juga baik itu dilakukan melalui jalur vertikal (atasan-bawahan) maupun jalur horisontal (kolega setingkat). Seberapa jauh proses berkomunikasi itu berhasil dengan baik sangat ditentukan oleh kondisi dan perilaku manajer sebagai pengirim gagasan atau pesan, penerima pesan, media yang dipakai, teknologi informasi yanga ada, isi pesan dan cara pesan yang disampaikan serta suasana komunikasi itu sendiri. Keberhasilan itu akan dicerminkan oleh tidak adanya kesenjangan pemahaman antara pengirim dan penerima pesan sehingga para manajer merasa senang dan puas, begitu juga para karyawan. Referensi : 1. Dr. Roy Rondonuwu, Dipl. Inf. M.Lib, Bahan Kuliah Komunikasi Bisnis Program Magister Universitas Padjdjaran, 2007 2. Yustina Sumardi & Sartini Moertono, Materi Pokok Komunikasi Bisnis, IBI, 3. Ido Priyono, Materi Kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra, 2000/2001 4. Bob Widyahartono, Strategi Pemasaran dalam Krisis Moneter: factor Sukses Utama Memasuki Pasar Global, Asia Pacific Manajemen Forum and Orient Pacific Century, 1999. 5. Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel, Komunikasi yang Efektif, www. sinarharapan.co.id, 14 agustus 2007.

6. Motivasi, Komunikasi, Leadership, http://milis-bicara.blogspot.com/, 14 Agustus 2007 7. Johan Tambotoh, Sukses Menjalankan e-Bisnis, http://johantambotoh.wordpress.com/, 21 Agustus 2007. 8. Nofie Iman, Mengenal E-Commerce, http://www.nofieiman.com/ 9. Siti Nur Aryani, Cyber Global dan Komunikasi Bisnis, http://www.pikiranrakyat.com/, 15 Desember 2006. 10. Johan Tambotoh, Membangun Strategi e-Bisnis, http://johantambotoh.wordpress.com/, 21 Agustus 2007 11. Johan Tambotoh, Seperti Apakah Websites http://johantambotoh.wordpress.com/, 21 Agustus 2007 12. Johan Tambotoh, Bangkitkan Bisnis http://johantambotoh.wordpress.com/, 08 Mei 2007 13. Johan Tambotoh, Membangun Budaya Yang http://johantambotoh.wordpress.com/, 21 Agustus 2007 dengan Bisnis Yang Baik,

e-Marketing

Plan,

Berpusat

Pada

Pengetahuan,

14. Nukman Luthfie, Tim Manajemen E-Business, www.swa.co.id, 09 Januari 2004. 15. Zainal Muttaqin, Tello: Solusi Komunikasi Bisnis, http://www.beritaiptek.com/, 4 Maret 2006 16. Mohamad BS, Satrindo Mita Utama Implementasikan SB One, http://www.swa.co.id/, 26 Juli 2007. 17. Mohamad BS, SUN Hadirkan Situs Berbasis Teknologi Java Mobile, http://www.swa.co.id/, 16 Mei 2006. 18. Dede Suryadi, Peran Cisco pada FIFA World Cup 2006, http://www.swa.co.id/, 04 juli 2006. 19. A. Mohamad BS, Google Perkenalkan Layanan Spreadsheet, http://www.swa.co.id/, 15 Junii 2006. 20. Dede Suryadi, ABN Amro Luncurkan Acces On Line dan Max Trad, http://www.swa.co.id/, 20 September 2006. 21. Syamsul Munir, Format Ritel Masa Depan, http://www.swa.co.id/, 31 Juli 2006 22. Nortel-Microsoft Berkolaborasi Untuk Solusi Komunikasi, http://www.mediaindo.co.id/, 16 September 2005. 23. Joko Susilo, ST, Informasi special di bulan Agustus 2007, http://www.formulabisnis.com/, 14 Agustus 2007 24. Wah, Microsoft dan Nortel Satukan Bisnis Komunikasi, http://kompas.com/, 29 September 2006. 25. A. Mohamad BS, Triwulan I 2006, Laba Google Naik 60%, http://www.swa.co.id/, 21 April 2006.Posted in BUSINNESS COMUNICATIONS, COMMUNICATION | Leave a comment

KOMUNIKASI INTERPERSONAL- MENGENAL DIRIPosted on February 4, 2011 by ayuraicommunicators

Rate This

SAYA PIKIR =-? (*) Saya pikir, hidup itu harus banyak meminta ~ ternyata harus banyak memberi. (*) Saya pikir, sayalah org yang paling hebat ~ ternyata ada langit di atas langit. (*) Saya pikir, kegagalan itu final ~ ternyata hanya sukses yg tertunda. (*) Saya pikir, sukses itu harus kerja keras ~ ternyata kerja pintar. (*) Saya pikir, kunci surga ada dilangit ~ ternyata ada di hatiku. (*) Saya pikir, Tuhan selalu mengabulkan setiap permintaan ~ ternyata Tuhan hanya memberikan yg kita perlukan. (*) Saya pikir, makhluk yg paling bisa bertahan hidup adalah yg paling pintar, atau yg paling kuat ~ ternyata yg paling cepat merespon perubahan. (*) Saya pikir, keberhasilan itu karena keturunan ~ ternyata karena ketekunan. (*) Saya pikir, kecantikan luar yg paling menarik ~ ternyata inner beauty yg lebih menawan. (*) Saya pikir, kebahagian itu ketika melihat ke atas ~ ternyata ketika melihat ke bawah. (*) Saya pikir, usia manusia itu diukur dari bulan & tahun ~ ternyata dihitung dari apa yg telah dilakukannya kpd orang lain. (*) Saya pikir, yg paling berharga itu uang & emas permata ~ ternyata yang paling mahal itu kesehatan dan nama baik.Posted in TIPS DAN KIAT KOMUNIKASI | Leave a comment

MOBILE PHONE DENGAN ETIKAPosted on January 31, 2011 by ayuraicommunicators

Rate This

TELEPON, apalagi telepon seluler, sudah sulit dipisahkan dan hidup setiap orang. Meski begitu, penggunaan telepon seluler di tempat kerja terkadang bisa mengganggu kehidupan dan kerja orang lain. Misalnya, perbincangan yang terlalu lama di telepon dengan teman atau keluarga malah mengganggu kerja Anda, juga orang di sekitar Anda.Karena itulah, untuk menjaga etika penggunaan telepon seluler di tempat kerja, ada baiknya Anda mengikuti petunjuk di bawah ni, seperti di kutip dari aol.com.

Jangan bunyikan ring tone Sebaiknya setel ponsel Anda dengan nada getar. Ponsel yang terus berbunyi, apalagi jika nadanya berbeda-beda, bisa sangat mengganggu konsentrasi kerja. Lagi pula, Anda juga tentunya tak ingin bos Anda mengetahui kalau Anda sering menerima telepon pribadi saat sedang bekerja. Gunakan hanya untuk hal penting Jika Anda sedang bekerja, sebaiknya gunakan ponsel tersebut hanya untuk menerima telepon penting Anda bisa mengaturnya di ponsel hingga hanya telepon dari orang-orang penting saja yang Anda terima. Jika tidak memungkinkan, Anda bisa memberitahukan penelepon jika Anda sedang bekerja dan memintanya untuk menelepon kembali setelah pekerjaan Anda selesai. Sambungkan dengan voice mail Jika Anda sedang sibuk bekerja dan tak yakin apakah telepon tersebut penting atau tidak, biarkan voice mail Anda yang menjjawab dan menerima pesan dari si penelepon. Langkah ini lebih praktis daripada Anda harus mengangkat telepon dan mengatakan bahwa Anda sedang tidak bisa bicara karena sibuk bekerja. Cari tempat yang nyaman Jika Anda harus menerima telepon pribadi saat bekerja atau istirahat, lebih baik cari tempat yang sepi atau nyaman untuk melakukannya. Selain agar Anda nyaman membicarakan hal pribadi, orang lain pun tidak perlu terganggu dengan pembicaraan Anda dengan lawan bicara di telepon. Jangan mengangkat telepon di restroom Anda mungkin saja menrima telepon dari orang penting, dan dia bisa saja mendengan suara toilet flushing atau apa pun yang menandakan bahwa Anda sedang di toilet. Hal ini tentunya akan sangat tidak mengenakkan bagi Anda berdua. Berbicara di toilet yang suasananya tenang juga menimbulkan rasa tak nyaman bagi penerima telepon maupun orang yang mendengarnya. Jangan menerima telepon saat rapat Bahkan jika ponsel tersebut di-setting dengan nada getar akan sangat sopan jika Anda mengangkatnya saat atasan atau rekan kerja tengah menyampaikan ide atau membahas masalah yang serius. Mengangkat telepon saat sedang rapat juga menandakan bahwa Anda tidak berkonsentrasi penuh pada materi rapat. Posted in BUSINNESS COMUNICATIONS, COMMUNICATION, TIPS DAN KIAT KOMUNIKASI | Leave a comment Knowing Yourself Posted on January 30, 2011 by ayuraicommunicators

Rate This

Bagaimana Kita Telah Membangun Hidup Kita

Dear all, kita mungkin kurang menyadari, bahwa selama ini, diri kita sendirilah yang telah membangun realitas, kehidupan, dan dunia kita sejak kecil hingga hari ini. Bagaimana itu bisa terjadi? Selama ini, kita telah melatih otak kita dalam memproses segala informasi yang datang ke dalam kehidupan kita, dan hasil dari latihan itu adalah proses kerja otak kita yang memiliki pola-pola tertentu. Pola-pola itu, disebut dengan meta program. Meta program adalah hal terpenting yang selama ini telah menjadikan diri kita sebagaimana diri kita yang hari ini. Meta program adalah saya. Memahami meta program diri sendiri, akan sangat menguntungkan. Untuk kepentingan masa depan, meta program diri sendiri dapat digeser dan dilatih menjadi lebih fleksibel, hingga kita bisa mengkreasi kehidupan yang makin kaya dan dinamis. Untuk kepentingan praktis masa sekarang, puncak performa dapat kita capai dengan menjadikan meta program sebagai strategi utama dalam mengkreasi kehidupan, sehingga kita bisa mencapai kehidupan yang sesuai harapan dengan lebih efektif dan efisien. Berikut ini adalah ringkasan meta program ala NLP, LAB Profile, dan iWAM (Inventory for Work Attitude & Motivation). Reviewlah seluruh kehidupan kita selama ini dengannya, dan kembangkanlah fleksibilitas untuk masa depan yang lebih baik. 1. LEVEL TINDAKAN a. Apakah b. Reaktif. kita bertindak pro aktif, atau

Bagi kita yang meta programnya adalah pro aktif, kecepatan adalah utama. Bagi kita yang meta programnya reaktif, kepastian alias risiko yang kecil adalah utama. 2. PRIORITAS DAN FOKUS a. Apakah kita termasuk orang yang berorientasi b. Kita termasuk orang yang berorientasi pada masalah. pada sasaran, atau

Kita yang berorientasi pada sasaran adalah orang yang meta programnya toward (menuju). Kita yang berorientasi pada masalah, adalah orang yang meta programnya away (menghindar). 3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN a. Apakah kita orang yang mengambil keputusan dengan referensi eksternal, atau b. Mengambil keputusan dengan referensi internal. Kita yang meta programnya eksternal, adalah orang yang cenderung berkata mereka benar. Kita yang meta programnya internal, cenderung berkata saya tahu yang saya mau. 4. PROSEDUR DAN PILIHAN a. Apakah kita cenderung b. Cenderung membangun alternatif. mengikuti prosedur, atau

Kedua meta program ini sangat berpengaruh pada sikap kita terhadap tugas dan pekerjaan. 5. SUDUT PANDANG a. Apakah kita cenderung memandang b. Kita lebih cenderung memperhatikan detil. 6. BAHASA TUBUH sesuatu dalam gambaran besar, atau

a. Apakah kita termasuk orang yang lebih banyak dan lebih nyaman berkomunikasi secara verbal, atau b. Lebih banyak dan lebih nyaman berkomunikasi secara non verbal. 7. KONTAK SOSIAL a. Apakah kita lebih menyukai bekerja dan menjalani profesi secara individual, atau b. Lebih menyukai kerja secara berkelompok. 8. DISTRIBUSI TANGGUNG JAWAB a. Apakah kita cenderung mengambil tanggung b. Kita lebih suka membagi dan sharing tanggung jawab. 9. SIKLUS KERJA a. Apakah kita cenderung memilih karir dengan siklus kerja yang berubah dengan cepat, atau b. Kita lebih menyukai siklus kerja yang stabil dan tetap untuk jangka waktu yang lama. 10. MOTIVASI DASAR a. Apakah b. c. Unjuk Kerja. motivasi kita adalah power Popularitas, atau kekuatan, atau atau jawab secara pribadi, atau

11. PENDEKATAN KERJA a. Apakah b. c. Struktur. kita bekerja dengan Konsep, orientasi kegunaan, atau atau

12. ORIENTASI WAKTU a. Apakah b. Ke masa lalu. kita cenderung berorientasi ke masa depan, atau

13. ATURAN DAN KESEPAKATAN a. Apakah kita selama ini telah mengembangkan sikap hidup asertif (self assessment mandiri), atau b. Indifference atau netral, atau c. Complacency atau memuaskan diri sendiri, atau d. Toleran. 14. CARA MEYAKINKAN a. Apakah b. c. d. Melakukan. kita selama ini lebih teryakinkan Mendengar, Membaca, dengan melihat, atau atau atau

15. PROSES MEYAKINKAN a. Apakah kita selama ini bisa teryakinkan lewat b. Lewat proses yang c. Lewat berbagai d. Melewati jangka waktu tertentu. 16. PRIORITAS LINGKUNGAN a. b. Apakah kita menekankan Alat, prioritas pada orang, atau atau proses yang otomatis, konsisten, contoh, atau atau atau

c. d. e. f. g. h. Tindakan.

Sistem, Informasi, Uang, Lokasi, Timing,

atau atau atau atau atau

Selamat mereview kehidupan kita, dan selamat membangun kehidupan yang makin baik, kaya, bahagia, dan sejahtera. Semoga bermanfaat. Tetap semangaaat!!! Posted in COMMUNICATION, TIPS DAN KIAT KOMUNIKASI | Leave a comment Komunikasi dalam kelompok Posted on January 30, 2011 by ayuraicommunicators

KOMUNIKASI KELOMPOK A. Pengertian Komunikasi Kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggotaanggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok. Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149) menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut: 1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka; 2. Kelompok memiliki sedikit partisipan; 3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin; 4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama; 5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain. B. Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya. Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

1. Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:y

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas. 2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal. 3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya. 4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental. 5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal. 1. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya milikikerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.1. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer. C. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi 1. Konformitas. Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga. 2. Fasilitasi sosial. Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu. 3. Polarisasi. Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras. D. Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu: 1. Faktor situasional karakteristik kelompok: a. Ukuran kelompok. Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggotaanggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk,

keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang. Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok kecil supaya produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar. Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater (dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota kelompok. b. Jaringan komunikasi. Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir. c. Kohesi kelompok. Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal. Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak toleran pada anggota yang devian. d. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danLippit (1960). Mereka mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal. 2. Faktor personal karakteristik kelompok: a. Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut: 1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion). 2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control). 3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain. b. Tindak komunikasi Mana kala anggota-anggota kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process Analysis (IPA). Terdapat 12 tindak komunikasi dalam kelompok: 1. Menampakkan persahabatan 2. Mendramatasi 3. Menyetujui 4. Membantah 5. Menunjukkan ketegangan 6. Menampakkan permusuhan 7. Memberikan saran 8. Memberikan pendapat 9. Memberikan informasi 10. Meminta informasi 11. Meminta pendapat 12. Meminta saran c. Peranan Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan sebagai berikut: 1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok. 2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan dengan usahausaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok. 3) Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota kelompokuntuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok. Daftar pustaka

Arifin, Anwar, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico. Bales, Robert F., 1950, Interaction Process Analysis: A Method for the Study of Small Groups, Cambridge: Addison-Wesley Curtis, Dan B., Floyd, James J., Winsor, Jerry L., 2005, Komunikasi Bisnis dan Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Schutz, W. D., 1966, The Interpersonal Underworld, Palo Alto: Science and Behavior Books. Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

PENGERTIAN KOMUNIKASI berikut adalah beberapa pengertian komunikasi yang diambil dari beberapa sumber : Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi adalah persepsi dan apresiasi. Komunikasi adalah sesuatu hal dasar yang selalu dibutuhkan dan dilakukan oleh setiap insan manusia, karena berkomunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia untuk memperoleh kesepakatan dan kesepahaman yang dibangun untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal diantara kedua nya. Untuk mencapai usaha dalam berkomunikasi secara efektif, maka sebaiknya kita harus mengetahui sejumlah pemahaman dan persoalan yang terjadi dalam proses berkomunikasi itu sendiri. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi bisnis yang diambil dari beberapa sumber : Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk; servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencanarencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business value). Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar

informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi lintas budaya. Komunikasi antar pribadi ( interpersonal communications ) merupakan bentuk komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hariantara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya ( intercultural / communication ) merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing masing memiliki budaya yang berbeda. UNSUR-UNSUR DALAM BERKOMUNIKASI Komunikasi meliputi 5 unsur, kemudian dikenal dengan formula 5 W + 1 H, yakni : 1. Komunikator = who [communicator, source, sender] 2. Pesan = says what [message] 3. Media = in which channel [channel, media] 4. Komunikan = to whom [communicant, communicatee, reciever, recipient] 5. Efek [effect, impact, influence] Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar komunikasi. Karena seorang komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat komunikasi yang menunjang dalam menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara menempatkan kata dalam suatu komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa menarik minat dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak peserta untuk ikut aktif dalam berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi. TEKNIK KOMUNIKASI 1. Komunikasi informatif [informative communication] 2. Komunikasi persuasif [persuasive communication] 3. Komunikasi instruktif/ koersif [instructive/ coersive communication] 4. Hubungan manusiawi [human relation] TUJUAN KOMUNIKASI 1. Perubahan sikap [attitude change] 2. Perubahan pendapat [opinion change] 3. Perubahan perilaku [behaviour change] 4. Perubahan sosial [social change] BENTUK KOMUNIKASI Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. 1. Komunikasi verbal Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain. Sedangkan komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal dapat bertindak sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai audience Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti : Berbicara dan Menulis Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat, memo dan laporan Mendengarkan dan Membaca Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca (reading). 2. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami. Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu: Menyediakan dan memberikan informasi Mangatur alur suatu percakapan Mengekspresikan emosi Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan

pengajaran pada saat kuliah Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antar komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya membawa sebagian dari pesan. Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi nonverbal dapat menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang, yang dapat dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan, gerakan dan posisi tubuh juga melalui ekspresi wajah dan mata. TAHAP TAHAP DALAM PROSES KOMUNIKASI Menurut Courtland L Bovee dan Jhon V. Thilt dalam Business Communication Today, proses komunikasi ( Comunication Process ) terdiri atas enam tahap, yaitu : 1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan. 2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan. 3. Pengirim menyampaikan pesan. 4. Penerima menerima pesan 5. Penerima menafsirkan pesan 6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim EMPAT (4) KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu : 1. menulis, 2. membaca, 3. berbicara; 4. mendengar Persentase penggunaan saluran komunikasi adalah sebagai berikut : Menulis (writing): 9% Mendengarkan (listening): 45% Membaca (reading) : 16% Berbicara (speaking) : 30% Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif. Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik. Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat. Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut: Hambatan Teknis Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien. Hambatan Semantik Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas

bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya. Hambatan Manusiawi Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup : Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut . Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi terjadi setiap saat. Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu : 1. Completeness (Lengkap) Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim pesan. 2. Conciseness (Singkat) Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan gagasannya. 3.Consideration (Pertimbangan) Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan. 4.Concreteness (konkrit) Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas. 5.Clarity (Kejelasan) Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memilik makna yang jelas. 6.Courtessy (Kesopanan) Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam komunikas ibisnis. 7.Correctness (ketelitian) Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaan dengan benar (formal atau resmi). Perbedaan latar belakang perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, juga dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Masalahmasalah tersebut antara lain : 1. Masalah dalam mengembangkan pesan 2. Masalah dalam menyampaikan pesan 3. Masalah dalam menafsirkan pesan MEMPERBAIKI KOMUNIKASI Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian. Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut: 1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati 2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi 3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan KEBERHASILAN KOMUNIKASI BISNIS

Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi (tempat dan waktu) komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara berko